Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk
Kopassus dalam rangka Ekspedisi Bukit Barisan
DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: Pebruari 2011
PETA GEOLOGI GUNUNG LEUSER
Remarks :
Geomofologi Gunung Leuser : terdiri dari Pegunungan, Perbukitan dan Pedataran.
Batuan Gunung Leuser : terdiri dari batuan metamorf, beku, sedimen dan vulkanik
Struktur Geologi Gunung Leuser : terdiri dari Lipatan dan Patahan
Stratigrafi Gunung Leuser tersusun Formasi dari tua ke muda adalah sebagai berikut :
- Komplek Gneis Maukek : tersusun oleh sekis dan amfibolit.- Formasi Gunung api Tapak Tuan : tersusun oleh batuan metamorf, sekis dan gneis.- Mikrodiorit gani.- Granit Raneuh.- Formasi Alas : tersusun oleh batugamping- Formasi Alas : tersusun oleh metamorf, filit, kuarsit, marmer.- Intrusi Killa : Granodiorit.- Formasi Kluet : tersusun oleh batu sabak, filit, arenit, metakuarsa.- Formsi Loser : tersusun oleh batupasir, batulanau, konglomerat.- Intrusi Sibubung atas : tersusun oleh granit, granodiorit.- Dike.- Intrusi Susoh : tersusun oleh granit, granodiorit.
II. Referensi- -Heryanto, R., Sutrisno, Sukardi dan D.A Agustiyanto, 1998. Peta Geologi Lembar Gunung Leuser,
Sumatera, skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
- Suwarna, N, Suharsono, Gafoer, S, Amin, T.C, Kusnama, Hermanto, B, 1994. Geologi Lembar Sorolangun, Sumatera, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Kusdji D. KusumahLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Ir. Pudjo Asmoro, M.ScGroup LeaderWBS
LEMBAR KERJA BELUM, ISI JAWABAN SURAT PERINTAH DR LEADER
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam rangka Ekspedisi Bukit Barisan
DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 6 Oktober 2009
SURVEI GEOLOGI
Lapangan Geologi (Gunung) Lapangan Geologi (Pegunungan)
Survei lapangan (permukaan) di pantai Survei lapangan (permukaan) di sungai
Survei lapangan (bawah permukaan) Survei bawah permukaan (pemboran)
Analisa laboratoium : Petrografi Analisa laboratoium : Fosil
R emarks : • Maksud tampilan foto : menerangkan pekerjaan survei geologi meliputi pekerjaan lapangan
(permukaan), subsuface, dan laboratoriumdan tujuannya agar peserta mengenal daerah survei surfacem subsurface dan lab.
• Daerah survei (lapangan) geologi : di daerah gunung api, kaldera, pegunungan, lembah, sungai, pantai, dsb.
• Sasaran survei permukaan : singkapan batuan di permukaan bumi, meliputi beku, sedimen, matamorf; struktur geologi meliputi lapisan batuan, patahan, kekar, dan bentangalam.
• Sasaran survei bawah permukaan : pembuktian atau penelurusan hasil survei permukaan agar lebih akurat.
• Pekerjaan laboratorium : analisa petrografi, fosil, geokimia, dll.
• Analisis : tampolan tersebut diatas sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, karena gambar tsb menampilkan ....
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
NamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 6 Oktober 2009
BUMI DAN DINAMIKANYA
Globe Bagian dalam bumi
Proses terjadinya endogen Posisi Indonesia terhadap 3 lempeng
Endogen mengakibatkan gempabumi Endogen mengakibatkan Letusan Gunungapi
Proses permukaan bumi (eksogen
Proses eksogen (pelapukan)
Proses eksogen (erosi dan abrasi)
Lembar 2
Remarks :
Bumi :• Planet biru dijajaran tata surya
• Tersusun oleh batuan, air dan udara• Adanya interaksi dari ketiga komponen yang berada dipenyusunnya
Bagian bumi :• Udara (Atmosphere)• Air (Hidrosphere)• Batuan Padat (Lithosphere)• Magma Cair (Asthenosphere)• Inti Bumi (Meshosphere
Bagian dalam bumi:• Crust (kerak) : keras, tebal 0 – 40 km, terdiri kerak benua dan kerak samudera.• Mantle (selubung) : tebal 40 - 2891 km, terdiri mantel atas, transisi dan bawah.• Core (inti) : tebal 2891 – 6370 km, terdiri inti luar dan inti dalam.
PROSES PADA BUMIEndogen : adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun bentuk permukaan bumi • Tektonik• Gempa bumi• Erupsi gunungapiTektonik : adalah bentuk, pola dan evolusi dari skala besar dari kerak bumi .Gempa Bumi : goncangan yang disebabkan oleh gaya-gaya pada bumi Erupsi Gunungapi: Proses keluanya magma ke permukaan bumiEksogen : adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi • Pelapukan • Erosi • Jatuhnya meteorPelapukan: proses kimia, fisika ataupun biologi terhadap batuan yang mengakibatkan menjadi batuan tanah Erosi : adalah proses pengikisan batuan oleh air, angin maupun es
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
NamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 6 Oktober 2009
STUDI ILMU GEOLOGI
Mineral Batuan
Fosil Sejarah pembentukan
Lembar 2
Remarks :
Mineral : senyawa anorganik padat yang terdapat di alam, memiliki sistem kristal dan komposisi kimia tertentu yang terbentuk secara alamiah dialam
Batuan : kumpulan dari satu atau lebih mineral yang terbentuk dialam yang terkompakkan secara alamiah dan merupakan bagian dari kerak bumi
Fosil: sisa tumbuhan atau jejak binatang yang sudah membatu atau telah terawetkan oleh alam
Sejarah pembentukannya :
Batuan sedimen dimulai dari proses pelapukan, erosi, transportasi, pengendapan dan diagenesa.
Batuan beku : dimulai dari jenis magma, penerobosan, dan tempat pendinginan.
Batuan metamorf : dimulai dari asal usul batuan, proses metamorfosa (dinamo, termal, regional).
Gambaran fisik serta proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah permukaan bumi pada saat sekarang dan juga pada masa lalu.
Sifat-sifat fisik bumi : rigit, plastis, dsb.
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
NamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 6 Oktober 2009
BAGIAN-BAGIAN ILMU GEOLOGI
Geomorfologi Petrologi
Geologi Struktur Stratigrafi
Sejarah Geologi
Lembar 2
Remarks :Geomorfologi : ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi serta proses-proses geologi yang terlibat didalamnya (pegunungan, perbukitan, pedataran, pantai, sungai, dsb).
Petrologi : ilmu yang mempelajari tentang batuan (beku, sedimen, metamorf, piroklastik).
Geologi Struktur : ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan dan kerak bumi, sebagai hasil proses perubahan (deformasi) akibat tektonik (patahan, lipatan, kekar, ketidak selarasan).
Stratigrafi : ilmu yang mempelajari tentang urutan perlapisan pada batuan, hubungannya dan proses-proses sedimentasi serta sejarah perkembangan cekungan sedimentasinya.
Geologi Sejarah : adalah ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip geologi untuk merekonstruksi dan memahami sejarah bumi.
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
NamaPeranJob code
SulistyonoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 6 Oktober 2009
PERISTILAHAN GEOMORFOLOGI
Gunung Pegunungan
Bukit Perbukitan
Dataran Pantai
Sungai Danau
RawaDelta
Lagoon Pantai
Lembar 2
Remarks :
• Gunung : suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi dari pada permukaan disekitarnya.
• Pegunungan : merupakan kumpulan atau barisan gunung.• Bukit : suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah lebih tinggi dari permukaan tanah
sekelilingnya namun lebih rendah dari gunung.• Perbukitan : rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang cukup luas. • Dataran : adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai ketinggian 200 m dari permukaan
laut. Kalau letaknya di daerah tinggi disebut plato.• Pantai : tempat bertemunya daratan dan lautan.• Sungai : saluran di permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah, yang melalui saluran itu air, dari
darat mengalir ke laut.• Danau : cekungan pada permukaan bumi yang berisi air.• Rawa : lahan genangan air secara alamiah terjadi terus menerus atau musiman akibat drakinase yang
terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimia dan biologis.• Delta : bentuk daratan yang terbentuk di mulut sebuah sungai yang mengalir ke samudera, laut, muara,
danau, waduk, daerah gersang atau sungai.• Lagoon : adalah tubuh air yang terpotong dari tubuh besarnya oleh pasir atau koral.• Gumuk pasir : gundukan bukit yang berasal dari pasir yang tertembus angin.• Gosong pasir : bentukan daratan yang terkurung atau menjorok pada suatu perairan, biasanya terbentuk
dari pasir atau kerikil. • Gunung api : adalah tempat keluarnya magma dari dalam bumi ke atau sudahkeluar pada masa lampau ,
biasanya membentuk sebuah gunung berupa kerucut yang mempunyai kawah di bagian puncaknya• Pegunungan lipatan : merupakan kumpulan atau barisan gunung akibat terjadinya perlipatan.• Pegunungan patahan: merupakan kumpulan atau barisan gunung akibat terjadinya patahan.• Karst : adalah bentukan permukaan bumi didaerah batukapur (batugamping).
II. Referensi
- - - Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 6 Oktober 2009
PENGANTAR PETROLOGI
Batuan Mineral
Batuan beku Batuan sedimen
Batuan metamorf Batuan piroklastik
Lbr.2
Remarks :
• Batuan : adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral yang terbentuk dialam yang terkompakkan secara alamiah yang merupakan bagian dari kerak bumi .
• Mineral : sendiri sebagai penyusun batuan adalah senyawa anorganik padat yang terdapat di alam, memiliki sistem kristal dan komposisi kimia tertentu yang terbentuk secara alamiah dialam.
• Batuan beku : batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam atau di permukaan bumi akibat proses pendinginan atau kristalisasi secara alamiah.
• Batuan sedimen : batuan yang terbentuk dari sedimentasi hasil rombakan batuan yang telah ada atau akumulasi dari material organik atau hasil penguapan dari suatu larutan yang sudah mengalami sedimentasi dan terkompakkan secara alamiah.
• Batuan metamorf : batuan yang terbentuk dari hasil perubahan dari batuan yang sudah ada dalam kondisi padat (tanpa melalui fase cair) menjadi batuan yang memiliki komposisi dan tekstur yang berbeda sebagai akibat dari perubahan panas, tekanan, kegiatan kimiawi atau perpaduan dari ketiganya.
• Batuan piroklastik : batuan berasal dari material yang keluar dari hasil aktivitas gunungapi yang terkristalisasi diudara pada saat proses erupsi terjadi dan terendapkan atau tersedimentasikan disuatu tempat.
II. Referensi- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother,
Publ. New York.- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 6 Oktober 2009
BATUAN BEKU DAN TEKSTUR
Batuan
Batuan beku (kasar) Batuan beku (halus)
Batuan beku intrusif Batuan beku ekstrusif
Tekstur : faneritik (kasar), afanitik (halus), porfiritik (halus dan kasar)
Lbr.2
Remarks :
- Pengertian : Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam atau di permukaan bumi akibat proses pendinginan atau kristalisasi secara alamiah.
- Batuan beku : • Merupakan batuan hasil pendinginan magma• Kumpulan agregat dari mineral-mineral hasil pembekuan magma• Komposisinya tergantung pada batuan asal yang terlebur menjadi magma dan batuan yang terterobos• Unsur utama pembentuk batuan beku adalah: Oksigen, Silika, Almunium, Besi, Kalsium, Sodium,
Potasium dan Magnesium• Mineral utama pembentuk batuan beku: Feldspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, Kwarsa dan Mika
- Batuan beku ekstrusif terbentuk bila magma pembentuk batuan mengalami proses pembekuan yang cepat pada suhu relatif rendah dekat permukaan bumi yang menyebabkan kristal dari batuan tidak tebentuk secara sempurna.
Ciri khas batuan jenis ini umumnya berkristal halus (aphanitic)
- Batuan beku intrusif : batuan beku yang terbentuk apabila magma pembentukan batuan mengalami proses pembekuan yang lambat pada suhu tinggi jauh dibawah permukaan bumi sehingga kristal-kristal pembentuk batuannya terbentuk secara sempurna
Ciri khas batuan jenis ini umumnya berkristal kasar (phaneritic)
Tekstur :
- Faneritik : apabila mineral pembetuknya beerukuran kasar dapat dilihat dengan mata telanjang
- Afanitik : apabila mineral pembetuknya berukuran sangat halus dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
- Porfiritik : apabila mineral pembetuknya berukuran halus dan kasar, sebagian dapat dilihat dengan mata telanjang
- Gelas : apabila tidak sempat mengkristal bentuknya seperti gelas atau kaca
- Vesikuler : apabila batuannya berlubang-lubang
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.
- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 6 Oktober 2009
KOMPOSISI BATUAN BEKU
Olivin
Piroksen
Amfibol Hornblende
Biotit Anortit
Bitownit
Labradorit
Oligoklas
Andesin
Albit
Ortoklas
Muskovit
Kuarsa
Tekstur : faneritik (kasar), afanitik (halus), porfiritik (halus dan kasar)Lbr.2
Remarks :
- Pengertian : Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam atau di permukaan bumi akibat proses pendinginan atau kristalisasi secara alamiah.
- Batuan beku : • Merupakan batuan hasil pendinginan magma• Kumpulan agregat dari mineral-mineral hasil pembekuan magma• Komposisinya tergantung pada batuan asal yang terlebur menjadi magma dan batuan yang terterobos• Unsur utama pembentuk batuan beku adalah: Oksigen, Silika, Almunium, Besi, Kalsium, Sodium,
Potasium dan Magnesium• Mineral utama pembentuk batuan beku: Feldspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, Kwarsa dan Mika
- Batuan beku ekstrusif terbentuk bila magma pembentuk batuan mengalami proses pembekuan yang cepat pada suhu relatif rendah dekat permukaan bumi yang menyebabkan kristal dari batuan tidak tebentuk secara sempurna.
Ciri khas batuan jenis ini umumnya berkristal halus (aphanitic)
- Batuan beku intrusif : batuan beku yang terbentuk apabila magma pembentukan batuan mengalami proses pembekuan yang lambat pada suhu tinggi jauh dibawah permukaan bumi sehingga kristal-kristal pembentuk batuannya terbentuk secara sempurna
Ciri khas batuan jenis ini umumnya berkristal kasar (phaneritic)
Tekstur :
- Faneritik : apabila mineral pembetuknya beerukuran kasar dapat dilihat dengan mata telanjang
- Afanitik : apabila mineral pembetuknya berukuran sangat halus dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
- Porfiritik : apabila mineral pembetuknya berukuran halus dan kasar, sebagian dapat dilihat dengan mata telanjang
- Gelas : apabila tidak sempat mengkristal bentuknya seperti gelas atau kaca
- Vesikuler : apabila batuannya berlubang-lubang
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.
- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1.
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 7 Oktober 2009
KLASIFIKASI BATUAN BEKU(berdasarkan kecerahan)
Felsik Intermediet
Mafic Ultra mafic
Berdasarkan tekstur, kecerahan dan komposisi mineral (Travis)
Lbr.2
Remarks :
- Felsik (felsic): didominasi silikadan alumunium (SiAl), umumnya berwarna cerah, merupakan karakteristik kerak benua. Kandungan mineral potassium feldspar, Na-plagioklas feldspar, kuarsa, biotit. Contoh : dasit.
- Intermediet: warnanya menengah (antara gelap dan terang), kandungan mineralnya plagioklas feldspar, amphibole, pyroxene, biotit, kuarsa. Contoh : andesit.
- Mafic: didominasi mineral ferromagnesian, umumnya berwarna gelap dan merupakan karakteristik kerak samudera. Contoh : basalt.
- Ultramafic: hampir seluruhnya mineral ferromagnesian, berwarna sangat gelap. Mineralnya didominasi oleh olivin. Contoh : gabro.
- Komposisi mineral : anortit, labradorit, andesin, oligoklas, albit, olivin, piroksen, hornblende, amfibol, biotit, ortoklas, kuarsa.
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam
rangka Ekspedisi Bukit Barisan DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 7 Oktober 2009
BATUAN SEDIMEN
Proses pembentukan batuan sedimen
Sedimentasi Diagenesa
Rekristalisasi KonkresiLbr.2
Remarks :
• Pengertian batuan sedimen : batuan yang terbentuk dari sedimentasi hasil rombakan batuan yang telah ada atau akumulasi dari material organik atau hasil penguapan dari suatu larutan yang sudah mengalami sedimentasi dan terkompakkan secara alamiah
• Proses pembentukan batuan sedimen :
- Pelapukan - Erosi/Abrasi - Transportasi - Sedimentasi - Diagenesa atau Litifikasi
• Diagenesa atau litifikasi :- Kompaksi, yaitu pemadatan oleh tekanan yang meningkat, di mana air akan terdesak ke luar.- Sementasi (perekatan). Material baru akan mengendap di antara butiran-butiran sebagai matriks
Si02, CaC03, mineral lempung, oksida besi dan sebagainya.- Pengkristalan kembali, di mana butiran tumbuh jadi satu sebagai akibat pelarutan dan
pengkristalan pada titik-titik lain, misalnya pada batu kapur atau batu pasir kuarsitik.- Pembentukan konkresi, yaitu pemindahan zat dan pemisahan di tempat lain (misalnya di tempat
ditemukannya konsentrasi yang lebih besar)
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus
dalam rangka Ekspedisi Bukit Barisan
DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 7 Oktober 2009
JENIS BATUAN SEDIMEN
Konglomerat Batu gamping
Batu bara Gipsum
Silika sinter
Lbr.2
Remarks :Jenis batuan sedimen :
• Batuan Sedimen Klastik : batuan hasil erosi, transportasi dan pengendapan.
• Batuan Sedimen Karbonatan : batuan yang sebagian besar disusun oleh karbonat (CaCO3).
• Batuan Sedimen Karbon : batuan yang sebagian besar disusun oleh karbon (C)
• Batuan Sedimen Evaporit : batuan hasil penguapan
• Batuan sedimen Kimiawi : batuan hasil proses kimia
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus dalam rangka Ekspedisi Bukit Barisan
DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 7 Oktober 2009
PEMERIAN DAN KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
WARNA
Putih Merah
Abu-abu Coklat
UKURAN BUTIR
Merupakan ukuran dari fragmen penyusun batuan
Particle name Particle diameter Ukuran butir lebih besar dari 4 mm, umumnya diukur dengan kaliper.
Ukuran butir pebbles (kerakal), granules (kerikil) pasir dan lanau kasar, umumnya diukur degan saringan standar dengan interval 1, ½, ¼ phi
Ukuran butir lanau sampai lempung umumnya diukur dengan cara memakai gelas pipet, atau hydrometer, atau dengan centrifuge (alat centrifugal)
Gravel
Boulders (bongkah) > 256 mm
Cobbles (berangkal) 64 - 256 mm
Pebbles (kerakal) 4 - 64 mm
Granules (kerikil) 2 - 4 mm
Very coarse sand (pasir sangat kasar)
1 - 2 mm
Sand
Coarse sand (pasir kasar)
1/2 - 1 mm
Medium sand (pasir sedang)
1/4 – 1/2 mm
Fine sand (pasir halus) 1/8 – 1/4 mm
Very fine sand (pasir sangat halus)
1/16 -1/8 mm
Silt (lanau)1/256 - 1/16 mm
Clay (lempung)< 1/256 mm
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
Lbr.2
Remarks :
Ukuran butir :- Ukuran butir lebih besar dari 4 mm, umumnya diukur dengan kaliper.- Ukuran butir pebbles (kerakal), granules (kerikil) pasir dan lanau kasar, umumnya diukur degan saringan
standar dengan interval 1, ½, ¼ phi- Ukuran butir lanau sampai lempung umumnya diukur dengan cara memakai gelas pipet, atau hydrometer,
atau dengan centrifuge (alat centrifugal) Klasifikasi batuan sedimen :
- Umumnya berdasarkan ukuran butir dan bentuk butir.- Penamaan berdasarkan komposisi, warna atau ciri fisik lainnya digunakan apabila dijumpai lebih dari
satu jenis batuan yang sama.
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.- Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50, no 1
Dibuat Diperiksa DisetujuiNamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
Lbr. 1
TECHNICAL NOTESPembekalan Geologi untuk Kopassus
dalam rangka Ekspedisi Bukit Barisan
DASAR-DASAR GEOLOGI
No: TN 00Reff:Tgl: 7 Oktober 2009
BATUAN METAMORF
AmfibolBiotit
Muskovit Kuarsa
Homeoblastik
Heteroblastik
KLASIFIKASI BATUAN METAMORF
Lbr.2
Remarks :
Pengertian : Batuan yang terbentuk dari hasil perubahan dari batuan yang sudah ada dalam kondisi padat (tanpa melalui fase cair) menjadi batuan yang memiliki susunan senyawa dan tekstur yang berbeda sebagai akibat dari perubahan panas, tekanan, kegiatan kimiawi atau perpaduan dari ketiganya
Faktor penyebab metamorforsa :
- Peningkatan Tekanan - Peningkatan Temperatur - Kimiawi - Kombinasi ketiganya
Tipe metamorfosis :
- Metamorfosis kontak, terjadi pada kontak sebuah intrusi magma; batuan yang berada di sampingnya
seakan "dibakar"; T tinggi, P rendah
- Metamorfosis dinamo, terjadi pada deformasi lokal yang intensif, dimulai dengan breksi patahan, kemudian milonit; T rendah, P tinggi
- Metamorfosis regional, terjadi pada daerah-daerah yang lebih luas dibanding tipe sebelumnya dan berkaitan erat dengan orogenesis dan deformasi
Mineral yang umum dalam batuan metamorf :
- Amphibol/Hornblende : hitam, memanjang.
- Biotit : hitam, berlembar.
- Muskovit ; putih, berlembar.
- Kuarsa : putih, keras.
- Kalsit : putih, lunak.
Tekstur batuan metamorf :
- Homeoblastik : apabila yang termetamorfosi terdiri dari satu jenis bentuk mineral.
• Granoblastik : apabila mineral yang termetamorfosa berbentuk butiran.
• Lepidoblastik : apabila mineral yang termetamorfosa berbentuk mineral-mineral pipih.
• Granoblastik : apabila mineral yang termetamorfosa berbentuk butiran.
• Nematoblastik : apabila mineral yang termetamorfosa berbentuk jarum.
- Heteroblastik : apabila mineral yang termetamorfosa terdiri lebih dari satu jenis bentuk mineral.
• Porfiroblastik : apabila batuan yang termetamorfosa bertekstur porfiritik.
• Grano-lepidoblastik : apabila mineral yang termetamorfosa berbentuk mineral-mineral pipih dan butiran.
• Grano-nematoblastik : apabila mineral yang termetamorfosa berbentuk butiran dan menjarum
Struktur batuan metamorf :
- Foliasi : apabila batuan tersusun oleh mineral yang menjajar sehingga menunjukkan perlpisan.
- Nonfoliasi : apabila batuan tersusun oleh mineral yang tidak menjajar sehingga menunjukkan perlpisan
II. Referensi
- Badgley, G., Peter, 1959 : “ Structural Methods For the Exploration Geologist “, Harper and Brother, Publ. New York.
- Billing, M. P., 1958 : “ Structural Geology”, Prentice Hill, Inc, Englewood cliff, New York.- Coneybeare, C.E.B and Crook, K.A.W., 1968 : “ Manual of Sedimentary Structure “, Bull 102, Burau of
Mineral Resources, Canbera.- Desaunnettes, J.R., 1977 : “ Cataloque of land form for Indonesia soil Research”, Institute University of
Agriculture Agency for research and Development.- Hamilton, W, 1979, Tectonics of the Indonesian Regions, U.S.Goverment Printing Office: Washington.- Jones, D.J., 1956 : “ Introduction to Microfossils”, Harper and Brother, Publ. New York.- Kruimben, W.C., a nd Sloss, L.L., 1963: “ Stratigraphy and Sedimentation”, Freeman and Company, San
Fransisco.- Lahee, F.H, 1961. Field Geology, .....- Lobeck, L.H., 1959 : “ Geomorphology”, an Introduction to the study of landscapes, Mc Graw Hill Book
Company, Inc, New York and London.- Marks, P, 1956. Geologi Sejarah, Balai Pendidikan Guru, Bandung.- Pannekock, A.J., 1949 : “ Outline of Geomorphology” of java G,J. Beiff Leiden.
- Pettijohn, F.J., 1975 : “ Sedimentary Rocks “, 2nd ed, Harper and Row, Publ, New York.- Postuma, A.J., 1971 : “ Manual of Planktonik Foraminifera”, Elsevier Publ, New York.- Putnam, W.C, 1964. Geology, Oxford University Press, New York.
Travis, B.R., 1955 : “ classification of Rocks”, Quarterly of the Colorado School of Mines, Vol.50Dibuat Diperiksa Disetujui
NamaPeranJob code
Ir. SuyokoEng.StaffES
NamaPeranJob code
Ir. Untung Margono, M.ScLeaderWP-1
NamaPeranJob code
Kusdji Darwin KusumahGroup LeaderWBS
Top Related