BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetic ketoacidosis adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. lnsiden kondisi ini bisa terus meningkat, dan tingkat mortalitas 1-2 persen telah dibuktikan sejak tahun 1970 - an. Diabetic ketoacidosis paling sering terjadi pada pasien penderita diabetes tipe 1 (yang pada mulanya disebut insulin-dependent diabetes mellitus), akan tetapi keterjadiannya pada pasien penderita diabetes tipe 2 (yang pada mulanya disebut non-insulin dependent diabetes mellitus), terutama pasien kulit hitam yang gemuk adalah tidak sejarang yang diduga. Penanganan pasien penderita Diabetic ketoacidosis adalah dengan memperoleh riwayat menyeluruh dan tepat serta melaksanakan pemeriksaan fisik sebagai upaya untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor faktor pemicu. Pengobatan utama terhadap kondisi ini adalah rehidrasi awal (dengan menggunakan isotonic saline) dengan pergantian potassium serta terapi insulin dosis rendah. Penggunaan bikarbonate tidak direkomendasikan pada kebanyakan pasien. Cerebral edema, sebagai salah satu dari komplikasi Diabetic ketoacidosis yang paling langsung, lebih umum terjadi pada anak anak dan anak remaja dibandingkan pada orang dewasa. Follow-up paisen secara kontinu dengan menggunakan algoritma pengobatan dan flow sheets dapat membantu meminimumkan akibat sebaliknya. Tindakan tindakan preventif adalah pendidikan pasien serta instruksi kepada pasien untuk segera menghubungi dokter sejak dini selama terjadinya penyakit. Oleh karena itu pada askep ini kami akan mencoba membahas Konsep Penyakit dan Konsep Askep mengenai Ketoasidosis diabetic.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :Tujuan umum : Untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai
pembuatan Asuhan Keperawatan Keperawatan Gawat Darurat dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis
Tujuan khusus : Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Gangguan
Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis Mampu melakukan diagnose pada pasien dengan Gangguan Sistem
Endokrin : Diabetic ketoacidosis Mampu melakukan perencanaan pada pasien dengan Gangguan
Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis
1
Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis
Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis
C. Rumusan Masalah
Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu : Konsep Medis
- Bagaimana Defenisi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Anatomi Fisiologi dari Sistem Endokrin ?- Bagaimana Etiologi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Manifestasi Klinis dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Patofisiologi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Komplikasi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Penyimpangan KDM dari Ketoasidosis diabetik ? - Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Penatalaksanaan Medis dari Ketoasidosis diabetik ?
Konsep Askep- Bagaimana Pengkajian dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Diagnosa Keperawatan dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Implementasi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Evaluasi dari Ketoasidosis diabetik ?
D. Metode Penulisan
Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan menggunakan media elektronik (internet).
E. Sistematika penulisan
KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakangB. TujuanC. Rumusan MasalahD. Metode Penulisan E. Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN MEDIS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
2
ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIKA. DefenisiB. Anatomi fisiologiC. EtiologiD. Manifestasi KlinisE. Patofisiologi F. KomplikasiG. Penyimpangan KDMH. Pemeriksaan PenunjangI. Penatalaksanaan Medis
BAB III : TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK
A. Pengkajian B. Diagnose KeperawatanC. Perencanaan D. ImplementasiE. Evaluasi
BAB IV : PENUTUPA. Kesimpulan B. Saran/Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB IITINJAUAN MEDIS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK
A. Defenisi
- Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa”
3
dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. (Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2 , EGC )
- Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relative. ( http://putrisayangbunda.blog.com )
- Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai dengan dehidrasi , kehilangan elektrolit dan asidosi. (http://hidayat2.wordpress.com )
- Ketoasidosis diabetic merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. ( http://hermaninton.blogspot.com )
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa Ketoasidosis diabetic adalah komplikasi akut diabetes dan berhubungan dengan gangguan keseimbangan pada gula darah yang disebabkan oleh tidak adanya insulin/tidak cukupnya insulin dalam jumlah insulin yang nyata.
B. Anatomi fisiologi System Endokrin
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang di buat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”: zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut “hormone”, dari kata Yunani yang berarti “ merangsang ”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormone tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormone : misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa Janis hormone yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain. Organ-organ endokrin tersebut yaitu : Kelenjar hipofisis, lobus anterior dan posterior, Kelenjar tiroid dan paratiroid, Kelenjar suprarenal, kortex, medulla, dan kelenjar timusdan juga badan pineal. Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada dan organ dan kelenjar lain, seperti insulindari Kepulauan Langerhans di dalam pangkreas, gastrin di dalam lambung, progesterone di dalam ovarium dan testoteron di dalam testis.
C. Etiologi
4
Ketoasidosis terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.
D. Manifestasi Klinis
70-90% pasien KAD telah diketahui menderita DM sebelumnya. Sesuai dengan patofisiologi KAD akan dijumpai psien dengan keadaan seperti :- Pernapasan cepat dan dalam ( KUSSMAUL )- Dehidrasi ( turgor kulit berkurang, lidah dan bibir dan bibir kering
)- Polidipsi dan Poliuri seringkali mendahului KAD- Muntah- Nyeri perut- Bau aseton dari hawa panas, tidak selalu mudah tercium - Kesadaran pasien bervariasi mulai dari compos mentis sampai
dengan koma
E. Patofisiologi
Kekurangan insulin
Dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi
Terbentuk keton
Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali
Menimbulkan hiperglikemiAsam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati
Ketoasidosis diabetik
F. Komplikasi
5
Komplikasi dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa:- Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )
Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat dideteksi cukup dini. Bila penderita mencapai stadium nefropati diabetik, didalam air kencingnya terdapat protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan disertai naiknya tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama penderita nefropati diabetik akan berakhir dengan gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah. Selain itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung kongesif.
- Kebutaan ( Retinopati Diabetik )Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan sembab pada lensa mata. Penglihatan menjadi kabur dan dapat berakhir dengan kebutaan. Tetapi bila tidak terlambat dan segera ditangani secara dini dimana kadar glukosa darah dapat terkontrol, maka penglihatan bisa normal kembali
- Syaraf ( Neuropati Diabetik )Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf. Penderita bisa stres, perasaan berkurang sehingga apa yang dipegang tidak dapat dirasakan (mati rasa). Telapak kaki hilang rasa membuat penderita tidak merasa bila kakinya terluka, kena bara api atau tersiram air panas. Dengan demikian luka kecil cepat menjadi besar dan tidak jarang harus berakhir dengan amputasi.
- Kelainan Jantung.Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor timbulnya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung. Bila diabetesi mempunyai komplikasi jantung koroner dan mendapat serangan kematian otot jantung akut, maka serangan tersebut tidak disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab kematian mendadak. Selain itu terganggunya saraf otonom yang tidak berfungsi, sewaktu istirahat jantung berdebar cepat. Akibatnya timbul rasa sesak, bengkak, dan lekas lelah.
- Hipoglikemia.Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. Bila penurunan kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan segera. Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul mulai dari rasa gelisah sampai berupa koma dan kejang-kejang.
- Impotensi.Sangat banyak diabetisi laki-laki yang mengeluhkan tentang impotensi yang dialami. Hal ini terjadi bila diabetes yang diderita telah menyerang saraf. Keluhan ini tidak hanya diutarakan oleh penderita lanjut usia, tetapi juga mereka yang masih berusia 35 – 40 tahun. Pada tingkat yang lebih lanjut, jumlah sperma yang ada akan menjadi sedikit atau bahkan hampir tidak ada sama sekali. Ini terjadi karena sperma masuk ke dalam kandung seni (ejaculation retrograde). Penderita yang mengalami komplikasi ini, dimungkinkan mengalami kemandulan. Sangat tidak dibenarkan, bila untuk mengatasi keluhan ini penderita menggunakan obat-obatan yang mengandung hormon dengan tujuan meningkatkan
6
kemampuan seksualnya. Karena obat-obatan hormon tersebut akan menekan produksi hormon tubuh yang sebenarnya kondisinya masih baik. Bila hal ini tidak diperhatikan maka sel produksi hormon akan menjadi rusak. Bagi diabetes wanita, keluhan seksual tidak banyak dikeluhkan. Walau demikian diabetes millitus mempunyai pengaruh jelek pada proses kehamilan. Pengaruh tersebut diantaranya adalah mudah mengalami keguguran yang bahkan bisa terjadi sampai 3-4 kali berturut-turut, berat bayi saat lahir bisa mencapai 4 kg atau lebih, air ketuban yang berlebihan, bayi lahir mati atau cacat dan lainnya.
- Hipertensi.Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui air seni, ginjal penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan yang terjadi, secara otomatis syaraf akan mengirimkan signal ke otak untuk menambah takanan darah.
G. Penyimpangan KDM Kekurangan Insulin
Penggunaan glukosa oleh otot, Pemecahan lemak Lemak dan hatiproduksi glukosa oleh hati Asam-asam lemak
Hiperglikemi Badan keton
A
Asidosis
H. Pemeriksaan Diagnostik
Criteria diagnosis KAD yaitu :
7
Penglihatan yang kabur
Urinary / Poliuri
Dehidrasi
Kelemahan
Rasa haus / Polidipsi
Sakit kepala
Nafas Aseton
Selera makan yang
buruk/ anoreksia
Mual
Muntahh
Nyeri Abdome
n Respirasi
Deficit volume cairan
Pola napas tidak
efektif
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Ansietas
- Kadar glukosa > 250 mg%- pH < 7,35- HCO3 rendah (< 15 meq/L)- Anion gap yang tinggi- Keton serum positif
I. Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan KAD adalah :1. Penggatian cairan dan garam yang hilang2. Menekan lipolisis pada sel lemak dan glukoneogenesis pada sel
hati dengan pemberian insulin3. Mengatasi stress sebagai pencetus KAD4. Mengembalikan keadaan fisiologi yang normal dan menyadari
pentingnya pemantauan serta penyesuaian pengobatanPengobatan umum meliputi anti biotic yang adekuat, oksigen PO2
<80 mgHg, heparin. Pemantauan merupakan bagian terpenting dalam pengobatan KAD mengingat penyesuaian terapi perlu dilakukan selama terapi berlangsung. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan :- Kadar glukosa darah per jam dengan alat glukometer- Elektrolit setip 6 jam selama 24 jam selanjutnya tergantung
keadaan.- Analisa gas darah
BAB IIITINJAUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK
8
1. Pengkajian
Pengumpulan DataPengkajian primer
* AirwayTakikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitasLetargi/disorientasi, penurunan kekuatan otot, syok hipovolemik, sianosis
* BreathingFrekuensi pernapasan meningkat, merasa kekurangan oksigen, sakit kepala, penglihatan kabur,
* SirculationGejala : Mungkin adanya riwayat hipertensi, IM akut Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, TakikardiaTanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi,sesak . Nadi yang menurun/tidak ada, Disritmia Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
* DisabilityLemah, letih, sulit bergerak/berjalan Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidur, takipnea, Wajah meringis dengan palpitasi, Frekuensi pernapasan meningkat .
Pengkajian sekuder
(Menurut pengumpulan data base oleh Doengoes)* Aktivitas / Istirahat
Look : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidurListen : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitasLetargi/disorientasi, koma , Penurunan kekuatan otot
* SirkulasiLook : kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, kemerahan, bola mata cekung. Listen : Takikardia, Nadi yang menurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena jugularis. Feel : Kulit panas, kering.
* Integritas/ Ego
9
Look : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi, Ansietas.Feel : peka rangsang
* EliminasiLook : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Urine encer, Listen : Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Abdomen keras, adanya asites.Feel : Rasa nyeri/terbakar, Nyeri tekan abdomen.
* Nutrisi/CairanLook : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, peningkattan masukan glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu, penggunaan diuretik (Thiazid), Kulit kering/bersisik, turgor jelek, muntah, Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah)Listen : Kekakuan/distensi abdomen Feel : Haus, bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton).
* NeurosensoriLook : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).Listen : Refleks tendon dalam menurun (koma) Feel : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia, Gangguan penglihatan
* Nyeri/kenyamananLook : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hatiListen : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
* PernapasanLook : batuk dengan/tanpa sputum purulen, Frekuensi pernapasan meningkatListen : frekuensi pernapasan meningkatFeel : Merasa kekurangan oksigen
* KeamananLook : Kulit kering, gatal, ulkus kulit, Kulit rusak, lesi/ulserasiListen : diaforesis, Feel : Demam, Menurunnya kekuatan, umum/rentang erak, Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
10
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
* Penyuluhan/pembelajaranLook : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
* Rencana pemulangan Look : Mungkin memrlukan bantuan dalam pengatuan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
Klasifikasi Data
Ds :- Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus ( poliuri
dan polidipsi )- Klien mengeluh sakit kepala- Klien mengeluh mual muntah- Klien mengeluh nyeri abdomen - Klien mengeluh penglihatan kabur - Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi
Do :- Kelemahan - Takikardia- Penurunan kekuatan otot- Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung - Turgor kulit buruk - Sesak - Nyeri tekan abdomen- Penurunan berat badan- Wajah meringis dengan palpitasi- Frekuensi pernapasan meningkat- Ansietas
Analisa DataN Symptom Etiologi Problem
11
o1. Ds :
- Klien mengeluh sakit kepala
- Klien mengeluh penglihatan kabur
Do :- Kelemahan - Takikardia- Frekuensi
pernapasan meningkat
- Sesak
Kekurangan Insulin
Pemecahan lemak meningkat
Pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol
Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati
Asidosis
Respirasi meningkat
Pola napas tidak efektif
Pola napas tidak efektif
2. Ds :- Klien mengeluh
mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan polidipsi)
- Klien mengeluh sakit kepala
- Klien mengeluh mual muntah
Do :- Kelemahan- Kulit kering, dan
kemerahan, bola mata cekung
- Turgor kulit buruk
Kekurangan Insulin
Dipakainya jaringan lemak untuk
memenuhi kebutuhan energi
Maka akan terbentuk keton,glikosuria
Glikosuria akan menyebabkan diuresis
osmotik, yang menimbulkan
kehilangan air dan elektrolit seperti
sodium, potassium, kalsium, magnesium,
fosfat dan klorida
Deficit volume cairan
Deficit volume cairan
3. Ds :- Klien mengeluh
mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan
Kekurangan Insulin
Dipakainya jaringan lemak untuk
memenuhi kebutuhan
12
polidipsi)- Klien mengeluh
mual muntah- Klien mengeluh
nyeri abdomen Do :- Kulit kering, dan
kemerahan, bola mata cekung
- Turgor kulit buruk - Penurunan
kekuatan otot- Penurunan berat
badan
energi
Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan tubuh
Menimbulkan hiperglikemia yang
meningkatkan glukosuria
Menimbulkan kehilangan air dan
elektrolit
Ketidakcukupan insulin, penurunan
masukan oral, status hipermetabolisme
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
4. Ds :- Klien mengeluh
nyeri abdomen - Klien mengeluh
sakit kepala- Klien mengeluh
mual muntah
Do:- Nyeri tekan
abdomen- Wajah meringis
dengan palpitasi
Kekurangan Insulin
Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan tubuh
Menimbulkan hiperglikemia yang
meningkatkan glukosuria
Glikosuria akan Menyebabkan diuresis
osmotic
Menimbulkan kehilangan air dan
elektrolit
Menimbulkan syok hipovolemik
Refleks mual dan muntah
Nyeri
13
Nyeri pada abdomen
Nyeri5. Ds :
- Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi
Do :- Ansietas- Kelemahan
Adanya penyakit
Ketergantungan padaorang lain dan
pengobatan yang di berikan
Stressor bagi klien
Ansietas
Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis dan
respirasi yang meningkat, ditandai dengan :Ds : Klien mengeluh sakit kepala Klien mengeluh penglihatan kabur Do : Kelemahan Takikardia Frekuensi pernapasan meningkat Sesak
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : muntah; pembatasan intake akibat mual, ditandai dengan :Ds : Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan
polidipsi) Klien mengeluh sakit kepala Klien mengeluh mual muntahDo : Kelemahan Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung Turgor kulit buruk
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme, di tandai dengan :Ds : Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan
polidipsi) Klien mengeluh mual muntah Klien mengeluh nyeri abdomen Do : Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung Turgor kulit buruk
14
Penurunan kekuatan otot Penurunan berat badan
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan reflex mual dan muntah, nyeri abdomen, ditandai dengan :Ds : Klien mengeluh nyeri abdomen Klien mengeluh sakit kepala Klien mengeluh mual muntahDo : Nyeri tekan abdomen Wajah meringis dengan palpitasi
5. Ansietas berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, pengobatan yang di berikan, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi, di tandai dengan :Ds : Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi Do : Ansietas Kelemahan
3. PerencanaanNo
Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari Gangguan pola napas tidak efektif dapat teratasiTupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari gangguan pola napas tidak efektif berangsur-angsur membaikKriteria Hasil :- Kebutuhan
oksigen menurun
1. Kaji kebutuhan optimal oksigen klien
2. Berikan posisi yang nyaman bagi klien
3. Berikan oksigen sesuai indikasi
4. Evaluasi irama, kedalaman, dan frekuensi pernapasan
1. Menilai dan mengobservasi sejauh mana tingkat kebutuhan okigen klien
2. Membantu klien agar dapat mengoptimalkan pola napas dan retraksi dada yang optimal
3. Membantu dalam penyelasaian pola napas klien yang tidak efektif agar dapat bernapas dengan optimal
4. Mengobservasi sejauh mana tingkat permasalahan dan perkembangan pola napas klien
15
- Nafas spontan, adekuat
- Tidak sesak- Tidak ada
retraksi2. Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari deficit volume cairan dapat teratasi
Tupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari deficit volume cairan berangsur-angsur membaik
Kriteria Hasil :- TTV dalam
batas normal
- Pulse perifer dapat teraba
- Turgor kulit dan capillary refill baik
- Keseimbangan urin output
- Kadar elektrolit normal
1. Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihan
2. Monitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatik
3. Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau aceton
4. Observasi kulaitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosis
5. Observasi ouput dan kualitas urin.
6. Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikan
7. Ciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosional
8. Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung
9. Obsevasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskuler
10. Kolaborasi:* Pemberian NS
dengan atau tanpa dextrosa
* Albumin, plasma,
1. Membantu memperkirakan pengurangan volume total. Proses infeksi yang menyebabkan demam dan status hipermetabolik meningkatkan pengeluaran cairan insensibel.
2. Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
3. Hipovolemia berlebihan dapat ditunjukkan dengan penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke duduk atau berdiri.
4. Pelepasan asam karbonat lewat respirasi menghasilkan alkalosis respiratorik terkompensasi pada ketoasidosis.
5. Napas bau aceton disebabkan pemecahan asam keton dan akan hilang bila sudah terkoreksi
16
dextran* Pertahankan
kateter terpasang* Pantau
pemeriksaan lab : Hematokrit BUN/Kreatinin Osmolalitas
darah Natrium Kalium
* Berikan Kalium sesuai indikasi
* Berikan bikarbonat jika pH <7,0
* Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi
6. Peningkatan beban nafas menunjukkan ketidakmampuan untuk berkompensasi terhadap asidosis
7. Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan keefektifan terapi
8. Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, sering menimbulkan muntah dan potensial menimbulkan kekurangan cairan & elektrolit
9. Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat mungkin sangat berpotensi menimbulkan beban cairan
10. Pemberian tergantung derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual
3. Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasiTupen :Setelah
1. Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan
3. Auskultasi bising
1. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat termasuk absorpsi dan utilitasnya
2. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapetik
17
diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari nutrisi kurang dari kenutuhan tubuh berangsur-angsur membaikKriteria Hasil :- BB yang
optimal
usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasi
4. Berikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransi
5. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasi
6. Observasi tanda hipoglikemia
7. Kolaborasi : Pemeriksaan GDA
dengan finger stick
Pantau pemeriksaan aseton, pH dan HCO3
Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi
Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin
3. Hiperglikemia dan ggn keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung (distensi atau ileus paralitik)yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.
4. Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik
5. Memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien
6. Hipoglikemia dapat terjadi karena terjadinya metabolisme karbohidrat yang berkurang sementara tetap diberikan insulin , hal ini secara potensial dapat mengancam kehidupan sehingga harus dikenali
7. Fungsi kolaborasi : Memantau
gula darah lebih akurat daripada reduksi urine untuk mendeteksi
18
normal fluktuasi Memantau
efektifitas kerja insulin agar tetap terkontrol
Mempermudah transisi pada metabolisme karbohidrat dan menurunkan insiden hipoglikemia
Larutan glukosa setelah insulim dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl. Dengan mertabolisme karbohidrat mendekati normal perawatan harus diberikan untuk menhindari hipoglikemia
4. Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari nyeri dapat teratasiTupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari nyeri berangsur-angsur
1. Tanyakan pada pasien tentang nyeri
2. Observasi dan catat lokasi beratnya (skala 0-5) dan karakter nyeri (menetap, hilang, timbul, kolik)
3. Catat kemungkinan penyebab nyeri.
4. Anjurkan pemakaian obat dengan benar untuk mengontrol nyeri
1. Mengkonfirmasi tentang keluhan nyeri klien
2. Mengetahui level keluhan nyeri klien
3. Analisa penyebab dari nyeri klien
4. Mengatasi keluhan nyeri klien
19
membaik
Kriteria Hasil :- Ekspresi
wajah pasien relaks.
5. Ajarkan tehnik relaksasi
5. Meningkatkan istrahat,memusatkan kembali perhatian klien
5. Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari ansietas dapat teratasiTupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari ansietas berangsur-angsur membaikKriteria Hasil :- Keluarga
dan klien mengekspresikan perasaan dan pemahaman terhadap kebutuhan intervensi perawatan dan pengobatan.
1. Ajarkan untuk mengekspresikan perasaan
2. Berikan informasi tentang kondisi penyakit, pengobatan dan perawatan di rumah
3. Ajarkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan pasien
4. Berikan pujian pada keluarga saat memberikan perawatan pada pasien.
5. Jelaskan kebutuhan terapi IV, NGT, pengukuran tanda – tanda vital dan pengkajian.
1. Membatu untuk mengetahui tingkat kecemasan
2. Mengurangi kecemasan keluarga
3. Agar keluarga dapat mengobservasi keadaan klien dan mengantisipasi kecemasn
4. Memberikan motivasi dan kebangaan keluarga untuk perawatan klien dan perasaan berarti
5. Mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan antisipasi klien dan keluarga
4. ImplementasiNo Hari/
TanggalNo.Dx
Waktu/Jam
Implementasi Paraf
1. Jumat 30 September
2011
I 08.30 1. Mengkaji kebutuhan optimal oksigen klienHasil :Klien masih membutuhkan bantuan berupa
20
oksigenasi 2. Memberikan posisi
yang nyaman bagi klienHasil :Posisi semi fowler nyaman untuk klien
3. Memberikan oksigen sesuai indikasiHasil :Klien diberikan bantuan oksigenasi maksimal 5 l/m
4. Mengevaluasi irama, kedalaman, dan frekuensi pernapasan Hasil :Frekuensi napas cepat, Takipnea
2. Jumat 30 September
2011
II 09.30 1. Mengkaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihanHasil :Klien masih mual muntah, poliuri dan polidipsi
2. Memonitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatikHasil :Tekanan darah belum optimal
3. Memonitor perubahan respirasi: kussmaul, bau acetonHasil ;Napas bau aseton, respirasi kussmaul
4. Mengobservasi kulaitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosisHasil :Penggunaan otot bantu pernapasan, sianosis
5. Mengobservasi ouput
21
dan kualitas urin.Hasil :Haluaran output dan input urine belum optimal
6. Mempertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikanHasil :Mengoptimalkan kondisi klien
7. Menciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosionalHasil :Klien nyaman dan dapat beristirahat dengan optimal
8. Mencatat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambungHasil ;Terjadi mual muntah dan distensi abdomen
9. Mengobsevasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskulerHasil :Takikardi, lemah, lelah
10. Berkolaborasi:* Pemberian NS
dengan atau tanpa dextrosa
* Albumin, plasma, dextran
* Pertahankan kateter terpasang
* Pantau pemeriksaan lab: Hematokrit BUN/Kreatinin Osmolalitas
darah
22
Natrium Kalium
* Berikan Kalium sesuai indikasi
* Berikan bikarbonat jika pH <7,0
* Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi
3. Jumat 30 September
2011
III 10.00 1. Memantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasiHasil :BB belum optimal
2. Menentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan Hasil :Klien disarankan diet rendah glukosa, asam, garam
3. Mengauskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasiHasil :Bising usus tidak optimal
4. Memberikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransiHasil ;Dapat mngoptimalkan kondisi klien
5. Melibatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasiHasil :
23
Keluarga dapat berkolaborsi dengan baik
6. Mengbservasi tanda hipoglikemiaHasil ;Terdapat tanda hipoglikemia
7. Berkolaborasi : Pemeriksaan GDA
dengan finger stick Pantau
pemeriksaan aseton, pH dan HCO3
Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi
Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin normal
4. Jumat 30 September
2011
IV 11.00 1. Menanyakan pada pasien tentang nyeriHasil :Nyeri yang dirasakan terasa sekitar area abdomen dan dada/thorax
2. Mengobservasi dan catat lokasi beratnya (skala 0-5) dan karakter nyeri (menetap, hilang, timbul, kolik)Hasil ;Nyeri skala 3, hilang timbul
3. Mencatat kemungkinan penyebab nyeri.Hasil :Karena mual dan muntah dan sesak yang di alami
4. Mengajurkan pemakaian obat dengan benar untuk
24
mengontrol nyeriHasil :Pemakaian obat analgesik
5. Jumat 30 September
2011
V 11.20 1. Menganjurkan untuk mengekspresikan perasaanHasil :Klien dapat mengekspresikan perasaan tentang rasa cemasnya
2. Memberikan informasi tentang kondisi penyakit, pengobatan dan perawatan di rumahHasil ;Klien dan keluarga dapat mengerti dan berkolaborasi dalam pengobatan dan perawatan
3. Mengajarkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan pasienHasil ;Keluarga dapat berpatisipasi dengan baik
4. Memberikan pujian pada keluarga saat memberikan perawatan pada pasien.Hasil :Memotivasi klien dan keluarga berkolaborasi dalam pengobatan dan perawatan
5. EvaluasiNo
Hari/Tanggal
No.Dx
Waktu/Jam
Evaluasi Paraf
1. Jumat 30 I 09.00 S = Klien mengatakan
25
September 2011
masih SesakO=Takipnue, Peningkatan Frekuensi bernapasA= Tujuan belum tercapaiP = Lanjutkan intervensi 1 - 4
2. Jumat 30 September
2011
II 09.45 S = Klien masih mengeluh Rasa haus, O= polidipsi dan Poliuri A= Tujuan belum tercapai P= Lanjutkan intervensi 1 - 10
3. Jumat 30 September
2011
III 10.30 S = Klien mengeluh mual Dan muntah O= Turgor kulit burukA= Tujuan belum tercapaiP= Lanjutkan intervensi 1 – 7
4. Jumat 30 September
2011
IV 11.15 S = Nyeri yag diraskan klien Mulai berkurangO= skala 2, hilang timbulA= Tujuan belum tercapai P= Lanjutkan intervensi 1 - 4
5. Jumat 30 September
2011
V 11.30 S = Klien mengatakan cemas Mulai brkurang O= wajah rileks A= Tujuan tercapai P= pertahankan intervensi 1 - 4
BAB IV
26
PENUTUP
A. Kesimpulan Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin
dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. (Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2 , EGC )
Ketoasidosis terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita koma
Criteria diagnosis KAD yaitu :- Kadar glukosa > 250 mg%- pH < 7,35- HCO3 rendah (< 15 meq/L)- Anion gap yang tinggi- Keton serum positif
B. Saran Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :
Dengan adanya askep mengenai Ketoasidosis Diabetik ini dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.
Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai gangguan Ketoasidosisi Diabetik dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.
27