Download - Hand Out Intan

Transcript
Page 1: Hand Out Intan

KDPK

Mata Kuliah : Kenterampilan Dasar Praktek Klinik (KDPK)

Topik : Pemberian Obat dengan Teknik Suntik

Sub Topik : 1. Pemberian Obat Melalui Intracutan (IC)

2. Pemberian Obat Melalui Intramuscular

(IM)

3. Pemberian Obat Melalui Intaravena (IV)

4. Pemberian Obat Melalui Subcutan (SC)

Waktu : 100 menit

Dosen : Intan Noviana

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan bagaimana pemberian obat secara intracutan

2. Menjelaskan bagaimana pemberian obat secara

intramuscular

3. Menjelaskan bagaimana pemberian obat secara intravena

4. Menjelaskan bagaimana pemberian obat secara subcutan

1

Objektif Perilaku Siswa (OPS)o

Objektif Perilaku Siswa (OPS)o

Page 2: Hand Out Intan

KDPK

1. Johnson dan Taylor. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC, 2005.

2. Potter dan Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta :

EGC, 2005.

3. Uliyah, Musrifatul. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC, 2004.

Salah satu tugas terpenting dari seorang perawatan adalah memberikan

obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merapakan alat utama terapi untuk

mengobati klien yang memiliki masalah klien. Obat bekerja menghasilkan efek

terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak

hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping berbahaya bila tidak tepat

diberikan.

Seorang perawat/bidan memiliki tanggung jawab dalam memaham kerja

obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat,

memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya dengan benar dan

berdasarkan pengetahuan.

Adapun rute pemberian obat dibedakan atas beberapa rute antara lain

secara oral, parenteral, pemberian tropical, inhalasi, dan intraokuler. Rute

pemberian obat dipilih berdasarkan kandungan obat dan efek yang diinginkan

juga kondisi fisik mental klien

Maka dari itu pada handout ini akan dibahas salah satu rute pemberian

obat yaitu secara parenteral, memberikan obat dengan menginjeksikan ke dalam

tubuh.

2

Referensio

Referensio

Pendahuluano

Pendahuluano

Page 3: Hand Out Intan

KDPK

Pengertian injeksi

Injeksi (FI) adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau

serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum

digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau

melalui kulit atau selaput lender injeksi. Injeksi dibuat dengan melarutkan,

mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut

dan disisipkan dalam wadah takaran tunggal atau ganda.

Istilah parenteral berasal dari kata Yunani para dan enteron yang berarti

disamping atau lain dari usus. Sediaan ini diberikan dengan cara menyuntikkan

obat di bawah atau melalui satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa.

Karena rute ini disekitar daerah pertahanan yang sangat tinggi dari tubuh, yaitu

kulit dan selaput/membran mukosa, maka kemurniaan yang sangat tinggi dari

sediaan harus diperhatikan. Yang dimaksud dengan kemurnian yang tinggi itu

antara lain harus steril.

Produk parenteral, selain diusahakan harus steril juga tidak boleh

mengandung partikel yang memberikan reaksi pada pemberian juga diusahakan

tidak mengandung bahan pirogenik. Bebas dari mikroba (steril) dapat dilakukan

dengan cara sterilisasi dengan pemanasan pada wadah akhir, namun harus diingat

bahwa ada bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan. Untuk itu dapat

dilakukan teknik aseptik.

3

Uraian Materio

Uraian Materio

Page 4: Hand Out Intan

KDPK

Dalam proses produksi sediaan parenteral diisyaratkan hal-hal sebagai

berikut :

1.  Personil yang bekerja pada bagian produk steril harus memiliki moral

dan etik professional yang tinggi.

2. Setiap personil mendapat latihan tentang sediaan steril secara lengkap.

3. Memiliki teknik spesialisasi untuk memproduksi sediaan steril.

4. Bahan yang digunakan harus bermutu tinggi.

5. Kestabilan dan kemanjuran produk harus terjamin.

6.  Program pengontrolan (quality control) harus baik untuk memastikan

mutu produk dan harus memenuhi keabsahan prosedur produksi.

Tujuan Injeksi

            Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat

proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.

 

Indikasi

            Injeksi biasanya dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau

bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral.

Apabila klien tidak sadar  atau bingung, sehingga klien tidak mampu menelan

atau mempertahankan obat dibawah lidah. Oleh karena itu, untuk memenuhi

kebutuhan obat klien dilakukan denganpemberian obat secara injeksi.

            Selain itu, indikasi pemberian obat secara injeksi juga  disebabkan karena

ada beberapa obat yang merangsang atau dirusak getah lambung (hormon), atau

tidak direarbsorbsi oleh usus. Pemberian injeksi bisa juga dilakukan untuk

anastesi lokal.

4

Page 5: Hand Out Intan

KDPK

 

2.4 peralatan

A. Spuit            

Spuit terdiri dari tabung (barrel) berbentuk silinder dengan bagian ujung

(tip) di desain tepat berpasangan dengan jarum hypodermis dan alat pengisap

(plunger) yang tepat menempati rongga spuit. Spuit, secara umum,

diklasifikasikan sebagai Luer –lok atau nonLuer-lok. Nomenklatur ini didasarkan

pada desain ujung spuit. Dilihat dari bahan pembuatnya spuit dapat berupa spuit

kaca (jarang digunakan) dan spuit plastik (disposible). Ditinjau dari

penggunaannya souit dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu spuit standard

hipodermik, spuit insulin, dan spuit tuberkulin.

             Adapun  tipe-tipe spuit yaitu:

a) Spuit Luer-lok yang ditandai dengan 0,1 persepuluh

b) Spuit tuberkulin yang ditandai dengan 0,01 (seperseratus) untuk dosis kurang

dari 1 ml

c) Spuit insulin yang ditandai dalam unit (100)

d) Spuit insulin yang ditandai dengan unit (50)

 

Spuit terdiri dari berbagai ukuran, dari 0,5 sampai 60 ml. Tidak lazim

menggunakan spuit berukuran lebih besar dari 5 ml untuk injeksi SC atau IM.

Volume spuit yang lebih besar akan menimbulkan rasa ynag tidak nyaman. Spuit

yang lebih besar disiapkan untuk injeksi IV.

5

Page 6: Hand Out Intan

KDPK

Perawat mengisi spuit dengan melakukan aspirasi, menarik pengisap

keluar sementara ujung jarum tetap terendam dalam larutan yang disediakan.

Perawat dapat memegang bagian luar badan spuit dan pegangan pengisap. Untuk

mempertahankan sterilitas, perawat menghindari objek yang tidak steril

menyentuh ujung spuit atau bagian dalam tabung, hub, badan pengisap, atau

jarum. 

B. Jarum

Jarum merupakan alat pelengkap spuit. Jarum injeksi ternuat dari bahan

stainless yang memunyai ukuran panjang dan besar yang bervariasi. Jarum

mempunyai ukuran panjang bekisar antara 1,27 sampai dengan 12,7 cm. Besar

jarum dinyatakan dengan satuan gauge antara nomor 14 sampai dengan 28 gauge.

Semakin besar ukuran gauge-nya semakin kecil diameternya. Diameter yang

besar dapat menimbulkan rasa sakit saat ditusukkan. Penggunaan ukuran jarum

ini disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi umur, gemuk/kurus, jalur

yang akan dipakai dan obat yang akan dimasukkan.

Jarum memiliki tiga bagian: hub, yang tepat terpasang pada ujung sebuah

spuit; batang jarum (shaft), yang terhubung dengan bagian pusat; dan bevel, yakni

bagian ujung yang miring.

Setiap jarum memiliki tiga karaktreisrik utama: kemiringan bevel, panjang

batang jarum, dan ukuran atau diameter jarum. Bevel yang panjang dan lebih

tajam, sehingga meminimalkan rasa ridak nyaman akibat injeksi SC dan IM.

Panjang jarum bervariasi dari ¼ sampai 5 inci.

Cairan injeksi dan penyiapan cairan untuk pemakaian.

Syarat pertama bagi cairan injeksi adalah bahwa ini harus steril. Oleh

karena itu hampir semua cairan injeksi disajikan dalam bentuk ampul yang berisi

cairan cukup untuk sekali pakai atau berupa vial. Obat-obat yang harus diterima

6

Page 7: Hand Out Intan

KDPK

seorang pasien untuk waktu yang cukup lama, seperti insulin, biasanya disajikan

dalam bentuk vial.

Vial adalah suatu botol kaca dengan tutup kuat yang dapat ditembus oleh

jarum suntik akan tetapi sebelumnya harus disterilkan terlebih dahulu. Vial

dibuka dengan cara membuka logam tipis penyegel bagian atas vial sehingga

bagian karet akan kelihatan. Cairan obat diambil dengan cara menusukkan jarum

spuit pada karet penutup vial. Sedangkan ampul biasanya terbuat dari bahan

gelas, sebagian besar leher ampul mempunyai tanda berwarna melingkar yang

dapat dipatahkan. Bila pada bagian leher tidak mempunyai tanda berarti bagian

pangkal leher harus digergaji dengan gergaji ampul sebelum dipatahkan. Bisa

juga terjadi bahwa cairan injeksi sudah disajikan dalam alat suntik.

Disamping cairan injeksi yang tersedia dalam ampul,vial, atau dalam alat

injeksi diposibble dapat juga terjadi bahwa segera sebelum pemakaian cairan

injeksi harus berada dalam konsentrasi cairan tertentu, misalnya antibiotika.

Dalam hal ini seperti cairan injeksi disajikan dalam dua komponen

(misalnya) bubuk dan aqua distilata (air yang steril) cairan injeksi dapat berupa

bahan yang larut dalam air, dapat juag berupa cairan atau emulsi atau

suspensi(cairan atau bahan dalam bentuk yang halus dan merata). Pencampuran

dalam cairan injeksi menentukan cara pemberian yang dikehendaki. Oplos yang

berminyak harus disuntikan secara intramuskular.

Enam Benar Pemberian Obat

a) Benar Obat

Apabila obat pertama kali diprogramkan, bandingkan tiket obat atau

format pencatatan unit-dosis dengan instruksi yang ditulis dokter. Ketika

memberikan obat bandingkan label pada wadah obat dengan format atau

tiket obat. Hal ini dilakukan tiga kali, yaitu:

1. Sebelum memindahkan wadah obat dari laci atau lemari

7

Page 8: Hand Out Intan

KDPK

2. Pada saat sejumlah obat yang di programkan dipindahkan dari

wadahnya

3. Sebelum mengembalikan wadah obat ke tempat penyimpanan

b) Benar Dosis

Apabila sebuah obat harus disediakan dari volume atau kekuatan obat

yang lebih besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan atau jika seorang

dokter memprogramkan suatu sistem perhitungan obat yang berbeda dari

yang disediakan dari ahli farmasi, resiko kesalahan meningkat

c) Benar Klien

Langkah paling penting dalam pemberian obat dengan aman adalah

meyakinkan bahwa obat tersebut diberikan pada klien yang benar. Untuk

mengidentifikasi klien dengan tepat, periksa kartu, format atau laporan

pemberian obat yang dicocokan dengan identifikasi klien dan meminta

klien menyebutkan namanya

d) Benar Rute Pemberian

Apabila sebuah instruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat,

perawat mengkonsultasikannya kepada dokter. Demikian juga, bila rute

pemberian obat bukan cara yang direkomendasikan, perawat harus segera

mengingatkan dokter

e) Benar Waktu

Harus mengetahui alasan sebuah obat diprogamkan untuk waktu tertentu

dalam satu hari dan apakah jadwal tersebut dapat diubah

f) Benar Pendokumentasian

Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera untuk mencatat

informasi sesuai dengan obat-obatan yang telah diberikan. Hal ini

8

Page 9: Hand Out Intan

KDPK

meliputi nama obat, dosis, rute, waktu dan tanggal serta inisial dan tanda

tangan pelaksana pemberi obat. [1]

Jenis Pemberian Obat Secara Parenteral

1. Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan (IC)

a. Pengertian

Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan

kulit. Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh

terhadap obat yang disuntikkan.

b. Tujuan

Pemberian obat intrakutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes

terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat

melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis,

secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.

c. Keuntungan dan kerugian

Keuntungan

Pada pemberian vaksin rute vaksinnya lebih baik daripada pemberian

secara oral.

Kerugian

Karena bertujuan untuk melakukan skintest maka akan menimbulkan

bekas pada kulit.

d. Tempat penyuntikan

- Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku

atau 2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.

9

Page 10: Hand Out Intan

KDPK

- Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus

deltoideus.

e. Indikasi dan Kontraindikasi

- Indikasi :

Untuk skin test, pemberian imunisasi, serta jika pasien dalam keadaan

tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak dimungkinkan

diberikan obat secara oral.

- Kontra indikasi :

Dihindari pada pasien yang mengalami pendarahan. Resiko infeksi

dan obat yang mahal.

f. Alat dan Bahan

a. Spuit dan jarum

b. Swab antiseptic

10

Page 11: Hand Out Intan

KDPK

c. Sarung tangan sekali pakai

d. Obat ampul dan vial

e. Kartu, format dan huruf cetak nama obat

f. Tempat penyimpanan jarum

g. Bak spuit

h. Neirbekken

i. Larutan klorin 0.5%

2. Pemberian Obat Melalui Jaringan Subkutan (SC)

a. Pengertian

Memasukan obat/ memberikan obat dengan menusuk area di bawah kulit

yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. kedalam jaringan

kulit, intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh

terhadap obat yang disuntikan

b. Tujuan

Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikkan akan

diabsorpsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and

sustained absorption).

c. Keuntungan dan kerugian

Keuntungan

- Diperlukan latihan sederhana

- Absorpsi pelan, obat larut dalam air

- Mencegah kerusakan sekitar saluran cerna

Kerugian

- Rasa sakit dan kerusakan kulit

- Tidak dapat dipakai jika volume obat besar

- Bioavabilitas bervariasi sesuai dengan lokasi

d. Tempat penusukan

1/3 lengan atas sebelah luar

11

Page 12: Hand Out Intan

KDPK

paha bagian depan

perut

area scapula

area ventrogluteal

area dorsogluteal

12

Page 13: Hand Out Intan

KDPK

e. Persiapan Alat dan Bahan :

a. Spuit dan jarum.

b. Swab antiseptik.

c. Sarung tangan sekali pakai.

d. Oabt ampul atau vial

e. Kartu, format, dan huruf cetak nama obat.

f. Tempat penyimpanan jarum.

g. Bak spuit.

h. Nierbekken.

i. Larutan klorin 0,5%.

Umumnya pemberian obat melalui jaringan subkutan ini dilakukan dalam

program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.

Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan, yaitu jernih dan keruh. Larutan

jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler). Larutan

yang keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein sehingga

memperlambat absorpsi obat.

13

Page 14: Hand Out Intan

KDPK

Cara pemberian subkutan lebih lambat apabila dibandingkan cara

intramuskular atau intravena. Namun apabila cara intravena volume besar tidak

dimungkinkan cara ini seringkali digunakan untuk pemberian elektrolit atau

larutan infuse i.v sejenisnya. Cara ini disebut hipodermoklisis, dalam hal ini vena

sulit ditemukan. Karena pasti terjadi iritasi maka pemberiannya harus hati-hati.

Cara ini dapat dimanfaatkan untuk pemberian dalam jumlah 250 ml sampai 1

liter.

Volume obat yang disuntikan dengan teknik ini relatif lebih kecil daripada

jumlah obat yang diberikan secara intramuskular. Obat-obat yang bisa

mengiritasi sebaiknya tidak diberikan dengan suntikan subkutan karena dapat

memicu timbulnya rasa sakit, lecet atau abses dan rasa nyeri. Saat melakukan

pemberian obat dengan teknik suntikan subkutan di daerah leher harus dilakukan

secara hati-hati karena pada bagian ini juga terdapat syaraf dan jika terkena dapat

menyebabkan ayam tortikolis bahkan kematian.

Pemberian Obat Melalui Intravena (secara langsung)

a. Pengertian

Memasukan obat/ memberikan obat dengan menusuk pada daerah

pembulu darah vena sehingga obat langsung mencapai pembulu darah.

b. Tujuan

Tujuannya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung masuk pada

pembuluh darah.

c. Keuntungan dan kerugian

Keuntungan

14

Page 15: Hand Out Intan

KDPK

- Reaksi obat sangat cepat karena langsung bercampur dengan

darah, obat larut dalam air/ langsung memasuki sirkulasi.

Kerugian

- karena kerjanya cepat, maka pemberian antidotum mungkin

terlambat

- jika gagal resiko yang terjadi cukup besar

d. Tempat Penyuntikan

1. vena mediana cubitus/cephalika (daerah tangan

2. vena saphenous (tungkai)

3. vena jugularis (leher)

4. vena frontalis/temporalis di daerah frontalis dan temporal dari

kepala.

e. Indikasi kontraindikasi

- Indikasi :

Untuk keadaan gawat darurat yang membutuhkan waktu singkat untuk

reaksi

- kontraindikasi

1. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan

endapan dengan protein atau butiran darah.

15

Page 16: Hand Out Intan

KDPK

2. Dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah dengan

reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung

dimasukkan ke dalam sirkulasi.

3. tekanan darah mendadak turun

4. timbulnya shock

f. Persiapan Alat dan Bahan :

a. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.

b. Obat dalam tempatnya.

c. Spuit sesuai dengan jenis ukuran.

d. Kapas alkhohol dengan tempatnya.

e. Cairan pelarut.

f. Bak injeksi.

g. Bengkok.

h. Perlak dan alsanya.

i. Karet pembendung (torniquet).

Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung ( via Wadah )

Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau

memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk

meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.

Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat

dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena.

Tujuannya untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar

terapeutik dalam darah.

Persiapan Alat dan Bahan :

a. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.

b. Obat dalam tempatnya.

c. Wadah cairan (kantong/botol).

16

Page 17: Hand Out Intan

KDPK

d. Kapas alkhohol.

Pemberian Obat Melalui Selang Intravena

Persiapan Alat dan Bahan :

a. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.

b. Obat dalam tempatnya.

c. Wadah cairan (kantong/botol).

d. Kapas alkhohol.

Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan.

b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

c. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke

dalam spuit.

d. Cari tempat penyuntikkan obat pada daerah selang intravena.

e. Desinfeksi dengan kapas alkhohol dan stop aliran.

f. Lakukan penyuntikkan dengan memasukkan jarum spuit hingga

menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke

dalam selang intravena.

g. Setelah selesai, tarik spuit.

h. Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat.

i. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis/dosis

obat.

j. Cuci tangan.

Pemberian Obat Melalui Intramuskular (IM)

a. Pengertian

Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi

penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis)

17

Page 18: Hand Out Intan

KDPK

dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi

tengkurap), atau lengan atas (deltoid).

b. Tujuan

Unutk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar daripada

subkutan

c. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan

obat bisa di absorbsi cepat di dalam tubuh

Kerugian

kerusakan otot atau syaraf, terutama apabila ada kesalahan dalam

teknik pemberian (ini penting bagi praktisi yang berhak

menyuntik).

d. Tempat penusukan

Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus

lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal

(posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).

18

Page 19: Hand Out Intan

KDPK

e. Alat dan Bahan:

1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.

2. Obat dalam tempatnya.

3. Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran: dewasa

panjang 2,5-3,75 cm, anak panjang 1,25-2,5 cm.

19

Page 20: Hand Out Intan

KDPK

4. Kapas alkohol dalam tempatnya.

5. Cairan pelarut.

6. Bak injeksi.

7. Bengkok

Injeksi intramuskuler dilakukan dengan memasukkan obat ke dalam otot

(daging). Obat tersebut selanjutnya akan terabsorpsi ke pembuluh darah yang

terdapat pada otot. Tempat penyuntikkan sebaiknya sejauh mungkin dari syaraf-

syaraf utama atau pembuluh darah utama. Selain itu, hendaknya dipilih otot

dengan suplai pembuluh darah dan kontraksi (pergerakan) otot yang banyak.

Aplikasi ini harus dilakukan dengan hati-hati dengan memperhatikan titik

tempat jarum ditusukkan dan di mana obat ditempatkan. Jika terjadi kesalahan

maka bisa mengakibatkan terjadinya paralisis akibat rusaknya syaraf, abses, kista,

emboli, hematom maupun terkelupasnya kulit. Produk yang diberikan secara

intramuskuler antara lain Gentamin, Vet Strep atau Injeksi Vitamin B Kompleks.

Pemberian Obat Injeksi secara Subcutan

Pada orang dewasa, injeksi subkutan ( dibawah kulit) digunakan untuk

menginjeksikan sedikit cairan (sampai 2ml) jika diindikasikan absorbsi yang

lebih lama, mis, insulin dan heparin. Jaringan lemak dan jaringan

ikatmendapatkan aliran darah yang lebih sedikit dibandingkan dengan jaringan

otot.diperlukan kedalaman tusukan yang lebih dangkal, dengan ukuran jarum

25G (orange) dan sudut tusukan 45 derajat. Bila menggunakan jarum yang lebih

pendek, sudut tusukan adalah 90 derajat. Hampir semua daerah dapat digunakan

20

Page 21: Hand Out Intan

KDPK

untuk penyuntikan SC bila terdapat cukup jaringan subkutan, tetapi berikut ini

adalah tiga daerah yang paling di anjurkan :

Permukaan luar lengan atas

Sepertiga tengah lateral paha

Abdomen

Untuk injeksi berulang, daerah yang digunakan sebaiknya dirotasi. Isu-isu

sterilitas dan keamanan yang telah dibahas sebelumnya harus diperhatikan dan

dilaksanakan.

Tindakan kewaspadaan

Bila darah terlihat ketika plunger ditarik, berarti jarum telah memasuki

pembuluh darah dan injeksi yang dilakukan adalah injeksi IV bukan IM. Pada

keadaan ini jarum harus divabut dan di buang; injeksi ulang disiapkan dan

dilakukan kembali

.

Peran dan tanggung jawab bidan

secara ringkas dan tanggung jawab bidan adalah :

Menggunakan alat dan memilih daerah injeksi secara benar, yang dapat

memfasilitasi teknik injeksi

Memberikan dukungan pada ibu, khususnya ibu yang mengalami

kecemasan

Membuang benda tajam bekas dengan benar untuk melindungi diri dari

orang lain

Membuat dan menyimpan catatan dengan benar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan injeksi

Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi sebagaimana mestinya,

maka kita harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :

21

Page 22: Hand Out Intan

KDPK

a)      Jenis spuit dan jarum yang digunakan

b)      Jenis dan dosis obat yang diinjeksikan

c)      Tempat injeksi

d)      Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi

e)      Kondisi/penyakit klien

 

 Cara mencegah infeksi selama injeksi

            Salah satu efek yang bisa ditimbulkan dari pemberian obat secara

injeksi adalah dapat menimbulkan infeksi. Adapun cara-cara yang dilakukan

untuk mencegah terjadinya infeksi selama injeksi dilakukan yaitu :

a)      Untuk mencegah kontaminasi larutan, isap obat dari ampul dengan

cepat. Jangan   biarkan ampul dalam keadaan terbuka

b)      Untuk mencegah kontaminasi jarum, cegah jarum menyentuh daerah

yang terkontaminasi (mis: sisi luar ampul atau vial, permukaan luar

tutup jarum, tangan perawat, bagian atas wadah obat, permukaan meja)

c)      Untuk mencegah spuit terkontaminasi jangan sentuh badan pengisap

(plunger) atau bagian dalam karet (barrel). Jaga bagian ujung spuit tetap

tertututp penutup atau jarum.

d)     Untuk menyiapkan kulit, cuci kulit yang kotor karena kototran, drainase

atau feses dengan sabun dan air lalu keringkan. Lakukan gerakan

mengusap dan melingkar ketika membersihkan luka menggunakan swab

antiseptic. Usap dari tengah dan bergerak keluar dalam jarak dua inci.

 

Kontra Indikasi

            Resiko infeksi dan obat yang mahal. Klien berulang kali disuntik. Rute

SC, IM, dan itradermal dihindari pada klien yang cenderung mengalami

perdarahan. Resiko kerusakan jaringan pada injeksi SC.  Rute IM dan IV

berbahaya karena absorbsinya cepat. Rute ini menimbulkan rasa cemas yang

cukup besar pada klien , khususnya anak-anak.

22

Page 23: Hand Out Intan

KDPK

Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Pemberian Obat secara Parenteral

Agar pemberian obat dapat mencapai efek yang optimal, yaitu obat

mampu bekerja optimal membasmi bibit penyakit ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan yaitu :

Jaga sterilitas obat maupun peralatan

Obat injeksi yang diproduksi oleh pabrik telah melalui uji sterilitas oleh

bagian quality control (QC) sehingga sterilitas obat telah terjamin. Namun

saat pemberian, obat injeksi yang telah dibuka harus segera diberikan dan

habis selama 24 jam. Selain itu, alat suntik (Alat Suntik Socorex) juga harus

disterilkan terlebih dahulu (dimasak dalam air mendidih selama 30 menit)

dan ganti jarum setiap 200-300 suntikan agar tetap tajam dan steril.

Hati-hati saat menyuntik

Pelaksanaan penyuntikan harus hati-hati untuk menghindari kesalahan

penyuntikan yang berakibat obat tidak bisa diserap secara optimal sehingga

dosis yang diterima kurang sesuai. Selain itu, kesalahan penyuntikan juga

bisa menyebabkan timbulnya peradangan di sekitar tempat penyuntikan,

cacat maupun kematian.

Pastikan obat tidak keluar lagi

Setelah penyuntikan, perhatikan bekas lokasi penyuntikan. Pastikan

apakah terdapat obat yang keluar. Hasil penyuntikan yang baik ditandai

dengan tidak keluarnya obat dan biasanya terdapat benjolan kecil dalam otot

yang merupakan depo obat.

23

KESIMPULANKESIMPULAN

Page 24: Hand Out Intan

KDPK

Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat diketahui bahwa definisi dari

pemberian obat secara perenteral adalah tekhnik pemberian obat dengan cara

menuntikan obat ke jaringan tubuh. Jenis pemberian obat tersebut adalah seperti

intra cutan (menyuntikan obat ke jaringan dermis dibawah epidermis); sub cutan

(menyuntikan obat ke lapisan di bawah dermis); intra muscular (menyuntikan

obat kedalam lapisan otot tubuh); intra vena (menyuntikan obat langsung

kedalam vena).

Teknik ini memiliiki keuntungan, diantaranya adalah bisa diberikan pada

klien yang tidak sadar/tidak kooperatif, bisa diberikan bila obat tidak dapat

diabsorpsi melalui gastrointestinal, dan obat dapat diabsorpsi lebih cepat. Namun

selain itu tekhnik ini juga bisa menimbulkan kerugian diantaranya adalah klien

terutama anak merasa takut/cemas, menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit,

dan juga dapat menyebabkan infeksi, dan memerlukan tekhnik steril.

1. Suatu proses untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk

mendapatkan efek obat yang cepat adalah tuajuan dari pemberian obat ?

a. Sublingual

b. Oral

c. Parenteral

d. Ihalasi

e. Topikal

2. Dibawah ini merupakan 6 benar dalam pemberian obat, kecuali...

a. Benar obat

b. Benar dosis

c. Benar waktu

24

Evaluasi

Evaluasio

Evaluasi

Evaluasio

Page 25: Hand Out Intan

KDPK

d. Benar pasien

e. Benar merek

3. Teknik penyuntikan apakah yang melakukan penyuntikan dengan sudut

15° ...

a. Intaramuscular

b. Subcutan

c. Intravena

d. Intracutan

e. Bolus

4. Teknik apakah yang dilakukan sebelum memasukan dosis obat ...

a. Aspirasi

b. Inspeksi

c. Sentrifugal

d. Teknik one hand

e. Teknik respirasi

5. hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik penyuntikan, kecuali...

a. Jenis spuit dan jarum yang digunakan

b. Jenis dan dosis obat yang diinjeksikan

c. Tempat injeksi

d. Jenis merek yang di berikan

e. Kondisi/penyakit klien

25