Download - Food impaction.docx

Transcript

Kontur/Kontak Terbuka

Overkontur pada mahkota dan restorasi dapat memicu akumulasi plak dan

menurunkan OH karena dapat mengganggu mekanisme self-cleaning pada pipi, bibir dan

lidah yang bersebelahan. Restorasi yang gagal menjaga embrasure interproksimal dapat

berhubungan dengan inflamasi papila. Mahkota yang underkontur yang tidak mencapai

ketinggian yang tepat tidak memiliki plak yang banyak seperti mahkota yang overkontur.

Kontur dari permukaan oklusal dan developmental groove normalnya berfungsi untuk

mencegah makanan masuk kedalam ruang interproksimal. Lokasi serviko-oklusal yang

optimal untuk kontak oklusal adalah sepanjang diameter mesiodistal gigi, dimana pada

umumnya adalah dari apical sampai crest marginal ridge. Letak-letak ini berfungsi untuk

terjadinya food impaction. Food impaction adalah masuknya makanan secara paksa kedalam

periodonsium oleh tekanan oklusi. Apabila berlanjut permukaan proksimal yang convex lama

kelamaan dapat menjadi rata, dan tekanan oklusi dari cusp gigi antagonis meningkat. Cusp

yang biasa mendorong makanan masuk kedalam embrasure interproksimal disebut plunger

cusp. Efek plunger cusp interproksimal dapat ditemukan juga pada gigi hilang yang tidak

dipasang penggantinya dan hubungan antara kontak proksimal gigi yang bersebelahan sudah

berubah. Kontak proksimal yang baik dapat mengurangi kemungkinan adanya food

impaction, tetapi kontak yang ringan atau kontak terbuka memilki kemungkinan yang besar

untuk terjadinya impaksi.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan food impaction : berkurangnya kemampuan

oklusi yang tidak merata, terbukanya titik kontak, abnormalitas morfologi kongenital, dan

bentuk restorasi yang kurang tepat.

Food impaction

Food impaction adalah masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium.

Area yang umum mengalami impaksi makanan:

1. Vertical impaction:

A. Open contacts

B. Irregular marginal ridge

C. Plunger cusps (cusp yang cenderung memaksa masuk makanan/menyebabkan

impaksi makanan secara interproksimal

Penyebab: occlusal wear, perubahan/pergeseran posisi gigi normal

2. Horizontal (lateral) impaction – pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I : Occlusal wear

CLASS II : Loss of proximal contact

CLASS III : Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV : Congenital morphological abnormality

CLASS V : Improperly constructed restorations

Ada tekanan lateral dari bibir, pipi,

dan/atau lidah

1. CLASS I : Occlusal wear

Tipe A: Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian

facet oblique dari gigi antagonisnya.

Tipe B: Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis.

A.

Tipe C: Sama seperti tipe B, hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula.

2. CLASS II : Loss of proximal support

A. Tipe A: Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari

gigi yang mengalami impaksi.

B. Tipe B: Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi.

C. Tipe C: Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak

diganti dengan gigi yang baru (gigi tiruan).

D. Tipe D: Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka

permanen dari gigi antagonis. Disebabkan oleh 4 hal:

i. Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

ii. Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

iii. Penyakit periodontal

iv. Karies gigi

3. CLASS III : EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

Ekstrusi gigi yang sebelumnya mempertahankan kedekatan dengan mesial dan distal

menghasilkan jarak oklusal deformitas antara marginal ridge dari gigi diekstrusi dan

non -diekstrusi. Dengan demikian mengganggu kontak proksimal hubungan dan

mendukung impaksi makanan.

4. CLASS IV : CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A. Tipe A: Posisi gigi secara torsi

B. Tipe B: Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C. Tipe C: tilting gigi fasio-lingual

D. Tipe D: malposisi (fasial atau lingual)

5. CLASS V : IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A. Tipe A: Kehilangan titik kontak

B. Tipe B: Lokasi titik kontak yang tidak baik

C. Tipe C: Kontur oklusal yang buruk

D. Tipe D: restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

1. Keluhan

A. Rasa tidak nyaman/ada tekanan

B. Nyeri ringan

C. Muncul karies akar

2. Perubahan jaringan periodonsium

A. Inflamasi gusi – gusi berdarah

B. Resesi gusi

C. Periodontitis

D. Adanya abses periodontal

E. Kehilangan tulang alveolar secara vertikal

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN

1. Terapi periodontal: Scaling, flossing, stimulasi gusi, kuretase

2. Occlusal Adjustment (penyesuaian oklusi)

A. Plunger cusp: Ujung cusp yang tajam dihaluskan dan dibundarkan/ditumpulkan

terutama pada cusp yang paling sering membuat impaksi makanan.

B. Perbaiki tinggi oklusal dari marginal ridge

i. Pilih antara restorasi atau grinding berdasarkan:

Relasi dengan struktur gigi antagonis serta bidang oklusinya

Derajat celah/jarak interproksimal yang terbentuk

Faktor iatrogenik

ii. Perhatikan jug lereng dari marginal ridge (internal/eksternal)

iii.Saat marginal ridge diperbaiki umumnya fossa proksimal mengalami

keruskan, fossa ini juga harus diperbaiki.

C. Grooves and fossa

Recarving fossa yang hilang atau rusak sesuai dengan bentuk anatomis

normalnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya impaksi makanan lagi

baik secara interproksimal, fasial, maupun lingual.

3. Memerbaiki titik kontak yang ideal: Kontak proksimal yang baik dapat mencegah

terjadinya impaksi makanan secara interproksimal – melindungi papila interdental.

A. Kontak ideal dilihat dari aspek:

i.Location

ii.Width

iii.Height

iv.Tightness

B. Setelah diperbaiki periksa menggunakan dental floss secara hati-hati agar tidak

melukai papila interdental

4. Restorasi Permanen

Faktor yang harus diperhatikan dalam membuat restorasi permanen:

i.Kontak proksimal

ii.Kontur permukaan oklusal

iii.Kontur fasial dan lingual

Restorasi yang dapat digunakan bisa dari restorasi direct (jarang digunakan) atau

menggunakan inlay logam/porselen. Apabila perbaikan gigi mencapai hampir

seluruh permukaan dapat digunakan restorasi crown.