Anatomi Bagian susunan saraf pusat mulai perbatasan dgn medulla
oblongata (decussatio pyramidum) sampai setinggi vertebra LI-2.
31 segmen: 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral, 1 koksigeal
Masing2 segmen berhubungan dengan sepasang radiks saraf spinal
Bagian luar tersusun oleh substansia alba & substansia grisea di bagian dalam
Di dalam substansia alba berisi lintasan2 asenden & desenden Di dalam substansia grisea pada daerah anterior terdapat
motorneuron, yg bertanggung jawab dalam penghantaran impuls motorik somatik disebut anterior motor neuron
Gejala klinis dari gangguan medula spinalis:
Gangguan motorik setinggi segmen kelumpuhan flaksid dan atrofi di bawah segmen kelumpuhan spastik servikal tetraparese/plegi torakal/lumbal paraparese/plegi sakral gangguan miksi dan defekasi, tanpa paraparese/plegi
Gangguan sensorikHipo/anestesi mulai setinggi segmen yang terganggu ke bawah
Gangguan otonomRetensi urin dan inkontinensia alvi
Batasan
Adalah penyakit kronis yang ditandai dengan adanya kelainan neurodegeneratif progresif pada motor neuron sistem
Yang dipengaruhi disini adalah sel-sel neuron di kornu anterior medula spinalis, inti motorik di batang otak, dan sel-sel neuron di area motorik lobus frontalis (gyrus precentralis) Mengenai UMN dan LMN
Jika hanya LMN yang terkena disebut progressive muscular atrophy
Jika hanya UMN yang terkena disebut primary lateral sclerosis
Jika terbatas otot bulbar disebut progressive bulbar palsy
Epidemiologi
Paling sering menyerang orang berusia 40-60 tahun Pria lebih banyak terkena dibanding wanita 90-95% kasus muncul secara acak tanpa faktor risiko
yang jelas 5-10% diturunkan dan 20% kasus familial berasal dari
kerusakan genetik spesifik yang menghasilkan mutasi enzim Superoxide dismutase 1 (SOD 1)
Etiologi
Penyebab pasti tidak diketahui namun diduga terdapat peranan dari :
Penuaan Virus Toksin Genetik
Pada ALS, terjadi degenerasi sel saraf, sehingga tidak terjadi transmisi molekul neurotransmiter dari otak menuju ke otot, dan mengakibatkan disfungsi otot, sehingga otot menjadi lemah, mengalami atrofi otot dan fasciculation
Patofisiologi
Manifestasi Klinis Gambaran klinis awalnya ringan sering tak terdeteksi Biasanya diawali di salah satu bagian tubuh & secara bertahap
menjadi progresif menyebar ke seluruh tubuh Gejala awal meliputi:
- kedutan dan kesemutan di lengan, bahu, dan lidah- kekakuan otot- kelemahan otot lengan & tungkai- bicara sulit dimengerti & rinolalia- kesulitan mengunyah & menelan- rasa lelahSelanjutnya keluhan berkembang menjadi kelemahan & atrofi. Karena kematian neuron scr gradual kemampuan kontrol gerak berkurang.
Karena hanya mempengaruhi motorneuron, tidak akan mengganggu:- kognitif, kepribadian, intelegensi, ataupun ingatan- kemampuan melihat, membau, mengecap, mendengar, ataupun merasakan rangsang raba- fungsi otot involunter otot jantung & otot polos
Dapat terjadi kegagalan ventilasi yang menyebabkan kematian sekitar 3 th setelah timbul kelemahan fokus
Diagnosis
Anamnesis keluhan pasien yang mengarah ke manifestasi klinis dari ALS
Pemeriksaan Neurologis:UMN LMN
Kekuatan Parese - Paralisis
Tonus Meningkat - Spastik Menurun - Flaccid
Refleks Patologi (+) (-)
Refleks Fisiologi Meningkat Menurun atau (-)
Atropi Disuse atropi (+)
Fasikulasi (-) (+)
Pemeriksaan penunjang- EMG (elektromiografi)- KHS (kecepatan hantar saraf)- MRI- Tes urin & darah- LP- biopsi otot
Diagnosis Banding
Neuropati motorik multifokal Mieloradikulopati servikal dan radikulopati
lumbosakral
Penatalaksanaan
Medikasi Riluzol oral 50 mg, diminum 1-2 jam stl makan. Dapat juga ditambahkan obat untuk mengatasi kram otot, konstipasi, kelelahan, nyeri, dan depresi
Terapi fisik dan okupasional Terapi bicara
Peradangan granulomatosa yg bersifat kronis destruktif oleh Mycobacterium tuberculosis
Paling sering ditemukan pada vertebra T8 - L3
Paling jarang pada vertebra C1 – 2. Spondilitis tuberkulosis biasanya
mengenai korpus vertebra, tetapi jarang menyerang arkus vertebrae.
Batasan
50% dari seluruh tuberkulosis tulang dan sendi, terutama ditemukan pada kelompok umur 2-10 tahun dengan perbandingan yang hampir sama antara pria dengan wanita.
Di Ujung Pandang spondilitis tuberkulosa ditemukan sebanyak 70% dari seluruh tuberkulosis tulang dan sendi.
Umumnya penyakit ini menyerang orang-orang yang berada dalam keadaan sosial ekonomi rendah.
Epidemiologi
Spondilitis tuberkulosa merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di tempat lain di tubuh.95 % disebabkan oleh mikobakterium
tuberkulosis tipik ( 2/3 dari tipe human dan 1/3 dari tipe bovin )
Sisanya oleh mikobakterium tuberkulosa atipik
Merupakan bakteri berbentuk batang yg bersifat tahan terhadap asam
Etiologi
Badan lemah, lesu, nafsu makan berkurang, dan berat badan menurun
Suhu subfebril terutama pada malam hari dan sakit (kaku) pada punggung
Nyeri spinal menetapDeformitas pada punggung (gibbus)Pembengkakan setempat (abses) Kelainan neurologis Paraplegia, paraparesis, atau nyeri radix saraf akibat
penekanan medula spinalis Gambaran paraplegia inferior kedua tungkai yang bersifat
UMN
Manifestasi klinik
Stadium 1 (implantasi)Saat duplikasi bakteri dalam tulangImunitas rendah6-8 minggu
Stadium 2 (destruksi awal)Terjadi destruksi ringan pada vertebra3-6 minggu
Stadium 3 (destruksi lanjut)Terjadinya destruksi massifProses kaseosa yang berlanjutTerbentuknya gibbus2-3 bulan setelah stadium 2
Stadium penyakit
Stadium 4 (gangguan neurologis) Disebabkan oleh penekanan pada canalis spinalis Dibagi menjadi 4 derajat
○ Derajat I : Kelemahan pada anggota gerak bawah setelah beraktivitas atau berjalan jauh
○ Derajat II :Kelemahan pada anggota gerak bawah tetapi penderita masih dapat melakukan pekerjaannya
○ Derajat III : Kelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi gerak atau aktivitas penderita disertai dengan hipoestesia atau anestesia.
○ Derajat IV : Gangguan saraf sensoris dan motoris disertai dengan gangguan defekasi dan miksi
Stadium 5 (deformitas residua) Terjadi 3-5 tahun setelah stadium 1 Kelainan yang terjadi sudah ireversibel
Anamnesis Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan keterangan dari
pasien, meliputi keluhan utama, keluhan sistem badan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga atau lingkungan.
Pemeriksaan fisik Inspeksi
○ Pada klien dengan spondilitis tuberkulosa kelihatan lemah, pucat, dan pada tulang belakang terlihat bentuk kiposis.
Palpasi○ Sesuai dengan yang terlihat pada inspeksi, keadaan
tulang belakang terdapat adanya gibbus pada area tulang yang mengalami infeksi.
Perkusi○ Pada tulang belakang yang mengalami infeksi terdapat
nyeri ketok. Auskultasi
○ Pada pemeriksaan auskultasi, keadaan paru mungkin tidak ditemukan kelainan.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium
○ Pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukositosis dan LED meningkat.
○ Uji mantoux positif tuberkulosis.○ Uji kultur biakan bakteri dan BTA ditemukan
Mycobacterium.○ Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe
regional.Pemeriksaan hispatologis ditemukan tuberkel
○ Pemeriksaan serologi dengan deteksi antibodi spesifik dalam sirkulasi
○ Pemeriksaan ELISA (Enzyme-Linked Immunoadsorbent Assay)
○ Identifikasi PCR (Polymerase Chain Reaction)
Diagnosis
Pemeriksaan radiologis○ Foto toraks x-ray untuk melihat adanya tuberculosis pada
paru. Abses dingin tampak sebagai suatu bayangan yang berbentuk spindle.
○ Foto polos vertebra ditemukan osteoporosis, osteolitik, destruksi korpus vertebra, penyempitan diskus intervertebralis, dan mungkin ditemukan adanya massa abses paravertebral.
○ CT scan memberi gambaran tulang secara lebih detail dari lesiirreguler, skelerosis, kolaps diskus, dan gangguan sirkumferensi tulang.
○ MRI mengevaluasi infeksi diskus intervertebralis dan osteomielitis tulang belakang serta menunjukkan adanya penekanan saraf
Diagnosis
Fraktur kompresi vertebra Metastasis dari karsinoma di tempat
lain Poliomielitis dengan paralisis
tungkai Kifosis senilis Infeksi kronik non TB
Diagnosis banding
Prinsip pengobatan pott’s disease adalah secepat mungkin ditanggulangi sebelum menjadi semakin parah
Pengobatan konservatifBed restMemperbaiki KUPemasangan brace pada pasienPemberian OAT
Pengobatan operatifOperasi laminektomi
○ + dekompresi dan stabilisasi
Penatalaksanaan
Prognosis bergantung dari :Kecepatan diagnosis penyakitKecepatan pemberian terapiAda/tidaknya gangguan neurologis
Prognosis
Batasan
Adalah suatu penyakit dimana terjadi pembentukan kista di sekitar kanalis sentralis mielum. Di sekitar kiste ini terjadi proliferasi jaringan glia.
etiologi Kondisi dan penyakit berikut dapat menyebabkan syringomyelia:
Malformasi Chiari : suatu kondisi di mana jaringan otak menjorok ke kanal tulang belakangMeningitis : peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang
Tumor sumsum tulang belakang : tumor dapat mengganggu sirkulasi normal cairan serebrospinal
Tethered spinal cord syndrome : gangguan yang terjadi akibat jaringan yang melekat pada tulang belakang membatasi gerakan Cedera tulang belakang : gejala dapat terjadi beberapa bulan atau tahun setelah cedera terjadi
Jaringan parut pada tulang belakang : dapat muncul setelah operasi
patofisiologikanalis sentralis tidak menutup sehingga terdapat kiste yg tertinggal dan di sekitarnya tumbuh jaringan glia. cairan serebrospinal yang mengelilingi dan melindungi otak beserta sumsum tulang belakang berkumpuil di dalam sumsum tulang belakang dan membentuk kista berisi cairan (syrinx).
Manifestasi klinis
Gangguan sensasi suhu dan nyeri, sedangkan rasa raba tetap normal disosiasi sensibilitas.
Ggn kornu anterior tjd kelemahan dan atrofi terutama pada tangan.
Ggn traktus piramidalis Sindrom horner tjd bila terletak pd segmen cervical
bawah pada sisi yg terkena. Artropati sendi-sendi mengalami ggn vegetatif dan
membesar tanpa nyeri (sendi charcot)
Tanda dan gejala Tanda-tanda awal dan gejala syringomyelia dapat
menyerang leher, bahu, lengan dan tangan, antara lain:1. Kelemahan otot2. Hilangnya refleks3. Hilangnya kepekaan terhadap nyeri dan suhu
Tanda-tanda dan gejala syringomyelia lainnya adalah:1. Kekakuan pada, bahu punggung, lengan dan kaki2. Nyeri di leher, lengan, dan punggung3. Fungsi usus dan kandung kemih terganggu4. Kelemahan otot dan kejang pada kaki5. Wajah nyeri atau mati rasa6. Tulang belankang melengkung (skoliosis)
Cara pemeriksaan
Pemeriksaan likuorsering tdk tampak kelainan, kadang tampak blok walaupun tdk komplit
Pemeriksaan radiologik X-foto cervical: tampak pelebaran kanalis spinalis Mielografi: tampak pelebaran dr mielum CT-scan: tampak pelebaran mielum dan kanalis
sentralis MRI: adanya syrinx di dlm mielum dan perluasan
dari abnormalitas tersebut pd irisan sagital
Etiologi
Trauma medulla spinalis yang berakibat kompresi spinal cord
Inflamasi myelitis Tumor yang mendesak medulla spinalis Penyakit vascular mielopati vascular Penyakit degenerative yang menyebabkan kompresi
pada saraf-saraf medulla spinalis
Patofisiologi
Mielopati paling sering disebabkan oleh stenosis dari tulang belakang dimana terjadi penyempitan progresif dari kanal vertebrae tempat beradanya medulla spinalis sehingga medulla spinalis dapat terjepit di dalam kanal yang mengecil. Sebagai efeknya spinal cord dan nerve root akan mengalami kompresi dan terganggu fungsi normalnya.
Gejala Klinis
Mielopati sulit untuk dideteksi karena perkembangannya yang lambat dan bertahap
Gejala dari kompresi yang terjadi *:› gejala sensorik (nyeri atau parestesi)› gejala motorik (kelumpuhan)› gejala otonom (gangguan respirasi, sirkulasi, miksi, dan
defekasi)
*(tergantung segmen yang mengalami kompresi)
Gejala yg biasanya di rasakan pasien :riwayat sakit leher atau punggung yang panjangperubahan dalam koordinasi gerakkelemahan ototkesulitan melakukan aktivitas dan tugas yang sebelumnya
mudah
Diagnosis
Dilakukan berdasar gejala-gejala di atas serta pemeriksaan penunjang seperti radiologis (MRI) untuk melihat jika terdapat kompresi baik itu oleh vertebrae maupun massa misalnya tumor.
Tatalaksana
Pada penderita mielopati dengan bukti kompresi pada spinal cord dan nerve rootdilakukan operasi dengan hati-hati untuk membebaskan dari kompresi.
Analgesic untuk nyeri yang dialami
Trauma mielum dapat mengenai beberapa cara.Dari dorsal mendorong vertebrae ke ventral.
Trauma ini akan menyebabkan kelainan lokal pada vertebrae (fraktur kolumna vertebrae).
Dari kranial ke kaudal (kraniokaudal/longitudinal). Misalnya pada jatuh duduk, akan menyebabkan fraktur kompresi di daerah torako-lumbal.
Dari fleksi dan ekstensi yang hebat (terutama di daerah servikal) akan menyebabkan kerusakan lamina dan jaringan ikat / ligament di sekitar vertebrae.
Perbandingan Klinik Lesi Inkomplet dan Lesi Komplet
Karakteristik Lesi Komplet Lesi Inkomplet
Motorik Menghilang di bawah lesi
Sering (+)
Protopatik (nyeri, suhu) Menghilang di bawah lesi
Sering (+)
Propioseptif (joint position, vibrasi)
Menghilang di bawah lesi
Sering (+)
Sacral Sparing (-) (+)
Rontgen Vertebra Sering dgn fraktur, luksasi & listhesis
Sering normal
MRI Hemoragi (54%), kompresi (25%), kontusi (11%)
Edema (62%), kontusi (26%), normal (15%)
Batasan
Adalah lesi sumsum tulang belakang lengkap ditandai dengan gambaran klinis yang mencerminkan hemisection dari sumsum tulang belakang.
Manifestasi klinis
1. Kelumpuhan LMN ipsilateral setinggi lesi2. Defisit sensorik ipsilateral setinggi lesi3. Kelumpuhan UMN ipsilateral di bawah tingkat lesi4. Defisit proprioseptif (getaran, posisi, gerakan)
ipsilateral di bawah lesi5. Deficit protopatik (nyeri, suhu, perabaan)
kontralateral di bawah lesi
Cara pemeriksaan
Radiografi polos Spinal mungkin menggambarkan cedera tulang tembus atau trauma tumpul.
MRI mendefinisikan tingkat cedera tulang belakang dan membantu ketika membedakan antara etiologi nontraumatic.
Mielografi mungkin berguna jika MRI tidak dapat dilakukan atau tidak tersedia.
Penatalaksanaan
Immobilisasi leher Memakai Philadelphia collar atau papan kayu penyangga punggung
Berikan terapi antiinflamasi: methylprednisolon 30 mg /kg IV bolus dalam 15 mnt , stop 45 mnt, berikan lagi methylprednisolon 5,4 mg/kg/hr IV infus dalam 23 jam setelahnya.
Definisi
Kompleks gejala yang meliputi low back pain, siatika unilateral atau yang lebih khas bilateral, gangguan sensoris “saddle anesthesia”, dan kehilangan sensasi motorik dan sensori ekstremitas bawah yang bervariasi, bersama-sama dengan gangguan kandung kemih, usus, dan disfungssi ereksi. Disebabkan oleh hilangnya fungsi 2 atau lebih nerve root yang membentuk cauda equina.
ETIOLOGI
Terjadi karena penyempitan apapun pada canalis spinalis yang menekan nerve root di bawah level medula spinalis, disebabkan oleh:
Trauma Herniasi diskus Stenosis spinalis Neoplasma Peradangan Infeksi Iatrogenik
Gejala klinik
Low back pain Siatika unilateral atau bilateral Hipoestesi atau anestesi saddle atau perineal Gangguan BAB dan BAK Kelemahan motorik ekstremitas bawah dan defisit
sensorik Berkurang atau hilangnya refleks ekstremitas bawah
Low back pain dapat dibagi menjadi nyeri lokal dan radikular. Nyeri lokal secara umum merupakan nyeri dalam akibat iritasi
jaringan lunak dan corpus vertebra. Nyeri radikular secara umum adalah nyeri yang tajam dan
seperti ditusuk-tusuk akibat kompresi radiks dorsalis. Nyeri radikular berproyeksi dengan distribusi sesuai dermatom.
Manifestasi BAK pada sindrom cauda equina meliputi: Retensi Sulitnya memulai miksi Berkurangnya sensasi urethra Secara khas, manifestasi buang air kecil dimulai dengan
retensi urin dan kemudian diikuti oleh inkontinensia urin overflow.
Pemeriksaan fisik & neurologi
Pemeriksaan fisik dari cauda equina sindrom meliputi : Inspeksi : mencari beberapa manifestasi eksternal dari
nyeri, seperti sikap tubuh yang abnormal, pemeriksaan sikap tubuh dan gaya berjalan untuk mengetahui kemungkinan dari defek dan adanya kelainan pada tulang belakang
Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan Kekuatan tonus dan otot ekstremitas bawah Sensoris ekstremitas bawah Colok dubur
Nyeri dan defisit dengan keterlibatan akar saraf ditunjukkan dalam tabel berikut:
Akar saraf Nyeri Defisit sensorik Defisit motorik Defisit refleks
L2 Paha bagian anterior medial
Paha bagian atas Kelemahan slight quadricep; fleksi panggul; aduksi paha
Suprapatella yang sedikit menurun
L3 Paha anterior lateral Paha bagian bawah Kelemahan quadricep; ekstensi lutut; aduksi paha
Patella atau suprapatella
L4 Paha posterolateral; tibia anterior
Kaki bagian bawah sebelah medial
Ekstensi lutut dan pedis Patella
L5 Dorsum pedis Dorsum pedis Dorsofleksi pedis dan ibu jari kaki
Harmstring
S1-2 Pedis bagian lateral Pedis bagian lateral Plantar fleksi pedis dan ibu jari kaki
Achilles
S3-5 Perineum Saddle Sfingter Bulbocavernosus; anus
Pemeriksaan Penunjang
Radiografi Myelografi lumbal CT scan MRI Radionuclide scanning Positron Emission Tomography scan
BATASAN
Adalah suatu keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan kearah kanalis spinalis melalui anulus fibrosus yang robek pada daerah lumbosakral
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP:Aliran darah ke diskus yang berkurangBeban yang beratLigamentum longitudinalis posterior
menyempit
PATOFISIOLOGI Herniasi diskus lumbal dapat disebabkan
oleh trauma (usia muda) atau perubahan degeneratif (orang tua) pada diskus.
Sebagai akibat peregangan pada ligamentum longitudinalis posterior, timbul rasa nyeri pinggang bawah.
Sedangkan penekanannya pada akar saraf menimbulkan rasa nyeri radikuler, gangguan sensorik atau motorik, yang sesuai dengan distribusi segmen saraf yang terkena.
MANIFESTASI KLINIS Nyeri spontan khas: nyeri bertambah
hebat dari posisi berbaring ke duduk, bila berbaring nyeri akan berkurang atau hilang.
Nyeri mulai dari pantat, menjalar ke bagian belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah.
Nyeri semakin hebat bila mengejan, batuk, mengangkat barang berat.
Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah di sebelah L5-S1 (garis antara dua krista iliaka).
Nyeri radikuler, gangguan motorik atau sensorik, yang sesuai dengan distribusi segmen saraf yang terkena.
Paraparese dan gangguan miksi/defekasi sebagai akibat kompresi kauda ekuina dapat dijumpai, seperti pada “midline disc protrusion”.
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan neurologi
Lasegue test pd penderita HNP <30 derajat sudah mengeluh nyeri
Pemeriksaan sensorik ggn. Sensibilitas pd bag lateral jari V (S1) / bag medial ibu jari kaki (L5)
Pemeriksaan motorik pd penderita HNP tidak dapat melakukan dorsofleksi (L5) atau plantar fleksi (S1)
Kadang terdapat ggn.otonom retensio urin (indikasi op)
Kadang terdapat anestesi di perineum (indikasi op)
Pemeriksaan penunjang
Foto lumbalFoto lumbalPada pemeriksaan ini kita melihat apakah Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah ada penyempitan jarak tulang yang satu ada penyempitan jarak tulang yang satu dengan yang diatas atau dibawahnya, dengan yang diatas atau dibawahnya, adakah instabilitas atau spondilolistesis.adakah instabilitas atau spondilolistesis.
CT. MyelografiCT. MyelografiPada pemeriksaan ini kita melihat apakah Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah adanya filling defect.adanya filling defect.
Magnetic Resonance ImagingMagnetic Resonance ImagingPada pemeriksaan ini kita dapat melihat Pada pemeriksaan ini kita dapat melihat apakah ada protusio ataupun squester dari apakah ada protusio ataupun squester dari bantalan tulang yang menekan pada sistembantalan tulang yang menekan pada sistem
PENATALAKSANAAN KONSERVATIF
1.Penderita dengan gejala klinis ringan :○ Mencegah gerakan-gerakan yang
menimbulkan keluhan dan tirah-baring pada saat timbul keluhan.
○ Analgesik, bila perlu.○ Fisioterapi, seperti terapi panas, latihan,
korset lumbal.2.Penderita dengan gejala nyeri pinggang
hebat :○ Tirah-baring (alas keras, pada posisi yang
dirasakan enak).○ Analgesik, antispasmodik (diazepam),
anti-inflamasi (aspirin, NSAID).○ Fisioterapi, seperti traksi pinggul
II. PEMBEDAHAN :
Pembedahan dilakukan pada keadaan-keadaan sebagai berikut :- Dengan cara-cara konservatif ( 3-4 mgg) tidak berhasil.
- “Midline disk protrusion” yang menimbulkan gejala kompresi cauda equina.
- Kompresi akar saraf yang menimbulkan kelumpuhan otot, seperti foot drop.
Spinal Cord Transection Syndrom
Suatu pola defisit neurologis yang muncul dari kerusakan seluruh cross- section medspin pada level tertentu
Etiologi : trauma, iskemia, inflamasi atau infeksi (tranverse myelitis), kompresi (hematom, tumor)
Gejala dan tandaDi bawah lesi (motorik, sensorik, otonom)Di level lesi (flasid, atrofi, loss of refleks)
KOMPRESI MEDULA SPINALIS Acute compression terjadi dalam
beberapa menit sampai beberapa jam. Penyebab : trauma (fraktur vertebra dengan displacement fragmen fraktur, trauma pada tulang atau ligamen yang menyebabkan hematom), herniasi diskus, metastase tumor.
Sub acute compression terjadi dalam beberapa hari-beberapa minggu. Penyebab : metastase tumor, abses atau hematom subdural/epidural.
Chronic compression terjadi dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. penyebab spondilosis, stenosis spinal, malformasi arterivena, tumor extramedular. Dapat diperburuk dengan herniasi diskus dan hipertrofi ligamentum flavum.
Gejala Klinis akut : defisit segmental, paraparese,
tetraparese, gangguan BAB/BAK, defisit sensoris, hiperreflexia,
Sub akut atau kronik : nyeri punggung, (nyeri radikular), hiperreflexia, gangguan sensoris.
PemeriksaanFoto x-rayCT myelografiMRI
TerapiMenghilangkan kompresiDexamethason jika kompresi disebabkan
oleh tumor.Pembedahan, jika :
○ Defisit neurologis bertambah parah○ Diperlukan biopsi○ Tulang belakang tidak stabil○ Disebabkan oleh tumor yang kambuh setelah
radioterapi○ Abses atau hematom subdural/epidural.
Kumpulan gejala yang terjadi karena lesi pada konus medullaris;- disfungsi buli-buli- disfungsi defekasi dan kelemahan sfingter- gangguan fungsi seksual- defisit sensorik pada daerah distribusi kutaneus segmen sakral dan koksigeal dan saddle anesthesia