HAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Kabupaten Bantul
Pemerintah Hindia Belanda dan Sultan Yogyakarta pada tanggal 26 dan
31 Maret 1831 mengadakan kontrak kerja sama tentang pembagian wilayah
administratif baru dalam Kasultanan disertai penetapan jabatan kepala
wilayahnya. Saat itu Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi tiga kabupaten yaitu
Bantul karang untuk kawasan selatan, Denggung untuk kawasan utara, dan
Kalasan untuk kawasan timur. Menindaklanjuti pembagian wilayah baru
Kasultanan Yogyakarta, tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 sapar tahun
Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang
sebelumnya di kenal bernama Bantul karang. Seorang Nayaka Kasultanan
Yogyakarata bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercaya
Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk memangku jabatan sebagai Bupati Bantul.
Pada masa pendudukan Jepang, pemerintahan berdasarkan pada Usamu
Seirei nomor 13 sedangakan stadsgemente ordonantie dihapus. Kabupaten
Memiliki hak mengelola rumah tangga sendiri (otonom). Kemudian setelah
kemerdekaan, pemerintahan ditangani oleh Komite Nasional Daerah untuk
melaksanakan UU No 1 tahun 1945. Tetapi di Yogyakarta dan Surakarta undang-
undang tersebut tidak diberlakukan hingga dikeluarkannya UU Pokok Pemerintah
Daerah No 22 tahun 1948. dan selanjutnya mengacu UU Nomor 15 tahun 1950
yang isinya pembentukan Pemerintahan Daerah Otonom di seluruh Indonesia.
Kabupaten Bantul, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia. Ibu kotanya adalah Bantul. Kabupaten ini berbatasan
dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman di utara, Kabupaten Gunung
Kidul di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kulon Progo di barat
Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa
dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Bantul, sekitar 11 km
sebelah selatan Kota Yogyakarta.
Bagian selatan kabupaten ini berupa pegunungan kapur, yakni ujung barat dari
Pegunungan Sewu. Sungai besar yang mengalir di antaranya Kali Progo
36
(membatasi kabupaten ini dengan Kabupaten Kulon Progo, Kali Opak, Kali
Tapus, beserta anak-anak sungainya.
Sumber: www:Bapeda.bantul.go.id
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bantul
4.2. Kondisi Geogrfis
Kabupaten Bantul merupakan bagian integral dari Wilayah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang mellliputi empat Kabupaten dan satu Kota.
Kabupaten Bantul Memiliki Wilayah seluas 506.85 Km2 yang secara
administratif pemerintah yang terbagi dalam 17 Kecamatan, 75 desa dan 933
pedukuhan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Desa, dukuh dan luas kecamatanKabupaten Bantul tahun 2007
No. Kecamatan Desa Duku
hLuas(Km2) %
1 Srandakan 2 43 18.32 3.61 2 Sanden 4 62 23.16 4.57 3 Kretek 5 52 26.77 5.28 4 Pundong 3 49 23.68 4.67 5 Bambanglipuro 3 45 22.70 4.48 6 Pandak 4 49 24.30 4.79 7 Bantul 3 55 33.25 6.56 8 Jetis 5 50 21.95 4.33 9 Imogiri 4 64 24.47 4.83 10 Dlingo 8 72 54.49 10.75 11 Pleret 6 58 55.87 11.02 12 Piyungan 8 57 28.48 5.62 13 Banguntapan 5 47 22.97 4.53
37
14 Sewon 3 60 32.54 6.42 15 Kasihan 4 63 27.16 5.36 16 Pajangan 4 53 32.38 6.39 17 Sedayu 4 54 34.36 6.78
Jumlah 75 933 506.85 1000.0
Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul tahun 2006
Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran yang terletak
pada bagian tengah dan utara, derah perbukitan yang terletak pada bagian timur
dan barat serta daerah pantai yang terletak di bagian selatan. Wilayah Bantul
dilewati oleh tiga sungai utama yaitu, Opak, Oya, dan Progo. Ketiga sungai ini
dimanfaatkan pasokan irigasi dan tan tambang pasir dan batu.
4.3. Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada tahun 2008 sebanyak 909.812
jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 445.359jiwa dan wanita
sebanyak 464,453 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata .752 jiwa/km2.
Berdasarkan kriteria yang telah disepakati, jumlah penduduk miskin Kabupaten
Bantul pada tahun 2007 adalah 270.356jiwa atau 67.589KK, sedangkan pada
tahun 2008 telah berkurang menjadi 230.156 jiwa atau 57.539 KK. Dalam bidang
ketenagakerjaan sudah banyak yang dilakukan, akan tetapi permasalahan
pengangguran masih cukup membebani. Pada tahun 2007 jumlah tenaga kerja
Kabupaten Bantul tercatat 399.520 jiwa, pada tahun 2008 meningkat menjadi
435.980 jiwa. Sedangkan jumlah penganggur turun dari 39.106jiwa pada tahun
2007 menjadi 35.366 jiwa pada tahun 2008. Pemerintah Daerah Kabupaten
Bantul menegaskan bahwa tahun 2009 dan seterusnya akan tetap konsisten dalam
penanganan pengentasan kemiskinan (pro-poor) dan pengangguran (pro-job).
Tabel 4.2. Ketenagakerjaan Kabupaten Bantul tahun 2007-2008
No. KecamatanTahun
Angkatan Kerja 2007 Angkatan Kerja 2008Bekerja Penganggur Bekerja Penganggur
1 Srandakan 16.082 1.139 16.404 1.147 2 Sanden 13.177 1.430 16.748 1.864 3 Kretek 16.182 1.750 17.727 2.018 4 Pundong 15.030 1.330 14.244 1.422 5 Bambanglipuro 26.990 2.445 24.646 1.826 6 Pandak 23.208 2.922 27.280 2.295 7 Bantul 25.419 3.375 30.896 2.816 8 Jetis 26.443 2.261 27.429 1.957
38
9 Imogiri 30.549 3.967 33.476 2.080 10 Dlingo 20.905 1.828 21.374 1.590 11 Pleret 17.271 2.215 17.026 2.398 12 Piyungan 16.615 1.362 17.135 1.522 13 Banguntapan 38.810 4.230 44.802 3.707 14 Sewon 39.856 2.256 51.179 1.262 15 Kasihan 42.421 2.078 37.163 2.639 16 Pajangan 12.977 1.539 20.349 1.394 17 Sedayu 17.585 3.157 18.102 3.429
Jum la h 399.520 39.106 435.980 35.366 Sumber:Disnakertrans Kabupaten Bantul tahun 2008
4.4. Hasil Industri
Kabupaten Bantul merupakan wilayah yang mempunyai perkembangan jumlah
industri yang cukup tinggi di propinsi D.I.Y, namun pada kenyatannya sektor ini
masih belum optimal dalam menggali potensi industrinya.
Lokasi dan jenis Industri yang tersebar di Kabupaten Bantul cukup bervariasi.
Jenis industri yang ada meliputi industri logam mesin, industri kimia, aneka
industri, industri hasil pertanian, dan kehutanan.Secara umum industri di
Kabupaten Bantul merupkan industri kecil, sentra terbanyak adalah industri aneka
sedangkan untuk industri yang tergoling besar jumlahnya relatif sedikit.
Komoditas terpilih industri kecil diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu
komoditas unggulan, komoditas andalan dn komoditas yang di
unggulkan.Penentuan komoditas industri terpilih (lihat tabel 4.3).
Tabel 4.3. Hasil Industri Kabupaten Bantul tahun 2007-2008
Kelompok Industri KLUI Lokasi
Kecamatan Bhn baku lokal (%)
Tenaga kerja
(orang)
Ekspor Nilai (US$ jt)
%Total ekspor (2004)
Growth (%)
Negara tujuan
Trend
Unggulan 33211 Sewon 100 1.772 1,4 39 187 AustraliaMebe lkayu Bambanglipur
o Dlingo Srandakan PleretKasihan Piyungan
USA, Belanda,Belgia
Naik
Keramik 36190 Kasihan 90 4157 1,2 60 387 Australia,
UndongSedayu
Selandia Baru, Belanda,
Naik
Belgia Andalan Kerajinan kayu
39140 Pajangan Sewon
100 498 0,5 30 19 Australia
NaikSelandia Baru, Belanda,
39
Tatah sungging 39060 Sewon 90 679 0,5 40 20 Australia Naik
Imogiri Kanada Kasihan USA
Diunggulkan 33131 Dlingo 100 1.307 0,15 30 12 Belanda Naik Bambu Perancis Emping mlinjo 31252 Bantul
Banguntapan100 732 0,3 10 12 Belanda Naik
Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul tahun 2007
Komoditas unggulan; pemakaian bahan baku lokal ≥ 70%, menyerap tenaga kerja
(padat karya), nilai ekspor US$ 1juta, tujuan ekspor ≥ 3 negara, pertumbuhan
ekspor >10 % selama lima tahun terakhir.
Komoditas andalan; pemakaian bahan baku lokal ≥ 60-69, menyerap tenaga kerja
(padat karya), nilai ekspor US$ 0,5-1juta, dengan tujuan ekspor dua negara,
pertumbuhan ekspor 5-10 % selama lima tahun terakhir.
Komoditas yang diunggulkan; pemakaian bahan baku lokal 50-59 menyerap
tenaga kerja (padat karya), nilai ekspor <US$ 0,5 juta, tujuan ekspor <1 negara,
pertumbuhan ekspor <5 % selama lima tahun terakhir.
4.5. Hasil survei
a. Asal RespondenTabel 4.4. Asal Responden
Negara Jumlah Prosentase(%)
1 Eropa 147 49
2 Amerika 54 18
3 Asia 99 33
300 100
Analisis :
Dari 300 jumlah responden, 147 responden dengan prosentase 49%
menyatakan bahwa keputusan pembelian produk kerajinan kulit bermotif wayang
oleh wisatawan mancanegara paling banyak pada kawasan Eropa
( Belanda,Perancis, Inggris). Kemudiaan 54 responden dari 300 responden
dengan prosentase 18 %, menyatakan bahwa tingkat ketiga wilayah dalam
keputusan pembeliaan produk kerajinan kulit bermotif wayang oleh wisatawan
mancanegara di tempati oleh kawasan Amerika (USA). Lalu peringkat kedua
dengan responden 99 dari 300 responden, dengan tingkat prosentase sebesar 33 %
40
ditempati oleh kawasan Asia (Australia) dengan keputusan pembeliaan produk
kerajinan kulit bermotif wayang oleh wisatawan mancanegara.
Grafik.4.1Asal respondenAsal Responden
eropa; 147
amerika; 54
asia; 99
eropa amerika asia
b. Jenis Kelamin RespondenTabel 4.5
Jenis kelamin
Jenis Jumlah Prosentase (%)
1 Laki laki 194 65
2 Perempuan 106 35
300 100Analisis :
Dari 300 wisatawan mancanegara yang membeli produk kerajinan kulit
bermotif wayang didapat responden yang memutuskan untuk membeli produk ini
sebanyak 194 orang dengan prosentase 65 % ditempati oleh responden dengan
jenis kelamin laki-laki dan sebanyak 106 orang dengan jumlah prosentase 35%
ditempati oleh responden dengan jenis kelamin perempuan.
Grafik 4.2Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Responden
lakilaki; 194
perempuan; 106
lakilaki perempuan
c. Jenis Pekerjaan Responden
41
Tabel 4.6Jenis pekerjaan
Status Jumlah Prosentase(%)
1 Pelajar 100 33
2 Karyawan swasta 126 42
3 Pegawai Negeri 34 11
4 Bisnis 40 13
300 100
Analisis :
Dari sejumlah 300 responden, jumlah terbesar yang memutuskan untuk
membeli produk kerajinan kulit bermotif wayang yaitu responden yang berstatus
sebagai karyawan swasta dengan prosentase 42% atau sebanyak 126 responden.
Jumlah kedua terbesar yang memutuskan untuk membeli kerajinan kulit bermotif
wayang yaitu responden yang berstatus sebagai pelajar dengan prosentase 33%
atau sejumlah 100 responden. Sedangkan responden dengan jumlah sebanyak 34
responden atau 11 % berasal dari kalangan pegawai negeri, dan sisanya sebanyak
40 responden atau 13 % bersal dari kalangan bisnis.
Grafik 4.3Jenis pekerjaan responden
Pekerjaan
Pelajar; 100
Karyawan sasta; 126
Pegawai Negri; 34
Bisnis; 40
Pelajar Karyawan sasta Pegawai Negri Bisnis
d. Usia RespondenTabel 4.7
Usia responden
Usia JumlahProsentase
(%)21 s/d 30 tahun 97 3231 s/d 40 tahun 194 6541 s/d 50 tahun 9 3 300 100
Analisis :
42
Dari 300 jumlah responden yang ditemui, jumlah terbesar yang
memutuskan untuk membeli kerajinan kulit bermotif wayang yaitu berasal dari
kalangan yang berusia antara 31 s/d 40 tahun dengan prosentase sebesar 65 %
atau berjumlah 194 responden, urutan kedua jumlah responden yang memutuskan
untuk membeli kerajinan kulit bermotif wayang yaitu responden yang berusia
antara 21 s/d 30 tahun atau sebanyak 97 responden dengan prosentase 32 % dan
sisanya yaitu responden yang berusia antara 41 s/d 50 tahun dengan jumlah
sebanyak 9 responden dengan prosentase hanya 3%.
Grafik 4.4Usia respondenUsia Responden
21 s/d 30 tahun; 97
31 s/d 40 tahun; 194
41 s/d 50 tahun; 9
21 s/d 30 tahun 31 s/d 40 tahun 41 s/d 50 tahun
4.6. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penyebaran kuisioner dalam rangka pengambilan
data primer dalam penelitian ini dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan
reliabilitas terharap 60 responden yang dilakukan kepada wisatawan mancanegara
yang berkunjung pada toko kerajinan kulit motif wayang (tatah sunging) di
Kabupaten Bantul.
4.6.1 Hasil Uji Validitas
Sebelum menganalisi data dengan koefisien Korelasi pearson,
data-data dari hasil kuisioner harus terlebih dahulu diuji korelasi masing
skor setiap item instrumen pernyataan angket dengan skor total
variabelnya atau antara X1.P1 dan X2.P2 terhadap Total X1 dan seterusnya
43
sampai dengan X9.P1 dengan X9 Total.Serta pada variabel (Y) Keputusan
Pembelian antara Y1.P1, Y1.P2, Y1.P3, dan Y1.P4 dengan Total Y.
Perhitungan korelasi antara item instrumen pernyataan dengan variabel
yang diukur adalah sebagai berikut :
1. Faktor Pengetahuan Pribadi ( X1 )
Tabel 4.8 Perhitungan Hasil uji Korelasi antara pernyataan item intrumen variabel X1 dengan X1 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X1.P1 0,869
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X1.P2 0,708 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X1.P3 0,833 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
Dari hasil perhitumgan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
X1.P1 (Mengetahui sendiri ) sebesar 0,869, X1.P2 (Mengetahui sebelumnya )
terhadap sebesar 0,708 dan X1.P3 (Mengetahui saat datang ke Indonesia )
sebesar 0,833 terhadap X1 total (faktor pengetahuan Pribadi) lebih besar dari
nilai r tabel 0,254. Item instrument yang valid di atas menunjukkan bahwa item-
item X1.P1 , X1.P2 dan X1.P3 tersebut adalah item yang tepat untuk digunakan
sebagai instrument X1 (Faktor pengetahuan pibadi ).
2. Faktor Budaya (X2)
Tabel 4.9 Perhitungan Hasil uji Korelasi antara pernyataan item intrumen variabel X2 dengan X2 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X2.P1 0,854
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X2.P2 0,854 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X2.P2 846 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
44
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa corelasi item X2.P1 (Suka
karena budaya Jawa), sebesar 0,854, X2.P2 (Ada budaya sejenis di negaranya )
sebesar 0,854 dan X2.P3 (Kesukaan Pada kerajinan) terhadap X2 total (Faktor
Budaya) lebih besar dari nilai r tabel 0,361. Item instrument yang valid di atas
menunjukkan bahwa item-item X2.P1, X2.P2 dan X2.P3 tersebut adalah item
yang tepat untuk digunakan sebagai instrument X2 (Faktor budaya).
3. Faktor Kelompok Acuan (X3)
Tabel 4.10 Perhitungan Hasil uji Korelasi antara pernyataan item intrumen variabel X3 dengan X3 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X3.P1 0,697
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X3.P2 0,719 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X3P3 0,973 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
Dari hasil perhitumgan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
X3.P1(Sepengetahuan dari keluarga ) sebesar 0,697, X3.P2 (Sepengetahuan dari
teman ) sebesar 0,719 dan X3.P3 (Lingkungan tempat tinggal) sebesar 0,973
terhadap X3 total (Faktor Kelompok Acuan) lebih besar dari nilai r tabel 0,361.
Item instrument yang valid di atas menunjukkan bahwa item-item X3.P1 dan
X3.P2 tersebut adalah item yang tepat untuk digunakan sebagai instrument X3
(Faktor Kelompok acuan).
4. Faktor kelas Sosial (X4)Tabel 4.11 Perhitungan Hasil uji Korelasi
antara pernyataan item intrumen variabel X4 dengan X4 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X4.P1 0,753
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X4.P2 0,761 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X4.P3 0,790 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
45
Dari hasil perhitumgan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
X4.P1(Tingkat pembelian masyarakat sekitar), X4.P2 (Tingkat pendapatan) dan
X4.P3 (Pola gaya hidup tinggi ) berturut turut sebesar 0,753, 0,761, dan 0,790
terhadap X4 total (Faktor kelas Sosial) lebih besar dari ilai r tabel 0,361. Item
instrument yang valid di atas menunjukkan bahwa item-item X4P1, X4.P2 dan
X4.P3 tersebut adalah item yang tepat untuk digunakan sebagai instrument X4
(Faktor Kelompok acuan).
5. Faktor Produk (X5)
Tabel 4.12 Perhitungan Hasil uji Korelasiantara pernyataan item intrumen variabel X5 dengan X5 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X5.P1 0,772
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X5.P2 0,786 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X5.P3 0,798 r Positif r hitung > r tabel
Valid
X5.P4 0,729 r Positif r hitung > r tabel
Valid
X5.P5 0,663 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X5.P6 0,806 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X5.P7 0,792 r Positif r hitung > r tabel
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
Dari hasil perhitumgan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
X5P1(Disain menarik) sebesar 0,772, X5P2 (Kualitas bagus) sebesar 0,786,
X5P3 (Bahan baku kulit) sebesar 0,798, X5P4 (Tingkat keunikan) sebesar
0,729, X5P5 (Ornamennya) sebesar 0,663, X5P6 (Jenis produknya) terhadap X5
sebesar 0,806, dan X5P7 (Tingkat Ukuran) sebesar 0,792 terhadap X total
( Faktor Produk) lebih besar dari nilai r tabel 0,361. Item instrument yang valid
di atas menunjukkan bahwa item-item X5.P1, X5.P2, X5.P3, X5.P4, X5.P5,
X5.P6 dan X5.P7 tersebut adalah item yang tepat untuk digunakan sebagai
instrument X5 ( Faktor Produk).
46
6. Faktor Harga (X6)
Tabel 4.13 Perhitungan Hasil uji Korelasi antara pernyataan item intrumen variabel X6 dengan X6 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X6.P1 0,695
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X6.P2 0,854 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X6.P3 0,843 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
Dari hasil perhitumgan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
X6P1(Tingkat kesesuaian harga) sebesar 0,695,X6P2 (Ada atau tidaknya
potongan harga) sebesar 0,854, dan X6.P3 (Harga Relatif terjangkau) terhadap
X6 total (Faktor Harga) sebesar 0,843 lebih besar dari nilai r tabel 0,361. Item
instrument yang valid di atas menunjukkan bahwa item-item X6.P1,X6.P2 dan
X6.P3 tersebut adalah item yang tepat untuk digunakan sebagai instrument X6
(Faktor Harga).
7. Faktor Promosi (X7)
Tabel 4.14 Perhitungan Hasil uji Korelasi antara pernyataan item intrumen variabel X7 dengan X7 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X7.P1 0,680
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X7.P2 0,758 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X7.P2 0,832 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
Dari hasil perhitumgan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
X7.P1(Sepengetahuan dari pameran) sebesar 0,680, X7.P2 (Sepengetahuan dari
pemandu) sebesar 0,758 dan X7.P3 (Media TV,Elektronik) terhadap X7 total
(Faktor Promosi) sebesar 0,832 lebih besar dari nilai r tabel 0,361. Item
instrument yang valid di atas menunjukkan bahwa item-item X7.P1, X7.P2 dan
47
X7.P3 tersebut adalah item yang tepat untuk digunakan sebagai instrument X7
(Faktor Promosi).
8. Faktor Distribusi (X8)
Tabel 4.15 Perhitungan Hasil uji Korelasi
antara pernyataan item intrumen variabel X8 dengan X8 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X8.P1 0,771
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X8.P2 0,836 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X8.P3 0,822 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
Dari hasil perhitumgan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
X8.P1 (Tingkat kesulitan transportasi) sebesar 0,777, X8.P2 (Tingkat kebutuhan
jasa pengiriman) sebesar 0,772 dan X8.P3 (Pembelian langsung) terhadap X8
total (Faktor Distribusi) sebesar 0,822 lebih besar dari nilai r tabel 0,361. Item
instrument yang valid di atas menunjukkan bahwa item-item X8.P1 X8.P2 dan
X8.P3 tersebut adalah item yang tepat untuk digunakan sebagai instrument X8
(Faktor Distribusi).
9. Faktor Kondisi Fisik (X9)
Tabel 4.16 Perhitungan Hasil uji Korelasiantara pernyataan item intrumen variabel X9 dengan X9 total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
X9.P1 0,741
0,361
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X9.P2 0,762 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
X9.P3 0,684 r Positif r hitung > r tabel
Valid
X9.P4 0,685 r Positif r hitung > r tabel
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
Dari hasil perhitumgan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
X9.P1(Disain toko yang menarik) sebesar 0,741, X9P2 (Luas halaman parkir)
48
sebesar 0,762, X9P3 (Tingkat penataan produk) sebesar 0,684, X9P4 (Tingkat
kemudahan akses) terhadap X9 total (Faktor Kondisi Fisik) sebesar 0,685, lebih
besar dari ilai r tabel 0,361. Item instrument yang valid di atas menunjukkan
bahwa item-item X9.P1, X9.P2, X9.P3, dan X9.P4 tersebut adalah item yang
tepat untuk digunakan sebagai instrument X9 ( Faktor Kondidi fisik).
1. Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 4.17 Perhitungan Hasil uji Korelasi antara pernyataan item intrumen variabel Y dengan Y total
Korelasi antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r Tabel(N=30,<=5%)
Keterangan Kesimpulan
Y1.P1 0,859
0,254
r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Y2.P2 0,789 r Positif r hitung > r tabel,
Valid
Y3.P3 0,793 r Positif r hitung > r tabel
Valid
Y4.P4 0,700 r Positif r hitung > r tabel
Valid
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa korelasi item
Y1P1(Jumlah produk)terhadap Y1 total (Keputusan Pembelian) sebesar 0,859,
Y1P2 (Tingkat keinginan merekomendasikan) terhadap (Keputusan Pembelian)
Y1 total (Keputusan Pembelian) sebesar 0,789, Y1P3 (Tingkat daya beli)
terhadap Y1 total Keputusan pembelian sebesar 0,793, Y1P4 (Tingkat menjadi
importir) terhadap Y1 total (Keputusan Pembelian) sebesar 0,700, lebih besar
dari ilai r tabel 0,361. Item instrument yang valid di atas menunjukkan bahwa
item-item Y1P1, Y1P2, Y1P3, dan Y1P4 tersebut adalah item yang tepat untuk
digunakan sebagai instrument Y ( Keputusan Pembelian).
4.6.2 Hasil Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian menunjukkan
bahwa semua penelitian adalah reliabel, hal ini dapat diketahui bahwa
semua variabel penelitian mempunyai koefisien keandalan atau alpha
49
sama atau lebih besar dari 0,6. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 18 Hasil Perhitungan uji Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
Faktor pengetahuan Pribadi ( X1 ) 0,7249 Reliabel
Faktor Budaya (X2) 0,8098 Reliabel
Faktor Kelompok Acuan (X3) 0,7112 Reliabel
Faktor kelas Sosial (X4) 0,6458 Reliabel
Faktor Produk (X5 0,8806 Reliabel
Faktor Harga (X6) 0,7155 Reliabel
Faktor Promosi (X7) 0,6321 Reliabel
Faktor Distribusi (X8) 0, 7360 Reliabel
Faktor Kondisi Fisik (X9) 0,6883 Reliabel
Keputusan pembelian (Y) 0,7909 Reliabel
Sumber: Kuisioner, data primer sudah diolah
50
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
4.7.1 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman
Hasil perhitungan korelasi dengan menggunakan SPSS 15.0 for
windows diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.19 Hasil perhitungan korelasi
Correlations
1.000 .373 .286 .324 .181 .339 -.109 -.218 -.241 .361.373 1.000 .284 .500 .224 -.234 -.407 .213 -.081 .326.286 .284 1.000 -.054 .046 .323 -.027 -.049 .206 .296.324 .500 -.054 1.000 .252 -.006 -.217 .112 -.099 .066.181 .224 .046 .252 1.000 -.042 -.017 .006 .242 -.002.339 -.234 .323 -.006 -.042 1.000 .315 -.397 .157 .151
-.109 -.407 -.027 -.217 -.017 .315 1.000 -.158 -.012 -.096-.218 .213 -.049 .112 .006 -.397 -.158 1.000 .116 .012-.241 -.081 .206 -.099 .242 .157 -.012 .116 1.000 -.075.361 .326 .296 .066 -.002 .151 -.096 .012 -.075 1.000
. .000 .000 .000 .001 .000 .029 .000 .000 .000.000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .082 .000.000 .000 . .174 .216 .000 .320 .198 .000 .000.000 .000 .174 . .000 .462 .000 .026 .043 .127.001 .000 .216 .000 . .234 .382 .462 .000 .489.000 .000 .000 .462 .234 . .000 .000 .003 .004.029 .000 .320 .000 .382 .000 . .003 .421 .048.000 .000 .198 .026 .462 .000 .003 . .022 .420.000 .082 .000 .043 .000 .003 .421 .022 . .098.000 .000 .000 .127 .489 .004 .048 .420 .098 .300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
yx1x2x3x4x5x6x7x8x9yx1x2x3x4x5x6x7x8x9yx1x2x3x4x5x6x7x8x9
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
y x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9
Sumber: Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS
Dari perhitungan diatas bahwa variabel yang memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian (Y) adalah :
51
1. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan
pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko
kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul oleh wisatawan mancanegara yaitu
faktor pengetahuan Pribadi ( X1 ) sebesar 0,373, Faktor Kondisi Fisik
(X9) sebesar 0,361, Faktor Produk (X5) sebesar 0.339, Faktor
Kelompok Acuan (X3) sebesar 0,334, Faktor Budaya (X2) sebesar 0,286,
Faktor kelas Sosial (X4)) sebesar 0,181. Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistik Faktor Pribadi (X1) memiliki pengaruh yang paling besar dalam
menentukan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah
sungging) pada toko kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul
Sedangkan Faktor Harga (X6), Faktor Promosi (X7), Faktor Distribusi
(X8) berturut-turut sebesar -0,109, - 0,218, -0,241. dengan demikian
faktor Harga, Promosi, distribusi, tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko
kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul.
2. Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik dapat dinyatakan bahwa
faktor yang dominan menentukan konsumen dalam memutuskan pembelian
kerajinan kulit bermotif wayang pada Art Shop Kabupaten Bantul adalah
faktor pengetahuan pribadi, faktor kondisi fisik, faktor produk dan faktor
kelompok acuan. Faktor budaya dan faktor kelas sosial dapat dinyatakan
kurang dominan dibandingkan keempat faktor sebelumnya. Sedangkan faktor
harga, faktor promosi dan faktor distribusi dapat dinyatakan tidak dominan
dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
a. Faktor Pengetahuan Pribadi terdiri dari pengetahuan sendiri,
Pengetahuan sebelumnya dan mengetahui pada saat datang ke Indonesia
yang kemudian di implikasikan dengan data-data pribadi responden
tentang, Usia, Pekerjaan dan jenis kelamin.
b. Faktor Kondisi fisik terdiri dari desain bangunan toko, tempat
parkir, tata letak produk, dan akses jalan menuju lokasi.
c. Faktor Produk terdiri dari disain, kualitas, bahan baku, keunikan
dan ukuran.
52
d. Faktor kelompok acuan terdiri dari pengetahuan dari keluarga,
pengetahuan dari teman dan lingkungan tempat tinggal sekitar.
3. Dalam kaitan dengan peningkatan nilai jual dan value added maka
keempat faktor dominan di atas perlu mendapat perhatian utama. Tindakan
yang mungkin dilakukan dapat berupa penyediaan informasi yang cukup luas
dan mudah dijangkau wisatawan agar pengetahuan pribadi mereka bertambah
sehingga menimbulkan minat untuk melakukan pembelian kerajinan,
4. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka potensi peningkatan
pendapatan penduduk kabupaten Bantul terbuka lebar. Salah satu faktor
dominan berupa adanya peluang perluasan daerah pemasaran ekspor produk
kerajinan kulit bermotif wayang ke berbagai negara hal ini ditunjukkan
dengan adanya pembeli wisatawan asal Negara Belanda, Itali, perancis dan
kawasan negara asia lainnya.
5. Hasil kajian ini secara umum dapat dijadikan pedoman global bagi jajaran
birokrasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul untuk menerapkan skala
prioritas pengembangan wisata perkampungan industri kerajinan kulit
bermotif wayang ini.
Implikasi PenelitianDari hasil penelitian diketahui bahwa variabel faktor pengetahuan
pribadi, faktor kondisi fisik, faktor produk dan faktor kelompok acuan.
Berhubungan dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian
kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop)
di Kabupaten Bantul.
1. Faktor pengetahuan pribadi merupakan faktor yang paling
dominan dalam hubungannya dengan keputusan pembelian kerajinan kulit
motif wayang (tatah sungging) pada toko kerajinan (art shop) di
Kabupaten Bantul. Pola gaya hidup wisatawan mancanegara juga
mendukung adanya daya beli kerajinan kulit bermotif wayang dimana
sebagaian besar para wisatawan datang ke bantul karena bertujuan dalam
rangka pariwisata. Faktor pengetahuan pribadi tentang kerajinan kulit
bermotif wayang dikarenakan terbentuk adanya umur dan daur hidup
53
dimana responden yang memiliki prosentase terbesar pada penelitian ini
adalah usia 31 sampai dengan 40 tahun dengan jumlah responden 194 atau
65% dari total responden, status pekerjaan adalah pekerjaan swasta dengan
jumlah 126 responden atau 42 %,dan dilihat dari jenis kelamin adalah
laki-laki dengan jumlah sebanyak 194 atau 65 %.
2. Kondisi fisik Para pemilik art shop diharapkan juga
memperhatikan tata letak dari kerajinan kulit bermotif wayang yang
ditawarkan yang disesuaikan dengan jenis dan ukurannya karena dapat
membantu wisatawan dalam melihat dan memilih patung kayu yang
mereka inginkan dengan cepat tanpa memerlukan waktu lama dan
menghilangkan kesan gudang karena produk kerajinan kulit motif wayang
jika didukung dengan tata letak yang menarik dapat memberikan kesan
produk yang bermutu tinggi.
3. Faktor Produk juga mempunyai hubungan dalam keputusan
pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pada
toko kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul oleh wisatawan
mancanegara. Sehingga di sini pemilik art shop diharapkan dapat
memperhatikan faktor ini dalam memproduksi kerajinan kulit motif
wayang (tatah sungging) tanpa mengabaikan variabel-variabel lainnya.
Pada kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) pengaruh faktor ini
terutama dominasi oleh variabel kualitas, bahan baku dan desain. Usaha
ini dapat dilakukan oleh pemilik dalam mempertahankan kualitas
kerajinan kulit motif wayangnya dengan meningkatkan kerjasama dengan
suplier-suplier yang memberikan kualitas produk kerajinan kulit motif
wayang yang sesuai dengan keinginan konsumen seperti warna yang
sesuai, bahan baku kulit yang bagus ,halus pahatan disetip ornamen. Juga
meningkatkan kerja sama dengan pemasok bahan bahan baku yang bisa
menjamin kontinyuitas produksi dan memberikan harga yang bersaing
dengan pemasok bahan baku lainnya. Melatih tenaga kerja bagian
produksi agar dapat menghasilkan desain-desain yang lebih mutakhir
sesuai dengan keinginan pasar.
54
4. Faktor kelompok acuan terdiri dari pengetahuan produk kerajinan
kulit motif wayang dari keluarga dan dari teman mempunyai hubungan
dalam keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang (tatah
sungging) pada toko kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul oleh
wisatawan mancanegara. Variabel referensi merupakan faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian kerajinan kulit
motif wayang Selain informasi dari pemandu wisata, peranan teman
dalam memberikan informasi juga perlu mendapat perhatian dari para
pemilik art shop. Bagi pemasar, perlu dimanfaatkan sarana promosi ini
(teman) dengan sebaik-baiknya karena perusahaan tidak perlu
mengeluarkan biaya promosi dan biasanya cenderung lebih mengena.Cara
yang ditempuh antara lain berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya kepada para wisatawan yang berkunjung ke art shop sehingga
memperoleh kesan yang positif tentang kerajinan kulit motif wayang
(tatah sungging) dan berbagai hal yang terkait dengannya. Kepuasan yang
diperoleh wisatawan mancanegara tersebut akan menjadi pendorong yang
kuat bagi mereka untuk memperkenalkan dan sekaligus mempromosikan
kerajinan kulit motif wayang (tatah sungging) tersebut kepada teman-
teman mereka setelah mereka kembali ke negaranya masing-masing.
5. Peran pemerintah daerah Kabupaten Bantul dalam hal ini Dinas
perindustrian, Perdagangan dan Koperasi harus lebih memperhatikan pada
faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan keputusan pembelian
kerajinan kulit bermotif wayang pada Faktor Produk yang terdiri dari
disain, kualitas, bahan baku, keunikan dan ukuran.Hal ini diperlukan
adanya kerjasama lebih intensif dengan beberapa pemilik toko kerajinan
untuk dapat memberikan pelatihan-pelatihan guna memperbaiki atau
meningkatkan kualitas dari segi faktor produk. Dilihat dari Asal
Responden Negara-negara Eropa (Perancis, Belanda, Italia dan Inggris)
mrupakan peluang bagi perluasan pasar sasaran dimana selama ini produk
kerajinan kulit hanya diekspor ke negara Canada, Ausralia dan USA.
Sedangkan dari dinas Pekerjaan Umum Faktor Kondisi fisik terdiri dari
desain bangunan toko, tempat parkir, tata letak produk, dan akses jalan
55
menuju lokasi. Khususnya pada akses jalan menuju perkampungan
Industri di tiga desa Desa Panggungharjo Sewon, wukirsari Imogiri dan
Bangunjiwo Kasihan, Kabupaten Bantul Kotamadya Yogyakarta tersebut
memang termasuk jauh dari hotel atau penginapan para wisatawan asing
yang datang ke Yogyakarta dan sekitarnya.Dengan demikian Dinas
Pekerjaan Umum harus lebih mempertimbangkan faktor tersebut dimana
faktor kondisi fisik sangat dipertimbangkan oleh para Wisatawan
mancanegara dalam membeli kerajianan kulit motif wayang.
56
Top Related