Universitas Kristen Krida Wacana
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Tatanan Rumah Tangga Di Puskesmas Kutawaluya
Periode Juni 2012 Sampai Dengan Juli 2013
Oleh:
Zolrina Binti Zolkapli
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, September 2013
1
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Kutawaluya
Periode Juni 2012 Sampai Dengan Juli 2013
Oleh:
Zolrina Binti Zolkapli
(11.2011.136)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, September 2013
2
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Kutawaluya
Periode Juni 2012 Sampai Dengan Juli 2013
Lembar Persetujuan
Jakarta, Juli 2013
Penelitian ini disetujui oleh:
Pembimbing
(dr Djap Hadi Susanto M.Kes)
Penguji I Penguji I
() ()
3
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan penulisan berjudul “Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Kutawaluya Periode Juni 2012 sampai
dengan Juli 2013” tepat pada waktunya.
Evaluasi program ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan Kepaniteran
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. yang
berlokasi di Jalan Arjuna Utara, Jakarta.
Besar harapan saya bahwa penelitian ini dapat berguna bagi seluruh pembaca dan
dapat menjadi salah satu referensi sumber penelitian selanjutnya. Dalam kesempatan ini, saya
mengucapkan terimakasih kepada dr. Djap Hadi Susanto M.Kes selaku dosen pembimbing
dan semua pihak yang turut membantu dan mendukung terselesaikannya penelitian ini.
Saya menyadari evaluasi program ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat ditingkatkan menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang.
Jakarta, September 2013
Penyusun
4
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Kutawaluya
Periode Juni 2012 Sampai Dengan Juli 2013
Zolrina Binti Zolkapli
Abstrak
Menurut SDKI 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) masih belum mencapai target yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, dan angka Kematian Bayi (AKB) masih sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Selain itu angka bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (11,1%) dan prevalensi anak balita kerdil (35,7%) akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama juga masih tinggi. Ditinjau dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012) diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia baru mencapai 53,89% dan di provinsi Jawa Barat sebesar 45,90%. Dari hasil Riskesdas 2007 diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%. Metode yang digunakan dalam evaluasi ini adalah dengan membandingkan cakupan program dengan tolok ukur yang telah ditetapkan dengan pendekatan sistem. Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari beberapa Laporan Kajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 di UPTD Puskesmas Kutawaluya. Didapatkan dua prioritas masalah, yaitu cakupan perilaku pemberantasan jenitk di rumah sebesar 44.7% dari target 100%; dan cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 22.9% dari target 100%. Penyebabnya adalah cakupan penyuluhan kelompok yang masih kurang, pemberdayaan dan pelatihan kader yang masih kurang, serta pencatatan dan pelaporan data yang masih belum optimal. Karena itu, Puskesmas Kutawaluya disarankan untuk menggiatkan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok terhadap PHBS rumah tangga untuk meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat terhadap PHBS rumah tangga, meningkatkan motivasi terhadap kader kesehatan untuk menjadi penggiat PHBS di lingkungan tempat tinggalnya serta meningkatkan pelatihan dan pembinaan terhadap kader kesehatan mengenai 10 indikator PHBS rumah tangga.
Kata kunci : PHBS, rumah tangga.
5
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor. Menurut teori Blum, derajat
kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan medis dan keturunan. Faktor ini saling berinteraksi dan saling terkait secara
hirarkis, yaitu apa yang dinamakannya kesehatan somatik yang ditandai berlangsungnya
fungsi fisiologi dan integrasi anatomi, kesehatan psikis yang mengacu pada berbagai
kemampuan seperti kemampuan mengetahui, mengamati, menyadari, dan menanggapi
keadaan sehat somatiknya sendiri; dan kesehatan sosial yang mengacu pada kesesuaian
perilaku individu dengan anggota lain dalam keluarganya, dengan keluarganya, dan
dengan sistem sosial. Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang
tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan
kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat di bidang kesehatan, ekonomi
maupun teknologi. Hal ini mendorong pemerintah untuk mencanangkan program
kesehatan wajib seperti program promosi kesehatan yang salah satunya melalui program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).1
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan
program PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan buku
Panduan Manajemen Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten,
dan Puskesmas; memproduksi dan menyebarkan buku Pedoman Pembinaan
Program PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan tempat umum, tatanan sarana
kesehatan, serta membuat buku saku PHBS untuk petugas puskesmas.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, Angka
Kematian Ibu melahirkan (AKI) telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dengan peningkatan
angka PHBS rumah tangga. Namun angka ini masih belum mencapai sasaran strategis
Kementerian Kesehatan yaitu 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target MDGs yaitu 102
per 100.000 kelahiran hidup.2,3
6
Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004
menurun menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dengan peningkatan
persentase PHBS, namun masih belum mencapai sasaran strategis Kementerian
Kesehatan yaitu 24 per 1.000 kelahiran hidup dan target MDGs yaitu 23 per 1.000
kelahiran hidup.Keadaan ini mengakibatkan adanya beban ganda dalam penanggulangan
penyakit di Indonesia.2,3
Beberapa hal juga telah dicapai dalam rangka perbaikan gizi masyarakat. Namun
beberapa hal, contohnya seperti pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan justru
mengalami penurunan. Status gizi ibu hamil, bayi dan anak balita juga masih perlu
ditingkatkan, karena masih tingginya bayi yang lahir dengan berat lahir rendah yaitu
11,1% dan tingginya prevalensi anak balita kerdil sebesar 35,7% akibat kekurangan gizi
dalam jangka waktu lama.Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal
tersebut di atas pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan, dan genetika.2,3,4
Upaya pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS yang lebih terarah,
terencana, terpadu, dan berkesinambungan, dikembangkan melalui Kabupaten/Kota
percontohan integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS Tatanan
Rumah Tangga (individu, keluarga, dan masyarakat) dan diharapkan akan berkembang
ke arah Desa/Kelurahan, Kecamatan/ Puskesmas, dan Kabupaten/Kota sehat.2
Ditinjau dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang dibuat oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012) diketahui bahwa rumah tangga yang
telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia baru
mencapai 53,89% dan di provinsi Jawa Barat sebesar 45,90%. Dari hasil Riskesdas
2007 diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%. Oleh sebab itu, Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga
sudah mempraktekkan PHBS pada tahun 2014.2,3,4
Perilaku, pengetahuan, lingkungan, serta peran serta masyarakat masih rendah
dalam pelayanan kesehatan. Hal ini nyata bahwa terdapat hubungan antara perilaku
yang baik dan sehat dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Kondisi perilaku
masyarakat dan lingkungan sekitar dapat menjadi penentu dalam peningkatan taraf
kesehatan masyarakat. Pengetahuan yang baik serta informasi yang benar dapat
membantu penyelesaian masalah perilaku hidup bersih dan sehat tersebut. Indikator
PHBS terdiri dari persalinan ditolong tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif,
7
penimbangan balita, penggunaan air bersih, perilaku mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, penggunaan jamban sehat, perilaku memberantas sarang nyamuk di rumah,
perilaku makan sayur dan buah setiap hari, perilaku melakukan aktivitas fisik setiap
hari, dan perilaku tidak merokok di dalam rumah.5
Evaluasi dilakukan karena belum diketahuinya permasalahan dalam pelaksanaan
Program PHBS rumah tangga di Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang pada
periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013.
1.2 Permasalahan
1. Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2007.
2. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007.
3. Masih tingginya bayi yang lahir dengan berat lahir rendah yaitu 11,1% dan tingginya
prevalensi anak balita kerdil sebesar 35,7% akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu
lama.
4. Dari hasil Riskesdas 2007 diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%,
5. Dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang dibuat oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (2012) diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia baru
mencapai 53,89% dan di provinsi Jawa Barat sebesar 45,90%.
6. Evaluasi terhadap pelaksanaan dan keberhasilan Program PHBS di Puskesmas
Kutawaluya masih belum dilakukan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Diketahui penyelesaian masalah Program Promosi Kesehatan yaitu Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Kutawaluya periode
Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 dengan pendekatan sistem, dan diharapkan terjadi
penurunan angka kesakitan dan kematian yang dapat dicegah dari perilaku hidup
bersih di kehidupan rumah tangga sehari-hari khususnya di lingkungan Puskesmas
Kutawaluya.
8
1.3.2. Tujuan Khusus :
Diketahuinya cakupan Rumah Tangga Sehat di Puskesmas Kutawaluya periode
Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas Kutawaluya periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah
memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kutawaluya
periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan penimbangan bayi dan balita di Puskesmas Kutawaluya
periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan penggunaan air bersih di Puskesmas Kutawaluya periode
Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun di
Puskesmas Kutawaluya periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah
memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan penggunaan jamban sehat di Puskesmas Kutwaluya
periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku memberantas jentik nyamuk di dalam rumah di
Puskesmas Kutawaluya periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah
memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari di Puskesmas
Kutawaluya periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah memenuhi target
atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari di Puskesmas
Kutawaluya periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah memenuhi target
atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah di Puskesmas
Kutawaluya periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013 sudah memenuhi target
atau tidak.
1.4. Manfaat
Bagi Evaluator:
9
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.
2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya
program promosi kesehatan PHBS.
3. Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.
5. Mengembangkan kemampuan untuk berpikirBagi Perguruan Tinggi:
1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.
Bagi Puskesmas yang dievaluasi:
1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Program Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga di ruang lingkup kerja puskesmas
Kutawaluya.
2. Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program promosi kesehatan secara optimal.
3. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
promosi kesehatan sehingga dapat memenuhi target cakupan program.
4. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar
keberhasilan program dimasa mendatang dapat tercapai secara optimal.
Bagi Masyarakat:
1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di kecamatan Kutawaluya.
2. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan
prevalensi berbagai penyakit masyarakat yang berhubungan dengan pengetahuan
sikap dan perilaku tentang pola perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah
tangga.
3. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh bagi
daerah-daerah lain di Indonesia.
10
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari Laporan Kajian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013
di kecamatan Kutawaluya, kabupaten Jawa Barat, yang berisi kegiatan antara lain:
1. Pemantauan PHBS Rumah Tangga di kecamatan Kutawaluya pada periode Juni 2012
sampai dengan Juli 2013
2. Laporan kegiatan Intervensi mendukung PHBS Rumah Tangga di Kecamatan
Kutawaluya.
3. Laporan pelaksanaan kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
masyarakat yang diterapkan dengan ketiga strategi yang dikenal dengan strategi:
advokasi PHBS, bina suasana (social support), dan gerakan masyarakat
(empowerment).
4. Pencatatan perbandingan jumlah kasus penyakit periode sebelumya dengan periode
saat dilakukan evaluasi terhadap program PHBS.
5. Pencatatan dan pelaporan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, analisis data, dan pengolahan
data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program yang
terjadi, baik pada awal, ditengah, maupun akhir program dengan cara membandingkan
cakupan program Promosi Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan
Rumah Tangga di Puskesmas Kutawaluya periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013
terhadap tolok ukur PHBS yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan
menggunakan pendekatan sistem.
12
Pengumpulan data diambil secara menyeluruh tiap desa sesuai dengan indikator dan hasil
penyuluhan, sebagai berikut:
Pendataan persalinan melalui tenaga kesehatan kepada setiap rumah tangga oleh
kader;
Pendataan pemberian ASI eksklusif kepada setiap rumah tangga oleh kader;
Pendataan penimbangan balita kepada setiap posyandu oleh petugas promkes;
Pendataan penggunaan air bersih rumah tangga kepada setiap rumah oleh kader;
Pendataan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun kepada setiap rumah tangga
oleh kader;
Pendataan penggunaan jamban sehat kepada setiap rumah tangga oleh kader;
Pendataan pemberantasan jentik nyamuk kepada setiap rumah oleh kader jumantik dan
petugas promkes;
Pendataan perilaku makan buah dan sayur kepada setiap rumah tangga oleh kader;
Pendataan perilaku aktivitas fisik harian kepada setiap rumah tangga oleh kader;
Pendataan perilaku merokok kepada setiap rumah tangga oleh kader; dan
Pengumpulan seluruh data perolehan rumah tangga oleh kader kepada petugas
promkes.
Bab III
13
Kerangka Teoritis
3.1. Kerangka Teoritis
Bagan 1. Gambar Teori Sistem
Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang
saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian
atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :
1) Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man),
dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan
(machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan
informasi (information).
2) Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem
dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
3) Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
14
4) Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik.
5) Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa
pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
6) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
3.2. Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan, dan
dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program PHBS
di tatanan rumah tangga.
15
Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
1. Laporan Pembangunan Tahunan UPTD Puskesmas DTP Kutawaluya pada periode
Juni 2012 sampai dengan Juli 2013.
2. Laporan Rekapitulasi Pendataan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah
Tangga di masyarakat pada periode Juni 2012 sampai dengan Juli 2013.
3. Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas UPTD Puskesmas Kutawaluya pada periode
Juni 2012 sampai dengan Juli 2013.
4.2. Data Umum
4.2.1. Geografi
1. Luas Wilayah dan Batas-batas
a. Lokasi : Gedung Puskesmas Kutawaluya terletak di Jl. Raya Sampalan,
Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang.
Luas wilayah kerja puskesmas : 2.340 Ha ; yang terdiri dari 7 desa, dan 97 RT,
28 RW dan 51 dusun.
b. Batas wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya:
1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah kerja PKM Kutamukti
2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja PKM Rawamerta
3) Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah kerja PKM
Rengasdengklok
4) Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah kerja PKM Kertamukti
2. Wilayah Administrasi
Luas wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya adalah 2.340 Ha, yang mencakup 7
desa yaitu:
Desa Waluya
Desa Sampalan
Desa Sindangsari
Desa Sindangmulya
Desa Sindangkarya
Desa Sindangmukti
16
Desa Mulyajaya
4.2.2 Topografi
Sebagian besar merupakan dataran rendah dan bersifat agraris yang terdiri dari tanah
pertanian seluas 1.638 Ha dan sisanya merupakan tanah dengan berbagai kegunaan seluas 702
Ha.
4.2.3 Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kutawaluya, kabupaten Karawang berada pada dataran
rendah berdekatan dengan laut.
4.2.4 Iklim
Sesuai dengan bentuk morfologinya Kutawaluya merupakan dataran rendah dengan
temperatur udara rata-rata 27-29 ºC.
4.2.5 Hidrografi
Kutawaluya mempunyai sedikit aliran sungai.
4.2.6 Demografi
1. Jumlah penduduk Kelurahan Wilayah Kutawaluya adalah 28.339 jiwa, yang
terdiri dari :
a) Jumlah RT : 97 RT
b) Jumlah penduduk laki-laki : 14.911 orang
c) Jumlah penduduk perempuan : 13.428 orang
d) Jumlah bulin : 336 orang
e) Jumlah balita : 2279 orang
f) Jumlah bayi : 334 orang
g) Jumlah rumah tangga : 8867 rumah tangga
17
Data Umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 2.
2. Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Kutawaluya adalah 7 desa dengan luas wilayah 2.340 Ha, maka berarti rata-rata
kepadatan penduduk Kecamatan Kutawaluya adalah 12 Jiwa/ Ha.
Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 2.
3. Sebagian besar penduduk berpendidikan SD sebesar 40,35 % (11.434 orang).
Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 4.
4. Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani sebesar
5. 29,34% (2.804 orang)
Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 5.
6. Sebagian besar penduduk di Kutawaluya merupakan penduduk miskin yaitu
sebesar 67,93%
Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 6.
4.2.7 Jenis sarana kesehatan
Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya, antara
lain : (Keterangan : Data umum secara lengkap terdapat pada Lampiran 2 )
1. Puskesmas pembantu : 2 buah
2. Posyandu : 39 buah
3. Praktek perorangan
a. Dokter Umum : 3
b. Dokter Gigi : 1
c. Bidan : 18
4. Klinik 24 jam : 0
5. Paraji : 20 orang
4.3 Data Khusus
4.3.1. Masukan
18
1. Tenaga
a. Dokter : 1 orang (sebagai penanggungjawab)
b. Petugas Promkes : 1 orang ( sebagai koordinator program)
c. Kader : 50 orang (sebagai pelaksana)
d. Posyandu : 39 buah
2. Dana
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari:
APBD : Ada, cukup
3. Sarana
a) Sarana medis:
Sarana persalinan : Ada
Sarana penimbangan : Ada
KMS : Ada
Sarana PSN : Ada
b) Sarana non medis:
Infocus : Ada, 1 buah
Layar : Ada, 1 buah
Leaflet : Ada
Lembar balik : Ada
Poster : Ada
Buku pedoman PHBS : Ada
4. Metode
Program PHBS dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk:
Sosialisasi atau promosi PHBS :
Penyuluhan perorangan pada tiap keluarga melalui kaunseling, kunjungan
rumah atau penyuluhan individual yang dilakuakn oleh kader atau dengan
sistem wawancara yang dilakukan di BPU setelah pengobatan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan atau dokter yang bertugas
Penyuluhan kelompok di masyarakat melalui penyuluhan kelompok
minimal sebulan satu kali oleh forum masyarakat desa beserta jejaringnya.
Gerakan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS misalnya gerakan
pembersihan sarang nyamuk, gerakan jumat bersih, gerakan tidak buang air
besar sembarangan dan sebagainya.
19
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan setiap tahun pada bulan Juli oleh
kader kesehatan yang diteruskan ke petugas kesehatan untuk dilakukan
rekapitulasi.
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
Perencanaan kegiatan program PHBS di buat setahun sebelumnya.
Melakukan pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada di wilayah
kerja.
Melakukan pelatihan kader dalam pendataan PHBS.
Melakukan pengumpulan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat
(GHS) oleh kader terlatih tiap tahun pada bulan Juli.
Melakukan pengolahan dan penyajian data PHBS oleh petugas puskesmas dan
koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas.
Melakukan pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS.
Melakukan penyuluhan tentang PHBS termasuk penyuluhan perorangan dalam bentuk
konseling/kunjungan rumah atau penyuluhan kelompok.
4.3.2.2 Pengorganisasian
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan tugasnya
20
Kepala PuskesmasDr. Cucu Siti Minpalah , M.Kes
Tata UsahaBpk. Engkur K,SKM
Kelompok Jabatan Fungsional H.Iyan Sapoyan, Sudin
Juhanta, Radi
Koordinator
Pelayanan dan
Jaminan Kesehata
n Dr.Iwan,S
.Ked
Koordinator P2ME.Wina W,SKep
Koordinator KIA/KBHj.Suriah,
AMKeb
Koordinator
Kesehatan
Lingkungan Siti
Nurhayati,
A.md.Kl
Koordinator Gizi
Karyono,Amk
Koordinator
Promosi Kesehata
n Jejen
Jaelani,AmkKader
terlatih
Bagan 2. Bagan struktur organisasi di Puskesmas Kutawaluya
Pengorganisasian dalam program PHBS dibagi berdasarkan jabatan:
a. Kepala Puskesmas (dr. Cucu):
Sebagai penanggungjawab program
Monitoring pelaksanaan PHBS tingkat kecamatan
Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan PHBS di wilayah kerja.
b. Koordinator PHBS (Bpk. Jejen Jaelani):
Kooridinator program
Menerima pelaporan hasil kegiatan PHBS dari wilayah setempat
Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil
pencatatan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan dalam waktu tiap tahun.
Melatih para kader di tiap desa untuk program pelaksanaan PHBS.
c. Kader terlatih:
Memantau, memotivasi dan memberikan penyuluhan pelaksanaan PHBS di
masing-masing.
Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil
pencatatan kepada koordinator program.
4.3.2.3 Pelaksanaan:
21
Perencanaan kegiatan program PHBS di buat setahun sebelumnya : dilakukan rutin
tiap bulan Januari
Melakukan pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada di wilayah
kerja : Dilakukan tiap bulan Juli
Melakukan pelatihan kader dalam pendataan PHBS : Tidak dilaksanakan sesuai
jadwal
Melakukan pengumpulan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat
(GHS) oleh kader terlatih tiap tahun pada bulan Juli : Dilakukan tiap bulan Juli
Melakukan pengolahan dan pemetaan PHBS oleh petugas puskesmas dan koordinator
Promosi Kesehatan Puskesmas : Dilakukan tiap bulan Juli
Melakukan pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS : Tidak dilaksanakan
sesuai jadwal
Melakukan penyuluhan tentang PHBS termasuk penyuluhan perorangan dalam bentuk
konseling/kunjungan rumah atau penyulhan kelompok : Tidak dilaksanakan sesuai
jadwal.
4.3.2.4 Pengawasan
Pengawasan oleh Dinas Kesehatan : Ada.
Pengawasan oleh Kepala Puskesmas : Ada.
4.3.3 Keluaran
Indikator Komposit/ Gabungan :
Cakupan Rumah Tangga Sehat
→ Jumlahrumah tangga yang dikategorikan sehat
Jumlahseluruh rumah tangga yang ada x 100 %
→ 20388867
x 100 % = 22.98 %
Indikator Tunggal :
Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan:
o Jumlah ibu yang bersalin dalam 1 tahun: 336 orang
o Jumlah persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dalam 1 tahun: 288
orang
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan:
22
→ Jumlah persalinanditolong tenagakesehatan dalam 1 tahun
Jumlah ibu yangbersalin dalam1 tahun x 100 %
→ 288336
x 100% = 85,7%
Cakupan pemberian ASI eksklusif:
o Jumlah bayi usia 0-6 bulan: 334 bayi
o Jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif: 266 bayi
Cakupan pemberian ASI eksklusif:
→ Jumlahbayi yangmendapatkan ASI eksklusif
Jumlahbayi usia0−6bulan x 100 %
→ 266334
x 100 % = 79,6%
Cakupan penimbangan anak Balita:
o Jumlah seluruh anak Balita yang ada: 2279 anak Balita
o Jumlah anak Balita yang ditimbang setiap bulannya: 1942 anak Balita
Cakupan penimbangan anak Balita:
→ Jumlahanak Balita yangditimbang setiapbulannya
Jumlah seluruh anak Balita yangada x 100 %
→ 19422279
x 100 % = 85,2%
Cakupan penggunaan air bersih:
o Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih: 6868 rumah tangga
o Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 8867 rumah tangga
Cakupan penggunaan air bersih:
→ Jumlahrumah tangga yangmenggunakan air bersih
Jumlah seluruh rumahtangga yangada x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
→ 68688867
x 100 % = 77.4%
Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun:
23
o Jumlah rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun: 5840
rumah tangga
o Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 8867 rumah tangga
Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun:
→ Jumlahrumah tangga yangmencuci tangandenganair bersih dan sabun
Jumlahrumahtangga yangada x 100
→ 58408867
x 100 % = 65,8%
Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat:
o Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sehat: 3930 rumah tangga
o Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 8867 rumah tangga
Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat:
→Jumlahrumah tangga yangmenggunakan jamban sehat
Jumlah seluruh rumahtangga yangada x 100 %
→ 39308867
x 100 % = 44,3%
Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah:
o Jumlah rumah tangga yang memberantas jentik: 3968 rumah tangga
o Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 8867 rumah tangga
Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah:
→ Jumlahrumah tangga yangmemberantas jentik di rumah
Jumlahseluruh rumah tangga yangada x 100 %
→ 39688867
x 100 % = 44,7 %
Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari.
o Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari: 6766 rumah tangga
o Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 8867 rumah tangga
Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari:
→ Jumlahrumah tangga yangmakan buah dan sayur setiaphari
Jumlahrumah tangga yang ada x 100 %
24
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
→ 67668867
x 100 % = 76,3 %
Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari:
o Jumlah rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari: 7600 rumah
tangga
o Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 8867 rumah tangga
Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari:
→ Jumlahrumah tangga yangmelakukan aktivitas fisik setiap hari
Jumlahseluruh rumahtangga yangada x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
→ 76008867
x 100 % = 85,71 %
Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah:
o Jumlah rumah tangga yang tidak merokok dalam rumah: 2038 rumah tangga
o Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 8867 rumah tangga
Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah:
→ Jumlahrumah tangga yang tidak merokok dalamrumah
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada x 100 %
→ 20388867
x 100 % = 22,98 %
Cakupan penyuluhan
Perhitungan cakupan setiap indikator PHBS di atas dilakukan oleh evaluator
sendiri dan bukan dari Puskesmas Kutawaluya.
4.3.4 Lingkungan
Lingkungan Fisik
o Kepadatan penduduk
= Jumlah penduduk Kutawaluya
Luas wilayah Kutawaluya
= 28339 jiwa23.4 km2
25
= 1,211 jiwa per km2
o Lokasi: Terdapat beberapa lokasi yang memiliki daerah akses sulit (Sindang Sari
dan Mulyajaya)
o Transportasi: Tersedia sarana transportasi, tidak semua jalan dapat dilalui dengan
kendaraan roda empat.
o Fasilitas kesehatan: Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik dan praktek
dokter dan bekerja sama dengan baik.
o Pengadaan air bersih
- PAM : Ada
- Penampungan : Ada
o Kebersihan lingkungan: Terjaga
o Kegiatan penyediaan jamban sehat: Ada (jumlah jamban,data tidak tersedia)
o Kegiatan pemberantasan jentik nyamuk: Ada
o Kegiatan penanaman sayur dan buah di pekarangan rumah: Ada
o Kegiatan pelarangan merokok: Ada
Lingkungan non fisik
o Peran serta masyarakat : Kurang
o Perilaku masyarakat: Kurang
4.3.5 Umpan Balik
Adanya pencatatan dan pelaporan secara lengkap setiap triwulan mengenai program
PHBS di rumah tangga dari hasil rapat kerja tiap triwulan yaitu keseluruhan program
perilaku hidup bersih dan sehat yang dilaksanakan belum mencapai target sesuai
dengan tolok ukur yang ditetapkan.
Adanya rapat kerja setiap bulan bersama Kepala Puskesmas dan lintas program untuk
mengevaluasi program yang telah dijalankan.
4.3.6 Dampak
26
Langsung
Target rumah tangga terbina yang melaksanakan PHBS : Belum dapat dinilai
Tidak Langsung
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat : Belum dapat dinilai
Bab V
Pembahasan Masalah
Tabel 5.1 Variabel-variabel dari Masalah
No Variabel Tolok Ukur
Keberhasilan
Variabel
Cakupan Masalah
1 Keluaran
Indikator Komposit/Gabungan:
27
Rumah Tangga Sehat
Indikator Tunggal :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap
hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
22.9%
85,7%
79,6%
85,2%
77,4%
65,8%
44,3%
44,7%
76,3%
85,7%
22,9%
77,1%
14,3%
20,4%
14,8%
22,6%
34,2%
55,7%
55,3%
23,7%
14,3%
77,1%
2 Proses
Pelatihan kader dalam pendataan
PHBS
Pelatihan kader dalam penyuluhan
tentang PHBS
Penyuluhan tentang PHBS
Dilakukan
Setiap bulan
Setiap bulan
Tidak dilakukan
Tidak rutin setiap
bulan
Tidak rutin setiap
bulan
(+) 100%
(+) 100%
(+)100%
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)
Dari hasil laporan rekapitulasi program PHBS di Puskesmas Kutawaluya periode Juni 2012
sampai dengan April 2013 ternyata terdapat beberapa masalah, yaitu:
Indikator Komposit/Gabungan :
Cakupan Rumah Tangga Sehat sebesar 22,9%
28
Indikator Tunggal:
a. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 85,7%;
b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 79,6%;
c. Cakupan penimbangan balita sebesar 85,2%;
d. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 77,4%;
e. Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 65,8%;
f. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 44,3%;
g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 44,7%;
h. Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 76,3%;
i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 85,7%; dan
j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 22,9%.
6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab)
Dari hasil evaluasi program PHBS di Puskesmas Kutawaluya periode Juni 2012 sampai
dengan Juli 2013 didapatkan beberapa penyebab masalah, yaitu :
Proses
Pelatihan kader dalam pendataan indikator PHBS tidak dilaksanakan seswai jadwal
yaitu satu kali tiap tahun. Pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS dilakukan
tetapi tidak rutin dilaksanakan sesuai jadwal dan tidak mencakup semua posyandu.
Penyuluhan PHBS perorang seperti konseling dan kunjungan rumah dan perkelompok
tidak dilaksanakan sesuai jadwal dak tidak mencakup semua posyandu
Selain itu, cakupan penyuluhan kelompok tentang semua indikator PHBS belum
merata di seluruh wilayah Puskesmas.
Lingkungan
Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya berstatus ekonomi dan
berpendidikan rendah sehingga mempengaruhi perilaku dan peran serta masyarakat
yang kurang mendukung hal ini merupakan hambatan dalam program perilaku hidup
29
bersih dan sehat di tatanan rumah tangga. Terdapat juga desa yang mempunyai daerah
akses sulit.
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran:
a. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 85,7%;
b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 79,6%;
c. Cakupan penimbangan balita sebesar 85,2%;
d. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 77,4%;
e. Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 65,8%;
30
f. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 44,3%;
g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 44,7%;
h. Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 76,3%;
i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 85,7%; dan
j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 22,9%.
k. Cakupan Rumah Tangga Sehat sebesar 22,9%
Tabel 7.1 Parameter Derajat Masalah
No Parameter a b c D E f g h i j k
1 Besarnya masalah 3 4 3 2 3 4 4 3 2 4 3
2 Akibat yang ditimbulkan 5 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3
3 Keuntungan sosial karena selesainya
masalah
3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4
4 Teknologi yang tersedia dan dapat
dipakai
3 3 4 2 2 3 4 3 4 4 2
5 Sumber daya yang tersedia untuk
menyelesaikan masalah
3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4
Jumlah 17 17 16 14 15 16 18 13 14 19 16
Keterangan derajat masalah:
5 = sangat penting
4 = penting
3 = cukup penting
2 = kurang penting
1 = tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah:
1. Cakupan pemberantasan jentik di rumah pada periode Juni 2012 sampai dengan April 2013
sebesar 44,7% dari target 100%; dan
2. Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Juni 2012 sampai dengan April 2013
sebesar 22,9% dari target 100%.
31
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1
Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar pada periode Juni 2012 sampai dengan April
2013 sebesar 44,7% dari target 100%.
Penyebab:
32
Cakupan penyuluhan kelompok di dalam dan luar gedung yang masih rendah tentang
Jumantik, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Gerakan Jumat Bersih.
Kegiatan PSN kurang digalakkan oleh kader-kader setempat.
Pelaksanaan jadual penyuluhan kelompok masih tidak jelas.
Ketidaktersediaan sarana tong sampah atau tempat pembuangan sampah yang sesuai.
Peran serta masyarakat terhadap program PSN masih rendah.
Penyelesaian:
Meningkatkan penyuluhan mengenai bahaya demam berdarah dan pemberantasan
sarang nyamuk melalui penyuluhan perorangan dan kelompok secara rutin, terutama
kepada sasaran sekunder, misalnya tokoh agama, kepala keluarga, ibu-ibu dan
sebagainya.
Melakukan kegiatan sesuai jadual yang ditetapkan.
Memotivasi dan melatih kader untuk berbagi informasi mengenai PSN dan Gerakan
Jumat Bersih.
Memotivasi kader-kader untuk mandiri menyediakan sarana tempat pembuangan
sampah dari sumber daya masyarakat setempat.
8.2 Masalah 2
Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Juni 2012 sampai dengan April 2013
sebesar 22,9% dari target 100%.
Penyebab:
Cakupan penyuluhan kelompok di dalam dan luar gedung yang masih rendah
tentang bahaya merokok di dalam rumah.
Pelaksanaan jadwal penyuluhan kelompok yang tidak dilakukan secara rutin
Peran serta masyarakat terhadap program rumah tangga bebas rokok masih rendah.
33
Penyelesaian:
Meningkatkan penyuluhan mengenai bahaya merokok bagi diri sendiri dan orang
sekitar melalui penyuluhan perorangan dan kelompok secara rutin, terutama
kepada sasaran sekunder, misalnya tokoh agama, kepala keluarga, ibu-ibu dan
sebagainya.
Melakukan kegiatan sesuai jadual yang ditetapkan
Memotivasi dan melatih kader untuk berbagi informasi mengenai bahaya rokok di
dalam rumah melalui penyuluhan perorangan dengan melakukan kunjungan
rumah.
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program PHBS rumah tangga yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di UPTD Puskesmas Kutawaluya dan wilayah kerja sekitarnya pada periode Juni 2012
sampai dengan Juli 2013 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang ditemui
sebagai berikut:
Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 85,7% dari target 100%;
34
Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 79,6% dari target 100%;
Cakupan penimbangan bayi dan balita sebesar 85,2% dari target 100%;
Cakupan penggunaan air bersih sebesar 77,4% dari target 100%;
Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 65,8% dari target 100%;
Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 44,3% dari target 100%;
Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 44,7% dari target 100%;
Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 76,3% dari target 100%;
Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 85,7% dari target 100%; dan
Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 22,9% dari target 100%.
Cakupan Rumah Tangga Sehat sebesar 22,9% dari target 100%.
Dua hal yang menjadi prioritas masalah adalah:
Cakupan pemberantasan jentik di rumah pada periode Juni 2012 sampai dengan Juli
2013 sebesar 44,7% dari target 100%; dan
Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Juni 2012 sampai dengan Juli
2013 sebesar 22,9% dari target 100%.
Masalah diatas disebabkan oleh karena :
Cakupan penyuluhan kelompok yang masih rendah.
Kurang optimal pembinaan dan pelatihan kader kesehatan terhadap PHBS rumah
tangga.
Pendataan dan pelaporan data PHBS yang masih belum optimal.
9.2 Saran
35
Ditujukan kepada Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Menggiatkan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok terhadap PHBS
rumah tangga untuk meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat terhadap PHBS
rumah tangga.
Meningkatkan motivasi terhadap kader kesehatan untuk menjadi penggiat PHBS di
lingkungan tempat tinggalnya;
Meningkatkan pembinaan terhadap kader kesehatan mengenai 10 indikator PHBS
rumah tangga dan cara pendataan yang benar
Melakukan pengkajian PHBS di tatanan rumah tangga dengan tujuan untuk
mempelajari, menganalisis dan merumuskan masalah perilaku utama yang berkaitan
dengan PHBS.
36
Daftar Pustaka
1. Notoadmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi revisi 2011. Jakarta:
Rineka Cipta. 2011:135-54.
2. Kementerian Kesehatan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2011. Diunduh tanggal 19 April 2013 dari :
http://promkes.depkes.go.id/download/pedoman_umum_PHBS.pdf
3. Kementerian Kesehatan. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2012. Diunduh tanggal 19 April 2013 dari
http://depkes.go.id/download/profil_data_kesehatan_indonesia_tahun_2011.pdf
4. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh tanggal 19 April 2013 dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan di Daerah
Bermasalah Kesehatan. Jakarta. 2011:63-69.
6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Petunjuk Teknis Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Bandung, Juli 2008: 19-27
37
Lampiran I
Tabel 1. Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan
No Variabel Tolok Ukur
I Metode
Penyuluhan PHBS di rumah tangga
Penyuluhan perorangan
Penyuluhan kelompok
Setiap kali kunjungan dengan wawancara
1x/bulan dengan ceramah dan diskusi
II Proses
2.1 Perencanaan
Pelatihan PHBS di rumah tangga untuk kader Dilaksanakan setiap bulan
Penyuluhan PHBS di rumah tangga
Penyuluhan perorangan
Penyuluhan kelompok
Setiap hari setelah kunjungan di BPU, KIA
dan MTBS
Dilaksanakan setiap bulan
Kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS
rumah tangga
Ada, untuk 10 indikator PHBS
Pencatatan angka kejadian pada warga ber-
PHBS
Pencatatan rutin setiap bulannya
Pencatatan dan pelaporan program PHBS
rumah tangga
Pencatatan setiap hari kerja, pencatatan hasil
kegiatan setelah kegiatan selesai
dilaksanakan
Pelaporan dilaksanakan setiap 3 bulan
2.2 Pengorganisasian Lampiran III
2.3 Pelaksanaan
Pelatihan PHBS di rumah tangga untuk kader Dilaksanakan setiap bulan
Penyuluhan PHBS di rumah tangga
Penyuluhan perorangan
Penyuluhan kelompok
Setiap hari setelah kunjungan di BPU, KIA
dan MTBS
Dilaksanakan setiap bulan
Kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS
rumah tangga
Ada, untuk 10 indikator PHBS
39
Pencatatan angka kejadian pada warga ber-
PHBS
Pencatatan rutin setiap bulannya
Pencatatan dan pelaporan program PHBS
rumah tangga
Pencatatan setiap hari kerja, pencatatan hasil
kegiatan setelah kegiatan selesai
dilaksanakan
Pelaporan dilaksanakan setiap 3 bulan
III Keluaran
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 100%
2. Memberi bayi ASI eksklusif 100%
3. Menimbang bayi dan balita 100%
4. Menggunakan air bersih 100 %
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 100 %
6. Menggunakan jamban sehat 100 %
7. Memberantas jentik di rumah 100 %
8. Makan sayur dan buah setiap hari 100 %
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 100 %
10. Tidak merokok di dalam rumah 100 %
11. Rumah tangga sehat 100 %
IV Lingkungan
Fisik
Lokasi
Transportasi
Fasilitas Kesehatan
Mudah dijangkau
Tersedia sarana transportasi
Ada fasilitas kesehatan lain
Non Fisik
Pendidikan
Sosial Ekonomi dan Budaya
Tidak menjadi faktor penghambat
Tidak menjadi faktor penghambat
Umpan Balik
Pencatatan dan Pelaporan
Rapat Kerja
Adanya pencatatan dan pelaporan dalam bentuk
laporan 3 bulanan
Dalam bentuk lokakarya mini tiap bulan yang
dipimpin kepala puskesmas
Dampak
Langsung Masyarakat melaksanakan PHBS dalam rumah
40
Tidak langsung
tangga
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Lampiran II
Tabel 2. Jumlah Penduduk Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Kutawaluya 2012
No Nama Desa Jumlah
RT/RW
Jumlah Rumah
Tangga
Jumlah Penduduk L+P
L P
1 Waluya 12/5 1.171 1.983 1.553 3.536
2 Sampalan 24/6 1.875 3.131 3.082 6.213
3 Sindangsari 18/5 1.546 2.820 2.693 5.513
4 Sindangmulya 11/4 1.189 1.974 1.952 3.926
5 Sindangkarya 12/4 1.037 1.708 1.631 3.339
6 Sindangmukti 11/5 1.270 2.060 1.349 3.409
7 Mulyajaya 9/3 770 1.235 1.168 2.403
Jumlah 97/31 8867 14.911 13.428 28.339
Sumber: Data Urusan Kependudukan Kecamatan Kutawaluya tahun 2012
Tabel 3 Klasifikasi Jumlah Penduduk Kelompok Khusus/Rentan di Puskesmas Kutawaluya
2012
No Desa Neo Bayi Balita Bumil Bulin Usila
1 Waluya 10 54 324 121 66 966
2 Sampalan 12 26 476 189 70 1417
3 Sindangsari 15 88 435 185 46 1553
4 Sindangmulya 8 52 299 119 54 931
5 Sindangkarya 7 48 279 108 34 705
6 Sindangmukti 6 17 307 128 24 1305
7 Mulyajaya 4 49 247 78 42 793
Jumlah 104 334 2279 928 336 7670
Sumber : Data Proyeksi Unit KIA, UKS dan Lansia UPTD Puskesmas Kutawaluya, 2012
Tabel 4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja
41
Puskesmas Kutawaluya 2012.
No Tingkat Pendidikan Jumlah %
1 SD / MI 11.434 40,34722
2 SMP / MTs 5.598 19,7537
3 SMA / Aliyah 7.961 28,09203
4 Sarjana 479 1,69025
5 Belum tamat SD 2.867 10,1168
Jumlah 28.339 100
Sumber : Profil Desa se Kec Kutawaluya, 2012
Tabel 5. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Kutawaluya 2012.
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Petani 7.804 47,45
2 Buruh 824 5,01
3 Karyawan Swasta / Pabrik 1.002 6.09
4 Pedagang 1.635 9,94
5 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 983 5,97
6 Pensiunan 329 2,01
7 Lain-lain 3.869 23,53
Total 16.446 100%
Sumber: Profil desa se Kec Kutawaluya tahun 2012
Tabel 6. Klasifikasi Jumlah Penduduk Miskin di tiap desa Puskesmas Kutawaluya tahun
2012
42
No Desa
Jumlah Penduduk Jumlah KK
GakinNon
GakinJumlah Gakin
Non
GakinJumlah
1 Waluya 2119 1417 3536 576 595 1171
2 Sampalan 4915 1298 6213 1438 437 1875
3 Sindangsari 2650 2863 5513 715 831 1546
4 Sindangmulya 3484 442 3926 934 255 1189
5 Sindangkarya 2374 965 3339 613 424 1037
6 Sindangmukti 1922 1487 3409 646 633 1279
7 Mulyajaya 1786 617 2403 444 326 770
Jumlah 19250 10661 28339 5366 3501 8867
Proporsi 67,93% 32,07 100% 60,52 % 39,48 % 100 %
Sumber : Data Demografi Kecamatan Kutawaluya tahun 2012
Tabel 7. Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kutawaluya
Tahun 2012
43
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas UPTD 2
2 Puskesmas Pembantu (Pustu) 2
3 Puskesmas Keliling 1
4 Klinik 24 jam 1
5 Dokter Praktek Swasta 1
6 Balai Pengobatan Swasta 14
7 Bidan Desa 16
8 Toko Obat 1
9 Pengobatan Tradisional 1
10 Posyandu 39
11 Kader Posyandu 201
Sumber : Data Unit Bina Jaringan dan Unit Promkes UPTD Puskesmas Kutawaluya, 2012
Tabel 8. Ketenagaan / Karyawan UPTD Puskesmas Kutawaluya Tahun 2012
No. Jabatan / Petugas Jumlah
44
A. Tenaga Non Kesehatan 12
1. Kepala Puskesmas 1
2. Kasubag TU 1
3. Administrasi Kunjungan Pasien 2
4. Petugas Pendaftaran 1
5. Petugas Penerima dan Penyimpanan Resep 1
6. Petugas Layanan Obat 1
7. Petugas Layanan Laboratorium 1
8. Petugas Ambulan 1
9. Pramu Kantor 2
10. Bendahara Penerima 1
B. Tenaga Kesehatan 37
1. Dokter Umum 1
2. Dokter Gigi 1
3. Sarjana Kesehatan Masyarakat 1
4. Sarjana Keperawatan 1
5. Akademi Perawat 12
6. SPK 4
7. Akademi Kebidanan 14
8. Bidan D1 2
9. Perawat Gigi 0
10. Sanitarian 1
11. Tenaga Gizi 0
12. Asisten Apoteker 0
JUMLAH 49
Sumber: Data Kepegawaian UPTD Puskesmas Kutawaluya Tahun 2012
Lampiran III
Struktur Organisasi di Puskesmas
45
Lampiran IV
10 indikator PHBS rumah tangga
46
Kepala PuskesmasDr. Cucu Siti Minpalah , M.Kes
Tata UsahaBpk. Engkur
Koordinator Promosi Kesehatan Bpk.Jejen Jaelani,Amk
Kader terlatih
1. Persalinan ditolong tenaga kesehatan
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang dimaksud adalah persalinan
melalui pertolongan bidan, dokter, dan tenaga medis lainnya seperti perawat bagian
kebidanan atau perawat yang terlatih. Dengan tujuan segera diketahui apabila
persalinan memiliki kelainan dan dapat segera mendapat pertolongan atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit. Selain itu persalinan ditolong dengan tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih, steril sehingga mencegah terjadinnya
infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi
Pemberian ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan tanpa memberikan makanan atau
minuman lain.
Keunggulan dari pemberian ASI :
Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan
Mengandung zat kekebalan
Melindungi bayi dari alergi
Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung kepada bayi dalam
keadaan segar
Tidak pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja
Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernafasan bayi.
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
Pentingnya penimbangan bayi dan balita untuk memantau pertumbuhan-nya setiap
bulan. Penimbangan perlu dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan hingga 5 tahun
di posyandu.
Manfaat menimbang bayi setiap bulan di posyandu :
Mengetahui apakah balita tumbuh sehat
Mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita
Mengetahui balita sakit, berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita
berat badan di bawah garis merah, balita dicurigai gizi buruk
Mengetahui kelengkapan imunitas
Mendapatkan penyuluhan gizi.
47
4. Menggunakan air bersih
Tujuan penggunaan air bersih dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah dan
terhindar dari penyakit dan terpelihara kebersihan dirinya. Sarana air bersih
didapatkan daripada sumur bor dengan pembuatan yang baik, dapat juga dari aliran
perusahaan air minum (PAM), ataupun penyedia air bersih lainnya.
Syarat-syarat air bersih :
Air tidak berwarna (jernih)
Air tidak keruh, bebas pasir, debu, lumpur, sampah, busa, dan kotoran lainnya
Air tidak berasa, tidak payau, bebas bahan kimia beracun
Air tidak berbau amis, busuk, anyir, busuk, bau belerang.
5. Menjaga kebersihan sumber air :
Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling
sedikit 10 meter
Sumber mata air harus terlindung dari bahan pencemaran
Sumur gali, sumur pompa, kram umum dan mata air harus dijaga bangunnya
agar tidak rusak
Dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air, tidak ada bercak kotoran,
tidak berlumut.
6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat dari mencuci tangan dengan sabun dan air bersih :
Membunuh penyakit yang ada di tangan
Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, tifus, cacingan,
penyakit kulit, ISPA, flu burung atau SARS
Tangan menjadi bersih dan bebas kuman.
Terdapat langkah-langkah mencuci tangan yaitu:
Memakai air bersih yang mengalir dan pembuangannya juga terarah kepada
pembuangan yang benar.
Menggunakan sabun yang bersih.
Membasahi tangan terlebih dahulu.
Menggunakan sabun.
48
Menggosok telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, seluruh jari, kuku,
pergelangan tangan, dan dimungkinkan hingga siku.
Dilakukan secara timbal balik tangan kanan dan kiri.
Lalu bilas dengan air mengalir.
Keringkan dengan lap kering yang bersih.
7. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu rangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran yang
terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher
angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Jenis jamban yang digunakan yaitu jamban cemplung dan jamban
tangki septik/leher angsa.
Syarat jamban sehat :
Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter).
Tidak berbau
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
Tidak mencemari tanah di sekitarnya
Mudah dibersihkan dan aman digunakan
Dilengkapi dinding dan atap pelindung
Penerangan dan ventilasi cukup
Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
8. Memberantas jentik di rumah
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Dilakukan pemeriksaan jentik berkala
yaitu pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan
air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas baik di
dalam maupun di luar rumah yang dilakukan setiap minggu.
9. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota keluarga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari.
49
10. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Setiap anggota keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari. ( jalan/lari,
atau senam atau pun kegiatan dalam rumah tangga seperti mencuci pakaian/mobil.
Mengepel lantai berkebun)
11. Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah.
Lampiran V
50