Download - gambaran Umum Proyek Bandara Soetta (Terminal 3)

Transcript

II. GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Lokasi Proyek

Lokasi Proyek Perluasan Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-

Hatta berada di Jalan Raya Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Provinsi

Banten.

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek

B. Data Umum Proyek

Data umum Proyek Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno

Hatta adalah sebagai berikut.

8

1. Nama Proyek : Proyek Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate

Bandara Internasional Soekarno-Hatta

2. Lokasi : Jalan Raya Bandara Soekarno-Hatta, Kota

Tangerang, Banten

3. Pemilik Proyek : PT. Angkasa Pura II (Persero)

4. Konsultan Perencana : Lapid ITB

5. Konsultan Pengawas : Manajemen Konstruksi KSO :

a. PT. MANGGILINGAN JAYA

b. ARKONIN

6. Kontraktor Pelaksana :

Main Kontraktor : PT. Kawahapejaya KSO :

a) PT. Wijaya Karya, Tbk

b) PT. Waskita

c) Hyundai

d) Pembangunan Perumahan

e) Teknik Jaya

7. Waktu Rencana : 850 hari kalender

8. Nilai Kontrak : Rp. 4.702.500.000.000,-

9. Sumber Dana : PT. Angkasa Pura II

10. Luas Lahan : 369800 m2

11. Jenis Kontrak : Design and Build Contract

9

C. Data Struktur Proyek

Data struktur Proyek Perluasan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta

adalah sebagai berikut.

1. Luas Lahan

Luas lahan Proyek Perluasan Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional

Soekarno-Hatta ini adalah sebesar 369.800 m2.

2. Retaining Wall

Pada proyek ini, area basement menggunakan retaining wall berupa

counterfort.  Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan

air maka wajib dipasang subdrain, agar tidak terjadi gaya horizontal yang

diakibatkan oleh tekanan air

D. Fasilitas Proyek

Fasilitas proyek dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan pembangunan di

lapangan. Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Proyek Perluasan

Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta adalah sebagai berikut.

1. Kantor Direksi (Directie Keet)

Kantor direksi proyek merupakan bangunan kantor yang dibangun di

lokasi proyek sebagai tempat bekerja bagi para staff kontraktor maupun

pengawas, dan berfungsi sebagai tempat melakukan rencana kerja dan

evaluasi hasil kerja di lapangan. Kantor direksi juga berfungsi sebagai

tempat rapat koordinasi antara kontraktor dan MK untuk membahas

mengenai kemajuan pekerjaan. Kantor direksi pada proyek ini dapat

dilihat pada Gambar 2.

10

Gambar 2. Kantor Direksi

2. Kantor Sub Kontraktor

Dikarenakan proyek ini adalah proyek besar dan melibatkan beberapa sub

kontraktor yang harus selalu berkoordinasi dengan main kontraktor serta

harus selalu mengawasi progress pekerjaan yang menjadi bagiannya, maka

disediakanlah kantor sub kontraktor.

3. Laboratorium Beton

Pada proyek ini kontraktor memiliki laboratorium beton sendiri, yang

fungsinya adalah menguji kekuatan beton untuk pekerjaan struktur

maupun pekerjaan perkerasan jalan beton. Laboratorium ini dilengkapi

dengan alat compressor test machine dan lain-lain yang dapat menunjang

kegiatan pengujian. Alasan diadakannya laboratorium ini adalah dengan

pertimbangan biaya uji kekuatan beton di tempat lain bisa sangat memakan

waktu dan biaya dibandingkan dengan memiliki laboratorium sendiri.

11

4. Mesjid/Tempat Ibadah

Ibadah adalah kebutuhan semua insan yang beragama. Maka dari itu, pada

Proyek Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta

disediakan mesjid untuk beribadahnya para pekerja yang beragama Islam.

Gambar 3. Mesjid di Lokasi Proyek

5. Kantin dan Dapur

Pada proyek ini juga terdapat kantin dan dapur yang menyediakan

makanan untuk para pekerja pada pagi, siang, dan malam hari.

Gambar 4. Kantin di Lokasi Proyek

12

6. Gudang Material dan Peralatan

Pada proyek ini disediakan gudang sebagai tempat untuk menyimpan

berbagai jenis material dan peralatan yang digunakan saat proyek

berlangsung. Sebagai tempat yang berfungsi menyimpan bahan material

dan peralatan, gudang harus memiliki kondisi yang tidak lembab agar

material atau peralatan yang tersimpan tidak mengalami kerusakan yang

dapat mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan.

7. Los Kerja

Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan

seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan, pemotongan tulangan

sesuai dengan gambar kerja. Bangunan untuk fasilitas ini dibuat lepas

tanpa dinding (los) dan tidak diberi penutup atap.

8. Pos Satpam

Pos satpam menggunakan ruang yang dibangun berada di depan pintu

masuk pagar proyek.

Gambar 5. Pos Satpam

13

9. Pagar Proyek

Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi

merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan kerja

dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman, maka

pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh.

10. Listrik dan Air

Listrik dan air merupakan sarana penting dalam membantu proses

pelaksanaan suatu proyek. Listrik yang digunakan berasal dari PLN yang

berfungsi sebagai penerangan dan pengoperasian komputer pada kantor

direksi serta berfungsi dalam pengoperasian beberapa alat kerja seperti bar

cutter dan lain-lain.

11. Kamar Mandi/WC

Kamar mandi/ WC merupakan fasilitas yang penting disediakan bagi

pekerja pada proyek ini. WC ini ditempatkan di depan lokasi proyek

tepatnya di sebelah kantor satpam.

E. Manajemen Proyek

Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang kompleks dan saling terkait antara

satu dengan yang lain dan umumnya berlangsung hanya satu kali dalam jangka

waktu tertentu. Dengan demikian proyek mempunyai awal dan akhir kegiatan

yang jelas.

Proyek dapat digambarkan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang telah

ditentukan dengan tujuan dan manajemen yang jelas untuk mencapai hasil yang

14

telah dirumuskan pada awal dimulai pembangunan proyek tersebut. Di dalam

kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan berkaitan,

yaitu sebagai berikut.

1. Studi Pengenalan (Recognition Study)

Studi pengenalan merupakan tahapan awal suatu proyek. Kegiatan ini

dilakukan dengan pengumpulan serta penyusunan data-data pendahuluan

dari proyek yang direncanakan, sesuai dengan tujuan dan kegunaan proyek.

Pada pelaksanaan Proyek Perluasan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-

Hatta, studi pengenalan dilakukan oleh pemilik proyek PT. Angkasa Pura II.

2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Studi kelayakan merupakan tahap pelaksanaan kelayakan proyek yang

ditinjau dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi, maupun

aspek lingkungannya.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya

yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

b. Menganalisis manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut

dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun

manfaat tidak langsung (fungsi sosial).

c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun

finansial.

d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek

tersebut dilaksanakan.

15

3. Penjelasan (Briefing)

Tahap ini merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi

penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan, dan

ketentuan-ketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan.

Tujuan tahap penjelasan (briefing) ini adalah mendapatkan penjelasan dari

pemilik proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan sehingga

konsultan perencana dapat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan

membuat tafsiran biaya yang diperlukan.

4. Perencanaan (Planning)

Tahapan ini dilakukan dengan menentukan perencanaan desain bangunan

proyek, program kerja, tata letak, serta metode konstruksi agar mendapatkan

persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat selain

itu juga untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan,

termasuk gambar rencana dan spesifikasi proyek.

Dalam proyek ini perencanaan meliputi beberapa hal yaitu sebagai berikut.

a. Melakukan perencanaan berdasarkan data-data pengamatan, pengukuran,

dan pengujian di lapangan.

b. Penggambaran struktur bangunan proyek.

c. Menentukan karakteristik dan standar mutu bahan yang akan digunakan.

d. Merancang teknis dan manajemen pelaksanaan proyek sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dan syarat yang telah ditentukan.

e. Menetapkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

16

f. Bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan

perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga pelaksanaan proyek tersebut

dapat mencapai tujuan yang telah menjadi cita-cita bersama.

5. Pengadaan Sarana (Procurement)

Pengadaan sarana bertujuan untuk mempersiapkan tahapan pelaksanaan

proyek dalam hal pengadaan fasilitas dan bahan-bahan sebagai penunjang

tercapainya konstruksi yang akan dilaksanakan. Tahapan ini memerlukan

perhitungan dan persiapan yang matang, sebab spesifikasi dan mutu bahan

yang dipilih berperan penting kepada keberhasilan pembangunan konstruksi

tersebut.

6. Pelaksanaan Konstruksi

Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah mewujudkan bangunan yang

dibutuhkan pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana,

dengan biaya dan waktu yang telah disepakati, dengan mutu material dan

peralatan pelaksanaan pekerjaan yang telah disyaratkan. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan, mengendalikan, dan

mengkoordinasikan, baik dari jadwal waktu pelaksanaan, organisasi

lapangan, sumber daya manusia, peralatan, dan material.

Pada proses pelaksanaan konstruksi ini, jadwal waktu pelaksanaan

merupakan salah satu hal yang vital. Maka, setiap pelaksanaan kontruksi

wajib ada rekaman progresnya. Salah satu output dari rekaman progres

suatu pelaksanaan konstruksi dapat berupa kurva-S.

Kurva – S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukkan hubungan

antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah

17

digunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu.

Dengan demikian pada kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume

pekerjaan yang diselesaikan sepanjang berlangsungnya proyek atau

pekerjaan dalam bagian dari proyek. Dengan membandingkan kurva

tersebut dengan kurva yang serupa yang disusun berdasarkan perencanaan,

maka akan segera terlihat dengan jelas apabila terjadi  penyimpangan. Oleh

karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam

melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka

pengendalian proyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan

dalam pengendalian suatu proyek. Pada Kurva–S, sumbu mendatar

menunjukkan waktu kalender, dan sumbu vertikal menunjukkan nilai

komulatif biaya atau jam-orang atau persentase penyelesaian pekerjaan.

Kurva yang berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk

karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:

a) Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.

b) Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu

yang lebih lama.

c) Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik

akhir.

7. Persiapan Penggunaan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah

selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja

sebagaimana mestinya.

18

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada persiapan penggunaan adalah

sebagai berikut.

a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama

pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (shopdrawing).

b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan

yang terjadi.

c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaannya.

F. Sistem Pelelangan

Pelelangan adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan

secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk

penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan

memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

Tujuan pelelangan adalah mencari kontraktor yang memenuhi syarat untuk

melaksanakan pembangunan suatu proyek yang dilelangkan, sesuai dengan

persyaratan yang telah ditentukan.

Berdasarkan Perpres Nomor 70 Tahun 2012, pemilihan penyedia barang/jasa

dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

1. Pelelangan Umum

Pelelangan umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh

semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi

syarat.

19

2. Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini

terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

3. Pelelangan Sederhana

Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.00.000.000,00

(lima ratus juta rupiah).

4. Pemilihan Langsung

Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan

Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.00.000.000,00

(lima ratus juta rupiah).

G. Sistem Kontrak

Sistem kontrak yang lazim digunakan pada Proyek Perluasan Terminal 3

Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah kontrak rancang bangun

(design and build contract).

Secara teknis istilah rancang bangun (design build atau design construct)

adalah lebih jelas menggambarkan pembagian tugas dalam kontrak tersebut.

Kontraktor melaksanakan perencanaan dan pembangunan, perencanaan dapat

dilakukan melalui konsultan perencana, tetapi kontrak perencanaan kepada

kontraktor bukan kepada pengguna jasa. Selain dapat keuntungan, kontraktor

sekaligus juga mendapat bayaran untuk jasa perencanaan. Sistem pembayaran

20

per termin. Pengguna jasa tidak lagi menempatkan konsultan pengawas tetapi

cukup menunjuk wakil yang fungsi dan tugasnya mengamati pelaksanaan

pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan jadwal. Diperlukan jaminan

kemampuan membayar dari pengguna jasa yang besarnya senilai kontrak dan

masa berlaku selama masa pelaksanaan. Perlu kehati-hatian pengguna jasa

dalam memilih kontraktor karena semua aspek pembangunan proyek

dipercayakan kepada satu perusahaan. Jadi profesionalisme dan bonafiditas

perusahaan harus benar-benar dipertimbangkan dalam memilih kontraktor.

H. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Proyek

Pada Proyek Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno

Hatta ini terdapat dua bentuk kerjasama, yaitu joint operation dan

konsorsium. Joint Operation adalah bentuk kerjasama dua perusahaan atau

lebih untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang saling berkaitan. Dan

konsorsium adalah bentuk kerjasama dua perusahaan atau lebih untuk

mengerjakan suatu pekerjaan yang saling berkaitan dengan membentuk

perusahaan baru yang dapat mewakili semua perusahaan yang terlibat

kerjasama. Dengan ada bentuk kerjasama diatas, akan mempengaruhi

struktur organisasi proyek.

Struktur organisasi proyek merupakan suatu cara penyusunan atau bagan

yang membuat gambaran tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu

proyek dan menunjukan kedudukan, pembagian tugas, wewenang dan

21

tanggung jawab dalam proyek tersebut agar kegiatan lapangan dapat

berjalan dengan efektif dan efisien.

Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur organisasi

kerja adalah sebagai berikut.

a. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.

b. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan

terperinci.

c. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai

dengan jabatan.

d. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan dengan baik.

Adapun perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam struktur organisasi

Proyek Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta,

yaitu sebagai berikut.

a. PT. Angkasa Pura II (Persero)

PT. Angkasa Pura II (Persero) pada Proyek Perluasan Terminal 3

Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah sebagai pemilik

proyek. Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang

menghendaki dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai

penyandang dana atas pembangunan proyek tersebut. Tugas dan

wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut.

1) Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas,

maupun kontraktor, mengenai tugas dan wewenang masing-masing

secara jelas.

2) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.

22

3) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor yang berhubungan

dengan pembangunan proyek.

4) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan

pekerjaan.

5) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai

segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.

6) Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang

diperlukan untuk menjamin kelancaran proyek.

7) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang

tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi surat perjanjian

kontrak.

8) Menerima penyerahan pekerjaan apabila pekerjaan sudah selesai dan

sesuai dengan kontrak.

b. Manajemen Konstruksi KSO

Manajemen Kontruksi KSO ini adalah sebuah perusahaan yang

merupakan bentuk kerjasama konsorsium antara PT. CAKRA

MANGGILINGAN JAYA dan ARKONIN. Manajemen Kontruksi KSO

ini bergerak atau memiliki fungsi sebagai Konsultan Pengawas dari

Proyek Perluasan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta.

Konsultan pengawas ini ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi

jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat yang

telah ditentukan. Adapun tugas dan wewenang konsultan pengawas

adalah sebagai berikut.

1) Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan kuantitas.

23

2) Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi

penyimpangan.

3) Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan tambahan.

4) Memeriksa dan memberikan persetujuan izin kerja, penggunaan dan

pengujian material, schedule kerja serta berita acara kemajuan

pekerjaan kontraktor pelaksana.

5) Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi,

melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan

kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

6) Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-pekerjaan

yang bersifat teknis.

c. Kawahapejaya KSO

Main contractor pada Proyek Perluasan Terminal 3 Ultimate Bandara

Soekarno Hatta adalah Kawahapejaya KSO. Kawahapejaya KSO adalah

perusahaan kontraktor baru yang terbentuk dari kerjasama konsorsium

yang berasal dari lima perusahaan utama, yaitu PT. Wika Tbk sebagai

leader contractor, PT. Waskita Tbk, Hyundai, Pembangunan Perumahan,

dan Teknik Jaya.

Kontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi surat

perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu

pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Proyek

Perluasan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, kontraktor

pelaksana ditentukan oleh sistem penunjukan langsung.

Tugas dan wewenang kontraktor adalah sebagai berikut.

24

1) Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk melaksanakan

proyek.

2) Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan

pekerjaan.

3) Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah

dilaksanakan.

4) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

5) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita acara.

Organisasi proyek merupakan suatu sistem jaringan yang melibatkan pihak-

pihak terkait yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan suatu proyek

sesuai dengan rencana. Untuk memperjelas kedudukan pihak yang terkait

dalam sebuah organisasi proyek digambarkan dalam suatu susunan bagan.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam Proyek Perluasn Gedung Terminal

3 Ultimate Bandara

2. Struktur Organisasi Lapangan

Pelaksanaaan proyek dalam kegiatan mempunyai struktur organisasi

lapangan, agar kegiatan yang berlangsung di lapangan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan, selain dapat mempermudah dalam

pelaksanaannya. Pihak-pihak yang terkait yang berperan dalam proyek ini

adalah sebagai berikut.

a. Manajer Proyek (Project Manager)

Manajer proyek (project manager) dapat didefinisikan sebagai seseorang

yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan hingga selesainya suatu

proyek, mulai dari kegiatan yang paling awal. Manajer proyek (project

25

manager) bertanggung jawab terhadap organisasi induk, proyeknya

sendiri, dan tim yang bekerja dalam proyeknya. Manajer proyek (project

manager) ini akan didampingi oleh seorang wakil, yaitu Deputy Project

Manager yang fungsinya untuk membantu pekerjaan manajer proyek.

Gambar 6. Garis Komando Proyek

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Tanggungjawab

: Garis Koordinasi

Tugas dan wewenang project manager adalah sebagai berikut.

1) Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai

perkembangan pelaksanaan maupun permasalah teknis.

Pemilik Proyek

PT. Angkasa Pura II

Konsultan Perencana

Lapid ITB

Kontraktor Utama

PT. Kawahapejaya KSO

Konsultan Pengawas

PT. Cakra Manggilingan Jaya

dan Arkonin

26

2) Memberikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik proyek

3) Mengkoordinasi dan memimpin seluruh kegiatan proyek.

4) Menjalankan manajemen proyek dan sewktu waktu dapat mengadakan

pemeriksaan pekerjaan di lapangan.

b. Manajer Lapangan (Site Manager)

Site Manager adalah orang yang bertugas mengatur, mengawasi

pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan sepesifikasi yang telah di

tetapkan dalam dokumen proyek.

Tugas Site Manager adalah sebagai berikut.

1) Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan

proyek sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.

2) Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan

kelancaran proyek di lapangan.

3) Bekerjasama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan mutu

dan volume pekerjaan atas kebenaran data tagihan.

c. Mekanik

Bagian mekanik di proyek Perluasan Terminal 3 Ultimate Bandara

Soekarno-Hatta adalah sebagai pengendali atau sebagai ahli permesinan

dan alat-alat berat yang digunakan. Tugas dan wewenang mekanik secara

rinci adalah sebagai berikut.

1) Melaksanakan tugas-tugas khusus secara langsung berdasarkan order

dari kepala pelaksana.

27

2) Sebagai mekanik yang melaksanakan pekerjaan perbaikan mesin-

mesin motor dan harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya

kepada kepala pelaksana.

3) Melaksanakan pembelian suku cadang mesin-mesin motor

berdasarkan order dari kepala pelaksana.

4) Pengendalian pemakaian suku cadang mesin motor agar dapat

sehemat mungkin.

5) Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para montir didalam

melaksanakan tugasnya.

6) Mengajukan permintaan suku cadang mesin-mesin motor yang

diperkirakan sudah rusak(aus) kepada dirut sehingga tidak merembet

kesuku cadang lainnya.

7) Harus selalu siap untuk melaksanakan tugas apabila ada mesin-mesin

motor yang mendadak rusak untuk segera diperbaiki.

8) Melakukan pemeliharaan segala macam mesin-mesin motor agar tidak

mudah rusak.

d. Administrasi dan Keuangan

Bagian administrasi dan keuangan adalah orang yang mengatur

administrasi dan keuangan proyek berfungsi membantu pimpinan proyek

dalam hal perencanaan biaya yang harus di penuhi. Tugas dan wewenang

bagian keuangan anatara lain sebagai berikut.

1) Membuat rencana anggaran proyek mingguan dan bulanan sesuai

dengan rencana kerja lapangan

28

2) Mengeluarkan biaya kebutuhan proyek yang sudah di setujui oleh

atasan langsung.

3) Mendokumentasikan surat-surat dan dokumen penting.

4) Membuat laporan pertanggungjawaban atas biaya proyek.

5) Melakukan inventarisasi barang dan peralatan.

e. Quality Control

Tugas dan wewenang quality control yaitu sebagai berikut.

1) Mengadakan tes contoh material yang akan digunakan sebagai bahan

pada item pekerjaan yang bersangkutan. Misalnya tes agregat, yaitu

tes los angles, gradasi, berat jenis, dan berat satuan untuk agregat

kasar. Dan tes berat jenis, kandungan lumpur, dan tes kandungan zat

organis untuk agregat halus.

2) Mengadakan tes lapangan pada lokasi yang digunakan sebagai

konstruksi suatu pekerjaan. Bentuk tesnya seperti CBR, boring, dan

tes kerucut pasir.

3) Mengadakan tes lapangan atau laboraturium dari hasil pelaksanaan

pekerjaan. Bentuk tes bagian struktur yang dilakukan seperti tes kuat

tarik dan kuat tekuk baja, torsi untuk baut, kuat tekan beton, kuat tarik

chemical joint, kuat tarik dan kuat tekan space frame, kuat tarik

angkur, dan PDA dan loading test untuk tiang pancang. Sedangkan tes

bagian arsitektur seperti tes tekan, dimensi, keausan, ketahanan

terhadap bahan kimia, dan ketahanan warna untuk keramik dan kaca.

4) Membuat laporan hasil tes lapangan maupun laboratorium.

5) Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pelaksana lain.

29

6) Melaporkan mutu hasil produksi yang tidak sesuai sepesifikasi teknik

ke atasan langsung.

7) Berwenang memberhentikan suatu pekerjaan dengan alasan yang kuat

yang disertakan dengan bukti.

f. Pelaksana (Field Engineer)

Pelaksana adalah orang yang bertugas mengatur serta mengawasi

pelaksanaan proyek sesuai kontruksi dan spesifikasi yang telah

ditetapkan. Dalam sebuah pelaksanan pembangunan konstruksi

dibutuhkan pelaksana proyek agar dapat selesai dengan baik.

Tugas pelaksana lapangan yaitu sebagai berikut.

1) Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman

dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.

2) Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode

pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

3) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

sesuai dengan persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang telah

ditetapkan.

4) Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan

memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan.

5) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan,

metode kerja, gambar kerja, dan spesifikasi teknik.

6) Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga, dan

alat di lapangan.

30

7) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di

lapangan.

8) Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu

sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah

ditetapkan.

g. Satpam (Security)

Satpam bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi pekerjaan

proyek.

h. Safety, Healthy, and Environment (SHE)

Petugas SHE (Safety, Healthy, and Environment) berfungsi untuk

menjaga keselamatan para pekerja di lokasi proyek agar tidak terjadi hal

hal yang membahayakan.

i. Surveyor

Surveyor adalah orang yang melakukan pemetaan lapangan agar para

pekerja dapat bekerja lebih akurat dalam hal pengukuran.

STRUKTUR ORGANISASI DI LAPANGANPROYEK PERLUASAN GEDUNG TERMINAL 3 ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

PT. KAWAHAPEJAYA KSO

Kepala OperasionalHery Putranto

Project ManajerYulianto

Safety Heajthy and Envir. (SHE)Haedar Kusdinar

Site ManajerAris Wijayanto

PelaksanaSarkoni

CheckerHaka

m

LogistikTejo

Admin.Luhur S.

SurveyorHeri S.

Operator BorRobbih

ElectricRiyanto

MekanikSanto

WelderWawan

Operator ServisMugiono

MandorGembel

Ass. Operator Servis

Sabarudin

Ass. Operator Bor

Kusmayadi

Operator ExcSuherman

Ass. Operator Bor

CrewSiswantoIsmailIdrusHendiKarimS

uhendra

Ass. SurveyorAditDian

Kantor Pusat

Gambar 7. Struktur Organisasi di Lapangan