Download - Fix Skripsi

Transcript
Page 1: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 1/79

 

BAB I

PENDAHULUAN

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan , Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang paling pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan

 perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak 

diketahuinya.

QS Al ’Alaq :1-5 

1. A. Latar Belakang Masalah

Setiap bulan September diperingati sebagai Bulan Gemar Membaca dan

Hari Kunjung Perpustakaan. Melalui peringatan itu diharapkan masyarakat

menjadi gemar membaca, khususnya anak-anak sekolah dasar sebab membaca

adalah kunci untuk keberhasilan belajar siswa di sekolah. Kemampuan membaca

dan minat membaca yang tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak

dalam berbagai mata pelajaran (Soejanto Sandjaja

http://www.unika.ac.id/fakultas/psikologi/artikel/ss-1.pdf , diakses tanggal 21

Februari 2010).

Sejak tahun 1995 sampai sekarang, media massa selalu memuat berita

mengenai minat membaca masyarakat, terutama minat membaca anak-anak

sekolah dasar. Misalnya harian Suara Merdeka menulis tajuk rencana dengan

 judul Kegemaran Membaca Belum Seperti yang Diharapkan (Suara Merdeka,

1995). Tulisan Wakidi yang berjudul Minat Membaca Anak Sekolah Dasar juga

1

Page 2: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 2/79

 

menyampaikan keprihatinannya dengan minat membaca anak Sekolah Dasar 

yang rendah (Pikiran Rakyat, 2000).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca

masyarakatnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil survei

yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Di antaranya survei

Internasional Associations for Evaluation of Educational (IEA) pada tahun 1992

menyebutkan kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar kelas IV

Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 30 negara di dunia, berada satu tingkat

di atas Venezuella. Riset International Association for Evaluation of Educational

Achievement (IAEEA) tahun 1996 menginformasikan bahwa melek baca siswa

usia 9-14 tahun Indonesia berada pada urutan ke-41 dari 49 negara yang

disurvei. Data Bank Dunia tahun 1998 menginformasikan pula kebiasaan

membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah (skor 51,7).

Skor ini di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan Singapura (74,0). Dalam

tahun 1998-2001 hasil survei IAEEA dari 35 negara, menginformasikan melek

baca siswa Indonesia berada pada urutan yang terakhir. IAEEA

mempublikasikan pada tanggal 28 November 2007 tentang minat baca, bahwa

dari 41 negara siswa Indonesia selevel dengan negara belahan bagian selatan

bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan (Hanani, 2009).

Perlu diakui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia, termasuk anak-

anak usia sekolah, belum melakukan kegiatan membaca secara intens sebagai

suatu kebutuhan hidup. Bahkan di lingkungan sekolah kegiatan membaca yang

sudah masuk ke dalam kurikulum, minat membaca siswa pun belum

menggembirakan. Berkaitan dengan hal ini, tingkat keterbacaan masyarakat

Indonesia masih rendah. Menurut penelitian lembaga dunia terhadap daya

2

Page 3: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 3/79

 

baca di 41 negara, Indonesia berada di peringkat ke-39. Saat ini masyarakat

Indonesia belum menganggap membaca buku sebagai kebutuhan primer 

(Kompas, 17 Mei 2004).

Hasil survai yang dilakukan oleh International Association for the

Evaluation of Education  Achievment (IAEEA) tahun 1994, tentang kemampuan

membaca siswa SD dari 27 negara, Indonesia menduduki peringkat ke 26.

Peringkat tersebut jauh di bawah Hongkong, Singapura, Thailand, dan Filipina

(Kompas, Mei 1997). Beberapa faktor penyebab lemahnya minat dan

kegemaran membaca anak didik antara lain disebabkan kurang adanya

penggalakan dan penciptaan kondisi yang mampu mendukung tumbuhnya

minat baca melalui program sekolah yang terintegrasi dengan pelajaran,

penyediaan bahan bacaan melalui perpustakaan sekolah yang kurang

menunjang, dan dorongan orang tua yang juga lemah (Silfia Hanani, 2009). 

Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa

masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber 

utama mendapatkan informasi. Orang lebih banyak tertarik dan memilih untuk

menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca

koran (23,5%) (www.bps.go.id, diakses tanggal 24 Desember 2007). Ditinjau dari

sisi yang lain, jam bermain anak-anak Indonesia masih tinggi, yakni lebih banyak

menghabiskan waktunya untuk menonton acara TV (Pikiran Rakyat, 8-3-2004).

Masalah minat baca sampai saat ini masih menjadi tema yang cukup

aktual. Tema ini sering dijadikan topik pertemuan ilmiah dan diskusi oleh para

pemerhati dan para pakar yang peduli terhadap perkembangan minat baca di

Indonesia. Namun hasil dari pertemuan-pertemuan ilmiah tersebut belum

memberikan suatu rekomendasi yang tepat bagi perkembangan yang signifikan

3

Page 4: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 4/79

 

terhadap minat baca masyarakat. Permasalahan yang dirasakan oleh bangsa

Indonesia sampai saat ini adalah adanya data berdasarkan temuan penelitian

dan pengamatan yang menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia

relatif masih sangat rendah.

Ada beberapa indikator yang menunjukkan masih rendahnya minat baca

masyarakat Indonesia antara lain yaitu perpustakaan di sekolah/kampus yang

ada kurang dimanfaatkan secara optimal oleh siswa/mahasiswa, demikian pula

perpustakaan umum yang ada di setiap kota/kabupaten yang tersebar di

nusantara ini, bahkan kalau dilihat dari data pengguna buku koleksi sumbangan

dari PBB dan Bank Dunia sebagaimana di kelola oleh perpustaakaan nasional,

semakin terlihat ketidakbergairahan membaca di negara ini. Dilaporkan dalam

rentang tahun 1995 sampai tahun 1999, buku sumbangan tersebut hanya

dibaca oleh 536 orang, dengan perincian pertahunnya sebagai berikut; tahun

1995 tercatat 161 pembaca, tahun 1996 tinggal 134 pembaca, tahun berikutnya,

1997, turun lagi menjadi hanya 76 pembaca. Meski tahun 1998 sempat naik jadi

84 pembaca, tetapi tahun 1999 kembali turun menjadi 81 pembaca Hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya

membaca (Laporan Kepala Sub-Bidang Kerjasama Perpustakaan Nasional RI,

Sauliah, yang dimuat dalam Kompas 1 Februari 2000)   . Wajar apabila Indeks

Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia juga rendah. Menurut laporan United 

Nation Development Programe/UNDP pada tahun 2007 dari 177 negara yang

dipulikasikan Human Development Index  (HDI) Indonesia berada pada urutan

ke-107. Indonesia memperoleh indeks 0,728. Di kawasan ASEAN Indonesia

menempati urutan ke-7 dari sembilan negara ASEAN (Silfia Hanani, 2009).

4

Page 5: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 5/79

 

Mengapa minat baca masyarakat di Indonesia dikatakan rendah? Ada

banyak alasan yang dapat diidentifikasi antara lain ; (1) masih rendahnya

kemahiran membaca, (2)sistem pembelajaran, (3)banyaknya jenis hiburan, (4)

permainan (game) dan tayangan TV, (5) banyaknya tempat hiburan yang

menghabiskan waktu, (6) budaya baca yang belum diwariskan nenek moyang

kita, (7) kurangnya sarana untuk memperoleh bacaan, (8) harga buku yang relatif 

masih mahal, (9) belum adanya lembaga atau institusi yang secara formal

khusus menangani minat baca, (10) minimnya koleksi buku di perpustakaan,

dan (11) aktifitas ibu-ibu yang disibukkan dengan berbagai kegiatan upacara-

upacara keagamaan serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga

(Rumah Cerdas Kreatif, 25-10-2009).

Bacaan yang kurang memikat dan minimnya sarana perpustakaan

sekolah menjadi faktor lain penyebab minat baca siswa rendah. Padahal siswa

perlu disediakan bahan bacaan yang cukup untuk memperluas wawasannya.

Oleh karena itu, sebenarnya sekolah wajib memiliki perpustakaan, mampu

menyediakan beragam buku, seperti: fiksi, nonfiksi, referensi, atau non buku

seperti majalah, koran, kaset serta alat peraga. Akan tetapi, sekolah ternyata

tidak selalu mampu menumbuhkan kebiasaan membaca bagi para siswanya.

Dengan kondisi kualitas buku pelajaran yang memprihatinkan, padatnya

kurikulum, dan metode pembelajaran yang menekankan hafalan materi justru

'membunuh' minat membaca. Menurut Prof. Dr. Riris K. Toha Sarumpaet (2007)

Guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia,, sekolah

tidak memadai sebagai tempat untuk menumbuhkan minat baca anak didik. Hal

ini karena, tidak terlepas dari kurikulum pendidikan. Kurikulum yang terlalu padat

membuat siswa tidak punya waktu untuk membaca. Riris(2007) mengemukakan

5

Page 6: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 6/79

 

bahwa siswa terlalu sibuk dengan pelajaran yang harus diikuti tiap hari. Belum

lagi harus mengerjakan pekerjaan rumah (www.republika.co.id).

Upaya menumbuhkan minat baca bukannya tidak dilakukan. Pemerintah

melalui lembaga yang relevan telah mencanangkan program minat baca. Media

elektronik seperti televisi juga ikut menayangkan iklan layanan masyarakat untuk

meningkatkan minat membaca. Hanya saja yang dilakukan oleh pemerintah

maupun institusi swasta untuk menumbuhkan minat baca belum optimal. Oleh

karena itu, agar bangsa Indonesia dapat mengejar kemajuan yang telah dicapai

oleh negara-negara tetangga, perlu menumbuhkan minat baca sejak dini. Sejak

mereka mulai dapat membaca. Dengan menumbuhkan minat baca sejak anak-

anak masih dini, diharapkan budaya membaca masyarakat Indonesia dapat

ditingkatkan. Minat yang dimiliki anak juga cenderung akan dipertahankan

sepanjang hidupnya (Dechand, 1969). Apabila pada masa kanak-kanak,

seseorang memiliki minat membaca yang rendah maka ketika dewasa minat

membacanya cenderung akan rendah pula. Dalam kenyataannya, anak-anak

masa kini merupakan orang dewasa di masa mendatang yang akan menjadi

pembangun bangsa ini. Karena itulah, usaha pengembangan minat baca perlu

dilakukan dan sebaiknya ditekankan pada anak-anak.

Munandar (1986) menemukan ada perbedaan minat anak terhadap isi

cerita ditinjau dari perkembangan usia kronologis anak. Pada usia 3 sampai

dengan 8 tahun anak menyukai buku cerita yang berisi mengenai binatang dan

orang–orang di sekitar anak. Pada masa ini anak bersikap egosentrik sehingga

mereka menyukai isi cerita yang berpusat pada kehidupan di seputar dirinya.

Mereka juga menyukai cerita khayal dan dongeng. Pada usia 8 sampai dengan

12 tahun anak menyukai isi cerita yang lebih realistik. Mulai menyukai buku

6

Page 7: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 7/79

 

dengan lebih banyak komposisi tulisan daripada gambar. Pada usia ini

kemampuan berpikir abstrak dalam diri anak mulai berkembang sehingga

mereka dapat menemukan intisari dari buku bacaan dan mampu menceritakan

isinya kepada orang lain.

Pada anak usia 8 sampai dengan 9 tahun, terjadi peningkatan kebutuhan

dalam aktivitas membaca untuk kepentingan fungsional dan untuk

kepentingan rekreasi (Harris & Sipay, 1980). Selain itu, kemampuan

kognitif di masa kanak-kanak akhir juga merangsang mereka untuk mulai

mencari validasi eksternal terhadap ide me re ka , sa lah sa tu cara adalah

dengan membaca. Hur lock (1980) juga menyatakan bahwa pada

sebagian besar anak di usia ini, intensitas bermain aktif berkurang dan

membaca menjadi salah satu aktivitas yang lebih digemari.

Minat membaca merupakan persoalan yang penting bagi anak usia

sekolah. Anak-anak SD yang memiliki minat membaca tinggi akan berprestasi

tinggi di sekolah, sebaliknya anak-anak SD yang memiliki minat membaca

rendah, akan rendah pula prestasi belajarnya (Wigfield dan Guthrie, 1997).

Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih

kecil sebab minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya,

tetapi sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diperoleh dari lingkungan anak.

Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan,

menumbuhkan dan membina minat membaca anak. Orang tua perlu

menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca dalam kehidupan anak.

Akan tetapi hampir setiap tahun orang tua diingatkan untuk menanamkan dan

menumbuhkan minat membaca anak melalui media massa, namun keluhan

bahwa minat membaca anak tetap rendah masih sering terdengar. Nampaknya

7

Page 8: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 8/79

 

belum ditemukan cara yang efektif untuk melibatkan orang tua dalam

meningkatkan minat membaca pada anak. Belum banyak diteliti mengenai

faktor-faktor yang menentukan bagaimana cara melibatkan orang tua untuk

meningkatkan minat membaca anak. Pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut

dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk

meningkatkan keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan minat membaca anak

di keluarga masing-masing.

1. B. Identifikasi Masalah

”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir 

terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sesab itu hendaklah mereka bertaqwa

kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

QS AN NISAA: 9

Saat ini, biaya pendidikan semakin tidak terjangkau (mahal). Hanya

kalangan tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan formal sampai jenjang

perguruan tinggi. Bagi mereka yang belum beruntung dari aspek ekonomi,

mestinya tidak berkecil hati. Membaca buku menjadi alternatif untuk bisa menjadi

terpelajar layaknya orang yang mengikuti pendidikan formal. Pendidikan informal

yang sangat mungkin terjangkau oleh semua kalangan masyarakat adalah

pendidikan dalam keluarga. Salah satunya dengan menumbuhkan kebiasaan

membaca anak. Orang tua berperan penting dalam menumbuhkan kegemaran

membaca buku anak-anaknya. Menjadikan anak memiliki kegemaran membaca,

memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pepatah Inggris

mengatakan we first make our habits, then our habits make us . Sebuah watak

8

Page 9: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 9/79

 

pada anak akan muncul, apabila orang tua terlebih dahulu membentuk

kebiasaan pada anak. Hal ini berarti, bila orang tua ingin anaknya mempunyai

kegemaran membaca buku, maka membaca buku perlu dibiasakan sejak kecil,

seperti melalui keteladanan dari orang tua, mengenalkan buku dan aktifitas

membaca serta menceritakan buku pada anak. Aktifitas tersebut harus dilakukan

secara berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan akan terbentuk

kepribadian yang kuat dalam diri si anak sampai dewasa, sehingga membaca

adalah suatu kebutuhan bukan sekedar hobi.

Di sisi lain, anak-anak yang berusia 8 sampai dengan 9 tahun merupakan

individu yang masih sangat tergantung dengan lingkungannya. Lingkungan

terdekat anak usia ini adalah lingkungan rumah, atau dengan kata lain

keluarganya. Hurlock (1968), menyatakan bahwa keluarga merupakan bagian

yang paling penting pada ”jaringan sosial" anak. Orang tua berperan penting

dalam perkembangan seluruh aspek dalam diri anak. Meskipun dalam

kenyataannya peran orang tua dapat setara, ibu cenderung memiliki attachment 

(suatu ikatan emosional yang kuat antara bayi/anak dan pengasuhnya) yang

lebih dekat dengan anak. Hurlock (1980) menyatakan bahwa ikatan yang terjalin

antara anak dengan ibunya lebih kuat dibanding dengan ayahnya. Selain karena

sifat alamiah, hal ini juga didukung, oleh peran gender, yaitu harapan masyarakat

agar wanita (ibu) yang mengurus dan mendidik anak. Menurut Maccoby (dalam

Santrock, 1995), pada masa kanak-kanak tengah terjadi proses coregulation

(pembuatan aturan secara bersama-sama) antara orang tua dan anak. Meskipun

anak-anak sudah mulai diperbolehkan untuk terlibat di dalam pengaturan dirinya

sendiri, orang tua terus menjalankan pengawasan umum dan berusaha untuk

memegang kendali. Ibu sebagai orang terdekat bagi anak memiliki peran yang

9

Page 10: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 10/79

 

lebih besar dalam mengarahkan perilaku anak, termasuk dalam kegiatan dan

minat membaca anak. Tanggung jawab dan wewenang ibu inilah yang membuat

peneliti memfokuskan penelitian ini pada peran ibu.

Peran orang tua dalam minat membaca anak, dalam hal ini ibu, meliputi

dua hal, yaitu sikap dan perilaku (Alexander & Filler, dalam Harris & Sipay,

1980). Peran ibu dalam kegiatan membaca anak mencakup peran afeksi berupa

dukungan atau sikap positif terhadap perilaku anak, maupun perilaku yang

mendorong anak melakukan aktifitas membaca, seperti membelikan buku.

Penelitian ini memfokuskan sikap ibu terhadap perilaku membaca anak.

Sikap merupakan kondisi internal yang dapat diobservasi dan diukur 

melalui respon sikap yang ditampilkan individu. Terdapat tiga bentuk respon

sikap, yaitu respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif (Eagly &

Chaiken,1993). Ibu yang memiliki sikap positif terhadap perilaku membaca anak

memiliki kecenderungan untuk memiliki nilai yang positif terhadap perilaku

membaca anak. Meskipun demikian, respon yang ditampilkan pada tiap individu

dapat beragam bentuknya (Eagly & Chaiken,1993). Oleh karena itu, peneliti ingin

melihat respon sikap ibu terhadap perilaku membaca anak yang memiliki

hubungan dengan minat membaca.

Untuk dapat meneliti hubungan sikap ibu terhadap perilaku membaca

anak dengan minat membaca anak, pendekatan penelitian yang digunakan

adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini dipilih karena tingkat minat

membaca dan sikap antar individu lebih tepat diukur dengan menggunakan

pengukuran kuantitatif agar lebih tinggi kadar presisinya.

Selain hal-hal di atas, peneliti mendapati bahwa penelitian mengenai

minat membaca masih terbatas, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

10

Page 11: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 11/79

 

Literatur-literatur baru mengenai topik ini jarang ditemukan, apalagi yang

membahas minat membaca pada anak usia dini. Padahal keadaan pendidikan

dasar di Indonesia memerlukan penelitian yang intensif untuk dapat menemukan

solusi bagi masalah-masalah yang ada.

1. B.a. Permasalahan

Penelitian ini memiliki permasalahan sebagai berikut:

Apakah terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap perilaku membaca

anak dengan minat membaca anak?

1. C. Pembatasan Masalah

”Tiap bayi dilahirkan dalam kedaan fitrah (Islam). Ayah dan ibunyalah

yang kelak menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR Bukhari).

Dalam penulisan skripsi ini peneliti membatasi pada anak usia 8-9 tahun

atau anak kelas 3 SD dengan pertimbangan masa ini adalah masa akhir dari

Pendidikan Anak Usia Dini sehingga anak diharapkan dan dituntut sudah mulai

dapat membaca dengan lancar, perilaku dan minat membacanya sudah mulai

dapat tumbuh. Terdapat dua bagian utama, yaitu faktor  personal & institusional 

yang mempengaruhi minat membaca. Hal ini membuat usaha pengembangan

minat membaca menjadi sulit untuk dilakukan, terutama apabila semua faktor 

mendapat perhatian yang sama besarnya. Oleh karena itu, penelitian ini

memfokuskan pada dua faktor, yang masing-masing merepresentasikan faktor 

dari dalam diri anak yaitu minat membaca dan faktor dari luar diri anak yaitu

sikap ibu terhadap perilaku.

11

Page 12: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 12/79

 

1. D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai minat membaca pada anak-anak dan faktor-faktor 

yang berhubungan dengannya merupakan usaha yang bermanfaat untuk

dilakukan. Seperti telah dipaparkan sebelumnya, minat membaca memiliki

peranan penting dalam kehidupan individu. Sebagai pendorong kemampuan

membaca, minat membaca dapat berfungsi dalam pemenuhan tugas

perkembangan seorang anak. Selain itu, minat membaca pada anak perlu

ditumbuhkan. Hal itu karena minat dimasa kanak-kanak akan cenderung

dipertahankan sepanjang hidupnya. Minat yang sudah pernah tumbuh, namun

ditinggalkan begitu saja, akan sangat sulit untuk dikembangkan lagi.

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai dasar dan pendukung

bagi penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang Ilmu Pendidikan dan

Keguruan ataupun Psikologi Pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat

berkontribusi dalam pengembangan pendidikan dan ilmu psikologi di Indonesia.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat

membantu para ibu untuk menstimulasi anak supaya memiliki minat dan perilaku

membaca yang tinggi. Memberikan masukan pada masyarakat untuk

mengembangkan potensi anak ke arah kegiatan yang lebih positif, dengan

menumbuhkan kebiasaan membaca secara menyeluruh (tidak parsial). Selain

itu, memberikan gambaran mengenai sisi lain dari potensi anak yang dapat

dikembangkan guna menjalani kehidupannya kelak ditengah-tengah masyarakat.

12

Page 13: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 13/79

 

1. E. Sistematika Penulisan

Bab I adalah bab pendahuluan. Di dalam bab ini akan dikemukakan latar 

belakang dilakukannya penelitian ini, permasalahan penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

Bab II berisi tinjauan pustaka yang melandasi penelitian ini. Pembahasan

yang terdapat didalamnya adalah mengenai minat membaca, sikap ibu terhadap

perilaku memebaca anak, dan masa kanak-kanak akhir.

Pada bab III, dijabarkan metodologi dalam penelitian ini. Peneliti akan

menjelaskan mengenai masalah dan hipotesis penelitian, serta karakteristik,

 jumlah, dan teknik pengambilan sampel dari subjek penelitian. Tipe penelitian,

alat penelitian, serta prosedur penelitian juga akan dideskripsikan.

Bab IV adalah bab yang membahas hasil penelitian serta analisis hasil

penelitian. Peneliti akan membahas hasil penelitian berdasarkan pengukuran

yang dilakukan terhadap subjek penelitian. Selain itu, juga dilakukan analisis

terhadap hasil penelitian, yaitu melakukan interprestasi terhadap hasil penelitian

yang dihitung dengan metode statistik.

Bab V berisi kesimpulan, diskusi dan saran. Bagian kesimpulan akan

menjawab permasalahan penelitian. Tindak lanjut dari bagian diskusi ini

dituangkan sehingga menjadi saran bagi penelitian ini dan berguna untuk

penelitian selanjutnya.

13

Page 14: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 14/79

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini, akan dijabarkan tinjauan pustaka yang menjadi dasar 

penelitian ini, yang mencakup pembahasan mengenai minat membaca, sikap ibu

terhadap perilaku membaca anak, serta masa kanak-kanak akhir.

II. A. Minat Membaca

Minat membaca merupakan minat yang dimiliki individu untuk membaca.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai minat

membaca peneliti akan membahas masing-masing komponen dari minat

membaca, yaitu pengertian mengenai minat dan kegiatan membaca.

II. A. I. Minat

II. A.1.a. Definisi Minat

Terdapat banyak sekali definisi minat yang dikemukakan beberapa ahli.

Dechand (1969), mendefinisikan minat sebagai dorongan aktif yang

mengarahkan perhatian individu pada suatu aktifitas atau objek. Aiken (2002)

menyatakan bahwa minat merupakan suatu perasaan atau pilihan mengenai

aktifitas seseorang. Definisi Meichanti (dalam Sandjaja, 2006) mengenai minat

adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam

untuk tekun melakukan suatu aktifitas. Menurut Ormrod (2003), minat individu

mengandung afeksi positif terhadap objek minat. Individu yang melakukan suatu

tugas yang ia minati mengalami berbagai perasaan seperti senang, suka, dan

bahagia (Hidi & Anderson 1992 dalam Ormrod, 2003).

14

Page 15: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 15/79

 

Berdasarkan definisi-definisi di atas, peneliti menyimpulkan minat sebagai

kecenderungan individu terhadap suatu objek atau aktifitas tertentu yang ditandai

dengan adanya afeksi positif terhadap objek minat serta memberinya dorongan

aktif dan kekuatan lebih terhadap objek atau aktifitas tersebut.

II. A. 1. b. Fungsi Minat

Minat merupakan komponen afeksi dalam perilaku (Ormrod, 2003). Minat

memiliki fungsinya sendiri. Salah satu fungsi minat yang paling penting adalah

sebagai suatu bentuk motivasi intrinsik (Ormrod, 2003). Fungsi minat dinyatakan

oleh Hurlock (1974) sebagai sumber dari motivasi yang mendorong individu

mengerjakan apa yang ingin dikerjakan.

Hurlock (1974) menyatakan bahwa apa yang membuat seseorang tertarik

akan berpengaruh banyak pada apa yang ia lakukan. Hal ini karena, minat

seseorang mempengaruhi tujuan jangka pendek (immediate goals) dan jangka

panjangnya (remote goals). Dengan demikian, minat sangat penting untuk

dikembangkan sedini mungkin.

II. A. 2. Membaca

II. A. 2.a. Definisi Membaca

Penelitian mengenai kegiatan membaca terus mengalami perkembangan,

begitu pula dengan definisinya. Berikut adalah beberapa definisi membaca.

“Reading may be defined as the act of responding with appropriate

meaning to printed or written verbal symbols” (Harris & Sipay, 1980 : 9).

Membaca dapat didefinisikan sebagai kegiatan merespon dengan tepat

untuk mengartikan cetakan tulisan atau simbol-simbol yang tertulis.

15

Page 16: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 16/79

 

Pumfrey (1997) mendefinisikan membaca sebagai kemampuan untuk

memahami pikiran dan perasaan dari benak orang lain melalui teks sebagi

media.

Definisi yang lebih luas dinyatakan oleh Bond dan Wagner (1960 : 4) :

“Reading is the process of acquiring an author’s meaning and of 

interprenting, evaluating, and reflecting upon those meaning”.

Membaca adalah proses untuk memperoleh pemahaman atau kecakapan

untuk mendapatkan arti dan pemahaman, evalusi dan refleksi yang berlangsung

saat kegiatan tersebut berlangsung.

Menurut Dechand (1969), membaca merupakan proses yang kompleks,

yang terdiri dari berbagai kemampuan, kebiasaan, dan sikap. Seorang pembaca

yang baik harus memiliki kualitas-kualitas tersebut.

Peneliti merangkum berdasarkan definisi-definisi membaca di atas

sebagai batasan perilaku membaca yang berkaitan dengan penelitian ini.

Menurut peneliti, membaca adalah suatu perilaku merespon secara sensoris dan

perseptual yang dipelajari terhadap simbol-simbol verbal yang tertulis untuk

mendapatkan informasi, mendapatkan pemahaman, ataupun untuk kesenangan.

II. A. 2. b. Karakteristik Perilaku Membaca

Menurut Dechand (1996), terdapat delapan karakteristik dari perilaku

membaca, yaitu:

1. Membaca merupakan proses sensoris, yaitu melibatkan penggunaan alat-

alat indera, terutama indera penglihatan. Orang yang membaca harus bereaksi

secara visual terhadap simbol-simbol yang tertulis.

2. Membaca merupakan respon proses perseptual, yaitu ketika seseorang

16

Page 17: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 17/79

 

memperoleh makna dari stimulus yang tertulis. Aktifitas ini merupakan

pemahaman suatu makna dan ide yang dipresentasikan dengan kata-kata.

Proses ini meliputi suatu kata, mengenalinya, menyadari maknanya, serta

menghubungkan kata tersebut dengan konteksnya.

3. Membaca merupakan suatu respon terhadap stimulus tertulis. Hal tersebut

meliputi respons muscular vocal  atau subvokal  akibat penglihatan suatu kata,

pergerakan mata ketika membaca, serta adaptasi fisik saat melakukan aktivitas

membaca-seperti perubahan posisi tubuh.

4. Membaca merupakan suatu respon yang dipelajari. Perilaku ini dikontrol

oleh mekanisme motivasi dan reinforcement .

5. Membaca merupakan suatu minat. Minat membaca ini selanjutnya dapat

memotivasi seseorang untuk melakukan aktivitas lain. Banyaknya informasi yang

dituangkan dalam bahan-bahan bacaan dapat memotivasi seseorang untuk

mengeksplorasi dirinya dan melakukan berbagai kegiatan.

6. Membaca merupakan suatu tugas perkembangan. Terdapat saat anak

sangat tepat untuk memulai pelajaran membacanya serta dalam pengembangan

setiap kemampuan dalam membaca. Tingkat kemampuan anak dalam membaca

tergantung pada keseluruhan pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut

Havighurst (dalam Munandar, 1992; Hurlock, 1980), membaca merupakan suatu

tugas yang harus dapat dilakukan oleh anak agar dapat memenuhi tuntutan-

tuntutan masyarakat dan agar dapat memiliki persiapan yang lebih baik untuk

dapat memenuhi tugas perkembangan lainnya.

7. Membaca merupakan suatu proses belajar dan dapat menjadi salah satu

media utama dalam belajar. Anak dapat menggunakan kegiatan membaca untuk

memperoleh pengetahuan dan untuk mengubah sikap, idealisme, serta

17

Page 18: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 18/79

 

aspirasinya.

8. Membaca merupakan komunikasi antara penulis dan pembacanya. Proses

aktif ini hanya terjadi ketika pembacanya dapat menarik makna dari tulisan yang

di baca.

II. A. 2. c. Jenis-Jenis Membaca

Harris dan Sipay (1980) membagi kegiatan membaca menjadi tiga jenis

berdasarkan tujuan, yaitu kegiatan membaca untuk perkembangan, membaca

fungsional dan membaca reaksional.

Dalam kegiatan membaca untuk perkembangan, tujuan utama adalah

meningkatkan kemampuan membaca seseorang. Kegiatan ini dilakukan dalam

aktifitas belajar membaca. Di sisi lain, aktifitas membaca fungsional meliputi

semua aktifitas membaca yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Aktifitas

membaca fungsional dinyatakan sebagai aktifitas membaca untuk belajar.

Jenis aktivitas membaca yang ketiga adalah membaca reaksional.

Kegiatan membaca reaksional adalah kegiatan membaca yang tujuan utamanya

adalah mendapatkan kesenangan dan hiburan. Berdasarkan aktifitas mental

yang terlibat, Adler (1972) menggolongkan kegiatan membaca jenis ini sebagai

kegiatan untuk kesenangan. Pada aktifitas membaca ini, usaha kognitif yang

terlibat paling kecil dan aturan dalam membacanya pun sangat sedikit. Setiap

orang yang dapat membaca dapat melakukan kegiatan “membaca untuk

hiburan” bila mau. Pada penelitian ini peneliti membatasi pada kegiatan

membaca reaksional.

II. A. 2. d. Bahan Bacaan

18

Page 19: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 19/79

 

Dalam aktifitas membaca, terdapat bahan bacaan yang menjadi objek

bacaan. Bahan bacaan yang dibaca pada aktifitas membaca untuk kesenangan

adalah bacaan-bacaan yang menghibur dan biasa dibaca di waktu luang.

Hurlock (1978) menyebutkan bahwa terdapat tiga media bacaan yang popular di

kalangan anak-anak, yaitu buku, majalah, dan koran. Kesukaan anak untuk

membaca koran dan majalah dapat dikaitkan dengan pernyataan Bond dan

Wagner (1960) bahwa anak-anak menyukai bahan-bahan bacaan yang faktual.

Menurut Sanderson (2001), waktu untuk membaca surat kabar (majalah

dan koran) telah menjadi waktu yang menyenangkan dan telah popular bagi

banyak sekali orang di dunia. Salah satu alasannya adalah di dalam surat kabar 

terdapat berbagai materi yang beragam. Beragamnya materi yang terkandung di

dalam satu ekslempar surat kabar, memungkinkan adanya hal yang bernilai atau

menarik perhatian seorang pembaca.

Pembahasan mengenai minat dan membaca merupakan usaha untuk

mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai minat membaca.

Selanjutnya, akan dibahas mengenai minat membaca itu sendiri.

II. A. 3. a. Definisi Minat Membaca

Aktifitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak sangat ditentukan

oleh minat anak terhadap aktifitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat

merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktifitas.

Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca anak

adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan

senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk

membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi

19

Page 20: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 20/79

 

kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca

dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak. Sinambela (1993)

mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan

dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan.

Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan

kesadaran akan manfaat membaca.

Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan,

merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau

melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca

meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan

manfaat membaca.

II. A. 3. b. Fungsi Minat Membaca

Minat membaca merupakan pendorong bagi individu untuk melakukan

kegiatan membaca (Harris & Sipay, 1980). Dechand (1969) menyatakan bahwa

hal yang paling penting dari fungsi minat adalah bahwa minat membaca akan

menentukan apakah seseorang akan membaca dan seberapa banyak ia akan

membaca. Lebih luas, Bond dan Wagner (1960) menyatakan bahwa minat

membaca akan memberikan arah, kekuatan untuk memotivasi, serta dorongan

bagi seseorang untuk membaca.

II. A. 3. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Membaca

20

Page 21: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 21/79

 

Menurut Purves dan Beach (dalam Harris & Sipay, 1980), terdapat dua

faktor yang mempengaruhi minat membaca, yaitu faktor personal dan faktor 

institusional. Kedua faktor ini tidak bekerja secara terpisah. Meskipun demikian,

keterkaitan antar keduanya masih belum dapat didefinisikan secara jelas (Harris

dan Sipay, 1980). Dari kedua faktor besar tersebut dapat dijabarkan beberapa

subfaktor lain yang mempengaruhi minat membaca seseorang, yaitu:

1. Faktor Personal

Faktor personal merupakan faktor-faktor dalam diri yang dapat

mempengaruhi minat membaca seseorang. Karena itu, minat membaca

bervariasi antar individu.

a.Usia

Minat baca anak tidak tetap, melainkan berubah seiring dengan

bertambahnya usianya (Harris, 1954).

b.Jenis Kelamin

Jenis kelamin mempengaruhi minat membaca seseorang (Harris dan

Sipay, 1980). Hasil penelitian Dechand (1969) menunjukkan bahwa pada

umumnya, anak-anak perempuan lebih berminat dalam membaca dibanding

anak laki-laki.

c. Intelegensi

Harris dan Sipay (1980) menyatakan bahwa sebenarnya beluma ada

hubungan yang jelas antara intelegensi dengan minat membaca. Meskipun

demikian, minat membaca berpengaruh dalam pemahaman bacaan seseorang.

Disisi lain, Hurlock (1974) menyatakan bahwa anak-anak yang cerdas memilih

aktifitas yang menggunakan kapasitas intelektualnya. Mereka menghabiskan

21

Page 22: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 22/79

 

lebih banyak waktu luangnya sendiri dibandingkan dengan bermain bersama

temannya. Salah satu aktifitas yang mereka lakukan di waktu luang adalah

membaca.

d.Kemampuan membaca

Bond dan Wagner (1960) juga menyatakan bahwa kemampuan membaca

berpengaruh pada minat membaca. Penelitian menunjukkan bahwa minat sangat

berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang (Punfrey, 1997).

Meskipun demikian, Bond dan Wagner (1960) menegaskan bahwa kemampuan

membaca pada anak sangat beragam. Ditemukan kemampuan membaca yang

beragam pada para siswa yang berasal dari kelas dan di sekolah yang sama.

e.Sikap terhadap membaca

Sikap tidak selalu berpengaruh terhadap minat, namun demikian minat

melibatkan sikap yang dimiliki individu (Harris & Sipay, 1980). Apabila membaca

memenuhi suatu kebutuhan, biasanya sikap positif terhadap membaca akan

berkembang. Meskipun demikian, sikap positif terhadap membaca tidak berarti

membuat seseorang menjadi aktif membaca.

f. Kebutuhan psikologis

Minat membaca seseorang akan meningkat ketika kegiatan membaca

dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya. Menurut Dechand (1969), ketika

kegiatan membaca diasosiasikan dengan pemenuhan kebutuhan seseorang,

maka kegiatan membaca menjadi sesuatu yang bermakna. Pengulangan

aktivitas ini akan mendorong perkembangan minat membaca yang akan

bertahan lama. Pada tahap ini, membaca menjadi motif kebiasaan dan dapat

mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas lain yang berhubungan dengan

membaca.

22

Page 23: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 23/79

 

2. Faktor institusional

Faktor institusional merupakan faktor-faktor di luar diri individu yang dapat

mempengaruhi minat membaca yang dimiliki. Faktor-faktor institusional minat

membaca antara lain:

a.Ketersediaan buku

Menurut Harris dan Sipay (1980), akses dan ketersediaan buku memiliki

pengaruh besar dalam pilihan anak untuk membaca. Jumlah dan jenis bahan

bacaan dirumah seorang anak memiliki hubungan yang nyata dengan kebiasaan

anak dalam membaca. Anak-anak akan membaca apa pun yang tersedia.

Anderson (dalam Bond & Wagner, 1960) meyatakan bahwa seseorang dapat

membaca buku atau majalah yang kurang ia minati hanya karena bahan-bahan

bacaan itulah yang sudah tersedia, mudah dibaca, atau karena ia tertarik oleh

promosi buku dan majalah tersebut. Begitu juga sebaliknya, seseorang dapat

tidak membaca buku atau majalah yang memiliki topik yang diminati hanya

karena bahan-bahan bacaan tersebut tidak tersedia, tidak dapat diakses atau

tidak dapat dibaca.

b.Status ekonomi dan latar belakang etnis

Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa status ekonomi seseorang

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat membaca (Harris & Sipay,

1980). Meskipun demikian, Hurlock (1978) menyatakan bahwa anak-anak yang

berasal dari keluarga kelompok sosial ekonomi yang lebih baik menghabiskan

lebih banyak waktu untuk membaca. Hal ini karena anak-anak ini memiliki lebih

banyak bahan bacaan yang tersedia dirumah mereka dan mereka juga

menerima lebih banyak dorongan untuk membaca untuk kesenangan.

23

Page 24: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 24/79

 

Disisi lain, penelitian tentang pengaruh latar belakang etnis terhadap

minat membaca masih menunjukkan keberagaman penemuan. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada minat

membaca seseorang yang berasal dari etnis yang bebeda pada semua tingkat

usia (Harris & Sipay, 1980).

c. Pengaruh teman sebaya

Witty dan Kopel (dalam Bond & Wagner, 1960) menemukan keterkaitan

yang sangat tinggi antara kebiasaan dan selera membaca dengan lingkungan

tempat tinggal anak. Salah satunya adalah teman sebaya.

d. Orang tua

Hurlock (1978) menyatakan bahwa keluarga berkontribusi dalam

memberikan stimulasi agar anak-anak memiliki kemampuan yang dibutuhkan

untuk berhasil disekolah dan kehidupan sosialnya, termasuk dalam kegiatan

membaca.

Keluarga juga berperan besar dalam mempersiapkan hal-hal yang sesuai

dengan minat dan kemampuan anak (Hurlock, 1978). Selain itu, orang tua juga

secara tidak langsung menjadi contoh bagi anak dalam melakukan kegiatan

membaca, terutama Ibu sebagai orang terdekat bagi anak memiliki peran yang

lebih besar dalam mengarahkan perilaku anak, termasuk dalam kegiatan dan

minat membaca anak.

e. Guru

Antusiasme guru juga dapat memberikan pengaruh yang penting dalam

pengembangan minat membaca. Sanderson (2001) menyatakan bahwa guru

dapat meningkatkan minat anak untuk membaca dengan menyediakan bahan-

bahan bacaan yang mudah serta beragam (Dechand, 1969). Guru

24

Page 25: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 25/79

 

mempengaruhi minat membaca melalui rekomendasi yang diberikan. Pengaruh

lain diberikan pada saat pemberian tugas-tugas membaca untuk anak.

f. Televisi dan film

Pengaruh media lain terhadap minat membaca sangat kompleks (Harris &

Sipay, 1980). Televisi seringkali dianggap sebagai penyebab menurunnya

aktivitas membaca apabila anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk

menonton program yang hanya menghibur, tidak mendidik (Sangkaeo, 1999).

Selain televisi dan film, aktivitas lain diwaktu luang dapat menstimulasi

sekaligus menghambat minat membaca (Bond & Wagner, 1960). Waktu luang

anak diperebutkan oleh kegiatan membaca dan bersaing dengan kegiatan

reaksional lainnya serta dengan kegiatan belajar. Harris & Sipay (1980)

mengungkapkan bahwa anak-anak yang tidak suka membaca akan menemukan

hal lain untuk dilakukan dalam waktu luangnya. Sebaliknya, anak yang memang

suka membaca akan menemukan waktu untuk membaca seberapa menarik pun

saingan yang ada. Apabila anak menemukan bahwa membaca adalah hal yang

mudah, menarik, dan dapat diakses, tidak perlu lagi menyalahkan media lain

yang dianggap mengalihkan perhatian anak untuk membaca.

Dari berbagai fakor yang mempengaruhi minat baca yang telah

disebutkan diatas, penelitian ini akan fokus pada dua faktor untuk melihat lebih

  jauh terkait dengan hubungannya terhadap minat membaca sebagai faktor 

personal dan sikap orang tua terhadap perilaku membaca anak sebagai faktor 

institusional.

II. B. SIKAP IBU TERHADAP PERILAKU MEMBACA ANAK

Sebelum secara spesifik membahas mengenai sikap ibu terhadap perilaku

25

Page 26: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 26/79

 

membaca anak, terlebih dahulu akan dibahas mengenai sikap itu sendiri.

II. B. 1. Definisi Sikap

Menurut Gagne dan Briggs (dalam Aiken, 2002), sikap adalah kondisi

internal yang mempengaruhi pilihan individu terhadap suatu objek, orang, atau

peristiwa. Definisi yang sejalan diungkapkan oleh Eagly dan Chaiken (1993).

“Attitude is tendencies to evaluate an entity with some degree of favor or 

disfavor, ordinarily expessed in cognitive, affective, and behavioral responses.” 

(Eagly & Chaiken, 1993 : 155).

Sikap adalah kecenderungan untuk mengevaluasi dengan suatu derajat

antara menyukai dan tidak menyukai yang biasanya diekspresikan dalam respon

kognitif, afektif dan konatif.

Definisi yang lebih luas dinyatakan oleh Aiken (2002). Menurutnya, sikap

adalah kondisi awal yang menentukan kognitif, afektif, dan konatif yang dipelajari

untuk memberikan respon secara positif atau negatif terhadap objek, situasi,

intitusi, konsep, atau orang tertentu. Menurut Goodwin dan Klausmeier (dalam

Goodwin & Goodwin, 1982), sikap sebagai kondisi awal yang menentukan reaksi

yang konsisten.

Dari definisi dan pembahasan mengenai sikap tersebut, peneliti

mendefinisikan sikap sebagai kondisi internal yang menjadi predisposisi untuk

melakukan evaluasi yang konsisten secara positif atau negatif terhadap

peristiwa, situasi, orang, atau perilaku yang diekspresikan dalam respon kognitif,

afektif, dan konatif.

II. B. 2. Kategori Respon Evaluasi Sikap

Seperti yang dijelaskan dalam definisi, sikap diekspresikan dalam respon

26

Page 27: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 27/79

 

individu terhadap objek sikap tersebut. Respon evaluasi yang ditampilkan

terhadap objek sikap dapat dibedakan berdasarkan arah respon dan intensitas

atau ekstrimitas respon sikap (Eagly & Chaiken, 1993). Respon evaluasi dapat

berupa respon yang berarah positif dan respon yang berarah negatif terhadap

objek sikap. Di sisi lain, arah positif dan negatif ini memiliki intensitas kekuatan

tertentu, mulai dari evaluasi yang sangat positif terhadap suatu objek sikap

hingga evaluasi yang sangat negatif. Arah dan intensitas respon sikap yang

dimiliki seseorang terhadap objek sikap tertentu dapat ditentukan dengan

melakukan pengukuran. Evaluasi sikap yang diekspresikan seseorang harus

dibagi menjadi tiga kelas respon, yaitu kognitif, afektif, dan konatif (Eagly &

Chaiken, 1993). Penjelasan sebagai berikut:

1. Kategori Kognitif 

Respon sikap dalam kategori kognitif terdiri dari pemikiran-pemikiran yang

dimiliki individu mengenai objek sikap. Pemikiran-pemikiran ini seringkali disebut

sebagai belief  (nilai). Menurut Fishbein & Ajzen (dalam Eagly & Chaiken,1993),

belief adalah asosiasi atau hubungan yang dibuat oleh individu mengenai objek

sikap dengan atribut lainnya. Semua belief  (nilai) memiliki derajat evaluasi

tertentu.

Respon evaluasi dalam kategari kognitif ini dapat diekspresikan secara

tampak maupun yang tidak tampak. Menurut Aiken (2002), respon kognitif ini

meliputi belief , pengetahuan, dan harapan. Seseorang yang memberikan

evaluasi positif terhadap suatu objek sikap cenderung akan mengasosiasikan

objek sikap tersebut dengan atribut yang positif dan cenderung tidak

mengasosiasikannya dengan atribut negatif. Di lain pihak, seseorang yang

memberikan evaluasi negatif cenderung akan mengasosiasikan objek sikap

27

Page 28: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 28/79

 

dengan atribut yang negatif dan cenderung tidak mengasosiasikannya dengan

atribut negatif (Eagly & Chaiken, 1993).

2. Kategori Afektif 

Kategori afektif dalam respon sikap terdiri dari perasaan-perasaan atau

emosi-emosi yang dimiliki individu yang berhubungan dengan objek sikap.

Seseorang yang memberikan evaluasi positif terhadap suaru objek sikap

cenderung akan mengalami reaksi yang positif ketika berhubungan dengan objek

sikap tersebut dan cenderung tidak mengalami reaksi afeksi yang negatif,

demikian pula sebaliknya (Eagly & Chaiken,1993).

3. Kategori Konatif 

Respon evaluasi sikap dalam kategori konatif terdiri dari berbagai kegiatan

yang terkait dengan objek sikap. Respon ini dapat berupa perilaku tampak yang

dilakukan individu. Akan tetapi juga dapat berupa respon yang tidak tampak

(covert ), dalam bentuk intensi untuk melakukan suatu tindakan, dan tidak perlu

benar-benar nyata dilakukan. Seseorang yang memiliki evaluasi yang positif 

terhadap objek sikap cenderung terlibat dalam perilaku yang mendukung objek

sikap. Sebaliknya, seseorang yang memiliki evaluasi yang negatif terhadap objek

sikap cenderung untuk terlibat dalam perialku yang menentang objek sikap atau

memiliki intensi untuk tidak mendukung objek sikap (Eagly & Chaiken, 1993).

Menurut Campbell & Fiske (dalam Eagly & Chaiken, 1993), ketiga respon

evaluasi sikap ini harus memiliki diskriminan. Oleh karena itu, meskipun terdapat

korelasi yang positif antara ketiga respon ini, namun masing-masing kategori ini

memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh kategori lainnya. Selain itu,

Eagly & Chaiken (1993) menyatakan bahwa terdapat kemungkinan terjadinya

inkonsistensi respon. Ketiga respon evaluasi sikap ini tidak selalu tampak secara

28

Page 29: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 29/79

 

konsisten, dalam intensitas maupun arahnya, dalam semua objek sikap. Peneliti

berpendapat penelaahan lebih lanjut terhadap masing-masing respon sikap perlu

dilakukan.

II. B. 3. Fungsi Sikap

Sikap akan mewarnai persepsi individu dan pemikirannya mengenai suatu

isu, objek, atau kelompok yang ia pilih (Baron & Bryne, 2000). Sikap memiliki

fungsi pengetahuan yang dapat membantu individu untuk mengatur dan

menginterprestasi beragam informasi. Dalam hal ini sikap menyediakan

kerangka dalam mengatur informasi mengenai dunia (Aiken, 2002).

Sikap sangat mempengaruhi perilaku (Baron & Bryne, 2000). Meskipun

sikap bukanlah sesuatu yang menentukan yang sangat akurat terhadap suatu

perilaku namun sikap merupakan prediktor yang baik untuk perilaku-perilaku

yang umum (Aiken, 2002). Dalam pengukuran sikap, konteks dan situasi

sebaiknya diperluas. Sehingga yang diukur hanya objek sikap itu sendiri.

Dengan demikian, hasil pengukuran yang didapatkan adalah respon sikap yang

umum ditampilkan seseorang. Hal ini karena dalam situasi tertentu, seseorang

dapat menampilkan respon sikap yang bertentangan dengan evaluasi yang ia

miliki terhadap objek sikap tersebut. Baron dan Bryne (2000) juga menyatakan

bahwa sikap dapat membantu memprediksi perilaku orang dalam konteks yang

lebih luas.

II. B. 4. Hubungan sikap Ibu Terhadap Perilaku Membaca anak dengan

Minat Membaca Anak

29

Page 30: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 30/79

 

Purves dan Beach (dalam Harris & Sipay, 1980) menyatakan bahwa salah

satu faktor luar diri anak yang mempengaruhi minat membaca adalah pengaruh

orang tua. Menurut Hurlock (1980), keluarga merupakan bagian yang paling

penting dalam jaringan sosial anak. Meskipun para orang tua anak-anak usia

sekolah meluangkan lebih sedikit waktunya dengan anak-anak mereka, orang

tua tetap menjadi pelaku-pelaku sosialisasi yang sangat penting (Santrock,

1995).

Dalam kaitannya dengan kegiatan membaca, orang tua memiliki peranan

tersendiri. Sebagai Significant others anak, orang tua berperan dalam

menyediakan sumber bacaan anak dirumah. Hurlock (1978) menyatakan bahwa

keluarga berkontribusi dalam memberikan stimulasi agar anak-anak memiliki

kemampuan yang dibutuhkan untuk berhasil di sekolah dan kehidupan sosialnya,

termasuk dalam kegiatan membaca. Selain itu, keluarga juga berperan besar 

dalam mempersiapkan hal-hal yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak

(Hurlock, 1978).

Meskipun dalam kenyataannya pengaruh ayah dan ibu dapat setara,

namun ibu memiliki peran gender tertentu, misalnya harapan masyarakat

mengenai keterlibatan ibu yang dominan dalam mengurus dan mendidik anak. Di

sisi lain, ibu juga cenderung memiliki attachment yang lebih dekat dengan anak.

 Attachment (keterikatan) adalah suatu relasi antara figur sosial tertentu dengan

satu fenomena tertentu yang dianggap mencerminkan karakteristik relasi yang

unik (Santrock, 1995). Bowlby (dalam Santrock, 1995) yakin bahwa bayi dan

ibunya secara naluriah membentuk suatu keterikatan. Hurlock (1980) juga

menyatakan bahwa anak-anak memiliki keterikatan yang lebih kuat dengan

ibunya dibandingkan dengan ayahnya.

30

Page 31: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 31/79

 

Sikap positif ibu terhadap perilaku membaca anak merupakan

komponen afektif dari pengaruh ibu dalam minat membaca anak. Meskipun

demikian, sikap merupakan predisposisi suatu perilaku yang dapat memprediksi

perilaku. Dengan demikian, ibu yang memiliki sikap positif terhadap perilaku

membaca anak memiliki kecenderungan untuk menampilkan perilaku yang

mendukung kegiatan (perilaku) membaca anak. Hal ini didukung oleh pernyataan

Alexander dan Filler (dalam Harris & Sipay, 1980) yang mengemukakan bahwa

minat terhadap membaca salah satunya dapat dipengaruhi oleh sikap orang tua.

Dechand (1969) juga menyatakan hal yang senada, bahwa minat membaca

dipengaruhi oleh sikap orang tua.

Ibu yang memiliki sikap yang positif terhadap perilaku membaca anak

dapat menampilkan evaluasinya dalam tiga kategori, yaitu kognitif, afektif dan

konatif. Ibu yang memiliki sikap positif terhadap perilaku membaca anak

cenderung memiliki belief  (nilai) yang memiliki atribusi yang positif terhadap

perilaku membaca anak, memiliki reaksi emosional yang positif terhadap perilaku

membaca anak, atau memiliki intensi untuk mendukung perilaku membaca anak.

Masing-masing respon sikap ini dibentuk dari evaluasi ibu terhadap perilaku

membaca anak. Meskipun demikian, masing-masing respon evaluasi ini memiliki

keunikan tersendiri dan terdapat kecenderungan individu untuk menampilkan

sebagian saja dari tiga respon sikap ini.

II. C. Masa Kanak-Kanak Akhir 

Masa kanak-kanak akhir memiliki rentang usia dari 6 tahun sampai tiba

31

Page 32: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 32/79

 

saatnya individu menjadi matang secara seksual, atau kurang lebih 12 tahun

(Hurlock, 1980). Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget (Santrock,

1995), diusia ini anak-anak sedang berada dalam tahap konkret-operasioanal.

Pada tahap ini aktifitas mental yang dapat anak lakukan adalah menalar secara

deduktif. Anak telah dapat menarik kesimpulan yang logis dari fakta-fakta yang

diberikan. Kemampuan ini sangat berguna dalam aktifitas membaca yang

dilakukan anak.

Pada tahap konkret-operasional, anak menghubungkan arti baru dengan

konsep lama berdasarkan apa yang dipelajari setelah masuk sekolah. Di

samping itu anak mendapatkan arti baru dari media massa, terutama film, radio,

dan televisi. Saat anak membaca buku pelajaran di sekolah dan mencari

keterangan dari ensiklopedi atau sumber-sumber informasi lain, anak tidak hanya

mempelajari arti baru untuk konsep tetapi juga memperbaiki arti yang yang salah

yang dihubungkan dengan konsep lama. Pada tahap ini anak mulai mencari

validasi eksternal terhadap ide-ide mereka. Hal tersebut dapat mereka lakukan

salah satunya dengan membaca sumber-sumber yang menurutnya dapat

menjawab pertanyaannya. (Santrock, 1995).

Menurut Erikson (Santrock, 1995), selama masa kanak-kanak akhir siklus

kehidupan yang dikembangkan adalah tekun versus rendah diri, bila anak-anak

didorong dalam upaya mereka untuk berbuat, membangun, serta bekerja rasa

tekun mereka akan meningkat. Akan tetapi, orang tua yang melihat upaya anak-

anak mereka dalam membuat sesuatu sebagai “kacau” atau “berantakan” dapat

mendorong perkembangan rasa rendah dari pada anak. Hal ini juga terjadi pada

kegiatan membaca anak jika orang tua menghargai dan memberikan penguatan

yang positif maka rasa tekun anak akan meningkat terhadap kegiatan membaca

32

Page 33: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 33/79

 

sebagai pemenuhan rasa ingin tahu anak tersebut.

Di sisi lain, masa kanak-kanak disebut oleh psikolog sebagai masa

bermain (Hurlock, 1980). Pada masa ini, minat anak untuk bermaian aktif 

memudar, dan kemudian digantikan dengan minat terhadap amusement.

 Amusement  adalah suatu bentuk bermain pasif, yaitu kesenangan didapatkan

oleh anak dengan melakukan aktivitas yang memerlukan usaha yang sangat

minim (Hurlock, 1978). Hurlock (1980) menyatakan bahwa meskipun terdapat

variasi individual dalam minat pada permainan, ketika anak telah dapat

membaca dengan baik dan mudah melakukannya, kegiatan membaca menjadi

suatu bentuk bermain pasif yang populer.

Seluruh kemampuan tersebut diatas, adalah modal awal dalam kegiatan

membaca dan memahami bahan bacaan, sehingga sangatlah tepat jika pada

masa kanak-kanak akhir anak telah memasuki tahap terakhir membaca (Adler,

1972). Pada masa ini, anak-anak telah melalui proses belajar mengenali huruf 

dan kata, serta telah belajar mendapatkan pemahaman dari tulisan. Anak-anak

kini belajar membaca untuk tujuan dan area yang berbeda. Selain membaca

merupakan sesuatu yang harus dilakukan disekolah, mereka juga belajar bahwa

membaca berguna untuk kesenangan dirinya, memuaskan rasa ingin tahunya

dan mengembangkan wawasannya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

33

Page 34: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 34/79

 

Pada bab ini akan diuraikan mengenai masalah dan hipotesis serta

metode dalam penelitian ini.

III. A. Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini, masalah utama yang hendak diteliti adalah:

Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dengan skor minat membaca anak?

Dalam meneliti masalah diatas, juga akan diteliti hubungan masing-

masing respon evaluasi sikap ibu terhadap perilaku membaca. Karena itu,

terdapat tiga masalah tambahan, yaitu:

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara skor sikap ibu

terhadap perilaku membaca anak dalam respon kognitif dengan skor minat

membaca anak?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dalam respon afektif dengan skor minat membaca

anak?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dalam respon konatif dengan skor minat membaca

anak?

III. B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis alternatif dan hipotesis

34

Page 35: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 35/79

 

null. Berikut akan dijabarkan masing-masing.

III. B.1. Hipotesis Alternatif 

Terdapat hubungan positif yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dengan skor minat membaca anak.

Sedangkan hipotesis alternatif tambahanya meliputi:

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dalam respon kognitif dengan skor minat membaca

anak.

2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dalam respon afektif dengan skor minat membaca anak.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dalam respon konatif dengan skor minat membaca

anak.

III. B. 2. Hipotesis Null

Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara skor sikap ibu

terhadap perilaku membaca anak dengan skor minat membaca anak.

Hipotesis null tambahannya meliputi:

1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dalam respon kognitif dengan skor minat membaca

anak.

2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

35

Page 36: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 36/79

 

perilaku membaca anak dalam respon afektif dengan skor minat membaca anak.

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara skor sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dalam respon konatif dengan skor minat membaca

anak.

III. C. Subjek Penelitian

Pembahasan mengenai populasi dan sampel dalam penelitian ini meliputi

karakteristik subjek, serta jumlah subjek.

III. C. 1. Karakteristik Subjek

Subjek yang menjadi penelitian ini terdiri dari anak dan ibunya. Sampel

yang dapat menjadi subjek pada masing-masing kelompok subjek harus

memenuhi karakteristik tertentu. Berikut adalah karakteristik subjek penelitian ini.

III. C. 1. a. Karakteristik Subjek Anak

Sesuai dengan tujuan penelitian, anak-anak yang dapat menjadi subjek

penelitian ini adalah yang memiliki satu karakteristik, yaitu berusia 8-9 tahun.

Batasan usia ini diambil karena landasan pemikiran yang digunakan pada

penelitian ini adalah bahwa subjek berada dalam masa kanak-kanak akhir. Hal

ini mempengaruhi kemampuan kognitif yang ia miliki, yaitu konkret-operasioanal

(piaget, dalam Ormrod, 2003). Pada usia ini cakupan bacaan anak sedang

mengalami perkembangan dan minat mereka untuk membaca sudah tampak.

III. C. 1. b. Karakteristik Subjek Ibu

Ibu yang dapat menjadi subjek penelitian ini harus memenuhi beberapa

36

Page 37: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 37/79

 

karakteristik yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Merupakan ibu dari subjek anak. Penelitian ini akan menghubungkan dua

variabel yang berasal dari anak dan ibunya. Maka dari itu, ibu yang terlibat dalam

penelitian ini merupakan ibu subjek yang bersekolah di sekolah yang telah

ditentukan.

2. Berasal dari kelas sosial ekonomi menengah ke atas. Pembatasan subjek

berdasarkan tingkat ekonomi ini dilakukan karena tingkat ekonomi dapat

berpengaruh pada minat membaca yang dimiliki anak.

3. Berpendidikan terakhir minimal setaraf SMA. Latar belakang pendidikan

ini didasari oleh diperlukannya kemampuan subjek untuk memahami pernyataan-

pernyataan dalam instrumen. Selain itu, subjek juga perlu melakukan self-report 

berupa pengisian kuesioner berbentuk skala sikap untuk menggambarkan

perasaan dan pemikirannya.

III. C. 2. Metode dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampling atau pengambilan sampel adalah pengambilan sejumlah sampel

dari seluruh populasi yang ada sebagai gambaran umum dari seluruh populasi

tersebut (Kerlinger & Lee, 2000). Berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan

sebelumnya, metode pengambilan subjek penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nonprobability sampling .

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

incidental sampling . Teknik ini digunakan baik pada saat penentuan sekolah

tempat penelitian maupun saat penentuan subjek yang akan menjadi sampel

dalam penelitian ini. Subjek yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah tiga

37

Page 38: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 38/79

 

kelas siswa-siswi kelas III dan satu kelas siswa-siswi kelas IV SD di sekolah

yang telah ditentukan. Teknik ini dipilih untuk efisiensi waktu, tenaga biaya

penelitian.

III. C. 3. Jumlah Subjek

Subjek penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok subjek

anak dan kelompok subjek ibu anak tersebut. Dalam penelitian ini, subjek anak

merupakan tiga kelas siswa kelas III dan satu kelas dari kelas IV SDIT Nurul

Fikri. Jumlah subjek yang berpartisipasi berjumlah 129 orang anak dan 129

orang ibu. Menurut Guilford dan Fruchter (1978), jumlah sampel yang baik dalam

melakukan penelitian adalah minimal 30 orang. Dengan demikian, jumlah subjek

dalam penelitian ini sudah cukup baik untuk dilakukan perbandingan nilainya.

3.C.4 Definisi Konseptual

3.C.4.a. Definisi Konseptual Minat

Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca anak

adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan

senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk

membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi

kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca

dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak. Sinambela (1993)

mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan

dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan.

Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan

kesadaran akan manfaat membaca.

38

Page 39: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 39/79

 

3.C.4.b. Definisi Konseptual Sikap

Sikap adalah kecenderungan untuk mengevaluasi dengan suatu derajat

antara menyukai dan tidak menyukai yang biasanya diekspresikan dalam respon

kognitif, afektif dan behavioral.

Eagly & Chaiken (1993) juga menambahkan “perilaku” ke dalam objek sikap.

Definisi yang lebih luas dinyatakan oleh Aiken (2002). Menurutnya, sikap

adalah predisposisi kognitif, afektif, dan behavioral yang dipelajari untuk

memberikan respon secara positif atau negatif terhadap objek, situasi, intitusi,

konsep, atau orang tertentu. Menurut Goodwin dan Klausmeier (dalam Goodwin

& Goodwin), sikap sebagai presdiposisi merupakan reaksi yang konsisten.

3.C.5. Definisi Operasional

3.C.5.a Definisi Operasional Minat

a. Perhatian yang kuat dan mendalam terhadap kegiatan membaca

b. Perasaan senang terhadap kegiatan membaca

c. Mengarahkan anak untuk membaca dengan kemaunnya sendiri

d. Kesadaran akan manfaat membaca

e. Frekuensi membaca buku dan majalah

f. Jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak

g. Jumlah buku bacaan yang ada di sekitar lingkungan anak

h. Rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktifitas membaca

i. Tertarik terhadap buku bacaan

 j. Sikap positif dalam diri anak terhadap aktifitas membaca

k. Banyaknya waktu yang dihabiskan untuk membaca buku dan majalah

39

Page 40: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 40/79

 

3.C.5.b. Definisi Operasional Sikap

• Mengevaluasi objek dalam respon kognitif, afektif dan konatif 

• Mengevaluasi situasi dalam respon kognitif, afektif dan konatif 

• Mengevaluasi institusi dalam respon kognitif, afektif dan konatif 

• Mengevaluasi konsep dalam respon kognitif, afektif dan konatif 

• Mengevaluasi orang tertentu dalam respon kognitif, afektif dan konatif 

3.C.5.c. Indikator Pada Instrumen Sikap ibu terhadap perilaku membaca

a. Mengevaluasi objek dalam respon kognitif 

b. Mengevaluasi objek dalam respon afektif 

c. Mengevaluasi objek dalam respon behavioral

d. Mengevaluasi situasi dalam respon kognitif 

e. Mengevaluasi situasi dalam respon afektif 

f.Mengevaluasi situasi dalam respon behavioral

g. Mengevaluasi perpustakaan dalam respon kognitif 

h. Mengevaluasi perpustakaan dalam respon afektif 

i.Mengevaluasi perpustakaan dalam respon behavioral

 j.Mengevaluasi institusi dalam respon kognitif 

k. Mengevaluasi institusi dalam respon afektif 

l.Mengevaluasi institusi dalam respon behavioral

m. Mengevaluasi konsep dalam respon kognitif 

n. Mengevaluasi konsep dalam respon afektif 

o. Mengevaluasi konsep dalam respon behavioral

p. Mengevaluasi orang tua dalam respon kognitif 

40

Page 41: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 41/79

 

q. Mengevaluasi orang tua dalam respon afektif 

r. Mengevaluasi orang tua dalam respon behavioral

s. Mengevaluasi teman dalam respon kognitif 

t.Mengevaluasi teman dalam respon afektif 

u. Mengevaluasi teman dalam respon behavioral

III. D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam,

yaitu instrumen yang mengukur minat membaca dan instrumen yang mengukur 

sikap terhadap perilaku membaca anak. Kedua pengukuran ini dilakukan melalui

bentuk pelaporan diri individu (self-report ).

III. D. 1. Insrumen Minat Membaca

Insrtumen yang digunakan untuk meneliti minat membaca siswa ini

disusun sendiri oleh peneliti. Instrumen ini terdiri dari 30 item yang mengukur 

minat membaca anak yang dikonstruksi berdasarkan indikator-indikator perilaku

dari pembahasan-pembahasan dalam literatur mengenai minat dan minat

membaca. Item-item pada alat ini berbentuk pernyataan yang kemudian disusun

dalam bentuk skala Likert. Subjek diminta untuk memberikan penilaian

berdasarkan kesesuaian dan ketidaksesuaian pikiran dan perasaannya terhadap

pernyataan-pernyataan mengenai kegiatan membaca. Pengukuran yang

digunakan pada instrumen ini adalah dalam interval.

Terdapat empat alternatif pilihan jawaban dalam skala pada instrumen ini.

Pemberian empat pilihan jawaban berdasarkan kemampuan subjek untuk

menempatkan perasaan dan pemikirannya pada pilihan yang tidak terlalu

41

Page 42: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 42/79

 

banyak. Peneliti juga sengaja memberikan pilihan jawaban dalam jumlah genap

dalam rangka menghindari kemungkinan munculnya mayoritas jawaban netral

atau ragu-ragu dari subjek. Pilihan-pilihan yang tersedia adalah:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Pengukuran minat membaca subjek dilakukan dengan menghitung total

nilai pada jawabannya di semua item. Skor yang tinggi menyatakan nilai minat

membaca yang tinggi dan skor yang rendah menyatakan nilai minat membaca

yang rendah. Dengan demikian, semakin tinggi skor subjek pada instrumen ini,

semakin tinggi minat membaca yang ia miliki, begitu pula sebaliknya. Skoring

pada setiap item favorable adalah: STS = 1; TS = 2; S = 3; SS = 4. Untuk item

unfavorable, penilaiannya dibalik menjadi: STS = 4; TS = 3; S = 2; SS = 1.

III. D. 2. Instrumen sikap Terhadap Perilaku Membaca Anak

Instrumen yang digunakan untuk meneliti sikap ini juga disusun sendiri

oleh peneliti. Instrumen ini terdiri dari 35 item yang dikonstruksi dari bentuk-

bentuk respon evaluasi sikap. Item-item pada instrumen ini berbentuk

pernyataan yang kemudian disusun menggunakan skala Likert. Pengukuran nilai

skala ini dalam interval. Subjek diminta untuk memberikan penilaian berdasarkan

setuju dan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan mengenai kegiatan

membaca anak dan memilih antara enam pilihan jawaban.

Penentuan jumlah enam dalam pilihan jawaban didasari oleh pernyataan

Aiken (2002) bahwa skor dalam instrumen dengan kategori respon yang lebih

42

Page 43: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 43/79

 

banyak cenderung memiliki variasi yang lebih besar, yang dapat meningkatkan

nilai reabilitasnya. Sedangkan pemilihan jumlah genap dalam pilihan jawaban ini

dilakukan untuk menghindari kemungkinan munculnya mayoritas jawaban netral

atau ragu-ragu dari subjek. Pilihan-pilihan jawabannya meliputi :

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

AS : Agak Sesuai

ATS : Agak Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak sesuai

Sikap terhadap perilaku membaca anak diukur dengan menilai total

  jawabannya pada semua item. Skor subjek yang tinggi menyatakan sikap yang

positif dan skor yang rendah menyatakan sikap yang negatif. Dengan demikian,

semakin tinggi skor subjek pada alat ukur ini, semakin positif sikapnya terhadap

perilaku membaca anak. Penilaian yang digunakan pada setiap item favorable

adalalah: STS = 1; TS = 2; ATS = 3; AS = 4; S = 5; SS = 6. Sedangkan untuk

item unfavorable, penilainnya dibalik menjadi: STS = 6; TS = 5; ATS = 4; AS = 3;

S = 2; SS = 1.

III. D. 3. Data Partisipan

Untuk mengetahui gambaran umum subjek penelitian, disertakan

beberapa pertanyaan mengenai data pribadi subjek. Beberapa pernyataan dalam

data pribadi ini merupakan hal-hal yang juga dapat mempengaruhi minat

membaca anak.

43

Page 44: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 44/79

 

III. D. 3. a. Data Partisipan Untuk Anak

Pertanyaan pada data partisipan untuk anak terdiri dari:

1.Jenis Kelamin

2.Usia

3.Kelas

4.Lama menonton TV setiap hari

5.Jumlah buku cerita dan majalah yang dimiliki dirumah

III. D. 3. b. Data Partisipan untuk Ibu

Untuk ibu, data partisipan yang harus diisi meliputi:

1.Usia

2.Suku

3.Pendidikan terakhir 

4.Pekerjaan

5.Jumlah pemasukan keluarga per bulan

III. E. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tahap persiapan instrumen, tahap

uji coba instumen dan tahap pelaksanaan penelitian.

III. E. 1. Tahap Persiapan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam,

yaitu instrumen minat membaca siswa dan instrumen sikap ibu terhadap perilaku

membaca anak. Kedua instrumen ini dikonstruksi sendiri oleh peneliti.

44

Page 45: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 45/79

 

III.E.1.a. Tahap Persiapan Instrumen Minat Membaca

Dalam penyusunan instrumen minat membaca, peneliti berpedoman pada

pembahasan dalam literatur mengenai minat dan minat membaca. Meskipun

demikian, peneliti menemukan kesulitan dalam menemukan rujukan dalam

pembuatan instrumen yang tepat untuk mengukur minat membaca. Oleh karena

itu, peneliti kemudian berkonsultasi beberapa kali dengan ahli metodologi

penelitian serta pembimbing skripsi mengenai bentuk instrumen yang paling

sesuai.

• Dari hasil konsultasi dan pencarian literatur mengenai minat, peneliti

memutuskan untuk menyusun alat ukur minat membaca dalam bentuk skala

Likert dengan empat alternatif jawaban.

• Peneliti kemudian membuat indikator-indikator minat membaca. Indikator-

indikator ini disusun dengan merangkum teori-teori minat dan minat membaca.

Hasilnya, peneliti mendapatkan sebelas hal yang dapat mengindikasikan individu

yang memiliki minat membaca yang tinggi. Dari indikator itulah, peneliti kemudian

menyusun item-item.

• Item-item pada instrumen kemudian diuji face validity dan content validity -nya

melalui expert judgement . Content validity merujuk kepada derajat representatif 

suatu pernyataan didalam di dalam suatu instrumen dengan seluruh domain

yang hendak diukur (Aiken, 2002). Penilaian ini dilakukan oleh dosen. Expert 

 judgement alat ini dilakukan oleh 3 orang dosen. Peneliti menanyakan penilaian

mereka mengenai item-item yang telah disusun, diantaranya untuk menilai

apakah semua indikator minat membaca telah cukup dituangkan dalam item-item

instrumen. Para ahli juga kemudian memberi masukan-masukan mengenai

kemampuan subjek dalam mengisi instrumen, terutama dalam kemampuan

45

Page 46: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 46/79

 

mereka menilai dirinya sendiri dan dalam mempertahankan konsentrasi.

• Untuk pengujian face validity , peneliti juga melakukan uji keterbacaan pada

3 anak dengan karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji

keterbacaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana anak dapat memahami

setiap item yang diberikan, apakah makna item yang tertangkap oleh anak sama

dengan yang dikehendaki oleh peneliti.

III. E. 1. b. Tahap Persiapan Instrumen sikap terhadap Perilaku Membaca

Anak

• Untuk variabel ini, peneliti memutuskan untuk melakukan pengukuran juga

dalam bentuk self-report dalam skala sikap. Skala sikap terdiri dari serangkaian

pernyataan yang meresponkan perasaan positif atau negatif mengenai objek

sikap (Aiken, 2002). Bentuk skala yang digunakan adalah Method of summated 

Rating dari Linkert .

• Peneliti kemudian mengkonstruksikan item-item berdasarkan kategori respon

evaluasi sikap. Item-item yang dibuat mewakili ketiga respon evaluasi sikap yang

ditampilkan terhadap perilaku membaca anak.

• Peneliti kemudian melakukan pengujian face validity dan content validity -nya

melalui expert judgement dan uji keterbacaan. Penilaian alat ini dilakukan oleh 3

orang dosen yang berhubungan dengan karakteristik instrumen. Para dosen

menilai item-item yang telah disusun; apakah item-item tersebut sekiranya dapat

mengukur respon evaluasi sikap ibu.

• Peneliti kemudian melakukan revisi terhadap item-item tersebut dan memilih

69 item untuk diuji keterbacaan.

• Uji keterbacaan dilakukan pada tiga orang ibu yang memiliki karakteristik

46

Page 47: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 47/79

 

sama dengan subjek penelitian. Setelah menjawab semua item, peneliti

menanyakan pemahaman para ibu terhadap tiap item yang diberikan dan alas an

pemilihan jawabannya. Hal itu dilakukan untuk menilai apakah makna item yang

tertangkap oleh ibu sama dengan yang dikehendaki dalam penelitian ini. Hasil uji

keterbacaan digunakan untuk merevisi item-item dalam instrumen.

III. E. 2. Tahap Uji Coba Instrumen

Sebelum mengambil data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti

melakukan uji coba pada instrumen yang digunakan. Uji coba ini dilakukan untuk

menilai tingkat reliabilitas instrumen serta validitas setiap item yang terdapat

dalam instrumen ini.

Ujicoba instrumen dilakukan dengan menyebarkan instrumen pada

sejumlah anak dan ibu dengan karakteristik yang sama dengan subjek penelitian.

Peneliti menyebarkan instrumen ini secara klasikal, yaitu dengan mengambil

seluruh siswa kelas dan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk data

subjek ibu, peneliti meminta para siswa membawa pulang kuesioner untuk

diberikan pada ibu mereka masing-masing untuk kemudian dikembalikan pada

peneliti keesokan harinya.

Uji coba instrumen minat membaca dilakukan pada tanggal 17 Desember 

2009 di Sekolah Dasar Islam Terpadu Taman Ilmu, Depok. Partisipan berasal

dari empat kelas, sehingga administrasi dilakukan secara terpisah. Jumlah

seluruh instrumen minat membaca dan sikap terhadap perilaku membaca anak

yang disebarkan adalah 49 buah, hanya 35 data yang dapat diolah karena 5

lainnya rusak (ada item yang tidak diisi atau jawaban lebih dari satu), dan 9 tidak

dikembalikan.

47

Page 48: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 48/79

 

III.E.2.a. Instrumen Uji Coba Minat Membaca Anak

Tabel 1. Indikator Instrumen Minat Membaca Anak

No Dimensi favorable unfavorable

a. Perhatian yang kuat dan mendalam

terhadap kegiatan membaca

8, 27, 43

b. Perasaan senang terhadap kegiatan

membaca

24 44

c. Mengarahkan anak untuk membaca

dengan kemauannya sendiri

7, 32, 33, 37 38, 39

d. Kesadaran akan manfaat membaca 1, 5, 14, 23, 36 2, 15

e. Frekuensi mambaca buku dan majalah 3, 6 4, 42

f. Jumlah buku bacaan yang pernah dibaca

oleh anak

29, 30

g. Jumlah buku bacaan yang ada disekitar 

lingkungan anak

10, 11, 12, 18,

19, 20, 21, 26,

41

13, 25

h. Rasa keterikatan dalam diri anak terhadap

aktifitas membaca

34

i. Tertarik terhadap buku bacaan 9, 28, 35, 40 22

j. Sikap positif dalam diri anak terhadap

aktifitas membaca

31

k. Banyaknya waktu yang dihabiskan untuk

membaca buku dan majalah

16 17

III.E.2.b. Instrumen Uji Coba Sikap Ibu Terhadap Perilaku Membaca Anak

dan Minat Membaca Anak

Tabel 2. Indikator Instrumen Sikap Ibu Terhadap Perilaku Membaca Anak dan

Minat Membaca Anak

No Dimensi favorable unfavorable

a. Mengevaluasi objek dalam respon kognitif 1, 3, 54

48

Page 49: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 49/79

 

b. Mengevaluasi objek dalam respon afektif 2, 9, 15, 17,

55

c. Mengevaluasi objek dalam respon behavioral 5, 6, 7, 16 4, 8, 53

d. Mengevaluasi situasi dalam respon kognitif 62, 64

e. Mengevaluasi situasi dalam respon afektif 12 13

f. Mengevaluasi situasi dalam respon behavioral 10, 14 11, 63

g. Mengevaluasi perpustakaan dalam respon

kognitif 

19, 22 20

h. Mengevaluasi perpustakaan dalam respon

afektif 

28, 29, 66

i. Mengevaluasi perpustakaan dalam respon

behavioral

21 23

 j. Mengevaluasi intitusi dalam respon kognitif 40, 44

k. Mengevaluasi intitusi dalam respon afektif 37, 38, 45

l. l Mengevaluasi intitusi dalam respon behavioral 39, 41, 43 42

m.

m

Mengevaluasi konsep dalam respon kognitif 31, 57, 58, 67,

68

34, 59

n.

n

Mengevaluasi konsep dalam respon afektif 60 56

o.

o

Mengevaluasi konsep dalam respon behavioral

p.

p

Mengevaluasi orang tua dalam respon kognitif 24, 25, 48

q.

q

Mengevaluasi orang tua dalam respon afektif 35, 49, 65 36

r.

Mengevaluasi orang tua dalam respon

behavioral

26, 33, 46 34, 47, 61,

69

s.

s

Mengevaluasi teman dalam respon kognitif 30, 50 51

t.t Mengevaluasi teman dalam respon afektif 27

49

Page 50: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 50/79

 

u.

u

Mengevaluasi teman dalam respon behavioral 52

III. E. 3. Reliabilitas dan Validitas Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian yang dilakukan digunakan untuk

mendapatkan nilai reliabilitas dan validitas instrumen minat membaca dan

instrument sikap terhadap perilaku membaca anak.

III. E. 3. a. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

dengan instrument tersebut konsisten dan terlepas dari error of measurement

(Aiken, 2002). Pengukuran reliabilitas yang akurat untuk skala sikap adalah

dengan menghitung homogenitas item-itemnya. Hal itu dapat dilakukan dengan

menghitung nilai konsistensi internal (internal consistency ). Koefisien alpha dapat

digunakan sebagai indeks konsistensi internal (Aiken, 2002; Eagly & Chaiken,

1993).

Eagly dan Chaiken (1993) menyatakan bahwa saat ini alpha adalah

standar statistik dalam menilai reliabilitas suatu skala yang terdiri dari banyak

item. Alpha juga merupakan teknik pengukuran reliabilitas yang paling tepat

untuk digunakan pada skala linkert. Karena itu, untuk mengitung reliabilitas

kedua instrumen penelitian ini, digunakan teknik reliability analysis scale

Cronbach Alpha (α) dengan perhitungan statistik menggunakan program SPSS

16.0.

Dari hasil uji reliabilitas instrumen minat membaca pada subjek try-out,

didapatkan nilai relibilitas instrumen sebesar 0,906. dengan item sejumlah 44.

50

Page 51: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 51/79

 

Menurut Nunnally (1994), nilai reliabilitas yang baik adalah diatas 0,60. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen minat membaca ini reliable dalam

mengukur tingkat minat membaca individu.

Di sisi lain, nilai reliabilitas pada instrumen sikap terhadap perilaku

membaca anak yang didapatkan dalam uji coba adalah sebesar 0,838. Hasil

pengujian ini menunjukkan bahwa instrumen ini reliable dalam mengukur sikap

terhadap perilaku membaca anak karena nilai reliabilitasnya lebih besar dari 0.6.

III. E. 3. b. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas suatu instrumen kognitif atau psikometri adalah pengukuran

mengenai apakah instrumen tersebut mengukur apa yang harus diukur (Aiken,

2002). Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan

perhitungan internal consistency melalui inter-item correlation, yaitu perhitungan

korelasi antara skor tiap item dengan skor total seluruh item lainnya (nilai r)

(anastasi, 1998). Menurut Garrei (1960), nilai validitas item (r) yang lebih besar 

dari 0.2 dinilai memuaskan. Dari hasil pehitungan validitas instrumen minat

membaca didapatkan item valid dan item tidak valid.

1. Hasil Perhitungan Validitas pada Instrumen Minat Membaca

Peneliti kemudian melakukan revisi terhadap beberapa item yang tidak

valid. Hal itu dilakukan karena penyebaran item pada indikator minat membaca

kurang merata. Peneliti lalu menghitung kembali validitas instrumen dengan

menggunakan instrumen yang telah direvisi yang terdiri dari 30 item dari

sebelumnya sebanyak 44 pernyataan. Data yang digunakan berasal dari subjek

penelitian. Hasil validitas terpakai pada instrumen minat membaca ditampilkan

51

Page 52: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 52/79

 

pada tabel berikut (perhitungan dapat dilihat di lampiran).

Tabel 3. Hasil Perhitungan Validitas Pada Instrumen Minat Membaca

No Item Favorable Item

Unfavorable

Valid / tidak

Valid

Keterangan

1. 5, 6, 7, 8, 12, 14, 16,

20, 22, 23, 24, 26, 28,

29, 30, 31, 32, 34, 35,

40, 41

3, 15, 17, 25, 27,

33, 37, 42, 44

Valid Dipertahankan

2. 1, 9, 10, 11, 18, 19, 21,

43

2, 4, 13, 38, 39 Tidak valid Dibuang

2. Hasil Perhitungan Validitas Pada Instrumen Sikap Terhadap Perilaku

Membaca Anak

Pada instrumen sikap terhadap perilaku membaca anak, didapatkan item

valid dan item tidak valid. Jumlah item pernyataan menyjadi 35 pernyataan dari

pernyataan awal saat uji coba sebanyak 69 pernyataan.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Validitas pada Instrumen Sikap terhadap Perilaku

Membaca Anak

No Item Favorable Item Unfavorable Valid / tidak

Valid

Keterangan

1. 1, 3, 6, 7, 9, 10, 12,

14, 15, 18, 19, 21, 22,

24, 27, 28, 30, 31, 38,

39, 40, 43, 44, 45, 46,

 

49, 50, 54, 55, 60, 62,

64, 65, 66, 68

8, 23, 26, 42, 51,

52, 53, 56,

Valid Dipertahankan

52

Page 53: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 53/79

 

2. 2, 5, 17, 25, 29, 33,

35, 37, 41, 48, 57, 58,

67

4, 11, 13, 20, 32,

34, 36, 47, 59, 61,

63, 69

Tidak valid Dibuang

Pertimbangan merevisi item:

1.Hasil Cronbach Alpha maka ada beberapa pernyataan yang dihilangkan, item

yang dihilangkan karena nilai dibawah 0,5.

2.Pernyataan yang mewakili salah satu dimensi terlalu banyak maka akan dipilih

reliabilitas yang tinggi yaitu mendekati satu

3.Pernyataan positif cukup banyak maka akan dihilangkan pernyataan yang

positif dan nilai reliabilitasnya rendah.

III. E. 4. Tahap Pelaksaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 13 Januari 2010 di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Fikri, Depok. Peneliti menyebarkan 160

buah instrumen minat membaca. Peneliti menjelaskan di setiap kelas maksud

penelitian dan menjelaskan dua buah angket yang akan diberikan satu untuk

dikerjakan oleh anak dan satu lagi dikerjakan oleh ibu mereka. Peneliti meminta

mereka mengembalikan angket yang diberikan pada keesokan harinya dengan

pemberian reward bagi yang mengembalikan.

Pengolahan data pada penelitian ini akan mengkorelasikan skor pada

instrumen anak dan instrumen ibu. Maka dari itu, jumlah data yang ada harus

berpasangan, anak dengan ibu. Jumlah instrumen ibu yang kembali lebih sedikit

dari instrumen anak. Hal ini menjadikan, jumlah subjek anak disesuaikan dengan

subjek ibu. Jumlah total data yang dapat diolah (jumlah total subjek) dari masing-

masing kelompok subjek sebanyak 129 buah.

III. F. Metode dan Prosedur Pengolahan Data Penelitian

53

Page 54: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 54/79

 

Data penelitian akan diolah dengan metode statistik guna menjawab

masalah penelitian.

Untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu minat membaca

dengan masing-masing respon evaluasi sikap ibu terhadap perilaku membaca

anak, akan dihitung korelasi antara skor total dalam pengukuran kedua variabel

ini. Perhitungan korelasi dilakukan dengan Pearson Bivariate Correlation.

Perhitungan-perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan

bantuan program SPSS 16.0.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu gambaran umum subjek penelitian

dan analisis data penelitian.

IV. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada bab terdahulu, telah diutarakan bahwa subjek penelitian ini terdiri

dari dua kelompok, yaitu kelompok anak dan kelompok ibu. Jumlah masing-

masing kelompok subjek adalah 129 orang. Berikut ini adalah gambaran umum

subjek dari kedua kelompok berdasarkan data yang diperoleh.

IV. A. 1. Gambaran Umum Kelompok anak

Gambaran subjek anak adalah jenis kelamin anak, lama menonton TV,

dan jumlah buku cerita dan majalah yang di miliki dirumah.

IV. A. 1. a. Jenis Kelamin

Perlu diketahui jenis kelamin subjek yang mengisi data penelitian untuk

54

Page 55: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 55/79

 

mengetahui proporsi perempuan dan laki-laki.

Tabel 5. Gambaran Subjek Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

 

0

10

20

30

40

50

60

70

80

p = 71 l = 58

Jenis Kelamin

Dari grafik terlihat bahwa perbandingan jumlah subjek perempuan dan

laki-laki, lebih banyak subjek perempuan, yaitu laki-laki 58 orang dan perempuan

71 orang.

IV. B. 1. b. Lama Menonton TV

Data lamanya subjek menonton TV diperlukan karena TV dinyatakan

secara teoritis dapat mempengaruhi minat membaca individu. Berikut akan

ditampilkan gambaran subjek sesuai dengan waktu yang ia habiskan untuk

menonton TV setiap harinya.

Tabel 6. Gambaran Subjek Anak Berdasarkan Lama Menonton TV Setiap Hari

55

Page 56: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 56/79

 

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0-1 jam 1-2 jam 3-4 jam Lebih dari 4jam

Berdasarkan tabel dapat dilihat rentang waktu terbanyak yang dihabiskan

oleh anak untuk menonton TV adalah 1-2 jam sebanyak 75 anak. Diikuti dengan

0-1 jam sebanyak 25 anak. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2002) batas

waktu menonton TV untuk anak adalah kurang dari 1 jam sehari bagi anak

prasekolah dan kurang dari 2 jam sehari anak yang lebih besar . Berarti sebagian

besar subjek relatif tidak terlalu lama menghabiskan waktunya untuk menonton

TV. Dan masih dalam rentang yang cukup aman.

IV. B. 1. c. Jumlah Buku Cerita dan Majalah yang Dimiliki di Rumah

Jumlah buku cerita dan majalah yang dimiliki anak dinyatakan dapat

mempengaruhi minat membaca. Berikut akan ditampilkan gambaran subjek dan

 jumlah buku cerita dan majalah yang ia miliki di rumah.

Tabel 7. Gambaran Subjek Anak berdasarkan jumlah Buku Cerita dan Majalah

yang Dimiliki di Rumah

56

Page 57: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 57/79

 

0

10

20

30

40

50

60

anak

1-

10buku

11-

20buku

21-30 31-40 Lebih

dari 40

 jumlah buku

 jumlah buku & majalah yang dimiliki anak

Dari tabel terlihat jumlah subjek terbanyak adalah yang memiliki buku

lebih dari 40 sebanyak 59 orang. Peneliti tidak mendapatkan data khusus

mengenai jumlah buku yang dimiliki rata-rata anak-anak Indonesia dirumah

mereka, namun menurut data yang dirilis Kompas tanggal 25 Juli 2002, bahwa

hanya sekitar satu persen SD Negeri di Tanah Air yang jumlahnya sekitar 

260.000, yang memiliki perpustakaan. Hal ini menandakan sebagian besar 

subjek memiliki ketersediaan buku dan majalah yang cukup dirumah mereka.

IV.A.2. Gambaran Umum Kelompok Ibu

Berikut ini akan dipaparkan gambaran umum kelompok ibu. Gambaran

subjek ibu yang akan dipaparkan berikut adalah berdasarkan pendidikan

terakhirnya dan jumlah pemasukan keluarga perbulan.

IV. A.2. a. Pendidikan Terakhir 

57

Page 58: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 58/79

 

Salah satu karakteristik subjek ibu dalam penelitian ini adalah memiliki

pendidikan terakhir minimal SMA. Berikut akan ditampilkan gambaran subjek

berdasarkan pendidikan terakhir mereka.

Tabel 8. Gambaran Subjek Ibu Berdasarkan Pendidikan Terakhir 

 

0

10

20

30

40

50

60

70

Jumlah ibu

smu D 1 D 2 D 3 S 1 S2 S 3

Pendidikan

Pendidikan Ibu

Dari grafik dapat dilihat bahwa variasi tingkat pendidikan subjek cukup

beragam, yaitu antara SMU dan S3. Pendidikan terakhir subjek yang terbanyak

adalah S1, yaitu 61 orang, diikuti dengan D3 sebanyak 34 orang. Menurut

sumber Badan Pusat Satatistik rata-rata lama sekolah di Indonesia pada tahun

2006 baru mencapai 7,44 tahun (Statistik Pendidikan 2006:57). Angka ini

menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan penduduk Indonesia baru mencapai

  jenjang pendidikan kelas 1 SMP  ( Dyah Ratih Sulistyastuti, 2007).

Membandingkan dengan data tersebut maka sebagian besar subjek ibu memiliki

tingkat pendidikan yang cukup memadai.

IV. A.2. b. Jumlah Pemasukan Keluarga Perbulan

58

Page 59: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 59/79

 

Data jumlah pemasukan keluarga perbulan diperlukan karena secara

teoritis menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga kelompok

sosial ekonomi yang lebih baik menghabiskan lebih banyak waktu untuk

membaca dan dapat mempengaruhi minat membaca individu. Berikut akan

ditampilkan gambaran subjek berdasarkan jumlah pemasukan keluarga

perbulan.

Tabel 9. Jumlah Pemasukan Keluarga Perbulan

 

0

5

10

15

20

25

30

35

40

 jumlah anak

3-5jt 5-7,5jt 7,5-10jt ≥10jt

pendapatan

 jumlah pemasukan keluarga

Dari grafik dapat dilihat bahwa variasi tingkat pemasukan keluarga

subjek cukup beragam, yaitu antara 3.000.000 hingga lebih dari 10.000.000.

Pemasukan keluarga subjek yang terbanyak adalah 7.500.000-10.000.000 yaitu

40 orang, diikuti dengan lebih dari 10.000.000 sebanyak 39 orang. Jika

dibandingkan dengan data dari BPS selama semester pertama tahun ini,

pendapatan rata-rata penduduk Indonesia (income per capita) adalah USD

780,56 atau Rp 1,17 juta per bulan. Dengan angka ini, Indonesia tergolong

negara lower middle income atau strata terendah kedua, kepala BPS (Badan

Pusat Statistik) Rusman Heriawan mengatakan, jumlah ini secara kumulatif ini

dibentuk oleh PDB (produk domestik bruto) semester satu Rp 1.568 triliun, dibagi

59

Page 60: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 60/79

 

  jumlah penduduk 221,3 juta jiwa. Terlihat jelas bahwa sebagian besar subjek

memiliki jumlah pemasukkan dengan tingkat ekonomi yang cukup memadai.

IV. B. Analisis Hasil Penelitian

Tabel 10. Hasil Perhitungan Korelasi antara Sikap Ibu dengan Minat Membaca

Anak

 

Total_Anak Total_Ibu

Total_Anak Pearson Correlation 1 .239**

Sig. (2-tailed) .006

N 129 129

Total_Ibu Pearson Correlation .239** 1

Sig. (2-tailed) .006

N 129 129

Tot_Ibu_Kog Pearson Correlation .108 .738**

Sig. (2-tailed) .224 .000

N 129 129

Tot_Ibu_Afe Pearson Correlation .219* .812**

Sig. (2-tailed) .013 .000

N 129 129

Tot_Ibu_Beh Pearson Correlation .244** .932**

Sig. (2-tailed) .005 .000

N 129 129

Dari hasil perhitungan korelasi antara skor sikap ibu dengan skor minat

membaca anak, diperoleh nilai signifikasi korelasi sebesar 0.006. Signifikansi

nilai korelasi ini lebih kecil dari level of significance, yaitu 0.05. Maka, dapat

disimpulkan bahwa skor sikap ibu terhadap perilaku membaca anak berkorelasi

secara signifikan dengan skor minat membaca anak. Berarti, sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak memiliki hubungan positif yang signifikan dengan minat

60

Page 61: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 61/79

 

membaca anak.

Berikutnya, dilakukan perhitungan terhadap korelasi masing-masing

bentuk respon evaluasi sikap ibu terhadap perilaku membaca anak dengan skor 

minat membaca anak. Seperti telah disebutkan sebelumnya, respon evaluasi

sikap ini terbagi dalam bentuk kognitif, afektif dan konatif.

Tabel 11. Hubungan antara skor sikap Ibu terhadap Perilaku Membaca Anak

dalam Respon Kognitif, Afektif dan Konatif dengan Skor Minat Membaca

Correlations

 

Total_Anak Total_Ibu Tot_Ibu_Kog

Tot_Ibu_Af 

e

Tot_Ibu_Be

h

Total_Anak Pearson Correlation 1 .239** .108 .219* .244**

Sig. (2-tailed) .006 .224 .013 .005

N 129 129 129 129 129

Total_Ibu Pearson Correlation .239** 1 .738** .812** .932**

Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .000

N 129 129 129 129 129

Tot_Ibu_Kog Pearson Correlation .108 .738** 1 .550** .505**

Sig. (2-tailed) .224 .000 .000 .000

N 129 129 129 129 129

Tot_Ibu_Afe Pearson Correlation .219* .812** .550** 1 .639**

Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .000

N 129 129 129 129 129

Tot_Ibu_Beh Pearson Correlation .244** .932** .505** .639** 1

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000

N 129 129 129 129 129

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

61

Page 62: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 62/79

 

Dari hasil perhitungan korelasi didapat bahwa skor ketiga aspek sikap

yaitu kognitif, afektif dan konatif saling berkorelasi secara signifikan dengan nilai

signifikasi 0.000 pada level of significance 0.05.

Nilai korelasi skor respon evaluasi sikap kognitif dengan skor total minat

membaca adalah 0.108. Dengan signifikasi korelasi 0.224. Hal ini berarti nilai

korelasi ini tidak signifikan pada level of significance 0.05. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa skor respon evaluasi sikap ibu dalam bentuk kognitif 

terhadap perilaku membaca anak tidak berkorelasi secara signifikan dengan skor 

minat membaca anak. Berarti, sikap ibu terhadap perilaku membaca anak dalam

respon kognitif tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan minat membaca.

Nilai korelasi skor respon evaluasi sikap afektif dengan skor total minat

membaca adalah 0.219. Nilai korelasi ini positif, artinya hubungan antar kedua

variabel berbanding lurus. Tingginya nilai pada salah satu skor variabel diiringi

dengan tingginya nilai pada skor lainnya, begitu pula sebaliknya. Kekuatan

hubungan antar dua skor variabel ini sebesar 0.219 dengan signifikansi korelasi

0.013. Hal ini berarti nilai korelasi ini signifikan pada level of significance 0.05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa skor respon evaluasi sikap ibu

dalam bentuk afektif terhadap perilaku membaca anak berkorelasi signifikan

dengan skor minat membaca anak. Berarti, sikap ibu terhadap perilaku membaca

anak dalam respon afektif memiliki hubungan yang signifikan dengan minat

membaca anak.

Nilai korelasi skor respon evaluasi sikap konatif dengan skor total minat

membaca adalah 0.244. Nilai korelasi ini positif, artinya hubungan antar kedua

variabel berbanding lurus. Tingginya nilai pada salah satu skor variabel diiringi

dengan tingginya nilai pada skor lainnya, dan rendahnya nilai pada salah satu

62

Page 63: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 63/79

 

skor juga akan diiringi dengan rendahnya nilai pada skor variabel lain. Kekuatan

hubungan antar dua skor variabel ini sebesar 0.244 dengan signifikansi korelasi

0.005. Hal itu berarti nilai korelasi ini signifikan pada level of significance 0.01.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa skor respon evaluasi sikap ibu

dalam bentuk konatif terhadap perilaku membaca anak berkorelasi secara

signifikan dengan skor minat membaca anak. Berarti, sikap ibu terhadap perilaku

membaca anak dalam respon konatif memiliki hubungan yang signifikan dengan

minat membaca anak

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Bab ini terdiri dari tiga subbab, yaitu sub bab kesimpulan, sub bab diskusi,

63

Page 64: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 64/79

 

dan sub bab saran.

V. A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat empat kesimpulan yang dapat

menjawab masalah penelitian ini. Kesimpulan dalam penelitian ini meliputi:

Terdapat hubungan antara skor sikap ibu terhadap perilaku membaca

anak dengan minat membaca anak. Dengan demikian, hipotesis alternatif 

pertama diterima dan hipotesis null-nya ditolak.

Selanjutnya, penelitian ini akan menjawab tiga masalah tambahan

penelitian. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1.Tidak terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap perilaku membaca anak

dalam respon kognitif dengan minat membaca anak. Dengan demikian,

hipotesis null-nya diterima dan hipotesis alternatif-nya ditolak.

2.Terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap perilaku membaca anak dalam

respon afektif dengan minat membaca anak. Dengan demikian, hipotesis

alternatif-nya diterima dan hipotesis null-nya ditolak

3.Terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap perilaku membaca anak dalam

respon konatif dengan minat membaca anak. Dengan demikian, hipotesis

alternatif-nya diterima dan hipotesis null-nya ditolak.

Hal ini menandakan aspek dari sikap ibu yang berhubungan secara

signifikan dengan minat membaca pada anak adalah pada aspek afeksi dan

konatif. Artinya, perasaan senang pada aktifitas membaca dan perilaku ibu itu

yang berhubungan dengan minat membaca pada anak.

64

Page 65: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 65/79

 

 

V. B. Diskusi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap

ibu terhadap perilaku membaca anak dengan minat membaca anak. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Purves dan Beach serta Alexander dan Filler (dalam

Harris & Sipay, 1981) yang menyatakan bahwa sikap orang tua, dalam hal ini

ibu, merupakan salah satu faktor luar diri individu yang mempengaruhi minat

membacanya. Ibu dapat berperan dalam menyediakan sarana bagi anaknya

untuk membaca, memberikan dukungan bagi anaknya untuk terus membaca,

menjadi contoh, dan menampakkan perilaku serta afeksi positif lainnya.

Melalui perhitungan secara spesifik, ditemukan bahwa tidak seluruh

respon sikap ibu terhadap perilaku membaca anak memiliki hubungan dengan

minat membaca anak. Seperti dinyatakan oleh Aiken (2002), Eagly dan Chaiken

(1993), respon evaluasi sikap dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu kognitif, afektif,

dan konatif. Respon evaluasi sikap ibu dalam kategori kognitif terdiri dari

pemikiran-pemikiran yang dimiliki ibu mengenai perilaku membaca anak, berupa

belief (nilai), pengetahuan, dan harapan. Respon evaluasi sikap dalam bentuk

afektif terdiri dari perasaan-perasaan, mood , atau emosi-emosi yang dimiliki ibu

yang berhubungan dengan perilaku membaca anak. Respon sikap konatif dapat

berupa intensi ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung perilaku

membaca anak.

Perbedaan hubungan dalam ketiga respon sikap ini terkait dengan

konsistensi respon, suatu isu yang masih diperdebatkan oleh para ahli apakah

ketiga bentuk respon evaluasi ini konsisten satu sama lain (Eagly & Chaiken,

1993). Dalam konteks ini, konsistensi berarti orang-orang cenderung

65

Page 66: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 66/79

 

memberikan respon dengan tingkat yang hampir sama dengan evaluasinya

terhadap objek sikap. Eagly & Chaiken (1993) menyatakan bahwa respon

individu dalam ketiga bentuk reaksi bukanlah sesuatu yang universal. Misalnya,

individu dapat memiliki belief  mengenai suatu objek sikap namun tidak pernah

melakukan perilaku yang overt ataupun memiliki reaksi emosional terhadap objek

sikap tersebut. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perbedaan signifikasi

hubungan antara ketiga respon evaluasi sikap ibu terhadap perilaku membaca

anak dalam penelitian ini merupakan sesuatu yang memang wajar terjadi.

Meskipun penjelasan mengenai perbedaan ini masih diperdebatkan.

Lebih lanjut, Eagly dan Chaiken (1993) menjelaskan bahwa perbedaan

dalam respon sikap ini berkaitan dengan objek sikap itu sendiri. Respon yang

ditampilkan terhadap beberapa objek sikap cenderung lebih konsisten. Breckler 

dan Wiggins (dalam Eagly & Chaiken, 1993) menyatakan bahwa konsistensi

respon sikap lebih sering terjadi pada objek sikap yang lebih sering dipikirkan,

misalnya mengenai aborsi atau senjata nuklir.

Pernyataan dan contoh yang dinyatakan oleh Breckler dan Wiggins

(dalam Eagly & Chaiken, 1993) tersebut menunjukkan bahwa objek sikap yang

lebih konsisten dalam respon kognitif adalah yang lebih ekstrim dan kontradiktif.

Dalam penelitian ini, objek sikap yang dituju adalah “perilaku membaca anak”.

Peneliti merasa bahwa objek sikap ini tidak terlalu membutuhkan pemikiran yang

banyak, seperti halnya pada objek sikap yang lebih kontradiktif, misalnya

pernikahan beda agama atau perjudian. Hal ini dapat menjadi penyebab respon

sikap kognitif ibu dalam penelitian ini tidak berhubungan secara signifikan

dengan minat membaca, sehingga menunjukkan ketidakkonsistenan ketiga

respon evaluasi sikap.

66

Page 67: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 67/79

 

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan orang

tua dan tingkat penghasilan berpengaruh secara positif terhadap minat dan

kebiasaan membaca anak hal ini sesuai dengan penelitian Slavin (1998) yang

menemukan bahwa keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi, mampu

menggunakan tingkat pendidikannya yang tinggi untuk memperoleh informasi

mengenai buku-buku yang perlu untuk perkembangan kognitif dan afektif anak.

Temuan ini juga sesuai dengan jurnal yang ditulis oleh oleh Soejanto

Sandjaja(1995)yang menggingkapkan bahwa orang tua yang didukung oleh

penghasilan mereka yang cukup tinggi, maka orang tua dapat menyediakan

buku-buku bacaan untuk anak dengan jenis yang beragam, orang tua dengan

status sosial ekonomi tinggi memiliki harapan tinggi terhadap keberhasilan anak

di sekolah dan mereka sering memberi penghargaan terhadap pengembangan

intelektual anak. Mereka juga mampu menjadi model yang bagus dalam

berbicara dan aktivitas membaca. Orang tua sering membaca bersama anak,

memberika pujian kepada anak saat anak membaca buku atas inisiatif sendiri,

membawa anak ke toko buku dan mengunjungi perpustakaan dan mereka

menjadi model bagi anak dengan lebih sering memanfaatkan waktu luang untuk

membaca. Orang tua dengan status sosial ekonomi rendah sering memberi

contoh negatif dalam berbicara, terutama saat mereka bertengkar karena

keterbatasan keuangan keluarga. Mereka juga jarang memuji anak ketika anak

membaca, bahkan orang tua memiliki pengharapan rendah terhadap

keberhasilan sekolah anak. Tingkat perkerjaan yang mapan, pendidikan yang

baik dan penghasilan yang relatif tinggi berpengaruh positif terhadap minat dan

kebiasaan membaca. Sementara untuk masyarakat dari kalangan pendidikan

yang relatif rendah dengan tingkat penghasilan yang cukup minat baca mereka

67

Page 68: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 68/79

 

relatif rendah. Untuk pembinaan minat dan kebiasaan membaca dengan

sasaran masyarakat yang tingkat bacanya rendah perlu mendapat perhatian

yang lebih memadahi, tanpa mengurangi arti dan kegiatan pembinaan minat

membaca untuk kelompok masyarakat yang tingkat minat bacanya relatif sudah

memadahi (tinggi)

Temuan penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tentang

minat baca antara laki-laki dan perempuan hal ini bertentangan dengan teori

Jenis kelamin mempengaruhi minat membaca seseorang (Harris dan Sipay,

1980). Hasil penelitian Dechand (1969) menunjukkan bahwa pada umumnya,

anak-anak perempuan lebih berminat dalam membaca dibanding anak laki-laki,

menurut peneliti perbedaaan hasil penelitian dengan teori dapat terjadi karena

perkembangan zaman dalam melihat gender tidak lagi kaku. Temuan ini dapat

dipakai sebagai pegangan penentu kebijakan untuk memutuskan pengembangan

perpustakaan, khususnya untuk pengembangan koleksi dan pendistribusian

bahan bacaan ke masyarakat. Dengan mengetahui hal tersebut pengembangan

koleksi perpustakaan relatif tidak perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang

berkaitan dengan masalah gender secara kaku, sebab kebiasaan membaca

antara laki-laki dan perempuan tidaklah berbeda. Demikian juga dalam strategi

pembinaan minat dan kebiasaan membaca dapat mempertimbangkan temuan

penelitian ini. Pembinaan minat baca dapat dilakukan pada komunitas-komunitas

laki-laki dan perempuan dengan strategi pembinaan yang mungkin tidak jauh

berbeda.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, terutama berkaitan dengan

subjek penelitian dan administrasi penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dua buah instrumen dalam bentuk skala Likert yang

68

Page 69: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 69/79

 

ditujukan untuk subjek anak maupun ibu anak tersebut. Sesuai dengan teori

yang telah dipaparkan sebelumnya, skala merupakan cara pengukuran terbaik

untuk kedua variabel dalam penelitian ini. Meskipun demikian, peneliti masih

meragukan kemampuan kedua subjek dalam mengisi kuesioner dalam bentuk

skala, terutama pada anak. Hal ini karena pengalaman anak masih sedikit dalam

mengisi instrumen berbentuk skala. Kesulitan ini terjadi karena subjek harus

menuangkan perasaan dan pemikirannya untuk menjawab pertanyaan.

Selain itu, administrasi penelitian pada subjek anak dan ibu dilakukan

tanpa peneliti. Hal ini karena kebijakan pihak sekolah, sehingga peneliti

menitipkan alat ukur sikap ibu dan minat membaca anak kepada anak (siswa

kelas III dan IV SDIT Nurul Fikri). Subjek anak dan ibu kemudian mengisi skala

tersebut sendiri tanpa bentuan peneliti. Peneliti hanya memberikan instruksi dan

contoh pengerjaan pada bagian awal instrumen. Berdasarkan hasil uji coba

untuk instrumen anak, peneliti mengarahkan langsung pengisian setiap

pernyataan saja ada beberapa anak yang kurang memahami apalagi dengan

tidak ada pengarahan.

Administrasi yang independen ini juga yang menyebabkan banyaknya

instrumen yang tidak kembali ke peneliti. Pengembalian instrumen anak terutama

instrumen sikap ibu memerlukan usaha yang maksimal. Peneliti harus meminta

kembali instrumen kepada anak dalam waktu dua hari, namun masih banyak

instrumen yang tertinggal dirumah atau masih belum diisi. Hal tersebut

menyebabkan jumlah subjek tidak terlalu banyak, yaitu hanya 129 dari 160

 jumlah yang disebar. Hal ini disayangkan mengingat menurut Kerlinger & Lee

(2000), jumlah sampel yang lebih besar akan memberikan perhitungan statistik

yang lebih akurat dan memberikan arti atau signifikasi yang lebih besar daripada

69

Page 70: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 70/79

 

 jumlah sampel yang kecil.

Selain beberapa keterbatasan diatas, penelitian ini juga memiliki beberapa

kekuatan. Bond dan Wagner (1960) menyatakan bahwa memperkirakan minat

dan selera baca anak-anak yang sedang duduk dibangku SD merupakan hal

yang sulit untuk dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti berhasil membuat alat

ukur minat membaca yang valid dan realiabel. Selain itu, penelitian ini juga

menghasilkan alat ukur sikap ibu terhadap perilaku membaca anak yang juga

valid dan reliabel.

V. C. Saran

Berdasarkan penelitian ini, terdapat saran-saran yang dapat diajukan,

yang terdiri dari saran metodologis dan saran praktis.

V. C. 1. Saran Metodologis

Ada beberapa saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini yang

diharapkan dapat berguna untuk penelitian serupa di masa yang akan datang.

Saran-saran tersebut adalah:

1.Pada penelitian selanjutnya, hendaknya dilakukan kontrol terhadap faktor-

faktor lain yang secara teoritis mempengaruhi variabel minat membaca seperti

faktor institusional (ketersediaan buku, status ekonomi dan latar belakang etnis,

pengaruh teman sebaya, orang tua dan guru, televisi dan film).

2.Pada bagian keterbatasan penelitian, telah disebutkan bahwa beberapa subjek

mengalami kesulitan dalam pengisian self-report  dalam bentuk skala ini. Maka

dari itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan agar administrasi penelitian

dilakukan dengan melibatkan peneliti, seperti pengisian angket bersama-sama

70

Page 71: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 71/79

 

secara klasikal dalam satu kelas dengan pendampingan dan petujuk langsung

dari peneliti. Dengan demikian, subjek dapat bertanya langsung pada peneliti

apabila ada hal yang tidak dimengerti, sehingga jawaban yang diberikan lebih

tepat menggambarkan dirinya.

3.Penelitian ini menemui beberapa kesulitan dan kelemahan akibat administrasi

penelitian pada subjek ibu yang independent . Untuk penelitian selanjutnya,

administrasi pada subjek ibu sebaiknya dilakukan oleh peneliti langsung.

4.Data yang diperoleh dari responden ibu beberapa orang tidak mengisi nama

dan jumlah penghasilan mereka dengan pertimbangan kerahasian data diri.

Untuk penelitian selanjutnya, tidak perlu menuliskan nama responden apabila

peneliti sudah cukup mendapatkan data yang yang diperlukan, maka sebaiknya

identitas responden dan pertanyaan yang bersifat sangat pribadi sebaiknya

dihindari.

5.Pada penelitian ini, subjek orang tua yang diambil hanya ibu. Sikap ibu

terhadap perilaku membaca ini diambil dari pengaruh faktor pengaruh orang tua.

Maka dari itu, untuk penelitian selanjutnya, peran ayah juga perlu disertakan

sebagai subjek orang tua. Dapat juga membandingkan peran antara ibu dan

ayah dalam minat membaca anak pada penelitian selanjutnya atau justru

mengkombinasikan dengan beberapa faktor.

6.Untuk penelitian berikutnya, dapat diteliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi

minat membaca, terutama yang berasal dari faktor personal lain seperti:usia,

  jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap terhadap membaca,

kebutuhan psikologis.

V. C. 2. Saran Praktis

71

Page 72: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 72/79

 

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran dalam

upaya peningkatan minat membaca bagi para siswa di Indonesia. Saran-saran

tersebut di antaranya:

1. Orang tua, terutama ibu, penting untuk memiliki sikap positif terhadap

perilaku membaca anaknya karena hal ini menurut teori berhubungan dengan

minat membaca yang anak miliki. Sikap ini dapat diekspresikan dalam tiga

bentuk yaitu kognitif, afektif dan konatif. Pada usia dini untuk menumbuhkan

minat membaca anak lebih diutamakan faktor emosi yang menyenangkan pada

buku dan keteladanan bukan pada faktor pandangan atau pemikiran positif 

mengenai kegiatan membaca.

Ibu juga perlu melakukan berbagai kegiatan yang dapat

mendukung perilaku membaca anak. Hal ini dapat dilakukan dengan

menjadi role model, menyediakan buku, membelikan buku, berdiskusi dan

lain-lain. Bila orang tua kesulitan dalam melakukannya, setidaknya

mereka, terutama ibu, memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu agar 

anak membaca. Hal-hal kecil seperti tidak mengganggu anak ketika ia

sedang membaca pun dapat dilakukan.

Meskipun tidak diteliti dalam penelitian ini, peneliti berpendapat

bahwa ayah juga memiliki peran sebagai orang tua dalam menumbuhkan

minat membaca anaknya. Sikap ibu yang positif ini akan lebih efektif bila

didukung oleh sikap ayah yang juga positif terhadap perilaku membaca

anaknya.

2. Pihak-pihak yang berhubungan dengan kegiatan membaca anak, seperti

sekolah atau Depertemen Pendidikan Nasional, sebaiknya lebih memperhatikan

upaya peningkatan minat membaca untuk anak. Dalam penelitian ini, telah

72

Page 73: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 73/79

 

ditemukan salah satu faktor yang signifikan hubungannya dengan minat

membaca. Orang tua, lebih spesifik lagi ibu, perlu diperhatikan perannya dalam

kegiatan membaca anak. Kampanye-kampanye di media massa atau

penyuluhan yang diadakan oleh pihak sekolah untuk para ibu dapat dilakukan

agar mereka memiliki sikap positif terhadap perilaku membaca anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L. R. (2002). Attitudes and Related Psychological Constructs: Theories,

 Assessment, and Research. US : Sage Publications.

Agnes, T. H.(2009). Keajaiban Otak Anak-Anak. Available FTP :

73

Page 74: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 74/79

 

http://www.republika.com T anggal download : 14-11-2009.

Baron, R. A. & Bryne, D. (2000). Social Psychology (9th ed.). Massachusetts:

Allyn and Bacon.

Dechand, E. V. (1969). Improving The Teaching Of Reading . New Delhi:

Prentice-Hall of India Private Limited.

Dyah, R. S. (2007). Pembangunan Pendidikan dan MDGs di Indonesia:

Sebuah Refleksi Kritis. Jurnal Kependudukan Indonesia. Yogjakarta

Eagly, A.H. & Chaiken,S. (1993). The Psychology of Attitude. Florida: Harcourt

Brace Jovanich College Publishers.

Fitria, .2006. Hubungan Jenis Kelamin dengan Minat Membaca Anak dan

Sikap ibu terhadap Perilaku Membaca anak. Skripsi. Depok : Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia

Fox, E. & Alexander, P.A. (2004, April). Reading, Interest, and the Model of 

Learning: A Developmental Model of Interest, Knowledge, and Strategy 

Use in Text Comprehesion [49 pararaf].   Available FTP :

http://www.education.urnd.edu/EDHD/faculty2/Alexander/ARL/Fox

Alexander Area 2004.pdf . Tanggal download : 14-11-2009

74

Page 75: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 75/79

 

Gooddwin, W.L & Goodwin, L. D. (1982 ). Research Methods in Early Childhood 

Education. Dalam Bernard Spodek (Eds.). Handbook of Research in Early

Childhood Education (523-563). New York : The Free Press.

Hari, K. (2009, September). Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini.

 Available FTP : http://www.minatbaca.com tanggal download : 14-11-2009

Harris, A. J. & Sipay, E. R. (1980). How To Increase Reading Ability : A Guide To

Developmental & Remedial Method (7th ed.). New York : Longman

Hurlock, E. B.(1974). Personality Development . New Delhi : McGraw-Hill.

Hurlock, E. B.(1978). Child Development . (6th ed.). Singapore : McGraw-Hill.

Hurlock, E. B. (1980). Developmental Psychology : A Life-Span Approach.

New York : McGraw-Hill.

Kerlinger,F. N. & Lee, H. B. (2000). Foundations Of Behavioral Research. ( 4th 

Edition). US : Harcourt College Publishers.

Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubaahan serta Pengukuran. Fak Psikologi

Padjajaran. Bandung : Ghalia

Munandar, S. C. U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah

: Penuntun bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta : Penerbit PT Grasindo.

75

Page 76: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 76/79

 

Nunnally, J.C. & Bernstein H. (1994). Psychometric Theory . (3th ed.). New York

: McGraw-Hill

Ormrod, J. E. (2003). Educational Psychology : Developing Learners.(4th ed.).

New Jersey : Merrill Prentice Hall.

Pumfrey, P. D. (1997). Assessment of Affective and Motivational Aspects of 

Reading . Dalam John R. B. & Chris S. (Eds.), The Psychological

Assessment of Reding (pp. 160-176). London : Routledge.

Purnawan, A. S. (2001). Rancangan Program Peningkatan Minat Baca Anak-

Anak Kampung Jembatan : Sebuah penelitian Participatory formative

Evaluation. Jakarta : Pasca sarjana Fak.Psikologi UI.

PQ Anak Indonesia Rendah. (2006). Available FTP:

:http://astaga.com/warta/index.php?cat=535&id=107563

Tanggal download : 22-2-2010

Reza, Qorib .(2008). Kebiasaan Menonton TV (SDIT Darul

Abidin). Available FTP:

http://gumilangs.blogspot.com/2008/02/kebiasaan-menonton-

tv-hasil-karya-reza Tanggal download : 22-2-2010

Sanderson, P. (2001). Using Newspapers in the Classroom. Cambridge :

Cambridge University Press

76

Page 77: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 77/79

 

Sandjaja, S.(2009). Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Minat Membaca

Anak ditunjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. Available FTP :

http://www.unika.ac.id/fakultas/psikologi/artikel/ss-1.pdf  .

Tanggal download : 15-11-2009.

Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup.

(edisi5, jilid 1). Chusain,A. & Damanik, J (Alih Bahasa). Sinaga, H. &

Sumiharti, Y. (Eds.). Jakarta:Erlangga.

Sarwono, S.W.(2002). Nonton TV yang Aman. Available FTP :

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=247971&kat_id=100

Tanggal download 22-2-2010

Silfia hanani (2009). Membangun Minat Baca Murid Melalui Optimalisasi

Perpustakaan Sekolah Berbasis Masyarakat Sebagai Salah Satu Usaha

Untuk Meningkatkan Kualita Pendidikan . Makalah STAIN Bukittinggi

Supriani, A. (1990). Hubungan Nilai Achievement dan Minat Membaca Buku

Teks dengan Tingkat Aktivitas Membaca Buku Teks:Suatu Penelitian

Pada Sekelompok Mahasiswa UI. Depok: Fak. Psikologi UI.

Tain, S. (2005). Bahaya Bangsa Tanpa Minat Baca. Bogor : An-Najah Press

77

Page 78: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 78/79

 

Daftar Lampiran

Lampiran1. Instrumen Penelitian Minat Membaca Try out…….…………….xiii

Lampiran2. Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Perilaku Membaca Anak

Try Out………………………………………………………...……xx

Lampiran3. Hasil Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Item pada Instrumen

Minat Membaca Untuk Try-out...............................................xxxii

78

Page 79: Fix Skripsi

5/10/2018 Fix Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fix-skripsi 79/79

 

Lampiran4. Hasil Perhitungan Validitas Item dan Reliabilitas Pada Instrumen

Sikap terhadap Perilaku Membaca Anak untuk Try-out..........xxxiv

Lampiran5. Instrumen Penelitian Minat Membaca Final….……….………xxxvi

Lampiran6. Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Perilaku Membaca

Anak Final……………………………………………………….....xlii

Lampiran7. Hasil Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Item pada Instrumen

Minat Membaca Untuk Final.........................................................l

Lampiran8. Hasil Perhitungan Validitas Item dan Reliabilitas Pada Instrumen

Sikap terhadap Perilaku Membaca Anak untuk Final..................lii

Lampiran9.Daftar Riwayat Hidup…………….……………………………...…. liv

79