GAMBARAN KESIAPAN SELF DIRECTED
LEARNING PADA MAHASISWA TAHAP
PENDIDIKAN KLINIK UIN SYARIF
HIDAYATULLAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
meperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Nurhalimah Aruan
NIM: 1110103000025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
nikmat yang telah diberikan, yang mengizinkan penulis untuk belajar hingga tepat
pada waktunya penulis harus menuliskan laporan penelitian ini. Penulis
menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penelitian ini
tidak akan pernah terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah,
DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA selaku Dekan dan
Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter atas bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan
di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
3. dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS, SpGK, M.Biomed selaku pembimbing 1
yang telah banyak mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk
membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan
penelitian ini.
4. dr. Erfira, SpM selaku pembimbing 2 yang telah memberikan masukan judul
penelitian dan banyak mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk
membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan
penelitian ini.
5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab modul Riset
yang tidak pernah lelah selalu mengingatkan penulis untuk segera
menyelesaikan penelitian.
6. Kedua orang tua, H. Abdul Aruan, dan Ibu Hj. Darminah Sagala atas
limpahan kasih sayang yang telah diberikan, pengorbanan tanpa pamrih dan
doa-doa panjang yang selalu dipanjatkan. Terimakasih atas segala kebaikan
dan pelajaran hidup yang luar biasa hingga kini penulis telah beranjak
dewasa.
iii
7. Riduan Dalimunthe SH, terimakasih atas dukungan dan doa yang terus
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian hingga akhir.
8. Kakak dan Adik tersayang, Endang Darlina Aruan, Nurbaya Aruan, Nurafni
Aruan, Nurubah Aruan, Daruan aruan, Sherli indah permay Aruan
Terimakasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan.
9. Teman-teman satu kelompok penelitian, Emi, Dela. Terimakasih atas kerja
sama yang luar biasa 1 tahun belakangan. Semoga kerja sama kita dapat
berlanjut hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi kemajuan
ilmu pengetahuan. Dan semoga Allah SWT berkenan memasukkannya sebagai
amal jariyah di Akhirat kelak. Amiin.
Ciputat,11 September 2013
Penulis
iv
ABSTRAK
Nurhalimah Aruan. Gambaran Kesiapan Self Directed Learning Pada Mahasiswa
Tahap Pendidikan Klinik UIN Syarif Hidayatulah Dan Faktor– Faktor Yang
Berhubungan. 2013
Self Directed Learning didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
berinisiatif dalam mengatur, mengelola dan mengontrol proses belajar dalam
mengatasi berbagai permasalahan belajar dengan cara mengevaluasi dan
menetukan cara belajar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Semakin tinggi nilai
kesiapan self directed learning mahasiswa maka diharapkan semakin baik prestasi
mahasiswa tersebut dalam proses belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat gambaran kesiapan self directed learning mahasiswa program studi
pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahap pendidikan klinik dan
faktor-faktor yang berhubungan. 108 responden mengisi kuesioner, untuk menilai
tingkat kesiapan self directed learning responden dengan alat ukur Self Directed
Learning Readiness Scale (SDLR). Tingkat kesiapan self directed learning dibagi
menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Responden yang
mempunyai tingkat kesiapan SDL rendah 11 orang (10,1%), responden yang
mempunyai tingkat kesiapan SDL sedang 82 orang (75,9%), responden yang
mempunyai tingakat kesiapan SDL tinggi 15 orang (13,9%). Faktor yang
berhubungan dengan SDL pada penelitian ini jenis kelamin, tahun masuk
universitas, asal sekolah, sumber bacaan, dan tahun masuk pendidikan klinik.
Kata kunci: self directed learning dan faktor-faktor yang berhubungan
ABSTRACT
Nurhalimah Aruan. Overview of Self Directed Learning readiness among Clinical
Medical Student UIN Syarif Hidayatulah
Self Directed Learning is defined as a person's ability to take the initiative to
organize, manage and control the learning process in learning to cope with various
problems and determine how to evaluate the learning styles according to student
needs. The higher value of self-directed learning readiness of student, the better it
is expected that the student can get in the learning process. The purpose of this
study is to see the overview of self-directed learning readiness of clinical stage
medical student of UIN Syarif Hidayatulahh and its related factors. 108
respondents fill out the questionnaire, to assess the level of self-directed learning
readiness of respondents according to SDLR. The readiness level of self directed
learning is divided into three categories: low, medium and high. Respondents who
have a low level of readiness SDL 11 people (10.1%), respondents who have SDL
readiness levels were 82 persons (75.9%), respondents with higher SDL readiness
level is 15 people (13.9%). Factor related to SDL in this study, gander, year in
college, home school, reading materials and years of education entered the clinic.
Keywords: self-directed learning and the factors associated
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK/ABSTRACT ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ……..………….…………...…………………....... 3
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …................................................................... 4
2.1. Konsep Self Directed Learning…....………........................ 6
2.1.1. Pengertian.............................................................…………........ 6
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.......................................... 6
2.1.2.1 Faktor Internal. ……………………………….…………...
2.1.2.2. Faktor Eksternal.................................................................
2.2 SDLRS...............................................................................................
2.3. Kerangka Konsep.............................................................................
2.4. Definisi Operasional.........................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
6
7
10
11
12
3.1. Desain Penelitian.................................................................................. 15
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian. ............................................................. 15
3.3. Populasi ........................................................................... 15
3.4. Cara Kerja Penelitian...........................................................................
3.4.1. Jenis Data.....................................................................................
3.4.2. Cara Pengumpulan Data………………………………………...
3.4.3. Alat Pengumpulan Data………………………………………...
3.4.4. Izin Penelitian..............................................................................
3.4.5. Alur Penelitian........………………………..…………………...
15
16
16
16
16
16
3.5. Manajemen Data..................................................................................
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data..........…………...………..…………
3.5.2. Pengolahan Data...……......……………………..…...................
3.5.3. Analisa Data.....................................................................………
3.5.3.1. Analisa Univariat................................................................
3.5.3.2. Analisis Bivariat..................................................................
17
17
17
18
18
18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 19
4.1. Faktor Predisposisi.........…………………………………………….
4.2. Hubungan Kesiapan SDL dengan Jenis Kelamin...............................
4.3. Hubungan Kesiapan SDL dengan Usia...............................................
4.4. Hubungan Kesiapan SDL dengan Tahun Masuk Universitas.............
4.5. Hubungan Kesiapan SDL dengan Asal Sekolah................................
19
25
25
26
27
ix
4.6. Hubungan Kesiapan SDL dengan Jalur Masuk..................................
4.7. Hubungan Kesiapan SDL Dngan Waktu Membaca...........................
4.8. Hubungan Kesiapan SDL Dengan Sumber Bacaan Responden ........
4.9. Hubungan Kesiapan SDL Dengan Tahun Masuk Koas.....................
4.10.Hubungan Kesiapan SDL Dengan Stase yang Sedang Dijalani….....
4.11.Hambatan Penelitian...........................................................................
28
29
30
31
32
33
BAB V. PENUTUP…......................................................................................... 33
5.1. Simpulan ............................................................................................ 33
5.2. Saran ................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 35
LAMPIRAN ........................................................................................................ 37
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu metode belajar yang
bersifat (student centered learning) SCL. Metode ini telah banyak diterapkan di
fakultas-fakultas kedokteran Indonesia. Penerapan metode PBL menuntun
mahasiswa untuk lebih bisa belajar mandiri atau yang dikenal dengan self directed
learning.1 Menurut Knowles Self directed learning adalah sebuah proses dimana
individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dan proses
dalam self-directed learning ini dilakukan dengan menyadari kebutuhan sendiri
dalam belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat keputusan pada sumber dan
strategi belajar dan menilai hasil. 1
Kemampuan belajar mandiri sangat dibutuhkan agar saat setelah lulus
menjadi dokter diharapkan tetap bisa menjadi dokter yang terus belajar, dan terus
mengikuti perkembangan ilmu kesehatan khususnya ilmu kedokteran. Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan belajar masing-masing mahasiswa
berbeda, dan terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan self directed
learning, baik dari internal maupun eksternal mahasiswa, seperti jenis kelamin,
usia, tempat tinggal mahasiswa selama menempuh pendidikan, waktu yang
digunakan mahasiswa untuk membaca. 1
Untuk menjadi seorang dokter yang profesional, mahasiswa harus melewati
dua tahap pendidikan. Pertama adalah tahap sarjana kedokteran pada tahap ini
mahasiswa belajar tentang semua teori-teori dan kosep–konsep ilmu. Sistem
pembelajarannya dibagi menjadi beberapa modul dan setelah lulus dari semua
modul mahasiswa akan mendapat gelar S.Ked (serjana kedokteran). Setelah itu
mahasiswa akan masuk ke tahap profesi dokter atau pendidikan klinik. Mahasiswa
dapat mengaplikasikan ilmu- ilmu yang telah di pelajari di preklinik, dan disini
mahasiswa berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pasien. Pada tahap
pendidikan di klinik mahasiwa akan melewati beberapa stase dan setiap
2
mahasiswa akan menempati stase yang berbeda–beda. Hal ini tergantung dari
waktu menyelesaikan tahap preklinik. Pada tahap pendidikan klinik masing–
masing mahasiswa akan mendapat kesulitan yang berbeda.2 Mahasiswa yang
sedang menjalani tahap pendidikan klinik diharapkan dapat belajar secara
mandiri atau menerapkan self directed learning agar dapat menentukan kebutuhan,
tujuan, mengevaluasi cara belajar, mencari solusi dari masalah atau kesulitan yang
dihadapi saat proses pendidikan klinik. Semakin baik kesiapan SDL mahasiswa
diharapkan akan semakin mampu menentukan solusi terhadap kesulitan yang
dihadapi. Untuk mempunyai self directed learning yang baik tentunya ada
beberapa faktor yang berhubungan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kesiapan
self directed learning yaitu faktor internal seperti jenis kelamin, mood, kesehatan,
cara belajar, intelegensi, pendidikan. Faktor eksternal seperti ketersediaan fasilitas,
waktu belajar, motivasi belajar dan pola asuh orang tua.
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesiapan belajar
mandiri mahasiswa adalah Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS).
SDLRS dirancang untuk mengukur sejauh mana seseorang menilai dirinya
memiliki keterampilan dan sikap-sikap yang sering dikaitkan dengan kemandirian
dalam belajar. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti ingin mengetahui tingkat
kesiapan self directed learning mahasiswa klinik dan faktor yang berhubungan
pada mahasiswa UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta dengan alat ukur SDLRS . 3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Kesiapan self directed learning sangat dibutuhkan bagi setiap mahasiswa
baik yang tahap sarjana pendidikan dokter maupun yang sedang tahap pendidikan
klinik. Untuk mempunyai kesiapan self directed learning terdapat faktor- faktor
yang berhubungan, dan masing- masing mahasiswa akan mempunyai kesiapan
self directed learning yang berbeda-beda. Rumusan masalah dari penelitian ini
adalah bagaimanakah gambaran kesiapan self directed learning mahasiswa tahap
pendidikan klinik dan faktor yang berhubungan pada mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?
3
1.3 HIPOTESIS
Semua mahasiswa pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
mempunyai kesiapan self directed learning yang baik, dan terdapat beberapa
faktor yang berhubungan dengan hasil gambaran kesiapan self directed learning
pada mahasiswa pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk melihat gambaran kesiapan self directed learning dan faktor- faktor
yang berhubungan pada mahasiswa tahap pendidikan klinik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik subjek penelitian meliputi usia, jenis
kelamin, asal sekolah, jalur masuk ke universitas, biaya pendidikan
mahasiswa, angkatan atau tahun masuk universitas, tahun masuk
kepaniteraan klinik, waktu yang digunakan untuk membaca, sumber
bacaan mahasiswa.
2. Mengetahui gambaran kesiapan self directed learning subyek penelitian.
3. Mengetahui hubungan antara karakteristik subjek yang diteliti dengan
kesiapan self directed learning.
1.5 Manfaat Penelitian
Subjek penelitian
1. Mengetahui gambaran atau tingkat kesiapan SDL
2. Mengetahui faktor–faktor yang berhubungan dengan kesiapan SDL.
3. Mengevaluasi dan memperbaiki sistem belajar agar mempunyai
kesiapan SDL yang lebih baik lagi.
Peneliti
1. Sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan program sarjana
kedokteran.
4
2. Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman dalam
melaksanakan penelitian khusus nya tentang self directed learning
dan faktor-faktor yang berhubungan.
Manfaat bagi perguruan tinggi
Mengetahui gambaran kesiapan SDL mahasiswa tahap pendidikan klinik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Self Derected Learning (SDL)
2.1.1 Pengertian
Self derected learning dalam penelitian menurut Knowles adalah sebuah
proses ketika individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dan
proses dalam Self directed learning ini dilakukan dengan menyadari kebutuhan
sendiri dalam belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat keputusan pada sumber dan
strategi belajar dan menilai hasil. 4
Teori Guglielmino mengemukakan bahwa Self directed learning dapat terjadi
dalam banyak situasi yang bervariasi, mulai dari ruangan kelas yang berfokus pada
guru secara langsung (teacher directed) menjadi belajar dengan perencanaan siswa
sendiri (self planned) dan dilakukan sendiri (self conducted). 1
Menurut Darmayanti SDL yang dimiliki oleh pelajar didefinisikan sebagai
kemampuan untuk berinisiatif dalam mengatur (regulate), mengelola dan mengontrol
proses belajarnya untuk mengatasi berbagai masalah dalam belajar dengan
mempergunakan berbagai alternatif atau strategi belajar. 6
Menurut Gibbons, Self directed learning adalah peningkatan pengetahuan,
keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak
metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu. 6
2.1.2 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi self directed learning
SDL dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di
dalam dirinya (internal) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (eksternal). 7
2.1.2.1 Faktor Internal
6
Faktor internal adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya
sendiri, seperti keadaan keturunan. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah
merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya.
Bakat, potensi intelektual, jenis kelamin, mood, kesehatan, cara belajar, intelegensi,
pendidikan tentunya dapat mempengaruhi kesiapan SDL seseorang. 7, 8
1. Jenis Kelamin
Adanya perbedaan biologis antara laki-laki dan anak perempuan menyebabkan
adanya perbedaan pada hal-hal dibawah ini, yaitu:
a) Prestasi sekolah, nampak bahwa perempuan lebih konsisten dari pada laki-laki.
Kenyataan bahwa secara konsisten wanita mengerjakan tugas tugas verbal lebih baik,
telah menempatkan perempuan di tempat teratas dalam prestasi di sekolah. 9
b) Bakat-bakat atau kemampuan-kemampuan yang ditest menunjukkan antara lain
bahwa dalam kemampuan intelektual, wanita secara konsisten lebih tinggi dari pria.
2. Cara Belajar
Dalyono menyebutkan bahwa cara belajar dapat menentukan keberhasilan
pembelajaran seseorang.12
Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran
mahasiswa harus memahami cara belajar yang sesuai untuki mahasiswa tersebut.
Dengan self directed learning maka mahasiswa akan dapat memahami, mengetahui
kekurangan dalam cara belajar dan mencari solusi cara belajar yang tepat.
3. Mood dan Kesehatan
Mood dan kesehatan dianggap berpengaruh terhadap kesiapan self directed
learning mahasiswa, mood atau suasana hati yang baik, kesehatan yang baik akan
mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk belajar secara mandiri. 10
Samuel menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar
atau self directed learning adalah sebagai berikut. 11
7
4. Intelegensi
Anak yang berperilaku mandiri mampu meningkatkan adanya kontrol diri
terhadap perilakunya terutama unsur-unsur kognitif (seperti mengetahui, menerapkan,
menganalisa, mensintesa dan mengevaluasi) dan afektif (seperti menerima,
menanggapi, menghargai, membentuk, dan berpribadi) ikut serta berperan.
Selanjutnya dikatakan bahwa berperilaku mandiri mampu mengembangkan sikap
kritis terhadap kekuasaan yang datang dari luar dirinya. Anak yang berperilaku
mandiri mampu melakukan dan memutuskan sesuatu secara bebas tanpa pengaruh
orang lain. Dengan demikian intelegensi berperan dalam pembentukan kemandirian
belajar.
5. Pendidikan
Pendidikan harus menolong anak didik mampu menolong dirinya sendiri
untuk dapat mencapai perilaku mandiri melalui potensi-potensi yang dimilikinya,
untuk itu anak didik perlu mendapatkan berbagai pengalaman dalam mengembangkan
konsep-konsep, prinsip, generalisasi, intelek, inisiatif, kreativitas kehendak, emosi
dan lain-lain. Orang yang berpendidikan akan mengenal dirinya lebih baik termasuk
mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, sehingga mereka
mempunyai percaya diri.
`2.1.2.2Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar
diri masing–masing mahsiswa, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan.
Lingkungan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian
seseorang, baik dari segi negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan
masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan hidup akan
membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandirian belajar.
8
1. Waktu Belajar
Pengaturan waktu belajar pribadi merupakan bagian dari planning dalam
pelaksanaan belajar mandiri. Salah satu pelaksanaan pembelajaran mandiri adalah
mahasiswa mengatur rencana kebutuhan belajarnya sendiri, termasuk mengatur waktu
belajarnya sendiri. Apabila mahasiswa dapat melakukan manajemen waktu yang baik,
maka akan terlaksana pembelajaran mandiri. 12
2. Tempat Belajar
Tempat belajar dapat berarti tempat belajar di kampus seperti ruang kuliah, ruang
kelas, ruang diskusi, dan daerah sekitar kampus. Tempat belajar yang nyaman
merupakan fasilitas yang dapat mendukung tentunya dapat memberi kesadaran dan
keinginan mahasiwa untuk belajar secara mandiri. 10
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah kekuatan yang menyebabkan mahasiswa terlibat dalam
suatu proses pembelajaran, fokus pada tujuan belajar, dan mengerjakan tugas belajar.
Motivasi dalam belajar dibagi menjadi 2: motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Contoh
motivasi ekstrinsik adalan ujian, nilai, penghargaan diri orang lain sedangkan contoh
motivasi intinsik adalah untuk belajar dan menyadari pentingnya belajar secara
mandiri.10
4. Pola Asuh Orang Tua
Keluarga adalah merupakan tempat pendidikan anak yang pertama dan utama,
sehingga orangtua menjadi orang pertama yang mempengaruhi, mengarahkan dan
mendidik anaknya. Tumbuh kembangnya kepribadian anak tergantung pola asuh
orangtua yang diterapkan dalam keluarga. Pola asuh orangtua terbaik yang dapat
ditempuh orangtua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung
jawab kepada anak. 13
9
2.1.4 Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS)
Salah satu instrumen yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat
self directed learning adalah Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS), yang
dikembangkan oleh Lucy M. Guglielmino pada tahun 1977. 14
SDLRS dirancang untuk mengukur sejauh mana seseorang menilai dirinya
memiliki keterampilan dan sikap-sikap yang sering dikaitkan dengan kemandirian
dalam belajar. Peneliti memilih Instrumen SDLRS untuk digunakan dalam meneliti
Self Directed Learning mahasiswa program studi pendidikan dokter tahap
pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena SDLRS merupakan
instrumen yang cocok untuk mengukur kemandirian belajar mahasiswa dalam belajar.
Kesiapan belajar mandiri diketahui dari nilai total skor yang diperoleh dari hasil
pengisian SDLRS. 15
10
2.2 Kerangka Konsep
Keterangan:
Variabel tidak diteliti
Variabel diteliti
Berhubungan tidak diteliti
Berhubungan diteliti
Kesiapan self
directed learning usia
Asal sekolah
Jalur masuk
Biaya selama pendidikan
Sumber bacaan
Waktu membaca
dalam 1 hari
Tahun masuk
universitas/angkata
n
Stase yang
sedang dijalanin
Tahun masuk
prndidikan klinik
Motivasi
belajar
eksternal
Tempat tinggal
selama masa
pendidikan
internal
Jenis kelamin
Jumlah stase yang
sudah dilewati
eksternal
Mood dan
kesehatan
Intelegensi
Pendidikan
11
2.3 Definisi Operasional
N
o
Variable Definisi Alat ukur Cara
pengukura
n
Skala pengukuran
1. Kesiapan
SDL
kesiapan
individu
untuk
melaksanak
an kegiatan
belajar atas
inisiatif
sendiri,
dengan atau
tanpa
dukungan
pihak lain
Kuesioner Kuesioner
Kategorik
1.≥ 94,24 = nilai SDL
tinggi
2. 95-78 = nilai SDL
sedang
3.79 = nilai SDL rendah
2. Jenis
kelamin
Untuk
melihat
adanya
perbedaan
jumlah
antara laki-
laki dan
perempuan
Kuesioner Kuesioner Kategorik
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Usia Usia Kuesioner Kuesioner Numerik
4. Asal
sekolah
Asal
sekolah
Kuesioner Kuesioner Kategorik
a. SMA
12
mahasiswa
sebelum
masuk ke
perguruan
tinggi
b. Madrasah/Aliyah
c. Pesantren
5. Jalur
masuk
Jalur atau
tes yang
dilalui
sebelum
menjadi
mahasiswa
Kuesioner Kuesioner Kategorik
a. Mandiri
b. SMPTN
c. PMDK
d. Beasiswa
6. Sumber
bacaan
Referensi
yang
digunakan
mahasiswa
untuk
belajar/mem
baca
Kuesioner Kuesioner Kategorik
a. Buku
b. Jurnal
c. Artikel
d. Internet
e. semuanya
7. Waktu
membaca
dalam 1
hari
Waktu
yang
digunakan
mahasiswa
untuk
belajar/mem
baca di
waktu
mandiri
Kuesioner kuesioner Kategorik
a. <1 jam
b. 1 jam
c. 2 jam
d. >2 jam
8. Tahun
masuk
Tahun
mahasiswa
Kuesioner kuesioner Kategorik
a. 2007
13
universita
s
masuk ke
universitas
b. 2008
c. 2009
9. Tahun
masuk
pendidika
n klinik
Tahun
mahasiswa
masuk ke
tahap
pendidikan
klinik
setelah
menyelesaik
an
pendidikan
tahap
preklinik
Kuesioner Kuesioner Kategorik
a. 2009
b. 2010
c. 2011
d. 2012
10. Stase
yang
sedang
dijalani
Stase yang
sedang
dijalani
mahasiswa
pada tahap
pendidikan
klinik
Kuesioner Kuesioner Kategorik
1. stase mayor
2. stase minor
11. Biaya
selama
masa
pendidika
n
Sumber
biaya yang
digunakan
mahasiswa
untuk
memenuhi
Kuesioner kuesioner Kategorik
1. orang tua
2. beasiswa
14
kebutuhan
selama
masa
pendidikan
14
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Peneltian
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif - analitik dengan metode
pengumpulan data secara cross sectional untuk mengetahui gambaran
kesiapan self directed learning pada mahasiswa tahap pendidikan klinik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan faktor-faktor yang berhubungan 17
.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, RS Fatmawati, RSUD Bekasi, RS Paru dr. Gunawan,
RS Marzuki mahdi, RS Polri Keramat Jati tempat mahasiswa mengikuti
pendidikan dokter tahap klinik. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-
September 2013.
3.3 Populasi
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini, populasi target, yaitu seluruh mahasiswa tahap
pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Total populasi 120
orang dan seluruh nya menjadi objek penelitian.
3.4 Cara Kerja Penelitian
Penelitian langsung dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan di RS Fatmawati, RSUD Bekasi, RS Paru dr. Gunawan, RS
Marzuki Mahdi, RS Polri Keramat Jati. Kuesioner yang digunakan untuk
penelitian ialah kuesioner Fisher dalam bahasa Inggris yang kemudian
diterjemahkan oleh peneliti kedalam bahasa Indonesia. Sebelum
memberikan kuesioner kepada seluruh responden, peneliti melakukan
validasi kuesioner terlebih dahulu, dengan cara membagikan 20 kuesioner
kepada mahasiswa pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2010. Hasil reabilitas dari validasi kuesiner adalah cronback α
0,83 menunjukkan bahwa kuesioner valid dan dapat digunakan untuk
15
penelitian. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan langsung turun
kelapangan dan dikirim melalui email. Sebelum pengisian kuisioner,
peneliti memberikan petunjuk dalam pengisian kuesioner serta
mengadakan penjelasan kembali bila responden mengalami kesulitan dan
hal – hal yang kurang jelas
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang diambil merupakan data primer, yaitu data
diambil langsung dari responden.
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan
dengan pemberian kuesioner langsung.
3.4.3 Alat Pengumpulan Data
Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner.
3.4.4 Izin Penelitian
Subjek yang dimasukan dalam penelitian ini, adalah mereka
yang telah menyetujui secara tertulis untuk diikutsertakan dalam
penelitian ini.
3.4.5 Alur penelitian
Pendataan seluruh mahasiswa tahap pendidikan klinik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengolahan data hasil kuisioner dengan SPSS
Persetujuan kepada subjek penelitian
Pengisian kuisioner dengan dibimbing peneliti
16
3.5 Manajemen Data
3.5.1 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian diolah dengan
menggunakan program komputer meliputi variabel independen atau variabel
bebas, yaitu: usia, jenis kelami, asal sekolah, jalur masuk universitas, tahun masuk
universitas, biaya selama pendidikan, waktu membaca dalam sehari, sumber
bacaan, tahun masuk kepanitraan kepanitraan klinik, stase yang sedang dijalani.
Sedangkan variabel dependen atau variabel tergantung adalah gambaran kesiapan
self directed learning pada mahasiswa tahap pendidikan klinik.
Perhitungan data menggunakan SPSS for windows versi 17.0. Tahapan
pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1.Coding
Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan
kode untuk masing-masing pertanyaan. Kode yang diberikan akan menjadi
panduan untuk menentukan skor yang didapat responden.
2. Editing
Kegiatan yang dilakukan untuk menyunting data sebelum data dimasukan,
agar data yang salah atau meragukan dapat diklarifikasi lagi kembali kepada
responden.
3. Entry data
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan
pengkodingan, langkah selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis.
Pemrosesan data dilakukan dengan memasukkan data dari kuesioner ke dalam
komputer dengan menggunakan program komputer sesuai dengan kode yang telah
ditetapkan.
4. Cleaning data
Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan untuk mengetahui
adanya kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data terdiri dari :
a) Mengetahui missing data.
17
b) Mengetahui variasi data.
c) Mengetahui konsistensi data
3.5.2 Analisis data
3.5.2.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian ini
berupa distribusi dan persentase pada setiap variabel independen yaitu, usia, jenis
kelamin, asal sekolah, jalur masuk universitas, tahun masuk universitas, biaya
selama pendidikan, waktu membaca dalam sehari, sumber bacaan, tahun masuk
kepanitraan klinik, stase yang sedang dijalani, sedangkan variabel tergantung
adalah gambaran kesiapan self directed learning pada mahasiswa tahap
pendidikan klinik 17
.
3.5.2.2 Analisis Bivariat
Digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel
independen dan dependen, adapun yang dipakai adalah uji Lambda dan Gamma .
Lambda untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel nominal dengan
variabel ordinal. Variabel yang menggunakan uji Lambda: usia dengan kesiapan
SDL, jenis kelamin dengan kesiapan SDL, jalur masuk universitas dengan SDL,
biaya selama masa pendidikan dengan SDL, tempat tinggal selama masa
pendidikan dengan kesiapan SDL, stase yang sedang dijalani dengan kesiapan
SDL. Gamma untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel ordinal dengan
variabel ordinal. Variabel yang menggunakan uji Gamma: tahun masuk
universitas dengan kesiapan SDL, tahun masuk pendidikan klinik dengan
kesiapan SDL, waktu membaca dalam satu hari dengan kesiapan SDL, sumber
bacaan dengan kesiapan SDL. Hasil perhitungan statistik dapat menunjukkan ada
tidaknya hubungan yang signifikan antara kedua variabel diatas, yaitu dapat
melihat nilai P. Bila dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai P < 0.05 maka
hasil perhitungan bermakna, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel independen dan variabel dependen. Sebaliknya bila dari
perhitungan statistik nilai P > 0.05 maka hasil perhitungan statistik tidak
18
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
17.
18
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang akan dijabarkan berikut adalah data yang berasal dari
mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang sedang menjalani tahap pendidikan klinik. Pada bab ini akan dijabarkan hasil
univariat dan bivariat variabel independen dan dependen yang tercantum dalam
kerangka konsep.
4.1 Kertebatasan Penelitian
Dalam tahap penelitian hingga akhir penelitian ditemukan beberapa keterbatasan
melaksanakan penelitian, antara lain:
1. Tidak tersedianya waktu khusus untuk melakukan penelitian sehingga
harus mengambil waktu kuliah untuk melakukan persiapan penelitian,
maka dibutuhkan cara mengatur waktu yang tepat, agar penelitian bisa
selesai tepat waktu dan tidak mengaggu perkuliahan.
2. Adanya beberapa data dari masing-masing responden yang tidak lengkap,
sehingga peneliti perlu melakukan konfirmasi ulang untuk mengisi data
yang kosong.
3. Adanya beberapa kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden ke
peneliti. 120 kuesioner yang disebarkan yang kembali ke peneliti hanya
108 kuesioner.
4. Adanya self reporting quetioner sehingga timbul bias saat pengamnilan
data.
19
4.2 Karakteristik Subjek Penelitian
b) Usia Responden
Grafik 4.1. Distribusi Usia Responden.
Dari Grafik 4.1. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada
kategori usia 22 tahun (47,2 %), karena syarat untuk menjadi responden penelitian
adalah mahasiswa yang sedang menjalani kepanitraan klinik dan rata-rata
mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik ialah mempunyai usia 22
tahun.
c) Jenis Kelamin
Grafik 4.2.Distribusi jenis kelamin responden.
Dari grafik 4.2. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah perempuan
(63,9 %). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Program Studi
20
Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam satu angkatan jumlah
perempuan selalu lebih banyak dibandingkan jumlah laki-laki.
d) Asal sekolah
Grafik 4.3.Distribusi asal sekolah responden sebelum masuk universitas.
Dari Grafik 4.3. dapat dilihat bahwa sebagian besar asal sekolah responden
sebelum masuk universitas adalah SMA ( 73,1 %). Untuk masuk perguruan tinggi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, harus memenuhi syarat seleksi masuk
universitas. Lulusan SMA, Pesantren, Madrasah aliyah merupakan salah satu
syarat seleksi masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian ini
dibedakan mahasiswa asal sekolah Pesantren dan Madrasah Aliyah, pesantren
yang dimaksud adalah selama masa sekolah tinggal di asrama, sedangkan
Madrasah Aliyah selama masa pendidikan tidak tinggal di asrama.
21
e) Seleksi Masuk Universitas
Grafik 4.4.Distribusi seleksir masuk universitas responden.
Dari grafik 4.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar seleksi masuk universitas
responden adalah melalui jalur mandiri (44%). Jalur mandiri merupakan seleksi
terakhir untuk bisa masuk universitas dan mempunyai peluang lebih besar untuk
bisa lulus masuk universitas.
f) Tahun Masuk Universitas
Grafik 4.5.Distribusi jalur masuk universitas responden.
Dari grafik 4.5. dapat dilihat bahwa sebagian besar tahun masuk universitas
responden adalah tahun 2008 (57,4%). Kepaniteraan klinik sudah menjadi
jadwal bagi mahasiswa angkatan 2008 dan 2009. Jumlah responden angkatan
22
2008 lebih banyak karena hampir seluruhnya sedang mengikuti kepaniteraan
klinik, 2009 lebih sedikit karena masih ada angkatan 2009 yang belum ikut
kepaniteraan klinik tahun ini, dan 2007 lebih sedikit karena sebagian besar
angkatan 2007 sudah menyelesaikan kepaniteraan klinik.
g) Biaya Selama Masa Pendidikan
Grafik 4.6. Distribusi biaya selama masa pendidikan.
Dari grafik 4.6. dapat dilihat bahwa sebagian besar biaya selama masa pendidikan
responden adalah biaya sendiri atau dari orang tua (76,9%). Agar seluruh biaya
selama masa pendidikan ditanggung beasiswa, harus mengikuti seleksi masuk
universitas melalui jalur beasiswa. Sesuai dengan seleksi masuk responden , yang
terbanyak adalah melalui jalur mandiri, ditambah lagi mahsiswa yang masuk
melalui seleksi PMDK, SMPTN. Hal itu yang menyebabkan sebagian besar
responden mendapatkan seluruh biaya selama pendidikan dari orang tua.
23
h)Waktu Membaca Dalam Sehari
Grafik 4.7.Distribusi waktu membaca responden dalam sehari.
Dari grafik 4.7. dapat dilihat bahwa sebagian besar waktu membaca responden
dalam sehari adalah >2jam ( 53%). Banyak nya ilmu yang harus dipelajari
menyebabkan, waktu yang diluangkan untuk membaca mungkin harus lebih dari 2
jam. Pada saat kepaniteraan klinik mungkin jadwal nya lebih padat dibandingkan
masa pendidikan preklinik, sehingga banyak juga responden yang waktu
membaca nya kurang dari dua jam.
i) Sumber Bacaan
Grafik 4.8. Distribusi sumber bacaan responden.
24
Dari grafik 4.8. dapat dilihat bahwa sebagian besar sumber bacaan responden
adalah semua (buku, artikel, internet, jurnal) sebesar 86,1%. Untuk memperoleh
ilmu yang banyak ataupun untuk mengerjakan tugas-tugas di kepaniteraan klinik
dan dapat memahami ilmu yang selalu berkembang tidak cukup hanya dari satu
sumber. Hal ini yang dialami responden sehingga memilih sumber ilmu dari buku,
artikel, internet dan jurnal.
j) Tahun Masuk pendidikan klinik
Grafik 4.9.Distribusi tahun masuk pendidikan klinik responden.
Dari grafik 4.9, dapat dilihat bahwa sebagian besar tahun masuk pendidikan klinik
responden adalah 2011 (55,6%). Hal ini sesuai dengan tahun masuk universitas
responden lebih banyak 2008. Angkatan 2008 memang sudah jadwalnya masuk
kepaniteraan klinik.
25
k) Stase Yang Sedang Dijalani
Grafik 4.10.Distribusi stase yang sedang dijalani responden.
Dari grafik 4.10. dapat dilihat bahwa sebagian besar stase yang sedang dijalani
responde adalah stase mayor (58,3%). Satu satase mayor bisa menampung 20
orang mahasiswa, dan rata-rata mahasiswa angkatan 2008 sedang menjalani stase
mayor. Satu stase minor hanya bisa menampung mahsiswa 5-7 orang, inilah yang
menyebabkan jumlah mahasisiwa stase mayor lebih banyak.
4.3 Gambaran Kesiapan SDL
Grafik 4.1. Kategori kesiapan SDL. responden
Kategori Rumus Batasan
Rendah < X - Standart deviasi 86,62 + 7,62 < 79
Sedang X ± Standart deviasi
79 - 94,24
Tinggi > X + Standart deviasi 86,62 - 7,62 > 94,24
Dari tabel 4.1 dapat dilihat nilai rata-rata yang diperoleh dari uji normalitas adalah
86,62, dari uji normalitas data kesiapan SDL responden tidak normal, maka nilai
yang digunakan ialah nilai median yang kemudian dimasukkan kerumus yang di
atas.
26
Grafik 4.11. Distribusi tingkat kesiapan self directed learning responden.
Dari grafik 4.11. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai
kesiapan self directed learning sedang (75,9 %) . Pada penelitian Eti Poncorini
Pamungkasari sebagian besar mahasiswa tahap pendidikan profesi mempunyai
kesiapan SDL yang tinggi. 2
4.4 Hubungan Kesiapan SDL dengan Usia
Tabel.4.2. Distribusi hubungan kesiapan SDL dengan usia.
Usia
20 21 22 23 24 Total P Value
SDL Rendah 0 0 7 2 0 11 0,053
Sedang 2 8 39 30 2 82
Tinggi 1 1 5 8 3 15
Total 3 9 51 40 5 108
Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan menggunakan uji
lambda diperoleh nilai p = 0,053, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar mandiri dengan usia responden
karena nilai p > α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah usia 22 tahun (7
orang),sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang adalah usia 22 tahun (39
orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah
usia 23 tahun (8 orang).
27
Brockett & Hiemstra menyatakan bahwa bertambahnya usia secara nyata
berhubungan dengan bertambahnya skor SDLRS. Terlihat adanya hubungan yang
positif antara usia dengan skor SDLRS . Dilihat dari hasil penelitian sebelumnya,
semakin bertambah usia dari responden maka semakin tinggi jumlah skor SDLRS
atau semakin tinggi kesiapan SDL responden tersebut. Menurut teori di atas bila
dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya responden dengan usia lebih
tinggi maka akan mempunyai skor SDLRS yang tinggi atau kesiapan SDL yang
tinggi, tetapi pada kenyataannya tidak semua responden dengan usia lebih tinggi
mempunyai kesiapan SDL yang tinggi. 6
4.5. Hubungan Kesiapan SDL dengan Jenis Kelamin
Table 4.3. Distribusi hubungan kesiapan SDL dengan Jenis kelamin responden.
Jenis kelamin
laki-laki Perempuan Total P Value
SDL Rendah 5 6 11 0, 000
Sedang 30 52 82
Tinggi 4 11 15
Total 39 69 108
Tabel 4.3. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji lambda
diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara kesiapan SDL dengan jenis kelamin responden karena nilai p < α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah perempuan (6
orang), sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang adalah perempuan (52
orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapan SDL tinggi adalah
perempuan (11 orang). Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi nilai SDL. Adanya perbedaan biologis antara laki-laki dan anak
perempuan menyebabkan adanya perbedaan seperti prestasi dalam belajar,
nampak bahwa wanita lebih konsisten dan lebih rajin dari pada pria. Penelitian
Darmayanti menyatakan bahwa, terdapat perbedaan skor SDLRS antara
mahasiswa laki-laki dan perempuan. Skor SDLRS perempuan sedikit lebih tinggi
dibandingkan laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori diatas.6
28
4.6 Hubungan Kesiapan SDL dengan Asal Sekolah
Tabel 4.4. Hubungan kesiapan SDL dengan asal sekolah.
Asal sekolah
SMA Aliyah Pesantren Total P Value
SDL Rendah 10 1 0 11 0,007
Sedang 56 8 18 82
Tinggi 13 1 1 15
Total 79 10 19 108
Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji lambda
diperoleh nilai p = 0,007, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kesiapan SDL dengan asal sekolah responden karena nilai p < α
(0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang
asal sekolah SMA (10 orang), sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang
adalah mahasiswa yang asal sekolah SMA (56 orang), kemudian sebagian besar
responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang asal sekolah SMA
(13 orang). Dari hasil tabel di atas dapat dilihat ternyata nilai kesipan SDL rendah,
sedang dan tinggi adalah asal sekolah SMA, hal ini menjelaskan nilai rata-rata
kesiapan SDL asal SMA lebih tinggi, karena jumlah responden asal sekolah SMA
lebih banyak dari jumlah responden asal sekolah madrasah aliyah dan pesantren.
Untuk mencapai kesiapan SDL kembali ke pribadi setiap mahasiswa, harus
bisa memahami kebutuhan, kekurangan,dan apa yang harus diperbaiki dari sistem
belajar mahasiswa untuk mencapai target yang dibutuhkan.6
Semua mahasiswa dapat meningkatkan kesiapan SDL, tanpa memandang
asal sekolah SMA, madrasah aliyah atau pesantren, karena pada saat sudah
menempuh perkuliahan semua berkesempatan untuk mendapatkan nilai SDL yang
tinggi, semuanya kembali kepada kesadaran masing-masing mahasiswa untuk
meningkatkan kesiapan SDL. Hasil statistik di atas menjelaskan ternyata nilai
rata-rata skor SDLRS mahasiswa dengan asal sekolah SMA lebih tinggi.
29
4.7 Hubungan Kesiapan SDL dengan Jalur Masuk
Tabel 4.5. Hubungan kesiapan SDL dengan jalur masuk universitas.
Jalur masuk
mandiri PMDK SMPTN Beasiswa Total P Value
SDL Rendah 6 2 2 1 11 0,141
Sedang 36 20 6 20 82
Tinggi 2 11 0 2 15
Total 44 33 8 23 108
Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji lambda
diperoleh nilai p = 0,141, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara kesiapan SDL dengan jalur masuk universitas responden
karena nilai p > α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang
jalur masuk universitas melalui jalur mandiri (6 orang), sebagian responden
dengan kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang jalur masuk universitas
melalui jalur mandiri ( 36 orang), kemudian sebagian besar responden dengan
kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang jalur masuk universitas melalui jalur
PMDK (11 orang).
Walaupun masuk universitas melalui seleksi yang berbeda-beda dari setiap
responden, tetapi pada sat sebelum ikut seleksi harus memenuhi kriteria terlebih
dahulu seperti harus lulus SMA sederajat, jurusan IPA sewaktu masa SMA. Maka
seharus nya semua mahasiswa bisa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan
nilai kesipan SDL yang tinggi pada saat sudah menempuh perkuliahan baik yang
jalur masuk universitas melalaui jalur mandiri, PMDK, SMPTN, maupun jalur
beasiswa.
4.8 Hubungan Kesiapan SDL dengan Tahun Masuk Universitas
Tabel 4.6. Hubungan kesiapan SDL dengan tahun masuk universitas.
Tahun masuk
Universitas
2007 2008 2009 Total P Value
SDL Rendah 2 7 2 11 0,032
Sedang 2 42 38 82
Tinggi 0 13 2 15
Total 4 62 42 108
30
Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan uji gamma
diperoleh nilai p = 0,032, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kesiapan SDL dengan tahun masuk universitas responden karena
nilai p < α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang
masuk universitas tahun 2008,(7 orang),sebagian responden dengan kesiapan SDL
sedang adalah mahasiswa yang masuk universitas tahun 2008 (42 orang),
kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah
mahasiswa yang masuk universitas tahun 2008 (13 orang).
Semakin cepat mahasiswa memasuki pendidikan di universitas diharapkan
kesiapan SDL nya juga akan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang baru
masuk universitas. Mahasiswa yang masuk tahun 2007 diharapkan mempunyai
kesiapan SDL yang lebih tinggi dari pada mahasiswa yang masuk universitas
tahun 2009 . Pada penelitian ini terdapat hubungan anatara kesiapan SDL dengan
tahun masuk universitas mahasiswa, karena SDL merupaka kesadaran dari diri
sendiri, semakin lama responden menjalani masa perkuliahan diharapkan semakin
bisa mengatur waktu secara baik agar terciptanya SDL. dilihat dari nilai rata-rata
mahasiwa dengan angkatan 2008 mempunyai skor SDLR lebih tinggi di
bandingkan dengan mahasiwa angkatan 2009.
4.9 Hubungan Kesiapan SDL dengan Biaya Selama Masa Pendidikan
Tabel 4.7. Hubungan kesiapan SDL dengan biaya selama masa pendidikan
Orang tua Beasiswa Total P Value
Siap SDL
Rendah 10 1 11 0,155
Sedang 60 22 82
Tinggi 13 2 15
Total 83 25 108
.
Tabel 4.7. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan uji lambda
diperoleh nilai p = 0,155, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
31
yang signifikan antara kesiapan SDL dengan biaya selama masa pendidikan
responden karena nilai p >α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa dengan
biaya orang tua (10 orang),sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang
adalah mahasiswa yang dengan biaya orang tua (60 orang), kemudian sebagian
besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa dengan biaya
orang tua (13 orang). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di Program
Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelasakan bahwa
sebagian besar biaya selama masa pendidikan yang sering digunakan mahasiswa
adalah biaya dari orang tua dan tidak terdapat hubungan antara kesiapan SDL
dengan biaya selama masa pendidikan .18
4.10 Hubungan Kesiapan SDL dengan Waktu Membaca Dalam 1 Hari
Tabel 4.8. Hubungan kesiapan SDL dengan waktu membaca dalam 1 hari
Waktu
membaca dalam
1 hari
<1jam 1 jam 2 jam >2jam Total P Value
SDL
Rendah 2 7 0 2 11 0,468
Sedang 10 11 20 41 82
Tinggi 1 1 3 10 15
Total 13 19 23 53 108
Tabel 4.8. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan uji gamma
diperoleh nilai p = 0,468, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara kesiapan SDL dengan waktu membaca responden dalam 1
hari karena nilai p > α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang
mandiri (6 orang), sebagian responden waktu membaca dalam 1 hari hanya 1 jam
(7 orang),dengan kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang waktu membaca
dalam satu hari (42 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn
SDL tinggi adalah mahasiswa yang waktu membaca dalam 1 hari lebih dari 2 jam
(10 orang).
32
Sikap, minat, dan kebiasaan masing-masing mahasiswa juga tentunya
berpengaruh terhadap kebiasaan berapa lama mahasiswa tersebut bisa membaca
dalam satu hari. Kebutuhan membaca dari masing-masing mahasiswa juga
berbeda, ada dengan waktu membaca 1 jam saja dalam sehari sudah mencukupi
kebutuhan dari mahasiswa tersebut, ada yang harus sampai 2 jam atau bahakan
lebih dari 2 jam dalam sehari untuk mencukupi kebutuhan mahasiswa.
Penjelasan diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya tidak
ada hubungan anatara kesiapan SDL dengan waktu membaca mahasiswa dalam 1
hari.
4.11 Hubungan Kesiapan SDL dengan Sumber Bacaan Mahasiswa
Tabel 4.9. Hubungan kesiapan SDL dengan sumber bacaan mahasiswa.
Sumber bacaan
Buku Internet Semuanya Total P Value
SDL Rendah 2 1 8 11 0,000
Sedang 12 0 70 82
Tinggi 0 0 15 15
Total 14 1 93 108
Tabel 4.9. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan uji gamma
diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara kesiapan SDL dengan sumber bacaan responden karena nilai p <
α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang
sumber bacaan semuanya yaitu dari buku,internet, jurnal,artikel (8 orang),
sebagian besar kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang sumberbacaan dari
semuanya yaitu buku,internet, jurnal,artikel (70 orang), kemudian sebagian besar
responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang sumber bacaan
dari semuanya yaitu buku,internet, jurnal,artikel (15 orang).
Fasilitas yang dimaksud diatas seperti buku,jurnal, artikel, dan akses internet
yang bisa dapat selalu digunakan oleh masing-masing mahasiswa untuk
memenuhi kebutuhan belajar di anggap masih kurang lengkap adalah masing-
masing mahasiswa tersebut. Semakin lengkap fasilitas yang tersedia diharapkan
semakin tinggi pula angka kesiapan SDL dari masing-masing mahasiswa.
Penjelasan diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, sesuai dengan hasil
33
penelitian ini terdapat hubungan antara kesiapan SDL dengan sumber bacaan
responden.
4.12 Hubungan Kesiapan SDL dengan Tahun Masuk pendidikan klinik
Responden
Tabel 4.10. Hubungan kesiapan SDL dengan tahun masuk pendidikan klinik
responden.
Tahun masuk
pendidikan klinik
2010 2011 2012 Total P Value
SDL Rendah 2 7 3 11 0,04
Sedang 2 40 39 82
Tinggi 0 13 2 15
Total 4 60 44 108
Tabel 4.10. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji
gamma diperoleh nilai p = 0,04, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kesiapan SDL dengan tahun masuk pendidikan klinik
responden karena nilai p < α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang
masuk tahap pndidikan klinik tahun 2011 (7 orang), sebagian besar kesiapan SDL
sedang adalah mahasiswa yang tahun masuk pendidikan klinik tahun 2011 (40
orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah
mahasiswa yang tahun masuk tahap pendidikan klinik tahun 2011 (13 orang).
Pada penelitian Darmayanti menyatakan tidak ditemukan perbedaan skor SDLRS
yang nyata berdasarkan tingkat pendidikan mahasiswa. 6
Berbeda pada penelitian ini terdapat hubungan antara kesiapan SDL dengan
tahun masuk koas mahasiswa, dilihat dari nilai rata-rata mahasiwa dengan
angkatan 2011 mempunyai skor SDLR lebih tinggi di bandingkan dengan
mahasiwa angkatan 2012. Hasil tabel statistik di atas menggambarkan bahwa
semakin lama mahasiswa menjalani masa pendidikan klinik maka kesiapan SDL
nya akan semakin tinggi.
34
4.10 Hubungan Kesiapan SDL dengan Stase yang Sedang Dijalani
Responden
Tabel 4.11. Hubungan kesiapan SDL dengan tahun masuk stase yang sedang
dijalani responden.
Stase
Mayor Minor Total P Value
SDL Rendah 8 3 11 0,049
Sedang 42 40 82
Tinggi 13 2 15
Total 63 45 108
Tabel 4.11. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p =
0,049, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kesiapan SDL dengan tahun masuk tahap pendidikan klinik responden karena
nilai p < α (0,05).
Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang
sedang menjalani stase mayor (8 orang), sebagian besar kesiapan SDL sedang
adalah mahasiswa yang sedang menjalani stase mayor (42 orang) kemudian
sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang
sedang menjalani stase mayor (13 orang).
Pada penelitian Eti Pancorini Pamungkasari dinyatakan bahwa tidak terdapat
hubunga antara kesiapan SDL dengan stase yang sedang dijalani mahasiswa.2 Bila
dikaitkan dengan hasil penelitian ini, teori diatas tidak sesuai dengan hasil
penelitian ini. Pada penelitian ini terdapat hubungan anatara kesiapan SDL dengan
stase yang sedang dijalani mahasiswa, dilihat dari nilai rata-rata mahasiwa dengan
stase mayor mempunyai skor SDLR lebih tinggi di bandingkan dengan mahasiwa
stase minor.
35
36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Setelah melihat beberapa gambaran yang ada pada responden mahasiswa
program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahap
pendidikan klinik ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan menjawab
dari tujuan penelitian, antara lain :
1. Tingkat kesiapan self directed learning responden mahasiswa tahap
pendidikan klinik berada dalam kategori sedang (75,9 %).
2. Usia responden terbanyak berada pada kategori usia 22 tahun (47,2 %)
3. Jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan perempuan (63,9
%).
4. Asal sekolah responden sebelum masuk universitas terbanyak adalah asal
sekolah SMA ( 73,1 %).
5. Jalur masuk universitas responden terbanyak adalah jalur mandiri (44%)
6. Tahun masuk universitas responden terbanyak adalah kategori tahun 2008
(57,4%)
7. Biaya selama masa pendidikan responden terbanyak adalah kategori yang
dibiyai oleh orang tua (76,9%).
8. Waktu membaca dalam 1 hari responden terbanyak adalah kategori
mwaktu membaca dalam satu hari >2 jam ( 53%).
9. Sumber bacaan responden terbanyak adalah kategori sumber bacaan
semua nya(buku, artikel,jurnal, internet) (86,1%).
10. Tahun masuk tahap pendidikan klinik responden terbanyak adalah kategori
masuk tahap pendidikan klinik tahun 2011 (55,6%).
11. Stase yang sedang di jalani responden terbanyak adalah kategori stase
mayor (58,3%).
12. Terdapat hubungan antara kesiapan SDL dengan jenis kelamin responden
dengan nilai p= 0,000
37
13. Tidak terdapat hubungan antara usia responden dengan nilai kesiapan SDL
dengan nilai p = 0,053.
14. Terdapat hubungan tahun masuk universitas responden dengan nilai
kesiapan SDL dengan nilai p = 0,032.
15. Terdapat hubungan antara asal sekolah dengan nilai kesiapan SDL
responden dengan nilai p = 0,007.
16. Tidak terdapat hubungan antara tahun masuk universitas dengan nilai
kesiapan SDL responden dengan nilai p = 0,141.
17. Tidak terdapat hubungan antara waktu membaca dalam 1 hari dengan nilai
kesiapan SDL responden dengan nilai p = 0,468.
18. Terdapat hubungan antara sumber bacaan dengan nilai kesiapan SDL
responden dengan nilai nilai p = 0,000
19. Terdapat hubungan antara tahun masuk tahap pendidikan klinik dengan
nilai kesiapan SDL responden dengan nilai p = 0,04
20. Terdapat hubungan antara stase yangt sedang dijalani responden dengan
kesiapan SDL dengan nilai p = 0.049
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, disarankan:
1. Seluruh mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahap pendidikan untuk lebih meningkatkan
kesiapan self directed learning dengan cara memahami terlebih dahulu apa
itu SDL dan mengatur waktu seefektif mungkin agar tercapainya SDL.
2. Untuk penelitian selanjutnya, menyarankan agar mengembangkan atau
mencari lebih banyak faktor-faktor yang di anggap dapat mempengaruhi
kesiapan self directed learning pada mahasiswa, khusus nya mahasiswa
tahap pendidikan klinik. Seperti faktor mood, kesehatan, motivasi dll.
3. Untuk menghindari ada kekosongan data responden pada saat mengisi
kuesioner, melakukan penjelasan dan pengawan kepada responden dalam
mengisi quetioner agar tidak ada data responden yang tidak lengkap.
37
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Kowles Dalam Tulisan Zulharman. Peran Self Directed Learning
Readiness Pada Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas
Kedokteran Nniversitas Riau. Yogyakarta. UGM. 2008.
2. Eti Pancorini. Pengukuran Kemampuan Belajar Mandiri Pada Mahasiswa
Pendidikan Profesi Dokter. Semarang. 2012.
3. MI Nurjahan. Self directed learning what it is, and how to promote it,
International Medical University. Seremban, Malaysia 2008.
4. Susan L- Stockdele, Ralph, G Brockett. Development Of Pro SDLRS: A
Measure On The Personal Responsibility Orientation Model. A merican
Asociation For Resprint Ann Permision. 2011
5. Sudesh Gyawan, Akhiles C Jauhari, P Ravi Shanker, Arcana Saha, Meraj
Ahmad . Readlines For Self Directet Learning Among First Semester
Student Of A Medical School In Nepal. Medical Scool In Nepal. 2011.
6. Dharmayanti, Brockett & Hiemstra Dalam Tulisan Islam, Samsul.
Kesiapan Belajar Mandiri Mahasiswa UT dan Siswa SMAuntuk Belajar
Dengan Sistem Pendidikan Tinggi Terbuka Dan Jarak Jauh Indonesia.
Tangerang Selatan.
7. Natalia, Annisa Devi. Hubungan Tingkat Self Efficacy dengan Tingkat
Kesiapan Belajar Mandiri (Self Directed Learning) Untuk Memasuki
Jenjang Pendidikan Siswa SMA. Surabaya.2002
8. Lilik Fadli. Hubungan Antara Self Directed Learning dengan Sel Efficacy.
Semarang. 2010.
9. Secandi M.R, Verdika, Retno Gandes R, Suhoyo. Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Mahasisiwa FK UGM untuk Melakukan Pembelajaran
yang Konstruktif, Mandiri, Kolaboratif dan Kontekstual. UGM
Yogyakarta, 2010.
10. Fauziah Nuraini. Penerapan Student Centered Learning dari Teacher
Centered pada Ilmu Kesehatan. 2009
11. Murrad, M. H, Varkey, P. Self-directed Learning in Health Professions
Education. Annals Academy of Medicine Singapore. Vol. 37, 2008.
39
12. Wahyuni, Dwi. Pengaruh kesiapan belajar, motivasi belajar, pengulanagn
materi belajar terhadap hasil belajar. Gunung pati. 2005.
13. Romauli T, Rahayu GR, Suhoyo Y, Dibyasakti BA. Indikator-indikator
penilaian pelaksanaan pembelajaran secara konstruktif, mandiri,
kolaboratif, dan kontekstual di Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta:
Fakultas Kedokteran UGM, 2010.
14. Eti, P. Pengukuran kemampuan belajar mandiri pada mahasiswa
pendidikan profesi dokter. FKUIN Semarang. No. 2. 2012.
15. Hamdu Gullan, Agustina Lisa. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Vol. 12, No. 1, april 2011
16. Reem Rachel braham, Murray Fisher, Asha Kamath, T.Aizan Izzati,
Saidatul Nabila, Nik Nur Atikah. Exploring Firs Years Undergraduated
Medical, Student’s Self Directed Learning Readines To Phisiology.
American Physiological Society. 2009.
17. Sopiyudin, D. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat. Jakarta: Penerbit Salemba Medika, 2009.
18. Fransisca A. Tjakradidjaja. Hubungan antara Kesiapan SDL dan
Pendekatan Belajar serta Nilai Pencapaian Mahasiswa PSPD. Laporan
Hibah Penelitian Individu. Jakarta. 2012.
40
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
QUETIONER PENELITIAN
GAMBARAN KESIAPAN SELF DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA
TAHAP PENDIDIKAN KLINIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN FAKTOR –
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
Mahasiswa yang terhormat,
Saat ini saya Nurhalimah aruan. sebagai peneliti di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai “kesiapan self directed learning
pada mahasiswa pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan di universitas, maka anda akan
menjalani penelitian ini dengan pengisian kuesioner yang saya bagikan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kesiapan self directed learning pada
mahasiswa pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti,
Nurhalimah Aruan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Jl.X, Ciputat, Tanggerang Selatan
Tlp. 081212949895
41
Surat Persetujuan untuk Mengisi Quesioner
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama :
Usia :
NIM :
Alamat :
Nomer telp/Hp :
Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang diberikan oleh
Nurhalimah Aruan dari PSPD UIN Jakarta, dan bersedia menjalani penelitian mengenai
gambaran kesiapan self directed learning mahasiswa pendidikan klinik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.
Jakarta,
Mengetahui,
Peneliti Peserta Penelitian
(Nurhalimah Aruan) ( )
42
I. Petunjuk pengisian
a. Isilah kuesioner ini dengan lengkap dan benar dengan memberikan tanda ceklist (√)
pada jawaban yang telah tersedia
b. Bila terdapat jawaban yang salah dan ingin diperbaiki gunakan tanda silang (X) pada
tanda ceklist dan rubah jawaban ke jawaban yang menurut anda lebih benar
dengantanda ceklist yang baru : contoh (√) dirubah menjadi (X)
c. Isilah quetioner berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dari diri anda sendiri
bukan karena pengaruh orang lain.
d. Bila trdapat pertanyaan yang tidak ada pilhan jawabannya silahkan menuliskan
jawaban anda berdasarkan dari diri anda sendiri.
Pertanyaan harus diisi saat ini juga, dan jika terdapat kesulitan dalam menjawab pertanyaan,
dapat ditanyakan langsung kepada peneliti
43
II. Kuesioner Data Demografi
a) Nama:
b) Usia:
c) Jenis kelamin: L / P
d) Tempat tinggal selama masa pendidikan / sekarang:
1. Asrama
2. Kosan
3. Kontrakan
4. Rumah sendiri
e) Asal sekolah:
1. SMA
2. Madrasah/Aliyah
3. Pesantren
f) Jalur masuk:
1. Mandiri
2. PMDK
3. SMPTN
4. beasiswa
g) Tahun masuk universitas/angkatan:
h) Biaya selama pendidikan:
1. Orang tua
2. Beasiswa
i) waktu membaca dalam 1 hari
1. <1 jam
2. 1 jam
3. 2 jam
4. >2 jam
j) Sumber bacaan mahasiswa
1. Buku
2. Jurnal
3. Artikel
4. Internet
5. semuanya
k) Tahun masuk KOAS
1. 2009
2. 2010
3. 2011
4. 2012
44
l) Stase yang sedang di jalani:
ITEM Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
setuju
Ragu-
ragu
Setuju Sangat
Setuju
1. Saya yakin dengan kemampuan saya untuk
memotivasi diri secara konsisten
2. Saya sering melakukan pekerjaan tambahan
dalam belajar karena saya tertarik..
3. Saya tidak melihat adanya hubungan antara
pekerjaan tambahan yang saya lakukan untuk
tujuan pribadi saya dan kepentingan.
4. Jika saya tidak melakukan sebaik yang saya
inginkan dalam belajar saya selalu membuat
perubahan yang dibutuhkan untuk peningkatan
perbaikan.
5. Saya selalu bertanggung jawab secara efektif
untuk studi saya sendiri..
6. Saya sering memiliki masalah motivasi diri
dalam belajar.
7. Saya sangat yakin pada keterampilan saya untuk
memproritaskan tujuan belajar.
8. Saya menyelesaikan kebanyakan dari
perkuliahan saya karena saya menginginkannya
bukan karena saya harus menyelesaikannya.
9. Saya lebih suka berinisiatif untuk mempelajari
hal baru dalam belajar daripada menunggu dosen
mengembangkan pembelajaran baru.
10. Saya sering menggunakan materi yang saya
temukan sendiri untuk membantu saya dalam
belajar.
45
11. Hampir seluruh pelajaran, saya tidak tahu
mengapa saya menyelesaikan tugas.
12. Saya sangat yakin memiliki kemampuan untuk
mengendalikan cara belajar saya.
13. Saya biasanya berusaha dalam belajar jika dosen
saya mengizinkan untuk mengatur jadwal saya
sendiri untuk menyelesaikan tugas.
14. Sebagian besar dari pekerjaan yang saya lakukan
dalam kursus saya adalah pribadi menyenangkan
atau tampaknya relevan dengan alasan saya
untuk menghadiri kuliah.
15. Meskipun kelas telah berakhir, saya melanjutkan
untuk menghabiskan waktu saya membahas topic
yang diberikan.
16. Tujuan utama saya menyelesaikan syarat belajar
adalah untuk memperoleh nilai yang saya
harapkan.
17. Saya sering mengumpulkan informasi tambahan
tentang topic yang menarik bahkan setelah kelas
berakhir.
18. Tujuan utama saya melakukan kegiatan belajar
adalah untuk menjauhi perasaan bersalah atau
mendapatkan nilai yang buruk.
19. Saya sangat berhasil dalam memprioritaskan
tujuan belajar saya.
20. Kebanyakan dari tugas yang saya lakukan untuk
perkuliahan saya semata-mata bukan hanya
berguna untuk kepentingan dan keinginan
pribadi.
21. Saya sangat tidak yakin terhadap kemampuan
saya untuk bertanggung jawab secara
menyeluruh dalam belajar.
46
22. Saya tidak yakin terhadap kemampuan saya
secara pribadi untuk mendapatkan materi yang
dibutuhkan diluar pembelajaran.
23. Saya selalu efektif mengatur waktu belajar saya.
24. Saya tidak terlalu percaya diri secara pribadi
terhadap kemampuan saya untuk menjalankan
rencana belajar saya.
25. Saya selalu mengandalkan dosen untuk
menanyakan apa yang saya butuhkan dalam
belajar agar bisa berhasil.
47
Lampiran 2
Hasil SPSS
siap sdl * usia Crosstabulation
Count
Usia
Total 20 21 22 23 24
siap sdl 1 0 0 7 2 2 11
2 2 8 39 30 3 82
3 1 1 5 8 0 15
Total 3 9 51 40 5 108
siap sdl * jenis kelamin Crosstabulation
Count
jenis kelamin
Total laki-laki perempuan
siap sdl 1 5 6 11
2 30 52 82
3 4 11 15
Directional Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. T
b Approx. Sig.
Nominal by
Nominal
Lambda Symmetric .036 .042 .835 .404
siap sdl Dependent .000 .000 .c .
c
usia Dependent .053 .062 .835 .404
Goodman and Kruskal
tau
siap sdl Dependent .035 .028 .479d
usia Dependent .026 .020 .202d
48
siap sdl * jenis kelamin Crosstabulation
Count
jenis kelamin
Total laki-laki perempuan
siap sdl 1 5 6 11
2 30 52 82
3 4 11 15
Total 39 69 108
siap sdl * tempat tinggal Crosstabulation
Count
tempat tinggal
Total asrama kosan kontrakan rumah sendiri
siap sdl 1 0 6 1 4 11
2 7 51 8 16 82
3 0 14 0 1 15
Total 7 71 9 21 108
Directional Measures
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx.
T
Approx.
Sig.
Nominal by
Nominal
Lambda Symmetric .000 .000 .b .
b
siap sdl Dependent .000 .000 .b .
b
jenis kelamin
Dependent .000 .000 .
b .
b
Goodman and
Kruskal tau
siap sdl Dependent .003 .006 .723c
jenis kelamin
Dependent .009 .018
.608
c
Directional Measures
49
siap sdl * asal sekolah Crosstabulation
Count
asal sekolah
Total SMA madrasah aliyah pesantren
siap sdl 1 10 1 0 11
2 56 8 18 82
3 13 1 1 15
Total 79 10 19 108
Directional Measures
Value
Asymp. Std.
Errora
Approx.
Tb
Approx.
Sig.
Ordinal by
Ordinal
Somers'
d
Symmetric -.003 .070 -.036 .971
siap sdl Dependent -.002 .067 -.036 .971
asal sekolah
Dependent -.003 .073 -.036 .971
siap sdl * jalur masuk Crosstabulation
Count
jalur masuk
Total mandiri PMDK SMPTN Beasiswa
siap sdl 1 6 2 2 1 11
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx.
T
Approx.
Sig.
Nominal by
Nominal
Lambda Symmetric .000 .000 .b .
b
siap sdl Dependent .000 .000 .b .
b
tempat tinggal
Dependent .000 .000 .
b .
b
Goodman and
Kruskal tau
siap sdl Dependent .039 .016 .213c
tempat tinggal
Dependent .039 .021
.049
c
50
2 36 20 6 20 82
3 2 11 0 2 15
Total 44 33 8 23 108
siap sdl * sumber bacaan Crosstabulation
Count
sumber bacaan
Total buku internet semuanya
siap sdl 1 2 1 8 11
2 12 0 70 82
3 0 0 15 15
Total 14 1 93 108
Directional Measures
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx.
Tb
Approx.
Sig.
siap sdl * tahun masuk universitas Crosstabulation
Count
tahun masuk universitas
Total 2007 2008 2009
siap sdl 1 2 7 2 11
2 2 42 38 82
3 0 13 2 15
Total 4 62 42 108
Nominal by
Nominal
Lambda Symmetric .024 .024 1.005 .315
siap sdl
Dependent .038 .038 1.005 .315
sumber bacaan
Dependent .000 .000 .
c .
c
Goodman and
Kruskal tau
siap sdl
Dependent .045 .007
.048
d
sumber bacaan
Dependent
.034 .019
.126d
Directional Measures
51
siap sdl * tahun masuk KOAS Crosstabulation
Count
tahun masuk KOAS
Total 2010 2011 2012
siap sdl 1 2 7 2 11
2 2 40 40 82
3 0 13 2 15
Total 4 60 44 108
Value
Asymp.
Std.
Errora
Approx
. Tb
Approx.
Sig.
Nominal by
Nominal
Lambda Symmetric .024 .024 1.005 .315
siap sdl
Dependent .038 .038 1.005 .315
sumber bacaan
Dependent .000 .000 .
c .
c
Goodman and
Kruskal tau
siap sdl
Dependent .045 .007
.048
d
sumber bacaan
Dependent .034 .019
.126
d
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. T
b Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma -.032 .200 -.158 .875
N of Valid Cases 108
siap sdl * stase yang sedang dijalani Crosstabulation
Count
52
stase yang sedang dijalani
Total Mayor minor
siap sdl 1 8 3 11
2 42 40 82
3 13 2 15
Total 63 45 108
Directional Measures
Value
Asymp.
Std.
Errora
Appro
x. T
Approx.
Sig.
Nominal by
Nominal
Lambda Symmetric .000 .000 .b .
b
siap sdl
Dependent .000 .000 .
b .
b
stase yang
sedang dijalani
Dependent
.000 .000 .b .
b
Goodman and
Kruskal tau
siap sdl
Dependent .049 .030
.005
c
stase yang
sedang dijalani
Dependent
.070 .040
.023c
53
Lampiran 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurhalimah Aruan
Tempat, tanggal lahir : Medan, 10 mei 1993
Alamat : Labuhan Batu Utara, Medan, Sumatera Utara
No. HP : 0812 1294 9895
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 117506 (1998-2004)
2. MTS Daar Al-Uluum (2004-2007)
3. MA Daar Al-Uluum (2007-2010)
4. PSPD FKIK UIN Jakarta (2010-sekarang)
54
Top Related