Download - gambaran umum Sulsel

Transcript
Page 1: gambaran umum Sulsel

Latar Belakang

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak

sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah baik Pemerintah

Daerah maupun Pemerintah Pusat Ketersediaan air minum merupakan salah satu

penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat Diharapkan dengan ketersediaan

air minum yang mencukupi dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat sehingga dapat

terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu

penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam

pengembangan ekonomi wilayah

Kondisi geografis topografis dan geologis dan aspek sumber daya

manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia menyebabkan ketersediaan

air baku dan kondisi pelayanan air minum yang berbeda pada masing-masing

wilayah Untuk itu dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna menjamin

ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di

daerah tersebut Rencana Induk dan Rencana Teknis Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum merupakan dasar pengembangan air minum suatu

wilayah Diharapkan dengan adanya Rencana Induk Air Minum dapat menjadi

dasar tersusunnya suatu program pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

wilayah yang menyeluruh (comprehensive) berkelanjutan (sustainable) dan

terarah (focus) Selain itu dengan adanya Rencana Teknis pengembangan SPAM

yang memenuhi syarat peraturan yang berlaku (Permen PU No 182007) maka

pengembangan SPAM di suatu lokasikawasan akan mendukung keberfungsian

dan keberlanjutan yang sistematis

Kewajiban menyusun Rencana Induk dan Rencana Teknis Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16

Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan

tanggung jawab Pemerintah Daerah (pemerintah kabupatenkota) Namun

terbatasnya sumber daya manusia di daerah menyebabkan Pemerintah Daerah

masih membutuhkan bantuan teknis dari Pemerintah dalam hal penyusunannya

Memperhatikan hal-hal di atas pada Tahun Anggaran 2012 Satuan Kerja

Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Sulawesi Selatan

melalui pendanaan rupiah murni melaksanakan kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan Secara umum konsultan advisori ini akan melakukan

pendampingan penyusunan Rencana Induk SPAM kabupatenkota dan melakukan

review terhadap kesiapan dokumen perencanaan teknis pengembangan SPAM

yang diusulkan untuk dilaksanakan dan dibiayai melalui APBN pada TA 2014

Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0deg12 - 8deg Lintang Selatan dan

116deg48 - 122deg36 Bujur Timur Luas wilayahnya 6248254 kmsup2 Provinsi ini

berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara Teluk Bone dan

Sulawesi Tenggara di timur Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan

Jumlah Penduduk menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2006 ndash 2010

KabupatenKota Jumlah Penduduk - Number of PopulationRegencyCity 2006 2007 2008 2009 2010

Kep Selayar 115908 117860 119811 121749 122055 Bulukumba 381874 386239 390543 394746 394560 Bantaeng 170049 171468 172849 174176 176699 Jeneponto 328343 330379 332334 334175 342700 Takalar 249348 252270 255154 257974 269603 Gowa 583021 594423 605876 617317 652941 Sinjai 221064 223522 225943 228304 228879 Maros 296071 299662 303211 306687 319002 Pangkep 287838 291506 295137 298701 305737 Barru 159090 160428 161732 162985 165983 Bone 693089 699474 705717 711748 717682 Soppeng 226804 228181 229502 230744 223826 Wajo 373067 375833 378512 381066 385109 Sidrap 246816 248769 250666 252483 271911 Pinrang 338669 342852 346988 351042 351118 Enrekang 182967 185527 188070 190576 190248 Luwu 316141 320205 324229 328180 332482 Tana Toraja 444339 452663 461012 240249 221081 Luwu Utara 297392 305468 313674 321979 287472 Luwu Timur 218063 224383 230821 237354 243069 Toraja Utara - - - 229090 216762 Makassar 1216746 1235239 1253656 1271870 1338663 Pare Pare 115008 116309 117591 118842 129262 Palopo 133293 137595 141996 146482 147932

Sulawesi Selatan 7595000 7700255 7805024 7908519 8034776

Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)

Dengan penduduk yang mencapai 8034776 jiwa pada tahun 2010 tentunya akan

menjadi tantangan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan air minum

Jumlah Penduduk Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2010

KabupatenKota

PendudukRumah Tangga

Kepulauan Selayar 122055 30743Bulukumba 394560 95654Bantaeng 176699 43438Jeneponto 342700 77674Takalar 269603 62381Gowa 652941 150438Sinjai 228879 51230Maros 319002 71109Pangkep 305737 68493Barru 165983 39492Bone 717682 162418Soppeng 223826 56305Wajo 385109 92674

KabupatenKota

PendudukRumah Tangga

Sidrap 271911 64235Pinrang 351118 81918Enrekang 190248 42593Luwu 332482 72302Tana Toraja 221081 50353Luwu Utara 287472 67328Luwu Timur 243069 56178Toraja Utara 216762 46999Makassar 1338663 303006Pare Pare 129262 28889Palopo 147932 32218

2010 8034776 18480682009 7908519 1865662

Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)

Tingkat pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Sulawesi Selatan

baru mencapai 5837 dari seluruh penduduk perkotaan (2349775) yang ada di

23 kabupatenkota Sementara itu cakupan pelayanan air minum pada Ibu Kota

Kecamatan (IKK) dengan jumlah penduduk 866676 jiwa di Sulsel baru terlayani

sekitar 212441 jiwa (2461) Dari 222 IKK yang ada baru 87 IKK yang

memiliki sistem pelayanan air minum perdesaan sedangkan sisanya yaitu 135 IKK

masih menggunakan sistem non perpipaan Sedangkan tingkat pelayanan air

minum pada daerah perdesaan di Sulawesi Selatan baru mencapai 1196 dari

seluruh penduduk perdesaan 4338054 jiwa Sisanya dipenuhi melalui sistem non

perpipaan baik yang terlindungi maupun tidak terlindungi Dari seluruh desa yang

ada terdapat desa rawan air minum sebesar 1696 desa yang tersebar pada 23

kabupatenkota

Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum di Sulawesi Selatan 2010

KabupatenKota

Air Dalam KemasanIsi Ulang

Leding MembeliEcera

n

Pompa Air

Sumur Terlindung

Sumur Tak Terlindung

Mata Air Terlindung

Mata Air Tak Terlindung

Kep Selayar 2457 3321 80 11360 638 12384 - Bulukumba 9079 7374 10215 42061 12163 12400 2042Bantaeng 2167 13942 442 3884 905 21993 170Jeneponto 4363 13466 19594 31601 3764 4884 - Takalar 4839 11623 23652 14536 7850 115 - Gowa 27859 6954 26645 36758 11474 29382 12345Sinjai 3040 6015 1422 16975 5471 13273 3445Maros 15749 7930 2965 15626 7039 6122 5731Pangkep 11465 12011 1774 19209 11723 5172 416Barru 4453 6470 4058 16293 1091 6049 842Bone 10581 10636 27695 55326 21619 30595 2423Soppeng 1923 8002 25383 11644 58 7528 978Wajo 10148 14849 22833 31527 6483 - - Sidrap 4060 6585 40518 8708 336 3586 188Pinrang 12457 4974 36089 17483 5801 - 1236Enrekang 870 4566 3770 4139 1734 17169 7755Luwu 8121 5000 6662 33785 6723 6614 3237Tana Toraja 113 6511 2808 5134 10192 10805 13190Luwu Utara 6111 1652 13837 26369 14462 132 - Luwu Timur 10384 3777 5114 19473 9769 4258 1079Toraja Utara 540 7728 2700 5163 9824 8367 12265Makassar 153612 139381 6836 4931 977 - 488Pare Pare 10563 11142 3356 2902 211 158 - Palopo 8305 15123 577 1535 3167 3140 596

2010 323259 329032 289025 436422 153474 204126 684262009 158991 399228 318625 452209 193040 180886 114 798

2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131

Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan

pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan

terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas

Kuantitas dan Kontinuitas (K3)

Tujuan

Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses

penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta

melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota

sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang

berlaku

Sasaran

Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang

menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan

terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang

diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014

Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM

Acuan Normatif Utama

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana

Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif

utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni

Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah

Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

Acuan Normatif Pendukung

Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM

sebagai berikut

SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air

SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air

SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan

Saluran Terbuka

SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas

Air

SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu

SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air

RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan

dalam

Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam

penyusunan RI-SPAM

Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh

kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan

SPAM melalui APBN TA 2014

Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap

usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014

Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut

Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai

dokumen RI-SPAM

Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-

SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai

dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007

Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh

RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak

lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-

SPAM

Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen

Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar

substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses

konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Review Dokumen Rencana Teknis

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

1 Rancangan detail kegiatan

2 Perhitungan dan gambar teknis

3 Spesifikasi teknis

4 Rencana anggaran biaya

5 Analisis harga satuan

6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 2: gambaran umum Sulsel

Memperhatikan hal-hal di atas pada Tahun Anggaran 2012 Satuan Kerja

Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Sulawesi Selatan

melalui pendanaan rupiah murni melaksanakan kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan Secara umum konsultan advisori ini akan melakukan

pendampingan penyusunan Rencana Induk SPAM kabupatenkota dan melakukan

review terhadap kesiapan dokumen perencanaan teknis pengembangan SPAM

yang diusulkan untuk dilaksanakan dan dibiayai melalui APBN pada TA 2014

Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0deg12 - 8deg Lintang Selatan dan

116deg48 - 122deg36 Bujur Timur Luas wilayahnya 6248254 kmsup2 Provinsi ini

berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara Teluk Bone dan

Sulawesi Tenggara di timur Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan

Jumlah Penduduk menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2006 ndash 2010

KabupatenKota Jumlah Penduduk - Number of PopulationRegencyCity 2006 2007 2008 2009 2010

Kep Selayar 115908 117860 119811 121749 122055 Bulukumba 381874 386239 390543 394746 394560 Bantaeng 170049 171468 172849 174176 176699 Jeneponto 328343 330379 332334 334175 342700 Takalar 249348 252270 255154 257974 269603 Gowa 583021 594423 605876 617317 652941 Sinjai 221064 223522 225943 228304 228879 Maros 296071 299662 303211 306687 319002 Pangkep 287838 291506 295137 298701 305737 Barru 159090 160428 161732 162985 165983 Bone 693089 699474 705717 711748 717682 Soppeng 226804 228181 229502 230744 223826 Wajo 373067 375833 378512 381066 385109 Sidrap 246816 248769 250666 252483 271911 Pinrang 338669 342852 346988 351042 351118 Enrekang 182967 185527 188070 190576 190248 Luwu 316141 320205 324229 328180 332482 Tana Toraja 444339 452663 461012 240249 221081 Luwu Utara 297392 305468 313674 321979 287472 Luwu Timur 218063 224383 230821 237354 243069 Toraja Utara - - - 229090 216762 Makassar 1216746 1235239 1253656 1271870 1338663 Pare Pare 115008 116309 117591 118842 129262 Palopo 133293 137595 141996 146482 147932

Sulawesi Selatan 7595000 7700255 7805024 7908519 8034776

Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)

Dengan penduduk yang mencapai 8034776 jiwa pada tahun 2010 tentunya akan

menjadi tantangan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan air minum

Jumlah Penduduk Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2010

KabupatenKota

PendudukRumah Tangga

Kepulauan Selayar 122055 30743Bulukumba 394560 95654Bantaeng 176699 43438Jeneponto 342700 77674Takalar 269603 62381Gowa 652941 150438Sinjai 228879 51230Maros 319002 71109Pangkep 305737 68493Barru 165983 39492Bone 717682 162418Soppeng 223826 56305Wajo 385109 92674

KabupatenKota

PendudukRumah Tangga

Sidrap 271911 64235Pinrang 351118 81918Enrekang 190248 42593Luwu 332482 72302Tana Toraja 221081 50353Luwu Utara 287472 67328Luwu Timur 243069 56178Toraja Utara 216762 46999Makassar 1338663 303006Pare Pare 129262 28889Palopo 147932 32218

2010 8034776 18480682009 7908519 1865662

Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)

Tingkat pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Sulawesi Selatan

baru mencapai 5837 dari seluruh penduduk perkotaan (2349775) yang ada di

23 kabupatenkota Sementara itu cakupan pelayanan air minum pada Ibu Kota

Kecamatan (IKK) dengan jumlah penduduk 866676 jiwa di Sulsel baru terlayani

sekitar 212441 jiwa (2461) Dari 222 IKK yang ada baru 87 IKK yang

memiliki sistem pelayanan air minum perdesaan sedangkan sisanya yaitu 135 IKK

masih menggunakan sistem non perpipaan Sedangkan tingkat pelayanan air

minum pada daerah perdesaan di Sulawesi Selatan baru mencapai 1196 dari

seluruh penduduk perdesaan 4338054 jiwa Sisanya dipenuhi melalui sistem non

perpipaan baik yang terlindungi maupun tidak terlindungi Dari seluruh desa yang

ada terdapat desa rawan air minum sebesar 1696 desa yang tersebar pada 23

kabupatenkota

Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum di Sulawesi Selatan 2010

KabupatenKota

Air Dalam KemasanIsi Ulang

Leding MembeliEcera

n

Pompa Air

Sumur Terlindung

Sumur Tak Terlindung

Mata Air Terlindung

Mata Air Tak Terlindung

Kep Selayar 2457 3321 80 11360 638 12384 - Bulukumba 9079 7374 10215 42061 12163 12400 2042Bantaeng 2167 13942 442 3884 905 21993 170Jeneponto 4363 13466 19594 31601 3764 4884 - Takalar 4839 11623 23652 14536 7850 115 - Gowa 27859 6954 26645 36758 11474 29382 12345Sinjai 3040 6015 1422 16975 5471 13273 3445Maros 15749 7930 2965 15626 7039 6122 5731Pangkep 11465 12011 1774 19209 11723 5172 416Barru 4453 6470 4058 16293 1091 6049 842Bone 10581 10636 27695 55326 21619 30595 2423Soppeng 1923 8002 25383 11644 58 7528 978Wajo 10148 14849 22833 31527 6483 - - Sidrap 4060 6585 40518 8708 336 3586 188Pinrang 12457 4974 36089 17483 5801 - 1236Enrekang 870 4566 3770 4139 1734 17169 7755Luwu 8121 5000 6662 33785 6723 6614 3237Tana Toraja 113 6511 2808 5134 10192 10805 13190Luwu Utara 6111 1652 13837 26369 14462 132 - Luwu Timur 10384 3777 5114 19473 9769 4258 1079Toraja Utara 540 7728 2700 5163 9824 8367 12265Makassar 153612 139381 6836 4931 977 - 488Pare Pare 10563 11142 3356 2902 211 158 - Palopo 8305 15123 577 1535 3167 3140 596

2010 323259 329032 289025 436422 153474 204126 684262009 158991 399228 318625 452209 193040 180886 114 798

2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131

Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan

pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan

terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas

Kuantitas dan Kontinuitas (K3)

Tujuan

Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses

penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta

melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota

sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang

berlaku

Sasaran

Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang

menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan

terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang

diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014

Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM

Acuan Normatif Utama

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana

Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif

utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni

Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah

Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

Acuan Normatif Pendukung

Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM

sebagai berikut

SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air

SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air

SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan

Saluran Terbuka

SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas

Air

SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu

SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air

RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan

dalam

Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam

penyusunan RI-SPAM

Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh

kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan

SPAM melalui APBN TA 2014

Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap

usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014

Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut

Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai

dokumen RI-SPAM

Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-

SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai

dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007

Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh

RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak

lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-

SPAM

Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen

Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar

substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses

konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Review Dokumen Rencana Teknis

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

1 Rancangan detail kegiatan

2 Perhitungan dan gambar teknis

3 Spesifikasi teknis

4 Rencana anggaran biaya

5 Analisis harga satuan

6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 3: gambaran umum Sulsel

Dengan penduduk yang mencapai 8034776 jiwa pada tahun 2010 tentunya akan

menjadi tantangan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan air minum

Jumlah Penduduk Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2010

KabupatenKota

PendudukRumah Tangga

Kepulauan Selayar 122055 30743Bulukumba 394560 95654Bantaeng 176699 43438Jeneponto 342700 77674Takalar 269603 62381Gowa 652941 150438Sinjai 228879 51230Maros 319002 71109Pangkep 305737 68493Barru 165983 39492Bone 717682 162418Soppeng 223826 56305Wajo 385109 92674

KabupatenKota

PendudukRumah Tangga

Sidrap 271911 64235Pinrang 351118 81918Enrekang 190248 42593Luwu 332482 72302Tana Toraja 221081 50353Luwu Utara 287472 67328Luwu Timur 243069 56178Toraja Utara 216762 46999Makassar 1338663 303006Pare Pare 129262 28889Palopo 147932 32218

2010 8034776 18480682009 7908519 1865662

Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)

Tingkat pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Sulawesi Selatan

baru mencapai 5837 dari seluruh penduduk perkotaan (2349775) yang ada di

23 kabupatenkota Sementara itu cakupan pelayanan air minum pada Ibu Kota

Kecamatan (IKK) dengan jumlah penduduk 866676 jiwa di Sulsel baru terlayani

sekitar 212441 jiwa (2461) Dari 222 IKK yang ada baru 87 IKK yang

memiliki sistem pelayanan air minum perdesaan sedangkan sisanya yaitu 135 IKK

masih menggunakan sistem non perpipaan Sedangkan tingkat pelayanan air

minum pada daerah perdesaan di Sulawesi Selatan baru mencapai 1196 dari

seluruh penduduk perdesaan 4338054 jiwa Sisanya dipenuhi melalui sistem non

perpipaan baik yang terlindungi maupun tidak terlindungi Dari seluruh desa yang

ada terdapat desa rawan air minum sebesar 1696 desa yang tersebar pada 23

kabupatenkota

Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum di Sulawesi Selatan 2010

KabupatenKota

Air Dalam KemasanIsi Ulang

Leding MembeliEcera

n

Pompa Air

Sumur Terlindung

Sumur Tak Terlindung

Mata Air Terlindung

Mata Air Tak Terlindung

Kep Selayar 2457 3321 80 11360 638 12384 - Bulukumba 9079 7374 10215 42061 12163 12400 2042Bantaeng 2167 13942 442 3884 905 21993 170Jeneponto 4363 13466 19594 31601 3764 4884 - Takalar 4839 11623 23652 14536 7850 115 - Gowa 27859 6954 26645 36758 11474 29382 12345Sinjai 3040 6015 1422 16975 5471 13273 3445Maros 15749 7930 2965 15626 7039 6122 5731Pangkep 11465 12011 1774 19209 11723 5172 416Barru 4453 6470 4058 16293 1091 6049 842Bone 10581 10636 27695 55326 21619 30595 2423Soppeng 1923 8002 25383 11644 58 7528 978Wajo 10148 14849 22833 31527 6483 - - Sidrap 4060 6585 40518 8708 336 3586 188Pinrang 12457 4974 36089 17483 5801 - 1236Enrekang 870 4566 3770 4139 1734 17169 7755Luwu 8121 5000 6662 33785 6723 6614 3237Tana Toraja 113 6511 2808 5134 10192 10805 13190Luwu Utara 6111 1652 13837 26369 14462 132 - Luwu Timur 10384 3777 5114 19473 9769 4258 1079Toraja Utara 540 7728 2700 5163 9824 8367 12265Makassar 153612 139381 6836 4931 977 - 488Pare Pare 10563 11142 3356 2902 211 158 - Palopo 8305 15123 577 1535 3167 3140 596

2010 323259 329032 289025 436422 153474 204126 684262009 158991 399228 318625 452209 193040 180886 114 798

2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131

Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan

pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan

terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas

Kuantitas dan Kontinuitas (K3)

Tujuan

Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses

penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta

melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota

sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang

berlaku

Sasaran

Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang

menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan

terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang

diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014

Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM

Acuan Normatif Utama

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana

Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif

utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni

Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah

Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

Acuan Normatif Pendukung

Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM

sebagai berikut

SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air

SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air

SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan

Saluran Terbuka

SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas

Air

SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu

SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air

RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan

dalam

Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam

penyusunan RI-SPAM

Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh

kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan

SPAM melalui APBN TA 2014

Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap

usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014

Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut

Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai

dokumen RI-SPAM

Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-

SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai

dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007

Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh

RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak

lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-

SPAM

Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen

Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar

substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses

konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Review Dokumen Rencana Teknis

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

1 Rancangan detail kegiatan

2 Perhitungan dan gambar teknis

3 Spesifikasi teknis

4 Rencana anggaran biaya

5 Analisis harga satuan

6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 4: gambaran umum Sulsel

Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum di Sulawesi Selatan 2010

KabupatenKota

Air Dalam KemasanIsi Ulang

Leding MembeliEcera

n

Pompa Air

Sumur Terlindung

Sumur Tak Terlindung

Mata Air Terlindung

Mata Air Tak Terlindung

Kep Selayar 2457 3321 80 11360 638 12384 - Bulukumba 9079 7374 10215 42061 12163 12400 2042Bantaeng 2167 13942 442 3884 905 21993 170Jeneponto 4363 13466 19594 31601 3764 4884 - Takalar 4839 11623 23652 14536 7850 115 - Gowa 27859 6954 26645 36758 11474 29382 12345Sinjai 3040 6015 1422 16975 5471 13273 3445Maros 15749 7930 2965 15626 7039 6122 5731Pangkep 11465 12011 1774 19209 11723 5172 416Barru 4453 6470 4058 16293 1091 6049 842Bone 10581 10636 27695 55326 21619 30595 2423Soppeng 1923 8002 25383 11644 58 7528 978Wajo 10148 14849 22833 31527 6483 - - Sidrap 4060 6585 40518 8708 336 3586 188Pinrang 12457 4974 36089 17483 5801 - 1236Enrekang 870 4566 3770 4139 1734 17169 7755Luwu 8121 5000 6662 33785 6723 6614 3237Tana Toraja 113 6511 2808 5134 10192 10805 13190Luwu Utara 6111 1652 13837 26369 14462 132 - Luwu Timur 10384 3777 5114 19473 9769 4258 1079Toraja Utara 540 7728 2700 5163 9824 8367 12265Makassar 153612 139381 6836 4931 977 - 488Pare Pare 10563 11142 3356 2902 211 158 - Palopo 8305 15123 577 1535 3167 3140 596

2010 323259 329032 289025 436422 153474 204126 684262009 158991 399228 318625 452209 193040 180886 114 798

2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131

Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan

pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan

terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas

Kuantitas dan Kontinuitas (K3)

Tujuan

Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses

penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta

melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota

sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang

berlaku

Sasaran

Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang

menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan

terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang

diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014

Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM

Acuan Normatif Utama

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana

Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif

utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni

Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah

Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

Acuan Normatif Pendukung

Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM

sebagai berikut

SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air

SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air

SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan

Saluran Terbuka

SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas

Air

SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu

SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air

RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan

dalam

Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam

penyusunan RI-SPAM

Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh

kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan

SPAM melalui APBN TA 2014

Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap

usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014

Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut

Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai

dokumen RI-SPAM

Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-

SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai

dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007

Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh

RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak

lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-

SPAM

Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen

Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar

substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses

konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Review Dokumen Rencana Teknis

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

1 Rancangan detail kegiatan

2 Perhitungan dan gambar teknis

3 Spesifikasi teknis

4 Rencana anggaran biaya

5 Analisis harga satuan

6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 5: gambaran umum Sulsel

2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131

Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan

pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan

terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas

Kuantitas dan Kontinuitas (K3)

Tujuan

Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses

penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta

melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota

sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang

berlaku

Sasaran

Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang

menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan

terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang

diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014

Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM

Acuan Normatif Utama

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana

Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif

utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni

Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah

Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

Acuan Normatif Pendukung

Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM

sebagai berikut

SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air

SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air

SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan

Saluran Terbuka

SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas

Air

SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu

SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air

RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan

dalam

Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam

penyusunan RI-SPAM

Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh

kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan

SPAM melalui APBN TA 2014

Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap

usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014

Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut

Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai

dokumen RI-SPAM

Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-

SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai

dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007

Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh

RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak

lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-

SPAM

Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen

Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar

substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses

konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Review Dokumen Rencana Teknis

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

1 Rancangan detail kegiatan

2 Perhitungan dan gambar teknis

3 Spesifikasi teknis

4 Rencana anggaran biaya

5 Analisis harga satuan

6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 6: gambaran umum Sulsel

Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan

pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan

terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas

Kuantitas dan Kontinuitas (K3)

Tujuan

Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses

penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta

melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota

sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang

berlaku

Sasaran

Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang

menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan

terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang

diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014

Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM

Acuan Normatif Utama

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana

Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif

utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni

Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah

Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

Acuan Normatif Pendukung

Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM

sebagai berikut

SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air

SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air

SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan

Saluran Terbuka

SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas

Air

SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu

SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air

RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan

dalam

Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam

penyusunan RI-SPAM

Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh

kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan

SPAM melalui APBN TA 2014

Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap

usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014

Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut

Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai

dokumen RI-SPAM

Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-

SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai

dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007

Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh

RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak

lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-

SPAM

Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen

Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar

substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses

konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Review Dokumen Rencana Teknis

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

1 Rancangan detail kegiatan

2 Perhitungan dan gambar teknis

3 Spesifikasi teknis

4 Rencana anggaran biaya

5 Analisis harga satuan

6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 7: gambaran umum Sulsel

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

Acuan Normatif Pendukung

Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM

sebagai berikut

SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air

SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air

SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan

Saluran Terbuka

SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas

Air

SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu

SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air

RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory

Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan

dalam

Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam

penyusunan RI-SPAM

Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh

kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan

SPAM melalui APBN TA 2014

Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap

usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014

Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut

Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai

dokumen RI-SPAM

Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-

SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai

dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007

Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh

RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak

lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-

SPAM

Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen

Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar

substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses

konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Review Dokumen Rencana Teknis

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

1 Rancangan detail kegiatan

2 Perhitungan dan gambar teknis

3 Spesifikasi teknis

4 Rencana anggaran biaya

5 Analisis harga satuan

6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 8: gambaran umum Sulsel

Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut

Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai

dokumen RI-SPAM

Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-

SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai

dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007

Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh

RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak

lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-

SPAM

Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen

Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar

substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses

konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Review Dokumen Rencana Teknis

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

1 Rancangan detail kegiatan

2 Perhitungan dan gambar teknis

3 Spesifikasi teknis

4 Rencana anggaran biaya

5 Analisis harga satuan

6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 9: gambaran umum Sulsel

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

Kesiapan program dalam RPIJM

Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

Kesiapan lahan

Kesiapan sumber air baku

Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

Kesiapan lembaga pengelola

Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota

meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi

terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang

disusun

Dokumen Rencana Teknis yang telah direview

Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan

pembangunan SPAM TA 2013

Klasifikasi Kabupaten

Klasifikasi Perkotaan

Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang

terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana

wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 10: gambaran umum Sulsel

2007)

Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa

pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi

Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb

Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil

I Jenis Perencanaan

Rencana Induk

Rencana Induk

Rencana Induk

-

II HorisonPerencanaan

20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun

III Sumber Air Baku

Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah

V PeninjauanUlang

Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun

VI Penanggungjawab

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

PenyelenggaraPemerintahDaerah

VII Sumber Pendanaan

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

- Hibah LN- Pinjaman

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 11: gambaran umum Sulsel

NoKriteria Teknis

Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN

- Pinjaman DN

- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

LN- Pinjaman

DN- APBD- PDAM- Swasta

Klasifikasi RI-SPAM

Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi

Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu

wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air

minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang

terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota

Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota

mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah

administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi

Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah

pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten

danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi

Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah

diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 12: gambaran umum Sulsel

Q = P x q

Qmd = Q x fmd

Dengan pengertian sebagai berikut

Qmd = Kebutuhan air (literhari)

q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)

p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105 ndash 115)

b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Qt = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)

c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air

baku lain

Alokasi dan Prosentase Pelayanan

No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran

UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU

2 Sambungan Rumah

Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan

Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa

3 Pemadam Kebutuhan pemadam

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 13: gambaran umum Sulsel

kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik

Domestik

Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan

kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia

kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai

pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan

kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain

perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber

air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari

Piramida Kebutuhan Air Bersih

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air

(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190

2 Kota Besar500000 ndash 1000000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100

6Kota Pusat Pertumbuhan

lt 3000 Standar DPP 30

Sumber SK-SNI Air Minum

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 14: gambaran umum Sulsel

Non Domestik

Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non

domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri

dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan

sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu

diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui

maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana

konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan

air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan

pada Tabel 43

Tingkat Pemakaian Air Non Domestik

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 literhari

2 Rumah Sakit 200 literhari

3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari

4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari

5 Kantor (1 - 2) m3unithari

6 Toko (1 - 2) m3unithari

7 Rumah Makan 1 m3unithari

8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari

9 Pasar (6 - 12) m3unithari

10 Industri (05 - 2) m3unithari

11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari

12 SPBU (5 - 20) m3unithari

13 Pertamanan 25 m3unithari

Sumber SK-SNI Air Minum

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 15: gambaran umum Sulsel

Kapasitas Sistem

Sumber

Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection

works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment

works)

Sumber air dapat meliputi

Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau

daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)

Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial

reservoir)

Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)

atau pipa pengambilan (infiltration gallery)

Air Laut (seasalt water)

Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada

beberapa aspek yaitu

1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air

2 Iklim

3 Kemudahan dalam konstruksi intake

4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan

datang

5 Kemudahan pengoperasian

6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

7 Potensi pencemaran terhadap sumber air

Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari

sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang

dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan

1 Segi Kualitas

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas

yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 16: gambaran umum Sulsel

2 Segi Kuantitas

Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan

Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan

a Intake

Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk

1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi

2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen

3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan

oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga

kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber

Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka

perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu

Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi

Kuantitas air

Minimasi efek-efek negatif

Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan

Memliki tempat bagi kendaraan

Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang

Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada

Kondisi geologis yang baik

Macam-macam intake

1) Direct Intake

Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki

kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila

tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 17: gambaran umum Sulsel

2) Canal Intake

Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu

dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut

dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil

menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi

dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah

lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area

hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal

menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan

aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh

karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi

3) Reservoir Intake

4) Intake Bendungan

Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai

sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan

konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat

digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat

mengatasi fluktuasi muka air

b Instalasi Pengolahan Air Minum

Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk

menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan

menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari

kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung

racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok

untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-

parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan

bau

Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi

terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing

Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang

harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 18: gambaran umum Sulsel

Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus

diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air

minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia

Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut

Topografi wilayah perencanaan

Kondisi geologi

Kondisi sanitasi lingkungan

Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa

Memiliki akses yang baik

Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai

energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses

pemompaan

c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum

Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi

pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan

diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis

1 Kualitas Air

Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus

diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi

pemilihan unit pengolahan air

2 Segi Teknis

Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah

Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan

diturunkan

Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang

berfluktuasi

Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu

yang panjang

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 19: gambaran umum Sulsel

Kemudahan konstruksi

3 Segi Ekonomis

Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah

Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan

Luas lahan yang dibutuhkan

Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan

parameter kualitas air yang hendak diturunkan

Reservoir

Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir

distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam

sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok

1 Sebagai penyeimbang aliran

2 Sebagai penyeimbang tekanan

3 Sebagai distributor

Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya

1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)

Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan

permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki

mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang

didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari

satu

2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)

Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan

menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk

distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat

didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada

head yang dibutuhkan

3 Stand Pipe

Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai

sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat

diterapkan karena daerah pelayanan datar

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 20: gambaran umum Sulsel

Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow

penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi

dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah

1 Volume reservoir

Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan

memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang

akan dilayani

2 Tinggi elevasi energi

Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan

distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari

reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir

lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan

secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi

reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat

dilakukan dengan menggunakan pompa

3 Letak reservoir

Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila

topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di

tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka

reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat

mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya

4 Pemakaian pompa

Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi

kebutuhan pengaliran air

Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang

diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan

pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut

adalah sebagai berikut

a Perlindungan Mata Air (PMA)

Bangunan penangkap mata air (broncaptering)

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 21: gambaran umum Sulsel

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)

Sumur Dalam

Pompa (sentrifungsisubmersial)

Perpipaan

HU

Sumber Daya Listrik

c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolahan fisikkimia

Perpipaan

Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system

pemompaan

HU

Sumber Daya Listrik

d Penampung Air Hujan (PAH)

Bangunan penangkap

Bak penampung

Unit pembubuh bahan kimia

Hidran Umum (HU)

e Solusi teknis Lain

Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang

digunakan diantaranya

Sumur Gali (SG)

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)

Bangunan pengambilan air baku

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 22: gambaran umum Sulsel

Unit pengolah fisik kimia

Perpipaan

Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system

pemompaan

HU

Sumber daya listrik

Pompa Hidran

Pompa Hidran

Perpompaan

HU

Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)

Destilator

Wadah Penampungan

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih

(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke

konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada

saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian

puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi

Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum dan fluktuasi pemakaian harian

Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian

air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian

sebesar plusmn 175

Kriteria Perencanaan

QDisain = Qmaxday

Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20

Disediakan zone lumpur dan pipa penguras

Dilengkapi ventilasi udara

Disediakan tanggafasilitas maintenance

Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

Dilengkapi pipa overflow

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 23: gambaran umum Sulsel

Detention Time td = 24 jamhari

Metoda Perhitungan

V = 20 x Qmd x td

Dengan

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik

Td = waktu detensi 86400 detik

Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak

terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya

dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri

oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif

dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis

Distribusi

Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage

tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan

perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih

Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi

kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang

melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak

untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan

distribusi terdiri atas

1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi

2) Perencanaan jalur perpipaan

3) Pola jaringan perpipaan

4) Sistem Pengaliran

5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa

6) Penyadapan (tapping)

7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 24: gambaran umum Sulsel

8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran

9) Perencanaan Reservoir distribusi

a Jaringan Perpipaan Distribusi

Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi

2 bagian yaitu

1 Sistem Makro

Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa

Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke

konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang

sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar

atau feeder yang terdiri atas

Pipa induk (primary feeder)

Pipa cabang (secondary feeder)

Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan

yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini

melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam

kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua

penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang

Hubungan ini dikenal sebagai tapping

2 Sistem Mikro

Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa

pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan

bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk

jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa

pelayanan yang terdiri atas

Small distribution mains (pipa pelayanan utama)

Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)

Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani

suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat

mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan

1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 25: gambaran umum Sulsel

pengoperasian

2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan

pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah

dikerjakan)

3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan

diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)

4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat

keuntungan

Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu

diperhatikan beberapa hal diantaranya

1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah

perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan

jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih

lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak

membutuhkan perlengkapan

2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan

syphon pada aliran air di atas garis hidrolik

3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi

sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di

dalam pengerjaan

4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya

kontaminasi selama pengaliran

5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik

pemerintah atau dipinggir jalan umum

6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin

sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan

tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak

atau tidak pecah

7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk

menghindari penggunaan pompa

b Pola Jaringan Pipa

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 26: gambaran umum Sulsel

Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara

umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu

1 Sistem cabang

2 Sistem loop ring

Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh

Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan

Pola jaringan jalan

Tingkat dan jenis perkembangan daerah

Luas daerah pelayanan

Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-

cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil

kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah

degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada

titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan

pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang

memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki

keuntungan dan kelemahan

Keuntungan sistem cabang

Relatif lebih murah dan ekonomis

Perhitungan sistem lebih mudah

Tekanan dapat dibuat relatif sama

Kelemahan sistem cabang

o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang

tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah

o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah

cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain

(misalnya pada saat terjadi kebakaran)

o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban

Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah

tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif

sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 27: gambaran umum Sulsel

dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang

saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang

menyebar ke segala arah

Keuntungan sistem loop

o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur

air pada pipa saja

o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang

besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik

tersebut

o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi

konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya

penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada

o Gangguan lebih sedikit

Kelemahan sistem loop

o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar

(relatif mahal)

o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan

khusus untuk mengontrol tekanan

Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat

diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang

yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola

pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada

daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi

c Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain

1 Sistem gravitasi

Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi

sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 28: gambaran umum Sulsel

hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah

pelayanan

2 Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah

pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air

atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk

mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan

sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran

lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m

3 Sistem gravitasi dan Pemompaan

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara

gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk

mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi

reservoir distribusi

Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk

memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan

pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan

distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat

pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk

pengambilan sampel kualitas air

Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100

dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen

dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan

Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau

dengan pompa

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi

atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara

unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan

pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 29: gambaran umum Sulsel

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air

bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)

dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan

dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa

A Jaringan Primer

I Kriteria Desain Jaringan

Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi

adalah sebagai berikut

a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian

b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130

untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa

bajaDCI

c V 06 - 3 mdetik

II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]

Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa

utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini

diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah

pelayanan

B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier

I Umum

Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash

250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran

kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada

pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup

pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat

II Kriteria

Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi

beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi

Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 30: gambaran umum Sulsel

kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata

pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10

sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi

berikut ini telah disusun sebagai berikut

Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier

Kepadatan penduduk

Service Tertiary Secondary

Total

lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12

C Sambungan Langganan

Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara

individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah

mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah

yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat

kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong

(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa

pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)

atau Kran Umum (KU)

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan

dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai

kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen

Transmisi

Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem

penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem

distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran

dari sistem transmisi

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 31: gambaran umum Sulsel

Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu

a Saluran terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh

gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung

dengan udara bebas Contoh sungai

b Saluran tertutup

Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu

(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak

berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran

perpipaan

Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu

a Sistem Gravitasi

Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih

tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah

garis HGL dan piezometris

b Sistem Pemompaan

Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang

lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang

berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya

yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi

Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya yaitu

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan

dari segi konstruksi hambatan dan tekanan

Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol

misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya

Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit

memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan

tidak tinggi

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 32: gambaran umum Sulsel

Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah

fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini

merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem

harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum

maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat

digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir

Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu

fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam

puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda

dipengaruhi hal berikut

1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air

1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan

Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor

pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak

(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air

puncak

Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke

hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih

besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air

maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan

faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara

pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu

tahun

Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh

1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya

Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan

bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat

begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar

1048707 Iklim

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 33: gambaran umum Sulsel

Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada

umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh

dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun

demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua

musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan

pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam

24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik

dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka

besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut

pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin

kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam

puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan

Kebutuhan Rata-rata (Qrh)

Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan

kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)

Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian

Qdom = Kebutuhan air domestik

Qnondom = Kebutuhan air non domestik

Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran

= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )

Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar

pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 34: gambaran umum Sulsel

menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum

yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

Qhm=f hm xQ rh (6)

Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum

fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )

Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam

satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Q jm=f jm xQrh (7)

Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum

fjm = Faktor jam maksimum

Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah

diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap

pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)

Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih

dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut

Q = P x q

Qmd = Q x f md

Dengan pengertian

Qmd = kebutuhan air (literhari)

Q = konsumsi air perorang perhari

(literoranghari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 35: gambaran umum Sulsel

perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (105-115)

- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan

Q1 = Qmd x 10080

Dengan pengertian

Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air

20 (literhari)

- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku

lain

Klasifikasi Penggunaan Air Minum

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan

memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya

jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah

1 Pertambahan jumlah penduduk

2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

3 Keadaan iklim daerah setempat

4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan

kemungkinan perluasannya

5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat

Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode

pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan

manjadi

1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung

dan keran umum

2 Kebutuhan air non domestik

3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan

rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 36: gambaran umum Sulsel

menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa

faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah

1 Jumlah penduduk

2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani

3 Cara pelayanan air

4 Konsumsi pemakaian air

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani

fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat

pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah

Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan

pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum

MCK dan gedung serbaguna

Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan

polindes

Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko

Fasilitas peribadatan

Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water

supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam

kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi

selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis

Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang

bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan

kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap

dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada

tiga macam yaitu

Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 37: gambaran umum Sulsel

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran

operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen

fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya

Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang

tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran

Kehilangan air administratif

Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan

harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan

fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini

terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air

pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh

pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian

fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat

disebabkan oleh

bull Kesalahan pencatatan meteran

bull Kehilangan air akibat sambungan liar

bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal

Teknik Pengumpulan Data

Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang

sesuai dengan obyek studi

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang

dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak

lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan

diamati

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik

pendekatan antara lain

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 38: gambaran umum Sulsel

a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi

terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview

Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data

pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen

pendampingan rekomendasi dan evaluasi

b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka

Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi

Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer

pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi

ground-check data dan interview

c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan

dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok

masyarakat

d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa

informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat

dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas

e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam

memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal

yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data

tentang keadaan lokasi studi

Prosedur Pendekatan

Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut

Tahap persiapan

Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta

pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi

menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-

masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan

disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi

Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 39: gambaran umum Sulsel

Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data

kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan

pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012

sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang

disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan

meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses

penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi

dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi

koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta

koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi

Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan

penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur

dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan

penyusunan DED tersebut minimal harus memuat

Rancangan detail kegiatan

Perhitungan dan gambar teknis

Spesifikasi teknis

Rencana anggaran biaya

Analisis harga satuan

Tahapan dan jadwal pelaksanaan

Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan

dan pemaketan)

Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum

Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan

gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM

Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis

kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 40: gambaran umum Sulsel

Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM

Readiness Criteria

Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM

yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi

bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

bull Kesiapan program dalam RPIJM

bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

bull Kesiapan lahan

bull Kesiapan sumber air baku

bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

bull Kesiapan lembaga pengelola

Program Kerja

Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua

kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan

kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan

Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut

bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan

dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-

masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan

peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu

bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai

batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 41: gambaran umum Sulsel

Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep

penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan

sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan

rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu

produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan

personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing

dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan

kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik

hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim

bull Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil

pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan

dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan

bull Strukktur Organisasi Pelaksana

Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin

oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh

beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing

bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu

kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan

yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK

bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 42: gambaran umum Sulsel

Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap

kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara

garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel

bull Pelaporan

Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses

pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan

prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan

pelaksanaan

bull Peralatan

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air
Page 43: gambaran umum Sulsel

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PERSIAPAN

11 Persiapan Kelembagaan

12 Persiapan Teknis

- Kajian Literatur

- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM

21 Data Teknis

22 Data Non Teknis

3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM

31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM

32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM

a Sosialisasi petunjuk teknis

b contoh RI-SPAM

c pendampingan proses penyusunan

d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi

33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat

a koordinasi penyamaan standar substansi

b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan

c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan

4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM

42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait

5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM

51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM

53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

54 Invetarisasi Kesiapan lahan

55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku

56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM

57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola

6 PELAPORAN

61 Laporan Pendahuluan

62 Laporan Antara

63 Laporan Akhir

KETNO K E G I A T A N I II

BULAN KE

III IV VIV

  • Klasifikasi Kabupaten
    • Klasifikasi Perkotaan
      • Standar Kebutuhan Air
        • Domestik
        • Non Domestik
          • Kapasitas Sistem
            • Sumber
            • Reservoir
            • Distribusi
            • Transmisi
            • Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
            • Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
            • Kebutuhan Maksimum (Qmax)
            • Kebutuhan Puncak (Qpeak)
              • Klasifikasi Penggunaan Air Minum
              • Kebutuhan Air Domestik
              • Kebutuhan Air Non Domestik
              • Kehilangan Air