12
FMS Financial
Management
Studies
Effect of asset structure, liquidity on financial performance with leverage as a
mediation (intervening) on companies listed Jakarta Islamic Index
Hanifa Yosmawardani1, Halkadri2* 1,2 Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia
ARTICLE INFO ABSTRAK
Received 13 April 2021
Accepted 25 May 2021
Published 30 June 2021
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh struktur aset, likuiditas
terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Penelitian ini tergolong
penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index 2014-2019. Sampel dalam penelitian ini
ditentukan secara purposive sampling, kriteria yang digunakan untuk memilih
sampel adalah seluruh perusahaan berbasis syariah yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2019; berturut-turut
perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index selama 2014-2019. Sampel
dalam penelitian ini adalah 89 laporan tahunan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index yang termasuk dalam sampel penelitian ini. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder dari website www.idx.co.id. Penelitian ini menggunakan
pendekatan analisis data yaitu Structure Equation Modeling (SEM). Jenis metode
SEM yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square Path
Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat
pengaruh langsung dan signifikan antara struktur aset dan likuiditas terhadap
leverage pada Jakarta Islamic Index; Terdapat pengaruh langsung dan signifikan
antara struktur aset, leverage terhadap kinerja keuangan pada Jakarta Islamic
Index; Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara likuiditas
terhadap kinerja keuangan pada Jakarta Islamic Index; Terdapat pengaruh tidak
langsung dan signifikan antara struktur aset dan likuiditas terhadap kinerja
keuangan melalui leverage sebagai variabel mediasi.
Kata Kunci:
Kinerja keuangan, Struktur Aset,
Likuiditas, Leverage
DOI:10.24036/jkmb.xxxxxxxx ABSTRACT
Keywords:
Financial Performance, Asset
Structure, Liquidity, Leverage
This study aims to see the effect of asset structure, liquidity on financial performance with
leverage as an intervening variable in companies listed on the Jakarta Islamic Index. This
research is classified as a quantitative research. The population in this study were all
companies listed in the Jakarta Islamic Index 2014-2019. The sample in this study was
determined by purposive sampling, the criteria used to select the sample were all sharia-
based companies listed on the Jakarta Islamic Index (JII) on the Indonesia Stock Exchange
for the period 2014-2019; consecutive companies included in the Jakarta Islamic Index
during 2014-2019. The sample in this study is 89 annual reports listed in the Jakarta
Islamic Index which are included in the sample of this study. The type of data used is
secondary data from the website www.idx.co.id. This study uses a data analysis approach,
namely Structure Equation Modeling (SEM). The type of SEM method used in this
research is Partial Least Square Path Modeling (PLS-SEM). The results of this study
found that there is a direct and significant influence between asset structure and liquidity
Financial Management Studies Vol 1 (2) 2021: 12-28
Financial Management Studies
http://jkmk.ppj.unp.ac.id/index.php/fms
ISSN: xxxx-xxxx; e-ISSN: xxxx-xxxx
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
13
on leverage on the Jakarta Islamic Index; There is a direct and significant influence
between asset structure, leverage on financial performance on the Jakarta Islamic Index;
There is no significant direct effect between liquidity on financial performance on the
Jakarta Islamic Index; There is an indirect and significant influence between asset
structure and liquidity on financial performance through leverage as the mediating
variable.
How to cite: Yosmawardani, Hanifa., & Halkadri. (2021). Effect of asset structure, liquidity on financial performance with leverage as a mediation
(intervening) on companies listed Jakarta Islamic Index. Financial Management Studies, Vol (No), xx-xx. DOI: https://doi.
org/10.24036/fms.xxxxxxxx
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2020 by author.
* Corresponding author: [email protected]
PENDAHULUAN
Para pemimpin perusahaan telah menetapkan tujuan perusahaan itu sendiri sejak dari awal didirikan
perusahaannya. Umumnya tujuan didirikan suatu perusahaan yakni diantaranya adalah untuk
memaksimalkan nilai perusahaan, maksimalisasi laba, menciptakan kesejahteraan bagi stockholder,
menciptakan citra perusahaan dan meningkatkan tanggung jawab sosial. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang baik.
Kinerja keuangan yang baik tidak hanya penting bagi perusahaan saja tetapi bagi para investor
juga. Dimana umumnya para investor mempertimbangkan keputusan investasinya dengan melihat
kinerja perusahaan itu sendiri. Untuk mengetahui kinerja keuangan dapat dilihat melalui laporan
keuangan perusahaan tersebut. Dimana untuk menganalisisnya digunakan rasio keuangan. Salah
satunya diukur melalui profitabilitas perusahaan tersebut. Jika profitabilitas perusahaan tersebut
besar, maka para investor akan berspekulasi bahwa perusahaan tersebut akan memberikan
keuntungan yang besar. Hal ini juga akan menguntungkan bagi investor pula. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat yang diutarakan oleh Harmono (2011) yang menyatakan bahwa analisis profitabilitas
dapat menjelaskan kinerja manajemen keuangan perusahaan karena dapat menggambarkan kinerja
fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam
memperoleh laba. Dalam penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas yakni Return on Equity (ROE)
untuk mengukur kinerja keuangan. ROE menunjukkan seberapa besar perusahaan mengelola
ekuitas/modal secara efektif untuk menghasilkan laba bersih. ROE yang besar mengindikasikan kinerja
keuangan perusahaan bagus.
Menurut situs idx, Indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan
pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu
serta dievaluasi secara berkala. Indeks harga saham Indonesia yang terdaftar di BEI saat ini terbagi
menjadi 34 jenis, yakni: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta
Islamic Index (JII), Indeks Kompas 100, Indeks bisnis-27, Indeks PEFINDO25, PEFINDO I-Grade,
Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, Indeks Individual, IDX80,
IDX30, IDX Value 30, IDX Growth30, IDX High Dividend 20, IDX BUMN 20, Indeks Saham Syariah
Indonesia/Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), IDX SMC Composite,
IDX SMC Liquid, MNC36, Investor 33, Infobank15, SMinfra18, Indeks Sektor Pertanian, Indeks Sektor
Pertambangan, Indeks Sektor Industri Dasar dan Kimia, Indeks Sektor Aneka Industri, Indeks Sektor
Industri Barang Konsumsi, Indeks Sektor Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan, Indeks Sektor
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi, Indeks Sektor Keuangan, Indeks Sektor Perdagangan, Jasa,
dan Investasi, Indeks Sektor Manufaktur.
Tahun 2018, Jakarta Islamic Index sempat mencetak kinerja yang lebih baik dibandingkan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Analisis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji menyatakan,
melemahnya IHSG terhadap Jakarta Islamic Index dibayangi oleh berbagai sentiment eksternal. Di
antaranya penantian kenaikan suku bunga oleh The Fed dan faktor perang dagang. Selain itu,
sentiment dari kasus pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khasoggi juga telah membuat
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
14
hubungan Amerika dengan Arab Saudi merenggang. Selain itu, menurut Nafan, emiten-emiten yang
baru saja melantai di BEI belum ada yang menjadi anggota Jakarta Islamic Index, sehingga tidak
banyak memberikan pengaruh. Saham yang baru saja IPO ini akan memberikan dampak pada IHSG.
(kontan.co.id, 2020).
Pada tahun 2019, hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang membaik yang
mana AS-China melakukan hubungan dagang membuat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) mampu mengalahkan Jakarta Islamic Index (JII). Padahal beberapa saat lalu kinerja Jakarta
Islamic Index sempat di atas IHSG. (CNBC Indoneisa, 2020).
Dari berita diatas, disimpulkan bahwa pada tahun 2018 Jakarta Islamic Index sempat
mengalami peningkatan dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan. Namun pada tahun
berikutnya Jakarta Islamic Index mengalami penurunan walaupun sempat Jakarta Islamic Index di atas
IHSG pada tahun itu.
Kinerja keuangan perusahaan dapat tercermin salah satunya dilihat dari harga sahamnya.
Ketika harga saham suatu perusahaan naik, maka secara tidak langsung kinerja perusahaan dikatakan
naik karena investor akan beranggapan bahwa dengan perusahaan yang memiliki kinerja yang baik
akan meningkatkan nilai perusahaan dan nantinya akan meningkatkan kompensasinya dalam bentuk
dividen (Purnomo,1998).
Tabel 1. Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia sepanjang 2016 - 2019
Tahun Indeks Saham
SRI Kehati IDX30 JII LQ45 IHSG
2016 16.98 14.97 15.05 11.69 15.32
2017 27.52 24.39 9.36 22.02 19.99
2018 -4.27 -8.83 -9.73 -8.95 -2.54
2019 6.97 2.98 -0.38 3.18 2.65
Rata-rata 11.8 8.38 3.58 6.99 8.86
Tabel 1 menampilkan perhitungan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia sepanjang
2016 sampai 2019. Untuk memudahkan dalam menganalisis pergerakan harga saham di Bursa Efek
Indonesia, maka dijadikan dalam bentuk grafik sebagai berikut ini:
Gambar 1. Pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia sepanjang 2016 - 2019
Berdasarkan gambar di atas, Indeks SRI Kehati menjadi top performance selama empat tahun
terakhir ini. Dari lima indeks saham yang terdaftar di BEI dapat dilihat Jakarta Islamic Index menjadi
indeks dengan performance yang rendah dibandingkan dengan indeks SRI Kehati, IDX30, LQ45, dan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan rata-rata indeks 3,58%. Dilihat dari tahun 2016 sampai
tahun 2019 Jakarta Islamic Index cenderung mengalami penurunan walaupun pada tahun 2019
mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun bernilai negatif yaitu sebesar -
0.38%. Jika Jakarta Islamic Index dibandingkan dengan indeks saham lainnya pada tahun 2019, Jakarta
Islamic Index masih tetap diposisi terendah. Dari fenomena yang ada, Jakarta Islamic Index menarik
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
15
untuk diteliti untuk dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini karena pergerakan harga sahamnya
cenderung mengalami penurunan dibandingkan indeks saham lainnya.
KAJIAN LITERATUR
Menurut Munawir (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan adalah likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas atau profitabilitas, stabilitas ekonomi. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan seperti:
stuktur aset, likuiditas, dan dimediasi dengan leverage. Peneliti menggunakan variabel mediasi pada
penelitian ini mempunyai alasan tersendiri, dimana peneliti mengharapkan dengan adanya variabel
mediasi dapat menghasilkan penelitian yang lebih kompleks. Pemilihan leverage sebagai variabel
mediasi juga memiliki alasannya. Peneliti berspekulasi bahwa setiap aktivitas operasional yang ada
dalam perusahaan berhubungan dengan hutang. Dengan begitu, setiap variabel yang ada dalam
penelitian ini dihubungkan dengan hutang sehingga pemilihan leverage sebagai variabel mediasi
sangat cocok dilakukan.
Gambar 2. Kerangka Konseptual
H1 : Struktur aset berpengaruh signifikan terhadap leverage.
H2 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap leverage.
H3 : Struktur aset berpengaruh signifikan terhadap financial performance.
H4 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap financial performance.
H5 : Leverage berpengaruh signifikan terhadap financial performance.
H6 : Struktur aset memiliki hubungan tidak langsung terhadap financial performance dimana
leverage mengintervensi hubungan ini.
H7 : Likuiditas memiliki hubungan signifikan tidak langsung terhadap financial performance
dimana leverage mengintervensi hubungan ini
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu
metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel
penelitian dengan angka-angka melakukan analisa data dengan prosedur statistik (Indriantoro &
Supomo 2002). Berdasarkan karakteristik masalah dalam penelitian ini, maka penelitian ini
mempunyai hubungan kausal yaitu hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan
variabel dependen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur aset, likuiditas, dan
leverage terhadap kinerja keuangan.
Populasi yang diamati dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index dalam periode 2014-2019. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purpose sampling. Metode ini menetapkan bahwa setiap elemen tidak mempunyai
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
16
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, tetapi hanya elemen yang memenuhi syarat
tertentu saja yang dapat dipilih, kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
a. Seluruh perusahaan berbasis syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2014-2019.
b. Perusahaan yang menjadi anggota tetap di Jakarta Islamic Index (JII) dan tidak pernah
dikeluarkan selama periode 2014-2019.
Berdasarkan kriteria tersebut maka terdapat 89 laporan tahunan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index yang termasuk dalam sampel penelitian ini.
Pengukuran variable
Kinerja keuangan merupakan kondisi keuangan perusahaan yang telah dicapai pada periode tertentu
dengan memanfaatkan aset, utang, dan ekuitas. Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan
rasio ROE. Menurut Kasmir (2010) rasio ROE dapat diukur dengan cara:
𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Struktur aset adalah rasio yang menggambarkan proporsi aset tetap yang dimiliki perusahaan dengan
total aset perusahaan. Menurut Brigham & Houston (2011) perhitungan struktur aset dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat
waktu. Menurut Kasmir (2010) Current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐶𝑅 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.
Menurut Kasmir (2010) rasio DER dapat diukur dengan cara:
𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Model (Outer Model)
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SEM berbasis PLS. Pada metode ini
memerlukan 2 tahap untuk menilai fit model dari sebuah model penelitian (Ghozali, 2006). Salah
satunya yaitu analisis outer model. Model pengukuran (outer model) digunakan untuk menguji
validitas dan reliabilitas model.
Uji Validitas
Uji Validitas yang akan dilakukan terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan.
Validitas Konvergen
Uji convergent validity indikator refleksif dapat dilihat dari nilai loading factor untuk tiap indikator
konstruk. Untuk menilai convergent validity biasanya digunakan rule of thumb dengan syarat nilai
loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory atau 0,6 – 0,7 untuk
penelitian yang bersifat exploratory dengan nilai average variance extracted (AVE) harus lebih besar
dari 0,5. Namun, untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran, nilai loading
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
17
factor antara 0,5 – 0,6 masih dianggap cukup (Ghozali dan Latan, 2015). Berikut tabel nilai outer loading
atau loading factor pada setiap indikatornya:
Tabel 2. Nilai outer loading
Financial Performance (Y) Leverage (Z) Likuiditas (X) Struktur Aset
CR 1,000
DER 1,000
FAR 1,000
ROE 1,000
Gambar diagram jalur hubungan kausalitas antar konstruk serta nilai loading factor untuk
masing-masing indikatornya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 3. Outer Model
Berdasarkan gambar 3 menunjukkan nilai korelasi indikator struktur modal terhadap
kontruknya sebesar 1,000. nilai korelasi indikator likuiditas terhadap kontruknya sebesar 1,000. nilai
korelasi indikator leverage terhadap kontruknya sebesar 1,000. nilai korelasi indikator financial
performance terhadap kontruknya sebesar 1,000. Hal tersebut menandakan semua loading loading factor
telah memenuhi syarat dimana memiliki nilai di atas 0,70 (> 0,70).
Tabel 3 berikut ini memperlihatkan nilai AVE pada penelitian awal. nilai AVE telah terpenuhi
jika rule of thumb yang disyaratkan (AVE > 0,50).
Tabel 3. Average Variance Extracted (AVE)
Variabel Average Variance Extracted (AVE)
Financial Performance 1,000
Leverage 1,000
Likuiditas 1,000
Struktur Aset 1,000
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat nilai AVE semua variabel sebesar 1,000 telah memenuhi rule
of thumb yang disyaratkan (AVE > 0,50). Jika mengacu pada rule of thumb nilai outer loading yang
disyaratkan yakni sebesar 0,70, maka semua indikator pada penelitian ini dinyatakan sudah valid
karena masing-masing indikator telah memenuhi syarat. Dengan demikian dalam penelitian ini,
peniliti tidak menghapus indikator lainnya sebab semua indikator telah memenuhi convergent validity
yang diukur melalui nilai outer loading dan nilai AVE.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
18
Validitas Diskriman (Discriminant Validity)
Discriminant validity berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variable)
konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi (Ghozali dan Latan, 2015).
Pengukuran discriminant validity dilakukan dengan dua cara yakni dengan menggunakan tabel cross
loading atau dengan membandingkan nilai akar kuadrat AVE.
Cross Loading
Pada uji ini nilai korelasi indikator terhadap konstruknya harus lebih besar dibandingkan nilai korelasi
antara indikator dengan konstruk lainnya. Untuk menguji discriminant validity dengan indikator
refleksif dapat dilakukan dengan cara melihat perbandingan nilai cross loading setiap variable.
Tabel 4. Cross Loading Kinerja Keuangan Leverage Likuiditas Struktur Aset
CR -0,392 -0,549 1,000 -0,002
DER 0,532 1,000 -0,549 -0,330
FAR 0,003 -0,330 -0,002 1,000
ROE 1,000 0,532 -0,392 0,003
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa korelasi konstruk financial performance dengan
indikatornya memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi leverage, likuiditas, dan struktur
aset.
Begitu juga dengan korelasi konstruk leverage dengan indikatornya memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan dengan korelasi financial performance, likuiditas, dan struktur aset.
Hal ini juga serupa dengan korelasi konstruk likuiditas dengan indikatornya memiliki nilai
lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi financial performance, leverage, dan struktur aset.
Kemudian korelasi konstruk likuiditas dengan indikatornya memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan dengan korelasi financial performance, leverage, dan likuidiats.
Dengan demikian dapat disimpulkan semua variabel memiliki korelasi tertinggi pada dirinya
sendiri dibandingkan dengan korelasi pada variabel lain. Artinya, syarat validitas diskriminan pada
kasus penelitian ini terpenuhi.
Akar Kuadrat Average Variance Extracted (√𝑨𝑽𝑬 )
Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE
untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai
discriminant validity yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi
antara konstruk dan konstruk lainnya (Ghozali dan Latan, 2015). Dalam penelitian ini, nilai akar AVE
dari masing-masing konstruk dapat dilihat sebagai berikut ini:
Tabel 5. Discriminant Validity Kinerja Keuangan Leverage Likuiditas Struktur Aset
Kinerja Keuangan 1,000
Leverage 0,532 1,000
Likuiditas -0,392 -0,549 1,000
Struktur Aset 0,003 -0,330 -0,002 1,000
Berdasarkan tabel 5 terdapat nilai yang membentuk diagonal. Diagonal ini merupakan nilai
akar kuadrat AVE dan nilai dibawahnya adalah korelasi antar konstruk. Jadi terlihat nilai akar kuadrat
AVE lebih tinggi dari nilai korelasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang
diestimasi valid karena telah memenuhi kriteria discriminant validity.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
19
Uji Reliabilitas
Untuk melakukan uji reliabilitas, diperlukan hasil Composite Reliability dan Cronbanch Alpha. Hasil
Composite Reliability dan Cronbanch Alpha akan memuaskan jika di atas 0,7.
Tabel 6. Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability Cronbach’s Alpha Composite Reliability
Kinerja Keuangan 1,000 1,000
Leverage 1,000 1,000
Likuiditas 1,000 1,000
Struktur Asset 1,000 1,000
Sumber: Data Sekunder 2020, SmartPLS3 (Diolah)
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa nilai composite reliability dan cronbanch alpha untuk
semua konstruknya adalah diatas 0,7 yang menunjukkan bahwa semua konstruk pada model yang
diestimasi memenuhi kriteria atau reliable.
Pengukuran Model Struktural (Inner Model)
Pengujian inner model digunakan untuk melihat hubungan antar variabel. inner model dievaluasi
dengan menggunakan R-square untuk melihat berapa persen pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. R-square merupakan uji goodness-fit model.
Tabel 7. R-Square
Variabel R-Square
Financial Performance 0,325
Leverage 0,411
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan nilai R-square untuk variabel financial performance sebesar
0,325. Artinya sebesar 32,5% variabel financial performance dapat dipengaruhi oleh variabel lainnya
yakni struktur aset dan likuiditas dan leverage. Sedangkan untuk variabel leverage diperoleh sebesar
0,411. Artinya sebesar 41,1% variabel leverage dapat dipengaruhi oleh variabel lainnya yakni struktur
aset dan likuiditas.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung.
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengoperasikan bootstrapping pada program SmartPls 3.0
sehingga diperoleh hubungan pengaruh variabel independen terhadap dependen.
Hipotesis Pengaruh Langsung
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat hasil path coefficient. Berikut merupakan hasil path
coefficients:
Tabel 8. Path Coefficients
O M STDEV T
Statistics
P
Values Ket.
Leverage —> Financial Perform 0,540 0,538 0,137 3,939 0,000 Sig
Likuiditas —> Financial Perform -0,096 -0,094 0,086 1,116 0,265 Tdk sig.
Likuiditas —> Leverage -0,549 -0,558 0,063 8,782 0,000 Sig.
Struktur Aset —> Financial Perform 0,181 0,175 0,080 2,264 0,024 Sig.
Struktur Aset —> Leverage -0,331 -0,333 0,073 4,555 0,000 Sig.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
20
H1 : Struktur aset berpengaruh signifikan terhadap leverage.
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa struktur aset terhadap leverage memiliki t statistics sebesar
4,555 dengan p value 0,000. Dimana nilai t statistics yang dimiliki lebih besar dari nilai t tabel yakni 1,96
(t statistics 4,555 > t tabel 1,96) dan p value yang dimiliki lebih kecil dari 0,05 (p value 0,000 < 0,05). Hasil
ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara struktur aset dengan leverage. Dengan demikian,
hipotesis 1 (satu) dalam penelitian ini diterima.
H2 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap leverage.
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa likuiditas terhadap leverage memiliki t statistics sebesar 8,782
dengan p value 0,000. Dimana nilai t statistics yang dimiliki lebih besar dari nilai t tabel yakni 1,96 (t
statistics 8,782 > t tabel 1,96) dan p value yang dimiliki lebih kecil dari 0,05 (p value 0,000 < 0,05). Hasil ini
berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas dengan leverage. Dengan demikian,
hipotesis 2 (dua) dalam penelitian ini diterima.
H3 : Struktur aset berpengaruh signifikan terhadap financial performance.
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa struktur aset terhadap financial performance memiliki t
statistics sebesar 2,264 dengan p value 0,024. Dimana nilai t statistics yang dimiliki lebih besar dari nilai
t tabel yakni 1,96 (t statistics 2,264 > t tabel 1,96) dan p value yang dimiliki lebih kecil dari 0,05 (p value
0,024 < 0,05). Hasil ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara struktur aset dengan financial
performance. Dengan demikian, hipotesis 3 (tiga) dalam penelitian ini diterima.
H4 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap financial performance.
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa likuiditas terhadap financial performance memiliki t statistics
sebesar 1,116 dengan p value 0,265. Dimana nilai t statistics yang dimiliki lebih kecil dari nilai t tabel
yakni 1,96 (t statistics 1,116 < t tabel 1,96) dan p value yang dimiliki lebih besar dari 0,05 (p value 0,265 >
0,05). Hasil ini berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas dengan financial
performance. Dengan demikian, hipotesis 4 (empat) dalam penelitian ini tidak diterima.
H5 : Leverage berpengaruh signifikan terhadap financial performance.
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa Leverage terhadap financial performance memiliki t statistics
sebesar 3,939 dengan p value 0,000. Dimana nilai t statistics yang dimiliki lebih besar dari nilai t tabel
yakni 1,96 (t statistics 3,939 > t tabel 1,96) dan p value yang dimiliki lebih kecil dari 0,05 (p value 0,000 <
0,05). Hasil ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Leverage dengan financial performance.
Dengan demikian, hipotesis 5 (lima) dalam penelitian ini diterima.
Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung
Pengujian hipotesis pengaruh tidak langsung dapat dilakukan dengan melihat specific inderect effects.
hipotesis pengaruh tidak langsung dapat diterima jika menghasilkan t-statistics > 1,96.
Tabel 8. Specific Inderect Effects
O M STDE
V
T
Statisti
cs
P
Value
s
Ket
.
Likuiditas —> Leverage —> Financial
Performance -0,296 -0,300 0,086 3,464 0,001 Sig.
Struktur Aset —> Leverage —> Financial
Performance -0,179 -0,177 0,058 3,082 0,002 Sig.
H6 : Struktur aset memiliki hubungan tidak langsung terhadap financial performance dimana
leverage mengintervensi hubungan ini.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
21
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung struktur aset terhadap financial
performance melalui leverage memiliki t-statistics sebesar 3,082 dengan p value sebesar 0,002. Dimana nilai
t statistics yang dimiliki lebih besar dari nilai t tabel yakni 1,96 (t statistics 3,082 > t tabel 1,96) dan p value
yang dimiliki lebih kecil dari 0,05 (p value 0,002 < 0,05). Hasil ini berarti bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara struktur aset terhadap financial performance melalui leverage. Dengan demikian,
hipotesis 6 (enam) dalam penelitian ini diterima.
H7 : Likuiditas memiliki hubungan signifikan tidak langsung terhadap financial performance
dimana leverage mengintervensi hubungan ini.
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung likuiditas terhadap financial
performance melalui leverage memiliki t-statistics sebesar 3,464 dengan p value sebesar 0,001. Dimana nilai
t statistics yang dimiliki lebih besar dari nilai t tabel yakni 1,96 (t statistics 3,464 > t tabel 1,96) dan p value
yang dimiliki lebih kecil dari 0,05 (p value 0,001 < 0,05). Hasil ini berarti bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara likuiditas terhadap financial performance melalui leverage. Dengan demikian, hipotesis
7 (tujuh) dalam penelitian ini diterima.
Kemudian untuk mengetahui apakah variabel mediasi bersifat mediasi penuh (full mediation),
mediasi semu (partial mediation) atau tidak ada efek mediasi dapat dilakukan dengan membandingkan
hasil dari pengaruh langsung (dirrect effects) dan pengaruh tidak langsung (inderrect effects). Berikut
hasil dari pengaruh langsung (dirrect effects) dalam penelitian ini.
Tabel 9. Pengaruh Langsung (Dirrect Effects)
O M STDEV T
Statistics
P
Values Ket.
Leverage —> Financial Performance 0,540 0,538 0,137 3,939 0,000 Sig.
Likuiditas —> Financial Performance -0,096 -0,094 0,086 1,116 0,265 Tdk Sig.
Likuiditas —> Leverage -0,549 -0,558 0,063 8,782 0,000 Sig.
Struktur Aset —> Financial Performance 0,181 0,175 0,080 2,264 0,024 Sig.
Struktur Aset —> Leverage -0,331 -0,333 0,073 4,555 0,000 Sig.
Berikut merupakan hasil pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini:
Tabel 10. Pengaruh Tidak Langsung (Inderrect Effects)
O M
STDEV
T
Statistics
P
Values Ket.
Likuiditas —> Leverage —> Financial
Performance -0,296 -0,300 0,086 3,464 0,001 Sig.
Struktur Aset —> Leverage —> Financial
Performance -0,179 -0,177 0,058 3,082 0,002 Sig.
Sumber: Data Sekunder 2020, SmartPLS3 (Diolah)
Berdasarkan tabel 9 dan tabel 10 diketahui struktur aset berpengaruh signifikan terhadap
financial performance (Hipotesis 3) sedangkan struktur aset juga berpengaruh signifikan terhadap
financial performance melalui leverage (Hipotesis 6). Berarti hubungan langsung antara struktur aset
terhadap financial performance itu signifikan, sedangkan melalui leverage juga signifikan, artinya
peranan leverage sebagai partial mediation. Dapat disimpulkan bahwa tanpa menggunakan atau
menggunakan leverege (mediasi), struktur aset dapat mempengaruhi financial performance.
Kemudian likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap financial performance (Hipotesis 4)
sedangkan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap financial performance melalui leverage (Hipotesis
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
22
7). Berarti hubungan langsung antara likuiditas terhadap financial performance itu tidak signifikan,
sedangkan melalui leverage menjadi signifikan, artinya peranan leverage sebagai full mediation. Dapat
disimpulkan bahwa penting untuk adanya leverage terbentuk sehingga likuiditas dapat mempengaruhi
financial performance.
Pengaruh Struktur Aset terhadap Leverage
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa struktur aset berpengaruh signifikan terhadap
leverage, sehingga hipotesis dalam penelitian ini menyatakan struktur aset berpengaruh terhadap
leverage diterima. Dibuktikan t-statistics yang lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 4,555 dan p value yang
lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,000. Sedangkan untuk koefisien regresi (original sample) pada
variabel struktur aset bernilai negatif -0,331. Dimana arti negatif adalah hubungan struktur aset dan
leverage tidak searah. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio struktur
aset, maka semakin kecil leverage.
Hasil penelitian ini mendukung pecking order theory, dimana pecking order theory
menggambarkan perilaku pembiayaan sebagian besar perusahaan, bahwa perusahaan lebih memilih
menggunakan dana internal dibandingkan dengan dana eksternal dikarenakan dana eksternal lebih
mahal karena permasalahan information asymmetry. Jika penggunaan dana internal tidak mencukupi,
maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman yaitu utang terlebih dahulu, terakhir
menerbitkan ekuitas.
Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta
Islamic Index lebih menyukai untuk menggunakan dana internalnya dalam mengelola aktivitas
operasional perusahaan dibandingkan menggunakan dana eksternal yang berupa hutang/ekuitas.
Dengan begitu hutang perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dinilai rendah.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizqi (2017) dan Ramli
et al. (2017) yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh signifikan terhadap leverage. Tetapi
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masnoon & Saeed (2019) yang
menyatakan bahwa struktur aset negatif dan tidak signifikan terhadap DER. Begitupun dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nastiti (2016) yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh
positif terhadap DER.
Pengaruh Likuiditas terhadap Leverage
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap leverage,
sehingga hipotesis dalam penelitian ini menyatakan likuiditas berpengaruh terhadap leverage diterima.
Dibuktikan t-statistics yang lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 8,782 dan p value yang lebih kecil dari
0,05 yakni sebesar 0,000. Sedangkan untuk koefisien regresi (original sample) pada variabel likuiditas
bernilai negatif -0,549. Dimana arti negatif adalah hubungan likuiditas dan leverage tidak searah.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio likuiditas, maka semakin kecil
leverage.
Hal ini sejalan dengan pendapat dari Kasmir (2008), apabila kas rasio di bawah rata-rata
industri, kondisi kurang baik ditinjau dari rasio kas karena untuk membayar kewajiban masih
memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya. Apabila perusahaan memiliki
kas dengan jumlah yang besar, perusahaan condong akan melakukan pembayaran atas hutang atau
membeli surat berharga.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar likuiditas yang ada pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan tingkat yang tinggi menandakan bahwa
tingkat kemungkinan untuk perusahaan dalam pembayaran hutang sangat besar, dimana perusahaan
memiliki kas ataupun aset lancar lainnya yang terbilang besar, sehingga hutang pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index ikut berkurang. Dengan demikian perusahaan mampu memenuhi
kewajibannya yang berarti perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dikatakan
likuid.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
23
Tingkat likuiditas yang tinggi akan mendapatkan kesempatan yang besar mendapatkan
berbagai dukungan dari banyak pihak, seperti lembaga keuangan, kreditur, ataupun pemasok. Untuk
itu dengan mempertahankan tingkat likuiditas bisa mendapatkan kepercayaan dari pihak internal
maupun pihak eksternal. Pihak internal yang dimaksud yakni seperti karyawan, hal ini terbukti
dengan gaji yang bisa terbayarkan oleh pihak perusahaan. Pihak eksternal yang dimaksud yakni
seperti suplier, investor, bank, maupun dari pihak lainnya. Hal ini akan mempermudah perusahaan
untuk memperoleh modal eksternal jika diperlukan oleh perusahaan.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Masnoon &
Saeed (2014), yang menyatakan bahwa likuiditas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap DER.
Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Primantara & Dewi
(2016), yang menyatakan bahwa likuiditas memilikiki pengaruh positif signifikan terhadap DER.
Begitupun dengan penelitian yang dilakukan dengan Ramli et al. (2017).
Pengaruh Struktur Aset terhadap Financial Performance
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa struktur aset berpengaruh signifikan terhadap
financial performance, sehingga hipotesis dalam penelitian ini menyatakan struktur aset berpengaruh
terhadap financial performance diterima. Dibuktikan t-statistics yang lebih besar dari 1,96 yakni sebesar
2,264 dan p value yang lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,024. Sedangkan untuk koefisien regresi
(original sample) pada variabel struktur aset bernilai positif 0,181. Dimana arti positif adalah hubungan
struktur aset dan financial performance yang searah. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin besar rasio struktur aset, maka semakin besar financial performance.
Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Ang (1997) menyatakan bahwa aset adalah aktiva
yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset yang diharapkan semakin
besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Dimana kinerja keuangan perusahaan akan
meningkat. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasional akan semakin menambah
kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Hal ini akan mempermudah pihak perusahaan dalam
memperoleh sumber dana eksternal, seperti hutang/ekuitas.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index memiliki tingkat struktur aset yang terbilang cukup tinggi. Struktur aset
membandingkan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Penggunaan struktur aset berupa aset tetap
akan meningkatkan profitabilitas perusahanan. Dimana dengan adanya penambahan aset tetap akan
meningkatkan kegiatan operasional perusahaan, dengan meningkatnya kegitan operasional
perusahaan, maka profitabilitas perusahaan yang akan diterima akan meningkat pula. Dengan demikian
penambahan aset tetap dapat menunjang tingkat financial performance yang baik.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian dari Estirahayu dkk (2014) dan Ramli
et al. (2017), yang menyatkan bahwa struktur aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salimah dkk
(2019) dan Nastiti (2016) yang menyatakan bawha struktur aset tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Performance
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap
financial performance, sehingga hipotesis dalam penelitian ini menyatakan likuiditas berpengaruh
terhadap financial performance ditolak. Dibuktikan t-statistics yang lebih kecil dari 1,96 yakni sebesar
1,116 dan p value yang lebih besar dari 0,05 yakni sebesar 0,265. Sedangkan untuk koefisien regresi
(original sample) pada variabel likuiditas bernilai negarif -0,096. Dimana arti negatif adalah hubungan
likuiditas dan financial performance tidak searah. Dengan demikian semakin besar rasio likuditas, maka
semakin kecil financial performance.
Dalam hasil penelitian ini sebagian besar perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index memiliki likuiditas yang sangat besar. Ketidakseimbangan antara sumber dana internal
perusahaan dengan laba yang diperoleh oleh perusahaan akan menunjukkan tidak efektifnya atau
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
24
tidak maksimalnya perusahaan dalam mengelola sumber dana internal perusahaan. Dimana
umumnya perusahaan yang hanya memfokuskan aspek likuiditas dengan meningkatkan uang kas dan
alat-alat likuid lainnya dalam jumlah yang besar, tetapi mengabaikan aspek lainnya akan
mengakibatkan pihak perusahaan mengambil keputusan yang kurang baik atau tidak tepat. Hal ini
dapat mengakibatkan sebagian besar modal lancar tidak produktif sehingga aktivitas perusahaan
menjadi kurang lancar dan menyebabkan tingkat profitabilitas mengalami penurunan, bahkan dapat
mengakibatkan kerugian perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index berfokus kepada likuiditas. Hasil penelitian ini
mendukung pendapat dari Kasmir (2008), yang menyatakan bahwa kondisi rasio kas terlalu tinggi juga
kurang baik karena ada dana yang menganggur atau belum digunakan secara optimal.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat dari Salimah dkk (2019) perusahaan memiliki
kecenderungan untuk lebih memprioritaskan kewajiban dalam hal ini current ratio tanpa melihat
faktor-faktor yang lainnya yang akan mempengaruhi kestabilan keuangan perusahaan, pada
perusahaan yang memiliki likuditas yang tinggi tidak selalu menghasilkan kinerja keuangan yang baik,
karena pendapatan yang diterima perusahaan banyak digunakan untuk melakukan pembayaran
kewajiban perusahaan sehingga membuat kinerja keuangan perusahaan akan menurun. Berdasarkan
hal tersebut sebagian besar perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index sudah mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajaryani (2018),
Salimah dkk (2019). Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Estirahayu dkk (2014)
dan Ramli et al. (2017).
Pengaruh Leverage terhadap Financial Performance
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap financial
performance, sehingga hipotesis dalam penelitian ini menyatakan leverage berpengaruh terhadap
financial performance diterima. Dibuktikan t-statistics yang lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 3,939 dan
p value yang lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,000. Sedangkan untuk koefisien regresi (original sample)
pada variabel leverage bernilai positif 0,540. Dimana arti positif adalah hubungan leverage dan financial
performance searah. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio leverage,
maka semakin besar financial performance.
Hasil analisis di atas mengindikasikan bahwa debt to equty ratio yang cukup besar menunjukkan
perusahaan dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada investor bahwa perusahaan dapat
memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan modal eksternal dalam mengembangkan
perusahaan yang mana kesempatan untuk memperoleh laba ikut meningkat. Hasil ini mendukung
signaling theory menyatakan peningkatan utang diartikan oleh pihak luar sebagai kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya resiko bisnis yang
rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar (Brigham & Houston, 2011).
Hal ini juga mendukung teori trade-off yang menjelaskan bahwa peningkatan rasio utang pada
struktur rmodal akan meningkatkan nilai total perusahaan sebesar tarif pajak dikali dengan jumlah
utang. Semakin besar akses ke sumber dana, semakin tersedia potensi dana, maka semakin besar
kemungkinan mengambil peluang investasi yang menguntungkan yang diperoleh semakin besar dan
kinerja perusahaan meningkat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Estirahayu dkk (2014), Salim
(2015), yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Begitupun
dengan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ludijanto dkk (2014) dan Ramli et al. (2017), yang
menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Salimah (2014), yang menyatakan bahwa DER berpengaruh terhadap
kinerja keungan. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajaryani (2018),
yang menyatakan bahwa DER pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
25
Pengaruh Struktur Aset terhadap Financial Performance dengan leverage sebagai Variabel Mediasi
Berdasarkan analisis yang didapatkan bahwa struktur aset berpengaruh positif dan signifikan
terhadap financial performance melalui leverage sebagai variabel intervening. Hal ini dibuktikan dengan
nilai t-statisic lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 3,082 dengan p value lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar
0,002. Sedangkan untuk koefisien regresi (original sample) pada variabel struktur aset terhadap financial
performance melalui leverage sebagai variabel mediasi bernilai negatif -0,179. Hal ini menunjukkan
bahwa struktur aset dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial performance secara
langsung dan juga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial performance secara tidak
langsung yaitu dari struktur aset ke leverage lalu ke financial performance. Hasil ini menunjukkan bahwa
peranan mediasi yakni partial mediation. Artinya dengan adanya atau tidaknya variabel leverege sebagai
variabel mediasi, struktur aset dapat mempengaruhi financial performance.
Dimana dapat disimpulkan pertama, struktur aset berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap leverage. Artinya, jika struktur aset mengalami peningkatan, maka leverage mengalami
penurunan. Hal ini terjadi dikarenakan dana internal perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
cenderung banyak, sehingga pengambilan hutang menjadi sedikit.
Kedua, struktur aset berpengaruh positif terhadap financial performance. Artinya, jika struktur
aset mengalami peningkatan, maka financial performance meningkat. Hal ini disebabkan karena aktiva
yang ada di perusahaan digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar struktur
aset, maka semakin besar pula hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan, dengan demikian
kinerja keuangan ikut meningkat pula.
Ketiga, adanya pengaruh negatif dan signifikan antara struktur aset terhadap financial
performance secara tidak langsung yaitu dari struktur aset ke leverage lalu ke financial performance.
Artinya, jika struktur aset meningkat, maka leverage akan menurun, dengan menurunnya leverge akan
meningkatkan financial performance. Hal ini dikarenakan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index lebih menyukai dana internal perusahaan dengan alasan resikonya kecil, sehingga hutangnya
sedikit, dimana hal ini sesusai dengan pecking order theory. Dengan hutang yang sedikit maka kinerja
yang akan diterima akan menjadi meningkat. Dengan demikian disimpulkan dengan melalui leverage,
struktur aset berpengaruh signifikan terhadap financial performance.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramli et al. (2017).
Dimana leverage dapat memediasi likuiditas dengan financial performance.
Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Performance dengan leverage sebagai Variabel Mediasi
Berdasarkan analisis yang didapatkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
financial performance melalui leverage sebagai variabel intervening. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-
statisic lebih kecil dari 1,96 yakni sebesar 3,464 dengan p value lebih besar dari 0,05 yakni sebesar 0,001.
Sedangkan untuk koefisien regresi (original sample) pada variabel likuiditas terhadap financial
performance melalui leverage sebagai variabel mediasi bernilai negatif -0,296.
Namun likuiditas berpengaruh negatif dan tidak siginfikan terhadap financial performance
secara langsung. Dimana nilai t-statisic lebih kecil dari 1,96 yakni sebesar 1,116 dengan p value lebih
besar dari 0,05 yakni sebesar 0,265. Sedangkan untuk koefisien regresi (original sample) pada variabel
likuiditas terhadap financial performance melalui leverage sebagai variabel mediasi bernilai negatif -0,096.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan mediasi dalam penelitian ini bersifat full mediation. Artinya
peranan leverage sebagai mediasi sangat penting dalam penelitian ini, dimana dengan adanya leverage
sebagai variabel mediasi, likuiditas mampu berpengaruh terhadap financial performance.
Dimana dapat disimpulkan pertama, likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
leverage. Artinya, jika likuiditas mengalami peningkatan, maka leverage mengalami penurunan. Hal ini
terjadi dikarenakan dana internal perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index cenderung banyak,
sehingga hutang yang dibutuhkan menjadi sedikit. Hal ini sesuai dengan pecking order theory, dimana
perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba
ditahan). Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan memilih
pertama kali sekuritas yang paling aman, yaitu utang yang paling rendah risikonya.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
26
Kedua, likuditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap financial performance.
Artinya, jika likuiditas mengalami peningkatan, maka financial performance penurunan. Dimana
sebagian besar perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index berfokus kepada
likuiditas. Hasil penelitian ini mendukung pendapat dari Kasmir (2008), yang menyatakan bahwa
kondisi rasio kas terlalu tinggi juga kurang baik karena ada dana yang menganggur atau belum
digunakan secara optimal.
Ketiga, adanya pengaruh negatif dan signifikan antara likuiditas terhadap financial performance
secara tidak langsung yaitu dari likuiditas ke leverage lalu ke financial performance. Artinya, jika
likuiditas meningkat, maka leverage akan menurun, dengan menurunnya leverge akan meningkatkan
financial performance. Hal ini dikarenakan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index lebih
menyukai dana internal perusahaan dengan alasan resikonya kecil dimana pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index merupakan perusahaan yang likuid artinya perusahaan yang memiliki
likuiditas yang cenderung tinggi. Hal ini mendukung pecking order theory, dimana pecking order theory
menggambarkan perilaku pembiayaan sebagian besar perusahaan, bahwa perusahaan lebih memilih
menggunakan dana internal dibandingkan dengan dana eksternal dikarenakan dana eksternal lebih
mahal karena permasalahan information asymmetry. Jika penggunaan dana internal tidak mencukupi,
maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman yaitu utang terlebih dahulu, terakhir
menerbitkan ekuitas. Hutang dengan porsi yang kecil, akan memberikan risiko yang kecil. Dimana
hutang tersebut dapat dibayarkan dengan menggunakan dana internal perusahaan. Dengan demikian,
perusahaan akan menerima laba yang ikut meningkat dengan artian kinerja keuangan dikatakan baik.
Namun, pada kenyataanya laba yang dihasilkan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
tidak begitu besar dibandingkan dengan dana internal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
optimalnya perusahaan dalam mengelola dana internal. Hal ini dikarenakan sebagian perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index hanya berfokus kepada likuiditas, sehingga aspek lain terabaikan.
Dengan demikian disimpulkan dengan melalui leverage, likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
financial performance.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramli et al. (2017).
Dimana leverage dapat memediasi likuiditas dengan financial performance..
KESIMPULAN
Berikut kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini:
1. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara struktur aset terhadap leverage pada
Jakarta Islamic Index. Dibuktikan t-statistic yang lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 4,555 dan
p value yang lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,000.
2. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara likuditas terhadap leverage pada Jakarta
Islamic Index. Dibuktikan t-statisrics yang lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 8,782 dan p value
yang lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,000.
3. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara struktur aset terhadap financial
performance pada Jakarta Islamic Index. Dibuktikan t-statisrics yang lebih besar dari 1,96 yakni
sebesar 2,264 dan p value yang lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,024.
4. Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara likuiditas terhadap financial
performance pada Jakarta Islamic Index. Dibuktikan t-statisrics yang lebih kecil dari 1,96 yakni
sebesar 1,116 dan p value yang lebih besar dari 0,05 yakni sebesar 0,265.
5. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara leverage terhadap financial performance
pada Jakarta Islamic Index. Dibuktikan t-statisrics yang lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 3,939
dan p value yang lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,000.
6. Terdapat pengaruh tidak langsung dan signifikan antara struktur aset terhadap financial
performance melalui leverage sebagai variabel mediasi.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
27
7. Terdapat pengaruh tidak langsung dan signifikan antara likuditas terhadap financial
performance pada Jakarta Islamic Index melalui leverage sebagai variabel mediasi.
REFERENSI
Abdillah, Willy, & Hartono, J. (2014). Partial Least Square ( PLS ). Yogyakarta: Andi.
Adityana. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset, Profitabilitas Dan Likuiditas
Pada Struktur Modal. 9 (No 3).
Ang, R. (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasot Indonesia.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Darsono, & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan . Jakarta : Salemba Empat.
Esthirahayu, D. P., Handayani, S. R., & Hidayat, R. R. (2014). Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage dan Rasio
Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) , Volume 8 No. 1.
Fajaryani, N. L., & Suryani, E. (2018). Struktur Modal, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan. Jurnal Riser Akuntansi Kontemporer , 74-49.
Ghozali, I. (2006). Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Leasrt Square. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengn Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi . Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I., & Hengky, L. (2015). Partial Least Squares Konsep Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program
SmartPLS 3.0 (2nd Edition). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harmono. (2011). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, Data Riset Bisnis
(Edisi 1). Jakarta : Bumi Aksara .
Horne, J., & John, M. (2012). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Kedua Belas, Buku Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Indriantoro, & Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE UGM.
Indriantoro, & Supomo. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE UGM.
Irham, F. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. (2008). Analisi Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Kasmir. (2009). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana .
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan . Jakarta : Kencana Prenada Media Group .
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Ludijanto, S. E., Handayani, S. R., & Hidayat, R. R. (2014). Pengaruh Analisis Leverage Terhada Kinerja Keuangan
Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) .
Mahsun, M. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.
Masnoon, M., & Saeed, A. (2014). Capital Structure Determinants of KSELIDTED Automobile Companies.
European Scientific Journal .
Munawir. (2012). Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Munawir. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nastiti, R. D. (2016). Pengaruh Struktur Aset, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Struktur Modal. Jurmal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 5, Nomor 1 .
Priatna, R. B., Abdillah, J., & Suryana. (2010). Akuntansi Keuangan. Bandung: Ghalia Indonesia.
Primantara, & Dewi, M. R. (2016). Pengaruh likuiditas, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perushaan, dan pajak
terhadap struktur modal. E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 5 No. 5 .
Ramli, N. A., Latan, H., & Solovida, G. T. (2017). Determinants of Capital Structure and Firm Financial
Performance-A PLS-SEM Approach: Evidence from Malaysia and Indonesia. The Quarterly Review Of
Economics and Finance , 148-160.
Yosmawardani & Halkadri / Financial Management Studies Vol 1 (2), 2021, 12-28
28
Riyanto, B. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: GPFE.
Rizqi, N. (2017). Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan Terhadap Financial Leverage
Pada Emiten Syariah yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JI). Jurnal of Economics and Business
Mulawarman University , 1-18.
Salim, J. (2015). Pengaruh Leverage (DAR, DER, dan TIER) Terhadap ROE Perusahaan Properti dan Real Estate
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Perbanas Review , 19-34.
Salimah, Wijayanti, A., & Masitoh, E. (2019). Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, Komisaris Independen, dan
Struktur Aset Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Konstruktusi Bangunan di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi , 139-146.
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
Syamsudin, L. (2002). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syamsudin, L. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada .
www.idx.co.id
Sahamoke.com
miraeasset.co.id
kontan.co.id
www.cnbcindonesia.com
Top Related