40
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Koran Sindo
Koran SINDO merupakan surat kabar dari PT Media Nusantara Informasi (PT
MNI) yang terbit perdana, pada 30 Juni 2005. PT Media Nusantara Informasi (MNI)
merupakan anak perusahaan dari PT. Media Nusantara Citra,Tbk. (MNC Group). PT
Media Nusantara Citra,Tbk merupakan perusahaan besar yang menaungi perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang media dan telekomunikasi, seperti RCTI, MNC TV,
Global TV, Indovison, MNC Pictures, Trijaya Network, dan masih banyak lagi.
PT Media Nusantara Informasi adalah perusahaan yang bergerak di bidang
media massa yaitu menjalankan usaha penerbitan surat kabar harian atau koran yang
biasa disebut Koran SINDO. PT Media Nusantara Informasi mulai berproduksi secara
komersial pada 1 Juli 2005. Memiliki beberapa cabang yang disebut Biro di berbagai
daerah di Indonesia untuk mendukung kelancaran operasional secara nasional. Beberapa
Biro yang tersebar di Indonesia antara lain Biro Jawa Barat di Bandung, Biro Jawa
Tengah di Semarang, Biro Jawa Timur di Surabaya, Biro Sumatera Utara di Medan,
Biro Sumatera Selatan di Palembang, dan Biro Sulawesi Selatan di Makassar.
41
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Kelompok Perusahaan MNC Group
Koran SINDO ditujukan agar memudahkan dan memenuhi kebutuhan pembaca
akan informasi, karena di dalamnya terdapat berbagai rubrik antara lain berita (news),
ekonomi dan bisnis, olahraga (hattrick), gaya hidup (lifestyle), entertainment dan
referensia. Semua itu terangkum dalam KORAN SINDO yang disajikan secara menarik
agar dapat dinikmati oleh pembaca. Rubrik tersebut dikemas sedemikian rupa agar dapat
dinikmati oleh para pembaca dari berbagai kalangan.
Sebagai pendatang baru dalam dunia surat kabar, PT Media Nusantara Informasi
berupaya secara maksimal untuk membuka pasar pembaca koran dengan memulai
produksi sekitar 1.800.000 eksemplar perbulan pada bulan Juni 2005 dengan tingkat
laku di pasaran sekitar 39% dan telah mencapai 2.800.000 eksemplar pada tahun 2010
42
dengan laku di pasaran sekitar 84%. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa Koran
SINDO tetap dapat diserap oleh pasar hingga saat ini. Tren kenaikan tersebut terus
dioptimalkan oleh PT Media Nusantara Informasi.
Dibandingkan dengan surat kabar lain yang telah lebih dulu ada, Koran SINDO
mengalami perkembangan jumlah pembaca yang sangat pesat pada hal usia Koran
SINDO masih terbilang muda, yaitu 7 (tujuh) tahun. Perbandingan tersebut
memperlihatkan bahwa Koran SINDO adalah surat kabar yang menarik dan terpercaya
bagi masyarakat. Saat ini Koran SINDO menduduki tempat kedua setelah Koran
Kompas untuk surat kabar terpopuler tingkat nasional. Kepopuleran Koran Kompas
belum dapat tersaingi karena Koran Kompas memiliki pengetahuan nasional yang luas
dan mereka telah berdiri sejak empat puluh tujuh tahun yang lalu.
Gambar 4.2 Best Of Readership Newspaper In National Newspaper
Selain terfokus pada surat kabar, brand Koran SINDO atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Sindo memiliki satu kelompok yang dinamakan Sindo Media. Terdapat
43
empat media yang termasuk dalam Sindo Media Group, yaitu Harian Koran Sindo,
Sindo TV, Sindo Radio, dan SindoNews.Com.
Gambar 4.3 Bagan Sindo Media Group
Koran SINDO hadir setiap pagi dengan sajian berita-berita yang akurat,
mendalam, penuh gaya dan warna. Koran SINDO juga akan menyapa pembaca dengan
setuhan jurnalisme khas untuk selalu memberikan lebih dari sekadar berita. Apalagi
ditunjang dengan kreatifitas visual yang progresif dan tidak konservatif, KORAN
SINDO yakin akan menjadi media yang unik di mata pembaca KORAN SINDO.
PT Media Nusantara Informasi selalu ingin memberikan dan meningkatkan
kualitas terbaik atas produknya, maka dari itu PT Media Nusantara Informasi
mendapatkan anugerah Top 3 Indonesia Best Brand Award 2007 for Newspaper
Category dari majalah SWA edisi Agustus 2007 dan anugerah Service Award dari Mark
44
Plus pada bulan Oktober 2008. Hal ini membuat motivasi KORAN SINDO semakin
menggebu untuk menjadi salah satu surat kabar yang terbaik di Indonesia.
Secara umum aspek permintaan atas koran dipengaruhi oleh minat baca dan
tingkat belanja masyarakat. Target pembaca KORAN SINDO adalah masyarakat
menengah ke atas dari segala jenis gender, jenjang usia yang berbeda, tingkat
pendidikan yang berbeda, dan jenis pekerjaan yang beragam. Diagram grafik pembaca
KORAN SINDO berdasarkan usia pendidikan, dan pekerjaan dapat dilihat gambar di
bawah ini;
Gambar 4.4 Persentase Pembaca Koran SINDO
4.1.2. Visi Dan Misi Koran SINDO
A. VISI :
Menjadi harian nasional terbesar, independen dan terpercaya yang berkomitmen
penuh terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Indonesia.
45
B. MISI :
1. Melayani pembaca dengan sepenuh hati dengan komitmen dan tanggungjawab
2. Menyediakan wahana aspirasi masyarakat dengan penuh tanggungjawab
3. Mendorong perubahan untuk membawa karakter masyarakat kearah yang
konstruktif
4. Melakukan fungsi kontrol dan penyeimbang tegaknya demokrasi
5. Menumbuhkan nilai nilai Nasionalisme demi keutuhan bangsa dan negara
6. Menggerakan ekonomi masyarakat melalui berbagai informasi yang memberi
stimulasi dan peluang berusaha
7. Memaksimalkan efektifitas komunikasi media kepada semua mitra
8. Menciptakan nilai terbaik kepada Pemegang Saham dan pemangku kepentingan
lainnya
Koran SINDO juga memiliki slogan yang selalu dijunjung dan selalu tertera
dengan nama dan logo Koran SINDO yaitu “Sumber Referensi Terpercaya”. Slogan
tersebut diharapkan dapat memotivasi setiap bagian dan fungsi yang ada di perusahaan
agar melakukan yang terbaik bagi kejayaan dan tercapainya tujuan PT Media Nusantara
Informasi.
46
4.1.3. Lokasi Koran SINDO
Penelitian yang dilakukan penulis pada Koran SINDO yang berlokasi di :
ALAMAT KORAN SINDO
Gedung SINDO
Jl KH Wahid Hasyhim No 38,
Jakarta 10340, Indonesia
Telepon/Fax. (021) 3914672
Alamat : [email protected], [email protected]
Telepon (Hunting) : (021) 3926955, Fax: (021) 3929758
Redaksi: (021) 3926955, Fax: (021) 3927721
4.1.4. Struktur Organisasi
Setiap perusahaan dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi yang di dalamnya
terdapat perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Organisasi
merupakan perkumpulan dari beberapa orang di dalam suatu naungan yang memiliki dan
ingin mencapai tujuan yang sama. Suatu organisasi terdiri dari beberapa orang yang
memiliki tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan
kedudukannya dalam organisasi tersebut.
Organisasi tersusun oleh beberapa fungsi yang membentuk suatu hirarki
dinamakan struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu hubungan dari setiap
47
pola susunan fungsi suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT Media Nusantara Informasi
Gambar 4.6 Struktur Dept. Marcomm
48
4.1.5. Logo dan Nama Perusahaan
Logo merupakan salah satu elemen dasar dalam membangun sebuah brand dan
juga merupakan alat identifikasi yang unik berupa lambang. PT Media Nusantara
Informasi menganggap logo merupakan bagian yang sangat penting, karena logonya kini
telah berubah nama dan logo menjadi Koran SINDO. Ada pun perubahan itu terjadi
tepat pada tanggal 1 Maret 2013 dengan rangkaian acara yakni Launching dan Press
Conference di lokasi yang berbeda.
Gambar 4.7 Logo Lama
Gambar 4.8 Logo Baru
4.2. Penentuan Karakteristik Key Person/Informan
Dalam penentuan narasumber diperlukan adanya key informan dan informan
yang menjadi narasumber dari penelitian tersebut. Penulis mengumpulkan datanya
sendiri secara langsung. Karena itu penulis benar-benar harus mengenal key informan
49
dan Informannya. Dalam menentukan key person/informan, penulis memilih didasarkan
atas kredibilitas dan juga kekayaan informasi yang dimiliki oleh key informan dan
informan.
Menurut Lexy J Moloeng (2006:132), Key informan adalah orang diharapkan
kunci menjadi narasumber dari suatu informasi ataupun merupakan kunci informasi dari
suatu penelitian. Sedangkan Informan adalah orang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Berkaitan dengan key informan dan informan dalam masalah pokok penelitian
ini, maka penulis menetapkan :
1. Key informan pada penelitian ini yakni orang yang memberikan keterangan
mengenai sumber-sumber bukti yang mendukung penelitian melalui wawancara
mendalam dan informasi data yang diberikan. Dalam penelitian ini yang menjadi
Key Informan adalah Bapak Aloysius Novianto selakuk PR & Brand Manager Koran
SINDO sehingga dengan wawancara mendalam ini akan lebih ketahui sumber dan
bukti yang terkait dalam penelitian.
2. Informan dalam penelitian ini adalah sumber lain dimana informan tersebut
merupakan karyawan Koran SINDO khususnya divisi Marketing Communications
yakni Public Relations dikarenakan dalam penelitian ini upaya-upaya sosialisasi
dalam perubahan nama dan logo Koran SINDO yang baru itu di lakukan oleh Public
Relations Koran SINDO sendiri agar brand atau perubahan tersebut lebih awareness
di mata masyarakat. Adapun Informan dalam penelitian ini yaitu Ibu Ester Perangin
Angin selaku PR Section Head dan Ibu Eti Rosdianti selaku PR Staff. Informan ini
50
tujuannya untuk memperkuat hasil data penelitian yang telah peneliti dapatkan dari
key informan.
Narasumber dalam penelitian ini adalah pihak internal Koran SINDO.
Wawancara dilakukan pada bulan Maret – Mei 2013 dengan karakteristik key informan
dan informan sebagai berikut:
A. Narasumber Internal
1. Key Informan:
Nama : Bapak Aloysius Novianto H
Jabatan : PR and Brand Manager Koran SINDO
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Lokasi Wawancara : Meeting Room Marcomm Lt 7
Gedung SINDO - Jl KH Wahid Hasyhim No 38,
Jakarta 10340, Indonesia
Waktu Wawancara : Selasa, 9 April 2013 – jam 16.00 WIB
Lama Wawancara : 75 (tujuh puluh lima) menit
2. Informan Pertama:
Nama : Ibu Ester Perangin-Angin
Jabatan : Public Relation Section Head Koran SINDO
Jenis Kelamin : Perempuan
51
Lokasi Wawancara : Gedung SINDO lt 7 - Jl KH Wahid Hasyhim No 38,
Jakarta 10340, Indonesia
Waktu Wawancara : Jumat, 22 Maret 2013 – jam 17.00 WIB
Lama Wawancara : 50 (lima puluh) menit
3. Informan Kedua
Nama : Ibu Eti Rosdianti
Jabatan : Staff Public Relation Koran SINDO
Jenis Kelamin : Perempuan
Lokasi Wawancara : Gedung SINDO lt 7 - Jl KH Wahid Hasyhim No 38,
Jakarta 10340, Indonesia
Waktu Wawancara : Rabu, 20 Maret 2013 – jam 16.00 WIB
Lama Wawancara : 45 (empat puluh lima) menit
B. Narasumber Eksternal
1. Informan Pertama
Nama : Ibu Vina
Profesi : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Waktu Wawancara : Rabu, 30 Juli 2013
Lama Wawancara : 30 (tiga puluh) menit
52
2. Informan Kedua
Nama : Viviane Tanzaq
Profesi : Mahasiswi Bina Nusantara
Jenis Kelamin : Perempuan
Waktu Wawancara : Rabu, 30 Juli 2013
Lama Wawancara : 30 (tiga puluh) menit
3. Informan Ketiga
Nama : Heryanto
Profesi : Marketing Communication
Jenis Kelamin : Laki-laki
Waktu Wawancara : Selasa, 29 Juli 2013
Lama Wawancara : 45 (empat puluh) menit
4. Informan Keempat
Nama : Anton Fribena
Profesi : Pegawai Negeri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Waktu Wawancara : Kamis, 1 Agustus 2013
Lama Wawancara : 35 (tiga puluh lima) menit
5. Informan Kelima
Nama : Jimmy Patinasarani
Profesi : Pegawai Swasta
53
Jenis Kelamin : Laki-laki
Waktu Wawancara : Kamis, 1 Agustus 2013
Lama Wawancara : 36 (tiga puluh enam) menit
4.3. Pengolahan Data
Dalam melakukan proses analisa data ini penulis memulai dengan meneliti
keseluruhan data yang tersedia dari dokumen – dokumen yang diberikan seperti profil
perusahaan , kegiatan kerja perusahaan maupun artikel-artikel atau berita hasil peliputan
Koran SINDO yang tersedia di internet yang berhubungan dengan perusahaan. Tetapi
untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih dalam dan konkret peneliti sendiri
melakukan wawancara semistruktur terhadap narasumber .
Penulis membagi pengolahan data penelitian ke dalam dua bagian yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara yang dilakukan langsung
kepada key informan dan informan yang terkait dengan penelitian. Selain wawancara,
data primer di dalam penelitian ini juga terdapat data observasi yang merupakan hasil
penulis selama mengikuti dan bersentuhan langsung dalam kegiatan event perubahan
nama dan logo Koran SINDO dari yang sebelum peresmian perubahan tersebut sampai
perubahan tersebut diresmikan pada tanggal 1 Maret 2013 di MNC Tower, lalu kegiatan
tersebut tidak sampai disitu saja. Masih banyak upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan
PR Koran SINDO yang berkelanjutan sampai akhir tahun guna untuk terus
meningkatkan brand awareness pada target sasaran. Berikut penulis jabarkan data
primer dan data sekunder:
54
4.3.1. Data Primer
Wawancara adalah cara penulis tempuh untuk mendapatkan data mengenai objek
penelitian pada penulisan skripsi ini. Penulis mewawancarai beberapa key informan dan
informan yang relevan dan berkaitan langsung dengan objek penelitian diantaranya:
a. Key informan : Bapak Aloysius Novianto (PR & Brand Manager Koran SINDO)
b. Informan I : Ibu Ester Perangin Angin (PR Section Head Koran SINDO)
c. Informan II : Ibu Eti Rosdianti (Staff PR Koran SINDO)
d. Informan III : Ibu Vina (Ibu Rumah Tangga)
e. Informan IV : Viviane Tanzaq (Mahasiswi)
f. Informan V : Heryanto (Marketing Communications)
g. Informan VI : Anton Fribena (Pegawai Negeri)
h. Informan VII : Jimmy Patinasarani (Pegawai Swasta)
Wawancara yang dilakukan terhadap narasumber telah penulis kategorikan
kedalam lima kategori analisis dimana kategori ini akan menjadi acuan pada
pembahasan penelitian yang akan penulis gabungkan dengan teori-teori yang
mendukung penelitian ini. Kategorinya sebagai berikut :
1. Perubahan Nama dan Logo Koran SINDO
2. Makna dari Nama dan Logo Koran SINDO
3. Upaya Sosialisasi Public Relations
4. Upaya Public Relations mengelola citra perusahaan
5. Kendala dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO
55
4.3.1.1.Hasil Wawancara
A. Wawancara Internal
1. Bapak Aloysius Novianto H
Penulis melakukan wawancara pertama dengan Bapak Novi, Manager PR &
Brand dengan pertanyaan yang pertama mengenai latar belakang Koran SINDO
melakukan perubahan logo dan nama, “Pimpinan perusahaan kita itu kan membuat
koran baru, dia menggunakan nama Seputar Indonesia which-is itu kan diambil dari
program RCTI “Berita Seputar Indonesia”. Nah kemudian kita campaign supaya
tidak susah ngomongnya. Harian Seputar Indonesia maka itu diciptakan Koran
SINDO, sehingga pada waktu kampanye iklannya yaitu Koran SINDO. Walaupun
sebenarnya logo masih ada Harian Seputar Indonesianya. Orang atau audience atau
masyarakat akhirnya mengenali kita Koran SINDO walaupun logonya Harian
Seputar Indonesia. Tetapi dalam perjalanannya, kesini itu menjadi bias atau menjadi
bias karena mhh.. ketika kita muncul dengan logo Harian Seputar Indonesia itu
persepsinya RCTI bukan ke Koran SINDO, sehingga apa yang menjadi latar
belakang, kita ganti logo dan namanya “KORAN SINDO” adalah upaya untuk
supaya memang klik antara orang yang melihat brand dan produknya nyambung.
Jadi orang tidak terasosiasi ke brand yang lain atau produk yang lain”.
Bapak Novianto juga menjelaskan arti nama Koran SINDO, “Nama SINDO
sendiri adalah singkatan yang cukup lama yaitu huruf S dari kata “SEPUTAR” dan
INDO dari kata “INDONESIA”, jadi jika digabungkan menjadi SINDO. Itu sudah
lama dengan nama SINDO. Bahkan di RCTI sendiri pun memberikan penghargaan
menggunakan SINDO”.
56
Ada pun perbedaan antara logo dan nama Koran SINDO yang sebelumnya
dengan yang sekarang, “kalau dulu Koran SINDO itu kan masih mengacu sedikit
refleksi dari program berita Seputar Indonesia RCTI. Nah emmhh… sekarang itu
sudah jelas, sudah klik antara nama Koran SINDO yang which-is dikenal masyarakat
dengan brandnya”.
Penulis juga menanyakan kepada beliau mengenai upaya sosialisasi apa yang
dilakukan PR dalam kegiatan perubahan logo dan nama Koran SINDO khususnya si
internal perusahaan, “Ya, jadi begini. Ya jadi karena waktu kita menentukan
perubahan logo sehingga klik dengan nama yang dikenal masyarakat. Disitu pula
kita melakukan refreshment atau pembaruan terhadap layout-layout kita karena kan
kita dari awal itu koran yang cenderung progresif, lebih colorfull, foto-fotonya lebih
jauh kelihatan dan modern. Nah pembaharuan kita menegaskan kembali kita adalah
koran yang progresif, layout kita baru dan service kita juga baru. Artinya kita
berkomitment kepada audiens atau pelanggan bahwa hubungan kita dengan
pelanggan itu semakin dekat, karena kita punya layanan yang mendukung seperti
talk center kita, kemudian website kita. Nah tugasnya PR dalam hal ini bagaimana
mengkemas rencana pembaruan ini agar dapat menjadi prespektif yang positif bagi
public atau audiens. Dengan cara ingin membuat Indonesia memasuki fase semangat
baru. Jadi tidak serta merta campaign kita semangat baru adalah berbicara mengenai
pembaruan koran kita, tetapi kita lihat bahwasanya diluar sana dalam konteks PR
yang selama ini kita ketahui bahwa kejadian-kejadian di Indonesia yang negatif
harus dirubah menjadi positif. Untuk berubah menjadi positif itu kita harus
membawa suatu gerakan, suatu semangat baru yang membawa Indonesia menjadi
semakin baik. Itu konteks PR secara umum. Kemudian secara umumnya juga dalam
57
kita menyemangati pembaruan ini, kita membawa hidup baru, semangat baru, tidak
hanya sekadar sebatas tagline atau campaign tetapi kita juga mengambil beberapa
person-person yang dipercaya untuk melangsungkan spirit ini dengan cara meminta
kesedian Rhenald Kasali, Billy Boen, Happy Salma, dan Donna Agnesia yang dari
latar belakang mereka yang mendukung upaya campaign generasi semangat baru
dan kita jadikan panutan bahwa mereka-mereka ini adalah generasi semangat baru.
Bicara generasi semangat baru bukan artinya segmenya hanya anak muda saja tapi
segmennya generasi kepada siapa pun orang di Indonesia tanpa pandang bulu baik
itu usia, jenis kelamin, agama, dan lain-lain. Asalkan mereka mempunyai niat yang
baik, jujur, kreatif, mempunyai niat yang maju buat Indonesia. Kedalam pun juga
begitu atau dari internal perusahaan sendiri dari PR-nya dengan sikap semangat kita
yang baru mengajak kepada jajaran kita di Koran SINDO baik seluruh karyawan
atau stakeholder Koran SINDO untuk bersama-sama mendukung upaya semangat
baru ini baik yang bersifat produk atau internal kegiatan perusahaan kita atau pun
eksternal perusahaan kita”.
Sehubungan dengan kegiatan yang diadakan Koran SINDO adalah
melaunchingkan perubahan itu Koran SINDO mengangkat tema “Generasi
Semangat Baru” serta menggunakan pembicara Rhenald Kasali, Billy Boen, Dona
Agnesia, serta Happy Salma menjadi bran ambassador Generasi Semangat Baru dan
beliau mengungkapkan “Kalau kita kan jelas, ga mungkin sebagian orang, apa yang
kita perbarui dari sisi logo, produk, dan dari sisi tayangan serta merta itu tidak
diungkapkan kepada masyarakat. Perubahan tersebut mengajak masyarakat
Indonesia agar mempunyai semangat yang baru untuk menuju Indonesia yang lebih
58
baik. Jadi kenapa konteks tidak hanya untuk Koran SINDO tapi untuk masyarakat
Indonesia”.
Bapak Novianto juga mengungkapkan bahwa, “Pertama, aku sampaikan kalau
secara basic ada rajawali, kemudian bola dunia itu tujuannya adalah kita Koran
SINDO yang progresif. Ini punya istilahnya “Helikopter View ; bagaimana kita
melihat Indonesia secara utuh yah,,,jadi mata elang, terbangnya elang yang
mengelilingi kepulauan Indonesia, dan segala macamnya itu, kepulauan Indonesia
adalah bagaimana kita satu untuk melihat Indonesia menjadi lebih baik, kedua
memang mengajak dari Sabang sampai Merauke mmh..bahwa kita perlu Indonesia
lebih maju gitu yah… dan kita adalah belong in to Indonesia itu konteks dari sisi
rajawali kepada bumi Indonesia. Kemudian kita bahas dari konteks logo Koran
SINDO itu sendiri yang sekarang memang kenapa logo yang take font menggunkan
itu, kita memang mempunyai kecenderungan yang jujur, kecenderungan yang to the
point. Jelas take font nya kan American take font yah.. dan secara spirit warna merah
yang ada di group koran sendiri mengartikan koran kita yang semangat baru,
semangat kita untuk lebih progresif, semangat kita untuk lebih maju. Nah, SINDO
sendiri dengan warna biru masih adalah sesuatu yang memang bersifat establish.
Dari waktu kita masih menggunakan basic Harian Seputar Indonesia pun basisnya
biru. Emh…jadi menegaskan kembali establish komitmen yang kita punya bahwa
kita itu adalah dinamis dan progresif. Dan Koran SINDO sendiri sudah dipakai untuk
sindikasi di dalam MNC. Jadi di dalam MNC ada sindikasi strategis baru namanya
yaitu SINDO MEDIA, dimana di group atau sindikasi tersebut juga menggunakan
spirit logo yang sama, baik itu SINDO TV, SINDO Radio, SINDO News.com, atau
pun SINDO Weekly atau pun majalah.
59
Upaya yang dilakukan PR dalam mengembangkan pelayanan public/
audience/target pasar yaitu upaya-upaya yang dilakukan PR: Pertama, kita
menjelaskan yang jelas kelihatan, kita mencoba membuka bauran komunikasi yang
efektif dengan mereka, secara filosofi dan aktulnya pun kita membuka talk center.
Kalau bicara talk center kita itu mmh..mck (berdecak) itu jelas kepentingannya
hanya ,masalah pelanggan tetapi juga bagaimana audiens berinteraksi dengan kita.
Yang tidak kalah pentingnya juga menggunakan bauran channel social media kita
baik itu twitter maupun di facebook guna untuk membangun persepsi yang sama
antara Koran SINDO dengan masyarakat. Kedua, mempunyai hubungan mutual
antara brand, produk, dan masyarakat, serta membangun dengan masyarakat. Itu
adalah aspek atau upaya PR yang dibangun yang berkaitan dengan saluran
komunikasi atau channel yang kita buat. Karena tema yang diangkat dalam
perubahan nama dan logo Koran SINDO “Semangat Baru”, maka kita juga tidak
membeda-bedakan atau mengkotak-kotakan siapapun stakeholder yang ada di
Indonesia, apakah pihak dari media lain, masyarakat biasa, atau pun government.
Kepada siapa pun kita mengajak agar mereka bisa turut menyukseskan semangat
baru. Media pun karena kita juga media, pas kita launching hampir semua media
kita undang karena kita mempunyai tujuan yang positif dan strategis agar kita
bersama-sama bisa maju. Kalau pun itu maju, bukan hanya Koran SINDO saja tetapi
semua stakeholder kita juga ajak maju. Makanya kita tidak antipasti kepada media A
dengan media B, tetapi kita justru bersinergi dengan mereka, agar Indonesia semakin
baik dengan campaignnya semangat baru.
Beliau juga mengungkapkan bahwa upaya sosialisasi yang masih terus dilakukan
oleh PR Koran SINDO setelah meresmikan perubahan nama dan logo pada tanggal 1
60
Maret 2013 kemaren, “Jelas kalau di kita mmh.. perkembangan yang terjadi di luar
tim marcomm Koran SINDO sendiri, tidak serta merta juga bagian tim PR nya saja
tetapi bagian dari brand juga. Secara bersama-sama PR dan Brand membangun
brand dan campaign kita secara bersama-sama. Strateginya adalah meningkatkan apa
yang dilakukan internal kita terhadap brand dan produk kita dengan semangat yang
ada di luar sana. Wich-is ada sebagian masyrakat Indonesia yang jelas tidak ingin
negaranya atau sifat nasionalismenya itu tergerus oleh hal-hal yang negatif. Diawal-
awal kita jelas bahwa waktu kita campaign, kita emphasize perubahannya. Jadi
staging dari logo Harian Seputar Indonesia ke logo Koran SINDO yang baru. Jadi
kita selama 2 minggu kita fokus campaign mengenai itu, baik di print add kita,
maupun di billboard. Mmh,,semua yang ada di media yang basenya adalah visual
kita menunjukkan kepada masyarakat/audiens bahwa selama 2 minggu di awal
sekiranya di bulan 1 Maret 2013 sampai di 2 minggu logo yang lama menuju
berikutnya, kita fokus di rejuvenasi dan perubahan logo yang baru. Itu di 2 minggu
pertama. Kemudian di fase berikutnya kita memperkenalkan produk sama brand kita
melalui mobil semangat baru kita yang hadir di setiap pagi selama full di bulan
Maret, kita memberikan value dan benefit kepada masyarakat selain mendapatkan
koran juga semua dukungan sarapan pagi dengan tujuan agar audiens atau
masyarakat bersama-sama Koran SINDO memiliki semangat di pagi hari, dimana
juga Koran SINDO ada di pagi hari. Berikutnya juga menggunakan alternatif kita
atau talent-talent kita seperti Billy Boen, Rhenald Kasali, Dona Agnesia, dan Happy
Salma selama di bulan April ini untuk meneruskan campaign semangat baru”.
Untuk kendala yang dihadapi dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo
Koran SINDO menurut beliau adalah “Kita tidak pernah melihat itu sebagai kendala
61
tetapi kita melihat itu sebagai tantangan dalam membangun dan menumbuhkan
brand kita. Tantangannya cukup berat karena kan pada saat kita menunjukkan
generasi semangat baru itu seolah-olah memang di lihat sebagai penetrasi yang
ditunjukkan kepada kaum muda karena tema yang diangkat generasi semangat baru.
Nah disitulah tantangan untuk menegaskan kepada semua masyarakat Indonesia
bahwa kita tidak pandang usia, tidak pandang background pekerjaannya atau pun
aktivitasnya bahwa generasi semangat baru adalah dibangun agar Indonesia dalam
tahun atau setelah tahun ini merujuk menjadi lebih baik dan meninggalkan yang
negatif”.
Bapak selaku PR and Brand Manager, menurut Bapak bagaimana kinerja PR
Koran SINDO dalam mengelola citra perusahaan Koran SINDO, “Ya, kita kebetulan
karena produknya sifatnya dinamis dan progresif maka memang cenderung sifatnya
di PR juga sangat dinamis sekali. Artinya kita bukan hanya kerjanya secara cepat
tetapi harus tepat. Maka tepatnya kita dahulukan, dalam konjteks PR yaitu
bagaimana melihat situasi kemudian relevansinya bagaimana PR bisa jalan baik di
internal maupun di eksternal. Ketepatan dan kecepatan harus terjaga karena di media
itu harus cepat. Jadi kira-kira tradement tim PR adalah keakuratan dalam melihat
peristiwa, melihat momentum dan memanfaatkan momentum dengan cepat pula
mereka mengerjakan kemudian juga meneruskan perjalanan aktivitas PR sesuai
strategi yang kita buat. PR dalam perusahaan ada
pengaruhnya juga, mungkin tepatnya kita tidak ngomong pengaruhnya tetapi
memang PR dalam media sebuah koran sangat penting karena sifat dari produknya
yaitu media. Karena apalah arti media itu tanpa strategi PR yang benar. Bagaimana
kita mengkonsolidasi setiap tantangan, setiap problem, bencana yang terintegrasi
62
kepada pihak internal maupun eksternal bukan sesuatu yang sulit tetapi juga bukan
sesuatu yang mudah. Bahwa tentunya yang paling utama PR yang tepat pula dalam
melakukan aktivitasnya.
2. Ibu Ester Perangin Angin
Penulis melakukan sesi wawancara kedua dengan Ibu Ester selaku PR section
Head. Penulis membuka sesi wawancara dengan menanyakan latar belakang Koran
SINDO dalam melakukan perubahan nama dan logo, “Latar belakang perubahan
logo dan nama tersebut, itukan pada mulanya diluncurkan “Harian Seputar
Indonesia” tuh memang mengacu kepada nama yang diambil dari berita Seputar
Indonesia yang ada di program RCTI. Cuma pada saat itu pada saat kita mau
campaign memang kita sudah melakukan perubahan nama supaya lebih gampang
diingat. Kita pada saat itu melakukan campaign pertama kita disana dengan divisi
lainnya dengan nama Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO. Jadi
memang dari awal, sebenarnya audience kita itu sudah tahu dengan keberadaan
Koran SINDO. Tapi pada kenyataannya ternyata audience itu banyak selalu berpikir
bahwa Koran SINDO itu adalah program Seputar Indonesianya RCTI seperti itu.
Jadi beranjak dari kenyataan ini lah maka dari pihak perusahaan melakukan
perubahan dengan mengubah nama Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO
dan itu juga dilakukan perubahan tidak hanya dari perubahan nama dan logo tapi
mulai yang menyangkut konten-kontenya juga semua benar-benar dirubah dan ini
bertujuan supaya image masyarakat yang tadinya bahwa Harian Seputar Indsonesia
tuh adalah program RCTI bisa kita kikis pelan-pelan. Dengan kita mengubah nama
menjadi Koran SINDO dan logonya pun tidak ada kata Harian lagi tapi benar-benar
63
Koran SINDO sehingga antara logo dan nama itu benar-benar satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dan audiens pun yang melihat logo dan namanya itu sudah
benar-benar mengacu kepada produk korannya bukan kepada program berita yang di
RCTI”.
Dari perbedaan antara logo dan nama yang sebelumnya dengan yang sekarang,
“Kalau logo sebelumnya itu, pada logo itu memang ada tulisan Harian Seputar
Indonesia. Nah…kenapa kita melakukan perubahan itu karena kata Harian Seputar
Indonesia itu dalam bentuk campaign sepertinya memanga agak terlalu panjang
untuk printnya gitu. Jadi kami berpikir untuk melakukan suatu terobosan untuk
mengubah nama Harian Seputar Indonesia itu dengan melakukan perubahan logo
menjadi dengan ada kata korannya. Jadi ini benar-benar sudah antara logo dan
pengucapannya sudah klik. Jadi kalau selama ini logonya Harian Seputar Indonesia,
tapi pada saat kita melakukan campaign orang masih berpikir ini Seputar
Indonesianya RCTI bukan ya..gitu. Tapi dengan adanya perubahan logo ini orang
benar-benar sudah mengacu kepada korannya tak ada kaitannya lagi dengan program
berita yang ada di RCTI. Jadi ini perbedaan sebelumnya dengan sekarang”.
Ada pun upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh PR
khususnya di internal perusahaan yang diungkapkan oleh beliau yaitu “Hal yang
dilakukan PR dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO
khususnya di internal perusahaan adalah: pertama, kita melalui HRD
mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan di pusat dan di daerah karena akan ad
perubahan nama dari Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO. Itu langkah
pertama yang dilakukan dari tim PR yang bekerjasama dengan HRD. HRD akan
memblast email ke seluruh karyawan SINDO tentang adanya rencana pergantian
64
nama dari Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO. Selain itu juga dari tim
PR mengkomunikasikan berbagai macam kegiatan yang akan dilakukan terkait
dengan launching Koran SINDO kepada semua karyawan yang ada di pusat maupun
di daerah. Langkah kegiatan berikutnya kami meminta kepada semua karyawan
internal di perusahaan pusat maupun biro-biro Sindo yang ada di daerah untuk
mengikuti atau memfollow Koran SINDO di sosial media baik itu di twitter maupun
di facebook”.
Penulis juga menanyakan kepada beliau bagaimana upaya sosialisasi perubahan
nama dan logo Koran SINDO dalam mengelola citra perusahaan, “Menurut saya
kegiatan upaya perubahan nama dan logo sangat penting di dalam perusahaan untuk
meningkatkan citra terkait dengan launching Harian Seputar Indonesia menjadi
Koran SINDO maka dari tim PR melakukan berbagai aktivitas promosi seperti
promosi baik itu promo lewat media seperti televisi, radio, media cetak maupun
portal. Itu adalah strategi kita untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas
bahwa Koran SINDO melakukan perubahan nama dan logo. Selain itu juga dari tim
PR juga, melakukan pendekatan-pendekatan di berbagai pihak mungkin dalam hal
ini para pendukung acara kita untuk launching dan press conference Koran SINDO
seperti brand ambassadornya, terus tokoh-tokoh generasi semangat baru yang sudah
kita pilih brandnya untuk Koran SINDO itu adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh PR Koran SINDO dalam kegiatan perubahan nama dan logo perusahaan”.
Upaya apa yang dilakukan PR dalam mengembangkan pelayanan publik kepada
audiens/target pasar, “Untuk dalam mengembangkan pelayanan kepada audiens, PR
selalu berusaha untuk lebih mendekatkan Koran SINDO kepada masyarakat luas
terutama para pembacanya kalau kita selalu melakukan atau memberikan informasi-
65
informasi yang terkait dengan perubahan nama dan logo Harian Seputar Indonesia
menjadi Koran SINDO. Yang kita lakukan itu dalam aktivitas promosi kita sengaja
melakukan aktivitas promsi yang sangat tinggi sehingga perubahan tersebut dapat
diterima di seluruh Indonesia dan perubahan nama dan logo Koran SINDO menjadi
benar langsung mengenai sasarannya. Selain itu juga untuk meningkatkan layanan
kepada masyarakat luas terutama para pembacanya kita juga menyediakan “Talk
Center” dimana talk center ini kita berikan dengan cara kita membuka hot line untuk
masyarakat terutama pembaca yang mempunyai berbagai keluhan mengenai
langgananya, apakah itu ada keterlambatan, atau ada layanan-layanan dari agen yang
kurang memuaskan dan dapat saja langsung menghubungi hot line talk center Koran
SINDO. Inilah adalah salah satu cara kita mengembangkan Koran SINDO kepada
para pembacanya”.
PR dalam mengajak media dan para pembaca serta tamu undangan untuk melihat
dan hadir saat press conference pada tanggal 1 Maret 2013, “Upaya yang dilakukan
PR Koran SINDO dalam launching dan press conference koran yang jatuh pada
tanggal 1 Maret 2013 itu, kita menyadari peran media itu sangat besar untuk
menyampaikan informasi kepada berbagai lapisan masyarakat. Kami mengundang
media, tidak hanya dari MNC Group tetapi di luar grup pun kita mengundang media
untuk bisa hadir di acara press conference ini karena kita sangat menyadari bahwa
media itu adalah salah satu tempat untuk menyampaikan informasi secara tepat,
menyeluruh kepada masyarakat. Jadi kita melakukan hubungan untuk mengundang
mereka baik itu melalui fax, email, telepon dan kita juga konfirmasi kehadirannya
karena kehadiran media menjadi salah satu target yang ingin dicapai oleh tim PR
untuk terkait dengan mengkampanyekan perubahan nama dan logo Koran SINDO”.
66
Ibu Ester juga mengungkapkan ada pun upaya sosialisasi perubahan nama dan
logo Koran SINDO oleh PR dalam mengumumkan layanan-layanan dan konten
terbaru yang ada melalui jejaring sosial setelah kegiatan perubahan nama dan logo,
“Upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh PR dalam
mengumumkan layanan-layanan melalui jejaring sosial misalnya: selalu
menginformasikan di twitter maupun facebook di titik-titik mana sajakah yang akan
dibuka untuk mobil semangat baru; adanya event-event yang ada informasi
mengenai brand ambassadornya Koran SINDO; lalu ada juga event yang membawa
tema generasi semangat baru kita melalui informasi di dalam social media tersebut.
Intinya kita selalu memberikan informasi, baik itu event-event Koran SINDO atau
pun tentang partner Koran SINDO”.
Sedangkan upaya sosialisasi apa saja yang masih dilakukan oleh PR Koran
SINDO setelah kegiatan rebranding atau perubahan nama dan logo Koran SINDO
yang baru pada tanggal 1 Maret 2013, “Kegiatan yang terus dilakukan itu adalah
kegiatan pengakomodiran media dan event off air itu akan terus dilakukan karena
tanpa adanya promosi atau event kegiatan upaya sosialisasi perubahan nama dan
logo tersebut dapat berjalan dengan optimal. Jadi promo media dan event itu saling
sinergi gitu. Kalau untuk promo di media tidak ada batas waktunya karenakan
sebelum kita ganti nama kita selalu promosi setiap bulannya gitu. Tahap pertama
perubahan nama dan logo ini kita akan selalu lakukan promo dan kuantitasnya pun
tetap lebih banyak di tri semester pertama itu jangka pendeknya. Tapi itu tidak akan
putus karena media itu selalu melakukan aktivitas promosi seumur hidupnya media
itu. Selain kegiatan promosi dan event, Koran SINDO juga punya CSR yaitu Sindo
Peduli tapi untuk sekarang belum ada karena fokus kita adalah memposisikan brand
67
Koran SINDO yang baru. Tapi tidak menutup kemungkinan kita partner dengan
pihak ketiga untuk CSR atau bisa juga menjadi partner dengan grup sendiri yang
punya aktivitas promosi agar SINDO bisa menjadi partnernya. Karena CSR pada
awal bukan target kita selama melakukan perubahan nama dan logo yang sekarang”.
Terus kendala yang dihadapi PR pada saat sosialisasi perubahan tersebut dan
bagimana PR memecahkan masalah tersebut, “Kalau bicara soal kendala setiap ada
event dalam hal ini press conference kita pasti menemukan beberapa kendala di
lapangan seperti hal-hal yang kecil atau kehadiran tamu undangan yang tidak tepat
waktu, pengisi acara yang terjebak dalam kemacetan. Kalau dari tim PR mengatasi
kendala ini kita ada komunikasi internal mengenai tamu yang belum hadir.
Sebaiknya kita koordinasikan dengan PIC-PIC tamu supaya tamu dapat langsung
dikoordinasikan tamu-tamu mereka untuk segera tiba di lokasi karena acara akan
segera dimulai dan hal kecil lain kami dengan tim PR lainnya selagi ada komunikasi
yang solid di antara tim pasti pemecahannya juga pasti bisa dilakukan. Jadi selama
acara press conference itu tidak terlalu masalah karena adanya komunikasi yang
solid gitu dalam tim PR sendiri. Lalu PR itu tidak dapat berdiri sendiri, jadi kita tetap
ada komunikasi sub divisi lain karena tidak bisa PR berjalan sendiri tanpa adanya
support tim-tim lainnya”.
Untuk mengukur target keberhasilan, kita bisa lihat dari masyarakat luas karena
diadakan aktivitas promosi yang gencar di awal-awal presmian nama dan logo Koran
SINDO. Karena di setiap media kita melakukan placement promo yang dalam
jumlah tinggi bisa 10 spot per hari di TV, radio, dan lain-lain. Ini tentu saja akan
lebih cepat diterima masyarakat luas karena aktivitas promosi yang gencar itu akan
pasti berpengaruh pada audiens yang melihat dan mendengarkannya. Dengan
68
aktivitas ini pula diharapkan masyarakat dapat lebih mengetahui bahwa Koran
SINDO sudah resmi melakukan perubahan nama dan logo yang sebelumnya itu
Harian Seputar Indonesia. Target keberhasilan juga dapat dilihat dari komen-komen
yang ada di social media dimana banyak memberikan applaus tentang Koran
SINDO yang melakukan perubahan nama dan logo. Dan kegiatan sosialisasi yang
dilakukan Koran SINDO dapat diterima oleh masyarakat luas dilihat dari komentar-
komentar yang masuk baik di facebook, youtube, telepon interaktif dan lain-lain.
Dari segi keberhasilan pada saat press conference kemaren kita lihat itu berhasil,
karena terbagi. Kalau bicara tamu yang diundang , hampir semua terutama media
tidak hanya dari media non grup hadir dalam kegiatan press conference kemaren.
Kita mengemas press conference itu terlihat menarik agar banyak orang antusias
untuk menghadirin press conference dan rasa pengen tahu ada apa sih dengan
perubahan nama dan logo Koran SINDO.
Beliau juga mengatakan perbedaan antara Koran SINDO sebelumnya dengan
yang sekarang, “Kalau bicara soal perbedaan, pasti ada perbedaan antara sebelum
dengan sekarang. Dari sisi logo, logo sekarang menjadi lebih dinamis karena tidak
ada lagi kotak seperti logo yang sebelumnya karena kelihatan jelas bahwa itu logo
Koran SINDO bukan logo partner group. Yang mungkin selama ini orang langsung
asumsinya mendengarkan atau pun melihat Harian Seputar Indonesia adalah bagian
dari RCTI. Tapi kalau yang sekarang itu benar-benar menuju produknya Koran
SINDO sendiri. Dengan nama tersebut tentu semakin membedakannya anatara yang
sebelumnya dengan sekarang. Yang sekarang itu namanya lebih menjadi simpel
yang dulukan namanya Harian Seputar Indonesia terlalu panjang banget kalau
dengan sekarang kita benar-benar simpel dan dinamis yaitu Koran SINDO”.
69
Lalu upaya yang dilakukan PR dala mengelola citra perusahaaan dimana kini
Koran SINDO dapat bertahan selama 7 tahun, “Dalam meningkatkan citra
perusahaan Koran SINDO dalam 7 tahun ini tim PR melakukan berbagai banyak
aktivitas tidak hanya dari sisi promosi di media grup maupun non grup, tapi kita juga
meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak luar. Kita juga me;lakukan kegiatan
media visit di Koran SINDO baik dengan pihak luar agar semakin mengetahui
bagaimana sih Koran SINDO itu, bagaimana sih pelaksanaan pekerjaan di Koran
SINDO baik itu mulai dari redaksi, sales, marcomm, dan ini bisa dilihat oleh pihak-
pihak luar yang melakukan media visit disini. Jadi mereka juga boleh lihat struktur
langsung redaksi kegiatan media Koran SINDO seperti apa? Bagaimana sih caranya
berita itu bisa langsung sampai di masyarakat. Jadikan kita bisa melakukan media
visit langsung ke percetakan. Jadi kita melakukan banyak hal dalam meningkatkan
citra perusahaan baik itu CSR, peningkatan layanan kepada pembaca”.
Sedangkan menurut beliau upaya yang dilakukan PR untuk mengubah persepsi
Koran SINDO menjadi surat kabar yang terbaik dibandingkan dengan surat kabar
lainnya, “Untuk mengubah persepsi Koran SINDO menjadi media cetak yang terbaik
adalah kita melakukan berbagai aktivitas seperti yang kita bicara tadi. Jadi tidak
hanya promosi media, promosi yang kita lakukan ini. Kita akan usahakan berbeda
dengan media-media lainnya. Kita mau menampilkan kreatif-kreatif iklan yang
dinamis, yang menarik perhatian sehingga itu menjadi differentiation kita dengan
media lain. Jadi apa yang dilakukan oleh Koran SINDO diusahakan selalu berbeda,
kita juga melakukan pembenahan dari sisi konten dan kita juga bisa menjadi media
yang membawa perubahan positif untuk Bangsa dan Negara ini. Dan kita juga
membuat Koran SINDO semakin viewpaper. Jadi orang-orang selalu tertarik untuk
70
terus melihat dan membaca koran karena kita kan tahu dengan derasnya informasi di
internet orang bisa membuka portal kapan saja. Kalau kita tidak melakukan hal-hal
yang lain tentu kita akan tertinggal dengan media lain”.
3. Ibu Eti Rosdianti
Peneliti melakukan sesi wawancara ketiga kepada Ibu Eti Rosdianti selaku Staff
PR, mengenai latar belakang Koran SINDO dalam melakukan perubahan nama dan
logo yang baru, “Menurut saya secara lisan yang pernah diberikan oleh manajer
alasannya mengubah nama dan logo yakni karena untuk lebih menyeragamkan
Koran SINDO dengan brand yang sudah ada di masyarakat ke logo kita yang
sesungguhnya. Jadi di awal SINDO berdiri kita sudah dikenal dengan nama Koran
SINDO. Dimana hal tersebut tercemin di divisi kita pertama kali yang konsepnya
ada loper-loper koran yang naik sepeda sambil melempar koran ke rumah-rumah
sambil menyebutkan kata “SINDO…SINDO…SINDO...SINDO”. Nah jadi dari
masyarakat sudah berkembanglah nama SINDO itu sendiri. Akan tetapi di logonya
kita masih ada Seputar Indonesia awalnya, kemudian Harian Seputar Indonesia
dimana itu kalau kita menyebutkan nama Seputar Indonesia kebanyakan masyarakat
lerbih banyak menyamakan program kita ke berita Seputar Indonesia yang ada di
RCTI sehinnga untuk menyamakan visi dan brand yang beredar kita rubah logo dan
nama menjadi Koran SINDO. Itu juga sinergi dengan SINDO Media yang sudah
lebih dulu berdiri. SINDO Media itu ada SINDO TV, SINDO Weekly, SINDO
Radio dan terakhir Koran SINDO”.
71
Adapun perbedaan antara logo dan nama yang sebelumnya dengan yang
sekarang, “Kalau dari nama jelas berubah dari Harian Seputar Indonesia menjadi
Koran SINDO untuk kontennya yang baru kita menyusung lebih viewpaper dimana
kita lebih banyak ke arah komposisi gambarnya, lebih atraktif, menarik, dan
berwarna. Sedangkan dari logonya dapat bisa ditanyakan lebih detail kepada Bpk
A.Novianto”.
Beliau juga mengungkapkan upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran
SINDO oleh PR khususnya di internal perusahaan, “Kalau untuk internal sebenarnya
kita tidak terlalu bertanggungjawab tapi justru lebih banyak awareness ke
manajemen masing - masing divisi. Sedangkan Public Relation sendiri lebih banyak
ke pihak luarnya yaitu ke masyarakat”.
Upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO dalam mengelola
citra perusahaan, “Oh..ya jadi kita di bulan Maret ini sudah booking space promo di
semua TV Media MNC, ada juga tambahan di luar group media yakni METRO TV,
Radio Indika FM Fimela.com yang kita upayakan kerjasamanya dalam bentuk
barter”.
Langkah-langkah PR dalam mensosialisasikan perubahan nama dan logo Koran
SINDO yang baru, “Pada saat event press conference itu kita ada sampling dahulu
dimana kegiatan sampling dengan membagi-bagikan koran secara gratis dengan logo
dan nama koran yang baru. Lalu ada icon-icon yang membawa balon dan mereka
berkumpulan di Bundaran HI sebagai awal prosesinya dan kita melepaskan balon di
udara sebagai tanda perubahan nama dan logo kita. Lalu jam 09.00 nya ada press
72
conference dimana PR bertanggung jawab penuh atas kehadiran wartawan,
menyediakan berbagai informasi kepada wartawan yang membutuhkan dan
memastikan jalannya acara lancar sampai selesai. Kepada wartawan untuk yang
group kita sudah set meeting dari beberapa minggu sebelumnya dengan pemred-
pemrednya kita sudah menjelaskan akan adanya perubahan logo ini dan tujuannya
seperti apa. Mmmh lalu kita akan perkuat di press release kita karna disitu
dijelaskan mengenai tujuan dan latar belakang, lalu kita akomodir semua pertanyaan-
pertanyaan dari wartawan tersebut”.
Upaya dilakukan PR dalam mengembangkan pelayanan publik kepada
audiens/target pasar, “Oh ya…itu salah satu dari tujuan utama atau misi kita untuk
merubah ke logo yang baru. Salah satunya itu adalah peningkatan pelayanan yang
apa namanya… kepada konsumen, kalau kita menyebutkannya itu “talk center”.
Talk center itu sebenarnya sudah berdiri dari beberapa tahun yang lalu dan itu
undernya under sirkulasi, karena itu memang lebih banyak menanggapi untuk
keluhan-keluhan mengenai koran yang terlambat, atau mengenai harga untuk
berlangganan atau apa yang mengenai koran-korannya. Nah disitu di talk center kita
akan semakin kembangkan kembali semua informasi yang mengenai Koran SINDO
atau update-update terbaru itu semua mereka mengetahui tersebut. Sehingga semua
pintu masuk ke talk center”.
Upaya sosialisasi yang dilakukan PR dalam mengajak media dan para pembaca
serta tamu undangan untuk melihat dan hadir saat press conference pada tanggal 1
Maret 2013, “mengajak mereka semua itu pasti pertama kali kita mengirimkan
undangan. Lalu kita konfirmasi kehadirannya dan yang ketiga kita pastikan
73
kehadiran mereka. Karena ini prosesinya banyak ke internal, jadi undangan memang
terbagi menjadi 3 bagian yang pertama media group dan non group, yang kedua
BOD MNC Group dan Bakrie Group, lalu yang ketiga pembaca dan komunitas
karena kita punya pembaca yang loyal sehingga kita mengundang mereka untuk
hadir ya..sekitar ada 50 pembaca. Semua itu di handle oleh sirkulasi dan untuk
komunitas kita sudah punya relasi komunitas yang cukup erat karena kan kita punya
program sindo community dimana hubungan kita cukup erat karena kita juga
menawarkan berbagai macam pengalaman yaitu diskon-diskon di berbagai tempat
entertain terus kita juga ada liputan yang dimasukkan ke dalam tabloid komunitas
yang terbit sekitar 2 minggu sekali, awalnya terbit sekitar seminggu sekali dan
sekarang 2 minggu sekali. Dan relasi-relasi komunitas-komunitas tersebut kita
manjakan di komunitas”.
Dan bagaimana upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh
PR dalam mengumumkan layanan-layanan dan konten terbaru yang ada melalui
jejaring sosial setelah kegiatan perubahan nama dan logo, “Ya…salah satunya itu
upaya kita untuk menguatkan campaign atau promo di jejaring sosial adalah kita
membentuk satu tim khusus yang menangani mmh … sosial media sebelum kita
memang sudah aware dengan social media dan kita sudah memberikan baser-baser
tentang terhadap adanya generasi semangat baru dan itu memang terbukti berhasil
karena kita masuk ke dalam tweet tertinggi. Apa sih tuh namanya aku lupa….
Pokoknya itulah masuk kedalam 10 tertinggi yang banyak dibicarakan, bukan
follower. Kita kan menggunakan #semangatbaru sebelum tanggal 1 Maret tersebut.
Setelah 1 maret setelah launching ini kita bentuk 1 tim khusus dalam rangka untuk
74
mengkampanyekan konten maupun event-event atau promo-promo yang terjadi di
Koran SINDO”.
Upaya sosialisasi yang masih dilakukan oleh PR Koran SINDO setelah kegiatan
rebranding atau perubahan nama dan logo Koran SINDO yang baru pada tanggal 1
Maret 2013, “Upaya sosialisasi perubahan nama dan logo yang pertama urutan
kegiatannya aku jelasin ya… Hari pertama, tanggal 1 Maret 2013 kita punya
sampling dan press conference lalu hari yang sama kita sudah memulai namanya
mobil semangat baru. Mobil semangat baru itu ada di titik lokasi yang strategis di
Jakarta yaitu ada 12 lokasi. Dengan mobil yang kita desain dengan logo baru. Nah
dimana mobil-mobil ini akan memberikan pilihan breakfast mmh… dengan membeli
Koran SINDO akan mendapatkan breakfast lengkap. Setelah mobil semangat baru
berjalan sampai akhir Maret 2013 itu mmhh… apa namanya setiap hari kerja tidak
sabtu minggu. Oh ya..aku lupa di bulan Maret ini juga kita punya loper-loper wanita.
Loper-loper wanita yang memiliki rompi khusus dan itu saya dengar kabarnya
bahwa loper-loper wanita ini lumayan dibicarakan di luar. Karena itu sangat menarik
di lampu-lampu merah ternyata ada loper-loper cewek pakai rompi Koran SINDO
gitu. Setelah bulan Maret ini kita aka nada kegiatan-kegiatan yang lain yang pastinya
tak akan putus sampai akhir tahun 2013. Kita akan jalan terus campaignnya
mmh..dimana salah satu yang sudah pasti kita akan jalankan itu namanya 200 jam
semangat baru. 200 jam semangat baru adalah seminar yang digalang ke kampus-
kampus dimana pembicaranya adalah salah satu dari icon kita dan untuk kedepannya
kita akan setting lagi event-eventnya yang berhubungan dengan generasi semangat
baru. Icon-iconnya ada 4 orang yang pertama Bapak Rhenald Kasali selaku Owner
75
Rumah Perubahan/ Founder Rumah Perubahan, Billy Boen Owner Young On Top
Nusantara, lalu dari sisi entertaimentnya Happy Salma dan Dona Agnesia. Mereka
ini mewakili prespektif kita sebagai generasi semangat baru. Mereka pribadi yang
sukses dalam artian menjalankan visi mereka dengan mewujudkan dalam aksi nyata
mereka seperti Bapak Rhenald Kasali memiliki Rumah Perubahan. Lalu Bapak Billy
Boen memiliki Young On Top dan untuk Happy Salma dia terkenal sebagai apa
namanya seorang pecinta di industri film dan kita tahu dia tertarik sekali dengan
buku karena itu kita tertarik bahwa dia adalah generasi semangat baru yang sangat
dinamis, progresif, termasuk Dona Agnesia juga untuk disisi olahraga”.
Ada pun kendala yang dihadapi PR pada saat sosialisasi perubahan tersebut dan
bagimana PR memecahkan masalah tersebut menurut beliau, “Upaya dalam
perubahan tersebut itu tidak pernah terlepas dari masalah pada saat kita menaikkan
promo. Promo kita yang cukup heavy di bulan Maret itu, harus kita mintakan khusus
kepada masing-masing group. Kita mintakan khusus terus dan kita buatkan
permohonan, syukurnya semua bisa berjalan dengan baik. Lalu yang kedua kita
mencoba untuk mencari kerja sama dengan media lain. Sejauh ini sudah di cover
untuk Metro TV dan yang lain-lain. Lalu mmh..dikarenakan kita masih butuh
peningkatan awareness di peliputan mmh..kita sudah mengajak 2 stasiun TV yang
kita anggap sudah sesuai dengan segmen kita yaitu Metro TV dan TV One, akan
tetapi dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri dikarenakan satu dan lain hal
sehingga mereka tidak bisa mendukung kita. Lalu kita dalam waktu yang cepat kita
mencari solusi ketempat lain di Trans TV. Mmh..masalah seperti media-media itu
juga kita melakukan pendekatan mereka itu benar-benar secara khusus karena ini
76
event yang besar pendekatan kita memang begitu berbeda dengan biasanya seperti
meeting khusus dengan pemrednya. Memberikan space khusus yang berbeda kepada
mereka. Apabila mereka membutuhkan promo begitu”.
Kemudian cara PR dalam mengukur target keberhasilan dalam mensosialisasikan
perubahan tersebut, “Target kita mengukur target keberhasilan itu di acara press
conference yaitu kehadiran wartawan kita kira cukup berhasil, kehadiran mereka
juga cukup memenuhi kuota sekitar 90%-95%, lalu siang hari kita juga sudah lihat
beritanya sudah naik di TV dan mmmh.. untuk beberapa TV itu keesokan harinya.
Jadi kita lihat target keberhasilan itu dari kehadiran dan penanyangan peliputannya
karena kehadiran dan penanyangan peliputannya karena kehadiran juga tidak
dibarengin dengan penayangan peliputannya”.
Ada pun perbedaan antara Koran SINDO sebelumnya dengan yang sekarang,
“Iya…yang sebelumnya Harian Seputar Indonesia apa ya..untuk konten sih lebih
jelas, lebih bervariasi yang sekarang. Untuk jawabnya aku juga bingung sih
jawabnya (sambil tertawa) kalau kita lihat dari sisi konten yang sekarang lebih
berwarna dari pada yang Harian Seputar Indonesia yang lama. Mmhh… ada
beberapa yang bisa di bilang lebih serius. Mungkin ya maksudnya lebih serius itu
mmh..apa namanya… lebih banyak teks atau konten beritanya tapi kalau untuk yang
baru ini dari halaman depan kita sudah dapat dilihat, mereka sudah main gambarnya
kayak seperti kejadian kemaren seperti kasus pembakaran TNI dan Polisi itu kita
lihat gambar asap-asap yang ada dalam Koran SINDO itu sampai naik ke headline.
Jadi aku lihat lebih progresif”.
77
Upaya apa yang dilakukan PR dalam mengelola citra perusahaaan dimana kini
Koran SINDO dapat bertahan selama 7 tahun, “Iya..jadi PR kita memang selain
meng-handle kegiatan dalam artian untuk PIC liputan media. Itu juga kita memang
menangani promonya. Jadi promo kita di group itu selalu naik setiap hari baik RCTI,
Global TV, kita selalu create setiap hari apa yang bisa naik di mereka. Jadi tidak
akan pernah kosong. Kalau pun kita lagi ga ada event atau promo kita akan buat
dengan tim brand ya..kita akan buat dengan tim sesuatu promo internal untuk
meningkatkan brand awareness kita supaya masyarakat tetap awarenessnya tetap
stabil dan tinggi. Selama 7 tahun kita tetap didukung oleh group kita”.
Menurut beliau dari segi penilaian citra Koran SINDO menurut konsumen,
“Menurut konsumen yang saya dengar ya…mereka itu tertarik dengan Koran
SINDO ini, kenapa saya bilang seperti itu? Karena mereka itu tidak semuanya suka
dengan koran yang katanya no 1 di Indonesia, tidak semuanya menganggap semua
referensi itu ada disana dan mereka menilai bahwa Koran SINDO itu bisa menjadi
pilihan-pilihan bagi mereka karena kalau dari saya internal kita itu sangat variasi,
kita ciptakan section Hatrrick dulu itu yang pertama kali yang ada lidah itu adalah
kita. Jadi logo Hatrricknya ada pakai lidah itu sering kita pakai. Dan banyak juga
saya lihat logo itu dipakai. Lalu kita menerbitkan section-section yang cukup
menjangkau peminat yang agak khusus seperti TOff untuk pengemar golf, lalu ada
sebaiknya anda tahu, lalu belanja yang ada disetiap seminggu sekali yakni di hari
jumat dan masih banyak lagi variasinya sehingga itu cukup menarik perhatian
masyarakat”.
78
Upaya yang dilakukan PR untuk mengubah persepsi Koran SINDO menjadi
surat kabar yang terbaik dibandingkan dengan surat kabar lainnya, “Dari sisi PR-nya,
kita pasti mengadakan event yang pasti orientasinya kepada menjangkau masyarakat
banyak yang artinya mengenalkan inilah Koran SINDO yang to be number one. Kita
akan tinggalkan highnya dari sana selain dari ATLnya sudah pasti berjalan, kita juga
akan jalankan gerilya ke sekolah-sekolah dan kampus. Kita juga punya program-
program Lunch Club, kita mengundang para peminat atau para pembaca untuk
mengirim profil perusahaannya dan kita akan datang ke tempat mereka lalu kita akan
sharing mengenai Koran SINDO. Program-program kita pas waktu makan siang jadi
mereka dapat lunch yang gratis. Kita juga punya sindo peduli, dimana beberapa
tahun yang lalu kita punya sekolah ramah gempa, kita bangun rumah ramah gempa
di pengalengan Jawa Barat. Lalu kita bangun sekolah paud ramah gempa juga di
padang dan rumah ramah gempa juga kita bangun, lalu kita juga ada mengumpulkan
bantuan-bantuan untuk yang benar-benar membutuhkan”.
Yang menjadi penghambat PR dalam mengelola citra perusahaan, “Hambatannya
mungkin agak sulit masuk kemedia lain. Sebagian ada yang mau kerjasama dalam
artian promo to promo tapi ada juga yang tidak mau karena mereka takut
meningkatkan media yang lain begitu”.
Penjelasan beliau mengenai seorang PR di dalam perusahaan khususnya untuk
media cetak, “Menurut saya penting karena fungsi PR itu tidak bisa digabungkan
dengan redaksi walaupun kita punya media dalam artian redaksi tapi dalam artian
masyarakat atau komuniatas lain itu sudah pasti ada terutama untuk menjalin
79
kegiatan promo Koran SINDO yang dilakukan itu wich is diperlukan peran PR
disitu”.
B.Wawancara Eksternal
1. Ibu Vina
Peneliti juga mewawancara dengan informan dari eksternal yaitu Ibu Vina
seorang Ibu Rumah Tangga mengenai perubahan yang terjadi dengan Harian Seputar
Indonesia kini berganti nama menjadi Koran SINDO dan bagaimana pendapat ibu,
“Ya saya tahu, menurut saya tidak menjadi masalah dan yang penting tidak
mempengaruhi dari isi berita yang disampaikan. Jadi isi beritanya itu harus tentang
informasi yang terbaru dan inovasi”.
Beliau juga mengungkapkan mengenai perubahan yang terjadi mengenai Koran
SINDO, “hal yang saya ketehui tentang perubahan koran sindo, saya banyak melihat
iklan-iklan tentang koran sindo di telivisi dan di radio juga ada seperti acara-acara
yang diselenggarakan oleh koran sindo”.
Ada pun hal yang diungkapkan ibu Vina yang membuat tertarik untuk membaca
media cetak Koran SINDO, “ya saya membaca koran sindo karena berita yang
disajikan bisa dijadikan referensi untuk saya seperti pada bagian koran sindo ada
informasi tentang fashion, resep masakan, dan ada juga informasi tentang belanja
yang ada disetiap jumat”.
Upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO mengenai perubahan yang
terjadi menurut beliau, “sosialisasinya cukup baik, tapi perlu diperluas atau juga bisa
menjangkau kepada masyarakat”.
80
Lalu tanggapan ibu tentang Koran sindo itu sendiri, “ koran sindo itu sangat baik
karena informasi yang disampaikan itu terbaru informasinya baik dari berita
social,ekonomi,budaya dan masih byk lagi, dan dari bentuknya sendiri koran sindo
sangat menarik dan lebih berwarna jadi enak untuk dibaca”.
2. Viviane Tanzaq
Peneliti juga mewawancarai dengan informan dari eksternal yang kedua yaitu
Viviane Tanzaq seorang mahasiswi yang pertama penulis menanyakan mengenai
perubahan yang terjadi dengan Harian Seputar Indonesia kini berganti nama menjadi
Koran SINDO, “saya mengetahui perubahan yang terjadi terhadap Koran SINDO,
dimana Koran SINDO ingin mengubah persepsi masyarakat yang ada dengan
mengubah image yang lebih independen atau dapat dibilang bukan bagian dari
program TV swasta”.
Dari segi perubahan tersebut yang terjadi di Koran SINDO, informan
mengungkapkan bahwa, hal yang mengalami perubahan yang pertama logo,
namanya yang dari Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO, lalu ada
kegiatan yang dilakukan Koran SINDO yang inovatif yakni seminar 200 Jam
Semangat Baru yang saya ikuti pada saat ada seminar yang diadakan oleh Koran
SINDO, serta juga saya pernah melihat ada cewe-cewe cantik yang menjajakan
Koran SINDO di dekat lampu merah hal ini membuat suatu ketertarikan orang lain
untuk melihatnya”.
Sedangkan menurut informan juga kegiatan atau upaya sosialisasi yang
dilakukan Koran SINDO pernah diikuti seperti seminar 200 Jam Semangat Baru
81
yang diadakan di kampus BINUS University. Sedangkan upaya sosialisasi yang lain
menurut informan bahwa, “saya banyak melihat iklan khususnya di media elektronik
yaitu telivisi dimana adanya iklan Koran SINDO yang mengajak untuk melakukan
perubahan dengan menggunakan salah satu artisnya Koran SINDO seperti Billy
Boen.”
Informan juga mengungkapkan bahwa, “saya sebenarnya belum pernah
membaca Koran SINDO tapi saya pernah sekali membaca Koran SINDO dimana
informasi pada bagian lowongan kerja dia sangat lebih lengkap, lalu harganya juga
masih bisa terjangkau oleh masyarakat. Tapi untuk membaca Koran SINDO pada
dasarnya saya jarang sekali membaca Koran”.
Penulis juga menanyakan tanggapan informan terhadap Koran SINDO, “menurut
saya Koran SINDO itu sudah baik karena koran tersebut dari fisiknya sendiri sangat
menarik untuk dibaca dibandingkan dengan koran lainnya karena koran tersebut
lebih berwarna jadi kelihatan koran tersebut lebih High Class pada Koran SINDO itu
harganya masih terbilang terjangkau untuk masyarakat. Jadi disini Koran SINDO
mampu memberikan suatu kualitas yang terbaik bagi pembacanya”.
3. Bapak Heryanto
Peneliti juga mewawancarai dengan informan dari eksternal yang ketiga yaitu
Bapak Heryanto selaku marketing communications sebuah properti dengan
pertanyaan yang pertama adalah perubahan yang terjadi dengan Harian Seputar
Indonesia kini berganti nama menjadi Koran SINDO, “Ya saya tahu, menurut saya
bagus-bagus saja untuk namanya yang sekarang yaitu Koran SINDO lebih mudah
82
diucapkan dan lebih menggambar identitas perusahaan tersebut dimana merupakan
perusahaan media cetak”.
Beliau juga mengungkapkan bahwa, “hal yang diketahui dalam perubahan Koran
SINDO terlihat Koran Sindo memberikan penawaran khusus yang disetiap pagi hari
dengan membeli koran seharga Rp 3000 akan mendapat sarapan pagi, kemudian
saya juga melihat tayangan iklan yang ada di telivisi mengajak masyarakat untk
melakukan perubahan kearah yang positif”.
Penulis juga menanyakan kepada bapak Heryanto alasan tertarik membaca Koran
SINDO dikarenakan, “Dari content dan layout serta layanan-layanan Koran SINDO
yang ditawarkan kepada masyarakat seperti bagi masyarakat yang ingin
berlangganan atau promo-promo yang diberikan Koran SINDO sangat menarik
sekali serta juga Koran SINDO lebih menarik untuk dibaca karena lebih bewarna
dan isi informasinya juga beragam”.
Dari sisi sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO terlihat banyak sekali
program-program acara yang diadakan oleh Koran SINDO yang saya lihat di dalam
koran tersebut dan menawarkan juga kepada masyarakat untuk ikut atau partisipasi
di dalam kegiatan event yang diselenggarakan.
4. Bapak Anton Fribena
Penulis juga mewawancari narasumber eksternal yang keempat yaitu
Bapak Anton Fribena, seorang pegawai negeri dengan pertanyaan pertama dalam
wawancara tersebut mengenai perubahan yang terjadi dengan Harian Seputar
Indonesia kini berganti nama menjadi Koran SINDO , “Ya..saya tahu kalau
83
Harian Seputar Indonesia telah berganti nama menjadi Koran Sindo, soalnya
saya berlangganan Koran SINDO hampir setahun jadi saya tahu Koran SINDO
mengalami perubahan. Untuk perubahan nama itu sendiri menurut saya bagus
dan sesuai juga menggambarkan identitas dari perusahaan tersebut dan dalam
penyebutannya juga tidak terlalu ribet”.
Di dalam perubahan tersebut yang diketahui beliau bahwa, “banyak
sekali yang saya lihat dalam perubahan yang terjadi khusunya dari koran tersebut
terlihat dari gambarnya lebih visual, konten juga lebih dinamis, serta isi berita
lebih beragam dan masih banyak lagi penawaran yang diberikan Koran SINDO
bagi pelanggannya”.
Penulis juga menanyakan kepada bapak Anton, alasan tertarik membaca
Koran SINDO dikarenakan, “Saya tertarik membaca dan berlangganan Koran
SINDO dikarenakan Koran SINDO banyak sekali memberikan penawaran-
penawaran khusus kepada pelanggannya dan isi dari koran tersebut sudah
mencakupi dalam segala bidang hal khususnya untuk satu keluarga dan dari segi
penampilan juga lebih menarik dan berwarna dan koran tersebut dibuat per
segmen jadi mempermudah yang membacanya, lalu juga harganya pun
terjangkau sekali”.
Dalam hal upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO menurut
beliau, “di dalam koran tersebut banyak sekali program-program acara yang
diadakan oleh Koran SINDO untuk ikut atau partisipasi di dalam kegiatan event
yang diselenggarakan dan penawaran khusus juga kepada masyarakat. Lalu saya
juga sangat tertarik sekali dengan adanya Mobil Semangat Baru yang ada di
84
setiap pagi hari dengan membeli akan mendapatkan sarapan pagi gratis dari
Koran SINDO.”
Bapak Anton juga mengungkapkan bahwa, “Koran SINDO semakin lebih
banyak perubahan ke arah yang lebih positif dan perubahan tersebut juga
memberikan suatu dampak yang lebih baik untuk kedepan baik untuk perusahaan
tersebut atau pun terhadap masyarakat. Sejauh ini saya lihat Koran SINDO
sangat bagus sekali dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat
atau pun pelanggannya”.
5. Bapak Jimmy Patinasarani
Wawancara narasumber eksternal berikutnya yang kelima yaitu Bapak
Jimmy Patinasarani, seorang pegawai swasta dengan pertanyaan pertama dalam
wawancara tersebut mengenai perubahan yang terjadi dengan Harian Seputar
Indonesia kini berganti nama menjadi Koran SINDO , “Oh..saya tidak tahu kalau
Harian Seputar Indonesia telah berganti nama menjadi Koran SINDO, tapi saya
sering melihat iklan Koran SINDO yang ada di telivisi yang menampilkan
tentang perubahan”.
Di dalam perubahan tersebut menurut beliau bahwa, “saya bukan
pembaca Koran SINDO tapi saya sering kali melihat adanya loper-loper Koran
SINDO dekat lampu merah dan ada pula kegiatan-kegiatan acara yang
diselenggarakan Koran SINDO di dalam perubahan tersebut”.
Penulis juga menanyakan kepada bapak Jimmy, pendapat beliau tentang
Koran SINDO, “Sejauh ini yang saya lihat dari pandangan saya Koran SINDO
ya..lumayan bagus, dari segi penampilan sangat menarik dan berwarna lalu isi
85
berita yang ada juga lebih komplit serta khususnya untuk bagian lowongan kerja
lebih banyak juga”.
Dalam hal upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO menurut
beliau, “melihat kegiatan yang diselenggarakan oleh Koran SINDO ini sangat
membantu sekali dalam upaya mensosialisasikan perubahan tersebut, jadi orang
yang tidak tahu akan menjadi tahu tentang perubahan tersebut jika ada upaya
sosialisasi yang dilakukan”.
Bapak Jimmy juga mengungkapkan bahwa, “Koran SINDO mampu
menjadi media cetak pilihan masyarakat apabila dapat memberikan suatu
informasi yang terbaru dan inovasi serta dapat juga memenuhi kebutuhan
masyarakat akan informasi”.
4.3.1.2. Hasil Observasi
Selama 3 (tiga) bulan penulis melakukan penelitian tentang Koran SINDO
dimana penulis ingin mengetahui bagaimana upaya sosialisasi perubahan nama dan logo
Koran SINDO oleh PR dalam mengelola citra perusahaan agar campaign atau kampanye
perubahan tersebut dapat sesuai dengan harapan dan tujuan perusahaan. Penulis dalam
hal ini melakukan observasi bersifat partisipan dimana penulis ikut serta dalam proses
kegiatan yang ada terjadi di dalam Koran SINDO seperti kegiatan press conference
dalam perubahan nama dan logo Koran SINDO (sebelum dan sesudah) misalnya
pertama penulis menyiapkan dan menyusun daftar list media baik group maupun non
group yang akan diundang, setelah itu menyiapkan surat undangan yang akan
dikirimkan kepada media lalu dikirimkan lewat fax redaksi masing-masing media.
Menjelang H-3 penulis melakukan konfirmasi kepada pihak media yang diundang
86
khususnya yang media non group dengan cara menelepon satu per satu media untuk
memastikan bahwa undangan sudah diterima serta mengkonfirmasi kehadiran media
tersebut pada tanggal 1 Maret 2013.
Setelah itu penulis membantu staff PR Koran SINDO dalam menyiapkan press
release dan rundown acara yang akan dipergunakan pada saat press conference untuk di
berikan kepada pihak media yang datang. Setelah kegiatan press conference tersebut,
penulis juga melakukan monitoring terhadap berita yang diliput oleh pihak media lain
tentang kegiatan press conference pada tanggal 1 Maret 2013 untuk melihat apakah ada
berita liputan mengenai Koran SINDO atau tidak. Dan penulis juga diminta untuk
membuat daftar list liputan dari setiap media untuk dipergunakan bukti informasi.
Penulis juga diajarkan dalam pembuatan adlips (advertorial lips) untuk
melakukan promo atau penawaran khusus yang diberikan Koran SINDO bagi pelanggan
setia yakni para pembaca yang berlangganan Koran SINDO serta dalam pembuatan
media plan. Ada pun upaya sosialisasi yang dilakukan PR Koran SINDO yaitu: Pertama,
booking space iklan di setiap media-media seperti media telivisi (Sindo TV, METRO
TV, RCTI, MNC TV,Global TV), cetak (Sindo Weekly, Mom & Kids, Genie, Majalah
Motivasi Luar Biasa), radio (Sindo Radio, Fimela Radio, MRA Radio, Indika Radio),
portal (okezone.com). Kedua, adanya mobil semangat baru sampai akhir maret 2013
dengan tujuan lebih mendekat diri kepada masyarakat sekaligus dalam hal meningkatkan
brand awareness bahwa Koran SINDO merupakan media cetak yang tepat sebagai
pilihan masyarakat dan banyak layanan-layanan yang menarik yang diberikan Koran
SINDO. Ketiga, adanya kegiatan special event seperti seminar 200 Jam Semangat Baru,
Event ReBi Ke 9, Event Jakarta Community Carnival bersama Indomie, Inspiring
Women bersama BII, dan masih banyak lagi.
87
Sejauh ini, data yang penulis dapatkan melalui observasi melahirkan kesimpulan
bahwa upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO sangat efektif sekali
dalam menigkatkan kesadaran produk dalam mengelola citra melalui upaya sosialisasi
terhadap masyarakat atau target pasarnya karena dengan adanya wujud nyata Koran
SINDO dalam mensosialisasikan perubahan tersebut akan membawa dampak pula bagi
masyarakat yang melihatnya secara tidak langsung sehingga disini penulis melihat
dibutuhkan perencanaan dan strategi yang tepat pula setelah melakukan perubahan nama
dan logo. Karena itu perubahan yang terjadi di Koran SINDO seperti perubahan nama
dan logo itu memerlukan strategi yang tepat agar masyarakat pun sadar akan produk dan
brand perusahaan tersebut. Dimana akhir tujuan setiap perusahaan itu pastinya adanya
peningkatan penjualan dan masyarakat pun sadar dan tahu brand perusahaan tersebut
hingga brand itu pun menjadi pilihan masyarakat dalam kehidupannya.
Dari segi komunikasi antar kelompok, PR Koran SINDO melakukan adanya
komunikasi tatap muka dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai
tujuan perusahaan seperti menjalin hubungan komunikasi antar media atau juga
melayani berbagai pertanyaan seputar informasi perubahan nama dan logo Koran
SINDO.
Dari segi mengelola citra, PR Koran SINDO membangun persepsi publik tentang
perusahaan menyangkut pelayanannya yang dipergunakan yakni Talk Center, Mobil
Semangat Baru, Loper Wanita di lampu merah, sedangkan dari kualitas produk seperti
konten dan tampilan koran semakin dinamis, progresif dan visual. Pada akhirnya
persepsi akan memengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral atau memusuhi.
Citra dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin melalui nama
88
perusahaan (logo) dan tampilan lainnya, seperti laporan tahunan, brosur, kemasan
produk, company profile, interior kantor, seragam karyawan, newsletter, iklan,
pemberitaan media, materi tertulis maupun audiovisual.
4.3.2. Data Sekunder
Penulis dapatkan data sekunder itu berasal dari database dari Koran SINDO
seperti company profile Koran SINDO dan data-data lain dari perusahaan tersebut.
Sedangkan untuk literaturnya penulis menggunakan buku-buku mengenai Public
Relations, Advertising, Sosiologi, Metodelogi Penelitian, dan lain-lain. Lalu untuk yang
bersumber dari internet, penulis menggunakan google books dan situs resmi portal koran
sindo www.koran-sindo.com.
4.4. Hasil Analisa Data
Upaya sosialisasi perubahan nama dan logo oleh Public Relations Koran SINDO
dalam mengelola citra perusahaan memerlukan tahapan dan perencanaan yang baik.
Oleh karena itu perlu adanya strategi yang tepat dalam mensosialisasikan perubahan
tersebut. Sosialisasi sendiri menurut Peter Berger (2004:21) di dalam buku Pengantar
Sosiologi bahwa, “sosialisasi sebagai a process by which a child learns to be a
participant member of society – proses melalui mana seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Karena menurut R.Diniarti F
Soe’oed (2004:32) dalam buku Bunga Rampai Sosiologi Keluarga bahwa, “syarat
penting untuk berlangsungnya proses sosialisasi adalah interaksi sosial, karena tanpa
interaksi sosial sosialisasi tidak mungkin berlangsung”. Sehingga sesuai dengan teori
yang dijelaskan di atas bahwa dapat dilihat dari upaya sosialisasi yang dilakukan Koran
89
SINDO yaitu untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang perubahan yang terjadi
seperti dari logo, nama, konten, layanan, dan tema yang diangkat di dalam perubahan
tersebut agar dapat diterima oleh masyarakat melalui interaksi sosial yang terjadi lewat
komunikasi antar kelompok yang dilakukan PR Koran SINDO. Sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Suprapto (2009:6) bahwa, komunikasi organisasi adalah komunikasi
dalam organisasi khususnya yang mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi-
dimensi struktur organisasi. Jadi PR Koran SINDO sendiri melakukan interaksi sosial
dengan cara terlebih dahulu terjalin komunikasi organisasi bail itu dalam organisasi atau
pun di luar organisasi dengan tujuan dalam mensosialisasikan perubahan tersebut untuk
memperkenal dan memberitahukan perubahan tersebut kepada publik.
Ada pun perubahan nama dan logo Koran SINDO yang sebelumnya adalah
Harian Seputar Indonesia yang memiliki latar belakang sendiri. Seperti apa yang
dikatakan oleh key informan yakni Bapak Aloysius Novianto:
“Pada awalnya pimpinan Koran SINDO membuat koran baru dengan menggunakan nama Harian Seputar Indonesia yang diambil dari program berita yang ada di RCTI yaitu “Berita Seputar Indonesia”. Kemudian agar campaignnya tidak susah dalam pengucapannya maka terciptalah nama yaitu Koran SINDO. Seiringnya berjalannya, banyak masyarakat mempersepsikan Koran SINDO itu adalah program berita acara yang ada di RCTI bukan sebagai media cetak harian. Makanya agar mensinergi antara produk dan brand, perusahaan tersebut mengambil langkah untuk melakukan perubahan nama dan logo agar masyarakat lebih mengenal produk dan brand itu sebagai Koran SINDO bukan program berita yang ada di RCTI, karena itu berbeda sekali. Jadi diharapkan dalam perubahan nama dan logo yang baru ini, masyarakat tidak terasosiasi dengan produk yang lain”.
Upaya sosialisasi yang dilakukan oleh Public Relations Koran SINDO
merupakan suatu proses untuk memperkenalkan produk dan layanan kepada masyarakat
90
agar masyarakat merasakan keberadaan produk dan layanan tersebut. Karena sesuai
dengan teori menurut Denny Griswold dalam buku Hanbook Of Public Realations:
Pengantar Komprehensif (Ardianto.2011:9) bahwa PR adalah fungsi manajemen yang
mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu
individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan,
serta melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan
pengakuan publik.
Ketercukupan informasi akan terwujud bila public relations menyediakan
saluran komunikasi yang terbuka (open communication) dan memungkinkan terjadinya
komunikasi dua arah yang timbal balik (two way reciprocal). Penulis menganggap
bahwa upaya tersebut sesuai di dalam buku Soekanto, S., & Sukanto, S. (2007:58)
“Sosiologi: Suatu Pengantar” bahwa adanya syarat-syarat terjadinya sosialisasi seperti:
a. Adanya Kontak Sosial
Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antar individu, antar individu
dengan kelompok dan antar kelompok. Jadi dalam hal ini Koran SINDO melakukan
kontak sosial dengan bentuk komunikasi organisasi yang baik dengan tujuan yang
telah diketahui. Misalnya kontak sosial yang terjadi antar internal organisasi di
Koran SINDO yaitu antar setiap divisi bagian terjalin dengan baik komunikasinya
sehingga susunan rencana yang telah disepakati dan ditentukan oleh perusahaan pun
dapat berjalan dengan lancer, sedangkan eksternal organisasi terjalin kontak sosial
dengan media (jadi media cetak Koran SINDO mengundang kelompok media lain
untuk hadir dalam acara press conference) dan lalu ada kontak sosial dengan
masyarakat (mengajak dan memberitahukan kepada target sasaran/masyarakat
91
bahwa Koran SINDO melakukan perubahan baik dari nama, logo, konten, serta
layanan).
b. Adanya Komunikasi
Yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan,
gerak – gerak badaniah atau sikap), perasaan – perasaan apa yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. Seperti apa yang dikatakan oleh informan II - Ibu Eti Rosdianti
bahwa:
“Saat event launching, kita ada kegiatan sampling dahulu dimana kegiatan tersebut membagi-bagikan koran secara gratis dengan menggunakan logo dan nama koran yang baru. Sebelum kegiatan press conference berlangsung kita ada icon-icon juga yang membawa balon dan mereka berkumpulan di Bundaran HI sebagai awal prosesinya perubahan nama dan logo Koran SINDO yang sebelumnya adalah Harian Seputar Indonesia dan kita melepaskan balon di udara sebagai tanda perubahan nama dan logo kita”.
Dari hasil wawancara di atas bahwa komunikasi yang terjadi dapat dilihat secara
langsung dengan membagi-bagikan sampling koran yang baru kepada masyarakat dan
melakukan pelepasan balon sebagai tanda awal bahwa Koran SINDO resmi melakukan
perubahan nama dan logo dengan tema yaitu “Generasi Semangat Baru”. Dari tema
tersebut juga secara tidak langsung mengajak masyakarat untuk menjadi generasi
semangat yang baru dalam setiap hal untuk menuju hal-hal yang positif. Adapun makna
dari logo Koran SINDO yang baru tersebut diungkapkan pula dalam wawancara dengan
key informan Bapak Aloysius Novianto;
Pertama, aku sampaikan kalau secara basic ada rajawali, kemudian bola dunia itu tujuannya adalah kita Koran SINDO yang progresif. Ini punya istilahnya “Helikopter View ; bagaimana kita melihat Indonesia secara utuh yah,,,jadi mata elang, terbangnya elang yang mengelilingi kepulauan Indonesia, dan segala macamnya itu, kepulauan Indonesia adalah bagaimana kita satu untuk melihat Indonesia menjadi lebih baik, kedua memang mengajak dari Sabang sampai Merauke mmh..bahwa kita perlu
92
Indonesia lebih maju gitu yah… dan kita adalah belong in to Indonesia itu konteks dari sisi rajawali kepada bumi Indonesia. Kemudian kita bahas dari konteks logo Koran SINDO itu sendiri yang sekarang memang kenapa logo yang take font menggunkan itu, kita memang mempunyai kecenderungan yang jujur, kecenderungan yang to the point. Jelas take font nya kan American take font yah.. dan secara spirit warna merah yang ada di group koran sendiri mengartikan koran kita yang semangat baru, semangat kita untuk lebih progresif, semangat kita untuk lebih maju.
Adapun upaya sosialisasi yang dilakukan Public Relations Koran SINDO itu
merupakan salah satu strategi dan perencanaan PR dalam melakukan hubungan
komunikasi dalam bentuk publikasi yang positif dengan tujuan promosi, penyebaran
informasi, komersial dan perkenalan (introduction) seperti nama, logo, konten dan
layanan yang baru diberikan oleh Koran SINDO sebagai strategi perusahaan tersebut
dalam mengelola citra perusahaan (corporate identity ang good image) tersebut menjadi
baik di mata masyarakat.
Adapun upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan PR merupakan suatu strategi
yang tepat sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Ruslan yang dikutip oleh Firsan
Nova (2009:41-43) dalam buku Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani
Krisis Perusahaan mengungkapkan bahwa strategi Public Relations yaitu:
a) Publications
Fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan
perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini,
tugas PR Koran SINDO adalah melakukan publikasi mengenai Koran SINDO untuk
mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak media (grup atau non grup) dan
perusahaan-perusahaan yang terkait dengan tujuan menguntungkan citra lembaga
93
atau organisasi yang diwakilinya. Seperti hasil wawancara dengan informan Ibu
Ester Perangin Angin :
“dari tim PR melakukan berbagai aktivitas promosi seperti promosi baik itu promo lewat media seperti televisi, radio, media cetak maupun portal. Itu adalah strategi kita untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas bahwa Koran SINDO melakukan perubahan nama dan logo. Selain itu juga dari tim PR juga, melakukan pendekatan-pendekatan di berbagai pihak mungkin dalam hal ini para pendukung acara kita untuk launching dan press conference Koran SINDO seperti brand ambassadornya, terus tokoh-tokoh generasi semangat baru yang sudah kita pilih brandnya untuk Koran SINDO itu adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam kegiatan perubahan nama dan logo perusahaan”.
b) Event
Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan
perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat memengaruhi opini
publik. Di karenakan perubahan nama dan logo Koran SINDO jadi strategi PR
Koran SINDO dalam upaya sosialisasi perubahan tersebut maka banyak kegiatan
atau aktivitas seperti event dan seminar yang dilakukan PR agar tujuan dari
perusahaan dapat tercapai yakni masyarakat bisa menerima dan loyal terhadap
produk Koran SINDO. Sehingga dari hasil wawancara yang dilakukan penulis
adalah seperti apa yang dikatakan oleh Informan II Ibu Eti Rosdianti:
“Dari sisi PR-nya, kita pasti mengadakan event yang pasti orientasinya kepada menjangkau masyarakat banyak yang artinya mengenalkan inilah Koran SINDO yang to be number one”.
c) News (menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dan lain-
lain. Untuk itulah seorang PR harus mempunyai kemampuan menulis untuk
94
menciptakan publisitas. Event yang diselenggrakan Koran SINDO selalu menyajikan
press release guna mempermudah khususnya tamu dari media dalam hal meliput
kegiatan acara yang diselenggarakan Koran SINDO. Dari hasil wawancara dengan
informan Ester Perangin Angin bahwa:
“PR selalu berusaha untuk lebih mendekatkan Koran SINDO kepada masyarakat luas terutama para pembacanya kalau kita selalu melakukan atau memberikan informasi-informasi yang terkait dengan perubahan nama dan logo Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO. Yang kita lakukan itu dalam aktivitas promosi kita sengaja melakukan aktivitas promosi yang sangat tinggi sehingga perubahan tersebut dapat diterima di seluruh Indonesia dan perubahan nama dan logo Koran SINDO menjadi benar langsung mengenai sasarannya”.
d) Community involvement (kepedulian pada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang PR adalah mengadakan kontak sosial dengan
kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community relations
and humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. PR
Koran SINDO juga melakukan kontak sosial dengan komunitasnya yaitu SINDO
Community dimana tujuannya adalah agar Koran SINDO tetap menjaga hubungan
yang baik dengan kelompok masyarakat seperti dari hasil wawancara dengan
informan Eti Rosdianti bahwa:
“kita sudah punya relasi komunitas yang cukup erat karena kan kita punya program sindo community dimana hubungan kita cukup erat karena kita juga menawarkan berbagai macam pengalaman yaitu diskon-diskon di berbagai tempat entertain terus kita juga ada liputan yang dimasukkan ke dalam tabloid komunitas yang terbit sekitar 2 minggu sekali, awalnya terbit sekitar seminggu sekali dan sekarang 2 minggu sekali. Dan relasi-relasi komunitas-komunitas tersebut kita manjakan di komunitas tersebut”.
95
e) Inform or image (memberitahukan atau meraih citra)
Ada dua fungsi utama dari PR, yaitu memberikan informasi kepada publik atau
menarik perhatian sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra
positif. PR Koran SINDO juga memberikan layanan telepon interaktif dimana
masyarakat dapat secara langsung mengetahui atau bertanya mengenai cara
berlangganan Koran SINDO atau pun hal lainnya. Sedangkan dalam menarik
perhatian masyarakat banyak kegiatan promo yang dilakukan PR seperti
memberikan khusus seperti potongan harga atau voucher event secara gratis apabila
berlanggan Koran SINDO. Seperti yang disampaikan oleh informan Eti Rosdianti
bahwa:
“ya..jadi PR dalam mengelola citra perusahaan kita memang..mmh… selain meng-handle kegiatan dalam artian untuk PIC liputan media. Itu juga kita memang menangani promonya. Jadi promo kita di group itu selalu naik setiap hari baik RCTI,Global TV, kita selalu create setiap hari apa yang bisa naik di mereka. Jadi tidak akan pernah kosong. Kalau pun kita lagi ga ada event atau promo kita akan buat dengan tim brand ya..kita akan buat dengan tim sesuatu promo internal untuk meningkatkan brand awareness kita supaya masyarakat tetap awarenessnya tetap stabil dan tinggi. Selama 7 tahun kita tetap didukung oleh group kita”.
f) Lobbying and negotiation
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan
bernegoisasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai
kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang
berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Dalam hal ini PR Koran
96
SINDO terus melakukan lobbying dengan setiap perusahaan seperti yang dilakukan
PR Koran SINDO yang ingin bekerjasama dengan pihak media TRANS TV.
“Promo kita yang cukup heavy di bulan Maret itu, harus kita mintakan khusus kepada masing-masing group. Kita mintakan khusus terus dan kita buatkan permohonan , syukurnya semua bisa berjalan dengan baik. Lalu yang kedua kita mencoba untuk mencari kerja sama dengan media lain. Sejauh ini sudah di cover untuk Metro TV dan yang lain-lain. Lalu mmh..dikarenakan kita masih butuh peningkatan awareness di peliputan mmh..kita sudah mengajak 2 stasiun TV yang kita anggap sudah sesuai dengan segmen kita yaitu Metro TV dan TV One, akan tetapi dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri dikarenakan satu dan lain hal sehingga mereka tidak bisa mendukung kita. Lalu kita dalam waktu yang cepat kita mencari solusi ketempat lain di Trans TV. Mmh..masalah seperti media-media itu juga kita melakukan pendekatan mereka itu benar-benar secara khusus karena ini event yang besar pendekatan kita memang begitu berbeda dengan biasanya seperti meeting khusus dengan pemrednya. Memberikan space khusus yang berbeda kepada mereka. Apabila mereka membutuhkan promo begitu”.
g) Social resposibillity (tanggung jawab sosial)
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas Public Relations menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini akan
meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Ada pun kegiatan sosial yang
dilakukan pihak Koran SINDO di dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo
tersebut dengan cara memberikan bantuan sumbangan dana kepada anak kecil
penderita kanker yang bernama “Sidney” pada bulan Mei, dimana dari hasil
observasi di lapangan penulis langsung menghubungi ibu Tina yang merupakan
orang tua dari anak penderita kanker tersebut. Juga untuk mencari banyak informasi
tentang anak tersebut dan meminta persetujuan dari orang tua Sidney untuk boleh
mengangkat berita mengenai Sidney sebagai informasi berita di Koran SINDO
97
sebagai kepedulian sindo terhadap anak kecil yang menderita kanker dan mengajak
masyarakat untuk menunjukkan kepedulian tersebut kepada sesama manusia.
Terlihat penjelasan di atas bahwa tugas PR Koran SINDO itu sendiri di dalam
upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO yang sebelumnya namanya
adalah Harian Seputar Indonesia menurut penulis sesuai dengan teori Sr Maria
Assumpta Rumanti (2005:39-42) dalam buku Dasar-Dasar Public Relations: Teori Dan
Praktik bahwa:
a. PR Koran SINDO meyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik atau
stakeholder, supaya mempunyai pengertian yang positif tentang organisasi atau
perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan Koran SINDO dalam
meningkatkan kesadaran terhadap nama dan logo serta pelayanan dan perubahan
yang lainnya kepada publik. Dalam hal ini PR merupakan sumber informasi yang
mewakili perusahaan.
b. Memonitor , merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau
masyarakat. Hal ini dilakukan PR Koran SINDO yang terus memonitoring
pemberitaan atau hasil liputan mengenai Koran SINDO di setiap media massa, dan
mengevaluasi tanggapan yang ada dlingkungan masyarakat seperti aktivitas Koran
SINDO dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo dengan adanya mobil
semangat baru, loper-loper wanita di lampu merah, kerjasama dengan armada
bluebird dimana setiap armada akan ada Koran SINDO dan masih banyak lagi.
c. Memperbaiki citra organisasi. Koran SINDO ingin mengubah persepsi masyarakat
tentang Koran SINDO dimana dengan nama Harian Seputar Indonesia banyak
98
masyarakat mengaitkan itu dengan program berita di RCTI pada hal itu Harian
Seputar Indonesia merupakan produk koran PT Media Nusantara Informasi. Oleh
karena itu perubahan nama dan logo yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 2013
menjadi awal dalam mengubah persepsi masyarakat agar tidak terasosiasi dengan
produk yang lain. Dan hasil wawancara dengan informan Ester Perangin-Angin
bahwa:
“Untuk mengubah persepsi Koran SINDO menjadi media cetak yang terbaik adalah kita melakukan berbagai aktivitas seperti yang kita bicara tadi. Jadi tidak hanya promosi media, promosi yang kita lakukan ini. Kita akan usahakan berbeda dengan media-media lainnya. Kita mau menampilkan kreatif-kreatif iklan yang dinamis, yang menarik perhatian sehingga itu menjadi differentiation kita dengan media lain. Jadi apa yang dilakukan oleh Koran SINDO diusahakan selalu berbeda, kita juga melakukan pembenahan dari sisi konten dan kita juga bisa menjadi media yang membawa perubahan positif untuk Bangsa dan Negara ini. Dan kita juga membuat Koran SINDO semakin viewpaper. Jadi orang-orang selalu tertarik untuk terus melihat dan membaca koran karena kita kan tahu dengan derasnya informasi di internet orang bisa membuka portal kapan saja. Kalau kita tidak melakukan hal-hal yang lain tentu kita akan tertinggal dengan media lain”.
d. Tanggung jawab sosial yang dilakukan PR terutama kelompok publik sendiri, publik
internal, dan pers sangat penting, karena tujuannya untuk mendapat kepercayaan dari
publik dan masyarakat serta stakeholder terkait.
e. Komunikasi merupakan salah satu bentuk penghubung PR dalam menjalin hubungan
yang positif baik masyarakat dan stakeholder sehingga apa yang hendak dicapai oleh
perusahaan dapat tersampaikan dengan benar.
Dalam hal ini berkaitan dengan produknya yaitu Koran SINDO berupa barang
dan jasa yang akan disampaikan kepada khalayak atau publik tertentu seperti adanya talk
center, mobil semangat baru, tampilan konten dan layout yang semakin dinamis,
99
progresif, dan visual. Dengan demikian hal tersebut akan menciptakan suatu citra yang
baik dari masyarakat terhadap nama perusahaan Koran SINDO. Sesuai dengan teori
yang diungkapkan di dalam buku Metodologi Penelitian Untuk Public Relations:
Kuantitatif dan Kualitatif menurut Sutisna bahwa,
“ image adalah realitas, seperti yang dikemukakan Bernstein dalam Gronroos. Oleh karena itu, program pengembangan dan perbaikan citra harus didasarkan pada realitas. Jika citra tak sesuai dengan realitas dan kinerja kita tidak baik, itu adalah kesalahan kita dalam berkomunikasi. Jika citra sesuai dengan realitas dan merefleksikan kinerja kita yang buruk, itu berarti kesalahan kita dalam mengelola organisasi”. (Sutisna, dalam Ardianto.2011:99)
Jadi disimpulkan bahwa Koran SINDO itu bukan hanya mempunyai strategi
yang tepat atau mengkomunikasikan perubahan nama dan logo tersebut kepada publik
tetapi strategi tersebut juga harus dilakukan secara realitas sebagai salah satu bentuk
program pengembangan untuk mengelola citra perusahaan menjadi yang terbaik.
Perlunya strategi komunikasi yang efektif dalam mensosialisasikan perubahan
nama dan logo Koran SINDO oleh Public Relations. Menurut Nurjaman & Umam
(2012:46-49) dalam buku Komunikasi & Public Relations bahwa ada pun strategi
komunikasi yang efektif yang perlu diketahui yakni:
a. Ketahui Mitra Bicara (audience)
Dalam upaya sosialisasi yang dilakukan oleh Koran SINDO mitra bicara/audience
mereka adalah semua kalangan masyarakat baik yang berlangganan atau pun yang
tidak berlangganan atau juga para pembaca atau pun yang bukan pembaca Koran
SINDO. Hal ini diharapkan dengan upaya sosialisasi ini mitra bicara/audience dapat
lebih awareness dengan produk dan layanan yang dimiliki oleh Koran SINDO. Oleh
100
karena itu Koran SINDO mengangkat tema dalam perubahan nama dan logonya
yaitu “Generasi Semangat Baru”. Seperti apa yang dikatakan Bapak Aloysius
Novianto:
“Bicara generasi semangat baru bukan artinya segmenya hanya anak muda saja tapi segmennya generasi kepada siapa pun orang di Indonesia tanpa pandang bulu baik itu usia, jenis kelamin, agama, dan lain - lain. Asalkan mereka mempunyai niat yang baik, jujur, kreatif, mempunyai niat yang maju buat Indonesia”.
b. Ketahui Tujuan
Tujuan dalam berkomunikasi sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi.
Adapun tujuan dari upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO yakni
memperkenalkan dan mengajak masyarakat, seperti apa yang dikatakan Bapak
Aloysius Novianto dalam temanya “Generasi Semangat Baru” yakni:
“untuk berubah menjadi positif itu kita harus membawa suatu gerakan yakni semangat baru dimana membawa Indonesia menjadi semakin baik. Jadi tidak serta merta campaign kita semangat baru dengan berbicara mengenai pembaruan koran kita, tetapi kita lihat bahwasanya diluar sana dalam konteks PR yang selama ini kita ketahui bahwa kejadian-kejadian di Indonesia yang negatif harus dirubah menjadi positif”.
c. Perhatikan Konteks
Dalam hal konteks perubahan nama dan logo Koran SINDO, perusahaan tersebut
melakukan launching dan press conference pada tanggal 1 Maret 2013 yang
bertempat di Bundaran HI untuk sesi launching dan press conference di MNC
Tower. Konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang disampaikan.
Seperti apa yang dikatakan Bapak Aloysius Novianto;
101
“apa yang kita perbarui dari sisi nama, logo, produk, dan dari sisi tayangan serta merta itu juga diungkapkan kepada masyarakat. Perubahan tersebut mengajak masyarakat Indonesia agar mempunyai semangat yang baru untuk menuju Indonesia yang lebih baik. Jadi konteks kita itu tidak hanya untuk Koran SINDO tetapi untuk masyarakat Indonesia”.
d. Pelajari Kultur
Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu
diperhatikan dalam komunikasi. Hal ini penting karena itu Koran SINDO melakukan
perubahan nama dan logo tersebut untuk menjadi media cetak generasi semangat
baru dalam menyajikan informasi-informasi berita yang tepat sesuai dengan
kebutuhan setiap masyarakat.
e. Pahami Bahasa
Bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasa dapat menjadi ciri atau identitas suatu
bangsa. Berbicara identitas berarti berbicara harga diri atau kebanggaan. Jadi Koran
SINDO menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh publik atau masyarakat
yakni dengan mengangkat tema “Generasi Semangat Baru” seperti yang
disampaikan oleh Bapak Aloysius Novianto:
“secara umumnya kita menyemangati pembaruan ini untuk membawa hidup baru, semangat baru, tidak hanya sekadar sebatas tagline atau campaign tetapi kita juga mengambil beberapa person-person yang dipercaya untuk melangsungkan spirit ini dengan cara meminta kesediaan Rhenald Kasali, Billy Boen, Happy Salma, dan Donna Agnesia yang dari latar belakang mereka yang mendukung upaya campaign generasi semangat baru dan kita jadikan panutan bahwa mereka-mereka ini adalah generasi semangat baru”.
102
Proses upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh Public
Relations dalam mengelola citra perusahaan, penulis melakukan tahapan sosialisasi
menurut Kun Maryati dan Juju Suryawati yaitu:
1. Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang terjadi apabila mengadakan hubungan
langsung bertemu dan berhadapan muka antar kelompok. Misalnya yang dilakukan
Koran SINDO seperti apa yang dikatakan Informan II – Ibu Eti Rosdianti bahwa:
“kita ada sampling dahulu dimana kegiatan sampling dengan membagi-bagikan koran secara gratis dengan logo dan nama koran yang baru”.
Kegiatan sampling itu dilakukan secara langsung dan tatap muka kepada masyarakat
bahwa menunjukkan ini adalah koran baru SINDO dengan bukti nyata membagikan
koran-koran secara gratis kepada masyarakat.
2. Sosialisasi sekunder adalah sosialisasi yang terjadi menggunakan perantara, seperti
menggunakan orang lain sebagai perantara, telepon, telegram, surat, dan lain-lain.
Misalnya yang dilakukan PR Koran SINDO dalam mensosialisasikan perubahan
tersebut dengan mengirimkan surat undangan dan press release melalui email dan
fax, sedangkan untuk mengkonfirmasi kehadirannya PR melakukan via telepon. Ada
pun upaya sosialisasi yang dilakukan PR Koran SINDO seperti yang dikatakan Ibu
Eti Rosdianti sebagai berikut:
“Oh..ya jadi kita di bulan Maret ini sudah booking space promo di semua TV Media MNC, ada juga tambahan di luar group media yakni METRO TV, Radio Indika FM Fimela.com yang kita upayakan kerjasamanya dalam bentuk barter”.
103
Mengenai perubahan nama dan logo Koran SINDO hal utama perusahaan
melakukan perubahan yakni sebagai sebuah proses pengubahan citra sebuah perusahaan
agar lebih dapat menarik lebih banyak lagi penggunaan produk dan jasa layanan di
perusahaan tersebut yaitu Koran SINDO. Alasan perusahaan Koran SINDO melakukan
perubahan itu dapat penulis simpulkan berdasarkan teori menurut Yuliana Agung
(2006:110-111) dalam buku 101 Konsultasi Praktis Pemasaran 2 bahwa, pada dasarnya
perubahan tersebut dilakukan karena sebuah merek telah memasuki masa jenuh dan
dibutuhkan suatu energi atau semangat baru untuk memulihkan tenaga tersebut sehingga
dapat mencegah konsumen jenuh dan pindah ke merek lain. Dengan perubahan nama
dan logo (rebranding) dapat menciptakan logo baru untuk mempertahankan produk
tersebut supaya tidak mati dan konsumen dapat merasakan sesuatu yang baru.
Pengertian dari nama Koran SINDO itu sendiri yakni seperti apa yang dikatakan oleh
Bapak Aloysius Novianto bahwa:
“Nama SINDO sendiri adalah singkatan yang cukup lama yaitu huruf S dari kata “SEPUTAR” dan INDO dari kata “INDONESIA”, jadi jika digabungkan menjadi SINDO. Itu sudah lama dengan nama SINDO. Bahkan di RCTI sendiri pun memberikan penghargaan menggunakan SINDO”.
Alasan lain Koran SINDO melakukan perubahan nama dan logo itu di karenakan
perusahaan ingin memberikan sesuatu yang baru, berupa pembenahan perusahaan dalam
bentuk konten, tampilan atau layout dan layanan Koran SINDO “Talk Center” bagi
masyarakat. Lalu apa yang dikatakan oleh Bapak Aloysius Novianto , perubahan itu
terjadi juga untuk:
“Ya kalau dulu nama Koran SINDO itu kan masih mengacu sedikit refleksi dari program Berita Seputar Indonesia di RCTI. Nah emmhh…
104
sekarang itu sudah jelas, sudah klik antara nama Koran SINDO sekarang yang which-is dikenal masyarakat dengan brandnya”.
PT Media Nusantara Informasi atau yang dikenal dengan nama Koran SINDO ini
melakukan perubahan nama dan logo tersebut saat kondisi yang tepat dengan adanya
permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat sehingga menimpa brand perusahaan
tersebut. Seperti di dalam jurnal menurut Prayudi dan Jana Juanita (2005:170) bahwa
ada pun hasil dalam melakukan rebranding atau perubahan nama dan logo yang
dijalankan perusahaan dalam konteks penelitian skripsi dapat dilihat hal tersebut dimana
ada perubahan logo dan nama yang dilakukann Koran SINDO untuk mensinergikan
antara produk dengan nama serta logo perusahaan sehingga nama dan logo yang dimiliki
tidak terasosiasi dengan brand yang lain. Kemudian perusahaan Koran SINDO juga
melakukan refreshment logo yang dimaksud untuk menyegarkan product brand atau
company brand dibenak pelanggan agar masyarakat tetap tetap menjadi top of mind
seperti yang disampaikan oleh Bapak Aloysius Novianto bahwa:
“Ya jadi karena waktu kita menentukan perubahan logo sehingga klik dengan nama yang dikenal masyarakat. Disitu pula kita melakukan refreshment atau pembaruan terhadap layout-layout kita karena kan kita dari awal itu koran yang cenderung progresif, lebih colorfull, foto-fotonya lebih jauh kelihatan dan modern”
Makanya salah satu strategi untuk mengembalikan nama baik perusahaan
tersebut Koran SINDO melakukan perubahan nama dan logo (rebranding). Seperti hasil
wawancara dengan Ibu Eti Rosdianti bahwa:
“Akan tetapi di logo kita yang masih ada Seputar Indonesia awalnya, kemudian menjadi Harian Seputar Indonesia, dimana dengan menyebutkan nama Seputar Indonesia kebanyakan masyarakat lebih banyak menyamakan program kita ke berita Seputar Indonesia yang ada di RCTI. Sehinga untuk menyamakan visi dan brand yang beredar, kita
105
rubah logo dan nama menjadi Koran SINDO. Itu juga sinergi dengan Sindo Media yang sudah lebih dulu berdiri. Sindo Media itu ada SINDO TV, SINDO Weekly, SINDO Radio dan terakhir Koran SINDO”.
Sehingga dari perubahan nama dan logo tersebut dapat memperbaiki secara tidak
langsung citra perusahaan, karena menurut Elvinaro Ardianto (2011:62) dalam
Handbook Of Public Realations: Pengantar Komprehensif bahwa citra dengan sengaja
diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting
dalam perusahaan atau organisasi. Jadi sesuai dengan teori tersebut maka pimpinan
perusahaan mengambil keputusan untuk melakukan perubahan baik dari nama, logo,
konten, layanan, dan masih banyak lagi. Ada pun kendala dalam upaya sosialisasi yang
diungkapkan dari hasil wawancara dengan key informan Bapak Aloysius Novianto
bahwa:
“Kita tidak pernah melihat itu sebagai kendala tetapi kita melihat itu sebagai tantangan dalam membangun dan menumbuhkan brand kita. Tantangannya cukup berat karena kan pada saat kita menunjukkan generasi semangat baru itu seolah-olah memang di lihat sebagai penetrasi yang ditunjukkan kepada kaum muda karena tema yang diangkat generasi semangat baru. Nah disitulah tantangan untuk menegaskan kepada semua masyarakat Indonesia bahwa kita tidak pandang usia, tidak pandang background pekerjaannya atau pun aktivitasnya bahwa generasi semangat baru adalah dibangun agar Indonesia dalam tahun atau setelah tahun ini merujuk menjadi lebih baik dan meninggalkan yang negatif”.
Selain itu juga kendala yang dihadapi oleh PR Koran SINDO dalam hal
kerjasama dengan pihak media dimana tujuan yang hendak dicapai yaitu publisitas
dalam hal melakukan promo tentang perubahan nama dan logo yang baru yaitu Koran
SINDO kepada publik. Ada pun solusi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam
106
menghadapi kendala tersebut seperti hasil wawancara penulis dengan informan Eti
Rosdianti seperti;
“Lalu dalam waktu cepat kita mencari solusi ketempat lain di Trans TV. Mmh..masalah seperti media-media itu juga kita melakukan pendekatan mereka itu benar-benar secara khusus karena ini event yang besar pendekatan kita memang begitu berbeda dengan biasanya seperti meeting khusus dengan pemrednya. Memberikan space khusus yang berbeda kepada mereka. Apabila mereka membutuhkan promo begitu”.
Sehingga dapat disimpulkan oleh penulis bahwa salah bentuk solusi mengatasi
kendala yang mereka hadapi dalam upaya sosialisasi perubahan tersebut yang dihadapi
PR dengan cara komunikasi secara efektif dan tepat baik terhadap publik atau target
sasaran, pelanggan, media, atau pun stakeholder lainnya yang mempunyai pengaruh
positif dalam pengembangan citra perusahaan PT Media Nusantara Informasi yaitu
Koran SINDO agar menjadi media cetak yang tepat bagi konsumennya sesuai dengan
tagline yang ada pada logo “Sumber Referensi Terpercaya”.
4.5. Pemaparan Temuan yang Diperoleh dari Proses Analisa Data
Dari hasil pemaparan temuan yang diperoleh dari proses analisis data, penulis
menarik kesimpulan dalam pembahasan penelitian yang akan penulis gabungkan dengan
teori-teori yang mendukung penelitian ini. Kategorinya sebagai berikut:
4.5.1. Perubahan Nama dan Logo Koran SINDO
Koran SINDO merupakan media cetak yang terbit setiap hari dan belum lama ini
melakukan perubahan logo dan nama serta tampilan dan kontennya juga. Tepat pada
tanggal 1 Maret 2013 di MNC Tower, media cetak tersebut melakukan press conference
dan launching di Bundaran HI. Perubahan tersebut merupakan suatu proses pengubahan
107
citra sebuah institusi agar lebih dapat menarik lebih banyak lagi penggunaan produk dan
jasa layanan di perusahaan tersebut. Ada pun latar belakang perubahan nama dan logo
Koran SINDO yaitu pada awalnya nama yang di luncurkan adalah “Harian Seputar
Indonesia” yang memang mengacu kepada nama yang diambil dari berita Seputar
Indonesia. Kemudian dilakukan campaign supaya tidak susah dalam pengucapannya,
maka terciptalah nama Koran SINDO. Tapi pada kenyataannya, ternyata audience itu
selalu berpikir bahwa Koran SINDO itu adalah program Seputar Indonesianya RCTI.
Jadi beranjak dari kenyataan inilah maka dari pihak perusahaan melakukan perubahan
dengan mengubah nama Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO. Perubahan
itu dilakukan tidak hanya dari perubahan nama dan logo tapi mulai yang menyangkut
konten-kontenya juga semua benar-benar diubah, ini dilakukan supaya image
masyarakat yang tadinya bahwa Harian Seputar Indonesia adalah program RCTI bisa
kita kikis pelan-pelan. Jadi orang tidak terasosiasi ke brand yang lain atau produk yang
lain.
Jadi dari pemaparan temuan penulis terhadap analisis data di atas bahwa Koran
SINDO ingin melakukan pembaharuan baik dari nama dan logo selain itu juga
melakukan pembaharuan terhadap layanan, konten, layout, dan yang lainnya untuk
menjadi media cetak yang terbaik semakin lebih mendekatkan diri kepada masyarakat
melalui berbagai kegiatan-kegiatan positif dari perusahaan.
4.5.2. Arti Nama dan Logo Koran SINDO
Nama dan logo merupakan hal yang sangat penting di dalam setiap perusahaan,
dimana hal tersebut merupakan hal yang dapat membedakan perusahaan yang satu
108
dengan lain. Sehingga hal tersebut yang menjadi salah satu strategi dari Koran SINDO
untuk melakukan pembaruan terhadap nama dan logo sehingga tidak terasosiasi dengan
produk atau brand yang lain. Nama dan Logo merupakan salah satu bentuk identitas
perusahaan untuk membedakan antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Adapun
makna dari logo dan nama Koran SINDO yakni merupakan singkatan dari S adalah
seputar dan INDO berasal dari kata Indonesia. Sedangkan nama koran itu menunjukkan
jenis produk yang diproduksi oleh perusahaan PT media Nusantara Informasi.
Sedangkan dari logo secara dasarnya ada burung rajawali dan bola dunia, dimana
artinya burung rajawali yang mengelilingi kepulauan Indonesia untuk dapat melihat
Indonesia menjadi lebih baik, serta mengajak masyarakat dari Sabang sampai Merauke
untuk lebih maju. Dari sisi warna pada nama dan logo terlihat ada 2 warna yang
mencolok yaitu merah artinya spirit yang ada di grup koran sendiri mengartikan koran
yang semangat baru dan warna biru artinya sesuatu yang memang bersifat establish.
Perubahan nama dan logo Koran SINDO juga mengangkat tema besar yaitu
“Generasi Semangat Baru” dimana perubahan tersebut mengajak masyarakat bangsa
Indonesia untuk maju bersama-sama menjadi yang lebih baik. Koran SINDO
menggunakan empat orang sebagai brand ambassador generasi semangat baru yang
pertama Bapak Rhenald Kasali selaku Owner Rumah Perubahan/ Founder Rumah
Perubahan, Billy Boen Owner Young On Top Nusantara, lalu dari sisi entertaimentnya
Happy Salma dan Dona Agnesia. Mereka ini mewakili prespektif kita sebagai
“Generasi Semangat Baru”. Mereka pribadi yang sukses dalam artian menjalankan visi
mereka dengan mewujudkan aksi nyata mereka.
109
4.5.3. Upaya Sosialisasi Public Relations
Upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam perubahan
nama dan logo yang baru yaitu terus mengkampanyekan perubahan nama dan logo
tersebut agar masyarakat pun menjadi lebih awareness terhadap brand dan produk
Koran SINDO. Upaya sosialisasi juga sudah ada di hari pertama, pada tanggal 1 Maret
2013 saat melakukan peresmian logo dan nama yang baru, Koran SINDO membagikan
sampling koran yang menggunakan logo dan nama baru secara gratis.
Jadi selama dua minggu pertama Koran SINDO fokus campaign baik melalui
print add maupun billboard. Semua yang ada di media yang basenya visual ditunjukkan
kepada masyarakat, bahwa sekiranya dari tanggal 1 Maret 2013 sampai di dua minggu
berikutnya, upaya sosialisasi itu fokus terhadap rejuvenasi dan perubahan logo yang
baru.
Kemudian di fase berikutnya yakni memperkenalkan produk sama brand melalui
“Mobil Semangat Baru” yang hadir di setiap pagi sampai akhir bulan Maret 2013.
Dimana Koran SINDO memberikan value dan benefit kepada masyarakat selain
mendapatkan koran juga mendapatkan dukungan sarapan pagi dengan tujuan agar
audiens atau masyarakat bersama-sama Koran SINDO memiliki semangat di pagi hari,
dimana juga Koran SINDO ada pula di pagi hari. Mobil Semangat Baru itu desain
dengan logo baru Koran SINDO dan ada di titik-titik lokasi yang strategis di Jakarta.
Ada pun 12 lokasi tersebut sebagai berikut: Rawamangun, Kampung Melayu, Uki
Cililitan, Bulungan, Lebak Bulus, Cibubur, Fatmawati, Senen, Kelapa Gading, Pasar
Rebo, Depok, dan Bekasi.
110
Ada pun loper-loper wanita yang mengenakan rompi khusus dari Koran SINDO
yang ada di setiap lampu merah merupakan upaya sosialisasi perubahan nama dan logo
Koran SINDO di bulan Maret 2013. Upaya sosialisasi tersebut tujuannya untuk menarik
perhatian masyarakat bawa Koran SINDO memberikan banyak perubahan dan menjadi
semakin yang terbaik serta menjadi media cetak pilihan masyarakat.
Setelah di bulan Maret ini, adapun upaya sosialisasi perubahan nama dan logo
Koran SINDO tersebut terus dilakukan sampai akhir tahun 2013. Awal bulan April
upaya sosialisasi selanjutnya ada “200 Jam Semangat Baru”. 200 Jam Semangat Baru
adalah seminar yang digalang ke kampus-kampus dan sekolah dimana pembicaranya
adalah salah satu dari icon brand ambassador Koran SINDO seperti Bapak Rhenald
Kasali selaku Owner Rumah Perubahan/ Founder Rumah Perubahan, Billy Boen Owner
Young On Top Nusantara, lalu dari sisi entertainment ada Happy Salma dan Dona
Agnesia. Mereka ini mewakili prespektif Koran SINDO sebagai Generasi Semangat
Baru. Dan untuk kedepannya lagi PR Koran SINDO akan menyusun perencanaan dalam
upaya sosialisasi, baik dalam bentuk event-event yang berhubungan dengan “Generasi
Semangat Baru”. Event-event itu pun menurut penulis selama melakukan observasi di
Koran SINDO yakni ada Event Rekor Bisnis dan BII; Jakarta Community Carnival;
Inspiring Women; Malam ReBi Ke 9; dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk kegiatan
CSR yakni ikut serta dalam program Jalinan Kasih untuk membantu seorang anak
penderita kanker. Lalu dari kegiatan promosinya yaitu PR Koran SINDO membuatkan
perrmohonan khusus kepada pihak media (group dan non group), untuk dapat
melakukan promosi Koran SINDO di media tersebut. Untuk media grup hampir
semuanya dapat di handle secara baik oleh PR Koran SINDO. Sedangkan untuk media
non grup sejauh ini sudah di cover untuk Metro TV dan yang lain-lain. Lalu dikarenakan
111
logo dan nama Koran SINDO masih butuh peningkatan awareness di peliputan, PR
Koran SINDO pun mengajak dua stasiun TV yang dianggap sesuai dengan segmen
Koran SINDO yaitu Metro TV dan TV One untuk mau bekerja sama. Akan tetapi
dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri dikarenakan satu dan lain hal sehingga
mereka tidak bisa mendukung dari sisi peliputan berita mengenai Koran SINDO.
4.5.4. Kendala dalam Upaya Sosialisasi Perubahan Nama & Logo Koran SINDO
Kendala yang dihadapi PR Koran SINDO dalam melakukan upaya sosialisasi
perubahan nama dan logo tersebut itu tidak dilihat sebagai kendala tetapi melihat itu
sebagai tantangan dalam membangun dan menumbuhkan brand Koran SINDO.
Tantangannya tersebut cukup berat dikarenakan pada saat menunjukkan generasi
semangat baru itu seolah-olah dilihat sebagai penetrasi yang ditunjukkan kepada kaum
muda. Karena tema besar yang diangkat oleh Koran SINDO dalam perubahan nama dan
logo yang baru adalah “Generasi Semangat Baru”. Tantangan tersebut adalah untuk
menegaskan kepada semua masyarakat Indonesia bahwa Koran SINDO tidak
memandang dari usia, latar belakang pekerjaan atau pun aktivitas-aktivitas masyarakat
lainnya dan bagaimana juga PR dapat menkomunikasikan hal tersebut sesuai dengan visi
misi perubahan nama dan logo Koran SINDO kepada masyarakat dan stakeholder.
Generasi Semangat Baru diangkat sebagai tema agar Indonesia dalam tahun ini atau pun
setelah tahun ini merujuk menjadi lebih baik dan meninggalkan hal negatif.
Tema itu pun diangkat menunjukkan bahwa Koran SINDO tidak membeda-bedakan
atau mengkotak-kotakan siapapun stakeholder yang ada di Indonesia, apakah pihak dari
media lain, masyarakat biasa, atau pun perusahaan-perusahaan lainnya. Kepada siapa
pun Koran SINDO mengajak semua kalangan agar mereka bisa turut menyukseskan
“Semangat Baru”. Dengan media lain pun, karena Koran SINDO juga bagian dari
112
media, saat launching dan press conference hampir semua media diundang karena
Koran SINDO mempunyai tujuan yang positif dan strategis agar bersama-sama bisa
maju. Kalau pun itu maju, bukan hanya Koran SINDO saja tetapi untuk semua
stakeholder Koran SINDO juga diajak maju. Oleh karena itu Koran SINDO tidak
menjadi antipasti baik kepada media yang satu atau pun dengan media yang lainnya,
tetapi justru bersinergi dengan mereka, agar Indonesia semakin baik dengan
campaignnya semangat baru.
Kendala lainnya yang dihadapi oleh PR Koran SINDO seperti yang sudah dijelaskan
dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo di atas bahwa adanya kerja sama antar
media yang dilakukan perusahaan tersebut dalam hal ini untuk peliputan, diantaranya
Metro TV dan TV One. Tetapi dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri
dikarenakan satu dan lain hal sehingga mereka tidak bisa mendukung kegiatan promo
Koran SINDO. Kendala tersebut menjadi hambatan oleh PR Koran SINDO untuk dapat
masuk ke media lain dalam hal melakukan kerjasama. Tapi sebagian media ada yang
mau kerjasama, dalam artian promo to promo, tapi ada juga yang tidak mau karena
mereka takut meningkatkan media yang lain.
Lalu PR Koran SINDO dalam waktu yang cepat mencari solusi ketempat media lain
di Trans TV. Jadi disini PR dituntun dapat bisa menjalin hubungan baik dengan antar
media secara khusus seperti jika ada event yang cukup besar, pendekatan yang dilakukan
PR Koran SINDO begitu berbeda dengan biasanya misalnya melakukan meeting khusus
dengan pemimpin redaksinya, lalu memberikan space khusus yang berbeda kepada
pihak media tersebut apabila mereka membutuhkan publikasi.
Jadi dapat penulis tarik kesimpulan bahwa fungsi Public Relations di media tersebut
itu sangat penting, karena menurut Cutlip and Center pakar PR Internasional di dalam
113
buku “Effective Public Relations” bahwa fungsi PR yaitu menunjang aktivitas utama
manajemen dalam mencapai tujuan bersama, membina hubungan yang harmonis antar
badan atau organisasi dengan publik sebagai khalayak sasaran, mengidentifikasi segala
sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap
badan/organisasi, melayani keinginan publik, dan juga menciptakan komunikasi dua
arah secara timbal balik serta mengatur arus informasi, publikasi dan pesan dari
organisasi ke publik atau sebaliknya.
4.5.5. Upaya Public Relations Mengelola Citra Perusahaan
Dalam hal mengelola citra perusahaan tersebut selama 7 (tujuh) tahun, dari tim
PR Koran SINDO sendiri melakukan berbagai banyak aktivitas tidak hanya dari sisi
promosi (media grup dan non grup) saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan
meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak luar. PR Koran SINDO juga memiliki
program-program dalam hal bagaimana mengelola citra perusahaan tersebut, yakni
dengan adanya media visit di Koran SINDO seperti yang dilakukan SD KUPU-KUPU
pada tanggal 5 Maret 2013. Tujuan adanya media visit tersebut agar pihak luar
mengetahui bagaimana media Koran SINDO itu, lalu bagaimana pelaksanaan pekerjaan
di kantor misalnya apa yang dilakukan oleh pihak redaksi, sales, tim marcomm dan yang
lain-lain di dalam Koran SINDO, serta bagaimana tahap-tahap produksi Koran SINDO
hingga koran tersebut bisa langsung sampai ke masyarakat. Kegiatan itu secara tidak
langsung dapat mengelola citra perusahaan Koran SINDO di mata pihak eksternal Koran
SINDO.
Selain itu dalam hal mengelola citra perusahaan PR Koran SINDO melakukan
kegiatan CSR seperti kegiatan yang dilakukan belum lama ini Koran SINDO
114
memberikan bantuan kepada anak penderita kanker. Jadi Koran SINDO ikut dalam
program “Sindo Peduli”, dimana beberapa tahun yang lalu Koran SINDO membangun
Sekolah Ramah Gempa di pengalengan Jawa Barat. Lalu membangun sekolah Paud
Ramah Gempa juga di Padang dan rumah ramah gempa juga.
Koran SINDO juga mempunyai program-program Lunch Club, dimana Koran
SINDO mengundang para peminat atau para pembaca untuk mengirim profil
perusahaannya dan Koran SINDO akan datang ke tempat mereka lalu melakukan
berbagai sharing mengenai Koran SINDO. Program ini dilakukan pada waktu makan
siang jadi mereka akan mendapatkan lunch yang gratis.
PR Koran SINDO juga menangani langsung promonya. Jadi promo Koran
SINDO yang ada di grup itu selalu naik setiap hari baik di RCTI, Global TV, Sindo
Weekly, Genie, Mom & KIDS, Sindo Radio, MNC TV, MNC Channel, dan masih
banyak yang lainnya. PR Koran SINDO selalu create setiap harinya, apa yang bisa di
promosikan atau di publikasikan di pihak media lain. Jadi tidak akan pernah kosong
kegiatan dalam hal publikasi/promo. Jika tidak ada event atau promo, biasanya tim PR
Koran SINDO bekerja sama dengan tim brand membuat sesuatu promo internal untuk
meningkatkan brand awareness Koran SINDO supaya masyarakat awarenessnya tetap
stabil dan tinggi.
Sedangkan dari segi pelayanan kepada publik dalam mengelola citra Koran
SINDO, di dalam perubahan nama dan logo Koran SINDO ada juga pembaharuan dari
sisi layanan. Dimana Koran SINDO sendiri membuat layanan telepon interaktif yaitu
“Talk Center”. Jadi PR dalam mengelola citra perusahaan membuka bauran komunikasi
yang efektif dengan publik/masyarakat. Hot line ini ditujukan kepada masyarakat atau
pelaggan Koran SINDO yang ingin menyampaikan keluhan, saran, atau cara untuk
115
berlangganan Koran SINDO, atau juga menyampaikan kritikan akibat keterlambatan dan
layanan agen yang kurang memuaskan. Sehingga dengan adanya “Talk Center”
masyarakat/para pembaca bisa dapat berinteraksi langsung dengan Koran SINDO agar
dapat mengetahui apa yang diinginkan dan diharapkan oleh para pembaca atau publik.
Yang tidak kalah pentingnya juga menggunakan bauran channel social media
baik itu twitter maupun di facebook. Tujuannya pertama untuk membangun persepsi
yang sama antara Koran SINDO dengan masyarakat. Kedua, mempunyai hubungan
mutual antara brand, produk, dan masyarakat, serta membangun hubungan dengan
masyarakat. Itu adalah aspek atau upaya PR dalam mengelola citra perusahaan dengan
saluran komunikasi.
Dari hasil pemaparan analisis data di atas, penulis menggunakan trianggulasi
sumber dalam menguji keabsahan data penelitian dimana salah satu cara dengan
mewawancara sumber yang telah penulis pilih dan sumber tersebut adalah dari Dosen
BINUS University yaitu Bapak Marta Sanjaya, SIP., MSI matakuliah PR Management
dan Ibu Amalia E Maulana selaku Brand Consultant & Ethnographer. Ada pun hasil
wawancara yang diperoleh dari Bapak Marta Sanjaya bahwa;
“Berbicara logo itu bagian dari dalam identitas perusahaan atau jati diri perusahaan. Tugas PR itu sendiri harus dapat mengatur atau sistem manejemen baik di dalam atau pun di luar perusahaan. Dalam hal internal perusahaan ini PR melakukan controling dari bawah hingga ke atasan, mempersiapkan konsep publikasi, informasi dan sebagainya. Lalu harus menyiapkan iklan, mempersiapkan brosur atau mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana publikasi informasi ke luar perusahaan dengan produk tersebut. Lalu dari luar perusahaan bagaimana respon masyarakat dari informasi yang di berikan perusahaan tersebut. Jadi kalau dia sudah melalui iklan orang tahu bahwa produk perusahan itu seperti tersebut dan secara tidak langsung iklan tersebut juga mengajak masyarakat untuk menggunakan produk tersebut”
116
Dari hasil wawancara dengan sumber menunjukkan bahwa PR dalam
management sesuatu strategi harus terlebihi dahulu di rencana secara tepat dan di
komunikasikan dengan pihak internal perusahaan lalu disosialisasikan terlebih dahulu ke
internal perusahaan baru ke eksternal perusahaan. Seperti yang dilakukan Koran SINDO
dalam mensosialisasikan perubahan tersebut mengajak rekan-rekan karyawan hingga
pemegang saham di dalam perusahaan tersebut untuk bersama-sama untuk menjadi
generasi semangat baru untuk Indonesia yang lebih maju. Upaya sosialisasi yang
dilakukan PR Koran SINDO dari hasil wawancara penulis dengan sumber seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Marta Sanjaya bahwa;
“Koran SINDO melakukan kegiatan CSR sebagai salah satu strategi PR dalam mensosialisasikan kegiatan dalam perubahan nama dan logo. Bagaimana logo tersebut bisa dipahami dan diterima masyarakat dengan melalui event-event atau pun kegiatan-kegiatan positif di mata masyarakat sehingga pada saat event itu dijalankan dan kehadiran masyarakat sebagai suatu peserta. Tugas PR berkaitan dengan diluar perusahaan (eksternal) dan di dalam perusahaan (internal). Kalau di luar perusahaan misalnya mengiklankan, memasukan publikasi melalui poster, atau juga melalui media komunikasi massa. Itu semua merupakan dari upaya sosialisasi, jadi orang-orang yang tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti melalui dari bukti kegiatan realisasi sosialisasi tersebut”
Ada pun pandangan tentang sosialisasi menurut sumber tentang sosialisasi tersebut seperti yang disampaikan oleh Bapak Marta Sanjaya:
“Sosialisasi itu sendiri adalah orang yang tidak tahu menjadi tahu, orang yang tidak mengerti jadi mengerti. Seorang PR perlu menyampaikan informasi ke banyak orang baik itu di dalam kegiatan, atau pun di dalam event sehingga dalam kegiatan atau event itu dilakukan dalam merangkul masyarat untuk memperkenalkan ke orang banyak apa itu produk, apa itu barang, apa itu jasa. Karena namanya PR dalam kegiatan sosialisasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang memperkenalkan kepada masyarakat. PR itu sendiri yaitu menjaga image perusahaan, harga diri. Bagaimana tugas pertama PR untuk bisa menjaga kredibilitas dan reputasi perusahaan dan itu merupakan bagian dari tanggung jawab PR. Sehingga perlu melakukan penyampaian informasi dengan cara
117
bersosialisasi kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan kinerja PR”
Sedangkan dari hasil wawancara penulis dengan sumber yang kedua Ibu Amalia
mengungkapkan bahwa dalam upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO itu:
“Perlu sekali, karena untuk menghindari kesimpangsiuran. Karena selama ini nama yang dikenal berbagai macam, yaitu Seputar Indonesia, Sindo, Koran Sindo... sehingga yang ada di benak audience maupun target audience nya bisa jadi bercampur aduk. Yang lebih penting dalam sosialisasi bukan hanya menjelaskan nama barunya tetapi juga menguraikan makna dari Brand Name yang dipilih (dalam hal ini yaitu Koran SINDO), mengapa menggunakan LOGO seperti itu, apa tujuannya, dan visi misi Koran Sindo yang baru ini menjadi sangat penting. Bila sosialisasi dilakukan dengan baik, akan mempermudah tugas teman-teman di MarCom division, sehingga tidak harus selalu mengulang kembali pertanyaan-pertanyaan yang mendasar yaitu seputar nama dan siapa kah Koran yang baru ini”
Dalam kutipan tanggapan Ibu Amalia di atas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa upaya sosialisasi itu sangat penting di dalam mempromosikan sesuatu hal yang
baru kepada masyarakat atau juga untuk menghindari kesimpangsiuran terjadi terhadap
perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan hendak dicapai. Seperti kasus dalam penelitian
ini bahwa dulu Koran SINDO sebelumnya mempunyai nama Harian Seputar Indonesia.
Banyak publik yang salah mempersepsikan terhadap nama yang dimiliki oleh PT Media
Nusantara Informasi (Koran SINDO) tersebut sehingga dari respon masyarakat pula
tidak menyadari hal itu sangat berbeda.
Ibu Amalia juga mengungkapkan juga bahwa awareness itu pekerjaan yang lebih
mudah, karena dengan adanya iklan besar-besaran di stasiun TV milik MNC maka
banyak yang akan mengenalnya. Tetapi bila untuk mendapatkan pembaca yang loyal, ini
118
yang sulit, karena menyangkut apakah content dari Koran SINDO ini yang diminati.
Karena loyalitas bermula dari “intention to read’ terlebih dahulu, kemudian setelah itu
repeaters, artinya mau membaca lagi secara sering, barulah sebuah koran menjadi
‘soulmate’ dari seorang pembacanya. Apa saja yang membuat orang tertarik untuk
membaca KORAN SINDO dan beralih dari media cetak yang lain? Apakah setiap anak
muda selalu akan beralih ke SINDO, tipe anak muda yang seperti apa dan yang
bagaimana perilakunya terhadap kebutuhan informasi/entertainment, yang menjadi
soulmate SINDO? Semua itu yang harus dipelajari oleh SINDO secara seksama, needs
nya ini yang harus digali sehingga jelas dan clear – jangan hanya mengandalkan asumsi
dari para redaktur seniornya saja, tetapi benar-benar harus memahami secara keseharian
target audience (eksplorasi dengan cara ethnography), sehingga apa yang akan diberikan
sebagai value kepada konsumennya memang benar-benar VALUABLE dan
IRREPLACEABLE.
Top Related