GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KANKER
PAYUDARA DI KARANG TARUNA DUSUN TUGU DESA
JATIWARNO KECAMATAN JATIPURO
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
DWI WAHYUNI
NIM : B09 075
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “ Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker
Payudara Di Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Annisaul Khoiriyah, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Didik Supardi, selaku Kepala Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan
Jatipuro Kabupaten Karanganyar.
5. Saudara Heri Ktistanto, selaku Ketua Karang Taruna Dusun Tugu Desa
Jatiwarno Kabupaten Karanganyar.
v
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidnan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 06 Juli 2012
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Dwi Wahyuni
B09.075
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KANKER
PAYUDARA DI KARANG TARUNA DUSUN TUGU DESA
JATIWARNO KECAMATAN JATIPURO
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2012
xiv + 50 halaman + 17 lampiran + 2 tabel + 3 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Kanker
payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang ditakuti oleh wanita karena
penyakit tersebut dapat menyebabkan hilangnya organ vital wanita. Sejumlah
studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan terapi dini dapat
meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada
pasien.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang kanker
payudara pada tingkat baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi
penelitian diambil di Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar pada tanggal 26 Mei 2012. Jumlah sampel sebanyak 32 remaja putri,
dengan teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner dan menggunakan analisa data
univariat.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan remaja putri
tentang kanker payudara pada tingkat baik sebanyak 6 responden (18,75 %),
cukup sebanyak 22 responden (68,75 %) dan kurang sebanyak 4 responden
(12,5%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
terbanyak pada kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (68,75%).
Kata Kunci : Pengetahuan, remaja, kanker payudara
Kepustakaan : 20 Literatur (Tahun 2003 - 2011)
vii
MOTTO
1. Jika kamu mengiginkan sesuatu, maka yakinlah dan lakukanlah dengan
sepenuh hati.
2. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
(QS. Al-insyiroh : 6).
3. Jadikan ilmu sebagai pegangan hidupmu untuk meraih sukses.
4. Jadikan setiap langkah kita sebagai ibadah insyaallah kita akan tahu tujuan
hidup yang sesungguhnya.
5. Hal sesulit apapun jika kita jalani dengan sabar, pasti akan mudah.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini
penulis persembahkan :
1. Ayah dan ibuku tercinta terimakasih atas doa
restu dan cinta kasihnya selama ini.
2. Kakakku yang tercinta yang selalu memberikan
support setiap langkahku.
3. Seseorang yang telah memberi dukungan,
semangat dan doa disetiap langkahku.
4. Sahabat-sahabatku (wiwin, ayuk dan hesty)
yang s’lalu ada buat aku.
5. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Almamater tercinta.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii
CURICULUM VITAE viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
E. Keaslian Penelitian 5
F. Sistematika Penulisan 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 7
x
1. Pengetahuan 7
2. Remaja 13
3. Payudara 16
4. Kanker Payudara 17
B. Kerangka Teori 32
C. Kerangka Konsep 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 34
D. Instrumen Penelitian 35
E. Teknik Pengambilan Data 39
F. Variabel Penelitian 39
G. Definisi Operasional 40
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 40
I. Etika Penelitian 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 45
B. Hasil Penelitian 45
C. Pembahasan 46
D. Keterbatasan 48
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 49
B. Saran 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi – kisi kuesioner 34
Tabel 3.2 Definisi Operasional 40
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
di Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar 44
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Payudara Wanita 17
Gambar 2.2. Kerangka Teori 29
Gambar 2.3. Kerangka Konsep 30
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan validitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Dari Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Informed Consent
Lampiran 10. Kuesioner
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Tabel nilai r tabel
Lampiran 14. Nilai Mean dan Standar Deviasi
Lampiran 15. Hasil Penghitungan Menurut Kategori dan Prosentase Tingkat
Pengetahuan Responden
Lampiran 16. Tabulasi Data Kuesioner
Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Menurut WHO 2005, di
dunia tiap tahunnya sekitar 12 juta orang menderita kanker dan 7,6 juta
diantaranya meninggal. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang
akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030.
Kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang
(Yoga, 2010)
Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang ditakuti oleh
wanita karena penyakit tersebut dapat menyebabkan hilangnya organ vital
wanita. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya dan
dapat berujung kematian. Di negara berkembang setiap tahunnya lebih dari
580.000 kasus kanker payudara ditemukan. Kurang lebih 372.000 pasien
meninggal karena penyakit ini. Data WHO menunjukan bahwa 78 % kanker
payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Sedangkan 6 % di
antaranya terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Namun banyak juga para
wanita yang berusia sekitar 30 tahun terkena kanker yang mematikan ini
(Suryaningsih dan Sukaca, 2009). Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) pada tahun 2007 dalam Yoga (2010), di Indonesia prevalensi tumor
atau kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker tertinggi yang diderita
2
wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per
100.000 perempuan.
Kanker payudara merupakan penyebab utama dalam kejadian dan kematian
oleh kanker pada wanita. Kanker payudara ini menjadi pembunuh wanita
nomor satu di Indonesia. Kejadian kanker dapat disebabkan oleh banyak faktor
resiko, seperti kegemukan, periode menstruasi, usia, merokok dan malas
bergerak (Mangan, 2005).
Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan terapi
dini dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih
banyak pada pasien. Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009), deteksi dini
kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang bisa
dilakukan sendiri yaitu Periksa Payudara Sendiri (SADARI) sampai yang
dilakukan bantuan tenaga medis yaitu Mamografi, Thermografi dan USG
(Ultasonography). Dari berbagai deteksi dini tersebut yang paling sesuai untuk
remaja putri yaitu SADARI karena cara ini yang paling efektif dan efisien
untuk menemukan kanker payudara pada stadium dini. Maka sangatlah penting
bagi remaja putri untuk mengetahui informasi tentang kanker payudara agar
dapat dilakukan deteksi sejak dini dan tidak terjadi keterlambatan pasien
datang ke dokter.
Hasil studi pendahuluan pada bulan Maret 2012, terdapat 86 remaja di
Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar, 32 remaja diantaranya adalah remaja putri. Setelah dilakukan
tanya jawab kepada 5 remaja putri tentang kanker payudara didapat hasil,
3
2 remaja putri mengetahui tentang pengertian kanker payudara tetapi tidak
mengetahui tentang faktor resiko, tanda dan gejala, stadium, deteksi dini dan
pencegahan kanker payudara dan 3 remaja putri yang lain belum mengetahui
sama sekali tentang kanker payudara.
Berdasarkan uraian diatas yang menunjukkan masih tingginya angka
kejadian kanker payudara sementara kanker payudara dapat terdeteksi secara
dini dan didukung dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan serta
belum ada penelitian sebelumnya yang sama yang dilakukan di Karang Taruna
Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar,
maka dari itu penulis tertarik untuk mengetahui melakukan penelitian yang
berjudul gambaran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di
Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah dalam penelitian ini yaitu “ Bagaimana gambaran pengetahuan remaja
putri tentang kanker payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar ? “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang kanker
4
payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kacamatan
Jatipuro Kabupaten Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
pada tingkat baik.
b. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
pada tingkat cukup.
c. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
pada tingkat kurang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau acuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya khususnya
mengenai kanker payudara.
2. Bagi Peneliti
Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan serta menambah pengetahuan
tentang kanker payudara.
4. Bagi Remaja Putri
Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan
5
tentang kanker payudara.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Frita Ardyana (2010), dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Kanker Payudara pada Siswi di
Kelas XII SMK Pancasila Wonogiri”. Metode penelitian menggunakan
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini tingkat pengetahuan tentang kanker
payudara pada siswi kelas XII SMK Pancasila Wonogiri pada kategori baik
20,83 %, cukup 48,61 % dan kurang 30,56 %.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian sekarang yaitu waktu, lokasi
dan sampel penelitian. Adapun persamaannya yaitu terdapat pada metodologi
penelitian dan hasil penelitiannya mayoritas pada kategori cukup.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara menyeluruh proposal karya tulis ilmiah ini,
penulis menguraikan sistematika penulisan BAB I sampai dengan BAB V yang
saling berkaitan, yaitu sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan
6
diteliti, kerangka teori dan kerangka konsep
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian,
pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode
pengolahan, analisis data dan etika penelitian.
BAB IV. Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum, hasil
penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BAB V. Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia,
apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam
kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu berarti sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari
8
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima.
Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau
materi yang harus dapat dijelaskan,menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang
dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat juga diartikan sebagai
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam kontak situasi yang lain.
4) Analisis (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
9
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi baru dari
formasi-formasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor –faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya :
1) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-
hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut
(Notoatmodjo, 2007).
2) Pengalaman
Di sini dikaitkan dengan umur dan pendidikan individu,
maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan
luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan
semakin banyak (Notoatmodjo, 2007).
3) Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
10
seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan,
ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat
pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007).
4) Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira
sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut
(Notoatmodjo, 2007).
5) Umur
Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti
ketika berumur belasan tahun (Sari, 2008).
6) Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan
berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi
baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah
satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi secara
terarah sehingga mampu menguasai lingkungan (Sari, 2008).
7) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama
11
bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang
baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat
kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh
pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang
(Sari, 2008).
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui rasa ingin tahunya,
manusia menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh
kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1) Cara tradisional
a) Cara coba salah (trial and error)
Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh
manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan adalah melalui
cara coba salah atau dengan kata lain “Trial and Error”. Cara ini
merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya
pemecahannya dilakukan dengan cara coba – coba, bila satu cara
tidak berhasil dicoba cara yang lain.
b) Cara kekuasaan (otoritas)
Dalam kehidupan manusia sehari – hari, banyak sekali
kebiasaan – kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan – kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan
12
diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi,
otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu
pengetahuan.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang paling baik, maksud pepatah ini
bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Pengetahuan dapat digunakan sebagai
upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
d) Melalui jalan pikiran (Induksi dan Deduksi)
Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pertanyaan – pertanyaan yang dikemukakan dan
dicari hubunganya, sehingga dapat dibuat kesimpulan.
2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut penelitian
ilmiah atau metodologi penelitian. Selanjutnya diadakan
penggabungan antara proses berpikir diduktif, induktif, verifikatif,
13
maka lahirlah suatu cara penelitian yang dikenal dengan metode
penelitian ilmiah.
2. Remaja
a. Pengertian
Remaja berasal dari kata adolescence (kata bendanya adolescentra
yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh ke arah
kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis
(Widyastuti dkk, 2009).
Remaja adalah suatu masa di mana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda – tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011).
b. Batasan Usia Remaja
Batasan usia remaja menurut Depkes RI adalah antara usia 10-19
tahun dan belum kawin. Sedangkan menurut BKKBN antara usia 10-19
tahun (Widyastuti dkk, 2009).
Sedangkan menurut WHO batasan usia remaja 12-24 tahun. Namun
jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong
dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah
bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang
tua (tidak mandiri), maka dimasukkan dalam kelompok remaja
(Widyastuti dkk, 2009).
14
c. Tahapan Perkembangan Remaja
Menurut Sarwono (2011), tahapan perkembangan remaja ada 3,
yaitu :
1) Remaja awal (early adolescence)
Seorang remaja yang masih terheran – heran akan perubahan –
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan –
dorongan yang menyertai perubahan – perubahan itu. Mereka
mengembangkan pikiran – pikiran baru, cepat tertarik pada lawan
jenis dan mudah terangsang secara erotis.
2) Remaja madya (middle adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan – kawan.
Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri,
dengan menyukai teman – teman yang mempunyai sifat sama
dengan dirinya.
3) Remaja akhir (late adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian lima hal, yaitu :
a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi – fungsi intelek.
b) Egonya mencari mencari kesempatan untuk bersatu dengan
orang – orang lain dan dalam pengalaman – pengalaman baru.
c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
15
d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain).
e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private
self) dan masyarakat umum (the public)
d. Perubahan fisik remaja putri
Menurut Widyastuti dkk (2009), perubahan fisik remaja putri
ditandai dengan tanda – tanda seks sekunder, yaitu:
1) Rambut
Rambut kemaluan tumbuh setelah pinggul dan payudara mulai
berkenbang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah
haid.
2) Pinggul
Pinggul pun berkembang, membesar dan membulat. Hal ini
sebagai akibat berkembangnya lemak di bawah kulit.
3) Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan
puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula
dengan perkembangan dan makin besarnya kelenjar susu sehingga
payudara lebih besar dan lebih bulat.
4) Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.
16
3. Payudara
a. Pengertian
Payudara adalah suatu alat reproduksi tambahan pada wanita yang
terletak pada kosta kedua dan keenam. Payudara ini berbentuk
tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor dari jaringan yang meluas
ke ketiak (Verralls, 2003)
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot
dada yang berfungsi untuk memproduksi susu bagi nutrisi bayi
(Lusa, 2009).
b. Bagian – bagian dari payudara
Menurut Verralls (2003), payudara terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu :
1) Areola
Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan
mengalami pigmentasi dan masing – masing payudara bergaris
tengah kira – kira 2,5 cm
2) Papilla mammae
Merupakan suatu tonjolan dengan panjang kira – kira 6 mm dan
terletak di pusat areola mammae setinggi kosta keempat.
3) Sinus Laktiferus
Merupakan saluran ASI yang melebar yang membentuk
kantung di sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI
17
4) Saluran Susu
Merupakan saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI dari
Alveoli ke Sinus Laktiferus.
Berikut adalah gambar anatomi payudara :
Gambar 2.1 Payudara Wanita
4. Kanker Payudara
a. Pengertian
Kanker payudara adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam
jaringan payudara. Ini terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal
sel pada payudara. Tapi, ketika sel lama tidak mati dan sel baru terus
tumbuh (padahal belum diperlukan), jumlah sel yang berlebihan bisa
berkembang tidak terkendali sehingga membentuk tumor
(Indrawati, 2009).
Kanker payudara adalah suatu kanker yang berasal dari kelenjar,
saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak termasuk kulit
payudara (Mangan, 2005).
18
b. Faktor resiko terkena kanker payudara.
Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya kanker
payudara, yaitu :
1) Usia
Hampir 80 % pada diagnosa awal kasus penyebaran sel kanker
payudara terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun atau
lebih, menurut the American Cancer Soceiety (Indrawati, 2009)
2) Riwayat Keluarga
Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara
berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu
suatu gen suseptibilitas kanker payudara, probabilitas untuk terjadi
kanker payudara sebesar 60 % pada umur 50 tahun dan sebesar 85
% pada umur 70 tahun (Suryaningsih dan Sukaca, 2009)
3) Periode Menstruasi
Wanita yang mendapat menstruasi pertama lebih awal (kurang
dari 11 tahun) dan wanita yang terlambat memasuki menopause
(diatas usia 60 tahun) (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
4) Konsumsi alkohol
Beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa semakin
banyak alkohol yang dikonsumsi perempuan resiko terkena kanker
payudara lebih besar (Indrawati, 2009).
5) Riwayat kesehatan reproduksi
Perempuan yang melahirkan anak setelah umur 30 tahun atau
19
tidak memiliki anak sama sekali mempunyai resiko yang tinggi
mengidap kanker payudara (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
6) Malas bergerak
Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup tidak aktif bergerak bisa
berujung pada obesitas, yang juga merupakan faktor resiko terkena
kanker payudara (Indrawati, 2009)
7) Merokok
Merokok secara signifikan meningkatkan resiko
berkembangnya penyakit ini, terutama bagi perempuan
yang memiliki riwayat keluarga mengidap kanker payudara
(Indrawati, 2009).
8) Radiasi
Radiasi ionisasi selama atau sesudah
pubertas meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara
(Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
c. Tanda dan gejala kanker payudara
Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009), tanda dan gejala umum
yang dapat dirasakan para penderita kanker payudara adalah sebagai
berikut:
1) Timbul Benjolan
Benjolan pada payudara dapat diraba dengan tangan. Semakin
lama benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan. Sifat benjolan ini dengan mudah digerakkan (tidak
20
menempel kuat). Apabila benjolan ini tidak bisa digerakkan
dicurigai benjolan ini bersifat ganas karena biasanya benjolan ini
sudah berakar ke dalam jaringan payudara.
2) Bentuk dan ukuran atau berat salah satu payudara berubah
3) Timbul benjolan kecil di bawah ketiak
4) Keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting susu
5) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
6) Pada tahap lebih lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat
badan, pembengkakan lengan.
d. Stadium Kanker Payudara
Stadium kanker dibagi menjadi 4 tingkatan :
1) Stadium I
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 – 2, 25 cm dan tidak terdapat
penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada
stadium ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah
70 % (Indrawati, 2009).
2) Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi
metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Kemungkinan
untuk sembuh hanya 30 – 40 %. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel – sel kanker yang ada pada
seluruh bagian penyebaran dan setelah operasi dilakukan
21
penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel – sel kanker yang
tertinggal (Indrawati, 2009).
3) Stadium III
Kanker payudara 87 % telah menyebar ke daerah limfa dan
telah berukuran lebih dari 5 cm. Pada stadium ini juga terjadi
penyebaran ke seluruh bagian kulit dinding dada, tulang rusuk, otot
dada dan menyebar lebih dari 10 titik di saluran getah bening di
bawah tulang selangka. Jika kondisi pasien sudah pada tahap
stadium ini, maka hal yang harus dilakukan adalah pengangkatan
payudara (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
4) Stadium IV
Pada stadium ini kanker sudah begitu parah sudah menjalar ke
bagian tubuh lain sehingga tidak ada jalan lain selain pengangkatan
payudara. Kanker juga telah bermetafisis yaitu kanker telah
menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak
ke bagian lain seperti paru, tulang, hati dan otak. Kanker payudara
bisa membengkak dan pecah (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
e. Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi dini kanker payudara merupakan upaya untuk mendeteksi
atau mengidentifikasi secara dini keberadaan kanker payudara.
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa cara
22
diantaranya, yaitu :
1) SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
SADARI dapat dilakukan setiap sebulan sekali yaitu 7 hari
sesudah haid karena pada masa tersebut payudara terasa lunak
(Mangan, 2005).
Menurut Indrawati (2009), Pemeriksaan lengkap payudara
sendiri dibagi atas beberapa tahap :
a) Melihat
Lepas seluruh pakaian bagian atas. Berdiri di depan cermin
dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang
terang kemudian memperhatikan payudara apabila :
(1) bentuk dan ukurannya tidak simetris
(2) bentuknya membesar atau mengeras
(3) arah putingnya tertarik ke dalam
(4) puting atau kulitnya ada yang lecet
(5) kulitnya tampak seperti kulit jeruk
Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua
tangan lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi lagi pengamatan
dengan kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan dan
kedua siku ditarik ke belakang. Semua pengamatan ini
bertujuan untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat
dengan kulit.
23
b) Memijat
Dengan kedua belah tangan, secara lembut memijat
payudara dari tepi hingga ke puting. Untuk mengetahui ada
tidaknya cairan yang keluar dari puting susu ibu (seharusnya
tidak ada, kecuali menyusui).
c) Meraba
Berbaring di atas tempat tidur untuk memeriksa payudara
satu demi satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan
sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang lengan kiri
direntangkan ke atas di samping kepala.
(1) Menggunakan keempat jari tangan kanan yang saling
dirapatkan untuk meraba payudara. Rabaan dilakukan
dengan gerakan memutar, mulai dari tepi payudara hingga
ke puting susu.
(2) Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi bantal
dan lengan. Melakukan pemeriksaan pada payudara kanan
dengan menggunakan keempat jari tangan kiri.
d) Meraba ketiak
Setelah itu meraba ketiak dan area di sekitar payudara untuk
mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu kanker. Bila
dalam pemeriksaan ini ditemukan suatu kelainan (misal
benjolan sekecil apapun) sebaiknya segera konsultasi atau
periksa ke dokter.
24
2) Mamografi
Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009), Mamografi
(mammography) adalah suatu metode pendeskripsian dengan
menggunakan sinar X berkadar rendah. Mamografi biasa
dianjurkan pada orang yang sudah mendekati masa menopause.
Menurut National Cancer Institute (NCI) yang
direkomendasikan memeriksakan payudaranya dengan mamografi
adalah :
a) Wanita usia 40 – 50 tahun ke atas
Diharuskan memeriksakan payudara dengan mamografi
setiap satu atau dua tahun.
b) Wanita dengan risiko kanker payudara
Wanita yang keluarganya mempunyai riwayat kanker dapat
berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan
mamografi sebelum usia 40 tahun.
Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009), cara menggunakan
mamografi ada 2 tahap. Tahap – tahap menggunakan mamografi
adalah sebagai berikut :
a) Tahap 1
(1) Pasien diminta membuka baju dari pinggang ke atas dan
diganti dengan pakaian rumah sakit.
(2) Berdiri di depan mesin mamografi.
25
(3) Penyinaran dilakukan satu per satu dengan menempatkan
payudara di atas penjepit lembar film dari plastik atau
metal.
(4) Melakukan frontal position yaitu menekan payudara sedatar
mungkin di antara penjepit film dan kotak plastik yang
disebut paddle, yang menekan payudara dari atas ke bawah.
(5) Memancarkan sinar X beberapa detik. Keadaan ini
dirasakan tidak nyaman, tetapi hal ini diperlukan untuk
menghasilkan gambar yang jelas dari seluruh jaringan
payudara.
b) Tahap 2
(1) Berposisi di samping mesin mamografi
(2) Penjepit film akan dinaikkan sehingga sisinya persis dengan
posisi luar payudara, sedangkan sudutnya menyuntuh
ketiak.
(3) Melakukan oblique-position yaitu menekan kembali paddle
beberapa detik saat sinar X dipancarkan. Prosedur ini akan
diulang untuk payudara satunya.
Hasil dari mamografi dilihat dan diintepretasikan oleh seorang
ahli radiology (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
3) Thermografi payudara
Thermografi payudara adalah suatu prosedur diagnosis yang
menggambarkan payudara sebagai langkah deteksi dini kanker
26
payudara (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009), penggunaan
thermografi payudara adalah sebagai berikut :
a) Pasien berdiri di depan kamera dengan melepas pakaian dari
pinggir ke atas.
b) Posisi berdiri tegak dengan mengangkat kedua telapak tangan di
belakang kepala.
4) USG (Ultrasonography) payudara
Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009), USG payudara
merupakan kelanjutan dari pemeriksaan dengan mammography
atau uji klinis payudara. USG sering digunakan untuk memeriksa
ketidaknormalan pada payudara, misalnya :
a) Untuk menggambarkan kista payudara apakah berbentuk
kantung bulat, berisi cairan di dalam payudara.
b) USG dengan cepat dapat menemukan kista (selalu non kanker).
c) Menemukan pertambahan volume jaringan padat.
Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009), tahap – tahap cara
menggunakan USG payudara adalah :
a) Sebelum pemeriksaan pasien akan berbaring pada tempat
khusus.
b) Dokter akan mengolesi payudara dengan gel.
c) Saat pemeriksaan dimulai, dokter atau petugas akan mengeser
transduser di payudara. Guna transduser adalah memencarkan
27
dan menangkap gelombang suara. Setelah itu komputer akan
menganalisis pantulan suara tersebut dan menggambarkannya
di layar monitor.
d) Bentuk dan intensitas pantulan bergantung pada kepadatan
jaringan payudara.
e) Jika sebuah kista payudara sedang digambarkan, hampir
seluruh gelombang suara akan melewati kista serta
menghasilkan pantulan yang lemah.
f) Jika tumor payudara yang digambarkan, gelombang suara akan
memantul dari benda padat tersebut. Sehingga pola pantulannya
diterjemahkan oleh komputer menjadi gambar yang
diindikasikan sebagai massa.
g) Selama pemeriksaan pasien akan merasakan sedikit tekanan
dari transduser.
h) Pemeriksaan USG akan berakhir setelah 20 atau 30 menit,
namun lebih lama jika operator sulit menemukan
ketidaknormalan yang dilaporkan.
i) USG tidak menggunakan radiasi dan bebas rasa sakit.
5) MRI (Magnetic Resonance Imaging )
Menurut Rasjidi (2009), MRI adalah suatu deteksi dini kanker
payudara yang menggunakan bidang magnet untuk memproduksi
gambar potongan struktur jaringan secara mendetail, memberikan
kontras yang sangat bagus untuk jaringan lunak.
28
The American Cancer Society merekomendasikan bahwa wanita
dengan resiko tinggi terhadap kanker payudara, perlu melakukan
pemeriksaan MRI setahun sekali (Rasjidi, 2009).
f. Pencegahan Kanker Payudara
Menurut Indrawati (2009), kanker payudara dapat dicegah dengan
melakukan beberapa tindakan sebagai berikut :
1) Membatasi konsumsi alkohol
2) Menggabungkan aktivitas fisik ke dalam kehidupan sehari – hari
3) Mengkonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak
4) Memperbanyak konsumsi buah – buahan dan sayuran
5) Memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada anak selama 2 tahun
6) Melakukan pemeriksaan SADARI
g. Pemeriksaan Penunjang Kanker
Menurut Hoffmann (2011), pemeriksaan penunjang kanker ada
beberapa cara diantaranya, yaitu :
1) Pemeriksaan Laboratorium
Hal ini dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis tumor padat,
namun lebih penting lagi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah terdapat penyulit pada kanker pasien dan juga
baik untuk mengetahui persiapan terapi yang akan dilakukan, baik
bedah maupun medik. Diantaranya: darah lengkap, urin lengkap,
FAAL hati, Faal ginjal, gula darah, faal hemostatik, protein serum,
29
alkalifsfatase, elektrolit serum, LDH, asam urat dan serum
imunoglobulin.
2) Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA)
Pemeriksaan PA dilakukan di laboratorium dengan memeriksa
contoh jaringan tumor yang diambil melalui biopsi. Tujuan dari
pemeriksaan PA ini adalah untuk menentukan apakah jenis sel
kanker ganas atau jinak. Pemeriksaan PA yang paling penting
adalah mengetahui status ER (Estrogen), PR (Progesteron) &
HER2 untuk mendapatkan terapi yang tepat. Satu pemeriksaan PA
tumor yang penting dilakukan adalah menentukan status HER2
(human epidermal growth factor receptor-2).
h. Pengobatan Kanker Payudara
Menurut Indrawati (2009), ada beberapa cara untuk pengobatan
kanker payudara, yaitu :
1) Operasi
Terdapat beberapa pilihan operasi untuk mengobati kanker
payudara dan jenis operasinya tergantung pada ukuran dan jenis
tumor. Beberapa pilihan yang lebih umum mencakup lumpectomy
atau mastectomi sebagian (pada bagian tertentu), yang keduanya
bisa menyelamatkan payudara.mengikuti jenis operasi ini,
kebanyakan perempuan juga akan menerima terapi radiasi untuk
membunuh sel kanker yang tertinggal di payudara.
30
2) Terapi Radiasi
Energi tinggi dari sinar X (radiasi) ditujukan pada bagian yang
telah diangkat tumornya untuk membunuh sel kanker yang
tertinggal atau untuk mengecilkan tumor.
3) Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan untuk menangani kanker dengan cara
menghancurkan sel kanker sebelum memisahkan diri, berproduksi
dan menyebar ke seluruh tubuh. Kemoterapi juga bisa digunakan
untuk memperlambat penyebaran sel kanker atau membuatnya
kecil. Pengobatan ini juga dapat digunakan sebagai lanjutan
perawatan dengan radiasi, operasi, terapi biologis atau transplantasi
tulang sumsum.
4) Terapi Hormon
Terapi ini paling umum ditawarkan untuk perempuan dengan
kondisi kanker payudara yang telah menyebar ke seluruh tubuh.
Tipe terapi ini mencegah sel kanker memasuki akses hormon yang
perlu berproduksi.
i. Komplikasi
Potensial komplikasinya dapat mencakup sebagai
berikut : limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran
balik limfe bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus
aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Limfedema biasanya
dapat dicegah dengan meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi
31
yang lebih proksimal. Jika terjadi limfedema keluasan biasanya
berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat
selama pembedahan (Fatimah, 2009).
32
B. Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Sarwono (2011), Indrawati (2009)
Kanker Payudara :
1. Pengertian
2. Faktor Resiko
3. Gejala
4. Stadium
5. Deteksi Dini
6. Pencegahan Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Sosial ekonomi
4. Budaya
5. Umur
6. Intelegensi
7. Lingkungan
Pengetahuan Remaja
33
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Kanker
Payudara
Baik
Cukup
Kurang
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007),
deskriptif kuantitatif yaitu penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau
menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat, yang
telah direncanakan sampai matang ketika persiapan penelitian disusun dan
datanya berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan di Karang Taruna Dusun
Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 26 Mei 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
35
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi yang diambil dalam penelitian
ini adalah remaja putri di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 32 remaja
putri.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu remaja putri di Karang Taruna
Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar
yang berjumlah 32 remaja putri.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan cara mengambil
semua anggota populasi menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila
populasinya kecil (Hidayat, 2007).
D. Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
di mana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu (Nototmodjo, 2010).
36
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup
di mana sudah terdapat pilihan jawabannya, sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang tersedia. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini
ada 2 pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Skala pengukuran data yang
digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat
tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban
dari pertanyaan pernyataan : Ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak
setuju, benar dan salah (Hidayat, 2007). Dalam kuesioner yang digunakan
pada penelitian ini ada pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan
positif jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai
0. Untuk pernyataan negatif jawaban benar mendapat nilai 0 dan jawaban
salah mendapat nilai 1. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda
centang (√ ) pada jawaban yang dianggap benar.
Sebelum membuat kuesioner penelitian ini didahului dengan membuat
kisi – kisi kuesioner, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1. Kisi – kisi kuesioner
No Variabel Indikator
No Soal Jumlah
(soal) Pernyataan
positif
Pernyataan
negatif
1 Pengetahuan
Remaja
Putri
Tentang
Kanker
Payudara
Pengertian kanker payudara
Faktor resiko terjadinya
kanker payudara
Tanda dan gejala kanker
payudara
Stadium kanker payudara
Deteksi dini kanker payudara
Pencegahan kanker payudara
1
3,4,5,6,9,12
13,14,15,16,17,
18
22,24
25,27,28,30
31,32,35
2
7,8,10,11
19,20
21,23
26,29
33,34
2
10
8
4
6
5
JUMLAH 35
37
Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, maka
terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan
reliabilitas dilakukan di Karang Taruna Dusun Gludeg Desa Jatiwarno
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar dengan 30 remaja putri.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas
dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai
rhitung > rtabel.
Menurut Riwidikdo (2009), rumus product moment adalah:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien skorelasi product moment
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Setelah dilakukan uji validitas di Karang Taruna Dusun Gludeg Desa
Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar dengan 30
responden dan 35 pernyataan. Didapatkan hasil dari 35 pernyataan, 26
pernyataan dinyatakan valid dan 9 pernyataan dinyatakan tidak valid
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
38
dengan taraf signifikansi 5 %. Adapun nomor pernyataan yang tidak valid
adalah 14, 15, 18, 22, 24, 25, 26, 32 dan 34, selanjutnya nomor yang tidak
valid gugur atau tidak digunakan untuk penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for
Windows versi 16.
Menurut Arikunto (2010), rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kr
2
2
11 11 s
s
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)
(Ghozali, 2005).
Setelah dilakukan uji reliabilitas dan kuesioner dinyatakan reliabel
karena nilai alpha cronbach’s 0,878 > 0,60.
39
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner kepada remaja putri di Karang Taruna Dusun Tugu
Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Data yang
digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu :
1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung diambil dari obyek
atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Termasuk data
primer yaitu identitas responden dan pengetahuan responden tentang
kanker payudara yang diperoleh melalui jawaban kuesioner.
2. Data sekunder
Merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari obyek
penelitian (Riwidikdo, 2009). Termasuk data sekunder yaitu jumlah remaja
putri di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar yang diperoleh dari data Karang Taruna tersebut.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam
penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja
putri tentang kanker payudara.
40
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel – variabel diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
No Variabel Indikator Skala Kategori
1 Variabel tunggal:
Pengetahuan
remaja putri tentang
kanker payudara
Segala sesuatu yang
diketahui remaja putri
tentang kanker
payudara, antara lain :
a. Pengertian
b. Faktor resiko
c. Tanda dan gejala
d. Stadium
e. Deteksi dini
f. Pencegahan
Ordinal a. Baik
(x) > mean + 1SD
b. Cukup
mean – 1SD ≤ x ≤
mean + 1SD
c. Kurang
(x) < mean – 1SD
(Riwidikdo, 2009)
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data
ada 4 yaitu:
a. Editing
Editing adalah suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner.
b. Coding
Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
41
c. Data entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam program atau
“software” komputer.
d. Pembersihan data (cleaning)
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk
melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat yaitu suatu analisis data yang bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan
remaja ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :
a. Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD
b. Pengetahuan cukup : Mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
c. Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan remaja terlebih dahulu
peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut
Riwidikdo (2009), rumus untuk menghitung nilai mean dan Standard
42
Deviation yaitu :
a. Mean
Keterangan :
x : Mean
n : Jumlah responden
xi : Nilai responden
b. Standard Deviation
Keterangan :
SD : Standard Deviation
xi : Nilai responden
n : Jumlah responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation dari semua
responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan
yang sudah tercantum di atas. Adapun rumus prosentase untuk jumlah
remaja putri tentang Kanker Payudara menurut tingkat pengetahuan
(Riwidikdo, 2009) :
∑ remaja putri menurut tingkat pengetahuan
Skor Prosentase = x 100%
Jumlah responden
43
I. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat inform consent atau
persetujuan kepada responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti,
tujuan, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapat ijin dari
Ketua Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar dan dari responden sendiri melalui inform consent
yang terjamin kerahasiaannya.
Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent diberikan sebelum penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah
agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui
dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
44
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 Mei 2012 di Karang Taruna
Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar
dengan cara membagikan kuesioner kepada 32 remaja putri. Dusun Tugu ini
mempunyai batas wilayah yaitu bagian utara berbatasan dengan Dusun
Sonosari, bagian selatan berbatasan dengan Dusun Tuguharjo, bagian timur
berbatasan dengan Dusun Trugo dan bagian barat berbatasan dengan Dusun
Setro. Luas Dusun Tugu yaitu 40 Ha. Dusun Tugu terdiri dari 3 RT dan
1 RW. Jumlah penduduk Dusun Tugu yaitu 424 penduduk yang terdiri dari
230 penduduk laki-laki dengan 54 penduduk di antaranya remaja putra dan
194 penduduk perempuan dengan 32 penduduk di antaranya remaja putri.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisis data didapatkan nilai mean 16,56 dan standar
deviasi 4,134. Kemudian untuk mengetahui nilai untuk kategori tingkat
pengetahuan, nilai mean dan standar deviasi dimasukkan ke dalam rumus
menurut tingkat pengetahuan.
Setelah dilakukan analisis data didapatkan gambaran pengetahuan remaja
putri tentang kanker payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno
46
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar sebagai berikut :
Tabel. 4.1. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang kanker
payudara di Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar
No Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)
1 Baik 6 18,75
2 Cukup 22 68,75
3 Kurang 4 12,5
Total 32 100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dikelompokkan pengetahuan tentang kanker
payudara sebanyak 6 responden (18,75 %) berpengetahuan baik,
22 responden (68,75 %) berpengetahuan cukup dan 4 responden (12,5 %)
berpengetahuan kurang.
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar remaja
putri di Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar sebanyak 22 responden (68,75 %) berpengetahuan cukup.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden
pada kategori baik, responden sudah mengerti tentang kanker payudara yaitu
meliputi tentang pengertian, tanda dan gejala, stadium, deteksi dini dan
pencegahan, namun masih kurang mengerti tentang faktor resiko kanker
payudara yaitu sebanyak 2 orang. Hal ini dimungkinkan karena responden
sering mendapatkan informasi baik dari media cetak maupun media
elektronik.
47
Pada golongan responden dengan kategori cukup, responden mengerti
tentang pengertian, tanda dan gejala, deteksi dini dan pencegahan, namun
kurang mengerti tentang faktor resiko dan stadium kanker payudara yaitu
sebanyak 6 orang .
Pada golongan responden dengan kategori kurang, responden kurang
mengerti tentang kanker payudara yaitu sebanyak 4 orang. Hal ini mungkin
dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh responden.
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Berdasarkan pernyataan tersebut sebaiknya responden mempunyai
keingintahuan yang tinggi mengenai kanker payudara. Keingintahuan bukan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan, tapi ada faktor
lain yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu : pendidikan, pengalaman, sosial
ekonomi dan budaya.
Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009), kanker payudara merupakan
salah satu jenis penyakit yang ditakuti oleh wanita karena penyakit tersebut
dapat menyebabkan hilangnya organ vital wanita. Kanker ini memang tidak
tumbuh dengan cepat namun berbahaya dan dapat berujung kematian.
Adapun faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker payudara di antaranya
48
yaitu : usia, riwayat keluarga, periode menstruasi, konsumsi alkohol, riwayat
kesehatan resproduksi, malas bergerak, merokok dan radiasi.
Pengetahuan tentang kanker payudara sangat penting supaya responden
bisa mendeteksi secara dini kanker payudara dan untuk mengantisipasi kanker
payudara pada stadium lanjut. Responden juga perlu meningkatkan
pengetahuan tentang kanker payudara untuk mencegah terjadinya kanker
payudara.
D. Keterbatasan
1. Kendala Penelitian
Pada saat mengumpulkan responden membutuhkan waktu yang tidak
mudah dikarenakan kesibukan responden yang sebagian kecil adalah
pekerja swasta.
2. Kelemahan dalam Penelitian
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup
sehingga responden hanya bisa menjawab benar / salah dan jawaban
responden belum bisa mengukur secara mendalam.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di Karang Taruna
Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar
pada tingkat baik sebanyak 6 remaja putri (18,75 %).
2. Pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di Karang Taruna
Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar
pada tingkat cukup sebanyak 22 remaja putri (68,75 %).
3. Pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di Karang Taruna
Dusun Tugu Desa Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar
pada tingkat kurang sebanyak 4 remaja putri (12,5 %).
B. Saran
1. Bagi Remaja Putri
Diharapkan para remaja putri lebih memperluas pengetahuan tentang
kanker payudara, dengan cara bertanya langsung kepada petugas medis
ataupun mencari informasi melalui media cetak, elektronik baik televisi
maupun radio.
50
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah referensi buku di perpustakaan dan sebagai bahan
bacaan khususnya tentang kanker payudara.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengingat keterbatasan penelitian ini hendaknya dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan variabel penelitian.