Download - EVALUASI SISTEM PELAYANAN INFORMASI DAN PERIZINAN ...digilib.unila.ac.id/54617/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tengku yang awal kenal bisa menaklukan banyak wanita di Fisip

Transcript

EVALUASI SISTEM PELAYANAN INFORMASI

DAN PERIZINAN INVESTASI SECARA ELEKTRONIK (SPIPISE)

DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

SATU PINTU KOTA BANDARLAMPUNG

SKRIPSI

Oleh

FATRA DONNA HARTATO

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRACT

EVALUATION OF ELECTRONIC INVESTMENT INFORMATION AND

LICENSING SYSTEMS (SPIPISE) AT THE DEPARTMENT OF CAPITAL

INVESTMENT ONE-STOP INTEGRATED SERVICE OF

BANDAR LAMPUNG CITY

BY

FATRA DONNA HARTATO

Information Service System and Electronic Investment Licensing (SPIPISE) is an

integrated electronic system of licensing and non-licensing services between

BKPM and Ministries/Non-Departmental Government Institutions that have

licensing and non-licensing authority, PDPPM, and PDKPM. Information Service

System and Electronic Investment Licensing (SPIPISE) is one type of e-

government implemented in the Departement of Capital Investment One-Stop

Integrated Services of Bandar Lampung City to facilitate investment licensing

services. This research was conducted to analyze and evaluate the implementation

of Information Service System and Electronic Investment Licensing (SPIPISE). In

evaluating this program researchers used process evaluation theory according to

William Dunn. This type of research is descriptive research with a qualitative

approach. The study was conducted using methods of data collection through

interviews, documentation and observation. This research was conducted at the

Departement of Capital Investment One-Stop Integrated Services of Bandar

Lampung City.

Based on the research that has been done, it can be concluded that, the

Information Service System and Electronic Investment Licensing (SPIPISE) have

been implemented. Generally, it has been going well but there are still

shortcomings and obstacles in the implementation caused by several factors such

as less effective due to lack of information by the Departement of Capital

Investment One-Stop Integrated Services of Bandar Lampung City, that made

investors have to go back to the departement to complete their files and the

absence of transparency that was fulfilled in the BKPM regulations.

Keywords : Evaluation, SPIPISE, E-Government.

ABSTRACT

EVALUASI SISTEM PELAYANAN INFORMASI DAN PERIZINAN

INVESTASI SECARA ELEKTRONIK (SPIPISE) DI DINAS

PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

FATRA DONNA HARTATO

Sistem Pelayanan informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE)

adalah sistem elektronik pelayanan perizinan dan nonperizinan yang terintegrasi

antara BKPM dan kementrian/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang

memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan, PDPPM, dan PDKPM. Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)

merupakan salah satu bentuk e-government yang diterapkan di Dinas Penanaman

Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung untuk mempermudah

pelayanan perizinan penanaman modal. Penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE). Dalam mengevaluasi program

ini peneliti menggunakan teori evaluasi proses menurut William Dunn. Jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui

wawancara, dokumentasi dan observasi. Penelitian ini dilakukan di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung.

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa,

Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)

dalam pelaksanaan selama ini. secara umum sudah berjalan dengan baik hanya

saja masih terdapat kekurangan dan hambatan dalam pelaksanaannya karena

disebabkan oleh beberapa factor seperti permasalahan yang kurang efektif karena

kurangnya informasi dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Bandarlampung yang membuat investor harus kembali ke dinas untuk

melengkapi berkas nya dan tidak adanya transaparansi yang tertuai dalam perka

BKPM.

Kata Kunci: Evaluasi, SPIPISE, e-government.

EVALUASI SISTEM PELAYANAN INFORMASI

DAN PERIZINAN INVESTASI SECARA ELEKTRONIK (SPIPISE)

DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

SATU PINTU KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

FATRA DONNA HARTATO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ADMIISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Fatra Donna Hartato, lahir di Kota

Bandarlampung pada tanggal 18 Febuari 1996. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan

Bapak Herwan Sukeri dan Ibu Harwati.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis dimulai dari Taman

Kanak-kanak (TK) Al-Kautsar Kota Bandarlampung pada tahun 2002. Kemudian

melanjutkan pendidikan pada Sekolah Dasar (SD) Al-Kautsar Kota

Bandarlampung pada tahun 2008. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 29

Kota Bandarlampung pada tahun 2011. Dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 5 Kota Bandarlampung pada tahun 2014.

Setelah itu penulis terdaftar menjadi mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui penerimaan mahasiswa jalur

SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam berorganisasi dalam

mengikuti Organisasi kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara

(HIMAGARA), sebagai anggota Minat dan Bakat Tahun 2014-2015, dan Menjadi

Kepala Bidang Minat dan Bakat Tahun 2016. Pada periode pertama Januari 2017

penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat di desa

Cabang, Kecamatan Bandar Surabaya, Kabupaten Lampung Tengah.

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan

kesempatan sehingga dapat kuselesaikan sebuah karya ilmiah ini

dan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu

kita harapkan Syafaatnya di hari akhir kelak.

Aku persembahkan karya ini kepada:

Kedua orang tuaku Ayahanda Herwan Sukeri dan Ibunda Harwati Yang selalu

mencintai, menyayangi, mengasihi serta mendoakanku dengan tulus dan

sebagai penyemangat dalam hidupku.

Adikku tersayang Putri Diana Selvia

yang senantiasa memberikan dukungan kepadaku

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Untuk keluarga besarku, sahabat-sahabatku dan juga temanteman seperjuangan

yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta menemaniku dalam

suka maupun duka dalam mencapai keberhasilanku.

Almamaterku tercinta

UNIVERSITAS LAMPUNG

MOTTO

“Urusan kita dalam kehidupan bukanlah untuk melampaui orang lain

Tetapi untuk melampaui diri sendiri untuk memecahkan Rekor kita sendiri dan

untuk melampaui hari Kemarin dengan hari ini”

(Stuart B. Johnson)

“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras, tidak ada keberhasilan tanpa

kebersamaan, Tidak ada kemudahan tanpa doa”

(Ridwan Kamil)

“Dunia itu seluas langkah kaki jelajahilah dan jangan pernah takut

Melangkah hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan

dan menyatu dengannya”

(Soe Hok Gie)

“Lakukan sesuatu hal yang positif dengan kita melakukan hal positif, maka

orang yang ada di sekitar kita akan merasakan hal positif

yang ada di dalam diri kita”

(Fatra Donna Hartato)

SANWACANA

Assalamuala’ikumwarahmatullahiwabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara Elekronik (SPIPISE) di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung”.

Selama penyusunan skripsi, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan

masukan dari berbagai pihak. Apa yang ada dalam skripsi ini adalah keterbatasan,

ketidaksempurnaan dan berbagai kekurangan, sehingga masih sangat

membutuhkan kritik, saran dan perbaikan dari berbagai pihak.

Terwujudnya skripsi ini telah melibatkan bantuan banyak pihak, sehingga penulis

ingin menyampaikan penghargaan, penghormatan dan terimakasih yang

sebesarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Simon Sumanjoyo H, S.A.N., M.PA, selaku pembimbing utama yang

banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran serta motivasinya dalam

proses penyusunan skripsi ini hingga akhir.

2. Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku dosen pembahas dan penguji yang

telah berkenan membantu dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam

menyelesaikan dan menyempurnakan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Ibu Rahayu Sulistiowati, S. Sos., M. Si., selaku Pembimbing Akademik yang

turut membantu memberikan kemudahan, arahan dan motivasi kepada penulis

selama masa kuliah.

6. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat dengan ikhlas dan kesabarannya serta membimbing penulis

selama menempuh studi.

7. Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan staff administrasi FISIP Unila,

Bapak Azhari dan Pak Jo terimakasih telah banyak membantu dan

memberikan informasi berharga kepada penulis sehingga semua keperluan

administrasi terpenuhi.

8. Segenap informan penelitian pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung, Bapak Khenderi, S.H. M.H selaku

Kepala Bidang Penanaman Modal, Ibu Maria Saftini, S.T selaku Seksi

Pelayanan Penanaman Modal dan Bapak Muh Sandi Kharisma, MM selaku

Operator SPIPISE yang telah bersedia memberikan informasinya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Segenap informan penelitian pada PT. Griya Lestari, Bapak Hasbi yang telah

memberikan kesediaannya untuk peneliti melakukan penelitian pada

Perusahaan ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Segenap informan penelitian pada Boedaya Residence, Bapak Adnan Hasnaji

yang telah memberikan kesediaannya untuk peneliti melakukan penelitian

pada Perusahaan ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Segenap informan penelitian pada Bukit Indah Golf, Bapak Nur Cahya

Rahman yang telah memberikan kesediaannya untuk peneliti melakukan

penelitian pada Perusahaan ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini.

12. Kedua orang tuaku. Papah Herwan S dan Mamah Harwati, terimakasih untuk

Papah dan Mamah yang tidak pernah sedikitpun merasa lelah membesarkan

dan mendidikku hingga aku sampai saat ini. Terimakasih ibu telah

membantuku menyelesaikan studi S1ku. Semoga Papah dan Mamah selalu

diberi kesehatan dan umur yang panjang oleh Allah Subhanahu Wa ta’ala.

Aamiin

13. Adikku Putri Diana Selvia yang kusayangi yang telah memberi semangat,

do’a dan dukungan kepadaku. Terimakasih, semoga kita kelak akan menjadi

orang sukses yang bisa membanggakan Papah dan Mamah kita. Aamiin

14. Untuk keluarga besar Papah dan Mamah yang selalu mendengarkan cerita

dan memberikan semangat selama menyelesaikan studi. Terimakasih atas

semua do’a serta dukungan yang telah kalian berikan kepadaku.

15. Keluarga Besar Himagara, Abang-abang dan mbak mbak Ampera 2012 dan

Alas Menara 2013. terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang diberikan

serta adik-adik 2015 dan 2016 tetap semangat menjalankan perkuliahan nya

agar menjadi lulusan yang terbaik

16. Pengurus tahun 2016 yaitu hiro, binter , astri, dinda, nabila, sangga, ara,

fatriany, ferry, desriyanto, andra, nuridin, heni, holil, tije yang telah bekerja

sama setahun memberikan ide-ide atau kritikan terhadap program yang

dijalanin dan bekerja sama untuk membangun himagara yang lebih baik

lagi,walaupun banyak berbeda pilihan mengenai yang harus di jalanin tetapi

tetep solid sampe akhir pengurusan, tengkyu gaess!!

17. Minat dan Bakat (Mikat) tahun 2016 pengurusan saya yang telah membantu

menjalankan program saya agar program semuanya terlaksana beserta adik

adik tahun 2015 dan 2016 terimakasih telah mau menjadi pelaksana program

saya dengan baik sehingga acara yang saya buat dilaksankan menjadi luar

biasa.

18. Temen-temen dekat dari botak sampe tumbuh lagi untuk Taufik (babeh) yang

pertama kali kenal saat propti universitas, Robi (pak gub) yang kenal di kelas

reg A yang sekarang jadi Gubernur Fisip, tapi tidak lupa kawan nya yang

lama, Novryan Fungki (kih) yang sudah meninggalkan kami ke jatinangor

yang seharusnya ngulang bareng matkul PIAN bareng, M.Fazry (Bajur) yang

porsi makan nya lebih dari gua dan sering disamain sama gua karna sama-

sama badan gede, Ridho (bang odho) yang sering mendengarkan curhatan

para wanita, Desriyanto (nay) yang dulu les bareng untuk masuk univ favorit,

yang ternyata satu jurusan, Regi yang selalu debat ketika ngobrolin tentang

bola dan Bela sama qoqom yang sering karokean bareng. Terimakasih telah

memberikan momen-momen yang gak pernah didapeti waktu SMA dulu dan

mendapatkan ilmu-ilmu yang tidak tahu menjadi tahu.

19. Untuk teman-teman lainnya, Asih, Vita dua wanita yang selalu kemana-mana

bareng sampai dibilang kembar yang mau mengerjakan tugas kelompok hehe,

Tije sekbid yang sangat baik menjalankan tugasnya dengan baik dan mau di

suruh-suruh sama Kabid nya dan sabar menghadapi Kabid nya, Adi Black

yang selalu memberikan masukan masukan penting selama perkuliahan,

Tengku yang awal kenal bisa menaklukan banyak wanita di Fisip hehe, Dito

yang satu PA dan bisa lulus bareng, Adrianto yang dulu sering membicarakan

hal-hal yang luas sekali tapi sekarang sudah menghilang, marruf yang selalu

duduk depan dan yang hobi bus, reffi yang selalu bodo amat dalam segala

hal, deni teman yang becandaan sampai panjang lebar dan juga teman-teman

Gelas Antik lainnya yang gak bisa saya sebutin satu-satu. Terimakasih telah

membuat cerita,memberi dukungan dan bantuan selama masa perkuliahan.

20. Rekan-Rekan KKN di desa Cabang Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten

Lampung Tengah: Kelompok 1 Bang Rian (kordes) yang berjiwa social yang

bisa menjadi andelan di kelompok 1, Bang Rafi (korcam) yang menjadi

panutan saya karna banyak nya pengalaman organisasi dan ilmu yang

diberikan kepada saya, Yugo teman SMA yang tidak dekat tapi di

pertemukan di KKN menjadi kenal dekat, Mba Aul yang takut kemana-mana

dan rempong, Hani yang muslimah banget, Fenti yang paling kecil tapi suka

salting sama bang rafi dan untuk kelompok 2 saka,bang indra,bang tomi, bang

wira, afi dan fenti. Terimakasih banyak 40 hari yang sangat berkesan suka

dan duka yang dilakuin bareng-bareng banyak momen yang gak bakal saya

lupakan bersama kalian.

21. Keluarga Besar Desa Cabang, Bapak Kepala Pekon sekeluarga, pak Nur, bu

tum yang telah menerima tinggal di rumahnya, pak carik yangtelah membantu

kami dalam menjalankan program kami, serta bapak-bapak dan ibu yang

lainnya dan pemuda-pemudi desa cabang. Terimakasih atas keramah

tamahannya menerima kami di desa kalian.

22. Sahabat dari SMA (Susah Ngumpul Squad) Hada sodara bagaikan teman,

dandi sepupu bagaikan teman juga, Kodem teman sebangku selama 2 tahun

yang selalu satu ide, Tohir yang kenal kelas 10 yang satu pemikirin juga,

Dasrul yang 2 tahun satu kelas bareng, dan Ucok yang dulu motornya ikut

club matic17, yang sampai saat ini kita masih berjuang bersama-sama

menyelesaikan Skripsi dan temen-temen SMA yang lainnya yang saya tidak

sebut satu persatu, semoga kita bisa sukses bareng-bareng.

23. Teman-teman SMP saya yang sekarang sibuk sibuk masing-masing rangga,

ogi, reza, arianto, Trias, faisal dan yadi butun. Semoga kita bisa sukses

bareng-bareng dan bisa sering ketemu

24. Abang-abang Korkab Balam yaitu bang kiki dan bang ikbal yang kenal dalam

suatu acara yang bisa solid, seneng bareng susah bareng. Yang bisa

becandaan bareng gak saling tersinggung walaupun baru kenal yang bisa

ngasih wawasan saya dan membuat saya bisa mendapatkat uang agar

membiayai uang UKT dan membuat skripsi ini hehe, semoga cepet wisuda

bang karena umur udah pada tua semua hehe

25. Untuk Andra Diah Ayu Ningtyas teman, sahabat, pacar terimakasih atas

segala support yang telah diberikan dari semester pertama sampai akhir gak

pernah lupa selalu ingetin, selalu memberi masukan, selalu bareng saat

mengerjakan tugas dan menjalankan suka duka di perkuliahan sehingga kita

berkembang menjadi dewasa, semoga kita bisa lulus bareng sama seperti kita

saat masuk bareng. Dan semoga kamu bisa menyusun skripsi nya nggak

males-malesan lagi.

26. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala dukungan

dan bantuannya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Aamiin.

Bandarlampung, November 2018

Penulis

Fatra Donna Hartato

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Evaluasi Program .............................................................. 9

1. Konsep Program .......................................................................... 9

2. Evaluasi Program ........................................................................ 11

3. Tujuan Evaluasi Program ............................................................ 13

4. Model Evaluasi Program ............................................................. 14

5. Kriteria Evaluasi .......................................................................... 17

B. Sistem Informasi Manajemen .......................................................... 18

1. Konsep Sistem Informasi Manajemen ........................................ 18

2. Komponen Sistem Informasi Manajemen ................................... 21

3. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen ....................................... 22

C. Tinjauan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik (SPIPISE) ........................................................... 30

D. Kerangka Pikir ................................................................................. 34

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe dan Jenis Penelitian ................................................................. 35

B. Fokus Penelitian ............................................................................... 36

C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 37

D. Informan Penelitian .......................................................................... 38

E. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 39

G. Teknik Analisis Data........................................................................ 41

H. Teknik Keabsahan Data ................................................................... 43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ............................................................................. 45

1. Visi Kota Bandarlampung ........................................................... 49

2. Misi Kota Bandarlampung .......................................................... 51

3. Kondisi Penduduk Kota Bandarlampung .................................... 52

B. Gambaran Umum Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Bandarlampung ...................................................... 53

1. Sejarah ........................................................................................ 53

2. Visi Misi ...................................................................................... 56

3. Struktur Organisasi dan SDM ..................................................... 57

4. Tugas Pokok dan Tata Kerja ....................................................... 59

5. Tujuan dan Sasaran ..................................................................... 60

C. Hasil Penelitian ................................................................................ 61

1. Efektivitas Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan

Investasi Secara Elektronik di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung ................. 62

2. Ketepatan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik di Dinas Penanaman Modal Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung ................................... 68

3. Efisiensi Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik di Dinas Penanaman Modal Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung ................................... 76

4. Responsivitas Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan

Investasi Secara Elektronik Di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung ................. 81

5. Faktor Penghambat Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan

Investasi Secara Elektronik di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung ................. 86

D. Pembahasan ...................................................................................... 89

1. Efektivitas.................................................................................... 89

2. Ketepatan ..................................................................................... 93

3. Efisiensi ....................................................................................... 96

4. Responsivita ................................................................................ 98

5. Faktor penghambat ...................................................................... 100

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 102

B. Saran ................................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Kriteria Evaluasi .............................................................................. 17

Tabel 2. Daftar Informan................................................................................ 38

Tabel 3. Perushaan Industri di Bandarlampung ............................................. 47

Tabel 4. Usaha Akomodasi Di Bandarlampung ............................................. 48

Tabel 5. Pelayanan Perizinan SPIPISE .......................................................... 65

Tabel 6. Perusahaan yang menggunakan SPIPISE ........................................ 73

Tabel 7. Hasil Investasi di Bandarlampung ................................................... 76

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Kerangka Pikir.............................................................................. 34

Gambar 2. Struktur Organisasi ....................................................................... 59

Gambar 3. Alur SPIPISE ............................................................................... 64

Gambar 4. Surat Izin ...................................................................................... 68

Gambar 5. Alur proses Perizinan ................................................................... 72

Gambar 6. Ruang Tunggu .............................................................................. 79

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

pengaruh yang besar terutama bagi organisasi pemerintahan. Hal ini

disebabkan karena semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di

dalam aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi informasi

mendorong organisasi pemerintah untuk memanfaatkan kecanggihan

teknologi dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang prima kepada

masyarakat.

Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat kini menimbulkan suatu

perubahan, yaitu peralihan dari sistem kerja yang konvesional ke era digital.

Pada instansi pemerintah, perubahan ini ditandai dengan ditinggalkannya

pemerintah tradisional yang identik dengan paper-based administration

menuju pemerintah berbasis elektronik atau e-government.

Electronic government (e-government) adalah penggunaan teknologi

informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi

masyarakat, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan

pemerintah. E-government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau

2

administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan

pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis.

Sederhananya, e-government adalah tentang bagaimana memberikan

pelayanan melalui elektronik (e-service), seperti melalui internet, jaringan

telepon seluler dan komputer, serta multimedia.

Dalam rangka mempercepat proses pelayanan publik, proses pelayanan

perizinan penanaman modal semakin efektif dengan dukungan Electronic

Government. Oleh karena itu pemerintah melalui Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) membuat kebijakan salah satunya dengan

mengeluarkan BKPM Online Tracking System dikenal dengan Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE).

Terdapat beberapa daerah yang menerapkan PTSP sudah menggunakan

SPIPISE, salah satunya adalah Kota Bandarlampung, sebagai upaya untuk

meningkatkan sinegritas daerah dengan Pemerintah pusat dalam hal

kemudahan berinvestasi.

(www.goodnewsfromindonesia.id 2 November 2017 19.00)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 yang mengatur tentang

implementasi kebijakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik (SPIPISE) dan Peraturan Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal Nomor 4 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat (13) tentang Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)

adalah sistem elektronik pelayanan perizinan dan nonperizinan yang

terintegrasi antara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan

3

Kementrian/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang memiliki

kewenangan perizinan dan nonperizinan, Perangkat Daerah Provinsi bidang

Penanaman Modal (PDPPM), dan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota bidang

Penanaman Modal (PDKPM)

Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik

(SPIPISE) merupakan gerbang informasi dan layanan perizinan serta

nonperizinan penanaman modal Indonesia yang berbentuk software. Karena

berbasis website sehingga mudah diakskes oleh siapa saja tetapi tidak seluruh

informasi yang disajikan terbuka bebas. Hal ini untuk menjamin kerahasiaan

data dan informasi yang ada di dalamnya, sehingga penanam modal atau

masyarakat yang ingin memanfaatkan SPIPISE lebih jauh akan mendapatkan

akses dengan tingkat kebutuhannya.

Pelayanan SPIPISE ini memudahkan investor untuk melakukan pengurusan

perizinan secara simpel, murah, dan efisien. SPIPISE merupakan sistem

informasi yang dibuat untuk memberikan kemudahan, menciptakan

transparasi dan kepastian hukum bagi investor. Pemohon dapat memngurus

perizinan mereka dengan teknologi tanpa perlu bertemu langsung dengan

petugas pelayanan. Selain itu sistem SPIPISE juga memberikan kemudahan

bagi petugas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk melakukan validasi

dan mendapatkan data dalam memperoses permohonan modal yang menjadi

kewenangan PTSP.

Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu berkomitmen untuk mendatangkan investor

4

baik domestik maupun mancanegara terlebih dengan adanya pemberlakuan

Masyarakat Asia Tenggara atau MEA. Kehadiran investor terlalu berdampak

terhadap pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

dan penyerapan lapangan kerja. Karena itu, pemerintah daerah Provinsi

Lampung terus mengoptimalkan promosi agar pemerintah daerah provinsi

menjadikan daerah investasi yang kondusif dan aman. Hal ini di buktikan

dengan per agustus 2017 jumlah telah mencapai 5.025 investor atau

menempati urutan jumlah investor terbanyak ke 17 dari 34 Provinsi. Khusus

di Bandarlampung jumlahnya jadi yang terbanyak se Lampung mencapai

60% meningkat 18% dari tahun lalu.

(www.investasilampugprov.go.id 2 November 2017 20:11)

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kota

Bandarlammpung semenjak dikeluarkannya kebijakan tentang Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)

langsung menerapkan dari tahun 2015 dan dalam kegiatan penanaman modal

dan perizinan telah langsung menggunakan Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE). Namun dengan berjalannya

pelaksanaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara

Elektronik (SPIPISE), dalam kenyataannya masih ada beberapa permasalahan

dalam pengimplementasian SPIPISE pada perusahaan yang terdapat di Kota

Bandarlampung, yang mana sebagai tantangan yang harus untuk

memperbaiki kualitas pelayanan yang akan datang, semua itu terlihat dengan

penjelasan sebagai berikut ini.

5

Pertama, selama ini Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kota Bandarlampung sudah menyelenggarakan pelayanan perizinan

secara elektronik. Namun masih banyak perusahaan yang susah untuk

melengkapi berkas untuk izin prinsip seperti Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), pemilik saham, direktur PT perusahaan, akte tanah, sertifikat

pendirian, sertifikat kemenkuham, badan hukum, tanda pengenal, nomor

telpon dan e-mail. Karena jika semua berkas susah dilengkapin maka proses

untuk izin prinsip pada perusahaan menjadi lama, sedangkan lamanya proses

izin prinsip dalam SOP selama tiga hari. Jika perusahaan itu lama

mengumpulkan berkas bisa menjadi seminggu yang melebihkan dari Standar

Operasional Procedur (SOP). Hal ini berdasarkan hasil pra-riset penelti.

(Hasil wawancara oleh Bapak Muh Sandhi Kharisma, MM sebagai

Administrator SPIPISE di DPMPTSP 13 November 2017 10.00).

Kedua, penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik (SPIPISE) belum sepenuhnya diketahui oleh semua

masyarakat di Kota Bandarlampung dan juga terbatasnya akses untuk

masyarakat umum dalam melihat informasi mengenai Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE). Hal itu

berdasarkan hasil pra-riset yang dilakukan peneliti. Sosialisasi untuk

masyarakat umum mengenai SPIPISE belum maksimal dan juga transparasi

untuk penanaman modal di Kota Bandarlampung belum tertera di website

Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Beliau juga berkata

bahwa untuk peraturan dari Walikota Bandarlampung tentang SPIPISE di

Bandarlampung ini baru mau dikeluarkan pada tahun 2018 oleh karena itu

6

sosialisasi tentang adanya Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan

Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) ini belum banyak yang mengetahui

dan belum adanya transparasi untuk penanaman modal perusahaan yang ada

di Bandarlampung. (Hasil wawancara oleh Bapak Muh Sandhi Kharisma,

MM sebagai Administrator SPIPISE di DPMPTSP 13 November 2017

10.15).

Ketiga, sumber daya manusia dalam pengoprasian SPIPISE masih sangat

kurang. Karena yang bisa pengoprasian SPIPISE hanya satu orang. Hal ini

yang didaptkan peneliti. Pelatihan dan pembinaan untuk program Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)

sangat jarang, oleh sebab itu masih banyak nya yang belum mengerti tentang

Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik

(SPIPISE) ini. Apalagi Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik (SPIPISE) ini sistemnya trial and eror jika kita salah

menginput maka akan terjadi perbedaan dengan data yang ada. Karena itu

beliau mengaharapkan lebih banyak lagi adanya pelatihan dan pembinaan

agar bisa mengoprasikan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik (SPIPISE). (Hasil wawancara oleh Bapak Muh Sandhi

Kharisma, MM sebagai Administrator SPIPISE di DPMPTSP 13 November

2017 10.15).

Berdasarkan latar belakang tersebut pemerintah yang bersangkutan

diharapkan peka melihat kondisi yang terjadi dilingkungan kegiatan investasi,

permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam penerapan Sistem

7

Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di

Kota Bandarlampung diharapkan dapat diatasi dengan baik, dengan latar

belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik dan berinisiatif guna

melakukan penelitian mengenai “Evaluasi Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung”.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah ditemukan di atas,

maka yang menjadi perumusan masalah dalam peneliti ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE) mampu berkembang optimal terhadap pelayanan

perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Bandarlampung ?

2. Faktor apa yang menghambat Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan

Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung ?

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik (SPIPISE) mampu berkembang optimal terhadap

8

pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Bandarlampung ?

2. Mengetahui Faktor apa yang menghambat Sistem Pelayanan Informasi

dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Bandarlampung ?

D. Manfaat Penelitian.

Penelitian yang penulis lakukan ini dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat secara praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap pemecahan yang terkait dengan oprasional Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan Secara Elektronik (SPIPISE).

2. Manfaat secara akademis

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir

ilmiah, sistematis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dan

menuliskan karya ilmiah di lapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan

aplikasi yang diperoleh dari Ilmu administrasi Negara dan sebagai salah

satu syarat dalam penyelesaian studi strata-1 di Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas lampung.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Evaluasi Program

1. Konsep Program

Program di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan

sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan

dijalankan. Jones (Rohman 2009: 101-102) menyebutkan program

merupakan salah satu komponen dalam suatu kebijakan. Program

merupakan upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan. Menurut

Charles O. Jones ( Suryana, 2009: 28) ada tiga pilar aktivitas dalam

mengoperasikan program yaitu :

a. Pengorganisasian

Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan

program sehingga tenaga pelaksana dapat terbentuk dari sumber

daya manusia yang kompeten dan berkualitas.

b. Interpretasi

Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan

petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan

dapat tercapai.

10

c. Penerapan atau Aplikasi

Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program

kerja dapat berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan sehingga tidak

berbenturan dengan program lainnya.

Menurut Karding (2008 : 33) menyatakan bahwa program dapat diartikan

menjadi dua istilah yaitu program dalam arti khusus dan program dalam

arti umum. Pengertian secara umum dapat diartikan bahwa program

adalah sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan. Apabila program ini

dikaitkan langsung dengan evaluasi program maka progran didefinisikan

sebagai unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau

implementasi dari kebijakan, berlangsung dalam proses yang

berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan

sekelompok orang. Dengan demikian yang perlu ditekankan bahwa

program terdapat 3 unsur penting yaitu :

a. Program adalah realisaasi atau implementasi dari suatu kebijakan.

b. Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal

tetapi jamak berkeseimbangan.

c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan

dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan

karena melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program

dapat berlangsung dalam kurun waktu relatif lama. Pelaksanaan program

selalu terjadi dalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan

11

sekelompok orang. Berdasarkan beberapa ahli di atas, maka penulis

berpendapat bahwa program adalah suatu tujuan yang direncanakan

dengan dilakukan oleh sekelompok orang yang ada di organisasi tersebut.

2. Evaluasi Program

Evaluasi berasal dari kata bahasa inggris “evaluation” yang diserap

dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan

mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia

menjadi “evaluasi” yang dapat diartikan memberikan penilain dengan

membandingkan sesuatu hal dengan satuan tertentu sehingga bersifat

kuantitatif. Pengertian evaluasi yang bersumber dari kamus Oxford

Advanced Leaner’s Dictionary of Current English evaluasi adalah to find

out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk

menentukan nilai atau jumlah.

Selain arti berdasarkan terjemahan, kata -kata yang terkandung dalam

dalam definisi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus

dilakukan secara hati-hati, bertangung jawab, menggunakan strategi dan

dapat dipertanggung jawabkan (Suharsimi,2007: 1). Evaluasi sebagai

sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa

kegiatan yang telah direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Definisi lain dari evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga

tentang sesuatu, dalam mencari sesuatu tersebut juga termasuk mencari

informasi yang bermanfaat dalam menilai keberdaan suatu program,

produksi, prosedur serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai

12

tujuan yang sudah ditentukan. Selanjutnya definisi evaluasi juga dapat

sebagai proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang

bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif

keputusan. Anderson (Arikunto, 2006: 1) memandang Evaluasi sebagai

sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan

yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Sedangkan Stufflebeam (Arikunto,2006:1), mengungkapkan bahwa

Evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian

informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan

alternatif keputusan. Sedangkan Pedoman Evaluasi yang diterbitkan

Direktorat Ditjen PLS Depdiknas (2002: 2) memberikan pengetian

Evaluasi program adalah proses pengumpulan dan penelaahan data

secara berencana, sistematis dan dengan menggunakan metode dan alat

tertentu untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan

program dengan menggunakan tolak ukur yang telah ditentukan.

Ralp Tyler (Karding,2008:35) mendefinisikan bahwa evaluasi program

adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat

terealisasi. Sedangkan Wahab (1997 : 14) Evaluasi program adalah

proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas atau

kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas

perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan

menggunakan standard tertentu yang telah dibakukan.

13

Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada

beberapa pengertian tentang program sendiri. Dalam kamus (a) program

adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang dilakukan dengan

seksama. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari

kegiatan yang direncanakan (Arikunto, 1993: 297).

Berdasarkan beberapa ahli di atas, maka penulis berpendapat bahwa

evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi

tentang bekerjanya sesuatu program pemerintah yang hasilnya dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan atau pilihan yang tepat dalam

mengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.

3. Tujuan Evaluasi Program

Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 114-115), evaluasi program

dilakukan dengan tujuan untuk:

a. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan

organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan

program yang sama ditempat lain.

b. Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program,

apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

14

Menurut Sudjana (2006 : 48), tujuan khusus Evaluasi Program terdapat 6

(enam) hal, yaitu untuk :

a. Memberikan masukan bagi perencanaan program.

b. Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan

dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program.

c. Memberikan masukan bagi pengambilan keputusan tentang

modifikasi atau perbaikan program.

d. Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan

penghambat program.

e. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan

(pengawasan, supervisi dan monitoring) bagi penyelenggara,

pengelola dan pelaksana program.

f. Menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program

pendidikan luar sekolah.

Sedangkan menurut Setiawan (1999:20 ) menyatakan bahwa tujuan

evalusi program adalah agar dapat diketahui dengan pasti apakah

pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam

pelaksanaan program dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan

pelaksanaan program dimasa yang akan datang

4. Model Evaluasi Program

Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh para ahli/

pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya.

Model ini dianggap model standar. Disamping itu ahli evaluasi yang

15

membagi evaluasi sesuai dengan misi yang akan dibawakanya serta

kepentingan atau penekannya atau dapat juga disebut sesuai dengan

paham yang dianut yang disebut pendekatan atau approach. Ada banyak

model evaluasi antara lain

a. Model Evaluasi CIIP (Context, Input, Process, Product)

Model ini menurut Stufflebeam dalam Kadir, (2008: 40-41)

menyatakan bahwa pendekatan yang berorientasi pada pemegang

keputusan (a decision oriented evaluation approach structured)

untuk menolong administrator dalam membuat keputusan, di mana

evaluasi sebagai suatu proses yang menggambarkan, memperoleh

dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif

keputusan dan membuat pedoman kerja untuk melayani para

manajer dan administrator dengan membagi evaluasi menjadi empat

macam, yaitu:

1) Contect evaluation to serve planning descion, konteks evaluasi

ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan

yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan

program.

2) Input evaluation, structuring decion, evaluasi ini menolong

mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada,

alternatif yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai

kebutuhan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

3) Process evaluation, to serve implementing decion, evaluasi

proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan

16

sampai sejauhmana rencana telah dapat diterapkan ? apa yang

harus direvisi ? Begitu pertanyaan tersebut terjawab prosedur

dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki

4) Product evaluation, to serve recycling dicion, evaluasi produk

untuk menolong keputusan selanjutnya, apa hasil yang telah

dicapai ? apa yang dilakukan setelah program berjalan

Keempat hal tersebut di atas merupakan sasaran evaluasi yang tidak

lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Model

evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang memandang program

yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian apabila

evaluator sudah menentukan model CIPP akan digunakan untuk

mengevaluasi program yang ditugaskan maka mau tidak mau mereka

harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponennya.

Model ini sekarang telah disempurnakan dengan satu komponen O

singkatan dari outcames, sehingga menjadi model CIPPO.

b. Model Evaluasi UCLA (University Of California in Los Angeles)

Alkin (Karding,2008 : 42) menulis kerangka evaluasi yang hampir

sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai

suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi sehingga

dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat

keputusan dalam memilih alternatif, mengemukakan lima macam

evaluasi, yakni :

17

1) Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan

atau posisi sistem.

2) Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang

mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.

3) Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah

program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang

tepat seperti yang direncanakan.

4) Program improvement, yang memberikan informasi tentang

bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, atau

berjalan ? apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal - hal

atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga.

5) Program certification, yang memberi informasi tentang nilai

atau guna program

5. Kriteria Evaluasi

Untuk menilai keberhasilan suatu kebijakan perlu dikembangkan

beberapa indikator, karena penggunaan indikator tunggal akan

membahayakan, dalam arti hasil penelitiannya dapat bias dari yang

sesungguhnya. Dunn (2013-610) mengembangkan indikator atau kriteria

evaluasi mencakup enam kriteria sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Evaluasi

No Kriteria Penjelasan

1 Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah tercapai

?

2 Efisiensi Seberapa banyak usaha yang diperlukan

untuk mencapai hasil yang diinginkan?

3 Kecukupan Seberapa jauh hasil yang telah tercapai

dapat memecahkan masalah

18

No Kriteria Penjelasan

4 Pemerataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan

merata pada kelompok masyarakat yang

berbeda

5 Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, prefensi atau nilai kelompok

6 Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan

benar-benar berguna atau benilai.

Sumber: Dunn, 2013:610

Dalam uraian kriteria evaluasi diatas tersebut bahwa peneliti memilih

kriteria efektivitas, efisiensi, responsivitas dan ketepatan karena dalam

tiga indikator tersebut sangat berkaitan di bidang evaluasi, dimana

pada evaluasi biasanya menekankan pada hasil yang sudah dicapai

dan dimana ketiga kriteria tersebut menekankan pada hasil dari

evaluasi yang akan diteliti pada judul Evaluasi Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bandarlampung.

B. Tinjauan Sistem Informasi Manajemen

1. Konsep Sistem Informasi Manajemen

Istilah Sistem Informasi Manajemen/SIM telah banyak didefinisikan oleh

para ahli manajemen dan komputer dengan cara pandang yang berbeda-

beda. Istilah tersebut telah dikenal sejak tahun 1960-an. Konsep Sistem

Informasi Manajemen saat itu berkembang seiring perkembangan fokus

penggunaan teknologi komputer. Perkembangan teknologi komputer saat

itu telah memberikan kesadaran baru bahwa aplikasi komputer harus

diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi untuk

pengambilan keputusan manajemen. Dalam hal ini, pemahaman tentang

19

istilah Sistem Informasi Manajemen akan diperbolehkan dengan cukup

baik apabila seseorang mampu memahami tentang sistem, informasi, dan

manajemen.

a. Definisi Sistem

Sebagaimana istilah sistem Informasi Manajemen/SIM, sistem juga

telah didefinisikan oleh para ahli dalam berbagai cara yang berbeda.

Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan cara pandang dan

lingkup sistem yang ditinjau. Secara umum, sistem dapat

didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau

subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan

cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk

melaksanakn suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan.

b. Definisi Informasi

Data dapat didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian-

kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam sekelmopok

lambang tertentu yang tidak acak yang menunjukan jumlah,

tindakan, atau hal. Data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas,

buku, atau tersimpan sebagai file dalam basis data. Data akan

menjadi bahan dalam suatu proses pengelolahan data. Informasi

merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang

penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar

dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara

langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat

20

mendatang. Untuk memperoleh informasi, diperlukan adanya data

yang akan diolah dan unit pengolah.

c. Definisi Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai

sumber daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen

juga dapat dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam suatu

organisasi agar orang-orang menjalankan pekerjaan. Umumnya

sumberdaya yang tersedia dalam manajemen meliputi manusia,

material, dan modal. Konsep sumberdaya manajemen ini akan

menjadi bertambah ketika pembahasan difokuskan pada Sistem

Informasi Manajemen. Dalam sistem Informasi Manajemen, sumber

daya manajemen meliputi tiga sumber daya tersebut ditambah

dengan sumbe daya berupa informasi.

d. Definisi Sistem Informasi Manajemen

Istilah Sistem Informasi Manajemen sebenernya terdiri atas tiga

kunci, yaitu sistem, informasi dan manajemen. Sebagai mana telah

disinggung di atas, cara yang lebih baik untuk memberikan definisi

sistem informasi manajemen adalah dimulai dengan memahami

istilah sistem, informasi dan manajemen. Selanjutnya, berdasarkan

pemahaman yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan

definisi tentang sistem informasi manajemen, yaitu menggabungkan

ketiga kata kunci tersebut.

21

Menurut Edhy Sutanta (2003:19) sistem informasi manajemen dapat

didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu

kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu

dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan

fungsi pengelolaan data, menerima masukan (input) berupa data-

data, kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan

keluaran (ouput) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan

keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat

dirasakan akibatnya baik pada saat itu maupun dimasa mendatang,

mendukung kegiatan operasional, manajerial dan strategis

organisasi, denan memanfaatkan sebagai sumber daya yang ada dan

tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.

2. Komponen Sistem Informasi Manajemen

Berdasarkan komponen fisik Penyusunnya, sistem informasi manajemen

dapat terdiri atas komponen berikut:

a. Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras dalam sistem informasi manajemen meliputi piranti-

piranti yang digunakan oleh sistem komputer untuk masukan dan

keluaran (input/output device), memory, modem, pengolah

(processor), dan peripheral lain.

b. Perngkat Lunak (software)

Perangkat lunak dalam sistem informasi manajemen adalah berupa

program-program komputer yang meliputi sistem operasi (Operating

22

System/OS), bahasa pemrograman (programming Language), dan

program-program aplikasi (aplicaion).

c. Berkas (file)

Berkas merupakan sekumpulan data yang disimpan dengan cara-cara

tertentu sehingga dapat digunakan kembali dengan mudah dan cepat

membentuk suatu berkas

d. Prosedur (procedure)

Prosedur meliputi prosedur pengoprasian untuk sistem informasi

manajemen, manual dan dokumen-dokumen yang memuat aturan-

aturan yang berhubungan dengan sistem informasi dan lainnya.

e. Manusia (brainware)

Manuasi yang terlibat dalam suatu sistem informasi manajemen

meliputi operator, programer, system analyst, manajer sistem

informasi, manajer pada tingkat strategis teknisi, serta individu lain

yang terlibat di dalamnya.

3. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen

Evaluasi SIM adalah mendefinisikan seberapa baik SIM dapat beroprasi

pada organisasi yang menerapkannya untuk memperbaiki prestasi dimasa

mendatang. Evaluasi SIM dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda

tergantung dari tujuan evaluasi. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen

dapat dilakukan oleh saah satu dari:

a. Tim audit khusus yang dikumpulkan untuk maksud tersebut yang

diambil di antara para eksekutif organisasi yang bersangkutan.

23

b. Tim audit intern yang mengerjakan unit operasional

c. Organisasi konsultasi di luar organisasi

Evaluasi dapat dilakukan pada serangkaian tingkat yang berbeda yaitu:

a. Evaluasi sistem informasi secara menyeluruh

b. Evaluasi sistem perangkat keras/perangkat lunak

c. Evaluasi aplikasi

Yang perlu diperhatikan, bahwa proses evaluasi bukan hanya

menitikberatkan pada penentuan kelemahan dan keunggulan SIM

saja, tetapi lebih dari itu adalah pada usaha-usaha perbaikan yang

perlu dilakukan. Tujuan evaluasi SIM adalah sebagai berikut:

1) Menilai kemampuan teknis SIM

2) Menilai pelaksanaan operasional SIM

3) Menilai pendayagunaan SIM

Evaluasi fungsi SIM adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Evaluasi sistem perangka keras/perangkat lunak yang masih

berlaku

2) Evaluasi sistem perangkat keras/perangkat lunak baru atau

pengganti

3) Evaluasi aplikasi SIM

4) Penghitungan manfaat secara kuantitatif dari aplikasi SIM

5) Analisis biaya manfaat dari alternatif desain SIM

24

Uraian berikut ini akan menjelaskan evaluasi pada masing-masing fungsi

tersebut

a. Evaluasi Perangkat Keras/Lunak yang masih berlaku

Tujuan evaluasi perangkat keras/lunak SIM yang masih berlaku

adalah menentukan hal-hal sebagai berikut:

1) Apakah ada sumber daya baru yang diperlukan

2) Apakah ada sumber daya perangkat keras/lunak baru yang harus

diganti

3) Apakah pengaturan kembali akan memperbaiki gaya guna

4) Apakah tambahan sumber daya akan memperbaiki

ketepatgunaan sistem

Bebrapa metode dan sarana yang dapat digunakan dalam evaluasi

perangkat keras/lunak untuk yang masih berlaku adalah sebagian

berikut:

1) Monitor perangkat keras

Merupakan peralatan monitor yang dipasang pada dalam

perangkat keras untuk mengukur kehadiran atau ketiadaan

denyutan listrik

2) Monitor perangkat keras

Merupakan suatu program komputer untuk mengukur hasil kerja

setiap program aplikasi dalam lingkungan pengoprasiam sistem

3) Sistem log dan observasi

Adalah suatu sistem yang dapat mengindikasikan adanya

ketidakefisienan operator, atau kegagalan mesin. Sistem log

25

merupakan suatu sistem yang dapat dipakai untuk

mengembangkan suatu penjadwalan kerja yang efisien.

4) Analisis penjadwalan

Diperlukan terutama untuk penjadwalan kerja secara efisien

berdasarkan sumber daya yang diperlukan untuk setiap

pekerjaan, kendala waktu, permintaan masukan/keluaran, dan

adanya suatu prioritas terhadap pekerjaan tertentu.

b. Evaluasi perangkat keras/lunak baru atau pengganti

Pendekatan umum yang dapat dilakukan pada evaluasi sistem

perangkat keras/lunak baru atau pengganti adalah terdiri atas

langkah-langkah sebagai berkut:

1) Studi kelayakan

Studi kelayakan merupakan suatu studi yang dilaksanakan untuk

penyelidikan sistem yang ada, menilai kebutuhan sistem

perangkat keras/lunak baru atau pengganti, menilai biaya

efektifitas sistem yang diusulkan, dan menilai dampak sistem

yang diusulkan pada organisasi

2) Penyiapan spesifikasi dan penawaran

Pedoman spesifikasi merupakan suatu daftar kebutuhan yang

secara spesifik merumuskan apa yang harus dikerjakan oleh

sistem perangkat keras/lunak. Sedangkan penawaran adalah

diperlukan karena lazimnya beberapa pensuplai akan

menyampaikan penawaran-penawaran yang perlu

dipertimbangkan secara kuantitatif, kualitatif dan subyektif.

26

c. Evaluasi aplikasi sistem informasi

Suatu aplikasi sistem informasi dapat di evaluasi menurut beberapa

ukuran, yaitu sebagai berikut:

1) Kelayakan teknis

Evaluasi kelayakan teknis menilai apakah aplikasi sistem

informasi dapat dikerjakan dengan teknologi yang tersedia pada

organisasi, ataukah perlu pengadaan baru. Dan jika perlu

pengadaan baru apakah dapat diperoleh dengan mudah dan

cepat

2) Kelayakan operasional

Evaluasi kelayakan operasional menilai apakah aplikasi sistem

informasi dapat dikerjakan dan berhasil dan apakah sistem

sedang atau telah dipakai

3) Kelayakan ekonomis

Evaluasi kelayakan ekonomis menilai apakah manfaat aplikasi

sistem informasi melebihi biaya-biaya yang harus di keluarkan

dan apakah sistem mampu memberikan penambahan manfaat.

Perlu diperhatikan bahwa manfaat suatu sistem informasi dapat

berupa manfaat yang tangible dan manfaat yang intangible

4) Kelayakan hukum

Evaluasi kelayakan hukum menilai apakah aplikasi sistem

informasi layak dioperasikan tanpa bertentangan dengan batasan

hukum yang berlaku. Hal ini penting karena ada kalanya suatu

sistem informasi memerlukan teknologi atau beberapa

27

komponen yang untuk pengadaanya memerlukan pertimbangan

hukum terlebih dahulu atau bahkan bertentangan dengan hukum

sehingga teknologi tersebut tidak dapat diterapkan atau perlu

diganti.

5) Kelayakan jadwal

Evaluasi kelayakan jadwal menilai apakah aplikasi sistem

informasi dapat dioperasikan dalam batasan waktu tertentu yang

ditetapkan.

d. Penghitungan manfaat aplikasi SIM secara kuantitatif

Nilai nsuatu aplikasi SIM dapat bersifat ekonomis dan non

ekonomis. Manfaat ekonomis adalah manfaat yang menyebabkan

perbaikan dalam penghasilan atau memperkecil biaya. Sedangkan

manfaat non ekonomis adalah berhubungan dengan mutu hidup

manusia. Manfaat nonekonomis cenderung lebih sulit untuk diukur

karena sangat sulit untuk memperkirakan seberapa besar angka

manfaat yang berhasil diperoleh dari penerapan aplikasi sistem

informasi. Dua pendekatan metoda dapat membantu dalam

penghitungan ini, yaitu melalui:

1) Metoda perkiraan langsung atas nilai aplikasi oleh pihak-pihak

yang paham tentang SIM.

2) Metoda biaya kurang/lebih dari angka tertentu yang ditetapkan

sebelumnya

28

Dalam kenyataanya, metoda biaya kurang dari/lebih dari angka

tertentu yang ditetapkan mampu memberikan hasil yang lebih baik

daripada metoda pertama. Hal ini dikarenakan perkiraan angkanya

cendrung lebih akurat. Sedangkan dalam metoda pertama cendrung

sembarangan karena setiap individu yang menilai tidak mempunyai

dasar yang sama yaitu tergantung dari pengalaman masing-masing

pada masa lampau.

e. Analisis biaya manfaat dari alternatif desain SIM

Analisis biaya/manfaat dari alternatif desain suatu sistem informasi

pada umumnya dilakukan atas dasar suatu kompromi. Kompromi

yang dimaksud meliputi pilihan desain yang harus dilakukan, dan

kuran dalam analisis biaya manfaat yang harus disampaikan pada

pimpinan/manajemen untuk pembuatan keputusan. Beberapa

masalah yang berhubungan dengan pemilihan desain sistem

informasi adalah sebagai berikut:

1) Waktu tanggapan.

Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan bagi sistem

informasi untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan informasi

bagi para pemakai. Kebutuhan-kebutuhan dimaksud adalah

meliputi kebutuhan pengolahan transaksi, peremajaan basis data,

dan pencarian dan penampilan kembali suatu data yang

diperlukan.

2) Perincian tampilan

Kompromi dalam perincian tampilan meliputi penyajian berupa:

29

a. Laporan tercetak di kertas atau dilayar terminal

b. Laporan terperinci atau ihktisar/ringkasan

c. Laporan yang memuat analisis mendalam untuk

memperoleh perincian atau laporan teragregasi.

3) Mutu data

Pada umumnya pemakai akan lebih mementingkan mutu data

yang disajikan daripada kuantitasnya. Hal ini sebenarnya

cenderung merupakan kompromi saja.

C. Tinjauan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE).

Sistem Pelayanan informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik

(SPIPISE) adalah sistem elektronik pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang terintegrasi antara BKPM dan kementrian/Lembaga Pemerintah Non

Departemen yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan,

PDPPM, dan PDKPM.

Implementasi Sistem pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE) diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal dan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009

tentang Pelayanan terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal serta

peraturan Kepala BKPM nomor 14 tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan dan

Perizinan Investasi Secara Elektronik. SPIPISE pada hakikatnya adalah

sistem elektronik pelayanan perizinan investasi yang terintegrasi antara

BKPM dengan daerah sehingga proses pelayanan perizinan investasi yang

30

diselenggarakan oleh DPMPTSP langsung dapat diakses dan terpantau oleh

pemerintah.

Gerbang informasi dan layanan perizinan serta non perizinan penanaman

modal indonesia yang berbentuk piranti lunak. Karena berbasis situs (website)

sehingga mudah diakses oleh siapa saja, tidak seluruh informasi yang

disajikannya terbuka bebas. Ini untuk menjamin kerahasiaan data dan

informasi perusahaan, sehingga kepada masyarakat terutama investor yang

ingin memanfaatkan SPIPISE lebih jauh akan diberi hak akses sesuai tingkat

kebutuhannya.

Hak akses adalah hak yang diberikan kepada pengguna SPIPISE untuk

memanfaatkan perangkat pelayanan elektronik tersebut,namun dengan syarat

telah memiliki identitas pengguna dan kode akses. Hak akses dapat diajukan

langsung ke BKPM maupun instansi penanaman modal tingkat provinsi dan

kabupaten/kota yang telah mengoperasikan SPIPISE. Pengajuannya melalui

formulir permohon hak akses, disertai persyaratan:

1. Dokumen perusahaan yang terdiri dari rekaman Akta perusahaan yang

terbaru serta rekaman pengesahan Akta Perusahaan tersebut oleh

Kementrian Koprasi dan UKM;

2. Dokumen pimpinan (penanggung jawab) perusahaan, berapa rekaman

tanda pengenal pemohon (KTP atau paspor).

Jika pemohon tidak dapat mengajukan sendiri permohonanya, ia dapat

menguasakan kepada pihak lain dengan menyertakan surat kuasa resmi. Surat

kuasa harus bermaterai cukup dan dilengkapi identitas diri yang jelas dari

31

penerima kuasa. Setelah formulir Permohonan Hak akses diisi dengan baik

dan benar yang telah ditanda tangani diatas materai yang cukup, berkas

permohonan yang dilengkapi dokumen yang diperlukan) langsung

disampaikan kepada BKPM atau instansi penanaman modal provinsi atau

kabupaten/kota yang dimaksud. Dalam waktu dua jam setelah berkas diterima

dengan benar dan lengkap, hak akses akan diberikan oleh petugas DPMPTSP

disertai pemberian akun investor.

Penanaman modal wajib menggantikan kode akses dalam wakti satu hari

setelah hak akses diberikan. Ini agar kode akses yang dimilikinya tidak

diketahui pihak lainyang tidak berkepentingan. Jika dalam waktu sehari

penanaman modal tidak mengganti kode aksesnya, SPIPISE akan menghapus

hak tersebut secara otomatis. Jika ingin mengalihkan hak akses ke instansi

penanaman modal daerah lainnya , investor dapat mengajukan perubahan

secara klangsung ke instansi yang menerbitkan hak akses tersebut.

SPIPISE memiliki tiga menu utama, yakni: Informasi penanaman Modal,

Pelayanan Penanaman Modal dan Pendukung, Pada menu Informasi

Penanaman Modal dapat diakses:

1. Peraturan perundang-undang penanaman modal;

2. Potensi dan peluang penanaman modal;

3. Daftar bidang usaha tertutup dan daftar bidang usaha yang terbuka

dengan persyaratan

4. Jenis, tata cara proses permohonan, biaya dan waktu pelayanan perizinan

dan nonperizinan;

32

5. Tata cara pencabutan perizinan dan nonperizinan

6. Tata cara penyampaian laporan kegiatan penanaman modal;

7. Tata cara pengaduan terhadap layanan penanaman modal;

8. Data refrensi yang digunakan dalam layanan perizinan dan nonperizinan

penanaman modal;

9. Data perkembangan penanaman modal, kawasan industri, harga utilatis,

upah dan tanah;

10. Informasi perjanjian internasional di bidang penanaman modal;

Pada menu pelayanan penanaman modal, investor disuguhi informasi tentang:

1. Pelayanan dan perizinan dan nonperizinan;

2. Pelayanan penyampaian LKPM;

3. Pelayanan pencabutan serta pembatalan perizinan dan nonperizinan;

4. Pelayanan pengenaan dan pembatalan sanksi;

5. Aplikas antar muka antara SPIPISE dan sistem pada instansi terkait

lainnya;

6. Penelusuran proses pelayanan permohonan perizinan dan nonperizina;

7. Jejak audit;

Pada menu Pendukung Informasi yang tersaji berupa :

1. Pengaturan penggunaan jaringan elektronik;

2. Pengelolaan keamanan sistem elektronik dan jaringan elektronik;

3. Pengelolaan informasi yang disampaikan National Single Window for

Investment (NSWi);

33

4. Pengaduan terhadap pelayanan perizinan dan nonperizinan dan masalah

dalam pengguna SPIPISE;

5. Pelaporan perkembangan penanaman modal dan perangkat analisis

pengambilan keputusan yang terkait dengan penanaman modal;

6. Pengelolaan pengetahuan sebagai pendukung analisis dalam pengambilan

putusan pengembangan kebijakan penanaman modal;

7. Penyediaan panduan pengguna SPIPISE.

Maksud dan tujuan dari SPIPISE yaitu untuk mengatur penanaman modal,

penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di bidang penanaman modal,

seta instansi teknis dalam mengjukan permohonan, atau penyelenggaraan

perizinan dan nonperizinan dengan SPIPISE. SPIPISE bertujuan

mewujudkan:

a. Penyelenggaraan PTSP sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden

Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu

b. Integrasi data dan pelayanan perizinan dan nonperizinan

c. Pelayanan perizinan dan nonperizinan yang mudah, cepat, tepat,

transparan dan akuntabel.

d. Keseluruhan kebijakan dalam pelayanan penanaman modal antarsektor

dan pusat dengan daerah.

34

D. Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Sumber : Dioalah oleh Peneliti Tahun 2018.

Pelaksanaan Sistem

Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE) di

DPMPTSP Kota

Bandarlampung

Peraturan Kepala

Badan Koordinasi

Penanaman Modal

Nomor 4 Tahun

2014

1. Masih banyak nya

perusahaan yang belum

melengkapi berkas.

2. Masih kurang informasi

terkait SPIPISE untuk

masyarakat

3. Masih kurang nya sumber

daya yang bisa

mengoprasikan SPIPISE

Kriteria evaluasi :

1. Efektivitas

2. Efisiensi

3. Responsivitas

4. Ketepatan

Dunn 2013

Factor penghambat

SPIPISE

35

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif.

Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk

memberikan gambaran mengenai suatu masalah aktual tanpa menarik

kesimpulan (Danandjaja, 2012:29). Menurut Arikunto (2010:234), penelitian

deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya

menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.

Pada dasarnya penelitian kualitatif dilaksanakan dalam keadaan yang alamiah

(natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen, dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi

(Sugiyono dalam Pasolong. 2013:161). Melalui jenis penelitian ini, penulis

bermaksud untuk menggambarkan bagaimana pelaksanaan Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)

36

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai faktor untuk

memperdalam penelitian. Fokus penelitian perlu dilakukan karena mengingat

adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu, serta supaya hasil

penelitian lebih terfokus. Menurut Sugiyono (2004), fokus penelitian di

maksudkan untuk membatasi penelitian guna memilih mana data yang

relevan dan yang tidak relevan, agar tidak di masukkan ke dalam sejumlah

data yang sedang di kumpulkan, walaupun data itu menarik. Perumusan fokus

masalah dalam penelitian kualitatif bersifat tentatif, artinya penyempurnaan

rumusan fokus atau masalah masih tetap di lakukan sewaktu penelitian sudah

berada di lapangan.

Adapun fokus dalam penelitian ini berkaitan dengan evaluasi sistem

Pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung melalui

indikator evaluasi William N. Dunn, yakni:

a. Efektivitas, yaitu untuk mengetahui apakah Sistem Pelayanan Informasi

dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung sudah mencapai hasil

tujuan yang diinginkan sejak awal.

b. Efisiensi, yaitu untuk mengetahui apakah usaha Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas Penanaman

Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung untuk

mempermudah sudah tercapai

37

c. Responsivitas, yaitu untuk mengetahui apakah Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas Penanaman

Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung sudah sesuai

dengan keinginan investor.

d. Ketepatan, yaitu untuk mengetahui apakah Sistem Pelayanan Informasi

dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung sudah memberikan

manfaat bagi investor.

Berdasarkan fokus yang disebutkan diatas terdapat satu fokus lagi untuk

mengevaluasi sistem SPIPISE di Dinas Penanaman Modal Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Bandarlampung yakni faktor penghambat program Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung guna

mendeskripsikan hal-hal yang menggangu program selama pelaksanaan

berlangsung.

C. Lokasi Penelitian

Penelitan ini mengambil lokasi di kantor Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bandarlampung. Penentuan lokasi menurut

Moleong merupakan cara terbaik yang ditempuh dengan mempertimbangkan

subtansi dan menjajaki lapangan dan untuk mencari dan melihat kenyataan di

lapangan sementara itu, geografis dan praktis seperti waktu, biaya dan tenaga

perlu juga dipertimbangkan dalam menentukan lokasi penelitian.

38

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang-orang yang paham atau pelaku yang terlibat langsung

dengan permasalahan penelitian. Informan yang dipilih adalah yang dianggap

relevan dalam memberikan informasi mengenai Sistem Pelayanan Informasi

dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung. Adapun yang menjadi

informan penelitian ini adalah:

Tabel 2. Daftar Informan

No Nama Jabatan Waktu Wawancara

1 Muh Sandhi

Kharisma, MM

Operator SPIPISE di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota

Bandarlampung

24 juli 2018

2 Khenderi, S.H M.H Kepala bidang penanaman modal 20 juli 2018

3 Maria Saftini, S.T seksi pelayanan penanaman modal 20 juli 2018

4 Hasbi PT. Griya Lestari 26 juli 2018

5 Adnan hasnaji Boedaya Residance 28 juli 2018

6 Nur Cahya

Rahman

Bukit Indah Golf 30 juli 2018

Sumber: diolah peneliti, 2018

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data sekaligus sebagai sumber data yang digunakan dalam penelitian

skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder:

a. Data Primer

Data yang langsung berkaitan dengan obyek research, tidak soal

mendukung atau melemahkannya. Data primer yaitu data yang diperoleh

dari studi lapangan atau penelitian empiris melalui wawancara dengan

informan. Data primer yang didapatkan oleh peneliti selama berada

dilokasi penelitian dan dikumpulkan melalui teknik wawancara dan

39

observasi mengenai peranan Dinas Penanaman Modal Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung.

b. Data Sekunder

Data yang didapat dari catatan, buku, laporan keuangan publikasi

perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, jurnal,

dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak

perlu diolah lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada

pengumpul data. Data sekunder ini dapat disebut dengan datatambahan,

dalam penelitian ini data sekundernya adalah dokumen profil Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung,

Struktur Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Bandarlampung, dan sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan

menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data yang dilakukan

secara terus menerus sampai data itu jenuh. Metode pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2014:226) menyatakan bahwa metode

observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang

terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Adapun observasi ilmiah

adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan

maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya,

40

dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya. Dalam penelitian ini

peneliti langsung mengamati bagaimana cara pelaksanaan Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung

b. Metode Wawancara

Esterbeg dalam Sugiyono (2014:231) menyatakan bahwa interview

merupakan pertemuan dua orang untuk dapat bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara

dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik di Dinas Penanaman

Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandarlampung. Wawancara

dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada pihak yang terlibat dalam

penelitian ini yaitu Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kota Bandarlampung dan pengguna SPIPISE. Data yang didapat

melalui teknik ini yaitu bagaimana pelaksanaan SPIPISE di

Bandarlampung, komunikasi terhadap setiap pengguna SPIPISE, dan

lain-lain.

c. Metode Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2014: 234) menyatakan dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Teknik pengumpulan data

dengan dokumentasi dalam kata lain adalah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dalam hal ini dokumentasi yang

41

peneliti dapat yaitu foto ruang tunggu di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung, perusahaan yang

sudah memakai SPIPISE, profil Dinas Penanaman Modal Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung, foto wawancara, screenshoot

login SPIPISE dari situs BKPM, dan lain-lain.

G. Tekhnik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2014:244) analisis data merupakan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. aktifitas dalam

analisis data yaitu meliputi :

a. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hal ini

dipilih karena melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi

peneliti dapat melihat secara lebih lengkap dan terperinci terkait inovasi

dilakukan mulai dari perencanaan dan pelaksanaannya.

b. Reduksi Data (Data Reduction)

Menurut Sugiyono (2014:247) mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

42

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang akan direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan.

c. Penyajian Data (Data Display)

Menurut Sugiyono (2014:249) dengan penyajian data maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Penyajian data yang

sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif. Berdasarkan penelitian yang diteliti peneliti menulis

uraian singkat berupa point terpenting (inti) bisa dimulai dari fenomena

permasalahan dan tindakan.

d. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawin)

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:252) langkah

selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif kemungkinan

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal atau

kemungkinan juga tidak, karena seperti yang telah diketahui

bahwasannya masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada

di lapangan.

43

H. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dalam penelitian ini didasarkan atas sejumlah kriteria,

yaitu :

1. Teknik memeriksa derajat kepercayaan (credibility)

Keabsahan data dalam peneliti ini kriteria keabsahan data yang

digunakan adalah kriteria derajat kepercayaan, penerapan derajat

kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan

nonkualitatif. Kemudian untuk memeriksa derajat kepercayaan

digunakan metode triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data

dengan memanfaatkan hal diluar data untuk memeriksa atau

membandingkan data berdasarkan sumber data primer maupun data

sekunder. Penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi data dengan cara

membandingkan hasil wawancara, dokumentasi, dan obserasi.

2. Teknik memeriksa keterlibatan data (transferability)

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan uraian rinci, yaitu dengan

melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang

menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Derajat

keteralihan dapat dicapai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal atau

mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan penerima.

Penelitian ini, peneliti melakukan pemekrisaan keteralihan data dengan

cara tabulasi data yang dihasilkan dalam hasil dan pembahasan

penelitian. Pengujian keteralihan dalam penelitian kualitatif digunakan

agar orang lain dapat memahami hasil penelitian sehingga ada

44

kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut maka peneliti

harus membuat laporan yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Teknik memeriksa kebergantungan (dependability)

Uji kebergantungan dalam peneltian kualitatif dilakukan dengan

melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering

terjadi peneliti tidak melakukan penelitian dilapangan tetapi bisa

memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji kebergantungannya dan

untuk mengecek apakah hasil penelitian benar atau tidak, maka peneliti

mendiskusikan dengan dosen pembimbing.

4. Teknik memeriksa kepastian data (confirmability)

Kepastian data berate menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses

yang ada di dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi

hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan

yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil

penelitiannya. Dalam penelitian ini kepastian data dilakukan dengan

pemeriksaan yang dilakukan dosen pembimbing mengenai asal-usul data

logika penarikan kesimpulan dari data dan penilaian derajat ketelitian

serta telah terhadap kegiatan peneliti tentang keabsahan data.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan, dapat

diambil kesimpulan bahwa evaluasi Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara Elektroni (SPIPISE) di Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung. Didasarkan pada

empat indicator evaluasi yang secara ringkas disimpulkan sebagai berikut:

1. Efektivitas Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE) belum mencapai tujuan hal itu dilihat dari

transparansi mengenai jumlah investasi dari pengguna Sistem Pelayanan

Informasi dan Periznan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung.

2. Efisiensi Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara

Elektronik (SPIPISE) sudah cukup efisien dikarenakan investor tidak

mengeluarkan banyak biaya dan waktu sehingga dalam melakukan

perizinan dan pelaporan keuangan setiap triwulan yang menjadi tugas

setiap perusahan dilakukan dari tempatnya sendiri.

3. Ketepatan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE) sudah baik dikarenakan para investor yang ada di

102

Bandarlampung sudah banyak menggunakan Sistem Pelayanan Informasi

dan Perizinan Investasi Secara Elketronik (SPIPISE).

4. Responsivitas Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE) sudah cukup baik dikarenakan investor mengerti

bagaimana cara kerja nya sistem ini dan bagaiaman cara menggunakan

sistem ini. Dinas juga memberikan pemahaman terhadap investor terkait

dengan pengunaan sistem ini, agar tidak melakukan kesalahan dan

mengetahui maksut dan tujuan sistem ini.

5. Faktor penghambat dari program ini Dinas Penanaman Modal belum

memberi informasi mengenai persyaratan membuat surat izin untuk di

daerah secara akurat sehingga membuat pihak investor masih belum

melengkapi persyaratan saat melakukan perizinan.

B. Saran

Berdasarkan analisis data dan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dikemukakan, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya diharapkan

dapat memperbaiki atau menyempurnakan pelaksanaan Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung.

Saran-saran yang dimaksud meliputi:

1. Perlu adanya perbaruan situs terkait dengan Dinas Penamaman Modal

Pelayanan Terpada satu Pintu Kota Bandarlampung agar seluruh

informasi perizinan mengenai dengan penanaman modal dapat mudah di

103

akses dan transparansi mengenai penanaman modal dari bagian-bagian

nya masing-masing.

2. Melakukan sosialisasi terkait adanya Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) terhadap seluruh agar

para investor mengetahui terkait dengan program ini dan biar lebih

banyak lagi investor menggunakan sistem ini.

3. Melakukan koordinasi yang baik terhadap Badan Koordinasi Penanaman

Modal Republik Indonesia (BKPMRI) agar program ini lebih baik dan

dapat menunjang hasil investasi di daerah Bandarlampung.

104

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arif, Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang

Mediatama

Dunn, William N. (2013). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Danandjaja. (2012). Metode Penelitian Sosial. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Moleong, Lexy J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Posdakarya

Pasolong, Harbani. (2013). Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung:

Alfabeta

Rochaety, Eti dkk. 2013. Sistem Informasi Manajemen Edisi 2. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Setiawan, B. (1999). Evaluasi Proyek: Pengertian Evaluasi Proyek,Aspek

Aspeknya dan Metode Memperoleh Gagasan. Bappenas. Jakarta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wahab, A. (1997). Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan

Negara. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik: Teori, Proses, Dan Studi Kasus. Jakarta:

PT. Buku Seru

105

Sumber Lainnya

Ahmad Darma Habibilah. 2010. “Evaluasi Pelaksanaan Program Pendidikan

Ketrampilan Kerumahtanggan dan Kepariwisataan di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 3 Lembang”. Skripsi. Universitas Indonesia.

Dodi Ardi Kurniadi. 2012. “Pelaksanaan Program Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

Di SMP Negri 2 Tempel”. Skripsi. Universitas Negri Yogyakarta.

Dwianti Puspitasari. 2012. “Evaluasi Pelaksanaan Program Pembelajaran

Keterampilan Memasak Di Sekolah Menengah Atas (SMA) N 11

Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Negri Yogyakarta.

Reza Lainatul Rizky dan Grisvia Agusin “Pengaruh Penanaman Modal Asing,

Penanaman Modal Dalam Negri Dan Belanja Modal Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia” JESP-Vol. 8, No 1 Maret

2016.

Media Online

Tribunnews.com 17 November 2017 17.00.

Kompas.com 17 November 2017 17.30.

www.goodnewsfromindonesia.id 2 November 2017 19.00

www.investasilampugprov.go.id 2 November 2017 20:11.

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal.

Peraturan BKPM Nomor 4 Tahun 2014 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)