24
3. HASIL PENELITIAN
3.1. Uji Pendahuluan
3.1.1. Hasil Isolasi Protein Daun Yakon (Smallanthus sonchifolius)
Ekstraksi dan isolasi protein Spirulina dan daun yakon dilakukan dengan menggunakan
metode salting out. Prinsip metode salting out yaitu mengikat air yang terdapat dalam
larutan dengan menggunakan garam secara terus-menerus sehingga tidak air lagi yang
dapat diikat oleh protein dan protein saling terikat antar molekul. Hasil efisiensi isolat
protein Spirulina dan daun yakon yang diperoleh dengan menggunakan metode salting
out dapat dilihat pada tabel 3, dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3. Efisiensi isolat protein spirulina platensis dan daun yakon
Bahan (g) Isolat Protein (g) Isolat Protein (%)
Spirulina 1 0,87 ± 0,046 86,67 ± 4,601
Daun Yakon 0,8 0,08 ± 0,003 10,54 ± 0,315
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 1 gram Spiruina kering memiliki isolat protein
sebesar 0,870 gram dengan standar deviasi sebesar ± 0,046. Pada isolasi daun Yakon
dengan berat awal 0,8 gram memiliki isolat protein sebesar 0,084 dengan standar
deviasi ± 0,003.
3.1.2. Hasil Analisis Proksimat
Analisis proksimat yang dilakukan terdiri dari analisis kadar air dengan menggunakan
metode thermogravimetri, analisis kadar lemak dengan menggunakan metode soxlet,
analisis kadar abu dengan menggunakan metode pengabuan, dan analisis kadar protein
dengan menggunakan metode kjeldahl. Setelah data kadar air, lemak, abu dan protein
telah diperoleh, maka kadar karbohidrat dapat dihitung dengan perhitungan
carbohydrate by difference. Hasil analisis proksimat sorbet buah Pisang Ambon dapat
dilihat pada Tabel 4, perhitungan dan foto dapat dilihat pada lampiran.
25
(c) (b) (a)
Tabel 4. Hasil analisis proksimat sorbet buah pisang
Perlakuan Kadar Air (%) Kadar Abu (%) Kadar Lemak (%) Kadar Protein (%) Karbohidrat (%)
SPA 80,26 ± 1.894b 0,79 ± 0,150b 0,08 ± 0.043b 0,68 ± 0.106b 18,18 ± 1,837b
SPA I 82,51 ± 0,559ab 0,69 ± 0,082ab 0.18 ± 0.152ab 0,91 ± 0,156ab 15,71 ± 0,530ab
SPA II 81,18 ± 1,174a 0,63 ± 0,069a 2,28 ± 0.478a 1,19 ± 0,417a 14,72 ± 0,691a
Keterangan:
- SPA : Sorbet pisang ambon
- SPA I : Sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 25 mg/kg BB dan
daun yakon 50 mg/kg BB
- SPA II : Sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protien Spirulina 50 mg/kg BB dan
daun yakon 25 mg/kg BB
- Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
- Nilai dengan superscript yang berbeda pada satu kolom yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05) dengan menggunakan uji
Duncan
- Jumlah sampel tiap pengujian (N) = 3
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui antar perlakuan terdapat beda nyata. Pada
semua analisa proksimat, pada perlakuan sorbet buah Pisang Ambon berbeda nyata
dengan sorbet buah pisang dengan penambahan isolat protein Spirulina 50 dan dan
Yakon 25 mg/kg BB, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan sorbet buah pisang dengan
penambahan isolat protein Spirulina 25 dan dan Yakon 50 mg/kg BB. Kadar protein
pada Sorbet buah Pisang dengan penambahan isolat Protein Spirulina 50 dan daun
Yakon 25 mg/kg BB memiliki nilai sebesar 1,194 dengan standar deviasi 0,417, hal
tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan Sorbet buah Pisang dengan penambahan
isolat Protein Spirulina 25 dan daun Yakon 50 mg/kg BB tapi berbeda nyata dengan
perlakuan Sorbet buah Pisang.
Gambar 6. (a). SPA, (b). SPA I, (c). SPA II
26
3.2. Berat Badan dan Kadar Gula Darah Tikus Uji
Pada pengujian in vivo dapat dibedakan menjadi 4 macam perlakuan berbeda yang akan
diberikan. Pertama-tama memilih tikus yang telah berusia 2-3 bulan dan kemudian
disuntik dengan menggunakan streptozotocin dengan dosis 45 mg/kg BB secara
intraperitoneal. Setelah diinduksi, kemudian tikus dibiarkan selama 3 hari untuk
meningkatkan kadar gula darah (>125 mg/dL). Setelah kadar gula darah tikus
meningkat kemudian diberi 4 macam perlakuan berbeda, yaitu tikus yang diberi pakan
standar (kontrol), tikus yang disonde secar oral dengan menggunakan sorbet pisang
ambon (SPA), tikus yang disonde dengan menggunakan sorbet pisang ambon dengan
penambahan isolat protein Spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB (SPA
I), dan tikus yang disonde dengan menggunakan sorbet pisang ambon dengan
penambahan isolat protein spirullina 50 mg/kg BB dan daun yakon 25 mg/kg BB (SPA
II).
3.2.1. Tikus yang Diberi Pakan Standar (Kontrol)
Tikus diberi pakan standar (kontrol) selama 28 hari dengan berat pakan masing-masing
20gram/tikus. Setiap 7 hari tikus ditimbang berat dan diukur kadar gula darah dengan
menggunakan alat glukometer. Tikus dikatakan mengalami hiperglikemia ketika kadar
gula darah puasa lebih dari 125 mg/dL. Hasil analisis kadar gula darah dan berat badan
tikus dapat dilihat pada grafik 1 dan data mentah dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 7. Tikus yang diberi pakan standar
27
Keterangan : Hari ke-0 adalah hari pertama perlakuan sonde dimulai,
Hari ke- 35 merupakan 7 hari setelah perlakuan sonde terakhir diberikan
Grafik 1. Perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus yang diberi pakan standar
28
Berdasarkan Grafik 1 dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami kenaikan berat
badan setiap minggunya. Akan tetapi berat badan tikus 5 mengalami penurunan selama
14 hari, kemudian dilanjutkan dengan peningkatan berat badan secara signifikan pada
hari ke 21. Tikus 2 pada hari ke 21 mengalami penurunan berat badan. Tikus 1 dan 2
mengalami kenaikan berat badan secara bertahap setiap harinya. Setelah memasuki hari
ke 35 (post-treatment) semua tikus mengalami kenaikan berat badan. Tikus 4
mengalami kenaikan berat badan paling tinggi pada hari 35 (post-treatment).
Berdasarkan Grafik 1 pada bagian kadar gula darah dapat dilihat trend kenaikan kadar
gula darah paling tinggi terjadi pada tikus 3. Tikus 2, 3, dan 5 tidak mengalami
hiperglikemia sehingga kadar gula darahnya dibawah 100 mg/dL. Tikus 4 mengalami
hiperglikemia dan kadar gula darah turun pada hari ke 14. Tikus 1, 2, dan 4 mengalami
penurunan kadar gula darah pada hari ke 7, sedangkan tikus 3 dan 5 mengalami
kenaikan kadar gula darah. Kenaikan kadar gula darah paling tinggi terdapat pada tikus
ke 3 dimana kadar gula awal 66 meningkat menjadi 572 mg/dL. Pada hari ke 14, tikus 1
mengalami kenaikan gula darah, sedangkan tikus 3, 4, dan 5 mengalami penurunan
kadar gula darah. Hari ke 21 hanya tikus 4 mengalami penurunan kadar gula darah,
sedangkan tikus 1, 2, 3, dan 5 mengalami peningkatan kadar gula. Setelah memasuki
masa post-treatment tikus 2 mengalami peningkatan kadar gula darah, sedangkan tikus
1, 3, 4, dan 5 semakin menurun kadar gula darahnya. Hasil analisis persentase
peningkatan berat badan dan kadar gula darah pada tikus yang diberi pakan standar
dapat dilihat pada tabel 5.
29
Tabel 5. Persentase perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus kontrol
Hari
Ke
Perubahan Tikus Kontrol (%)
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5
ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD
7 16,541 -32,773 2,721 -1,163 2,655 766,667 5,625 -3,247 -2,062 2,105
14 14,194 76,250 1,987 4,706 19,828 -10,664 18,343 -20,805 -2,105 -3,093
21 8,475 -26,950 1,948 2,247 15,108 7,828 3,000 -8,475 8,065 64,894
28 16,667 27,184 15,924 -2,198 11,250 -38,838 15,049 14,815 15,423 -30,323
35 7,143 -11,450 6,593 15,730 5,056 -72,107 9,283 -8,065 3,017 -18,519
Keterangan : (-) Terdapat penurunan (+) Terdapat kenaikan
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa kenaikan berat badan dan kadar gula darah
pada semua tikus fluktuatif. Persentase peningkatan berat badan terbesar terdapat pada
tikus 3 pada hari ke 14 sebesar 19,828%. Sedangkan pada tikus 5 mengalami penurunan
berat badan selama 14 hari masa pengujian. Pada kadar gula tikus 3 mengalami
peningkatan sebesar 766,667% pada hari ke 7, dan kemudian terjadi penurunan kadar
gula sebesar 10,664%. Pada hari ke 35 tikus 2 mengalami peningkatan kadar gula darah
sebesar 15,730%, sedangkan tikus yang lain mengalami penurunan kadar gula darah
terutama pada tikus 3 dengan penurunan kadar gula sebesar 72,107%.
3.2.2. Tikus yang Disonde Sorbet Pisang Ambon (SPA)
Pada perlakuan ini tikus yang mengalami hiperglikemia disonde dengan menggunakan
sorbet pisang ambon sebanyak 3,5 ml secara oral selama 28 hari. Setiap 7 hari tikus
ditimbang dan diukur kadar gula darahnya dengan menggunakan alat glukometer.
Setelah 28 hari, tikus diberi pakan standar selama 7 hari (post-treatment) untuk
mengetahui apakah terjadi kenaikan kadar gula darah atau tidak. Hasil analisis berat
badan dan kadar gula darah tikus yang disonde sorbet pisang ambon (SPA) dapat dilihat
pada grafik 2 dan data mentah dapat dilihat pada lampiran.
30
Keterangan : Hari ke-0 adalah hari pertama perlakuan sonde dimulai,
Hari ke- 35 merupakan 7 hari setelah perlakuan sonde terakhir diberikan
SPA : Sorbet pisang ambon
Grafik 2. Perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus yang disonde sorbet pisang
ambon
31
Berdasarkan grafik 2 dapat diketahui bahwa pada hari ke 7 semua tikus mengalami
peningkatan berat badan. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tikus 2, yaitu dengan
berat badan awal 125 gram menjadi 164 gram. Tikus 3 dan 5 menglami peningkatan
berat badan yang tetap setiap minggu. Tikus 4 mengalami kenaikan berat badan hingga
hari ke 7, akan tetapi berat badan tikus turun pada hari ke 14 dan 21. Hari ke 14 tikus 1,
2, 3, dan 5 tetap menunjukan peningkatan berat badan, akan tetapi pada tikus 4 berat
badan tikus megalami penurunan. Hal tersebut juga terjadi kembali pada hari ke 21
dimana penurunan berat badan. Dalam perjalan ke hari 35 (post-treatment) tikus 2 mati
dengan berat badan akhir 206 gram (hari 28), sedangkan tikus 1, 3, dan 5 tetap
mengalami peningkatan kadar gula darah. Tikus 2 pada masa post-treatment mengalami
penurunan kadar gula darah dari 171 gram menjadi 155 gram.
Pada grafik 2 bagian kadar gula darah dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami
hiperglikemia karena kadar gula darah puasa lebih dari 125 mg/dL. Tikus 2 pada hari ke
7 mengalami penurunan kadar gula darah paling signifikan, sedangkan tikus 4 dan 5
kadar gula darah dibawah 125 mg/dL sehingga dapat dikatakan tikus 4 dan 5 sembuh
dari hiperglikemia. Tikus 3 sembuh dari hiperglikemia pada hari ke 21 dengan kadar
gula darah 124 mg/dL, sedangkan tikus ke 1 sembuh pada hari ke 28. Namun pada masa
post-treatment tikus 1 mengalami peningkatan kadar gula darah. Hasil analisis
persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah pada tikus yang diberi pakan
standar dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah tikus SPA
Hari
Ke
Perubahan Tikus SPA (%)
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5
ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD
7 10,484 -8,787 31,200 -65,116 22,500 -50,704 17,365 -44,767 -2,062 -50,813
14 10,219 -33,716 12,195 -2,667 14,796 35,238 -11,735 -11,579 -2,105 4,132
21 11,921 8,997 8,152 28,082 9,333 -12,676 -2,312 40,476 8,065 -6,349
28 2,367 -64,444 3,518 -32,086 2,846 -24,194 1,183 -38,983 15,423 -26,271
35 3,468 181,250 * * 5,929 9,574 -9,357 -11,111 3,017 8,046
Keterangan : (-) Terdapat penurunan (+) Terdapat kenaikan (*) Tikus mati
32
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa berat badan dan kadar gula darah pada
semua tikus fluktuatif. Persentase kenaikan berat badan paling tinggi terdapat pada tikus
ke 4 hari ke 21, namun pada hari ke 7 dan 14 terdapat penurunan kadar gula darah. Hal
tersebut juga terjadi pada tikus 5 dimana terjadi penurunan berat badan pada hari ke 7
dan 14. Persentase penurunan kadar gula darah tertinggi terdapat pada tikus 2 pada hari
ke 7 sebesar 65,116%. Tikus ke 1 pada hari ke 35 mengalami kenaikan kadar gula yaitu
sebesar 181,250%. Kenaikan kadar gula pada hari ke 35 juga terjadi pada tikus 3 dan 5
yaitu sebesar 9,574% dan 8,046%.
3.2.3. Tikus yang Disonde Sorbet Pisang Ambon Dengan Penambahan Isolat
Protein Spirulina 25 mg/kg BB dan Daun Yakon 50 mg/kg BB (SPA I)
Pada perlakuan ini tikus disonde dengan sorbet pisang ambon dengan penambahan
isolat protein Spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB sebanyak 3,5
ml/hari selama 28 hari. Tikus kemudian diukur berat badan dan kadar gula darah setiap
7 hari. Hasil analisis berat badan dan kadar gula tikus yang disonde dengan sorbet
pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 25 mg/kg BB dan daun
yakon 50 mg/kg BB (SPA 1) dapat dilihat pada grafik 3 dan data mentah dapat dilihat
pada lampiran.
Gambar 8. Tikus yang disonde sorbet pisang ambon dengan isolat protein spirulina 25
mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB
33
Keterangan : Hari ke-0 adalah hari pertama perlakuan sonde dimulai,
Hari ke- 35 merupakan 7 hari setelah perlakuan sonde terakhir diberikan
SPA I: Sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat Spirulina 25 mg/kg BB dan daun
yakon 50 mg/kg BB
Grafik 3. Perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus yang disonde sorbet pisang
ambon dengan penambahan isolat Spirulina 25 mg/kg BB dan
Daun Yakon 50 mg/kg BB
34
Berdasarkan grafik 3 dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami kenaikan berat
badan setiap minggunya. Akan tetapi pada tikus 4 pada hari ke 28 tidak mengalami
kenaikan maupun penurunan berat badan. Tikus dengan kenaikan berat badan terbesar
terdapat pada tikus 1 dan 2 dengan berat awal 138 gram dan 126 gram, ketika hari ke 35
berat badan akhir tikus adalah 240 gram dan 232 gram.
Berdasarkan grafik 3 dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami keadaan
hiperglikemia dimana kadar gula darah pada saat pada hari ke 0 lebih dari 135 mg/dL.
Kadar gula darah tertinggi pada hari ke 0 terdapat pada tikus 2 dengan nilai 445 mg/dL.
Tikus 3, 4, dan 5 pada hari ke 7 kadar gula darah telah normal, sedangkan pada tikus 1
dan 2 kadar gula darah kembali normal pada harike 21 yaitu dibawah 135 mg/dL, akan
tetapi pada hari ke 28 kadar gula darah tikus 1 dan 2 kembali meningkat melebihi batas
kadar gula darah normal yaitu 135 mg/dL. Hasil analisis persentase peningkatan berat
badan dan kadar gula darah pada tikus yang diberi pakan standar dapat dilihat pada tabel
7.
Tabel 7. Persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah tikus SPA I
Hari
Ke
Perubahan Tikus SPA I (%)
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5
ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD
7 32,609 -1,351 37,302 -56,854 11,976 -54,592 10,559 -38,164 22,400 -57,658
14 9,290 -7,534 7,514 18,229 9,091 -19,101 8,989 -32,031 16,340 -18,085
21 8,500 -30,370 3,226 -54,185 10,784 43,056 14,948 10,345 16,854 18,182
28 -0,461 78,723 4,688 73,077 1,770 10,680 0,000 -5,208 3,846 18,681
35 11,111 -27,381 15,423 -30,556 5,652 -5,263 7,623 13,187 10,185 -11,111
Keterangan : (-) Terdapat penurunan (+) Terdapat kenaikan
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa persentase kenaikan berat badan dan kadar
gula darah fluktuatif. Persentase kenaikan berat badan paling tinggi terdapat pada tikus
ke 1 pada hari ke 7 yaitu sebesar 32,609%, akan tetapi pada hari ke 28 terjadi penurunan
berat badan. Pada tikus 4 dihari ke 28 tikus tidak mengalami peningkatan maupun
penurunan berat badan. Pada hari ke 35 semua tikus mengalami peningkatan berat
35
badan. Persentase penurunan kadar gula darah tertinggi terdapat pada tikus ke 1 pada
hari ke 7 yaity sebesar 57,658%. Pada tikus 1 dan 2 hari ke 28 mengalami kenaikan
kadar gula darah yang cukup tinggi yaitu 78,723% pada tikus 1 dan 73,007% pada tikus
2. Pada hari ke 35 semua tikus mengalami penurunan kadar gula darah, akan tetpai pada
tikus 4 mengalami kenaikan kadar gula yaitu sebesar 13,187%.
3.2.4. Tikus yang Disonde Sorbet Pisang Ambon Dengan Penambahan Isolat
Protein Spirulina 50 mg/kg BB dan Daun Yakon 25 mg/kg BB (SPA II)
Pada perlakuan ini tikus disonde dengan sorbet pisang ambon dengan penambahan
isolat protein Spirulina 50 mg/kg BB dan daun yakon 25 mg/kg BB sebanyak 3,5
ml/hari selama 28 hari. Tikus kemudian diukur berat badan dan kadar gula darah setiap
7 hari. Hasil analisis berat badan dan kadar gula tikus yang disonde dengan sorbet
pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 50 mg/kg BB dan daun
yakon 25 mg/kg BB (SPA II) dapat dilihat pada grafik 4 dan data mentah dapat dilihat
pada lampiran.
Gambar 9. Tikus yang disonde sorbet pisang ambon dengan isolat protein spirulina 50
mg/kg BB dan daun yakon 25 mg/kg BB
36
Keterangan : Hari ke-0 adalah hari pertama perlakuan sonde dimulai,
Hari ke- 35 merupakan 7 hari setelah perlakuan sonde terakhir diberikan
SPA I: Sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat Spirulina 25 mg/kg BB dan daun
yakon 50 mg/kg BB
Grafik 4. Perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus yang disonde sorbet pisang
ambon dengan penambahan isolat Spirulina 50 mg/kg BB dan
Daun Yakon 25 mg/kg BB
37
Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami kenaikan berat
badan. Kenaikan tertinggi terjadi pada tikus 5 dengan berat awal yaitu 142 gram dan
pada hari ke 35 berat akhir tikus 270 gram. Tikus 1 mengalami hal yang serupa dengan
peningkatan berat badan secara perlahan setiap minggunya, namun mengalami
penurunan berat badan pada hari ke 14. Pada tikus 3 pada hari ke 0 hingga hari ke 21
mengalami peningkatan setiap minggunya, akan tetapi pada hari ke 28, tikus mengalami
penurunan berat badan.
Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa hanya tikus 2 tidak mengalami
hiperglikemia dengan nilai gula darah 116 mg/dL, sedangkan tikus 1, 3, 4, dan 5
mengalami keadaan hiperglikemia terutama tikus 1. Pada hari ke 7 tikus 3, 4, dan 5
kadar gula darah telah kembali normal dengan nilai kurang 135 mg/dL. Tikus 1 pada
hari ke 7 mengalami penurunan kadar gula darah sebesar 450 mg/dL, akan tetapi kadar
gula darah tikus 1 kembali meningkat pada hari ke 14 dengan nilai 373 mg/dL. Keadaan
naik turun kadar gula darah tikus 1 terus berulang hingga hari ke 35 dimana kadar gula
darah akhir sebesar 213 mg/dL. Hasil analisis persentase peningkatan berat badan dan
kadar gula darah pada tikus yang diberi pakan standar dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah tikus SPA II
Hari
Ke
Perubahan Tikus SPA II (%)
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5
ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD
7 55,056 -75,000 12,105 -8,621 30,769 -42,424 6,509 -79,884 32,394 -72,692
14 -2,174 148,667 6,103 -16,981 9,244 -5,263 18,889 -2,885 12,766 -19,424
21 11,852 -32,172 4,867 25,000 1,923 -27,778 10,280 -9,901 9,434 0,000
28 -1,325 -41,502 1,688 -25,455 -4,151 -10,256 1,695 14,286 4,741 16,071
35 6,711 43,919 -1,245 -2,439 11,417 17,143 10,000 -11,538 11,111 -32,308
Keterangan : (-) Terdapat penurunan (+) Terdapat kenaikan
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui persentase kenaikan berat badan dan kadar gula
darah fluktuatif. Persentase kenaikan berat badan tertinggi terdapat pada tikus 1 pada
hari ke 7 yaitu sebesar 55,056%. Tikus 1 pada hari ke 14 dan 28 mengalami penurunan
38
berat badan sebesar 2,174% dn 1,325%. Tikus 2 dan 3 mengalami hal yang serupa pada
hari ke 35 pada tikus 2 dan hari ke 28 pada tikus 3. Persentase penurunan kadar gula
tertinggi terdapat pada terdapat pada tikus 4 yaitu sebesar 79,884% pada hari ke 7.
Tikus 1 dan tikus 5 mengalami hal yang sama pada hari ke 7 dengan penurunan kadar
gula yang signifikan yaitu sebesar 75% dan 72,692%. Pada hari ke 35 hanya tikus 1 dan
3 yang mengalami peningkatan kadar gula darah.
Top Related