Download - Fungisida

Transcript
Page 1: Fungisida

Fungisida

1. Sumber Pencemaran: karbendazim yang digabungkan dengan mancozeb

Merupakan fungisida pengatur pertumbuhan sistemik dan berbentuk tepung

berwarna kuning. Selain itu mempunyai karakteristik sebagai berikut mudah larut dan

tidak mudah mengendap karena ukuran partikel kecil sehingga larut dengan sempurna

sehingga membuat hasil semprotan lebih luas dan lebih merata, tidak menimbulkan

keracunan (fitotoksis) pada tanaman, mengendalikan semua penyakit tanaman akibat

serangan jamur pathogen namun tidak mudah menimbulkan resistensi pathogen, serta

membunuh jamur patogen dengan cara merusak enzym metabolisme. Untuk

mengendalikan penyakit jamur pada cabai, cengkeh, kacang tanah, karet, biasa juga

dipakai untuk tanaman padi sawah akibat meningkatnya persen gabah dan bobot kering

gabah.

Dampak pada Lingkungan

Penggunaan fungisida dengan bahan aktif tersebut sangat bergantung pada lokasi

digunakannya fungisida ini, sangat efektif jika digunakan untuk pertanian di lahan

dataran tinggi. Namun jika penggunaannya melebihi dosis yang telah ditentukan dan

frekuensi penggunaannya terlalu sering maka dapat mecemari lingkungan sekitar seperti

berkurangnya unsur hara yang terdapat didalam tanah, tekstur tanah menjadi lebih keras

dan parahnya lambat laun daya serap tanah akan semakin menurun sehingga dapat

menimbulkan penyusutan jumlah produk tanam yang biasa dihasilkan (Sumadi,2009)

Dampak pada kesehatan

Fungsida dengan bahan aktif karbendazim dan mankozeb ini banyak mengandung

bahan iritasi dalam komposisinya, sehingga untuk lebih memperhatikan keamanan

penggunaannya untuk mencegah terjadinya iritasi seperti iritasi kulit dan mata jika terjadi

kontak secara langsung (Nuraini,2011). Selain itu Adawiyah (2013) juga menyebutkan

bahwa fungisida jenis ini dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit, pernapasan

dengan gejala keracunan yakni badan lemah, pusing, kulit terangsang, mata pedih dan

perut mual.

Page 2: Fungisida

2. Sumber Pencemaran: metalaksil

Metalaksil adalah bentuk fungsida sistemik yang digunakan sebagai campuran

tanah untuk mengontrol patogen dalam tanah dan juga digunakan pada benih-benih

tanaman. Contoh tanaman yang menggunakan metalaksil adalah tanaman pangan

termasuk juga tembakau. Metalaksil efektif untuk mengendalikan penyakit jamur yang

ditularkan lewat tanah. dan udara. Merupakan fungisida sistemik, berbentuk tepung

berwarna merah muda yang digunakan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit

bulai sclerospora maydis pada tanaman jagung dengan cara perlakuan benih.

Dampak pada Lingkungan

Selama penggunaannya selama ini, masih belum ditemukan adanya efek yang

signifikan terhadap penggunaan fungisida jenis ini pada karakteristik tanah yang

ditanami, kerusakan pada tanah yang biasa dijumpai dapat disebabkan oleh ekstremnya

perubahan cuaca yang tidak sewajarnya (Nuraini,2013).

Dampak pada kesehatan

Toksisitas akut: Kontak oral pada dosis 669 mg/kg dan kontak pada kulit lebih

dari 3100 mg/kg mengindikasikan tingkat toksisitas yang rendah melalui sistem

pencernaan dan aplikasi pada kulit seperti adanya sedikit iritasi pada mata dan kulit.

Toksisitas kronik: kontak sekitar 0,1 sampai 2,5 mg per hari menunjukkan adanya

pembesaran sel pada bagian organ hati.

3. Sumber Pencemaran: Thiram

Page 3: Fungisida

Thiram adalah senyawa dithiocarbamate dimetil yang digunakan sebagai suatu

fungisida untuk mencegah penyakit jamur pada biji dan tanaman, selain itu berfungsi

juga sebagai bakterisida. Thiram juga digunakan untuk mencegah pembusukan tanaman

berada dalam tempat penyimpanan maupun dalam transportasi. Produk thiram dapat

berupa serbuk kering, serbuk yang dapat diubah menjadi cairan, suspensi cairan atau juga

dapat dicampur dengan produk fungisida lainnya.

Dampak pada Lingkungan

Pada tanah dan air tanah thiram memiliki tingkat yang rendah dalam

mempertahankan keberadaannya. Thiram bersifat tidak mampu bergerak pada tanah liat

maupun tanah yang memiliki tingkat kandungan zat organik yang tinggi, karena sifat

dengan tingkat kelarutan yang rendah dalam air (30 mg/L) dan memiliki kecenderungan

yang kuat untuk mengadsorbsi partikel tanah, thiram memiliki kemungkinan yang kecil

untuk mengkontaminasi air tanah. Waktu paruh hidup thiram dalam tanah adalah 15 hari.

Thiram terdegradasi secara cepat pada tanah yang bersifat asam dan memiliki kandungan

zat organik yang tinggi, sebagai contoh, pada tanah humus di pH 3.5, thiram

terdekomposisi setelah 4 – 5 minggu, sedangkan pada pH 7.0, thiram terdekomposisi

setelah 14-15 minggu, sehingga tergantung jenis tanah yang dipakai untuk area tanam

agar thiram dapat bekerja secara efektif dan cepat.

Pada perairan, dalam air thiram secara cepat akan rusak akibat hidrolisis dan

fotodegradasi, terutama pada kondisi yang asam. Thiram dapat teradsorpsi pada partikel

suspensi atau sedimen di sekitar perairan. Oleh karena itu penggunaan thiram lebih

dianjurkan untuk pertanian yang menggunakan perairan dengan kadar pH asam agar

thiram dapat bekerja dengan maksimal.

Dampak pada Kesehatan

Toksistas akut, thiram bersifat sedikit toksik jika dicerna dan dihirup, tapi akan

bertambah tingkat toksisitasnya jika kontak melalui kulit. Kontak secara akut pada

manusia dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, kelelahan, diare dan gangguan

pencernaan lainnya. Orang dengan gangguan sistem pernapasan atau penyakit kulit,

resiko terekspos oleh thiram menjadi meningkat.

Toksisitas kronik, ciri-ciri dari kontak kronis karena thiram pada manusia adalah

rasa ngantuk, bingung, kehilangan hasrat untuk hubungan seks, kemampuan bicara

Page 4: Fungisida

berkurang dan menjadi lemah. Kontak yang berlangsung lebih lama lagi akan

menyebabkan alergi seperti alergi kulit, mata berair dan sensitif terhadap cahaya.

4. Sumber Pencemaran : mancozeb

Mancozeb adalah fungisida bisdithiocarbamate etilen tidak beracun yang banyak

diaplikasikan terhadap panyakit tanaman. Mancozeb digunakan untuk melindungi buah-

buahan, sayuran, kacang-kacangan dan tanaman pertanian lainnya melawan penyakit

yang disebabkan oleh jamur secara luas. Produk Mancozeb tersedia dalam bentuk serbuk

kering, cairan, granula yang terdispersi dalam air, serbuk basah dan formula yang bisa

langsung digunakan. Produk ini biasa ditemukan dalam kombinasi antara zineb dan

maneb.

Dampak pada Lingkungan

Pada tanah dan air tanah, mancozeb memiliki tingkat kemampuan yang rendah

dalam mempertahankan keberadaannya. Waktu paruh hidupnya antara 1 – 7 hari.

Mancozeb dengan cepat akan terdegradasi dalam bentuk ETU jika berada dalam

lingkungan yang mengandung air dan oksigen. Bentuk ETU dapat hidup dalam waktu

yang lebih lama, sekitar 5 – 10 mingg. Karena mancozeb tidak larut dalam air, maka

kemungkinannya kecil untuk mengkontaminasi air tanah. Penelitian lebih lanjut

mengindikasi bahwa ETU, bentuk metabolisme dari mancozeb, memiliki potensi untuk

bergerak dalam tanah. Namun, ETU hanya terdeteksi sebanyak 0,016 mg/L pada studi

pada 1 dari 1295 sumur air minum yang dites.

Pada perairan, mancozeb terdegradasi di air dengan waktu paruh hidup 1 – 2 hari

pada kondisi sedikit asam sampai kondisi sedikit basa.

Dampak pada Kesehatan

Page 5: Fungisida

Toksisitas Akut: Melalui uji secara kontak pada kulit membuktikan bahwa

mancozeb tidak bersifat toksik, satu dampak yang mungkin dirasakan pada tingkat akut

ini adalah rasa gatal pada kulit.

Toksisitas kronik: Tidak ada efek toksologi yang tampak ketika diberi dosis

5mg/hari pada studi jangka panjang. Hal yang menjadi perhatian utama dalam tingkat ini

adalah munculnya ethylenethioure (ETU) akibat metabolisme mancozeb dan sebagai

hasil kontaminan dari produksi mancozeb. ETU ini juga dapat terproduksi saat produk

yang menggunakan mancozeb digunakan untuk produk pertanian yang disimpan atau

pada saat produk pertanian digunakan dalam proses memasak. Efek yang dapat terjadi

adalah pembesaran kelenjar tiroid, sehingga dapat menganggu proses kelahiran dan dapat

menyebabkan kanker.

5. Sumber Pencemar: cerbendazim

Carbendazim adalah fungisida benzimidazole carbamate dengan penggunaan

secara luas yang banyak digunakan. Tingkat toksisitasnya rendah dan kemampuan

makhluk hidup untuk mengekskresikannya  tinggi. Pada tingkat dosis yang tinggi, kontak

yang berulang dapat menyebabkan terjadinya efek negatif pada proses spermatogenasi

pada tikus dan dapat menyebabkan tumor hati pada tikus.

Prinsip penggunaan pestisida secara ideal adalah sebagai berikut (Fischer, 1992 dan

Natawigena, 1985) :

1. Harus kompatibel dengan komponen pengendalian hama yang lain, yaitu komponen

pengendalian hayati,

2. Efektif, spesifik dan selektif untuk mengendalikan hama tertentu,

3. Meninggalkan residu dalam waktu yang diperlukan saja,

4. Tidak boleh persisten di lingkungan, dengan kata lain harus

mudah terurai,

5. Takaran aplikasi rendah, sehingga tidak terlalu membebani

Page 6: Fungisida

lingkungan,

6. Toksisitas terhadap mamalia rendah (LD 50 dermal dan LD50 oral

relatif tinggi), sehingga aman bagi manusia dan lingkungan hayati,

7. Dalam perdagangan (labelling, pengepakan, penyimpanan, dan

transpor) harus memenuhi persyaratan keamanan ,

8. Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut,

9. Harga terjangkau bagi petani.

Pencegahan pencemaran oleh pestisida

1. Pengelolaan pestisida

Hal ini terkait dengan penyimpanan pestisida dan pembuangan pestisida yang telah

digunakan

2. Penggunaan pestisida secara aman

3. Pengawasan terhadap penggunaan pestisida

4. Sistem pertanian back to nature

Referensi:

Adriyani, Retno. 2006. Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat

Penggunaan Pestisida Pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan,

vol. 3, no. 1, Juli 2006 : 95-106.

Hanif.2012. Mekanisme, Rumus Kimia, Sifat Adsorpsi, dan Efek Toksik dari

Fungisida dan Fumigant.

Disitasi dari http://epetani.deptan.go.id/budidaya/hama-dan-penyakit-

padi-13