Download - Gambaran Radiologi Kanker Kolon

Transcript
  • Gambaran Radiologi Kanker KolonSelvira Shitta , S.Ked

    Preseptor : dr. Rizqy Rosyidah Nur , Sp.Rad

  • Definisisuatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar)Kanker kolon

  • Etiologi Secara umum kanker selalu dihubungkan dengan: bahan-bahan kimia, bahan-bahan radioaktif, dan virus. Umumnya kanker usus besar terjadi dihubungkan dengan factor genetic dan lingkungan. Serta dihubungkan juga dengan factor predisposisi diet rendah serat, kenaikan berat badan, intake alcohol.

  • EPIDEMIOLOGIKanker kolon adalah penyebab kematian kedua akibat kanker.

    Insiden kanker kolon menunjukkan variasi geografik. Negara industri kecuali Jepang mempunyai insiden tertinggi. Manakala Negara Amerika Selatan dan China mempunyai angka kejadian yang relative rendah.

  • II.4TIPE KARSINOMA KOLON DAN REKTUM 5Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma kolon dan rektum, yaitu:Tipe polipoid atau vegetatifPada tipe ini tumor tumbuh menonjol ke dalam lumen usus, berbentuk bunga kol dan ditemukan terutama di sekum dan kolon ascendens.Tipe skirus atau infiltratif, Pada tipe ini biasanya mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan gejala obstruksi, terutama ditemukan pada kolon descendens, sigmoid dan rektum. Tahap ulserasiPada tipe ini terjadi karena nekrosis di bagian sentral dan terletak di daerah rektum. Pada tahap lanjut, sebagian besar tumor kolon akan mengalami ulcerasi menjadi tukak yang maligna.

  • Anatomi

  • METASTASISlimfohematogen Perkontinutatum

  • KLASIFIKASI TUMOR 6,7Klasifikasi karsinoma rektum menurut Dukes:Tahap A: Infiltrasi karsinoma terbatas pada dinding usus (survive for 5 years 97 %)Tahap B: Infiltrasi karsinoma sudah menembus lapisan muskularis mukosa (80 %)Tahap C: Terdapat metastasis ke dalam kelenjar limfe C1: Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer (65 %)C2: Dalam kelenjar limfe jauh (35 %)Tahap D: Metastasis jauh (< 5 %)

  • Klasifikasi TNM 7T Tumor primerTx - Tumor primer tidak dapat dinilaiT0 - Tidak ada tumor primerT1 - Invasi tumor di lapisan sub mukosaT2 - Invasi tumor di lapisan otot propriaT3 - Invasi tumor melewati otot propria ke subserosa atau masuk ke perikolik yang tidak dilapisi peritoneum atau perirektalT4 - Invasi tumor terhadap organ atau struktur sekitarnya atau peritoneum viseralN Kelenjar limfe regionalNx - Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilaiN1 - Metastasis di 1-3 kelenjar limfe perikolik atau perirektalN2 - Metastasis di 4 kelenjar limfe perikolik atau perirektalN3 -Metastasis pada kelenjar limfe sesuai nama pembuluh darah atau pada kelenjar apikalM Metastasis jauhMx - Metastasis jauh tidak dapat dinilaiM0 - tidak ada metastasis jauhM1 - terdapat metastasis jauh

  • GEJALA KLINIS 7,8Gejala dan tanda dini karsinoma kolorektal tidak ada. Umumnya gejala pertama timbul karena penyulit, yaitu gangguan faal usus, obstruksi, perdarahan atau akibat metastasis.

  • Diagnosis 7,8,9Anamnesis tentang perubahan pola defekasi, frekuensi dari defekasi, perasaan tidak puas atau rasa penuh setelah defekasi, adanya benjolan dan nyeri perut (dispepsia) yang hilang timbul (kolik) atau menetap.Pemeriksaan karsinoma kolon bisa didapatkan tumor kecil yang pada tahap dini tidak teraba pada palpasi perut, dan jika teraba menunjukkan proses karsinoma yang sudah lanjut. Pemeriksaan yang wajib dilakukan untuk tumor kolon adalah pemeriksaan colok dubur.

  • Beberapa Modalitas Pemeriksaan Radiologi pada kolon Ultrasonografi (USG)CT-Scan dan MRIFoto Polos AbdomenColon in LoopKolonoskopi 7,8

  • UltrasonografiSalah satu imaging diagnostic untuk pemeriksaan alat-alat tubuh mempelajari bentuk, ukuran anatomi, gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasive, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai dignostik yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita.

  • Penyulit USGSuatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. USG sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon.

  • Gambaran USG

  • CT-Scan dan MRIPeran pemeriksaan CT abdomen dan panggul yang rutin terus menjadi pemeriksaan yang penting dalam mendiagnosis penyakit kolon. Banyak pusat kesehatan secara rutin menggunakan kontras usus per rektum untuk melukiskan usus besar yang lebih baik dengan pemeriksaan CT (Gambar2).

  • Pemeriksaan CT Scan dilakukan untuk:Mengetahui metastase ke organ lain, hal ini penting untuk menentukan tingkatan staging sehingga dapat dipilih penatalaksanaan yang tepat.Mengetahui pakah tumor sudah mengecil setelah pemberian kemoterapi, dilakukan pemeriksaan setelah 4-6 minggu setelah pemberian kemoterapiMendeteksi rekurensi, dilakukan pemeriksaan setiap 5 tahun.

  • Keuntungan MRITidak memakai sinar XTidak merusak kesehatan pada penggunaannya yang tepatBanyak pemeriksaan yang dapat dikerjakan tanpa memerlukan kontrasDisamping gambar informasi yang jelas, MRI juga dapat menunjukkan

    CT telah menjadi standar untuk gambar modalitas abdomen pada pasien dengan kanker kolorektal. CT relatif sangat akurat di hati mendeteksi metastasis. CT scan mempunyai sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi metastasis hati yaitu antara 78-90%. 8

  • Foto Polos AbdomenPada foto polos abdomen umumnya perhatian kita cenderung terfokus pada kolon. Tetapi kelainan lain yang sering menyertai penyakit ini adalah batu ginjal, sakroilitis, spondilitis ankilosing dan nekrosis avaskular kaput femur.Gambaran kolon sendiri terlihat memendek dan struktur haustra menghilang. Sisa feses pada daerah inflamasi tidak ada, sehingga apabila seluruh kolon terkena maka materi feses tidak akan terlihat di dalam abdomen yang disebut dengan empty abdomen.

  • Gambaran Radiologi Kanker KolonPada foto rontgen abdomen akan nampak gambaran tumor yang menonjol ke dalam lumen dan menyebabkan penyempitan lumen kolon yang sering disebut dengan gambaran apple core atau napkin-ring. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan foto rontgen dengan memakai zat kontras seperti barium yang dimasukkan melalui rektum. Pada foto nanti akan tampak lapisan tipis barium di mukosa kolon. Pemeriksaan ini disebut dengan foto kontras ganda, yaitu kontras negatif udara dan kontras positif bubur barium, tetapi cara ini tidak dapat melihat rektum pada duapertiga distalnya.

  • Metastasis

  • Colon in LoopDouble-Contrast Barium EnemaSingle-Contrast Barium Enema

  • Keuntungan sebagai berikut :sensitivitasnya untuk mendiagnosis kanker kolon-rektum: 65 95 %,aman,tingkat keberhasilan prosedur sangat tinggi,tidak memerlukan sedasi,telah tersedia di hampir seluruh rumah sakit.

    Kelemahan pemeriksaan enema barium yaitu:lesi T1 sering tak terdeteksi,rendahnya akurasi untuk mendiagnosis lesi di rekto-sigmoid dengan divertikulosis dan di sekum,rendahnya akurasi untuk mendiagnosis lesi tipe datar,rendahnya sensitivitas (7095 %) di dalam mendiagnosis polip < 1 cm,menda/pat paparan radiasi.

  • Kolonoskopi 7,8Kolonoskopi dianjurkan untuk memeriksa pasien lebih dari 50 tahun rata-rata berusia risiko kanker usus besar atau polip kolon. Kanker usus jarang tidak dapat dideteksi pada kolonoskopi karena ia cenderung lebih besar daripada adenomatosa polip. Kolonoskopi adalah tes yang sangat spesifik. Pada kolonoskopi, massa dibiopsi untuk diagnosis patologis.

  • Kolonoskopi memberikan keuntungan sebagai berikut:tingkat sensitivitas di dalam mendiagnosis adenokarsinoma atau poli kolorektal adalah 95%,kolonoskopi berfungsi sebagai alat diagnostik melalui biopsi dan terapipada polipektomi,kolonoskopi dapat mengidentifikasi dan melakukan reseksi synchronous polyp,tidak ada paparan radiasi.Kerugian kolonoskopi adalah

    pada 5 30 % pemeriksaan tidak dapat mencapai sekum, sedasi intravena selalu diperlukan, lokalisasi tumor dapat tidak akurat, tingkat mortalitas adalah 1 : 5000 kolonoskopi.

  • Kolonoskopi merupakan tehnik pemeriksaan yang paling lengkap dan akurat. Pada kolonoskopi dipakai fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari dalam lumen sampai ileum terminalis. Dengan alat ini dapat dilihat seluruh kolon termasuk yang tidak terlihat pada foto rontgen dan dapat juga dipakai untuk biopsi setiap jaringan yang mencurigakan.

  • Penunjang lainPemeriksaan Laboratotium 8,9Anemia dapat dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium darah (hemoglobin dan hematokrit).Test guaiac pada feses Carcinoembryonic antigen (CEA)

    Pemeriksaan HistopatologiPemeriksaan histopatologi melalui biopsi merupakan diagnosis pasti dari karsinoma. Klinisi harus mereview penemuan hasil pemeriksaan ini untuk mengkonfirmasi diagnosis dan dapat segera memberikan terapi yang tepat. Dalam kedokteran onkologi, ini merupakan prinsip dasar dalam menegakkan diagnosis keganasan.

  • DIAGNOSA BANDING 9

  • PENATALAKSANAAN 9,101. Terapi primerTerapi utama untuk tumor kolon adalah operatif. Tindakan operatif yang dilakukan tergantung dari letak tumor kolon tersebut. Tehnik pembersihan mesenterium dan keadaan patologi (benigna atau maligna) menentukan berapa panjang kolon yang harus direseksi. Terapi paliatif 10Reseksi tumor secara paliatif dilakukan untuk mencegah atau mengatasi obstruksi atau menghentikan pendarahan supaya kualitas hidup penderita lebih baik.

  • KOMPLIKASI10AnemiaPerforasiIleus obstruksiMetastasis

  • PROGNOSIS 10,11Prognosis tergantung dari ada atau tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi penyebaran tumor dan tingkat keganasan sel tumor. Bila disertai dengan diferensiasi sel tumor buruk, prognosisnya sangat buruk.

  • KESIMPULANSkrining karsinoma kolorektal memegang peranan yang sangat penting. Gejala yang di timbulkan antara lain adalah nyeri di perut bagian bawah, darah pada tinja, diare, konstipasi, atau perubahan kebiasaan buang air besar, obstruksi usus, anemia dengan penyebab tidak di ketahui dan berat badan tanpa alasan yang diketahuiDari anamnesa, apabila kita temukan gejala seperti di atas, kita perkuat dengan pemeriksaan fisik yang mungkin dapat membantu jika di temukannya benjolan pada abdomen atau teraba massa pada pemeriksaan colok dubur.

  • Selanjutkan dapat kita lakukan pemeriksaan radiologi diantaranya dengan endoskopi yakni kolonoskopi sekitar 12% lebih akurat daripada udara kontras barium enema, terutama dalam mendeteksi lesi kecil seperti adenomas. Pemeriksaan ini paling akurat dan sangat efektif. Kontras barium enema adalah sebuah alternatif untuk kolonoskopi. Meskipun demikian, jika kolonoskopi tidak tersedia, pemeriksaan ini masih sangat akurat dalam mendeteksi karsinoma dan lebih besar adenomas. CT telah menjadi standar untuk gambar modalitas abdomen pada pasien dengan kanker kolorektal. CT relatif sangat akurat di hati mendeteksi metastasis. CT scan mempunyai sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi metastasis hati yaitu antara 78-90%, memiliki keunggulan dibandingkan MRI CT untuk mendeteksi hepatik metastasis.

  • CT-scan dan pemeriksaan kadar CEA sebagai monitor kanker. Berdasarkan pemeriksaan di atas, penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan kanker usus besar diantaranya dapat kita lakukan apabila kanker masih bersifat local atau besifat insitu maka kita dapat lakukan reseksi jaringan, tetapi apabila telah mencapai lapisan yang lebih dalam kita dapat lakukan reseksi dan colostomy dengan membuat stoma. Selain terapi pembedahan, kemoterapi dan radiasi dapat di lakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah pola makan dengan diet tinggi serat, pada beberapa penelitian kalsium dan vitamin D

  • DAFTAR PUSTAKA

    Kanker kolon. Available from http://web.squ.edu.om/med-Lib/MED_CD/E_CDs/Cancer%20of%20the%20Lower%20Gastrointinal%20Tract/DOCS/Ch7.pdf Diakses 10 Juli 2011.National Cancer Institute U.S National Intitute of Health ( 2009) Cancer colon treatment. Available from www.cancer.org Diakses tgl 11 Juli 2011De jong W, Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Penyakit Bedah Edisi 2: Bab 35 Usus Halus, Apendiks, Kolon, dan Rektum. Jakarta: EGC. 2005.Halpert, RD. Gastrointestinal Imaging 3rd ed: Chapter 7 Colon and Rectum. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2006. 261-300.Deteksi dini , diagnose dan penatalaksanaan kanker kolon. Available from http://repository.unand.ac.id/12202/1/Deteksi_Dini,_Diagnosa_dan_Penatalaksanaan_Kanker_Kolon_dan_Kerektum.pdf Diakses 10 Juli 2011.Zieve, D. (2009) Colon cancer. Available from www.nlm.nih.gov/medlineplus/colorectalcancer.html. Diakses 10 Juli 2011.Keuntungan kolonoskopi dengan barium enema. Available from http://books.google.com/books?id=GTqUHHF4A6oC&pg=PA91&lpg=PA91&dq=kelebihan+kolonoskopi&source=bl&ots=rqG8SF8GG4&sig=kXhFVJNRwKMsvciNcW9YwdIkUNY&hl=en&ei=lxcbTv2QKMzHrQfo0tnPAQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDAQ6AEwAw#v=onepage&q=kelebihan%20kolonoskopi&f=false. Diakses 10 Juli 2011.Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik Edisi 2: Traktus Digestivus dan Biliaris. Jakarta: EGC. 2005. 256-268Gontar Alamsyah Siregar. Deteksi dini dan penatalaksanaan kanker usus besar, 2007.Colorectal Cancer Health Centre (2010) Laparoscopic Proctosigmoidectomy and Colorectal Cancer. Available from www.webmd.com/colorectal-cancer/default.htmColorectal Cancer Center of Cedars-Sinai Hospital (2010) Treatments for Sigmoid Colon Cancer . Available from www.csmc.edu/6408.html. Diakses tgl 11 Juli 2011

  • Terimakasih

    *