FISIOLOGI PENGLIHATAN
Dr. RAZI S.
• Oftalmoskop
Kerusakan
pada jaras
penglihatan
hemianopsia
Akomodasi Lensa bertam
bahcembun
g
• Kelainan Refraksi
• Reseptor penglihatan
• Sel batang sangat peka terhadap cahaya reseptor untuk penglihatan malam (penglihatan skotopik)
• Sel kerucut mempunyai ambang lebih tinggi berperan pada penglihatan warna dan pada cahaya terang (penglihatan fotopik)
• Senyawa fotosensitif terdiri dari protein yang disebut opsin dan retinen-1 (bentuk aldehid dari vitamin A1) pada sel batang pigmen fotosensitifnya disebut rodopsin, opsinnya disebut skotopsin
• Penglihatan warna Teori Young Helmholtz yang menyatakan bahwa pada primata ada 3 jenis sel kerucut, masing-masing sensitif terhadap warna merah, hijau dan biru (merupakan warna primer)
• Butawarna
Protanomali/protanopia merah
Deuteranomali/deuteranopia hijau
Tritanomali/tritanopia biru
• Trikromat ada 3 sel kerucut
• Dikromat ada 2 sel kerucut
• Monokromat ada 1 sel kerucut
Rodopsin
cahaya
11-sis retinen1
all-trans retinen1
Retinen1 + Skotopsin
NAD+ NADH
Vitamin A1 + Skotopsin
Defisiensi vitamin A rabun senja (Nyctalopia) degenerasi sel batang dan kerucut degenerasi lapisan-lapisan neuron di retina
Perubahan
menjadi potensial aksi impuls saraf
• Struktur rodopsin
• Adaptasi gelap +/- 20 menit waktu dapat dikurangi dengan memakai kaca mata merah
• Adaptasi terang +/- 5 menit
• Penglihatan monokuler atau binokuler
• Lapang pandang penglihatan perimeter
• Ketajaman penglihatan (visus) tergantung pada kemampuan jarak pisah
minimal, yaitu jarak terpendek yang masih terlihat sebagai 2 garis terpisah (sesuai dengan sudut penglihatan 1 menit pada orang normal
ditentukan dengan menggunakan huruf-huruf Snellen yang dilihat pada jarak 6 meter
• Ambang penglihatan jumlah cahaya minimum yang dapat memberikan kesan cahaya
• Frekuensi Fusi Kritis kecepatan pemberian rangsang yang masih dapat dilihat sebagai rangsang yang terpisah
• Pada penglihatan binokuler cahaya jatuh pada titik identik di kedua retina kalau tidak terjadi penglihatan ganda (diplopia)
FISIOLOGI PENGECAPAN• Organ reseptor kuntum pengecap (taste
bud) terletak di papila fungiformis, papila valata dan papila filiformis
• Ada 4 macam sel sel basal, sel tipe 1 dan sel tipe 2 (merupakan sel sustentakularis) dan sel tipe 3 yang merupakan reseptor pengecap (gustatorik)
• Merupakan suatu kemoreseptor, dengan daya diskriminasi bila terdapat beda konsentrasi > 30%
• Kelainan pengecapan : ageusia, hipogeusia, disgeusia
• Persarafan
2/3 anterior lidah oleh N.Fasialis
1/3 posterior lidah oleh N.Glossofaringeus
bagian lain oleh N.Vagus
• Modalitas dasar pengecapan manis, asam, pahit dan asin
• Asam reseptor dirangsang oleh H+
• Asin dirangsang oleh Na+
• Manis dirangsang zat organis (sukrosa, maltosa, laktosa,glukosa, sakarin aspartam, dll)
• Pahit tidak ada struktur molekul tertentu yang merangsang kina sulfat, senyawa organik (seperti morfin,nikotin, kafein), garam-garam anorganik (seperti magnesium, amonium, kalsium)
SENSASI KULIT• Ada 4 macam sensasi kulit : raba-tekan
(tekanan adalah rabaan yang ditahan agak lama) touch-pressure, dingin (cold), hangat (warmth) dan nyeri (pain)
• Reseptor berupa ujung saraf ada ujung saraf telanjang, melebar (diskus Merkel dan Ruffini), berselubung (badan Pacini,badan Meissner, badan Krause)
• Nyeri alihan (referred pain)
Top Related