EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATENLEBAK NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG
PENGELOLAAN ZAKAT OLEH BADAN AMILZAKAT NASIONAL KABUPATEN LEBAK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu untuk memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh
FAWAZ FAUZAN
NIM : 6661122200
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, JUNI 2017
ABSTRACT
Fawaz Fauzan. 6661122200. Evaluation of The Region Rule in Lebak Number:11, 2005 about Collection Tithe in Baznas of Lebak, Departement of PublicAdministration, Faculty of Social and Political Sciences, University of SultanAgeng Tirtayasa. Advisor I, Dr. Ipah Ema Jumiati, M.Si., Advisor II, ImaMaisaroh, M.Si.
The rule must be evaluated by Baznas of Lebak, because there are many problemsare happed in collection, distribution, and advantages of tithe. tithe managementin Baznas of Lebak involve some aspects such as Baznas of Lebak, the collectiveunit of tithe, and alms organization, etc. As for tithe problems in Lebak is lessoptimal socialization, limited human resources in implementing the program, andless strictly the Baznas of Lebak in optimizing the collective of tithe compulsoryfrom the muzaki. The formulation of the problem in this study on, how theevaluation of Lebak regulation number 11, 2005 about the management of tithe atBaznas Lebak. The purpose of this research is due to know, how the managementof tithe is being managed by Baznas of Lebak. The theory is used in this researchis criteria theory of regulacy evaluation on Nurkholis (2007:274). Reseacrhmethod used in this research is descriptive method with qualitative approach.The goal of this research is showing that the tithe management in Baznas ofLebak haven’t been makes maximal, it’s proves with low human capital intechnology makes it effectiveles to be informed by Baznas of Lebak, the regulationisn’t suitable with the regulations and doesn’t, be prevalent in collection,advantages and distribution to whole areas in Lebak. Recommendation that canbe given is holding the trying to human capital in technology to imform to allaspect of society about working together with tithe organization and makingservice of infrastruction and technology.
Keywords : Collection, Tithe, Tithe Organisation (Baznas of Lebak).
ABSTRAK
Fawaz Fauzan. 6661122200. Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten LebakNomor 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat Pada Baznas KabupatenLebak, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing 1, Dr. IpahEma Jumiati, M.Si., Pembimbing II, Ima Maisaroh, M.Si.
Evaluasi Peraturan Daerah tentang pengelolaan zakat perlu dilakukan olehBaznas Kabupaten Lebak karena masih banyak permasalahan-permasalahan yangterjadi dalam kegiatan penghimpunan, penyaluran, dan pendayagunaan zakat.Pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak melibatkan beberapa pihak terdiri dariBaznas Kabupaten Lebak, Unit Pengumpul Zakat, Lembaga Amil Zakat dan lainsebagainya. Adapun permasalahan zakat di Kabupaten Lebak ialah kurangoptimalnya sosialisasi, terbatasnya sumber daya manusia dalam melaksanakanprogram, dan Kurang tegasnya pihak Baznas Kabupaten Lebak dalampengoptimalan pemungutan wajib zakat dari para muzakki. Rumusan masalahdalam penelitian ini mengenai bagaimana Evaluasi Peraturan Daerah KabupatenLebak No 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat oleh Baznas KabupatenLebak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengelolaan zakat yangdi kelola oleh Baznas Kabupaten Lebak. Teori yang digunakan dalam penelitianini teori Kriteria Evaluasi Kebijakan menurut Nurcholis (2007 :274). Metodepenelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif denganpendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan zakat padaBaznas Kabupaten Lebak belum maksimal, terbukti dengan terbatasnya sumberdaya manusia dibidang teknologi, kurang efektifnya sosialisasi yang dilakukanoleh Baznas Kabupaten Lebak, belum di sesuaikannya Peraturan Daerah tentangzakat dengan undang-undang terbaru, dan belum meratanya penghimpunan,pendayagunaan, dan penyaluran ke semua wilayah Kabupaten Lebak.Rekomendasi yang dapat diberikan ialah mengadakan pelatihan terhadap sumberdaya manusia dibidang teknologi, melakukan sosialisasi ke seluruh lapisanmasyarakat, mengadakan kerjasama dengan Lembaga Amil Zakat masyarakat,dan mengadakan infrastruktur pelayanan dan infrastruktur di bidang teknologi.
Kunci : Pengelolaan, Zakat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) KabupatenLebak.
Motto dan Persembahan
Learn from the mistake in the past, try by using
a different way, and always hope for a
successful.
Belajarlah dari kesalahan di masa lalu, mencoba
dengan cara berbeda, dan selalu berharap untuk
sebuah kesuksesan di masa depan.
Skripsi ini kupersembahkan :
Mamah dan Ayah tercinta dan
Seluruh keluarga.
viii
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmad dan hidayah-Nya, beserta ijin-Nya, saya dapat menyelesaikan
Penelitian Skripsi ini dengan judul “Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak
Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat Pada Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten Lebak” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Penelitian skripsi ini mungkin jauh dari kata sempurna. Sehingga penulis
juga mengharapkan kritik dan saran untuk memotivasi penulis dalam
penyempurnaan lebih lanjut, demikian penelitian skripsi ini saya ajukan.
Pada Kesempatan ini penyusun mengucapkan Terimakasih yang sebesar-
besarnya Kepada Yang Terhormat :
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Negara.
4. Dr. Riswanda, Ph.d., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara dan
selaku penguji skripsi yang sudah memberikan arahan dan menguji skripsi
peneliti dengan baik.
5. Ramhawati, S.Sos, M.Si selaku penguji skripsi yang sudah memberikan
arahan dan menguji skripsi peneliti dengan baik.
ix
6. Dr. Ipah Ema Jumiati, M.Si., Dosen Pembimbing I yang mengarahkan dan
memberikan masukan dalam penelitian ini.
7. Ima Maisaroh, S.Ag., M.SI., Dosen Pembimbing II yang mengarahkan dan
memberikan masukan dalam penelitian ini.
8. Rini Handayani, S.Si., M.Si. Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
9. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik yang telah memberikan Ilmu-Ilmu serta Bimbingannya.
10. Seluruh Staff Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan
pelayanan terbaiknya kepada Mahasiswa.
11. Seluruh Pegawai BAZNAS Kabupaten Lebak. Yang telah membantu proses
penyelesaian skripsi.
12. Kepada Ayah ku (Almarhum) yang selalu memberikan doa dan motivasi serta
mengajarkan arti kehidupan untuk selalu mensyukuri. dan Ibu ku yang telah
memberikan dukungan moral dan doanya yang tiada henti.
13. Kepada Sahabat-sahabat dan kawan-kawan yang selalu setia untuk membantu
dan memberikan motivasi dan dukungannya dalam penelitian ini.
14. Teman-teman kelas A angakatan 2012 yang selama empat sampai lima tahun
ini menemani hari-hari perkuliahan di kampus
15. Seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
x
Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang
telah coba dipaparkan dan dibahas dalam skripsi ini. Maka dari itu peneliti dengan
segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada bersedia
menerima segala masukan baik itu saran maupun kritik yang dapat membangun
peneliti dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya lebih baik dan
lebih bermamfaat lagi di kemudian hari.
Lebak, Juni 2017
Peneliti
FAWAZ FAUZAN
NIM. 6661122200
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………….. iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………………………… iv
ABSTRAK…………………………………………………………….. v
ABSTRACT……………………………………………………………………… vi
Motto dan Persembahan………………………………………………… vii
KATA PENGANTAR………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ……………………..................... 1
1.2. Identifikasi Masalah………………………………………. 18
1.3. Pembatasan Masalah………………………………………. 19
1.4. Rumusan Masalah…………………………………………. 19
1.5.Tujuan Penelitian………………………………………….. 20
1.6. Manfaat Penelitian………………………………………… 20
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
2.1 Deskripsi Teori……………………………………………... 22
2.1.1 Pengertian Kebijakan…………………………….. 22
2.1.2 Kebijakan Publik………………………………… 23
xii
2.1.3 Implementasi Kebijakan Publik…………………. 26
2.1.4 Evaluasi Kebijakan Publik………………………. 28
2.1.5 Pengertian Zakat………………………………… 35
2.1.6 Hukum dan Tujuan Zakat……………………….. 36
2.1.7 Hikmah Zakat……………………………………. 37
2.1.8 Macam-Macam Zakat……………………………. 38
2.2 Deskripsi Perda Kabupaten Lebak No 11 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Zakat …………………………………………… 47
2.3 Penelitian Terdahulu………………………………………… 48
2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian……………………………… 50
2.5 Asumsi Dasar Penelitian…………………………………….. 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Metode Penelitian………………………….…... 54
3.2 Fokus Penelitian…..……………………………….............. 54
3.3 Lokasi Penelitian………….…..…………………………… 55
3.4 Variabel Penelitian……………………………………….. 55
3.4.1 Definisi Konsep……………..………………….. 55
3.4.2 Definisi Operasional……..……………………… 56
3.5 Instrumen Penelitian…..…………………………………… 57
3.6 Informan Penelitian…..…..……………………………….. 58
3.7 Teknik Pengumpulan Data…..…………………………… 60
3.8 Teknik Analisis Data……………………………………… 62
3.9 Uji Keabsahan Data…..…………………………………… 65
xiii
3.10 Jadwal Penelitian………………………………………. 66
BAB VI HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian………………………………….. 68
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Lebak………………........ 68
4.1.2 Deskripsi (BAZNAS) Kabupaten Lebak……………....... 73
4.1.2.1 Visi dan Misi BAZNAS Kabupaten Lebak…............ 74
4.1.3 Arah Kebijakan Umum BAZNAS Kabupaten Lebak.. 75
4.1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi BAZNAS Kabupaten Lebak.. 77
4.1.4 Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Lebak……. 78
4.2 Deskripsi Data…………………………………………………. 84
4.2.1 Daftar Informan Penelitian…………………………… 84
4.2.2 Deskripsi Data Penelitian……………………………... 85
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………… 88
4.3.1 Dimensi Input………………………………………… 88
4.3.2 Dimensi Proses……………………………………….. 105
4.3.3 Dimensi Output………………………………………. 119
4.3.4 Dimensi Outcome…………………………………….. 124
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………… 127
4.4.1 Input…………………………………………………… 128
4.4.2 Proses…………………………………………………... 140
4.4.3 Output…………………………………………………. 152
4.4.4 Outcome………………………………………………... 156
xiv
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 159
5.2 Saran…………………………………………………………….. 160
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Halaman1.1 Perbedaan Lembaga Zakat di Indonesia dan Malaysia……………... 7
1.2 Penghimpunan zakat infaq dan shadaqah melalui Baznas
Kabupaten Lebak……………………………………………………. 10
1.3 Penyaluran zakat infaq dan sahadaqah melalui Baznas
Kabupaten Lebak ………………………………………………........ 11
1.4 Kegiatan Sosialisasi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak Tahun
2014-2016……………………………………………………………. 15
2.1 Indikator Evaluasi Kebijakan……………………………………..... 34
2.2 Harta Benda yang Wajib dizakati (Emas dan Perak)……………...... 41
2.3 Harta Benda yang Wajib dizakati (Binatang Ternak) ................... 42
2.4 Harta Benda yang Wajib dizakat (Pertanian)……………………….. 43
2.5 Harta Benda Yang Wajib Dizakati Zakat Profesi………………..... 44
3.1 Fungsi dan Peran Informan Dalam Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat oleh Baznas Kabupaten Lebak 58
3.2 Pedoman Wawancara……………………………………………… 61
3.3 Jadwal Penelitian …………………………………………………... 67
4.1 Luas Wilayah dan Pembagian Daerah di Kabupaten Lebak,2015…. 70
4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2015…………………… 71
xvi
4.3 Laporan Penghimpunan dan Penyaluran Zakat, Infak dan Shadaqah
Periode januari – 31 Desember 2016………………………………... 109
4.4 Jumlah Sumber Daya Manusia Baznas Kabupaten Lebak………….. 132
4.5 Rencana Penghimpunan Baznas Kabupaten Lebak………………….. 145
4.6 Penghimpunan Zakat Mal Baznas Kabupaten Lebak Tahun 2016..... 150
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………….. 52
3.1 Komponen Dalam Analisis Data……………………………….. 63
4.1 Peta Administratif Kabupaten Lebak…………………………… 69
4.2 Struktur Organisasi Baznas Kabupaten Lebak………………….. 78
4.3 Struktur Kelembagaan …………………………………………… 91
4.4 Dokumentasi Kegiatan (Penyerahan secara simbolis dana Modal Usaha
Bergulir (Dana Produktif) kepada Kelompok Usaha Bersama).. 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah sebuah negara yang penduduknya mayoritas beragama
Islam dan di antara Negara-negara lain Indonesia memiliki persentase umat
muslim Indonesia mencapai hingga 12,7 persen dari populasi dunia. Dari 205 juta
penduduk Indonesia, dilaporkan sedikitnya 88,1 persen beragama Islam.
Dengan jumlah penduduk mayoritas beragama Islam, seharusnya
Indonesia lebih berkembang karena di dalam ajaran agama Islam umat muslim
mengenal istilah zakat, dan zakat adalah salah satu rukun Islam yang harus
dilakukan dan menjadi kewajiban bagi umat muslim. Dengan demikian, maka
seharusnya Indonesia bisa lebih makmur dengan memanfaatkan pengelolaan zakat
yang baik, akan tetapi sampai saat ini Indonesia termasuk Negara berkembang dan
permasalahan kemiskinan di Indonesia masih menjadi tugas pemerintah untuk
mengentaskannya.
BPS merilis data terbaru tahun 2016 jumlah penduduk miskin di Indonesia.
Meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun penduduk miskin
di Indonesia masih berjumlah 28.01 juta jiwa, atau sekitar 10.86% dari jumlah
penduduk di Indonesia. Jumlah yang sangat banyak dan masih menjadi tanggung
jawab penuh Negara untuk mengentaskan mereka dari garis kemiskinan.
2
Salah satu cara untuk menekan angka kemiskinan dan meningkatkan
perekonomian di Indonesia, masyarakat muslim seharusnya memanfaatkan dana
zakat. Dimana Islam memberikan alternatif kepada umatnya untuk menanggulangi
permasalahan kemiskinan. Bukanlah suatu hal yang tanpa tujuan, setengah hati,
atau bahkan hanya sekedar mencari perhatian. Pengurangan angka kemiskinan,
bagi Islam, justru menjadi asas yang khas dan pokok. Hal ini dibuktikan dengan
zakat yang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai sumber jaminan hak-hak
orang-orang fakir dan miskin itu sebagai bagian dari salah satu rukun Islam yang
harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang
mampu membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya.
Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber dana potensial yang
dapat dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh
masyarakat.
Memajukan kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan nasional
negara Republik Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, bangsa Indonesia
senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik material dan mental
spiritual, antara lain melalui pembangunan di bidang agama yang mencakup
terciptanya suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatnya akhlak mulia, terwujudnya
kerukunan hidup umat beragama yang dinamis sebagai landasan persatuan dan
kesatuan bangsa, dan meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan
3
nasional. Guna mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya, antara
lain dengan menggali dan memanfaatkan dana melalui zakat.
Agar dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat fakir
dan miskin terutama untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan
menghilangkan kesenjangan sosial, perlu adanya pengelolaan zakat secara
profesional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama
pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan,
pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki (wajib zakat), mustahiq (yang
menerima zakat), dan pengelola zakat (LAZ) .Untuk maksud tersebut, perlu
adanya undang-undang tentang pengelolaan zakat yang berasaskan keimanan dan
takwa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, kemaslahatan, keterbukaan, dan
kepastian hukum sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sebenarnya sistem pengelolaan zakat sudah di atur oleh pemerintah.
Dimulai dengan regulasi zakat pertama di Indonesia yaitu Surat Edaran
Kementerian agama No.A/VII/17367 tahun 1951 yang menyatakan bahwa Negara
tidak mencampuri urusan pemungutan dan pembagian zakat, tetapi hanya
melakukan pengawasan dan tidak langsung terjun dalam pengimplementasian
program zakat. Hal ini menjadikan pengelolaan zakat di Indonesia menjadi
lambat. Selanjutnya Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 29 dan 47 tahun 1991 tentang pembinaan
Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah. Dan diikuti dengan intruksi Menteri
Agama Nomor 5 Tahun 1991 tentang Pembinaan Teknis Badan Amil zakat, Infaq
4
dan shadaqah dan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1998 tentang
Pembinaan Umum Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah.
Puncaknya adalah ketika pada tahun 1999, Pemerintah bersama DPR
menyetujui lahirnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat. Undang-undang Zakat ini kemudian di tindak lanjuti dengan keputusan
Menteri Agama (KMA) Nomor 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-
undang No 38 tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haj
Nomor D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan zakat.
Sebelumnya pada tahun 1997 juga keluar Keputusan Menteri Sosial Nomor 19
tahun 1998, yang member wewenang kepada masyarakat yang menyelenggarakan
pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir dan miskin untuk melakukan
pengumpulan dana maupun menerima dan menyalurkan ZIS.
Namun Undang-undang No 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
sudah direvisi dengan Undang-undang No 23 tahun 2011 Tentang pengelolaan
Zakat setelah disahkannya Undang-undang Pengelolaan Zakat tersebut Indonesia
telah memasuki tahap institusionalisasi pengelolaan zakat dalam wilayah formal
kenegaraan. Meskipun masih sangat terbatas.Lembaga-lembaga pengelola zakat
mulai berkembang, termasuk pendirian lembaga zakat yang dikelola oleh
pemerintah, yaitu BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), BAZDA (Badan Amil
Zakat Daerah) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang dikelola oleh masyarakat
dengan manajemen lebih baik dan modern.
5
Setidaknya dengan Undang-undang Zakat tersebut telah mendorong upaya
pembentukan lembaga pengelolaan zakat yang amanah, kuat dan dipercaya
masyarakat. Tentu saja hal ini meningkatkan pengelolaan zakat sehingga zakat
akan lebih optimal. Lembaga-lembaga zakat telah mampu mengelola dana hingga
puluhan milyar rupiah, dengan cakupan penyaluran mencapai seluruh wilayah
Indonesia.
Namun sejauh ini permasalahan zakat di Indonesia masih banyak dan
menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah pusat dan lembaga zakat, dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut. Meski Pengelolaan zakat di Indonesia
sudah dipayungi hukum, akan tetapi secara keseluruhan belum optimal. Adapun
permasalahan umum mengenai zakat di Indonesia ialah sebagai berikut :
Pertama. Indonesia adalah Negara yang mayoritas beragama Islam, dan
zakat adalah sebagai kewajiban dari agama Islam untuk menunaikannya, hasil
survey PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) menunjukan
tingkat kesadaran dan kapasitas masyarakat berzakat sekitar 55% masyarakat
sadar dan mengakui dirinya sebagai wajib zakat (muzakki). Akan tetapi sebagian
besar responden ternyata memilih menyalurkan zakatnya kepada masjid sekitar
rumah.Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap LAZ dan BAZ masing sangat
kecil.Responden yang menyalurkan zakatnya ke BAZ dan LAZ hanya 6% dan
1.2%. (sumber:www.pirac.org/2012/05/25/mensejahterakan-umat-dengan-zakat/
diakses pada tanggal 26/10/2016. 21:15).
6
Kedua. Pengelolaan zakat di Indonesia belum baik, meskipun pengelolaan
zakat di Indonesia sudah mempunyai aturan yang mengatur pengelolaan zakat.
Pengelolaan zakat di Indonesia sejauh ini masih belum baik karena pengumpulan
dan penyaluran zakat belum baik dan tidak terencana jangka panjang, bagaimana
zakat dapat mempunyai peran penting dalam menentukan perekonomian umat.
Dari pokok permasalahan yang di sebutkan, bahwa meskipun di Indonesia
mayoritas penduduknya adalah muslim dengan potensi zakat yang bisa mencapai
angka yang lebih besar dari tahun sebelumnya ternyata pada kenyataannya hanya
sebagian kecil umat muslim yang mengumpulkan zakat melalui Baznas. Hal ini
mencerminkan bahwa kesadaran muzzaki untuk mengeluarkan zakat melalui
Baznas masih minim.
Menurut Nurfitriana (2008) Indonesia dan Malaysia merupakan dua
negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun jika dilihat
pengelolaan zakat diantara keduanya memiliki perbedaan.Karena dua Negara ini
memiliki perundangan dan struktur birokrasi yang berbeda. Perbedaan ini
tentunya berdampak pada performa zakat yang diperoleh di dua Negara ini.Hal ini
perlu menjadi acuan bagi Indonesia untuk melihat bagaimana pengelolaan zakat
yang dilakukan oleh lembaga zakat di Negara Malaysia.
Dibawah ini adalah Tabel 1.1 mengenai perbandingan pengelolaan zakat
di Negara Indonesia dan Negara Malaysia. Sebagai berikut :
7
Tabel 1.1 Perbedaan Lembaga Zakat di Indonesia dan Malaysia
No PengelolaanZakat
Indonesia Malaysia
1 LembagaPengelola Zakat
Terdapat banyak lembagapengelola zakat baik formalmaupun tradisional
Terdapat empat belas pusatpungutan zakat, masing-masingsatu di Negara bagian dan satu diwilayah persekutuan KualaLumpur.
2 Pengaturan Pengelolaan zakat diatur dalamUU. No. 23 tahun 2011
Tidak diatur dalam undang-undang.
3 Badan pengawaslembagapengelola zakat
Badan Amil Zakat Nasional(BAZNAS) merupakanlembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiridan bertanggung jawab kepadapresiden melalui menteri.
Pusat Pungutan Zakat (PPZ) danBaitul Maal berada dibawahMajelis Agama Islam WilayahPersekutuan (MAIWP) yangbertanggung jawab penuh kepadasultan atau pemerintahan NegaraBagian.
4 Badan pengeloladan penyalurdana zakat
Lembaga amil ataupun badanamil berfungsi ganda sebagailembaga pengumpul maupunlembaga penyalur dana zakat.
PPZ berfungsi hanya sebagaipengumpul dana zakat, sedangkantugas penyaluran dana zakatmerupakan tanggung jawab BaitulMaal, dimana antara PPZ danBaitul Maal, sama beradadibawah naungan MAIWP.
5 Programpengelolaan danazakat
Indonesia mengambil sampleLAZNAS Dompet Dhuafamelakukan program-programbaik untuk hal konsumtifmaupun pemberdayaan, lewatjejaring yang didirikan.Diantaranya :- Lembaga
pengembangan insani- Lembaga pertanian
sehat.- Layanan kesehatan
Cuma-Cuma.- Pembangun komunitas
madani.- Pemberdayaan
peternak lewatkampung ternak.
- Institute manajemenzakat.
- Usaha, lewat DD trafel.
Baitul Maal Malaysia, dengandana zakat yang terkumpul begitubesar melakukan program-program yang begitu banyak.Diantaranya :- Bantuan persekolahan
perniagaan.- Bantuan perobatan,
bantuan sewa rumah.- Bantuan musibah dan
agensi pendidikan.- Bantuan Al-Riqab.
Bantuan perkawinan.- Bantuan pelajar institut
professional Baitul Maal(IPB). Bantuan pertanian.
- Bantuan menyelesaikanutang gharimin, bantuanramadhan, dan lain-lain.
Sumber: Nurfitriana (2008)
8
Jika dilihat dari Tabel 1.1 tentang perbandingan pengelolaan zakat antara
Indonesia dan Malaysia. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem
pengelolaan antara keduanya sangat berbeda, selain itu Baznas bersifat lembaga
yang non struktural, hal ini menjadikan Baznas sebagai tanggungjawab dalam
pengelolaannya, jika melihat pengelolaan di Malaysia menurut peneliti cukup
efektif dan tentu masyarakat di Malaysia sudah sadar akan pentingnya membayar
zakat. Di Indonesia sendiri jika potensi zakat digali serius oleh Negara maka tidak
menuntup kemungkinan angka kemiskinan dan pengangguran berkurang, dan
perekonomian masyarakat meningkat.
Kabupaten Lebak, yang terletak di Provinsi Banten, merupakan salah satu
daerah binaan kementerian percepatan daerah tertinggal (PDT). Dalam lima tahun
tahun terakhir, pemerintah daerah dan segenap elemen masyarakat setempat
secara progresif berusaha mengubah ketertinggalan dengan berbagai
pembangunan tertinggal. Termasuk di dalamnya adalah pembangunan
infrastruktur, peningkatan transparansi dan partisipasi masyarakat, dan
penghimpunan dan pengelolaan dana masyarakat.
Pengembangan dan pengelolaan zakat menjadi perhatian serius dari
pemerintah Kabupaten Lebak yang diaplikasikan antara lain dalam bentuk
penetapan Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat.
Peratura Daerah ini merupakan penegasan terhadap penghimpunan dan
penyaluran zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Lebak. Berdasarkan
surat keputusan Bupati Kabupaten Lebak Nomor : 400/Kep.255/Kesra/2013.
9
Tentang pembentukan Pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Lebak
Periode 2013-2016. Sebelum adanya Peraturan daerah, eksistensi Baznas
Kabupaten Lebak hanya berfungsi mengumpulkan zakat fitrah. Setelah adanya
Peraturan Daerah Zakat No. 11 Tahun 2005, Baznas Kabupaten Lebak memiliki
fungsi yang lebih dalam fundraising (penghimpunan) dana, tidak hanya zakat
fitrah melainkan juga zakat mal/profesi, infak dan sedekah. selanjutnya dengan
Adanya Peraturan Daerah yang mengatur pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak,
pendapatan/ penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah diharapkan meningkat
secara signifikan.
Sejauh ini pengelolaan zakat yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten
Lebak di Kabupaten Lebak baik, akan tetapi masih banyak masalah-masalah yang
ditemukan baik dari internal maupun ekternalnya, jika dilihat dari internal maka
dapat diketahui sumber daya manusia yang dimiliki terbatas maka dari itu Baznas
Kabupaten Lebak mengikutsertakan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
Program zakat, selain itu kurangnya sosialisasi yang dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat. Selanjutnya ekternal, kurangnya kesadaran
masyarakat Kabupaten Lebak untuk membayar zakat melalui Baznas Kabupaten
Lebak, hal ini karena kurangnya kepercayaan dan masyarakat lebih memilih
secara langsung dibandingkan melalui Baznas Kabupaten Lebak Karena
masyarakat berasumsi bahwa jika melalui Baznas prosesnya berbelit-belit,
penyaluran tidak jelas dan lain sebagainya.
10
Akan tetapi sejauh ini pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak jika dilihat
dari dana yang terhimpun setiap tahunnya mengalami naik dan turun cendrung
kurang stabil. Dan ini perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia
dan perbaikan dalam hal pelayanan, birokrasi dan lain sebagainya guna
pengelolaan zakat dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dan
menyediakan lapangan kerja di Kabupaten Lebak.
Berikut dibawah ini adalah Tabel penghimpunan dan penyaluran zakat,
infak dan shadaqah melalui Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak periode
bulan Januari s.d 31 Desember Tahun 2015. Sebagai berikut :
Tabel 1.2 Penghimpunan zakat infaq dan shadaqah melalui BaznasKabupaten Lebak
NO URAIAN JUMLAHA PENGHIMPUNAN
Sisa Saldo Tahun 2014 Rp 3,428,844,085I Zakat Fitrah- Dari unit Pengumpul Zakat 18252
JiwaRp 547,560,000
- Dari Perorangan 27 Jiwa Rp 960,000- Dari Kantor Kecamatan 214 Jiwa Rp 6,240,000
II Zakat Mal- Dari Perorangan Rp 24,270,000- Dari Pengusaha Rp 2,000,000
III Zakat Profesi- Dari Unit Pengumpul Zakat Rp 1,525,455,978- Dari Perorangan Rp 48,631,733
IV Zakat Kifarat 5 jiwa Rp 150,000V Infaq dan Shadaqah- Dari unit Pengumpul Zakat Rp 154,602,548- Dari Perorangan Rp 16,000,000- Dari Pengusaha Rp 2,461,527,377
VI Fidyah/ dlla. Bagi Hasil Penempatan Dana Pada :1) Bank Jabar Banten Rp 18,467,6902) Bank Rakyat Indonesia Rp 3,187,3343) Bank Syariah Mandiri Rp 1,328,6174) Bank Mega Syariah Rp 31,354,636
11
b. Bagi hasil usaha Alfamart Baznas Kabupaten Lebak Rp 137,126,235c. Sewa tempat toko & teras Alfamart Rp 13,000,000d. Penerimaan bentuk sumbangan dari :- Nasabah Bank Mandiri Syariah Rangkasbitung Rp 212,000- Nasabah BRI Rangkasbitung Rp 600,000- BAZNAS Provinsi Banten Rp 51,500,000- BAZNAS Pusat kegiatan. Pekan gizi nusantara Rp 72,500,000- Pengembalian modal bergulir
JUMLAH
Rp 308,650,000
Rp 8,854,348,273Sumber: Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak, 2015
Berdasarkan Tabel 1.2 mengenai Penghimpunan dana di Badan Amil
Zakat Nasional Lebak merupakan kegiatan yang progresif. Hal ini bisa dilihat dari
nilai nominal dana yang dikumpulkan mencapai lebih dari Rp. 3,6 Milyar
(pembukuan tahun 2009). Dana tersebut jauh meningkat bila dibandingkan pada
tahun 2003 dengan nilai kurang dari Rp. 100 juta, atau pada tahun 2006 sebesar
Rp. 521 juta, dan pada tahun 2014 mencapai Rp. 8.943.189.818,-. Akan tetapi
tidak setiap tahunnya penghimpunan dana zakat tidak terus meningkat dengan
melihat hasil dana zakat di tahun 2015 sedikit menurun dibandingkan tahun 2014,
hal ini perlu adanya perbaikan dan evaluasi guna di setiap tahun-tahun berikutnya
terus meningkat dana penghimpunan yang diterima Baznas Kabupaten Lebak.
Adapun dibawah ini adalah penyaluran zakat melalui Baznas Kabupaten Lebak :
Tabel 1.3 Penyaluran zakat infaq dan sahadaqah melalui Baznas
Kabupaten Lebak
No Penyaluran JumlahB Penyaluran1 Penyaluran Fuqoro Masakin Rp 2,251,133,5702 Penyaluran Fisabilillah Rp 1,173,404,5003 Penyaluran Mualaf Rp 1,100,0004 Penyaluran Ibnu Sabil Rp 4,700,0005 Penyaluran Amilin Rp 597,219,862
Jumlah Total Penyaluran Rp2,027,567,932
12
Sisa Saldo Rp 4,826,780,342Sumber : Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak, 2015
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, penyaluran zakat yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak masih terdapat saldo cukup besar, hal ini tentu optimalnya
penyaluran yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak kepada para mustahiq (yang
berhak menerima zakat) khususnya di Kabupaten Lebak, diharapkan Baznas
Kabupaten Lebak lebih mencakup luas penyaluran dana zakat kepada masyarakat
Kabupaten Lebak agar masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat
diberikan. Selain itu dapat ditingkatkan kembali program-program zakat yang
berhubungan dengan membangun perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya yang diselenggarakan oleh Dompet
Dhuafa Republika (DDR) dan IMZ Jakarta pada hari Rabu, 25 Agustus 2010 di
Warunggunung Lebak. Menyebutkan bahwa sampai saat ini penghimpunan dana
zakat yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak sudah baik, meskipun
dominan tergali hanya melalui infak/sedekah pengusaha. Karena itu harus pula
dikembangkan kembali potensi zakat mal/profesi/pendapatan dari PNS dan
masyarakat umum yang selama ini kurang tergali dengan maksimal. Sebab dalam
pasal 2 di sebutkan, bahwa setiap masyarakat yang beragama Islam dan mampu
atau badan yang memiliki orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
Selanjutnya, belum optimalnya antara aturan wajib bayar pajak dan wajib
zakat, meski para orang kaya menunaikan zakat akan tetapi mereka juga
membayar pajak, dan hal ini mereka membayar double antara membayar wajib
pajak dan wajib zakat. Sejauh ini para wajib zakat membayar pula pajak, jika
13
melihat Negara Malaysia sama hal seperti di Indonesia akan tetapi ada perbedaan
antara di Indonesia dan Malaysia jika di Malaysia pada tahun 1978, pemerintah
Malaysia mengesahkan aturan setiap pembayaran zakat individu dapat menjadi
pengurang pajak. Pada tahun 1990, zakat pengurang pajak mulai diberikan kepada
perusahan yang membayar zakat dengan potongan kecil, jika pembayaran zakat
individu dapat menjadi potongan pajak 100%, pada tahun 2005, pemerintah
Malaysia mengeluarkan keputusan menerima zakat perusahaan menjadi
pengurang pajak hanya sebesar 25% saja. Diakses pada tanggal 27/10/2016.01:00
(http://darussaadah.or.id/kajian/19/keberhasilan_pengelolaan_zakat_di_Malaysia.
html)
Selain itu Peraturan Daerah ini masih mempunyai kekurangan yakni tidak
dicantumkannya aturan hukum yang memikat dan memaksa kepada orang yang
enggan membayar zakat. Padahal dengan adanya kekuatan hukum, apabila di
dalamnya ada sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi bagi muzzaki
yang enggan membayar zakat, maka potensi dana zakat dapat terhimpun secara
maksimal.
Baznas Kabupaten Lebak mempunyai salah satu program unggulan yakni
Mustahiq menjadi Muzakki (M-3) melalui modal usaha bergulir, program ini
mempunyai sasaran kepada para usaha bakulan, gerobak dorong dan usaha-usaha
mikro lainnya.Diharapakan dengan adanya program ini para pengusaha-
pengusaha kecil dapat berkembang dan Baznas Kabupaten Lebak dapat mencetak
para mustahiq menjadi muzakki tercapai dengan diadakannya program yang
14
meningkatkan perekonomian. Sampai saat ini kelompok binaaan yang ada di
Baznas Kabupaten Lebak sebanyak 35 Kelompok usaha Bersama (KUB) dan
setiap bulannya para KUB tersebut mulai berinfak melalui Baznas Kabupaten
Lebak, tentu ini menjadi salah satu dampak positif dan terus ditingkatkan.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan beberapa
permasalahan yang harus segera dibenahi oleh Baznas Kabupaten Lebak guna
kedepannya proses kegiatan pengelolaan tidak terhambat dengan adanya
permasalahan-permasalahan yang ada. Adapun permasalahan yang ditemukan di
lapangan ialah sebagai berikut :
Pertama, kurang optimalnya sosialisasi yang dilakukan oleh Baznas
Kabupaten Lebak dalam memikat atau mengajak masyarakat luas khususnya
untuk membayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak, karena sampai
saat ini sedikit masyarakat luas yang membayar zakat kepada Baznas lebih
memilih membayarkan zakatnya langsung kepada mustahiq. Menurut wawancara
wakil Baznas Kabupaten Lebak Bapak Wawan menyampaikan bahwa kurangnya
masyarakat untuk membayarkan zakatnya karena mayoritas masyarakat berpikir
mencari yang mudah dan tidak berbelit-belit. Kebanyakan masyarakat langsung
terjun kepada orang yang membutuhkan tanpa menyalurkan zakatnya kepada
Baznas Kabupaten Lebak. Hal ini tentu perlu diperhatikan kedepannya. Tabel 1.5
merupakan kegiatan sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak
perTahun 2014 – 2016. Sebagai berikut :
15
Tabel 1.4 Kegiatan Sosialisasi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak
Tahun 2014-2016
No Tgl.Bulan.Tahun Kegiatan Keterangan1 14-April-2014 Sinergitas Program Zakat
Community DevelopmentBaznas Kabupaten Lebak
Kepala DinasPeternakan KabupatenLebak
2 07-Mei-2014 Sosialiasasi (ZIS) StudyBanding BaznasSukabumi
Ketua BaznasKabupaten Lebakbersama KetuaBaznas Sukabumi
3 24-Juni-2014 RAB Kegiatan BudidayaJamur Tiram ProgramZCD Tahun 2014
Ketua BaznasKabupaten Lebak
4 22 April 2015 Silaturahmi danSosialisasi Zakat, Infakdan Shadaqah.
Bupati Lebak
5 28-Agustus 2015 Pelaksanaan PendidikanMelalui Program ZCDBaznas Kabupaten Lebak
Kepala DinasPendidikan Kab.Lebak
6 2- September-2015 Study Banding danSilaturahmi
Pengurus Badanpelaksana KabupatenSukabumi
7 4-Februari-16 Ucapan Terima Kasih atasProgram ZCD
Ketua LPZM STAILa Tansa Mashiro
8 5-April-16 OptimalisasiPengumpulan Zakat
KetuaDPRDKabupatenLebak
9 24-Mei-2016 Gerakan Berinfak Rp.2000
Upz SKPD,Kecamatan,Perguruan Tinggi,Swasta.
Sumber : Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak, 2016
Dari Tabel 1.4 di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan sosialisasi Baznas
Kabupaten Lebak masih kurang optimal karena dalam setiap tahun dapat dihitung
beberapa kali saja, namun hal ini tentu tidak mengurangi kualitas pengelolaan
16
zakat yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak memburuk, tentu hal ini menjadi
catatan kedepannya agar tujuannya dapat tercapai maksimal.
Kedua, kurang adanya ketegasan dari Baznas Kabupaten Lebak yakni
aturan khusus mengenai pemungutan wajib zakat kepada muzakki (wajib zakat)
dengan sanksi ataupun teguran, maka secara perlahan masyarakat akan sadar
untuk membayar zakat melalui Badan Zakat. Di dalam Peraturan Daerah hanya
tercantum bagi para pengelola saja yang mendapatkan sanksi jika terjadinya
kelalaian maupun penyelewengan pengelolaan zakat. Dengan demikian, jika ada
atur yang mengatur wajib zakat yang mengikat kepada masyarakat, maka secara
otomatis potensi dana suatu daerah akan lebih besar.
Ketiga, menurut Wakil Ketua III Bapak KH. Wawan Gunawan
menyebutkan bahwa salah satu permasalahan di lapangan ialah
“Kurangnya SDM Baznas Kabupaten Lebak, dengan itu Baznasmengikutsertakan Pemerintah Daerah untuk ikut bersama mengelola zakatdan melaksankan program-program zakat, agar potensi dana zakat diKabupaten Lebak dapat tergali secara maksimal”.
Sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi karena
jika didalam organisasi tersebut tidak terdapat sumber daya manusia maka siapa
yang akan menjalankan sebuah kebijakan dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama, tentu tidak mudah mengendalikan organisasi dengan sumber
daya manusia yang terbatas. Sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak dibantu oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dalam mengimplementasikan program-
program zakat. Karena sumber daya manusia yang dimiliki oleh Baznas
Kabupaten Lebak terbatas, akan tetapi perlu adanya kemauan dan tekad untuk
17
mengimplementasikan Peraturan Daerah tentang zakat secara sendiri, agar Baznas
Kabupaten Lebak menjadi contoh bagi Kabupaten/Kota di Provinsi Banten untuk
mengelola dana zakat dengan baik dan mandiri. Hal ini perlu adanya tindakan
dalam menyelesaikan masalah mengenai kurangnya sumber daya manusia di
Baznas Kabupaten Lebak agar tujuan dan potensi dana zakat di Kabupaten Lebak
dapat digali dan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dari permasalahan yang ditemukan peneliti di lapangan menunjukan
bahwa Baznas Kabupaten Lebak perlu meningkatkan kembali dan mengkaji apa
yang terjadi di lapangan karena sejauh ini peran Baznas Kabupaten Lebak belum
dapat dirasakan oleh masyarakat luas khususnya bagi para mustahiq yang
membutuhkan uluran tangan. Dan sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten
Lebak pun sejauh ini kurang karena masyarakat belum mempunyai kesadaran
untuk membayar zakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, bahkan masyarakat
tidak mengetahui bahwa mereka harus membayarkan zakatnya melalui Baznas,
yang terjadi di lapangan mayoritas masyarakat membayarkan zakatnya langsung
kepada orang-orang yang membutuhkan dan melalui masjid-masjid disekitar
lingkungannya hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa dana zakat tersebut
tidak tersalurkan kepada orang yang benar membutuhkan. Selain itu sampai saat
ini Baznas Kabupaten Lebak belum bersikap tegas kepada para muzakki untuk
membayar zakat, dengan adanya sikap tegas maka potensi dana zakat di
Kabupaten Lebak akan tergali secara maksimal. Dan selanjutnya sumber daya
manusia yang dimiliki Baznas Kabupaten Lebak masih terbatas dalam
melaksanakan program-program di lapangan. Hal ini perlu adanya tindakan yang
18
harus dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak dan Lembaga Amil Zakat untuk
memberikan pelayannya kepada para mustahiq dan muzakki guna tujuan utama
Baznas dapat tercapai.
Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti deskripsikan di atas,
maka peneliti tertarik untuk mengaplikasikan dalam sebuah skripsi yang berjudul
:“Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 11 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah-
masalah yang terjadi di Kabupaten Lebak mengenai pengelolaan zakat yang
berjalan dan juga peneliti mengutip hasil pengamatan dan studi pendahuluan yang
sebelumnya sudah dilaksanakan. Disini peneliti memfokuskan beberapa aspek
pada pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 11 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak. Dan
adapun Identifikasi masalahnya ialah sebagai berikut :
1. Kurang adanya ketegasan dari pihak Badan Amil Zakat Kabupaten Lebak
dalam pengoptimalan pemungutan wajib zakat dari para muzakki.
2. Kurang optimalnya sosialisasi terhadap masyarakat luas tentang kesadaran
membayar zakat terutama pada para muzakki yang sudah memenuhi hibas
(perhitungan) dalam syariat Islam.
19
3. Terbatasnya Sumber daya manusia Baznas Kabupaten Lebak dalam
melaksanakan Program-program zakat di lapangan.
1.3 Batasan Masalah
Dari uraian-uraian yang ada di dalam latar belakang dan identifikasi
masalah peneliti mempunyai keterbatasan kemampuan dan berfikir secara
menyeluruh, maka dengan itu peneliti mencoba membatasi penelitiannya yang ada
dalam identifikasi masalah. Mengingat masalah yang diteliti merupakan masalah
yang kompleks, maka peneliti akan membatasi ruang lingkup kajian dengan
memfokuskan perhatian mengenai:
Bagaimana Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 11 Tahun
2005 Tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten
Lebak ?
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, disini peneliti sedikitnya
memberikan rumusan masalah mengenai pelaksanaan Peraturan Daerah tentang
pengelolaan zakat pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak ialah
sebagai berikut :
Bagaimana Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 11 Tahun
2005 Tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Lebak ?
20
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian apapun tentu akan memiliki suatu tujuan dari penelitian
tersebut. Hal ini sangat perlu untuk bisa menjadikan acuan bagi setiap kegiatan
penelitian yang akan dilakukan. Karena tujuan merupakan tolak ukur dan menjadi
target dari kegiatan penelitian tersebut. Tanpa itu semua maka apa yang akan
dilakukan akan menjadi sia-sia. Maksud dan tujuan penelitian tersebut antara lain
yaitu:
Untuk mengetahui Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat
Kabupaten Lebak.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
diadakannya penelitian ini, antara lain:
1.6.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan Ilmu
Administrasi Negara terutama berkaitan dengan evaluasi peraturan
daerah Kabupaten Lebak nomor 11 tahun 2005 tentang pengelolaan
zakat oleh Baznas Kabupaten Lebak.
b. Bagi Peneliti
21
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang masalah yang diteliti, selain itu sebagai wujud nyata penerapan
teori-teori kebijakan publik yang diterima selama kuliah, serta dapat
membandingkan antara teori dan praktek yang akan terjadi di
lapangan.
c. Bagi Instansi Terkait
Merupakan suatu informasi dan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan yang akan diambil, khususnya kebijakan yang
berhubungan dengan permasalahan pengelolaan zakat pada BAZNAS
Kabupaten Lebak.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pemecahan masalah yang berhubungan dengan evaluasi peraturan
daerah Kabupaten Lebak nomor 11 tahun 2005 tentang pengelolaan
zakat oleh Baznas Kabupaten Lebak.
b. Penelitian ini bermanfaat untuk membantu Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Lebak dalam melakukan Evaluasi peraturan daerah
Kabupaten Lebak nomor 11 tahun 2005 tentang pengelolaan zakat oleh
Baznas Kabupaten Lebak.
22
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Dalam sebuah penelitian diperlukannya sebuah teori untuk memberikan
pengarahan mengenai fokus penelitian yang akan dilaksanakan, dengan itu teori
ini sangatlah penting adanya, disini peneliti akan memaparkan beberapa teori
mengenai judul penelitian yang akan dibawakan di antaranya ialah, sebagai
berikut :
2.1.1 Pengertian Kebijakan
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Zakat merupakan sebuah kebijakan yang dibuat dan
diimplementasikan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak. sebuah implementasi
kebijakan adalah merupakan lanjutan dari proses perumusan kebijakan yang
dibuat oleh Pemerintah Daerah. Yang selanjutnya nanti setiap kebijakan akan
melalui proses evaluasi oleh Pemerintah setempat. Guna mengahasilkan kebijakan
yang lebih tepat bagi publik.
Secara harfiah, ilmu kebijakan merupakan terjemahan langsung dari kata
policy science (Yebezkel, 1968; 6-8). Beberapa penulis besar dalam ilmu ini,
seperti Willian Dunn, Charles Jones, dan Lee Friedman menggunakan istilah
publik policy dan publik policy analysis dalam pengertian yang tidak berbeda.
Istilah kebijaksanaan atau kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy memang
23
biasanya dikaitkan dengan keputusan pemerintah karena pemerintahlah yang
mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat dan
bertanggung jawab melayani kepentingan umum. Hal ini sejalan dengan
pengertian publik dalam bahasa Indonesia berarti pemerintah, masyarakat, atau
umum. Perbedaan makna antara kebijaksanaan dan kebijakan tidaklah menjadi
persoalan selama diartikan sebagai keputusan pemerintah yang relatif bersifat
umum dan ditunjukan kepada masyarakat umum. (Abidin. 2012: 3)
Kebijakan adalah sebuah instrument pemerintah, bukan saja dalam arti
government, (hanya menyangkut aparatur Negara), melainkan pula governance
yang menyentuh berbagai kelembagaan, baik swasta, dunia usaha, maupun
masyarakat madani (civil society). Kebijakan pada intinya merupakan keputusan
atau pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan
pendistribusian sumber daya alam, finansial dan manusia demi kepentingan
publik, yakni rakyat banyak, atau warga Negara.
Berdasarkan hasil uraian di atas mengenai kebijakan, peneliti memberikan
pendapatnya mengenai kebijakan itu sendiri ialah kebijakan adalah suatu tindakan
atau keputusan yang dilakukan oleh orang perorangan maupun kelompok untuk
mencapai sesuatu yang akan dicapainya. Pada intinya kebijakan itu sendiri sebagai
sebuah bentuk menuju ke yang lebih baik maupun sebaliknya.
2.1.2 Kebijakan Publik
Studi mengenai pembuatan kebijakan publik merupakan studi yang
penting dalam administrasi negara. Beragam pengertian mengenai kebijakan
24
publik ini tidak bisa dihindarkan, karena kata “kebijakan” merupakan penjelasan
ringkas yang berupaya untuk menerangkan berbagai kegiatan mulai dari
pembuatan keputusan-keputusan, penerapan dan evaluasinya.
Dalam berbagai referensi ilmiah, kaitanya dengan studi kebijakan,
penggabungan antara kata “kebijakan” dan “politik” menjadi kebijakan publik
(publik policy) merupakan salah satu topik pokok yang sering dikaji. Menurut
Thoha (2002:56), orang pertama yang menggambarkan ide tentang kebijakan
yang publik dapat dipelajari secara sistematis adalah Dewey. Di dalam bukunya
Logic: The Theory of Inquiry. Dewey memberikan perhatian terhadap sifat
eksperimen dari cara mengukur kebijakan. Ilmuan ini berhasil menggambarkan
bagaimana rencana-rencana tindakan harus dipilih dari berbagai alternatif dan
bagaimana mengamati berbagai akibat yang dapat dipergunakan sebagai uji coba
yang tepat (Thoha, 2002:56)
Hasil sebuah pemikiran Dewey (Thoha, 2002:57) tersebut kemudian
digunakan oleh Harold Lasswell seorang eksperimentalis ilmu politik yang
pertama kali mempertajam ide ilmu kebijakan sebagai disiplin yang tidak
terpisahkan dari disiplin ilmu-ilmu lain. Lasswell (Nugroho, 2003:3)
mendefinisikan kebijakan publik sebagai suatu program yang diproyeksikan
dengan tujuan-tujuan tertentu, nilai-nilai tertentu, dan proyek-proyek tertentu.
Menurut pandangannya, kebijakan merupakan studi tentang proses
pembuatan keputusan atau proses memilih dan mengevaluasi informasi yang
tersedia, kemudian memecahkan masalah-masalah tertentu. Adapun kebijakan
25
publik sebagaimana yang dirumuskan oleh Easton (Thoha, 2002:62-63)
merupakan alokasi nilai yang otoratif oleh seluruh masyarakat. Akan tetapi, hanya
pemerintah sajalah yang berbuat secara otoratif untuk seluruh masyarakat, dan
semuannya yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau untuk tidak
dikerjakan adalah hasil-hasil dari nilai-nilai tersebut.
Menurut Dye dalam Subarsono AG (2006:2) menyatakan bahwa kebijakan
publik meliputi apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu (publik policy is whatever governments choose to do or not to do). Dari
pengertian di atas dapat diartikan bahwa kebijakan publik merupakan keputusan
pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal.
Nugroho dalam bukunya Publik policy memahami kebijakan publik
sebagai berikut :
“Suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati danberlaku mengikat berlaku seluruh warganya. Setiap pelanggaran akandiberikan sanksi dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksidijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugasmenjatuhkan sanksi (Nugroho, 2003:3)
Anderson (1984) dalam Agustino yang berjudul Dasar-Dasar Kebijkan
Publik (2008:7) memberikan pengertian atas definisi kebijakan publik sebagai
berikut:
“Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan tertentu yang
diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau kelompok aktor yang
berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang
diperhatikan”.
26
Dari definsi di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah
serangkaian keputusan atau tindakan yang ditetapkan oleh pemerintah yang
berorientasi pada kepentingan publik yang ditandai dengan adanya pemilihan
alternatif kebijakan. Jadi, kebijakan publik memiliki tiga unsur pokok, yaitu : (1)
kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan-tindakan
pemerintah, (2) kebijakan publik harus berorientasi pada kepentingan publik, dan
(3) kebijakan adalah tindakan pemilihan alternatif untuk dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan oleh pemerintah demi kepentingan publik.
Berdasarkan uraian di atas, mengenai kebijakan publik, peneliti
berpendapat bahwa kebijakan publik ialah kumpulan-kumpulan aspirasi
masyarakat yang ditampung oleh pemerintah guna menyelesaikan permasalahan
yang dialami masyarakat dan pemerintah sebagai aparatur Negara memberikan
solusi dan melakukan tindakan yang nyata. Layaknya sebagai abdi Negara yang
mengabdikan dirinya untuk kepentingan Negara dan masyarakat. Pada intinya
kebijakan publik ialah usaha-usaha pemerintah dalam menampung aspirasi
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menyelesaikan
masalah dan mencapai tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah itu sendiri.
2.1.3 Implementasi Kebijakan Publik
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang. Untuk
mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan yang ada, yaitu
langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui
27
formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan tersebut. (Nugroho,
2003:158)
Studi implementasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan
yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatau kebijkan. Dalam praktiknya
implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu kompleks bahkan
tidak jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi berbagai kepentingan
untuk melukiskan kerumitan dalam proses implementasi tersebut dapat dilihat
pada pernyataan yang dikemukan oleh seorang ahli studi kebijkan Bardach dalam
Agustino (2008:138) :
“Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum yangkelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalamkata-kata atau slogan-slogan yang kedengarnnya mengenakan bagi telingapara pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulitlagi untuk melaksanakannya dalam bentuk cara yang memuaskan semuaorang termasuk mereka anggap klien”
Masih dalam Agustino (2008:139) Mazmanian dan Sabiter dalam bukunya
Implementation and Publik Policy mendefinisikan Implementasi kebijakan
sebagai :
“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasi masalah yang ingindicapai, dan berbagai cara menstrukturkan atau mengatur prosesimplemntasinya”
Sedangkan, Meter dan Horn (Agustino: 2008:139) mendefiniskan
Implementasi Kebijakan sebagai :
28
“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau
pejabat-pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan
pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijakan”
Dari tiga definisi tersebut di atas dapat diketahui bahwa implementasi
kebijakan menyangkut tiga hal, yaitu : (1) adanya tujuan atau sasaran kebijakan,
(2) adanya aktivitas atau kegiatan pencapai tujuan; dan (3) adanya hasil kegiatan
yang dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan oleh peneliti mengenai
implementasi kebijakan publik ialah sebagai proses yang sangat penting dalam
semua kegiatan, jika saja tanpa adanya proses implementasi maka sebuah
perencanaan maupun kebijakan tersebut tidak akan berjalan dan hanya sebagai
data dan berkas saja. Pada intinya implementasi berperan penting dalam
berlangsungnya sebuah kebijakan.
2.1.4 Evaluasi Kebijakan Publik
Kebijakan publik tidak bisa dilepas begitu saja, kebijakan harus diawasi,
dan salah satu mekanisme pengawasan tersebut disebut sebagai “evaluasi
kebijakan” evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana keefektifan
kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituenya, sejauh mana
tujuan dicapai. Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan di lapangan (Nugroho, 2003:183)
29
Berdasarkan waktu pelaksanaanya, evaluasi kebijakan dibedakan menjadi
3 bagian yaitu (Dunn, 2003)
1. Evaluasi sebelum dilaksanakan (evaluasi summative).
2. Evaluasi pada saat dilaksanakan (evaluasi proses), dan
3. Evaluasi setelah kebijakan/evaluasi konsekuensi (output) kebijakan dan
atau evaluasi pengaruh (outcome) kebijakan.
Pada prinsipnya tipe evaluasi kebijakan sangat bervariasi tergantung dari
tujuan dan level yang akan dicapai. Dari segi waktu evaluasi dibagi menjadi dua
yaitu evaluasi preventif kebijakan dan evaluasi sumatif kebijakan.Dalam
penelitian ini evaluasi yang dilakukan adalah setelah kebijakan.
Suatu evaluasi mempunyai karakateristik tertentu yang membedakan dari
analisis, yaitu : fokus nilai, interpedensi fakta nilai, orientasi masa kini dan masa
lampau, dan dualitas nilai.
1. Fokus Nilai. Evaluasi ditujukan kepada pemberian nilai dari suatu
kebijakan, program maupun kegiatan. Evaluasi terutama ditujukan untuk
menentukan manfaat atau kegunaan dari suatu kebijakan, program maupun
kegiatan, bukan sekedar usaha untuk mengumpulkan informasi mengenai
suatu hal. Ketepatan suatu tujuan maupun sasaran pada umumnya
merupakan hal yang perlu dijawab. Oleh karena itu suatu evaluasi
mencakup pula prosedur untuk mengevaluasi tujuan dan sasaran itu
sendiri.
30
2. Interpedensi Fakta-Nilai. Suatu hasil evaluasi tidak hanya tergantung pada
“Fakta” semata namun juga terhadap “nilai”. Untuk memberi pertanyaan
bahwa suatu kebijakan, program atau kegiatan telah mencapai hasil yang
maksimal atau minimal bagi seseorang, kelompok orang atau masyarakat,
haruslah didukung oleh bukti-bukti (fakta) bahwa hasil kebijakan, program
atau kegiatan merupakan konsekuensi dari tindakan-tindakan yang telah
dilakukan dalam mengatasi/memecahkan suatu masalah tertentu. Dalam
hal ini kegiatan monitoring merupakan suatu pernyataan yang penting bagi
evaluasi.
3. Orientasi masa kini atau masa lampau. Evaluasi diarahkan pada hasil yang
sekarang ada dan hasil yang diperoleh masa lalu. Evaluasi tidaklah
berkaitan dengan hasil yang diperoleh di masa yang akan datang. Evaluasi
bersifat prospektif, dan berkaitan dengan tindakan-tindakan yang telah
dilakukan. Rekomendasi yang dihasilkan dari suatu evaluasi bersifat
prospektif dan dibuat sebelum tindakan dilakukan.
4. Dualitas Nilai. Nilai yang ada dari suatu evaluasi mempunyai kualitas
ganda, karena evaluasi dipandang sebagai tujuan sekaligus cara (Dunn,
2003:608)
Menurut Suchman dalam Winarno (2014:233-234), terdapat lima langkah
evaluasi kebijakan, yaitu :
1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi
2. Analisis terhadap masalah
3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan
31
4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi
5. Mekanisme apakah perubahan yang terjadi merupakan akibat dari
kegiatan tersebut atau karena penyebab lain.
6. Beberapa Indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.
Secara konseptual ada pandangan yang menyatakan bahwa evaluasi dapat
dilakukan pada seluruh periode kegiatan, artinya dapat dilakukan pada saat
kegiatan belum dilaksanakan, evaluasi pada saat kegiatan berjalan, dan setelah
kegiatan dilakukan. (Riyadi, 2003:268)
Oleh karena itu berdasarkan pandangan tersebut, evaluasi dapat dibedakan
menjadi :
1. Pra Evaluasi
Yakni evaluasi yang dilakukan pada saat program belum
berjalan/beroperasi pada tahap perencanaan.Evaluasi pada periode ini biasanya
difokusnya pada masalah-masalah persiapan dari suatu kegiatan. Dapat pula
evaluasi itu didasarkan pada hasil-hasil pelaksanaan kegiatan sebelumnya yang
secara substansial memiliki ketertarikan dengan kegiatan yang dilaksanakan.
2. Evaluasi pada saat program tengah berjalan
Evaluasi pada periode ini biasanya difokuskan pada penilaian dari setiap
tahap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Walaupun belum bisa dilakukan
penilaian terhadap keseluruhan proses program. Dalam praktiknya, evaluasi
seperti ini berbentuk seperti laporan triwulan, semester, atau tahunan (untuk
32
kegiatan jangka menengah). Pada saat program atau kegiatan tengah berjalan
analisis evaluasi bersumber pada hasil pemantauan yang dilaksanakan pada tahap-
tahap kegiatan secara berkelanjutan dan akan memberikan umpan balik untuk
perencana dan pelaksana pembangunan.
3. Evaluasi setelah program selesai atau setelah program berakhir
Evaluasi ini biasa disebut dengan ex post evaluation. Pada evaluasi ini
dilakukan penilaian terhadap seluruh tahapan program yang dikaitkan dengan
tingkat keberhasilannya, sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dalam
rumusan sasaran atau tujuan program. Gambaran utama evaluasi adalah bahwa
evaluasi menghasilkan tuntutan-tuntutan yang bersifat evaluatif. Disini pertanyaan
utamanya bukan fakta (Apa yang terjadi ?), proses (bagaimana terjadinya ?), atau
penyebab (Apa yang terjadi?) tetapi nilai (Berapa nilainya ?) karena itu evaluasi
mempunyai sejumlah karakteristik yang membedakan dari metode-metode
analisis kebijakan lainnya.
Mengikuti samodra wibawa dkk (1993) dalam (Nugroho, 2003:186-187),
evaluasi kebijakan publik memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan programdan dapat dibuat suatu generalisasi pola-pola, hubungan antar berbagaidimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapatmengidentifikasi masalah, kondisi, dan aktor yang mendukungkeberhasilan atau kegagalan kebijakan.
2. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yangdilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya sesuaidengan standard an prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.
3. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampaike tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran ataupenyimpangan.
33
4. Akunting. Melalui evaluasi dapat diketahui, apa akibat sosial-ekonomi darikebijakan tersebut.
Ernest R. House membuat taksonomi evaluasi yang cukup berbeda yang
membagi model evaluasi menjadi :
1. Model sistem, dengan indikator utama adalah efesiensi2. Model perilaku, dengan indikator utama adalah produktivitas dan
akuntabilitas3. Model formulasi keputusan, dengan indikator utama dalah keefektifan
dan keterjagaan kualitas4. Model tujuan bebas (goal free), dengan indikator utama adalah pilihan
pengguna dan manfaat sosial.5. Model kekrtisan seni (art criticism), dengan indikator utama adalah
standar yang semakin baik dan kesadaran yang semakin meningkat.6. Model review professional, dengan indicator utama adalah penerimaan
professional.7. Model kuasi-legal (quast-legal), dnegan indikator utama adalah
resolusi.8. Model studi kasus, dnegan indicator utama adalah pemahaman atas
diverisitas (Nugroho,2003:197)
Nurcholis mengatakan bahwa evalausi kebijakan adalah penilaian secara
menyeluruh yang menyangkut Input, Proses, Outputs, dan Outcames dari
kebijakan pemerintah daerah (Nurcholis, 2007:274). Evaluasi adalah proses yang
mendasarkan diri pada disiplin yang ketat dan tahapan waktu. Menurutnya
evaluasi membutuhkan sebuah skema umum penilaian, yaitu :
1. Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan2. Proses, yaitu bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam bentuk
pelayanan langsung kepada masyakarat, bagaimana hambatan dantantangannya.
3. Outputs, yaitu hasil dari pelaksanaan kebijakan. Apakah suatu pelaksanaankebijakan mengahasilkan produk sesuai dengan tujuan yang ditetapkan?
4. Outcomes, yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyataterhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan?
34
Untuk memudahkan tentang pengukuran evaluasi kebijakan Badjuri dan
Yunowo (2002:140-141) menyajikan Tabel indikator evaluasi kebijakan sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Indikator Evaluasi Kebijakan
No Indikator Fokus Penilaian1 Input a. Apakah sumber daya pendukung dan bahan-
bahandasar yang diperlukan untukmelaksanakan kebijakan?
b. Berapakah SDM (sumber daya), uang atauinfrastruktur pendukung lain yang diperlukan?
2 Process a. Bagaimana sebuah kebijakan ditransformasikandalam bentuk pelayanan langsung kepadamasyarakat?
b. Bagaiamanakah efektivitas dan efesiensi darimetode/cara yang dipakai untuk melaksanakankebijakan publik tersebut?
3 Outputs a. Apakah hasil atau produk yang dihasilkansebuah kebijakan publik?
b. Berapa orang yang berhasil mengikutiprogram/kebijakan tersebut?
4 Outcomes a. Apakah dampak yang diterima oleh masyarakatluas atau pihak yang terkena kebijakan?
b. Berapa banyak dampak positif yang dihasilkan?c. Adakah dampak negatifnya? Seberpa seriuskah?
Sumber : Badjuri dan Yuwono,(2002:140-141)
Berdasarkan hasil uraian di atas mengenai evaluasi publik, peneliti
memberikan pendapatnya mengenai evaluasi kebijakan. Evaluasi kebijakan ialah
evaluasi kebijakan sebagai proses yang menentukan berhasil tidaknya sebuah
kebijakan karena dalam evaluasi terdapat penilaian terhadap sebuah kebijakan dan
pada akhirnya menjadi tolak ukur kebijakan kedepannya. Guna mengantisipasi
sebuah kebijakan yang sama dan tidak berdampak negatif bagi masyarakat.
35
2.1.5 Pengertian Zakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) zakat merupakan jumlah
harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang-orang Islam dan diberikan
kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya)
menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak; dan Salah satu rukun Islam
yang mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik;
- Fitrah. Zakat yang wajib diberikan oleh setiap orang Islam setahun sekali
(Idul Fitri) berupa makanan pokok sehari-hari (beras, jagung, dan
sebagainya);
- Mal. Zakat yang wajib diberikan karena menyimpan (memiliki) harta
(uang,emas, dan sebagainya) yang cukup syarat-syaratnya;
- Profesi. Zakat yang diberikan oleh setiap orang Islam, yang menyangkut
imbalan profesi yang diterima, seperti gaji dan honorium. Sumber
(http://kbbi.web.id/zakat)
Untuk menguatkan tentang wajibnya berzakat untuk umat muslim maka
Allah SWT berfirman dalam ayat-ayat suci-Nya ialah dalam surat Al-Baqarah
ayat 110. Yang artinya “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan
kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahalanya pada sisi Allah SWT. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang
kamu kerjakan”
Selain itu dalam surat At-Taubah menjelaskan hak-haknya yang berhak
menerima zakat tertuang dalam ayat 60. Yang artinya “Sesungguhnya zakat-zakat
36
itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Selanjutnya di ayat 103 menjelaskan mustahiq berhak menerima zakat dari
muzakki ialah yang artinya “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Dari pengertian di atas dapat dipahami, bahwa zakat adalah sarana atau
tali pengikat yang kuat dalam mengikat hubungan vertikal antara manusia dengan
Allah dan hubungan horizontal antara sesama manusia. Khususnya orang yang
kaya dan orang yang miskin, dengan saling memberi satu sama lain maka kedua
belahpihak mendapatkan keuntungan moril dan materil, baik dari pihak penerima
(mustahiq) maupun pihak pemberi (muzakki).
2.1.6 Hukum, Tujuan dan Hikmah Zakat
a. Hukum Zakat
Menurut Yusuf al-Qardhawi (Abdurrachman 2001:74) Zakat hukumnya
fardhu ‘ain atau wajib atas setiap muslim, bagi yang memenuhi syarat yang telah
disyariatkan oleh agama dalam Al-Quran, As-Sunnah maupun pendapat para
37
ulama. Kewajiban yang ditetapkan berlaku untuk diri sendiri dan tidak mungkin
dibebankan kepada orang lain.
b. Tujuan Zakat
Yusuf al-Qardhawi (Abdurrachman 2001:74) membagi tiga tujuan dari
zakat itu sendiri yaitu tujuan dari pihak pemberi zakat (muzakki) antara lain:
untuk mensucikan sifat bakhil, rakus egoistis dan sebagainya; melatih jiwa untuk
bersikap selalu bersyukur atas nikmat Allah ; mengobati batin dari sikap
berlebihan mencintai harta sehingga dapat diperbudak oleh harta itu sendiri;
menumbuhkan sikap kasih sayang kepada sesama; membersihkan nilai harta itu
sendiri dari unsur noda dan cacat; dan melatih diri agar menjadi pemurah dan
berahlak baik serta menumbuhkembangkan harta itu sendiri sehingga member
keberkahan kepada pemiliknya.
Sedangkan bagi penerima (mustahiq) antara lain : menumbuhkan
kebutuhan hidup, terutama kebutuhan primer sehari-hari; menyucikan hati mereka
dari rasa dengki dan kebencian yang sering menyelimuti hati mereka melihat
orang kaya yang bakhil (pelit); akan muncul jiwa meraka rasa simpatik; hormat,
serta rasa tanggungjawab untuk ikut mengamankan dan mendoakan keselamatan
harta orang-orang kaya yang pemurah.
2.1.7 Hikmah Zakat
Kewajiban berzakat bagi umat Islam memiliki beberapa hikmah seperti
yang tertulis pada buku Fikih Kementerian Agama ialah sebagai berikut :
38
1. Membersihkan jiwa seseorang mukmin dari bahaya yang ditimbulkan dosa
dan kesalahan-kesalahan serta dampak buruk di dalam hati.
2. Meringankan beban orang muslim yang memiliki hutang, dengan cara
menutup hutang serta kewajiban yang mesti ditunaikan dari hutang.
3. Menghimpun hati yang tercerai berai di atas keimanan Islam.
4. Membantu dan menutupi kebutuhan serta kesusahan orang-orang miskin
yang terhempit hutang.
5. Membersihkan harta dan mengembangkan serta menjaga dan
melindunginya dari berbagai musibah dengan berkah ketaatan kepada
Allah SWT.
6. Mengegakan kemaslahatan umum menjadi tiang tegaknya kebahagiaan
dan kehidupan masyarakatat.
2.1.8 Macam-macam Zakat
Zakat terbagi menjadi dua bagian, peneliti mengutip dari salah satu Buku
Fikih (Kementerian Agama, 2014) ialah zakat fitrah dan zakat mal, dibawah ini
sedikit penjelasan mengenai hukum, tujuan dan syarat-syarat di dalam zakat fitrah
dan mal tersebut, sebagai berikut :
a. Zakat Fitrah
Zakat Fitrah menurut istilah syara adalah zakat yang wajib dikeluarkan
oleh setiap muslim setiap setahun sekali berupa makanan pokok sesuai kadar yang
telah ditentukan oleh syara’. mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki sebagai
penyucian diri bagi orang yang berpuasa darkebatilan dan kekotoran. Untuk
39
member makan kepada orang-orang miskin serta sebagai rasa syukur kepada
Allah SWT atas selesainya menunaikan kewajiban puasa agar kebutuhan mereka
tercukupi pada hari raya.
Hukum Zakat Fitrah adalah Fardu‘ain yaitu wajib dilaksanakan setiap
umat muslim, baik tua maupun muda dan anak-anak yang baru dilahirkan ibunya.
Termasuk orang-orang yang menjadi tanggungan orang yang wajib membayar
zakat.
Adapun tujuan dari Zakat Fitrah adalah memenuhi kebutuhan orang-orang
miskin pada hari raya Idul Fitri dan untuk menghibur mereka dengan sesuatu yang
menjadi makanan pokok penduduk negeri tersebut. Adapun syarat-syarat wajib
zakat fitrah terdiri atas :
1. Islam
2. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari sebelum penghabisan bulan
ramadhan.
3. Memiliki kelebihan harta dan keperluan makanan untuk dirinya sendiri
dan untuk yang wajib dinafkahinya baik manusia maupun binatang pada
malam hari raya dan siang harinya.
Waktu dan hukum membayar zakat fitrah antara lain :
1. Waktu yang diperbolehkan adalah dari awal ramadhan sampai dengan
penghabisan ramadhan.
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan ramadhan.
40
3. Waktu yang lebih baik (Sunnah), dibayar setelah shalat subuh sebelum
pergi shalat hari raya.
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya.
5. Waktu haram, yaitu apabila sengaja dibayar sesudah terbenam matahari
pada hari raya.
Hukum membayar Zakat Fitrah adalah wajib bagi setiap muslim yang
memiliki sisa bahan makanan sebanyak satu sa’ (sekitar 2,5 kg) untuk dirinya dan
keluarganya selama sehari semalam ketika hari raya.
b. Zakat Mal
Menurut bahasa (etimologi), maal (harta) ialah segala sesuatu yang
diinginkan sekali oleh manusia untuk di milikinya, memanfaatkan dan
menyimpannya.Menurut syara’ (terminology), mal (harta) ialah segala sesuatu
yang dimiliki (dikuasai) dan dapat dipergunakan. Jadi zakat maal juga disebut
zakat harta yaitu kewajiban untuk umat Islam yang memiliki harta benda tertentu
untuk diberikan kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan nisab (ukuran
banyaknya) dan dalam jangka jarak tertentu. Adapun tujuan dari zakat maal
adalah untuk membersihkan dan menyucikan harta benda mereka dari hak-hak
kaum miskin di antara umat Islam.
Di bawah ini merupakan Syarat-Syarat Harta Yang Wajib Dikeluarkan
Zakatnya oleh muzaki (Pemberi zakat) karena di dalam ajaran agama Islam yang
41
berzakat itu ialah orang yang mampu untuk melakukannya tidak ada paksaan
berikut di bawah ini syarat-syarat harta yang wajib dikeluarkan ialah :
1. Harta tersebut harus didapat dengan cara yang baik dan halal.
2. Harta tersebut berkembang dan berpotensi untuk dikembangkan, missal
melalui kegiatan usaha perdagangan dan lain-lain.
3. Milik penuh, harta tersebut dibawah control kekuasaan pemiliknya, dan
tidak tersangkut dengan hak orang lain.
4. Mencapai nisab, mencapai jumlah minimal yang menyebabkan harta
terkena kewajiban zakat, misal nisab zakat emas 93,6 gr, nisab zakat
hewan ternak kambing adalah 40 ekor dan sebagainya.
5. Sudah terpenuhi kebutuhan pokok. Yang dikeluarkan zakat adalah
kelebihannya.
Selanjutnya, harta benda yang wajib dizakati oleh muslim jika ia mampu
dan sudah memenuhi nishab untuk mengeluarkan zakatnya, berikut di bawah ini
harta benda yang wajib dizakati oleh seorang muslim ialah :
Tabel 2.2
Harta Benda Yang Wajib Dizakati (Emas dan Perak)
NO JENIS HARTA NISHAB WAKTU KADAR ZAKAT
1 Emas 93,6 gram 1 tahun 2,5%
2 Perak 642 gram 1 tahun 2,5%
Sumber :Buku Fikih. Kementerian Agama, 2014
Berdasarkan tabel 2.2 di atas, nisab emas bersih 93,6 gram zakatnya 2,5%.
Jadi seorang Islam yang memiliki 93,6 gram atau lebih dari emas dan telah cukup
42
setahun dimiliki, wajiblah ia mengeluarkan zakatnya 2,5%. Selanjutnya sama hal
nya dengan emas, zakat yang harus dikeluarkan jika seorang muslim memiliki
perak bersih 642 gram atau lebih dari perak dan telah cukup setahun dimilikinya
maka zakatnya 2,5%. Emas dan perhiasan yang tersedia untuk dipakai perempuan,
dan tidak berlebih-lebihan, lagi tidak untuk sebagai simpanan, maka tidak wajib
dizakati.
Tabel 2.3
Harta Benda Yang Wajib Dizakati Binatang Ternak (Zakat An’am)
NO JENISHARTA
NISHAB HAUL KADAR ZAKAT
1 UNTA
5 Ekor 1 Tahun 1 ekor kambing umur 2tahun
25 - 34 ekor 1 Tahun 1 ekor unta umur 2tahun
35 - 45 ekor 1 Tahun 1 ekor unta betina umur2 tahun
45 - 60 ekor 1 Tahun 1 ekor unta betina umur3 tahun
61 - 75 ekor 1 Tahun 1 ekor unta betina umur4 tahun
76 - 90 ekor 1 Tahun 2 ekor unta betina umur2 tahun
91 - 124 ekor 1 Tahun 2 ekor unta betina umur3 tahun
2SAPI/KERBAU
30 – 39 ekor 1 Tahun 1 ekor sapi umur 1 tahun40 – 49 ekor 1 Tahun 1 ekor sapi umur 2
tahun60 – 69 ekor 1 Tahun 2 ekor sapi umur 1
tahun70 ekor 1 Tahun 1 ekor sapi umur 1 tahun
dan 1 ekor sapi umur 2tahun
3 KAMBING/DOMBA
40 – 120 ekor 1 Tahun 1 ekor kambing/domba121 – 200 ekor 1 Tahun 2 ekor kambing/domba201 – 300 ekor 1 Tahun 3 ekor kambing/domba
Sumber :Buku Fikih. Kementerian Agama, 2015
43
Berdasarkan tabel 2.3 di atas, binatang ternak yang wajib dizakati ialah :
kambing, domba, sapi, kerbau, dan unta. Nisab dan Zakat hewan unta ialah jika
seseorang yang memiliki unta mulai 5 ekor ke atas maka wajib atasnya
mengeluarkan zakat. nisab dan zakat hewan kerbau/sapi jika orang yang memiliki
kerbau/sapi 30 ekor ke atas, wajib atasnya mengeluarkan zakat, selanjutnya nisab
dan zakat hewan kambing/domba jika memiliki kambing/domba mulai dari 40
ekor wajib atasnya mengeluarkan zakat, dan setiap bertambah seratus ekor
kambing/domba maka zakat yang harus dikeluarkannya ialah seekor.
Tabel 2.4
Harta Benda Yang Wajib Dizakati (Pertanian)
NO JENIS HARTA NISHAB HAUL KADAR ZAKAT
1 Padi 1350 kg gabah / 750kg beras
Setiappanen / sp
10 % / 5 %
2 Biji – bijian 750 kg beras Spa 10 % / 5 %
3 Kacang –kacangan
750 kg beras Sp 10 % / 5 %
4 Umbi – umbian 750 kg beras Sp 10 % / 5 %
5 Buah – buahan 750 kg beras Sp 10 % / 5 %
6 Sayur – sayuran 750 kg beras Sp 10 % / 5 %
7 Rumput –rumputan
750 kg beras Sp 10 % / 5 %
Sumber :Buku Fikih. Kementerian Agama, 2014
Berdasarkan tabel 2.4 di atas, Apabila pertanian airnya alami (tadah hujan)
atau sumber yang didapatkan dengan tidak mengeluarkan biaya maka zakatnya
44
10%. Apabila pertanian atau perkebunan irigasi dan ada pengeluaran biaya untuk
mendapatkan air tersebut maka zakat yang harus dikeluarkan adalah 5%.
Tabel 2.5
Harta Benda Yang Wajib Dizakati (Zakat Profesi)
NO JENIS HARTA NISHAB HAUL KADARZAKAT
1 Perdagangan (ekpor, impordan penerbangan)
93,6 gram emas 1 tahun 2,5%
2 Industri baja, tektil, keramik,granit, batik
93,6 gram emas 1 tahun 2,5%
3 Industri pariwisata 93,6 gram emas 1 tahun 2,5%4 Real Estate (perumahan,
penyewaan)93,6 gram emas 1 tahun 2,5%
5 Jasa (notaris, akuntan, travel,designer)
93,6 gram emas 1 tahun 2,5%
6 Pertanian, perkebunan,perikanan
93,6 gram emas 1 tahun 2,5%
7 Pendapatan (gaji, honorium,dokter)
93,6 gram emas 1 tahun 2,5%
Sumber :Buku Fikih. Kementerian Agama, 2014
Berdasarkan tabel 2.5 di atas, perlu diperhatikan bahwa dasar peredaran
uang ialah emas, karena peredaran uang berdasar emas, maka nisab dan zakatnya
sama atau seharga nisab zakat emas. Jadi uang yang seharga 93,6 gram atau lebih,
wajib atasnya mengeluarkan zakat sebesar 2,5%.
Selanjutnya, selain harta benda yang harus dizakati seperti emas, perak,
binatang ternak, pertanian, dan zakat profesi/uang. ada pula zakat yang harus di
kelurakan zakatnya jika seorang muslim memiliki barang atau hewan tersebut. di
bawah ini ialah zakat yang harus dizakati jika memiliki ungags dan barang temuan
(rikaz) ialah sebagai berikut :
45
1. Unggas
Untuk ketentuan zakat unggas ini disamakan dengan batas nisab emas
yaitu 93,6 gram. Jika harga emas Rp 65,000/gram maka emas 93,6 gram x Rp.
65,000 = 6.084.000.00.
2. Barang Temuan ( Zakat Rikaz)
Yang dimaksud barang temuan/ rikaz adalah barang-barang berharga yang
terpendam peninggalan orang-orang terdahulu. Adapun jumlah nisabnya seharga
emas yakni 93,6 gram. Bagi seseorang yang menemukan emas maka minimal
nisabnya adalah 93,6 gram dan dizakati 20% dari nilai emas tersebut.
Dengan adanya seorang yang mengeluarkan zakat (muzaki) maka ada pula
orang yang berhak menerima zakat dari para muzaki tersebut sebagaimana yang
dijelaskan di atas mengenai ketentuan seorang muslim dalam mengeluarkan
zakatnya berdasarkan harta yang dimilikinya. Berikut di bawah ini ialah Orang-
orang yang berhak menerima zakat ialah ada 8 golongan atau kelompok, seperti
yang difirmankan Allah SWT dalam QS. At-Taubah [9] 60 : yang artinya
“Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan hamba sahaya),
untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah, Allah Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana”.
Dari ayat di atas yang berhak menerima zakat dirinci sebagai berikut :
46
1. Faqir adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki
pekerjaan untuk mencarinya.
2. Miskin adalah orang yang memiliki harta tetapi hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Amil adalah orang yang mengelola pengumpulan dan pembagian zakat.
4. Muallaf adalah orang yang masih lemah imannya karena baru mengenal
dan menyatakan masuk Agama Islam
5. Budak adalah budak sahaya yang memiliki kesempatan untuk merdeka
tetapi tidak memiliki harta benda untuk menebusnya.
6. Garim yaitu orang yang memiliki hutang banyak sedangkan dia tidak bias
melunasinya.
7. Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah sedangkan
dalam perjuangannya tidak mendapatkan gaji dari siapapun.
8. Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan, sehingga
sangat membutuhkan bantuan.
Sedangkan untuk orang yang tidak berhak menerima zakat ialah sebagai berikut :
1. Orang yang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.
2. Hamba sahaya, karena ia masih mendapat mafkah atau tanggungan dari
tuannya.
3. Ahlul Bait (Keturunan Rasulullah). Rasulullah SAW Bersabda, yang
artinya : “Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlu bait) mengambil
sedekah zakat” (HR.Muslim)
47
4. Orang yang dalam tangguangan yang berzakat. Maksudnya muzakki tidak
boleh member zakat kepada orang yang dalam tanggungannya, apabila
pemberian tersebut didasarkan pada kouta fakir atau miskin, karena
mendapat nafkah yang mencukupinya.
5. Kafir, orang yang bukan Islam. Rasulullah SAW Bersabda, yang artinya :“
Zakat itu diambil dari orang kaya, dan diberikan kepada orang fakir
diantara mereka (Umat Islam)”. (HR.Jama’ah ahli hadist) di kutip dari
Buku Fikih (Kementerian Agama, 2014)
2.2 Deskripsi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 11 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Zakat
Bahwa zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai
dengan syariat Islam, zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk
meningkatkan keadilan, kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan. Dalam meningkatkan dayaguna dan hasil guna, zakat harus dikelola
secara kelembagaan dan professional sesuai dengan syariat Islam yang dilandasi
dengan prinsip amanah bermanfaat, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi,
akuntabiliats sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan pengelolaan zakat.
Dalam pengelolaan zakat diperlukan suatu lembaga yang secara organisasi
harus kuat dan kredibel maka untuk itu dibentuk Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan Pemerintah Nomor : 14 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Zakat serta Peraturan Badan Amil Zakat
48
Nasional masing-masing Nomor : 01 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Baznas, hal ini untuk memberikan perlindungan hukum dalam pengelolaan
zakat.
Baznas mempunyai kewenangan untuk melakukan Pengumpulan,
Pendistribusian, dan Pendayagunaan secara professional.Pengelolaan zakat adalah
kegiatan perencanaan pelaksanaan dan pengorganisasian dalam pengumpulan
pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Sejalan dengan pengelolaan zakat,
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak telah terlebih dahulu menerbitkan Peraturan
Daerah Nomor : 11 tahun 2005 tentang Pengelola Zakat.
2.3 Penelitian Terdahulu
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka langkah
awal yang peneliti lakukan adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-
skripsi terdahulu yang hampir sama dengan yang penulis teliti. Maksud dari
pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang
tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.
Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, peneliti
menemukan beberapa penelitian yang memiliki judul yang hampir sama dengan
yang penulis teliti. Judul-judul tersebut antara lain : Karya atas Nama Irmawati
Sagala. Universitas Andalas. Tahun pembuatan 2007. Dengan judul Tesis
“Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Manajemen Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS). Permasalahan yang diangkat dalam
49
penelitian Irmawati adalah bagaimana mensejahterakan sosial di Kabupaten
Lebak dengan menggunakan Peraturan Daerah tentang Zakat. Teori yang menjadi
acuan penelitian ini ialah dengan menggunakan teori Kebijakan Publik dan Sistem
Hukum Indonesia, sedangkan Metode yang digunakan adalah pendekatan
Kualitatif dengan jenis studi kasus Adapun hasil dari penelitian ini adalah
perumusan dan implementasi Peraturan daerah. Dilihat dari perumusan Peraturan
Daerahnya sangat baik, namun Stakeholder yang terlibat dalam perencanaan
Raperda sangat minim hanya melibatkan kantor/Dinas/Lembaga Pemerintah tanpa
melibatkan masyarakat. Sedangkan melihat dari Implementasinya ialah
sosialisasinya masih minim, Pemerintah Daerah ikut langsung dalam pengelolaan
ZIS, jadi konsentrasi Pemerintah Daerah terbagi dengan ikutnya kedalam
pengelolaan ZIS tersebut. dan Program yang kurang variatif dalam meningkatkan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Solok. Adapun Persamaan penelitian ini
dengan peneliti ialah membahas Evaluasi Peraturan Daerah tentang Zakat.
Sedangkan untuk perbedaanya adalah Locus, acuan teori dan permasalahan yang
berbeda. Selain itu penelitian ini lebih khusus membahas mengenai kesejahteraan
sosial sedangkan peneliti membahas mengenai kemiskinan, sosialiasi, Peran
Baznas dan Sumber Daya Manusia.Sumber : www.acedemia.com
Kedua ialah karya milik Mukhlisin (104053002059). Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun pembuatan 2009. Dengan judul Skripsi
“Pendistribusian Dana Zakat untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat studi
kasus BAZDA Kabupaten Karawang” dalam skripsi ini Mukhlisin memaparkan
dalam penelitiannya ialah Pendistribusian dana zakat yang dikelola oleh BAZDA
50
Kabupaten Karawang dapat tersalurkan kepada para mustahiq dengan segenap
dukungan dari perangkat Pemerintah Daerah. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori Distribusi. Metode yang digunakan ialah dengan
pendekatan Deskriptif Kualitatif. Adapun persamaan dengan peneliti ialah
menerangkan tentang distribusi yang dilakukan oleh Baznas dalam
memberdayakan masyarakat miskin dan ekonomi. Sedangkan perbedaannya ialah
peneliti menerangkan tentang evaluasi Peraturan Daerah tentang zakat sedangkan
Mukhlisin menerangkan tentang bagaimana pendistribusian dana zakat Baznas
dalam pemberdayaan ekonomi.
Berbeda dengan judul-judul penelitiandi atas, penelitian yang akan penulis
lakukan pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak adalah menilai atau
mengevaluasi Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Zakat di Kabupaten Lebak.
Dan bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap Peraturan Daerah tentang
zakat guna mendapatkan suatu perbaikan guna menambahkan potensi dana zakat
dan menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Lebak
2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian ini akan meneliti tentang Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten
Lebak Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat Oleh Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten Lebak. Dalam penyusunan kerangka berpikir, peneliti
menggunakan teori evaluasi kebijakan yang dikemukakan oleh Nurcholis
(2007 :274), menurutnya evaluasi membutuhkan skema umum penilaian, yaitu :
1. Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan.
51
2. Proses, yaitu bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam bentuk
pelayanan langsung kepada masyarakat.
3. Outputs, yaitu hasil dari pelaksanaan kebijakan, apakah suatu
pelaksanaan kebijakan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan?
4. Outcomes, yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdamapak
nyata terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan?
Dengan mengacu kepada keempat skema umum penelitian tersebut,
peneliti diharapkan mampu melakukan analisis di lapangan secara lebih
mendalam dan mampu menemukan jawaban atas rumusan masalah dalam
penelitian ini, hasil evaluasi yang dilakukan diharapkan dapat memberikan umpan
balik (feed back) untuk rekomendasi dalam pelaksanaan kebijakan berikutnya.
Untuk menggambarkan alur pemikiran peneliti dapat terlihat dalam kerangka
berpikir, sebagai berikut :
52
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 tahun 2005Tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten Lebak
Permasalahan :
1. Kurang adanya ketegasan dari pihak Badan AmilZakat Kabupaten Lebak dalam pengoptimalanpemungutan wajib zakat dari para muzakki.
2. Kurang optimalnya sosialisasi terhadap masyarakatluas tentang kesadaran membayar zakat terutamapada para muzakki yang sudah memenuhi hibas(perhitungan) dalam syariat Islam.
3. Terbatasnya Sumber daya manusia BaznasKabupaten Lebak dalam melaksanakan Program-program zakat di lapangan.
kriteria evaluasi kebijakan menurut Nurcholis (2007 :274)
1. Input2. Proses3. Outputs4. Outcomes
Output
1. Lebih meningkatnya penerimaan dana zakat diKabupaten Lebak.
2. Adanya ketegasan dari Baznas Kabupaten Lebakdalam pemungutan zakat kepada masyarakat luas.
3. Adanya payung hukum atau Peraturan Daerah yangbersifat mengikat kepada para muzakki.
4. Menjadikan Baznas Kabupaten Lebak lebihberpengaruh kepada masyarakat dalammeningkatkan perekonomian dan membangunmasyarakat fakir dan miskin
Feed Back
53
2.5 Asumsi Dasar
Berdasarkan observasi awal yang peneliti temukan di lapangan, peneliti
dapat menggaris bawahi mengenai permasalahan yang terjadi di lapangan dan hal
itu akan menjadikan asumsi dasar penelitian ini, ialah pelaksanaan Peraturan
Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 oleh Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Lebak dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan
mensejahterakan di Kabupaten Lebak belum optimal.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini berupaya untuk mengetahui sejauh mana Evalausi Peraturan
Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat pada
BAZNAS Kabupaten Lebak. Dan dalam sebuah penelitian memerlukan sebauh
metode untuk mengarahkan dan menjadikan sebuah penelitian tersebut valid dan
dapat dipercaya. Adapun peneliti menggunakan Metode penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, ( sebagai lawannya adalah eksperimen ) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono,2009: 9).
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini fokus pada evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten
Lebak Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten Lebak, menganalisis permasalahan-permasalahan dan
hambatan dalam pelaksanaan Peraturan Daerah tersebut.
55
3.3 Lokasi Penelitian
Locus penelitian ini di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, peneliti tertarik
mengambil tempat ini karena Peraturan Daerah yang mengatur zakat telah ada
sudah lama dan potensi dana zakat di Kabupaten Lebak pun cukup besar jika
dikelola dengan baik akan tetapi dalam implementasinya belum berjalan dengan
sempurna.
3.4 Variabel Penelitian/Penomena yang diamati
3.4.1 Definisi Konsep
Definsi Konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang
jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara penulis
dan pembaca. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan publik merupakan suatu kebijkan untuk menilai tingkat
kinerja dari suatu kebijakan tertentu yang sudah ditetapkan. Dengan adanya
evaluasi, maka kebijakan-kebijakan selanjutnya akan menjadi lebih baik dan tidak
mengulangi kesalahan sebelumnya.
2) Zakat
Merupakan sebuah kebijakan tentang pengelolaan zakat yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dengan Nomor 11 Tahun 2005 dan
wajib bagi umat Islam melaksanakan zakat karena zakat sebagai rukun Islam yang
56
merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu membayarnya dan
diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang
baik, zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk
memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.
3) Pengelolaan
Pengelolaan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengkoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat. Sejalan dengan itu ada dua organisasi yang bertanggung jawab dan
pengelola zakat yang diakui adalah Badan Amil Zakat Nasional yang disebut
BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.
Kemudian Lembaga Amil Zakat yang disingkat LAZ adalah lembaga yang
dibentuk langsung oleh masyarakat untuk membantu pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Keduanya merupakan organisasi yang
bertugas untuk mengelola zakat dan berkontribusi dalam menggali potensi dana
zakat di Indonesia.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah evaluasi Peraturan Daerah
Lebak Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten Lebak. Karena penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif, maka dalam penjelasaan definisi operasional akan dikemukakan
fenomena-fenomena penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang digunakan
yaitu empat kriteria evaluasi kebijakan yang dikemukakan oleh Nurcholis, yaitu :
57
1. Input, yakni mengamati sumber daya pendukung, bahan-bahan dasar yang
diperlukan untuk melaksanakan kebijakan tentang wajib zakat, melihat
seberapa Sumber Daya Manusia (SDM), dana dan infrastruktur,
pendukung yang diperlukan, dan masukan dalam implementasi kebijakan
zakat, serta sosialisasi kebijakan zakat tersebut.
2. Proses, yaitu melihat pada transpormasi kebijakan zakat, termasuk
didalamnya tentang hambatan dan permasalahan dalam implementasi
Perda tersebut.
3. Outputs, yaitu melihat ketepatan, dan sasaran Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan zakat kepada masyarakat Kabupaten Lebak terutama bagi
yang mempunyai keyakinan Agama Islam.
4. Outcomes, yaitu melihat pada dampak yang diterima oleh masyarakat
Kabupaten Lebak dengan adanya kebijakan Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat baik berupa dampak positif
maupun negatif.
3.5 Instrument Penelitian
Satu-satunya hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian ialah
peneliti itu sendiri sebagaimana Nasution (1988) dalam Sugiyono (2009: 223)
menyatakan :
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikanmanusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa,segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, focuspenelitian, prosedur, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yangdiharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelassebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang
58
penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Selanjutnya (Moleong, 2007) menyebutkan bahwa, pencari tahu alamiah
(peneliti) dalam mengumpulkan data lebih banyak bergantung pada dirinya
sebagai alat pengumpul data.
3.6 Informan Penelitian
Sebuah penelitian dengan pendekatan kualitatif informan menjadi salah
satu hal yang sangat penting. Dalam penelitian peneliti menemukan informan
dengan teknik purposive (sampel bertujuan), yaitu merupakan metode penetapan
sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu disesuaikan dengan
informasi yang dibutuhkan.
Tabel 3.1
Fungsi dan Peran Informan Dalam Evaluasi Peraturan DaerahNomor 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat oleh Baznas Kabupaten
Lebak
No Jabatan Fungsi dan Peran Informan dalamEvaluasi Peraturan Daerah
1 Wakil Ketua III BaznasKabupaten Lebak
Evaluator sebagai Komisioner IIIBaznas Kabupaten Lebak
2 Kepala Sub. Bagian Komunikasidan Hubungan Masyarakat
Evaluator sebagai Wakil Ketua BagianAdministrasi SDM dan Umum BaznasKabupaten Lebak
3 Tokoh Masyarakat Evaluator sebagai Muzaki4 Pimpinan Pondok Pesantren
Mabdaul HidayahRangkasbitung
Evaluator sebagai Mustahiq
5 Kepala Bendahara SKPDKabupaten Lebak
Evaluator sebagai Pengelola zakat(Unit Pengumpul Zakat)
59
6 Kepala Tim Evaluator Evaluator sebagai Evaluator Perdatentang pengelolaan zakat
7 Ketua DKM Masjid Agung Al-A’Araf Rangkasbitung
Evaluator sebagai Tokoh MasyarakatKabupaten Lebak
Sumber : Peneliti. 2016
Keterangan :
1 Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak sebagai Komisioner Baznas
Kabupaten Lebak dan memiliki fungsi sebagai bagian keuangan.
1 Kepala Sub. Bagian Komunikasi dan Hubungan Masyarakat sebagai Wakil
Ketua Bagian Administrasi SDM dan Umum Baznas Kabupaten Lebak.
1 - 1 Ketua Kelompok Usaha Bersama (KBU) dan Direktur CV. Sinar Bakti
sebagai Muzaki (Pemberi Zakat).
1 - 1 Pimpinan Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah dan Bapak Ali sebagai
Mustahiq (Penerima zakat )
1 - 1 Unit Pengumpul Zakat SKPD di Kabupaten Lebak sebagai Pengelola
Zakat di Kabupaten Lebak.
1 Evaluator sebagai Ketua Tim Evaluator Dhompet Dhuafa dan IMZ Jakarta.
1 - 1 Ketua DKM Masjid Agung Al-A’Araf dan Tokoh Masyarakat Kp.
Manceuri Ds. Tamanjaya Kec. Cikulur.
60
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sugiyono, 2009: 224). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan dokumen.
1. Observasi
Observasi adalah pengamat dan pencatatan secara sistematis terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala. Sanafiah Faisal (1990) dalam
Sugiyono (2009: 226-228) mengklasifikasikan observasi menjadi 3 yaitu :
observasi berpartisipasi (partivipant observation), observasi yang secara terang-
terangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi
yang tak terstruktur (unstructured observation).
a. Observasi partisipasi, dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan
kegiatan-kegiatan sehari-hari yang sedang di amati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian.
b. Observasi terang-terangan, pada saat pengumpulan data, peneliti
menyatakan terus terang kepada informan bahwa ia sedang melakukan
penelitian.
c. Observasi tidak terstruktur, observasi ini tidak di siapkan secara sistematis
tentang apa yang diobservasi.
61
2. Wawancara Mendalam
Moleong menyatakan metode wawancara merupakan metode yang lazim
digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.Dalam pelaksanaan metode ini dilakukan dengan
mewawancarai pihak-pihak terkait dengan masalah penelitian.
Tabel : 3.2
Pedoman Wawancara
NO DIMENSI KISI-KISI INFORMAN1 Input Meliputi : Struktur
Kelembagaan, SDM,Sarana, Prasarana, danSosialisasi.
- Komisioner BaznasKabupaten Lebak
- Humas Baznas Lebak- Muzakki- Mustahiq- Pengelola zakat- Evaluator- Tokoh Masyarakat
2 Proses Meliputi :Transpormasikebijakan dalambentuk pelayanankepada masyarakat,pemerataan kebijakandan hambatanPeraturan Daerahtersebut.
- Komisioner BaznasKabupaten Lebak
- Humas Baznas Lebak- Muzakki- Mustahiq- Pengelola zakat- Evaluator- Tokoh Masyarakat
3 Outputs Meliputi : Ketetapan,dan Sasaran PeraturanDaerah tersebut.
- Komisioner BaznasKabupaten Lebak
- Humas Baznas Lebak- Muzakki- Mustahiq- Pengelola zakat- Evaluator
62
- Tokoh Masyarakat4 Outcomes Meliputi : Dampak
yang diterima olehmasayarakat luas ataupihak yang terkenakebijakan, adatidaknya dampaknegatif dan positifnya.
- Komisioner BaznasKabupaten Lebak
- Humas Baznas Lebak- Muzakki- Mustahiq- Pengelola zakat- Evaluator- Tokoh Masyarakat
Sumber : Peneliti, 2016
3. Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
cerita, biografi, peraturan, kebijakan dan sebaginya.Dokumen yang berbentuk
gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya mislanya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-
lain.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono, 2009:240).
3.8 Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak peneliti
melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Analisis
data dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan tanpa henti sampai
data tersebut bersifat jenuh.
Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009; 246-253)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
63
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
Gambar 3.1
Komponen Dalam Analisis Data
Sumber : Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009; 246-253)
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama
peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
DataCollection
Data Display
DataReduction
Conclusions :Drawing/Verifying
64
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila
diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti
komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data.Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
bentuk Tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian
data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah dipahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya
3. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Milies dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kridibel.
65
3.9 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
menggunakan Triangulasi dan Member Check yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2009; 121)
1) Triangulasi
Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of
the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data
collection procedures (William Wiersma, 1986). Triangulasi dalam kredibilatas
ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, dan triangulasi
teknik pengumpulan data.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibiltas data yang dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Adapun triangulasi yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah
triangulasi sumber dan triangulasi teknik karena peneliti dapat melihat atau
66
mengecek kembali hasil data yang peneliti dapatkan di lapangan dengan berbagai
sumber dan dengan teknik yang berbeda.
2) Mengadakan Membercheck
Membercheck adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya
data tersebut valid.Apabila tidak disepakati perlu adanya diskusi untuk
menyesuaikan data tersebut.
3.10 Jadwal Penelitian
Dengan melihat judul ini mengenai evaluasi Kabupaten Lebak nomor 11
tahun 2005 tentang pengelolaan zakat pada Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Lebak, maka peneliti membagi waktu penelitian ini yang dilaksanakan
pada bulan Februari 2016 sampai dengan Juni 2017, sebagai berikut :
67
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Keterangan :
1 : Januari 9 : September2 : Februari 10 : Oktober3 : Maret 11 : November4 : April 12 : Desember5 : Mei6 : Juni7 : Juli8 : Agustus
2016 2017
keterangan Februari s/d Desember Januari s/d Juni
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6Pengajuanjudul
ObservasiAwalPenyusunanProposal
SeminarProposal
RevisiProposal
ACCLapangan
ReduksiData
PenyajianData
VerifikasiPenyusunanHasilPenelitian
SidangSkripsi
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak terletak diantara 6’18-7’00’ Lintang Selatan dan
105’25–106’-30’ Bujur Timur. Dengan bentang alam yang cukup luas tersebut
Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah 330.507. 16 hektar atau sekitar 3.305.07
km. luas wilayah Kabupaten Lebak ini mencapai kurang lebih 34.20% dari luas
Provinsi Banten.
Kabupaten Lebak terletak di bagian selatan Provinsi Banten, yang
bersebelahan dengan Kabupaten Pandeglang di batas bagian Baratnya. Bentuk
wilayah yang membujur dari Utara ke Selatan, menghubungkan Kabupaten Lebak
dengan Kabupaten Serang, dan sebagian dengan Kabupaten Tangerang di bagian
Utaranya. Di bagian Timurnya berbatasan dengan dua kabupaten paling barat di
Provinsi Jawa Barat. Yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.
Sementara di bagian Selatannya terkoneksi langsung dengan Samudera Indonesia
sehingga memiliki luas laut 73.3 km dengan panjang pantai 91.42 km.
Di bawah ini adalah gambar peta administratif wilayah Kabupaten Lebak
ialah sebagai berikut :
69
Gambar 4.1
Peta Administratif Kabupaten Lebak
Sumber : BPS Kabupaten Lebak, 2016
Secara administratif Kabupaten Lebak di bagi ke dalam 28 Kecamatan,
terdiri dari 340 Desa dan 5 kelurahan. Kecamatan Cibeber merupakan Kecamatan
yang terluas dengan wilayah 40.096.41 Ha atau sekitar 12.13% dari luas wilayah
Kabupaten Lebak.
Kecamatan Cibeber juga merupakan kecamatan dengan jumlah Desa
terbanyak di Kabupaten Lebak, yaitu 22 Desa. Sementara kecamatan dengan luas
wilayah paling sempit ialah Kecamatan Kalanganyar dengan jumlah luas wilayah
0,87% dari laus Kabupaten Lebak, atau sekitar 2.859,34 Ha. Kalanganyar juga
termasuk kecamatan dengan jumlah Desa/kelurahan paling sedikit, yaitu 7 (tujuh)
Desa, setelah Kecamatan Gedong.
70
Tabel 4.1
Luas Daerah dan Pembagian Daerah di Kabupaten Lebak, 2015
No Kecamatan Luas Area Ibu Kota BanyaknyaKm % Ds Kel Jumlah
1 Malingping 92,17 3,03 MalingpingSelatan
14 0 14
2 Wanasalam 134,29 4,41 Bejod 13 0 133 Panggarangan 163,36 5,37 Situregen 11 0 114 Cihara 159,57 5,24 Cihara 9 0 95 Bayah 153,74 5,05 Bayah Barat 11 0 116 Cilograng 107,20 3,52 Gunung Balu 10 0 107 Cibeber 383,15 12,58 Warung Banten 22 0 228 Cijaku 74,36 2,44 Cijaku 10 0 109 Cigemblong 75,29 2,47 Cigemblong 9 0 910 Banjarsari 145,31 4,77 Cidahu 20 0 2011 Cileles 124,98 4,10 Cikareo 12 0 1212 Gunung
Kencana145,77 4,79 Gunung
Kencana12 0 12
13 Bojongmanik 58,21 1,91 Bojongmanik 9 0 914 Cirinten 91,12 2,99 Cirinten 10 0 1015 Leuwidamar 146,91 4,83 Lebak
Parahiang12 0 12
16 Muncang 84,98 2,79 Muncang 12 0 1217 Sobang 107,20 3,52 Sinar Jaya 10 0 1018 Cipanas 75,38 2,48 Sipayung 14 0 1419 Lebak Gedong 62,55 2,05 Banjasari 6 0 620 Sajira 110,98 3,64 Sajira 15 0 1521 Cimarga 183,43 6,02 Margajaya 17 0 1722 Cikulur 66,06 2,17 Curug Panjang 13 0 1323 Warunggunung 49,53 1,63 Selaraja 12 0 1224 Cibadak 41,34 1,36 Pasarkeong 15 0 1525 Rangkasbitung 49,51 1,63 Muara Ciujung
Timur11 5 16
26 Kalanganyar 25,91 0,85 Pasir Kupa 7 0 727 Maja 59,87 1,97 Maja 14 0 1428 Curugbitung 72,55 2,38 Curugbitung 10 0 10
Jumlah/Total 3.044,72
100 340 5 345
Sumber : BPS Kabupaten Lebak, 2016
Di atas merupakan Tabel 4.1 luas daerah Kabupaten Lebak berdasarkan
kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak. Dengan luas daerah yang
71
mempunyai luas dari sebagian Provinsi Banten, menjadikan Kabupaten Lebak
memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit. Dengan begitu secara tidak
langsung maka tabel 4.1 merupakan gambaran wilayah jangkauan Baznas
Kabupaten Lebak dalam melaksanakan penghimpunan, pendistribusian dan
pendayagunaan dana zakat, maka Baznas Kabupaten Lebak harus melaksanakan
tugasnya ke semua wilayah Kabupaten Lebak di antaranya 28 kecamatan dan 340
desa dan 5 kelurahan yang harus mendapatkan dampak dari adanya Perda Zakat
ini.
Selain itu dengan luas daerah yang luas maka jumlah penduduk di
Kabupaten Lebak pun banyak dengan jumlah jenis kelamin laki-laki 650.912 dan
jumlah penduduk perempuan 618.900 dan total secara keseluruhan ialah
1.269.812 penduduk. Hal ini menunjukan bahwa potensi dana zakat di Kabupaten
Lebak besar karena dapat di lihat dari jumlah penduduk pertahun 2015 di bawah
ini, ialah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2015
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah1 Malingping 33.044 31,489 64.5332 Wanasalam 27.686 26,199 53.8853 Panggarangan 18.950 18.352 37.3024 Cihara 16.050 15,327 31.3775 Bayah 21.801 21,177 42.9786 Cilograng 17.289 16,328 33.6177 Cibeber 29.173 27,818 56.9918 Cijaku 14.435 14,191 28.6269 Cigemblong 10.641 10,363 21.00410 Banjarsari 30.921 29,343 60.264
72
11 Cileles 25.028 24,139 49.16712 Gunung kencana 17.792 16.833 34.62513 Bojongmanik 11.544 11,202 22.74614 Cirinten 13.737 12,699 26.43615 Leuwidamar 27.183 25,869 53.05216 Muncang 17.109 16,431 33.54017 Sobang 15.409 14,756 30.16518 Cipanas 24.399 23,424 47.82319 Lebak Gedong 11.943 11.146 23.08920 Sajira 25.023 23,815 48.83821 Cimarga 32.684 31,296 63.98022 Cikulur 24.872 24,236 49.10823 Warunggunung 28.265 26.728 54.99324 Cibadak 31.401 29,561 60.96225 Rangkasbitung 62.749 58.985 121.73426 Kalanganyar 17.597 16,323 33.92027 Maja 27.715 25,438 53.15328 Curugbitung 16.472 15,432 31.904
Jumlah 650.912 618.900 1.269.812Sumber : BPS Kabupaten Lebak, 2016
Berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Lebak yang mencapai 1.269.812
ini tentu jumlah tersebut adalah banyak, dan tidak menutup kemungkinan jika
Pemerintah dan Baznas Kabupaten Lebak merangkul masyarakat Kabupaten
Lebak untuk berzakat melalui lembaga amil zakat maka kesejahteraan masyarakat
akan tertangani dengan dana zakat tersebut, akan tetapi menurut pernyataan dari
Ade Bujhaerimi Humas Baznas Kabupaten Lebak mengungkapkan bahwa :
“Yang pertama ialah susahnya masyarakat untuk berzakat dan kita susahuntuk menyadarkan masyarakat untuk berzakat melalui lembaga amilzakat, menarik muzaki untuk berzakat secara individu itu masih bisaterhitung jumlahnya dan perlu dari Baznas untuk memikat maupunmenjemputnya”.
Berdasarkan kutipan di atas bahwa Baznas Kabupaten Lebak masih
berupaya untuk mengajak dan merangkul masyarakat untuk berzakat secara
73
individu melalui Baznas, hal tersebut butuh proses yang lama untuk menyadarkan
masyarakat untuk berzakat melalui lembaga amil zakat yang ada di Kabupaten
Lebak. Selain itu kurangnya kepercayaan dari masyarakat kepada lembaga amil
zakat yang menjadi faktor utama permasalahan yang ada.
4.1.2 Deskripsi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lebak
Bahwa zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai
dengan syariat Islam, zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk
meningkatkan keadilan, kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan. Dalam meningkatkan dayaguna dan hasil guna, zakat harus dikelola
secara kelembagaan dan profesional sesuai dengan syariat Islam yang dilandasi
dengan prinsip amanah bermanfaat, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi,
akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan pengelolaan zakat.
Baznas mempunyai kewenangan untuk melakukan Pengumpulan,
Pendistribusian, dan Pendayagunaan secara professional. Pengelolaan zakat
adalah kegiatan perencanaan pelaksanaan dan pengorganisasian dalam
pengumpulan pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Sejalan dengan
pengelolaan zakat, Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak telah terlebih dahulu
menerbitkan Peraturan Daerah Nomor : 11 tahun 2005 tentang Pengelola Zakat.
74
4.1.2.1 Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kabupaten Lebak
Penempatan visi merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus stategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi itu sendiri.
Visi yang tertetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lebak
di masa depan. Berdasarkan makna tersebut maka visi Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lebak ialah “Menjadi Badan Pengelola Zakat
yang Terpercaya”.
Sedangkan Misi dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten
Lebak ialah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesadaran umat berzakat.
2. Meningkatkan masyarakat mencapai kesejahteraan lahir dan batin.
3. Meningkatkan status mustahiq menjadi muzaki melalui pemulihan,
peningkatan kualitas Sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan
ekonomi masyarakat.
4. Meningkatkan kesadaran “memberi lebih baik dari pada meminta” di
kalangan mustahiq.
5. Mengembangkan manajemen yang amanah/profesional dan transparan
dalam mengelola zakat.
75
6. Menjangkau muzaki dan mustahiq seluas-luasnya di wilayah Kabupaten
Lebak.
7. Memperkuat jaringan antar organisasi pengelola zakat baik Unit
Pengumpul Zakat (UPZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ).
4.1.3 Arah Kebijakan Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kabupaten Lebak
Kebijakan Umum adalah rangkaian Program Kerja yang menjadi landasan
atau pedoman dalam pelaksanaan suatu perkerjaan tugas-tugas Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lebak untuk 1 Tahun anggaran.
1. Kebijakan Pengumpulan :
1) Pembentukan UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di
SKPD/Kecamatan/Perbankan dan Perusahaan-Perusahaan dan
orang Profesional.
2) Melakukan sosialisasi/road show ke tempat-tempat perbelanjaan,
para pengusaha, dan majlis ta’lim.
3) Melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga zakat baik UPZ
maupun LAZ (Lembaga Amil Zakat).
4) Membuka otlet-otlet zakat di pusat perbelanjaan, terminal dan
stasiun serta perbankan.
2. Kebijakan Pendistribusian Dalam Bidang Pendistribusian dengan
melakukan :
1) Pembagian pada 8 (Delapan) Asnaf.
76
2) Pendayagunaan untuk usaha-usaha kecil produktif.
3) Memberikan bantuan untuk sarana prasarana peribadahan.
4) Memberikan bantuan beasiswa kepada siswa/siswi keluarga miskin
yang berprestasi baik di tingkat SLTP/MTS, SLTA/MA dan
Pondok Pesantren.
5) Membangun sarana peribadahan yang monumental.
6) Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan lembaga-
lembaga UPZ dan LAZ.
7) Meningkatkan kualitas hidup para kaum dhuafa terutama
pemberian santunan.
8) Melakukan monitoring bantuan.
3. Kebijakan Keuangan dan Pelaporan adalah :
1) Menyusun rencana anggaran tahunan baik penghimpunan maupun
pendistribusian.
2) Menyusun laporan pengelola keuangan.
3) Melakukan evaluasi keuangan setiap bulan.
4) Membuat laporan akuntabilitas kinerja Baznas.
5) Memverifikasi SPJ keuangan.
6) Memberikan pembekalan pada pendistribusian.
4. Kebijakan umum Administrasi, SDM (Sumber Daya manusia) dan Umum
adalah :
1) Melakukan Administrasi Perkantoran.
2) Melakukan Perencanaan Amil.
77
3) Melakukan Pengembangan Amil.
4) Melakukan komunikasi dan hubungan masyarakat.
5) Melakukan pencatatan dan pengendalian dan menyusun aset serta
kebutuhan Administrasi Baznas.
6) Memberikan rekomendasi perijinan pada LAZ.
7) Meningkatkan SDM pada Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan
pengelolaan zakat.
4.1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kabupaten Lebak
Baznas Kabupaten mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan zakat
pada tingat Kabupaten:
1. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat di
tingkat Kabupaten;
2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat di
tingkat Kabupaten;
3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat di
tingkat Kabupaten;
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat,
termasuk pelaporan pengelolaan zakat di tingkat Kabupaten;
5. Pemberian rekomendasi dalam proses izin pembukaan perwakilan LAZ
(Lembaga Amil Zakat) berskala Provinsi di Kabupaten.
78
4.1.4 Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kabupaten Lebak
Struktur Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lebak
Berdasarkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Nomor : 03
Tahun 2014 adalah sebagai berikut
Gambar 4.2
Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Lebak
Sumber : Bagian Administrasi SDM dan Umum Baznas Kabupaten Lebak, 2017
KETUAKH. PUPU MAHPUDIN, M.Pd.I
WAKIL KETUA IDrs. H.ADJIBULWATHONI, M.M
WAKIL KETUA IVDrs. H. ERI RACHMAT, M.Si
WAKIL KETUA IIIKH. WAWAN GUNAWAN.
WAKIL KETUA IIKH.AOM MUHTADI
SATUAN AUDITINTERNAL
a. Usep Siswandi,SEb. Drs. Asep Aeda
BIDANG PENGUMPULANa. H. Sumantri jayabaya Sub. Bid. Pengumpulanb. KH. Dace Sofyan Sub. Bid. Pengembanganc. Drs. H. Asep Haerudin Sub. Bid. Pengendalian
dan Pelayanand. Drs. H. Ade Muslih Sub. Bid. Data Evaluasi
Pelaporan
BAGIAN KEUANGAN DANPELAPORAN
a. Ir. Hj. Virgojanti, M.Si Sub. Bag.Perencanaan keuangan
b. Yayi Roweti Sub. Bag. Keuangandan pelaporan
BIDANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAANa. Juanda, S.Pd sub. Bid. Pendistribusianb. KH. Syamsul Bahri sub. Bid. Pendayagunaanc. Drs. KH. Ahmad Hudori, M.Pd.I sub. Bid. Evaluasi
Pendistribusian dan Pendayagunaan
BAGIAN ADMINISTRASI SDM DANUMUM
a. H. Badrussalam, S.Pd. Sub. Bag. SDMPengembangan Ahli
b. Ade Bujhaerimi, S.Pd.I Sub. Bag.Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
c. Iyan Fitriyana, SH.I, M.Pd Sub. Bag.Administrasi dan Umum
BENDAHARA UMUMIr. Hj. VIRGOJANTI, M.Si
BENDAHARA PEMBANTUYAYI ROWETI
SEKRETARIAT1. Staf Administrasi Keuangan RT Yuliana FA, SE2. Staf Administrasi Umum Iis Susilawati3. Staf Administrasi SDM Ali Firman, SS4. Staf Administrasi Perlengkapan Samsudin
79
1. Ketua
Ketua mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas BAZNAS
Kabupaten.
2. Wakil Ketua
Wakil Ketua mempunyai tugas membantu ketua memimpin pelaksanaan
tugas BAZNAS Kabupaten dalam perencanaan, pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan, keuangan, administrasi perkantoran, sumber daya manusia,
umum, pemberian rekomendasi, dan pelaporan.
3. Bidang Pengumpulan
Bidang pengumpulan dipimpin oleh satu orang wakil ketua dengan
sebutan jabatan Wakil I, Bidnag pengumpulan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan pengumpulan zakat, Bidnag pengumpulan menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan strategi pengumpulan zakat.
2) Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan data muzaki;
3) Pelaksanaan kampanye zakat;
4) Pelaksanaan dan pengendalilan pengumpulan zakat;
5) Pelaksanaan pelayanan muzaki;
6) Pelaksanaan evaluasi pengelolaan pengumpulan zakat;
7) Penyusunan pelaporan dan pertanggungjawaban pengumpulan
zakat;
80
8) Pelaksanaan penerimaan dan tindak lanjut complain atas layanan
muzaki; dan
9) Koordinasi pelaksanaan pengumpulan tingkat Kabupaten.
4. Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan
Bidang pendistribusian dan pendayagunaan di pimpin oleh satu orang
Wakil ketua dengan sebutan jabatan Wakil Ketua II, Bidang pendistribusian dan
pendayagunaan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat, bidang pendistribusian dan pendayagunaan
menyelenggrakan fungsi :
1) Penyusunan strategi pendistribusian dan pendayagunaan zakat
2) Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan data mustahik;
3) Pelaksanaan dan pengendalian pendistribusian dan pendayagunaan
zakat;
4) Pelaksanaan evaluasi pengelolaan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat;
5) Penyusunan pelaporan dan pertanggungjawaban pendistribusian
dan pendayagunaan zakat; dan
6) Koordinasi pelaksanaan pendistribusian dan pendayagunaan zakat
tingkat Kabupaten.
5. Bagian Perencanaan, Keuangan, dan Pelaporan
Bagian perencanaan, keuangan dan pelaporan dipimpin oleh satu orang
wakil ketua dengan sebutan jabatan Wakil Ketua III, bagian perencanaan,
81
keuangan, dan pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
perencanaan, keuangan, dan pelaporan, bagian perencanaan, keuangan dan
pelaporan menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan penyusunan rencana strategis pengelolaan zakat tingkat
Kabupaten;
2) Penyusunan rencana tahunan Baznas Kabupaten;
3) Pelaksanaan evaluasi tahunan dan lima tahunan rencana
pengelolaan zakat Kabupaten;
4) Pelaksanaan pengelolaan keuangan Baznas Kabupaten;
5) Pelaksanaan system akuntansi Baznas Kabupaten;
6) Penyusunan laporan keuangan dan laporan akuntabilitas kinerja
Baznas kabupaten;
7) Penyiapan penyusunan laporan pengelolaan zakat tingkat
Kabupaten.
6. Bagian Administrasi, Sumber Daya Manusia, dan Umum
Bagian administrasi, sumber daya manusia, dan umum dipimpin oleh satu
orang wakil ketua dengan sebutan jabatan Wakil Ketua IV, bagian administrasi,
sumber daya manusia, dan umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
amil Baznas Kabupaten, administrasi perkantoran, komunikasi, umum dan
pemberian rekomendasi, bagian administrasi, sumber daya manusia, dan umum
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan strategi pengelolaan Amil Baznas kabupaten;
82
2) Pelaksanaan perencanaan Amil Baznas kabupaten;
3) Pelaksanaan rekrutmen Amil Baznas kabupaten;
4) Pelaksanaan pengembangan Amil Baznas kabupaten;
5) Pelaksanaan administrasi perkantoran Baznas kabupaten;
6) Penyusunan rencana strategi komunikasi dan hubungan masyarakat
Baznas kabupaten;
7) Pelaksanaan strategi komunikasi dan hubungan masyarakat Baznas
kabupaten;
8) Pengadaan, pencatatan, pemeliharaan, pengendalian, dan pelaporan
asset Baznas kabupaten; dan
9) Pemberian rekomendasi pembukaan perwakilan LAZ berskala
Provinsi di tingkat Kabupaten.
7. Satuan Audit Internal
Satuan audit internal berada di bawah dan bertanggungjawab kepada ketua
Baznas kabupaten, satuan audit internal mempunyai tugas pelaksanaan audit
keuangan, audit manajemen, audit mutu, dan audit kepatuhan internal Baznas
kabupaten, satuan audit internal menyelenggarakan fungsi :
1) penyiapan program audit;
2) pelaksanaan audit;
3) pelaksanaan audit untuk tujuan tertentu atas penugasan Ketua
Baznas;
4) penyusunan laporan hasil audit; dan
83
5) penyiapan pelaksanaan audit yang dilakukan oleh pihak internal.
8. Pelaksana
Baznas Kab/Kota terdiri dari unsur pimpinan dan pelaksana, yang
melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pertanggungjawaban dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan
zakat di Kabupaten.
Pelaksana tugasnya membantu pimpinan Baznas di bawah koordinasi
bidang-bidang dan di namakan Sub.Bidang. adapun Sub Bidang dalam bidang-
bidang adalah :
1. Bidang Pengumpulan
1. Sub. Bidang. Pengumpulan
2. Sub. Bidang. Pengembangan
3. Sub. Bidang. Pengendalian dan Pelayanan
4. Sub. Bidang. Data Evaluasi Pelaporan
2. Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan
1. Sub. Bidang. Pendistribusian
2. Sub. Bidang. Pendayagunaan
3. Sub. Bidang. Evaluasi Pendistribusian dan Pendayagunaan
3. Bagian Perencanaan, Keuangan, dan Pelaporan
1. Sub. Bidang. Perencanaan keuangan
2. Sub. Bidang. Keuangan dan Pelaporan
84
4. Bagian Adminsitrasi SDM dan Umum
1. Sub. Bidang. SDM Pengembangan Amil
2. Sub. Bidang. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
3. Sub. Bidang. Administrasi dan Umum
9. Sekretariat BAZNAS
Baznas Kab/Kota dalam melaksanakan tugasnya dibantu pula oleh
sekretariat, yang bertugas memberikan dukungan teknis dan administratif bagi
pelaksanaan tugas dan fungsi Baznas di Kabupaten Lebak, serta menetapkan
Bendahara umum untuk pengelolaan keungan Baznas Kabupaten Lebak.
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Daftar Informan Penelitian
Pada Bab sebelumnya mengenai Metodologi Penelitian, peneliti telah
menjelaskan dalam pemilihan informan penelitian, peneliti menggunakan teknik
Purposive (bertujuan). Adapun pihak-pihak yang peneliti tentukan merupakan
orang-orang yang menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, karenanya pihak tersebut senantiasa kesehariannya berurusan
dengan permasalahan yang peneliti sedang teliti baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Informan dalam penelitian ini adalah stakeholder (semua pihak) yang
terlibat dan memiliki informasi mengenai penjelasan Peraturan Daerah Kabupaten
Lebak Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat pada Baznas Kabupaten
85
Lebak di wilayah Kabupaten Lebak. Adapun nama-nama yang terlibat dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bapak H. Wawan Gunawan (51) Wakil Ketua III Baznas Kabupaten
Lebak (1 )
2. Bapak Ade Bujhaerimi (45) Humas Baznas Kabupaten Lebak (1 )
3. Ibu Siti Chairani (61) muzaki (1 )
4. Bapak Rodiansah Direktur (39) CV.Sinar Bakti (1 )
5. Bapak K.H. Dace Sofyan (37) Pimpinan Ponpes Mabdaul Hidayah (1 )
6. Bapak Ali (41) mustahiq (1 )
7. Bapak Tatang (50) Kasubag Umum Disperindag Kabupaten Lebak (1 )
8. Bapak Achmad Junaedi (35) Pelaksana Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Lebak (1 )
9. Bapak Muhamad Zen Tim Evaluasi Peraturan Daerah tentang pengelolaan
zakat ( 1 )
10. Bapak H. Eri (75) Ketua DKM Masjid Agung Al-A’RAF (1 )
11. Bapak Jamal (72) Tokoh Masyarakat Kp. Manceuri Ds. Tamanjaya Kec.
Cikulur Kab. Lebak (1 )
4.2.2 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah
didapatkan selama proses penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini mengenai
Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Zakat pada Baznas Kabupaten Lebak menggunakan jenis dan analisis
86
data menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif maka data
yang diperoleh berbentuk kata dan kalimat berdasarkan hasil wawancara dengan
informan penelitian, observasi lapangan serta studi dokumentasi yang relevan
dengan fokus penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan
sejumlah informan penelitian yang memiliki informasi terkait permasalahan yang
sedang diteliti. Selain wawancara pengumpulan data juga dilakukan melalui
observasi langsung ke lokasi penelitian serta dokumentasi. Data tersebut
merupakan data-data yang berkaitan dengan Evaluasi Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat pada Baznas
Kabupaten Lebak. Hasil pengumpulan data-data tersebut kemudian dianalisis
menggunakan analisis data kualitatif sehingga data-data tersebut dapat
menghasilkan pemahaman baru.
Data-data yang telah diperoleh selama proses penelitian dirubah kedalam
bentuk tertulis kemudian dilakukan pengkodingan pada aspek tertentu. dibawah
ini adalah pengkodingan pada aspek-aspek tertentu ialah sebagai berikut :
1. Kode 1 menunjukan Informan dari Komisioner Baznas Kabupaten Lebak
2. Kode 1 menunjukan Informan dari Sub. Bidang Komunikasi dan
Hubungan Masyarakat
3. Kode 1 - 1 menunjukan Informan dari Muzaki
4. Kode 1 - 1 menunjukan Informan dari mustahiq
5. Kode 1 - 1 menunjukan informan dari Pengelola zakat
87
6. Kode 1 menunjukan informan dari Tim Evaluasi
7. Kode 1 - 1 menunjukan informan dari Tokoh Masyarakat
Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan pada
masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi
berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian di lapangan dengan
membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data yang akan
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kategori dengan beberapa
dimensi yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian kerangka teori
yang telah di uraikan sebelumnya.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1 Dimensi Input
Dimensi input ialah merupakan dimensi awal pada sebuah kebijakan yang
berisikan masukan-masukan yang diperlukan pada kebijakan tersebut. Dimensi ini
merupakan poin penting karena akan menentukan hasil dan tujuan kebijakan,
dimensi input ini meliputi struktur kelembagaan, sumber daya manusia, sarana
dan prasarana dan sosialisasi.
a. Struktur Kelembagaan
Struktur kelembagaan dalam penyelenggaraan zakat di Kabupaten Lebak.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan 1 , beliau menyatakan bahwa
struktur kelembagaan zakat di Kabupaten Lebak ialah sebagai berikut :
88
“Lembaga yang menangani zakat selain unit pengumpul zakat ada juga
lembaga amil zakat, semuanya strategis dalam penghimpunan dan penyalurannya.
Dan dalam rangka membantu dan mengentaskan kemiskinan”. (wawancara
dengan DKM Masjid Agung Al-A’RAF. 06 Februari 2017. Pukul 13.15 Wib. Di
Masjid Agung Al-A’Raf Kabupaten Lebak).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa
yang menangani zakat di Kabupaten Lebak ialah berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 11 tahun 2005 tentang Pengelolaan zakat bahwa
pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat yang dibentuk oleh
Pemerintah Daerah, selain badan amil zakat nasional ada pula lembaga amil zakat
dan unit pengumpul zakat yang semuanya mempunyai tugas dan fungsi yang sama
serta mempunyai peran strategis dan dalam satu tujuan ialah membantu
masyarakat fakir dan miskin dan memberdayakan zakat di kalangan muslim
Indonesia, khususnya di Kabupaten Lebak
Selanjutnya menurut salah satu informan 1 , yakni komisioner Baznas
Kabupaten Lebak mengungkapkan bahwa struktur kelembagaan pengelolaan
zakat ialah sebagai berikut :
“Sementara ini Baznas Kabupaten Lebak yang menanganinya, mengenaiLAZ ada dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2011 ini ada ketentuanadanya pembatasan LAZ di dalam daerah. Di dalam Undang-undangmenetapkan bahwa LAZ ini di provinsi hanya satu, dan di Kab/Kota punsatu. Dan yang menaunginya ialah Baznas nasional dan selain itu adabeberapa LAZ seperti LAZ Harfa, LAZ Muhamadiyah dan lainsebagainya, sejauh ini kami belum dapat mengumpulkan lembaga-lembagatersebut untuk duduk bersama guna mengetahui apa saja yang sudahdilakukan”. (wawancara dengan Wakil Ketua III Baznas Kabupaten
89
Lebak.24 Februari 2017 pukul 10.25 Wib. Di kantor Baznas KabupatenLebak)
Berdasarkan hasil wawanacara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa
lembaga yang menangani zakat di Kabupaten Lebak ialah Badan amil zakat
nasional selain itu ada pula lembaga amil zakat maupun unit pengumpul zakat dan
menurut Undang-Undang No 23 tahun 2011 di setiap Provinsi maupun
Kabupaten/Kota lembaga amil zakat hanya satu. Dan Lembaga amil zakat
bertugas hanya sebagai membantu Baznas dalam pelaksanaan pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masayarakat dapat membentuk LAZ.
Adapun unit pengumpul zakat di setiap instansi maupun kecamatan di
Kabupaten/Kota ada.
Sedangkan menurut Humas Baznas Kabupaten Lebak mengenai struktur
kelembagaan zakat, beliau 1 menyatakan bahwa :
“Di Kabupaten Lebak sesuai dengan Perda yang menangani zakat ialah
Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) yang dahulu di sebut Bazda (Badan Amil
Zakat Daerah) akan tetapi dengan adanya undang-undang yang terbaru maka
sekarang Baznas” (wawancara dengan Humas Baznas Kabupaten Lebak. 17 Maret
2017 Pukul 10.00 di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).
Menurut hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa
serupa dengan yang di ungkapkan oleh beberapa informan yakni bahwa yang
menangani zakat sesuai dengan perda di Kabupaten Lebak ialah Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) dan sebelum adanya undang-undang terbaru Baznas
90
Kabupaten Lebak di sebut Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) dengan
sehubungan adanya undang-undang maka sekarang di sebut Baznas.
Sedangkan menurut informan 1 menyatakan bahwa : “Menurut saya
Lembaga yang menangani zakat ialah Baznas Kabupaten Lebak, Laz harfa atau
Dhompet Dhuafa. Fungsi semua lembaga tersebut ialah menghimpun dan
menyalurkan dana zakat”. (wawancara dengan tokoh masyarakat. 13 Juni 2017
Pukul 10.45 di Kediaman Bapak jamal).
Berdasarkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Zakat pasal (8) ialah Pengelolaan zakat dilakukan oleh
Badan Amil Zakat (BAZ) yang di bentuk oleh Pemerintah Daerah. Pembentukan
Badan Amil Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, dilaksanakan
sebagai berikut : Untuk tingkat Kabupaten, oleh Bupati atas usulan Kepala Kantor
Departemen Agama ; untuk tingkat kecamatan, oleh camat setempat atas usulan
kepala kantor urusan Agama kecamatan ; Baznas pada tingkat kabupaten dan
kecamatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan
informatif ; dan Pengurus Baznas terdiri dari masyarakat dan Pemerintah Daerah
yang memenuhi persyaratan tertentu.
Badan Amil Zakat mempunyai tugas pokok mengumpulkan,
mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuaan Agama,
dalam melaksanakan tugasnya, Badan Amil Zakat bertanggung jawab kepada
Pemerintah Daerah sesuai dengan tingkatannya.
91
Berikut di bawah ini adalah struktur kelembagaan zakat di Indonesia, yang
mana Badan Amil Zakat mempunyai wewenang khusus untuk mengelola zakat di
Indonesia. Ialah sebagai berikut :
Gambar 4.3
Struktur Kelembagaan
Sumber : Peneliti. 2017
Berdasarkan gambar 4.3 di atas menunujukan bahwa Baznas adalah
lembaga yang non-struktural dimana Baznas memiliki wewenang khusus untuk
mengelola zakat di Indonesia. Selain itu untuk terlaksananya pengelolaan zakat
yang baik maka Baznas pun mempunyai kewenangan yang dimiliki, untuk Badan
Amil Zakat Nasional pusat memiliki kewenangan yaitu : pertama, Menghimpun,
BAZNAS
BAZNAS PROVINSI
BAZNASKABUPATEN/KOTA
UNIT PENGEMPULZAKAT (UPZ)
LEMBAGA AMILZAKAT (LAZ)
92
mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat. Kedua, Memberikan rekomendasi
dalam pembentukan Baznas Provinsi, Baznas Kabupaten/Kota, dan LAZ
(Lembaga Amil Zakat). Ketiga, Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat,
infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada Baznas Provinsi dan
LAZ.
Baznas berwenang melakukan pengumpulan zakat melalui UPZ dan atau
secara langsung. Pengumpulan zakat melalui UPZ dilakukan dengan cara
membentuk UPZ pada ; lembaga Negara, kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian, badan usaha milik Negara, perusahaan swasta nasional dan asing,
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, kantor-kantor Negara
asing/lembaga asing, dan masjid Negara.
Baznas Provinsi dibentuk oleh Menteri Agama atau usul Gubernur setelah
mendapat pertimbangan Baznas. Baznas Provinsi bertanggung jawab kepada
Baznas dan Pemerintah Daerah Provinsi. Baznas Provinsi berwenang melakukan
pengumpulan zakat melalui UPZ dan atau secara langsung. Pengumpulan zakat
melalui UPZ dilakukan dengan cara membentuk UPZ pada : kantor instansi
vertikal, kantor satuan kerja perangkat daerah/lembaga daerah Provinsi, Badan
usaha milik daerah provinsi, perusahan swasta skala provinsi, perguruan tinggi,
dan masjid raya.
Selanjutnya Baznas Kabupaten/Kota dibentuk oleh Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Indonesia atas usul Bupati atau
Walikota setelah mendapat pertimbangan dari Baznas. Baznas Kabupaten/Kota
93
bertanggung jawab kepada Baznas Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.Baznas Kabupaten/Kota berwenang melakukan pengumpulan
zakat melalui UPZ dan atau secara langsung. Pengumpulan zakat melalui UPZ
dilakukan dengan cara membentuk UPZ pada : kantor satuan kerja pemerintah
daerah/lembaga Kabupaten/Kota; kantor instansi vertikal tingakt Kabupaten/Kota;
badan usaha milik daerah Kabupaten/Kota; perusahaan swasta skala
Kabupaten/Kota, masjid, mushalla, langgar, surau, atau nama lainnya;
sekolah/madrasah dan lembaga pendidikan lainnya; kecamatan atau nama lainnya;
dan desa/kelurahan atau nama lainnya.
Sedangkan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) adalah satuan organisasi yang
dibentuk oleh Baznas untuk membantu pengumpulan zakat. Hasil pengumpulan
zakat oleh UPZ wajib di setorkan ke Baznas, Baznas Provinsi atau Baznas
Kabupaten/kota. Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah intitusi pengelolaan zakat
yang sepenuhnya di bentuk atau prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang
bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam.
Menurut hasil wawancara, peneliti dapat menyimpulkan bahwa struktur
kelembagaan pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak ialah Baznas Kabupaten
Lebak itu sendiri yang menanganinya dan bertanggungjawab penuh atas
pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak dan di bawah naungan Baznas nasional.
Adapun Unit Pengumpul Zakat (UPZ) ialah sebagai pembantu Baznas Kabupaten
Lebak dalam mengumpulkan zakat di setiap kecamatan maupun SKPD di
Kabupaten Lebak. Adapun Lembaga Amil Zakat ialah lembaga yang masih dalam
naungan Baznas.
94
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM), untuk sumber daya manusianya ialah para
pegawai Baznas Kabupaten Lebak dan bagian pengelolaan zakat pada setiap
dinas, kecamatan dan instansi lainnya. Menurut hasil wawancara dengan 1 ,
beliau memaparkan sebagai berikut :
“Masih terbatas. Karena selama ini pada dasaranya pendidikan danpelatihan ini sering dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak akan tetapipermasalahan yang muncul ialah kesulitan untuk mentransfer menerapkandiberikan ketika penataran dan pelatihan dikarenakan faktor usia maupunkemampuan pengelola itu sendiri” (wawancara dengan, DKM MasjidAgung Al-A’RAF Rabu 08 November 2016. Pukul 10.30 Wib. Di KantorBaznas Kabupaten Lebak).
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa, menurutnya Sumber
daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak masih terbatas karena faktor usia dan
kemampuan itu sendiri untuk memahami dan melaksanakan tugas maupun arahan
apa yang telah diberikan pada saat pelatihan dan seminar. Hal ini menjadikan
kinerja Badan amil zakat kurang optimal di karenakan sumber daya manusia yang
ada tidak memadai dan terbatas.
Selain itu, tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh 1 ,
komisioner Baznas Kabupaten Lebak, menyatakan bahwa :
“Sepengetahuan saya, kami ini adalah perpaduan antara pengurus lamadan baru, jadi setidaknya dalam menjalankan tugas-tugas program zakatkami berusaha dan berupaya sebaik mungkin serta kamipun mengikutipembelajaran seperti diklat yang diselenggarakan oleh provinsi, danKemenag tujuannya ialah untuk meningkatkan kualitas”. (wawancaradengan Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak. 24 Februari 2017 pukul10.25 Wib. Di kantor Baznas Kabupaten Lebak)
95
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa kepengurusan
sekarang ialah perpanduan antara pengurus lama dan pengurus baru yang mana
kepengurusan sekarang ada kepengurusan yang baru dan baru di bentuk pada
tahun 2014 yang mana antara kedua kepengurusan tersebut harus bisa
menyesuaikan untuk meningkatkan koordinasi dan kinerja yang baik, agar apa
yang menjadi kewajibannya tersebut dapat terealisasi.
Selanjutnya menurut evaluator mengungkapkan bahwa :
“Sepengetahuan saya, sumber daya manusia yang dimiliki oleh BaznasKabupaten Lebak bagus, karena di isi oleh kalangan-kalangan yang baikdan mempunyai pengalaman di bidangnya. Namun perlu dilakukanpelatihan-pelatihan secara terus-menerus untuk membangun sumber dayamanusia yang berkembang dan professional” (wawancara denganevaluator, 23 Mei 2017 Pukul 15.00 WIb. Di Kediaman peneliti).
Berdasarkan penuturan di atas, bahwa sumber daya manusia yang dimiliki
oleh Baznas Kabupaten Lebak sejauh ini sudah baik, namun ada beberapa
permasalahan yang harus segera di selesaikan seperti kurangnya tenaga ahli di
bidang teknologi, minimnya pelatihan dan lain sebagainya. Dengan diadakannya
pelatihan secara berkala maka akan semakin berkualitas dan professional.
Dan menurut salah satu informan yang menjadi kelompok UKM binaan
Baznas Kabupaten Lebak (muzaki) 1 mengungkapkan bahwa : “Menurut saya,
mencukupi dan memang banyak peminat-peminat yang ingin bekerja di Lembaga
zakat”. (wawancara dengan Ketua UKM binaan Baznas Kabupaten Lebak muzaki,
06 feburuari 2017. Pukul 10.45 WIB. Di rumah kediaman UKM binaan Baznas
Lebak)
96
Bertolak belakang dengan pernyataan informan di atas, menurut informan1 menyatakan bahwa : “Menurut saya, sudah memadai karena SDM yang ada
di Baznas Lebak sudah memiliki pengalaman di bidang pengelolaan zakat”
(wawancara dengan tokoh masyarakat 13 Juni 2017 Pukul 10.45 WIB di
kediaman Bapak Jamal).
Berdasarkan menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat pasal (8) ialah keanggotaan Baznas terdiri dari 11 (sebelas)
orang anggota ; Keanggotaan Baznas terdiri dari unsur masyarakat dan 3 orang
dari unsur pemerintah ; unsur masyarakat terdiri dari unsur ulama, tenaga
profesional, dan tokoh masyarakat Islam ; sedangkan unsur pemerintah ditunjuk
dari Kementerian/instansi yang berkaitan dengan pengelolaan zakat.
Dengan adanya undang-undang yang mengatur keanggotaan Badan amil
zakat maka seharusnya keanggotaan Badan amil zakat harus sesuai dengan aturan
yang telah di tentukan. yang mana keanggotaan Baznas harus di isi oleh tenaga
profesional, ulama maupun tokoh masyarakat. Karena berdasarkan hasil
wawancara dari beberapa informan bahwa sumber daya manusia terbatas di
bidang teknologi maupun faktor usia yang menghambat kinerjanya tersebut. Hal
ini tentu akan menghambat implementasi dari Baznas Kabupaten Lebak itu
sendiri.
Dari hasil wawancara diatas, peneliti dapat menganalisis bahwa Sumber
Daya Manusia di Baznas Kabupaten Lebak masih terbatas dan masih dalam
proses pengenalan karena menurut wawancara salah satu informan menyebutkan
97
bahwa bahwa kepengurusan saat ini adalah perpaduan antara pengurus lama dan
baru hal ini tentu perlu memerlukan waktu untuk menjadi tim yang profesional
selain itu yang menjadi masalah ialah faktor usia dimana Sumber daya manusia di
Baznas Kabupaten Lebak ada beberapa yang sudah tua dan yang menjadi inti
permasalahan ialah sulitnya untuk menerapkan hasil pelatihan atau seminar yang
sudah dilakukan.
c. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana, dalam Baznas Kabupaten Lebak ini masalah sarana
dan prasarana yang ada sudah memadai akan tetapi perlunya penambahan-
penambahan sedikit. Sedangkan untuk pengelola zakat pun sudah baik karena
untuk sarana dan prasarana di setiap pengelola zakat di Kabupaten Lebak lingkup
pengelolaan zakatnya hanya kecil sebatas satu instansi, kecamatan maupu dinas.
Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu pengelola zakat di Kabupaten Lebak1 ialah sebagai berikut :
“Bisa dibilang lingkungannya kecil, dan hanya satu dinas dan pegawainya
pun berjumlah sedikit jadi tidak diperlukaannya sarana yang lainnya” (wawancara
dengan pengelola zakat. Senin 19 Desember 2016 Pukul 11.00 Wib di Kantor
DISPERINDAG Kabupaten Lebak).
Dari hasil wawancara di atas bahwa pengelola zakat hanya memotong gaji
setiap pegawai di Kabuptem Lebak untuk zakat profesi dan potongan setiap
bulannya 2,5% dari jumlah gaji tersebut dan untuk sarana dan prasaranapun yang
98
digunakanpun tidak banyak yang diperlukan sebab lingkungannya hanya per
SKPD maupun Kecamatan saja.
Selanjutnya tidak jauh berbeda dengan pengelola zakat, menurut
komisioner Baznas Kabupaten Lebak 1 sarana dan prasarana di Baznas
Kabupaten Lebakialah :
“Mengenai sarana dan prasarana kita sudah melakukan peningkatan yakni
dengan adanya media di laman internet untuk meningkatkan pelayanan kita di
media sosial hal ini berhubungan dengan kemajuan teknologi yang ada”.
(wawancara dengan Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak. 24 Februari 2017
pukul 10.25 Wib. Di kantor Baznas Kabupaten Lebak)
Dari pernyataan di atas, sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan segala hal yang
berurusan dengan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat, misalnya Baznas
Kabupaten Lebak membuka sarana di media internet dengan alamat email ialah
[email protected] hal ini bertujuan untuk para masyarakat atau
muzaki guna mempermudah melakukan interaksi maupun mengunjungi dan
memahami lebih dalam mengenai zakat dan mengikat masyarakat Kabupaten
Lebak untuk membayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak maupun
lembaga amil zakat lainnya.
Menurut 1 menyampaikan mengenai sarana dan prasarana di Baznas
ialah sebagai berikut :
99
“Secara maksimal belum, tetapi 80 % sudah baik dan ini akan terus
dikembangkan demi kenyamanan bersama” (wawancara dengan Humas Baznas
Kabupaten Lebak. 17 Maret 2017 pukul 10:00 di Kantor Baznas Kabupaten
Lebak).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat pasal (31) untuk melaksanakan tugasnya, Baznas Provinsi dan Baznas
Kabupaten/Kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
hak amil ; selain pembiayaan sebagaimana di maksud ayat 1 Baznas Provinsi dan
Baznas Kabupaten/Kota dapat di biayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
Dengan demikian maka Baznas Kabupaten Lebak di biayai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah serta Hak Amil untuk melaksanakan tugas dan
memenuhi kebutuhan dan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak. Seharusnya dengan adanya dana tersebut
Baznas Kabupaten Lebak harus memanfaatkan untuk melengkapi maupun
mengadakan sarana dan prasarana yang di butuhkan untuk keberlangsungan
pengelolaan zakat.
Menurut hasil wawancara dengan beberapa informan di lapangan ialah
bahwa sejauh ini sarana dan prasarana yang ada sudah memadai dan baik, selain
itu sarana yang adapun akan terus mengikuti perkembangan zaman, contoh
kecilnya adalah tersedia web Baznas yaitu [email protected] dengan
100
adanya alamat email ini maka masyarakat dengan mudah dapat mengakses
informasi yang ada mengenai seputar zakat di Kabupaten Lebak.
Hal ini tentu perlahan demi perlahan meningkatkan minat masyarakat
untuk berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak itu sendiri. Akan tetapi perlu
adanya pembaharuan setiap hari atau setiap minggu sekali untuk mengupdate
informasi-informasi terkait zakat maupun bulletin Islam, hal ini perlu dilakukan
agar masyarakat tidak bosan dengan topik-topik yang sudah ada.
d. Sosialisasi
Sosialisasi, dalam sebuah kebijakan dan program pemerintah sosialisasi
merupakan bagian paling penting, karena ini akan memberikan pemahaman
kepada masyarakat dengan tujuan dan manfaat kebijakan tersebut, masyarakat
yang merupakan objek atau sasaran kebijakan publik harus mengetahui tentang
kebijakan tersebut karena bagaimanapun masyarakatlah yang akan menerima
dampak dari kebijakan tersebut.
Terkait dengan kebijakan Baznas Kabupaten Lebak yang mengeluarkan
peraturan tentang pengelolaan zakat upaya sosialiasi telah dilakukan oleh Baznas
Kabupaten Lebak kepada masyarakat Kabupaten Lebak, sosialisasi ini dilakukan
kepada masyarakat Kabupaten Lebak. Berikut pernyataan dari 1 :
“Kalau di katakan baik belum, akan tetapi mengarah kesana (baik) untukselalu melakukakn perbaikan-perbaikan , dan sejauh ini kepengurusanBaznas Kabupaten Lebak baru terbentuk pada awal tahun ini dankedepannya akan lebih baik lagi dari segala aspek. dan sejauh ini adaperbaikan-perbaikan. Serta melakukan sosialisasi di dalam maupun diluar.Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi sudah berkala seperti ke
101
Unit Pengumpul Zakat (UPZ), kecamatan-kecamatan atau organisasi-organisasi profesi, karena potensi dana zakat Baznas itu dari masyarakatitu sendiri seperti UPZ, organisasi profesi, dan notaris” (wawancaradengan DKM Masjid Agung Al-A’RAF dan Pengurus Komisioner BaznasKabupaten Lebak Rabu 08 November 2016. Pukul 10.30 Wib. Di KantorBaznas Kabupaten Lebak).
Dari hasil wawancara di atas bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh
Baznas Kabupaten Lebak sejauh ini mengarah kearah yang baik, selain itu
menurut wawancara informan menyatakan bahwa Baznas sudah melakukan
sosialisasi berkala ke unit-unit pengumpul zakat yang ada di Kabupaten Lebak,
kecamatan-kecamatan maupun organisasi profesi lainnya, karena di Kabupaten
Lebak potensi dana zakat masih belum tergali dengan optimal masih banyak
instansi maupun organisasi profesi lainnya yang belum mengetahui zakat serta
belum terangkul oleh Baznas Kabupaten Lebak.
Selanjutnya, tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Ketua
DKM Masjid Agung, informan 1 pun menuturkan bahwa :
“Sementara ini belum optimal, dan Baznas Kabupaten Lebak sejauh inisedang terus mensosialiasikan zakat kepada para pedagang di pasar,pengusaha-pengusaha, dan petani. Sejatinya petani selama inimembayarakan zakat hasil panennya akan tetapi petani membayarkanzakatnya belum melalui badan amil zakat hal ini yang menjadikan tugaskita agar para masyarakat dapat percaya kepada lembaga amil zakat gunamembayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak”. (wawancaradengan Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak.24 Februari 2017 pukul10.25 Wib. Di kantor Baznas Kabupaten Lebak)
Berdasarkan wawancara di atas, peneliti menganalisis bahwa selain
Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi terhadap para pegawai melalui
unit pengumpul zakat maupun lembaga amil zakat, Baznas Kabupaten Lebak pun
102
saat ini mengsosialisasikan zakat kepada para pedangang, pengusaha maupun
petani sejatinya mereka mengeluarkan zakat akan tetapi tidak melalui lembaga
amil zakat akan tetapi langsung ke masyarakat sekitar maupun ke masjid-masjid
di lingkungannya berada.
Sedangkan menurut salah seorang Muzakki (pemberi zakat) 1mengatakan bahwa :
“Sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak ini sudahbekerjasama, dan kinerjanya pun bagus, sampai-sampai melalui mediasosialpun sudah ada, melalui lisanpun sudah ada, dan itu berjalan denganbaik dan saya aspresiasi kepada kepala Baznas Kabupaten Lebak danseluruh jajarannya” (wawancara dengan Direktur CV.Sinar Bakti, Selasa15 November 2016 pukul 09.30 Wib di Kantor Baznas Kabupaten Lebak)
Dari pernyataan di atas, menurut salah satu muzakki menyatakan bahwa
sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasinya sudah mengikuti era
modern dengan memanfaatkan media internet untuk mengajak masyarakat untuk
membayarkan zakatnya melalui Badan amil zakat. Selain dengan memanfaatkan
media internet Baznas Kabupaten Lebakpun melakukan sosialisasi langsung
terjun ke masyarakat.
Serupa dengan yang dikatakan oleh salah satu mustahiq 1 , menurut salah
satu mustahiq pun beranggapan serupa. Yaitu sebagai berikut :
“Sejauh ini sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.Untuk yang
terbaru sekarang Baznas melakukan sosialisasi dengan bentuk kalender-kalender”
(wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah, senin 31
januari 2017 pukul 11:00 Wib di Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah).
103
Dari hasil wawancara di atas, salah satu mustahiq menambahkan bahwa
Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi dengan berbagai cara salah
satunya yang terbaru ialah menggunakan kalender dan kalender tersebut di sebar
luaskan kepada lembaga-lembaga sosial, pondok pesantren dan masyarakat
umum.
Sedangkan menurut salah satu informan 1 mengungkapkan ialah sebagai
berikut :
“Terkait Sosialiasasi Baznas sudah melakukan himbauan atau perintahkepada beberapa SKPD, anggota DPRD dan lain sebagainya agar merekaberinfak, shadaqah dan berzakat melalui Baznas, dan terakhir Baznasmelakukan sosialisasi kepada para pengusaha dan pengusahamengeluarkan infaknya sebesar 4%. dan sosialisasi pun dalam berbentukseminar, kadang Baznas pun mengumpulkan masyarakat, jika ada event-event dari Pemerintah Daerah Baznas masuk untuk menyampaikansosialisasi dan kita khusus mengundang yang terakhir kita mengundanganggota DPRD untuk menyampaikan sosialisasi atau kepada Kadin sedangrapat kita meminta waktu untuk mensosialisasikan zakat” (wawancaradengan Humas Baznas Kabupaten Lebak. 17 Maret 2017 pukul 10:00 diKantor Baznas Kabupaten Lebak).
Selanjutnya, sama hal nya dinyatakan oleh beberapa informan
sebelumnya, berikut di bawah ini menurut penuturan 1 ialah :
“Menurut pandangan saya, saat ini sosialisasi yang dilakukan BaznasKabupaten Lebak baik dengan perkembangan media internet yang cepat,maka Baznas Kabupaten Lebak memamfaatkan kemajuan teknologitersebut dengan mensosialisasikan zakat ini ke semua lapisan masyarakat,akan tetapi kurang meratanya sosialisasi yang dilakukan kepadamasyarakat yang berada di daerah selatan Kabupaten Lebak. Hal ini harusdi perbaiki kedepannya”. (wawancara dengan evaluator, 23 Mei 2017Pukul 15.00 WIb. Di Kediaman peneliti)
Menurut 1 mengungakapkan bahwa sosialisasi yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak ialah sebagai berikut :
104
“Menurut saya, sosialisasi belum begitu optimal, karena masyarakat ditempat saya tinggal tidak mengetahui tentang adanya Perda zakat, karenamasyarakat pada umumnya rasa keingintahuannya masih rendah danBaznas Kab Lebak sendiri belum secara menyeluruh ke semua wilayahmelakukan sosialisasinya tersebut. adapun untuk bentuk dari sosialisasiyang sudah dilakukan saya pernah melihat kertas bulletin di Masjid AgungAl-A’Araf dan didalam bulletin tersebut adanya ajakan untuk berzakat”(wawancara dengan tokoh masyarakat. 13 Juni 2017 Pukul 10.45 WIB. Dikediaman Bapak Jamal)
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa masyarakat sejauh ini acuh
dan masih rendah keingintahuannya terhadap kebijakan Pemerintah Daerah, hal
ini berdampak masyarakat tidak mengetahui program yang ada dan kurang nya
sosialisasi dari para pemerintah daerah tersebut, namun sejauh ini menurut
pemaparan di atas bahwa setiap jumat Baznas Kabupaten Lebak menyebarkan
bulletin kepada jamaah di masjid agung rangkasbitung dengan himbauan dan
ajakan untuk menunaikan zakat.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa Baznas Kabupaten Lebak sudah melakukan sosialisasi
terhadap semua elemen yang ada, seperti masyarakat luas, instansi, lembaga,
SKPD maupun DPRD. dan Baznas Kabupaten Lebak pun melakukan sosialisasi
dengan berbagai macam cara yaitu melalui media-media sosial seperti radio,
bulletin, Koran, spanduk, maupun kalender. Serta Baznas Kabupaten Lebak pun
ikut berkerjasama dengan pemerintah daerah ketika ada event-event penting maka
Baznas Kabupaten Lebak masuk untuk mengsosialisasikan zakat.
Dan tidak hanya itu Baznas pun melakukan langsung sosialisasi kepada
masyarakat dengan mengadakan sosialisasi umum, roadshow maupun meminta
105
waktu ketika ada rapat-rapat seperti rapat DPRD, Kadin maupun instansi lainnya
untuk mensosialisasikan zakat di sela-sela rapat tersebut.
4.3.2 Dimensi Proses
Dimensi proses merupakan dimensi transformasi kebijakan kepada
masyarakat dalam bentuk pelayanan langsung, pemerataan kebijakan dan dalam
dimensi ini menekankan pada pelaksanaan kebijakan yang berupa hambatan dan
tantangan kebijakan tersebut.
a. Pelayanan langsung kepada masyarakat
Kebijakan tentang penyelenggaraan kebijakan zakat di Kabupaten Lebak
ini tentu memerlukan sarana dan prasarana yang mencukupi dan sumber daya
manusia yang mempunyai kemampuan di bidangnya tersebut, guna dalam proses
pengelolaan dan memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat sesuai
dengan standar yang ditetapkan, terlebih Badan amil zakat ialah salah satu wadah
untuk menghimpun zakat-zakat dari masyarakat. Hal ini tentu perlu adanya
penyediaan atau memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal.
Selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, Baznas Kabupaten Lebak
melakukan proses sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat membayarkan
zakatnya melalui badan amil zakat, dengan begitu penghimpunan dana zakat
tersebut dapat tersalurkan kepada orang-orang yang benar membutuhkan
(Mustahiq).
106
Berikut dibawah ini wawancara dari salah satu mustahiq 1 mengenai
pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak terhadap mustahiq, ialah
sebagai berikut :
“Menurut saya, pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak baik
dan melakukannyapun dengan ikhlasan tanpa pamrih, karena di mulai dari
atasannya yang bisa langsung terjun ke masyarakat dan setahu saya dalam
memberikan pelayanannya totalitas” (wawancara dengan Pimpinan Pondok
Pesantren Mabdaul Hidayah, senin 31 januari 2017 pukul 11:00 Wib di Pondok
Pesantren Mabdaul Hidayah).
Dari hasil pernyataan salah satu mustahiq menyebutkan bahwa Baznas
Kabupaten Lebak sudah melakukan prinsip pelayanan yaitu dengan memberikan
pelayanan secara kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. (LAN,2005 :287-288)
kepada mustahiq khususnya lebih baik dan bekerja tanpa pamrih dan totalitas
dalam melayani muzakki dan mustahiq. Hal ini perlu dilakukan karena dengan
melakukan segala sesuatunya harus di dasari dengan keikhlasan agar semua pihak
dapat merasakan kenyamanan dan kedua belah pihak dapat saling mempererat
kepercayaan.
Hal serupa diungkapkan oleh salah satu muzzaki 1 yang
mengungkapkan bahwa :
“Pelayanan yang diberikan Baznas ini untuk wilayah Kab Lebak, sayamengapresiasi karena dari atasan ke bawah saya kutip sudah bagus.Selanjutnya Baznas Kabupaten Lebak ini tidak ada istilah sistem berbelit-belit, bahkan yang mengajukan secara lisanpun ada, yang langsungmaupun secara tulisan pun tidak ada yang dipersulit, sebetulnya secara
107
umum saya kutip “Baznas ini tidak mempersulit sedikitpun” (wawancaradengan Direktur CV.Sinar Bakti, Selasa 15 November 2016 pukul 09.30Wib di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).
Selanjutnya informan dari salah satu muzakki menegaskan kembali bahwa
pelayanan yang diberikan oleh Baznas Kabupaten Lebak sejauh ini baik, dan
sudah menerapkan dari prinsip pelayanan yakni memberikan pelayanan secara
kesederhanaan ialah prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami, dan mudah dilaksanakan (LAN,2005:287-288). Dan dari atasanya
maupun bawahannya pun baik, serta sistem yang ada di Baznas Kabupatenn
Lebak ini tidak berbelit-belit dan tidak menyulitkan bagi para muzaki, mustahiq
maupun bagi masyarakat yang ingin meminjam pinjaman modal untuk usaha serta
dalam proses penghimpunan dan penyalurannya baik kepada muzakki maupun
mustahiq.
Selanjutnya, wawancara dari Komisioner Baznas Kabupaten Lebak 1mengenai pelayanan kepada masyarakat ialah sebagai berikut :
“Untuk kepada muzaki, kita sudah melakukan hal itu yakni kitamemberikan laporan kepada muzaki tersebut mengenai hasil dana yangkita salurkan kepada yang membutuhkan hal ini agar terjadinya salingikatan kepercayaan yang kuat di antara muzaki kepada lembaga zakat.Selanjutnya untuk mustahiq kita selalu hadir dimana ada yang sangatmembutuhkan bantuan contohnya kita ada yang sakit kita berikan, danyang terbaru kita memberikan bantuan kepada korban bencana”(wawancara dengan Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak. 24Februari 2017 pukul 10.25 Wib. Di kantor Baznas Kabupaten Lebak)
Dari hasil wawancara di atas, bahwa sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak
melakukan pelayanan kepada masyarakat dengan baik berupa memberikan
laporan hasil pendistribusian kepada muzaki (yang membayar zakat), hal ini tentu
108
untuk meningkatkan kepercayaan dari masyarakat terhadap Baznas Kabupaten
Lebak, selain itu untuk mustahiq (yang menerima zakat) Baznas Kabupaten Lebak
siap dan hadir untuk membantu bagi orang-orang yang benar-benar
membutuhkan. Tentu harus dengan sesuai ajaran agama Islam.
Adapun menurut 1 mengungkapkan bahwa :
Menurut saya, pendistribusian zakat yang dilakukan oleh BaznasKabupaten Lebak tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan syariah.Disamping dana zakat untuk keperluan mustahiq yang bersifat konsumtif,juga ingin kita salurkan secara produktif, agar para mustahiq menjadimandiri, bahkan bisa menjadi muzakki atau program Mustahik MenjadiMuzakki (M3). (wawancara dengan evaluator, 23 Mei 2017 Pukul 15.00WIb. Di Kediaman peneliti)
Berdasarkan penuturan di atas, sejauh ini pendistribusian menurut
informan di atas sudah tepat sasaran kepada yang membutuhkan, selain itu juga
menurutnya Disamping dana zakat untuk keperluan mustahiq yang bersifat
konsumtif, juga ingin kita salurkan secara produktif, agar para mustahiq menjadi
mandiri, bahkan bisa menjadi muzakki atau program Mustahik Menjadi Muzakki
(M3). Hal ini menunjukan bahwa Baznas Kabupaten Lebak ingin merubah secara
perlahan agar derajat mustahiq dapat naik dan dapat menjadi muzaki.
Di bawah ini adalah laporan penghimpunan dan pelanyaluran dana zakat,
infak dan shadaqah dari Dinas/Instansi/Badan, Perorangan dan Pengusaha yang
masuk ke kas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lebak Periode
januari – 31 Desember 2016 ialah sebagai berikut :
109
Tabel 4.3
Laporan Penghimpunan dan Penyaluran Zakat, Infak dan ShadaqahPeriode Januari – 31 Desember 2016
NO URAIAN JUMLAH
I Sisa Saldo Tahun 2015 Rp. 4.826.780.342
II Penghimpunan Tahun 2016
a. Zakat Rp. 2.536.241.830
b. Infak dan Shadaqah Rp. 1.909.435.985
c. Fidyah/dan lain lain Rp. 337.570.457
d. Pengembalian Modal Bergulir Rp. 267.320.000
Jumlah Penghimpunan Rp. 9.877.348.613
III Penyaluran Tahun 2016
a. Fuqoro Rp. 54.630.500
a. Masakin Rp. 3.850.121.244
b. Fisabilillah Rp. 2.085.660.000
c. Mualaf Rp. 830.000
d. Ibnu Sabil Rp. 9.310.000
e. Amilin Rp. 738.772.379
f. Administrasi dan Pajak Bank Rp. 11.104.379
Jumlah Pengeluaran Rp. 6.750.428.258
Jumlah dan Sisa Saldo Rp. 3.126.920.355
Sumber : Baznas Kabupaten Lebak, 2017
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa penyaluran dan
penghimpunan pada tahun 2016 baik karena di bandingkan tahun 2015 sebesar
8.854.348.273, tahun sekarang penghimpunan naik beberapa persen, sama hal nya
dengan penyaluran. Hal ini menunjukan bahwa Baznas Kabupaten Lebak benar-
benar serius untuk mengelola zakat dan ikut andil dalam mensejahterakan
masyarakat di Kabupaten Lebak.
110
Dengan stabil dan meningkatnya penghimpunan dan penyaluran zakat di
setiap tahunnya maka proses pelayanan Baznas Kabupaten Lebak kepada
masyarakat sejauh ini baik, akan tetapi perlu adanya perbaikan-perbaikan
mengenai pemerataan disemua wilayah Kabupaten Lebak.
Beberapa prinsip di bawah ini dapat diaktualisasikan dalam mengelola
pelayanan terhadap masyarakat ialah sebagai berikut : Kesederhanaan. yakni
prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah di pahami, dan mudah di
laksanakan ; Kejelasan. Harus di ketahui secara jelas ; Kepastian Waktu.
Pelaksanaan pelayanan hendaknya dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
telah ditentukan ; Akurasi. Pelayanan hendaknya diterima dengan benar, tepat,
dan sah ; Keamanan. Proses dan produk pelayanan hendaknya memberikan rasa
aman dan kepastian hukum ; Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara
pelayanan wajib bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan ;
Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, dan
alat pendukung lainnya yang memadai dan penyediaan sarana teknologi.
Selanjutnya Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan
harus memadai, mudah di jangkau masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telematika ; Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan. Pemberi Pelayanan harus
bersikap disiplin, sopan, santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas
; Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, di sediakan ruang
tunggu dan lain sebagainya ; dan terakhir Biaya Pelayanan. (LAN, 2005 : 287-
288)
111
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
proses pelayanan langsung kepada mayarakat khususnya muzaki maupun
mustahiq baik, karena sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak sudah melakukan yang
terbaik seperti melakukan pelayanan dengan mengedepankan keikhlasan dan
tanpa pamrih, sistem yang adapun tidak di persuit bagi peminjam pinjaman modal
usaha kepada Baznas Kabupaten Lebak yang ada dilakukan hanya menijau lokasi
atau survey guna modal pinjaman tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak di
salah gunakan, selain itu Baznas Kabupaten Lebak pun memberikan laporan
penghimpunan dan penyaluran kepada para muzaki hal ini perlu dilakukan guna
menjaga kepercayaan muzaki terhadap Baznas Kabupaten Lebak.
b. Pemerataan Kebijakan
Pemerataan kebijakan ini dapat dilihat dari merata tidaknya pelaksanaan
kebijakan kepada masyarakat.
Dibawah ini ialah pernyataan dari 1 , ialah sebagai berikut :
“Sejauh ini pembagian zakat di Kabupaten Lebak belum ke semua wilayah
akan tetapi hampir ke semua wilayah dan untuk tahun ini memfokuskan ke
wilayah selatan” (wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Mabdaul
Hidayah, senin 31 januari 2017 pukul 11:00 Wib di Pondok Pesantren Mabdaul
Hidayah).
Dari hasil wawancara di atas, dari salah satu mustahiq menyampaikan
bahwa penyaluran zakat belum sepenuhnya ke seluruh wilayah Kabupaten Lebak
112
hanya sekedar wilayah yang masih terjangkau serta wilayah yang mengajukan
bantuan dana zakat saja, akan tetapi menurut informan hampir ke semua wilayah
Kabupaten Lebak walaupun belum keseluruhan terangkul, selanjutnya
kedepannya pada tahun ini Baznas Kabupaten Lebak memfokuskan ke wilayah
selatan Kabupaten Lebak. Dengan begitu tidak adanya rasa cemburu sosial antara
satu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Akibat dari belum meratanya
kebijakan zakat maupun penyalurannya ke semua wilayah di Kabupaten Lebak.
Hal serupa di ungkapkan oleh salah 1 dengan menyatakan bahwa :
“Belum, sedang berupaya melakukan sosialisasi ke beberapa kecamatan.
dan Rata-rata di Daerah Sobang dan di Cijaku dan mayoritas di daerah-daerah
selatan yang belum tertangani oleh Baznas Kabupaten Lebak”. (wawancara
dengan DKM Masjid Agung Al-A’RAF 06 Februari 2017. Pukul 13.15 Wib. Di
Masjid Agung Al-A’Raf Kabupaten Lebak).
Hal serupa yang di ungkapkan oleh 1 menurut 1 menyatakan bahwa di
daerah daerah seperti Kecamatan Sobang dan Kecamatan Cijaku serta di daerah
daerah selatan lainnya sampai saat ini belum terangkul oleh Baznas Kabupaten
Lebak walaupun ada beberapa wilayah seperti malingping maupun Bayah sudah
tertangani oleh Baznas Kabupaten Lebak, hal ini harus di jadikan perhatian bagi
Baznas Kabupaten Lebak maupun unit pengumpul zakat di daerah selatan agar
bekerja secara maksimal guna pemerataan kebijakan zakat ini dapat berjalan
dengan baik dan tujuannya tercapai.
113
Selanjutnya pernyataan dari 1 menyatakan bahwa :
“Kalau merata, saya jujur untuk merata saya kira itu belum, tetapi saattahun ini kita berupaya untuk semua kecamatan dalam hal ini kita bisamenerima pengeluaran dari Baznas ini, kalau tahun kemarin ada duakecamatan yang belum menyentuh akan tetapi secara keseluruhanmenerima santunan, bedah rumah, bantuan mushola maupun masjid”(wawancara dengan Humas Baznas Kabupaten Lebak 17 Maret 2017pukul 10:00 Wib di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).
Menurut wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa sejuah ini
untuk pemerataan kebijakan belum merata, akan tetapi sejauh ini Baznas
Kabupaten Lebak sudah melakukan santuanan berupa bantuan mushola maupun
masjid, bedah rumah dan lain sebagainya dan ini hanya beberapa saja, untuk
keseluruhannya belum merata sampai ke plosok-plosok daerah yang ada di
Kabupaten Lebak ini.
Selain itu, menurut komisioner Baznas Kabupaten Lebak 1mengungkapkan bahwa pemerataan kebijakan zakat di Kabupaten Lebak pada
tahun 2016 ialah :
“Menurut hasil tahun 2016, dimana kita ini masih belum optimal, kitamelaksanakan pendistribusian itu berdasarkan pengajuan proposal kepadakita, ternyata ada beberapa kecamatan yang sama sekali tidak ada sepertipesantren, mushola, sekolah maupun majelis tidak ada.dan Kita lihatmungkin daerah tersebut daerah yang tertinggal dan disini kami juga parapengurus bagaimana untuk kedepannya untuk semua wilayah meratadalam pendistribusian dan jangan sampai ada yang tertinggal dan kamipun mempertanyakan disetiap kecamatan itu ada UPZ dan kepala camattersebut kenapa tidak bekerjasama dengan Baznas Kabupaten Lebak. Apamungkin harus Baznas Kabupaten Lebak yang selalu mengkomfirmasi kekecamatan tersebut untuk membuat permohonan bantuan. Tentutidak.Akan tetapi sejatinya kita hadir dalam urusan bencana daninsyaAllah kita membantu”.(wawancara dengan Wakil Ketua III BaznasKabupaten Lebak. 24 Februari 2017 pukul 10.25 Wib. Di Kantor BaznasKabupaten Lebak)
114
Menurut hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa
menurut hasil pada tahun 2016 Baznas Kabupaten Lebak belum optimal dalam
penyaluran pemerataan ke seluruh wilayah di Kabupaten Lebak, akan tetapi
untuk bantuan seperti bantuan bencana maupun lainnya Baznas Kabupaten Lebak
selalu sigap dan hadir membantu. Selain itu kurang optimalnya kerjasama antara
unit pengumpul zakat kecamatan-kecamatan dengan Baznas Kabupaten Lebak hal
ini dikarenakan terjadi kasus bahwa kecamatan tersebut tidak mengajukan
permohonan bantuan kepada Baznas Kabupaten Lebak, hal ini tentu menjadi
tanda Tanya apakah benar kecamatan tersebut tidak memerlukan bantaun. Dari
kasus tersebut maka seharusnya antara kedua belah pihak harus saling kerjasama
dan koordinasi agar dana zakat ini dapat tersalurkan ke seluruh wilayah di
Kabupaten Lebak.
Selanjutnya sama hal yang di ungkapkan sebelumnya akan tetapi ada
penambahan yakni ke plosok-plosok di Kabupaten Lebak. Berikut wawancara dari1 tersebut ialah :“Sudah merata akan tetapi perlu adanya perluasan ke plosok-
plosok wilayah di Kabupaten Lebak”. (wawancara dengan UKM binaan Baznas
Kabupaten Lebak, 06 feburuari 2017. Pukul 10.45 WIB. Di rumah kediaman
UKM)
Dari hasil wawancara di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan ialah
bahwanya sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak sudah menjalankan program kerja
yakni mengalokasikan dana zakat ke wilayah kabupaten Lebak, akan tetapi
Baznas Kabupaten Lebak belum sepenuhnya mengalokasikan dana zakat tersebut
benar-benar ke semua wilayah di Kabupaten Lebak ada beberapa kecamatan
115
maupun desa yang belum merasakan dampak dari dana zakat ini, semisalnya di
daerah selatan Kabupaten Lebak dan di plosok-plosok kota maupun daerah
terpencil belum tersentuh oleh Baznas Kabupaten Lebak.
Hal ini kedepannya Baznas Kabupaten Lebak untuk segera
menyebarluaskan dana zakat tersebut ke semua wilayah di Kabupaten Lebak
khususnya kepada orang-orang yang berhak menerima zakat dengan sesuai aturan
ajaran agama Islam maupun undang-undang.
c. Hambatan dan tantangan
Dimensi ini menurut peneliti merupakan dimensi dapat dikatakan penting
dalam penelitian Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 11 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak,
karena pada dimensi ini merupakan hambatan yang terjadi di lapangan.
“Kendalanya ialah sebenarnya ada di SDM yang terbatas, maka dari ituBaznas Kabupaten Lebak berkerjasama dengan Pemerintah Daerah danselama ini Baznas Kabupaten Lebak membantu masyarakat yang hanyamengetahui saja dan masyarakat luas hanya mengetahui sebagian sajakalau Baznas Kabupaten Lebak membuka modal usaha bagi masyarakat,justru masyarakat sendiri kurang minat kepada Baznas Kabupaten Lebakdalam peminjaman modal karena menurut masyarakat jika meminjamuang di Baznas proses birokrasinya rumit, pada hakikatnya BaznasKabupaten Lebak melakukan itu karena zakat itu adalah amanah dariorang-orang yang membayar zakat dan hal ini tentu sebagai amanah daripara muzakki terhadap Baznas Kabupaten Lebak untuk menyalurkanuangnya kepada orang yang benar-benar membutuhkan. Namun BaznasKabupaten Lebak hanya memastikan bahwa dan yang diberikan kepadamasyarakat, masyarakat itu yang benar-benar membutuhkan” (wawancaradengan senin 4 April 2016 pukul 10:45 di kantor Baznas KabupatenLebak).
116
Dari hasil wawancara dari wakil ketua Bapak H. Wawan menuturkan
bahwa kendala di lapangan ialah kurangnya sumber daya manusia dalam
menjalankan program-program yang ada, hal ini Baznas Kabupaten Lebak
bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dalam menjalankan
program-program tersebut, selain itu ketidaktahuannya masyarakat luas bahwa
Baznas Kabupaten Lebak menyediakan bagi masyarakatnya yang ingin
memperbaiki perekonomiannya, Baznas Kabupaten Lebak meminjamkan modal
kepada masyarakat tanpa bunga dan yang terpenting prosesnya lebih mudah dan
efektif, hal ini tentu Baznas Kabupaten Lebak harus lebih giat lagi dalam
mensosialisasikan program-program zakat agar masyarakat dapat mengetahuinya.
Menurut 1 mengungkapkan bahwa :“Kendala selama ini ialah Baznas
Kabupaten Lebak belum sesuai dengan undang-undang mengenai
pelaksanaannya” (wawancara dengan DKM Masjid Agung Al-A’RAF Rabu 08
November 2016. Pukul 10.30 Wib. Di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).
Menurut hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa
dalam proses implementasinya Baznas Kabupaten Lebak belum sesuai dengan
undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat, akan tetapi dengan berjalannya waktu Baznas Kabupaten Lebak harus
segera menyesuaikan aturan-aturan yang ada pada undang-undang tersebut dan di
sesuaikan dengan peraturan daerah tentang pengelolaan zakat di Kabupaten
Lebak.
117
Sedangkan menurut salah satu pengelola zakat 1 mengungkapkan tidak
serupa Dengan pernyataan sebagai berikut : “Tidak ada kendala, hanya perlu
perbaikan dan kinerjanya lebih ditingkatkan. (wawancara dengan pengelola zakat.
Senin 9 Januari 2017 pukul 09:00 WIB di Kantor Badan Pendapatan Daerah)”
Dari hasil wawancara di atas dari salah satu pengelola zakat
mengungkapkan bahwa tidak ada kendala dalam pengelolaan zakat di setiap unit
pengumpul zakat di Kabupaten Lebak, sejauh ini pengelola zakat hanya
mengumpulkan zakat profesi setiap bulannya kemudian di setorkan kepada
Baznas Kabupaten Lebak, serta menerima laporan penghimpunan dan penyaluran
dari Baznas Kabupaten Lebak, adapun untuk kinerja agar lebih di tingkatkan bagi
kedua belah pihak guna potensi dana zakat yang ada semakin tergali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 beliau menyatakan bahwa
hambatan yang terjadi di lapangan adalah sebagai berikut :
“Yang pertama ialah susahnya masyarakat untuk berzakat dan kita susahuntuk menyadarkan masyarakat untuk berzakat melalui lembaga amilzakat, menarik muzaki untuk berzakat secara individu itu masih bisaterhitung jumlahnya dan perlu dari Baznas untuk memikat maupunmenjemputnya.Kemudian masih kurangnya infrastruktur yang ada di sini,karena kita ingin menghidupkan web atau lainnya karena kita ingin semuanya serba online akan tetapi sumber daya manusia yang kurangdibidangnya dan kurangnya infrastruktur dalam bidang tersebut”(wawancara dengan Humas Baznas Kabupaten Lebak, 17 Maret 2017pukul 10:00 di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).
Menurut wawancara di atas, bahwa hambatan yang terjadi di lapangan
ialah kurangnya kesadaran masyarakat khususnya di masyarakat umum untuk
berzakat melalui lembaga amil zakat, sejauh ini yang berzakat individu melalui
Baznas Kabupaten Lebak masih dapat di hitung jumlahnya, hal ini tentu menjadi
118
tugas utama dari Baznas Kabupaten Lebak bagaimana caranya untuk merangkul
dan mangajak masyarakat untuk membayarkan zakatnya melalui Baznas
Kabupaten Lebak maupun lembaga amil zakat lainnya.
Serta kurangnya infrastruktur di Baznas Kabupaten Lebak dalam bidang
teknologi serta kurangnya sumber daya manusia di bidang teknologi. Jika tidak
segera di fasilitasi maka akan tertinggal oleh perkembangan zaman yang mana
sekarang serba online, hal ini tentu jika di kembangkan maka secara tidak
langsung akan menarik minat masyarakat untuk mengakses lalu masyarakat secara
perlahan akan membayarkan zakat individunya melalui Baznas Kabupaten Lebak
maupun lembaga amil zakat lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa
hambatan yang di hadapi Baznas Kabupaten Lebak saat ini adalah kurangnya
kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak maupun
lembaga amil zakat lainnya, hal ini dikarenakan kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga zakat tersebut. selain itu kurangnya infrastruktur
dan sumber daya manusia di bidang teknologi karena sejauh ini Baznas belum
konsisten melakukan pelayanan melalui online.
Selanjutnya ialah belum adanya penyesuaian Peraturan Daerah tentang
pengelolaan zakat Baznas Kabupaten Lebak dengan perundang-undangan yang
baru, sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak tetap berjalan dengan Peraturan Daerah
yang ada dan tetap menyesuaikan akan tetapi Baznas Kabupaten Lebak harus
segera mengganti dan menyesuaikan Peraturanya dengan undang-undang nomor
119
23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Serta terbatasnya sumber daya manusia
di Baznas Kabupaten Lebak dalam melaksanakan program-program yang ada dan
mengikutsertakan Pemerintah Daerah untuk membantu melaksanakan program-
program zakat.
4.3.3 Dimensi Output
Output ialah hasil dari pelaksanaan kebijakan, apakah suatu kebijakan
menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Output antara lain
meliputi ketetapan dan sasaran yang tertangani.
a. Ketetapan
Pemberlakuan adanya Peraturan Daerah tentang pengelolaan zakat di
Kabupaten Lebak. Menurut beberapa informan menyatakan bahwa pemberlakuan
Peraturan daerah tentang zakat ini memang tepat dilakukan di Kabupaten Lebak
ini. Seperti yang di sampaikan oleh 1 :
“Seharusnya di semua Kabupaten/Kota ada Perda zakat karena wajib. Danjika tidak ada Perda pun zakat itu harus dilakukan bagi semua umat Islamyang mampu karena dengan berzakat maka kita membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu” (wawancara dengan Pimpinan PondokPesantren Mabdaul Hidayah, senin 31 januari 2017 pukul 11:00 Wib diPondok Pesantren Mabdaul Hidayah).
Dari hasil wawancara di atas, salah satu mustahiq menyatakan bahwa
seharusnya di seluruh Kabupaten/Kota zakat itu harus ada, karena zakat itu salah
satu kewajiban bagi umat Islam yang harus di kerjakan. Dengan tanpa adanya
Peraturan Daerah pun zakat itu harus dilakukan, karena zakat adalah rukun Islam
120
yang mana bagi semua manusia yang memeluk agama Islam maka wajib
hukumnya untuk melaksanakan zakat.
Selain itu dengan berzakat maka kita memberikan hak harta kita kepada
orang yang membutuhkan (mustahiq) dengan sesuai ajaran agama islam,
membersihkan harta dan diri sendiri, menjadikannya tabungan kelak di hari akhir
serta meningkatkan kepedulian antar sesama muslim, serta menjadi contoh dan
motivasi bagi masyarakat yang belum mengeluarkan zakatnya untuk
kesejahteraan bersama.
Selanjutnya pernyataan dari 1 , beliau menyampaikan bahwa : “Tepat
sekali, karena di masyarakat itu harus ada aturannya terlebih dahulu, jika tidak
ada aturan maka mereka tidak akan melakukan hal tersebut” (wawancara dengan
Humas Baznas Kabupaten Lebak 17 Maret 2017 pukul 10:00 Wib di Kantor
Baznas Kabupaten Lebak).
Menurut hasil wawancara di atas, bahwa masyarakat perlu di buatkannya
aturan yang tujuannya adalah agar masyarakat taat dan melaksanakan aturannya
tersebut, jika tidak ada aturan yang mengatur kehidupan manusia maka yang
terjadi ialah tidak akan melakukan hal apapun. Dengan di berlakukannya dan di
adakannya aturan maka secara tidak langsung masyarakat di paksa untuk mentaati
walaupun ada beberapa yang tidak taat, akan tetapi secara perlahan maka akan ada
titik jenuh dan akhirnya sadar dengan adanya peraturan tersebut.
121
Selain itu menurut salah satu informan 1 menyatakan bahwa :
“Menurut saya, tepat karena mayoritas di Kabupaten Lebak beragama
Islam dan jika tidak ada Peraturan Daerah pun zakat harus terus berjalan karena
salah satu kewajiban umat muslim” (wawancara dengan UKM binaan Baznas
Kabupaten Lebak muzaki, 06 Feburuari 2017. Pukul 10.45 WIB. Di rumah
kediaman UKM Binaan Baznas Lebak)
Menurut hasil wawancara di atas, serupa dengan yang di ungkapkan dari
beberapa informan sebelumnya bahwa jika tidak ada aturan yang mengatur zakat
di suatu kota maupun kabupaten maka zakat akan tetap berjalan karena zakat
adalah rukun Islam bagi umat muslim dan zakat pula adalah kewajiban bagi orang
yang Bergama Islam, maka tidak ada alasan zakat tidak berjalan di
Kabupaten/Kota lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai
ketetapan Perda zakat ini di Kabupaten Lebak, peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa Peraturan daerah tentang zakat ini tetap dilakukan di
Kabupaten Lebak karena masyarakat Lebak yang mayoritas beragama Islam,
selain itu zakat seharusnya zakat harus tetap ada di semua Kabupaten/Kota di
Indonesia karena zakat bagi umat muslim adalah sebuah kewajiban yang harus
dilakukan.
Selanjutnya, masyarakat perlu di buatkan aturan karena jika tidak aturan
yang mengatur masyarakat maka semua hal tidak akan berjalan dengan
semestinya. Dan dengan berzakat maka kita secara tidak langsung membantu
122
masyarakat yang tidak mampu sekaligus membersihkan harta kita dari milik hak
orang lain.
b. Sasaran yang ditangani
Sasaran dari Peraturan Daerah ini adalah Muzakki sebagai pemberi atau
pembayar zakat melalui badan amil zakat dan Mustahiq sebagai penerima dari
dana zakat tersebut (orang yang membutuhkan) seperti Fakir, Miskin, Amil,
Muallaf, Budak, Garim, Fisabilillah, dan Ibnu Sabil.
Dibawah ini adalah pernyataan dari salah satu informan dari DKM Masjid
Al-A’ARAF 1 ialah sebagai berikut :
“Sejauh ini melakukan pengalokasian dana tepat pada sasaran, karena
sebelumnya Baznas Kabupaten Lebak meminta data kepada UPZ-UPZ yang ada
di SKPD atau Kecamatan” (wawancara dengan DKM Masjid Agung Al-A’RAF
dan Rabu 08 November 2016. Pukul 10.30 Wib. Di Kantor Baznas Kabupaten
Lebak).
Selanjutnya dari hasil wawancara Bapak H.Eri menyatakan bahwa sasaran
dari zakat ini sejauh ini tepat di berikan kepada yang membutuhkan seperti : fakir,
miskin dan lain sebagainya karena Baznas Kabupaten Lebak dalam melakukan
penghimpunan maupun penyaluran bekerjasama dengan Unit Pengumpul Zakat
(UPZ) yang berada di setiap SKPD maupun Unit Pengumpul Zakat di setiap
Kecamatan di Kabupaten Lebak. hal ini bertujuan untuk tidak salah menyalurkan
dana zakat tersebut, karena zakat adalah amanah dari para muzakki untuk di
123
berikan kepada orang yang membutuhkan dengan sesuai kriteria yang ada di
dalam ajaran agama Islam.
Selain mutahiq yang menjadi sasaran dari Peraturan Daerah ini,
muzakipun ikut dalam sasaran dari Peraturan Daerah ini karena muzaki ialah
berasal dari masyarakat luas akan tetapi sejauh ini masyarakat luas masih ada
yang masih tidak percaya dengan lembaga amil zakat. Berikut di bawah ini
wawancara dari salah satu informan ialah sebagai berikut :
“Sementara ini muzaki, dan muzaki itu berasal dari masyarakat itu sendiridan sejauh ini muzaki/masyarakat belum sepenuhnya percaya terhadaplembaga zakat, tidak hanya di Kabupaten lebak saja, di semua wilayah diIndonesia sama seperti ini. Perumpaan saja masyarakat Indonesiamayoritas beragama islam jika di kumpulkan zakat dari semuanya tersebutmaka masyarakat-masyarakat yang miskin akan terbantu karenamasyarakat miskin di indoensia kebanyakan agama islam. Sejauh inilembaga zakat belum mendapat amanah dan kepercayaan dari masyarakatitu sendiri untuk menghimpun dana zakat tersebut, ada sebagian orangyang membayarkan zakatnya langsung kepada yang membutuhkan. Danhal ini lembaga zakat harus bisa menjadi lembaga yang dapat di percayaioleh masyarakat dan masih banyak potensi-potensi zakat yang belumtergali”. (wawancara dengan DKM Masjid Agung Al-A’RAF 06 Februari2017. Pukul 13.15 Wib. Di Masjid Agung Al-A’Raf Kabupaten Lebak).
Menurut hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa
sementara ini Badan Amil Zakat Nasional maupun Lembaga Zakat lainnya belum
mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat untuk mengelola penghimpunan
maupun penyaluran zakat di Indonesia khususnya di Kabupaten Lebak, karena
masyarakat masih beranggapan bahwa lembaga zakat belum transpran maupun
profesional, selain itu masyarakat mempunyai argumen bahwa lebih baik
mengeluarkan zakat langsung kepada orang yang membutuhkan karena dengan
124
begitu masyarakat atau pemberi zakat (muzaki) mengetahui dana zakatnya
tersebut tersalurkan kepada orang yang membutuhkan.
Selanjutnya menurut hasil wawancara dengan 1 , beliau menyampaikan
bahwa :
“Sasaran kita adalah muzaki yang mana orang-orang yang mempunyai
harta lebih, akan tetapi saat ini yang konsisten itu adalah PNS dengan pengusaha”
(wawancara dengan Humas Baznas Kabupaten Lebak 17 Maret 2017 pukul 10:00
Wib. Di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa sasaran dari Perda zakat ini
ialah muzaki karena muzaki berasal dari masyarakat itu sendiri, akan tetapi sejauh
ini kurang adanya kepercayaan dari masyarakat untuk membayarkan zakatnya
melalui Baznas atau lembaga zakat lainnya. Sejauh ini untuk zakat perorangan
hanya sedikit yang berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak.
Akan tetapi saat ini yang konsisten adalah lembaga, PNS maupun
Pengusaha karena di dalam suatu instansi maupun lembaga, maka semakin mudah
untuk mengajak masyarakat berzakat melalui Baznas karena adanya status atasan
dan bawahan serta adanya aturan yang mengatur.
4.3.4 Outcome
Outcome yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyata
terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan. Untuk mengetahui
outcomes yang dihasilkan dari penyelenggaraan kebijakan pengelolaan zakat di
125
Kabupaten Lebak, maka peneliti menganalisis tentang perubahan apa yang terjadi
dimasyarakat.
Menurut wawancara dari 1 menyatakan bahwa :
“Untuk negatifnya. bagi orang yang kikir mungkin dia tidak maumengeluarkan hartanya untuk berzakat dan positifnya bagi yangmembayar itu adalah bentuk pensucian harta kita di dunia dan lebihbermanfaat pula harta jika di zakatkan kepada yang membutuhkanmenurut syariat Islam” (wawancara dengan Pimpinan Pondok PesantrenMabdaul Hidayah, senin 31 januari 2017 pukul 11:00 Wib di PondokPesantren Mabdaul Hidayah).
Dari hasil wawancara di atas, dari salah satu mustahiq menyatakan bahwa
dampak negatif dan positifnya tentu ada, untuk dampak negatifnya ialah bagi
orang yang tidak peduli atau kikir mungkin akan keberatan dengan adanya
Peraturan Daerah tentang Zakat ini, dan pada hakikatnya zakat itu adalah
kewajiban bagi seluruh umat Islam. Sedangkan dampak positifnya ialah sebagai
muzakki tentu harta kita akan di sucikan dan lebih bermanfaat pula selain itu
dengan berzakat maka secara tidak langsung sudah memberikan hak nya kepada
yang membutuhkan, meningkatkan rasa peduli terhadap sesama umat manusia.
Membantu umat muslim lainnya (mustahiq) serta menjadi motivasi diri sendiri
dan orang lain untuk selalu mengeluarkan zakat.
Selanjutnya ialah dari informan 1 , beliau menyatakan bahwa :
“Dampaknya banyak, yang menonjol adalah ketika masyarakat ataulembaga yang mengajukan bantuan kepada pemerintah daerah danpemerintah pun belum melakukan dengan sempurna, maka Baznas hadiruntuk membantu memberikan bantuan kepada lembaga atau pun yayasantersebut.Selanjutnya Kalau positifnya pasti ada, karena masyarakat itumenerima bantuan atau menerima penyaluran dari para muzaki, kalau
126
negatifnya tidak ada” (wawancara dengan Humas Baznas KabupatenLebak. 17 Maret 2017 pukul 10:00 Wib. Di Kantor Baznas KabupatenLebak).
Menurut wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa dampak
yang di terima masyarakat ialah Baznas Kabupaten Lebak selalu hadir dalam
membantu masyarakat maupun lembaga atau yayasan yang memerlukan bantuan,
selain itu Baznas Kabupaten Lebak memberikan bantuan atau penyaluran zakat
kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan di lihat dari data yang
tersedia, karena dana zakat ialah amanah dari para muzaki jika tidak terrinci atau
pengelolaan zakatnya tidak bagus maka secara tidak langsung mengurangi rasa
kepercayaan muzaki terhadap lembaga zakat.
Dibawah ini ialah wawancara dari salah satu pengelola zakat 1 ialah
sebagai berikut :
“Positif tentu pasti karena akan membantu keberlangsungan ekonomi dan
kehidupan orang yang menerima zakat. Sedangkan negatifnya ialah kurang
transparan dari Baznas mengenai alokasi dana zakat tersebut” (wawancara dengan
pengelola zakat. Senin 9 Januari 2017 di Kantor Badan Pendapatan Daerah).
Menurut salah satu pengelola zakat menyampaikan bahwa dampak
positifnya ialah membantu meningkatkan perekonomian para mustahiq dan
mensejahterakan dan meringankan kehidupannya. Sedangkan negatifnya
kurangnya transparan dana penghimpunan maupun penyaluran dari Baznas
Kabupaten Lebak terhadap Unit Pengumpul Zakat (UPZ) SKPD maupun
127
Kecamatan, hal ini perlu adanya perhatian dan tindakan yang tegas dari pihak
Baznas Kabupaten Lebak.
Sedangakan menurut informan1 menyatakan bahwa dampak positif
dan negatifnya dengan adanya perda zakat ini adalah sebagai berikut : “Dampak
positifnya banyak, yaitu membantu saudara-saudara yang tidak mampu,
memberikan bantuan bencana, kebakaran dan meminjamkan modal kepada
pemilik usaha kecil/kelontongan. Sedangkan untuk negatifnya saya kira tidak ada”
(wawancara dengan mustahiq 14 Juni 2017 Pukul 09.00 WIB di kediaman Bapak
Ali).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa dampak yang di terima masyarakat mengenai adanya Peraturan
daerah zakat ini adalah jika di lihat dari aspek positif maka zakat adalah suatu hal
yang positif karena bisa membantu orang yang tidak mampu, meningkatkan
perekonomian masyarakat kecil, mensucikan bagi yang membayar zakat serta
Baznas Hadir di setiap kali ada setiap bencana maupun musibah. Sedangkan untuk
negatifnya ialah bagi orang yang kikir (pelit) karena mereka enggan dan berat
untuk mengeluarkan hartanya untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat,
serta kurangnya transparansi terhadap unit pengumpul zakat maupun pengelola
zakat yang ada di Kabupaten Lebak.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian merupakan isi dari hasil analisis data dan
fakta yang peneliti dapatkan di lapangan serta disesuaikan dengan teori yang
128
digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori evaluasi menurut
Nurcholis (2007) dalam bukunya Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi
Daerah dimana evalusi kebijakan merupakan penilaian secara menyeluruh
terhadap aspek input, proses, output dan outcomes.
Selanjutnya dalam penelitian mengenai Evaluasi Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat pada Baznas
Kabupaten Lebak dari hasil penelitian di lapangan dapat dilihat dari aspek input,
proses, output dan outcomes dari kebijakan tersebut. adapun pembahasan yang
dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut :
4.4.1 Input
Dimensi input merupakan dimensi pertama dalam evaluasi yang
dikemukakan oleh Nurcholis (2007), dimensi ini melihat pada struktur organisasi
kelembagaan, sumber daya, dan sosialisasi kebijakan.
Pada bagian pertama yaitu mengenai stukutur organisasi, Berdasarkan
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Zakat pasal (8) ialah Pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil
Zakat (BAZ) yang di bentuk oleh Pemerintah Daerah. Pembentukan Badan Amil
Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, dilaksanakan sebagai berikut :
Untuk tingkat Kabupaten, oleh Bupati atas usulan Kepala Kantor Departemen
Agama ; untuk tingkat kecamatan, oleh camat setempat atas usulan kepala kantor
urusan Agama kecamatan ; Baznas pada tingkat kabupaten dan kecamatan
memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan informatif ;
129
dan Pengurus Baznas terdiri dari masyarakat dan Pemerintah Daerah yang
memenuhi persyaratan tertentu.
Dalam pengelolaan zakat ini telah ada lembaga yang menangani zakat
yaitu Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak yang di usulkan oleh bupati
Kabupaten Lebak dan diatur oleh perundang-undangan, selain Baznas yang
menjadi acuan dalam pengelolaan zakat ada beberapa Lembaga Amil Zakat
(LAZ) yang tersebar dan membantu proses pengelolaan zakat di Kabupaten
Lebak, akan tetapi sejauh ini menurut hasil wawancara di atas diantara semua
LAZ tersebut belum adanya pembicaaran atau kerjasama antara lembaga-lembaga
zakat dengan Baznas Kabupaten Lebak, hal ini tentu tidak berdampak buruk akan
tetapi lebih baik untuk saling berkerjasama antara kedua belah pihak guna lebih
efektif dalam mengelola dan mengali potensi dana zakat di Kabupaten Lebak.
Selain Lembaga Amil Zakat ada pula Unit Pengumpul Zakat yaitu
biasanya unit-unit zakat ini tersebar di semua wilayah misalnya seperti
kecamatan-kecamatan, instansi, SKPD, dan lain sebagainya maksud dengan
adanya Unit Pengumpul Zakat (UPZ) ini ialah untuk menghimpun dana zakat
dari zakat profesi, infaq maupun shadaqah. Dan kedua lembaga ini mempunyai
fungsi yang sama.
Kesimpulannya ialah untuk struktur kelembagaan dalam pengelolaan zakat
di Kabupaten Lebak telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang ada
dalam perundang-undangan nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, akan
tetapi struktur kelembagaan yang baik itu tidak dibarengi dengan adanya
130
pembentukan kerjasama antara semua Lembaga-lembaga amil zakat yang ada
untuk saling berkerjasama dan membantu satu sama lainnya dalam menggali
potensi dana zakat khususnya di Kabupaten Lebak serta memecahkan
permasalahan di lapangan dan mencari solusi untuk mengatasi tersebut. Karena
potensi zakat di Kabupaten Lebak sepenuhnya belum tergali seperti dari para
petani, pedagang, notaris, pengusaha dan lain sebagainya, hal ini perlu segera di
tangani dengan di adakanya sosialisasi secara bertahan kepada masyarakat.
Kedua, mengenai sumber daya manusia (SDM) di Baznas Kabupaten
Lebak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat pasal (8) ialah keanggotaan Baznas terdiri dari 11 (sebelas) orang anggota ;
Keanggotaan Baznas terdiri dari unsur masyarakat dan 3 orang dari unsur
pemerintah ; unsur masyarakat terdiri dari unsur ulama, tenaga profesional, dan
tokoh masyarakat Islam ; sedangkan unsur pemerintah ditunjuk dari
Kementerian/instansi yang berkaitan dengan pengelolaan zakat.
Dengan adanya aturan yang mengatur keanggotaan Baznas maka
seharusnya Baznas dapat lebih efektif dalam memberikan pelayanan maupun
mengimplementasikan Program-program mengenai zakat karena jelas dalam
undang-undang mengatur bahwa keanggotaan Baznas harus ada dari unsur tenaga
profesional, tokoh masyarakat dan unsur ulama. Dengan ketiga unsur tersebut
maka secara akan terjalinnya kerjasama yang baik dan berkualitas.
Menurut hasil wawancara dari beberapa informan menyatakan bahwa
sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak sendiri masih terbatas dan
131
masih terbilang dalam proses pembelajaran, dikarenakan sumber daya manusia di
Baznas Kabupaten Lebak itu sendiri ialah perpaduan antara pengurus lama dan
baru hal ini tentu masih perlu waktu untuk menyesuaikan antara keduanya baik di
dalam pelaksanaan program atau lain sebagainya selain itu faktor usia yang
menghambat kualitas kinerja Baznas Kabupaten Lebak itu sendiri karena menurut
hasil wawancara di lapangan bahwa untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di Baznas Kabupaten Lebak perlu adanya pelatihan maupun pembekalan
akan tetapi ada beberapa yang tidak dapat menerapkan atau mengimplementasikan
apa yang telah di berikan pada saat pelatihan tersebut.
Selain itu kurangnya sumber daya manusia di bidang teknologi yang
berdampak kurang optimalnya proses pelayanan melalui online, karena di zaman
serba koneksi internet ini masyarakat lebih tertarik untuk memanfaatkan segala
halnya melalui media internet, maka seharusnya Baznas Kabupaten Lebak harus
segera menyelesaikan segala permasalahan yang ada khususnya pelayanan kepada
masyarakat berbasis online guna Baznas Kabupaten Lebak tidak tertinggal dengan
lembaga-lembaga lainnya yang memanfaatkan media internet sebagai aspek
penting dalam sebuah pelayanan maupun sosialisasi. hal ini tentu menjadi tugas
Baznas Kabupaten Lebak untuk membenahi apa yang terjadi di dalam struktur
internalnya tersebut.
Tabel di bawah ini merupakan jumlah sumber daya manusia yang di miliki
Baznas Kabupaten Lebak, ialah sebagai berikut :
132
Tabel 4.4
Jumlah Sumber Daya Manusia Baznas Kabupaten Lebak
No Jabatan Anggota1 Ketua 1 orang2 Wakil Ketua I 1 orang3 Wakil Ketua II 1 orang4 Wakil ketua III 1 orang5 Wakil Ketua IV 1 orang6 Sekretariat 4 orang7 Bendahara Umum 2 orang8 Satuan Audit Internal 2 orang9 Bidang Pengumpulan 4 orang10 Bidang Pendistribusian dan pendayagunaan 3 orang11 Bagian Keuangan dan Pelaporan 2 orang12 Bagian Administrasi SDM dan Umum 3 orang
Jumlah 25 orangSumber, Peneliti, 2017
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa jumlah Sumber daya
manusia di Baznas Kabupaten Lebak sudah baik akan tetapi memiliki persoalan
yaitu pertama, faktor usia karena faktor usia sangat mempengaruhi kualitas yang
berdampak menurunnya daya tanggap, ingat, profesionalisme dalam bekerja dan
lain sebagainya. Kedua, minimnya sumber daya manusia yang ada dalam bidang
teknologi yang berdampak operasional pelayanan online terhambat.
Sedangkan untuk Sumber Daya Manusia (SDM) di setiap UPZ (Unit
Pengumpul Zakat) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) di Kabupaten Lebak sejauh
ini baik karena di dalam sebuah Unit pengumpul zakat di setiap SKPD/Kecamatan
di Kabupaten Lebak tidak memerlukan SDM yang banyak karena lingkup dari
UPZ hanya kecil. Selain itu UPZ pun hanya menghimpun zakat profesi yakni
dengan memotong gaji sebesar 2,5% saja dari setiap perorangannya. Selain itu
menghimpun infak dan shadaqah. Hal ini tentu akan terjalan dengan baik karena
133
tugas dari unit pengumpul zakat ini ialah hanya menghimpun zakat profesi, infak
dan shadaqah di lingkungan SKPD maupun kecamatan.
Kesimpulannya ialah sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak
kurang optimal, walaupun sudah baik akan tetapi masih terdapat permasalahan
yang ada yakni struktur organisasi sekarang ialah perpaduan antara pengurus lama
dan pengurus baru, hal ini perlu waktu untuk menyesuaikan antara perbedaan
pengurus tersebut, faktor usia yang mempengaruhi kualitas serta profesional
sumber daya manusia tersebut yang berdampak turun kinerjanya tersebut.
Selain itu kurangnya sumber daya manusia di bidang teknologi yang mana
menghambat dan kurang memanfaatkan proses pelayanan melalui media internet
pada hakikatnya masyarakat di zaman sekarang lebih tertarik dengan segala hal
nya melalui media online, serta dengan banyaknya permasalahan yang ada pada
sumber daya manusia akan tetapi ada sebagian dari sumber daya manusia di
Baznas Kabupaten Lebak yang mempunyai skill, kualitas dan pengalaman di
bidangnya tersebut.
Ketiga, mengenai sosialisasi, sosialisasi merupakan bagian yang penting
dalam sebuah kebijakan karena di dalam sosialisasi tersebut terdapat hal yaitu
memberikan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai kebijkan tersebut.
Mengenai sosialisasi zakat yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak
sejauh ini belum optimal karena Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi
secara tidak berkala dan tidak semua wilayah langsung di berikan penyuluhan
karena terkendala waktu dan jarak selain itu Baznas Kabupaten Lebak sudah
134
melakukan sosialisasi melalui media sosial, radio, dan yang terbaru kalender hal
ini tentu mengikuti perkembangan zaman, karena dengan melalui media internet
akan mudah tersebar ke semua masyarakat.
Selain itu pada awal tahun 2017 Baznas Kabupaten Lebak memasang
banner penghimpunan dan penyaluran di depan kantor Baznas Kabupaten Lebak
bertujuan untuk mensosialisasikan serta mempublikasikan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat yang masuk melalui Baznas Kabupaten Lebak agar
masyarakat dapat melihat zakat yang dibayarkan melalui Baznas Kabupaten
Lebak tersalurkan kepada orang yang berhak menerimanya. Yaitu 8 asnaf di
antaranya Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Garim, Budak, Fisabilillah, dan Ibnu
Sabil.
Menurut 1 Humas Baznas Kabupaten Lebak menyatakan bahwa “Terkait
Sosialiasasi Baznas sudah melakukan himbauan atau perintah kepada beberapa
SKPD, anggota DPRD dan lain sebagainya agar mereka berinfak, shadaqah dan
berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, dan terakhir Baznas melakukan
sosialisasi kepada para pengusaha dan pengusaha mengeluarkan infaknya sebesar
4%” selain melakukan sosialisasi terhadap SKPD, anggota DPRD dan pengusaha,
Baznas Kabupaten Lebak pun mengajak para petani untuk membayarkan zakatnya
melalui Baznas Kabupaten Lebak. dan semua wilayah di Kabupaten Lebak ini
sebetulnya belum semua tertangani contoh misalnya di wilayah selatan Kabupaten
Lebak seperti Bayah dan daerah sekitarnya belum terangkul karena terkendala
oleh jarak dan belum terciptanya kerjasama antara kecamatan tersebut dengan
Baznas Kabupaten Lebak.
135
Kesimpulannya ialah sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak
sejauh ini masih belum optimal walaupun sudah melakukan sosialisasi dengan
melalui media internet, roadshow, menyebarkan bulletin pada jamaah shalat jumat
di masjid agung Al-A’araf dan langsung memberikan himbauan atau perintah
kepada SKPD, kecamatan-kecamatan, DPRD pengusaha, maupun petani. Akan
tetapi yang menjadi perhatian dan tugas dari Baznas Kabupaten Lebak adalah
masih banyak masyarakat luas khususnya tidak mengetahui dan kurang memiliki
kesadaran untuk berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak hal ini tentu perlu
diperhatikan dan perlu mencari strategi untuk memikat masyarakat untuk
membayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak. Yang terjadi di
lapangan masyarakat lebih memilih mengeluarkan zakatnya secara langsung
kepada yang membutuhkan tanpa melalui lembaga amil zakat.
Keempat, mengenai sarana dan prasarana dalam pengelolaan zakat,
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
pasal (31) untuk melaksanakan tugasnya, Baznas Provinsi dan Baznas
Kabupaten/Kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
hak amil ; selain pembiayaan sebagaimana di maksud ayat 1 Baznas Provinsi dan
Baznas Kabupaten/Kota dapat di biayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
Dengan demikian maka Baznas Kabupaten Lebak di biayai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah maupun bisa juga dari Belanja Negara dan
Anggaran Pendapatan serta Hak Amil untuk melaksanakan tugas dan memenuhi
kebutuhan dan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pengelolaan zakat
136
di Kabupaten Lebak. Seharusnya dengan adanya dana tersebut Baznas Kabupaten
Lebak harus memanfaatkan untuk melengkapi maupun mengadakan sarana dan
prasarana yang di butuhkan untuk keberlangsungan pengelolaan zakat. Sepeti
infrastruktur di bidang teknologi maupun lainnya.
Menurut hasil wawanacara di lapangan ialah sejuah ini sarana dan
prasarana sudah memadai dan baik, dan yang terbaru Baznas Kabupaten Lebak
membuka sarana website/situs di media internet hal ini untuk memudahkan
masyarakat mengakses situs Baznas Kabupaten Lebak maupun pusat agar para
pengguna internet mengetahui mengenai zakat dan akan timbul untuk
membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat, walaupun infrastruktur mengenai
hal tersebut kurang baik akan tetapi tidak menjadikan suatu alasan untuk
memberikan pelayanan yang baik terhadap muzaki maupun mustahiq.
Selain itu untuk sarana dan prasarana penunjang kegiatan para pengurus
Baznas Kabupaten Lebak, sejauh ini sudah memadai dengan adanya ruangan
khusus untuk kantor Baznas Kabupaten Lebak, serta dengan di fasilitasinya ruang-
ruang untuk menunjang kegiatan pengurus Baznas Kabupaten Lebak, dengan ada
nya fasilitas seperti ruang rapat, meja pelayanan dan ruang tunggu yang memadai
dan lain sebagainya. Hal ini tentu akan menciptakan rasa nyaman terhadap
pengurus, muzaki dan mustahiq. (Dokumentasi foto terlampir di lampiran)
Kesimpulannya ialah untuk sarana dan prasarana Baznas Kabupaten Lebak
sudah memadai namun masih terdapat permasalahan yakni kurangnya
infrastruktur di bidang teknolongi, akan tetapi dengan keterbatasan tersebut
137
Baznas Kabupaten Lebak tetap melakukan yang terbaik untuk proses pelayanan
maupun kenyamanan muzaki dan mustahiq. Baznas Kabupaten Lebak sudah
menyediakan situs yaitu [email protected] di laman internet
tujuannya untuk memudahkan masyarakat mengetahui pengelolaan zakat, serta
dapat mempelajari ilmu zakat. walaupun kurangnya infrastruktur pendukung di
bidang tersebut. Selain itu untuk fasilitaspun sejauh ini sudah baik dan memadai
untuk melakukan pengelolaan zakat.
Berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya yang diselenggarakan oleh Dompet
Dhuafa Republika (DDR) dan IMZ Jakarta pada hari Rabu, 25 Agustus 2010 di
Warunggunung Lebak. Menyebutkan bahwa sampai saat ini penghimpunan dana
zakat yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak sudah baik, meskipun
dominan tergali hanya melalui infak/sedekah pengusaha. Karena itu harus pula
dikembangkan kembali potensi zakat mal/profesi/pendapatan dari PNS dan
masyarakat umum yang selama ini kurang tergali dengan maksimal. Sebab dalam
pasal 2 di sebutkan, bahwa setiap masyarakat yang beragama Islam dan mampu
atau badan yang memiliki orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
Pengurus Baznas Kabupaten Lebak hendaknya harus lebih proaktif dalam
upaya memperkaya program pemberdayaan untuk fakir dan miskin. Di samping
perlu meningkatkan sosialisasi zakat kepada masyarakat. Agar tumbuh kesadaran
masyarakat dalam berzakat dan memahami manfaat berzakat apabila dikumpulkan
melalui lembaga yang amanah, karena akan lebih nampak manfaat syiar
islaminya. Sebab, kita semua berharap dengan bertambahnya kesadaran
masyarakat dalam berzakat diiringi pula pada peningkatan jumlah masyarakat
138
mustahiq yang terbantu olehnya, maka akan tercipta kesejahteraan masyarakat
secara lebih luas.
Adapun program-program zakat yang sudah baik hendaknya dilakukan
secara terus-menerus dan dievaluasi setiap tahunnya guna mendapatkan program
yang jauh lebih baik dan bermanfaat bagi mustahiq, Baznas Kabupaten Lebak
lebih transparan dalam penghimpunan maupun penyaluran dana zakat kepada
semua pihak, dan di tingkatkan kembali kreativitas dalam penyaluran zakat
kepada mustahik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan, peneliti
dapat mengambil kesimpulan dari hasil evaluasi yang dilakukan sebelumnya
dengan hasil penelitian yang peneliti sekarang bahwa sejauh ini PNS dan
pengusaha sudah mulai konsisten dalam mengeluarkan zakat, infak dan
shadaqahnya melalui Baznas Kabupaten Lebak. Sebagaimana yang di nyatakan
oleh Humas Baznas Kabupaten Lebak yaitu “Saat ini yang konsisten itu adalah
PNS dengan pengusaha”. Dari pernyataan tersebut dapat di garis bawahi bahwa
PNS dan Pengusaha sudah konsisten setiap bulannya mengeluarkan zakat, infak,
dan shadaqahnya melalui Baznas Kabupaten Lebak. Akan tetapi untuk masyarakat
umum atau zakat individu belum maksimal karena hanya beberapa saja yang
berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, masyarakat umum lebih memilih
berzakat kepada lingkungan tempat mereka tinggal.
Selanjutnya, program-program Baznas Kabupaten Lebak sekarang lebih
bervariasi dan lebih kreatif di bandingkan sebelumnya, pada saat ini Baznas
139
Kabupaten Lebak mempunyai program yaitu Program Mustahik Menjadi Muzakki
(M-3) di antaranya modal usaha bergilir kepada peserta kelompok binaan Baznas
Kabuapten Lebak atau dengan nama lain Kelompok Usaha Bersama (KUB), dan
Pendirian mini market, Program unggulan lain adalah pendirian Mini Market
Baznas Lebak. Yang secara prinsip; mustahik (fakir miskin) akan menerima
penghasilan dari keuntungan mini market. Memuliakan anak yatim dan orang
miskin (mengayomi), Program ini dilaksanakan berupa santunan baik pada hari
besar Islam maupun sunatan massal dan lain sebagainya. Beasiswa Studi Islam
(BSI) kepada pelajar yang berprestasi dan penghafal Al-Qur’an akan tetapi tidak
mampu untuk bersekolah, Bedah Rumah Keluarga Miskin, bantuan sarana ibadah
dan kesehatan, dan bantuan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.
Sejauh ini sosialisasi yang sudah dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak
belum optimal namun sudah mempunyai terobosan untuk mengajak dan memikat
masyarakat berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, yaitu dengan cara
mensosialisasikan di media sosial, seperti Koran, radio, banner, papan informasi
dan kalender. Selain itu Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi kepada
instansi-instansi seperti DPRD Kabupaten Lebak, pengusaha, dan lain sebagainya.
Namun untuk para pedagang dan petani sejauh ini belum berzakat melalui Baznas
Lebak. Selanjutnya kurangnya transparansi yang dilakukan oleh Baznas
Kabupaten Lebak mengenai penghimpunan dan penyaluran kepada semua pihak
khususnya kepada para pengelola zakat. hal ini perlu adanya tindakan dan
pembenahan dari pengurus Baznas Kabupaten Lebak.
140
Berdasarkan hasil tolak ukur dari evaluasi sebelumnya yang di
selenggarakan oleh Dhompet Dhuafa Republika dan IMZ Jakarta dengan hasil
penelitian yang dilakukan peneliti dapat di simpulkan bahwa ada beberapa
peningkatan yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak di bandingkan dengan
sebelumnya yakni peningkatnya penghimpunan setiap tahunnya, mulai
konsistennya PNS dan pengusaha dalam berzakat melalui Baznas Kabupaten
Lebak, dan adanya peningkatan dalam mendayagunakan dana zakat dengan
merangkul UKM yang lebih banyak. Akan tetapi ada beberapa yang perlu di
tingkatkan oleh pengurus Baznas Kabupaten Lebak yaitu sosialisasi yang belum
merata yang mengakibatkan minimnya masyarakat umum yang berzakat melalui
Baznas Kabupaten Lebak, kurangnya transparansi penghimpunan dan penyaluran
terhadap semua pihak, dan belum adanya tindakan tegas kepada muzaki yang
tidak membayar zakat melalui Baznas Kabupaten Lebak.
4.4.2 Proses
Dimensi proses dalam penelitian ini merupakan dimensi yang merupakan
paling penting dalam sebuah kebijakan karena di dalam proses biasanya terjadinya
permasalahan yang muncul dan yang menjadi penghambat lamanya kebijakan
tersebut selesai.
Pertama, mengenai pelayanan langsung kepada masyarakat, dalam
indikator pertama ini dapat dilihat bahwa Baznas Kabupaten Lebak sebagai
lembaga yang mengelola zakat yang secara otomatis berhadapan langsung dengan
masyarakat karena Baznas Kabupaten Lebak adalah sebagai wadah pengelolaan
141
zakat dan zakat berasal dari masyarakat dan badan usaha yang mampu untuk
menunaikannya.
Beberapa prinsip di bawah ini dapat diaktualisasikan dalam mengelola
pelayanan terhadap masyarakat ialah sebagai berikut : Kesederhanaan. yakni
prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah di pahami, dan mudah di
laksanakan ; Kejelasan. Harus di ketahui secara jelas ; Kepastian Waktu.
Pelaksanaan pelayanan hendaknya dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
telah ditentukan ; Akurasi. Pelayanan hendaknya diterima dengan benar, tepat,
dan sah ; Keamanan. Proses dan produk pelayanan hendaknya memberikan rasa
aman dan kepastian hukum ; Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara
pelayanan wajib bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan ;
Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, dan
alat pendukung lainnya yang memadai dan penyediaan sarana teknologi.
Selanjutnya Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan
harus memadai, mudah di jangkau masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telematika ; Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan. Pemberi Pelayanan harus
bersikap disiplin, sopan, santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas
; Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, di sediakan ruang
tunggu dan lain sebagainya ; dan terakhir Biaya Pelayanan. (LAN, 2005 : 287-
288)
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dilapangan mengenai pelayanan
langsung kepada masyarakat yaitu sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak melakukan
142
pelayanan dengan baik dan menurut wawancara dari salah satu informan 1menyatakan bahwa “pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak baik dan
melakukannyapun dengan ikhlasan tanpa pamrih, karena di mulai dari atasannya
yang bisa langsung terjun ke masyarakat dan setahu saya dalam memberikan
pelayanannya totalitas” selain itu menurut komisioner “Baznas Kabupaten Lebak
mengungkapkan bahwa Baznas memberikan laporan hasil pendistribusian kepada
muzaki agar kedua belah pihak saling percaya dan terutama bagi muzaki”, serta
bagi UKM yang ingin meminjam dana usahapun Baznas Kabupaten Lebak tidak
mempersulitnya yang terpenting data dan hasil survey layak untuk menerima
bantuan dari Baznas Kabupaten Lebak selain itu tidak adanya dana bunga yang
berlaku dan jika ada hanya sebatas keikhlas bagi peminjam memberikan kepada
Baznas Kabupaten Lebak dan itupun tidak wajib. Hal ini Baznas Kabupaten
Lebak ada beberapa prinsip dari pelayanan yang sudah di terapkan dalam
memberikan pelayanan, yaitu prinsip kedispilinan yang mana Baznas Kabupaten
Lebak memberikan pelayanan dengan ramah, sopan dan ikhlas tanpa pamrih.
Di bawah ini adalah kegiatan penyerahan modal dan bergulir (dana
produktif) ialah sebagai berikut :
143
Gambar 4.4
Dokumentasi Kegiatan
Penyerahan secara simbolis dana Modal Usaha Bergulir (Dana Produktif) kepadaKelompok Usaha Bersama (KUB)
Dari gambar 4.4 di atas, Baznas Kabupaten Lebak tidak hanya melakukan
penyaluran kepada mustahiq saja, melainkan mendayagunakan dana zakat tersebut
kepada para pelaku usaha kecil maupun menengah agar usaha mereka dapat
berkembang dan ini tentu menjadi program dari Baznas Kabupaten Lebak itu
sendiri yakni Baznas Kabupaten Lebak ingin menjadikan Mustahiq Menjadi
Muzaki (M3) yang artinya Baznas Kabupaten Lebak membantu para mustahiq
dengan memberikan modal usaha dan selanjutnya dengan mereka berusaha
mendirikan usaha sendiri maka secara perlahan perekonomiannya meningkat, hal
ini tentu pelaku UKM tersebut akan membayarkan zakatnya melalui Baznas.
Namun sejuah ini program tersebut sudah berjalan dengan baik akan tetapi belum
optimal.
144
Sedangkan untuk mustahiq yakni bagi orang yang menerima zakat, Baznas
Kabupaten Lebak memilih dengan selektif karena dana zakat adalah amanah dari
muzaki untuk diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan tidak
semua orang dapat menerima dana zakat seperti bantuan-bantuan dari pemerintah,
karena dalam zakat ada spesifikasi tertentu bagi yang menerima zakat. Dengan
begitu amanah dari muzaki dapat tersampaikan dan tersalurkan kepada yang tidak
mampu, dan dengan ketentuan dan syarat sesuai aturan dan ajaran agama Islam.
sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak sudah menyalurkan dana zakat
tersebut dengan sesuai aturan yakni kepada anak yatim piatu, korban bencana
alam maupun kebakaran, santunan pasien yang kurang mampu untuk membayar
biaya rumah sakit, bantuan bedah rumah, bantuan air bersih kepada masyarakat
yang tertinggal, dan bantuan kepada para tukang ojek dan becak dalam rangka
program 1000 Amplop.
Dalam melaksanakan penyaluran kepada mustahiq Baznas Kabupaten
Lebak pun berkerjasama dengan unit pengumpul zakat di setiap kecamatan-
kecamatan di Kabupaten Lebak, hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
penipuan maupun penyalahgunaan dana zakat tersebut. Karena dengan adanya
kerjasama antar unit pengumpul zakat maka Baznas Kabupaten Lebak dapat
menilai maupun melihat apakah orang tersebut layak untuk di bantu atau tidak
karena dalam penyaluran zakat ini sudah ada kriteria ataupun raturan yang harus
di penuhi terlebih dahulu.
145
Selanjutnya, di setiap Tahunnya Baznas Kabupaten Lebak sudah
merencanakan penghimpunan di Tahun berikutnya, hal ini dilakukan untuk
memotivasi Baznas Kabupaten Lebak maupun lemabaga zakat lainnya untuk
mencapai dan menggali potensi dana zakat di Kabupaten Lebak. Berikut di bawah
ini adalah Tabel perencanaan penghimpunan Baznas Kabupaten Lebak Tahun
2017 ialah :
Tabel 4.5Rencana Penghimpunan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kabupaten Lebak Tahun 2017NO URAIAN REALISASI 2016 RENCANA 2017I. Zakat Fitrah
- Dari unit pengumpul zakat20.00 Jiwa
Rp. 574.740.000 Rp. 600.000.000
- Dari Perorangan35 Jiwa
Rp . 1.150.000 Rp. 2.000.000
- Dari Kantor Kecamatan200 Jiwa
Rp. 10.230.000 Rp. 10.000.000
- Dari Yayasan/Ponpes Rp. 20.120.000 Rp. 20.000.000
II. Zakat Mal- Dari Perorangan Rp. 190.615.000 Rp. 200.000.000- Dari Pengusaha Rp. 2.000.000 Rp. 10.000.000- Dari yayasan/Ponpes Rp. 32.890.000 Rp. 40.000.000
III. Zakat Profesi- Dari Unit Pengumpul Zakat Rp. 1.690.655.958 Rp 1.700.000.000- Dari Perorangan Rp. 13.840.872 Rp. 20.000.000
IV. KiparatV. Infak dan Shadaqah
- Dari Unit Pengumpul Zakat Rp. 247.896.516 Rp. 300.000.000- Dari Perorangan Rp. 9.655.000 Rp. 20.000.000- Dari pengusaha Rp. 1.615.703.669 Rp. 2.000.000.000- Gerakan Berinfak 2000 Rp. 36.180.800 Rp. 50.000.000
VI. Lain-Lain- Bagi Hasil Usaha Alfa Rp. 152.801.681 Rp. 200.000.000- Bantuan/Sumbangan Rp. 99.768.776 Rp. 100.000.000- Pengembangan Modal bergulir Rp. 267.320.000 Rp. 300.000.000
VII. APBD 2016 Rp. 85.000.000 Rp. 200.000.000JUMLAH PENGHIMPUNAN Rp. 5.050.568.272 Rp.5.772.000.000
146
TAHUN 2016SALDO TAHUN 2016 Rp. 4.826.780.342 Rp. 3.126.920.355JUMLAH PENGHIMPUNANKESELURUHAN
Rp.9.877.348.614 Rp. 8.898.920.355
Sumber : Baznas Kabupaten Lebak, 2017
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa penghimpunan Baznas
Kabupaten Lebak pada tahun 2016 baik dan meningkatkan dari tahun sebelumnya
yakni Rp. 8.854.348.273. hal ini menunjukan bahwa Baznas Kabupaten Lebak
menargetkan setiap tahunnya meningkat dalam aspek penghimpunan, dapat di
lihat pada rencana penghimpunan Baznas Kabupaten Lebak pada tahun 2017,
pada tahun ini Baznas Kabupaten Lebak menargetkan penghimpunan dana zakat
sebesar Rp. 8.898.920.355. tentu hal ini rencana yang baik karena dalam setiapnya
harus ada peningkatan.
Agar terwujudnya hal rencana penghimpunan tersebut, hendaknya Baznas
Kabupaten Lebak lebih meningkatkan sosialisasi terhadap instansi, lembaga,
SKPD, Pengusaha maupun masyarakat umum. Karena dengan di barengi dengan
peningkatan kualitas pelayanan dan sosialisasi yang baik dan efektif maka tujuan
maupun target rencana penghimpunan tersebut akan tercapai.
Kesimpulanya ialah Baznas Kabupaten Lebak melakukan pelayanan
kepada masyarakat sejauh ini sesuai dengan aturan yang ada yang mengacu
kepada ajaran agama Islam. serta dengan mengutamakan dari prinsip-prinsip
pelayanan, yaitu Kesederhanaan, Kejelasan, Akurasi, Keamanan, Tanggung
jawab, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Selanjutnya Kemudahan Akses.
Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan, Kenyamanan, dan terakhir Biaya
Pelayanan. (LAN, 2005 : 287-288)
147
Selain itu Baznas Kabupaten Lebak pun melakukan pelayanan dengan
baik, tanpa pamrih, totalitas dan menunjung keikhlasan. Karena Baznas
Kabupaten Lebak sebagai wadah untuk penghimpunan dana zakat dan penyaluran
dana zakat tersebut. selain itu Baznas Kabupaten Lebak hendaknya meningkatkan
kualitas pelayanan dengan berbagai cara dengan penyediaan sarana dan prasarana
yang baik untuk melaksanakan proses pelayanan atau dengan melakukan proses
pelayanan melalui online maupun manual kepada para muzaki dan mustahiq agar
rencana maupun target di tahun 2017 ini dapat terlaksana dan tercapai.
Kedua, mengenai pemerataan kebijakan, pemerataan kebijakan ini dapat
dilihat dari bagaimana kebijakan tersebut sudah merata tidaknya ke semua
wilayah yang menjadi tujuannya tersebut. berdasarkan hasil wawancara peneliti di
lapangan mengenai pemerataan kebijakan, sejauh ini kebijakan belum merata ke
semua wilayah yang ada di Kabupaten Lebak terutama di wilayah selatan
Kabupaten Lebak, akan tetapi menurut wawancara Bapak Dace Sofyan
mengungakapkan bahwa “Tahun ini Baznas Kabupaten Lebak memfokuskan
untuk ke wilayah selatan agar potensi dana zakat di Kabupaten Lebak semakin
besar serta kebijakan zakat pun dapat merata ke semua wilayah di Kabupaten
Lebak”.
Selanjutnya yang menjadi permasalahan ialah kurangnya kesadaran dari
ketua kecamatan maupun desa setempat untuk melaporkan atau mengajukan
bantuan kepada Baznas Kabupaten Lebak bagi masyarakatnya yang tidak mampu.
Karena dalam prosedur yang ada Baznas Kabupaten Lebak akan memberikan
148
bantuan jika ada surat/keterangan pengajuan bantuan kepada Baznas Kabupaten
Lebak hal ini untuk tidak salah dalam menyalurkan dana zakat tersebut.
Selain itu, berdasarkan temuan di lapangan sejauh ini kurangnya
koordinasi dan sosialisasi terhadap semua pihak khususnya kecamatan-kecamatan
di wilayah Banten Selatan karena di tahun 2016 ada beberapa kecamatan yang
belum tersentuh oleh Baznas Kabupaten Lebak yang hal ini tentu dapat muncul
rasa cemburu sosial yang terjadi di masyarakat. Akan tetapi sejauh ini Baznas
Kabupaten Lebak hadir dan sigap dalam memberikan bantuan bencana atau
lainnya jika terjadi di wilayah Kabupaten Lebak.
Kesimpulanya ialah pemerataan kebijakan zakat di Kabupaten Lebak,
sejauh ini belum merata ke semua wilayah di Kabupaten Lebak tidak hanya di
wilayah selatan Lebak saja masih ada di sekitar Ibu Kota Kabupaten Lebak yang
belum tertangani oleh Baznas Kabupaten Lebak. Selain itu kurang adanya
kerjasama yang baik dari unit pengumpul zakat kecamatan di Kabupaten Lebak
dalam memberikan pengajuan kepada Baznas Lebak untuk permohonan bantuan
dana zakat kepada mustahiq maupun yayasan atau sarana ibadah lainnya.
Hal ini Baznas Kabupaten Lebak harus segera membenahi kerjasama
dengan unit pengumpul zakat di setiap kecamatan-kecamatan di Kabupaten Lebak
agar ke depannya di setiap kecamatan Baznas Kabupaten Lebak hadir untuk
menyalurkan dana zakat tersebut. Selain itu dengan luasnya wilayah Kabupaten
Lebak maka di setiap tahunnya Baznas sudah menargetkan melakukan sosialisasi
149
kepada setiap kecamatan-kecamatan tujuannya ialah untuk menyebarluaskan dan
agar merata kebijakan zakat ini ke semua wilayah di Kabupaten Lebak.
Ketiga, hambatan, indikator ini merupakan indikator yang utama dalam
dimensi proses, karena pada indikator ini memerlukan banyak tenaga dan waktu
dalam penelitian ini, pada indikator ini dapat menjelaskan apa yang menjadi
hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan ialah bahwa hambatan yang
terjadi di lapangan dalam pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak ialah sejauh ini
sumber daya manusia Baznas Kabupaten Lebak masih terbatas karena saat ini
Baznas Kabupaten Lebak mengikutsertakan Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan program-program Baznas Kabupaten Lebak, dan ini berdampak
terpecahnya konsentrasi Pemerintah Daerah karena ikut serta dalam
pengimplementasian program Baznas Kabupaten Lebak di Kabupaten Lebak.
Selain itu belum adanya penyesuainya Peraturan Daerah tentang
pengelolaan zakat dengan undang-undang yang terbaru, hal ini perlu adanya
perbaikan-perbaikan dan penyesuaian-penyesuian yang harus dilakukan oleh
Baznas Kabupaten Lebak dalam proses pengimplementasian peraturan daerah,
akan tetapi hal ini menjadi maklum karena tidak jauh berbeda undang-undang
yang lama dan yang terbaru.
Selanjutnya ialah sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak kesulitan dalam
menyadarkan masyarakat Kabupaten Lebak untuk berzakat melalui lembaga zakat
karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Baznas Kabupaten Lebak
150
maupun lembaga zakat lainnya selain itu berdasarkan hasil pernyataan dari salah
satu informan mengungkapkan bahwa untuk zakat individu yaitu masyarakat
umum yang membayar zakat melalui Baznas Kabupaten Lebak masih bisa di
hitung dan jumlahnya pun tidak banyak, karena masyarakat lebih memilih
menyalurkan zakatnya tersebut kepada kyai nya, mushola maupun masjid.
Di bawah ini adalah data penghimpunan zakat mal Baznas Kabupaten
Lebak tahun 2016 ialah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Penghimpunan Zakat Mal Baznas Kabupaten Lebak Tahun 2016
No Nama Muzaki Jumlah
A Perorangan/Pribadi
1 Hj. Iti Octavia Jayabaya, M.Si Rp. 175.000.000
2 Sudira, SH, MH Rp. 3.000.000
3 H. Nana Rp. 3.000.000
4 Bungsu Sekar Miwa Indah Rp. 2.500.000
5 Adi Perdana Dirja Rp. 2.000.000
6 Yunita Dewi, SH Rp. 1.765.000
7 Rienda Hasbiah Rp. 1.400.000
8 Dharman Noviandi Rp. 1.350.000
9 Vika Anisa Andriani Rp. 600.000
Jumlah A Rp. 190.615.000
B Pengusaha
151
1 PT. Bitung Guna Sejahtera Rp. 2.000.000
Jumlah B Rp. 2.000.000
C Yayasan/Ponpes
1 STKIP Setia Budi Rangkasbitung Rp. 400.000
2 Ponpes Daar El-Azhar Rangkasbitung Rp. 32.490.000
Jumlah C Rp. 32.890.000
Jumlah A+B+C Rp. 225.505.000
Sumber : Peneliti, 2017
Berdasarkan tabel 4.6 mengenai jumlah zakat mal Baznas Kabupaten
Lebak pada Tahun 2016 menunjukan bahwa jumlah tersebut besar, akan tetapi
yang menjadi permasalahan di atas ialah muzaki dari masyarakat hanya sedikit
jumlahnya dan dapat di hitung pula, hal ini menunjukan bahwa proses sosialisasi
yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak belum optimal. Serupa dengan
pernyataan dari Humas Baznas Kabupaten Lebak 1 ialah “Baznas Kabupaten
Lebak masih sulit untuk menyadarkan atau mengajak masyarakat untuk berzakat
melalui Baznas Kabupaten Lebak maupun lembaga zakat lainnya”.
Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hambatan yang di alami oleh
Baznas Kabupaten Lebak ialah kurangnya sumber daya manusia yang ada dan
harus mengikutsertakan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan program-program
Baznas Kabupaten Lebak, selain itu belum sesuainya peraturan daerah dengan
undang-undang yang terbaru dan hal ini tidak menjadikan permasalahan yang
serius karena jika tidak menayalahi aturan yang berlaku maka diperbolehkan yang
152
terpenting menyesuaikan dengan undang-undang terbaru tersebut, serta masih
banyak masyarakat Kabupaten Lebak yang kurang memiliki kesadaran untuk
berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak. Dan jumlah muzaki individu pun
masih sedikit karena lebih memilih menyalurakan zakatnya langsung kepada
yang kurang mampu di lingkungan tempat tinggalnya.
4.4.3 Output
Dimensi output merupakan dimensi tentang hasil kebijakan yang dapat
diamati dari indikator sebagai berikut :
Pertama, mengenai ketetapan kebijakan, berdasarkan hasil wawancara
dilapangan ialah bahwa zakat adalah wajib dilakukan oleh semua umat agama
Islam khususnya yang mampu untuk menunaikannya. Karena seharusnya di
semua Kabupaten/Kota zakat itu harus ada, apalagi Indonesia adalah salah satu
yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, jadi tidak ada alasan tidak
diberlakukannya zakat di suatu daerah dan jika tidak diberlakukan oleh
pemerintah setempat tetap, zakat akan terus berjalan karena zakat adalah salah
satu kewajiban bagi orang yang beragama Islam.
Hal ini tentu tepat dilakukan di Kabupaten Lebak karena mayoritas
masyarakatnya yang beragama Islam, dan pemerintah pun harus mengacu aturan
dari ajaran agama Islam, yang menjadi tugas dari pemerintah maupun lembaga
zakat ialah bagaimana caranya masyarakat membayarkan zakatnya melalui
lembaga zakat yang sudah ada hal ini untuk mengkoordinasikan dana zakat
153
tersebut agar tersalurkan kepada yang benar-benar membutuhakan sesuai dengan
ketentuan yang telah di atur oleh undang-undang dan ajaran agama Islam.
Selanjutnya perlu adanya payung hukum dalam sebuah kebijakan karena
mayoritas masyarakat tidak akan bergerak dan melaksanakannya jika tanpa
adanya aturan yang mengatur sebuah kebijakan tesebut. Hal ini tentu sangat
mengkhawatirkan karena faktor kesadaran masyarakat terhadap segala sesuatu hal
nya masih rendah. Dan ini tentu menjadi tugas bagi semua pihak untuk mengubah
pola pikir masayarakatnya untuk selalu peduli dengan sesama, karena dengan
berzakat maka kita sebagai umat muslim membantu saudara kita yang tidak
mampu.
Kesimpulnya ialah zakat tepat dilakukan di Kabupaten Lebak karena
Kabupaten Lebak memiliki masyarakat yang mayoritas beragama Islam hal ini
tentu menjadi alasan kuat bahwa zakat diberlakukan di Kabupaten Lebak, selain
itu pemerintah pun selalu mengingatkan masyarakat dengan dilakukannya
sosialisasi-sosialisasi terhadap masyarakat agar membayar zakat melalui lembaga
amil zakat yang sudah ada. Agar dana zakat tersebut dapat tersalurkan kepada
orang-orang yang benar-benar membutuhkan yang sesuai perhitungan hukum
Islam.
Kedua, sasaran yang ditangai, sasaran dari zakat ini ialah kepada 8
(delapan) kelompok di antaranya adalah Faqir, Miskin, Amil, Muallaf, Budak,
Garim, fisabilillah dan Ibnu Sabil. Kedelapan kelompok tersebut ialah yang
berhak menerima zakat, karena 8 kelompok tersebut sudah tercantum dalam ayat
154
suci Al-quran yang mana 8 kelompok tersebut yang benar-benar berhak menerima
zakat.
Menurut wawancara dari informan ialah muzaki dimana muzaki ialah
orang yang membayarkan zakatnya atau menyisihkan hartanya untuk membantu
orang lain, dan muzaki berasal dari masyarakat yang menjadi tugas Baznas
Kabupaten Lebak ialah bagaimana mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
untuk menerima dan menyalurkan dana zakat tersebut kepada tangan yang tepat,
sejauh ini ada beberapa muzaki yang konsisten dalam mengeluarkan zakatnya
melalui Baznas Kabupaten Lebak ialah para pegawai PNS dan para Pengusaha
yang berada di kawasan wilayah Kabupaten Lebak. hal ini tentu Baznas
Kabupaten Lebak harus bisa menjaga kepercayaan dari pada muzaki tersebut
(PNS dan Pengusaha) agar proses penyaluran zakat kepada yang membutuhkan
tetap berjalan dengan baik.
Sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak tepat sasaran dalam menyalurkan
dana zakat tersebut kepada orang atau badan yang membutuhkan bantuan karena
menurut Bapak H.Eri “Sebelum menyalurkan zakat Baznas Kabupaten Lebak
mengumpulkan data-data dari setiap unit pengumpul zakat pada SKPD dan
Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak”. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam penyaluran zakat dan penyalahgunaan
dana zakat tersebut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu dana zakat ini adalah sebuah amanah dari para muzaki maka
Baznas Kabupaten Lebak selaku penanggungjawab pendistribusian dana zakat ini
155
maka perlu di tingkatkan kembali proses penerimaan permohonan Bantuan dan
pemberian pinjaman kepada para pelaku UKM di Kabupaten Lebak. hal ini
dilakukan agar apa yang diberikan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Selanjutnya selain masyarakat umum yang menjadi target sasaran untuk
berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak karena sejauh ini untuk masyarakat
umum yang membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat hanya sedikit dan
dapat di hitung jumlahnya. Dan kedepannya Baznas Kabupaten Lebak mulai
memasuki profesi-profesi lainnya dalam melaksanakan sosialisasinya yakni
kepada para petani, pedagang khususnya pedagang pasar, notaris, dan lain
sebagainya. Karena secara tidak langsung potensi zakat di Kabupaten Lebak ini
sangat banyak dan bagus jika di kelola dengan baik.
Kesimpulannya ialah sejauh ini Baznas menyalurkan zakat sesuai dengan
aturan yang mengacu kepada ajaran agama Islam selain itu Baznas Kabupaten
Lebakpun mengumpulkan data-data dari beberapa pihak seperti UPZ di setiap
kecamatan maupun SKPD sebagai bahan acuan untuk menyalurkan dana zakat
tersebut agar tidak terjadi kesalahan dan penyalahgunaan dana zakat dalam
penyaluran zakat. selain itu Baznas Kabupaten Lebak pun memfokuskan kepada
masyarakat yang belum mempunyai kesadaran untuk membayarkan zakatnya
melalui lembaga amil zakat yang ada, karena jumlah zakat individu di Kabupaten
Lebak yang berzakat melalui lembaga zakat hanya sedikit, hal ini tentu perlu
adanya terobosan-terobosan yang membangun dan dapat memikat masyarakat
untuk mengeluarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak maupun
Lembaga zakat lainnya.
156
4.4.4 Outcome
Adanya peraturan daerah tentang pengelolaan zakat ini memberikan dua
dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak posifitnya ialah
dengan berzakat maka secara tidak langsung ialah membersihkan harta dari hak-
hak orang lain, menimbulkan motivasi sosial, kepedulian antara sesama manusia,
meningkatkan kesadaran sosial, memberikan contoh kepada masyarakat yang
belum menunaikan zakat, serta menjadi modal kelak di dunia akhirat dapat di
katakan sebagai tabungan di hari akhir.
Selain itu dengan mengeluarkan zakat maka sebagai umat muslim itu
adalah terpenuhinya melaksanakan kewajiban berzakat, karena segala sesuatunya
di dunia ini pada hakikatnya adalah milik sang pencipta alam. Maka tidak ada
alasan bagi umat muslim tidak melaksanakan zakat. Dan dengan hasil dana zakat
tersebut, Baznas Lebak selaku yang bertanggung jawab dalam pengelolaan zakat
maka akan mendistribusikan maupun menyalurkan dana zakat tersebut kepada
orang-orang yang benar-benar membutuhkan seperti Fakir, Miskin, Muallaf, Ibnu
Sabil, Amil, Fisabillah, Budak dan Garim.
Selain itu pula bagi para mustahiq (penerima zakat) dapat meningkatkan
perekonomiannya dari hasil dana zakat tersebut karena Baznas Kabupaten Lebak
memiliki program yang mana bertujuan untuk mengubah yang tadinya mustahiq
(penerima zakat) menjadi muzaki (pemberi zakat) hal ini dengan di adakannya
bantuan maupun modal usaha dari Baznas Kabupaten Lebak kepada para
mustahiq tersebut agar dapat meningkatkan kehidupannya serta perekonomiannya
157
setelah itu mustahiq tersebut dapat menjadi muzaki. Tentu Baznas Kabupaten
Lebak tidak tinggal diam, Baznas Lebak pun ikut membantu dan mendorong para
mustahiq tersebut agar semakin berkembang. dan pada akhirnya program M-3
(Mustahiq Menjadi Muzaki) dapat terrealisasi dan tercapai, dengan begitu maka
akan memotivasi yang lainnya untuk ikut dalam program tersebut.
Sedangkan untuk dampak negatifnya ialah berdasarkan hasil temuan di
lapangan ialah bahwa negatif yang terjadi di lapangan antara lain, kurang
optimalnya sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak terhadap
masyarakat wilayah Kabupaten Lebak, yang mana kesadaran masyarakat yang
berzakat melalui lembaga zakat hanya sedikit dan dapat di hitung jumlahnya tentu
hal ini perlu adanya terobosan-terobosan yang memikat masyarakat untuk
mengeluarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak. karena zakat adalah
sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh umat muslim pada hakikatnya.
Serta kurang dan terbatasnya sumber daya manusia pada Baznas
Kabupaten Lebak dapat di lihat dari jumlah anggota yang mana Baznas
Kabupaten Lebak mengikut sertakan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
program maupun lainnya, selain itu sumber daya manusia pada bidang teknologi
pun masih terbatas maka proses pelayanan melalui media online belum berjalan
dengan baik, karena di sebabkan oleh kurangnya tenaga ahli teknologi dan
infrastrukur di bidang terknologi tersebut.
Selain itu menurut salah satu informan 1 mengungkapkan bahwa
“Negatifnya ialah kurang nya transparansi dari Baznas Kabupaten Lebak terhadap
158
pengelola zakat” yang mana Baznas tidak memberikan laporan hasil
penghimpunan maupun penyaluran Baznas Kabupaten Lebak pada setiap
bulannya. Hal ini tentu perlu adanya perhatian dari semua aspek guna tidak terjadi
hal yang tidak diinginkan karena zakat adalah amanah dari muzaki untuk
disalurkan kepada orang yang tidak mampu.
Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dampak
positifnya ialah bagi para muzaki ialah sebagai tabungan kelak di dunia akhirat,
secara tidak langsung membersihkan diri sendiri dan harta yang bukan haknya
serta menolong sesama muslim, selain itu meningkatkan keimanan kepada Allah
SWT, meningkatkan kepedulian sosial, menimbulkan motivasi sosial, serta
adanya rasa kepedulian terhadap sesama mannusia. Sedangkan dampak negatifnya
ialah. Kurang optimalnya sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak
terhadap masyarakat, kurangnya sumber daya manusia di bidang teknologi
maupun bidang lainnya, serta kurang adanya koordinasi antara Baznas Kabupaten
Lebak dengan lembaga zakat yang ada. Selanjutnya ialah kurang adanya
transparansi dari Baznas Kabupaten Lebak terhadap semua pihak khususnya
terhadap pengelola zakat dalam hal pendistribusian, penghimpunan dan lain
sebagainya.
159
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis teori dari
Nurcholis yang berupa input, proses, output, dan outcome peneliti dapat
menyimpulkan bahwa Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat pada Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Lebak belum berjalan optimal. Hal tersebut dikarenakan banyaknya
permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan kebijakannya yang hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Pertama, Input, yaitu struktur kelembagaan zakat di Kabupaten Lebak
ialah Baznas Kabupaten Lebak, sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak
masih terbatas dan kurang baik dari faktor usia, tenaga kerja dan khususnya di
bidang teknologi. Sarana dan prasarana sejauh ini sudah memadai hanya
infrastruktur di bidang teknologi yang kurang, dan kurang meratanya sosialisasi
yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak yang mengakibatkan masyarakat luas
kurang mengetahui Peraturan Daerah tentang zakat ini.
Kedua, Proses, yaitu sejauh ini baik dalam pelayanan langsung kepada
masyarakat, belum optimalnya pemerataan kebijakan yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak ke semua wilayah Kabupaten Lebak, belum adanya
penyesuaian tentang Peraturan daerah zakat dengan perundang-undangan yang
terbaru serta Baznas Kabupaten Lebak masih kesulitan untuk menarik minat
160
masyarakat mengeluarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak maupun
lembaga zakat lainnya, dan kurangnya memanfaatkan media online sebagai
bentuk pelayanan terhadap muzaki dan mustahiq.
Ketiga, output, yaitu pada ketetapan dan sasaran kebijakan sejauh ini baik,
dan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku dan mengacu kepada
ajaran agama Islam. Namun kurang adanya kesadaran dari masyarakat (pedagang,
petani, dan profesi lainnya, akan tetapi untuk PNS dan pengusaha sudah konsisten
mengeluarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak.
Keempat, outcome yaitu dengan adanya Peraturan Daerah tentang zakat di
Kabupaten Lebak mempunyai dampak positif bagi semua kalangan khusunya
muzaki dan mustahiq, baik di dalam kesejahteraan masyarakat maupun
kesejahteraan individual selain itu dampak negatifnya ialah kurang optimalnya
dalam sosialisasi, sumber daya manusia di bidang teknologi, koordinasi terhadap
lembaga zakat lainnya, dan kurang adanya transparansi dari Baznas Kabupaten
Lebak terhadap semua pihak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka saran
yang peneliti ajukan dalam bentuk rekomendasi dan masukan adalah sebagai
berikut :
1. Mengadakan pelatihan secara berkala kepada staf pengelola zakat pada
tingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan. Serta Baznas Kabupaten
161
Lebak dan unit pengumpul zakat di Kabupaten Lebak agar lebih
professional dalam mengelola zakat.
2. Kepada Baznas Kabupaten Lebak hendaknya lebih di tingkatkan
kembali profesionalisme dalam mengelola zakat di Kabupaten Lebak
dengan cara mengubah pengelolaan yang tadinya secara tradisional
diubah menjadi modern agar pengelolaan zakat lebih efektif dan
efesien.
3. Kepada Baznas Kabupaten Lebak perlu adanya. sikap transparansi
terhadap pengelola zakat atau unit pengumpul zakat dan semua pihak
mengenai hasil penghimpunan maupun penyaluran dana zakat tersebut.
4. Kepada Baznas Kabupaten Lebak perlu adanya peningkatan kerjasama
dengan para alim ulama, tokoh masyarakat, maupun instansi swasta di
wilayah Kabupaten Lebak untuk mengajak, menghimbau dan
mensosialisasikan kepada masyarakat seperti di masjid, mushola,
supermarket dan lain sebagainya dalam menunaikan zakat melalui
Baznas Kabupaten Lebak maupun lembaga zakat lainnya.
5. Kepada Baznas Kabupaten Lebak perlu diadakannya pelayanan
berbasis media online kepada muzaki maupun mustahiq, agar
memudahkan masyarakat dalam proses pelayanannya, lebih efektif dan
efesien, serta mengikuti kemajuan zaman yang serba menggunakan
teknologi dalam semua bidangnya.
DAFTAR PUSAKA
Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Salemba Harmonika
Agustino, Leo. 2008b. Dasar-Dasar Kebijakan Publik: Bandung:AIPI Bandungpuslit KP2W Lemlit Unpad
Alfan, dkk. 2014. Fikih Kementrian Agama. Cetakan ke 1 Jakarta:
Badjuri, Abubakar dan Teguh Yunowo. 2002. Kebijakan Publik. Konsep danStrategi. JIP FISIP Universitas Diponegoro Semarang.
Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Edisi Terjemahan)Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Lembaga Administrasi Negara, 2005. Sistem Administrasi Negara KesatuanRepublik Indonesia, Edisi revisi, BUKU III. Landasan dan PedomanPokok Penyelenggaraan dan Pengembangan Sistem Administrasi Negara.Jakarta: CV Raga Meulaba
Mufraini, M. Arif. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat “MengomunikasiKesadaran dan Membangun Jaringan. Jakarta:Prenada Media Group
Moleong, Lexy J. 2007. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Nugroho , Rinat. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik : Pemerintahan dan Otonomi Daerah.Jakarta: Grasindo
Qadir, Abdurachaman. 2001. Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
Riyadi. 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta :Gramedia PustakaUtama
Subarsono, Irawan. 2006. Metode Penelitian Sosial : Suatu Teknik PenelitianBidang Ilmu Kesejahteraan. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.
Sadewo, Eri. 2004. Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 PrinsipDasar. Jakarta:Insitut Manajemen Zakat
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
Sahri, Muhammad. 2006. Mekanisme Zakat dan Permodalan Masyarakat:Pengantar untuk Rekonstruksi kebijakan Pertumbuhan Ekonomi. Cetakan1 Malang: Bahtera Press
Thoha, Miftah. 2002. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
SUMBER LAIN
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 Sebagai Aturan Pelaksanaan dariUndang-undang Nomor 23 tahun 2011
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaanzakat
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lebak
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
Berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/05/27/noywh5-inilah-10 negara-denganpopulasi-muslim-terbesar-di-dunia di akses pada (25-03-2016. 10:50)
http://www.qothrotulfalah.com/home/literat di akses pada (26-03-2016.20:30)
http://iescfeuiiyogya.blogspot.com/2013/11/perbandingan-lembaga-pengelolazakat-di.html di akses pada (13-10-2016. 21:00)
http://www.antaranews.com/print/104465/pirac-kesadaran-berzakat-di-indonesiameningkat di akses pada (15-10-2016. 15:30)
http://m.kompasiana.com/edwin_s_rahmanullah/bps-rilis-jumlah-penduduk-miskin-apa-reaksi-badan-zakat_57959cc67293732a3291f02e di akses pada (15-10-2016. 16:00)
http://kbbi.web.id/zakat di akses pada ( 30-12-2016. 20:30)
http://www.tongkronganislami.net/2013/07/pengertian-zakat.html?m=1 di aksespada (30-12-2016. 20:45)
DOKUMENTASI FOTO
Kantor Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak
Wawancara dengan Humas Baznas Kabupaten Lebak
Jumat, 17-Maret-2017 di Kantor Baznas Kabupaten Lebak
DOKUMENTASI FOTO
Wawancara dengan Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak
Jumat, 24-Februari-2017 di Kantor Baznas Kabupaten Lebak
Wawancara dengan Mustahiq (yang berhak menerima zakat
Selasa, 31-Januari-2017 di Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah Rangkasbitung
DOKUMENTASI FOTO
Sarana pelayanan Mustahiq dan Muzaki pada Baznas Kabupaten Lebak
Ruang Rapat Kerja Pengurus Baznas Kabupaten Lebak
DOKUMENTASI FOTO
Kotak Amal Program Infak “2000” pada setiap masjid
Di Kantor Baznas Kabupaten Lebak
Papan Informasi Penghimpunan dan Penyaluran Baznas Kabupaten Lebak
Tahun 2016 di Kantor Baznas Kabupaten Lebak
DOKUMENTASI KEGIATAN
Bantuan Sarana Ibadah kepada pengurus pondok pesantren Tabriayatul
Mubtadi’in Nurul Ikhwan. (Kiri : H. Eri. Tengah : Pengurus Pondok Pesantren.
Kanan : KH. Pupu Mahpudin, M.Pd.I
Bantuan Bencana Kebakaran yang di serahkan oleh KH Wawan Gunawan kepada
Ibu Kokom Kp. Cicenang Ds. Pasir kupa Kec. Kalanganyar Kab. Lebak
DOKUMENTASI KEGIATAN
Bantuan Bedah Rumah kepada Ibu Samah Kp. Kaloncing Ds. Kaduagung Tengah
Kec. Cibadak Kab. Lebak
Penyerahan secara simbolis dana Modal Usaha Bergulir (Dana Produktif) kepada
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Barokah. Kp. Rancapinang Rt. 03/08
Rangkasbitung
DOKUMENTASI KEGIATAN
Bantuan Paket dari Baznas Kabupaten Lebak kepada masyarakat Ds. Pasir Kupa
Kec. Kalanganyar Kab. Lebak pada Pekan Gizi Nusantara
Bantuan sarana umum air bersih kepada masyarakat Kp. Cikanyere Rt. 04/004 Ds.
Cibungur Kec. Leuwidamar Kab. Lebak
DOKUMENTASI KEGIATAN
Santunan Kesehatan dari Baznas Kabupaten Lebak kepada Ibu Iroh (pendarahan
kandungan) Kp. Cilegong Rt. 14/01 Ds. Cidahu Kec. Banjarsari (Pasien Rawat
Inap yang kurang mampu)
Santunan Baznas Kabupaten Lebak kepada Yatim Piatu dalam kegiatan Maulid
Nabi Muhamad SAW. Kp. Kaungsari Ds. Margamulya Kec. Cileles Kab. Lebak
DOKUMENTASI KEGIATAN
Santunan Baznas Kabupaten Lebak kepada tukang ojeg dan becak di Kp. Empang
Kel. Muara Ciujung Kec. Rangkasbitung dalam rangka program 1000 Amplop
Realisasi Bantuan Sarana Ibadah kepada Yayasan Tunas Harapan Jl. Pajajaran II
Kp. Pasir ona Kec. Rangkasbitung dan Bedah Rumah an. Romi Kp. Kaloncing Rt.
01/04 Kec. Cibadak dan an Aman Kp. Lebak Picung Rt. 02/02 Kel. Cijoro Lebak
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
NOMOR : 15 TAHUN 20085
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
NOMOR 11 TAHUN 2005
TENTANG
PENGELOLAAN ZAKAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LEBAK,
Menimbang : a. bahwa zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu, dan hasil pengumpulannya digunakan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang kurang mampu ;
b. bahwa hasil pengumpulan zakat merupakan sumber
dana potensial, perlu terus diupayakan untuk penyempurnaan demi peningkatan sistem pengelolaannya, agar pelaksanaan zakat lebih berhasil guna dan berdaya guna serta dapat dipertanggungjawabkan ;
c. bahwa dalam rangka perlindungan, pembinaan dan
pelayanan terhadap para Muzakki, Mustahiq dan Amil Zakat serta terlaksananya maksud pada huruf a dan b di atas, diperlukan pengelolaan zakat yang diatur dalam Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang–undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ;
2. Undang–undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3400) ;
3. Undang–undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bebas dan Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851) ;
4. Undang–undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3885) ;
5. Undang–undang Nomor 17 Tahun 2000, tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3985) ;
6. Undang–undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010) ;
7. Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang–undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258) ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090) ;
11. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 23 Seri E) ;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Lebak Nomor 6 Tahun 1986 tentang Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Yang Melakukan Penyidikan Terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah Yang Memuat Ketentuan Pidana (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Lebak Tahun 1986 Nomor 3 Seri D) ;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 4 Tahun 2000 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah dan Penerbitan Lembaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2000 Nomor 4 Seri D) ;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 tahun 2004 tentang Rencana Strategis Kabupaten Lebak Tahun 2004 – 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2004 Nomor 6 Seri E) ;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pengelolaan Pembangunan di Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2004 Nomor 10 Seri E).
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LEBAK
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lebak ; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lebak ; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lebak ; 4. Bupati adalah Bupati Lebak ; 5. Kepala Kantor Departemen Agama yang selanjutnya disebut Kepala
KANDEPAG adalah Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Lebak ;
6. Kepala Kantor Urusan Agama yang selanjutnya disebut Kepala KUA adalah Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Lebak ;
7. Zakat adalah Harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki orang muslim sesuai dengan ketentuan agama, untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya ;
8. Zakat Mal adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya ;
9. Zakat Fitrah adalah sejumlah bahan makanan pokok yang dikeluarkan pada bulan ramadhan oleh setiap orang muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk sehari pada Hari Raya Idul Fitri ;
10. Nishab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya ;
11. Kadar Zakat adalah besarnya penghitungan atau prosentase zakat yang harus dikeluarkan ;
12. Haul Zakat adalah masa pemilikan harta kekayaan selama dua belas bulan atau 1 (satu) tahun komariah atau saat perolehan penghasilan atau saat menemukan barang yang wajib dikenakan zakat ;
13. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat ;
14. Badan Amil Zakat Daerah yang selanjutnya disebut BAZDA adalah Organisasi Pengelola Zakat yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah ;
15. Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disebut UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZDA di semua tingkatan dengan tugas untuk melayani Muzakki yang menyerahkan zakatnya ;
16. Muzakki adalah Orang atau Badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat ;
17. Mustahiq adalah Orang atau Badan yang berhak menerima zakat ; 18. Agama adalah Agama Islam ;
19. Badan Pelaksana BAZDA adalah lembaga pelaksana pengelolaan zakat ; 20. Dewan Pertimbangan BAZDA adalah lembaga yang memberikan
pertimbangan kepada Badan Pelaksana BAZDA ; 21. Komisi Pengawas BAZDA adalah lembaga yang melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas administrasi dan teknis pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan Zakat serta penelitian dan pengembangan pengelolaan zakat ;
22. Infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan di luar zakat, untuk kemaslahatan umum ;
23. Shadaqah adalah harta yang dikeluarkan seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim di luar zakat, untuk kemaslahatan umum ;
24. Rikaz adalah harta temuan yang bernilai 25. Hibah adalah Pemberian uang dan atau barang oleh seorang atau oleh
badan yang dilaksanakan pada waktu orang itu masih hidup kepada Badan Amil Zakat ;
26. Wasiat adalah pesan untuk memberikan suatu barang kepada Badan Amil Zakat, pesan ini mulai dilaksanakan sesudah pemberi wasiat meninggal dunia dan sesudah diselesaikan penguburannya dan pelunasan utang-utangnya jika ada ;
27. Waris adalah harta tinggalan seseorang yang beragama Islam yang diserahkan kepada Badan Amil Zakat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
28. Kifarat adalah denda wajib yang dibayar kepada Badan Amil Zakat oleh orang yang melanggar ketentuan agama ;
29. Harta adalah semua kekayaan Orang atau Badan yang dimiliki maupun yang dikuasai yang berwujud, baik yang bergerak maupun tidak bergerak beserta bagian – bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh – tumbuhan kecuali uang dan surat berharga lainnya ;
30. Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menentukan tersangkanya ;
31. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB II
KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Kewajiban Masyarakat
Pasal 2
Setiap Masyarakat yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim berkewajiban menunaikan zakat.
Bagian Kedua
Kewajiban Pemerintah Daerah
Pasal 3
Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada Muzakki, Mustahik, dan Amil Zakat.
BAB III
ASAS, MAKSUD DAN TUJUAN
Bagian Pertama
Asas
Pasal 4
(1) Zakat berasaskan Al-Qur’an dan Hadits. (2) Pengelolaan Zakat berdasarkan iman dan taqwa, keterbukaan dan
kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Bagian Kedua
Maksud
Pasal 5
Pengelolaan Zakat dimaksud untuk memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada Muzakki, Mustahiq, dan Amil Zakat.
Bagian Ketiga
Tujuan
Pasal 6
Pengelolaan Zakat bertujuan untuk : a. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat
sesuai dengan tuntutan agama ; b. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial ; c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna Zakat.
BAB IV
SUBYEK DAN OBYEK ZAKAT
Pasal 7
(1) Subyek Zakat adalah Orang Islam dan atau Badan milik orang Islam. (2) Obyek Pengelolaan Zakat adalah Zakat yang diberikan oleh atau dipungut
dari Muzakki sesuai dengan ketentuan agama.
BAB V
ORGANISASI PENGELOLAAN ZAKAT
Pasal 8
(1) Pengelolaan Zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah.
(2) Pembentukan Badan Amil Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
atas, dilaksanakan sebagai berikut :
a. Untuk Tingkat Kabupaten, oleh Bupati atas usulan Kepala Kantor Departemen Agama ;
b. Untuk Tingkat Kecamatan, oleh Camat setempat atas usulan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan.
(3) BAZDA pada tingkat Kabupaten dan Kecamatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan informatif.
(4) Pengurus BAZDA terdiri atas unsur masyarakat dan Pemerintah Daerah
yang memenuhi persyaratan tertentu. (5) Organisasi BAZDA terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas
dan Badan Pelaksana.
Pasal 9
Badan Amil Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan Zakat sesuai dengan ketentuan agama.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugasnya, BAZDA bertanggung jawab kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan tingkatannya.
Pasal 11
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan organisasi dan tata kerja BAZDA ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB VI
PENGUMPULAN ZAKAT
Pasal 12
(1) Zakat terdiri atas : a. Zakat Mal ; b. Zakat Fitrah.
(2) Harta yang dikenai Zakat adalah :
a. Emas, perak dan uang ; b. Perdagangan dan perusahaan ; c. Hasil pertanian, hasil perkebunan dan hasil perikanan ; d. Hasil pertambangan ; e. Peternakan ; f. Rikaz.
(3) Penghitungan Zakat Mal menurut Nishab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama.
Pasal 13
(1) Pengumpulan Zakat dilakukan oleh BAZDA melalui pengumpulan zakat dengan cara menerima atau mengambil dari Muzakki atas dasar pemberitahuan Muzakki.
(2) Badan Amil Zakat dapat bekerja sama dengan instansi Pemerintah dan
Swasta. (3) BAZDA memberikan teguran kepada Muzakki yang belum atau tidak
menunaikan zakat.
Pasal 14
BAZDA dapat menerima harta selain Zakat, seperti Infaq, Shadaqah, Hibah, Wasiat, Waris dan Kafarat.
Pasal 15
(1) Muzakki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama.
(2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan kewajiban
zakatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZ.
(3) Zakat yang telah dibayarkan kepada Badan Amil Zakat dikurangkan dari
laba/pendapatan sisa kena pajak dari Wajib Pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
Pasal 16
Lingkup kewenangan Pengumpul Zakat oleh Badan Amil Zakat diatur dengan Keputusan Bupati.
BAB VII
PENDAYAGUNAAN ZAKAT
Pasal 17
(1) Hasil pengumpulan Zakat didayagunakan untuk Mustahiq sesuai dengan ketentuan agama.
(2) Pendayagunaan hasil pengumpulan Zakat berdasarkan skala prioritas
kebutuhan Mustahiq. (3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan Zakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Musyawarah Pengurus BAZ sesuai tahap tingkatannya.
Pasal 18
Hasil penerimaan Infaq, Shadaqah, Hibah, Wasiat, Waris dan Kafarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, didayagunakan terutama untuk usaha yang produktif.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PELAPORAN
Pasal 19
(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas BAZDA dilakukan oleh Komisi
Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5). (2) Ketua Komisi Pengawas dipilih langsung oleh anggota. (3) Komisi Pengawas berkedudukan di semua tingkatan Badan Amil Zakat. (4) Dalam melakukan pemeriksaan keuangan Badan Amil Zakat, Komisi
Pengawas dapat meminta bantuan akuntan publik.
Pasal 20
(1) BAZDA Kecamatan memberikan laporan tahunan pelaksanaan kepada BAZ Kabupaten.
(2) Badan Amil Zakat Kabupaten memberikan laporan tahunan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak.
Pasal 21
Masyarakat dapat berperan serta dalam melakukan pengawasan Badan Amil Zakat (BAZ).
BAB IX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 22 (1) Selain oleh pejabat penyidik umum, penyidikan terhadap tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, dapat dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan tentang adanya tindak pidana Peraturan Daerah ini ;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ;
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana Peraturan Daerah ini ;
e. Melakukan penyitaan benda atau surat ; f. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang ; g. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi ; h. Mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara ; i. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk
dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya ;
j. Memberkaskan hasil penyidikan atas orang pribadi atau Badan Hukum yang melakukan pelanggaran.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981tentang Hukum Acara Pidana.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 23
(1) Setiap pengelola Zakat yang karena kelalaiannya, disengaja atau tidak disengaja, tidak mencatat atau tidak mencatat dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar harta zakat, infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 13 dan Pasal 14 Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah merupakan
pelanggaran. (3) Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila
pengelola zakat melakukan tindakan yang mengakibatkan kerugian berupa materi, diancam pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 24
Dalam upaya mengatur pengumpulan zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 13 ayat (1) dan Pasal 16, Bupati berdasarkan kewenangannya dapat menentukan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku bagi Muzakki yang tidak mengeluarkan zakat sesuai dengan ketentuan agama.
BAB XI
KETENTUAN LAIN
Pasal 25
Dalam menunjang pelaksanaan tugas Badan Amil Zakat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 Peraturan Daerah ini, Pemerintah Daerah wajib membantu biaya operasional Badan Amil Zakat yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lebak.
Pasal 26
Selambat – lambatnya 6 (enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini, setiap organisasi pengelolaan Zakat yang telah ada, wajib melakukan penyesuaian menurut ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Hal – hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 28
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lebak.
Disahkan di Rangkasbitung Pada tanggal 1 Desember 2005
BUPATI LEBAK, Cap/ttd.
H. MULYADI JAYABAYA
Diundangkan di Rangkasbitung Pada tanggal 8 Desember 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK,
Ttd
Drs. H. NARASOMA Pembina Utama Madya NIP. 480 066 744
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2005 NOMOR 11 SERI E.
PENJELASAN
ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
NOMOR 11 TAHUN 205 TENTANG
PENGELOLAAN ZAKAT
I. UMUM
Memajukan kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan nasional Negara Republik Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, Bangsa Indonesia senantiasa melaksanakan pembangunan di segala bidang baik yang bersifat fisik material dan mental spiritual, antara lain melalui pembangunan di bidang agama. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang agama adalah meningkatnya peran serta umat beragama dalam Pembangunan Nasional. Umat Islam sebagai kelompok mayoritas di Indonesia dituntut lebih besar peran sertanya, diantaranya melalui pengumpulan dan pendayagunaan dana zakat, karena zakat merupakan salah satu potensi umat Islam yang belum sepenuhnya dikelola secara maksimal untuk kepentingan pembangunan bangsa dan negara khususnya umat Islam sendiri. Zakat juga merupakan salah satu bentuk ibadah yang dilaksanakan oleh umat Islam Indonesia, namun pengelolaannya belum dilaksanakan secara optimal. Esensi zakat adalah pengelolaan sejumlah harta yang diambil dari orang yang wajib membayar zakat (Muzakki) untuk diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya (Mustahiq). Pengelolaan itu berupa kegiatan pengumpulan, pendayagunaan, pengawasan dan pertanggungjawaban harta zakat. Dalam peraturan perundangan-undangan kita, zakat memilki payung hukum yang dijadikan pijakan dalam pengelolaannya, yaitu Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Untuk melaksanakan Undang-undang tersebut telah dikeluarkan Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 581 Tahun 1999, yang mulai berlakunya pada tanggal 13 Oktober 1999. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999, kedudukan perundang-undangan lain yang mengatur Pengelolaan Zakat masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan peraturan yang berlaku berdasarkan Undang-undang ini (Pasal 24). Dari deskripsi di atas, betapa urgennya Pengelolaan Zakat pada era Otonomi Daerah sekarang ini, untuk lebih mengoptimalkan manajemen/pengelolaan, mulai dari pengumpulan, penyaluran, pendayagunaan, pengawasan sampai pada pertanggungjawaban harta zakat, maka dianggap sangat penting untuk segera dibentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Zakat. Dengan adanya Perda tentang Pengelolaan Zakat akan lebih meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama, mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial, serta meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat. Pengelolaan zakat yang baik akan turut serta dalam upaya proses percepatan pembangunan di Kabupaten Lebak.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 s.d. 28 Cukup jelas
DAFTAR NAMA INFORMAN
No Kode Nama Informan JenisKelamin
umur Jabatan/Status Sosial
1 1 H. Wawan Gunawan L 51 Wakil Ketua III BaznasKab. Lebak
2 1 Ade Bujahaerimi L 45 Humas Baznas Kab.Lebak3 1 Siti Chairani P 61 Ketua KUB (Kelompok
Usaha Bersama) Palaton4 1 Rodiansah L 39 Direktur CV. Sinar Bakti5 1 K.H. Dace Sofyan L 37 Pimpinan Pondok
Pesantren MabdaulHidayah
6 1 Ali L 41 Masyarakat7 1 Tatang L 50 Kasubag Umum
Disperindag8 1 Achmad Junaedi L 35 Pelaksana Badan
Pendapatan Daerah9 1 Muhamad Zen L 57 Evalutor10 1 H. Eri L 75 Ketua DKM Masjid
Agung Al-A’Araf11 1 Jamal L 72 Tokoh Masyarakat Kp.
Manceuri Ds. TamanjayaKec. Cikulur
CATATAN LAPANGAN
No Tanggal Waktu Tempat Hasil Informan1 4 April 2016 10.45 Kantor Baznas
Kab.LebakObservasiawal danwawancara
Wakil KetuaIII BaznasKab.Lebak
2 8 November 2016 10.30 Masjid AgungAl-A’RAFRangkasbitung
Observasiawal danwawancara
TokohMasyarakat
3 15 November2016
09.30 Kantor BaznasKab.Lebak
wawancara Muzaki
4 19 Desember 2016 11.00 KantorDISPERINDAGKab. Lebak
Wawancara Pengelolazakat
5 9 Januari 2017 09.00 Kantor BadanPendapatanDaerahKab.Lebak
Wawancara Pengelolazakat
6 31 Januari 2017 11.00 Ponpes MabdaulHidayah
Wawancara Mustahiq
7 6 Februari 2017 10.45 KediamanMuzaki
Wawancara Muzaki
13.15 Masjid AgungAl-ARAFRangkasbitung
Wawancara TokohMasyarakat
8 24 Februari 2017 10.25 Kantor BaznasKab.Lebak
Wawancara Wakil KetuaIII BaznasKab.Lebak
9 17 Maret 2017 10.00 Kantor BaznasKab.Lebak
Wawancara HumasBaznasKabupatenLebak
10 23 Mei 2017 15.00 KediamanPeneliti
Wawancara Evaluator
11 13 Juni 2017 10.45 Kediaman BapakJamal
Wawancara TokohMasyarakat
12 14 Juni 2017 09.00 Kediaman BapakAli
Wawancara Mustahiq
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI
Q
I
Apakah SDM yang dimiliki Baznas Kabupaten Lebak sudah
mencukupi dalam mengelola zakat di Kabupaten Lebak ?
Sepengetahuan saya, kami ini adalah perpaduan antara pengurus
lama dan baru, jadi setidaknya dalam menjalankan tugas-tugas
program zakat kami berusaha dan berupaya sebaik mungkin serta
kami pun mengikuti pembelajaran seperti Diklat yang
diselenggarakan oleh provinsi, dan Kemenag tujuannya ialah untuk
meningkatkan kualitas.
Lembaga apa saja yang menangani zakat di Kabupaten Lebak ?
Lembaga secara terknisnya siapa ? apa fungsi dari lembaga
tersebut ?
Sementara ini Baznas Kabupaten Lebak yang menanganinya,
mengenai LAZ ada dalam UU No 23 Tahun 2011 ini ada ketentuan
adanya pembatasan LAZ di dalam daerah. di dalam UU menetapkan
bahwa LAZ ini di provinsi hanya satu, dan di kabupaten /kota pun
satu. Dan yang menaunginya ialah Baznas nasional dan selain itu ada
beberapa LAZ seperti LAZ Harfa, LAZ Muhamadiyah dan lain
sebagainya, sejauh ini kami belum dapat mengumpulkan lembaga-
lembaga tersebut untuk duduk bersama guna mengetahui apa saja
yang sudah dilakukan.
Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki sudah memadai
untuk mengelola zakat ?
Mengenai sarana dan prasarana kita sudah melakukan peningkatan
yakni dengan adanya media di laman internet untuk meningkatkan
pelayanan kita di media social hal ini berhubungan dengan kemajuan
teknologi yang ada.
Sejauh ini apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi
terhadap masyarakat ?
Sementara ini belum optimal, dan Baznas Kabupaten Lebak sejauh ini
sedang terus mensosialisasikan zakat kepada para pedagang di pasar,
pengusaha-pengusaha, dan petani. Sejatinya petani selama ini
membayarakan zakat hasil panennya akan tetapi petani membayarkan
zakatnya belum melalui badan amil zakat hal ini yang menjadikan
tugas kita agar para masyarakat dapat percaya kepada lembaga amil
zakat guna membayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak
Dalam bentuk apakah sosialisasi yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak ?
Baik berupa di media-media sosial, pers, radio, membuat spanduk di
pinggir jalan, serta yang terbaru membuat kalender.
Bagaimana pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak
terhadap masyarakat (muzaki dan mustahiq) ?
Untuk kepada muzaki, kita sudah melakukan hal itu yakni kita
memberikan laporan kepada muzaki tersebut mengenai hasil dana
yang kita salurkan kepada yang membutuhkan hal ini agar terjadinya
ikatan kepercayaan yang kuat di antara muzaki kepada lembaga
zakat. Selanjutnya untuk mustahiq kita selalu hadir dimana ada yang
sangat membutuhkan bantuan contohnya kita ada yang sakit kita
berikan, dan yang terbaru kita memberikan bantuan kepada korban
bencana.
Apakah ada hambatan dalam proses pengelolaan zakat di
Kabupaten Lebak ?
Mengenai hambatan dilapangan seperti pengumpulan, pendistribusian
dan lain sebagainya ialah dimana masih terdapat dinas-dinas atau
instansi lain yang kurang sadar untuk melaksanakan kewajiban
membayar zakat, selain itu di dalam pendistribusian ketika ada
permohonan bantuan kepada Baznas Kabupaten Lebak ada beberapa
yang tidak benar, apa yang menjadi hambatan ialah kita ini harus
memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan layak untuk
dibantu akan tetapi jika tidak layak di bantu maka yang terjadi kita
menyalahi aturan yang ada.
Apakah ada kekurangan pada PERDA zakat di Kabupaten Lebak
?
Perda itu terlahir 2005 dan sesuai dengan undang-undang tahun
1999. Dan yang terbaru ialah undang-undang tahun 2011 memang
ada beberapa hal yang artinya di dalam perda tersebut tidak sesuai
dengan undang-undang yang sekarang, karena dalam amanah uu
memaklumi akan tetapi perda ini harus ada, dan biasanya di muatan
lokal kita itu dimana daerah ini daerah yang sering bencana mungkin
ada pengkhususan yang harus diperbanyak dalam penanggulangan
bencana, dan untuk sementara ini ada perda Baznas Kabupaten
Lebak yang mengatur opersional maupun SOP yang ada. Kalo
semisalkan kedepannya ada kepentingan maka nanti kita mendesak
kepada Pemda untuk menyusun peraturan mengenai zakat. Untuk
sementara ini sudah cukup memang perlu adanya perda untuk legal
formal.
Apakah alokasi dana zakat tersebut tersalurkan terhadap orang
yang berhak menerimanya (mustahiq dll) ?
Sejauh ini kita menyalurkan dana zakat tersebut kepada yang
membutuhkan yakni 8 Asnaf dimana 8 orang tersebut yang telah di
atur dalam ajaran agama Islam.
Apakah dampak positif dan negatif yang diterima masyarakat
mengenai dana zakat ini ?
Positifnya ya jelas baik, dan di dalam dana zakat ini perlu adanya
kekhawatiran dimana jangan sampai kita memberikan dana tersebut
kepada orang-orang yang malas untuk bekerja, jika kita terus
memberikan maka yang terjadi ialah akan berkelanjutan
mengharapkan bantuan. Didalam program zakat ada yang di
namakan zakat konsumtif harus betul-betul yang menerimanya.
Misalkan ada jompo dimana tidak bias berusaha untuk bekerja dan ini
kita harus hadir untuk membantu sampai dia meninggal. Makanya
Baznas Kabupaten Lebak ini benar-benar selektif tidak seperti yang
lain contoh seperti dana pemerintah yang berupa bantuan langsung
tunai kepada masyarakat hal ini kan ada kemungkinan yang mendapat
bantuan tersebut sejati masih bias bekerja dan berusaha dan itu
sebetulnya negatif. Dan kami Baznas Kabupaten Lebak tidak seperti
itu kita harus benar-benar positif. Misalnya orang miskin masih bias
usaha tapi tidak punya modal maka kita bantu, orang miskin malas
maka kita tidak membantu. Jika orang miskin tidak bias usaha dan
tidak punya modal maka kita bantu sampai ia meninggal intinya kita
hadir di dalam semua kebutuhan yang benar-benar nyata tidak
mampu.
Apakah kebijakan zakat sudah merata ke semua wilayah di
Kabupaten Lebak ?
Menurut hasil tahun 2016, dimana kita ini masih belum optimal, kita
melaksanakan pendistribusian itu berdasarkan pengajuan proposal
kepada kita, ternyata ada bebepa kecamatan yang sama sekali tidak
ada seperti pesantren, mushola, sekolah maupun majlis tidak ada.
Dan kita lihat mungkin daerah tersebut daerah yang tertinggal dan
disini kami juga para pengurus bagaiamana untuk ke depannya untuk
semua wilayah merata dalam pendistribusian dan jangan sampai ada
yang tertinggal dan kami pun mempertanyakan disetiap kecamatan itu
ada UPZ dan kepala camat tersebut kenapa tidak bekerjasama dengan
Baznas Kabupaten Lebak. Apa mungkin harus Baznas Kabupaten
Lebak yang selalu mengkomfirmasi ke kecamatan tersebut untuk
membuat permohonan bantuan. Tentu tidak. Akan tetapi sejatinya kita
hadir dalam urusan bencana dan insyaAllah kita membantu.
Keterangan : 1 : Wakil Ketua III Baznas Kabupaten LebakQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 24 Februari 2017 pukul 10.25 WIB. Wawancaradilakukan di Kantor Baznas Kabupaten Lebak.
QI
Lembaga apa sajakah yang menangani zakat di Kabupaten
Lebak ?
Di Kabupaten Lebak sesuai dengan Perda yang menangani zakat
ialah Baznas (BadanAmil Zakat Nasional) yang dahulu di sebut
Bazda (Badan Amil Zakat Daerah) akan tetapi dengan adanya
undang-undang yang terbaru maka sekarang Baznas.
Siapa yang menjadi lembaga teknisnya ?
Kalau Baznas Kabupaten Lebak, berarti yang menjadi teknisnya
orang/dari Baznas Kabupaten Lebak sendiri, pelaksanaannya sendiri
dan di dukung oleh komisioner serta staf yang membantu.
Apa Fungsi dari lembaga tersebut ?
Baznas Kabupaten Lebak ini berfungsi sebagai penampung,
kemudian penyalur. jadi Kita menampung zakat dari para Dinas.
Zakat, infak, dan shadaqah itu kita ambil dari beberapa Dinas
kemudian Baznas pun menyalurkan kepada 8 Asnaf.
Apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak sudah mempunyai
kualitas dan skill di bidangnya masing-masing ?
Kalau untuk ideal belum, tetapi kita sedang berupaya ke arah ideal.
Apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak mencukupi untuk
mengelola zakat ?
Saat ini, mencukupi dan masih bias karena mereka sudah memiliki
pengalaman di bidangnya
Apakah sarana dan prasarana sudah mencukupi untuk
mengelola zakat dan melaksanakan program zakat ?
Secara maksimal belum, tetapi 80 % sudah baik.
Apakah sosialisasi sudah dilakukan ?
Terkait Sosialiasasi Baznas Kabupaten Lebak sudah melakukan
himbauan atau perintah kepada beberapa SKPD, anggota DPRD
dan lain sebagainya agar mereka berinfak, shadaqah dan berzakat
melalui Baznas Kabupaten Lebak, dan terakhir Baznas Kabupaten
Lebak melakukan sosialisasi kepada para pengusaha dan pengusaha
mengeluarkan infaknya sebesar 4%.
Dalam bentuk apa sajakah sosialisasi yang dilakukan oleh
Baznas Kabupaten Lebak ?
Dalam berbentuk seminar, kadang Baznas Kabupaten Lebak pun
mengumpulkan masyarakat, jika ada event-event dari Pemerintah
Daerah Baznas Kabupaten Lebak masuk untuk menyampaikan
sosialisasi dan kita khusus mengundang yang terakhir kita
mengundang anggota DPRD untuk menyampaikan sosialisasi atau
kepada Kadin sedang rapat kita meminta waktu untuk
mensosialisasikan zakat.
Bagaimana Baznas Kabupaten Lebak melakukan pelayanan
terhadap masyarakat (mustahiq dan muzaki ) ?
Saat ini kita memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
berupa bantuan ketika ada bencana-bencana, rumah roboh dan lain
sebagainya.
Apakah ada kendala dan permasalahan dalam pelayanan ?
Kalau muzaki kita harus menjemputnya, secara perorangan di
Kabupaten Lebak ini masih susah untuk berzakat melalui Baznas
Kabupaten Lebak akan tetapi kalau lembaganya maupun
organisasinya mereka akan patuh karena ada himbauan maupun
perintah dari atasannya atau dari Perda maupun undang-undang.
Apakah kebijakan zakat sudah merata ke semua wilayah di
Kabupaten Lebak ?
Kalau merata, saya jujur untuk merata saya kira itu belum, tetapi
tahun ini kita berupaya untuk semua kecamatan dalam hal ini kita
bias menerima pengeluaran dari Baznas Kabupaten Lebak ini, kalau
tahun kemarin ada dua kecamatan yang belum menyentuh akan
tetapi secara keseluruhan menerima santunan, bedah rumah,
bantuan mushola maupun masjid.
Apa hambatan dan tantangan dalam mengelola zakat di
Kabupaten Lebak ?
Yang pertama ialah susahnya masyarakat untuk berzakat dan kita
susah untuk menyadarkan masyarakat untuk berzakat melalui
lembaga amil zakat, menarik muzaki untuk berzakat secara individu
itu masih bias terhitung jumlahnya dan perlu dari Baznas Kabupaten
Lebak untuk memikat maupun menjemputnya. Kemudian masih
kurangnya infrastruktur yang ada di sini, Karena kita ingin
menghidupkan web atau lainnya karena kita ingin semuanya serba
online akan tetapi sumber daya manusia yang kurang dibidangnya
dan kurangnya infrastruktur dalam bidang tersebut.
Apakah Peraturan Daerah zakat ini tepat dilakukan di
Kabupaten Lebak ?
Tepat sekali, karena di masyarakat itu harus ada aturannya terlebih
dahulu, jika tidak ada aturan maka mereka tidak akan melakukan hal
tersebut.
Siapa sajakah sasaran dari zakat ini ?
Sasaran kita adalah muzaki yang mana orang-orang yang
mempunyai harta lebih, akan tetapi saat ini yang konsisten itu
adalah PNS dengan pengusaha
Apakah ada dampak dari adanya Peraturan Daerah tentang
zakat ini ?
Dampaknya banyak, yang menonjol adalah ketika masyarakat atau
lembaga yang mengajukan bantuan kepada pemerintah daerah dan
pemerintah pun belum melakukan dengan sempurna, maka Baznas
Kabupaten Lebak hadir untuk membantu memberikan bantuan
kepada lembaga atau pun yayasan tersebut.
Apa dampak positif dan negatifnya yang dirasakan masyarakat
dengan adanya Perda zakat ini ?
Kalau positifnya pasti ada, karena masyarakat itu menerima bantuan
atau menerima penyaluran dari para muzaki, kalau negatifnya tidak
ada.
Apa saran dan harapan kedepannya untuk Baznas Kabupaten
Lebak ?
Saya berharap Baznas Kabupaten Lebak ini bias bermamfaat bagi
masyarakat kemudian masyarakat lebih percaya kepada Baznas
Kabupaten Lebak karena sejuah ini masyarakat lebih percaya
berzakat kepada gurunya, kyainya maupun lainnya.
Keterangan : 1 : Humas Baznas Kabupaten LebakQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 17 Maret 2017 pukul 10.00 WIB. Wawancara di lakukandi Kantor Baznas Kabupaten Lebak.
QI
Apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak sudah mencukupi
untuk mengelola zakat ?
Menurut saya, mencukupi dan emang banyak peminat-peminat yang
ingin bekerja di Lembaga zakat.
Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki Baznas Kabupaten
Lebak sudah mencukupi untuk mengelola zakat ?
Mencukupi.
Apakah Baznas sering melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat ?
Baznas melakukan sosialisasi dan mereka menolong masyarakat
yang tidak mampu.
Dalam bentuk apa sajakah sosialisasi itu dilakukan ?
Dari aspek keuangannya, jadi membantu masyarakat yang kurang
mampu.
Bagaimana sistem pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten
Lebak kepada muzakki/masyarakat ?
Menurut saya, bagus. Mereka benar-benar menolong dan tanpa
pamrih.
Menurut anda, apakah kebijakan zakat ini sudah merata ke
semua wilayah di Kabupten Lebak?
Sudah merata akan tetapi perlu adanya perluasan ke plosok-plosok
wilayah di Kabupaten Lebak.
Apakah perda zakat tepat di lakukan di Kabupaten Lebak ?
Menurut saya, tepat karena mayoritas di Kabupaten Lebak
beragama Islam dan jika tidak ada Perda pun zakat harus terus
berjalan karena salah satu kewajiban umat muslim.
Menurut anda, siapa sajakah yang menerima zakat ini ?
Yang menerima zakat ialah orang yang benar-benar membutuhkan
menurut hisab ajaran agama Islam.
Apakah ada dampak positif dan negatif yang diterima oleh
masyarakat dengan adanya Perda tentang zakat ini ?
Menurut saya negatif dari zakat itu tidak ada, dan positifnya ialah
bagi yang mempunyai harta yang berlebih maka dia berzakat dan
memberikan kepada yang tidak mampu.
Apa saran dan harapan kedepannya untuk Baznas Kabupaten
Lebak ?
Harapan saya, Baznas harus terus berjalan, karna Baznas
menunjang banyak orang dan sampai mati, untuk sarannya ialah ada
di dalam salah satu kelompok yang di dalam perjalanan usahanya
tidak berjalan dengan baik dan memutuskan untuk berhenti. Dan
saya alangkah baiknya jika ada KUB yang berhenti maka KUB
tersebut dapat di gantikan agar KUB tersebut dapat berjalan baik.
Akan tetapi sejauh ini jika ada KUB yang berhenti maka sepenuhnya
KUB tersebut tidak aktif dan tidak dapat di gantikan. Padahal
sisitem di awalnya bagus dengan mengadakan survey kepada calon
peminjam dan jika dalam survey tersebut lolos klarifikasi Baznas
maka akan diberikan dana pinjamnnya tersebut dan untuk prosesnya
pun cepat.
Keterangan : 1 : MuzakiQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 6 Februari 2017 pukul 10.45 WIB. Wawancaradilakukan di kediaman muzaki.
Q
IBagimana pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak
terhadap muzaki ?
Pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak ini untukwilayah Kabupaten Lebak, saya mengapresiasi karena dari atasankebawah saya kutip sudah bagus.
Apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak sudah cukup dalammengelola zakat di Kabupaten Lebak ?
Perlu saya sampaikan bahwa penyaluran anggaran zakat diKabupaten Lebak ini sangat miris, saya kutip secara umum saja,memamg masih banyak yang dibutuhkan bahkan sampai BaznasKabupaten Lebak ini mempunyai program ialah “infak 2000”karena memang keterbatasan anggaran, dari APBD juga terbatas,maupun anggran murni atau pun perubahan terbatas akan tetapisecara keseluruhan menurut sepengetahuan saya Baznas KabupatenLebak ini penyalurannya sudah bagus secara umumnya.
Kenapa anda membayar zakat melalui Baznas KabupatenLebak?
Menurut saya jika saya menyalurkan zakat saya langsung kepadaorang yang membutuhkan menurut saya itu tidak kondusif, denganmelalui Baznas Kabupaten Lebak sistematisnya harus bagus, realjustru dengan langsung ke Baznas Kabupaten Lebak ini agar sayamengetahui seluruhnya bahwa pengelolaan dari zakat yang telahsaya setorkan ini, nanti akan di salurkan lagi ke orang yangmembutuhhkan melalui Baznas Kabupaten Lebak
Menurut anda, apa harapan kedepannya terhadap BaznasKabupaten Lebak ?
Intinya pelayanan bertambah baik dan pengelolaanya juga semakinbagus.
Sejauh ini sudah efektifkah sosialisasi yang dilakukan BaznasKabupaten Lebak kepada masyarakat ?
Sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak ini sudahberkerjasama, dan kinerjanya pun bagus sampai-sampai melaluimedia sosialpun sudah ada, melalui lisanpun sudah ada, dan ituberjalan dengan baik dan saya aspresiasi kepada kepala BaznasKabupaten Lebak dan seluruh jajarannya.
Apakah sistem pelayanannya berbelit-belit ?
Menurut saya, Baznas Kabupaten Lebak ini tidak ada istilah sistemberbelit-belit, bahkan yang mengajukan secara lisanpun ada yanglangsung maupun secara tulisan pun tidak ada yang dipersulitsebetulnya secara umum saya kutip “Baznas Kabupaten Lebak initidak mempersulit sedikit pun”.
Sejauh ini menurut anda apakah program-program BaznasKabupaten Lebak sudah meningkatkan kesejahteraan dan
meningkat perekonomian ?
Selama ini sudah berjalan baik, karena jika saya sebutkan secarakeseluruhan bagus ya karena programnya pun masih berjalan danbelum selesai, saya rasa sudah baik karena sudah banyak yangdisalurkan melalui pelayanan maupun program-program usaha yangdiberikan Baznas Kabupaten Lebak tersebut.
Apakah potensi atau penerimaan dana zakat di KabupatenLebak ini sudah tergali ?
Menurut saya, potensi yang sudah tergali itu memang jika di
kalkulasikan ke penghasilan itu memang saya kira baru 60%. Kitajuga perlu mendukung dan membantu kinerja Baznas KabupatenLebak. Dan dikarenakan dari anggaran pemerintah pun terbatasmaka perlu adanya kesadaran dari pada masyarakat yang mampuuntuk membantu.
Keterangan : 1 : MuzakiQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 15 November 2016 pukul 09.30 WIB. Wawancara dilakukan di Kantor Baznas Kabupaten Lebak.
Q
IApakah Baznas Kabupaten Lebak sering mengadakan sosialisasi
terhadap masyarakat ?
Sejauh ini sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.
Dalam bentuk apa sajakah sosialisasi yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak ?
Untuk yang terbaru sekarang Baznas melakukan sosialisasi dengan
bentuk kalender-kalender.
Menurut anda, bagaimana pelayanan yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak terhadap mustahiq ?
Menurut saya, pelayanan yang diberikan Baznas baik dan
melakukanya pun dengan ikhlasan tanpa pamrih, karena di mulai
dari atasannya yang bias langsung terjun ke masyarakat dan setau
saya dalam memberikan pelayanannya totalitas
Bagaimana system pengambilan dana tersebut ?
Untuk pengambilan dana zakat, biasanya kita mengadakan
permohonan kemudian di Baznas di seleksi jika layak untuk di bantu
maka di bantu, jika tidak biasanya di tangguh kan ke lain tahun dan
tergantung kebutuhan yang mendesak.
Apakah sistem yang ada berbelit-belit ?
Tidak berbelit-belit, hanya mengikuti standar yang sudah di tetapkan
oleh Perda.
Apakah ada dampak positif dan negatif dengan adanya program
pinjaman untuk UKM ?
Positifnya baik untuk masyarakat yang ingin meningkatkan
perekonomiannya dan juga memakmurkan kehidupannya. Sedangkan
negatifnya menurut saya tidak ada.
Apa tanggapan anda, mengenai Program-program zakat yang
ada ?
Ya bagus, seperti program UKM dimana UKM-UKM bias meminjam
kepada Baznas tanpa bunga, tidak seperti di tempat-tempat lain yang
menggunakan bunga. Akan tetapi di awal kesepakatan dari kedua
belah pihak hanya membayar uang jasa saja, dan itu pun
seikhlasnya dari para peminjam.
Menurut anda, apakah kebijakan zakat sudah merata ke semua
wilayah di Kabupaten Lebak ?
Sejauh ini pembagian zakat di Kabupaten Lebak belum ke semua
wilayah akan tetapi hampir ke semua wilayah dan untuk tahun ini
memfokuskan ke wilayah selatan.
Menurut anda, apakah Perda zakat ini tepat dilakukan di
Kabupaten Lebak ?
Seharusnya di semua Kabupaten/Kota ada Perda zakat karena
wajib. Dan jika tidak ada Perda pun zakat itu harus dilakukan bagi
semua umat Islam yang mampu karena dengan berzakat maka kita
membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu.
Apakah ada dampak positif dan negatif yang dirasakan
masyarakat dengan adanya Perda zakat ini ?
Untuk negatifnya. bagi orang yang kikir mungkin dia tidak mau
mengeluarkan hartanya untuk berzakat dan positifnya bagi yang
membayar itu adalah bentuk pensucian harta kita di dunia dan lebih
bermamfaat pula harta jika di zakat kan kepada yang membutuhkan
menurut syariat Islam.
Apa saran dan harapan anda terhadap Baznas Kabupaten
Lebak ?
Mudah-mudahan dana zakat yang terkumpul dapat di alokasikan
dana nya kepada yang benar-benar membutuhkan
Keterangan : 1 : MustahiqQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 31 Januari 2017 pukul 11.00 WIB. Wawancara dilakukan di Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah.
QI
Apakah Baznas Kabupaten Lebak sering mengadakan sosialisasi
terhadap masyarakat ?
Menurut saya, iya namun jarang-jarang hanya beberapa tahun sekali
saja.
Dalam bentuk apa sajakah sosialisasi yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak ?
Dalam bentuk media koran, mungkin juga di masjid atau mushola
Menurut anda, bagaimana pelayanan yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak terhadap mustahiq ?
Menurut saya, pelayanan yang diberikan Baznas baik, ramah tanpa
pilih kasih serta mengutamakan kepada yang tidak mampu.
Bagaimana sistem pengambilan dana tersebut ?
Biasanya dalam pengambilan dana zakat, sistemnya kita di
kumpulkan di Baznas atau Baznas sendiri yang datang memberikan
kepada mustahiq.
Apakah sistem yang ada berbelit-belit ?
Tidak berbelit-belit
Apakah ada dampak positif dan negatif dengan adanya program
pinjaman untuk UKM ?
Dampak positifnya sebagai tambahan modal usaha dan lain
sebagainya kalau untuk negatifnya saya rasa tidak ada.
Apa tanggapan anda, mengenai Program-program zakat yang
ada ?
Ya bagus, seperti memberikan kepada mustahiq, adanya program
pinjaman kepada para usaha kecil. Intinya bagus untuk
kesejahteraan dan meningkat ekonomi orang miskin.
Menurut anda, apakah kebijakan zakat sudah merata ke semua
wilayah di Kabupaten Lebak ?
Menurut saya, belum merata, karena Kab Lebak itu kan luas maka
tidak cukup waktu yang sedikit untuk menyebarluaskan kebijakan ini
ke semua wilayah di Kabupaten Lebak.
Menurut anda, apakah Perda zakat ini tepat dilakukan di
Kabupaten Lebak ?
Tepat karena Kabupaten Lebak dengan mayoritas beragama Islam
dan juga dapat membantu masyarakat miskin seperti saya untuk
bertahan hidup dan mengembangkan perekonomian usaha bagi para
pemilik usaha.
Apakah ada dampak positif dan negatif yang dirasakan
masyarakat dengan adanya Perda zakat ini ?
Dampak positifnya banyak, yaitu membantu saudara-saudara yang
tidak mampu, memberikan bantuan bencana, kebakaran dan
meminjamkan modal kepada pemilik usaha kecil/kelontongan.
Sedangkan untuk negatifnya saya kira tidak ada.
Apa saran dan harapan anda terhadap Baznas Kabupaten Lebak
?
Semoga Baznas Kabupaten Lebak bertahan lama dan bermamfaat
bagi semua orang khususnya orang yang berhak menerima zakat.
Keterangan : 1 : MustahiqQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 14 Juni 2017 pukul 09.00 WIB.Wawancara dilakukan di Kediaman Rumah Bapak Ali
QI
Apakah SDM dalam mengelola zakat sudah mencukupi ?
SDM nya sudah cukup, disini ada 3 dalam kepengurusannya yaitu
ketua sekretaris bendahara
Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki sudah mencukupi
dalam pengelolaan zakat ?
Bisa dibilang lingkungannya kecil, dan hanya satu dinas dan
pegawainya pun berjumlah sedikit jadi tidak diperlukaannya sarana
yang lainnya.
Menurut anda, sejuah ini apakah Baznas Kabupaten Lebak
melakukan sosialisasi terhadap pengelola zakat ?
Sering, dan setiap tahun dilakukan sosialisasi.
Apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi
terhadap masyarakat ?
Iya melakukan kepada masyarakat dengan melalui media-media.
Sejuah ini apakah ada kendala terhadap pengelolaan zakat di
Kabupaten Lebak ?
Tidak ada kendala.
Bentuk apa sajakah sosialisasi yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak ?
Untuk kepada pengelola zakat memberikan pedoman dan aturan
bagaimana mengelola zakat dan untuk kepada masyarakat sendiri
dengan mengikuti zaman seperti media sosial maupun Koran harian
dan lain sebagainya.
Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten
Lebak ?
Dari hasil sosialisasi, Baznas Kabupaten Lebak membuka kepada
masyarakat yang membutuhkan sarana peribadatan dan langsung
mengusulkan kepada Baznas Kabupaten Lebak setelah itu Baznas
Kabupaten Lebak memilih-milih dan kalau tidak salah setiap daerah-
daerah atau kecamatan-kecamatan sudah mendapatkan bagiannya
sendiri-sendiri untuk hal sarana peribadatan.
Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh pengelola zakat
terhadap muzaki ?
Baik karena setiap bulannya muzaki membayar zakat dengan
dipotong langsung sebesar hisab zakat profesi.
Menurut anda, apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan
alokasi dana zakat tepat pada sasaran (mustahiq) ?
Iya sudah
Apakah ada dampak positif dan negatifnya terhadap
masyarakat mengenai dana zakat tersebut ?
Dampak positif bagus untuk membangun, seperti membangun
mushola. MCK dan lain sebagianya dan ini bagus untuk membantu
masyarakat dari pada meminta-minta. Dan saran saya, jika
anggarannya banyak, sebaikanya yang meminta-minta di jalananya
itu tidak boleh akan tetapi kita lihat dulu kepada anggarannya cukup
tidaknya. Itu hanya saran saja.
Menurut anda, apakah ada kendala dan permasalahan yang di
alami Baznas Kabupaten Lebak tentang pengelolaan zakat di
Kabupaten Lebak ?
Tidak ada kendalaApa harapan anda, terhadap Baznas Kabupaten Lebak ke
depannya ?
Lebih memamfaatkan dana zakat yang sudah terkumpul dan di
salurkan kepada yang berhak menerimanya
Keterangan : 1 : Pengelola ZakatQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 11.00 WIB. Wawancara dilakukan di Kantor Disperindag Kabupaten Lebak.
QI
Apakah SDM dalam mengelola zakat sudah mencukupi ?
Sudah, karena lingkungannya kecil hanya sebatas satu dinas saja.
Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki sudah mencukupi
dalam pengelolaan zakat ?
Sudah mencukupi
Menurut anda, sejauh ini apakah Baznas Lebak melakukan
sosialisasi terhadap pengelola zakat ?
Iya, setiap 1 tahun sekali atau dua kali
Apakah Baznas Lebak melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat ?
Iya, Baznas Lebak melakukan sosialisasi ke masyarakat langsung.
Sejuah ini apakah ada kendala terhadap pengelolaan zakat di
Kabupaten Lebak ?
Tidak ada kendala, hanya perlu perbaikan dan kinerjanya lebih
ditingkatkan
Bentuk apa saja kah sosialisasi yang dilakukan Baznas Lebak ?
Berupa melalui himbauan-himbauan di radio, media sosial dan lain
sebagainya.
Bagiamana pelayanan yang dilakukan oleh Baznas Lebak ?
Sejauh ini baik tanpa kendala.
Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh pengelola zakat
terhadap muzaki ?
Baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Menurut anda, apakah Baznas Lebak melakukan alokasi dana
zakat tepat pada sasaran (mustahiq) ?
Iya. Karena sesuai dengan aturan yang ada.
Apakah ada dampak positif dan negatifnya terhadap
masyarakat mengenai dana zakat tersebut ?
Positif tentu pasti karena akan membantu keberlangsungan ekonomi
dan kehidupan orang yang menerima zakat. Sedangkan negatifnya
ialah kurang transparan dari Baznas Lebak mengenai alokasi dana
zakat tersebut.
Menurut anda, apakah ada Kendala dan permasalahan yang di
alami Baznas Lebak tentang pengelolaan zakat di Kabupaten
Lebak ?
Menurut sepengatahuan saya, tidak ada kendala
Apa harapan anda, terhadap Baznas Lebak kedepannya ?
Lebih transparan dan lebih diperbaiki kinerjanya
Keterangan : 1 : Pengelola ZakatQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 9 Januari 2017 pukul 09.00 WIB.Wawancara dilakukan di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak.
QI
Menurut pendapat anda, bagaimana pengelolaan zakat yang
dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak sebelum dan sesudah
melakukan penyelenggaraan monitoring dan Evaluasi pada
Peraturan Daerah No 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat
di tahun 2010 ?
Menurut pandangan saya, pengelolaan zakat yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak setiap tahunnya mempunyai peningkatan,
khususnya di penghimpunan, pendayagunaan dan penyaluran,
terlebih dengan adanya undang-undang terbaru yang mengatur
pengelolaan zakat, maka secara tidak langsung Baznas Kabupaten
Lebak harus menyesuaikan dengan perundang-undangan tersebut,
agar pengelolaan zakat lebih baik dan dapat di percaya oleh
masyarakat.
Bagaimana sosialisasi yang di lakukan Baznas Kabupaten Lebak
sejauh ini apakah ada peningkatan atau penurunan ?
Menurut pandangan saya, saat ini sosialisasi yang dilakukan Baznas
Kabupaten Lebak baik dengan perkembangan media internet yang
cepat, maka Baznas Kabupaten Lebak memamfaatkan kemajuan
teknologi tersebut dengan mensosialisasikan zakat ini ke semua
lapisan masyarakat, akan tetapi kurang meratanya sosialisasi yang
dilakukan kepada masyarakat yang berada di daerah selatan
Kabupaten Lebak. Hal ini harus di perbaiki kedepannya.
Menurut pendapat anda, apakah pendistribusian zakat yang
dilakukan Baznas Kabupaten Lebak tepat sasaran dan
berdayaguna bagi masyarakat (mustahiq) ?
Menurut saya, pendistribusian zakat yang dilakukan oleh Baznas
Kabupaten Lebak tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan
syariah. Disamping dana zakat untuk keperluan mustahiq yang
bersifat konsumtif, juga ingin kita salurkan secara produktif, agar
para mustahiq menjadi mandiri, bahkan bisa menjadi muzakki atau
program Mustahik Menjadi Muzakki (M3).
Menurut pendapat anda, apakah sumber daya manusia yang di
miliki Baznas Kabupaten Lebak sudah mumpuni dalam
mengelola zakat ?
Sepengetahuan saya, sumber daya manusia yang dimiliki oleh
Baznas Kabupaten Lebak bagus, karena di isi oleh kalangan-
kalangan yang baik dan mempunyai pengalaman di bidangnya.
Namun perlu dilakukan pelatihan-pelatihan secara terus-menerus
untuk membangun sumber daya manusia yang berkembang dan
professional.
Apa saran anda, terhadap pengelolaan zakat di Kabupaten
Lebak ?
Saran saya terkait pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak yaitu di
tingkatkannya kembali sosialisasi secara merata ke semua wilayah
Kabupaten Lebak, karena mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan zakat, selanjutnya perbaiki dalam pengelolaan zakat
baik di pelayanan kepada muzaki maupun terhadap mustahiq, serta
dayagunakan lah zakat agar selalu bermamfaat bagi semua
kalangan. (muzaki dan mustahiq).
Keterangan : 1 : EvaluatorQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 23 Mei 2017 pukul 15.00 WIB.
QI
Lembaga apa saja yang menangani zakat ? lembaga secara
terknisnya siapa ? apa fungsi dari lembaga tersebut ?
Lembaga yang menangani zakat selain unit pengumpul zakat ada
juga lembaga amil zakat, semuanya strategis dalam penghimpunan
dan penyalurannya. Dan dalam rangka membantu dan
mengentaskan kemiskinan.
Menurut anda, apakah ada kendala dan permasalahan dalam
pelayanannya tersebut ?
Kita di fokuskan dalam keuangan dalam melayani, kalau misalkan di
bulan ini Baznas menghimpun zakat dalam bentuk rupiah maka tidak
dalam satu bulan tersebut kita keluarkan semuanya, namun pada
akhir tahun yang namanya zakat fitrah, profesi harus habis dalam
satu tahun dan jangan ada yang tersisa, terkecuali zakat infak tidak
apa-apa.
Apakah kebijakan zakat sejauh ini sudah merata ke semua
wilayah Kabupaten Lebak ?
Belum, sedang berupa melakukan sosialisasi kebeberapa kecamatan.
Dan rata-rata di daerah sobang dan di cijaku dan mayoritas di
daerah-daerah selatan yang belum tertangani oleh Baznas.
Menurut anda, apa saja Kendala dan tantangan yang dihadapi
Baznas Kabupaten Lebak dalam mengimplementasikan Perda
zakat ini ?
Perda zakat ini kita masih produknya tahun 2005 sedangkan
sekarang sesuai dengan undang-undang sesuai dengan peraturan
pemerintah dan Baznas harus segera di sesuaikan dengana Perda
tersebut, kedepannya melakukan verifikasi yang ada, jadi sudah
tidak sejalan, namun berdasarkan undang-undang, sepanjang itu
masih bisa dilakukan maka tidak ada permasalahan.
Apakah Perda zakat tepat dilakukan di Kabupaten Lebak ?
Sesuai amanat undang-undang ya tetap.
Siapa saja sasaran dari dana zakat ini ?
Sementara ini muzaki, dan muzaki itu berasal dari masyarakat itu
sendiri dan sejauh ini muzaki/masyarakat belum sepenuhnya percaya
terhadap lembaga zakat, tidak hanya di Kabupaten Lebak saja, di
semua wilayah di Indonesia sama seperti ini. Perumpaan saja
masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam jika di kumpulkan
zakat dari semuanya tersebut maka masyarakat yang miskin akan
terbantu karena masyarakat miskin di Indoensia kebanyakan agama
Islam. Sejauh ini lembaga zakat belum mendapat amanah dan
kepercayaan dari masyarakat itu sendiri untuk menghimpun dana
zakat tersebut, ada sebagian orang yang membayarkan zakatnya
langsung kepada yang membutuhkan. Dan hal ini lembaga zakat
harus bisa menjadi lembaga yang dapat di percayai oleh masyarakat
dan masih banyak potensi-potensi zakat yang belum tergali.
Apakah ada dampak positif dan negatif yang dirasakan
masyarakat dengan adanya Perda zakat ini ?
Yang jelas dampak negatif tidak ada, bagi semua umat Islam ialah
suatu kewajiban bagi yang mampu untuk membayar zakatnya kepada
keluarga yang tidak mampu.
Keterangan : 1 : Tokoh MayarakatQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 6 Februari 2017 pukul 13.15 WIB.Wawancara dilakukan di Masjid Agung Al-A’Araf Rangkasbitung.
QI
Lembaga apa saja yang menangani zakat ? lembaga secara
terknisnya siapa ? apa fungsi dari lembaga tersebut ?
Menurut saya Lembaga yang menangani zakat ialah Baznas
Kabupaten Lebak, Laz harfa atau Dhompet Dhuafa. Fungsi semua
lembaga tersebut ialah menghimpun dan menyalurkan dana zakat.
Menurut anda, apakah ada kendala dan permasalahan dalam
pelayanannya tersebut ?
Menurut saya, tidak ada kendala karena sekarang ini Baznas Kab.
Lebak sudah memiliki sarana dan prasarana yang baik dan secara
otomatis pelayananyapun baik. Dan sepengetahuan saya dalam
melaksanakan pelayanan mengutamakan keikhlasan dan keramahan
kepada para muzaki maupun mustahiq
Apakah sosialisasi yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten
Lebak sudah optimal dan dalam bentuk apa saja sosialisasi yang
telah dilakukan ?
Menurut saya, sosialisasi belum begitu optimal, karena masyarakat
di tempat saya tinggal tidak mengetahui tentang adanya Perda
zakat, karena masyarakat pada umumnya rasa keingintahuannya
masih rendah dan Baznas Kab Lebak sendiri belum secara
menyeluruh ke semua wilayah melakukan sosialisasinya tersebut.
adapun untuk bentuk dari sosialisasi yang sudah dilakukan saya
pernah melihat kertas bulletin di Masjid Agung Al-A’Araf dan
didalam bulletin tersebut adanya ajakan untuk berzakat.
Apakah sumber daya manusia di Baznas Kab. Lebak sudah
memadai dalam mengelola zakat ?
Menurut saya, sudah memadai karena SDM yang ada di Baznas
Lebak sudah memiliki pengalaman di bidang pengelolaan zakat.
Apakah kebijakan zakat sejauh ini sudah merata ke semua
wilayah Kabupaten Lebak ?
Belum merata, karena masih banyak kecamatan-kecamatan yang
ada di Kabupaten Lebak yang belum tertangani
Menurut anda, apa saja Kendala dan tantangan yang dihadapi
Baznas Kabupaten Lebak dalam mengimplementasikan Perda
zakat ini ?
Menurut sepengetahuan saya, kendala dalam pelaksanaan Perda
zakat oleh Baznas Kabupaten Lebak ialah tingkat kesadaran
masyarakat untuk membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat
masih rendah karena rendahnya keingintahuan masyarakat
terhadap kebijakan pemerintah.
Apakah Perda zakat tepat dilakukan di Kabupaten Lebak ?
Tentu tepat dilakukan di Kabupaten Lebak, karena dengan adanya
Perda zakat ini membantu Pemerintah Daerah dalam
mensejahterakan dan meningkatkan perekonomian masyarakatnya.
Siapa saja sasaran dari zakat ini ?
Menurut saya, Sasaran dari zakat ini adalah mustahiq (fakir miskin)
karena zakat di peruntukan kepada orang-orang yang tidak mampu,
selain itu muzaki (orang yang membayar zakat) jika tidak ada
muzaki maka zakat tidak dapat di salurkan kepada yang
membutuhkan dan terakhir untuk lebih bermamfaat dan dapat di
putar balik lagi ialah memberikan pinjaman kepada pemilik usaha
kecil agar usaha mereka dapat berkembang.
Apa saran untuk Baznas Kabupaten Lebak ?
Saran dari saya agar Baznas Kabupaten Lebak lebih baik dan dapat
menyalurkan zakat ke semua wilayah agar semua orang dapat
merasakan dana zakat khususnya orang-orang yang berhak
menerimanya.
Apakah ada dampak positif dan negatif yang dirasakan
masyarakat dengan adanya Perda zakat ini ?
Dampak positifnya ialah membantu sesama muslim yang tidak
mampu, meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Sedangkan
negatifnya saya kira tidak ada negatif dari zakat, tapi untuk yang
mengelolanya mungkin ada seperti kurang transparan ke semua
pihak, minimnya sosialisasi dan lain sebagainya.
Keterangan : 1 : Tokoh MayarakatQ : Pertanyaan dan Jawaban
Catatan Lapangan :Wawancara pada tanggal 13 Juni 2017 pukul 10.45 WIB.Wawancara dilakukan di Kediaman Rumah Bapak Jamal
MATRIKS HASIL WAWANCARA SESUDAH REDUKSI
1. Dimensi Input
a. Struktur Kelembagaan
QI
Lembaga apa saja kah yang menangani zakat di Kabupaten Lebak?
1Sementara ini Baznas Kabupaten Lebak yang menanganinya, mengenaiLAZ ada dalam UU No 23 Tahun 2011 ini ada ketentuan adanyapembatasan LAZ di dalam daerah. Di dalam UU menetapkan bahwaLAZ ini di provinsi hanya satu, dan di kab/kota pun satu. Dan yangmenaunginya ialah Baznas nasional dan selain itu ada beberapa LAZseperti LAZ Harfa, LAZ Muhamadiyah dan lain sebagainya, sejauh inikami belum dapat mengumpulkan lembaga-lembaga tersebut untukduduk bersama guna mengetahui apa saja yang sudah dilakukan
1 Di Kabupaten Lebak sesuai dengan Perda yang menangani zakat ialahBaznas (Badan Amil Zakat Nasional) yang dahulu di sebut Bazda(Badan Amil Zakat Daerah) akan tetapi dengan adanya undang-undangyang terbaru maka sekarang Baznas.1 Lembaga yang menangani zakat selain unit pengumpul zakat ada jugalembaga amil zakat, semuanya strategis dalam penghimpunan danpenyalurannya. Dan dalam rangka membantu dan mengentaskankemiskinan1 Menurut saya Lembaga yang menangani zakat ialah Baznas KabupatenLebak, Laz harfa atau Dhompet Dhuafa. Fungsi semua lembaga tersebutialah menghimpun dan menyalurkan dana zakat
b. Sumber Daya Manusia
Q
I
Apakah sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak sudahmencukupi dan mempunyai kualitas di bidangnya dalam mengelolazakat ?
1 Sepengetahuan saya, kami ini adalah perpaduan antara pengurus lamadan baru, jadi setidaknya dalam menjalankan tugas-tugas program zakatkami berusaha dan berupaya sebaik mungkin serta kamipun mengikutipembelajaran seperti diklat yang diselenggarakan oleh provinsi, danKemenag tujuannya ialah untuk meningkatkan kualitas
1 Kalau untuk ideal belum, tetapi kita sedang berupaya ke arah ideal1 Menurut saya, mencukupi dan memang banyak peminat-peminat yangingin bekerja di Lembaga zakat1 SDM nya sudah cukup, disini ada 3 dalam kepengurusannya yaitu ketuasekretaris bendahara1 sudah, karena lingkungannya kecil hanya sebatas satu SKPD1 Sepengetahuan saya, sumber daya manusia yang dimiliki oleh BaznasKabupaten Lebak bagus, karena di isi oleh kalangan-kalangan yang baikdan mempunyai pengalaman di bidangnya. Namun perlu dilakukanpelatihan-pelatihan secara terus-menerus untuk membangun sumberdaya manusia yang berkembang dan professional.1 Masih terbatas. Karena selama ini pada dasaranya pendidikan danpelatihan ini sering dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak akan tetapipermasalahan yang muncul ialah kesulitan untuk mentranspermenerapkan diberikan ketika penataran dan pelatihan dikarenakanfaktor usia maupun kemampuan pengelola itu sendiri1 Menurut saya, sudah memadai karena SDM yang ada di Baznas Lebaksudah memiliki pengalaman di bidang pengelolaan zakat.
c. Sarana dan prasarana
QI
Apakah sarana dan prasarana sudah mencukupi untuk mengelolazakat dan melaksanakan program-program kerja BaznasKab.Lebak ?1 Mengenai sarana dan prasarana kita sudah melakukan peningkatanyakni dengan adanya media di laman internet untuk meningkatkanpelayanan kita di media sosial hal ini berhubungan dengan kemajuanteknologi yang ada1 Secara maksimal belum, tetapi 80 % sudah baik dan ini akan terusdikembangkan demi kenyamanan bersama1 Mencukupi1 Bisa dibilang lingkungannya kecil, dan hanya satu dinas danpegawainya pun berjumlah sedikit jadi tidak diperlukaannya saranayang lainnya1 Sudah mencukupi
d. Sosialisasi
QI
Apakah Baznas Kabupaten Lebak sudah melaksanakan sosialisasiterhadap masyarakat ?1 Sementara ini belum optimal, dan Baznas Kabupaten Lebak sejauh inisedang terus mensosialiasikan zakat kepada para pedagang di pasar,pengusaha-pengusaha, dan petani. Sejatinya petani selama inimembayarakan zakat hasil panennya akan tetapi petani membayarkanzakatnya belum melalui badan amil zakat hal ini yang menjadikan tugaskita agar para masyarakat dapat percaya kepada lembaga amil zakatguna membayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak1 Terkait Sosialiasasi Baznas sudah melakukan himbauan atau perintahkepada beberapa SKPD, anggota DPRD dan lain sebagainya agarmereka berinfak, shadaqah dan berzakat melalui Baznas, dan terakhirBaznas melakukan sosialisasi kepada para pengusaha dan pengusahamengeluarkan infaknya sebesar 4%. dan sosialisasi pun dalamberbentuk seminar, kadang Baznas pun mengumpulkan masyarakat, jikaada event-event dari Pemerintah Daerah Baznas masuk untukmenyampaikan sosialisasi dan kita khusus mengundang yang terakhirkita mengundang anggota DPRD untuk menyampaikan sosialisasi ataukepada Kadin sedang rapat kita meminta waktu untuk mensosialisasikanzakat1 Baznas melakukan sosialiasi dan mereka menolong masyarakat yangtidak mampu1 Sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak ini sudahbekerjasama, dan kinerjanya pun bagus, sampai-sampai melalui mediasosialpun sudah ada, melalui lisanpun sudah ada, dan itu berjalandengan baik dan saya aspresiasi kepada kepala Baznas KabupatenLebak dan seluruh jajarannya1 Sejauh ini sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.Untukyang terbaru sekarang Baznas melakukan sosialisasi dengan bentukkalender-kalender1 Menurut saya, iya namun jarang-jarang hanya beberapa tahun sekalisaja, dan Dalam bentuk media koran, mungkin juga di masjid ataumushola1 Sering, dan setiap tahun dilakukan sosialiasi1 Iya, setiap 1 tahun sekali atau dua kali1 Menurut pandangan saya, saat ini sosialisasi yang dilakukan BaznasKabupaten Lebak baik dengan perkembangan media internet yangcepat, maka Baznas Kabupaten Lebak memamfaatkan kemajuan
teknologi tersebut dengan mensosialisasikan zakat ini ke semua lapisanmasyarakat, akan tetapi kurang meratanya sosialisasi yang dilakukankepada masyarakat yang berada di daerah selatan Kabupaten Lebak. Halini harus di perbaiki kedepannya1 Kalau dikatakan baik belum, akan tetapi mengarah kesana (baik) untukselalu melakukakn perbaikan-perbaikan , dan sejauh ini kepengurusanBaznas Kabupaten Lebakbaru terbentuk pada awal tahun ini dankedepannya akan lebih baik lagi dari segala aspek. dan sejauh ini adaperbaikan-perbaikan. Serta melakukan sosialisasi di dalam maupundiluar. Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi sudah berkalaseperti ke Unit Pengumpul Zakat (UPZ), kecamatan-kecamatan atauorganisasi-organisasi profesi, karena potensi dana zakat Baznas itu darimasyarakat itu sendiri seperti upz, organisasi profesi, dan notaris1 Menurut saya, sosialisasi belum begitu optimal, karena masyarakat ditempat saya tinggal tidak mengetahui tentang adanya Perda zakat,karena masyarakat pada umumnya rasa keingintahuannya masih rendahdan Baznas Kab Lebak sendiri belum secara menyeluruh ke semuawilayah melakukan sosialisasinya tersebut. adapun untuk bentuk darisosialisasi yang sudah dilakukan saya pernah melihat kertas bulletin diMasjid Agung Al-A’Araf dan didalam bulletin tersebut adanya ajakanuntuk berzakat.
2. Dimensi Proses
a. Pelayanan langsung kepada masyarakat
QI
Bagaimana Pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebakterhadap masyarakat (muzaki dan mustahiq) ?1 Untuk kepada muzaki, kita sudah melakukan hal itu yakni kitamemberikan laporan kepada muzaki tersebut mengenai hasil dana yangkita salurkan kepada yang membutuhkan hal ini agar terjadinya salingikatan kepercayaan yang kuat di antara muzaki kepada lembaga zakat.Selanjutnya untuk mustahiq kita selalu hadir dimana ada yang sangatmembutuhkan bantuan contohnya kita ada yang sakit kita berikan, danyang terbaru kita memberikan bantuan kepada korban bencana1 Saat ini kita memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan berupabantuan ketika ada bencana-bencana, rumah roboh dan lain sebagainya1 Menurut saya, bagus. Mereka benar-benar menolong dan tanpa pamrih1 Pelayanan yang diberikan Baznas ini untuk wilayah Kab Lebak, sayamengapresiasi karena dari atasan ke bawah saya kutip sudah bagus.
Selanjutnya Baznas Kabupaten Lebak ini tidak ada istilah sistemberbelit-belit, bahkan yang mengajukan secara lisanpun ada, yanglangsung maupun secara tulisan pun tidak ada yang dipersulit,sebetulnya secara umum saya kutip “Baznas ini tidak mempersulitsedikitpun1 Menurut saya, pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak baikdan melakukannyapun dengan ikhlasan tanpa pamrih, karena di mulaidari atasannya yang bisa langsung terjun ke masyarakat dan setahu sayadalam memberikan pelayanannya totalitas1 Menurut saya, pelayanan yang diberikan Baznas baik, ramah tanpa pilihkasih serta mengutamakan kepada yang tidak mampu. Serta Biasanyadalam pengambilan dana zakat, sistemnya kita di kumpulkan di Baznasatau Baznas sendiri yang datang memberikan kepada mustahiq.1 Dari hasil sosialiasi, Baznas membuka kepada masyarakat yangmembutuhkan sarana peribadatan dan langsung mengusulkan kepadaBaznas setelah itu Baznas memilih-milih dan kalau tidak salah setiapdaerah-daerah atau kecamatan-kecamatan sudah mendapatkanbagiannya sendiri-sendiri untuk hal sarana peribadatan1 Baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku1 Menurut saya, tidak ada kendala karena sekarang ini Baznas Kab. Lebaksudah memiliki sarana dan prasarana yang baik dan secara otomatispelayananyapun baik. Dan sepengetahuan saya dalam melaksanakanpelayanan mengutamakan keikhlasan dan keramahan kepada paramuzaki maupun mustahiq.
b. Pemerataan Kebijakan
QI
Apakah kebijakan zakat sudah merata luas ke semua wilayahKabupaten Lebak ?1 Menurut hasil tahun 2016, dimana kita ini masih belum optimal, kitamelaksanakan pendistribusian itu berdasarkan pengajuan proposalkepada kita, ternyata ada beberapa kecamatan yang sama sekali tidakada seperti pesantren, mushola, sekolah maupun majelis tidak ada.danKita lihat mungkin daerah tersebut daerah yang tertinggal dan disinikami juga para pengurus bagaimana untuk kedepannya untuk semuawilayah merata dalam pendistribusian dan jangan sampai ada yangtertinggal dan kami pun mempertanyakan disetiap kecamatan itu adaUPZ dan kepala camat tersebut kenapa tidak bekerjasama denganBaznas Kabupaten Lebak. Apa mungkin harus Baznas Kabupaten Lebak
yang selalu mengkomfirmasi ke kecamatan tersebut untuk membuatpermohonan bantuan. Tentu tidak.Akan tetapi sejatinya kita hadir dalamurusan bencana dan insyaAllah kita membantu1 Kalau merata, saya jujur untuk merata saya kira itu belum, tetapi saattahun ini kita berupaya untuk semua kecamatan dalam hal ini kita bisamenerima pengeluaran dari Baznas ini, kalau tahun kemarin ada duakecamatan yang belum menyentuh akan tetapi secara keseluruhanmenerima santunan, bedah rumah, bantuan mushola maupun masjid1 Sudah merata akan tetapi perlu adanya perluasan ke plosok-plosokwilayah di Kabupaten Lebak1 Sejauh ini pembagian zakat di Kabupaten Lebak belum ke semuawilayah akan tetapi hampir ke semua wilayah dan untuk tahun inimemfokuskan ke wilayah selatan1 Menurut saya, belum merata, karena Kab Lebak itu kan luas maka tidakcukup waktu yang sedikit untuk menyebarluaskan kebijakan ini kesemua wilayah di Kabupaten Lebak.1 Belum, sedang berupaya melakukan sosialisasi ke beberapa kecamatan.dan Rata-rata di Daerah Sobang dan di Cijaku dan mayoritas di daerah-daerah selatan yang belum tertangani oleh Baznas Kabupaten Lebak1 Belum merata, karena masih banyak kecamatan-kecamatan yang ada diKabupaten Lebak yang belum tertangani.
c. Hambatan dan Tantangan
QI
Apakah hambatan dan tantangan Baznas Kab Lebak dalammelaksanakan pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak ?1 Mengenai hambatan di lapangan seperti pengumpulan, pendistribusiandan lain sebagainya ialah dimana masih terdapat dinas-dinas atauinstansi lain yang kurang sadar untuk melaksanakan kewajibanmembayar zakat, selainitu di dalam pendistribusian ketika adapermohonan bantuan kepada Baznas Kabupaten Lebak ada beberapayang tidak benar, apa yang menjadi hambatan ialah kita ini harusmemberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan layak untuk dibantuakan tetapi jika tidak layak di bantu maka yang terjadi kita menyalahiaturan yang ada.1 Yang pertama ialah susahnya masyarakat untuk berzakat dan kita susahuntuk menyadarkan masyarakat untuk berzakat melalui lembaga amilzakat, menarik muzaki untuk berzakat secara individu itu masih bisaterhitung jumlahnya dan perlu dari Baznas untuk memikat maupun
menjemputnya.Kemudian masih kurangnya infrastruktur yang ada disini, karena kita ingin menghidupkan web atau lainnya karena kita inginsemua nya serba online akan tetapi sumber daya manusia yang kurangdibidangnya dan kurangnya infrastruktur dalam bidang tersebut1 Tidak ada1 Setau saya, tidak ada kendala1 Kendala selama ini ialah Baznas Kabupaten Lebak belum sesuaidengan undang-undang mengenai pelaksanaannya1 Menurut sepengetahuan saya, kendala dalam pelaksanaan Perda zakatoleh Baznas Kabupaten Lebak ialah tingkat kesadaran masyarakat untukmembayarkan zakatnya melalui lembaga zakat masih rendah karenarendahnya keingintahuan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah
3. Dimensi Output
a. ketetapan
QI
Apakah Peraturan daerah tentang zakat ini tepat dilakukan diwilayah Kabupaten Lebak ?1 Tepat sekali, karena di masyarakat itu harus ada aturannya terlebihdahulu, jika tidak ada aturan maka mereka tidak akan melakukan haltersebut1 Menurut saya, tepat karena mayoritas di Kabupaten Lebak beragamaIslam dan jika tidak ada Peraturan Daerah pun zakat harus terus berjalankarena salah satu kewajiban umat muslim1 Seharusnya di semua Kabupaten/Kota ada Perda zakat karena wajib.Dan jika tidak ada Perda pun zakat itu harus dilakukan bagi semua umatIslam yang mampu karena dengan berzakat maka kita membantusaudara-saudara kita yang tidak mampu1 Tepat karena Kabupaten Lebak dengan mayoritas beragama Islam danjuga dapat membantu masyarakat miskin seperti saya untuk bertahanhidup dan mengembangkan perekonomian usaha bagi para pemilikusaha.1 Tentu tepat dilakukan di Kabupaten Lebak, karena dengan adanya Perdazakat ini membantu Pemerintah Daerah dalam mensejahterakan danmeningkatkan perekonomian masyarakatnya.
b. Sasaran yang di tangani
QI
Siapa saja kah sasaran dari kebijakan zakat ini ?1 Sasaran kita adalah muzaki yang mana orang-orang yang mempunyaiharta lebih, akan tetapi saat ini yang konsisten itu adalah PNS denganpengusaha1 Yang menerima zakat ialah orang yang benar-benar membutuhkanmenurut hisab ajaran agama Islam1 Menurut saya, pendistribusian zakat yang dilakukan oleh BaznasKabupaten Lebak tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan syariah.Disamping dana zakat untuk keperluan mustahiq yang bersifatkonsumtif, juga ingin kita salurkan secara produktif, agar para mustahiqmenjadi mandiri, bahkan bisa menjadi muzakki atau program MustahikMenjadi Muzakki (M3).1 Sementara ini muzaki, dan muzaki itu berasal dari masyarakat itusendiri dan sejauh ini muzaki/masyarakat belum sepenuhnya percayaterhadap lembaga zakat, tidak hanya di Kabupaten lebak saja, di semuawilayah di Indonesia sama seperti ini. Perumpaan saja masyarakatIndonesia mayoritas beragama islam jika di kumpulkan zakat darisemuanya tersebut maka masyarakat-masyarakat yang miskin akanterbantu karena masyarakat miskin di indoensia kebanyakan agamaislam. Sejauh ini lembaga zakat belum mendapat amanah dankepercayaan dari masyarakat itu sendiri untuk menghimpun dana zakattersebut, ada sebagian orang yang membayarkan zakatnya langsungkepada yang membutuhkan. Dan hal ini lembaga zakat harus bisamenjadi lembaga yang dapat di percayai oleh masyarakat dan masihbanyak potensi-potensi zakat yang belum tergali1 Menurut saya, Sasaran dari zakat ini adalah mustahiq (fakir miskin)karena zakat di peruntukan kepada orang-orang yang tidak mampu,selain itu muzaki (orang yang membayar zakat) jika tidak ada muzakimaka zakat tidak dapat di salurkan kepada yang membutuhkan danterakhir untuk lebih bermamfaat dan dapat di putar balik lagi ialahmemberikan pinjaman kepada pemilik usaha kecil agar usaha merekadapat berkembang.
4. Dimensi Outcome
a. Positif dan Negatif
QI
Apakah ada dampak positif dan negatif yang di terima olehmasyarakat dengan adanya Peraturan daerah tentang zakat ini ?
1Positifnya ya jelas baik, dan di dalam dana zakat ini perlu adanya kekhawatiran dimana jangan sampai kita memberikan dana tersebutkepada orang-orang yang malas untuk bekerja, jika kita terusmemberikan maka yang terjadi ialah akan berkelanjutan mengharapkanbantuan. Di dalam program zakat ada yang di namakan zakat konsumtifharus betul-betul yang menerimanya. Misalkan ada jompo dimana tidakbias berusaha untuk bekerja dan ini kita harus hadir untuk membantusampai dia meninggal. Makanya Baznas Kabupaten Lebak ini benar-benar selektif tidak seperti yang lain contoh seperti dana pemerintahyang berupa bantuan langsung tunai kepada masyarakat hal ini akan adakemungkinan yang mendapat bantuan tersebut sejati masih bias bekerjadan berusaha dan itu sebetulnya negatif. Dan kami Baznas KabupatenLebak tidak seperti itu kita harus benar-benar positif. Misalnya orangmiskin masih bias usaha tapi tidak punya modal maka kita bantu, orangmiskin malas maka kita tidak membantu. Jika orang miskin tidak biasusaha dan tidak punya modal maka kita Bantu sampai ia meninggalintinya kita hadir di dalam semua kebutuhan yang benar-benar nyatatidak mampu.1 Dampaknya banyak, yang menonjol adalah ketika masyarakat ataulembaga yang mengajukan bantuan kepada pemerintah daerah danpemerintah pun belum melakukan dengan sempurna, maka Baznas hadiruntuk membantu memberikan bantuan kepada lembaga atau punyayasan tersebut.Selanjutnya Kalau positifnya pasti ada, karenamasyarakat itu menerima bantuan atau menerima penyaluran dari paramuzaki, kalau negatifnya tidak ada1 Menurut saya, negatif dari zakat itu tidak ada, dan positifnya ialah bagiyang mempunyai harta yang berlebih maka dia berzakat danmemberikan kepada yang tidak mampu1 Untuk negatifnya. bagi orang yang kikir mungkin dia tidak maumengeluarkan hartanya untuk berzakat dan positifnya bagi yangmembayar itu adalah bentuk pensucian harta kita di dunia dan lebihbermamfaat pula harta jika di zakatkan kepada yang membutuhkanmenurut syariat Islam1 Dampak positifnya banyak, yaitu membantu saudara-saudara yang tidakmampu, memberikan bantuan bencana, kebakaran dan meminjamkan
modal kepada pemilik usaha kecil/kelontongan. Sedangkan untuknegatifnya saya kira tidak ada.1 Dampak positif bagus untuk membangun, seperti membangun mushola.MCK dan lain sebagianya dan ini bagus untuk membantu masyarakatdari pada meminta-minta. Dan saran bapak jika anggarannya banyak,sebaikanya yang meminta-minta di jalananya itu tidak boleh akan tetapikita lihat dulu kepada anggarannya cukup tidaknya. Ituhanya saran saja.1 Positif tentu pasti karena akan membantu keberlangsungan ekonomi dankehidupan orang yang menerima zakat. Sedang kan negatifnya ialahkurang transparan dari Baznas mengenai alokasi dana zakat tersebut.1 Yang jelas dampak negatif tidak ada, sesuai dengan ayat Al Quran bagisemua umat islam ialah suatu kewajiban bagi yang mampu untukmembayar zakatnya kepada keluarga yang tidak mampu.1 Dampak positifnya ialah membantu sesama muslim yang tidak mampu,meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Sedangkan negatifnyasaya kira tidak ada negatif dari zakat, tapi untuk yang mengelolanyamungkin ada seperti kurang transparan ke semua pihak, minimnyasosialisasi dan lain sebagainya.
Member Check
Nama : H.Wawan Gunawan
Jabatan : Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak
Tempat : Kantor Baznas Kabupaten Lebak
Pertanyaan
1. Apakah SDM yang dimiliki Baznas Kabupaten Lebak sudah mencukupi
dalam mengelola zakat di Kabupaten Lebak ?
Sepengetahuan saya, kami ini adalah perpaduan antara pengurus lama dan
baru, jadi setidaknya dalam menjalankan tugas-tugas program zakat kami
berusaha dan berupaya sebaik mungkin serta kami pun mengikuti
pembelajaran seperti Diklat yang diselenggarakan oleh provinsi, dan
Kemenag tujuannya ialah untuk meningkatkan kualitas.
2. Lembaga apa saja yang menangani zakat di Kabupaten Lebak ? Lembaga
secara terknisnya siapa ? apa fungsi dari lembaga tersebut ?
Sementara ini Baznas Kabupaten Lebak yang menanganinya, mengenai LAZ
ada dalam UU No 23 Tahun 2011 ini ada ketentuan adanya pembatasan LAZ
di dalam daerah. di dalam UU menetapkan bahwa LAZ ini di provinsi hanya
satu, dan di kabupaten /kota pun satu. Dan yang menaunginya ialah Baznas
nasional dan selain itu ada beberapa LAZ seperti LAZ Harfa, LAZ
Muhamadiyah dan lain sebagainya, sejauh ini kami belum dapat
mengumpulkan lembaga-lembaga tersebut untuk duduk bersama guna
mengetahui apa saja yang sudah dilakukan.
3. Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki sudah memadai untuk mengelola
zakat ?
Mengenai sarana dan prasarana kita sudah melakukan peningkatan yakni
dengan adanya media di laman internet untuk meningkatkan pelayanan kita di
media social hal ini berhubungan dengan kemajuan teknologi yang ada.
4. Sejauh ini apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat ?
Sementara ini belum optimal, dan Baznas Kabupaten Lebak sejauh ini sedang
terus mensosialiasikan zakat kepada para pedagang di pasar, pengusaha-
pengusaha, dan petani. Sejatinya petani selama ini membayarakan zakat hasil
panennya akan tetapi petani membayarkan zakatnya belum melalui badan
amil zakat hal ini yang menjadikan tugas kita agar para masyarakat dapat
percaya kepada lembaga amil zakat guna membayarkan zakatnya melalui
Baznas Kabupaten Lebak.
5. Dalam bentuk apakah sosialiasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak ?
Baik berupa di media-media sosial, pers, radio, membuat spanduk di pinggir
jalan, serta yang terbaru membuat kalender.
6. Bagaimana pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak terhadap
masyarakat (muzaki dan mustahiq) ?
Untuk kepada muzaki, kita sudah melakukan hal itu yakni kita memberikan
laporan kepada muzaki tersebut mengenai hasil dana yang kita salurkan
kepada yang membutuhkan hal ini agar terjadinya ikatan kepercayaan yang
kuat di antara muzaki kepada lembaga zakat. Selanjutnya untuk mustahiq kita
selalu hadir dimana ada yang sangat membutuhkan bantuan contohnya kita
ada yang sakit kita berikan, dan yang terbaru kita memberikan bantuan kepada
korban bencana.
7. Apakah ada hambatan dalam proses pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak ?
Mengenai hambatan dilapangan seperti pengumpulan, pendistribusian dan lain
sebagainya ialah dimana masih terdapat dinas-dinas atau instansi lain yang
kurang sadar untuk melaksanakan kewajiban membayar zakat, selain itu di
dalam pendistribusian ketika ada permohonan bantuan kepada Baznas
Kabupaten Lebak ada beberapa yang tidak benar, apa yang menjadi hambatan
ialah kita ini harus memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan layak
untuk dibantu akan tetapi jika tidak layak di bantu maka yang terjadi kita
menyalahi aturan yang ada.
8. Apakah ada kekurangan pada PERDA zakat di Kabupaten Lebak ?
Perda itu terlahir 2005 dan sesuai dengan undang-undang tahun 1999. Dan
yang terbaru ialah undang-undang tahun 2011 memang ada beberapa hal yang
artinya di dalam perda tersebut tidak sesuai dengan undang-undang yang
sekarang, karena dalam amanah uu memaklumi akan tetapi perda ini harus
ada, dan biasanya di muatan lokal kita itu dimana daerah ini daerah yang
sering bencana mungkin ada pengkhususan yang harus diperbanyak dalam
penanggulangan bencana, dan untuk sementara ini ada perda Baznas
Kabupaten Lebak yang mengatur opersional maupun SOP yang ada. Kalo
semisalkan kedepannya ada kepentingan maka nanti kita mendesak kepada
Pemda untuk menyusun peraturan mengenai zakat. Untuk sementara ini sudah
cukup memang perlu adanya perda untuk legal formal.
9. Apakah alokasi dana zakat tersebut tersalurkan terhadap orang yang berhak
menerimanya (mustahiq dll) ?
Sejauh ini kita menyalurkan dana zakat tersebut kepada yang membutuhkan
yakni 8 Asnaf dimana 8 orang tersebut yang telah di atur dalam ajaran agama
Islam.
10. Apakah dampak positif dan negatif yang diterima masyarakat mengenai dana
zakat ini ?
Positifnya ya jelas baik, dan di dalam dana zakat ini perlu adanya
kekhawatiran dimana jangan sampai kita memberikan dana tersebut kepada
orang-orang yang malas untuk bekerja, jika kita terus memberikan maka yang
terjadi ialah akan berkelanjutan mengharapkan bantuan. Didalam program
zakat ada yang di namakan zakat konsumtif harus betul-betul yang
menerimanya. Misalkan ada jompo dimana tidak bias berusaha untuk bekerja
dan ini kita harus hadir untuk membantu sampai dia meninggal. Makanya
Baznas Kabupaten Lebak ini benar-benar selektif tidak seperti yang lain
contoh seperti dana pemerintah yang berupa bantuan langsung tunai kepada
masyarakat hal ini kan ada kemungkinan yang mendapat bantuan tersebut
sejati masih bias bekerja dan berusaha dan itu sebetulnya negatif. Dan kami
Baznas Kabupaten Lebak tidak seperti itu kita harus benar-benar positif.
Misalnya orang miskin masih bias usaha tapi tidak punya modal maka kita
bantu, orang miskin malas maka kita tidak membantu. Jika orang miskin tidak
bias usaha dan tidak punya modal maka kita bantu sampai ia meninggal
intinya kita hadir di dalam semua kebutuhan yang benar-benar nyata tidak
mampu.
11. Apakah kebijakan zakat sudah merata ke semua wilayah di Kabupaten Lebak
?
Menurut hasil tahun 2016, dimana kita ini masih belum optimal, kita
melaksanakan pendistribusian itu berdasarkan pengajuan proposal kepada
kita, ternyata ada bebepa kecamatan yang sama sekali tidak ada seperti
pesantren, mushola, sekolah maupun majlis tidak ada. Dan kita lihat mungkin
daerah tersebut daerah yang tertinggal dan disini kami juga para pengurus
bagaiamana untuk ke depannya untuk semua wilayah merata dalam
pendistribusian dan jangan sampai ada yang tertinggal dan kami pun
mempertanyakan disetiap kecamatan itu ada UPZ dan kepala camat tersebut
kenapa tidak bekerjasama dengan Baznas Kabupaten Lebak. Apa mungkin
harus Baznas Kabupaten Lebak yang selalu mengkomfirmasi ke kecamatan
tersebut untuk membuat permohonan bantuan. Tentu tidak. Akan tetapi
sejatinya kita hadir dalam urusan bencana dan insyaAllah kita membantu.
12. Apa saran dan harapan bapak terhadap Baznas Kabupaten Lebak ?
Saya mengaharapkan Baznas Kabupaten Lebak di percaya oleh masyarakat
dan masyarakat sadar untuk membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat.
Dan untuk pengelolanya untuk selalu memberikan pelayanan yang baik dan
berkualitas serta menjunjung tinggi kejujuran jika ada penyalahgunaan dana
zakat maka di dunia hanya berupa denda dan dipenjara jika berbicara
mengenai akhirat maka tidak tahu mungkin lebih perih sanksi dibandingkan di
dunia.
Lebak, 2017
…………………
Member Check
Nama : Ade Bujhaerimi
Jabatan : Humas Baznas Kabupaten Lebak
Tempat : Kantor Baznas Kabupaten Lebak
Pertanyaan
1. Lembaga apa sajakah yang menangani zakat di Kabupaten Lebak ?
Di Kabupaten Lebak sesuai dengan Perda yang menangani zakat ialah Baznas
(BadanAmil Zakat Nasional) yang dahulu di sebut Bazda (Badan Amil Zakat
Daerah) akan tetapi dengan adanya undang-undang yang terbaru maka
sekarang Baznas.
2. Siapa yang menjadi lembaga teknisnya ?
Kalau Baznas Kabupaten Lebak, berarti yang menjadi teknisnya orang/dari
Baznas Kabupaten Lebak sendiri, pelaksanaannya sendiri dan di dukung oleh
komisioner serta staf yang membantu.
3. Apa Fungsi dari lembaga tersebut ?
Baznas Kabupaten Lebak ini berfungsi sebagai penampung, kemudian
penyalur. jadi Kita menampung zakat dari para Dinas. Zakat, infak, dan
shadaqah itu kita ambil dari beberapa Dinas kemudian Baznas pun
menyalurkan kepada 8 Asnaf.
4. Apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak sudah mempunyai kualitas dan
skill di bidangnya masing-masing ?
Kalau untuk ideal belum, tetapi kita sedang berupaya ke arah ideal.
5. Apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak mencukupi untuk mengelola zakat
?
Saat ini, mencukupi dan masih bias karena mereka sudah memiliki
pengalaman di bidangnya.
6. Apakah sarana dan prasarana sudah mencukupi untuk mengelola zakat dan
melaksanakan program zakat ?
Secara maksimal belum, tetapi 80 % sudah baik.
7. Apakah sosialisasi sudah dilakukan ?
Terkait Sosialiasasi Baznas Kabupaten Lebak sudah melakukan himbauan
atau perintah kepada beberapa SKPD, anggota DPRD dan lain sebagainya
agar mereka berinfak, shadaqah dan berzakat melalui Baznas Kabupaten
Lebak, dan terakhir Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi kepada
para pengusaha dan pengusaha mengeluarkan infaknya sebesar 4%.
8. Dalam bentuk apa sajakah sosialisasi yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten
Lebak ?
Dalam berbentuk seminar, kadang Baznas Kabupaten Lebak pun
mengumpulkan masyarakat, jika ada event-event dari Pemerintah Daerah
Baznas Kabupaten Lebak masuk untuk menyampaikan sosialisasi dan kita
khusus mengundang yang terakhir kita mengundang anggota DPRD untuk
menyampaikan sosialisasi atau kepada Kadin sedang rapat kita meminta
waktu untuk mensosialisasikan zakat.
9. Bagaimana Baznas Kabupaten Lebak melakukan pelayanan terhadap
masyarakat (mustahiq dan muzaki ) ?
Saat ini kita memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan berupa
bantuan ketika ada bencana-bencana, rumah roboh dan lain sebagainya.
10. Apakah ada kendala dan permasalahan dalam pelayanan ?
Kalau muzaki kita harus menjemputnya, secara perorangan di Kabupaten
Lebak ini masih susah untuk berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak akan
tetapi kalau lembaganya maupun organisasinya mereka akan patuh karena ada
himbauan maupun perintah dari atasannya atau dari Perda maupun undang-
undang.
11. Apakah kebijakan zakat sudah merata ke semua wilayah di Kabupaten Lebak
?
Kalau merata, saya jujur untuk merata saya kira itu belum, tetapi tahun ini kita
berupaya untuk semua kecamatan dalam hal ini kita bias menerima
pengeluaran dari Baznas Kabupaten Lebak ini, kalau tahun kemarin ada dua
kecamatan yang belum menyentuh akan tetapi secara keseluruhan menerima
santunan, bedah rumah, bantuan mushola maupun masjid.
12. Apa hambatan dan tantangan dalam mengelola zakat di Kabupaten Lebak ?
Yang pertama ialah susahnya masyarakat untuk berzakat dan kita susah untuk
menyadarkan masyarakat untuk berzakat melalui lembaga amil zakat, menarik
muzaki untuk berzakat secara individu itu masih bias terhitung jumlahnya dan
perlu dari Baznas Kabupaten Lebak untuk memikat maupun menjemputnya.
Kemudian masih kurangnya infrastruktur yang ada di sini, Karena kita ingin
menghidupkan web atau lainnya karena kita ingin semuanya serba online akan
tetapi sumber daya manusia yang kurang dibidangnya dan kurangnya
infrastruktur dalam bidang tersebut.
13. Apakah Peraturan Daerah zakat ini tepat dilakukan di Kabupaten Lebak ?
Tepat sekali, karena di masyarakat itu harus ada aturannya terlebih dahulu,
jika tidak ada aturan maka mereka tidak akan melakukan hal tersebut.
14. Siapa sajakah sasaran dari zakat ini ?
Sasaran kita adalah muzaki yang mana orang-orang yang mempunyai harta
lebih, akan tetapi saat ini yang konsisten itu adalah PNS dengan pengusaha.
15. Apakah ada dampak dari adanya Peraturan Daerah tentang zakat ini ?
Dampaknya banyak, yang menonjol adalah ketika masyarakat atau lembaga
yang mengajukan bantuan kepada pemerintah daerah dan pemerintah pun
belum melakukan dengan sempurna, maka Baznas Kabupaten Lebak hadir
untuk membantu memberikan bantuan kepada lembaga atau pun yayasan
tersebut.
16. Apa dampak positif dan negatifnya yang dirasakan masyarakat dengan
adanya Perda zakat ini ?
Kalau positifnya pasti ada, karena masyarakat itu menerima bantuan atau
menerima penyaluran dari para muzaki, kalau negatifnya tidak ada.
17. Apa saran dan harapan kedepannya untuk Baznas Kabupaten Lebak ?
Saya berharap Baznas Kabupaten Lebak ini bias bermamfaat bagi masyarakat
kemudian masyarakat lebih percaya kepada Baznas Kabupaten Lebak karena
sejuah ini masyarakat lebih percaya berzakat kepada gurunya, kyainya
maupun lainnya.
Lebak, 2017
………………………..
Member Check
Nama : Siti Chairani
Jabatan : Ketua Kelompok UKM
Tempat : Kediaman Siti Chairani
Pertanyaan
1. Apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak sudah mencukupi untuk mengelola
zakat ?
Menurut saya, mencukupi dan emang banyak peminat-peminat yang ingin
bekerja di Lembaga zakat.
2. Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki Baznas Kabupaten Lebak sudah
mencukupi untuk mengelola zakat ?
Mencukupi.
3. Apakah Baznas sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat ?
Baznas melakukan sosialiasi dan mereka menolong masyarakat yang tidak
mampu.
4. Dalam bentuk apa sajakah sosialisasi itu dilakukan ?
Dari aspek keuangannya, jadi membantu masyarakat yang kurang mampu.
5. Bagaimana system pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak
kepada muzakki/masyarakat ?
Menurut saya, bagus. Mereka benar-benar menolong dan tanpa pamrih.
6. Menurut anda, apakah kebijakan zakat ini sudah merata ke semua wilayah di
Kabupten Lebak?
Sudah merata akan tetapi perlu adanya perluasan ke plosok-plosok wilayah di
Kabupaten Lebak.
7. Apakah perda zakat tepat di lakukan di Kabupaten Lebak ?
Menurut saya, tepat karena mayoritas di Kabupaten Lebak beragama Islam
dan jika tidak ada Perda pun zakat harus terus berjalan karena salah satu
kewajiban umat muslim.
8. Menurut anda, siapa sajakah yang menerima zakat ini ?
Yang menerima zakat ialah orang yang benar-benar membutuhkan menurut
hisab ajaran agama Islam.
9. Apakah ada dampak positif dan negatif yang diterima oleh masyarakat dengan
adanya Perda tentang zakat ini ?
Menurut saya negatif dari zakat itu tidak ada, dan positifnya ialah bagi yang
mempunyai harta yang berlebih maka dia berzakat dan memberikan kepada
yang tidak mampu.
10. Apa saran dan harapan kedepannya untuk Baznas Kabupaten Lebak ?
Harapan saya, Baznas harus terus berjalan, karna Baznas menunjang banyak
orang dan sampai mati, untuk sarannya ialah ada di dalam salah satu
kelompok yang di dalam perjalanan usahanya tidak berjalan dengan baik dan
memutuskan untuk berhenti. Dan saya alangkah baiknya jika ada KUB yang
berhenti maka KUB tersebut dapat di gantikan agar KUB tersebut dapat
berjalan baik. Akan tetapi sejauh ini jika ada KUB yang berhenti maka
sepenuhnya KUB tersebut tidak aktif dan tidak dapat di gantikan. Padahal
sisitem di awalnya bagus dengan mengadakan survey kepada calon peminjam
dan jika dalam survey tersebut lolos klarifikasi Baznas maka akan diberikan
dana pinjamnnya tersebut dan untuk prosesnya pun cepat.
Lebak, 2017
………………..
Member Check
Nama : Rodiansah
Jabatan : Direktur CV. Sinar Bakti
Tempat : Kantor Baznas Kabupaten Lebak
Pertanyaan
1. Bagimana pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak terhadap
muzaki ?
Pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak ini untuk wilayah
Kabupaten Lebak, saya mengapresiasi karena dari atasan kebawah saya kutip
sudah bagus.
2. Apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak sudah cukup dalam mengelola
zakat di Kabupaten Lebak ?
Perlu saya sampaikan bahwa penyaluran anggaran zakat di Kabupaten Lebak
ini sangat miris, saya kutip secara umum saja, memamg masih banyak yang
dibutuhkan bahkan sampai Baznas Kabupaten Lebak ini mempunyai program
ialah “infak 2000” karena memang keterbatasan anggaran, dari APBD juga
terbatas, maupun anggran murni atau pun perubahan terbatas akan tetapi
secara keseluruhan menurut sepengetahuan saya Baznas Kabupaten Lebak ini
penyalurannya sudah bagus secara umumnya.
3. Kenapa anda membayar zakat melalui Baznas Kabupaten Lebak?
Menurut saya jika saya menyalurkan zakat saya langsung kepada orang yang
membutuhkan menurut saya itu tidak kondusif, dengan melalui Baznas
Kabupaten Lebak sistematisnya harus bagus, real justru dengan langsung ke
Baznas Kabupaten Lebak ini agar saya mengetahui seluruhnya bahwa
pengelolaan dari zakat yang telah saya setorkan ini, nanti akan di salurkan lagi
ke orang yang membutuhhkan melalui Baznas Kabupaten Lebak
4. Menurut anda, apa harapan kedepannya terhadap Baznas Kabupaten Lebak ?
Intinya pelayanan bertambah baik dan pengelolaanya juga semakin bagus.
5. Sejauh ini sudah efektifkah sosialiasi yang dilakukan Baznas Kabupaten
Lebak kepada masyarakat ?
Sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak ini sudah berkerjasama,
dan kinerjanya pun bagus sampai-sampai melalui media sosialpun sudah ada,
melalui lisanpun sudah ada, dan itu berjalan dengan baik dan saya aspresiasi
kepada kepala Baznas Kabupaten Lebak dan seluruh jajarannya.
6. Apakah sistem pelayanannya berbelit-belit ?
Menurut saya, Baznas Kabupaten Lebak ini tidak ada istilah sistem berbelit-
belit, bahkan yang mengajukan secara lisanpun ada yang langsung maupun
secara tulisan pun tidak ada yang dipersulit sebetulnya secara umum saya
kutip “Baznas Kabupaten Lebak ini tidak mempersulit sedikit pun”.
7. Sejauh ini menurut anda apakah program-program Baznas Kabupaten Lebak
sudah meningkatkan kesejahteraan dan meningkat perekonomian ?
Selama ini sudah berjalan baik, karena jika saya sebutkan secara keseluruhan
bagus ya karena programnya pun masih berjalan dan belum selesai, saya rasa
sudah baik karena sudah banyak yang disalurkan melalui pelayanan maupun
program-program usaha yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak tersebut.
8. Apakah potensi atau penerimaan dana zakat di Kabupaten Lebak ini sudah
tergali ?
Menurut saya, potensi yang sudah tergali itu memang jika di kalkulasikan ke
penghasilan itu memang saya kira baru 60%. Kita juga perlu mendukung dan
membantu kinerja Baznas Kabupaten Lebak. Dan dikarenakan dari anggaran
pemerintah pun terbatas maka perlu adanya kesadaran dari pada masyarakat
yang mampu untuk membantu.
Lebak. 2017
……………………
Member Check
Nama : K.H Dace Sofyan
Jabatan: : Pimpinan Ponpes Mabdaul Hidayah
Tempat : Ponpes Mabdaul Hidayah
Pertanyaan
1. Apakah Baznas Kabupaten Lebak sering mengadakan sosialisasi terhadap
masyarakat ?
Sejauh ini sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.
2. Dalam bentuk apa sajakah sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten
Lebak ?
Untuk yang terbaru sekarang Baznas melakukan sosialisasi dengan bentuk
kalender-kalender.
3. Menurut anda, bagaimana pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten
Lebak terhadap mustahiq ?
Menurut saya, pelayanan yang diberikan Baznas baik dan melakukanya pun
dengan ikhlasan tanpa pamrih, karena di mulai dari atasannya yang bias
langsung terjun ke masyarakat dan setau saya dalam memberikan
pelayanannya totalitas.
4. Bagaimana system pengambilan dana tersebut ?
Untuk pengambilan dana zakat, biasanya kita mengadakan permohonan
kemudian di Baznas di seleksi jika layak untuk di bantu maka di bantu, jika
tidak biasanya di tangguh kan ke lain tahun dan tergantung kebutuhan yang
mendesak.
5. Apakah sistem yang ada berbelit-belit ?
Tidak berbelit-belit, hanya mengikuti standar yang sudah di tetapkan oleh
Perda.
6. Apakah ada dampak positif dan negatif dengan adanya program pinjaman
untuk UKM ?
Positifnya baik untuk masyarakat yang ingin meningkatkan perekonomiannya
dan juga memakmurkan kehidupannya. Sedangkan negatifnya menurut saya
tidak ada.
7. Apa tanggapan anda, mengenai Program-program zakat yang ada ?
Ya bagus, seperti program UKM dimana UKM-UKM bias meminjam kepada
Baznas tanpa bunga, tidak seperti di tempat-tempat lain yang menggunakan
bunga. Akan tetapi di awal kesepakatan dari kedua belah pihak hanya
membayar uang jasa saja, dan itu pun seikhlasnya dari para peminjam.
8. Menurut anda, apakah kebijakan zakat sudah merata ke semua wilayah di
Kabupaten Lebak ?
Sejauh ini pembagian zakat di Kabupaten Lebak belum ke semua wilayah
akan tetapi hampir ke semua wilayah dan untuk tahun ini memfokuskan ke
wilayah selatan.
9. Menurut anda, apakah Perda zakat ini tepat dilakukan di Kabupaten Lebak ?
Seharusnya di semua Kabupaten/Kota ada Perda zakat karena wajib. Dan jika
tidak ada Perda pun zakat itu harus dilakukan bagi semua umat Islam yang
mampu karena dengan berzakat maka kita membantu saudara-saudara kita
yang tidak mampu.
10. Apakah ada dampak positif dan negatif yang dirasakan masyarakat dengan
adanya Perda zakat ini ?
Untuk negatifnya. bagi orang yang kikir mungkin dia tidak mau
mengeluarkan hartanya untuk berzakat dan positifnya bagi yang membayar itu
adalah bentuk pensucian harta kita di dunia dan lebih bermamfaat pula harta
jika di zakat kan kepada yang membutuhkan menurut syariat Islam.
11. Apa saran dan harapan anda terhadap Baznas Kabupaten Lebak ?
Mudah-mudahan dana zakat yang terkumpul dapat di alokasikan dana nya
kepada yang benar-benar membutuhkan.
Lebak, 2017
…………………………………
Member Check
Nama : Ali
Jabatan: : -
Tempat : Kediaman Rumah Bapak Ali
Pertanyaan
1. Apakah Baznas Kabupaten Lebak sering mengadakan sosialisasi terhadap
masyarakat ?
Menurut saya, iya namun jarang-jarang hanya beberapa tahun sekali saja.
2. Dalam bentuk apa sajakah sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten
Lebak ?
Dalam bentuk media koran, mungkin juga di masjid atau mushola
3. Menurut anda, bagaimana pelayanan yang dilakukan Baznas Kabupaten
Lebak terhadap mustahiq ?
Menurut saya, pelayanan yang diberikan Baznas baik, ramah tanpa pilih kasih
serta mengutamakan kepada yang tidak mampu.
4. Bagaimana sistem pengambilan dana tersebut ?
Biasanya dalam pengambilan dana zakat, sistemnya kita di kumpulkan di
Baznas atau Baznas sendiri yang datang memberikan kepada mustahiq.
5. Apakah sistem yang ada berbelit-belit ?
Tidak berbelit-belit,
6. Apakah ada dampak positif dan negatif dengan adanya program pinjaman
untuk UKM ?
Dampak positifnya sebagai tambahan modal usaha dan lain sebagainya kalau
untuk negatifnya saya rasa tidak ada.
7. Apa tanggapan anda, mengenai Program-program zakat yang ada ?
Ya bagus, seperti memberikan kepada mustahiq, adanya program pinjaman
kepada para usaha kecil. Intinya bagus untuk kesejahteraan dan meningkat
ekonomi orang miskin.
8. Menurut anda, apakah kebijakan zakat sudah merata ke semua wilayah di
Kabupaten Lebak ?
Menurut saya, belum merata, karena Kab Lebak itu kan luas maka tidak
cukup waktu yang sedikit untuk menyebarluaskan kebijakan ini ke semua
wilayah di Kabupaten Lebak.
9. Menurut anda, apakah Perda zakat ini tepat dilakukan di Kabupaten Lebak ?
Tepat karena Kabupaten Lebak dengan mayoritas beragama Islam dan juga
dapat membantu masyarakat miskin seperti saya untuk bertahan hidup dan
mengembangkan perekonomian usaha bagi para pemilik usaha.
10. Apakah ada dampak positif dan negatif yang dirasakan masyarakat dengan
adanya Perda zakat ini ?
Dampak positifnya banyak, yaitu membantu saudara-saudara yang tidak
mampu, memberikan bantuan bencana, kebakaran dan meminjamkan modal
kepada pemilik usaha kecil/kelontongan. Sedangkan untuk negatifnya saya
kira tidak ada.
11. Apa saran dan harapan anda terhadap Baznas Kabupaten Lebak ?
Semoga Baznas Kabupaten Lebak bertahan lama dan bermamfaat bagi semua
orang khususnya orang yang berhak menerima zakat.
Lebak, 2017
…………………………………
Member Check
Nama : Achmad Junaedi
Jabatan : Pelaksana
Tempat : Kantor Badan Pendapatan Daerah
Pertanyaan
1. Apakah SDM dalam mengelola zakat sudah mencukupi ?
Sudah, karena lingkungannya kecil hanya sebatas satu dinas saja.
2. Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki sudah mencukupi dalampengelolaan zakat ?
Sudah mencukupi
3. Menurut anda, sejuah ini apakah Baznas Lebak melakukan sosialiasiterhadap pengelola zakat ?
Iya, setiap 1 tahun sekali atau dua kali
4. Apakah Baznas Lebak melakukan sosialisasi terhadap masyarakat ?
Iya, Baznas Lebak melakukan sosialisasi ke masyarakat langsung.
5. Sejuah ini apakah ada kendala terhadap pengelolaan zakat di KabupatenLebak ?
Tidak ada kendala, hanya perlu perbaikan dan kinerjanya lebihditingkatkan
6. Bentuk apa saja kah sosialiasi yang dilakukan Baznas Lebak ?
Berupa melalui himbauan-himbauan di radio, media sosial dan lainsebagainya.
7. Bagiamana pelayanan yang dilakukan oleh Baznas Lebak ?
Sejauh ini baik tanpa kendala.
8. Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh pengelola zakat terhadapmuzaki ?
Baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
9. Menurut anda, apakah Baznas Lebak melakukan alokasi dana zakat tepatpada sasaran (mustahiq) ?
Iya. Karena sesuai dengan aturan yang ada.
10. Apakah ada dampak positif dan negatifnya terhadap masyarakat mengenaidana zakat tersebut ?
Positif tentu pasti karena akan membantu keberlangsungan ekonomi dankehidupan orang yang menerima zakat. Sedangkan negatifnya ialah kurangtransparan dari Baznas Lebak mengenai alokasi dana zakat tersebut.
11. Menurut anda, apakah ada Kendala dan permasalahan yang di alamiBaznas Lebak tentang pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak ?
Menurut sepengatahuan saya, tidak ada kendala.
12. Apa harapan anda, terhadap Baznas Lebak kedepannya ?
Lebih transparan dan lebih diperbaiki kinerjanya
Lebak, 2017
…..........................
Member Check
Nama : Tatang
Jabatan : Kasubag Umum
Tempat : Kantor DISPERINDAG
Pertanyaan
1. Apakah SDM dalam mengelola zakat sudah mencukupi ?
SDM nya sudah cukup, disini ada 3 dalam kepengurusannya yaitu ketua
sekretaris bendahara
2. Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki sudah mencukupi dalam
pengelolaan zakat ?
Bisa dibilang lingkungannya kecil, dan hanya satu dinas dan pegawainya pun
berjumlah sedikit jadi tidak diperlukaannya sarana yang lainnya.
3. Menurut anda, sejuah ini apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan
sosialiasi terhadap pengelola zakat ?
Sering, dan setiap tahun dilakukan sosialiasi.
4. Apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi terhadap masyarakat
?
Iya melakukan kepada masyarakat dengan melalui media-media.
5. Sejuah ini apakah ada kendala terhadap pengelolaan zakat di Kabupaten
Lebak ?
Tidak ada kendala.
6. Bentuk apa sajakah sosialiasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak ?
Untuk kepada pengelola zakat memberikan pedoman dan aturan bagaimana
mengelola zakat dan untuk kepada masyarakat sendiri dengan mengikuti
zaman seperti media sosial maupun Koran harian dan lain sebagainya.
7. Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak ?
Dari hasil sosialiasi, Baznas Kabupaten Lebak membuka kepada masyarakat
yang membutuhkan sarana peribadatan dan langsung mengusulkan kepada
Baznas Kabupaten Lebak setelah itu Baznas Kabupaten Lebak memilih-milih
dan kalau tidak salah setiap daerah-daerah atau kecamatan-kecamatan sudah
mendapatkan bagiannya sendiri-sendiri untuk hal sarana peribadatan.
8. Bagaimana pelayanan yang dilkukan oleh pengelola zakat terhadap muzaki ?
Baik karena setiap bulannya muzaki membayar zakat dengan dipotong
langsung sebesar hisab zakat profesi.
9. Menurut anda, apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan alokasi dana
zakat tepat pada sasaran (mustahiq) ?
Iya sudah
10. Apakah ada dampak positif dan negatifnya terhadap masyarakat mengenai
dana zakat tersebut ?
Dampak positif bagus untuk membangun, seperti membangun mushola. MCK
dan lain sebagianya dan ini bagus untuk membantu masyarakat dari pada
meminta-minta. Dan saran saya, jika anggarannya banyak, sebaikanya yang
meminta-minta di jalananya itu tidak boleh akan tetapi kita lihat dulu kepada
anggarannya cukup tidaknya. Itu hanya saran saja.
11. Menurut anda, apakah ada kendala dan permasalahan yang di alami Baznas
Kabupaten Lebak tentang pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak ?
Tidak ada kendala.
12. Apa harapan anda, terhadap Baznas Kabupaten Lebak ke depannya ?
Lebih memamfaatkan dana zakat yang sudah terkumpul dan di salurkan
kepada yang berhak menerimanya
Lebak, 2017
…………………..
Member Check
Nama : H. Eri
Jabatan : Ketua DKM Masjid Agung Al-A’RAF
Tempat : Masjid Agung Al-A’RAF
Pertanyaan
1. Apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan pengelolaan sesuai dengan
ajaran agama Islam ?
Iyah, kita melakukan pengelolaan zakat sesuai ajaran Islam.
2. Bagaimana pendapat anda, mengenai pengelolaan zakat yang di kelola oleh
BAZNAS Kabupaten Lebak ?
Baznas Kabupaten Lebak melakukan pengelolaan zakat ini dengan aturan
yang pertama sesuai syariat Islam, yang kedua di atur oleh undang-undang
nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, lanjut Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden, dan keputusan BAZNAS Pusat. Dan itu ada aturannya
seperti itu.
3. Apakah program yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak sesuai dengan
yang dibutuhkan masyarakat ?
Baznas melakukan program ini harus sesuai dengan aturan dan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
4. Kendala dalam mengimplementasikan Perda zakat apa sajakah ?
Kendala selama ini ialah Baznas Kabupaten Lebak belum sesuai
melaksanakan dengan undang-undang.
5. Apakah program yang sudah dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Lebak
sudah efektif ?
Belum efektif akan tetapi Baznas Kabupaten Lebak sudah melakukan program
seseuai dengan yang direncanakan, dan Baznas Kabupaten Lebak pula
membantu pemerintah daerah dalam mengentaskan kemiskinan dan
meningkatkan perekonomian, pada dasarnya program-program Baznas
Kabupaten Lebak ini ialah membantu seperti program mustahiq menjadi
muzaki, air bersih, bedah rumah, dan membantu orang yang sakit khususnya
yang membutuhkan dana untuk rawat inap atau rujukan ke rumah sakit yang
besar. Seperti dari RS Rangkasbitung ke RS Serang atau RS di Jakarta.
6. Apakah Baznas Kabupaten Lebak melakukan pengalokasian dana tepat
sasaran kepada orang yang membutuhkan ?
Sejauh ini melakukan pengalokasian dana tepat pada sasaran, karena
sebelumnya Baznas Kabupaten Lebak meminta data kepada UPZ-UPZ yang
ada di SKPD atau Kecamatan.
7. Apakah ada dampak positif dan negatif bagi mustahiq setelah mendapatkan
alokasi dana zakat tersebut ?
Sementara ini, postitif sudah pastiakan tetapi negatif tidak ada.
8. Apakah potensi dana zakat di Kabupaten Lebak sudah tergali ?
Belum, masih banyak yang belum tergali, Baznas Kabupaten Lebak terus
menggalakan sosialiasi dengan organisasi-organisasi seperti IPI, IDI, notaris-
notaris yang jumlahnya banyak dan perusahan-perusahan lising seperti Adira,
FIF dan lain sebagainya sampai saat ini belum tertangani oleh Baznas
Kabupaten Lebak.
9. Strategi apakah yang akan dilakukan Baznas untuk menggali potensi tersebut
?
Strategi yang dilakukan ialah pertama, melakukan sosialisasi, kedua
melakukan road show atau melakukan kunjungan kebeberapa tempat seperti
masjid, kecamatan-kecamatan, SKPD dan lain sebagainya dan Baznas
Kabupaten Lebak melakukan road show di tempat seperti di Baznas
Kabupaten Lebak itu sendiri atau mendatangai tempat tujuan road show
tersebut.
10. Sejauh ini apa saja program yang sudah berhasil atau mencapai tujuan ?
Program yang sudah berhasil ialah seperti pemberian modal kepada para
UKM-UKM kecil yang ada di Kabupaten Lebak, dan itu yang sekiranya
program yang sudah dirasakan realnya dan dapat dikatakan berhasil.
11. Apakah perlu ada penambahan program unggulan ?
Sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak terus memantapkan program-program
unggulan guna program tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat, dan
rencananya tahun depan Baznas ingin merealisasikan kampong Baznas.
Kampung Baznas itu sendiri ialah dimana musatahiq menjadi muzaki, bantuan
permodalan yang diberikan terus berjalan, sarana air bersih yang dibantu oleh
Baznas sehingga kampung-kampung bisa terlihat islami.
12. Sejauh ini apakah sosialiasi yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak
sudah baik ?
Kalau dikatakan baik belum, akan tetapi mengarah kesana (baik) untuk selalu
melakukan perbaikan-perbaikan. , dan sejauh ini ke pengurusan Baznas
Kabupaten Lebak baru terbentuk pada awal tahun ini dan kedepannya akan
lebih baik lagi dari segala aspek. Dan sejauh ini ada perbaikan-perbaikan.
Serta melakukan sosialiasi di dalam maupun diluar.
13. Apakah berdampak kepada masyarakat dari sosialiasi yang dilakukan tersebut
?
Sejauh ini raihan zakat meningkat, program infak 2000 rupiah berjalan, dan
ini untuk membantu program-program yang bersangkutan langsung dengan
masyarakat.
14. Apakah sosialiasi yang dilakukan sudah efektif ?
Efektif belum, akan tetapi mengarah dan mencoba terus menerus ke arah yang
terbaik, dan terus mengajak kepada organisasi-organisasi yang belum
membayarkan zakat profesinya melalui Baznas Kabupaten Lebak dan sejauh
ini organisasi-organisasi tersebut sudah membayarkan infak melalui Baznas
Kabupaten Lebak
15. Apakah perlu di adakannya sosialiasi secara berkala seperti persatu bulan atau
pertiga bulan dan lain sebagainnya ?
Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi sudah berskala seperti ke
UPZ-UPZ, kecamatan-kecamatan atau organisasi-organisasi profesi, karena
potensi dana zakat Baznas Kabupaten Lebak itu dari masyarakat itu sendiri
seperti UPZ, organisasi profesi, dan notaris.
16. Menurut anda, apakah SDM di Baznas Kabupaten Lebak masih terbatas ?
Masih terbatas. Karena selama ini pada dasaranya pendidikan dan pelatihan
ini sering dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak akan tetapi permasalahan
yang muncul ialah kesulitan untuk mentransper menerapkan diberikan ketika
penataran dan pelatihan dikarenakan factor usia mau pun kemampuan
pengelola itu sendiri.
Lebak, 2017
…………………..
Wawancara
Nama : H. Eri
Jabatan : Ketua DKM Masjid Agung Al A’Araf
Tempat : Masjid Agung Al A’Araf
Pertanyaan
1. Lembaga apa saja yang menangani zakat ? lembaga secara terknisnya siapa ? apa fungsi
dari lembaga tersebut ?
Lembaga yang menangani zakat selain unit pengumpul zakat ada juga lembaga amil
zakat, semuanya strategis dalam penghimpunan dan penyalurannya. Dan dalam rangka
membantu dan mengentaskan kemiskinan.
2. Menurut anda, apakah ada kendala dan permasalahan dalam pelayanannya tersebut ?
Kita di fokuskan dalam keuangan dalam melayani, kalau misalkan di bulan ini Baznas
menghimpun zakat dalam bentuk rupiah maka tidak dalam satu bulan tersebut kita
keluarkan semuanya, namun pada akhir tahun yang namanya zakat fitrah, profesi harus
habis dalam satu tahun dan jangan ada yang tersisa, terkecuali zakat infak tidak apa-apa.
3. Apakah kebijakan zakat sejauh ini sudah merata ke semua wilayah Kabupaten Lebak ?
Belum, sedang berupa melakukan sosialisasi kebeberapa kecamatan. Dan rata-rata di
daerah sobang dan di cijaku dan mayoritas di daerah-daerah selatan yang belum
tertangani oleh Baznas.
4. Menurut anda, apa saja Kendala dan tantangan yang dihadapi Baznas Kabupaten Lebak
dalam mengimplementasikan Perda zakat ini ?
Perda zakat ini kita masih produknya tahun 2005 sedangkan sekarang sesuai dengan
undang-undang sesuai dengan peraturan pemerintah dan Baznas harus segera di
sesuaikan dengana Perda tersebut, kedepannya melakukan verifikasi yang ada, jadi sudah
tidak sejalan, namun berdasarkan undang-undang, sepanjang itu masih bisa dilakukan
maka tidak ada permasalahan.
5. Apakah Perda zakat tepat dilakukan di Kabupaten Lebak ?
Sesuai amanat undang-undang ya tetap.
6. Siapa saja sasaran dari dana zakat ini ?
Sementara ini muzaki, dan muzaki itu berasal dari masyarakat itu sendiri dan sejauh ini
muzaki/masyarakat belum sepenuhnya percaya terhadap lembaga zakat, tidak hanya di
Kabupaten Lebak saja, di semua wilayah di Indonesia sama seperti ini. Perumpaan saja
masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam jika di kumpulkan zakat dari semuanya
tersebut maka masyarakat yang miskin akan terbantu karena masyarakat miskin di
Indoensia kebanyakan agama Islam. Sejauh ini lembaga zakat belum mendapat amanah
dan kepercayaan dari masyarakat itu sendiri untuk menghimpun dana zakat tersebut, ada
sebagian orang yang membayarkan zakatnya langsung kepada yang membutuhkan. Dan
hal ini lembaga zakat harus bisa menjadi lembaga yang dapat di percayai oleh masyarakat
dan masih banyak potensi-potensi zakat yang belum tergali.
7. Apakah ada dampak positif dan negatif yang dirasakan masyarakat dengan adanya Perda
zakat ini ?
Yang jelas dampak negatif tidak ada, bagi semua umat Islam ialah suatu kewajiban bagi
yang mampu untuk membayar zakatnya kepada keluarga yang tidak mampu.
Member Check
Nama : Jamal
Jabatan : Tokoh Masyarakat Kp. Manceuri Ds. Tamanjaya Kec. Cikulur
Tempat : Kediaman Bapak Jamal
Pertanyaan
1. Lembaga apa saja yang menangani zakat ? lembaga secara terknisnya siapa ?
apa fungsi dari lembaga tersebut ?
Menurut saya Lembaga yang menangani zakat ialah Baznas Kabupaten
Lebak, Laz harfa atau Dhompet Dhuafa. Fungsi semua lembaga tersebut ialah
menghimpun dan menyalurkan dana zakat.
2. Menurut anda, apakah ada kendala dan permasalahan dalam pelayanannya
tersebut ?
Menurut saya, tidak ada kendala karena sekarang ini Baznas Kab. Lebak
sudah memiliki sarana dan prasarana yang baik dan secara otomatis
pelayananyapun baik. Dan sepengetahuan saya dalam melaksanakan
pelayanan mengutamakan keikhlasan dan keramahan kepada para muzaki
maupun mustahiq.
3. Apakah sosialisasi yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak sudah
optimal dan dalam bentuk apa saja sosialisasi yang telah dilakukan ?
Menurut saya, sosialisasi belum begitu optimal, karena masyarakat di tempat
saya tinggal tidak mengetahui tentang adanya Perda zakat, karena masyarakat
pada umumnya rasa keingintahuannya masih rendah dan Baznas Kab Lebak
sendiri belum secara menyeluruh ke semua wilayah melakukan sosialisasinya
tersebut. adapun untuk bentuk dari sosialisasi yang sudah dilakukan saya
pernah melihat kertas bulletin di Masjid Agung Al-A’Araf dan didalam
bulletin tersebut adanya ajakan untuk berzakat.
4. Apakah sumber daya manusia di Baznas Kab. Lebak sudah memadai dalam
mengelola zakat ?
Menurut saya, sudah memadai karena SDM yang ada di Baznas Lebak sudah
memiliki pengalaman di bidang pengelolaan zakat.
5. Apakah kebijakan zakat sejauh ini sudah merata ke semua wilayah Kabupaten
Lebak ?
Belum merata, karena masih banyak kecamatan-kecamatan yang ada di
Kabupaten Lebak yang belum tertangani.
6. Menurut anda, apa saja Kendala dan tantangan yang dihadapi Baznas
Kabupaten Lebak dalam mengimplementasikan Perda zakat ini ?
Menurut sepengetahuan saya, kendala dalam pelaksanaan Perda zakat oleh
Baznas Kabupaten Lebak ialah tingkat kesadaran masyarakat untuk
membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat masih rendah karena
rendahnya keingintahuan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
7. Apakah Perda zakat tepat dilakukan di Kabupaten Lebak ?
Tentu tepat dilakukan di Kabupaten Lebak, karena dengan adanya Perda zakat
ini membantu Pemerintah Daerah dalam mensejahterakan dan meningkatkan
perekonomian masyarakatnya.
8. Siapa saja sasaran dari zakat ini ?
Menurut saya, Sasaran dari zakat ini adalah mustahiq (fakir miskin) karena
zakat di peruntukan kepada orang-orang yang tidak mampu, selain itu muzaki
(orang yang membayar zakat) jika tidak ada muzaki maka zakat tidak dapat di
salurkan kepada yang membutuhkan dan terakhir untuk lebih bermamfaat dan
dapat di putar balik lagi ialah memberikan pinjaman kepada pemilik usaha
kecil agar usaha mereka dapat berkembang.
9. Apa saran untuk Baznas Kabupaten Lebak ?
Saran dari saya agar Baznas Kabupaten Lebak lebih baik dan dapat
menyalurkan zakat ke semua wilayah agar semua orang dapat merasakan dana
zakat khususnya orang-orang yang berhak menerimanya.
10. Apakah ada dampak positif dan negatif yang dirasakan masyarakat dengan
adanya Perda zakat ini ?
Dampak positifnya ialah membantu sesama muslim yang tidak mampu,
meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Sedangkan negatifnya saya kira
tidak ada negatif dari zakat, tapi untuk yang mengelolanya mungkin ada
seperti kurang transparan ke semua pihak, minimnya sosialisasi dan lain
sebagainya.
Lebak, 2017
………………………….
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Fawaz Fauzan
Tempat, Tanggal Lahir : Mekah, 27 November 1994
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cibuah Masjid RT/RW 09/03 Desa Cibuah,Kec. Warunggunung, Kab. Lebak
Nomor Telepon : 083813459239
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
Pendidikan Formal :
1. 2000 – 2006 : SD N II Cibuah
2. 2006 – 2009 : MTS Al-Mizan Rangkasbitung
3. 2009 – 2012 : MA Al-Mizan Rangkasbitung
4. 2012 – 2017 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
NIM : 6661122200
Pendidikan Non Formal :
1. 2011 – 2012 : Kursus Mahir Tingkat Dasar (Pramuka) MA
Al-Mizan Rangkasbitung
2. 2016-2017 : Kursus Toefl LPK. BINA SAINS NUSANTARA
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2009 – 2012 : Pengurus OSPMA Al-Mizan Rangkasbitung
2. 2013 – 2015 : Pengurus FOSMAI FISIP Untirta Serang
Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat
dipergunakan segimana mestinya.
Hormat saya,
Fawaz Fauzan
Top Related