LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA PERTANIAN
ACARA 2
ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Oleh
Alfian Nopara Saifudin
A1D015033
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analisa adalah ilmu yang mempelajari cara – cara penganalisaan zat
kimia yang terdapat didalam suatu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik
jenis maupun kadarnya.
Analisa kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsure atau ion
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
Analisa kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsure atau ion
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia analisis,
dalam titrasi – titrasi, dalam penetapan gravimetric, dan dalam memisahkan suatu
sample. Analisa kualitatif meliputi analisa anion – kation yang juga banyak
digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam bidang kesehatan
untuk pemeriksaan darah, urine, dan sebagainya. Tidak sedikit juga digunakan
dalam bidang pertanian seperti dalam menentukan jenis unsure organic ataupun
anorganik. Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang
cukup lama. Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius sejak
tahun 1840, yang kemudian diterbitkan sebagai buku pada tahun 1897. langkah-
langkah analisis kation dan anion dapat dilakukan secara sistematis melalui
diagram alir, yang sampai saat ini menjadi standar untuk kajian analisis kualitatif
bahan organic..
B. Tujuan
1. Menjumpai reaksi bahan kimia sederhana yang banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari – hari.
2. Mengidentifikasi unknown melalui test reaktivitasnya.
3. Praktikan mampu melakukan analisis kualitatif dengan cara
mengidentifikasi adanya anion dalam suatu sampel.
4. Analisa kualitatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
serta mendeteksi keberadaan unsur kimia dalam suatu sample atau
cuplikan yang tidak diketahui.
5. Mempelajari karakteristik anion dalam larutan tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat
dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh
(A.L. Underwood :1993).
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti
warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk
mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. Namun demikian kita
juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu
metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai
hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti
warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi
awal yang berguna untuk analisis selanjutnya (Svehla, 1990).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk
zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan
dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi
semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik.
Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi
diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan
dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan
cara basah (Harjadi, 1993).
Analisis anion lebih sederhana dibandingkan analisis kation, tetapi analisis
kualitatif anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-
gejala yang timbul. Dalam setiap kegiatan analisis kualitatif pengamatan visual
merupakan hal yang penting. Warna adalah penting, karena beberapa ion
anorganik dapat diketahui dari warnanya yang spesifik (Vogel, 1989)
Analisis kation dan anion sering kali dapat dibantu oleh diagram alir, yang
menggambarkan langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi jenis anion
dan kation. Diagram alir untuk analisis kation lebih sistematis dibandingkan
diagram alir analisis anion. Dalam diagram alir analisis kualitatif anion dan kation
dimulai dari ion yang ditanyakan, pereaksi yang perlu ditambahkan, kondisi
eksperimen dan rumus kimia produk yang dihasilkan. Dalam kerja laboratorium
yang berkaitan dengan analisis ion sangat penting mengikuti urutan dari langkah-
langkah analisis yang telah ditetapkan dalam diagram alir (Ibnu,M.Sodiq, 2002).
Ada pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan, yaitu anion
yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Reaksi
pengendapan umumnya terjadi saat proses pemisahan yang kemudian dilanjutkan
dengan uji identifikasi, namun tidak ada jenis anion tertentu yang termasuk dalam
kelompok reaksi pengendapan karena hal tersebut sesuai dengan uji lanjutannya.
Pembentukan endapan karena adanya senyawa baru setelah bereaksi. Banyak
sekali reaksi yang di gunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan
pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan dari suatu fase
padat keluar dari larutan endapan, mungkin berupa Kristal (kristalin) atau koloid
dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan. Endapan terbentuk jika
larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan ke larutan (S) satu
endapan, menurut defenisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan
jenuhnya. Kelarutan tergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan,
konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya
(Hidayati, 2005)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum ada Baking Soda, Kapur
Tulis, Garam Dapur, Garam Epsom, Larutan Kanji, Asam Oksalat, Tabung
Reaksi, Kertas pH, Pipet Tetes, Statif, Labu Erlenmeyer, Buret, Filler, Gelas piala,
Pengaduk dan Labu ukur.
B. Prosedur Kerja
Test CO2 gas
1. Dimasukkan 1 mL larutan 10% baking soda kedalam tabung reaksi.
2. Ditutup tabung reaksi, dikocok dan dimasukkan kertas pH.
3. Diteteskan beberapa tetes Ba(OH)2 kedalam tabung reaksi.
4. Diamati yang terjadi
5. Dilakukan prosedur 1 – 4 untuk larutan kapur tulis.
Test untuk Sulfat
1. Dimasukkan 1 mL larutan 0,1 M MgSO4 kedalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 1 mL BaCl2 dan beberapa tetes HNO3.
3. Diamati yang terjadi
Test untuk ion Chloride
1. Dimasukkan 1 mL larutan 10% garam dapur kedalam tabung reaksi.
2. Ditutup tabung reaksi, dikocok dan dimasukkan kertas pH basah dekat
permukaan
3. Ditambahkan 1 mL AgNO3 ke dalam tabung reaksi dan diteteskan
beberapa tetes HNO3.
4. Diamati yang terjadi.
Pembuatan larutan baku asam oksalat
1. Dihitung berat asam oksalat untuk membuat 0,1 M sebanyak 50 mL.
2. Ditimbang asam oksalat dengan gelas piala 100 mL, diencerkan dengan
akuades dan diaduk hingga homogen.
3. Disediakan 250 mL labu takar, dipasang corong pada mulut labu takar dan
diganjal dengan gulungan kertas suling.
4. Dipindahkan larutan asam oksalat dengan bantuan batang pengaduk ke
dalam labu takar 250 mL.
5. Dibilas gelas piala dan alat pengaduk dengan botol semprot sampai tidak
ada lagi larutan asam oksalat yang tertinggal.
6. Ditambahkan akuades ke dalam labu takar dengan gelas ukur sampai
volume mendekati 250 mL.
7. Diambil gulungan kertas sulimg yang dipakai sebagai ganjalan, diangkat
corong dan dibilas.
8. Dikeringkan dinding leher labu takar dengan kertas saring.
9. Ditambahkan tetes demi tetes akuades dengan bantuan pipet tetes sampai
permukaan air tepat pada miniskus.
10. Ditutup labu akar, dipegang mulut dengan tangan kanan dan labu akar
diletakkan diatas lengan sambil digoyangkan hingga larutan homogen dan
berubah warna.
11. Diberi label molaritas larutan asam oksalat 0,1 M.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Analisis Qualitatif
NoJenis
testReaksi Perubahan warna Endapam pH
1Co2
NaHCO3+Ba(OH)2 →
BaHCO3+NaOHBening→Putih→Bening Ada
10
CaCO3+Ba(OH)2 →
Ca(OH)2+Ba CO3
Putih→Bening Ada 6
2 Cl-
NaCl+AgNO3+HNO3
→
NaNO3+AgCl+HNO3
Bening→Putih Ada 7
3 Sulfat
MgSO4+BaCl2+HNO3
→
MgCl2+BaSO4+HNO3
Bening→Putih Ada 6
4 Iodide
Kl+Ca(Cl)2+C6H10O5
→
K(ClO)2+Cal+C6H10O5
Bening→Jingga→Biru
pekat
Tidak
ada5
Analisis Kuantitatif
1. Garam asam oksalat 0,63 M
M(COOH)2 = grMr .V
=0,636,3
=0,1M
2 NaOH + (COOH)2 → (COONa)2 + 2H2O
mol NaOHmol(COONa )2 = 2
1
1 mol NaOH = 2 mol (COOH)2
VNaOH1 x MNaOH1 = 2 . V(COONa)2 x M(COONa)2
11 x MNaOH1 = 2 . 10 x 0,111 x MNaOH1 = 2
MNaOH1 = 211
=0,18M
VNaOH2 x MNaOH2 = 2 . V(COONa)2 x M(COONa)2
10,5 x MNaOH2 = 2 . 10 x 0,1
MNaOH2 = 2
10,5=0,19M
MNaOH rata-rata = MNaOH 1+MNaOH
2 = 0,18+0,192 = 0,185 M
2. HCl + NaOH = NaCl + H2Omol NaOHmol HCl = 1
1 VHCl x MHCl = VNaOH x MNaOH
10 x MHCl = 10 x 0,185
MHCl = 1,8510
=0,185M
VHCl2 x MHCl2 = VNaOH x MNaOH
11 x MHCl2 = 10 x 0,185
MHCl2 = 1,8511
=0,168M
MHCl rata – rata = MHCl+MHCl
2 = 0,185+0,1682 = 0,1765 M
B. Pembahasan
Dalam melakukan analisa kualitatif anion banyak reaksi yang terjadi
diantaranya reaksi antara MgSO4+BaCl2 dihasilkan Mg(Cl)2+BaSO4 dari
persamaan reaksi yang didapat berpengaruh terhadap proses pengendapan larutan
dan zat. Adapun HNO3 berpengaruh terhadap proses pengendapan larutan analisa
kualitatif anion. Senyawa tersebut berperan sebagai katalis atau yang
mempercepat proses pengendapan. Hasil tersebut juga dikatakan Ratna (2015)
bahwasannya HNO3 punya peranan dalam mempercepat proses pengendapat zat
didalam larutan.
Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika
seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk
mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. Namun demikian kita
juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu
metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai
hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti
warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi
awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
Volumetric adalah metode pengukuran dalam analisis kimia kuantitatif
berdasarkan volume larutan yang akan ditetapkan konsentrasinya dengan cara
mereaksikannya dengan sejumlah volume larutan standart. Kegunaan dari
volumetric sendiri banyak dan salah satunya adalah pada bidang pertanian.
Metode analisis kimia kuantitatif ini mempunyai peranan penting dalam
melakukan perhitungannya untuk kepentingan di bidang pertanian, seperti dalam
pembuatan pestisida organic maupun anorganik yang digunakan untuk mengukur
dan mencampur bahan – bahan analisa, untuk mengukur keasaman larutan yang
nantinya dicampurkan kedalam bahan guna tercapainya larutan yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Dari hasil praktikum didapat bahwa untuk test gas terjadi perubahan warna dari
reaksi NaHCO3+Ba(OH)2 → BaHCO3+NaOH terjadi perubahan warna dengan
konsentrasi pH bersifat basa juga terdapat endapan. Pada reaksi CaCO3+Ba(OH)2
→ Ca(OH)2+Ba CO3 juga terjadi perubahan warna dan terdapat endapan dengan
konsentrasi pH larutan 6 bersifat asam. Untuk test chloride dan test sulfat ada
perlakuan dengan penambahan HNO3 NaCl+AgNO3+HNO3 →
NaNO3+AgCl+HNO3, MgSO4+BaCl2+HNO3 → MgCl2+BaSO4+HNO3
penambahan HNO3 memiliki peran mempercepat proses pengendapan larutan.
Dengan begitu tidak butuh waktu lama untuk menunggu larutan tersebut
mengendap.untuk test iodide tidak terjadi pengendapan, semua larut dalam larutan
namun terjadi perubahan warna yang sangat signifikan dari Bening → Jingga →
Biru pekat (agak kehitaman). Dari data tersebut didapat semua reaksi larutan
terjadi perubahan warna dan hamper semua mengalami pengendapan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. HNO3 berperan mempercepat proses pengendapan di dalam larutan.
2. Didapat semua reaksi larutan terjadi perubahan warna dan hamper semua
mengalami pengendapan.
3. Pemakaian zat pereaksi yang terlalu benyak, mungkin tidak akan terjadi
endapan karena terbentuknya ion kompleks, sehingga pemakaian zat
pereaksi secara berlebihan tidak berguna dan merupakan pemborosan, juga
dapat menyulitkan proses analisa.
B. Saran
1. Praktikan lebih memerhatikan apa yang disampaikan oleh asisten saat
asisten memberikan arahan.
2. Ketersediaan alat dan bahan ditambah agar tidak menyulitkan praktikan
juga guna menghemat waktu.
3. Terlalu banyak hal yang menyangkut pembahasan praktikum. Oleh karena
itu, perlu dibutuhkan banyak referensi yang harus dikutip dari berbagai
sumber.
4. Semoga kedepannya terus dapat menambah ilmu bagi praktikan juga
asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Day, JR dan Underwood, 1993. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.
Hidayati,Ana,Dra,M.Si.2005.Petunjuk Praktikum Dasar kimia Analitik.Semarang.
Ibnu,M.Sodiq dkk.2004. Kimia Analitik I. Malang : JICA
Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Edisi ke-5. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta
Vogel.1989.Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semi Makro.
PT.Kalman Media Pustaka. Jakarta.
LAMPIRAN
BIODATA
Nama : Alfian Nopara Saifudin
Nim : A1D015033
Prodi : Agroteknologi Reguler
Rombongan : 12
E – mail : [email protected]
No.Hp : 089699874745
Quotes : Saat kau berada diujung
tebing percayalah akan 2 hal yang tuhan
lakukan, dia akan menangkapmu saat kau terjatuh atau dia akan
mengajarkanmu caranya untuk terbang.