i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK UNGGAS
DI KECAMATAN MEUREUBO
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
SAMSUL KAMAN
NIM : 07C20101046
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK UNGGAS
DI KECAMATAN MEUREUBO
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
SAMSUL KAMAN
NIM : 07C20101046
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Unversitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
iii
ABSTRAK
SAMSUL KAMAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi ProduktivitasUsaha
Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat dibawah
bimbingan Zulbaidi dan Chairiyaton.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha, dan
Ranto Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini
menggunakan analisis Regresi Linear Berganda yaitu Produktivitas sebagai Y dan
Modal X1, Tenaga Kerja X2. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa koefesien korelasi Variabel
independen (Modal X1dan Tenaga Kerja X2) diperoleh R = 0.797 secara Positif
menjelaskan terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara variabel independen
(X) terhadap Produktivitas (Y) dengan keeratan hubungan 79,7 persen,
dikarenakan apabila modal dan tenaga kerja bagus maka Produktivitas akan
meningkat, bergitu juga sebaliknya.
Hasil pengujian secara parsial untuk variabel modal nilai thitung>ttabel (4.259>1.687). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga Modal berpengaruh
secara signifikan terhadap Produktivitas Usaha Ternak Unggas, sedangkan untuk
variabel Tenaga Kerja nilai thitung Ftabel, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif
diterima pada taraf 95 % artinya bahwa variabel Modal X1, dan Tenaga Kerja X2 -berpengaruh nyata terhadap Produktivitas Usaha ternak unggas di area penelitian.
Kata Kunci : Produktivitas, Modal Kerja, dan Tenaga Kerja.
iv
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Skripsi/tugas akhir : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK UNGGAS
DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN
ACEH BARAT
Nama Mahasiswa : SAMSUL KAMAN
NIM : 07C20101046
Program Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
ZULBAIDI, MM CHAIRIYATON, SE
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua Prodi
Dekan Fakultas Ekonomi Ekonomi Pembangunan
ZULBAIDI, MM YAYUK EW, SE.,M.Si
Tanggal Lulus : 08 Maret 2014
v
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan Judul
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS
USAHA TERNAK UNGGAS DI KECAMATAN MEUREUBO
KABUPATEN ACEHA BARAT
Yang disusun oleh : SAMSUL KAMAN
Nim : 07C20101046
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Ekonomi Pembangunan (EKP)
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 08 Maret 2014 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Abd. Jamal, SE,M.Si (Ketua Penguji ) ........................................
2. Zulbaidi, MM (Anggota Penguji I) ........................................
3. Chairiyaton, SE (Anggota Penguji II) ........................................
4. T. Adilan, SE (Anggota Penguji III) ........................................
Alueu Peunyareng 08 Maret 2014
Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Yayuk EW, SE, M.Si
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama : Samsul Kaman
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal lahir : Keude Ranto Panyang, 08 Agustus 1988
Agama : Islam
Status : Belum Nikah
Anak Ke : 2 (dua) dari 4 (empat Bersaudara)
Alamat Rumah : Ranto Panyang Barat
KecamatanMeureubo Kabupaten Aceh
Barat
Alamat Email : [email protected]
Nama Orang Tua
1. Ayah : Sulaiman 2. Ibu : Yusniar
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar (1995-2001) : SDN 2 RANTO PANYANG
SLTP (2001-2004) : SLTP Negeri 4 MEUREUBO
SMK (2004-2007) : SMK N 3 MEULABOH
Perguruan Tinggi : Fakultas Ekonomi
Prodi EKP (Ekonomi Pembangunan)
Universitas Teuku Umar Meulabo
Tahun Masuk 2007
Pendidikan Non Formal :
- Pelatihan Dakwa Islami As Silmi 2005
- Pelatihan Diklat Perhotelan Malang 2006
- Pelatihan Kursus Kompoter 2009
- Perserta MTQ Aceh Barat (Tingkat Provinsi Cabang Fahmil) 2010
- Pelatihan Tekhniksi Komputer 2013
Pengalaman Organisasi
- Sekretaris Remaja Mesjid 2010
- Sekretaris PNPM Desa Ranto Panyang 2011
- Anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) 2012
mailto:[email protected]
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya manusia itu sudah ditakdirkan setiap jalan hidupnya, namun
semua itu tegantung dari manusia itu sendiri untuk menjalaninya, semua
tergantung
dari akal, pikiran, dan hati manusia itu sendiri, jika manusia
selalu berikhtiar dan berdoa di jalan-Nya,
maka dia akan memetik dari hasil setiap
ikhtiar dan doa yang dilakukanya,
sesungguhnya DIA maha mengetahui segala urusan.
( Hadist Riwayat Bukhari )
“Sesungguhnya Aku mengingatkan kepadamu
supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.
(Q.s.Huud. 11: 46)
“Janganlah mengukur kesuksesan dengan uang.
Kesuksesan adalah ketika kita memiliki ilmu yang
bermanfaat, pengalaman, nama baik, dan nilai yang barokah.“
(Aa Gym)
KUPERSEMBAHAN KEPADA :
Bapak dan Ibu tercinta selalu menjadi sumber inspirator dan sumber semangat
hidup
Kakak dan adikku yang memberikan aku dukungan semangat yang membuatku
tetap tegar dalam liku-liku kehidupan ini.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penelitian dan Skripsi/tugas akhir yang berjudul : “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha Ternak Unggas di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat”. Skripsi/tugas akhir ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ekonomi
pada jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Teuku Umar.
Selama penelitian ini dan penyusunan laporan penelitian dalam
skripsi/tugas akhir ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebutdapat
diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak,
oleh kerena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dosen Pembimbing Utamadan Ibu Chairiyaton,
SE selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah banyak meluangkan waktu
dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, masukan-masukan,
saran, tenaga, dan pikiran untuk membimbing serta tidak bosan-bosannya
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi/tugas akhir ini.
2. Ibu Yayuk EW, SE. M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.
3. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku
Umar, yang telah memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas guna
pelaksanaan skripsi /tugas akhir ini.
4. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, yang telah banyak memberikan doa,
semangat, kasih sayang,dorongan moral dan serta semua yang telah Ayahanda
ix
dan Ibunda korbankan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
hingga tinggkat perguruan tinggi.
5. Kakanda dan Adinda saya yang tersayang yang selalu membuat penulis
tersenyum dan selalu ceria, serta memberikan dukungan dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar, yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa
perkuliahan dan memberikan saran, serta membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat saya yang terbaik yang telah mendukung dan menemani saya
dalam menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin.
8. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2007 Khususnya Lokal A, dan semua
teman-teman yang ada di Universitas Teuku Umar pada umumnya, terima
kasih atas bantuan dukungan kalian semua. Masa-masa saat kita bersama tidak
akan pernah saya lupakan, semoga tetap semangat demi meraih kesuksesan.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
banyak membantu penulis selama pendidikan di Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Teuku Umar:
Alue Penyareng, 08 Maret 2014
SAMSUL KAMAN
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN TUJUAN .................................................................................. ii
ABSRTAK ..................................................................................................... iii
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... iv
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... v
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................... 5
1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4.Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5.Sistematika Pembahasan ................................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ........................... 8
2.1.1. Modal ................................................................................. 10 2.1.2. Tenaga Kerja ...................................................................... 11
2.2.Usaha Tani Ternak Unggas ............................................................ 13
2.3.Hasil Produksi Sebagai Pendapatan................................................ 16
2.3.1. Usaha dan Produksi ............................................................ 20 2.3.2. Kendala dalam Membudidayakan Unggas .......................... 21
2.4.Pasar dan Pemasaran ...................................................................... 23
2.5.Hipotesis Penelitian ....................................................................... 25
III. METODE PENELITIAN 3.1.Ruang Lingkup Daerah Penelitian .................................................. 26
3.2.Jenis Penelitian .............................................................................. 26
3.3.Populasi dan Sampel ...................................................................... 26
3.3.1. Populasi.............................................................................. 26 3.3.2. Sampel ............................................................................... 27
3.4.Data Penelitian .............................................................................. 27
3.4.1. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 27 3.4.2. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................ 28
3.5.Model Analisisi Data ..................................................................... 28
3.6.Difinisi Operasional Variabel ......................................................... 29
3.7.Pengujian Hipotesis ....................................................................... 30
IV. HASIL PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................ 32
xi
4.2. Gambar Umum Lokasi Penelitian ................................................. 32 4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................. 34 4.4. Pembahasan Penelitian.................................................................. 35
4.4.1. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi ..................... 36 4.4.2. Uji Regresi Linear Berganda ............................................. 37 4.4.3. Uji t (Parsial atau Individu) ............................................... 38 4.4.4. Uji Silmultan (Uji F) ......................................................... 39
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 40
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ...................................................................................... 41 5.2. Saran ............................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43
LAMPIRAN .................................................................................................. 45
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah Pemasukan Ternak unggas di Kabupaten Aceh Barat ................... 2
2. Jumlah Populasi Ternak unggas Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Aceh Barat tahun 2008 / 2012 .................................................................. 3
3. Jumlah Populasi ternak Unggas menurut jenis ternak dalam Kecamatan Meureubo Tahun 2010-2012 .................................................. 4
4. Populasi usaha ternak unggas ................................................................... 27
5. Jumlah Produtivitas, modal dan Tenaga Kerja, para peternak Ungas yang di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha dan Ranto Panyang
Barat ........................................................................................................ 33
6. Jumlah Produtivitas, modal dan Tenaga Kerja, para peternak Ungas yang di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha dan Ranto Panyang
Barat ........................................................................................................ 33
7. Stadar Deviasi Rata-rata dan Observasi .................................................... 35
8. Hasil Koefesien Korelasi dan Determinasi ............................................... 36
9. Coeffecients ............................................................................................. 37
10. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ................................................................ 39
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Data Produktivitas, Modal dan Jumlah Tenaga Kerja pada areapenelitian di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ............ 45
2. Jumlah Para Usaha Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat .......................................................................... 47
3. Hasil Output SPSS ............................................................................... 49
4. Grafik Hasil Pengolahan ...................................................................... 50
5. Titik Persentase Distribusi t ................................................................. 51
6. Titik Persentase Distribusi f ................................................................. 52
7. Data Identitas Respondent Usaha ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ......................................................... 53
8. Data Biaya yang dikeluarkan responden untuk Produksi ternak unggas Dikecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat........................ 54
9. Data Tingkat Produksi Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ......................................................................... 55
10. Data Quisoner Peternakan Unggas Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat. ......................................................................... 56
11. Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................................... 57
12. Surat Balasan Penelitian ....................................................................... 58
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia.
Kebutuhan individu dibangun dengan kebutuhan individu lainya, dalam satu
keluarga, akan menghasilkan kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga yang
digabung dengan kebutuhan keluarga lain dalam satu komunitas tertentu, dan akan
menghasilkan komunitas tersebut, barang dan jasapun untuk memperolehnya
diperlukan pengorbanan, misalnya ditukar dengan uang atau bentuk penukaran
lainnya, itulah yang disebut barang ekonomi. Oleh karena itu, pentingnya bagi suatu
usaha yang dapat meningkat produksi, sebagaimana memenuhi kebutuhan konsumen
yang dapat meningkatkan pendapatan usaha yang dikelola, kegiatan peternakpun saat
ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi sudah berkembang
menjadi salah satu alternatif usaha yang menguntungkan.
Peternakan rakyat, terutama bersekala usaha kecil dan menengah, hal ini
terlihat dari jumlah usaha peternak yang cukup banyak dalam total produksinya
sehingga dapat berperan dalam skala nasional, akan tetapi kondisi peternakan rakyat
masih menghadapi berbagai tantangan untuk berkembang, tantangan antara lainnya
ialah keterbatasan modal, dalam kegiatan usaha yang belum mencapai skala
ekonomis, karena masih bersifat tradisional, hal ini menjadikan skala produksi
tergolong rendah. Maka dalam membentuk suatu usaha peternakan, seperti ternak
unggas perlu diketahui tantangan usaha yang memberikan peluang besar terhadap
pengembangan usaha. Pengembangan usaha juga sangat dipengaruhi oleh tingkat
permintaan akan produksi daging, telur dan bibit unggas yang mengalami
2
peningkatan dari hari-kehari, terutama pasar dalam negeri, hal ini juga menjadikan
faktor pendorong bagi usaha ternak unggas dalam meningkatkan produksinya.
Wilayah dan budaya juga merupakan faktor lain yang memiliki peluang besar
dalam menentukan usaha tani, usaha ternak unggas sangat cocok dikembangkan di
wilayah suatu adat dan budaya terutama yang menggunakan daging sebagai salah
satu menu sajiannya. Provinsi Aceh umumnya dan Aceh Barat khususnya merupakan
daerah yang sadar budaya dan adat istiadat misalnya berupa kegiatan spiritual dan
budaya yang seperti maulid, meugang, hajatan, dan lain-lain, kebiasaan penduduk
seperti ini menyebabkan kebutuhan/permintaan akan meningkat, hal ini menjadikan
usaha ternak unggas sebagai sektor potensial untuk dikembangkan. Peningkatan
konsumsi daging dari tahun ketahun dapat kita lihat pada tingkat pemasukan ternak
unggas yang dapat dilihat sajian pada tabel berikut :
Tabel 1
Jumlah Pemasukan Ternak Unggas di Kabupaten Aceh Barat
No Jenis Unggas 2011 2012 Perubahan
1 Ayam buras 500 952 53%
2 Ayam Ras (petelur+Pedaging) 92,000 490,761 19%
3 Itik - - - Sumber:Data Sekunder (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Oktober 2013).
Berdasarkan tabel 1 dapat kita lihat peningkatan pemasukan ternak unggas
pada ayam buras meningkat sebesar 53 Persen dan pada ayam ras meningkat sebesar
19 Persen sedangkan pada ternak itik nihil.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan padatnya
kegiatan kebudayaan dan keagamaan, maka kebutuhan konsumsi juga semakin
meningkat. Untuk itu diperlukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan
produksi ternak unggas, agar mampu memenuhi permintaan dan mendorong tingkat
pendapatan hasil usaha peternak unggas secara kontinu dalam produktivitasnya.
3
Peningkatan produksi akan mendorong pendapatan petani ternak unggas dan
menjamin daya beli masyarakat. Kebijakan ini sangat bermanfaat guna untuk
peningkatan efisiensi serta pendapatan hasil usahatani ternak unggas. Hal ini
didorong oleh kenyataan yang diakui oleh kebanyakan peternak bahwa tingkat
permintaan unggas sering mengalami keterbatasan dalam hasil produksi yang
menurut jenis unggas yang dibutuhkan, Sehingga banyak unggas yang didatangkan
dari daerah lain, tingkat permintaan pasar daging hewani yang tinggi ini menjadikan
suatu peluang usaha ternak unggas untuk dikembangkan dengan meningkatkan
populasi unggas yang mampu memenuhi permintaan pasar. Untuk melihat populasi
ternak unggas di Kabupaten dapat jelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2
Jumlah Populasi Ternak unggas Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2008-2012
No
Tahun
Jenis Unggas (Ekor)
Ayam Buras Ayam Ras
(petelur+Pedaging)
Itik
1 2008 381.209 11.878 60.504
2 2009 397.061 7.020 68.729
3 2010 359.424 24667 60.504
4 2011 388178 24828 59657
5 2012 282009 27120 33780 Sumber :Data Skunder (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat Oktober 2013).
Pengelolaan dan produktivitas usaha ternak unggas di Aceh Barat umumnya
diusahakan oleh peternak yang tinggal daerah perdesaan, karena memiliki
perkarangan yang relatif luas sehingga sangat cocok untuk pengembangan usaha
ternak unggas ini.
Ternak unggas merupakan hewan ternak yang mudah dipelihara dan paling
ekonomis dibandingkan dengan ternak yang lain. Usaha tani ternak unggas juga
mampu memberikan kontribusi pendapatan yang dapat berkembang secara optimal,
4
karena tingkat permintaan akan unggas disuatu desa dan kota yang sangat cepat
berkembang.
Kecamatan Meureubo merupakan wilayah Kecamatan di Kabupaten Aceh
Barat yang memiliki lokasi pedesaan yang sangat cocok untuk pengembangan usaha
ternak unggas, karena lokasi pedesaan yang jauh dari jalan raya, dan berdekatan
dengan pusat perkotaan, hal ini dapat mendorong usaha ternak unggas lebih
potensial untuk dikembangkan sebagai tujuan ekonomis.
Kecamatan Meureubo terdiri dari 26 Desa, dengan jumlah penduduk 27.116
jiwa, sedangkan luas lahan di Kecamatan Meureubo mencapai 11.287 Hektar.
Produktivitas usaha ternak unggas di Kecamatan Meureubo sangat perlu
dikembangkan, karena lahan di Kecamatan meureubo sangat mendukung untuk
usaha jenis tenak unggas, adapun populasi ternak unggas di Kecamatan Meureubo
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3
Jumlah Populasi Ternak Unggas Menurut Jenis Ternak
di Kecamatan Meureubo Tahun 2010-2012
No Jenis Ternak 2010 2011 2012
1 Ayam Buras - 4.827 7.927 7.232
2 Ayam Ras 1.407 1.458 2.918
3 Itik 6.844 6.552 4.471
Sumber : Data Sekunder (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat Oktober 2013)
Populasi ternak unggas di Kecamatan Meureubo yang ditunjukkan pada tabel
3 ialah perubahan jumlah ternak unggas menurut jenis unggas, untuk jenis populasi
ayam buras dari tahun 2010 mencapai 4.827 ekor, dan tahun 2011 mencapai 7.927
dan tahun 2012 mencapai 7.232, sedangkan Ayam ras pada tahun 2010 mencapai
1.407 dan tahun 2011 mecapai 1.458 ekor, hingga tahun 2012 mencapai 2.918 ekor,
sedangkan usaha ternak unggas itik turun dari tahun 2010-2012 adalah dari 6.844
ekor turun sampai 4.471ekor, antarapeningkatan populasi ternak sangat dipengaruh
5
oleh faktor-faktor produktivitas usaha, karena faktor produktivitas ialah sebagai
motivasi yang mampu dalam mendorong tingkat kemajuan usaha dan dapat
memenuhi permintaan konsumen terhadap kebutuhan daging unggas. Sedangkan
dalam membangun usaha peternakan di Kecamatan Meureubo sangat perlu
meningkat kualitas tenaga kerja yang produktif, karena jumlah tenaga kerja dapat
mempengaruhi jumlah kegiatan dalam membangun usaha, Menurut data Dinas
Perindutstrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Barat tahun 2010 Kecamatan
Meureubo memiliki angkatan tenaga kerja sekitar 736 Jiwa yang berasal dari industri
kecil dan sedang.
Berpijakdari uraian latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul
skripsi: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas UsahaTernak Unggas
di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan yaitu faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
produktivitas usaha tani ternak unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh
Barat?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
produktivitas usaha ternak unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
1.4. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan diatas, adapun
manfaat penelitian ini berupa teoritis dan praktis.
6
1.4.1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru
sebagai sarana pembelajaran dan penerapan ilmu.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung
maupun tidak langsung kepada semua pihak baik kalangan praktisi.
1.4.2. Manfaat Praktisi
Bagi kalangan praktisi, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan masukan dalam usaha ternak Unggas di masa yang akan datang.
1.5. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini pada bagian pertama berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab ini
merupakan bab yang berisi latar belakang masalah mengenai permasalahan yang
dihadapi berkaitan dengan judulyang dipilih, yaitu : Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produktivitas Usaha Ternak Unggas.
Bagian kedua Tinjauan Pustaka merupakan Bab yang tersusun atas teori
umum yangmerupakan dasar-dasar pemikiran yang akan penulis gunakan dalam
menjawab permasalahan pada penulisan ini, faktor yang mempengaruhi
produktivitas, modal, tenaga kerja usaha tani peternak unggas, Hasil produksi
sebagai faktor pendapatan, usaha dan produksi, Kendala dalam membudi daya
unggas, Pasar dan Pemasaran dan hipotesis penelitian.
Bagian ketiga Metode Penelitian merupakan bab yang berisi terdiri dari:
Ruang Lingkup Penelitian, Jenis Data Penelitian, populasi dan sampel penelitian,
Data penelitian, variable Penelitian, metode analisis data, dan Pengujian Hipotesis.
7
Bagian empat berisi tentang Hasil dan Pembahasan yang didalamnya
dijelaskan mengenai stastistik dekriptif, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan
hasil penelitian.
Bagian lima berisi Simpulan dan Saran yang didalamnya dijelaskan mengenai
simpulan-simpulan yang diambil dari keseluruhan hasil penelitian serta saran-saran.
Serta dalam skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka yang penulis guna untuk
melengkapi penyusunan skripsi ini.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA.
2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha
Produktivitas Usaha sangat dipengaruhi pada besar kecilnya, jenis usaha,
teknologi yang digunakan, intensitas penggunaan tenaga kerja atau modal. Maka
Proses produksi terdapat berbagai faktor yaitu terdiri empat komponen adalah:
a. Tanah,
b. Modal,
c. Tenaga kerja dan
d. Skil
Masing-masing faktor ini mempunyai fungsi yang berbeda, namun saling
berkaitan satu sama lain. “Sebagaimana faktor ini ditekankan pada usaha tani yang
maju dan berorientasi pasar pada keuntungan”. (Daniel 2004, h.50).
Sa’id dan Intan (2004, h.66-70) Faktor produksi juga dapat dipengaruhi oleh
musiman, bervariasi dalam jumlah nilai, wilayah produksi tersebar dan biaya
produksi yang berbeda setiap daerah produksi, karena ada daerah yang berproduksi
efesien dan ada yang tidak efesien untuk suatu komoditi tertentu, dilanjutkan bahwa.
Upaya itu perlu melihat pengaruhi permitaan oleh tingkat konsumsi masyarakat yang
tinggi akan berimplikasi kepada peningkatan volume penjualan dan pada gilirannya
merangsang peningkatan volume produksi.
Faktor dalam proses produksi, penulis mengkaitkan dengan usaha tani ternak
unggas seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan skil. Akan tetapi ada pendapat
sebenarnya tidak perlu jadi masalah, yaitu tanah merupakan faktor kunci usaha
dalam pertanian, tanpa tanah mustahil usaha tani dapat dilakukan, disamping itu
modal juga menjadi sumber mutlak yang diperlukan dalam usaha pertanian, tanpa
9
modal sudah pasti usaha tidak bisa dilakukan, paling tidak modal dibutuhkan untuk
pengadaan bibit dan upah tenaga kerja, sedangkan tenaga kerja juga memberikan
pengaruhi terhadap nilai produksi dimana jumlah tenaga kerja adalah untuk
pengelolaan besarnya skala usaha dan skil yang memberi motivasi terhadap
pertumbuhan kualitas dan kuantitas produksi.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan produtivitas usaha tani unggas perlu
ditinjau pertambahan berat badan, karena hal ini menjadikan sebagai pegangan
berproduksi bagi peternak dan para ahli, bila pertambahan berat badan yang
diperoleh peternak lebih baik dari standar atau mendakati standar maka gembiralah
peternak itu. Akan tetapi pertambahan berat badan harus pula di kaitkan dengan
konsumsi ransumnya. (Rasyaf 2006, h.64)
Peningkatan produksi dalam pengeloaan usaha, selain pengertian faktor
tanah, produksi juga memerlukan permodalan dalam usaha seperti yang
dikemukakan.
Daniel (2002. h:20-21) lebih lanjut menyatakan. “Keberadaan modal sangat
menentukan tingkat produksi atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan
modal menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan sehingga menimbulkan
risiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima”.
Tahap dalam produksi usaha tani unggas sangat membutuhkan tenaga atau
pengetahuan dalam mengelola usaha karena, “ kekurangan tenaga kerja dari segi
jumlah akan dapat menghambat proses produksi sesuai dengan yang direncanakan.
dilanjutkan bahwa. Sedangkan mutu tenaga kerja yang diperlukan dalam proses
produksi sangat penting untuk menjamin agar penempatan tenaga kerja yang
direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam suatu jenis pekerjaan”.
(Sa’id dan Intan 2004, h. 44)
10
Berdasarkan apa yang telah diuraiakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi produksi ialah penggunaan faktor-faktor produksi secara
pengetahuan yang terbimbing dalam mengelolah produksi sesuai dengan kebutuhan
tingkat permitaan konsumen.
2.1.1 Modal
Modal (capital) sering diartikan secara berbeda. Dalam konteks akuntansi,
modal diartikan sebagai kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dalam bisnis. Dalam
manajemen modal dikaitkan dengan keseluruh aktiva sehingga mencakup ekuitas dan
utang bisnis. Pengertian ini sering diakibatkan oleh perbedaan tujuan pembahasan,
dimana akuntansi lebih terkait dengan masalah adaministrasi dan hukum, sedangkan
manajemen dengan masalah efesiensi. Terlepas dari perbedaan tersebut ada dua tipe
modal yaitu:
1. Modal adalah modal berasal dari luar usaha yang tertanam di dalam perusahaan
untuk jangka waktu tertentu lamanya, contoh seperti pinjaman.
2. Modal sendiri ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang
tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal
dapat berasal dari pendapatan usaha (keuntungan) Perusahaan. (Firdaus 2009,
h.10-16)
Pengorganisasian modal merupakan penyusunan anggaran yang digunakan
dalam usaha peternakan. Pengorganisasian modal bertujuan untuk mengetahui
jumlah biaya yang dibutuhkan mulai dari persiapan hingga usaha berjalan dan
menghasilkan produk. Penyusunan anggaran akan mempermudah peternak atau
pengusaha dalam menjalankan kegiatan usahanya. Besarnya biaya yang digunakan
dalam kegiatan produksi akan mempengaruhi harga jual produk yang dihasilkan.
Namun modal digunakan ketika memulai usaha dan saat usaha berjalan. Modal yang
11
digunakan saat memulai usaha disebut modal awal (investasi), sedangkan modal
yang digunakan saat usaha berlasung disebut sebagai biaya operasional produksi
(Rihardi dan Hartono 2003.h. 46-47).
Harrod dalam Amalia (2007.h.14) mengemukakan peranan modal
mempunyai fungsi ganda yaitu:
a. Meningkatkan kapasitas produksi
b. Meningkatkan daya beli.
Sedangkan tujuan penanaman modal:
a. Untuk mengganti alat-alat modal yang tidak dapat digunakan lagi.
b. Untuk memperbesar jumlah alat modal yang tersedia dalam masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal
adalah sebagai kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dalam bisnis, namun modal
menjadi sumber yang harus digunakan, seperti jumlah modal kerja yang dimiliki
sangat menentukan skala usaha. Dalam permodalan biaya investasi dikeluarkan oleh
peternak yang nilainya tetap, meskipun total produknya berubah ini menjadikan
penerapan modal yang penting dalam usaha tani ternak unggas.
2.1.2 Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat (UU Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1999) Oleh
karena itu perusahaan akan memberikan balas jasa kepada pekerjaan dalam bentuk
upah. Jadi yang dimaksud dengan upah tenaga kerja adalah semua balas jasa (taken
pretasi) yang diberikan oleh perusahaan kapad semua pekerja (Sardono, et. al, 2011,
h 20).
12
Pengertian lain tenaga kerja secara mikro adalah orang yang tidak saja
mampu bekerja, tapi secara nyata menyumbangkan potensi kerja yang dimilikinya
kepada lingkungan kerjanya dan menerima imbalan upah, dan upah tersebut bisa
berupa barang atau uang. Sedangkan pengertian secara makro termuat dalam
Undang-undang Pokok Ketenagakerjaan no.14 tahun 1969, yaitu “Setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
http://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-
angkatan.htmldiakses tanggal 25 Agustus 2013
Tenaga kerja perlu kita ketahui dimana “dari segi kuantitas, tenaga kerja
bukanlah suatu hal yang sulit, untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan
bertanggung jawab, diperlukan prses seleksi agar tenaga kerja memiliki jalul karir
sendiri. Dalam proses seleksi tenaga kerja, perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti
tingkat pendidikan, pengalaman, keterampilah, kondisi fisik, dan jenis kelamin
(Abidin 2006, h. 20)
Pengelolaan tenaga kerja juga perlu diperhatikan dengan jumlah karena.“
kekurangan tenaga kerja dari segi jumlah akan dapat menghambat proses produksi
sesuai dengan yang direncanakan. dilanjutkan bahwa. Sedangkan mutu tenaga kerja
yang diperlukan dalam proses produksi sangat penting untuk menjamin agar
penempatan tenaga kerja yang direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan
dalam suatu jenis pekerjaan” (Sa’id dan Intan 2004, h. 44)
Melihat tenaga kerja ini, perlunya proses seleksi dalam hal prilaku dan
pengetahuannya, dan pengelolaan tenaga kerja juga perlu memperhatikan kuantitas
atau jumlah tenaga kerja agar dapat menciptakan produksi yang seimbang dalam
menentukan permintaan terhadap konsumen.
http://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-angkatan.htmlhttp://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-angkatan.html
13
2.2 Usaha Tani Peternak Unggas
Yuwanta (2007,h.11) mengemukakan bahwa “peternak unggas adalah
bagaian yang tidak dipisahkan dengan pertanian karena sebagian besar peternak
unggas lokal adalah petani, dan pakan unggas pada umumnya adalah biji-bijian hasil
petani.
Pengertian lain juga dapat dijelaskan dari usaha tani ternak unggas yang
berbentuk tujuan produksi dalam kebutuhan ekonomis ialah.
Usaha tani ternak unggas merupakan hewan dipelihara untuk kebutuhan
daging hewani. Maka dapat dijelas pengembangan usahanya yaitu “pada awalnya
pemeliharaan ternak dilakukan oleh masyarakat hanya untuk pemenuhan kebutuhan
diri sendiri dan keluarganya. akan tetapi sejalan pengembangan zaman kegiatan
peternakan mengalami perubahan dan mengarah pada bentuk usaha sebagai sumber
pendapatan.“ dari penjelasan diatas bahwa pengembangan usaha ternak unggas sudah
menjadi bentuk usaha yang berorientasi pada kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk
mencapai pendapatan dalam usahanya”(Rihardi dan Hartono 2003, h. 9-10).
Sejauh ini penulis melihat dalam pengembangan usaha ternak unggas yang
mana dalam pengelolaan usaha tani ternak unggas tidak terlepas dari bentuk usaha
tani ternak unggas sebagai tujuan produksi.
Selanjutnya Rihardi dan Hartono (2003, h. 8) menyatakan bahwa “usaha
tani ternak unggas dapat kita lihat suatu gambaran usaha yang mencapai tingkat
pengelolaan, dimana “Keberhasilan suatu usaha sedikit banyaknya ditentukan oleh
kemampuan peternakan dalam mengelolah usahanya, sebagaian besar usaha
peternakan masih dikelolah dengan skala usaha kecil dan menengah”. Penyebabnya
antara lain ialah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para peternak.
14
Berpijak dari pengertian usaha tani ternak unggas perlu juga mengetahui
pengertian yang menggambaran usaha tani atau usaha tani ternak unggas, yang mana
usaha tani adalah setiap organisasi yang tersusun dari alam tenaga kerja, modal dan
manajemen yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.Pada dasarnya
setiap usahatani memiliki empat unsur pokok yang terdiri dari unsur lahan yang
diwakili oleh alam, unsur tenaga kerja yang terdiri atas petani (bersama keluarga),
unsur modal yang beragam jenisnya (ternak, tanaman, alat-alat) dan unsur
manajemen yang peranannya dibawakan oleh seseorang yangdisebut petani.
Keempat unsur tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan dalam usaha tani karena sama
penting dalam mengembangkan usaha peternakan dan perdagang ternak unggas,
dimana sangat menjanjikan dari tahun ke tahun semakin menonjol peranannya dalam
meningkatkan pendapatan usahatani dan perdagangan serta semakin mempersempit
kesenjangan terhadap peningkatan akan kebutuhan daging hewani, hal ini dilanjutkan
bahwa, pakan juga harus diberikan seekonomis mungkin tanpa mengurangi mutu dan
nilai gizinya, untuk menghematkan biaya pakan, umumnya peternak mencampur
berbagai jenis pakan (Pambudhi dan Lantera 2003, h. 55).
Kriteria usaha dalam bentuk ekonomis yaitu dapat dijelaskan secara analis
ekonomis, dimana, “Analisis ekonomi usaha tani peternakan unggas terdiri dari
komponenpenerimaan dan pengeluaran, sehingga diperoleh estimasi keuntungan
maupun kerugian yang menjadi salah satu indikator dalam kelayakan usaha
tersebut”. Sejauh ini dapat dijelaskan bahwa, “Komponen penerimaan terdiri dari
penjualan unggas hidup dan produksi telur. Komponen pengeluaran terdiri dari biaya
tetap dan biaya tidak tetap dalam suatu siklus produksi pada skala usaha tertentu
masih ada kendala yang harus dihadapi, seperti warna karkas (daging) yang masih
kurang bersih (Juntak 2005, 1-5-17).
15
Upaya dalam menentukan kebutuhan konsumen terhadap unggas ada
beberapa keteria konsumen, akan tetapi sebagai peternak unggas perlu diketahui
seperti tujuan memelihara ayam ada dua tujuan yaitu: “Sebagai hobi dan bisnis,
ayam yang dipelihara untuk dinikmati keindahan suaranya dan keelokan bulunya,
keunikan penampilannya atau ketanggkasan pertarungnya. sementara ayam yang
dipelihara untuk tujuan komersial, praktisi dikelolah untuk orientasi petelur,
pedaging, atau bibit”. Penjelasan diatas memberikan gambaran bahwa kebutuhan
unggas bukan kebutuhan daging saja akan tetapi ada hal lain yang diminati
konsumen (Iswanto 2005, h. 7)
Menurut beberapa pemerhati unggas, ayam ini memiliki prospek bisnis cukup
baik. Hal ini ditunjang oleh berbagai potensi yang dimilikinya, disamping itu,
membudidayakannya ada hal yang perlu diperhatikan. Sementara itu, permintaan
telur ayam yang cukup tinggi, ini memberikan produktifitas usaha harus mampu
meningkatnya, karena kebutuhan konsumsi yang semakin meningkat, dan perlu kita
ketahui suatu kegiatan usaha peternak unggas tidak lepas dari cara membudidayakan,
atau pengetahuan dalam memelihara agar mampu mengahasilkan produksi hasil
ternak lebih efesien terhadap nilai-nilai jual dan terhadap hasil peternakan pada
pasca panen.
Sejauh yang telah dikemukakan di atas gambaran usaha peternak unggas
dapat dilihat dari jenis unggas dan potensi-potensi yang dimiliki mampu
menguntungkan secara ekonomis dan tidak mengurangi mutu dan nilai gizinya,
dimana dipelihara untuk tujuan komersial, praktisi dikelolah atau untuk orientasi
petelur, pedaging, atau bibit, yang dapat meningkatkan hasil produksi yang
beorientas pada pendapatan usaha ternak unggas sehingga mampu miningkatkan
produksi usaha peternak.
16
2.3 Hasil Produksi Sebagai Faktor Pendapatan
Tingkat pendapatan dapat kita jelaskan pengertiannya ialah “Pendapatan
adalah suatu hasil yang di dapatkan oleh seseorang setelah melakukan pekerjaan
walaupun hasil yang dicapainya masih rendah ataupun sudah cukup tinggi yang
nantinya digunakan untuk mencukupi suatu kebutuhan ataupun mengkonsumsi suatu
barang dan jasa”.(http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-
tingkat-pendapatan. html // diakses tanggal17/07/2013).
Upaya dalam meninjau pengaruh Peningkatan Produksi dan pendapatan
didalam kegiatan ekonomi maka dapat dijelaskan “pada faktor pertumbuhan ekonomi
yang mana tergatung pada modal, tenaga kerja dan teknologi, sedangkan komponen
pertumbuhan ekonomi dari semua bangsa di dunia yaitu:
a. Akumulasi modal.
b. Pertumbuhan Penduduk.
c. Kemajuan Teknologi.
Akumulasi modal (Capital accumulation) terjadi apa bila sebagian
pendapatan ditabungan dan investasi kembali dengan tujuan memperbesar output
dan pendapatan kemudian hari. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan
kerja dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi,
karena pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestik lebih
besar. Kemajuan teknologi adalah ditemukan cara baru atau perbaikan cara lama
dalam mengenai pekerjaan tradisional (Amalia 2007, h.23-24)
Berdasarkan teori ekonomi pendapatan/penerimaan keuntungan mempunyai
arti yang sedikit berbeda dengan pengertian keuntungan dari segi pembukuan.
Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan/pembukuan seperti telah diterangkan di
atas, keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh
http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.%20html%20/http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.%20html%20/
17
dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Keuntungan menurut pandangan
pembukuan, apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya tesembunyi, akan
menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (Pure profit). (Sukirno
2011.h. 384)
Yuwanta (2007, h. 13), “Sebagai usaha peningkatan pendapatan di daerah
kemiskinan dan sekaligus mengubah kemiskinan menjadi sumber produksi ternak
dengan kualitas tinggi”. Maksudnya peningkatan pendapatan usaha peternak harus
bisa menentukan kualitas produksi.
Daniel (2004, h.138-139) lebih lanjut menjelaskan bahwa “Perubahan tingkat
pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi. Secara teoritis,
peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Namun bertambahnya
pendapatan suatu usaha sangat mempengaruhi permintaan akan barang” Maka hal ini
perlu melihat berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain:
a. Harga
b. Harga barang lain
c. Selera
d. Jumlah penduduk
e. Tingkat pendapatan.
Penulis mencoba merintis Faktor ini memberikan gambaran dalam suatu
peningkatan pendapatan, setiap dalam usaha yang mana keadaan harga suatu barang
mempengaruhi jumlah permintaan barang (Produksi) tersebut, harga barang lain juga
memberikan dampak dari perubahan harga yang mempegaruhi terhadap permintaan
barang lain. Sedang selera memberikan pengaruhi terhadap besar kecilnya
permintaan. Pertumbuhan penduduk makin meningkat makin besar pula barang yang
18
dikonsumsi, dan tingkat pendapatan juga akan terjadi pengaruh terhadap banyaknya
konsumsi.
Pendapatan usaha peternakan itu dibandingkan dengan biaya produksi, namun
peternakan yang diarahkan pada suatu tujuan bisnis memang sudah semestinya
berorientasi pada pasar dan mengharapkan keuntungan. “Faktor-faktor dalam
artenatif produksi, produksivitas memiliki tahap pengelolaan secara teknis yaitu:
a. Pegelolaan produksi yaitu memproduksi daging sesuai dengan sasaran yang
hendak dicapai.
b. Pengelolan pakan yaitu: pengawasan yang menjadi penting kelebihan persediaan
atau pemborosan akibat ransum terbuang dan bisa mengalami kerugian.
c. Pengelolaan tenaga kerja yaitu: bekerja dalam pengelolaan peternakan.
d. Organisasi kerja di peternakan yaitu: teknis dan non-teknis, teknis ialah unsur
faktor produksi, seperti makanan dan pencegahan penyakit yang menghasilkan
produksi sesuai dengan tujuan. Sedangkan non-teknis ialah meliputi faktor
administrasi umum yang bersifat mendukung unsur teknis.
e. Biaya penerimaaan, dan keuntungan yaitu: jumlah uang yang dikeluarkan untuk
membeli bibit atau peralatan yang menunjang dan tergantung pada situasi pasar,
karena peternak tidak punya andil untuk menentukan harga pasar” (Rasyaf 2008,
h. 132-140).
Usaha peternakan dapat mengalami pasang surut karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Untuk itu, para pelaku usaha harus memperhatikan dengan baik
faktor-faktor ini agar tidak mengalami kegagalan dalam berusaha. Secara garis besar,
faktor-faktor yang mempengaruhi usaha peternakan dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal sangat dipegaruhi yaitu:
19
a. Alokasi ialah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasil usaha
peternakan, karena alokasi yang memiliki sentral produksi lebih menguntungkan
dari pada bukan didaerah sentral produksi.
b. Skala Usaha yaitu dapat mempengaruhi hasil produksi ternak, dari besar
kecilnya skala usaha yang memberikan pengaruh terhadap pendapatan usahan
ternak.
c. Modal ialah kesedian yang cukup untuk menjadi kemutlak dibutuhkan dalam
usaha peternakan. Besarnya modal dipengaruhi oleh besarnya skala usaha.
d. Peternakan yaitu suatu usaha ternak dimana kemampuan peternak dalam
mengelolah usahanya yang memiliki latar belakang pengetahuan, kenterampilan
dan pengalaman adalah faktor yang harus diperhatikan dalam meningkat hasil
usahanya.
e. Ternak adalah hewan ternak dimana kondisi sehat dan sakit sangat mempengruhi
produksi yang dihasilkan.
Sedangkan faktor-faktor eksternal yaitu:
a. Pasar merupakan suatu proses jual beli antara produsen, middleman, dan
konsumen.
b. Teknologi ialah suatu usaha peternakan juga ditentukan oleh perkembangan
tekhnologi yang digunakan. Seperti dapat mengatur pola produksi, dan teknologi
pemulihan benih yang dapat memudah peternak dalam meningkatkan hasil
produksi.
c. Kondisi ekonomi nasional. Usaha peternak sangat tergantung pada kondisi
perekonomian nasional.
20
d. Kebijakan pemerintah yaitu kebijakan dalam subsektor peternakan. Seperti
penyediaan fasilitas kredit usaha dan izin usaha. (Rihardi dan Hartono 2003,
h.26)
2.3.1 Usaha dan Produksi
Rasyad (2006, h.70-71) Lebih lanjut bahwa Pendapatan usaha peternakan itu
di bandingkan dengan biaya pakan. Dilanjutkan bahwa “Pendapatan usaha juga
merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (dalam kilogram hidup),
sedangkan biaya makanan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan kilogram ayam hidup tersebut” rincian penjelasan ini dapat
diumpamakan, pada hari selasa telah dihasilkan 1.000 kg ayam hidup yang siap
dijual, untuk menghasilkan 1.000 kg berat ayam hidup itu tentu ayam harus makan
agar daging dapat terwujud.
Analisis usaha dilakukan setelah gagasan usaha layak untuk dikembangkan,
dilihat dari aspek pemasaran dan produksi. Pembahasan analisis usaha menyakut
perhitungan biaya investasi dan operasional serta penerimaan dari hasil penjualan
produk yang dihasilkan. Metode analisis usaha yang umum digunakan adalah
anggaran aliran kas (cahs flow), analisis laba/rugi, return cost ratio (R/C), dan Break
Even Point (BEP).(Rihardi dan Rudi 2003, h. 70).
Pengembangan dalam usaha ternak perlu kita lihat berbagai faktor-faktor
yang harus kita ketahui seperti. “Memenuhi tingkat keuntungan usaha peternakan,
merupakan selisih positif antara pendapatan yang dihasilkan oleh usaha peternakan
secara langsung maupun tidak langsung dari pengeluaran” dilanjutkan. “Sedangkan
nilai keuntungan akan semakin tinggi, dan efesiensi usaha ternak juga tinggi, hal ini
menjadikan salah satu cara yang paling klasik dan paling masuk akal dalam
21
meningkatkan efesiensi usaha peternakan adalah dengan menyiasati pakan”(Abidin
2005, h.42)
Produksi merupakan subsistem agribisnis yang melakukan kegiatan ekonomi
untuk menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi ternak (sapronak). Jenis
usaha atau industri yang terlibat dalam subsistem ini antara lain usaha pembibitan,
industri pakan, industri obat-obatan dan industri penyediaan peralatan ternak(Rihardi
dan Rudi 2003.h. 16).
Penulis menguraikan bahwa kekuatan usaha juga tergantung pada produksi
yang mampu mendistribusikan pasar. Adapun dalam meningkatkan produksi
perlunya pengetahuan yang terbimbing dan berbagai pendidikan atau pengetahuan
yang sudah dibernarkan dalam kajiannya seperti ilmu ekonomi dalam menyiasati
permintaan pasar dengan hasil produksi. Selanjutnya kekuatan usaha juga perlu
dipertahankan dan memberikan dampak terhadap konsumen dari berbagai nilai-nilai
yang dipengaruhi oleh waktu-waktu yang memberikan tingkat permintaan dan
penawaran harga barang produksi.
2.3.2 Kendala dalam Membudidaya Unggas
Beberapa permasalahan dalam membudidaya unggas selalu mengarah pada
bentuk kesenjangan usaha, seperti perkembangan usaha industri perungasan sangat
perlu melihat melihat kemampuan dalam produksi.
Kendala yang sering kita temukan seperti potensi dan kemampuan individu
untuk beternak, “akan tetapi yang mengakibatkan turunnya produksi dan reproduksi
ternak unggas karena motivasi pemeliharaan belum mangarah pada ekonomi yang
efesien, pengetahuan tentang reproduksi dan pembibitan masih tergolong rendah, dan
masih terjadi pengurasan atau pengrusakan bibit karena petani peternak unggas justru
menjual unggas yang baik agar mendapatkan nilai tukar rupiah yang tinggi, hal ini
22
bisa menyababkan sulitnya mendapat bibit dalam jumlah yang besar”(Yuwanta 2007,
h. 16)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan usaha ternak unggas perlu juga
melihat berbagai faktor dalam menghasilkan produksi yang sering menjadi kendala,
karena rendahnya produksi peternakan akibat rendah perhatian terhadap cara
membudidayakan usaha ternak unggas.
Iswanto (2005, h.45) lebih lanjut dalam bukunya bahwa, adanya
kecenderungan, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah bisa
mendatangkan kerawanan sosial berupa tindakan kriminal. Maka hal ini untuk
menghindari membangun peternakan ayam kampung di lokasi tersebut. Ada baiknya
sebelum usaha dimulai dilakukan surve lapangan untuk memantau sosial ekonomi
masyarakat.
Perkembangan produksi unggas yang terus meningkat sebenarnya
menjanjikan keuntungan yang baik seperti apa yang kita pikirkan, apabila
perkembangan itu mengalami masalah penyakit pada semua unggas seperti ayam
yang dipeliharanya, bisa dikatakan peternak tersebut telah gagal (terutama dari segi
produksi unggas). Lebih lanjut “Masalah penyakit disekitar itulah hal yang harus
diperhatikan peternak dari hari ke hari untuk menghasilkan daging ayam yang
ekonomis dan berkualitas baik”. Oleh karena itu petani ternak unggas wajib
mengenal penyakit-penyakit yang kerap menyerang pada ungags(Rasyaf 2008, h.
142).
Pengelolaan usaha ternak unggas mempunyai beberapa ketentuan dalam
kuantitas, dimana kuantitas yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap besar
kecilnya kebutuhan tenaga kerja.
23
Selanjutnya dalam pengembangan usaha ternak unggas, perlu diketahui
berbagai usaha yang dikembangkan dan berbagai produksi yang dihasilkan, maka
besarnya usaha yang dikelola “seperti dalam usaha skala kecil jumlah induk
(Unggas) adalah 100-200 ekor, biasanya, dalam skala kecil ini peternak tidak
membutuhkan orang lain tenaga kerja, tetapi peternak itu sendiri sekaligus sebagai
tenaga kerja”(Pambhudidan Lantera 2003, h. 79).
Perkembangan dalam membudidayakan peternakan unggas penulis melihat
suatu kegiatan usaha ternak unggas juga banyak kita dijumpai seperti adanya
kelemahan-kelemahan didalam mengembangkan produk peternakan, antara lain di
sebabkan karena kurang perhatian terhadap masalah-masalah produksi dan
pemasaran seperti pembelian, sorting penyimpanan, pengangkutan dan pengelolaan
sering tidak berjalan seperti yang diharapkan sehingga efesiensi pemasaran menjadi
lemah dan biaya angkutan yang tinggi dan juga dipengaruhi oleh gangguan penyakit
pada unggas yang dapat mengurangi produktivitas hasil panen usaha ternak unggas.
2.4 Pasar dan Pemasaran
Pasar adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam menentukan tingkat nilai jual
seperti produk pertanian dan peternakan. “Namun pasar sebenarnya mengandung
dua arti : arti fisik dan arti makna. Sebenarnya keduanya tetap sama, yaitu pertemuan
antara pembeli dengan penjual atau lebih inti lagi pertemuan permintaan dan
penawaran”(Rasyad 2006 h.176).
Upaya melihat suatu pengembangan pasar dimana dapat dipastikan dengan
informasi yang jelas tetang pasar lebih lanjut “dimana permintaan pasar yang selalu
memacu pada jumlah penjual, sedangkan jumlah konsumen biasanya diasumsikan
banyak. Secara umum efek subtitusi lebih besar disbanding dengan efek
24
pendapatan”. Hal ini merupakan karakteristik permintaan suatu produk oleh seorang
konsumen, dimana penjumlahan permintaan semua individu (Sunaryo 2001, h. 59)
Kegiatan usaha tani ternak unggas untuk meningkat daya jual daging unggas
kepada konsumen, hal ini perlu ditinjau dalam keahlian dibidang pemasaran dan
harus dimulai dengan pengertian yang benar tentang pemasaran, karena pemasaran
merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha
termasuk dalam usaha tani (agribusinessman), “hal ini dapat dijelaskan bahwa yang
mana tujuan usaha tani berorientasi untuk mendapatkan laba, dan berkembangnya
usaha dengan apa yang diharapkan”. (Firdaus 2008, h.161)
Uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa kekuatan pasar yang memberikan
dampak terhadap perputaran modal yang berlangsung-Nya dengan tingkat
permintaan terhadap hasil produksi. Sedangkan pemasaran suatu produk peternakan
unggas juga melihat berbagai hitungan pada saat panen, karena hasil panen usaha
tani ternak unggas tergantung pada besar/kecil nya modal yang menjadi aset
usahanya.
Sistem pemasaran pertanian tersebut mencakup kegiatan produksi dan
memiliki sasaran dan berusaha untuk memaksimumkan tingkat konsumsi masyarakat
terhadap berbagai jenis produk yang dipasarkan(Sa’id dan Intan 2004, h.62).
Maka dalam analisa penulis usaha ternak unggas jika mampu memproduksi
unggas sesuai dengan permintaan pasar maka hal ini menjadikan efensiensi terhadap
nilai jual dan mampu memasuki pasar. Akan tetapi usaha tani ternak ungas juga
harus memperoleh informasi, terutama pada fluktuasi harga. Menurut keterangan dari
peternak, ternyata pemasaran terhadap harga sudah ditentukan harga satuan produk
dengan jenis unggas yang telah diproduksi, maka efesiensi pendapatan sangat
tergantung pada perputaran modal dan hasil produksi yang akan dipasarkan.
25
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari apa yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini yaitu di duga jumlah modal dan tenaga kerja
berpengaruh signifikan terhadap tinggkat Produktivitas usaha ternak unggas di
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
26
III. METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Daerah Penelitian
Daerah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh
Barat, Kecamatan Meureubo terdiri 26 Desa, sedangkan untuk penelitian Usaha
ternak unggasdi di batasi dengan tiga Desa yaitu, Desa Pasi Aceh, Mesjid Tuha dan
Desa Ranto Panyang Barat, pada umumnya usahaternak unggas di Desa Tersebut
memiliki Karakteristik yang homogen dan daerah sentral usaha ternak unggas di
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Usaha Tani ternak unggas di Desa Tersebut memiliki jenis usaha ternak
unggas yang bervariasi seperti jenis ternak unggas Ayam Broiler, Ayam Kampung,
Itik, Entok dan Angsa.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif eksplansi
yaitu jenis penelitian yang bertujuan melihat pengaruh variabel satu dengan variabel
lainnya, yaitu dengan hubungan kausal antara variabel independen (Modal dan
Tenaga Kerja) terhadap variabel dependen (produktivitas).
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Kecamatan Meureubo terdiri dari 26 Desa, sedangkan yang menjadi Subjek
penelitian ini adalah terdiri dari 3 Desa, dengan alasan bahwa 3 Desa tersebut
merupakan daerah sentralisasi usaha perternak unggas dan cocok digunakan sebagai
lahan peternakan karena wilayah tersebut berdekatan dengan perkotaan. Populasi
penelitian ini (Arikunto (2001, h. 107) mengemukakan bahwa apabila objek
27
penelitian kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi dan apabila jumlah populasi lebih dari
100, maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.. Adapun populasi
usaha ternak unggas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4
Populasi usaha Ternak Unggas
No Nama Desa Jumlah Petani Ternak
Unggas
1 Pasi Aceh Baroh 15
2 Mesjid Tuha 8
3 Ranto Panyang Barat 17
Jumlah 40 Sumber : Data Penelitian (2013)
3.3.2. Sampel
Mengingat jumlah populasinya kurang dari 100 maka peneliti mengambil
sampel keseluruhan dari populasi yaitu 3 Desa dengan sampel 40 orang masyarakat
peternak unggas dengan teknik pengambilan sampel yang ditentukan secara sengaja
(Purposive sampling) dari keseluruhan Populasi pada masing-masing usaha tani
ternak unggas.
3.4. Data penelitian
3.4.1. Jenis dan Sumber Data
Untuk keperluan analisis, maka dalam penelitian ini digunakan data skunder
dan primer yaitu :
a. Data Skunder
Data skunder adalah Data yang diperoleh dari instansiterkait seperti Departemen
Pertanian, Kantor Kecamatan dan literatur seperti majalah dan skripsiyaitu sebagai data
pendukung dalam penelitian ini.
28
b. Data Primer
Data primer diperoleh lansung dari peternak unggas dengan menggunakan
metode wawancara langsung terhadap peternak dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulkan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan
cara:
a. Studi Pustaka (Libray Resarch) ialah mengumpulkan data yang diperlukan
dengan cara membaca buku-buku dan literatur lainya baik yang wajib maupun
yang dianjurkan yang berhubungan dan ada kaitannyadengan masalah yang
dibahas dalam penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (Field Research) ialah Metode ini dilakukan dengan cara
mengadakan wawancara secara langsung kapada pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan yang berhubungan dangan masalah yang akan dibahas.
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara langsung dengan Petani
ternak unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
3.5. Model Analisis Data
Analisa data yang digunakan untuk mengetahui tingkat produktivitas Usaha
adalah sebagai berikut :
Produktivitas (Ekor/HKSP) = Nilai Jual Produk (Ekor /Panen )
Jumlah HKSP .............................. (1)
Analisa data yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
produktivitas Usaha peternak digunakan rumus Regresi Linear Bergandadimana :
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + e ................................................................................ (2)
Y = Produktivitas Usaha (Ekor /HKSP)
29
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien Regresi Variabel X1 dan X2,
X1 = Modal (Rp)
X2 = Tenaga Kerja Jam Kerja Harian
e = Standart kesalahan (Error)
Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). digunakan Koefesien determinasi (r2)
merupakan kuadrat dari nilai koefesien korelasi.
Rumus koefesien determinasi menurut Hasan (2001, h. 236) :
KP = r2 x 100% ............................................................................................ (3)
Dimana :
KP = Besarnya Koefesien penentu (determinasi)
R = Koefesien Korelasi
3.6. Definisi Operasional Variabel
Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti membatasi penelitian untuk melihat
identifikasi produktivitas usaha tani unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat, yaitu :
a. Produkstivitas Usaha Ternak Unggas (Y) merupakan kegiatan produksi
perbandingan antara output dengan input yang dihasilkan oleh usaha ternak
unggas diukur dengan jumlah unggas x Hari Kerja/Jumlah Pekerja
(ekor/HKP) tahun 2013 di Kecamatan Meuerubo Kabupaten Aceh Barat.
b. Modal (X1), merupakan jumlah uang atau modal usaha yang dikeluarkan oleh
peternak untuk biaya produksi hingga diukur dengan rupiah (Rp) tahun 2013
di Kecamatan Meuerubo Kabupaten Aceh Barat
30
c. Tenaga Kerja (X2) merupakan jumlah tenaga usaha dalam mengelola usaha
tenak unggas yang di ukur dengan Jumlah Jam Kerja Harian (JKH) tahun
2013 di Kecamatan Meuerubo Kabupaten Aceh Barat
3.7. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penulis menggunakan Uji t untuk menguji hipotesis suatu
parameter bila sampel berukuran kecil (n < 30) dan ragam populasi tidak diketahui.
Rumus Uji t menurut Ruslan (2006) dalam Susanti (2011,h.32) yaitu :
𝒕 = 𝒏−𝒓𝟐𝒓
𝟏−𝒓𝟐 ...................................................................................................... (4)
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
r : Koefesien korelasi
Hipotesa stastistik yang diguanakan dalam penelitian ini adalah :
a. H0 : β ≠ 0, variabel independen (modal dan tenaga kerja) secara parsial tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (produktivitas Usaha
Ternak Unggas)
b. H1 : β ≠ 0, artinya variabel independen (modal dan tenaga kerja) secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (produktivitas Usaha
Ternak Unggas).
Kriteria uji Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
a. Apabila t hitung lebi besar dari pada t tabel maka dengan sendirinya H0
ditolak, dan H1 diterima (tingkat signifikansi 5%).
b. Apabila t tabel lebih besar dari pada t hitung maka dengan sendirinya H1-
ditolak, dan H0 diterima (tingkat signifikan 5%).
31
Disamping itu, pengaruh secara simultan (bersama-sama) maka digunakan uji
koefesien regresi uji F (f-test) pada tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) dengan derajat
kebebasan (df) n-k-1.
Pengujian hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan penelian yang
belum dibuktikan kebenarannya. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah untuk
mengetahui bahwa hasil penelitian yang diperoleh merupakan dengan tingkat
keyakinan 95 %. Untuk mencari nilai F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut:
𝐅 =𝑹𝟐/𝒌
(𝟏−𝑹𝟐) / (𝒏−𝒌−𝟏) ....................................................................................... (5)
Keterangan :
R2 : Koefesien Determinasi
N : Jumlah Data atau kasus
K : Jumlah variabel independen
Dengan demikian, pengujian hipotesis dalam penelitian ini secara simultan
dinyatakan dengan keputusan sebagai berikut :
a. Bila Fhitung < Ftabel maka H1 ditolak dan H0 diterima, yang menyatakan bahwa
yang mempengaruhi Modal dan Tenaga Kerja tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap produktivitas usaha ternak unggas di Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat.
b. Bila FHitung > FTabel maka H1 diterima dan H0 ditolak, yang menyatakan bahwa
yang mempengaruhi Modal dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap Produktivitas ternak unggas di Kecamtan Meureubo Kabupaten Aceh
Barat.
32
IV. HASIL PEMBAHASAN
4.6. Deskripsi Variabel Penelitian
Bagian ini penulis akan menjelaskan tentang Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat.
4.7. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Meureubo merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Aceh Barat degan luas wilayah 510,18 KM2. Setelah pengumpulan data
yang berupa data produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat yang terdiri dari tiga Desa diantaranya Desa Pasi Aceh Baroh,
Mesjid Tuha, dan Ranto Panyang Barat dari data tersebut jumlah sampel yang
diambil oleh penulis adalah sebanyak 40 orang yang diperoleh melalui data primer.
Selanjutnya penulis melakukan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha Tani Ternak
Unggas di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha, dan Ranto Panyang Barat
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan adalah untuk
membuktikan hipotesis yang telah di ajukan benar adanya. Desa-desa yang ada
dalam penelitian Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha, dan Ranto Panyang Barat
adalah desa-desa yang mayoritas bermata pencahrian penduduknya sebagai petani,
dan berternak maka dari itu peneliti memilih desa-desa tersebut.
Analisis yang digunakan pada Penelitian ini adalah analisis Deskriptif yang
menjelaskan tentang gambaran data-data variabel penelitian yaitu data yang dilihat
dari Modal, Tenaga Kerja dan Produktivitas.
33
Berikut adalah data jumlah modal yang dikeluarkan oleh para peternak yang
ada di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid tuha dan Ranto Panyang Barat dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 5
Jumlah Produtivitas, modal dan Tenaga Kerja, para peternak Ungas yang di
Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha dan Ranto Panyang Barat
No Nama Desa Produktivitas
(Ekor)
Jumlah
Modal (Rp)
Jumlah
Pemelihara/TK
1 Pasi Aceh Baroh 3.462 21.798.000 15
2 Mesjid Tuha 3.410 22.340.000 8
3 Ranto Panyang Barat 603 4.957.000 17 Sumber : Data Primer penelitian (Oktober 2013 diolah)
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah Produktivitas
unggas terbanyak teletak pada Desa Pasi Aceh Baroh dengan jumlah keseluruhan
unggas 3.462 ekor jumlah modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 21.798.000 dan
jumlah Pemelihara/Tenaga Kerja 15 Orang, Selanjutnya diikuti Desa Mesjid Tuha
dengan Jumlah Unggas 3.410 ekor jumlah modal yang dikeluarkan sebesar
22.340.000 dangan jumlah pemelihara 8 orang, sedangkan untuk desa Ranto Panyang
Barat jumlah keseluruhan Unggas adalah 630 ekor dan modal yang dikeluarkan
adalah Rp 4.957.000 dengan jumlah pemeliharaan adalah sebanyak 17 orang, itu
disebabkan didesa ini tidak banyak minat para pemeliharaan unggas melainkan
banyak menghabiskan waktunya untuk bercocok tanam disawah.
Tabel 6
Jumlah Produtivitas, modal dan Tenaga Kerja, para peternak Ungas yang di
Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha dan Ranto Panyang Barat
No
Nama Desa
Jumlah Unggas
yang di Jual
(ekor)
Jumlah
Modal (Rp)
Pendapatan
(Rp)
1 Pasi Aceh Baroh 3.880 21.798.000 95.540.000
2 Mesjid Tuha 2.843 22.340.000 115.880.000
3 Ranto Panyang Barat 535 4.957.000 36.081.667
Sumber : Data Primer penelitian (Oktober 2013 diolah)
34
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah unggas yang dijual
setiap kali panen terbanyak adalah teletak pada Desa Pasi Aceh Baroh yaitu sebesar
3.380 ekor dengan jumlah modal 21.798.000 dengan pendapatan kotor sebesar
95.540.000, selanjutnya diikuti oleh Desa Mesjid Tuha jumlah unggas yang dijual
sebesar 2.843 ekor dengan jumlah modal 22.340.000 dan mendapatkan pendapatan
sebesar 115.880.000, kemudian untuk Desa Mesjid Tuha jumlah unggas yang dijual
adalah 535 ekor dengan modal 4.957.000 dan pendapatan yang didapatkan sebesar
36.0814.667.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa modal yang
dikeluarkan sangat berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang didapatkan oleh
para pemelihara unggas yang ada di tiga Desa yang peneliti lakukan penelitian.
Selanjutnya peneliti melakukan analisis Stastistik yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis penelitian dalam hal ini digunakan analisis regresi liner
berganda, analisis korelasi, uji t dan uji fyang diolah melalui program komputer
Stastistik atu SPSS 17, dengan variabel Dependen Produktivitas (Y), dan variabel
Independen (X) yang meliputi, Modal dan tenaga kerja.
4.8. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil penelitian pada tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi Produtivitas usha tani ternak unggas Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat adalah Modal dan tenaga kerja. Karena dengan adanya modal
dan tenaga kerja yang bagus maka Produktivitas para petani ternak akan bertambah
setiap bulannya. Namun ada faktor lain diluar model yang bisa membuat pengaruh
lebih besar bagi Produktivitas Petani ternak unggas yang ada di tiga Desa yang
peneliti lakukan di Kecamatan Meureubo seperti banjir, wabah penyakit, petir dan
lain sebagainya.
35
4.9. Pembahasan Penelitian
Bagian ini penulis akan membahas tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi
Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh
Barat yang akan dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi berganda
yang akan diolah melalui Program Stastistik SPSS 17. Dari hasil penelitian diperoleh
hasilnya sebagai berikut :
Tabel 7
Stadar Deviasi Rata-rata dan Observasi
Variabel Rata-Rata Std. Viasi Obsevasi
1 Produktivitas 379.00 325.661 40
2 Modal 3641018.75 2364885.154 40
3 TenagaKerja 157.85 96.321 40
Sumber : Hasil Regresi (Oktober 2013 diolah)
Pada tabel 7 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa rata-rata variabel Modal
terhadap Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat adalah 379.00, dengan Standar deviasi 325.661, Modal
terhadap produktivitas usaha ternak unggas dik Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat mempunyai rata-rata sebesar 3641018.75 dengan standar Deviasi
2364885.154.
Kemudian untuk Produktivitas usaha Ternak Unggas di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat terhadap variabel modal dan tenaga kerja adalah
untuk rata-rata diperoleh 157.85 dan untuk Standar Deviasi diperoleh .96.321, ini
berarti Modal dan Tenaga Kerja bersama-sama mempengaruhi Produktivitas Usaha
tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
36
4.9.1. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi
Tabel 8
Hasil Koefesien Korelasi dan Determinasi
Variabel Produktivitas Modal Tenaga Kerja
Person Correlation
a. Produktivitas b. Modal c. Tenaga Kerja
1.000
0.539
0.676
0.539
1.000
-182
-0.676 -182
1.000
a. Koefesien Korelasi (R) b. Koefesian Determinasi
Adjusted
c. Koefesien Determinasi (R2)
0.797a
0.635
0.616 Sumber : Hasil Regresi (Oktober 2013 diolah)
Berdasarkan tabel 8 diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa koefisien
korelasi variabel Independen (Modal X1 dan Tenaga Kerja X2) diperoleh R = 0,797
secara positif menjelaskan terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara variabel
independen (X) terhadap Produktivitas (Y) dengan keeratan hubungan 79,7 persen,
dikarenakan apabila Modal dan tenaga kerja bagus maka produktivitas akan
meningkat, bergitu juga sebaliknya apabila Modal dan tenaga kerja kurang bagus
maka produktivitas usaha tani Ternak unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat akan menurun, jadi pengaruh yang ditimbulkan juga sangat berarti.
Adapun mengetahui kriteria pengujian hubungan atau koefesien korelasi
(KK) antar variabel menurut Hasan (2003, h. 234) adalah sebagai berikut :
a. KK = 0, artinya tidak ada korelasi
b. 0
37
Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat diketahui Modal X1 dan Tenaga
kerja X2 terhadap Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Koefesien determinasi dalam penelitian dalam penelitian ini
dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
Koefesien determinasi = R2 x 100 %
Koefesien determinasi = (0.616) x 100%
Koefesien determinasi = 61,6 %
Berdasarkan perhitungan Analisis Koefesien Korelasi dan Determinasi
penulis dapat menjelaskan bahwa nilai koefesien determinasi (R2) Adjusted bernilai
616 persen. Dan menghasilkan R2 (R squer) sebesar 0.635 persen, yang dapat
diartikan bahwa 63,5 persen dapat dijelaskan oleh variabel Modal dan Tenaga Kerja
(X). Sedangkan sisanya sebesar 36,5 persen dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar
model penelitian.
4.9.2. Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 9
Coeffecientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence Interval for B
B Std.
Error Beta Lower Bound
Upper Bound
1 (Constant) 482.295 86.470 5.578 .000 307.089 657.500
Modal 5.9215 .000 .430 4.259 .000 .000 .000
TenagaKerja -2.020 .341 -.598 -5.918 .000 -2.712 -1.328
Sumber : Hasil Regresi Linear Berganda (diolah) Desember 2013
Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperoleh persamaan regresi linear
Berganda akhir estimasi sebagai berikut:
Y = a + bx1 + bx2 + e
Y = 482.295 + 5.9215 X1-2.020 X2 +e
Persamaan Regresi linear tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
38
a. Konstanta
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai konstanta benilai
positif yaitu sebesar 482.295. Nilai konstanta ini menggambarkan apabila Variabel
Independen, Modal dan Tenaga Kerja sama dengan nol maka Produktivitas
482.295/HKSP..
b. Koefesien Regresi dari Variabel Independen X
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai koefesien untuk variabel
Independen:
1. Untuk Variabel Modal hasil yang didapatkan bernilai positif yaitu sebesar
5.9215. dapat diartikan bahwa setiap kenaikan variabel Produktivitas 1
ekor/Rupiah maka variabel modal juga akan meingkat sebesar 5.9215 dengan
asumsi variabel tenaga kerja dianggap tetap.
2. Untuk variabel Tenaga kerja hasil yang didapatkan -2.020, juga bernilai positif
ini berarti bahwa setiap kenaikan variabel Poduktivitas 1 ekor/jam maka variable
tenaga Kerja akan meningkat sebesar -2.020 dengan asumsi variabel bebas lain
yaitu modal kerja dianggap tetap dan usaha ternak unggas di Kecamatan
Meureubo merupakan dalam katagori usaha sampingan.
4.9.3. Uji t (Parsial atau Individu)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel
bebas Modal X1 dan tenaga kerja X2, terhadap Produktivitas (Y) secara individual
dengan tingkat kepercayaan (Level of confidence 95 %) yaitu :
Berdasarkan tabel diatas nilai thitung dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Modal X1
Bedasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk variabel Modal nilai thitung > ttabel
(4.259 > 1.687). maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga secara individual
39
variabel modal berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Usaha Ternak
Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
b. Tenaga Kerja
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk variabel Tenaga Kerja
mempunyai nilai thitung
40
Hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai Fhitung =32.223 sedangkan
Ftabel pada F(0,05) = 2.47 dengan demikian Fhitung > Ftabel, maka kaedah keputusannya
adalah hipotesis nol ditolak dan hipotesis alaternatif diterima pada taraf 95% artinya
bahwa Variabel Modal X1, dan Tenaga Kerja X2 berpengaruh nyata terhadap
Produktivitas Usaha ternak Unggas di area penelitian.
4.10. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil output dari penelitian diatas variabel Produktivitas
mempunyai hubungan secara positif terhadap variabel Modal dan tenaga Kerja
Usaha Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, yaitu nilai
Fhitung>Ftabel (32.223> 2.47), dan thitung
41
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan modal dan tenaga
kerja mempengaruhi produktivitas unggas didaerah penelitian dimana dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa koefesien korelasi Variabel
Independen (modal X1 dan tenaga Kerja X2) diperoleh R= 0.797 secara positif
menjelaskan terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara variabel independen
(X) terhadap Produktivitas (Y) dengan keeratan hubungan, 79,7 persen.
Dikarenakan apabila Modal dan tenaga kerja meningkat maka Produktivitas
akan meningkat, bergitu juga sebaliknya apabila modal dan tenaga kerja
menurun maka Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan
Meureubo Kabupaten akan menurun, jadi pengaruh yang ditimbulkan juga
sangat berarti.
2. Berdasarkan perhitungan Analisis Koefesien Korelasi dan Determinasi Penulis
dapat menjelaskan bahwa nilai Koefesien determinasi (R2) adjusted bernilai 61,6
persen. Dan menghasilkan R2
(R square) sebesar 0.635 persen, yang dapat
diartiakan bahwa 63,5 persen dapat dijelaskan oleh variable Modal dan Tenaga
Kerja (X). Sedangkan sisanya sebesar 36,5 dapat dijelaskan oleh variabel lain
diluar model penelitian.
3. Berdasarkan hasil output dari penelitian diatas variabel Produktivitas
mempunyai hubungan secara positif terhadap Variabel Modal dan tenaga kerja
Usaha tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Untuk variable Modal nilai thitung>ttabel (4.259>1.687). maka H0 ditolak dan H1
42
diterima, sehingga secara individual variable Modal berpengaruh secara
signifikan terhadap Produktivitas Usaha Ternak Unggas di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat sedangkan untuk variabel Tenaga Keja
mempunyai nilai thitung
43
DAFTAR PUSTAKA
Arikonto. Panji. 2001.Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta
Dinas Pertanian dan Peternakan dalam Angka KabupatenAceh Barat. 2013
H. Ating Tedjasutina. 2001. Kewirausahaan. Edisi 1. CV ARMICO. Bandung.
Hadi Iswanto, 2005, Ayam Kampung Pedaging. Revisi IV. AgroMedia Pustaka.
Jakarta.
H.M. Burhan Bungin, 2005, Metodelogi penelitian Kuantitatif, Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya.Edisi II Cet ke-6.
Kecana Prenada Media Group. Jakarta.
Husaini, Usman , et.al. 2006. Pengantar Stastistik. PT. Bumi Aksara. Yogyakarta.
Hasan Iqbal, 2009. Pokok-pokok Materi Stastistik 2 (Stastistik Inferensif). PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Lia Amalia. 2007. Ekonomi Pembangunan. Edisi I. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Linus Simanjuntak & Hadi Iswanto, 2005. Tiktok Unggas Pedaging Rendah Lemak.
PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Moehar Daniel. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi 2. PT Bumi Aksar.
Jakarta.
Muhammad Rasyaf. 2006. Berternak Ayam Pedaging. Cet XXVI. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta.
2008. Panduan Berternak Ayam Pedaging. Edisi IPT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Muhammad Fidaus. 2008. Manajemen Agribisnis. Edisi 1 PT. Bumi Aksara. Jakarta.
. 2009. Manajemen Agribisnis. Cet 2. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Rihardi Fdan Rudi Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Edisi Rivisi IX. Penerbar
Swadaya. Jakarta
Sukirno, Sardono. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar. Edisi III. Cet 26. Rajawali
Pers. Jakarta.
Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial; Amplikasi Ekonomi Mikro. Edisi I. PT
Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Sa’id E. Gdan Intan A. H.2004. Manajemen Agribisnis. Cet II. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
44
Susanti. 2011, Sistem Pengujian Hipotesis. PT. Pustaka Utama Jakarta
Tri Yuwanta. 2007. Beternak Ayam Buras. Cet I. PT Citra Aji Parama. Yogyakarta.
Widharto Pambudhi& Tim Lantera, 2005. Berternak Ayam Arab Merah si Tukang
Bertelur. Edisi Cetakan III. Penerbitan PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Zainal Abidin. 2005. Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung Petelur. Edisi 1.
PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-
pendapatan.htmldiakses tanggal 17 Juli 2013.
http://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-
angkatan.html. diakses tanggal 25 Agustus 2013.
http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.htmlhttp://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.htmlhttp://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-angkatan.htmlhttp://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-angkatan.html
45
Lampiran 1
Data Produktivitas, Modal dan Jumlah Tenaga Kerja Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat
No Nama Produksi
(Ekor)
Modal
(Rp)
Jam Kerja
Harian
1 MARLAWI 1050 6708000 93
2 RIDHUWAN 510 3820000 93
3 JAMINUDDIN 50 4631250 260
4 JANNATI 60 5108000 240
5 TARMIDHI 247 3862000 105
6 M. ARIF 480 2607000 63
7 SAFRANI 1200 12372000 63
8 SHARUL 405 5665500 105
9 NURSIMAH 600 2630000 60
10 MARLINA 420 3344000 96
11 IRADAH 720 2749000 60
12 LATIFAH 510 2742000 60
13 YUSLINAR 540 6222000 90
14 MISNI 840 3964000 60
15 MAWARNI 435 3379750 105
16 SAKDAH 300 2975000 60
17 SITI ABIDAH 210 2832750 105
18 ABIDAH 720 2899000 60
19 IRIDAH 975 1479000 114
20 ANITA 720 3967750 105
21 MAISARAH 135 2283250 105
22 AISYAH 840 3700750 63
23 MARLIANA 270 2727000 60
24 YUNIFITRAH 780 12360000 184
25 ANUWAR 60 3030000 210
26 BUDI NINGSI 90 1991250 150
27 M. YUNUS 50 2137500 180
28 SAID ANW
Top Related