Download - Exegesis Wahyu 19

Transcript
Page 1: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 1/17

1

Paper

Paper Exegesis

Wahyu 19:1-10

Oleh:

Otniol H. Seba

Program: M.Div

Untuk Memenuhi Tugas Akhir 

Mata Kuliah: Kitab WahyuDosen: Rev. Kornelius A. Setiawan, Th.D

Lawang – Jawa Timur

21 Desember 2011

Page 2: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 2/17

2

Exegesis Wahyu 19:1-10

A.  Latar Belakang

Secara umum Wahyu 19:1-10 merupakan satu kesatuan unit yang dibagi di dalam

dua konteks berbeda. Bagian pertama, pasal 19:1-5 berbicara tentang penghakiman dan

penghukuman Babel, sedangkan bagian kedua, pasal 19:6-10 berbicara tentang sukacita

di Surga berkaitan dengan perjamuan kawin Anak Domba1.

Di dalam Wahyu 19:1-10, Yohanes menyinggung masalah historis dan eskatologis

secara bersama-sama di dalam satu konteks. Secara historis, penghukuman terhadap

Babel merupakan nubuatan simbolis yang ditujukan kepada pemerintah kerajaan

Romawi yang telah menganiaya dan membunuh para orang-orang kudus, sebagai martir

atas ketidaktaatan mereka untuk menyembah kaisar yang dipertuhankan. Orang-orang

Kristen yang menantang penyembahan kaisar patut di aniaya dan dihukum sampai mati.

Para pejabat Romawi diberi hak khusus untuk melaksanakan hal ini, baik yang ada di

kota besar, maupun kota kecil2.

Di dalam konteks eskatologis, penghakiman dan penghukuman terhadap Babel

merupakan suatu pembalasan dari Allah yang akan dilakukan pada masa yang akan

datang (di lihat sebagai suatu eskatologis) untuk darah umat Allah telah dicurahkan (lihat

Wahyu 6:10). Sementara mengenai perjamuan kawin Anak Domba dan penyembahan

kepada Allah merupakan suatu gambaran sukacita yang akan dialami oleh orang-orang

1Pendapat yang berbeda mengenai konteks secara umum dari Wahyu 19:1-10, di

tuliskan oleh Keener, yang melihat bahwa Wahyu 19:1-10 merupakan dua peristiwa berbeda.

Yang satu berkaitan dengan Babilonia dan Pelacurannya (19:1-5), sedangkan lainnya adalah

Pengantin dan Yerusalem Baru, kedua peristiwa ini mendatangkan pujian dari sorga. Lihatdalam, Craig S. Keener., The New Application Commentary: From Biblical Text to

Contemporary Life. (Michigan: Zondervan, 2000), p. 449.2

Lihat diskusi ini dalam Ray Summers, Worthy Is The Lamb: An Interpretation of 

 Revelation. (Nashville: Broadman Press, 1951), p. 92-93.

Page 3: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 3/17

3

percaya di sorga. Sukacita ini sekaligus menjadi kesimpulan akhir dari penghakiman

Allah3.

B.  Struktur Teks

Wahyu pasal 19 merupakan bagian dari kesatuan unit dari pasal 17:1-19:10. Pasal

17:1-18 memberikan gambaran menyeluruh mengenai perempuan sundal dan binatang

besar yang merupakan gambaran dari kejatuhan Romawi; Pasal 18:1-24 memberikan

gambaran tentang kejatuhan Babilonia dan Pasal 19:1-10 merupakan suatu gambaran

tentang nyanyian kemenangan di sorga. Secara khusus, pasal 19:1-10, sedikitnya ada 2

perbedaan di dalam melihat pembagian pasal ini. Ada yang membagi di dalam 2 bagian

yaitu: (a). Pasal 19:1-5; (b). 19:6-10, sebagaimana yang dilakukan para ahli di antaranya:

Aune4, Johnson5, Hughes6, Morris7, Mounce8 and Osborne9; sedangkan yang ahli yang

lain membaginya di dalam 3 bagian, yaitu: (a). 19:1-5; (b). 19:6-8; (c). 19:9-10, di

antaranya: Wilcock 10

, D. E. Johnson11

, dan R. H. Charles12

. Para ahli ini memiliki

argumentasi-argumentasi yang mendukung pandangannya sendiri.

3Leon Morris., The Revelation Of St. John: An Introduction and Commentary. (London:

The Tyndale Press, 1969), p. 224.4

David E. Aune., Revelation 17-22. Word Biblical Commentary Volume 52c. (Nashville:Thomas Nelson Publishers, 1998), p. 1019.

5 Alan F. Johnson., Revelation – Bible Study Commentary. (Michigan: Lamplighter

Book, 1983), p. 167-168.6

Philip E. Hughes., The Book Of The Revelation – A Commentary. (Michigan: Wm. B.

Eerdmans Publishing Company, 1990), p. 196, 199.7

Leon Morris., The Revelation Of The St. John – An Introduction and Commentary., p.224, 226.

8 Robert H. Mounce., The Book Revelation – The New International Commentary On

The New Testament . (Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1979), p. 336 dan 338.Perlu diperhatikan, Mounce memasukkan pasal 19:6-10 di dalam kesatuan teks mulai dari pasal

19:6-20:15.9

Grant R. Osborne., Baker Exegetical Commentary On The New Testament –

 Revelation. (Michigan: Baker Academic, 2002), p. 662, 669.10 Michael Wilcock., The Message of Revelation – I Saw Heaven Opened . (Illinois: Inter-

Varsity Press, 1975), p. 170-173.11

Dannis E. Johnson., Triumph Of The Lamb – A Commentary On Revelation. (New

Jersey: P & R Publishing, 2001), p. 260-26412

R. H. Charles., A Critical And Exegetical Commentary On The Revelation Of St. John.

With Introduction, Notes, and Indiges. (Edinburg: T & T Clark LTD, 1980), p. 116.

Page 4: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 4/17

4

Penulis lebih setuju membagi bagian ini di dalam 3 bagian. Struktur teks Wahyu

19:1-10 mengikuti pembagian di dalam bahasa Yunani sebagaimana penulis pahami

yang dapat digambarkan sebagai berikut:

a.  Pujian atas kejatuhan Babel (19:1-5)

b.  Pujian atas Pernikahan Anak Domba (19:6-8)

c.  Penyembahan hanya kepada Allah (19:9-10)

C.  Analisa Teks dan Teologis

a.  Pujian atas Kejatuhan Babel (19:1-5)

Wahyu 19:1 After these things I heard, as it were, a loud voice of a great multitude

in heaven, saying, "Hallelujah! Salvation and glory and power belong to our God.

Kalimat “Setelah semua hal-hal ini (After these things),” merupakan suatu

pengantar untuk suatu bagian yang baru sebagaimana hal ini mirip dengan bagian

sebelumnya (lihat dalam Wahyu 4:1;7:1, 9; 15:5; 18:1). Bagian ini sekaligus mengawali

sesuatu yang baru di mana setelah Yohanes menjelaskan mengenai kejatuhan dan

kehancuran Babel, Yohanes mendengar suara yang nyaring dari himpunan besar orang

banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan (Istilah

Yunani: d o ,xa k a i . h ` d u ,n a mi j ) 13

adalah pada Allah kita. Ada sekumpulan besar bersorak 

dengan suara nyaring, katanya Haleluya! Istilah “Haleluya” berasal dari kata Ibrani yang

terdiri dari 2 suku kata, yaitu: Halelu dan Yah yang dapat diartikan dengan istilah Pujilah

13 Teks UBS menggunakan istilah d o ,x a k a i . h ` d u ,n a m i j sama seperti Wescot and Hort,

Treg dan NIV. Sedangkan teks Robinson dan Pieport yang menulis The New Testament in the

Original Greek: Byzantine Textform 2005, menterjemahkan dengan δύναμις καὶ ἡ δόξα. Lihat di

dalam buku Michael W. Holmes, (editor)., Greek New Testament: SBL Edition. (Atlanta: Societyof Biblical Literature, 2010), p. 508.

Page 5: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 5/17

5

Yahweh. Istilah ini banyak digunakan di dalam Perjanjian Lama, khususnya Mazmur14

.

McLeod menuliskan, demikian:

“They shout, "Hallelujah" a [l l h l o u i *a <). This expression is a word

taken from Hebrew (h .yA Ul l ;h a ), which means "Praise Yah," that is,"Praise the Lord." This term appears only here in the New Testament,

where it occurs four times. In the Old Testament the two Hebrew

words introduce ten of the psalms, where the words are translated

"Praise the LORD!" (Pss. 106, 111-113, 135, 146-150)15

 

Di dalam Perjanjian Baru, khususnya Kitab Wahyu lebih banyak menggunakan

istilah ini (bdk. Wahyu 19:1, 3, 4, 6). Kata “Haleluya” tidak hanya memberikan

gambaran tentang pujian (kepada Allah), melainkan hal itu lebih menunjuk kepada suatu

pengakuan dan penyembahan. Boring menuliskan hal ini demikian: Halelujah … it is the

language of confession and worship, not language of description16.

Kumpulan besar bersorak melanjutkan pujian mereka: keselamatan, kemuliaan dan

kekuasaan adalah pada Allah kita. Setidaknya ada 3 hal penting yang ditekankan oleh

Yohanes berkaitan dengan hal itu, keselamatan, kemuliaan dan kuasa-Nya. Ketiga sifat

Allah ini dipuji oleh orang-orang kudus dan para malaikat yang tergabung di dalam

kumpulan besar orang percaya.

Wahyu 19:2, Because His judgments are true and righteous; for He has judged the

great harlot who was corrupting17

the earth with her immorality, and He has avenged the

blood of His bond-servants on her."

14 Lihat pembahasan ini di dalam Simon J. Kistemaker., Tafsiran Kitab Wahyu.

(Surabaya: Momentum 2011), h. 553. Lihat juga Ben Witherington III., Revelation: The NewCambridge Bible Commentary. (New York: Cambridge University Press, 2003), p. 232.15

David J. MacLeod., Heaven Hallelujah Chorus: An Introduction To The Seven “Last 

Things” (Rev. 19:1-10). In Journal Bibliotheca Sacra 156 (January-March 1999), p. 74.Copyright © 1999 by Dallas Theological Seminary. Cited with permission

16M. Eugene Boring., Revelation – Interpretation: A Bible Commentary for Teaching

and Preaching. (Louisville: John Knox Press, 1989), p. 192.17

Naskah UBS menggunakan istilah e;f q ei r en sedangkan di dalam terjemahan lain,

seperti Byzantium menggunakan istilah d i e ,f q ei r en Lihat, Holmes., Greek New Testament: SBL

 Edition,p. 508

Page 6: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 6/17

6

Yohanes memberikan sebuah alasan yang jelas tentang penghakiman dan

penghukuman Allah atas Babel, karena percabulannya yang menyebabkan bumi menjadi

rusak dan karena telah menumpahkan darah hamba-hamba-Nya. Yohanes memberikan

gambaran tentang pelacuran yang telah dilakukan Babel yang menyebabkan bumi

menjadi demikian rusak (lihat dalam Wahyu 17:1-5; 18:3, 7-9). Kerusakan ini tidak saja

memiliki konotasi moral dan rohani, melainkan juga godaan atas umat manusia, di dalam

arti membawa kebinasaan fisik (bdk. 11:18 dengan Yeremia.51:25). Hukuman Allah

akan membalaskan darah para martir di bawah Mezbah (lih. Wahyu 6:10); dan Pelacur

besar ini akan bertanggung jawab atas penumpahan darah mereka18

. Dengan kata lain,

Objek penghukuman Allah ini ditujukan pada pelacur besar ini (Istilah Yunani: e;k r i n e nt h .n p o ,r n h n t h .n m e g a ,l h n ), oleh karena perbuatannya dan dampak dari perbuatan itu yang

merusak bumi19

. Osborne yang mengutip Beale, menegaskan “  Babylon has not only

“corrupted” the earth but “destroyed” it, as seen in the persecution mentioned in the

next line. The corrupting presence of the evil empire is stressed in 14:8; 17:2; 18:3 and 

18:9”20

.

Wahyu 19:3, And a second time they said, "Hallelujah! Her smoke rises up forever

and ever."

Bagian ini merupakan suatu pengulangan, juga sebagai pengantar untuk pujian

“Haleluya” yang kedua. Pujian ini menunjuk kepada penhakiman samapai pada tingkat

tertentu. Bagian ini juga merupakan kelanjutan dari gambaran di dalam Wahyu 14:11

dan juga merupakan gambaran dari penghancuran Babel di dalam Wahyu 18:9 dan 18.

Istilah ”asapnya naik” (sampai selama-lamanya) tidak menunjuk kepada asap yang

diakibatkan oleh peperangan kekal (bdk. 19:20; 20:10, 14-15). Melainkan asap ini dapat

18 Lihat, Kistemaker., Tafsiran Kitab Wahyu. Hal. 554.19

Kontruksi teks Yunani memberikan kemungkinan penekanan kepada sifat ”besar”

(great me g a ,l h n ). Lihat dalam Daniel B. Wallace., Greek Grammar Beyond the Basics: An

 Exegetical Syntax of The New Testament . (Michigan: Zondervan, 1996), p. 306-307.20

Osborne, Baker Exegetical Commentary On The New Testament – Revelation, p. 664.

Page 7: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 7/17

7

menunjuk kepada ”asap kemenyan yang dinaikkan bersama dengan doa-doa orang

kudus” (bdk. Wahyu 8:4), juga dapat berarti ”Asap dari kemuliaan Allah” yang

memenuhi Bait suci” (bdk. Wahyu 15:8).

Ungkapan ”untuk selama-lamanya” tidak hanya berarti kebinasaan yang absolut,

tetapi juga melukiskan neraka dengan api kekalnya. Ini adalah kiasan sodom dan

Gomora, di mana Allah membinasakan musuh-musuh-Nya untuk selama-lamanya dan

memberikan damai kekal bagi seluruh umat-Nya. Hal yang berbeda diungkapkan oleh

Murray bahwa ungkapan ”untuk selama-lamanya” mengacu kepada gambaran dari

penglihatan Yohanes tentang Ciptaan Baru yang sangat berhubungan dengan Wahyu

21:1

21

. Ada juga yang menghubungkan frase ”selama-lamanya” dengan gambaran dari

nubuat Yesaya tentang penghukuman Allah terhadap Edom, yang dikaitkan dengan

penyiksaan kekal sebagaimana Wahyu 14:1122.

Wahyu 19:4, And the twenty-four elders and the four living creatures fell down

and worshiped God who sits on the throne saying, "Amen. Hallelujah!"

Di dalam ayat ini, Yohanes melihat kedua puluh empat tua-tua dan keempat

mahkluk lainnya tersungkur menyembah Allah. Seluruh Kitab Wahyu juga memberikan

gambaran tentang para tua-tua ini dan keempat mahkluk itu. Di sebutkan dengan jelas di

dalam Wahyu 4:10; 5:8, 14; 7:11; 11:16; dan 19:4 bahwa kedua puluh empat tua-tua ini

  jatuh tersungkur. Sementara itu di catat di dalam Wahyu 4:10; 5:8; dan 7:11 bahwa

keempat mahkluk itupun ikut jatuh tersungkur. Namun tidak disebutkan lagi di dalam

pasal-pasal selanjutnya.

Siapakah kedua puluh empat tua-tua ini yang disebutkan ini? Dan siapakah

sebenarnya keempat makhluk itu?. Umumnya para pakar setuju, bahwa kedua puluh

21G.R. Beasley-Murray., The Book of Revelation: The New Century Bible Commentary.

(Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1974), p. 272.22

Mounce., The Book Revelation – The New International Commentary On The New

Testament , p. 338.

Page 8: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 8/17

8

empat tua-tua merupakan gambaran simbolis dari umat Allah yang telah dimuliakan.

Mereka duduk di atas tahkta dan diberi hak istimewa untuk memerintah. Mereka

mengelilingi tahkta Allah lebih dekat dari para malaikat. Di antara makhluk Allah di

sorga, merekalah yang ditinggikan dalam kemuliaan dan kehormatan. Sedangkan

keempat mahkluk hidup itu disebutkan di dalam Wahyu 4:6 yang mengelilingi tahkta

Allah. Mereka adalah Kerubim Para malaikat yang bertugas menjaga dan melaksanakan

kehendak Allah (lih. Kejadian 3:24; Keluaran 25:20 dan Wahyu 15:7). Mereka bersama

dengan para tua-tua memanjatkan puji-pujian dan “Amin” (5:9-10, 14).

Namun pandangan yang berbeda diungkapkan oleh R.C. Lenski. Ia berpendapat

bahwa para tua-tua itu adalah simbolisasi dari pelayanan Firman Allah kepada Gereja

yang membawa sarana yang besar tentang “keselamatan” di dalam Gereja yang

kemudian mendatangkan puji-pujian; sedangkan keempat mahkluk hidup itu yang

bersama-sama dengan kedua puluh empat tua-tua itu adalah simbolisasi dari perwakilan

dari kehidupan di dalam dunia yang mana Allah telah menciptakannya dan memelihara

sesuai dengan kuasanya. Hubungan yang jelas antara kedua puluh empat tua-tua dan

keempat mahklu hidup yang dikaitkan dengan tahkta Allah adalah symbol dari kuasa,

rukum dan pemerintahan Allah atas dunia ini23

. Kekurangan dari pandangan kedua ini

adalah kurang ditunjang dengan bukti Alkitab yang kuat dan akurat untuk mendukung

pendapat yang diungkapkan.

Wahyu 19:5, And a voice came from the throne, saying, "Give praise to our God,

all you His bond-servants, you who fear Him, the small and the great."

Di dalam bagian ini terjemahan teks Yunani terdapat problem yang oleh para ahli

dikategorikan sebagai {C}, yaitu @k a i .# o i ` f o b ou ,men o i .. Kemungkinan teks ini memiliki

tingkat keraguan yang cukup besar. Hal ini terlihat bahwa {k a i } hanya dikutip oleh

23R.C.H. Lenski., The Interpretation of st. John’s Revelation. (Minnesota: Augsburg

Publishing House, 1963), p. 537.

Page 9: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 9/17

9

sejumlah naskah A 046 051 tetapi tidak terdapat di dalam sejumlah naskah lain seperti:

a C P copsa, boms

. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah setelah penyalinan kembali,

kata ini kemudian ditambahkan. Hal itu nampaknya belum bisa dipastikan. Namun para

ahli yang tergabung di dalam komite ini mengusulkan supaya tetap menggunakan tanda

kurung untuk kata itu karena akan mempengaruhi penterjemahan24

.

Yohanes menuliskan perintah yang didengarnya di dalam penglihatan itu. ”Pujilah

Tuhan Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, yaitu kamu yang takut akan Dia, baik 

yang kecil atau yang besar. Kemungkinan suara yang memerintahkan puji-pujian kepada

Allah, datang dari salah satu mahkluk yang ada di sekitar takhta Allah. Semua hamba-

Nya diperintahkan untuk memuji Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di

sorga. Orang-orang kudus yang ada di bumi dinasihati untuk dapat memuji Allah dan

takut kepada-Nya. George Eldon Ladd menuliskan, ”it must be the voice of one of the

  four living creatures who stood closest to the throne. This voice calls on all God’s

servants on earth to join the chorus in heaven in praise to God. “Praise our God” is the

equivalent of “Hallelujah!”25

 

b.  Pujian Atas Pernikahan Anak Domba (Wahyu 19:6-9)

Wahyu 19:6, And I heard, as it were, the voice of a great multitude and as the

sound of many waters and as the sound of mighty peals of thunder, saying, "Hallelujah!

For the Lord our God, the Almighty, reigns. 

Terdapat persoalan teks di dalam bagian ini, khususnya berkaitan dengan

kemiripan “frasa” di dalam bahasa Yunani. Di dalam ayat 1 istilah muncul bersama

dengan kata menjadi q e o u / h m̀w /n sebagaimana juga terdapat di dalam ayat 5, q e w /| h m̀w /n .

Namun di dalam ayat ini 6 tidak terdapat frasa semacam ini walaupun sebagian naskah

24Bruce M. Metzger., A Textual Commentary On The Gree New Testament . (Munster:

United Bible Society, 1971), p. 761.25

George Eldon Ladd., A Commentary On Revelation of John. (Michigan: Wm. B.Eerdmans Publishing Company, 1972), p. 245.

Page 10: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 10/17

10

kuno mencantumkan kata ini (aa P 046 1611 1854 2053 2344 it

ar, (gig)vg syr

hcop

sams al).

Para ahli setuju sebenarnya kata ini sudah tersembunyi di dalam k u ,r i o j o ` q eo .j sehingga

tidak tepat menambahkan kata h m̀w /n , di dalam kalimat k u ,r i o j o ` q eo .  j o ` p a n t o k r a ,t w r Å 

Alasan lainnya, karena di dalam sejumlah naskah kuno (A 1 254 792 1006 2023 2040

2065 2070 2186 syrphc

copsa, bo

eth) para penyalin tidak mencantumkan kata h m̀w /n karena

dinilai tidak tepat26

. Lebih lanjut, di dalam konteks historis, Charles yang mengutip

D’Arcy berpendapat bahwa kemungkinan frase k u ,r i o j o ` q eo .  j h m̀w /n merupakan suatu

penghujatan yang dipakai oleh kaisar Domitianus27

.

Di dalam bagian ini Yohanes kembali kepada suara himpunan besar orang banyak,

yang memuji memuliakan Allah katanya, "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang

Mahakuasa, telah menjadi raja28

. Suara mereka terdengar seperti desau air bah dan

seperti deru guruh yang hebat. Himpunan besar orang banyak yang menaikkan pujian

bagi Allah adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Mereka menyanyikan pujian

bagi Allah, karena Dia adalah Mahakuasa dan yang telah menjadi Raja. Yang Mahakuasa

menyatakan bahwa dari semula Tuhan adalah penguasa atas seluruh ciptaan-Nya. Tuahn

Allah ialah penguasa tertinggi dari seluruh alam ciptaan-Nya. Frasa “Tuhan Allah Yang

Mahakuasa” muncul 7 kali di dalam seluruh Kitab Wahyu (lihat: 1:8; 4:8; 11:17; 15:3;

16:7; 19:6; 21:22). Melalui hal ini, Yohanes ingin menyatakan tentang kedaulatan Tuhan

Allah atas seluruh ciptaan-Nya.

Wahyu 19:7-8, Let us rejoice and be glad and give the glory to Him, for the

marriage of the Lamb has come and His bride has made herself ready." And it was given

26Metzger., A Textual Commentary On The Gree New Testament , p. 762

27Charles., A Critical And Exegetical Commentary On The Revelation Of St. John. With

 Introduction, Notes, and Indiges, p. 126.28 Di dalam kata kerja Yunani istilah evb a s i ,l eu s en sedikitnya memiliki ada 2 penafsiran:

Pertama, Kata ini ditafsirkan di dalam sebagai “aorist as historical and constative” yang dapatdiartikan memiliki hukum kerajaan”. Lihat dalam Lenski., The Interpretation of st. John’s

 Revelation, p. 540.; Kedua, Kata ini ditafsirkan di dalam bentuk inceptive Aorist, yang berarti

”telah menjadi raja” Lihat dalam Mounce., The Book Revelation – The New International

Commentary On The New Testament , p. 339.

Page 11: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 11/17

11

to her to clothe herself in fine linen, bright and clean; for the fine linen is the righteous

acts of the saints.

Di dalam bagian ini Yohanes menekankan mengenai 3 hal yang penting: Pertama

berkaitan dengan perayaan tentang Perkawinan Anak Domba; dan Kedua, berkaitan

dengan Pengantin; Ketiga berkaitan dengan pakaian sang pengantin yang memakai kain

lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih. Yohanes melihat suatu sukacita

yang besar, oleh karena perayaan perkawinan Anak Domba dan kesiapan mempelai

Wanita di dalam pernikahan itu. Sorak-sorai dan sukacita yang besar mewarnai perayaan

dan perkawinan Anak Domba. Ladd meyakini bahwa perkawinan Anak Domba sama

sekali tidak diceritakan secara langsung di dalam Firman Allah. Ayat ini hanya

mengumumkan tentang perkawinan Anak Domba, tetapi peristiwa itu tidak pernah

diceritakan dengan detil. Lebih jauh Ladd berpendapat bahwa pernikahan Anak Domba

merupakan peristiwa eskatologis, di mana terjadi persatuan yang sempurna antara

Kristus dengan gereja-Nya29

.

Selanjutnya, Yohanes menjelaskan bahwa sang pengantin akan memakai pakaian

lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih merupakan simbol terhadap

perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus. Bagi Aune, penjelasan dari

kain linen, yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih merupakan penjelasan tambahan

yang membuat simbolisme itu menjadi signifikan. Lebih dari itu penggunaan kain linen

pada waktu itu dikaitkan dengan pakaian dari Roma yang merupakan simbol dari

Babel30

. Lebih lanjut mengenai kesiapan pengantin wanita yang dihubungkan dengan

linen yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih ini Hughes menyatakan:

29Ladd writes, It is this eschatological event – the perfect union of Christ and his church

 – which John announced under the metaphor of the marriage of the lamb. Ladd., A Commentary

On Revelation of John, p. 248.30

Lihat, Aune., Revelation 17-22. Word Biblical Commentary Volume 52c, p. 1030.

Page 12: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 12/17

12

For this climatic moment his bride has made herself ready. The fine

linen, bright and pure, in which she is arrayed for the marriage is the

righteous deeds of the saints. These righteous deeds are indeed

performed by the bride, but they do not make up a gown of self-

righteousness; for that would be cause for them in their rejioicing to

give themselves the glory, whereas they are exhorted to give him the

glory31

.

Pertanyaannya adalah “apakah perbuatan benar yang dimaksudkan di dalam bagian

ini? Kistemaker menghubungkan hal ini dengan Efesus 2:10 sebagaimana yang

dituliskan oleh Paulus, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus

untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya

kita hidup di dalamnya.” Perbuatan benar hanya dimungkinkan oleh karena kasih karunia

yang bekerja di hati orang-orang kudus untuk menghasilkan perbuatan-perbuatan benar

di mana mereka melayani dengan semua perbuatan baiknya (bdk. Matius 25:37-39).

Kristus akan memberkati semua ini dengan menyempurnakan melalui kebenaran-Nya

yang sempurna32.

c.  Pujian Penyembahan Kepada Allah (Wahyu 19:9-10)

Wahyu 19:9, “And he said to me, "Write, 'Blessed are those who are invited to the

marriage supper of the Lamb.'" And he said to me, "These are true words of God.” 

Bagian ini dapat membuat kebingungan di antara para pembaca. Yohanes

menuliskan bahwa ia berkata kepadaku. Siapakah “ia” yang ada di sini? Di dalam

konteks Wahyu 17:1-19:10, setidaknya ada 2 alternatif yang dapat ditafsirkan berkaitan

dengan “ia” yang berbicara kepada Yohanes. Pertama, bisa diartikan sebagai malaikat

yang datang dan berbicara kepada Yohanes (Wahyu 17:1); ataukah kedua, malaikat yang

mengumumkan kebinasaan Babel (Wahyu 18:1). Hal yang pasti di sini bukanlah Tuhan

Yesus yang berbicara kepada Yohanes dan memerintahkan dia untuk menuliskan.

31Hughes., The Book Of The Revelation – A Commentary, p. 199-200.

32Lihat, Kistemaker., Tafsiran Kitab Wahyu, h. 561

Page 13: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 13/17

13

Perintah yang didengar oleh Yohanes “Tuliskanlah, memberikan penegasan

penting berkaitan dengan “berbahagialah orang-orang yang diundang33

ke pesta

pernikahan Anak Domba. Siapakah mereka ini? Orang-orang yang diundang ke pesta

adalah orang-orang yang telah menanggapi dan menerima karunia keselamatan, dan yang

telah berpakaian putih serta duduk di meja Anak Domba. Mereka adalah orang-orang

kudus di sorga34

. Pendapat berbeda disampaikan oleh Hagelberg bahwa “berbahagia

mereka yang diundang ke pesta pernikahan Anak domba” juga menunjuk kepada orang-

orang kudus yang ada di dunia yang mengalami penganiayaan di Laodekia, Efesus,

Pergamus, Tiatira, dan Sardis. Sekaligus menyatakan penghiburan bagi orang-orang

kudus tersebut yang mengalami penganiayaan

35

. Penulis tidak setuju dengan tafsiran ini,

karena: peristiwa ini terjadi di sorga – jadi tidak dapat dikaitkan dengan orang-orang

kudus di bumi – walaupun tujuannya sebagai penghiburan, tetapi agak dipaksakan.

Selanjutnya frasa “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah” (o u -

t o i o i ` l o ,g o i a vl h q i n o i . t o u / q eo u / ei vs i n ) memiliki kesamaan paralel dengan Wahyu 21:5

dan 22:636

. Para penafsir secara berbeda-beda menafsirkan kalimat ini. Hughes lebih

setuju menafsirkan kalimat ini dengan “perkataan bahagia”37; Ladd38, Johnson39, dan

Mounce40

menafsirkan kalimat ini berkaitan dengan pesta perayaan; Beasly-Murray

menafisrkan kalimat ini dengan salah satu bagian yang terdapat di dalam konteks Wahyu

33Istilah “diundang = invited” dapat berarti “panggilan = called” yang mana digunakan

di dalam Perjanjian Baru sebagai panggilan kepada keselamatan (bdk. Matius9:13; Roma 8:30;

9:24; 1 Korintus 1:9; 2 Tesalonika 2:140 , tetapi tidak memberikan konotasi sebagai orang

pilihan (bdk. Matius 22:3, 8; Lukas 14:16; Yohanes 2:2). Lihat dalam Johnson., Revelation – Bible Study Commentary, p. 170.34

Kistemaker, ibid.35

Dave Hagelberg., Tafsiran Kitab Wahyu Dari Bahasa Yunani. Edisi Revisi.(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005), h.262

36 Aune., Revelation 17-22. Word Biblical Commentary Volume 52c, p. 103437

Hughes., The Book Of The Revelation – A Commentary, p. 20138

Ladd., A Commentary On Revelation of John, p. 250.39

Johnson., Revelation – Bible Study Commentary, p. 170.40

Mounce., The Book Revelation – The New International Commentary On The New

Testament , p. 341

Page 14: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 14/17

14

17:1-19:841

). Kalimat ini menyatakan bahwa Allah telah menyodorkan undangan kepada

tamu-tamu itu dan ucapan-Nya benar sepenuhnya. Kebenaran seluruh Firman Allah

adalah tidak dapat salah (infallible). Semua ucapan yang atas perintah Allah telah oleh

malaikat juga benar.

Wahyu 19:10, And I fell at his feet to worship him. And he said to me, "Do not do

that; I am a fellow servant of yours and your brethren who hold the testimony of Jesus;

worship God. For the testimony of Jesus is the spirit of prophecy."

Ayat ini merupakan kesimpulan dari konteks Wahyu 17:1-19:10, sekaligus juga

merupakan cuplikan dari Wahyu 22:8b-9 di mana Yohanes tersungkur di depan kaki

malaikat, tidak menunjukkan bahwa penyembahan kepada malaikat, sebaliknya, malaikat

itu segera memerintahkan Yohanes untuk Allah. Hanya Allah yang boleh di sembah.

Malaikat itu mengakui dirinya sebagai hamba yang sama dengan Yohanes dan saudara-

saudara Yohanes yang juga memiliki kesaksian tentang Yesus, yaitu kesaksian yang

diberitakan oleh Yesus sendiri. Mereka sama-sama memahami apa yang dikatakan oleh

Tuhan Yesus.

Frasa ”kesaksian Yesus” bisa ditafsirkan secara subyektif dan obyektif. Subyektif 

bisa ditafsirkan kesaksian Tuhan Yesus; sedangkan obyektif dapat ditafsirkan sebagai

kesaksian para hamba Allah yang setia tentang Tuhan Yesus. Secara subyektif, Tuhan

Yesus adalah utusan Allah (Yohanes 3:34), dan secara obyektif umat Allah adalah saksi

Tuhan. Frasa Kesaksian Yesus muncul 2 kali. Yohanes menjelaskan pemunculan

pertama dengan kalimat, ”karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” Ini berarti bahwa

Roh Kudus telah mengilhami para nabi Perjanjian Lama maupun Baru untuk bersaksi

bagi Tuhan Yesus Kristus melalui roh nubuat. Jadi, roh ini menunjuk kesaksian dari

41Beasley-Murray., The Book of Revelation: The New Century Bible Commentary, p.

275.

Page 15: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 15/17

15

Tuhan Yesus dan kesaksian tentang Dia. Semua orang percaya menerima keselamatan

melalui karya Roh Kudus dan pada gilirannya memberitakan Injil ini kepada orang lain.

Perintah ”Sembahlah Allah” diberikan di dalam bentuk tunggal yang dapat

diartikan supaya orang percaya dapat menyembah Allah tanpa batas waktu dan tempat.

Setiap orang diperintahkan untuk menyembah Allah di dalam setiap keadaan, di setiap

tempat dan di setiap keadaan apapun. Berkaitan dengan keseluruhan ayat ini, Johnson

menuliskan hal ini sebagai berikut:

John is thunderstuck by the mighty voice and the message of 

indescribable joy that falls down to worship the messenger – and issoundly rebuked….is he now to worship God’s messenger as though

he were God. As divine as his voice sounds, the angel will not let Johnrespond to him on the basis of appearances but will comfront John

with the truth. The angel is mere fellow servant of John and who all

who cling to the testimony of Jesus. Unlike the beast, the false

prophet, the harlot and the dragon who backs them all, this faithful

servant of God will not tolerate any worshipping of himself, a

creature, instead of the Creator. God alone is to be worshiped and the

prophecy that this messenger has deliverd to John by the Spirit is a

testimony that comes ultimately from Jesus, the faithful and true

Witness (John 3:14) and the true Word of God (19:13 cf. 19:19)42

.

Dengan demikian kita dapat melihat bahwa tuntutan Allah, di dalam kehidupan

orang percaya masa kini, supaya mereka memberitakan kesaksian tentang Yesus Kristus

dan menyembah Allah sebagai Raja yang mahakuasa, pencipta dan pemelihara alam

semesta.

42Johnson., Triumph Of The Lamb – A Commentary On Revelation, p. 264-265

Page 16: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 16/17

16

Daftar Pustaka

Aune, David E., Revelation 17-22. Word Biblical Commentary Volume 52c. (Nashville:

Thomas Nelson Publishers, 1998).

Beasley-Murray, G.R., The Book of Revelation: The New Century Bible Commentary.

(Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1974).

Boring, M. Eugene., Revelation – Interpretation: A Bible Commentary for Teaching and 

Preaching. (Louisville: John Knox Press, 1989).

Charles, R. H., A Critical And Exegetical Commentary On The Revelation Of St. John.

With Introduction, Notes, and Indiges. (Edinburg: T & T Clark LTD, 1980).

Hagelberg, Dave., Tafsiran Kitab Wahyu Dari Bahasa Yunani. Edisi Revisi.(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005)

Holmes, Michael W, (editor)., Greek New Testament: SBL Edition. (Atlanta: Society of Biblical Literature, 2010).

Hughes, Philip E., The Book Of The Revelation – A Commentary. (Michigan: Wm. B.Eerdmans Publishing Company, 1990).

Johnson, Alan F., Revelation – Bible Study Commentary. (Michigan: Lamplighter Book,

1983).

Johnson, Dannis E., Triumph Of The Lamb – A Commentary On Revelation. (New

Jersey: P & R Publishing, 2001).

Keener, Craig S., The New Application Commentary: From Biblical Text toContemporary Life. (Michigan: Zondervan, 2000).

Kistemaker, Simon J., Tafsiran Kitab Wahyu. (Surabaya: Momentum 2011).

Ladd, George Eldon., A Commentary On Revelation of John. (Michigan: Wm. B.Eerdmans Publishing Company, 1972).

Lenski, R.C.H., The Interpretation of st. John’s Revelation. (Minnesota: AugsburgPublishing House, 1963).

Metzger, Bruce M., A Textual Commentary On The Gree New Testament . (Munster:

United Bible Society, 1971).

Morris, Leon., The Revelation Of St. John: An Introduction and Commentary. (London:

The Tyndale Press, 1969).

Mounce, Robert H., The Book Revelation – The New International Commentary On The

 New Testament . (Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1979).

Osborne, Grant R., Baker Exegetical Commentary On The New Testament – Revelation.

(Michigan: Baker Academic, 2002).

Summers, Ray., Worthy Is The Lamb: An Interpretation of Revelation. (Nashville:

Broadman Press, 1951).

Page 17: Exegesis Wahyu 19

5/13/2018 Exegesis Wahyu 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/exegesis-wahyu-19 17/17

17

Wallace, Daniel B., Greek Grammar Beyond the Basics: An Exegetical Syntax of The

 New Testament . (Michigan: Zondervan, 1996).

Wilcock, Michael., The Message of Revelation – I Saw Heaven Opened . (Illinois: Inter-

Varsity Press, 1975).

Witherington, Ben, III., Revelation: The New Cambridge Bible Commentary. (New

York: Cambridge University Press, 2003).

Artikel-Journal

David J. MacLeod., Heaven Hallelujah Chorus: An Introduction To The Seven “Last 

Things” (Rev. 19:1-10). In Journal Bibliotheca Sacra 156 (January-March 1999), p. 74.

Copyright © 1999 by Dallas Theological Seminary. Cited with permission

Bible Text

The Greek New Testament Text- Third Edition – UBS, 1975

New American Standar Version – Copyright @ 1999 by The Zondervan Corporation AllRights Reserves