MAKALAH KIMIATENTANG
“ KEDUDUKAN KIMIA DALAM SAINT, HAKIKAT
ILMU KIMIA dan PERANAN KIMIA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI”
Disusun Oleh :
~ Akhmad Baitul Aziz Ilmi (01)
~ Ganda Setyo Wibowo (10)
10 TITL 1
SMKN 1 SINGOSARI
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Kimia ini.
Makalah ini berisi tentang hakikat ilmu kimia, kedudukan kimia dalam saint, dan
peranan kimia dalam kehidupan sehari-hari.Dengan membaca makalah ini, penulis berharap
agar pembaca dapat menguasai isi dari makalah ini.
Dalam rangka peningkatan kualitas buku ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca yang budiman.
Malang, 20 September 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar . ............................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................... 2
Bab I ............................................................................................... 3
Bab II ............................................................................................... 4
Bab III ............................................................................................... 12
Daftar Pustaka ............................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia,
cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh
dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya
kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu
yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang
berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.
Sebenarnya apa yang menjadi hakikat ilmu kimia itu sendiri?
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat kimia?
2. Bagaimanakah kedudukan kimia sebagai proses, produk dan sikap ilmiah?
3. Apa yang menjadi hakikat pembelajaran kimia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hakikat kimia.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah kedudukan kimia sebagai proses, produk dan sikap ilmiah.
3. Untuk mengetahui apa yang menjadi hakikat pembelajaran kimia.
BAB II
A. Kedudukan Kimia dalam SAINS
Kimia termasuk salah satu rumpun mata pelajaran IPA SMA yang dibangun atas
dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, kimia dipandang pula
sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Kimia merupakan ilmu yang pada
awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif).
Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip,
hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Ilmu kimia termasuk dalam ilmu sains yang
merupakan aktivitas penelusuran untuk mencapai pengertian dan jawaban yang memuaskan
tentang beberapa realita, dimana pengertian itu diperoleh dengan cara mempelajarai prinsip-
prinsip dan hukum-hukum yang berlaku yang dapat diuji dengan eksperimen. Mempelajari
sains melibatkan penggalian fakta-fakta melalui observasi, pengukuran, klasifikasi dan
penggorganisasian fakta–fakta yang diperoleh tersebut.
Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat komponen
antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai sikap, dan sains sebagai
teknologi.
Bridgstock Martin (1998: 6) menyebutkan, Concise Oxford Dictionary
mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang sistematis dan teroganisasi. Definisi tersebut
di atas dapat diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh, disusun dengan cara melakukan
observasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian
seterusnya saling kait-mengait antara yang satu dengan cara yang lain.
Sains berkiatan dengan bukti dan teori. Bukti-bukti diperoleh dari eksperimen. Untuk
menjelaskan bukti-bukti, teori-teori dikemukakan kemudian diuji untuk melihat kebenaran
teori sesuai dengan pengamatan. Hubungan yang pasti antara teori dan bukti adalah sangat
kompleks, dan pada taraf ini kita mencatat bahwa sains melibatkan kedua-duanya.
1. Kimia sebagai Proses
Ilmu Pengetahuan Alam (Kimia) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala
alam secara sistematis, sehingga IPA (Kimia) bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan
dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan.
Sebagai proses dapat diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan
maupun untuk menemukan pengetahuan baru.
Proses pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Salah satu tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik
melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri
ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu
aspek penting kecakapan hidup.
Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau
eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang
percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data,
serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, merupakan proses ilmiah yang
harus dilakukan untuk memperoleh suatu pengetahuan yang baru bagi peserta didik.
Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk
menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai
proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang
kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan
temuan-temuan ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan
sains, misalnya:
a. Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
b. Menentukan apa yang diukur dan diamati,
c. Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya
indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan,
mengklasifikasikan,
d. Keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat secara
terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan.
e. Keterampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, dan keterampilan
dalam mencari kesimpulan hasil pengamatan,
f. Keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil
pengamatan, dan
g. Keterampilan menggunakan alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan.
Selain itu adalah keterampilan dalam menerapkan konsep, baik penerapan konsep dalam
situasi baru, menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang
sedang terjadi, maupun dalam menyusun hipotesis.
Contoh kimia sebagai proses dalam pembelajaran adalah peserta didik melakukan
eksperimen tentang larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Peserta didik melakukan
pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan alat uji elektrolit,
persiapan bahan, melakukan eksperimen, kemudian dilakukan pengambilan data, lalu data
yang telah diperoleh tadi diolahan dan dilakukan penafsiran data untuk memperoleh
kesimpulan. Kemudian peserta didik menyampaikan hasil percobaan secara lisan atau tertulis.
Ini merupakan contoh dari proses kimia untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
2. Kimia sebagai Produk
Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
hukum-hukum, konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses
berupa pengetahuan untuk penyebaran pengetahuan.
Semua fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori
dalam kimia merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui bebagai
macam proses sains.
Fakta-fakta dalam kimia contohnya seperti larutan NaCl dapat menghantarkan arus
lisrik, fakta ini diperoleh melalui hasil percobaan yang telah dilakukan. Para ilmuan mencari
tahu kenapa larutan NaCl dapat menghasilkan arus listrik, setelah diselidiki ternyata NaCl
dapat terionisasi dalam air menjadi ion-ionnya, sehingga dapat menghatarkan arus listrik.
Hukum-hukum kimia meliputi hukum dasar kimia yang memuat hukum kekekalan
massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan
perbandingan (Hukum Dalton), hukum perbandingan volume (Hukum Gay – Lussac) dan
lain sebagainya.
Teori – teori dalam kimia meliputi teori atom yang berkembang dari teori atom
demokritus hingga teori atom mekanika kuantum merupakan produk yang lahir dari proses
berpikir secara ilmiah, teori yang lain seperti teori asam-basa dimulai dari teori asam-basa
Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lowry, teori asam-basa Lewis dan lain-lain.
3. Kimia sebagai Sikap Ilmiah
Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan,
antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri
terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Sikap ilmiah menurut beberapa ahli:
B. Hakikat Ilmu Kimia
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan
materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara
singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah
materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang
susunan, struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau
materi. Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan
mempunyai massa.
Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan
tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu
materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling
berikatan. Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat
suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut. Perubahan materi
meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru). Energi
yang menyertai perubahan materi menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah
materi dan asal-usul energi itu.
Dalam paparan di berbagai literatur, secara umum menyatakan bahwa saintisme
adalah suatu istilah yang digunakan oleh para filsuf untuk menggambarkan apa yang mereka
lihat sebagai pemujaan ilmu pengetahuan, yakni suatu sikap yang ironisnya banyak
ditemukan di kalangan intelektual. Para pemikir dan pengkritik saintisme berpendapat bahwa
ilmu pengetahuan bukanlah satu – satunya jenis kegiatan intelektual manusia yang dapat
diandalkan. Ilmu pengetahuan juga tidak seharusnya mendapatkan status yang istimewa,
karena dianggap sebagai satu–satunya jalan yang dapat ditempuh manusia untuk sampai pada
pengetahuan.
Dalam kehidupan nyata sekarang ini, beberapa orang berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan telah memberikan kemudahan pada manusia yang seharusnya tidak perlu.
Artinya, kita akan hidup jauh lebih baik dan manusiawi tanpa adanya ilmu pengetahuan.
Argumen terakhir ini mungkin relevan, jika ditempatkan pada persoalan tentang penggunaan
teknologi dan ilmu pengetahuan untuk menciptakan senjata pemusnah massal. Banyak
antropolog juga berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern yang berkembang di Eropa
memiliki arogansi kultural, sehingga ilmuwan barat seringkali memandang rendah
kebudayaan–kebudayaan lainnya di luar kebudayaan barat.
Metode pendekatan di dalam ilmu–ilmu alam memiliki koherensi dan akurasi yang
lebih tinggi daripada ilmu–ilmu sosial. Para ilmuwan sosial telah melakukan analisis yang
juga dengan pendekatan ilmu-ilmu alam. Hasilnya adalah banyaknya penggunaan rumusan
matematis dan metode statistik di dalam ilmu–ilmu sosial. Di dalam sejarahnya, fisika
mengalami perkembangan yang sangat pesat, ketika Galileo memutuskan untuk menerapkan
metode matematis untuk mendeskripsikan gerak benda – benda. Keberhasilan ini
mempengaruhi para ilmuwan sosial untuk menggunakan metode yang sama untuk
mengembangkan ilmu–ilmu sosial. Tentu saja, argumen ini punya pengandaian dasar yang
problematis, bahwa objek penelitian di dalam ilmu–ilmu alam dan ilmu–ilmu sosial memiliki
kualitas yang sama yang dapat dimatematiskan.
Berfikir radikal merupakan awal lahirnya kimia. Dahulu, ilmuwan menganggap secara
radikal atau bebas tentang definisi atom dan model atom. Pikiran radikal diperoleh dari dari
kemauan dan kemampuan suatu otak untuk memikirkan sesuatu yang abstrak ataupun
empriris. Cara berpikir radikal ini, mempunyai manfaat yang besar dalam perkembangan
dunia kimia. Salah satu mendorong ilmuwan untuk melakukan perenungan berpikir untuk
menemukan kelanjutan dari pikiran radikalnya. Banyak sekali muncul teori-teori tentang
atom yang yang diawali oleh berfikir yang pokok atau fundamental dari fenomena dasar
mengenai penyusun suatu materi.
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk,
maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan
letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
Fakta yang terdapat di alam mempunyai banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari
ciri pemikiran filsafat yang telah dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap
kritis terhadap suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi
pertanyaan terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh ; fakta kimia yaitu larutan elektrolit
dan non-elektrolit. Dari sikap kritis muncul pertanyaan ; apa yang menyebabkan larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dan apa yang menyebabkan larutan non-elektrolit
tidak dapat menghantarkan arus listrik, bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan non-
elektrolit, dan lain-lain.
Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam kegiatan industri dan perdagangan,
kesehatan, dan berbagai bidang lain. Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan dalam penemuan
dan pengembangan material dan sumber energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai
ekonomis tinggi, dan lebih ramah lingkungan.
C.. Peranan Kimia Dalam Kehidupan
Kimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan
kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, kimiawan-kimiawan terkemuka seperti Abu Musa
Jabir bin Hayyan dan Paracelsus, mengembangkan ilmu kimia yang menjauh dari filsafat dan
mistisisme, namun mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah.Walaupun
demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan
hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur-unsur kimia memiliki sejarah
yang sangat panjang. Hingga mencapai puncaknya diciptakannya tabel periodik unsur kimia
oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869. Gambarnya kurang lebih seperti ini!
Penerapan Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi, sifat, dan
perubahan zat. Proses kimia dapat ditemukan di alam ataupun di laboratorium. Ilmu Kimia
berhubungan dengan banyak ilmu lain seperti Biologi, Farmasi, Geologi, dan Lingkungan.
Sebagai contoh: ilmu Kimia merupakan dasar dari revolusi biologi molekular yang
membahas tentang bagaimana kontrol genetik dapat terjadi pada makhluk hidup. Adapun
manfaat ilmu kimia di kehidupan sehari-hari, yaitu
1. Di bidang pertanian
Ambil contoh ketika tumbuhan membutuhkan air serta tanah yang subur. Namun dibidang
pertanian modern, telah menggunakan pupuk dan pestisida. manfaat pupuk untuk tumbuhan
ialah Merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun serat Meningkatkan mutu dan jumlah
hasil yang baik. karena pupuk adalah senyawa kimia anarganik yang dijumpai di alam atau
dibuat manusia yang memiliki nilai hara langsung atau tidak langsung bagi tanaman.
Penggunaan pestisida dapat memusnahkan hama-hama, dan meningkatkan produksi
tumbuhan dengan cepat. namun dapat membahayakan bagi kesehatan manusia.
2. Di bidang kedokteran
Di bidang ini banyak dijumpai manfaatnya, seperti obat-obatan yang membantu
penyembuhan pasien, karena obat adalah hasil dari penelitian dibidang kimia farmasi
3. Di bidang pangan
Adanya komposisi pada makanan, yang bermanfaat bagi manusia. penggunaan
mikroorganisme/bakteri pada makanan, contoh pembuatan kecap, tempe, dan yoghurt.
4. Di bidang industri/pabrik
Penerapan ilmu Kimia di bidang industri, ilmu Kimia seringkali sangat dibutuhkan. Mesin-
mesin di industri membutuhkan logam yang baik dengan sifat tertentu yang sesuai dengan
kondisi dan bahan-bahan yang digunakan. Seperti semen, kayu, cat, beton, dsb. dihasilkan
melalui riset yang berdasarkan ilmu Kimia. Kain sintetis yang Anda gunakan juga merupakan
hasil penerapan ilmu Kimia.
5. Di bidang Hukum
Manfaat di bidang hukum yaitu ketika terjadi kejahatan-kejahatan ataupun pembunuhan,
dengan begitu dibutuhkan sample hasil tes DNA, yang menggunakan ilmu kimia.
BAB III
KESIMPULAN
Objek filsafat adalah mengambil alih berbagai hasil sains, menambahkan pada hasil-
hasil sains yang diambil alih tersebut dengan berbagai hasil pengalaman etis dan religius
umat manusia kemudian merefleksikannya secara keseluruhan. Harapannya, dengan
pengertian seperti ini kita bisa mencari beberapa kesimpulan umum seperti sifat-sifat dasar
atau hakikat alam semesta, kedudukan dan harapan-harapan kita di alam semesta.
Zaman ini sains lebih bersufat kuantitatif daripada kualitatif. Sifat ini mengungkapkan
hubungan tentang intensitas (keterarahan) dua fenomena. Sebagai contoh, intensitas pada arus
listrik dan pada penerangan sebuah lampu pijar. Untuk mengimbangi pada
ketidakmampuhannya dalam menjawab pertanyaan "bagaimana" yaitu dengan menampilkan
kekayaannya akan data seperti melalui pertanyaan "berapa banyak". Riset monograf dan
textbook mirip dengan menekankan pada hubungan kuantitatif yang bisa diobservasi dan
jarang pergi jauh ke dalam daerah pedalaman spekulatif dimana pertanyaan "bagaimana"
harus mendahului "berapa banyak". Usaha mempelajari hubungan kuantitatif terlalu sering
meninggalkan bukan hanya instruktur tetapi juga waktu luang pelajar untuk lebih banyak
melakukan penyelidikan atau spekulasi seperti terhadap mekanisme hubungan kuantutatif itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://chemistryandkpopforever.blogspot.com/2013/05/hakikat-dan-pembeajaran-kimia.html
http://sunyonoms.wordpress.com/pengetahuan-umum/apa-kedudukan-filsafat-dalam-sains/http://www.bimbingan.org/peranan-zat-kimia-dalam-kehidupan-sehari-hari.htm
Top Related