Download - fermentasi hidrogen

Transcript
Page 1: fermentasi hidrogen

Hidrogen merupakan sumber energi yang bersih dan efisien. Gas tersebut memiliki kandungan energi tertinggi (143Gjton-1) per unitnya dan merupakan bahan bakar yang tidak terikat secara kimia dengan karbon (Purwanto, 2005). Dengan demikian, pembakaran hidrogen tidak akan menimbulkan efek rumah kaca, penipisan lapisan ozon, atau hujan asam. Hal tersebut karena proses pembakarannya di udara hanya akan menghasilkan uap air dan energi panas (Nath dan Das, 2004).

Hidrogen merupakan sumber energi alternatif yang dapat diproduksi dari sumber energi terbarukan, seperti biomassa dan dikenal dengan istilah biohidrogen. Selain sumber penghasilnya melimpah, biohidrogen juga bersifat ramah lingkungan.

Produksi biohidrogen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perubahan secara fotobiologis dan melalui teknik fermentasi (Sirait, 2007). Teknik fotobiologis hanya dapat dilakukan pada siang hari ketika ada cahaya matahari. Hal ini dikarenakan mikroba fotosintetik menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya. Sementara itu, teknik fermentasi dapat berlangsung siang maupun malam hari (dalam keadaan gelap). Hal ini tergantung pada tipe mikroba yang digunakan dalam fermentasi. Sebagian besar bakteri aerob dan anaerob memproduksi biohidrogen dengan pendekatan fotosintesis dan fermentasi (fotofermentasi) (Rahman et al., 1997).

Beberapa keunggulan biohidrogen di antaranya adalah produksi dapat dilakukan pada suhu dan tekanan normal sehingga biaya produksi dapat lebih rendah dibandingkan secara fisik dan kimia (Nakashimada,  2004). Selain itu, hal tersebut sekaligus dapat memanfaatkan limbah dan sampah organik sebagai substrat fermentasi (Liu dan Shen, 2004).

Proses Produksi Biohidrogen dengan Cara Fotofermentasi

Gas hidrogen yang diproduksi oleh bakteri fotosintetik dihasilkan melalui proses fotofermentasi. Fotosistem pada bakteri fotosintetik hanya melibatkan satu fotosistem (PS1). Fotosistem terjadi di dalam membran intraseluler. Fotosistem pada bakteri ini tidak cukup kuat untuk memecah air. Pada kondisi anaerob, bakteri fotosintetik dapat dengan baik menggunakan asam organik sederhana seperti asam asetat sebagai donor elektron (Sirait, 2007).

Elektron dari senyawa organik akan dipompakan oleh sejumlah besar pembawa elektron. Selama transport elektron, proton dipompakan melewati membran sehingga terjadi gradien proton. Gradien proton yang terjadi digunakan oleh enzim ATP sintase untuk menghasilkan ATP. Energi ATP yang terbentuk dapat digunakan untuk transport lebih jauh elektron ke elektron akseptor feridoksin.

Jika molekul nitrogen tidak ada, maka enzim nitrogenase dapat mereduksi proton menjadi gas hidrogen dibantu energi dalam bentuk ATP dan elektron yang diperoleh dari feridoksin (Chen et al., 2005). Fotosistem bakteri tidak menghasilkan oksigen sehingga tidak menghambat kerja enzim nitrogenase, lagipula enzim nitrogenase sensitif terhadap oksigen (Akkerman, 2002). 

Mikroorganisme Penghasil Biohidrogen

Page 2: fermentasi hidrogen

Bakteri dan mikroalga sering digunakan untuk memproduksi biohidrogen. Mikroorganisme fotosintetik seperti bakteri fotosintetik dan sianobakteria dapat menguraikan air menjadi hidrogen oksigen dengan bantuan cahaya matahari (Sirait, 2007). Keuntungan organisme tersebut adalah tidak menggunakan senyawa organik sebagai substrat tetapi menggunakan sinar matahari. Sayangnya, produksi biohidrogen cenderung lambat, sistem reaksinya membutuhkan energi yang besar, dan pemisahan gas hidrogen dan oksigen membutuhkan penanganan yang khusus. 

Bakteri anaerob tidak menggunakan air sebagai senyawa penghasil biohidrogen namun menggunakan senyawa organik. Keuntungannya adalah reaksi pembentukan hidrogen yang cepat dan tidak memerlukan energi matahari. Kelemahannya, penguraian senyawa organik akan menghasilkan asam-asam organik. Asam organik itu menjadi permasalahan baru bila tujuan produksi ingin menanggulangi limbah.

Bakteri fotosintetik membutuhkan senyawa organik untuk memproduksi hidrogen dan energi cahaya untuk membantu reaksi energi yang terlibat dalam produksi hidrogen. Keuntungan bakteri tersebut dibandingkan sianobakteria adalah energi yang dibutuhkan lebih kecil. Senyawa organik yang dapat digunakan sebagai substrat adalah asam lemak, gula, tepung, dan selulosa (Sirait, 2007). Bakteri fotosintetik selalu melibatkan senywa organik, fotosistem I, feridoksin, dan enzim nitrogenase dalam produksi biohidrogen. 

Terdapat berbagai macam mikroorganisme yang dapat menghasilkan biohidrogen (Miyake, 1998) baik yang fotosintetik maupun non fotosintetik. Bakteri yang termasuk fotosintetik adalah Rhodopseudomonas, Rhodobacter, Anabaena, Chlamydomonas, Chromatrium, dan Thiocapsa. Sedangkan bakteri yang termasuk non fotosintetik adalah Klebsiella, Clostridium, Enterobacter, Azotobacter, Metanobacteria, dan Eschercia coli.

Referensi:

Akkerman I. 2002. Photobiologycal Hydrogen Production Photochemical Efficiency and Bioreactor Design. J Hydrogen Energy 27:1195-1208.

Nath K dan Das D. 2004. Improvement of Fermentative Hydrogen Production: Various Approuch. Appl Microbiol Biotechnool 65:520-529. 

Nakashimada Y. 2004. High Rate Production of Hydrogen from Various Substrat and Wastes. Adv Biochem. Engin. Biotechnol 90:63-67.

RahmanMA, Furutani Y, Nakashimada Y, Kakizono T, Nishio N. 1997. Enhace Hydrogen Production in Altered Mixed Acid Fermentatuion of Glucose by Enterobacter aerogenes. Journal Ferm Bioeng 83:358-363.

Sirait LR. 2007. Produksi Gas Hidrogen dari LImbah Cair Tahu dengan Bakteri Fotosintetik Rhodobium marinum. Tesis. UI. Depok. 

Page 3: fermentasi hidrogen

Pemanfaatan Biomassa untuk Produksi Biohidrogen

Pendahuluan

Pemanasan global memiliki korelasi dengan emisi CO2. Emisi dan kenaikan harga energi menyebabkan kekhawatiran manusia. Mengingat hal tersebut merupakan masalah penting, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan. Salah satu upaya untuk mencapai teknologi bersih adalah menggantikan energi fosil dengan sistem energi terbarukan dan mengembangkan energi non-karbon. Salah satu jenis energi non-karbon adalah sel bahan bakar hidrogen.

Hidrogen adalah bahan bakar terbarukan paling elektroaktif dan ramah lingkungan untuk semua jenis mesin dan fuel cell. Hidrogen dan oksigen di dalam fuel cell bereaksi secara elektrokimia menghasilkan energi listrik dan air. Hasil reaksi hanya air, oleh karena itu fuel cell adalah alat pengubah tenaga yang tidak menghasilkan polutan (zero emission machine).

Hidrogen dapat diproduksi dari air, biomasa dan bahan bakar fosil. Metode produksi hidrogen dari air meliputi proses elektrolisis disosiasi termal dengan bantuan katalis, auto elektrolisis, alkalin dan biofotolisis dengan bantuan mikroalga. Metode produksi hidrogen dari biomasa meliputi metode biologi dan secara kimia. Proses produksi hidrogen dari bahan bakar fosil meliputi proses oksidasi parsial minyak berat dibantu katalis, oksidasi parsial naphta, metana, metanol,  steam reforming metanol dan gasifikasi batu bara.

Hidrogen dari bahan bakar fosil sampai saat ini mensuplai sebagian besar kebutuhan hidrogen. Setengah dari seluruh produksi hidrogen pada saat ini menggunakan bahan baku fosil melalui proses termokatalis dan gasifikasi dan hanya 4% saja yang menggunakan bahan baku air secara elektrolisis. Dengan semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil mendorong penggunaan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.

Energi biomassa dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan, yaitu dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui (renewable resources), relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan dan pertanian.

Pembahasan

Biomasa merupakan bahan yang menyimpan energi sinar matahari dalam bentuk energi kimia di dalam tubuh tanaman dan binatang. Ada dua metode untuk memproduksi hidrogen dari biomasa yaitu metode termokimia dan biologi. Biomasa dengan metode termokimia dapat diubah menjadi hidrogen melalui proses pirolisis, gasifikasi dan water gas shift. Water gas shift adalah proses untuk mengkonversi gas hasil reaksi dari reaksi pirolisis dan gasifikasi menjadi hidrogen. Sedangkan dengan metode biologi, biomassa diubah menjadi hidrogen melalui proses biophotolysis langsung dan tak langsung, photo-fermentation, dan dark fermentation.

Page 4: fermentasi hidrogen

  A. Metode Termokimia untuk memproduksi hidrogen

1. Pirolisis

Pirolisis adalah pemanasan bahan organik biomassa tanpa oksigen pada suhu tinggi 650-800 K dan tekanan 0,1-0,5 MPa untuk mengkonversi biomassa menjadi cairan minyak, arang padat dan senyawa gas. Produk dari proses pirolisis berupa gas, cair dan padat.• Produk gas berupa H2, CH4, CO, CO2 dan gas-gas lainnya tergantung pada bahan organik biomassa yang digunakan untuk pirolisis.• Produk cair berupa tar dan minyak yang tetap berbentuk cair pada suhu kamar seperti aseton, asam asetat, dll.• Produk padat utama terdiri dari arang dan karbon hampir murni dan bahan inert lainnya. Reaksi :Biomassa + panas → H2 + CO + CH4 + produk lainUap metana dan hidrokarbon lainnya yang dihasilkan dapat dilakukan proses steam reforming untuk produksi hidrogen lebih lanjut:CH4 + H2O    →   CO +  3H2

Untuk meningkatkan produksi hidrogen, dilakukan reaksi water-gas shift sebagai berikut:CO + H2O → CO2 + H2

Selain produk gas, produk berminyak juga dapat diolah untuk produksi hidrogen. Minyak pirolisis dapat dipisahkan menjadi dua fraksi berdasarkan kelarutan dalam air. Fraksi yang larut dalam air dapat digunakan untuk produksi hidrogen sementara fraksi yang tidak larut dalam air sebagai bahan perekat.

Pembuatan Hidrogen dari Pirolisis Biomassa

Page 5: fermentasi hidrogen

Penelitian menunjukkan bahwa ketika katalis Ni digunakan, maksimum hasil hidrogen bisa mencapai 90%. Dengan proses tambahan steam reforming dan  reaksi water-gas shift, yield hidrogen dapat meningkat secara signifikan.

2. Gasifikasi BiomassaGasifikasi merupakan teknologi konversi biomasa menjadi bahan bakar gas atau synthesis gas. Biomassa dapat digasifikasi pada temperatur tinggi (diatas 1000K).

Reaksi :

Biomassa + Panas + steam → H2 + CO + CO2 + CH4 + hidrokarbon fraksi ringan dan berat + tar

Gas hasil gasifikasi biomasa terdiri dari H2, CO, CH4, N2, CO2, O2, dan tar (karbon cair). Tar sangat susah dipisahkan dari syngas. Kandungan tar tergantung temperatur dan tipe reaktor. Tipe reakstor yang biasa digunakan untuk proses gasifikasi adalah reaktor fixed bed dan fluidized bed dan reaktor bentuk lain. Semua jenis reaktor memerlukan alat pembersih gas (gas cleaning). Uap air (steam) ditambahkan ke dalam water gas shift untuk mengkonversi CO + H2O menjadi CO2 dan H2.

Sistem reaktor terdiri dari ruang pembakaran berbentuk menara dilengkapi dengan sistem pemasukan udara dan satu reaktor gasifikasi yang dihubungkan denganruang pembakaran. Reaktor dilengkapi dengan sistem pemasukan biomasa, pemasukan uap air dan sistem pengeluaran gas hasil reaksi. Karbon dan gas CO yang terbentuk dilairkan ke ruang pembakaran dan bereaksi dengan oksigen (udara) menghasilkan gas CO2.

B. Metode biologi untuk memproduksi hidrogen

Ada tiga golongan bakteri penghasil hidrogen yaitu: cyanobacteria, bakteri anaerobik dan bakteri fermentasi. Cyanobacteria langsung menghasilkan hidrogen dengan cara mendekomposisi air dengan bantuan sinar matahari melalui proses potosintesis. Bakteri anaerobik menggunakan bahan organik sebagai sumber elektron dan sumber energi dan hasil konversi bahan organik adalah hidrogen. Mikroalga (alga hijau dan biru) melalui proses biophotolysis air dapat menghasilkan hidrogen. Dapat disimpulkan bahwa semua prosesProduksi hidrogen secara biologi sangat tergantung kepada enzim hidrogenase dan nitrogenase. Enzim hidrogenasi dan nitrogenase berperan dalam metabolisme sel untuk mengkatalisis reaksi pembentukan hidrogen. Enzim hidrogenase dapat dibedakkan menjadi dua jenis yaitu uptake hidrogenase (Ni-Fe hidrogenase dan Ni–Fe–Se hidrogenase) dan reversible hydrogenases.

1. Direct Biophotolisis

Produksi hidrogen biofotolisis langsung adalah proses biologis menggunakan sistem fotosintesis

Page 6: fermentasi hidrogen

mikroalga untuk mengubah energi matahari menjadi energi kimia dalam bentuk hidrogen :

2H2O → 2H2 + O2

Fotosintesis dibagi menjadi dua tahap :

Fotosintesis I (PSI) menghasilkan reduktan untuk reduksi CO2

Fotosintesis II (PSII) memecah air dan menghasilkan hidrogen

Pada proses biofotolisis, dua foton dari air dapat menghasilkan reduksi CO2 oleh PSI atau pembentukan hidrogen dengan adanya hidrogenase. Pada tanaman hijau, karena kurangnya hidrogenase, hanya reduksi CO2 yang terjadi. Sebaliknya, mikroalga, seperti alga hijau dan cyanobakteri (alga biru-hijau), mengandung hidrogenase sehingga dapat menghasilkan hidrogen. Pada proses ini, elektron dihasilkan ketika PSII menyerap energi cahaya. Elektron kemudian dipindahkan ke ferredoxin (Fd) menggunakan energi matahari yang diserap PSI. Hidrogenase menerima elektron dari Fd untk menghasilkan hidrogen seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Skema direct biophotolysis

Karena hidrogenase sensitif terhadap oksigen, sangat penting untuk mempertahankan kandungan oksigen pada tingkat rendah dibawah 0,1% agar produksi hidrogen dapat berlanjut. Kondisi ini bisa didapatkan menggunakan alga hijau Chlamydomonas reinhardtii yang dapat membuang oksigen selama pernapasan oksidatif. Akan tetapi, karena jumlah substrat yang diambil dan dikonsumsi saat proses ini sangat banyak, efisiensinya menjadi rendah. Saat ini, mutant yang diperoleh dari mikroalga dilaporkan memiliki toleransi yang baik terhadap oksigen sehingga meningkatkan produksi hidrogen. Menggunakan mutant untuk produksi hidrogen dapat meningkatkan efisiensi secara signifikan.

2. Inderect Biophotolysis

Menurut Gaudermark, konsep dari biofotolisis tak langsung meliputi empat tahap.a. Produksi biomassa oleh fotosintesis

Page 7: fermentasi hidrogen

b. Konsentrasi biomassac. Fermentasi aerobik gelap menghasilkan 4 mol hidrogen/mol glukosa pada sel alga, bersama dengan 2 mol asetat, dand. Konversi 2 mol asetat menjadi hidrogen

Pada biofotolisis tidak langsung, Cyanobacteria digunakan untuk menghasilkan hidrogen melalui reaksi berikut :12H2O   +  6CO2 → C6H12O6 + 6O2C6H12O6 + 12H2O → 12H2 + 6CO2

 Indirect biophotolysis untuk produksi hidrogen

3. Dark Fermentation (Fermentasi gelap)

Fermentasi gelap adalah jenis fermentasi yang tidak memerlukan cahaya matahari. Pembuatan hidrogen dengan dark fermentation dari senyawa-senyawa organik dibantu oleh mikroorganisme anaerob  yang ditumbuhkan di dalam substrat yang kaya karbohidrat tanpa energi sinar matahari. Proses ini dapat dilakukan pada tiga kondisi yang berbeda yaitu pada suhu rendah (298-313 K), menengah (313-338 K), suhu tinggi (338-353 K) dan >353 K. Menghasilkan campuran gas hidrogen, CO dan sedikit metana.

Reaksi:

C6H12O6 + 2H2O  → 2CH3COOH + 2CO2 + 4H2 Ketika produk akhir butirat, dihasilkan 2 mol H2 :C6H12O6  → C4H8O2 + 2CO2 + 2H2

Page 8: fermentasi hidrogen

Produksi hidrogen melaui dark fermentation

4. Photo Fermentation (Fermentasi Terang)

Menggunakan jasa bakteri sulfur dan sinar matahari, asam organik sederhana dengan kandungan N terbatas melalui pembentukan enzim nitrogenase. Pada kondisi anaerobik bakteri sulfur dapat memanfaatkan asam organik atau hidrogen sulfid sebagai donor elektron. Elektron dipindahkan ke nitrogenasi dengan bantuan ATP. Apabila tidak ada nitrogen maka enzim tersebut dapat mereduksi proton menjadi hidrogen dengan suplai energi dari ATP.ReaksinyaC6H12O6 + 12H2O + sinar matahari → 12H2+6CO2

Fotofermentasi, perubahan bahan organik melalui bakteri fotosintetik pengikat nitrogen, dapat menghasilkan biohidrogen yang lebih tinggi, akan tetapi sistem masih bergantung pada cahaya.

Skema photo-fermentation

Kesimpulan

Hidrogen merupakan salah satu sumber energi yang paling menjanjikan di masa depan. Banyak penelitian pada berbagai metode untuk memproduksi hidrogen telah dilakukan selama beberapa dekade terakhir. Biomassa berpotensi sebagai sumber daya energi yang dapat diandalkan untuk memproduksi hidrogen. Biomassa mempunyai keunggulan yaitu: dapat diperbaharui (renewable), jumlahnya melimpah, dan mudah dimanfaatkan. Selama siklus hidup, emisi total CO2 hampir mendekati nol karena fotosintesis tanaman hijau. Metode produksi hidrogen secara termokimia dengan pirolisis dan gasifikasi yang ekonomis dan akan menjadi kompetitif dengan metode reforming gas alam secara konvensional. Metode produksi hidrogen secara biologis

Page 9: fermentasi hidrogen

melalui fermentasi gelap juga menjanjikan untuk penggunaan komersial di masa depan. Dengan pengembangan lebih lanjut teknologi ini, biomassa akan memainkan peran penting dalam pengembangan berkelanjutan ekonomi hidrogen.

PENANGANAN LIMBAH: BIOHIDROGEN

BIO-HIDROGEN

(created by mahasiswa ITP-UB)

Energi sangat penting bagi kemakmuran dunia. Namun, ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama, dapat mendorong timbulnya perubahan iklim global, kerusakan lingkungan, serta permasalahan kesehatan. Hidrogen (H2) memiliki potensi yang luar biasa sebagai energi (bahan bakar bersih) yang dapat diperbaharui.

Hidrogen memiliki densitas gravimetrik paling tinggi dari bahan bakar lain dan proses pembakarannya untuk konversi energi tidak memproduksi emisi karbon yang berperan menyebabkan polusi lingkungan dan global warming. Hidrogen dapat diproduksi dari sejumlah proses seperti elektrolisis air, reformasi termokatalitik dari komponen organik yang kaya akan hidrogen, dan proses biologi. Sekarang ini, hidrogen diproduksi secara eksklusif dengan elektrolisis air atau reformasi uap/gas metana. Produksi secara biologi (biohidrogen), menggunakan mikroorganisme, merupakan suatu terobosan baru yang menawarkan produksi potensial penggunaan hidrogen dari berbagai sumber energi yang dapat diperbaharui. Sistem biologi menyediakan suatu cakupan yang luas dalam menghasilkan hidrogen, meliputi biophotolisis langsung, biophotolisis tak langsung, fermentasi cahaya, dan fermentasi gelap. Gas Hidrogen secara rutin ditingkatkan oleh material organik yang mengalami pembusukan anaerobik, tetapi sebelum itu dapat lepas dari lingkungan yang anaerobik, gas tersebut ditangkap oleh bakteri pembentuk metana (CH4) dan digunakan untuk membuat CH4.

Ada beberapa metode memproduksi bahan bakar bersih ini. Di antaranya adalah teknik biologi yang merupakan suatu pilihan menjanjikan. Ketika dikombinasikan dengan treatment sampah, teknik ini bisa memecahkan dua permasalahan sekaligus yakni pengurangan polusi dari degradasi sampah tak terkendalikan dan sebagai generasi bahan bakar alternatif bersih.

Secara biologi, hidrogen dapat diproduksi dengan cara :

1. Fotosintesis2. Fermentasi

A. Produksi Hidrogen (H2) Melalui Fotosintesis

* Fotosintesis pada tumbuhan serta alga hijau dan hijau-biru :

6H2O + 6CO2—cahaya— C6H12O6 + 6O2+ cellular energy

Page 10: fermentasi hidrogen

* Fotosintesis produksi H2 pada alga hijau dan hijau-biru-biofotolisis

H2O—cahaya—- 0.5O2 + H2

* Produksi H2 pada alga hijau :

2H+ +2 elektron—hidrogenase—H2

Fotosintesis produksi H2 dalam alga hijau-biru dan bakteri nitrogenase :

N2 + 8H+ + 8e- + energy—nitrogenase—2NH3 + H2

* Hidrogenase pada alga hijau :

• Terinduksi sedikit oleh kondisi pre-inkubasi yang gelap dan anaerob

• Berperan mengatur transisi gelap/cahaya

• Sifatnya sensitive terhadap O2, jadi produksi H2 menurun saat ada cahaya

• karenanya diusulkan menggunakan 2 tahap proses.

* Nitrogenase pada alga hijau-biru dan bakteri:

• Produksi lebih banyak H2 bila tidak ada N2

• Terhambat oleh NH3, O2

• Merupakan energi yang sangat dibutuhkan

• Perputarannya 1000x lebih lambat dibanding hidrogenase

* Produksi H2 oleh bakteri fotosintetis

• Membutuhkan komponen organic

• Tidak memproduksi O2

B. Produksi Hidrogen (H2) Melalui Fermentasi

• Memiliki banyak jenis bakteri, terutama Clostridia

• Proses gelap dan anaerobik

• Karbohidrat sebagai substrat penyokong

Page 11: fermentasi hidrogen

• Melibatkan hidrogenase

• Hasil/yield H2 maksimum dengan asam asetat sebagai produk fermentasi

Sistem biohidrogen

Terdapat 4 macam system biohidrogen, yaitu:

a. Biophotolisis langsung

Fotosintesis memproduksi hidrogen dari air adalah suatu proses secara biologi yang memanfaatkan cahaya matahari, menghasilkan energi kimia dengan reaksi sebagai berikut :

2H2O—-Energi cahaya—–.2H2 +O2

Alga hijau, di bawah kondisi anaerob, dapat menggunakan H2 sebagai suatu donor elektron di dalam proses fiksasi CO2 atau meningkatkan H2. Produksi hidrogen oleh mikroalga hijau membutuhkan waktu beberapa menit hingga beberapa jam dari inkubasi anaerob dalam kondisi gelap untuk menginduksi pengaktifan dan/atau sintesa enzim yang dilibatkan dalam metabolisme H2, termasuk reversible enzim hidrogenase. Hidrogenase mengkombinasi proton (H+) dalam medium dengan elektron untuk membentuk dan menghasilkan H2. Dengan begitu, mikroalga hijau mampu secara genetik, enzimatik, metabolik, dan transport elektron menuju ke photoproduce gas H2. Sintesis H2 memungkinkan elektron melalui rantai transport elektron, yang mendukung sintesis ATP.

Proses fotosintesis alga mengoksidasi H2O dan meningkatkan O2. Energi cahaya diabsorbsi oleh fotosistem II (PSII) menghasilkan electron yang ditransfer ke ferredoxin, lalu menggunakan energi cahaya diabsorbsi oleh fotosistem I (PSI). Hidrogenase reversible menerima elektron secara langsung dari ferredoxin yang telah dikurangi untuk menghasilkan H2. Karena enzim hidrogenase yang bertanggung jawab pada evolusi molekuler H2 adalah sangat sensitive terhadap O2, produksi fotosintesis dari H2 dan O2 haruslah sementara dan/atau terpisah.

Dalam 2 fase proses, selama fotosintesis normal (fase1),CO2 pertama tercampur dalam substrat yang kaya H2, diikuti dengan generasi cahaya tengah dari molekuler H2 saat mikroalga dierami di bawah kondisi anaerob (fase 2). Fase 2 dari dua tahap proses dapat dicapai dengan inkubasi mikroalga dalam medium yang tidak mengandung sulfur. Contoh kultur alga hijau adalah Chlamydomonas reinhardtii.

b. Biofotolisis tak langsung

Cyanobacteria dapat juga mensintesis dan meningkatkan H2 melalui jalur fotosintesis mengikuti proses sebagai berikut :

12H2O + 6CO2—–Energi cahaya—–.C6H12O6 + 6O2;

C6H12O6 + 12H2O—– Energi cahaya —–.12H2 + 6CO2

Page 12: fermentasi hidrogen

Cyanobacteria (disebut juga blue-green algae, cyanophyceae, or cyanophytes) adalah suatu grup besar dari mikroorganisme photoautotrophic. Cyanobacteria mengandung pigmen fotosintesis, seperti klorofil, karotenoid, dan fikobiliprotein, serta dapat menyuguhkan fotosintesis oksigenik. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme ini cukup sederhana yakni udara (N2 dan O2), air, garam mineral, dan cahaya. Spesies ini memiliki beberapa enzim yang secara langsung meningkatkan metabolisme H2 dan sintesis molekuler H2. Termasuk nitrogenase yang mengkatalis produksi H2 sebagai by-product dari reduksi nitrogen menjadi ammonia, pengambilan hidrogenase yang mengkatalis oksidasi dari sintesis H2 oleh nitrogenase, dan bi-directional hydrogenases yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi dan sintesis H2. Produksi hidrogen dengan Cyanobacteria telah diteliti lebih dari 3 dekade dan terungkap bahwa efisien fotokonversi dari H2O menjadi H2 dipengaruhi oleh banyak faktor.

c. Photo-fermentation (fermentasi cahaya)

Bakteri Purple non-sulfur meningkatkan molekuler H2 dikatalis oleh nitrogenase di bawah kondisi defisiensi nitrogen menggunakan energi cahaya dan asam-asam organic.

C6H12O6 + 12H2O—– Energi cahaya —–.12H2 + 6CO2

Secara umum, kecepatan produksi hidrogen oleh bakteri photoheterotrophic sangat besar ketika sel berhenti di dalam matriks padat dibandingkan ketika sel hidup bebas.

d. Dark-fermentation (fermentasi gelap)

Hidrogen dapat diproduksi pula oleh bakteri anaerob, yang tumbuh di tempat gelap dan kaya akan karbohidrat. Reaksi fermentasi dapat berlangsung pada kondisi mesofilik (25–40.C), thermophilic (40–65.C), extreme thermophilic(65–80.C), or hyperthermophilic (>80.C). Di samping protolisis langsung dan tak langsung yang memproduksi H2 murni, proses ini memproduksi campuran biogas yang mengandung utamanya H2 dan CO2, selain itu juga sedikit metana, CO, dan H2S.

Bakteri yang diketahui memproduksi hidrogen termasuk spesies Enterobacter, Bacillus, and Clostridium. Carbohydratesare

Keuntungan bio-hidrogen adalah sebagai berikut :

1. Biaya energi lebih rendah2. Dapat menyokong energi otonom, pertanian, dan kebijakan keamanan (tidak ada perang

minyak)3. Perlindungan lengkap pada lingkungan dan iklim ( proteksi ganda dari CO2)

Page 13: fermentasi hidrogen

4. Semua sumber daya energi memiliki akses bagi seluruh pasar (diversifikasi).

Kelemahan bio-hidrogen adalah :

1. Produksi hydrogen dapat terhambat oleh ammonia2. Enzim hidrogenase yang berperan pada produksi hydrogen inactive dengan adanya oksigen3. Merupakan sumber energi yang lemah dibanding metana. Jika 12.5 liter gas metana mempunyai

100 kalori energi yang tersedia, sementara dengan volume yang sama gas hidrogen hanya mempunyai 30 kalori energi yang tersedia.

Review Jurnal

Produksi Biohidrogen Secara Fermentatif dari Sampah Biologi Menggunakan Lumpur Sampah Tercerna Sebagai Inokulum (Fermentative Production of Biohydrogen from Biowaste Using Digested Sewage Sludge as Inoculum)

Dalam jurnal ini digunakan inokulum dari lumpur sampah tercerna (digested sewage sludge) untuk menghasilkan H2. Dalam lumpur sampah tercerna (digested sewage sludge) yang telah disentrifugasi terdapat kultur campuran natural anaerob seperti Clostridium yang dapat memproduksi bio-H2 dengan mendegradasi senyawa organik. Digunakan kultur campuran karena jika memakai kultur murni maka perlu teknik aseptis dan mudah terkontaminasi.

Substrat yang digunakana adalah sampah dan bahan organic sebagai sumber karbon. Dalam jurnal ini digunakan 8 macam sumber karbon, yaitu:

1. Glukosa2. Pati jagung3. Pati kentang4. Gula bit5. Fodder beet6. Lobak7. Kentang8. Kulit kentang

Sebelum inkubasi dalam vessel untuk difermentasi, dilakukan heat pre-treatment pada lumpur sampah untuk menghambat bioaktivitas mikroba pengguna H2 (seperti bakteri metanogenik) dan

Page 14: fermentasi hidrogen

untuk memperbanyak bakteri pembentuk spora yang memproduksi H2. Heat pre-treatment yang bisa disebut juga heat shocking dilakukan dengan menyimpan lumpur sampah dalam waterbath 800 C selama 30 menit.

Selama inkubasi dilakukan sampling dengan cara mengambil sampel gas dalam vessel dengan jarum gelas kemudian dianalisa dengan koromatografi. Sedangkan fase cair akan dianalisa tiap hari untuk mendapatkan nilai pH, VFA (Volatile Fatty Acid), dan asam organic. Pengujian asam organic menggunakan metode HPLC sehingga dapat diketahui konsentrasi asam sitrat, laktat, format, asetat, propionate, i-butirat, n-butirat, i-valerat, n-valerat, dan asam karboksilat.

A. Pengaruh Heat Pre-Treatment Pada Inokulum Terhadap Produksi H2

Dari hasil penelitian diketahui bahwa inokulum yang telah dilakukan pre-treatment menghasilkan lebih banyak H2 daripada yang tidak melalui tahap pre-treatment. Selain itu produksi biogas pada inokulum yang telah dilakukan pre-treatment lebih cepat daripada yang tidak melalui tahap pre-treatment.

Ini karena selama heat pre-treatment bakteri pengguna H2 dihambat pertumbuhannya sedangkan bakteri penghasil H2 diperbanyak dengan cara memberi waktu bakteri untuk membentuk spora.

B. Pengaruh Jenis Pati (Substrat) Terhadap Produksi H2

Page 15: fermentasi hidrogen

Dari hasil penelitian diketahui bahwa produksi H2 dengan substrat glukosa paling tinggi daripada pati jagung dan pati kentang, dengan urutan glukosa > pati jagung > pati kentang.

Setelah melewati fase lag, glukosa menghasilkan H2 lebih banyak dan lebih cepat daripada pati jagung dan pati kentang karena glukosa merupakan monosakarida yang dapat dengan mudah didegradasi menjadi H2, CO2, dan asam organik. Sedangkan pati merupakan polisakarida (polimer) dengan ikatan alfa antar monomernya, sehingga bakteri harus memutus ikatan ini terlebih dahulu untuk diubah menjadi glukosa sebelum didegradasi menjadi H2.

C. Produksi H2 dari Limbah Agrikultur

Dari hasil penelitian diketahui bahwa produksi H2 dengan substrat fodder beet sebagai sumber karbon menghasilkan H2 paling tinggi diantara substrat limbah agrikultur yang lain dan yang terendah adalah dengan memakai kulit kentang sebagai sumber karbon. Urutannya adalah fodder beet > kentang > lobak > gula bit >kulit kentang.

Substrat glukosa dan gula bit merupakan substrat yang tinggi kandungan gulanya. Sedangkan fodder beet, lobak, dan kentang mengandung kabon yang berupa pati. Gula lebih mudah dicerna

Page 16: fermentasi hidrogen

bakteri daripada pati sehingga lebih cepat dalam produksi biogas, asam organik, penurunan pH, dan peningkatan tekanan parsial H2.

D. Hydrogen Yield

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan:

1. Lumpur sampah yang melalui tahap heat pre-treatment menghasilkan H2 lebih banyak dan lebih cepat daripada yang tidak melalui tahap heat pre-treatment.

2. Produk agrikultur dan sampah organik sangat menjanjikan untuk digunakan sebagai substrat dalam fermentasi untuk menghasilkan biohidrogen.

3. Produksi biohidrogen dengan fermentasi pada suhu termofilik mempunyai potensi tinggi sebagai penghasil energi. Proses termofilik dapat meng-higieniskan sampah organik yang digunakan sebagai substrat.

4. REVIEW PRODUKSI HIDROGEN DARI BIOMASSA

Page 17: fermentasi hidrogen

EKA PUTRI RAHAYU5. 1112096000042

6. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA7. 13 OKTOBER 2013

8. [email protected] 9.

10. ABSTRAK11. Biomassa memiliki potensi menjadi gas dan bahan bakar air, listrik dan hidrogen.

Produksi hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan ekonomi hidrogen. Salah satu produksi hidrogen yang menjanjikan pendekatan adalah konversi dari biomassa, yang berlimpah, bersih dan terbarukan. Alternatif termokimia (pirolisis dan gasifikasi) dan biologis (biophotolysis, reaksi pergeseran air-gas dan fermentasi) proses dapat diterapkan secara praktis untuk menghasilkan hidrogen.

12. ABSTRACT13. Hydrogen Production From Biomass

14. Biomass has the potential to fuel gas and water, electricity and hydrogen. Hydrogen production plays a very important role in the development of hydrogen economy. One of the promising hydrogen production approaches is conversion from biomass, which is abundant, clean and renewable. Alternative thermochemical (pyrolysis and gasification) and biological (biophotolysis, water–gas shift reaction and fermentation) processes can be practically applied to produce hydrogen.

15.

Page 18: fermentasi hidrogen

16.17. PENDAHULUAN18. Krisis energi yang melanda Indonesia dikarenakan karena jumlah penduduk yang

semakin meningkat berpengaruh langsung terhadap konsumsi bahan bakar. Energi yang berasal dari fosil termasuk energi yang tidak dapat diperbaharui sehingga semakin menipis. Di sisi lain, isu lingkungan global yang menuntut tingkat kualitas lingkungan yang lebih baik, mendorong berbagai pakar energi untuk mengembangkan energi yang lebih ramah lingkungan dan mendukung keamanan pasokan berkesinambungan. Hidrogen sangat dimungkinkan menjadi alternatif bahan bakar masa depan (Miyamoto et al. 1997).

19. Hidrogen dapat diproduksi dari berbagai bahan baku. Ini termasuk sumber daya fosil, seperti gas alam dan batubara, serta sumber daya terbarukan, seperti biomassa dan air dengan masukan dari sumber energi terbarukan (misalnya sinar matahari, angin, gelombang atau tenaga air. Sebuah gambaran dari berbagai bahan baku dan teknologi proses disajikan pada Gambar 1.

20.21. Ketergantungan pada bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama menyebabkan krisis

energi yang serius dan masalah lingkungan, yaitu deplesi bahan bakar fosil dan emisi polutan.

22. Uni Emirat Arab telah melaporkan bahwa, salah satu minyak utama negara ekspor, akan gagal memenuhi pangsa dalam minyak dan gas alam menuntut pada tahun 2015 dan 2042 sumber daya bahan bakar fosil di Mesir akan habis dalam waktu satu sampai dua dekade. Meningkatnya kebutuhan energi akan mempercepat kelelahan dari fosil terbatas bahan bakar. Selain itu , pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan substansial gas rumah kaca dan beracun , seperti CO2 , SO2 , NOx dan lainnya polutan , menyebabkan pemanasan global dan hujan asam.

23. Biomassa adalah salah satu sumber daya yang paling berlimpah terbarukan. Hal ini dibentuk dalam memperbaiki karbon dioksida di atmosfer selama proses fotosintesis tanaman. Biomassa telah digunakan selama berabad-abad. Saat ini, biomassa menyumbang sekitar 12 % dari pasokan energi dunia saat ini, sementara di banyak negara berkembang memberikan kontribusi 40-50 % pasokan energi.

24. Salah satu kelemahan utama adalah rendahnya efisiensi pemanfaatan biomassa. Di Cina, biomassa secara luas digunakan untuk memasak dan pemanasan melalui pembakaran biomassa dengan efisiensi termal hanya antara 10 % dan 30 %. Atau, mengkonversi biomassa menjadi gas dan bahan bakar air , listrik dan terutama hidrogen mungkin adalah cara yang lebih efisien pemanfaatan biomassa. Sehinnga tulisan ini  memberikan gambaran berbagai metode untuk menghasilkan hidrogen dari biomassa.

25. HIDROGEN DARI BIOMASSA26. Berbagai sumber daya biomassa dapat digunakan untuk mengkonversi ke energi. Mereka

dapat dibagi menjadi empat kategori umum : 27.        a.            Energi tanaman : tanaman energi herba , berkayu energi tanaman , tanaman

industri , tanaman pertanian dan air tanaman .28.       b.            Residu pertanian dan limbah : limbah tanaman dan hewan buang .29.        c.            Limbah Kehutanan dan residu : limbah kayu pabrik , penebangan residu ,

pohon-pohon dan semak residu .

Page 19: fermentasi hidrogen

30.       d.            Industri dan kota limbah : limbah padat perkotaan ( MSW ) , limbah lumpur dan limbah industri.

31. Proses produksi energi dari biomassa dapat dibagi menjadi dua kategori umum : termokimia

32. dan proses biologis. Pembakaran , pirolisis , pencairan dan gasifikasi adalah empat proses termokimia. Untuk biophotolysis langsung, biophotolysis tidak langsung , biologi air – gas menggeser reaksi, foto –

33.34. fermentasi dan fermentasi gelap ialah lima proses biologis.35. PROSES TERMOKIMIA36. 1)      PIROLISIS37. Pirolisis adalah peruraian (lysis) suatu zat menggunakan panas(pyro). Jika biomassa

dipanasi sampai suhu sekitar 350oC tanpa adanya oksigen, maka ia akan terurai menjadi arang dengan penyusun atom C, gas yang terdiri atas CO, CO2, H2, H2O, dan CH4, dan uap tir dengan perkiraan rumus molekul CH1,2O0,5. Uap tir ini berfasa gas pada suhu pirolisis tetapi akan mengembun menjadi butiran halus tir jika didinginkan (Reed dan Das, 1988).

38. Produk pirolisis cepat dapat ditemukan di semua gas , cair dan padat fase :39.        a.            produk bentuk gas termasuk H2 , CH4 , CO , CO2 dan lainnya gas

tergantung pada sifat organik dari biomassa untuk pirolisis .40.       b.            produk cair termasuk tar dan minyak yang tetap cair bentuk pada suhu

kamar seperti aseton , asam asetat , dll41.42.        c.            produk padat terutama terdiri dari char dan hampir karbon murni ditambah

bahan inert lainnya.43. Reaksi:

Biomassa + panas →  H2 + CO + CH4 + produk lain44. Selain produk gas, produk berminyak juga dapat diolah untuk produksi hidrogen. Minyak

pirolisis dapat dipisahkan menjadi dua fraksi berdasarkan kelarutan dalam air. Fraksi yang larut dalam air dapat digunakan untuk produksi hidrogen sementara fraksi yang tidak larut dalam air sebagai bahan perekat.

45. 2)      GASIFIKASI 46. Gasifikasi adalah reaksi oksidasi biomassa dengan jumlah oksigen terbatas dan hasilnya

merupakan bahan bakar gas. Dalam kondisi tertentu, jumlah oksigen dibatasi kurang dari 40% jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna, dan hasil utamanya adalah CO

47.48.49. dan H2 (Evans dan Milne, 1987). Kecuali CO dan H2, pada gas hasil gasifikasi50. biomassa terdapat pula CO2, CH4, dan senyawa lainnya. Reaksi yang terjadi pada proses

gasifikasi biomassa dengan penambahan uap air super kritis sangat kompleks karena terjadi reaksi berantai yang menghasilkan campuran gas dan cairan. Tiga reaksi utama yang

51. terjadi adalah (Kelly-Yong dkk., 2007):52.        a.            Steam reforming: Biomassa + H2O    →   CO +  3H253.       b.            Reaksi water-gas shift: CO + H2O → CO2 + H2

Page 20: fermentasi hidrogen

54.        c.            Reaksi metanasi: CO + 3H2 → CH4 + H2O 55. Reaksi metanasi dapat dihambat dengan cara menggunakan air fasa cair sebagai

pengganti uap air dan menggunakan katalis nikel. Penggunaan media air super kritis pada gasifikasi biomassa mempunyai banyak keuntungan. Proses ini dapat dilakukan untuk biomassa dengan kadar air tinggi (>50%), sehingga tidak perlu dilakukan pengeringan untuk biomassa yang akan diproses. Dengan demikian dapat dilakukan penghematan biaya. Fleksibilitas ini memungkinkan penggunaan bahan baku biomassa dengan kadar air tinggi.

56. Sistem reaktor terdiri dari ruang pembakaran berbentuk menara dilengkapi dengan sistem pemasukan udara dan satu reaktor gasifikasi yang dihubungkan denganruang pembakaran. Reaktor dilengkapi dengan sistem pemasukan biomasa, pemasukan uap air dan sistem pengeluaran gas hasil reaksi. Karbon dan gas CO yang terbentuk dilairkan ke ruang pembakaran dan bereaksi dengan oksigen (udara) menghasilkan gas CO2.

57. PROSES BIOLOGIS58. 1)      BIOPHOTOLYSIS LANGSUNG59. Biophotolysis merupakan dekomposisi air menjadi hidrogen pada ganggang mikro atau

cyanobacteria dengan bantuan sinar matahari (Tanisho dkk., 1998). Produski hidrogen oleh ganggang, bakteri sulfur ungu, dan bakteri non-sulfur juga dapat terjadi dengan reaksi fotosintesis antara air dan karbon dioksida dengan bantuan sinar matahari menghasilkan karbohidrat, hidrogen, dan oksigen.

60. C6H12O6 + 12H2O → 12H2 + 6CO2.61. 2)      BIOPHOTOLYSIS TIDAK LANGSUNG62. Menurut Gaudermark, konsep dari biofotolisis tak langsung meliputi empat tahap.63.        a.            Produksi biomassa oleh fotosintesis64.       b.            Konsentrasi biomassa65.        c.            Fermentasi aerobik gelap menghasilkan 4 mol hidrogen/mol glukosa pada

sel alga, bersama dengan 2 mol asetat, dan66.       d.            Konversi 2 mol asetat menjadi hidrogen67.

Pada biofotolisis tidak langsung, Cyanobacteria digunakan untuk menghasilkan hidrogen melalui reaksi berikut :

68. 12H2O   +  6CO2 → C6H12O6 + 6O2C6H12O6 + 12H2O → 12H2 + 6CO2

69.70. 3)      FERMENTASI GELAP DAN FOTO-FERMENTASI71. Pada dark fermentation, bakteri Enterobacter cloacae atau Clostridium sp. dapat

menghasilkan hidrogen sepanjang hari dari substrat sumber karbon dan memberikan produk samping berupa asam butirat, asam laktat, dan asam asetat. Proses ini berjalan secara anaerobik (Hussy dkk., 2003).

72. Reaksi:73. C6H12O6 + 2H2O  → 2CH3COOH + 2CO2 + 4H2 

74. Ketika produk akhir butirat, dihasilkan 2 mol H2 :75. C6H12O6  → C4H8O2 + 2CO2 + 2H2

76. Keuntungan cara fermentasi dalam produksi hidrogen adalah degradasi padatan dan zat organik kompleks yang terdapat pada limbah dan produk-produk pertanian dapat terjadi dengan cepat. Namun demikian, fermentasi hanya mengkonversi kira-kira 15% dari

Page 21: fermentasi hidrogen

energi yang terkandung pada bahan baku tersebut menjadi hidrogen (Das dan Verziroglu, 2001).

77.78. 4)                  FOTO-FERMENTASI

Menggunakan jasa bakteri sulfur dan sinar matahari, asam organik sederhana dengan kandungan N terbatas melalui pembentukan enzim nitrogenase. Pada kondisi anaerobik bakteri sulfur dapat memanfaatkan asam organik atau hidrogen sulfid sebagai donor elektron. Elektron dipindahkan ke nitrogenasi dengan bantuan ATP. Apabila tidak ada nitrogen maka enzim tersebut dapat mereduksi proton menjadi hidrogen dengan suplai energi dari ATP.

79. Reaksinya:80. C6H12O6 + 12H2O + sinar matahari → 12H2+6CO2

Fotofermentasi, perubahan bahan organik melalui bakteri fotosintetik pengikat nitrogen, dapat menghasilkan biohidrogen yang lebih tinggi, akan tetapi sistem masih bergantung pada cahaya.

81. Kombinasi antara dark fermentation dan photo fermentation dalam sistem hibrid dua tahap dapat meningkatkan produk hidrogen yang diperolehnya (Nat dan Das, 2004). Pada tahap

82. pertama, biomassa difermentasi menjadi asam asetat, karbon dioksida, dan hidrogen dalam thermophilic dark fermentation. Selanjutnya pada tahap ke dua, asam asetat dikonversi menjadi hidrogen dan karbon dioksida (Nath dan Das, 2006). Dengan proses kombinasi ini,

83. hidrogen yang dihasilkan diperkirakan mendekati hasil teoritisnya, yaitu 12 mol hidrogen per mol glukosa atau 24 g hidrogen per 180 g glukosa. Proses produksi hidrogen secara biologis terjadi pada suhu lingkungan dan tekanan atmosferis. Dengan demikian, proses ini lebih hemat energi jika dibandingkan dengan produksi hidrogen dengan cara lain.

84. KESIMPULAN85. Hidrogen merupakan salah satu sumber energi yang paling menjanjikan di masa depan.

Banyak penelitian pada berbagai metode untuk memproduksi hidrogen telah dilakukan selama beberapa dekade terakhir. Biomassa berpotensi sebagai sumber daya energi yang dapat diandalkan untuk memproduksi hidrogen. Biomassa mempunyai keunggulan yaitu: dapat diperbaharui (renewable), jumlahnya melimpah, dan mudah dimanfaatkan. Selama siklus hidup, emisi total CO2 hampir mendekati nol karena fotosintesis tanaman hijau. Metode produksi hidrogen secara termokimia dengan pirolisis dan gasifikasi yang ekonomis dan akan menjadi kompetitif dengan metode reforming gas alam secara konvensional. Metode produksi hidrogen secara biologis melalui fermentasi gelap juga menjanjikan untuk penggunaan komersial di masa depan. Dengan pengembangan lebih lanjut teknologi ini, biomassa akan memainkan peran penting dalam pengembangan berkelanjutan ekonomi hidrogen.

86. DAFTAR PUSTAKA87. Mahreni, Adi Ilcham. 2011. Pengembangan Teknologi Bersih berbasis Hidrogen

menggunakan Sumber Daya Alam Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. ISSN 1693 – 4393

Page 22: fermentasi hidrogen

88. Meng Ni, Dennis Y.C. Leung, Michael K.H. Leung, K. Sumathy. 2006. An overview of hydrogen production from biomass. Fuel Processing Technology 87 (2006) 461 – 472.

89. Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. 2009. Prospek Dan Potensi Hidrogen Sebagai Energi Terbarukan. Yogyakarta : UGM

90. Khairul Anam. 2010. Pemanfaatan Biomassa Untuk Produksi Biohidrogen. Bogor : IPB91. Trygve Riis(1) and Elisabet F. Hagen(2).2006. Hydrogen Production R&D: Priorities

And Gaps. France: International Energy Agency (IEA),92. Miyamoto, K., Hallenbeck, P.C., Benemann, J.R., Appl Environ Microbiol. 37 (1997)

454-458.