Download - HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

Transcript
Page 1: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

i

HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H{AJA>T

(Studi Kritik Sanad dan Matan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S Th.I)

Disusun Oleh:

Ach. Ilyas Sahawi

NIM: 09530035

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

i

Page 3: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

ii

Page 4: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

iii

Page 5: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

iv

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)

Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.

Page 6: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Bapak Ibu tercinta di Rumah

Adikku tersayang Siti Aisyah,

Guru-guru yang sudah rela memberikan ilmunya

dan kawan-kawan semua

Page 7: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, bersumber dari

pedoman Arab-Latin yang diangkat dari Keputusan Bersama Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun

1987 dan Nomor 0543 b/U/1987, selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf, dalam tulisan transliterasi ini sebagian

dilambangkan dengan huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian dengan

huruf dan tanda sekaligus, sebagai berikut :

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

ba‟ B Be ة

ta‟ T Te د

sa S| es (dengan titik di atas) س

jim J Je ط

{ha H ح

Ha (dengan titik di

bawah)

kha Kh ka dan ha ر

dal D De د

zal Z| zet (dengan titik di atas) ذ

Page 8: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

vii

ra R Er ز

zai Z Zet ش

sin S Es ض

syin Sy es dan ye غ

{sad S ص

Es (dengan titik di

bawah)

{dad D ض

De (dengan titik di

bawah)

ta T} Te (dengan titik dibawah) ط

{za Z ظ

zet (dengan titik di

bawah)

ain ‘ koma terbalik (di atas)„ ع

ghain G Ge غ

fa F Ef ؾ

qaf Q Qi ق

kaf K Ka ن

lam L El ي

mim M Em

nun N En

wau W We

ha H Ha

hamzah ‘ Apostrof ء

Page 9: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

viii

ya‟ Y Ya ي

2. Vokal

a. Vokal tunggal :

Tanda Vokal Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

b. Vokal Rangkap :

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan ya Ai a-i ي

Fathah dan Wau Au a-u

Contoh :

haula ----- دي kaifa ---- وؿ

c. Vokal Panjang (maddah)

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif A A dengan garis di atas ا

Fathah dan ya A A dengan garis di atas ي

Kasrah dan ya I I dengan garis di atas ي

Dammah dan wau U U dengan garis di atas

Contoh :

qi>la ---- ل qa>la ---- لبي

yaqu>lu ---- مي <rama ---- ز

Page 10: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

ix

3. Ta marbutah

a. Transliterasi Ta’ Marbutah hidup adalah "t".

b. Transliterasi Ta’ Marbutah mati adalah "h".

c. Jika Ta’ Marbutah diikuti kata yang menggunakan kata sandang "اي"

("al-"), dan bacaannya terpisah, maka Ta’ Marbutah tersebut

ditransliterasikan dengan "h".

Contoh :

raud}atul at}fa>l, atau raud}ah al-at}fa>l ------- زضخ االطفبي

ادخ ازح ------- al-Madi>natul Munawwarah, atau al-Madi>nah

al- Munawwarah

Talh}atu atau Talh}ah ------------ طذخ

4. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydid)

Transliterasi syaddah atau tasydid dilambangkan dengan huruf yang sama,

baik ketika berada di awal atau di akhir kata .

Contoh :

nazzala ------ صي

al-birru ------- اجس

5. Kata Sandang "ال"

Kata sandang "اي" ditransliterasikan dengan "al" diikuti dengan tanda

penghubung "-", baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun huruf

syamsiyyah.

Contoh :

al-qalamu -------- ام

Page 11: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

x

al-syamsu ------ اشط

6. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi

huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti

ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan

huruf kapital, kecuali jika terletak pada permulaan kalimat.

Contoh :

Wa ma----- بذد االزظي > Muh}ammadun illa> rasu>l

Page 12: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah menurunkan al-Qur‟an sebagai

petunjuk bagi umat manusia. Salawat dan salamnya semoga tetap terlimpahkan

kepada junjungan kita semua Nabi Muhammad saw, keluarganya, para

sahabatnya, serta pengikut-pengikut beliau yang senantiasa mengikuti sunnahnya.

Nabi selalu menjadi pelita di saat kegelapan menyelimuti umat manusia. Semoga

cahayanya menjadi syafaat di akhirat nanti.

Walaupun menghadapi banyak rintangan, akhirnya skripsi yang berjudul

“HADIS-HADIS ANJURAN SHALAT HAJAT (Studi Kritik Sanad dan Matan)”

dapat terselesaikan. Penulis sepenuhnya sadar bahwa terselesaikannya

penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada :

1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H. Musa Asyari selaku

pemimpin tertinggi universitas tempat penulis menimba ilmu.

2. Dekan FUSAP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Syaifan Nur, M.A. beserta

jajarannya.

3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Tafsir dan Hadis FUSAP UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Dr. Phill Sahiron Syamsudin, MA. dan Afdawaiza M.Si yang telah

memperlancar akademik penulis.

Page 13: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

xii

4. Prof. DR Suryadi M.Ag, selaku Pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan

dan masukan-masukan dalam berbagai hal serta motivasi yang telah diberikan. Serta

bapak Muhammad Hidayat Noor S.Ag, M.Ag, selaku dosen pembimbing

Akademik. Terima kasih atas bimbingannya serta perhatiannya selama ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh jajaran karyawan di Jurusan Studi Ilmu al-Qur‟an

dan Tafsir. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Semoga ilmu itu menjadi

amal ibadah yang dapat menjadi syafaat di akhir nanti.

6. KHR. Muhammad Najib AQ (Pengasuh Madrasah Huffadh1) yang telah mendidik

dengan begitu sabarnya selama ini. Jasa-jasanya tidak akan pernah saya lupakan dan

semoga amalnya diterima oleh Allah Swt, tidak lupa pula RKH. Abd Ghafur

Syafiudin Lc yang juga saya ta’z{imi semoga ponpes Al-Mujtama‟ terus berkembang

pesat.

7. Bapak dan Ibu di rumah serta adikku Siti Aisyah yang selalu aku rindukan.

8. Teman-teman TH‟09, pemberi warna dalam kehidupan penulis.

9. Teman-teman KKN Banjaroya 2, terutama buat Dossi Aprilinda Palewa dan Azian

Septianhardini yang selalu memberikan keceriaan dan kalian yang paling terkenang

buatku. Terima kasih atas kekompakannya.

10. Kaji Fuadi, Anang, Yovie, Imron, Muhari, Ni’mal Adhim, Fathurrahman dan

Alif Lutfian Akbar yang ketinggalan kereta (lulus terahir) Aku akan ingat betapa

indahnya mempunyai teman seperti kalian yang super santai walaupun tanpa disadari

kita telah berada di semester Sembilan. Semangat!!!!.

11. Teman seperjuangan Pecinta Maqbaroh Kays Mukhallad dan Syahroni (Maroko)

dan teman-teman seperjuangan di Masjid al-Munawwir lantai dua yang semuanya

lagi on-fire Ahmad Hasan al-Kaff (yik), syech Ali, Habib dan Alif terima kasih

semua kalian telah memberikan warna baru dalam hidupku. Semoga kalian terus

Page 14: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

xiii

semangat dan cepat khatam 30 juz bil ghaib. Tidak lupa juga teman-teman di kamar

enam MH1 Krapyak semoga kamar ceria terus sampai kapanpun.

12. Yang terakhir buat sahabat-sahabat atau mbak tercintaku dan paling aku rindukan

yaitu: Siti Jamilah Sholeh/mbak Jeje (Pamekasan-Madura), Ria Nurul

Ummah/mbak Iya’ (Bogor), Dossi Aprilinda Palewa (Sragen) dan Adik-adikku di

Jogja Zakiah Umihani (Subang), Siti Asiyah (Bantul-DIY), Mustagfiri Asror

(Kudus) dan kak Rofik serta keponaanku Ricky di Jember Love You All. Kalian

adalah sahabat terbaik buatku dan aku akan selalu rindu kalian semua. Terima kasih

atas kesetiaannya dan keceriaannya selama ini.

Skripsi ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan

saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, hanya kepada Allah swt penulis

berharap dan berdoa semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

maupun para pembaca, serta dapat memberikan sumbangan bagi khazanah ilmu

pengetahuan khususnya di bidang ilmu Hadis.

Yogyakarta, 11 Oktober 2013

Penulis

Ach. Ilyas Sahawi

09530035

Page 15: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

xiv

ABSTRAK

S{ala>t h{>ajat merupakan sebuah ajaran yang di dalamnya bertujuan memohon

kepada Allah agar keinginan seseorang dikabulkan. Ritual ini sudah mendarah

daging dalam masyarakat Indonesia khususnya di kalangan pesantren. Para santri

biasanya melaksanakan s {ala>t h{>ajat di malam hari baik itu secara berjama‟ah

ataupun sendirian (munfarid). Sebagai sebuah ibadah, pastinya s {ala>t h{>ajat mempunyai landasan (hujjah) berupa hadis Rasulullah Saw.

Karena landasan dari s {ala>t h{>ajat ini berupa hadis Nabi yang didalamnya ada

dua riwayat yang menjelaskan tentang s {ala>t h{>ajat, oleh karena itu timbul pro-

kontra di kalangan umat Islam dalam pengamalannya. Sebagian besar umat Islam

mengamalkan s {ala>t h{>ajat ini, namun, sebagian lainnya menolaknya. Penolakan

tersebut disebabkan oleh hadis yang dipakai dalam s {ala>t h{>ajat adalah hadis yang

tergolong pada kategori hadis d{a’i>f . oleh karena itu, hadis tentang s {ala>t h{>ajat ini

perlu diteliti dari sisi sanad dan matannya.

Melihat dari permasalahan di atas, maka hadis tentang s {ala>t h{>ajat akan

dianalisis dengan menggunakan teori kritik sanad dan matan. Dalam kritik sanad

langkah pertama yang harus dilakukan adalah takhrijul hadis yang bertujuan

untuk menghimpun keseluruhan hadis yang berkaitan dengan s {ala>t h{>ajat. Sedangkan langkah selanjutnya yaitu meneliti para periwayat hadis mulai dari

mukharrij sampai kepada periwayat pertama yaitu s{ah{abat. Penelitian pada

periwayat tersebut meliputi beberapa empat aspek yaitu ketersambungan

periwayat (ittis{a>lu sanad), meneliti ke „adil dan „d{abit{an (s\iqah) periwayat dan

meliti ada tidaknya syaz\ dan „illah dalam hadis. Semua itu bertujuan untuk

mengungkap apakah hadis tersebut bisa dipertanggungjawabkan dari sisi

sanadnya ataukah tidak. Selanjutnya yaitu meneliti matan hadis tentang s {ala>t h{>ajat. Penelitian ini untuk melengkapi dan menilai matan dari sebuah hadis.

Setelah diteliti, hadis yang berkaitan dengan sa{la>t h{>ajat kualitasnya sahih

baik dari segi sanad maupun matan. Sehingga, dengan demikian hadis ini bisa

dijadikan sebagai hujjah dan tidak perlu dipertentangkan lagi. Karena, sebagian

yang menolak s {ala>t h{>ajat ini dikarenakan landasan/hujjahnya da’if, oleh karena

itu tidak bisa diamalkan walaupun hanya pada permasalahan fadailul ‘amal dan

harus dilandaskan pada hadis sahih. Jadi, dari hasil penelitian ini, s{ala>t h{>ajat bisa

diamalkan karena hadisnya sahih. Bahkan sahih lizatih (dengan sendirinya).

Page 16: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

SURAT PERNYATAAN ............................................................................. i

NOTA DINAS .............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

MOTTO ............................................................ .iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. xi

ABSTRAK …………………………………………………………………..xiv

DAFTAR ISI ................................................................................................ xv

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 9

D. Telaah Pustaka ............................................................................... 10

E. Metode Penelitian .......................................................................... 13

F. Sistematika Pembahasan ................................................................ 19

BAB II : PANDANGAN ULAMA TENTANG S{ALA>T H{A>JAT ............ 23

A. S{ala>t H{a>jat ...................................................................................... 25

B. Pandangan Ulama tentang S{ala>t H{a>jat ........................................... 25

1. Menganjurkan S{ala>t H{a>jat ...................................................... 26

2. Melarang S{ala>t H{a>jat ............................................................... 28

Page 17: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

xvi

BAB III : KRITIK SANAD DAN MATAN……………………………….31

A. Takhri>jul H{adi>s ............................................................................... 31

B. Al-I’tiba>r dan Skema Periwayatan Hadis ....................................... 35

C. Kritik Sanad Hadis .......................................................................... 41

1. Meneliti Kualitas Periwayat dan Ketersambungan Sanad ............ 43

2. Meneliti Adanya Syuz\u>z\ dan ‘Illah .............................................. 56

3. Hasil Analisis Sanad ..................................................................... 56

D. Kritik Matan Hadis ......................................................................... 58

1. Tidak Bertentangan dengan petunjuk al-Qur‟an ...................... 59

2. Tidak Bertentangan dengan Hadis Sahih Yang Lebih Tinggi

dan Sirah Nabawiyah................................................................ 63

3. Susunan Bahasanya Tidak Rancu dan Menunjukkan Sabda

Kenabian ................................................................................... 65

4. Tidak Bertentangan dengan Akal Sehat, Indera dan

Sejarah ...................................................................................... 66

5. Kesimpulan Kritik Matan ......................................................... 67

BAB IV : KEH{UJJAHAN HADIS……………….….…………………….71

A. Kualitas Hadis tentang S{ala>t H{a>jat……………………………….72

B. Keh{ujjahan Hadis Tentang S{ala>t H{a>jat.....................................73

BAB V : PENUTUP .................................................................................... 75

A. Kesimpulan .................................................................................... 75

B. Saran ............................................................................................... 76

C. Penutup .......................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 78

CURRICULUM VITAE……………………………………………………

Page 18: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Agama yang diturunkan oleh Allah kepada hamba kesayangannya

(Muh{ammad) berupa agama “Islam”. Sebagai agama suci nan mulia, tentunya

agama ini mempunyai pedoman sentral untuk dijadikan sebagai panutan oleh

ummatnya dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini Allah

memberikan al-Qur‟an kepada nabi Muhammad beserta hadis-hadisnya sebagai

penerapan konkrit terhadap al-Qur‟an1.

Meskipun keduanya mempunyai peran yang sama dalam agama Islam, yaitu

sebagai tuntunan dan pedoman sentral dalam kehidupan sehari-hari untuk

diamalkannya, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan yang

dapat mempengaruhi pada masalah permasalahan butuh tidaknya untuk diteliti

lagi keotentikannya. Perbedaannya yaitu berupa perbedaan tentang turunnya

kedua sumber tersebut sampai kepada Rasu>lulla>h Saw. Perbedaan itu antara lain

adalah, pertama, al-Qur‟an yang diturunkan secara langsung kepada Rasu>lulla>h

melalui malaikat Jibri>l seluruhnya berstatus mutawa>tir (diriwayatkan oleh banyak

periwayat).

Hal itu (turunnya al-Qur‟an) berbeda dengan hadis yang disampaikan oleh

Rasulullah, hadis ini malah sebaliknya, dalam hadis sangat sedikit sekali

prosentase dari hadis-hadis yang berstatus mutawa>tir.. Kedua, al-Qur‟an sebagai

1 Perintah untuk berpegang teguh pada al-Qur‟an dan as-Sunnah sebagaimana dalam al-Qur‟an

QS. Ali Imran: 32.

Page 19: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

2

kitab utama dan pertama tentunya tidak perlu diragukan lagi otentisitasnya.

Karena al-Qur‟an itu diturunkan kepada Rasu>lulla>h melalui malaikat Jibril2 dan

dijaganya oleh s{ah{a>bat melalui dua media sekaligus, yaitu melalui hafalan dan

tulisan3 bahkan Rasu>lulla>h mempunyai orang-orang khusus dalam menuliskan al-

Qur‟an (kutta>bul wahyi). Sedangkan hadis hanya dijaga melalui media hafalan

dan hanya sedikit dari kalangan s{aha>bat yang menulis hadis.

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya Rasu>lulla>h mengamalkan pesan-

pesan yang ada dalam al-Qur‟an. Sebagai mufassi>r pertama terhadap al-Qur‟an,

apa yang dilakukan oleh Rasu>lulla>h juga dijadikan landasan oleh kalangan

s{ah{a>bat yang di kemudian disebut dengan hadis. Karena, Rasu>lulla>hlah yang

benar-benar mengerti maksud dan pesan yang ingin disampaikan oleh Allah

dalam al-Qur‟an. Maka dari itu, hadis dijadikan sebagai penjelas (baya>n tafsi>r)

terhadap kitab suci al-Qur‟an dan dimasa Nabi Muhammad Saw, hadis-hadis

masih dalam keadaan murni tanpa terkontaminasi dengan yang lainnya, bahkan

tidak ada indikasi pemalsuan hadis pada masa-masa itu. Walaupun demikian,

kritik hadis sudah mulai ada pada waktu itu meskipun tidak begitu sistematis.

Kritik yang dimaksud umumnya yaitu untuk memastikan kebenaran berita yang

didengar dari s{ah{a>bat lain, karena boleh jadi ada kekurangcermatan dari periwayat

waktu itu yaitu s{aha>bat4.

2 Lihat QS. Asy-syu>‟ara: 193.

3 Usman, Ulumul Qur’an (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 56-64.

4 Muh Zuhri, Telaah Matan Hadis,Sebuah Tawaran Metodologis (Yogyakarta: LESFI, 2003), hlm.

42.

Page 20: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

3

Seiring berkembangnya zaman, mulailah timbul konflik politik yang

menjadi titik awal sejarah pemalsuan hadis, yaitu sejak peristiwa tah{ki>m antara

Mu’a>wiyah bin Abi> Sufya>n dengan ‘Ali> bin Abi> T{a>lib. Sejak saat itulah

permalsuan hadis mulai muncul dan dikemudian hari mulai menjamur dalam

masyarakat. Hal itu bisa terjadi dikarenakan ada faktor politis yang

mempengaruhinya5. Kemudian, hadis-hadis ditulis pada masa khalifah „Umar ibn

„Abd „Aziz. Maka dari itu, untuk memastikan keotentikan sebuah hadis

diperlukan langkah-langkah metodis penelitian terhadap setiap periwayatnya.

Metode itu terbukti akurat untuk memastikan keotentikan seorang periwayat

hadis, karena periwayat itulah yang mempunyai peran penting dari setiap hadis

yang diriwayatkannya. Namun, langkah itu bukanlah langkah satu-satunya untuk

menguji keotentikan sebuah hadis. Untuk menguji hadis Nabi juga diperlukan

usaha penelitian lebih lanjut terhadap matannya.

Sebagaimana disebutkan di atas, Rasu>lulla>h sebagai seorang pedoman bagi

umat Islam, tentunya beliau juga menjadi rujukan dari kalangan s{ah{a>bat dalam

menanyakan sesuatu ataupun mencari solusi sebuah permasalahan. Beliau dikenal

sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dan benar-benar menjadi panutan sejati

5 Mengenai munculnya pemalsuan terhadap hadis Nabi setidaknya ada tiga pendapat di kalangan

„ulama yaitu; (1) pemalsuan hadis muncul pada zaman Nabi yang dikemukakan oleh Ahmad

Amin. Menurutnya hadis-hadis mutawatir yang menjelaskan ancaman bagi seorang yang

mengatakan kebohongan dengan mengatasnamakan Nabi dengan ancaman neraka. Menurut

Ahmad Amin, isi hadis tersebut memberikan sinyal yang kuat bahwa kemungkinan besar pada

zaman Nabi sudah ada pemalsuan, (2) pemalsuan hadis yang berkaitan dengan keduniawian terjadi

pada zaman Nabi, sedang pemalsuan hadis yang berkaitan dengan masalah agama („amr di>ni>) belum terjadi pada masa itu. Pendapat tersebut dikemukakan oleh S{ala>h ad-Di>n al-Adlabi>, (3)

pemalsuan hadis muncul pada masa „Ali bin Abi> T{a>lib, pada keadaan hadis sejak zaman Nabi

sampai sebelum terjadinya tahkim antara ‘Ali> dan Mu‟awiyah masih terhindar dari pemalsuan.

Pendapat ini menjadi pandangan umum dari „ulama hadis. Mengenai hal ini dibahas secara

lengkap oleh M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 2005),

hlm. 107-114.

Page 21: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

4

bagi umat Islam. Solusi yang ditawarkan pasti mempunyai nilai yang sangat

berarti bagi umatnya. Tidak mungkin seorang Rasu>lulla>h bersabda tanpa makna.

Tentu yang beliau sarankan kepada s{ah{a>batnya juga mempunyai landasan vertikal

dari Allah.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sebagai seorang Rasu>l yang

menjadi panutan, Rasu>lulla>h selalu memberikan contoh yang baik kepada

ummatnya. Semisal dalam beribadah sehari semalam beliau selalu melaksanakan

shalat dengan khusyuk baik itu shalat wajib lima waktu maupun shalat sunnah.

Sehingga yang pasti beliau merasakan hikmah dari shalat yang beliau dirikan.

Apalagi, perintah untuk mendirikan shalat ini juga merupakan tuntunan langsung

dari Allah melalui al-Qur‟an6 dan hadis-hadisnya

7. Bahkan selain melaksanakan

shalat wajib, Rasu>lulla>h juga selalu bangun malam untuk melaksanakan shalat

malam (qiya>mul lail). Selain dari pada itu, Rasu>lulla>h juga mengajarkan berbagai

macam shalat sunnah kepada ummatnya untuk menjadikan permohonan

pertolongan kepada Allah atas masalah yang menimpa manusia (ummatnya).

Diantara shalat-shalat tersebut adalah shalat istikha>rah untuk minta petunjuk atas

keraguan, shalat d{uh{a yang disinyalir berkhasiat melapangkan rezeki seseorang,

shalat taubat untuk memohon ampunan, shalat ’istisqa>’ untuk meminta hujan,

shalat diwaktu hendak bepergian dan terakhir yang menjadi kajian di sini yaitu

shalat h{aja>t yang bertujuan agar keinginannya dikabulkan oleh Allah.

6 Lihat Qs. Al-„ankabut: 45.

7 Perintah untuk melaksanakan shalat wajib lima waktu banyak sekali ditemukan dalam kitab-kitab

induk hadis yang sembilah (al-Kutub al-Tis’ah).

Page 22: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

5

Secara bahasa, shalat berarti do‟a dan mohon ampun. Apalagi semua

bacaan yang ada dalam shalat merupakan do‟a-do‟a yang baik untuk dilantunkan

bagi seorang hamba kepada TuhanNya. Namun, secara istilah, shalat ialah ibadah

paling utama yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam yang sudah balig

(dewasa), baik laki-laki maupun perempuan, terdiri dari perbuatan-perbuatan dan

perkataan-perkataan, dan berdasar atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu, dan

dimulai dengan takbiratul ih{ra>m serta diakhiri dengan sala>m8.

Selaras dengan arti dasar dari shalat di atas, apabila seorang mempunyai

suatu keinginan baik itu merupakan suatu keinginan berupa materi ataupun non-

materi sebaiknya agar berdo‟a kepada Allah agar keinginan (h{aja>t)nya dikabulkan

olehNya. Karena, sehebat apapun manusia itu hanya bisa berusaha, sedangkan

endingnya tetap berada di tangan Allah dan Allahlah yang menentukan segalanya.

Dengan demikian, seharusnya sebagai umat Islam, berusaha dan berdo‟a agar

keinginannya dikabulkan olehNya. Sedangkan salah satu media agar sebuah do‟a

dikabulkan oleh Allah yaitu melalui shalat. Dalam shalat ini sampaikan pesan

yang ingin dikatakan kepada Tuhan agar segera dikabulkan.

Dalam konteks masyarakat, ritual shalat tersebut sudah biasa dilakukan di

mana-mana. Sebut saja misalnya dalam pondok-pondok pesantren serta majelis-

majelis z\ikir. Pada pesantren-pesantren tentu bahkan banyak sekali pesantren-

pesantren yang santri-santrinya menjalankan ibadah s}ala>t haja>t tersebut apabila

mempunyai keinginan-keinginan tertentu baik keingingan duniawi ataupun yang

sifatnya ukhrawi. Sebut saja misalnya shalat h{a>jat ini dijadikan sebagai rutinitas

8 Nasruddin Razak, Ibadah Shalat Menurut Sunnah Rasulullah (Bandung: Pustaka Ma‟arif, 1992),

hlm. 15.

Page 23: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

6

tiap malam yang dilakukan agar keinginannya dikabulkan oleh Allah (menghafal

Al-Qur‟an, menghafal nad{am dll)9. Kegiatan ini dilaksanakan secara pribadi

ataupun berjama‟ah di kalangan pesantren10

.

Sedangkan pada majelis z\ikir semisal pada majelis z\ikir padang jagad di

pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak, shalat h{ajat ini dilaksanakan secara

berjama‟ah pada acara akbar peringatan malam satu Muh{arram.

Selain menjadi rutinitas santri-santri di pondok-pondok pesantren,

masyarakat pada umumnya juga banyak yang melakukan s}ala>t h{aja>t ini baik

dilaksanakan secara sendiri (munfarid) maupun bersama-sama (jama’ah). Namun,

yang menjadi pertanyaan mendasar dalam hal ini adalah “apakah shalat tersebut

mempunyai landasan hukum yang jelas ataukah tidak?”. Karena hal itu masih

menjadi perbincangan yang hangat kalau dilihat dari banyak pendapat yang ada,

dengan demikian hal itu menjadikannya terjebak pada klaim-klaim yang meghujat

pada kelompok tertentu.

Selain dari itu, Rasu>lulla>h juga menganjurkan agar melaksanakan shalat dua

raka‟at yang disebut dengan s{ala>t h{aja>t bagi ummatnya yang mempunyai

keinginan sebagaimana berikut:

ص ب د د ع ع ى ث ع اد ي ص د ث ج ؽد ص ب ا د جد د للا ع ث ىس ث ص ب اع د جد د للا ع س ث جد ع للا ع

ث ىس ث ـ بئ د ع جد ث د ع اس جد ع للا ع ـ ى أ ث ث ظ ي ل بي ل بي أ ى للا ز للا ص ع ظ ب ذ و

خ للا إ ى بج د د إ ى أ أ د ث ؤ آد ض ز ـ ذع ء ـ ض ا ص ص ز وع ز ص ى ض للا ع ص

9 Pengalaman pribadi penulis pada waktu di ponpes Al-Mujtama‟ Madura, s{ala>t h{a>jat ini

dilaksanakan rutin tiap malam berjama‟ah dilaksanakan setelah s{alat witir. Semua itu dengan

harapan agar usaha yang dijalankan dimudahkan oleh Allah.

10

Sejauh perhatian penulis yang melaksanakan secara pribadi/tidak berjama‟ah seperti contoh

santri-santri Madrasah Huffadh 1 PonPes Al-Munawwir Krapyak yang biasanya dilaksanakan di

masjid pusat pada malam hari.

Page 24: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

7

ى ع ى اج للا ص ع ظ ص ال م للا إ ال إ ذ ا س ى ا ب جذ ة للا ظ سغ ز ع ا ظ ع د ا ذ ا لل

ة ز ب ع ج بد أ ظؤ ه ا ج ز ه ز د ائ ص ع ر ه ؽف س خ ؽ ا خ ث س و اعل و ر د ع ال إ ص

جب ف سر إ ال ذ ال ؼ ب جز إ ال ال ـ س خ بج د ز ب إ ال ز ضب ه ب ل ض أ زد اد ع ى ث أ ل بي اس ا ع ر

د ش س ت د ـ ؼ م بي إ ظ بد ـ بئ د جد ث ع د عؿ اس د ش ـ ض ـ بئ د اذ زل بء أ ث ا11

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Isa bin Yazid Al Baghdadi telah

menceritakan kepada kami Abdullah bin Bakr As Sahmi dan telah

menceritakan kepada kami Abdullah bin Munir dari Abdullah bin Bakr

dari Fa'id bin Abdurrahman dari Abdullah bin Abu Aufa dia berkata,

Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang

mempunyai hajat (keinginan) kepada Allah atau kepada seseorang dari

anak Adam, maka hendaklah dia berwudlu' dengan menyempurnakan

wudlu'nya, lalu melaksanakan shalat dua raka'at, memuji kepada Allah,

membaca Shalawat kepada Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam, kemudian

membaca "la> ila>ha illa> alla>hu al-h{ali>mu al-kari>mu, subh{a>na alla>hi rabbi

al-‘arsyi al-‘az}i>m, al-h{amdu lilla>hi rabbi al-‘a>lami>na, as’aluka mu>ji>ba>ti

rah{matika wa ‘aza>ima magfiratika min kulli birrin wa as-sala>mata min

kulli is\min, la> tada’ li> z \anban illa> gafartahu> wala> hamman illa> farrajtahu>

wala> ha>jatan illa> hiya laka rid{an illa> qad{aitahu> ya> arh{ama ar-ra>h{imi>na

(Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah yang maha lembut lagi

Mahapemurah, Mahasuci Allah Rabb pemilik 'Arsy yang Mahaagung,

segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam, aku mengharap rahmatMU,

ketetapan hati (untuk meraih) ampunanMu, mendapatkan keberuntungan

dengan segala kabaikan dan keselamatan dari segala perbuatan dosa,

jangan Engkau biarkan dosa padaku kecuali Engkau mengampuninya, dan

jangan Engkau biarkan kegundahan kecuali Engkau membukakannya, dan

jangan Engkau biarkan kebuTuhan-kebuTuhan yang Engkau ridlai kecuali

Engkau penuhi, wahai Dzat yang maha pengasih) ". Abu Isa berkata,

hadits ini gharib dan dalam sanadnya ada sesutatu yang perlu dibicarakan,

Fa'id bin Abdurrahman telah dilemahkan dalam masalah hadits, dan Fa'id

adalah 'Abul Warqa'.12

Hadis di atas menjadi rujukan dari kalangan yang menganggap atau

berpendapat bahwasanya s{alat h{aja>t tidak mempunyai landasan yang kuat bahkan

11

Hadis Riwayat Tirmiz\i, Suna}n at-Tirmiz\i Kitab as-S{al}a>h}, Bab M}a j}a’a f}i> S{al}a>til h}a>jati,

No.441, CD Mausu>’ah al-H}adi>s al-syari>f al-kutub al-tis’ah, Global Islamic Software, 1991-1997. 12

Lidwa pusaka, hadis riwayat Tirmiz\i no.441.

Page 25: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

8

d{a’ifun jiddan (sangat lemah). Pandangan tersebut pada umumnya disandarkan

pada pendapat al-„Utsaimin dalam kitab Majmu>’ Fata>wa> wa Rasa>ill al-

‘Us \aimin13. Pendapat tersebut sering dijadikan sebagai landasan dalam

menentukan landasan s{ala>t h{a>jat, Sehingga mengharamkan s{ala>t h{a>jat

sebagaimana pandangan „Utsaimin seperti disebut di atas. Salah satu contohnya

yaitu pandangan Rasul bin Dahrii dan Asri yang mengatakan s>alat h{aja>t itu adalah

bid‟ah14

karena hanya didasarkan pada hadis maud{u>’ diatas. Selain itu, hadis

tersebut juga dijadikan landasan dalam menjalankan s{ala>t h{a>jat dengan dalih

bahwasanya sed}a’i >f apapun hadis itu kalau berkenaan dengan fad}a>’ilul ‘amal

(keutatamaan-keutamaan suatu amalan) tidak ada masalah dalam penggunaannya.

Namun, menurut penulis alangkah lebih baiknya kalau hadis yang berkaitan

dengan s{ala>t h{a>jat diteliti lebih lanjut. Karena, seolah-olah hadis yang lain

terlupakan sehingga s{ala>t h{a>jat dikatakan sebagai ibadah bid’ah hanya

berdasarkan pada satu hadis yang d}a’i >f di atas.

Hadis itu bukan hanya satu saja, bahkan hadis-hadis tertentu bisa berjumlah

puluhan apabila diteliti lebih lanjut. Begitu juga hadis yang berkaitan dengan s{ala>t

h{a>jat ini, bahkan, dalam kitab-kitab lainnya juga ada yang meriwayatkan tentang

s{ala>t h{a>jat. Setidaknya hadis tentang s{ala>t h{a>jat ini ada dalam tiga kitab induk

hadis yaitu, Suna>n at-Tirmiz\i, Suna>n Ibn Ma>jah dan Musnad Ah}mad. Dengan

demikian, penulis akan meneliti hadis lain yang berkaitan dengan s{ala>t h{a>jat

sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Ma>jah dengan jalur yang berbeda,

13

Maktabah al-Syamelah, Al-„us\aimin, Majm}u>’ Fata>w}a> wa Ras}a>il al-‘Us\aimin, juz 14. hlm 219.

14

http://www.youtube.com/watch?v=b5eFQnUioVY Didownload pada tanggal 02 Juli 2013, jam 01: 12.

Page 26: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

9

sehingga bisa memberikan penjelasan yang lengkap berkaitan dengan landasan

s{ala>t h{a>jat ini yang berkaitan dengan keotentikannya.

Permasalahan keotentikan hadis ini tentunya mempunyai banyak implikasi

yang salah satunya yaitu bisa menjadi pro-kontra dalam mengamalkannya. Oleh

karena itu, permasalahan ini harus diselesaikan dengan kritik sanad dan matan

agar semua hadis-hadis yang berkaitan dengan s{alat h{aja>t bisa memberikan

gambaran secara utuh tentang kualitas hadis-hadis yang berkaitan. Apalagi, s{ala>t

h{a>jat sudah menjadi ritual umum dalam masyarakat Indonesia, umumnya di

pondok-pondok pesantren. Maka dari itu setidaknya memerlukan dukungan

landasan yang kuat agar tidak terpengaruh oleh pandangan-pandangan tertentu.

B. Rumusan masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka untuk mempertajam

penelitian ini agar lebih spesifik dan terarah, dapat dirumuskan pokok-pokok

permasalahan yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan karya ilmiah ini

mengurucut pada dua permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas sanad dan matan hadis yang berkaitan dengan

anjuran untuk melaksanakan shalat hajat?.

2. Bagaimana keh{ujjahan dan kandungan hadis tentang anjuran s{ala>t h{a>jat

?.

C. Tujuan dan kegunaan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sanad dan matan

hadis yang berkaitan dengan anjuran s{ala>t h{a>jat, sehingga dapat dipastikan secara

Page 27: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

10

kualitas hadis itu dapat dijadikan h{ujjah} atau tidak, serta maksud yang terkandung

dalam hadis tersebut.

Adapun kegunaan penelitian ini diharapkan agar bisa memberikan

sumbangan bagi khazanah keilmuan Islam terutama di bidang hadis. Apalagi

hadis-hadis yang mengulas tentang s{ala>t h{a>jat tersebut masih jarang tersentuh di

kalangan akademik terutama berupa skripsi maupun buku-buku ilmiah secara

umum, walaupun ada, itu hanya terbatas bahkan hanya menjadi sub bab tertentu.

Sehingga dengan demikian dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang

sangat berarti dan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang hadis dan

s{ala>t h{a>jat.

D. Telaah pustaka

Dalam berbagai referensi yang ada sangat jarang sekali yang menjelaskan

secara khusus tentang tema yang berkaitan dengan s{ala>t h{a>jat. Maka, oleh karena

itu di sini akan diulas tentang referensi yang berkaitan dengan ibadah dan

khususnya shalat sunnah.

Dalam buku yang menjelaskan tentang s{ala>t h{a>jat, bisasanya menjelaskan

tentang tata cara pelaksanaan serta bacaan-bacaan yang ada di dalamnya. Hal itu

seperti dalam buku the Ultimate Power of Shalat Hajat, karya Ibnu Thahir. Dalam

buku tersebut dijelaskan secara detail berkaitan dengan tata cara serta hakikat

istigfar dan shalawat dalam s{ala>t h{a>jat serta do‟a-do‟a yang bisa menjadi pilihan

alternatif dalam memohon kepada Allah saat s{ala>t h{a>jat. Semua penjelasan dalam

buku ini disertai dengan landasan-landasan al-Qur‟an. Namun, di dalamnya juga

menjadikan hadis di atas sebagai rujukan. Tapi, hadis yang dijadikan rujukan

Page 28: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

11

tersebut tanpa ada keterangan tentang kualitasnya. Sehingga permasalahan yang

diangkat belum terjawab oleh buku karya Ibnu Thahir ini.

Shalat Hajat, karyanya Suyadi juga menjelaskan tentang s{ala>t h{a>jat berupa

kegunaan-kegunaan atau faedah-faedahnya. Namun buku ini tidak jauh berbeda

dengan karya Ibnu Thahir di atas. Buku ini juga menjelaskan tentang hakikat s{ala>t

h{a>jat serta tata cara agar s{ala>t h{a>jat lebih bisa dikabulkan do‟anya oleh Allah Swt.

Kesamaan buku ini dengan buku di atas adalah dalam penggunaan dalil-dalil al-

Qur‟an di dalamnya.

Terapi psikoproblem melalui shalat, sebagaimana judul buku di atas, buku

ini di dalamnya menjelaskan tentang berbagai macam manfaat shalat itu sendiri

bagi kejiwaan manusia. Namun, menurut Khairul Amin, shalat itu akan

berdampak kepada pelakunya apabila dilaksanakan dengan khusyu‟ dan tekun

setiap harinya. Begitu juga dalam mengatasi kesulitan hidup yang dihadapi oleh

manusia, apabila dibarengi dengan kesabaran yang aktif serta perjuangan yang

gigih kesulitan itu akan mudah diatasi. Berbagai problem dalam kehidupan,

sejatinya shalat ini mampu dijadikannya sebagai penenang jiwa yang menjadi satu

syarat untuk menghadapi permasalahan dengan bijak.15

Nasiruddin Razak dalam bukunya Ibadah Shalat Menurut Sunnah

Rasulullah, di dalam buku ini dibahas secara rinci tentang seputar shalat, termasuk

juga tata cara shalat dari mulai niat sampai salam serta dilengkapi dengan hadis-

hadis pada setiap temanya. Namun, kekurangan dalam buku ini adalah hadis-hadis

15

Khairul Amin, Terapi psikoproblem melalui shalat (Yogyakarta: Sripsi Fak

Dakwah, 2004), hlm. 143.

Page 29: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

12

tersebut tidak diberikan keterangan tentang kualitas (kehujjahan) nya. Selain

membahas tentang tata cara shalat seperti disebut di atas, dalam buku ini juga

dibahas berbagai macam shalat sunnah yang tentunya juga dilengkapi dengan

landasan dalil-dalil hadis Rasu>lulla>h walaupun di dalamnya tanpa memperhatikan

keh{ujjahan pada setiap hadis yang dijadikan sebagai landasan. Dalam buku ini

disebutkan bahwa s{ala>t h{a>jat itu dilakukan apabila mempunyai suatu hajat penting

atau biasa baik pada manusia ataupun pada Allah. Hal itu didasarkan pada hadis

riwayat Ah{ma>d di dalam kitab Musnadnya16

. Selain menjelaskan tentang s{ala>t

h{a>jat, dalam buku ini juga diulas secara lengkap tentang berbagai macam shalat

sunnah.

Fiqih Ibadah, Panduan Lengkap Ibadah Versi Ahlussunnah, dalam buku ini

dijelaskan tentang ibadah-ibadah secara umum. Buku ini didominasi penjelasan

tentang shalat baik tata cara ataupun lainnya seperti, syarat-syarat, rukun dll.

Selain itu juga dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengannya seperti do‟a-

do‟a yang seharusnya dilakukan pada saat shalat wajib maupun shalat sunnah.

Namun secara umum dalam buku ini menjelaskan teknis atau cara shalat. Berbeda

dengan buku pertama di atas, dalam buku ini hanya dijelaskan tentang tata cara

shalat serta bacaan-bacaannya tanpa dijelaskan dalil yang bersangkutan dengan

hal tersebut.

Jadi, melihat semua karya-karya tersebut di atas apalagi ditambah dengan

minimnya rujukan yang mengulas secara khusus tentang s{ala>t h{aja>t ini, maka

dengan itu penulis menganggap bahwasanya semua buku-buku yang ada di atas

16

Nasirudin Razak, Ibadah Shalat Menurut Sunnah Rasulullah (Bandung: Pustaka Ma‟arif, 1992),

hlm, 89-90.

Page 30: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

13

tersebut belum bisa menjawab dari kedua rumusan masalah yang ditawarkan pada

sub-bab sebelumnya. Semua itu belum bisa menjawab adanya perbedaan pendapat

yang ada. Walaupun, di sini penulis akui pada masing-masing buku di atas sama-

sama mempunyai karakter dan ciri khas tersendiri. Namun, hal itu tetap berbeda

dengan apa yang akan dilakukan oleh penulis.

E. Metode penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library

research) karena data-data yang digunakan berasal dari buku-buku dan kitab.

Agar hasilnya lebih akurat, maka akan diteliti dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akan digunakan dalam meneliti hadis ini adalah

pengumpulan data yang bersifat kepustakaan (library research). Oleh karena itu,

bahan-bahan yang akan digunakan merupakan bahan pustaka yang berkaitan

dengan hadis ini untuk mendukung dan menjawab permasalahan yang ada. Dilihat

dari sudut pandang relevansinya, bahan pustaka yang digunakan kali ini dibagi

menjadi dua sumber, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Dalam hal ini,

yang dimaksud dengan sumber primer yaitu kitab Suna>n Ibn Ma>jah yang

meriwayatkan hadis tentang anjuran s{ala>t h{a>jat yang akan diteliti. Sedangkan

sumber primer lainnya yang berkaitan dengan kritik sanad, akan menggunakan

kitab-kitab Rija>lul H{adi>s seperti Tahdz\i>bu at-Tahdz\i>b karya Ibn H{ajar al-

‘Asqalani, Tahdz\i>bu al-Kama>l f>i Asma> ar-Rija>l karya al-Mizzi. Namun, yang

Page 31: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

14

paling dominan disini adalah karya al-Mizzi, dikarenakan karya tersebut sangat

lengkap dibandingkan yang lainnya.

Sedangkan sumber sekunder akan merujuk pada pustaka penunjang, yaitu

berupa kitab-kitab hadis lain dan syarahnya serta buku-buku yang secara tidak

langsung mendukung materi penelitian ini. Sementara untuk penelitian sanad akan

diambil dari software kitab-kitab Rijal al-H}adi>s seperti Tara>jim ar-Rija>l yang

secara eksplisit menjelaskan tentang riwayat perawi-perawi hadis secara lengkap.

Sehingga, dengan demikian permasalahan mengenai sanad bisa teratasi dengan

sumber-sumber tersebut.

2. Analisis data

Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis data-data adalah deskriptif-

analitik. yaitu menganalisis dan menyajikan data-data yang sudah terkumpul

secara sistematik sehingga memperoleh kesimpulan yang jelas. Selanjutnya akan

dilakukan I’tiba>r sana>d dengan I’tibar tersebut akan ditemukan sanad-sanad lain

baik dari tingkatan sah}a>bat, ta>bi’i >n, atau tabi’ ta>bi’i>n. Dengan demikian, hadis ini

akan diketahui sya>hid dan muttabi’nya. Untuk lebih memperjelas dan

memudahkan proses I’tiba >r ini akan dibuat seluruh skema sanad hadis yang

berkaitan dengan s{ala>t h{a>jat dari berbagai kitab induk hadis yang kali ini akan

dibatasi dengan al-kutub at-tis’ah. Dalam I’tibar ini juga akan dikemukakan

metode periwayatan hadis berupa tah>ammul wa ‘adanya. Hal itu akan dibahas

dengan metode kritik sanad yang akan dibahas selanjutnya.

Page 32: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

15

a. Metode Kritik Sanad

Kemudian langkah selanjutnya yaitu meneliti para periwayat hadis, dalam

hal ini akan diteliti mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kaedah-kaedah

kesahihan sanad hadis. Dalam kaedah kesahihan sanad hadis menurut M. Syuhudi

Ismail dalam bukunya Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, ada lima hal yang harus

diteliti, yaitu:

1) Ittis{a>lu Sanad

Yang dimaksud dengan sanad bersambung adalah tiap-tiap periwayat dalam

sebuah sanad hadis harus menerima riwayat hadis itu dari periwayat terdekat

sebelumnya dan keadaan itu berlangsung dari awal sampai akhir sanad. Jadi,

periwayat hadis mulai dari mukharrij sampai kepada periwayat tingkat s{ah{a>bat

yang menerima hadis itu dari Nabi harus bersambung. Ketersambungan tersebut

terutama akan terlihat dari hubungan keduanya, apakah ada hubungan guru dan

murid ataukah tidak.

Sedangkan cara untuk meneliti bersambung atau tidaknya suatu sanad,

dilakukan cara sebagai berikut:

a) Mencatat semua nama periwayat dalam sanad yang diteliti;

b) Mempelajari sejarah hidup masing-masing periwayat:

[1] melalui kitab-kitab rija>lul hadis, misalnya Tahz\i>bul Kama>l fi> Asma>

ar-Rija>l karya al-Mizzi dan Tahz\i>but Tahz\i>b karya al-‘Asqala>ni>.

Tujuan dilakukannya langkah tersebut untuk mengetahui kes\iqahan

seorang periwayat serta hubungan antara periwayat yang satu dan yang

lainnya apakah ada ketersambungan atau tidak.

Page 33: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

16

c) Meneliti kata-kata yang menghubungkan antara periwayat dengan

periwayat terdekat dalam sanad, yakni apakah kata-kata yang dipakai

berupa h{addas\ani>, h{addas\ana>, akhbarana, ‘an, anna atau kata-kata

lainnya 17

.

2) Periwayat bersifat ‘a>dil

Dalam hal ini setidaknya ada empat persyaratan seorang perawi hadis untuk

dikatakan sebagai orang yang ‘a>dil, keempat persayaratan itu adalah beragama

Islam, mukallaf, melaksanakan ketentuan agama serta memelihara muru’ah.

Sedangkan cara untuk menentukan keadilan periwayat hadis yaitu:

a) Popularitas keutamaan periwayat di kalangan ulama hadis; misalnya

Ma>lik bin Anas dan Sufyan as{-S|auri.

b) Penilaian dari para kritikus periwayat hadis; penilaian ini berisi

pengungkapan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri

periwayat hadis.

c) Penerapan kaidah al-jarh wa ta’dil; cara ini ditempuh bila para

kritikus tidak sepakat tentang kualitas peribadi periwayat tertentu18

.

3) Periwayat Bersifat D{abit{

Menurut Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni>, d{abit{ yaitu orang yang kuat hafalannya

tentang apa yang telah didengarnya dan mampu menyampaikan hafalannya itu

kapan saja yang ia kehendaki. Inti dari d{abit{ adalah memahami dengan baik

riwayat yang didengarnya, hafal dengan baik riwayat yang didengarnya serta

17

M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 131-

132. 18

M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, hlm. 133-139.

Page 34: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

17

mampu menyampaikan riwayat itu dengan baik kepada orang lain apa yang telah

dihafal tersebut19

.

4) Terhindar dari Syuz\u>z dan ‘Illah

Pendapat yang populer dan banyak diikuti oleh ulama tentang syuz\u>z\ yaitu

apabila ada hadis yang diriwayatkan oleh seorang yang s\iqah sedangkan hadis itu

bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh banyak periwayat yang s\iqah

lainnya20

.

Jadi, sebuah hadis akan dikatakan s\iqah apabila hadis tersebut memiliki

lebih dari satu sanad dan diriwayatkan oleh perawi-perawi yang s\iqah. Kalaupun

hadis itu menyendiri atau fard mut{laq, bukan berarti dengan serta merta hadis itu

dikatakan mengandung Syaz\.

b. Metode Kritik Matan

Penelitian sanad dalam hadis sangatlah penting sekali, bahkan dari saking

pentingnya kitab-kitab yang berkaitan dengan hal tersebut banyaklah sekali.

Namun, tidak kalah pentingnya juga juga adalah penelitian tentang matan hadis.

Menurut S{ala>huddi>n al-Idlibi> penelitian tentang matan ini cenderung lebih sedikit

dibandingkan dengan penelitian sanad. Maka dari itu referensi tentang hal tersebut

lebih sedikit dibandingkan dengan kritik sanad.

Adapun dalam langkah-langkah penelitian matan, kali ini penulis

mengambil dari teori yang ditawarkan oleh al-Idlibi, langkah-langkah tersebut

sebagai berikut:

1) Tidak bertentangan dengan petunjuk al-Qur'an

19

M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, hlm. 140-141. 20

M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, hlm. 144.

Page 35: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

18

Dalam hal ini, sebuah riwayat bisa dikatakan sahih matannya apabila

tidak bertentangan dengan al-Qur‟an. Karena, al-Qur‟an itu bersifat

qath’iy> wuru>d sedangkan hadis zhanni> wuru>d kecuali hadis mutawa>tir

dan itupun jumlahnya sedikit sekali. Kedua, dari sisi makna, al-Qur‟an

dan hadis dari segi teksnya bersifat qat }’I dari makna yang

dikandungnya. Kadang juga bersifat z}anni> sehingga muncullah

kontradiksi antara al-Qur‟an dengan hadis Nabi. Kalau salah satu atau

keduanya bisa ditakwilkan, maka ada kemungkinan pengompromian

antara keduanya, sehingga tidak ada pertentangan antara kedua nas }

tersebut dan tidak ada alasan menolak hadis karena semata-mata

bertentangan dengan al-Qur‟an21

.

2) Tidak bertentangan dengan hadis dan sejarah (sirah) yang valid

Ada dua syarat untuk menolak hadis yang marfu >’ (bersambung)

kepada Rasu>lulla>h. Dua syarat tersebut yaitu:

a) Tidak mungkin dikompromikan, hadis tersebut haruslah hadis

yang tidak bisa dikompromikan. Selagi hadis tersebut bisa

dikompromikan, maka, tidak perlu menolak salah satunya. Akan

tetapi, kalau tidak bisa dikompromikan maka bisa ditempuh

dengan langkah tarji>h (pengunggulan salah satunya).

b) Hadis yang dijadikan landasan utama harus hadis mutawa>tir. Hal

itu dikarenakan hadis mutawa>tir mempunyai nilai qat }’I s\ubu>t22.

21

Al-Adlabi, Menalar Sabda Nabi, Menerapkan Metode Kritik Matan dalam Studi Hadis terj. Ita

Qonita (Yogyakarta: Insan Madani, 2010), hlm, 284-286. 22

Al-Adlabi, Menalar Sabda Nabi, hlm. 327.

Page 36: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

19

3) Tidak bertentangan dengan akal, indera dan sejarah

Sebagai seorang Rasul utusan Tuhan, tentunya Rasu>lulla>h tidak akan

bersabda yang tidak sesuai dengan akal sehat, indera ataupun

kenyataan empiris23

.

4) Susunan pernyataannya menunjukkan ciri-ciri bahasa atau sabda

kenabian.

Langkah selanjutnya yaitu untuk menjawab dari rumusan masalah yang

kedua berupa kehujjahan hadis ini dan mengamalkannya. Maka dari itu penulis

akan menyimpulkan kehujjahan tersebut berdasarkan dari bab sebelumnya yaitu

dari hasil kritik sanad dan matan. Setelah kualitas sanad dan matan diketahui,

maka pada akhirnya kehujjahan hadis tersebut bisa ditentukan melalui

kesimpulan tersebut. Karena, dua pembahasan ini merupakan pembahasan yang

saling terkait dan tidak bisa ditinggalkan satu sama lain.

F. Sistematika pembahasan

Penelitian dalam skripsi ini akan dibagi menjadi empat bab yang saling

terkait antara bab satu denganbab lainnya. Lebih jelasnya lagi sebagai berikut:

Bab I, di dalam baib ini menjelaskan tentang pendahuluan dari

penelitian.yang ada. Pendahuluan tersebut berisi tentang latar belakang kenapa

permasalahan ini yang diungkit. Selain itu, ada juga rumusan masalah serta

metode yang diambil dalam menganalisis data-data yang ada. Itulah yang paling

pokok pada bab pertama ini, walaupun masih ada penjelasan yang lainnya

23

Al-Adlabi, Menalar Sabda Nabi, hlm. 360.

Page 37: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

20

sepertitujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka serta sistematika

pembahasan.

Bab II, merupakan pembahasan umum tentang s{ala>t h{a>jat. Pembahasan

umum di sini akan di isi dengan pengertian s{ala>t h{a>jat itu sendiri. Setelah itu akan

dilanjutkan dengan pandangan „ulama tentang s{ala>t h{a>jat. Pandangan „ulama

tersebut akan diulas mengenai pro-kontra yang ada serta alasan-alasan dari

pandangan setiap kubu. Menariknya dari bab ini akan diulas mengenai perbedaan

pendapat yang keduanya itu mendasarkan pada hadis yang sama. Namun,

mempunyai kesimpulan yang berbeda.

Bab III, dalam bab ini akan dijelaskan inti dari penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis yaitu penelitian kritik sanad dan matan hadis tentang

anjuran s{ala>t h{a>jat. Penelitian ini akan dimulai dengan Takhri>j h}adi>s, skema

seluruh sanad dan sigat tah}ammul wal ‘ada (al-I’tiba>r), kemudian dilanjutkan

dengan penelitian kritik sanad terhadap setiap periwayat hadis yang meliputi

biografi dan komentar para kritikus terhadap periwayat hadis menurut al-jarh}u wa

al-ta’dil nya, ketersambungan sanadnya serta kualitas pribadi dan kapasitas

intelektual periwayat sampai penyimpulan kualitas sanad hadis. Dalam bab ini

juga akan dilanjutkan dengan kritik matan hadis tentang s{ala>t h{a>jat. Sebagaimana

telah disebutkan di atas, kritik matan tersebut akan mengacu pada metode yang

ditawarkan oleh al-Idlibi tentang kaidah kesahihan matan hadis. Sehingga dengan

demikian, pada bab ini akan menghasilkan kesimpulan mengenai kualitas hadis

baik dari sisi sanad maupun matannya.

Page 38: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

21

Bab IV, akan dijelaskan tentang keh{ujjahan hadis serta makna hadisnya.

Hal ini merupakan kesinambungan dari bab sebelumnya tentang penelitian sanad

serta matan hadis. Setelah kualitas sanad dan matannya diketahui, maka

kesimpulan akhir dari hal tersebut tidak lain adalah penentuan keh{ujjahan hadis

tersebut untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, yang terakhir yaitu bab V yang berisi tentang kesimpulan dari

hasil penelitian dan saran-saran penulis atas penelitian yang dilakukan.

Page 39: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian terhadap sanad dan matan dari s{alat h{ajat, di sana

ditemukan bahwasanya semua periwayat yang ada di dalam perawi dari Ibnu Majah

bestatus sahih liz{a>tih. Kesahihan tersebut dibuktikan dengan adanya ketersambungan

antar periwayat dari periwayat pertama sampai pada mukharrij. Ketersambungan itu

terbukti dengan adanya hubungan guru dan murid dari semua periwayat hadis. Selain

dari itu, semua periwayat juga mempunyai kapasitas sebagai perawi hadis dan dinilai

positif oleh kalangan kritikus (s\iqah). Hadis ini juga bersambung kepada Rasu>lulla>h

Saw. dengan demikian, hadis ini berstatus muttasil dan marfu>’ atau bisa disebut juga

dengan hadis musnad.

Setelah diteliti dengan memakai kacamata kritik matan yang ditawarkan oleh al-

Idlibi>, hadis ini juga tidak ada keganjilan dalam matannya. Sehingga dengan

demikian hadis ini mempunyai redaksi yang bisa dipertanggungjawabkan (sahih).

Karena, hadis ini tidak bertentangan baik dengan al-Qur‟an, hadis yang lebih sahih

lainnya, Fakta empiris serta Logika dan Ilmu Pengetahuan.

Mengenai kehujjahan dari hadis ini tentu tidak lepas dari dua kesimpulan

sebelumnya. Hadis tentang s{ala>t h{aja>t ini sedilihat dari sanad dan matannya ber status

sahih. Maka, oleh karena itu tidak ada masalah untuk mengamalkannya. Karena,

Page 40: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

76

hadis sahih bisa dijadikan landasan dalam masalah ibadah muamalah atau yang

lainnya.

B. Saran

Permasalahan permasalahan yang ada tentang s{ala>t h{aja>t ini sudah terjawab.

Permasalahan itu adalah masalah keotentikan landasan dari s{ala>t h{aja>t yang

kehujjahannya ditentang oleh sebagian orang. Dengan demikian, dikarenakan hadis

tentang s{ala>t h{aja>t diatas adalah hadis sahih, maka, tentang s{ala>t h{aja>t ini tidak perlu

dipermasalahkan lagi kehujjahannya. Bahkan sebaliknya, kalau seseorang

mempunyai sebuah keinginan, maka sebaiknya mendirikan s{ala>t h{aja>t sebagai do‟a

agar keinginan yang diinginkan dikabulkan oleh Allah.

Harusnya seorang menyadari, harapan yang dipanjatkan kepada Allah Swt tentu

harus diikuti dengan usaha mendekatkan kepadaNya. Apabila sudah dekat dengan

Allah, tentunya Allah akan mengasih jalan. Rasanya sangat tepat sekali kata-kata

(usaha tanpa do‟a adalah sombong sedangkan do‟a tanpa usaha adalah bohong). Jadi,

itulah yang harus disadari antara usaha dengan do‟a sama pentingnya.

S{ala>t h{a>jat berdasarkan hadis ini jelas sekali bahwasanya ibadah tersebut

mempunyai tuntunan langsung dari baginda nabi Muhammad (hadis) yang bisa

dijadikan sebagai h{ujjah. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya apabila kita

mempunyai suatu seinginan, selain berusaha, kita harus berdo‟a yang salah satunya

yaitu dengan salat hajat. Dan bagi yang tidak mau melakukannya alangkah lebih

baiknya menghormati dan tidak usah menghujat apalagi dengan kata-kata bid’ah.

Page 41: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

77

Kiranya penutup dan saran itu sudah cukup buat masyarakat baik yang

mengamalkan s{ala>t h{aja>t ataupun tidak. Yang mengamalkan s{ala>t h{aja>t agar tetap

rajin dalam melaksanakannya, sedangkan yang tidak setuju agar bersifat lebih toleran

kepada karena hal itu dilandaskan kepada hadis sahih yang bisa dijadikan pegangan.

C. Penutup

Alhamdulillah, segala puji pada Allah yang telah memberikan kesempatan dan

kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan karya ini walaupun masih dipenuhi

dengan kekurangan di sana sini. Dengan demikian, diharapkan saran dan kritikan dari

berbagai pihak terutama yang membaca karya tulis ini. Karena, disadari ataupun tidak

karya tulis ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Dan kepada semua pihak yang

telah membantu lancarnya karya tulis ini penulis sampaikan terima kasih.

Page 42: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

78

DAFTAR PUSTAKA

al-Adlabi>, S{alah ad-di>n ibn ah{mad, Manhaj Naqd al-Matn ‘Inda al-‘Ulama> al-H{adi>s\

an-Nabawi>, Beirut: Darul Afa>q al Jadi>dah, 1983.

_______Menalar Sabda Nabi, Menerapkan Metode Kritik Matan dalam Studi Hadis,

terj, Ita Qonita. Yogyakarta: Insan madani, 2010.

al-‘Asqala>ni>, Ah{mad bin ‘Ali> Ibn Hajar, Tah{z\i>bu at-Tah{z\i>b, Beirut: Mu‟assasah ar-

Risa>lah,1995.

al-Gazali >, Rahasia-Rahasia Shalat, terj, Muh{ammad al-Baqi>r. Bandung: Karisma,

1999.

Al-khulli, Hilmi, Sakitmu… Karena Shalatmu… Shalat Sebagai Terapi Penyakit

Batin dan Fisik, Yogyakarta: Beranda, 2010.

Al-Maqdisi>, al-Ima>m al-H{a>fiz{ D{iya>’uddi>n, as-Sunanu wa al-Ahka>mu ‘ala> al-

Mus{t{afa>, Tkt: Da>ru Ma>jid ‘Airi>, Ttt.

az-Zuhaili, Wahbah, Fiqhu al-Islam wa Adillatihi, Damaskus: Darul Fikr al-Ma‟asir,

1984.

Al-Mizzi>, Jama>luddi>n Abi> al-Hajja>j Yu>suf, Tah}z\i>bu al-Kama>l f>i Asma> ar-Rija>l,

Beirut: Mu‟assasah ar-Risalah, 1983.

Al-Munz\iri>, Zakiyuddi>n ‘Abd ‘Az{i>m ibn ‘Abd Qawi>, at-Targi>b wa at-Tarhi>b min al-

H{adis\ asy-Syari>f, Beirut: Da>r Ibn H{azm, 2001.

al-Munz\iri Zakiyuddi>n ‘Abd ‘Az{i>m ibn ‘Abd Qawi >, at-Targi>b wa at-Tarhi>b min al-

H{adis\ asy-Syari>f, Riyad: Maktabah al-Ma’arif li an-Nasyri wa at-Tawzi>’, 1424.

Page 43: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

79

Al-Qard{awi, Yusu>f. Bagaimana Memahami Hadis Nabi. Terj, Muh al-Baqir,

Bandung: Kharisma, 1995.

al-Qazwi>ni>, Ibnu Ma>jah, Suna>n Ibnu Ma>jah, Makkah: Baitul afka>r ad-daulah, 1999.

Ar-Ra>zi>, Muh{ammad ibn Idri>s ibn Munz{i>r at-Tami>mi>, Kita>bu al-Jarh}u wa Ta’di>l,

Beirut: Da>rul kutub al-„Ilmiah, 1953.

Ar-Rahbawi>, ‘Abd Qa>dir, Sa{lat Empat Maz{ab,terj, Zaid Husein al-Hamid dan M.

Hasanuddin. Jakarta:Litera AntarNusa, 1994

As{-S{iddiqi>, Hasbi>, Pedoman Sa{lat, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.

at{-T{ah{h{a>n, Mah{mu>d, Taysi>r Must{alah{ al-H{adi>s, Alexandria: Markaz al-Hadi> ad-

Dira>sa>t, 1995.

At-Tirmiz{I, Abi> ‘I>sa> Muh{ammad bin ‘I>sa>, Ja>mi’u al-Kabi>r, Beirut: Da>r al-Garab al-

Isla>mi>, 1996.

At-Tirmiz{I, Abi> ‘I>sa> Muh{ammad bin ‘I>sa>, Suna>n at-Tirmiz{i, Riyadh: Maktabah al-

Ma’arif, 1996.

az\-Z|ahabi>, Syamsu ad-Di>n Muh{ammad bin Ah{mad, Miza>nu al-I’tida>l fi> Naqd ar-

Rija>l, Beirut: Da>r Kutub al-IImiyah, 1995.

Bisri, Mustofa, Fikih Keseharian Gus Mus, Surabaya: Khalista, 2005.

CD Mausu>’ah al-H}adi>s\ al-Syari>f al-Kutub al-Tis’ah, Global Islamic Software, 1991-

1997.

CD-Rom al-Maktabah al-Sya>milah. Globel Islamic Software, 1991-1997.

Darajat, Zakiah, Salat Menjadikan Hidup Bermakna, Jakarta: Rumaha, 1996.

Page 44: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

80

Ismail, Syuhudi, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, Telaah Kritis dan Tinjauan dengan

Pendekatan Ilmu Sejarah, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

Ismail, Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang, 2007.

Khairul Amin, Terapi psikoproblem melalui shalat, Yogyakarta: Sripsi Fak Dakwah,

2004.

Khon, Abdul Majid. Ulumul hadis. Jakarta: Amzah, 2009.

Maktabah al-syamelah, an-Nawawi>, al-Minha>j li an-Nawawi>, juz 1.

Muh Zuhri, Telaah Matan Hadis Sebuah Tawaran Metodologis, Yogyakarta: LESFI,

2003.

Munawwrir, A Warson, Kamus Al-munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya:

Pustaka Progresif, 1997.

Musbikin, Imam, Rahasia Shalat Bagi Penyembuhan Fisik dan Psikis, Yogyakarta:

Mitra Pustaka, 2003.

Razak, Nasiruddin, Ibadah Shalat Menurut Sunnah Rasulullah, Bandung: Pustaka

Ma‟arif, 1992.

S{afa>u ad{-D{awi> Ah{mad al-‘Adi>, Ihda>’u ad-Dayba>jah bi Syarh{I Suna>n Ibn Ma>jah (Da>r

al-Yaqi>n, ttt),

Shihab, Quraish, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2011.

Software Al-Qur‟an Digital.

Suryadi & Alfatif suryadilaga. Metodologi Penelitian Hadis. Yogyakarta: TERAS,

2009.

Page 45: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

81

Suryadilaga , M. Alfatih, Ulumul Hadis, Yogyakarta: Teras, 2010.

Suyadi. Shalat Hajat, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2008.

Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Thahir, Ibnu, the Ultimate Power of Shalat Hajat, Jakarta: Qultummedia, 2012.

Thalhah Ma‟ruf DKK, Fiqih Ibadah, Panduan Lengkap Beribadah Versi

Ahlussunnah, Kediri: Lembaga Ta‟lif Wannasyr, 2008.

Usman. Ulumul qur’an. Yogyakarta: TERAS, 2009.

Referensi dari Internet:

http://www.youtube.com/watch?v=b5eFQnUioVY

Didownload pada tanggal 02 Juli 2013, jam 01: 12

Page 46: HADIS-HADIS ANJURAN S^{ALA>T H {AJA >Tdigilib.uin-suka.ac.id/12229/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab ... yang ketinggalan

78

CURRICULUM VITAE

Nama : Ach. Ilyas Sahawi

Tanggal Lahir : Jember, 21 Mei 1991

Alamat : Sumber Lanas Barat, desa Harjo Mulyo, kec Silo, Kab Jember

Alamat Jogja : Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak, kec Sewon, Kab Bantul.

No.Hp : 0857 4390 4081

Orang tua:

Nama Ayah : Sahawi

Nama Ibu : Sutini

Pekerjaan : Pedagang

Riwayat Pendidikan:

SDI Al-Mujtama‟ Plakpak Pegantenan Pamekasan (lulus tahun 2003).

SMP Al-Mujtama‟ Plakpak Pegantenan Pamekasan (lulus tahun 2006).

MA Ummul Quro Pamekasan Madura (lulus tahun 2009).

Pendidikan non-Formal:

Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta (angkatan tahun 2009).