Fungsi dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Pemanfaatan keanekaragaman hayati telah dilakukan oleh masyarakat selama berabad-abad
berdasarkan berbagai sistem pengetahuan yang berkembang. Misalnya masyarakat Indonesia telah
menggunakan lebih dari 6.000 spesies tanaman berbunga (liar maupun yang dibudidayakan) untuk
memenuhi kebutuhan akan sandang, pangan, papan, dan obat-obatan. Mereka mengetahuai pola tanam
tumpangsari untuk mengendalikan hama. Pengetahuan tradisional tentang keanekaragaman hayati
tercermin dari pola pemanfaatan sumber daya hayati, pola pertanian tradisional, serta pelestarian alam
yang masih hidup pada banyak kelompok masyarakat di Indonesia. Pada Tabel 1. dapat dilihat
banyaknya spesies tanaman yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Tabel 1. Jumlah Spesies Tanaman yang Dimanfaatkan Masyarakat Indonesia
Jumlah spesies Pemanfaatan
100 spesies tanaman biji-bijian, ubi-ubian, sagu,
penghasil tepung dan gula
Sumber karbohidrat
100 spesies tanaman kacang-kacangan Sumber protein dan lemak
450 spesies tanaman buah-buahan Sumber vitamin dan mineral
250 spesies tanaman sayur-sayuran Sumber vitamin dan mineral
70 spesies tanaman Bumbu dan rempah-rempah
40 spesies tanaman Bahan minuman
56 spesies bambu dan 100 spesies tanaman berkayu Bahan bangunan
150 spesies rotan Perabot rumah tangga
1.000 spesies tanaman Tanaman hias
940 spesies tanaman Bahan obat tradisional
Sumber: KLH, 1989 dalam Moeljopawiro, 2001, hlm.5
Selain tumbuhan, pengetahuan masyarakat juga mencakup sumber daya hayati laut dan hewan daratan.
Masyarakat nelayan memanfaatkan hampir semua produk laut untuk keperluan pangan, peralatan, dan
obat-obatan tradisional. Masyarakat juga juga telah memanfaatkan jasad renik (mikroorganisme) untuk
penghasil antibiotik dan untuk fermentasi dalam pembuatan tempe, oncom, peuyeum, minuman, kecap,
dan terasi.
Berdasarkan tingkatan prioritasnya, kebutuhan manusia terhadap keanekaragaman hayati dibedakan
menjadi dua, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah
kebutuhan yang sifatnya mutlak untuk dipenuhi, meliputi sumber bahan pangan, rumah (tempat
tinggal), pakaian, dan oksigen. Sedangkan kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang sifatnya
tambahan. Kebutuhan primer yang utama adalah makanan. Kebutuhan manusia terhadap makanan
bergantung dari tumbuhan dan hewan yang ada di lingkungan sekitar. Sumber bahan pangan tersebut
berasal dari tanaman serealia (biji-bijian seperti padi, jagung, gandum), daging, telur, dan susu yang
diambil dari peternakan. Perhatikan kembali Tabel 1.
Selain pangan, manusia membutuhkan rumah sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan. Rumah
tersebut dibuat dari kayu yang diambil dari tumbuhan besar, misalnya pohon jati dan meranti. Manusia
juga membutuhkan pakaian yang digunakan untuk melindungi tubuhnya dari pengaruh cuaca buruk.
Bahan pakaian bisa berasal dari tumbuhan seperti kapas dan serat rosela. Selain itu, pakaian juga
dihasilkan dari ulat sutera.
Oksigen juga merupakan kebutuhan pokok, karena salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Pada
waktu bernapas, manusia membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Oksigen yang
dibutuhkan manusia bersal dari hasil fotosintesis yang dilakukan tumbuhan. Karena sebagian besar
tumbuhan hidup di hutan, maka keberadaan hutan yang lestari akan menjamin ketersediaan oksigen
bagi manusia dan makhluk lain.
Setelah kebutuhan primernya terpenuhi, manusia memiliki tambahan berbagai kebutuhan, yang
disebut kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder antara lain berupa sarana rekreasi (taman wisata dan
hutan wisata), sarana konservasi/pelestarian (taman nasional, hutan lindung, dan cagar alam), sarana
pendidikan (taman nasional, cagar alam, hutan lindung, kebun raya, dan kebun binatang).
Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Kelangsungan Hidup Manusia
Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud
dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi
juga untuk generasi yang akan datang.
Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita
manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga merupakan
hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan tumbuhan liar itu
dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia.
Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan
karena menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting
untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya:
1. Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai, kacang), berbagai umbi-umbian (ketela,
singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan (pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan),
berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).
2. Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer.
3. Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe, lengkuas.
Sebagai Sumber Pendapatan
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan.
Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan baku industri misalnya
kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan
kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya
lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.
Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu dimusnahkan, karena
mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting.
Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta indica),. Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman
pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti
hama dan anti bakteri. Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat
digunakan sebagai sumber makanan masa depan, misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yagn
semula tidak dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran
tubuh, mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.
Di hutan atau lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum dibudidayakan, yang
mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya dikatakan bahwa hutan merupakan sumber
plasma nutfah (sifat-sifat unggul). Siapa tahu kelak sifat-sifat unggul itu dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia.
Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan
dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan
dalam ekosistemnya.
Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di
ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia,
maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat
dan di mana-mana terjadi hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain.
Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi.
Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang
rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi
merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna
untuk kehidupan manusia.
Manfaat Keindahan
Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman. Bayangkan bila
halaman rumah kita hanya ditanami satu jenis tanaman saja, apakah indah? Tentu saja akan lebih
indah apabila ditanami berbagai tanaman seperti mawar, melati, anggrek, rumput, palem.
Kini kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam hidup kita.
Pemanfaatannya yang begitu banyak dan beragam tentu saja dapat mengancam kelestariannya. Untuk
itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan
aspek manfaat dan aspek kelestariannya.
Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati
Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan internasional. Objek
keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan jenis tumbuhan (flora) dan kekayaan jenis
hewan (fauna) serta mikroorganisme misalnya bakteri dan jamur. Perlu diingat bahwa yang termasuk
flora tidak hanya tumbuhan yang berbunga yang sehari-hari kita lihat tetapi juga lumut dan paku-
pakuan. Demikian pula dengan fauna, tidak saja mencakup binatang mamalia tetapi juga ikan, burung,
dan serangga.
Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh pemerintah. Lokasi
perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan
Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki
makna yang berbeda-beda meskipun fungsinya sama yaitu untuk tujuan konservasi.
Top Related