Download - FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Transcript
Page 1: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

SISTEM FILSAFAT PANCASILA

(TEGAK SEBAGAI SISTEM KENEGARAAN PANCASILA - UUD

PROKLAMASI 45 )

Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH

I. LATAR BELAKANG SEJARAH NILAI DAN FUNGSI FILSAFAT

Budaya dan peradaban umat manusia berawal dan berpuncak dengan nilai-nilai

filsafat yang dikembangkan dan ditegakkan sebagai sistem ideologi. Maknanya nilai

filsafat sebagai jangkauan tertinggi pemikiran untuk menemukan hakekat kebenaran

( kebenaran hakiki; karenanya dijadikan filsafat hidup, pandangan hidup,

(Weltanschauung); sekaligus memancarkan jiwa bangsa, jatidiri bangsa

(Volksgeist) dan martabat nasional !.

Integritas filsafat Pancasila terjabar sebagai Sistem Kenegaraan Pancasila

dengan visi-misi sebagai diamanatkan dalam UUD Proklamasi 45.

Menegakkan integritas sistem kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45

adalah pembudayaan filsafat Pancasila dan ideologi nasional Indonesia Raya!

A. Makna, Sejarah, dan Fungsi Filsafat

Istilah filsafat secara etymologis terbentuk dari kata bahasa Yunani: filos dan

sophia. Filos = friend, love; sophia = learning, wisdom. Jadi, makna filsafat = (orang)

yang bersahabat dan mencintai ilmu pengetahuan, serta bersikap arif bijaksana.

Karena itulah diakui orang belajar filsafat berarti mencari kebenaran sedalam-

dalamnya, kemudian menghasilkan sikap hidup arif bijaksana. Demikian pula para

pemikir filsafat (filosof) dianggap manusia berilmu dan bijaksana.

Sesungguhnya nilai ajaran filsafat telah berkembang, terutama di wilayah Timur

Tengah sejak sekitar 6000 – 600 SM; juga di Mesir dan sekitar sungai Tigris dan Makalah disajikan dalam Konggres Pancasila diselenggarakan UGM—MK RI 30 – 31 Mei dan 1 Juni 2009 di Kampus UGM Yogyakarta.

1 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 2: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Eufrat sekitar 5000 – 1000 sM; daerah Palestina/Israel sebagai doktrine Yahudi

sekitar 4000 – 1000 SM (Radhakrishnan, et al. 1953: 11; Avey 1961: 3-7). Juga di

India sekitar 3000 – 1000 SM, sebagaimana juga di Cina sekitar 3000 – 500 SM.

Nilai filsafat berwujud kebenaran sedalam-dalamnya, bersifat fundamental,

universal dan hakiki; karenanya dijadikan filsafat hidup oleh pemikir dan

penganutnya.

Sedangkan pemikiran filsafat yang dianggap tertua di Eropa (Yunani) baru

berkembang sekitar 650 SM. Jadi, pemikiran filsafat tertua bersumber dari wilayah

Timur Tengah; sinergis dengan ajaran nilai religious. Fenomena demikian merupakan

data sejarah budaya sebagai peradaban monumental, karena Timur Tengah diakui

sebagai pusat berkembangnya ajaran agama supranatural (agama wahyu, revealation

religions). Kita juga maklum, bahwa semua Nabi/Rasul berasal dari wilayah Timur

Tengah (Yahudi, Kristen dan Islam). Berdasarkan data demikian kita percaya bahwa

nilai filsafat sinergis dengan nilai-nilai theisme religious. Karena itu pula, kami

menyatakan bahwa nilai filsafat Timur Tengah dianggap sebagai sumur madu

peradaban umat manusia karena kualitas dan integritas intrinsiknya yang

fundamental-universal theisme religious.

Nilai ajaran filsafat Barat (Eropa, Yunani) adalah nilai filsafat natural dan

rasional (ipteks); karenanya dianggap sebagai sumur susu peradaban. Makna uraian

di atas: manusia atau bangsa yang ingin sehat dan jaya, hendaknya memadukan nilai

theisme religious dengan ipteks; sebagaimana pribadi manusia yang ingin sehat

minumlah susu dengan madu. Artinya, budaya dan peradaban yang luhur dan unggul

akan berkembang berdasarkan nilai-nilai (moral) agama dan ipteks.

Budaya dan peradaban modern mengakui bahwa perkembangan ipteks dan

kebudayaan manusia bersumber dan dilandasi oleh ajaran nilai filsafat. Karena itu

pula, filsafat diakui sebagai induk ipteks (= philosophy as the queen and as the

mother of knowledge as well). Nilai filsafat menjangkau alam metafisika dan misteri

alam semesta; visi-misi penciptaan manusia. Alam semesta dengan hukum alam

memancarkan nilai supranatural dan suprarasional sebagaimana rokhani manusia

dan martabat budinuraninya juga memancarkan integritas suprarasional!

Sistem filsafat dan cabang-cabangnya --- termasuk sistem ideologi--- dalam

kepustakaan modern diakui sebagai Kultuurwissenschaft, dan atau

Geistesswissenschaft (terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia,

filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika).

2 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 3: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Sedemikian besar dan dominan pengaruh ajaran sistem filsafat dan atau

ideologi dimaksud terlukis dalam skema 1, dalam makna : lingkaran global

menunjukkan supremasi nilai filsafat religious yang bersumber dari Timur

Tengah yang memberikan martabat moral kepribadian manusia secara

universal!

SUMBER DAN PUSAT PERKEMBANGAN FILSAFAT

Pusat Pengembangan Moral dan Ipteks dalam Wawasan Filsafat

3 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 4: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

skema 1 (MNS, 1980)

B. Ajaran Sistem Filsafat sebagai Sistem Ideologi : tegak sebagai Sistem

Kenegaraan.

Ajaran berbagai nilai filsafat --- sebelum berkembang sebagai sistem

ideologi!--- terutama menampilkan nilai fundamental sebagai essensi dan

integritas ajarannya; berupa ajaran : materialisme, animisme, dynamisme,

polytheisme, pantheisme, secularisme, dan atheisme …. yang berpuncak sebagai

ajaran monotheisme, universalisme --- sering disamakan sebagai sistem filsafat :

theisme-religious ---. Peradaban modern menyaksikan, bahwa sistem filsafat

Pancasila memancarkan identitas dan integritas martabatnya sebagai sistem

filsafat monotheisme-religious!. Integritas ini secara fundamental dan intrinsik

4 MNS, Lab. Pancasila UM

ONTOLOGY --------------- EPISTEMOLOGY -------------- AXIOLOGY

R U A N G d a n W A K T U

A S I A

TIMUR TENGAH C I N A

I N D I A

E R O P A

JEPANG

AUSTRALIA

INDONESIA

PERADABAN & MORAL T -- T

A M E R I K A

AFRIKA

Page 5: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

memancarkan keunggulan sistem filsafat Pancasila sebagai bagian dari sistem

filsafat Timur (yang berwatak : theisme-religious).

Ajaran dan nilai filsafat amat mempengaruhi pikiran, budaya dan peradaban

umat manusia. Semua sistem kenegaraan ditegakkan berdasarkan ajaran atau sistem

filsafat yang mereka anut (sebagai dasar negara, ideologi negara). Berbagai negara

modern menunjukkan keunggulan masing-masing, dan terus memperjuangkan

supremasi dan dominasi sistem kenegaraannya: liberalisme-kapitalisme,

marxisme-komunisme, zionisme, theokratisme; sosialisme, naziisme, fascisme,

fundamentalisme. Juga termasuk negara berdasarkan (nilai ajaran) agama: negara

Islam ….. termasuk sistem ideologi Pancasila (=sistem kenegaraan Pancasila

sebagai terjabar dalam UUD Proklamasi 45). Bangsa Indonesia menegakkan

sistem kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45 sebagai aktualisasi filsafat hidup

(Weltsanschauung) yang diamanatkan oleh PPKI sebagai pendiri negara!.

Secara ontologis, epistemologis dan axiologis sistem filsafat Pancasila

mengandung ajaran tentang potensi dan martabat kepribadian manusia (SDM) yang

dianugerahi martabat mulia sebagaimana terjabar dalam ajaran HAM berdasarkan

filsafat Pancasila ! Keunggulan dan kemuliaan ini merupakan anugerah dan amanat

Tuhan Yang Maha Esa, Allah Yang Maha Kuasa, Maha Rahman dan Maha Rahim ---

sebagai tersurat di dalam Pembukaan UUD Proklamasi 45 ! --- sebagai asas

kerokhanian bangsa dan NKRI.

Sesungguhnya ajaran filsafat merupakan sumber, landasan dan identitas

tatanan atau sistem nilai kehidupan umat manusia. Sedemikian berkembang, maka

khasanah ajaran nilai filsafat kuantitati-kualitatif terus meningkat; terbukti dengan

berbagai aliran (sistem) filsafat yang memberikan identitas berbagai sistem budaya,

sistem kenegaraan dan peradaban bangsa-bangsa modern.

Nilai-nilai filsafat, termasuk filsafat Pancasila ditegakkan (dan dibudayakan)

dalam peradaban manusia modern ---khususnya bangsa Indonesia, --- terutama :

1. Aktualisasi Integritas Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45;

2. Aktualisasi nilai kebangsaan dan kenegaraan Indonesia Raya, sebagai terlukis

dalam skema 3 dan 4;

3. Secara ontologis-axiologis bangsa Indonesia belum secara signifikan

melaksanakan visi-misi yang diamanatkan oleh sistem filsafat Pancasila,

5 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 6: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

sebagaimana terjabar dalam UUD Proklamasi 45 ---terutama dalam era reformasi

1998 – sekarang

Dalam dinamika peradaban modern, semua bangsa berkembang dan

menegakkan tatanan kehidupan nasionalnya dengan sistem kenegaraan. Sistem

kenegaraan ini dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh sistem filsafat dan atau sistem

ideologi; seperti : theokratisme, sistem liberalisme-kapitalisme, sosialisme,

zionisme; marxisme-komunisme-atheisme, naziisme, fascisme, fundamentalisme

…. dan sistem ideologi Pancasila!

II. INTEGRITAS SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM

IDEOLOGI NASIONAL

Dinamika politik modern antar negara berjuang merebut supremasi ideologi

dalam makna secara fungsional adalah supremasi sistem kenegaraan masing-

masing. Dinamika (baca : perebutan politik supremasi!) bermuara sebagai wujud

neo-imperialisme! (metamorphose : kolonialisme-imperialisme!).

Fenomena demikian menjadi tantangan nasional (baca : tantangan antar

ideologi) bangsa-bangsa dan negara-negara modern. Artinya, sistem kenegaraan

Pancasila secara niscaya (a priori) terus bersaing demi eksistensi (kemerdekaan dan

kedaulatan) bangsa, negara dan budaya (jatidiri nasional!).

6 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 7: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

A. Sistem Filsafat Pancasila Sebagai Sistem Ideologi Nasional

Nilai Filsafat Pancasila berkembang dalam budaya dan peradaban Indonesia ---

terutama sebagai jiwa dan asas kerokhanian bangsa dalam perjuangan kemerdekaan

dari kolonialisme-imperialisme 1596-1945 ---. Nilai filsafat Pancasila baik sebagai

pandangan hidup (filsafat hidup, Weltanschauung) bangsa, sekaligus sebagai jiwa

bangsa (Volksgeist, jatidiri nasional) memberikan identitas dan integritas serta

martabat (kepribadian) bangsa dalam budaya dan peradaban dunia modern;

sekaligus sumber motivasi dan spirit perjuangan bangsa Indonesia!.

Nilai filsafat Pancasila secara filosofis-ideologis dan konstitusional

berkembang dalam sistem kenegaraan Indonesia ; yang dapat dinamakan : sebagai

Sistem Kenegaraan Pancasila yang terjabar dalam UUD Proklamasi 45. Jadi,

tegaknya bangsa dan NKRI sebagai bangsa merdeka, berdaulat, bersatu dan

bermartabat amat ditentukan oleh tegaknya integritas sistem kenegaraan

Pancasila dan UUD Proklamasi 45 !

Berdasarkan analisis normatif filosofis-ideologis dan konstitusional, semua

komponen bangsa wajib setia dan bangga (imperatif : mengikat, memaksa) kepada

sistem kenegaraan Pancasila sebagaimana terjabar dalam UUD Proklamasi 45;

termasuk kewajiban bela negara! .

Sebagai bangsa dan negara modern, kita mewarisi nilai-nilai fundamental

filosofis-ideologis sebagai pandangan hidup bangsa (filsafat hidup,

Weltanschauung) yang telah menjiwai dan sebagai identitas bangsa (jatidiri

nasional, Volksgeist) Indonesia. Nilai-nilai fundamental warisan sosio-budaya

Indonesia ditegakkan dan dikembangkan dalam sistem kenegaraan Pancasila,

sebagai pembudayaan dan pewarisan bagi generasi penerus.

Kehidupan nasional sebagai bangsa merdeka dan berdaulat ---sejak Proklamasi

17 Agustus 1945 berwujud NKRI berdasarkan Pancasila-UUD 45. Sistem NKRI

ditegakan oleh kelembagaan negara (suprastruktur) bersama semua komponen

bangsa (=infrastruktur) dan warganegara (subyek SDM pemilik, penegak dan

pewaris) berkewajiban menegakkan asas normatif filosofis-ideologis secara

konstitusional, yakni UUD Proklamasi 1945 seutuhnya sebagai wujud kesetiaan

dan kebanggaan nasional.

Nilai-nilai fundamental dimaksud terutama filsafat hidup (Weltanschauung)

bangsa (i.c. filsafat Pancasila) yang oleh pendiri negara (PPKI) dengan jiwa

7 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 8: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

hikmat kebijaksanaan dan kenegarawanan, musyawarah mufakat menetapkan

dan mengesahkan sebagai dasar negara Indonesia merdeka (dalam UUD

Proklamasi 45 seutuhnya). Berdasarkan legalitas dan otoritas PPKI sebagai pendiri

negara, maka UUD Proklamasi sesungguhnya mengikat (imperatif) seluruh

komponen bangsa, bahkan seluruh generasi bangsa untuk setia menegakkan dan

membudayakannya. Asas demikian diakui dan berlaku secara universal sebagai

aktualisasi nilai sosio-budaya dan martabat nasional dapat dilukiskan dengan ringkas

dalam uraian berikut.

B. Identitas dan Integritas Sistem Filsafat dan Sistem Ideologi Nasional

Totalitas sistem filsafat dan sistem ideologi nasional memberikan integritas dan

martabat nasional; selanjutnya ditegakkan dalam integritas sistem kenegaraan --- yang

dinamakan dengan predikat berdasarkan sistem filsafat dan atau sistem ideologi yang

menjiwai dan melandasi sistem kenegaraan dimaksud.

Secara filosofis-ideologis dan konstitusional sistem kenegaraan inilah yang

ditegakkan dalam wujud kemerdekaan dan kedaulatan serta kepribadian (martabat)

nasional bangsa-bangsa modern. Secara ontologis dan axiologis, sistem filsafat dan

atau sistem ideologi ini menjadi asas dan landasan budaya dan moral nasional--- yang

kompetitif antar bangsa dalam rangka merebut supremasi ideologi! ---.

Bangsa Indonesia sepanjang sejarahnya dijiwai nilai-nilai budaya dan moral

Pancasila, yang dikutip di muka merupakan sari dan puncak nilai sosio budaya

Indonesia. Nilai mendasar ini ialah filsafat hidup (Weltanschauung, Volkgeist)

Indonesia Raya.

Berdasarkan kepercayaan dan cita-cita bangsa Indonesia, maka diakui nilai

filsafat Pancasila mengandung multi - fungsi dalam kehidupan bangsa, negara dan

budaya Indonesia Raya (Asas-asas Wawasan Nusantara).

8 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 9: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Kedudukan dan fungsi nilai dasar Pancasila, dapat dilukiskan sebagai berikut:

Skema 2 (MNS, 1980)

Sesungguhnya nilai dasar filsafat Pancasila demikian, telah terjabar secara

filosofis-ideologis dan konstitusional di dalam UUD Proklamasi (pra-amandemen)

dan teruji dalam dinamika perjuangan bangsa dan sosial politik 1945 – 1998 (1945 –

1949; 1949 – 1950; 1950 – 1959 dan 1959 – 1998). Reformasi 1998 sampai sekarang,

mulai amandemen I – IV: 1999 – 2002 cukup mengandung distorsi dan kontroversial

secara fundamental (filosofis-ideologis dan konstitusional) sehingga praktek

kepemimpinan dan pengelolaan nasional cukup memprihatinkan.

Bangsa-bangsa modern menyaksikan bagaimana supremasi ideologi neo-

liberalisme yang bermuara neo-imperialisme--- lebih-lebih pasca perang dingin,

dengan runtuhnya Uni Soviet 1990 ---. Atas nama globalisasi-liberalisasi dan

postmodernisme negara-negara adidaya sekutu USA dan UE sebagai representasi

neo-liberalisme terus memacu supremasi ideologi dalam sosial politik dan

ekonomi global!.

(Perhatikan dan cermati Bagian IV makalah ini!)

9 MNS, Lab. Pancasila UM

7. Sistem Nasional (cermati skema 4)6. Sistem Filsafat Pancasila, filsafat dan budaya

Indonesia: asas budaya dan moral politik NKRI. 5. Ideologi Negara, ideologi nasional.4. Dasar Negara (Proklamasi, Pembukaan UUD

45): asas kerokhanian bangsa, jiwa UUD 45; Grundnorm, basic norm, sumber dari segala sumber hukum.

3. Jiwa dan kepribadian bangsa; jatidiri nasional (Volkgeist) Indonesia.

2. Pandangan hidup bangsa (Weltanschauung).1. Warisan sosio-budaya bangsa sebagai bagian

Filsafat Timur

Nilai DasarFilsafat Pancasila

Page 10: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

III. INTEGRITAS SISTEM KENEGARAAN PANCASILA DAN UUD

PROKLAMASI ’45

Sebagai aktualisasi sistem filsafat Pancasila dan atau sistem ideologi

(nasional) Pancasila secara ontologis dan axiologis dikembangkan dan ditegakkan

sebagai integritas Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45 dengan

asas-asas fundamental berikut :

A. Sistem Filsafat Pancasila Sebagai Asas Kerokhanian Bangsa dan Negara

Filsafat Pancasila memberikan kedudukan yang tinggi dan mulia atas martabat

manusia, sebagai pancaran asas moral (sila I dan II); karenanya ajaran HAM

berdasarkan filsafat Pancasila yang bersumber asas normatif theisme-religious,

secara fundamental sbb:

1. Bahwa HAM adalah karunia dan anugerah Maha Pencipta (sila I dan II: hidup,

kemerdekaan dan hak milik/rezki); sekaligus amanat untuk dinikmati dan

disyukuri oleh umat manusia.

2. Bahwa menegakkan HAM senantiasa berdasarkan asas keseimbangan dengan

kewajiban asasi manusia (KAM). Artinya, HAM akan tegak hanya berkat (umat)

manusia menunaikan KAM sebagai amanat Maha Pencipta.

3. Kewajiban asasi manusia (KAM) berdasarkan filsafat Pancasila, ialah:

a. Manusia wajib mengakui sumber (HAM: life, liberty, property) adalah Tuhan

Maha Pencipta (sila I).

b. Manusia wajib mengakui dan menerima kedaulatan Maha Pencipta atas

semesta, termasuk atas nasib dan takdir manusia; dan

c. Manusia wajib berterima kasih dan berkhidmat kepada Maha Pencipta

(Tuhan Yang Maha Esa), atas anugerah dan amanat yang dipercayakan

kepada (kepribadian). Manusia terikat dengan hukum alam dan hukum

moral !.

Tegaknya ajaran HAM ditentukan oleh tegaknya asas keseimbangan HAM dan

KAM; sekaligus sebagai derajat (kualitas) moral dan martabat manusia.

Sebagai manusia percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita juga bersyukur

atas potensi jasmani-rokhani, dan martabat unggul, agung dan mulia manusia berkat

anugerah kerokhaniannya ---sebagai terpancar dari akal-budinuraninya--- sebagai

10 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 11: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

subyek budaya (termasuk subyek hukum) dan subyek moral. (M. Noor Syam 2007:

147-160)

Berdasarkan ajaran suatu sistem filsafat, maka wawasan manusia (termasuk

wawasan nasional) atas martabat manusia, menetapkan bagaimana sistem

kenegaraan ditegakkan; sebagaimana bangsa Indonesia menetapkan NKRI sebagai

negara berkedaulatan rakyat (sistem demokrasi) dan negara hukum (Rechtsstaat).

Asas-asas fundamental ini memancarkan identitas, integritas dan keunggulan

sistem kenegaraan RI (berdasarkan) Pancasila – UUD 4, sebagai sistem

kenegaraan Pancasila.

Ajaran luhur filsafat Pancasila memancarkan identitas theisme-religious

sebagai keunggulan sistem filsafat Pancasila dan filsafat Timur umumnya --- karena

sesuai dengan potensi martabat dan integritas kepribadian manusia---.

Jadi, bagaimana sistem kenegaraan bangsa itu, ialah jabaran dan praktek dari

ajaran sistem filsafat dan atau sistem ideologi nasionalnya masing-masing.

Berdasarkan asas demikian, kami dengan mantap menyatakan NKRI sebagai sistem

kenegaraan Pancasila, dan terjabar (pedoman penyelenggaraanya) dalam UUD

Proklamasi 45 --- yang orisinal, bukan menyimpang sebagai “ terjemahan “ era

reformasi yang menjadi UUD 2002 --- yang kita rasakan amat sarat kontroversial,

bahkan menjadi budaya neo-liberalisme !

Secara filosofis-ideologis dan konstitusional inilah amanat nasional dalam

visi-misi Pendidikan dan Pembudayaan Filsafat Pancasila dan Ideologi

Nasional! Visi-misi mendasar dan luhur ini menjamin integritas SDM dalam

Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD 45

B. Dasar Negara Pancasila Sebagai Asas Kerokhanian Bangsa dan Sistem Ideologi

Nasional dalam Integritas UUD Proklamasi 45

Secara ontologis-axiologis (filsafat Pancasila) terjabar dalam UUD

Proklamasi 45 bersifat imperatif (filosofis-ideologis dan konstitusional) ontologi

bangsa dan NKRI adalah integral (manunggal) dan bersifat t e t a p (integritas,

jatidiri / Volksgeist) atau kepribadian dan martabat nasional.

11 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 12: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Tegaknya suatu bangsa dan negara ialah kemerdekaan dan kedaulatan sebagai

wujud kemandirian, integritas dan martabat nasional. Bagi bangsa Indonesia dapat

dinyatakan sebagai: Integritas Sistem Kenegaraan Pancasila – UUD Proklamasi.

Dalam analisis kajian normatif-filosofis-ideologis dan konstitusional atas

UUD Proklamasi 45 dalam hukum ketatanegaraan RI, dapat diuraikan asas dan

landasan filosofi-ideologis dan konstitusional berikut :

1. Baik menurut teori umum hukum ketatanegaraan dari Nawiasky, maupun Hans

Kelsen dan Notonagoro diakui kedudukan dan fungsi kaidah negara yang

fundamental yang bersifat tetap; sekaligus sebagai norma tertinggi, sumber dari

segala sumber hukum dalam negara. Karenanya, kaidah ini tidak dapat diubah,

oleh siapapun dan lembaga apapun, karena kaidah ini ditetapkan hanya sekali

oleh pendiri negara (Nawiasky1948: 31 – 52; Kelsen 1973: 127 – 135; 155 –

162; Notonagoro 1984: 57 – 70; 175 – 230; Soejadi 1999: 59 – 81). Sebagai

kaidah negara yang fundamental, sekaligus sebagai asas kerokhanian negara

dan jiwa konstitusi, nilai-nilai dumaksud bersifat imperatif (mengikat, memaksa).

Artinya, semua warga negara, organisasi infrastruktur dan suprastruktur dalam

negara imperatif untuk melaksanakan dan membudayakannya.

Sebaliknya, tiada seorangpun warga negara, maupun organisasi di dalam negara

yang dapat menyimpang dan atau melanggar asas normatif ini; apalagi

merubahnya.

2. Dengan mengakui kedudukan dan fungsi kaidah negara yang fundamental, dan

bagi negara Proklamasi 17 Agustus 1945 (baca: NKRI) ialah berwujud:

Pembukaan UUD Proklamasi 45. Maknanya, PPKI sebagai pendiri negara

mengakui dan mengamanatkan bahwa atas nama bangsa Indonesia kita

menegakkan sistem kenegaraan Pancasila – UUD 45. Asas demikian terpancar

dalam nilai-niai fundamental yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 45

sebagai kaidah filosofis-ideologis Pancasila seutuhnya. Karenanya dengan jalan

apapun, oleh lembaga apapun tidak dapat diubah. Karena Pembukaan ditetapkan

hanya 1x oleh pendiri negara (the founding fathers, PPKI) yang memiliki

legalitas dan otoritas pertama dan tertinggi (sebagai penyusun yang

mengesahkan UUD negara dan lembaga-lembaga negara). Artinya, mengubah

Pembukaan dan atau dasar negara berarti mengubah negara; berarti pula

mengubah atau membubarkan negara Proklamasi (membentuk negara baru;

mengkhianati negara Proklamasi 17 Agustus 1945). Siapapun dan organisasi

12 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 13: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

apapun yang tidak mengamalkan dasar negara Pancasila ---beserta jabarannya di

dalam UUD negara---; bermakna tidak loyal dan tidak membela dasar negara

Pancasila; maka sikap dan tindakan demikian dapat dianggap sebagai makar

(tidak menerima ideologi negara dan UUD negara). Jadi, mereka dapat

dianggap melakukan separatisme ideologi dan atau mengkhianati negara.

3. Penghayatan kita diperjelas oleh amanat pendiri negara (PPKI) di dalam

Penjelasan UUD 45; terutama melalui uraian: keempat pokok pikiran dalam

Pembukaan UUD 45 (sebagai asas kerokhanian negara (geistlichen Hinterground

dan Weltanschauung ) bangsa terutama:

4. Pokok pikiran yang keempat yang terkandung dalam "pembukaan" ialah negara berdasar

atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemnusiaan yang adil dan beradab.

Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan

pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti

kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

III. Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung

dalam pembukaan dalam pasal-pasalnya.

Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang-

Undang Dasar Negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita

hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis

(Undang-Undang Dasar) maupun hukum yang tidak tertulis.

Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam

pasal-pasalnya."

Jadi, kedudukan Pembukaan UUD 45 berfungsi sebagai perwujudan

dasar negara Pancasila; karenanya memiliki integritas filosofis-ideologis

dan legalitas supremasi otoritas secara konstitusional (terjabar dalam

Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 45).

Sistem kenegaraan RI secara formal adalah kelembagaan nasional

yang bertujuan menegakkan asas normatif filosofis-ideologis (in casu dasar

negara Pancasila) sebagai kaidah fundamental dan asas kerokhanian

negara di dalam kelembagaan negara bangsa (nation state) dengan

membudayakannya.

13 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 14: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Secara filosofis-ideologis ajaran Filsafat Pancasila menjadi sumber dan

landasan Metatheory dan Megatheory (Grandtheory) dari Sistem Kenegaraan

Pancasila-UUD Proklamasi 45 yang memancarkan integritas dan keunggulan

sebagai diuraikan dalam Bagian IV !.

Nilai-nilai ontologis-axiologis Pancasila terjabar dan diaktualisasi melalui

Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45 dan sebagai Sistem Ideologi

Nasional Indonesia Raya masa depan!

Asas-asas fundamental filosofis-ideologis dan konstitusional diatas, adalah

jabaran dan aktualisasi asas filsafat Pancasila (ontologis-axiologis), terutama :

1. Asas filsafat Pancasila sebagai sistem ideologi secara ontologis-axiologis tegak

dalam aktualisasi Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45

2. Menjamin ranah (in casu : HAM) privat dan publik berdasarkan asas

keseimbangan HAM dan KAM sebagai diamanatkan bagian III A diatas.

Tegasnya, individualitas dan komunitas berkembang dalam asas keseimbangan

dalam wujud asas kekeluargaan sebagai asas integralisme fungsional!

3. Menjiwai dan melandasi asas moral dan budaya politik nasional : politisi,

kepemimpinan nasional, bahkan warganegara dalam pergaulan nasional dan

internasional senantiasa menegakkan integritas moral dan martabat nasional!

4. Asas HAM, hak kemerdekaan (kebebasan) tetap dijamin selama warganegara,

golongan / parpol tetap setia (loyal, bangga) kepada dasar negara (ideologi

negara) Pancasila dan UUD Proklamasi 45.

5. Secara filosofis-ideologis dan UUD Pasal 29 bangsa dan NKRI menganggap

ideologi marxisme-komunisme-atheisme bertentangan dengan ideologi

Pancasila yang beridentitas theisme-religious; karenanya dikategorikan

sebagai : separatisme ideologi, makar !

Sebaliknya, siapapun atas nama kebebasan (=liberalisme) dan demokrasi

(=kedaulatan rakyat) mengembangkan / memperjuangkan nilai ideologi selain

ideologi negara Pancasila (non-Pancasila), dikategorikan sebagai melakukan

tindakan : separatisme ideologi, makar dan atau mengkhianati sistem kenegaraan

Pancasila! ---Waspadalah kepada berbagai sistem ideologi yang mengancam

integritas ideologi Pancasila, seperti : ideologi liberalisme-kapitalisme,

sekularisme; dan marxisme-komunisme-atheisme!---

14 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 15: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Amanat menegakkan NKRI dalam integritas sebagai sistem kenegaraan

Pancasila, bermakna bahwa bangsa Indonesia (rakyat, warganegara RI) berkewajiban

membela NKRI dalam integritasnya sebagai sistem kenegaraan Pancasila ---antar

sistem kenegaraan: kapitalisme – liberalisme, dan marxisme – komunisme –

atheisme --- yang dapat mengancam integritas bangsa dan NKRI. Jadi, bangsa

Indonesia senantiasa waspada dan siap bela negara atas tantangan dan ancaman

bangsa dan negara yang mengancam integritas ideologi Pancasila: baik

neoimperialisme Amerika maupun ideologi marxisme – komunisme – atheisme

dari manapun datangnya; termasuk kebangkitan PKI, neo-PKI atau KGB.

IV. KEUNGGULAN NKRI SEBAGAI SISTEM KENEGARAAN (IDEOLOGI)

PANCASILA

Berdasarkan asas-asas ontologis-axiologis Pancasila (asas jatidiri dan asas

kerokhanian bangsa), sebagai dimaksud Bagian III A-B, maka aktualisasinya dalam

sistem kenegaraan berdasarkan UUD Proklamasi 45 adalah sebagai berikut.

A. Ajaran Sistem Filsafat Pancasila dan Sistem Kenegaraan Pancasila

Sesungguhnya secara filosofis-ideologis-konstitusional bangsa Indonesia

menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan dalam tatanan negara Proklamasi,

sebagai NKRI berdasarkan Pancasila-UUD 45. Asas dan identitas fundamental,

bersifat imperatif; karenanya fungsional sebagai asas kerokhanian-normatif-

filosofis-ideologis dalam UUD 45.

Bahwa sesungguhnya UUD Negara adalah jabaran dari filsafat negara

Pancasila sebagai ideologi nasional (Weltanschauung); asas kerokhanian negara

dan jatidiri bangsa. Karenanya menjadi asas normatif-filosofis-ideologis-

konstitusional bangsa; menjiwai dan melandasi cita budaya dan moral politik

nasional, terjabar secara konstitusional:

1. Negara berkedaulatan rakyat (= negara demokrasi: sila IV= sistem demokrasi

Pancasila).

2. Negara kesatuan, negara bangsa (nation state, wawasan nasional dan wawasan

nusantara: sila III), ditegakkan sebagai NKRI.

15 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 16: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

3. Negara berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat): asas supremasi hukum demi

keadilan dan keadilan sosial: oleh semua untuk semua (sila I-II-IV-V); sebagai

sistem negara hukum Pancasila.

4. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar

Kemanusiaan yang adil dan beradab (sila I-II) sebagai asas moral kebangsaan

kenegaraan RI; ditegakkan sebagai budaya dan moral manusia warga negara dan

politik kenegaraan RI.

5. Negara berdasarkan asas kekeluargaan (paham persatuan: negara melindungai

seluruh tumpah darah Indonesia, dan seluruh rakyat Indonesia. Negara mengatasi

paham golongan dan paham perseorangan: sila III-IV-V); ditegakkan dalam

sistem ekonomi Pancasila (M Noor Syam, 2007: 108 - 127).

Sistem kenegaraan RI secara formal adalah kelembagaan nasional yang

bertujuan mewujudkan asas normatif filosofis-ideologis (in casu dasar negara

Pancasila) sebagai kaidah fundamental dan asas kerokhanian negara di dalam

kelembagaan negara bangsa (nation state).

NKRI adalah negara bangsa (nation state) sebagai pengamalan sila III yakni

nilai Wawasan Nasional yang ditegakkan dalam NKRI dan Wawasan Nusantara.

Jadi, aktualisasi asas ontologis-axiologis filsafat Pancasila ditegakkan dalam sistem

kenegaraan Pancasila sebagai terjabar dalam UUD Proklamasi 45; diuraikan

secara ringkas sebagai berikut :

Perwujudan dan Sistem NKRI (Berdasarkan) Pancasila - UUD 45*

(MNS, 1985: 2005)

skema 3

16 MNS, Lab. Pancasila UM

T A P M P R

P A N C A S I L A

U U D 45

Page 17: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

*) = NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila

B. Sistem Ideologi Pancasila ditegakkan dalam N-Sistem Nasional

Maknanya, secara das Sein und das Sollen dasar negara Pancasila (ideologi

nasional) sebagai terlukis dalam skema 2 dan 3, dikembangkan, ditegakkan dan

dibudayakan dalam N-Sistem Nasional sebagai aktualisasi integritas sistem

kenegaraan Pancasila (UUD Proklamasi 45).

Secara skematis, terlukis dalam skema berikut.

skema 4 MNS, 1988)

*) = N = sejumlah sistem nasional, terutama:

1. Sistem filsafat Pancasila

2. Sistem ideologi Pancasila

3. Sistem Pendidikan Nasional (berdasarkan) Pancasila

4. Sistem hukum (berdasarkan) Pancasila

5. Sistem ekonomi Pancasila

6. Sistem politik Pancasila (= demokrasi Pancasila)

7. Sistem budaya Pancasila

8. Sistem Hankamnas, Hankamrata

17 MNS, Lab. Pancasila UM

N-SISTEM NASIONAL

SOSIO-BUDAYA & FILSAFAT HIDUP

SISTEM EKONOMISISTEM POLITIK

SISTEM HUKUM NASIONAL

FILSAFAT HUKUMFILSAFAT NEGARA

N E G A R A H U K U M

NUSANTARA (ALH-SDA) & BANGSA (SDM) INDONESIA

Page 18: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Skema ini melukiskan bagaimana sistem filsafat Pancasila dijabarkan secara

normatif-konstitusional dan fungsional sebagai terlukis dalam struktur (nilai)

kenegaraan yang dimaksud komponen-komponen dalam skema 3-4 dimaksud !.

C. Integritas Filsafat Pancasila dalam Keunggulan Sistem Kenegaraan Pancasila

Sebagai pelaksanaan asas kerokhanian bangsa dan negara sesungguhnya NKRI

berdasarkan Pancasila UUD Proklamasi 45 memancarkan keunggulan sistem

kenegaraan Indonesia.

Secara konstitusional NKRI ditegakkan (dan dibudayakan) sebagai sistem

kenegaraan dalam integritas dan identitas fundamental dan asas kenegaraan, berikut:

Bahwa sesungguhnya UUD Negara adalah jabaran dari filsafat negara Pancasila

sebagai ideologi nasional (Weltanschauung); asas kerokhanian negara dan jatidiri

bangsa. Karenanya menjadi asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional bangsa;

menjiwai dan melandasi cita budaya dan moral politik nasional, sebagai terjabar

dalam asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional dengan membudayakan N-

Sistem Nasional dimaksud.

Asas-asas fundamental ini ditegakkan secara normatif-fungsional dalam N-

sistem nasional (sejumlah sistem nasional): prioritas 1 – 8 sistem nasional !

Sebaliknya, dalam era reformasi nilai dasar negara Pancasila dan UUD

Proklamasi 45 mengalami distorsi; sehingga dalam praktek kita menyaksikan

berkembangnya budaya neo-liberal (demokrasi-liberal; dan ekonomi-liberal ;

bahkan mengalami degradasi wawasan nasional!

Sesungguhnya pendidikan nasional ---in casu pendidikan nilai dasar

Pancasila adalah asas dan inti nation and character building--- sinergis dengan

System bildung (pembangunan dan pengembangan sistem, yakni sistem nasional);

terutama: sistem nasional dalam politik dengan asas kedaulatan rakyat atau

demokrasi (= demokrasi berdasarkan Pancasila); sistem nasional dalam ekonomi ( =

sistem ekonomi Pancasila); dan sistem nasional dalam hukum (= sistem hukum

Pancasila)….. dan sebagainya.

18 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 19: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

V. INTEGRITAS SISTEM KENEGARAAN PANCASILA DALAM

TANTANGAN GLOBALISASI-LIBERALISASI DAN POSTMODERNISME

Dinamika Globalisasi-Liberalisasi dan Postmodernisme sesungguhnya adalah

gelombang negara adidaya untuk merebut supremasi ideologi liberalisme-

kapitalisme; sebagai otoritas neo-imperialisme dunia. Dinamika ini juga sinergis

dengan gelombang Postmodernisme yang laksana badai menggoda dan melanda

bangsa dan negara modern, terutama bangsa negara berkembang. Fenomena

dimaksud nampak dalam karsa elite untuk mempelopori reformasi--- karena merasa

warisan nilai lama perlu di reformasi --- , meskipun ternyata menjadi bencana yang

dapat meruntuhkan integritas nasional dan integritas negara !.

Kita menyaksikan bagaimana reformasi glasnost dan perestroika yang

dicanangkan Michael Gorbachev di Unie Soviet kemudian r u n t u h menjadi

negara tidak berdaya dan “ m u r t a d “ dari ideologi marxisme-komunisme-

atheisme !.

Catatan: Runtuhnya negara adidaya Unie Soviet menjadi negara tidak berdaya,

namun rakyatnya bersyukur dapat kembali memuja Tuhan (Agama, Theisme)

sehingga negara Rusia sekarang amat sangat meningkat kemakmuran dan

kejayaannya.

A. Tantangan Nasional : Globalisasi-Liberalisasi dan Postmodernisme

Menyelamatkan bangsa dan NKRI dari tantangan demikian (baca: keruntuhan

sebagaimana yang dialami Unie Soviet), maka bangsa Indonesia wajib

meningkatkan kewaspadaan nasional dan ketahanan mental-ideologi Pancasila.

Visi-misi demikian terutama meningkatkan wawasan nasional dan kepercayaan

nasional (kepercayaan diri) agar SDM warganegara kita mampu mewaspadai

tantangan: globalisasi-liberalisasi dan postmodernisme dan neo-PKI/KGB!

Kemampuan menghadapi tantangan yang amat mendasar dan akan melanda

kehidupan nasional ---sosial-ekonomi dan politik, bahkan mental dan moral bangsa---

maka benteng terakhir yang diharapkan mampu bertahan ialah keyakinan nasional

atas kebenaran dan kebaikan (baca: keunggulan) dasar negara Pancasila baik

sebagai jatidiri bangsa dan filsafat hidup bangsa (Volksgeist, Weltanschauung),

sekaligus sebagai dasar negara (ideologi negara, ideologi nasional). Hanya dengan

19 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 20: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

keyakinan nasional ini manusia Indonesia tegak-tegar dengan keyakinannya yang

benar dan terpercaya: bahwa sistem filsafat Pancasila sebagai bagian dari filsafat

Timur memancarkan identitas dan integritas martabatnya sebagai sistem filsafat

theisme-religious. Sebagai jiwa UUD negara yang menjiwai dan melandasi

budaya dan moral politik Indonesia dalam integritas sistem kenegaraan

Pancasila-UUD Proklamasi 45.

Bandingkan dengan ajaran filsafat kapitalisme-liberalisme yang

beridentitas individualisme-materialisme-sekularisme-pragmatisme (neo-

imperialisme) akan hampa spiritual religius sebagaimana juga identitas ideologi

marxisme-komunisme-atheisme! Kapitalisme-liberalisme memuja kebebasan dan

HAM demi kapitalisme (baca: materi, kekayaan sumber daya alam yang dikuasai

neoimperialisme): dalam praktek politik dan ekonomi liberal, yang menjajah Irak

awal abad XXI ---negara adidaya yang bergaya pembela HAM di panggung dunia!---

ternyata HAM yang HAMPA!. Mengapa bangsa-bangsa beradab, bahkan PBB

sebagai organisasi dunia yang beradab tetap bungkam ?!

Tantangan globalisasi-liberalisasi dan postmodernisme dapat berwujud

adanya degradasi wawasan nasional dan wawasan ideologi nasional. Demikian

pula adanya degradasi mental ideologi, seperti budaya demokrasi liberal dan

HAM individualisme-egoisme--- bukan kesatuan dan kerukunan sebagai asas

moral filsaafat dan ideologi bangsanya---. Perhatikan beberapa fenomena sosial

politik dan ekonomi (neo-liberal) dalam era reformasi sebagai praktek budaya:

kapitalisme-liberalisme dan neo-liberalisme dalam hampir semua bidang

kehidupan Indonesia, bermuara sebagai neoimperialisme! Sinergis dengan kondisi

global maka dalam NKRI juga tantangan kebangkitan neo-PKI / KGB;

1. Watak setiap ajaran filsafat dan ideologi dengan asas dogmatisme senantiasa

merebut supremasi dan dominasi atas berbagai ajaran filsafat dan ideologi

yang dipandangnya sebagai saingan. Ideologi kapitalisme-liberalisme yang

dianut negara-negara Barat sebenarnya telah merajai kehidupan berbagai

bangsa dan negara: politik kolonialisme-imperialisme. Karena itulah, ketika

perang dunia II berakhir 1945, meskipun mereka meraih kemenangan atas

German dan Jepang, namun mereka kehilangan banyak negara jajahan

memproklamasikan kemerdekaan, termasuk Indonesia. Sejak itulah penganut

ideologi kapitalisme-liberalisme menetapkan strategi politik neo-imperialisme

20 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 21: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

untuk melestarikan penguasaan ekonomi dan sumber daya alam di negara-

negara yang telah mereka tinggalkan (disusun strategi rekayasa global, 1947).

2. Melalui berbagai organisasi dunia, mulai PBB, World Bank dan IMF sampai

APEC dipelopori Amerika Serikat mereka tetap sebagai kesatuan Sekutu dan

Unie Eropa dalam perjuangan merebut supremasi politik dan ekonomi

dunia (neo-imperialisme). Lebih-lebih dengan berakhirnya perang dingin

(1950-1990) mereka makin menunjukkan supremasi politik

neoimperialisme!

3. Hampir semua negara berkembang yang kondisi ipteks, industri dan ekonomi

amat tergantung kepada negara maju (G-8) maka melalui bantuan modal

pembangunan baik bilateral maupun multilateral, seperti melalui IMF dan

World Bank, termasuk IGGI kemudian CGI semuanya mengandung strategi

politik ekonomi negara Sekutu (USA dan UE).

4. Melalui kesepakatan APEC, mereka mempropagandakan doktrin ekonomi

liberal, atas nama ekonomi pasar ---tidak boleh ada proteksi demi

peningkatan kemampuan dan kemandirian---. Sementara potensi ekonomi

berbagai negara berkembang tanpa proteksi, tanpa daya saing yang

memadai...... semuanya dilumpuhkan dan ditaklukkan. Tercapailah politik

supremasi ekonomi kapitalisme-liberalisme, sebagai neo-imperialisme.

5. Sesungguhnya sejak dimulai perang dingin (sekitar 1950 – 1985) Sekutu telah

menampilkan watak untuk merebut dominasi dan supremasi politik

internasional. Kondisi perang dingin yang amat panjang meskipun menguras

dana dan biaya perang (angkatan perang dan persenjataan), namun juga

dijadikan media propaganda bahwa otoritas supremasi politik dan ideologi

dunia tetap dimiliki Blok Barat. Supremasi politik dan ideologi ini juga

didukung oleh supremasi ipteks .......sehingga banyak intelektual negara

berkembang (baca: negara GNB) yang belajar ipteks ke negara-negara blok

Barat. Sebagian intelektual kita itu telah tergoda dan terlanda wawasan

politiknya, sehingga sebagai elite reformasi mempraktekkan demokrasi

liberal, ekonomi liberal, bahkan juga budaya negara federal!

Ternyata kemudian, mereka telah dididik juga sebagai kader pengembang

ideologi dan politik ekonomi kapitalisme-liberalisme ---termasuk dalam NKRI---.

Kepemimpina mereka belum membuktikan keunggulannya dalam mengatasi multi –

21 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 22: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

krisis nasional yang makin menghimpit rakyat warga bangsa tercinta. Kondisi buruk

ini dapat menjadi lahan subur bangkinya neo-PKI/KGB yang berpropaganda

menjadi ”penyelamat ” kaum miskin dan buruh tani dalam NKRI!

Inilah fenomena dan bukti sebagian elite dalam NKRI tergoda dan terlanda

ideologi neo-liberalisme dan neo-komunisme!

Perhatikan dan hayati skema 5 berikut !

22 MNS, Lab. Pancasila UM

Page 23: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

INTEGRITAS NASIONAL DAN NKRI SEBAGAI SISTEM KENEGARAAN PANCASILA

*) = UUD 45 Amandemen, dengan kelembagaan negara (tinggi) : = Presiden, MPR, DPR, DPD; MK, MA dan BPK (+ KY) (MNS, 2007) skema: 5

23 MNS, Lab. Pancasila UM

T A P M P RNEO-IMPERIALISMENEO-LIBERALISMESEKULARISME-PRAGMATISMEDEMOKRASI LIBERAL, INDIVIDUALISME – AN. HAM KAPITALISME

NEO-KOMUNISME, NEO-PKI, KGB KEDAULATAN NEGARA (= ETATISME), KOLEKTIVISME – INTERNASIONALISME MARXISME – KOMUNISME – ATHEISME, DIALEKTIKA–HISTORIS–MATERIALISME

P A N C A S I L A

U U D 45

ERA – REFORMASIPOSTMODERNISME

GLOBALISASI – LIBERALISASI

7. UU No. 27 TAHUN 1999 TENTANG KEAMANAN NEGARA (YANG DIREVISI): TERUTAMA PASAL 107a – 107f. SEBAGAI

6. TAP MPRS No. XXV/MPRS/1966 jo. Tap MPR RI No. I/MPR/2003, Pasal 2 dan 4 5. UUD Proklamasi 45 SEUTUHNYA ……. (PEMBUKAAN, PASAL 29 DAN PENJELASAN )4. NKRI SEBAGAI SISTEM KENEGARAAN PANCASILA3. DASAR NEGARA (IDEOLOGI NEGARA, IDEOLOGI NASIONAL) PANCASILA2. FILSAFAT HIDUP (WELTANSCHAUUNG), JATIDIRI INDONESIA : PANCASILA 1. SOSIO – BUDAYA NUSANTARA INDONESIA

Page 24: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

B. Tantangan Nasional dalam Era Reformasi

Pemerintahan dan kelembagaan negara era reformasi, bersama berbagai komponen

bangsa berkewajiban meningkatkan kewaspadaan nasional yang dapat mengancam integritas

nasional dan NKRI.

Tantangan nasional yang mendasar dan mendesak untuk dihadapi dan dipikirkan

alternatif pemecahannya, terutama:

1. Amandemen UUD 45 yang sarat kontroversial; baik filosofis-ideologis bukan sebagai

jabaran dasar negara Pancasila, juga secara konstitusional amandemen cukup

memprihatinkan karena berbagai konflik kelembagaan. Berdasarkan analisis demikian

berbagai kebijaksanaan negara dan strategi nasional, dan sudah tentu program nasional

mengalami distorsi nilai ---dari ajaran filsafat Pancasila, menjadi praktek budaya

kapitalisme-liberalisme dan neo-liberalisme---. Terutama demokrasi liberal dan

ekonomi liberal……..bermuara sebagai supremasi neo-imperialisme!

2. Elite reformasi dan kepemimpinan nasional hanya mempraktekkan budaya demokrasi

liberal atas nama HAM; yang aktual dalam tatanan dan fungsi pemerintahan negara

(suprastruktur dan infrastruktur sosial politik) hanyalah: praktek budaya oligarchy,

plutocracy.......bahkan sebagian rakyat mempraktekkan budaya anarchy (anarkhisme)!

3. Rakyat Indonesia mengalami degradasi wawasan nasional ---bahkan juga degradasi

kepercayaan atas keunggulan dasar negara Pancasila, sebagai sistem ideologi

nasional---. Karenanya, elite reformasi mulai pusat sampai daerah mempraktekkan

budaya kapitalisme-liberalisme dan neo-liberalisme. Jadi, rakyat dan bangsa Indonesia

mengalami erosi jatidiri nasional!

4. NKRI sebagai negara hukum, dalam praktek justru menjadi negara yang tidak

menegakkan kebenaran dan keadilan berdasarkan Pancasila – UUD 45. Praktek dan

“budaya” korupsi makin menggunung, mulai tingkat pusat sampai di berbagai daerah:

Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kekayaan negara dan kekayaan PAD bukan dimanfaatkan

demi kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat, melainkan dinikmati oleh elite reformasi.

Demikian pula NKRI sebagai negara hukum, keadilan dan supremasi hukum; termasuk

HAM belum dapat ditegakkan.

5. Tokoh-tokoh nasional, baik dari infrastruktur (orsospol), maupun dalam suprastruktur

(lembaga legislatif dan eksekutif) hanya berkompetisi untuk merebut jabatan dan

kepemimpinan yang menjanjikan (melalui pemilu dan pilkada). Berbagai rekayasa sosial

politik diciptakan, mulai pemekaran daerah sampai usul amandemen UUD 45 (tahap V)

MNS, Lab. Pancasila UM16

Page 25: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

sekedar untuk mendapatkan legalitas dan otoritas kepemimpinan demi kekuasaan.

Sementara kondisi nasional rakyat Indonesia, dengan angka kemiskinan dan

pengangguran yang tetap menggunung belum ada konsepsi alternatif strategis

pemecahannya. Kondisi demikian dapat melahirkan konflik horisontal dan vertikal,

bahkan anarchisme sebagai fenomena sosio-ekonomi-psikologis rakyat dalam wujud

stress massal dan anarchisme!

6. Pemujaan demokrasi liberal atas nama kebebasan dan HAM telah mendorong

bangkitnya primordialisme kesukuan dan kedaerahan. Mulai praktek otoda dengan

budaya negara federal sampai semangat separatisme. Fenomena ini membuktikan

degradasi nasional telah makin parah dan mengancam integritas mental ideologi

Pancasila, integritas nasional dan integritas NKRI, dan integritas moral (komponen

pimpinan, manusia, bangsa!)

7. Momentum pemujaan kebebasan (neo-liberalisme) atas nama demokrasi dan HAM,

dimanfaatkan partai terlarang PKI untuk bangkit. Mulai gerakan “pelurusan sejarah” ---

terutama G.30S/PKI--- sampai bangkitnya neo-PKI sebagai KGB melalui PRD dan

Papernas. Mereka semua melangkahi (baca: melecehkan Pancasila – UUD 45) dan

rambu-rambu (= asas-asas konstitusional) yang telah berlaku sejak 1966, terutama:

a. Bahwa filsafat dan ideologi Pancasila memancarkan integritas sebagai sistem filsafat dan

ideologi theisme-religious. Artinya, warga negara RI senantiasa menegakkan moral

dan budaya politik yang adil dan beradab yang dijiwai moral Pancasila

berhadapan dengan separatisme ideologi: marxisme-komunisme-atheisme yang

diperjuangkan neoPKI / KGB dan antek-anteknya.

b. UUD Proklamasi seutuhnya memancarkan nilai filsafat Pancasila: mulai

Pembukaan, Batang Tubuh (hayati: Pasal 29) dan Penjelasan UUD 45.

c. Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 dan dikukuhkan Tap MPR RI No. I/MPR/2003

Pasal 2 dan Pasal 4.

d. Tap MPR RI No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa; dan

e. Undang Undang No. 27 tahun 1999 tentang Keamanan Negara ( yang direvisi,

terutama Pasal 107a—107f).

Perhatikan dan hayati isi nilai dalam skema 5

Praktek dan Budaya Neo-Liberalisme Menggoda dan Melanda NKRI

MNS, Lab. Pancasila UM17

Page 26: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Dunia postmodernisme makin menggoda dan melanda dunia melalui politik supremasi

ideologi. Kita semua senang dan bangga, menikmati kebebasan dan keterbukaan atas nama

demokrasi dan HAM, tanpa menyadari bahwa nilai-nilai neoliberalisme menggoda dan melanda

sehingga terjadi degradasi wawasan nasional, sampai degradasi mental dan moral sebagian

rakyat bahkan elite dalam era reformasi.

Sebagian elite reformasi bangga dengan praktek reformasi yang memuja kebebasan

(=liberalisme) atas nama demokrasi (demokrasi liberal) dan HAM (HAM yang dijiwai

individualisme, materialisme, sekularisme) sehingga rakyat Indonesia masih terhimpit dalam

krisis multi dimensional.

Harapan berbagai pihak dengan alam demokrasi dan keterbukaan, nasib rakyat akan dapat

diperbaiki menjadi lebih sejahtera dan adil sebagaimana amanat Pembukaan UUD 45 : “ ........

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa .... “ dapat terlaksana, dalam

makna SDM Indonesia cerdas dan bermoral! Tegasnya, bukan euforia reformasi dengan

budaya demokrasi neo-liberal dalam praktek oligarchy, plutocracy dan

anarchy…….berwujud konflik horisontal…..degradasi wawasan nasional dan moral

(korupsi menggunung) dapat bermuara disintegrasi bangsa dan NKRI.

Sesungguhnya, dalam era reformasi yang memuja kebebasan atas nama demokrasi dan

HAM, ternyata ekonomi rakyat makin terancam oleh kekuasaan neoimperialisme melalui

ekonomi liberal. Analisis ini dapat dihayati melalui bagaimana politik pendidikan nasional (UU

RI No: 9 tahun 2009 tentang BHP sebagai kelanjutan PP No. 61 / 1999) yang membuat

rakyat miskin makin tidak mampu menjangkau.

Bidang sosial ekonomi, silahkan dicermati dan dihayati Perpres No. 76 dan 77 tahun

2007 tentang PMDN dan PMA yang tertutup dan terbuka, yang mengancam hak-hak

sosial ekonomi bangsa !

Demokrasi liberal dengan biaya amat mahal beserta social cost yang cukup

memprihatinkan ---konflik horisontal, sampai anarkhisme yang bermuara disintegrasi bangsa ---

adalah tragedi penyimpangan elite reformasi dalam menegakkan sistem kenegaraan Pancasila!

----lebih-lebih pasca Amandemen UUD Proklamasi 45, menjadi : UUD 2002 !

C. Kebijaksanaan dan Strategi Nasional : Pendidikan dan Pembudayaan Filsafat Pancasila

dan Ideologi Nasional

Sesungguhnya sub thema ini adalah aktualisasi pembudayaan ontologis-epistemologis-

axiologis filsafat Pancasila seutuhnya demi integritas SDM Indonesia Raya dan Sistem

Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45.

MNS, Lab. Pancasila UM18

Page 27: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Demi tegaknya integritas nilai filsafat Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

nasional ---dan tegaknya integritas Sistem Kenegaraan Pancasila--- negara berkewajiban

melaksanakan amanat Pendidikan dan Pembudayaan Filsafat Pancasila dan Ideologi

Nasional.

Demi SDM warganegara NKRI sebagai generasi penerus, penegak dan bhayangkari negara

Pancasila wajarlah semua rakyat warga bangsa Indonesia Raya menghayati dan mengamalkan

filsafat Pancasila (sebagai filsafat hidup, dasar negara, ideologi negara!). Visi-Misi demikian

makin mendesak sebagai kesiapan Ketahanan Nasional menghadapi TANTANGAN

GLOBALISASI-LIBERALISASI DAN POSTMODERNISME sebagai terlukis dalam

skema 5.

Pembudayaan dilaksanakan mulai dan melalui keluarga, media komunikasi (cetak dan

elektronika) dengan program : Mimbar Nasional Filsafat Pancasila.

Program dimaksud sinergis dengan peningkatan program Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKN) mulai pendidikan dasar sampai pendidikan menengah! Khusus untuk

Pendidikan Tinggi juga dikembangkan matakuliah : Filsafat Pancasila sebagai Ideologi

Nasional.

Amanat pendidikan dan pembudayaan Filsafat Pancasila sebagai Ideologi Nasional sejiwa

dengan visi-misi yang diamanatkan Pembukaan UUD Proklamasi 45 : “......memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa ........” yang dijabarkan sebagai : nation

and character building. Karenanya, menjadi kewajiban moral dan konstitusional (imperative)

untuk kita laksanakan.

Guna melaksanakan visi-misi ini secara memadai, tenaga pembina dan dosen perlu

dipersiapkan; termasuk : kurikulum dan kepustakaannya.

MNS, Lab. Pancasila UM19

Negara berkewajiban membentuk Kelembagaan yang melaksanakan visi-misi Pendidikan dan Pembudayaan Filsafat Pancasila; dengan alternatif : lintas kelembagaan Departemental dan Non Departemental, terutama : Depdiknas, Depag, Depdagri; Lemhannas, Wantannas, LIPI; Meneg. Pemuda dan Olah Raga, Menkominfo.Kelembagaan dimaksud dapat bekerjasama dan atau dibantu oleh berbagai PTN-PTS yang diperlukan.

Page 28: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

P E N U T U P

Berdasarkan uraian ringkas makalah Sistem Filsafat Pancasila secara mendasar dapat

dirumuskan pokok-pokok pikiran berikut :

1. Sistem filsafat Pancasila adalah bagian dari sistem filsafat Timur yang memancarkan integritas

martabatnya sebagai sistem filsafat theisme-religious. Ajaran filsafat Pancasila yang

dikembangkan sebagai sistem ideologi nasional dikembangkan dan ditegakkan dalam integritas

sistem kenegaraan Pancasila (sebagai terjabar dalam UUD Proklamasi 45).

2. Filsafat Pancasila sebagai asas kerokhanian bangsa dan NKRI memberikan integritas

keunggulan sistem kenegaraan Indonesia Raya.

Bahwa sesungguhnya UUD Negara adalah jabaran dari filsafat negara Pancasila sebagai

ideologi nasional (Weltanschauung); asas kerokhanian negara dan jatidiri bangsa.

Karenanya menjadi asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional bangsa; menjiwai dan

melandasi cita budaya dan moral politik nasional, sebagai terjabar dalam asas normatif-

filosofis-ideologis-konstitusional:

a. Negara kesatuan, negara bangsa (nation state, wawasan nasional dan wawasan nusantara:

sila III), ditegakkan sebagai NKRI.

b. Negara berkedaulatan rakyat (= negara demokrasi: asas normatif sila IV).

c. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang

adil dan beradab (sila I-II) sebagai asas moral kebangsaan dan kenegaraan RI; ditegakkan

sebagai budaya dan moral (manusia warga negara) politik Indonesia.

d. Negara berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat): asas supremasi hukum demi keadilan dan

keadilan sosial: oleh semua untuk semua (sila I-II-IV-V); sebagai negara hukum Pancasila.

e. Negara berdasarkan asas kekeluargaan (paham persatuan: negara melindungi seluruh

tumpah darah Indonesia, dan seluruh rakyat Indonesia, negara mengatasi paham golongan

dan paham perseorangan: sila III-IV-V) dijiwai dan dilandasi sila I-II; dan ditegakkan dalam

sistem ekonomi Pancasila, sebagai demokrasi ekonomi dan pemberdayaan rakyat sebagai

SDM subyek penegak integritas NKRI.

3. Dinamika globalisasi-liberalisasi dan postmodernisme bermuara supremasi (ideologi neo-

liberalisme) sebagai neo-imperialisme, menjadi tantangan nasional yang mengancam integritas

sistem kenegaraan Pancasila; sekaligus integritas mental-moral-SDM Indonesia masa depan!.

Tantangan ini makin mendesak karena sinergis dengan fenomena kebangkitan neo-PKI / KGB

MNS, Lab. Pancasila UM20

Page 29: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

dalam NKRI yang “cucitangan” atas tanggung jawab G 30 S / PKI ---dengan dalih : pelurusan

sejarah---

4. Secara ontologis-axiologis era reformasi jauh menyimpang dari kaidah fundamental filsafat

Pancasila dan ideologi Pancasila sebagai diamanatkan UUD Proklamasi 45 --- yang telah diubah

menjadi UUD 2002 ---. Karenanya, pemerintah dan elite reformasi mempraktekkan budaya dan

moral demokrasi liberal, ekonomi liberal ......bahkan memuja kebebasan (=liberalisme),

demokrasi liberal (bukan demokrasi berdasarkan moral Pancasila); atas nama HAM (HAM yang

individualistik, yang dipropagandakan oleh USA sementara fenomena sosial politik global

mereka menindas HAM, dengan menjajah beberapa negara Timur Tengah : seperti Irak .... dan

Afghanistan ! ). Fenomena demikian menunjukkan HAM mereka hanyalah propaganda H A M

P A !

5. Dinamika neo-liberalisme dan neo-imperialisme dalam era postmodernisme ---termasuk era

reformasi--- menggoda dan melanda bangsa-bangsa, termasuk Indonesia ! Bilamana kita tidak

tegak-tegar dengan integritas nilai filsafat Pancasila, rakyat kita mengalami degradasi

nasional ...... bahkan degradasi mental dan moral (theisme-religious menjadi sekularisme;

bahkan materialisme-kapitalisme-individualisme dan atheisme!) Fenomena demikian bermuara

sebagai bencana nasional, tragedi moral dan peradaban bangsa-bangsa masa depan!

6. Multikrisis dimensional nasional dalam NKRI belum teratasi, kita dihimpit dengan global crisis

financial dari negara adidaya (USA dan UE) yang dapat memacu politik supremasi neo-

imperialisme dari ideologi neo-liberalisme !

7. Adalah kewajiban nasional, bahkan kewajiban moral kita semua --- terutama elite reformasi dan

Pemerintah --- untuk merenung dan mawasdiri sebagai audit nasional, khususnya sebagai audit

reformasi! Maknanya, apakah kita sudah sungguh-sungguh setia dan bangga dengan sistem

kenegaraan Pancasila sebagai diamanatkan PPKI dalam UUD Proklamasi 45; ataukah kita telah

tergoda dan terlanda oleh “kejayaan” negara liberalisme-kapitalisme --- sehingga kita ikut

membudayakan demokrasi liberal dan ekonomi liberal (mungkin juga mental dan moral liberal).

Demikian sebagai bahan pertimbangan dan renungan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mengayomi dan memberkati bangsa Indonesia dalam

integritas sistem kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45.

Malang, 20 Mei 2009Laboratorium PancasilaUniversitas Negeri Malang (UM)Ketua,

Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH(Guru Besar Emiritus UM)

MNS, Lab. Pancasila UM21

Page 30: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Kepustakaan:

Al-Ahwani, Ahmad Fuad 1995: Filsafat Islam, (cetakan 7), Jakarta, Pustaka Firdaus (terjemahan

pustaka firdaus).

Ary Ginanjar Agustian, 2003: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual

ESQ, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (edisi XIII), Jakarta, Penerbit Arga

Wijaya Persada.

_________________ 2003: ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al Ihsan, (Jilid II),

Jakarta, Penerbit ArgaWijaya Persada.

Avey, Albert E. 1961: Handbook in the History of Philosophy, New York, Barnas & Noble, Inc.

Center for Civic Education (CCE) 1994: Civitas National Standards For Civics and Government,

Calabasas, California, U.S Departement of Education.

Huston Smith, 1985: The Religions of Man, (Agama-Agama Manusia, terjemah oleh : Saafroedin

Bahar), Jakarta, PT. Midas Surya Grafindo.

Kartohadiprodjo, Soediman, 1983: Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, cetakan ke-4, Bandung,

Penerbit Alumni.

Kelsen, Hans 1973: General Theory of Law and State, New York, Russell & Russell

McCoubrey & Nigel D White 1996: Textbook on Jurisprudence (second edition), Glasgow, Bell &

Bain Ltd.

Mohammad Noor Syam 2007: Penjabaran Fislafat Pancasila dalam Filsafat Hukum (sebagai

Landasan Pembinaan Sistem Hukum Nasional), disertasi edisi III, Malang,

Laboratorium Pancasila.

------------------ 2000: Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia (Wawasan Sosio-Kultural,

Filosofis dan Konstitusional), edisi II, Malang Laboratorium Pancasila.

Murphy, Jeffrie G & Jules L. Coleman 1990: Philosophy of Law An Introduction to

Jurisprudence, San Francisco, Westview Press.

Nawiasky, Hans 1948: Allgemeine Rechtslehre als System der rechtlichen Grundbegriffe,

Zurich/Koln Verlagsanstalt Benziger & Co. AC.

Notonagoro, 1984: Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta, PT Bina Aksara, cetakan ke-6.

MNS, Lab. Pancasila UM22

Page 31: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Radhakrishnan, Sarpavalli, et. al 1953: History of Philosophy Eastern and Western, London,

George Allen and Unwind Ltd.

UNO 1988: HUMAN RIGHTS, Universal Declaration of Human Rights, New York, UNO

UUD 1945, UUD 1945 Amandemen, Tap MPRS – MPR RI dan UU yang berlaku. (1966; 2001,

2003) dan PP RI No. 6 tahun 2005.

Wilk, Kurt (editor) 1950: The Legal Philosophies of Lask, Radbruch, and Dabin, New York,

Harvard College, University Press.

MNS, Lab. Pancasila UM23

Page 32: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

LAMPIRAN :

Untuk lebih memahami HAM berdasarkan ajaran Filsafat Pancasila, dilengkapi dengan studi

perbandingan dengan ajaran HAM berdasarkan Teori Natural Law (teori hukum alam) yang

dianut ideologi Liberalisme-Kapitalisme dan dengan ajaran HAM berdasarkan Filsafat

Idealisme Murni (Hegel) yang dianut ideologi marxisme-komunisme-atheisme; perhatikan

skema terlampir;

HAM BERDASARKAN FILSAFAT PANCASILA

(Asas Keseimbangan HAM dan KAM)

MNS, Lab. Pancasila UM24

1. Hak Hidup = Life2. Hak Kemerdekaan = Liberty3. Hak Milik = Property

+1. Hak Pribadi (Personal rights) = hak

hidup, beragama, berkeluarga (cinta).2. Hak Ekonomi (Economical rights) = hak

memiliki, bekerja dan usaha, hidup-sejahtera, kontrak kerja.

3. Hak Hukum (Legal rights) = hak mendapat kewarganegaraan, hak mendapat keadilan, hak membela diri, praduga tak bersalah.

4. Hak Politik (Political rights) = hak berserikat-berkumpul, menyatakan pendapat lisan & tertulis, hak memilih & dipilih, hak suaka politik.

5. Hak Sosial-budaya (Social-cultural rights) = hak mendapat & memilih pendidikan, hak menikmati seni, hak cipta (HAKI), hak menikmati mode.

Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) Kewajiban Asasi Manusia (KAM)

HAM berdasarkan filsafat Pancasila (1 - 7), termasuk HAKI dilandasi asas KAM:

1. Kewajiban mengakui dan menerima bahwa Allah Yang Maha Esa adalah Maha dan Sumber alam semesta, termasuk manusia.

2. Kewajiban mengakui dan menerima Kedaulatan Allah Yang Maha Berdaulat (Kuasa) atas semesta, termasuk nasib manusia.

3. Kewajiban berkhidmat (berterima kasih/bersyukur) kepada Allah Yang Maha Rahman (dan mencintai Allah dan agama yang diamanatkan-Nya).

4. Kewajiban setia dan bangga kepada bangsa negaranya; kewajiban setia ideologi dan konstitusi.

5. Kewajiban bela negara, dan membayar pajak.

Page 33: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

Skema 6 (MNS, 2000: 85 – 98)

MNS, Lab. Pancasila UM25

HAM berdasarkan filsafat Pancasila (meliputi asas fundamental 1 - 7) dijiwai dan dilandasi asas keseimbangan HAM dan KAM sebagai asas moral sistem filsafat Pancasila yang beridentitas theisme-religious.

Asas HAM dan Substansi HAM di atas, adalah pokok-pokok ajaran HAM berdasarkan teori Hukum Alam (Natural theory) yang dianut negara Barat (liberalisme-kapitalisme)

Page 34: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

HAM BERDASARKAN FILSAFAT PANCASILA

(DALAM BANDINGAN DENGAN: TEORI NATURAL LAW & TEORI HEGEL)

(MNS, 1983 – 1993; 2003)

skema 7

Catatan:

Dalam filsafat Islam, sesungguhnya HAM (hidup, kemerdekaan dan hak milik) sebagai anugerah

“hanyalah” untuk manusia secara universal. Martabat mulia dan agung manusia, pada hakikatnya

berwujud integritas keimanan sebagai martabat kerokhanian manusia. Keimanan (dan ketakwaan)

inilah sesungguhnya yang manjadi mahkota dan integritas kemuliaan martabat manusia di

hadapan Maha Pencipta dan Maha Berdaulat Jadi, kategori keimanan adalah anugerah dan

amanat khusus bagi pribadi manusia yang setia dengan komitmen kerokhaniannya, sebagaimana

dimaksud (Q 7: 172; dan 49: 17; 51: 56).

Sesungguhnya, hakekat HAM dalam asas keseimbangan dengan HAM ialah kemuliaan martabat

manusia jasmani-rohani, dan dunia-akhirat. Hakekat demikian menjamin martabat HAM

yang hidup dengan kerohaniannya dalam alam keabadian (akhirat), yang dipercaya umat

beragama (sekaligus sebagai pengamalan Dasar Negara Pancasila, sila I dan II).

MNS, Lab. Pancasila UM

Allah Maha Pencipta Semesta, termasuk umat manusia, Allah Yang Maha Berdaulat dan Maha Pengayom

(Maha Rahman dan Rahim)

HAM = ANUGERAH untuk disyukuri, dinikmatiHak hidup, sekaligus sebagai AMANAT Kemerdekaan, (= Kewajiban Asasi Manusia/KAM) Hak Milik

Asas HAM seimbang dengan KAMNKRI sebagai Sistem Negara Berkedaulatan Rakyat, dan

Sistem Negara Hukum (Rechtsstaat)

HEGEL THEORYSumber HAM = Tuhan (God)Life, Liberty & PropertyFor humankind, collectivity, State (Theocratism, Etatism) for State as Represents of God Idea.-------------------------------------Dijiplak dan diterapkan Karl Marx dalam Sistem Kedaulatan Negara (Etatisme, Atheisme, Totalitarianisme)

NATURAL LAW

Sumber HAM = Alam SemestaLifeLibertyProperty

For Men as IndividualityDitegakkan dalam sistem demokrasi liberal – kapitalisme:Individualisme, Secularisme, Pragmatisme

26

Page 35: FILSAFAT PANCASILA - .:: WELCOME | SAEPUDIN … · Web view(terutama filsafat hukum, filsafat politik, filsafat manusia, filsafat ilmu, filsafat ekonomi dan filsafat etika). Sedemikian

MNS, Lab. Pancasila UM27