PENGANTARTEKNIK EVALUASI RDTR
KABUPATEN/KOTA
Yogyakarta, 12 November 2013
Kementerian Pekerjaan UmumDirektorat Jenderal Penataan Ruang
Dalam mengevaluasi RDTR Kab/kota perlu memperhatikan:
1. Pemeriksaan substansi RDTR Kab/Kota, meliputi:
• Materi Teknis
• Raperda
• Peta
• Data dan Analisis
2. Ketertiban prosedur persetujuan substansi
dan pemeriksaan kelengkapan administrasi
2
Evaluasi RDTR Kab/Kota
Hal –hal yang akan dievaluasi memperhatikan:
A. Kesesuaian 6 muatan pokok RDTR Kab/Kota terhadap:1. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang2. PP 26/2008 tentang RTRWN3. Kebijakan Nasional tentang Penataan Ruang (termasuk
RTR KSN)4. NSPK (termasuk UU, PP, Permen PU dan sektor terkait
lainnya)5. RTRW Provinsi6. RTRW Kab/Kota
B. Konsistensi antara Materi Teknis – Perda – Peta1. Sistematika penulisan2. Isi muatan
3
Kriteria Evaluasi Substansi (Umum)
1. Tujuan Penataan BWP:
Berisikan tema pembangunan yang akan direncanakan di BWP Berfungsi untuk:• acuan penyusunan rencana pola ruang + rencana jaringan
prasarana, penetapan sub BWP yg diprioritaskan, penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang, dan penyusunan PZ
• menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan perkotaan dengan RTRW kabupaten
Dirumuskan berdasarkan:• arah pencapaian dlm RTRW
• isu strategis dan karakteristik BWP Mempertimbangkan: • keseimbangan dan keserasian BWP
• fungsi dan peran BWP
• potensi investasi serta kondisi sosial dan lingkungan
Kriteria Evaluasi SubstansiTujuan
4
2. Rencana Pola Ruang:
Merupakan rencana distribusi subzona peruntukkan lindung & budidaya
Berfungsi sebagai:
• alokasi ruang utk berbagai kegiatan
• dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang
• dasar penyusunan RTBL
• dasar penyusunan rencana jaringan prasarana
Dirumuskan berdasarkan:
• daya dukung & daya tampung lingkungan BWP
• perkiraan kebutuhan ruang utk pengembangan kegiatan dan pelestarian fungsi lingkungan
Dirumuskan dengan kriteria:
• mengacu pd rencana pola ruang RTRW
• memperhatikan pola ruang wilayah berbatasan
• menyediakan RTH dan RTNH
• memperhatikan mitigasi-adaptasi dampak perubahan iklim
Kriteria Evaluasi SubstansiRencana Pola Ruang
5
6
Zona Lindung
a. Zona Hutan Lindungb. Zona Yang Memberi
Perlindungan Terhadap Zona Bawahannya• Zona bergambut• Zona resapan air
c. Zona Perlindungan Setempat• Zona Sempadan pantai• Zona sekitar danau dan waduk• Zona Sempadan sungai• Zona sekitar mata air
d. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)• Taman RT• Taman Kota• Taman RW• Pemakaman
e. Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya• Zona rawan bencana alam• Zona rawan tanah longsor• Zona rawan gelombang pasang• Zona rawan banjir
(zona ini digambarkan dalam peta terpisah)
f. Zona Lindung Lainnya
a. Zona Perumahan• Kepadatan sangat tinggi• Kepadatan tinggi• Kepadatan sedang• Kepadatan rendah• Kepadatan sangat rendah
Bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut kedalam rumah susun, rumah kopel, rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dsb
b. Zona Perdagangan dan Jasa• Deret• Tunggal
c. Zona Perkantoran• Perkantoran pemerintahan• Perkantoran swasta
d. Zona Sarana Pelayanan Umum• Pendidikan• Kesehatan• Sosial budaya• Transportasi• Olah raga• Peribadatan
e. Zona Industri• Industri Kimia Dasar• Industri Kecil• Industri mesin dan logam dasar• Aneka industri
f. Zona KhususYang selalu ada di wilayah perkotaan namun tidak termasuk ke dalam zona sebagaimana dimaksud pada a hingga f• Pertahanan dan Keamanan• Tempat pemrosesan akhir (TPA)• Instalasi Pengolahan air limbah• Instalasi penting lainnya
g. Zona Lainnya• Pertanian• pariwisata• Pertambangan• Dan lain-lain
h. Zona Campuran• Perumahan dan perdagangan/jasa• Perdagangan/jasa dan perkantoran• Dan lain-lain
Zona BudidayaLanjutan ... Rencana
Pola Ruang
Terdiri
atas:
3. Rencana Jaringan Prasarana: Berfungsi sebagai:• pembentuk sistem pelayanan, terutama pergerakan
• dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas dalam BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya
• dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam RTBL dan rencana teknis sektoral
Dirumuskan berdasarkan:• rencana struktur ruang wilayah kab/kota yang termuat dalam RTRW;
• kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi BWP;
• rencana pola ruang BWP yang termuat dalam RDTR;
• sistem pelayanan, terutama pergerakan, sesuai fungsi dan peran BWP
• ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Terdiri atas: Jaringan Energi/kelistrikan Jaringan Telekomunikasi, Jaringan Air
Minum,Jaringan Drainase, Jaringan Air Limbah, Penyediaan Prasarana Lainnya
Kriteria Evaluasi SubstansiRencana Jaringan Prasarana
7
Catatan:
>> BWP yang berada pada kawasan rawan bencana wajib menyediakan jalur evakuasi bencana yang meliputi jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara yang terintegrasi baik untuk skala kabupaten/kota, kawasan, maupun lingkungan.
>> Jalur evakuasi bencana dapat memanfaatkan jaringan prasarana dan sarana yang sudah ada
Kriteria Evaluasi SubstansiRencana Jaringan
Prasarana … (lanjutan)
… Rencana Jaringan Prasarana (lanjutan): Dirumuskan dgn kriteria:
• memperhatikan rencana struktur wilayah berbatasan
• menjamin keterpaduan dan prioritas pembangunan prasarana
• mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan utilitas BWP
• mengakomodasi kebutuhan fungsi dan peran pelayanan kawasan
8
4. Penetapan Sub BWP yg Diprioritaskan Penanganannya: Bertujuan untuk:
• mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi. Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan lokasi pelaksanaan salah satu program prioritas dari RDTR.
Berfungsi sebagai:• dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis pembangunan
sektoral• dasar pertimbangan dlm penyusunan indikasi program prioritas
RDTR Ditetapkan berdasarkan:
• tujuan penataan BWP• nilai penting Sub BWP yang akan ditetapkan• kondisi ekonomi, sosbud, dan lingkungan Sub BWP yg akan
ditetapkan • daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup BWP• ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Kriteria Evaluasi SubstansiSub BWP Prioritas
9
Kriteria Evaluasi SubstansiSub BWP Prioritas… (lanjutan)
Faktor kunci perwujudan rencana pola & jaringan prasarana serta pelaksanaan PZ
Mendukung tercapainya agenda pembangunan dan pengembangan kawasan
Memiliki nilai penting (ekonomi, sosbud, fungsi LH, dsb)
Sub BWPyang
diprioritaskan penanganannya
Kriteria Penetapan Sub BWP Prioritas
10
5. Ketentuan pemanfaatan ruang:
Merupakan upaya mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan. Berfungsi sebagai:• dasar dalam pemrograman investasi pengembangan BWP; • arahan untuk sektor dalam penyusunan program;• dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahunan dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan
• acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi Disusun berdasarkan:• rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana;• ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan; • kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang
ditetapkan; • masukan dan kesepakatan dengan para investor; dan• prioritas pengembangan BWP dan pentahapan rencana pelaksanaan
program sesuai dengan RPJP, RPJM, dan RPI2JM
Kriteria Evaluasi SubstansiKetentuan Pemanfaatan Ruang
11
Tabel Indikasi Program
Kriteria Evaluasi SubstansiKetentuan Pemanfaatan Ruang
12
6. Ketentuan Peraturan Zonasi:
PZ bersifat mengikat (pemerintah dan masyarakat) harus teliti & cermat
Materi PZ terdiri atas: • Peraturan Zonasi (ZoningText)• Peta Zonasi (Zoning Map) = juga berfungsi sbg peta pola ruang RDTR
Zoning text dan zoning map harus konsisten Sebaiknya klasifikasi zona pd PZ sama untuk satu wilayah provinsi
(subzona dapat berbeda utk setiap kab/kota) Berdasarkan rencana pola ruang, lakukan inventarisasi jenis
kegiatan (eksisting & potensial) matriks ITBX Perlu juga diperiksa:
• Ketentuan kegiatan & penggunaan lahan
• Ketentuan intensitas ruang
• Ketentuan tata bangunan
• Ketentuan prasarana minimum
• Ketentuan pelaksanaan
Kriteria Evaluasi SubstansiPeraturan Zonasi
13
6. Ketentuan Peraturan Zonasi (lanjutan):
Ketentuan kegiatan & penggunaan lahan
• Penting sekali utk menginventarisasi jenis kegiatan selengkap mungkin dan sejelas mungkin (tidak dilarang = boleh).
• Kategori ‘B’ (bersyarat) dan ‘T’ (terbatas) harus dilengkapi penjelasan dan disebutkan persyaratannya.
Ketentuan intensitas ruang
• KDB: cek kondisi fisik ruang vs fungsi ruang
• KLB: cek daya dukung lingk (misal: air)
• Ketinggian bangunan: cek DD tanah, jarak pandang 45o, cek justifikasinya
Ketentuan tata bangunan
• Perhatikan ketentuan GSB
• Penentuan jarak bebas bangunan harus ada justifikasinya
Ketentuan prasarana minimum
• Mengacu kpd standar teknis sektor
Kriteria Evaluasi SubstansiPeraturan
Zonasi (lanjutan)
14
• Pemeriksaan/evaluasi terhadap materi peta memperhatikan : Format data yang digunakan pada peta dasar dan peta tematik dibuat
dalam format vector (shp); Pengorganisasian data-data untuk peta RDTR sedapat mungkin sesuai
dengan ketentuan dari Badan Informasi Geospasial (BIG); Tingkat ketelitian peta adalah skala 1:5000 dan setiap peta yang dibuat
dicantumkan sumber peta; Peta rencana pola ruang dan peta rencana jaringan prasarana sesuai
dengan naskah materi teknis RDTR Kabupaten/Kota dan Ranperda RDTR Kabupaten/Kota;
Sistem koordinat yang dipakai adalah sistem koordinat Universal Transverse Mercator (UTM);
Layout/album peta memenuhi kaidah geografis; dan Peta yang disajikan memenuhi ketentuan sistem informasi geografis
(GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Kriteria Evaluasi PetaPeta
15
Sistematika Penyajian Album Peta Peta Profil Wilayah Perencanaan
1. Peta orientasi2. Peta batas administrasi3. Peta guna lahan4. Peta rawan bencana5. Penetapan sebaran penduduk
Peta RDTR1. Peta rencana pola ruang2. Peta rencana jaringan prasarana3. Peta sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
Kriteria Evaluasi PetaPeta
16
Contoh permasalahan yang terjadi dalam perpetaan RDTR (1)
Akurasi data kurang memenuhi syarat ketelitian geometris
Peta (lanjutan)
Contoh permasalahan yang terjadi dalam perpetaan RDTR (2)
Akurasi data kurang memenuhi syarat ketelitian geometris
Peta (lanjutan)
Akibat dari data spasial/peta yang kurang memenuhi akurasi geometris :
Kesalahan pada plotting lokasi perencanaan
Peta (lanjutan)
Contoh permasalahan yang terjadi dalam perpetaan RDTR (3)
Akurasi data kurang memenuhi syarat ketelitian geometris
Peta (lanjutan)
Akibat dari data spasial/peta yang kurang memenuhi akurasi geometris :Kesalahan pada plotting zonasi
Peta (lanjutan)
Raperda tentang RDTR yang diajukan, disusun sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan isi muatannya mengacu pada : Undang-Undang nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Sekurang-kurangnya terdiri dari
Judul
Pembukaan
Batang Tubuh
Penutup
22
Kriteria Evaluasi Raperda
Jenis Dokumen: Data & Analisis / Materi Teknis Judul & Tahun: Rencana Tata Ruang XXX Tahun 20YY – 20ZZ Tidak boleh mencantumkan nama konsultan
Hal-hal yg Perlu Diperhatikan
Jenis Dokumen
Judul Rencana
Tahun Rencana
≠ Laporan Antara/Akhir
≠ Kegiatan/Pekerjaan
≠ Tahun Anggaran
23
Kriteria Evaluasi SubstansiTabel Evaluasi
Berdasarkan Permen PU 11/2009(disesuaikan)
24
Pemeriksaan RDTR dilakukan dengan menelaah Fakta dan Analisa serta kesesuaian Materi Teknis terhadap Raperda dan Peta setiap kabupaten dengan berpedoman pada Permen PU No. 20 Tahun 2011
Kriteria Evaluasi SubstansiSummary Verifikasi
RDTR
25
1. Dokumen fakta dan analisa merupakan dokumen awal RDTR yang memuat data-data kondisi eksisting jumlah penduduk, kebutuhan sanitasi dan penggunaan lahan dengan data yang digunakan harus ter-update, minimal 2-3 tahun.
2. Setiap data dilakukan analisis untuk dapat mengetahui kegunaan lahan utk setiap peruntukan kegiatan dan memproyeksikan kebutuhan berkala 5 (lima) tahunan sampai dengan masa berlaku RDTR selama 20 tahun.
3. Analisis yang digunakan menggunakan teori (metode ilimiah) dan peraturan perundang-undangan.
4. Hasil analisis mengeluarkan konsep Materi Teknis
5. Materi teknis merupakan dokumen rencana teknis yang isinya sudah memuat hasil kajian berdasarkan pertimbangan, kriteria, rumusan, fungsi masing-masing muatan substansi yang kemudian akan dituangkan dalam (ra)perda
6. (Ra)-perda merupakan dokumen materi teknis yang disusun dengan kaidah tatanan bahasa hukum yang kemudian menjadi alat pemberi perizinan setelah ditetapkan menjadi Perda.
7. Ketelitian peta merupakan dokumen hasil rencana yang telah disepakati bersama dalam bentuk gambar yang mempunyai koordinat dan sistem geometrik.
Hasil pemeriksaan RDTR dilakukan dengan menelaah Materi Teknis terhadap Raperda dan Peta setiap kabupaten dengan berpedoman pada Permen PU No. 20 Tahun 2011
Kriteria Evaluasi SubstansiSummary Verifikasi
RDTR
26
Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman
RDTR Kecamatan Srandakan
RDTR Kecamatan Semin RDTR Kecamatan Dekso RDTR Kecamatan Minggir
1. Fakta dan analisa:Data digunakan masih perlu dilakukan updating data
1. Fakta dan analisa:Beberapa data digunakan masih perlu dilakukan updating data
1. Fakta dan analisa:Datadigunakan masih perlu dilakukan updating data
1. Fakta dan analisa:Data digunakan masih perlu dilakukan updating data
2. Materi Teknis: Sistematika
penyusunan dan nomenklatur tidak sesuai dengan Permen PU No. 20/2011
Tata bahasa dan sistimatika penulisan masih perlu dilakukan perbaikan
Kesesuaian terhadap materi raperda dan peta masih perlu dikonsistensikan
Isi antar muatan masih perlu diseragamkan narasi pengantar dan penjelasannya
2. Materi Teknis: Sistematika
penyusunan dan nomenklatur sudah sesuai dengan Permen PU No. 20/2011
Tata bahasa dan sistimatika penulisan serta narasi masih perlu dilakukan penyesuaian
Konsistensi muatan budidaya dan jaringan pergerakan terhadap materi raperda dan peta masih perlu diselaraskan
2. Materi Teknis: Sistematika
penyusunan dan nomenklatur belum sepenuhnya sesuai dengan Permen PU No. 20/2011
Tata bahasa dan sistimatika penulisan serta narasi masih perlu dilakukan penyesuaian
Jenis, lokasi, blok, sub blok, luasan belum dicantumkan
Konsistensi muatan materi raperda dan peta masih perlu diselaraskan
Masih perlu dilengkapi dengan beberapa sektoral
2. Materi Teknis: Sistematika
penyusunan dan nomenklatur tidak sesuai dengan Permen PU No. 20/2011
Tata bahasa dan sistimatika penulisan masih perlu dilakukan perbaikan
Kesesuaian terhadap materi raperda dan peta masih perlu dikonsistensikan
Isi antar muatan masih perlu diseragamkan narasi pengantar dan penjelasannya
Kriteria Evaluasi SubstansiSummary Verifikasi
RDTR
27
Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman
RDTR Kecamatan Srandakan
RDTR Kecamatan Semin RDTR Kecamatan Dekso RDTR Kecamatan Minggir
3. Raperda: Tata bahasa dan
sistimatika penulisan masih perlu disesuaikan dengan UU No. 12 Tahun 2011
Sistematika penyusunan dan nomenklatur tidak sesuai dengan Permen PU No. 20/2011
Kesesuaian terhadap materi teknis dan peta masih perlu dikonsistensikan
3. Raperda: Tata bahasa dan
sistimatika penulisan masih perlu disesuaikan dengan UU No. 12 Tahun 2011
Sistematika penyusunan dan nomenklatur belum sepenuhnya sesuai dengan Permen PU No. 20/2011
Kesesuaian terhadap materi teknis dan peta masih perlu dikonsistensikan
3. Raperda: Tata bahasa dan
sistimatika penulisan masih perlu disesuaikan dengan UU No. 12 Tahun 2011
Sistematika penyusunan dan nomenklatur belum sepenuhnyasesuai dengan Permen PU No. 20/2011
Kesesuaian terhadap materi teknis dan peta masih perlu dikonsistensikan
3. Raperda: Tata bahasa dan
sistimatika penulisan masih perlu disesuaikan dengan UU No. 12 Tahun 2011
Sistematika penyusunan dan nomenklatur tidak sesuai dengan Permen PU No. 20/2011
Kesesuaian terhadap materi teknis dan peta masih perlu dikonsistensikan
Kriteria Evaluasi SubstansiSummary Verifikasi
RDTR
28
Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman
RDTR Kecamatan Srandakan
RDTR Kecamatan Semin RDTR Kecamatan Dekso RDTR Kecamatan Minggir
4. Pemetaan: Informasi dari peta
dasar 1:5000 seperti Nama Jalan, Poros Jalan, Persil bangunan, kontur dengan interval 2,5m dan lain-lain seharusnya sudah tertuang
Database harus disesuaikan dengan pedoman penyusunan peta RDTR
Topologi peta dan Kartografi (layout) harus disesuaikan dengan pedoman penyusunan peta RDTR
Pewarnaan harus disesuaikan PP No. 8 Tahun 2013
Kartografi sesuaikan dengan Template Pada Pedoman
Tehnik Penyajian Informasi dan Kedalaman Informasi di sesuaikan Pedoman
4. Pemetaan: Informasi dari peta
dasar 1:5000 seperti Nama Jalan, Poros Jalan, Persil bangunan, kontur dengan interval 2,5m dan lain-lain seharusnya sudah tertuang
Database harus disesuaikan dengan pedoman penyusunan peta RDTR
Topologi peta dan Kartografi (layout) harus disesuaikan dengan pedoman penyusunan peta RDTR
4. Pemetaan: Informasi dari peta
dasar 1:5000 seperti Nama Jalan, Nama sungai, Badan Jalan (double line) , Poros Jalan, Persil bangunan, kontur dengan interval 2,5m dan lain-lain seharusnya sudah tertuang
Database harus disesuaikan dengan pedoman penyusunan peta RDTR
Topologi peta dan Kartografi (layout) harus disesuaikan dengan pedoman penyusunan peta RDTR
Pewarnaan harus disesuaikan PP No. 8 Tahun 2013
Kartografi sesuaikan dengan Template Pada Pedoman
Teknik Penyajian Informasi dan Kedalaman Informasi di sesuaikan Pedoman
Perlu diperbaiki dari PETA DASAR nya.
4. Pemetaan: Informasi dari peta
dasar 1:5000 seperti Nama Jalan, Nama sungai, Badan Jalan (double line) , Poros Jalan, Persil bangunan, kontur dengan interval 2,5m dan lain-lain seharusnya sudah tertuang
Database harus disesuaikan dengan pedoman penyusunan peta RDTR
Topologi peta dan Kartografi (layout) harus disesuaikan dengan pedoman penyusunan peta RDTR
Pewarnaan harus disesuaikan PP No. 8 Tahun 2013
Kartografi sesuaikan dengan Template Pada Pedoman
Teknik Penyajian Informasi dan Kedalaman Informasi di sesuaikan Pedoman
Perlu diperbaiki dari PETA DASAR nya.
1. Kronologis proses penyusunan RDTR sampai dengan penetapan perda harus jelas.
2. Kesesuaian substansi terhadap peraturan perundang-undangan mutlak dilaksanakan.
3. Konsistensi muatan materi teknis terhadap raperda dan peta.4. Data yang digunakan merupakan data ter-update.5. Ketelitian peta perlu dilakukan koordinasi dengan BIG.6. Kedalaman pemeriksaan substansi sesuai dengan
kewenangan hirarkhi pemerintahan.7. Perlunya ahli tata bahasa dan hukum yang terlibat dari awal
penyusunan dokumen RDTR.8. Sistematika penulisan dan muatan substansi berdasarkan
Permen PU No. 20 Tahun 2011
29
Penutup
TERIMA KASIH
Top Related