EVALUASI PEMBINAAN PRESTASI PROGRAM
SUKOWATI EMAS PADA KOMITE OLAHRAGA
NASIONAL INDONESIA KABUPATEN SRAGEN
TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh
VENSA LUKITA UMAYAH
0602517033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Prestasi tanpa Program Pembinaan sama saja omong kosong”
“ Organisasi yang sehat menghasilkan atlet yang berkualitas”
Persembahan :
Tesis ini saya persembahkan untuk:
1. Almamaterku Pascasarjana Universitas Negeri Semarang khususnya
Program Studi Pendidikan Olahraga.
v
ABSTRAK
Vensa Lukita Umayah, 2019. “ Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati
Emas pada Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI ) Kabupaten
Sragen ”. Tesis. Program Studi Pendidikan Olahraga. Pascasarjana.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dr. Nasuka, M.Kes
Pembimbing II : Fajar Awang Irawan, S.Si., M.Pd., Ph.D
Kata Kunci: evaluasi, pembinaan, PROSUKMA
PROSUKMA merupakan program khusus yang dibuat olah KONI
Kabupaten Sragen. Program ini hanya ada di Kabupaten Sragen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi antecendent yang meliputi latar belakang dan
perencanaan program pembinaan PROSUKMA di KONI Kabupaten Sragen,
mengevaluasi transaction yang meliputi perekrutan pelatih, perekrutan atlet,
program latihan, sarana dan prasarana pendukung, pendanaan, , koordinasi, dan
kesejahteraan pembinaan PROSUKMA di KONI Kabupaten Sragen, dan
mengevaluasi outcomes yang meliputi keberhasilan pelaksanaan pembinaan dalam
prestasi pembinaan PROSUKMA di KONI Kabupaten Sragen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan model
evaluasi Countenence dari Robert E. Stake. Subyek dalam penelitian ini adalah
pengurus, pelatih, dan atlet PROSUKMA di KONI Kabupaten Sragen. Penelitian
ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode pengamatan
(observasi), wawancara (interview), dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan triangulasi data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini yaitu evaluasi antecendent yang terdiri dari latar
belakang dan perencanaan program pembinaan PROSUKMA di KONI Kabupaten
Sragen sudah jelas dan tersusun dengan baik, evaluasi transaction yang terdiri
dari perekrutan pelatih dan atlet sudah berjalan dengan baik, pelaksanaan program
pembinaan sudah cukup baik sesuai dengan program latihan yang terjadwal,
sarana dan prasarana kurang baik beberapa belum berstandar nasional, pendanaan
berjalan cukup baik belum cukup memenuhi kebutuhan pembinaan, koordinasi
sudah berjalan baik , kesejahteraan yang diberikan untuk pelatih dan atlet cukup
baik tetapi belum maksimal, dan evaluasi outcomes yang berupa prestasi atlet di
beberapa cabang olahraga sudah cukup baik tetapi belum stabil dan masih ada
cabang olahraga belum meraih prestasi.
Simpulan: antecendent yang terdiri dari latar belakang dan perencanaan
program pembinaan sudah baik dan jelas, transaction yang terdiri dari perekrutan
pelatih dan atlet sudah baik, pelaksanaan program pembinaan sudah cukup baik,
sarana dan prasarana kurang baik, pendanaan cukup baik, koordinasi sudah
berjalan dengan baik, kesejahteraan untuk pelatih dan atlet cukup baik tetapi
belum maksimal, dan outcomes yang berupa prestasi atlet PROSUKMA KONI
Kabupaten Sragen di beberapa cabang olahraga sudah cukup baik tetapi belum
stabil dan masih ada cabang olahraga belum meraih prestasi.
vi
ABSTRACT
Vensa Lukita Umayah, 2019. “Evaluation of the Development of Gold Sukowati
Program Achievement In The Indonesia National Sport Committe (KONI)
Sragen Regency.”. Thesis. Physical Education Program. Postgraduate
Universitas Negeri Semarang. Advisor 1: Dr. Nasuka, M.Kes. Advisor 2:
Fajar Awang Irawan, S.Si., M.Pd., Ph.D
Keywords: evaluation, coaching,PROSUKMA
PROSUKMA is a special program created by KONI Sragen Regency. Thi
program only exists inthe Sragen district. This study aims to evaluate antecedents
which covering background, and planning coaching programs at PROSUKMA
KONI Sragen, evaluating the transactions that include recruitment of trainers,
athletes, training programs, supporting facilities and infrastructure, funding,
consumption, coordination, and welfare coaching athlete, and evaluates outcomes
which include the successful implementation of coaching in the achievements of
athletes at PROSUKMA KONI Sragen Regency
This study used a descriptive qualitative approach with a Countenance
evaluation model from Robert E. Stake. The subjects in this study were
administrators, trainers, and athletes at PROSUKMA KONI Sragen Regency. The
data collecting techniques of this research are observation, interview and
documentation. The data analysis technique used is data triangulation that is by
collecting data, data reduction, presenting data, and taking conclusion.
The results of this study are antecedent evaluation consisting of background
and planning of the PROSUKMA coaching program in KONI Sragen Regency is
clear and well, evaluation of transactions consisting of recruitment coaches and
athletes has gone well, the implementation of the coaching program is quite
reasonable according to scheduled training programs, inadequate facilities and
some infrastructure have not been of national standard, funding is running poorly
not enough to meet the needs of coaching, consumption is still not good enough to
meet the needs of athletes, coordination has gone well, welfare given to coaches
and athletes is still lacking and not yet maximal, and outcomes evaluation in the
form of athletes' achievements in several sports has been quite good but not yet
stable and there are still sports that have not however achieved.
Conclusion: Antecedent, the background and planning coaching program
have been well and obvious. Transaction, the recruitment of coaches and athletes
has run well, the implementation of the coaching program has been good enough,
the facilities and infrastructure are not good, the funding is not good enough, the
consumption is not good enough, and the welfare given to the coach and athletes
has not been maximal. The Outcomes, the PROSUKMA KONI Sragen Regency
in some sports are enought but not yet stable and there are still sport that have not
have not got any significant achievement.
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesikan tesis yang berjudul
“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas ( PROSUKMA ) Pada
Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI ) Kabupaten Sragen”. Tesis ini
disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi
tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:
Dr. Nasuka, M.Kes (Pembimbing I) dan Fajar Awang Irawan, S.Si., M.Pd., Ph.D
(Pembimbing II).
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada
peneliti untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Direksi Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan serta arahan
selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.
3. Koordinator Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Unnes yang
telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan
bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.
5. Kedua orang tua, Moh. Mahlusi dan Marsini, serta adikku Agha Lusi Junior
dan seluruh keluargaku yang telah mendukungku dalam menempuh studi
pendidikan, selalu sabar dan tiada henti-hentinya mendoakanku dengan tulus
agar peneliti dapat menyelesaikan tesis dan studinya.
viii
6. Saudariku Zulaikah Desi Titis Sari yang telah membantu peneliti dalam
penelitian ini hingga selesai.
7. Teman-teman terbaikku dan seperjuangan di Program Studi Olahraga
Pascasarajana Universitas Negeri Semarang angkatan 2017.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini.
Peneliti menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan baik dari isi
maupun tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak masih dapat diterima dengan senang hati. Semoga
tesis ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembang ilmu dan tentunya
bermanfaat bagi semua. Amin.
Semarang, Oktober 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
PRAKATA .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 10
1.3 Cakupan Masalah ................................................................................... 10
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 10
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................... 11
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 12
1.6.1 Manfaat Teoretis .................................................................................. 12
1.6.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN KERANGKA
BERFIKIR
2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................... 13
2.2 Kerangka Teoretis ................................................................................... 19
x
2.2.1 Pengertian Evaluasi ............................................................................. 19
2.2.2 Tujuan Evaluasi ................................................................................... 21
2.2.3 Manfaat Evaluasi .................................................................................. 22
2.2.4 Model Evaluasi ..................................................................................... 23
2.2.5 Pengertian Program .............................................................................. 26
2.2.6 Pembinaan Olahraga Prestasi ............................................................... 27
2.2.7 Pembinaan Olahraga ............................................................................ 35
2.2.8 Sistem Pembinaan Olahraga ................................................................ 38
2.2.9 Komponen Pembinaan .......................................................................... 40
2.2.9.1 Organisasi ........................................................................................... 40
2.2.9.2 Atlet .................................................................................................... 42
2.2.9.3 Pelatih ................................................................................................. 43
2.2.9.4 Pendanaan .......................................................................................... 46
2.2.9.5 Sarana dan Prasarana.......................................................................... 47
2.2.9.6 Program Latihan ................................................................................. 48
2.2.10 Komitmen KONI ............................................................................... 51
2.2.11 Usaha KONI ...................................................................................... 54
2.3 Kerangka Berfikir .................................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 60
3.2 Desain Penelitian ................................................................................... 61
3.3 Fokus Penelitian ..................................................................................... 63
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian .......................................................... 63
3.4.1 Sumber Data ......................................................................................... 63
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 64
3.5.1 Observasi ............................................................................................... 64
3.5.2 Wawancara ............................................................................................ 66
3.5.3 Dokumentasi ......................................................................................... 67
3.6 Keabsahan Data....................................................................................... 69
xi
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................... 70
3.7.1 Reduksi Data ......................................................................................... 71
3.7.2 Penyajian Data ...................................................................................... 71
3.7.3 Conclusion Drawing.............................................................................. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Penelitian Evaluasi Antecendent ............................................................. 80
4.1.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 80
4.1.2 Pembahasan Evaluasi Antecendent ..................................................... 86
4.2 Evaluasi Transaction ................................................................................ 90
4.2.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 90
4.2.1.1 Program Latihan ................................................................................. 90
4.2.1.2 Perekrutan Pelatih .............................................................................. 91
4.2.1.3 Perekrutan Atlet ................................................................................. 91
4.2.1.4 Penggunaan Sarana dan Prasarana ..................................................... 96
4.2.1.5 Koordinasi .......................................................................................... 102
4.2.2 Pembahasan Evaluasi Transaction ........................................................ 103
4.2.2.1 Program Latihan ................................................................................. 103
4.2.2.2 Perekrutan Atlet ................................................................................. 104
4.2.2.3 Perekrutan Pelatih .............................................................................. 105
4.2.2.4 Penggunaan Sarana dan Prasarana ..................................................... 107
4.3 Evaluasi Outcome PROSUKMA ............................................................ 108
4.3.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 109
4.3.2 kesejahteraan ......................................................................................... 111
4.3.3 Pembahasan Evaluasi Outcome .......................................................... 113
4.3.4 Jaminan Mutu Program Pembinaan ...................................................... 116
4.3.5 Persyartan keberhasilan program pembinaan........................................ 117
4.3.6 Perkembngan prestasi atlet .................................................................... 117
4.3.7 alternatif peningkatan prestasi............................................................... 118
4.3.8 Sumber Daya Manusia dan Pendukung ................................................ 118
xii
4.3.9 Pendanaan ............................................................................................. 119
4.4 Hasil Penelitian Aspek Tahapan Evaluasi................................................ 120
4.5 Program KONI Kabupaten Sragen.......................................................... 122
4.5.1 Pekan Olahraga Kabupaten ................................................................... 122
4.5.2 Program Pembibitan dan Pembinaan Berkelanjutan ............................. 123
4.5.3 Program Sukowati Emas ....................................................................... 124
4.5.4 Kriteria atlet PROSUKMA ................................................................... 128
BAB V PENUTUP
5.3 Simpulan .................................................................................................. 129
5.4 Saran ......................................................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 134
LAMPIRAN .................................................................................................. 144
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Hasil Kejuaraan PORPROV 2009-2018 ..................................... 5
Tabel 3.1 Matrix Pengumpulan Data Penelitian Pembinaan KONI Kabupaten
Sragen ........................................................................................ 68
Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Kesimpulan ............................................ 74
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Terhadap Aspek-Aspek Tahapan Evaluasi
Antecendent (Masukan), Transaction (Proses), Outcame ............. 118
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .................................................................... 59
Gambar 3.1 Tahap Analisis Data ................................................................... 73
Gambar 4.1 Kolam renang Kartika ................................................................ 92
Gambar 4.2 Stadion Taruna ........................................................................... 93
Gambar 3.4 Gor Diponegoro ......................................................................... 95
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 SK Pembimbing Tesis ........................................................... 144
Lampiran 2 Persetujuan Pembimbing ...................................................... 145
Lampiran 3 Persetujuan Tim Proposal Tesis ............................................ 146
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian............................................................... 147
Lampiran 5 Standart Pembiayaan PROSUKMA ..................................... 148
Lampiran 6 Pedoman PROSUKMA ......................................................... 149
Lampiran 7 Surat Keterangan Validasi Validator ..................................... 150
Lampiran 8 Surat Pernyataan Responden .................................................. 151
Lampiran 15 Panduan Observasi .............................................................. 158
Lampiran 16 Hasil Wawancara ................................................................. 161
Lampiran 22 Kriteria Penilaian Pembinaan Olahraga Prestasi Yang Baik
Ditinjau Dari Antecenden, Transaction, Dan Outcome ........ 179
Lampiran 23Dokumentasi ........................................................................... 182
Lampiran 32 Prestasi Medali PORPROV XV JATENG 2018 ................... 191
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga merupakan bagian dari program pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya yang harus diselenggarakan dengan cara bertahap, berjenjang, dan
berkesinambungan mulai dari usia dini hingga dewasa. Meningkatkan usaha
pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis dan
komprehensif melalui lembaga- lembaga pendidikan sebagai pusat pembinaan
dibawah koordinasi masing-masing organisasi olahraga bersama-sama dengan
masyarakat demi tercapainya sasaran prestasi yang membanggakan di tingkat
Nasional dan Internasional. Kegiatan olahraga harus dipersiapkan secermat
mungkin agar dapat saling mempengaruhi pembentukan dan mutu
pribadinya.(Hidayat Nurseta, 2017)
Pencapaian prestasi puncak dalam olahraga hanya dapat dicapai melalui
proses pembinaan yang sistematik, terencana, teratur dan berkesinambungan.
Pencapaian prestasi puncak dalam olahraga hanya dapat dicapai melalui proses
pembinaan yang sistematik, terencana, teratur dan berkesinambungan. Sistem
piramida pembinaan olahraga nasional yang dimaksud mencakup pemassalan,
pembibitan, dan pembinaan prestasi untuk mencapai prestasi puncak (Dirjen
olahraga dan Depdiknas, 2004:1).
Secara umum pentingnya olahraga selaras dengan ekonomi, budaya seni,
dan bidang kehidupan manusia lainnya. Memang ada sebagian manusia cenderung
meremehkan arti dan pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia, namun pada
2
saat-saat tertentu olahraga diakui sebagai sesuatu yang mempunyai fungsi
sekaligus makna dalam kehidupan manusia.
Pertumbuhan olahraga yang semakin pesat dewasa ini dengan
keanekaragaman ciri yang terdapat pada masing-masing cabang olahraga.
Pertumbuhan macam-macam olahraga, tidak lepas dari pengaruh sosial budaya,
kondisi ekonomi, geografis dan juga politik. Berbagai pihak secara individu,
maupun kelompok telah berusaha memberikan batasan tentang olahraga antara
lain sebagai berikut: 1) Dalam buku Pola Pembangunan Olahraga di Indonesia
KONI pusat merumuskan arti dan hakikat olahraga adalah setiap kegiatan jasmani
yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang lain atau unsur
alam yang jika dipertandingkan harus dilaksanakan secara sportif sehingga
menjadikan pribadi yang ampuh menuju peningkatan kualitas hidup yang lebih
luhur. 2) Musyawarah Olahraga Nasional (MUSORNAS 1), Olahraga adalah
kegiatan manusia yang wajar yang diperlukan dalam hidupnya sesuai kodrat ilahi.
3) Menteri Pemuda dan Olahraga RI (MENPORA), Olahraga adalah bentuk-
bentuk kegiatan jasmani yang terdapat didalam permainan, perlombaan, dan
kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan,
dan prestasi optimal. Selain itu seiring dengan perkembangan olahraga, olahraga
juga digunakan sebagai sarana untuk mengangkat harkat dan martabat. Hal
tersebut dapat dicapai melalui prestasi yang membanggakan dibidang olahraga.
Untuk mencapai tujuan tersebut, di Indonesia telah ada satu organisasi
keolahragaan nasional yang berwenang mengkoordinasikan dan membina setiap
dan seluruh kegiatan olahraga prestasi. Organisasi yang dimaksud adalah Komite
3
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mempunyai tujuan untuk mewujudkan
prestasi olahraga yang membanggakan, membangun watak bangsa untuk
mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia (KONI, 1999:3).
Untuk mendapatkan tujuan tersebut, KONI mempunyai susunan organisasi
mulai dari tingkat kabupaten sampai tingkat pusat. Rangkaian susunan pemimpin
KONI tersebut berkewajiban untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan keputusan lain
yang mengikat seperti Musornas, Raparnas, Musorda Musda dan Raparda serta
KEPRES RI No.72 tahun 2001 pasal 2 bahwa KONI bertugas membantu
pemerintah dalam menetapkan kebijaksanaan nasional di bidang pembinaan dan
pengembangan olahraga prestasi, baik amatir maupun profesional.
Mengkoordinasikan dan membina kegiatan olahraga prestasi yang pelaksanaannya
dilakukan oleh organisasi-organisasi induk cabang olahraga yang bersangkutan.
Melaksanakan dan mengoordinasikan keikutsertaan induk-induk cabang olahraga
dalam multievent nasional, regional, dan internasional. Melaksanakan evaluasi
dan pengawasan untuk mencapai konsistensi antara kebijaksanaan dan
pelaksanaan. Keberadaan KONI diperkuat dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor : 3 tahun 2005 tentang “ Sistem Keolahragaan Nasional ” dan
Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2007 tentang“ Penyelenggaraan
Keolahragaan ”. Dengan susunan organisasi yang sangat kompleks tersebut,
KONI Sragen menjadi wadah tepat untuk mengkoordinasikan dan membina
olahraga prestasi di Indonesia tepatnya di Kabupaten Sragen yang dituntut untuk
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik serta memiliki pengelolaan manajemen
4
yang teratur, sehingga menjadi organisasi yang mandiri dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Hal tersebut menjadi nilai akhir dan harus dilaksanakan oleh
KONI Sragen karena keberhasilan suatu pembinaan olahraga prestasi tidak akan
pernah tercapai adanya suatu model pembinaan prestasi yang terencana,
terorganisir, terarah kerja serta dengan adanya suatu pengawasan atas pelaksanaan
kerja. Melalui kerja yang profesional KONI Sragen akan mampu menghadapi
setiap tantangan yang ada. Serta dapat mencapai tujuannya dalam mewujudkan
prestasi olahraga yang membanggakan khususnya untuk Kabupaten Sragen.
Selain hal tersebut diatas, peran aktif anggota KONI dan masyarakat sangat
dibutuhkan dalam upaya pencapaian tujuan tersebut. Namun, dalam kenyataannya
pemahaman dari masyarakat dan anggota KONI sendiri tentang tujuan dan tugas
KONI Sragen yang masih kurang membuat peran masyarakat belum maksimal
bahkan sebagian masyarakat tidak peduli dengan perkembangan olahraga prestasi
yang menjadi tujuan keberadaan KONI Sragen. Upaya yang harus dilakukan
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat adalah dengan memberikan
pemahaman tentang tujuan dan tugas KONI, sehingga pada akhirnya peranan
masyarakat dalam meningkatkan olahraga prestasi dapat dilakukan. Selanjutnya,
manajemen perencanaan, pengurus sudah menyusun program yang baik tetapi
realisasi dan pelaksanaan belum berjalan maksimal.
Pembinaan olahraga prestasi tidaklah mudah seperti yang kita bayangkan,
sehingga untuk pencapaian prestasi atlet tidak cukup dibekali dengan latihan
keterampilan saja, melainkan perlu dibekali dengan pembinaan fisik dan mental
kepribadian atlet. Hal inilah yang menunjukkan pentingnya pembinaan atlet
5
sehingga berbagai aspek perlu diperhitungkan. Membangun prestasi olahraga
merupakan suatu sistem kerja yang rumit, karena prestasi seorang atlet ditentukan
oleh suatu sistem dari berbagai pihak yang saling terkait, sehingga diperlukan
koordinasi dan sinkronisasi antar berbagai pihak yang ada. Pengamatan penulis
pada KONI Sragen melihat bahwa pembinaan atlet dari berbagai cabang olahraga
sudah berjalan tapi belum sesuai hasil yang diharapkan, Hal ini dilihat dari
prestasi olahraga pada PORPROV 2009 di Kabupaten Surakarta dan pada
PORPROV 2013 di Kabupaten Banyumas belum sesuai harapan. Akan tetapi
hasil dari PORPROV 2018 di Kota Surakarta, prestasi Kabupaten Sragen
meningkat di bandingkan dengan PORPROV 2013 yang lalu. Selanjutnya,
pengurus dan pelatih sudah menyusun program kerja dengan baik serta
perencanaan anggaran dan perencanaan sarana dan prasarana akan tetapi realisasi
serta pelaksanaannya belum berjalan maksimal.
Dalam hal pelaksanaan yaitu dalam pembinaan olahraga prestasi secara
berkelanjutan belum berjalan maksimal, sehingga setiap selesai suatu kejuaraan
atau perlombaan maka selesai pembinaan dan akan berlanjut setelah mendekati
kompetisi lanjutan, begitu pula kurangnya keikutsertaan dalam mengikuti
kejuaraan atau pertandingan baik pada tingkat propinsi maupun pada tingkat
nasional dan internasional.
Proses pelatihan dan pembinaan atlet yang ada belakangan ini sering tidak
berkelanjutan. Pembinaan seringkali dilakukan hanya pada saat akan menghadapi
suatu event olahraga, jadi sepintas selalu terlihat ada suatu pembinaan yang
terputus, pembinaan harus dilakukan terus menerus dan berkesinambungan.
6
Kabupaten Sragen pertama pengikuti Kejuaraan yaitu pada PORPROV
tahun 2009 di Kota Surakarta. Adapun hasil PORPROV yang telah di ikuti oleh
Kabupaten Sragen
Tabel 1.1 Hasil Kejuaraan PORPROV 2009 – 2018 Kabupaten Sragen
N0 PORPROV Kota Emas Perak Perunggu Peringkat
1 2009 Surakarta - 5 9 33
2 2013 Banyumas 1 8 12 30
3 2018 Surakarta 5 5 9 26
Pembinaan olahraga prestasi tidak bisa berjalan dengan cara instan
apalagi dengan manajemen asal jalan tetapi membutuhkan totalitas dan komitmen
untuk membina olahraga secara sistemik dan mendukung. Ketika di lihat dari
kacamata kesisteman bahwa kualitas hasil (output) ditentukan oleh masukan
(input) dan kualitas proses pembinaan yang terjadi. Prestasi yang selama ini
di dapatkan merupakan konsekuensi nyata dari sub-sistem yang kurang optimal
yaitu input dan proses pembinaan prestasi olahraga membutuhkan proses
untuk dapat mencapai prestasi puncak dan pembinaan atletpun tidak bisa
dilakukan sendiri-sendiri, namun harus secara sistemik, terpadu, terarah dan
terprogram dengan jelas.
Keberhasilan pembinaan prestasi sangat ditentukan oleh berbagai macam
unsur yang mempengaruhi. Salah satu unsur yang berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembinaan prestasi adalah penerapan manajemen yang baik.
Sehubungan dengan manajemen dalam pembinaan prestasi olahraga, ada lima
sumberdaya manajemen yang harus dikelola dengan baik, yaitu: (1) sumber daya
manusia, (2) kemampuan keuangan, (3) kerjasama internal, (4) sarana dan
7
prasarana, dan (5) metode yang diterapkan. Kelima sumberdaya manajemen di
atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu-persatu, karena
satu sama lain saling mendukung dan saling menentukan (Harsuki, 2012, 64-65).
Berdasarkan hasil survei pada KONI Sragen, dalam meningkatkan prestasi
atlet, KONI Kabupaten Sragen selalu mengadakan PORKAB ( Pekan Olahraga
Kabupaten ) yang diadakan selama 2 tahun sekali. Salah satu tujuan kegiatan ini
adalah untuk mencari bibit-bibit atlet baru yang berpotensi tetapi tidak terpantau
oleh Koni. Melalui PORKAB, KONI bisa memantau atlet-atlet yang berpotensi
dan bisa dikembangkan lebih lanjut yang akan digunakan untuk persiapan
PORPROV yang akan datang. Selain dengan PORKAB, KONI Sragen juga
mempunyai program khusus, yaitu dengan P3B (Program Pembibitan dan
Pembinaan Berkelanjutan) dan PROSUKMA (Program Sukowati Emas). Program
P3B untuk menampung atlet yang sudah berprestasi di usia muda (berusia
dibawah 17 tahun), sedangkan PROSUKMA merupakan program bagi atlet senior
yang di proyeksikan sebagai atlet PORPROV. Program tersebut digulirkan KONI
pada pertengahan 2016 lalu. Melalui program PROSUKMA ini , KONI berharap
prestasi Kabupaten Sragen pada PORPROV yang akan datang bisa meningkat
dibandingkan dengan PORPROV tahun-tahun yang lalu. KONI juga berharap
program yang dirancang untuk menambah jumlah atlet dan meningkatkan prestasi
atlet Kabupaten Sragen ini bisa berkembang dan hasilnya sesuai dengan yang di
harapkan.
Berdasarkan sesuai dengan Anggaran Dasar KONI Tahun 2017 pasal 27
mengamanatkan agar MUSORKAB menetapkan program pembinaan olahraga
8
prestasi baik program jangka panjang, jangka menangah dan jangka pendek.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen No. 7 Tahun 2008 Tanggal 8
Agustus 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Sragen Tahun 2005-2025. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen NO. 7
Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menenga (RPJMD)
Kabupaten Sragen tahun 2016-2021.
Fungsi KONI Kabupaten Sragen adalah mengembangkan kemampuan
jasmani, rohani, dan sosial serta membentuk watak dan kepribadian bangsa yang
bermartabat. Tujuan KONI adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menambahkan nilai moral dan akhlak
mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan
bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat dan
kehormatan bangsa.
Pembinaa olahraga yang sistematis dengan sumber daya manusia yang
berkualitas dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab,
displin, dan sportifitas dalam memperoleh prestasi yang maksimal. Pembinaan
dan pengembangan olahraga perlu mendapatkan perhatian yang lebih proposional
melalui manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian yang sistemtis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menetukkan alternative
yang tepat dalam mengambil keputusan (Suharsimi Arikunto, 2006:21). Menurut
Anderson dalam Arikunto (2010:1) melihat evaluasi sebagai sebuah proses untuk
9
menunjukan hasil yang telah dicapai dalam suatu kegiatan yang direncanakan.
Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif agar hasilnya dapat dijadikan dasar
dalam menentukan kualitas dari suatu program. Evaluasi dapat dijadikan untuk
menilai unsur-unsur yang mendukung dari sebuah program.
Definisi evaluasi di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu
proses mengumpulkan informasi dan memahami sesuatu untuk menetukan nilai
dari suatu kegiatan atau objek pada saat tujuan telah tercapai. Evaluasi pembinaan
merupakan faktor yang perlu mendapatkan perhatian dari peneliti dengan harapan
kondisi manajemen pembinaan prestasi di Kabupaten Sragen menjadi pusat lebih
baiknya pengelolaan prestasi olahraga di Kabupaten Sragen, terutama pengaruh
terhadap pencapaian prestasi untuk memajukan olahraga di Kabupaten Sragen.
Mengetahui keadaan dan permasalahan di atas, maka peneliti ingin
mengetahui bagaimanakah sistem manajemen yang dilakukan oleh KONI
Kabupaten Sragen untuk memajukan prestasi atlet. Berdasarkan hal itu pula
peneliti perlu melakukan evaluasi pelaksanaan pembinaan prestasi PROSUKMA
KONI Kabupaten Sragen, maka disini peneliti menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif dengan model evaluasi Countenence dari Robert E. Stake
yang ditinjau dari tahapan-tahapan antecendents/context, transaction/process, dan
outcomes (Suharsimi Arikunto dan Abdul Jabar, 2010:43). Artinya permasalahan
yang dibahas bertujuan untuk dapat mengambarkan atau menguraikan tentang
keadaan atau fenomena yang ada atau proses penelitian untuk memahami masalah
manusia/sosial, berdasarkan pada tatanan yang kompleks, gambaran holistik,
disusun dengan kata kata, melaporkan pandangan detail para informasi dan
10
dilaksanakan pada latar alamiah. Sehingga peniliti ingin melakukan penelitian
dengan mengangkat judul “Evaluasi Pembinaan Program Sukowati Emasi
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Kabupaten Sragen Tahun 2019”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Pembinaan prestasi atlet kabupaten Sragen belum maksimal.
2. Belum optimalnya program Koni dalam meningkatkan hasil prestasi
Atlet Kabupaten Sragen.
3. Kurangnya kerjasama antara beberapa cabang olahraga dengan Koni.
4. Masih banyak anggota Koni dan cabang olahraga yang menghiraukan
manajemen yang telah dibuat oleh Koni.
5. Pandangan masyarakat yang masih mengarah pada hasil medali bukan
pada pembangunan perkembangan olahraga prestasi.
1.3 Cakupan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini agar tidak menjadi luas, perlu adanya
cakupan masalah sehingga ruang lingkup penelitian ini menjadi jelas, berdasarkan
identifikasi masalah diatas dan mengingat terbatasnya kemampuan, tenaga, biaya,
dan waktu, penelitian ini dibatasi hanya mencakup pada mengevaluasi Pembinaan
Prestasi Program Sukowati Emas ( PROSUKMA ) pada KONI Kabupaten Sragen.
11
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan cakupan masalah yang telah diungkap
diatas, maka rumusan masalah yang dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimanakah antecendent yang meliputi: latar belakang dan perencanaan
program PROSUKMA dalam pembinaan olahraga prestasi pada KONI
Kabupaten Sragen?
2. Bagaimanakah transaction yang meliputi: perekrutan pelatih, perekrutan
atlet, program latihan, sarana dan prasarana pendukung, pendanaan,
koordinasi dan kesejahteraan pada PROSUKMA dalam pembinaan
olahraga prestasi pada KONI Kabupaten Sragen?
3. Bagaimanakah outcomes yang meliputi: keberhasilan pelaksanaan
PROSUKMA dalam pembinaan olahraga prestasi pada KONI Kabupaten
Sragen
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan mengevaluasi antecendent yang meliputi: latar
belakang dan perencanaan PROSUKMA pada KONI Kabupaten Sragen.
2. Menganalisis dan mengevaluasi transaction yang meliputi: perekrutan
pelatih, perekrutan atlet, program latihan, sarana dan prasarana
pendukung, pendanaan,koordinasi , dan kesejahteraan Prosukma dalam
PROSUKMA pada KONI Kabupaten Sragen.
12
3. Menganalisis dan mengevaluasi outcomes yang meliputi: keberhasilan
pelaksanaan PROSUKMA pada KONI Kabupaten Sragen.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat hasil penelitian ini secara teoritis, dapat memberikan suatu
penjelasan berdasarkan fakta tentang pelaksanaan PROSUKMA pada KONI
Kabupaten Sragen dalam meningkatkan hasil prestasi olahraga yang ada di
Kabupaten Sragen.
1.6.2 Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi pihak KONI Kabupaten Sragen dapat dijadikan sebagai bahan
masukan yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan
profesionalisme kerja dan kegiatan KONI Kabupaten Sragen dalam
mengoordinasikan dan membina olahraga prestasi.
2. Bagi peneliti dapat mengetahui secara jelas mengenai program Prosukma
KONI Kabupaten Sragen dalam mengkoordinasikan dan membina
olahraga prestasi.
3. Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat
menambah pemahaman tentang program KONI Kabupaten Sragen dalam
mengoordinasi dan membina olahraga prestasi.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA
BERFIKIR
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan kajian teoritis sebagai dasar pemikiran
terhadap fakta-fakta yang menjadi masalah dalam suatu penelitian. Teori-teori
yang nantinya dikemukakan pada bagian ini diharapkan sebagai pemecahan
masalah yang diteliti. Kajian Pustaka dalam penelitian ini adalah :
1) Hasil penelitian Penelitian Helen Purnama Sari (2017) yang berjudul
“Evaluasi Program Pembinaan Atlet Pekan Olahraga Nasional Cabang
Olahraga Bulu Tangkis Provinsi Sumatera Selatan”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) Antecendent sudah berjalan dengan baik; 2)
Transaction belum berjalan dengan baik; 3) Outcome, prestasi atlet Pekan
Olahraga Nasional cabang olahraga bulutangkis provinsi sumatera selatan
untuk kejuaraan Pekan Olahraga Nasional belum baik, karena belum
mencapai target yang diharapkan.
2) Hasil penelitian Azran Arif Parena (2017) tentang manajemen program
pembinaan olahraga panahan Pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar
(PPLP) Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk (!)
Mengevaluasi antecendent program pembinaan prestasi olahrga panahan di
PPLP Jawa Tengah, (2) Mengevaluasi transaction program pembinaan
prestasi olahraga panahan di PPLP Jawa Tengah yang meliputi seleksi
pelatih, atlet, sarana dan prasarana, pelaksanaan program latihan,
pembiayaan, konsumsi, transprotasi, koordinasi dan kesejahteraan, (3)
14
Mengevaluasi outcome/ keberhasilan program pembinaan prestasi olahraga
panahan di PPLP Jawa Tengah. Hasil penelitian ini adalah (1) antecendent
yang meliputi latar belakang, visi dan misi, yaitu membina atlet-atlet lanjutan
yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional, (2)
transaction meliputi seleksi pelatih dan atlet dengan syarat-syarat dan
ketentuan yang berlaku, sarana dan prasarana berstandar, pelasanaan program
latihan yang sangat baik dan kesejahteraan yang ada cukup terpenuhi, (3)
outcome, prestasi PPLP panahan sudah baik dan hampir mencapai target yang
diharapkan
3) Hasil penelitian Ayu Reza Adzalika (2018) yang berjudul “Evaluasi
Pembinaan Prestasi Atletik Cabang Olahraga Terukur (Atletik, Angkat Besi,
Panahan dan Renang) Di Provinsi Lampung”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) Antecendent, program pembinaan sudah jelas dalam
meningkatkan prestasi altet, program pembinaan atlet cabang olahraga
terukur sudah berjalan dengan baik; 2) Transaction, belum berjalan dengan
baik; 3) Outcome, program pembinaan prestasi atlet yang dilakukan di
Provinsi Lampung dari hasil perolehan medali mengalami penurunan.
4) Hasil penelitian Didik Assalam (2015) yang berjudul Evaluasi Program
Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Pecak Silat Pusat Pendidikan Dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Kalimantan Timur”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) Context meliputi latar belakang, visi dan misi sangat
baik karena PPLP sebagai wadah pembinaan olahraga pelajar dibidang
akademik dan menciptakan atlet pelajar yang dapat berprestasi di level
15
nasional; 2) Input penerimaan pelatih mengacu pada buku pedoman dari
Kemenpora serta perekrutan atlet berdasarkan kriteria dari Dispora; 3)
Process keterlaksanaan program latihan sangat baik karena pelatih
menyiapkan program latihan, pendanaan, kesejahteraan, konsumsi,
transportasi di PPLP sepenuhnya dibiayai APBN; 4) Prorduct, prestasi
pencak silat PPLP mengalami penurunan dan belum mampu mencapai target
yang ditentukan.
5) Hasil penelitian Zikrur Rahmat (2014) tentang analisis manajemen
pembinaan atlet atletik PPLP Aceh. Tujuan penelitian ini mengetahui;
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan pada
pembinaan atlet atletik PPLP Aceh. Jenis penelitian ini adalah penelitian
evaluative. Rancangan penelitian dilakukan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Di simpulkan bahwa (1) Berdasarkan temuan dan analisa dapat
digambarkan perencanaan pembinaan PPLP Atletik Aceh adalah tidak
sepenuhnya berjalan dengan baik. (2) PPLP atletik Aceh belum menjalankan
fungsi pengorganisasian secara maksimal pada pembinaan atlet atletik (3)
Proses penggerakan dalam pembinaan atlet atletik PPLP Aceh dalam
menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi
sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing bidangnya,
belumlah dijalankan sesuai tanggung jawabnya (4) Pembinaan atlet atletik
PPLP Aceh dalam melaksanakan proses pengawasan belumlah berjalan
dengan baik, hal ini terbukti dengan kurang adanya evaluasi harian pada saat
16
melakukan latihan dan tahunan, baik itu pengawasan terhadap pelaksanaan
latihan maupun program kerja dan program latihan cabang olahraga.
6) Hasil penelitian Septian Williyanto (2016) tentang Manajemen Pembinaan
Prestasi Pada Klub Bututangkis se-Kabupaten Wonosobo. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui manajemen pembinaan prestasi pada klub
bulutangkis se-Kabupaten Wonosobo tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif/survei. Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa program pembinaan di klub ABS, BST,
Indoraya dan Tunas Perkasa sudah baik sedangkan klub Baker dan Mutiara
masih kurang karena belum melaksanakan program tryout.
7) Hasil penelitian Noor Akhmad (2017) tentang Manajemen Pembinaan PPLM
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makasar. Hasil penelitian
yang diperoleh adalah sistem pengelolaan dalam pembinaan dengan demikian
proses penyelenggaan manajemen PPLM FIK UNM secara teoritis belum
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik , banyak kelemahan di
dalam pelaksanaan, pemeliharaan, monitoring dan evaluasi program terhadap
monitoring dan evaluasi program terhadap pengelolaan PPLM merupakan
tantangan dan kendala yang harus dicari solusinya prinsip dasar untuk
mengatasi masalah pengelolaan pembinaan yang dilakukan secara
komprehensif sebagaimana ditetapkan dalam PPLM adalah elalui
penggalangan koordinasi yang lebih bersinergi dengan pihak instansi terkait
merupakan solusi terbaik.
17
8) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Andri Winata (2015) dengan
judul penelitian Evaluasi Program Pembinaan Prestasi Pencak Silat.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
tentang proses pelaksanaan program pembinaan olahraga pencak silat di
Perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari aspek context baik, sedangkan input,
proses dan product program pembinaan ini belum layak untuk dilanjutkan
karena belum mampu membentuk atlet pencak silat menjadi atlet yang
berprestasi di tingkat daerah ataupun nasional. Akan tetapi perlu ada
perubahan pembenahan lebih lanjut dari segi sarana dan prasarana dan
pendanaan agar pelaksanaannya dapat meningkat di waktu mendatang.
Simpulan penelitian adalah aspek context baik, sedangkan Input, proses dan
product program pembinaan ini belum layak.
9) Hasil penelitian Eva Satriya Wijaya (2018) yang berjudul “Evaluasi Program
Pembinaan Prestasi Bolavoli Putri Tingkat Sekolah Menengah Pertama
Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) Antecendent, belum ada visi misi, tidak ada program
pembinaan yang berjenjang, sarana, dan prasaran tidak sesuai standar, ada
dukungan dari pemerintah dan masyarakat, pembiayaan bersumber dari 3
elemen; 2) Transaction, pelaksanaan latihan sesuai program yang tidak
tertulis, tidak ada seleksi pengurus dan pelatih, tidak ada mekanisme
penerimaan atlet, kinerja pelatih baik, memaksimalkan penggunaan sarana
dan prasarana, transportasi memadai, kesejahteraan yang kurang, koordinasi
18
antar elemen baik; 3) Outcome, program pembinaan belum baik dengan tidak
tercapainnya target yang diharapkan.
10) Hasil penelitian yang dilakukan Panuwun Joko Nurcahyo (2014) yang
berjudul “Evaluasi Program Pembinaan Prestasi Taekwondo Pada Klub Satria
Taekwondo Academy Di Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian
menujukkan bahwa: 1) Program pembinaan aspek context berjalan dengan
baik; 2) Program pembinaan aspek input berjalan baik; 3) Program
pembinaan dari proses berjalan baik; 4) Program pembinaan dilihat daro
produk sangat baik.
Penelitian yang relevan di atas erat kaitannya dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti berkaitan tentang evaluasi pelaksanaan pembinaan prestasi
Program Sukowati Emas pada Komite Olahraga Nasional Indonesia Kabupaten
Sragen. Tujuan dalam penelitian ini berkaitan dengan penelitian-penelitian diatas
yaitu mengevaluasi suatu pembinaan prestasi supaya dapat diperbaiki untuk
menjadi lebih baik lagi.
2.2 Kerangka Teoretis
2.2.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil
yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas dari sesuatu, baik itu
yang menyangkut tentang nilai atau sebuah arti (Hera Yuniartik, 2017:149).
Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis,
dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
19
keputusan serta penyusunan program selanjutnya (Ridwan Andri Winata,
2015:59). Evaluasi adalah cara mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi pada
pelaksanaan atau penerapan suatu program, dengan demikian evaluasi bertujuan
untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program,
dampak dan hasil yang dicapai untuk mengambil suatu keputusan apakah tindakan
ini akan dilanjutkan, diperbaiki,atau dihentikan (Sulistiyo & Rahayu, 2017)
Evaluasi berfokus pada pemanfaatan yang melibatkan identifikasi individu
yang akan menggunakan evaluasi temuan untuk mengambil sebuah keputusan di
masa depan tentang suatu program, secara aktif akan melibatkan para pengambil
keputusan dalam evaluasi, dan akan membantu dalam memahami proses evaluasi.
Kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan proses yang direncanakan
memperoleh informasi atau data, kemudian dibuat suatu keputusan. dengan kata
lain evaluasi adalah proses memberikan penilaian dengan cara mengumpulkan
informasi yang nantinya dugunakan untuk membuat alternative keputusan.
Evaluasi yang dilakukan terhadap suatu program dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan dari suatu program. Program
evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan dilakukan
untuk menilai sejauh mana implementasi dan pencapaian program dengan mencari
tahu efektivitas setiap komponen, baik untuk program yang sedang dilakukan atau
sebelumnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan evaluasi adalah suatu
proses mengumpulkan informasi dan memahami sesuatu untuk menetukan nilai
dari suatu kegiatan atau objek saat tujuan telah tercapai. Pelaksanaan evaluasi
20
berkaitan dengan penekanan dan sudut pandang tujuan yang dicapai pada sebuah
kegiatan, melihat sejauh mana keberhasilan suatu program. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan suatu program kegiatan.
Melakukan evaluasi akan mendapatkan informasi sejauh mana keberhasilan
pelaksanaan suatu program atau dapat mengetahui tingkat ketercapaian dari tujuan
suatu program dan masalah-masalah yang dihadapi sehingga akan ditemukan
solusi permasalahan untuk melakukan perbaikan yang lebih baik lagi.
2.2.2 Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi untuk mendukung membuat keputusan yang dapat
diterima dan bukan untuk menguju hipotesis. Mengidentifikasi tujuan evaluasi
suatu program agar mudah perlu memperhatikan unsusr-unsur dalam kegiatan
pelaksanaannya yang terdiri dari: 1) what yaitu apa yang akan di evaluasi, 2) who
yaitu siapa yang akan melaksanakan evaluasi, 3) how yaitu bagaimana
melaksanakannya. Penentuan tujuan evaluasi bergantung pada jenis evaluasi yang
digunakan, tujuan umum dinyatakan dalam rumusan umum, sedangkan tujuan
khusus dinyatakan didalam rumusan khusus dan terbatas, serta rincian dari tujuan
umum tersebut.
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui peningkatan suatu program dalam
mencapai tujuan internal lembaga atau institusi, pertanggungjawaban terhadap
tugas kepada stakeholder, dan bahan pertimbangaan pengambilan keputusan.
Menurut Endang Mulyatiningsih (dalam Agung Sunarno, 2016:101) evaluasi
program dilakukan untuk:
21
1. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian organisasi karena,
hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama
ditempat lain.
2. Mengambil keputusan tentang berkelanjutannya suatu program, apakah
program perlu diteruskan atau dibehentikan.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan
informasi yang sebenarnya dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dan kegagalan dari suatu
program yang dilihat dari suatu objek dalam konteks tertentu.
2.2.3 Manfaat Evaluasi
Manfaat Evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi pelaksanaan suatu
program atau mengetahui tingkat ketercapaian tujuan suatu program dan masalah
yang dihadapi sehingga akan mendapatkan solusi permasalahan untuk melakukan
perbaikan. Adapun manfaat evaluasi sebagai berikut:
1) Menentukan nilai suatu objek, sasaran, atau peristiwa dalam konteks
tertentu.
2) Menyajikan informasi bagi pemimpin keputusan dan kebijakan yang
terbaik.
3) Melihat kemungkinan dampak suatu kebijakan yang akan diterapkan.
2.2.4 Model Evaluasi
Model evaluasi yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
Countenance Evaluation Model Strake, Model ini dikembangkan oleh Stake.
22
Model countenance adalah salah satu model evaluasi yang memiliki komponen
hasil. Evaluasi countenance merupakan jenis evaluasi program yang dianggap
cukup memadai dalam menilai pembelajaran secara kompleks. Model ini
dikembangkan oleh Stake. Kata Countenance berasal dari kata bahasa Inggris
yang berarti menyetujui atau persetujuan. Sedangkan secara istilah evaluasi
countenance berarti evaluasi yang menekankan pelaksanaan deskripsi dan
pertimbangan. Kaitan arti dengan asal kata di atas adalah pada pertimbangan yang
diperoleh dari evaluator sehingga menimbulkan keputusan atau persetujuan
tentang suatu hal. (Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, 2004: 8)
Menurut ulasan tambahan yang diberikan oleh Fernandes (1984), model
Stake ini menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu: (1)
deskripsi (description) dan (2) pertimbangan (judgments); serta membedakan
adanya tiga tahap dalam evaluasi program, yaitu: (1) anteseden
(antecedents/context), (2) transaksi (transaction/process), dan (3) keluaran (output
- outcomes). Oleh Stake, model evaluasi yang dijelaskan dalam bentuk diagram
atau matriks, yang menggambarkan deskripsi dan tahapan dalam evaluasi program
sebagai berikut:
23
Gambar 2.1 Cuntenance Evaluation Model
(Sumber : Suharsimi Arikunto, 2009:43)
Tiga hal yang dituliskan di antara dua matriks, menunjukkan objek atau
sasaran dan evaluasi. Dalam setiap program yang dievaluasi, seorang evaluator
harus mampu mengidentifikasikan tiga hal, yaitu:
1) Antecedents, yang diartikan sebagai input/masukan. Seperti: ketersediaan dan
kelayakan sarana dan prasarana, dukungan pemerintah dan masyarakat,
ketersediaan sumber daya manusia, dan pembiayaan pelaksanaan program.
2) Transaction, yang diartikan sebagai proses. Seperti: pelaksanaan program
latihan, sistem penerimaan atlet, pelatih dan assisten pelatih, penggunaan
sarana dan prasarana, dan koordinasi.
3) Outcomes, yang diartikan sebagai hasil. Seperti: hasil latihan atlet yaitu
prestasi.
Kedua matriks yang digambarkan sebagai deskripsi (description) dan
pertimbangan (judgement), yang menunjukkan langkah-langkah yang terjadi
selama proses evaluasi.
Matriks pertama, yaitu matriks deskripsi, berkaitan atau menyangkut dua hal
yang menunjukkan posisi sesuatu (yang menjadi sasaran evaluasi), yaitu: apa
maksud/ tujuan yang diharapkan oleh program (intens) dan apa yang sungguhnya
terjadi atau apa yang benar-benar terjadi (observation). Selanjutnya, evaluator
mengikuti matriks yang ke dua. yaitu matriks pertimbangan, yang menunjukkan
langkah pertimbangan (judgement), yang dalam langkah tersebut mengacu pada
standar acuan (standard).
24
Stake mengatakan ketika evaluator sedang mempertimbangkan program,
mereka harus melakukan dua perbandingan, yaitu: membandingkan kondisi hasil
evaluasi program tertentu dengan yang terjadi pada program yang lain, dengan
objek sasaran yang sama dan membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program
dengan standar yang diperuntukkan bagi program yang bersangkutan, didasarkan
pada tujuan yang akan dicapai.
Matriks kedua yaitu pertimbangan, dimana berkaitan tentang standar dan
judgement.
1) Kategori pertama dari matriks pertimbangan adalah standard
Standard adalah ukuran perihal antecedents (input/masukan), transaction
(proses), dan outcomes (hasil) yang harus dipenuhi oleh suatu program yang
dijadikan sebagai evaluan. Standar dapat dikembangkan dari karakteristik
yang dimiliki kurikulum, tetapi dapat juga dari yang lain (mutually
adaptive).
2) Kategori kedua dari matriks pertimbangan adalah judgement.
Judgement adalah kategori pertimbangan. Kategori ini menghendaki
evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari
kategori yang pertama dan kedua pada Matriks Deskripsi sampai kategori
pertama pada Matriks Pertimbangan. Suatu evaluasi harus sampai kepada
pemberian pertimbangan terhadap antecedents (input/masukan), transaction
(proses), dan outcomes (hasil).
25
2.2.5 Pengertian Program
Program merupakan segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan
harapan akan mendapatkan hasil atau pengaruh yang baik. Secara umum program
dapat diartikan sebagai rencana, sedangkan secara khusus program didefinisikan
sebagai suatu unit atau satuan kegiatan yang merupakan realisasu atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekolompok orang (Suharsimi Arikunto, 2008: 24).
Program merupakan suatu unsur yang harus ada untuk tercapainya kegiatan
pelaksanaaan, karena dalam suatu program telah dimuat beberapa aspek yaitu: 1)
adanya tujuan yang ingin dicapai, 2) adanya kebijakan yang harus diambil dalam
pencapaian tujuan itu, 3) adanya aturan yang dipegang dengan prosedur yang
harus dilakukan, 4) adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan, 5) adanya
strategi dalam pelaksanaan. Program dapat berupa sesuatu yang berbentuk nyata
(tangible) ataupun berbentuk abstrak (intangible) seperti prosedur. Program yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pembinaan prestasi PROSUKMA yang
telah dilakukan oleh KONI Kabupaten Sragen.
2.2.6 Pembinaan Olahraga Prestasi
Pembinaan merupakan segala usaha dan kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian secara teratur serta
terarah. Olahraga Prestasi adalah olahraga yang harus dibina dan ditangani secara
serius dan terpantau. Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk
mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan
26
melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan. Data yang diperoleh dari cabang olahraga yang
berprestasi di KONI Kabupaten Sragen meliputi berbagai cabang olahraga yang
dibina. Pembinaan yang dilakukan KONI Kabupaten Sragen terhadap
pengembangan olahraga prestasi yaitu masih belum optimal karena kurangnya
kesadaran dari anggota KONI setiap Cabang olahraga, tetapi KONI tetap
mendampingi dan memantau setiap perkembangan prestasi.
Model pembinaan bentuk segi tiga atau sering disebut pola piramid
seharusnya berporos pada proses pembinaan yang berkesinambungan. Dikatakan
bersinambung karena pola itu harus didasari cara pandang (paradigma) yang utuh
dalam memaknai program pemassalan dan pembibitan dengan program
pembinaan prestasinya. Artinya, program tersebut memandang penting arti
pemassalan dan pembibitan yang bisa jadi berlangsung dalam program pendidikan
jasmani yang baik, diperkuat dengan program pengembangannya dalam kegiatan
klub olahraga di sekolah, dimatangkan dalam berbagai aktivitas kompetisi
intramural dan idealnya tergodok dalma program kompetisi intersklastik, serta
dimantapkan melalui pemuncakan prestasi dalam bentuk training camp bagi para
bibit atlet yang sudah terbukti berbakat.
27
Gambar 1.1 Piramida Tahap-Tahap Pembinaan
(Sumber : Djoko Pekik Irianto, Dasar Kepelatihan 2000:27)
Secara tradisional, program pembinaan prestasi digambarkan sebagai
lantai dasar dari sebuah segitiga sama kaki, atau yang sering disebut sebagai
bentuk piramid. Tepat diatasnya terdapat program olahraga rekreasi, atau lazim
pula disebut program klub olahraga, sedangkan dipuncak segitiga terletak
program olahraga prestasi.
Membangun strategi pembinaan olahraga secara nasional memerlukan
waktu dan penataan sistem secara terpadu. Pemerintah dalam hal ini adalah
Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak dapat bekerja sendiri tanpa sinergi
dengan kelembagaan lain yang terkait dengan pembinaan sistem keolahrgaan
secara nasional. Penataan olahraga presatasi harus dimulai dari permasalahan
olahraga masyarakat yang diharapkankan memunculkan bibit-bibit atlet
berpotensi dan ini akan didapat pada atlet yang dimulai dari usia sekolah. Oleh
28
karena itu, penataan harus dilakukan secara terpadu dan berjenjang sehingga hasil
yang dicapai merupakan produk yang sangat optimal.
Untuk dapat menggerakkan pembinaan olahraga harus diselenggarakan
dengan berbagai cara yang dapat mengikutsertakan atau member kesempatan
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga
secara aktif, berkesinambungan, dan penuh kesadaran akan tujuan olahraga yang
sebenarnya. Pembinaan olahraga yang seperti ini hanya dapat terselenggara
apabila ada suatu sistem yang pengelolaan keolahragaan nasional yang terencana,
terpadu, dan berkesinambungan dalam semangat kebersamaan dari seluruh lapisan
masyarakat.
Pembinaan atlet sering kali tidak terjadi kesinambungan. Hal ini bisa
dilihat dari berbagai cabang olahraga yang merupakan andalan untuk meraih
medali emas tidak dibina secara berjenjang. Untuk itu perlu dilakukan penyusunan
program pembibitan atlet. Sebagai langkah berikutnya perlu melakukan kerjasama
antara Komite Olahraga Nasional Indonesia dengan Dinas Pemuda dan Olahraga
serta Induk Organisasi Cabang Olahraga untuk membicarakan cabang-cabang
olahraga.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembinaan olahraga dan
pembangunan olahraga baik di daerah maupun nasional seperti:
1) Adanya kesadaran secara umum bahwa gerakan nasional olahraga ini untuk
tujuan dan kepentingan nasional.
2) Adanya semangat kebersamaan (gotong royong) dari seluruh pihak yang
terkait
29
3) Adanya kebijakan dan program yang terencana, terpadu, dan terkoordinasi
dalam implementasinya.
4) Adanya wadah atau wahana koordinasi ditingkat daerah maupun nasional
yang memungkinkan terbangunnya sistem pengelolaan keolahragaan nasional
secara terpadu dan berkesinambungan.
5) Adanya komitmen dari seluruh pihak baik masayarakat maupun pemerintah
untuk menyukseskan gerakan pembangunan olahraga nasional.
Keberhasilan prestasi olahraga nasional tidak terlepas dari aspek-aspek lain
yang mendukung sistematis pembinaan yang mengerucut. Pada Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2005 dalam pasal 17 menyebutkan tentang ruang lingkup olahraga
meliputitiga bentuk kegiatan olahraga yaitu olahraga pendidikan, olahraga
rekreasi, dan olahraga prestasi. Kali ini peneliti hanya menyoroti tentang
pembinaan olahraga prestasi.
Olahraga prestasi adalah olahraga yang harus diperhatikan dan ditangani
dengan serius karena dalam olahraga prestasi semua aspek harus seimbang dan
sejalan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan olahraga
prestasi, antara lain:
1) Identifikasi pemanduan bakat
Atlet yang berhasil adalah mereka yang memiliki kualitas unggul, tidak
saja fisik tetapi juga psikis.Setelah bakat ditemukan, perlu dipandu dan
dikembangkan menjadi suatu yang actual dengan menggunakan ilmu dan
teknologi.
2) Pembinaan berjenjang dan berkelanjutan
30
Pembinaan harus dilakukan secara terus menerus dan berjenjang denga
memperhatikan input atlet yang akan masuk dalam pembinaan. Diperlukan
metode tertentu untuk mendapatkan atlet potensial dengan tidak
meninggalkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Pemberdayaan semua lajur pembinaan
Pendayagunaan semua sumber daya harus dilakukan dan menjadi
bagian yang diprioritaskan dalam pelaksanaan pembinaan.
4) Prioritas cabang olahraga
Untuk meningkatkan efektivitas pembinaan olahraga prestasi
diperlukan keberanian untuk membuat keputusan dalam hal penetapan
prioritas cabang olahraga yang akan dibina. Dengan adanya prioritas tentu
saja pembinaan yang dilakukan harus difokuskan tanpa mengabaikan cabang
olahraga yang lain.
5) Penetapan standar kualitas
Dalam ruang lingkup olahraga prestasi harus bisa menetapkan standar
kualitas semua pihak.Dalam hal meningkatkan daya saing diperlukan
peningkatan upaya peningkatan komponen - komponen strategis, seperti
peningkatan sumberdaya manusia yang berkualitas termasuk pelatih, guru,
manajer, instruktur dan yang lainnya.
6) Investasi dan implementasi IPTEK
Kedudukan IPTEK olahraga perlu diberdayakan dengan menitik
beratkan pada proses pembinaaan dan evaluasi disamping peningkatan
31
kemampuan dan riset di bidang olahraga. Peran IPTEK sangat berpengaruh
terhadap pencapaian prestasi.
7) Sistem jaminan kesejahteraan dan masa depan
Penyediaan dan penerapan sistem penghargaan bagi atlet dan pelatih
perlu dioptimalkan.Secara prinsip pembinaan atlet perlu disertakan dengan
perencanaan karir terutama setelah mereka tidak aktif lagi sebagai atlet.
Jaminan hidup akan memotivasi setiap atlet untuk berprestasi.
Dalam suatu pembinaan olahraga prestasi harus dapat menampung
berbagai program kegiatan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan dalam
organisasi, sehingga dalam peningkatan prestasi atlet maka kinerja organisasi
keolahragaan harus ditingkatkan kualitasnya baik ditingkat pusat maupun daerah.
Peningkatan prestasi olahraga dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dengan
memerhatikan kinerja organisasi pada masing-masing cabang olahraga.
Organisasi dan manajemen olahraga harus kondusif yang dilakukan dengan
efisien dan efektif.
Pembangunan olahraga pada hakikatnya adalah suatu proses yang
membuat menusia memiliki banyak akses untuk melakukan ativitas fisik
(jasmani). Dalam konteks ini pembangunan olahraga dikaitkan dengan upaya
pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas dan dalam rangka pencapaian
tujuan nasional terutama masyarakat yang demokratis, dan sejahtera lahir batin.
Standar keolahragaan nasional melalui Undang-Undang Nomor 3 tahun
2005 tentang keolahragaan nasional BAB VII (pembinaan dan pengembangan
olahraga prestasi) meliputi:
32
1) Pasal 27 ayat:
(1) Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan
untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan
internasional.
(2) Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga, baik pada tingkat
pusat maupun tingkat daerah.
(3) Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh pelatih yang memiliki kualifikasi dan
sertifikat kompetensi yang dibantu oleh tenaga keolahragaan dengan
pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(4) Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan
memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan sentra
pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan mnyelenggarakan
kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan.
(5) Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) melibatkan olahragawan muda potensial dari hasil pemantauan,
pemanduan, dan pengembangan bakat sebagai proses regenerasi.
Hakekatnya pembangunan olahraga nasional adalah suatu upaya dalam
kegiatan pembinaan dan pengembangan olahraga yang menjadi bagian
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang utamanya ditujukan untuk
membentuk watak dan kepribadian termasuk sifat disiplin, sportivitas, dan etos
33
kerja yang tinggi. Pembangunan olahraga dilakukan melalui dua jalur yaitu jalur
pendidikan yang dikoordinasi oleh Depdiknas dan jalur masyarakat yang
dikoordinasi oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), sebagai
organisasi yang mewakili unsur masyarakat. Program pembinaan olahraga prestasi
tidak hanya menjadi tanggung jawab dari lembaga pembinaan olahraga (KONI,
Pengcap Cabang Olahraga, Klub Cabang Olahraga) tetapi menjadi tanggung
jawab Pemerintah dan Masyarakat.
Pembinaan olahraga prestasi salah satu proses pengembangan potensi yang
dimilik dalam diri seseorang. Pembinaan harus mampu dilakukan dengan
menempuh pola yang tepat dan dilaksanakan melalui tahapan tertentu, sehingga
potensi yang dimiliki berkembang dengan maksimal. Pembinaan olahraga prestasi
baik jika dikembangkan dan diterapkan pada kalangan anak muda baik usia dini
hingga remaja usia produktif sekolah (Adiska Rani Ditya Candra, 2016:48). Pada
masa ini anak mudah untuk mengikuti tahapan-tahapan dalam pembinaan menjadi
seorang atlet yang berprestasi. Tahapan-tahapan yang dilakukan merupakan salah
satu proses dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kemampuan
atlet. Tahap-tahap pembinaan untuk menghasilkan prestasi yang maksimal dengan
melalui tahapan pemassalan, pembibitan, dan pencapaiana prestasi. Prestasi yang
maksimal juga selain ditentukan oleh bakat atlet itu sendiri tetapi didukung
34
beberapa faktor seperti kualitas pelatih, kualitas program pendirian, peralatan dan
fasilitas pendukung, dukungan dari pemerintah, sponsor, dan orang tua atlet (Aang
Meiyanto, 2018:261).
2.2.7 Sistem Pembinaan Olahraga
Pembinaan olahraga tidak terlepas dari sistem yang tersusun secara
terstruktur. Artinya, sistem yang saling berkaitan antara komponen yang satu
dengan yang lainnya. Sistem merupakan satu kesatuan dari beberapa bagian
maupun komponen program yang saling terkait dan bekerja sama satu dengan
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sistem (Dian Ratna
Sari, 2018:10). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 1 Ayat 23, mengatakan bahwa
pembinaan dan pengembangan keolahragaan adalah usaha sadar yang dilakukan
secara sistematis untuk mencapai tujuan olahraga.
Pencapaian prestasi yang maksimal diperlukan bakat, minat, motivasi, dan
pembinaan secara berkelanjutan dalam waktu yang relative lama. Ada beberapa
kegiatan dasar yang dilaksanakan didalam proses pembinaan atlet untuk mencapai
presatsi yang maksimal. Kegiatan tersebut sebagai berikut: 1) pemassalan; 2)
pembibitan; 3) pemanduan bakat; 4) pembinaan; 5) sistem latihan. Jika kita ingin
mencapai prestasi yang tinggi, maka perlu diterapkan suatu konsep pembinaan
olahraga sedini mungkin. Memperhatikan pada sistem dan jalur pembinaan
olahraga yang ada sekarang, maka pemusatan pembinaan olahraga harus
dilakukan secara mendasar, berkesinambungan, sistematis, efesien, dan terpadu
35
dimulai sejak dini, serta mengarahkan kepada satu tujuan. Prestasi olahraga harus
dilakukan melalui proses pembinaan olahraga. Sedangkan menurut Harsuki
(2003:68), berpendapat bahwa diperlukan suatu program pembinaan prestasi yang
terencana dan terarah serta dilaksanakan secara berkelanjutan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Pembinaan Dan Pengembangan Olahraga Prestasi Pasal 27 mengatakan bahwa: 1)
pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan
untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional;
2) pembinaan dan pengembangan oalahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga, baik pada tingkat pusat
maupun pada tingkat daerah; 3) pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh pelatih
yang memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi yang dapat dibantu oleh
tenaga keolahragaan dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi; 4)
pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan
memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan pembinaan
olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetensi
secara berjenjang dan berkelanjutan; 5) pembinaan dan penegmbangan lahraga
prestasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4) melibatkan oalahragawan
muda potensial dari hasil pemantauan, pemanduan, dan pengembangan bakat
sebagai proses regenerasi.
Kesimpulan dari beberapa pendapat bahwa pembinaan dan pengembangan
olahraga itu sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan
36
cara perencanaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, sarana dan prasarana.
Pembinaan dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualitas dan sertifikasi
kompetensi, dapat pula dibantu oleh tenaga keolahragaan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi olahraga yang dimiliki.
2.2.8 Komponen Pembinaan
2.2.8.1 Organisasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional Pasal 1 Ayat 24, mengatakan bahwa organisasi adalah
sekumpulan orang yang menjalin kerjasama dengan membentuk organisasi untuk
penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Organisasi itu sendiri merupakan keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian
rupa, sehingga tercipta suatu tempat yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Suatu organisasi yang bisa dikatakan baik adalah organisasi yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut : 1) mempunyai tujuan yang jelas, 2) tujuan organisasi
harus dipahami dan sitrima oleh setiap angota, 3) adanya kesatuan arah dan
kesatuan pemerintah, 4) adanya pembagian tugas serta seimbang antara
wewenang dan tanggungjawab, 5) struktur organisasi harus sederhana dan pola
organisasi harus permanen, 6) adanya jaminan jabatan dan balas jasa yang
diberikan setimpal, 7) penempatan orang sesuai dengan keahliannya (Wahyu
Hidayat, 2015).
37
Organisasi adalah sebuah tempat, wadah, atau sistem untuk melakukan
kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan
pengorganisasian merupakan proses pembentukan wadah atau sistem dan
penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.(Imam Marsudi, 2016)
Sedangkan menurut Seti Nugroho (2016:246), organisasi adalah untuk
menetapkan suatu tujuan dengan cara bekerjasama dan berhubungan satu dengan
yang lainnya antara anggota yang mempunyai kesamaan keinginan.
Kesimpulan dari beberapa pendapat bahwa organisasi olahraga merupakan
suatu wadah, lembaga, dan sekumpulan orang yang membentuk sebuah struktur
organisasi guna untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan olahraga sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan.
2.2.8.2 Atlet
Marta ( 2012:35) mengatakan altet adalah seseorang yang berprofesi dan
menekuni suatu cabang olahraga tertentu serta berprestasi pada cabang olahraga
tertentu. Atlet juga merupakan individu yang memiliki bakat dan pola perilaku
pengembangan dalam suatu cabang olahraga (Wibowo & Hidayatullah, 2017).
Menurut KONI (2000:55), atlet adalah olahragawan, terutama dalam bidang yang
memerlukan kekuatan, ketangkasa, dan kecepatan.
Seorang atlet harus memiliki bakat khusus, motivasi yang kuat, dan
keinginan bekerja keras, itu semua merupakan karakteristik dari seorang atlet
yang berhasil. Identifikasi bakat seorang atlet dapat dilakukan maupun dilihat
pada usia dini maupun pada usia yang sudah matang, sebagaimana seorang atlet
38
sudah harus memiliki bakat dalam bidang olahraga sejak usia dini (Nasuka dan
Erwin Nizar Priambodo, (2017:35). Kebugaran jasmani adalah salah satu
prasyarat untuk individu dapat melakukan aktivitas fisik secara efisien dan efektif
(Soegiyanto K.S, 2010:1). Oleh karena itu, kebugaran jasamani atlet menjadi
faktor penentu dalam proses pembinaan olahraga prestasi. Kepribadian yang baik
harus dimiliki oleh seorang atlet karena, itu bisa dijadikan penentu prestasi untuk
olahraga dan dapat digunakan untuk setiap individu membantu sesuai jenis
olahraga tertentu (Raharjo et al., 2018)
Psikologi olahraga khususnya mental emosional atlet yang baik juga
menjadi kontributor yang semakin menentukan dalam proses pembinaan dan
peningkatan kinerja atlet (Kusuma, Mulyono, & Wirayudha, 2019). Mencari
individu tertentu dan mendorong mereka untuk mengejar bakatnya secara penuh
merupakan suatu tantangan. Atlet harus di implementasikan agar dapat berhasil
dalam mengembangkan kemampuannya lebih baik untuk bisa ketingkat yang
lebih tinggi.
2.2.8.3 Pelatih
Menurut Monty P (2000) dalam, pelatih adalah fasilitator bagi atlet dan
ialah yang harus memimpin atletnya menelusuri tahapan pembinaan menuju
puncak prestasi (Nugraheni, Rahayu, Woro, & Handayani, 2017). Tugas pelatih
adalah menyuguhkan dan melaksanakan rencana-rencana latihan yang telah
dibuatnya. Dalam menyusun rencana-rencana latihan ini pelatih harus memahami
benar keadaan atlet serta tujuan yang akan dicapai.
39
Pelatih harus mempunyai kemampuan dalam merencanakan program
jangka pendek dan jangka panjang pada suatu kejuaraan dan mengatur timnya,
berkomunikasi dengan jaringan yang luas dari tingkat pengelola olahraga sampai
pada individu atlet, mampu memperhitungkan pendapatan dan sumber daya
manusia yang ada pada programnya. Pelatih juga harus mampu melatih faktor-
faktor yang mempengaruhi performa atlet saat pertandingan seperti kecemasan
atau tidak percaya diri (Donny Wira Yudha Kusuma, 2017).
Menurut (Azran Arief Parena, 2017), pelatih adalah seorang ahli dalam
melatih dan pintar dalam mengatur strategi, tugas pelatih sangat berat karena
semua tumpuan dan harapan dari atlet untuk meraih kesuksesan berada
dipundaknya. Tapi para pelatih harus mengetahui bahwa keberhasilan tidak selalu
dapat dinikmati oleh semua pelatih yang terjun di bidang kepelatihan. Oleh karena
itu profesi kepelatihan sangat membutuhkan pelatih yang benar-benar berhasrat
memiliki kesenangan dan sifat yang dibutuhkan oleh profesi kepelatihan, serta
memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dapat membantu kemungkinannya
dapat berhasil (Hasibuan dkk ,20011:8).
Tugas utama seorang pelatih adalah untuk menciptakan atlet yang mampu
mencapai kinerja puncak. Puncak prestasi hanya dapat dicapai melalui latihan
yang panjang, dilakukan dalam program secara sistematis, terarah dan
berkesinambungan. Membuat suatu prediksi yang akurat serta valid tentang
keberhasilan jangka panjang seorang atlet dalam olahraga profesional merupakan
aspek yang sulit dari peran seorang pelatih professional (Fernando, Wira, &
Kusuma, 2018)
40
(Hadi, 2011) mengatakan bahwa untuk menjadi pelatih yang profesioanal
harus memiliki latar belakang yang sesuai dengan kemampuan yang harus
dimiliki oleh pelatih ,sebagai berikut: 1) latar belakang pendidikan; 2) pengalaman
dalam olahraga; 3) pendidikan tambahan. Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 1 Ayat 9,
mengatakan bahwa tenaga keolahragaan adalah setiap orang yang memiliki
kualifikasi dan sertifikasi kompetensi dalam bidang olahraga. Tenaga
keolahragaan didalamnya terdapat pelatih, wasit, guru, manajer, instruktur, dan
sebutan lainnya yang sesuai dengan kekhususannya (Kemenpora Ri, 2006:13).
Sebagai pelatih pofesional harus memiliki kepribadian yang baik,
kompetensi, kualifikasi, keterampilan komunikasi, struktur motivasi, perilaku
kepemimpinan, dll (Renata Baroc dan Valentin Bucik, 2009:182). Seorang pelatih
harus memiliki struktur manajemen yang baik, agar setiap kerja/kegiatan yang
dilakukan bisa berjalan dengan semestinya. Peranan dari manajemen pelatih
sangatlah penting dalam melakukakan pembinaan, karena sangat berpengaruh
terhadap pencapaian prestasi yang lebih tinggi (Zikrur Rahmat dan Irfandi,
2018:88).
Tugas pelatih adalah membimbing dan mengungkapkan potensi yang
dimiliki oleh atlet, sehingga dapat secara mandiri sebagai peran utama dalam
mengaktualisasikan dan mengakumulasi latihan ke dalam kancah pertandingan.
Peran dan tugas pelatih (Harsuki, 2003:370-371), sebagai berikut:
1) Cermat menentukan sasaran atau tujuan latihan (set gol);
2) Menetapkan tujuan latihan yang bersifat realistik;
41
3) Memilih metode dan model latihan yang cocok untuk memenuhi
kebutuhan setiap pemain;
4) Memotivasi atlet untuk berlatih keras;
5) Mencermati latihan pemanasan dan pencegahan cedera;
6) Istirahat dan minum yang cukup;
7) Memanfaatkan aspek pembinaan psikologis.
8) Cermat dan terampil melakukan seni berkomunikasi.
Selain yang tersebut diatas pelatih juga harus mampu membentuk
kepribadian atlet agar dapat menyesuaikan dengan tim. Sifat-sifat kepribadian
yang diinginkan pelatih seperti rasa hormat, etos kerja, integritas, kejujuran, sikap
positif, ketangguhan mental, kecemasan rendah, kemampuan untuk tampil di
bawah tekanan, dan interaksi positif dengan orang lain.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelatih
merupakan unsur penting sebagai pengendali yang sangat menetukan dalam
proses pembinaan seorang atlet. Pelatih berperan dalam menjelaskan bentuk
kegiatan konkrit dan operasional berupa penyusunan program latihan. Pelatih juga
harus mampu mengatur strategi, memotivasi dan memberikan dorongan kepada
atlet agar dapat mencapai tujuan secara maksimal.
2.2.8.4 Pendanaan
Pendanaan merupakan faktor pendukung terpenting dalam upaya
mensukseskan program pembinaan prestasi olahraga. Berbagai macam sumber
dana perlu digali dalam upaya memenuhi kebutuhan dana untuk pembinaan
cabang olahraga prestasi. Program pembinaan tidak lepas dari masalah pendanaan,
42
karena dalam program pembinaan prestasi dibutuhkan banyak pembiyaan untuk
mendukung kegiatan agar dapat berjalan dengan baik (Panuwun Joko Nurcahyo,
Soegiyanto KS, 2014)
Berbagai kebutuhan yang diperlukan dalam pembinaan dan pengembangan
olahraga dapat direalisasikan seperti: pengadaan sarana dan prasarana olahraga;
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana olahraga; pendanaan pembinaan
dan pengembangan atlet mulai dari pengrekrutan sampai dengan pemusatan
latihan serta mengikuti even kejuaraan; kesejahteraan atlet, pelatih, dan pengurus
organisasi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Bab XII
tentang Pendanaan Keolahragaan Pasal 69,mengatakan bahwa: 1) pendanaan
keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat; 2) pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui anggaran pendapatan dan belanja
daerah. Sumber pendanaan keolahragaan dapat diperoleh dari:1) masyarakat
melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang berlaku; 2) kerja sama
yang saling menguntungkan; 3) bantuan luar negeri yang tidak mengikat; 4) hasil
usaha industry olahraga; 5) sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan, (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
Bab XII Pasal 70 ).
2.2.8.5 Sarana dan Prasarana
Pembinaan olahraga perlu didukung dengan peningkatan sarana dan
prasarana olahraga dan sumber daya manusia yang kompeten (Rahmawati, 2017).
43
Sarana dan prasaran yang berkualitas baik maka dapat membantu meningkatkan
kinerja dalam proses pembinaan olahraga yang dilakukan oleh pelatih dan atlet.
Menurut Soepartono (dalam Fringgas Weke Ribbiyon, 2018:40), sarana olahraga
adalah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan
kegiatan olahraga. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Prasarana
dalam olahraga didefinisikan segala sesuatu yang memudahkan atau
memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relative permanen. Pada dasaranya
sarana dan prasarana yang baik dapat mempengaruhi motivasi atlet dalam
meningkatkan latihan dan memperbaiki pembangunan olahraga nasional (Mugiyo
Hartono, 2011:147). Prestasi olahraga dipengaruhi juga oleh kelengkapan fasilitas
olahraga, semakin baik fasilitas yang dimiliki maka, semakin baik pula kualitas
atlet dalam meraih prestasi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nsional Pasal 1 Ayat 20 mengatakan, prasarana olahraga adalah
tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga
dan/atau penyelenggaraan keolahragaan. Sedangkan, saran olahraga adalah
peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional Pasal 1 Ayat 21).
44
2.2.9 Komitmen KONI Dalam Meningkatkan Prestasi Atlet.
Salah satu Prestasi yang mampu mengharumkan nama Kabupaten Sragen
adalah dengan Prestasi di Bidang “Olahraga”. KONI Kabupaten Sragen terus
berupaya melakukan program kegiatan seperti PORKAB maupun program
pembinaan atlet seperti P3B dan PROSUKMA dalam rangka untuk meningkatkan
Prestasi Atlet asli dari Kabupaten Sragen di semua bidang olahraga salah satunya
melalui Peningkatan Sistem Pelatihan untuk meningkatkan Performance Atlet asli
Kabupaten Sragen. Ketua Umum KONI Kabupaten Sragen Drs. Sri Busono, MM
, saat penulis temui di Ruang kerja beberapa waktu lalu menjelaskan guna
meningkatkan Performance dan Prestasi Atlet Asli Kabupaten Sragen, KONI
Kabupaten Sragen telah berkomitmen untuk tidak membeli Atlet dari luar daerah
Kabupaten Sragen. KONI akan terus berupaya menggali Potensi atlet asli
Kabupaten Sragen. Jika kemampuan keuangan KONI Kabupaten Sragen
memadai, KONI Kabupaten Sragen akan merekrut pelatih dari luar Kabupaten
Sragen yang memiliki Lisensi yang dapat dipertanggungjawabkan, baik untuk
pelatih Nasional maupun pelatih Internasional. Sementara itu, untuk pelatih-
pelatih lokal yang dimiliki KONI Kabupaten Sragen saat ini akan terus didorong
untuk meningkatkan Sertifikasi dan Lisensinya. Drs. Sri Busono, MM berharap,
dengan adanya pelatih yang memiliki Lisensi, maka aspek perangkat pertandingan
menjadi lebih baik. Karena para perangkat pertandingann dapat menguasai aturan
pertandingan dengan benar sehingga akan menciptakan atlet yang baik pula.
Komitmen diatas merupakan kewajiban bagi pengurus dan anggota KONI
semuanya. Memahami tugas dan fungsi, kerja keras dan kebersamaan antar
45
pengurus merupakan kunci kebehasilan organisasi. Ketua harian KONI Kabupaten
Sragen mengatakan komitmen tersebut merupakan kewajiban yang harus
dilakukan oleh semua pengurus mulai dari:
1) Ketua Umum
Ketua Umum disini berperan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam
kepengurusan KONI. Semua keputusan yang akan diambil harus
mendapatkan persetujuan dari Ketua Umum.
2) Ketua Harian.
Membantu ketua umum dalam menjalankan tugasnya, mewakili ketua umum
bila berhalangan, melaksanakan tugas yang diberikan ketua umum.
3) Dewan Kehormatan
Dewan kehormatan yang terdiri dari mantan ketua umum KONI dan tokoh
olahraga yang sudah banyak berbakti dan mengabdi dan berjasa kepada
pengembangan dan pembinaan olahraga di Kabupaten Sragen.
4) Badan Pengawas Keuangan
Badan pengawas keungan beranggotakan 2 orang dengan seorang ketua yang
merngkap anggota yang dipilih dan diangkat dalam musyawarah daerah.
Badan pemeriksa keuangan ini tidak boleh merangkap jabatan dalam
kepengurusan KONI. Tugas Badan pemeriksa keuangan mempunyai tugas
dan tanggungjawab; melakukan pengawasan dan memriksa keuangan KONI,
memberikan pendapat terhadap pelaksanaan dan belanja KONI untuk
terciptanya tujuan dan kebenaran yang bertanggungjawab.
5) Sekretaris Umum
46
Sekretaris umum mempunyai tugas pokok mewakili ketua umum bila
berhalangan, mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan kerja
kesekretariatan, menkoordinasikan dan bertanggung jawab atas semua
kegiatan administrasi di lingkungan KONI.
6) Bendahara
Bendahara mempunyai tugas: (1) melaksanakan kebijakan umum dalam
urusan keungan dan anggaran KONI;(2) menyusun rencana anggaran
anggaran pendapatan dan belanja;(3) menkoordinasikan pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja yang telah disetujui;(4) bertanggung jawab
terhadap pembukuan, verifikasi dan pengeluaran sesuai dengan aturan yan
berlaku;(5) bertanggung jawab atas laporan keungan secara berkala;(6) dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang wakil bendahara;(7)
mendampingi nara sumber pada saat rapat anggota;(8) dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada ketua umum.
2.2.11 Usaha KONI Dalam Meningkatkan Prestasi Atlet.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua KONI dan pengurus KONI,
menganai usaha apa yang telah dilakukan KONI untuk meningkatkan hasil
prestasi atlet, adapun beberapa usaha yang telat dilakukan oleh KONI antara lain :
1) Membuat perencanaan
Dengan perencanaan yang tersusun secara terstruktur, rinci dan matang,
maka untuk pencapaian prestasi atlet sesuai harapan akan lebih tercapai
secara maksimal karena sudah mempunyai perencanaan yang baik, sehingga
semuanya akan berjalan sesuai dengan urutan.
47
2) Menentukan Program Unggulan Untuk Meningkatkan Prestasi Atlet pada
KONI Kabupaten Sragen.
Dari beberapa Program yang dirancang untuk meningkatkan olahraga
prestasi di Kabupaten Sragen, maka Program Sukowati Emas ( Prosukma )
merupakan salah satu program yang dirancang untuk meningkatkan prestasi
atlet Kabupaten Sragen. Dengan PROSUKMA, KONI dapat lebih mudah
untuk memantau perkembangan atlet secara intensif.
3) Menentukan olahraga prioritas.
Kabupaten Sragen mempunyai beberapa Olahraga yang di prioritaskan.
Olahraga tersebut adalah Renang, Panahan, Pentaque, dan Yongmoodo.
Cabang olahraga tersebut menjadi cabang olahraga yang di prioritaskan oleh
KONI. Tetapi bukan berarti cabang olahraga lain tidak diprioritaskan oleh
KONI. Semua cabang olahraga bagus, tinggal bagaimana cabang olaraga
tersebut bersaing dengan cabang olahraga lain untuk mendapatkan prestasi
sebaik-baiknya .
4) Pendanaan PROSUKMA
Untuk pendanaan PROSUKMA, KONI Kabupaten Sragen selalu siap saat
cabang olahraga membutuhkan dana untuk kegiatan yang akan dilaksanakan
setiap cabang olahraga.
5) Perlengkapan Sarana dan Prasarana.
Untuk sarana dan prasarana, sebagian cabang olahraga sudah tercukupi
secara baik. Hanya ada beberapa cabang olahraga yang masih belum
tercukupi. Contohnya saja pada cabang olahraga yang harga peralatannya
48
mahal untuk dipending dahulu, padahal atlet berpotensi dan mecukupi.
Contohnya saja Petanque. Petanque berpotensi tinggi dalam PORPROV
yang akan datang, tetapi sayangnya KONI belum dapat memenuhi fasilitas
yang dibutuhkan.
6) Meningkatkan kualitas pelatih.
KONI selalu memberikan fasilitas bagi pelatih yang akan mengikuti
pelatihan Sertifikasi di setiap cabang olahraga. KONI selalu siap mendanai.
Tetapi masih belum banyak pelatih yang mau mengikuti Pelatihan Pelatih
bersertifikasi. Padahal ini juga berpengaruh besar terhadap kemajuan
olahraga di Kabupaten Sragen.
Program kerja yang disusun oleh pengurus KONI beserta seluruh
pengurus cabang olahraga proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai, dan menentukan arah, sarana dan sumber yang diperlukan dalama
mencapai tujuan organisasi, sehingga mendapat out put yang maksimal. Program
KONI Kabupaten Sragen disusun secara berkesinambungan dan disesuaikan
dengan program jangka pendek. Program tersebut terdiri program jangka panjang
yang meliputi program pembinaan atlet usia dini secara berjenjang, sedangakan
program jangka pendek menitik beratkan pada pembinaan prestasi atlet
menghadapi kejuaraan terdekat yang akan diikuti.
Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat usaha yang telah
direncanakan oleh KONI. Salah satu faktor pendukungnya adalah hampir semua
lapangan olahraga berada dalam satu lingkup Sport Center yaitu berada dalam
Komplek Gor Diponegoro Sragen, berdampingan dengan Kantor KONI. Jadi,
49
KONI sangat mudah untuk memantau perkembangan setiap cabang olahraga. Niat
dan semangat dari pengurus induk cabang olahraga dan pelatih dengan segala
kerterbatsan tetap bersemangat untuk tetap menjalankan pembinaan sesuai
program yang telah dibuat. Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sragen, dan
masih banyak lagi. Selain faktor pendukung, faktor penghambatnya adalah
Manajemen Cabang olahraga yang belum bisa mengikuti ritme dari KONI. KONI
selalu siap dan readyable, tapi cabor kurang readyable. Tetapi tidak semua cabor
seperti itu, hanya beberapa cabor saja yang kurang readyable.
2.3 Kerangka Berpikir
Olahraga prestasi merupakan suatu wadah untuk membina dan
mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, serta berkelanjutan
melalui kompetisis untuk mencapai prestasi. Pembinaan yang baik, rekrutmen
yang baik, dapat berjalan secara terstruktur dan terencana akan dapat
menghasilkan prestasi atlet yang diharapkan mampu bersaing dikancah nasional
maupun internasional.
KONI Kabupaten Sragen melaksanakan pengelolaan pembinaan dan
pengembangan olahraga prestasi untuk meningkatkan prestasi khususnya untuk
Kabupaten Sragen.. Hal tersebut tentunya karena adanya kerjasama antara
pengurus, pelatih, serta atlet yang terlibat disetiap cabang olahraga. Hasil yang
didapatkan tidak terlepas dari manajemen pembinaan yang dilakukan oleh KONI
Kabupaten Sragen.
50
Atlet tidak lepas dari seorang pelatih. Pelatih selain menyusun program
latihan untuk atletnya juga merupakan motivator dan pendukung yang baik.
Keberhasilan atlet merupakan keberhasilan pelatih dalam menyusun manajemen
kepelatihannya. Latihan yang dilakukan secara berkelanjutan merupakan faktor
terpenting pula dalam meningkat prestasi. Latihan yang baik harus disesuaikan
juga dengan program latihan yang telah tersusun dan terperogram dengan baik
akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Selain itu juga, evaluasi berperan
penting dalam meningkatkan kualitas sutu pembinaan. Keberhasilan atau
kegagalan suatu pembinaan dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan.
Pelaksanaan evaluasi berkaitan dengan penekanan dan sudut pandang tujuan yang
dicapai pada sebuah kegiatan, serta melihat sejauh mana keberhasilan suatu
program. Melakukan evaluasi akan mendapatkan informasi sejauh mana
keberhasilan pelaksanaan suatu program atau dapat mengetahui tingkat
ketercapaian dari tujuan suatu program dan masalah-masalah yang dihadapi
sehingga akan ditemukan solusi permasalahan untuk melakukan perbaikan.
Dari pernyataan di atas maka penulis akan menggunakan metode kualitatif
untuk mengkaji secara mendalam bagaimana antecedent, transaction, dan
outcomes dalam pelaksanaan pembinaan olahraga pada KONI Kabupaten Sragen
51
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
(Sumber: Ilustrasi Peneliti)
EVALUASI PROGRAM SUKOWATI EMAS ( PROSUKMA )
PADA KONI KABUPATEN SRAGEN
Antecedent
(Konteks)
Transaction
(Proses)
Outcomes
(Hasil)
1. Latar
belakang
2. Perencanaan
program
pembinaan
1. Perekrutan
pelatih
2. Perekrutan
atlet
3. Sarana dan
prasaran
4. Pendanaan
Prestasi atlet
Hasil Evaluasi
Melanjutkan
Program
Menghentikan
program
Merevisi
program
Evaluasi
Melanjutkan
Program degan
Revisi
118
• Pelaksanaan Program
Latihan
Pelaksanaan program latihan
dalam pembinaan atlet
PROSUKMA KONI
Kabupaten Sragen sudah
berjalan sesuai program latihan
yang terjadwal tetapi belum
maksimal atau masih kurang
baik.
• Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana
pendukung pembinaan atlet
PROSUKMA KONI
Kabupaten Sragen diperoleh
dari fasilitas umum pemerintah
dan infentaris setiap cabang
olahraga, tetapi masih banyak
yang belum berstandar
nasional. ( Data dan dokumen
Terlampir )
• Pendanaan Pendaanaan yang diberikan
pemerintah melalui dana
APBD di KONI Kabupaten
Sragen belum mencukupi
untuk pelaksanaan program
pembinaan atlet sehingga,
dapat disimpulkan
pendanaannya masih kurang
baik.
• Koordinasi Koordinasi di KONI
Kabupaten Sragen antara
pemerintah dengan pengurus
sudah cukup baik karena,
belum maksimal dalam
menjalankan sebuah komitmen
bersama Sedangkan, hubungan
pengurus, pelatih, dan atlet
sudah baik dalam menjalankan
program pembinaan.
• Kesejahteraan Kesejahteraan yang ada di
KONI Kabupaten Sragen untuk
atlet dan pelatih sudah baik,
dapat memenuhi kebutuhan
sehari hari dan uang
119
pembinaan untuk atlet pun
tersedia setiap bulan.
3 Outcome
(Hasil)
• Kemampuan atlet
(Prestasi)
Prestasi yang diraih oleh atlet
PROSUKMA KONI
Kabupaten Sragen sudah cukup
baik tetapi, belum stabil dalam
setiap tahunnya dan masih ada
cabang olahraga yang belum
meraih prestasinya. ( Data
Terlampir )
(Sumber: Hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi)
115
BAB V
PENUTUP
5.3 Simpulan
Pembahasan mengenai pelaksanaan pembinaan atlet PROSUKMA KONI
Kabupaten Sragen dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Antencedent Program Sukowati Emas ( PROSUKMA ) KONI Kabupaten
Sragen.
Latar belakang pembinaan PROSUKMA yang terdiri dari visi, misi, dan
tujuan pembinaan sudah jelas dan untuk kelengkapan perangkat pun sudah
terstruktur dengan baik serta adanya program pembinaan yang telah disusun oleh
pengurus dalam melaksanakan pembinaan atlet sesuai dengan arahan yang
diberikan oleh Ketua KONI untuk mempersiapkan atlet-atlet yang mampu
mengikuti event-event kejuaraan PORPROV sesuai dengan masing-masing
cabang olahraga dan mengikuti event-event kejuaraan baik tingkat Nasional
maupun Internasional.
2. Transaction Program Sukowati Emas ( PROSUKMA ) KONI Kabupaten
Sragen
Pelaksanaan pembinaan atlet PROSUKMA yang terdiri atas pelatih sudah
baik karena telah memiliki lisensi pelatih tetapi masih ada pelatih yang belum
memiliki lisensi pelatih , program latihan yang pelatih buat sudah berjalan sesuai
dengan program yang pelatih buat. Atlet yang telah direkrut pada pembinaan
116
PROSUKMA dikatakan sudah cukup layak karena, atlet tersebut berkompeten
dalam masing-masing cabang olahraga. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
KONI dikatakan sudah cukup baik karena, walaupun masih ada beberapa yang
harus diremajakan. Pelaksanaan program latihan dan program kerja berjalan
cukup baik. Pendanaan yang diberikan Pemerintah kepada KONI belum
memenuhi kebutuhan atlet dan pelatih sesuai kecabangan serta termasuk dana
keberangkatan atlet yang akan mengikuti kejuaraan masih banyak menggunakan
dana pribadi. Koordinasi antara pemerintah, pengurus, pelatih, dan atlet di KONI
sudah berjalan cukup baik tetapi, ada sedikit kesulitan terkait dengan koordinasi
komunikasi antara pengurus dengan pemerintah karena kurang maksimal dalam
menjalankan komitmen bersama. Untuk kesejahteraan pengurus, pelatih, dan atlet
yang ada sekarang sudah cukup baik karena uang insentif dan bonus selalu
diberikan oleh KONI, Cabang olahraga maupun dari Pemerintah Daerah.
3. Outcome Program Sukowati Emas ( PROSUKMA ) KONI Kabupaten Sragen
Prestasi atlet PROSUKMA sudah dikatakan baik dalam beberapa cabang
olahraga. Masih kurang stabil dalam memperoleh medali di setiap bertanding di
kejuaraan masing-masing cabang olahraga yang ada karena, tidak semua cabang
olahraga yang ada memperoleh medali setiap tahunnya serta dalam mengikuti
kejuaraan tidak rutin setiap tahunnya. Dalam pencapaian prestasi disetiap cabang
olahraga masih ada cabang olahraga yang belum dapat meraih prestasi.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa tidak tercapainya target yang diharapkan
dari program pembinaan PROSUKMA. Sehingga pelaksanaan program
pembinaan atlet PROSUKMA dapat dilanjutkan tetapi masih perlu diperbaiki dan
117
ditingkatkan lagi karena, ada beberapa komponen yang masih kurang dan tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan.
5.4 Saran
Kesimpulan yang terkait dari hasil penelitian dan pembahasan yang ada
dapat diajukan beberapa rekomendasi dan saran, yaitu sebagai berikut:
1) Pengurus dan pengelola pembinaan harus selalu berperan aktif dalam
meningkatkan pendanaan yang akan digunakan untuk mendukung
pelaksanaan program pembinaan PROSUKMA KONI Kabupaten Sragen.
2) Pada evaluasi transaction yang menyangkut seluruh aspek terutama
mengenai perekrutan pelatih, pekasanaan program latihan, dan
kesejahteraan perlu diperbaiki serta perlu perhatian khusus dalam
pemberian kebutuhan atlet PROSUKMA.
3) Pemerintah Kabupaten Sragen beserta DISPORA dan pengurus KONI
harus lebih meningkatkan komunikasi dalam koordinasinya agar dapat
memberikan perhatian lebih dan memberikan dan yang cukup untuk
pembinaan atlet PROSUKMA karena, sebenarnya atlet telah memberikan
hasil yang memuaskan disetiap mengikuti kejuaraan. Akan tetapi, akibat
kekurangan dana kesempatan dalam mengikuti pertandingan menjadi
terbatas sehingga keberhasilan atlet hanya disesuaikan dalam kesempatan
bertanding saja.
4) Perlu dikembangkan pembinaan yang sudah ada serta diharapkan dapat
membangun pembinaan atlet disetiap cabang olahraga yang professional.
118
Sebagai contoh pelatihan pelatih harus rutin dilaksanakan empat tahun
sekali guna untuk memperbaharui pengetahuan dari seorang pelatih.
5) Perlu diadakan kejuaran secara rutin dan terencana untuk cabang olahraga
khususnya kejuaraan tingkat provinsi atau tingkat nasional yang
dilaksanakan di Kabupaten Sragen agar atlet-atlet lebih mudah untuk
menyalurkan bakatnya.
6) Hasil PROSUKMA yang telah dicapai hingga saat ini, PROSUKMA
KONI Kabupaten Sragen sudah berjalan dengan baik, program dapat
dilanjutkan dengan catatan beberapa komponen harus di revisi/di perbaiki
agar dapat menghasilkan hasil yang lebih maksimal. Perencanaan program
pembinaan PROSUKMA KONI Kabupaten Sragen yang sudah jelas dan
tersusun dengan baik lebih di tingkatkan lagi agar hasilnya jauh lebih baik,
perekrutan pelatih dan atlet sudah berjalan dengan baik, sudah sesuai
dengan prosedur yang dibuat, pelaksanaan program pembinaan perlu
ditingkatkan dengan program latihan yang sudah disusun dan terjadwal,
sarana dan prasarana yang kurang baik,harus di perbaiki/di remajakan
kembali agar dapat berfungsi secara maksimal , pendanaan perlu di
perbaiki, KONI dan cabang olahraga harus lebih aktif dalam mencari dana
non APBD. Seperti mencari sponsor-sponsor dari berbagai pihak
pendukung.
7) Dukungan dari pihak luar seperti masyarakat umum, pihak-pihak swasta
pendukung lainnya sangat di butuhkan dalam menjalankan PROSUKMA.
Disini dukungan-dukungan dari pihak luar sangat diharapkan dengan
119
tujuan dapat memancing semangat atlet,pelatih,olahraga yang ada di
Kabupaten Sragen untuk lebih maju dan dapat meningkatkan hasil
program yang telah dibuat oleh KONI Kabupaten Sragen.
120
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rachim Gema , Rumini, T. S. (2016). MANAJEMEN KOMPETISI
SEPAKBOLA SUMSEL SUPER LEAGUE (SSL) KOTA PALEMBANG.
Journal of Physical Education and Sport, 5(1), 8–16. p-ISSN 2252 - 6420 e-
ISSN 2502 – 4477
Adiska Rani Ditya Candra, R. (2016). Pembinaan Prestasi di Pusat Pendidikan
dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Jawa Tengah. Journal of
Physical Education, Sport, Health and Recreations, 5(2).
Adiska Rani Ditya Candra, R. (2016). Pembinaan Prestasi di Pusat Pendidikan
dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Jawa Tengah. Journal of
Physical Education, Sport, Health and Recreations, 5(2).
Andriani, A., & Irawan, N. & F. A. (2019). Coaching Evaluation for Women
Volleyball Sports Year 2018 Semarang City. Journal of Physical Education
and Sport, 8(1), 11–18.
Arikunto, S. & Jabar ,C.S.A.J. 2004. Evaluasi program Pendidikan, Jakarta: Bumi
Arin Triyasari , Soegiyanto K.S, S. (2016). EVALUASI PEMBINAAN
OLAHRAGA SENAM ARTISTIK DI KLUB SENAM KABUPATEN PATI
DAN KABUPATEN REMBANG. Journal of Physical Education and Sport,
5(1), 41–46.
Arsani, N. L. K. A., Agustini, N. N. M., & Sudarmada, I. N. (2014). Manajemen
Gizi ATlet Cabang Olahraga Unggulan di Kabupaten Buleleng. Jurnal
Sains Dan Teknologi, 3(1), 275–287.
Http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JST.
Asfiyani, M. N., Sulistyarto, S. (2016). Analisis Pembinaan Cabang Olahraga
Bulutangkis pada Klub Persatuan Bulutangkis Tri Darma di Kabupaten
Tuban. Jurnal Kesehatan Olahraga, 6(2), 484-488.
Http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-kesehatan
olahraga/article/download/17817/16231.
Assalam, D., Sulaiman, Hidayah, T. (2015). Evaluasi Program Pembinaan Prestasi
Cabang Olahraga Pencak Silat Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga
Pelajar (PPLP) Provinsi Kalimantan Timur. Journal of Physical Education
and Sports, 4(1), 87-92.. Http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes.
Astuti, H. P., Pramono, H., Rustiadi, T., & Info, A. (2019). Evaluation of the
Implementation of Guidance at Sports Public Senior High School Lampung.
Journal of Physical Education and Sports, 8(2), 182–186.
121
Ayu Reza Adzalika, S. & R. (2019). The Evaluation of Athletes ‟ Achievement
Coaching Program of Measurable Sports ( Athletics , Weightlifting , Archery
, and Swimming ) in Lampung Province. Journal of Physical Education and
Sports, 8(1), 56–61.
Azran Arief Parena, T. R. & S. (2017). Manajemen Program Pembinaan Olahraga
Panahan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar ( PPLP ) Provinsi Jawa
Tengah. Journal of Physical Education and Sports, 6(1), 1–6. p-ISSN 2252-
648X e-ISSN 2502-4477
Azran Arief Parena, T. R. & S. (2017). Manajemen Program Pembinaan Olahraga
Panahan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar ( PPLP ) Provinsi Jawa
Tengah. Journal of Physical Education and Sports, 6(1), 1–6.
Basuki Rachmat, S. R. (2020). The Evaluation of Implementation of the 2013
Curriculum of Physical Education Sports and Health at Public Junior High
Schools in Klaten Regency. Journal of Physical Education and Sports, 9(1),
263–269.
Beny Mutholib, Tri Nurharsono, A. R. (2013). SURVEI MANAJEMEN
PEMBINAAN PRESTASI SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) CAMAR
MAS JAVA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012. Journal of
Physical Education, Sport, Health and Recreations, 2(6), 2012–2014.
Bernabas, Wani. 2018. Evaluasi Program Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga
Boleng, L.M., & Rahayu T (2016). Evaluation Of The 2013 Curriculum
Didik Assalam , Sulaiman, T. H. (2015). EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN
PRESTASI CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT PUSAT
PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP)
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Journal of Physical Education and
Sport, 4(1), 87–92. ISSN 2252-648X
Dirjen Olahraga Depdiknas. 2002. Pelaksanaan Mekanisme Koordinasi
Pembinaan
Donny Wira Yudha Kusuma, W. Bin. (2017). Jurnal Kesehatan Masyarakat
EFFECT OF YOGA PROGRAM ON MENTAL HEALTH :
COMPETITIVE ANXIETY IN SEMARANG BADMINTON ATHLETES,
13(1), 121–130.
Dwi Gansar Santi Wijayanti , Soegiyanto, N. (2016). PEMBINAAN
OLAHRAGA UNTUK PENYANDANG DISABILITAS DI NATIONAL
PARALYMPIC COMMITTEE SALATIGA. Journal of Physical Education
and Sport, 5(1), 17–23.
122
Elfrianto. (2016). MANAJEMEN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN. Jurnal EduTech, 2(2),
46–58. ISSN: 2442-6024 e-ISSN: 2442-7063
Eva Satriya Wijaya, T. R. S. (2018). Evaluation Program of Female â€TM
s
Volleyball Achivement on Junior High School of Bantarkawung sub-district.
Journal of Physical Education and Sports, 7(1), 36–42. p-ISSN 2252-648X
e-ISSN 2502-4477
Faisol, I. A. (n.d.). PEMBINAAN PRESTASI DI SEKOLAH BOLAVOLI BIMA
LOKA KABUPATEN JEMBER PADA USIA 16-18 TAHUN. E-Journal
Ilmu Keolahragaan PEMBINAAN, 1106048405, 1–7.
Fernando, H., Wira, D., & Kusuma, Y. (2018). Management Program of
Indonesian Swimming Association in South Sumatera. Journal of Physical
Education and Sports, 7(1), 55–59.
Hanani, E. S. (2017). THE STUDY ON VALUE OF RECREATIONAL SPORTS
ACTIVITY OF URBAN COMMUNITIES, 12(2).
Handayani, T. 2017. Evaluasi Program Kelas Khusus Olahraga Di Sma Negeri 1
Seyegan. Jurnal Hanata Widya. UNY.
Hariandes, Trimukti, S., & Sudijandoko, A. 2016. Evaluasi Pembinaan Cabang
Olahraga Bola Voli Surabaya Untuk Menghadapi Kejurprov Remaja
2016. Jurnal Kesehatan Olahraga. Universitas Negeri Surabaya
Hartono, M. (2011). Bola Multifungsi untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, 1.
Hartono, M. (2011). Bola Multifungsi untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, 1.
Hera Yuniartik, T. H. & N. (2017). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan di SLB C Se-Kota Yogyakarta. Journal of Physical
Education and Sports, 6(2), 148–156.
Hidayat Nurseta, S. T. S. (2017). Manajemen Pelaksanaan POPDA SMP / MTs
dan SMA / SMK / MA Tingkat Kabupaten Pemalang Tahun 2015 Abstrak.
Journal of Physical Education and Sports, 6(2), 157–164.
Imam Marsudi, S. K. S. (2016). THE MANAGEMENT OF FOOTBALL
EDUCATION AND TRAINING CENTER IN SALATIGA CENTRAL
JAVA. The Journal of Educational Development, 4(1), 16–23..
123
Imron, Akhmad. 2010. Evaluasi Program Pusat Pembinaan Dan Latihan
Olahraga (PPLP) Di Provinsi NAD Tahun 2009. INOVASI
Irianto, Djoko Pekik. 2002, Dasar Kepelatihan, Yogyakarta : Andi.
Irmansyah, J. (2017). Evaluasi Program Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga
Bola Voli Pantai. Jurnal Keolahragaan, 5(59), 24–38.
Irmansyah, J. 2017. Evaluasi Program Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga
Bola Voli Pantai. Jurnal Keolahragaan. IKIP Mataram.
Jamalong, A. (2014). PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL
SECARA DINI MELALUI PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN
PELAJAR (PPLP) DAN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN
MAHASISWA (PPLM). Jurnal Pendidikan Olah Raga, 3(2), 156–168.
Jaya Priyanto , Taufiq Hidayah, P. N. (2014). MODEL PEMBINAAN PRESTASI
OLAHRAGA VOLI PANTAI DI KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN
2013, 3(1), 23–26.
Jian Andri Kurniawan , Hari Amirullah Rahman, S. K. S. P. (2015).
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENJASORKES SEKOLAH LUAR
BIASA NEGERI SE-KOTA DENPASAR. Journal of Physical Education
and Sports, 4(1), 8–13. ISSN 2252-648X
Jian Andri Kurniawan , Hari Amirullah Rahman, S. K. S. P. (2015).
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENJASORKES SEKOLAH LUAR
BIASA NEGERI SE-KOTA DENPASAR. Journal of Physical Education
and Sports, 4(1), 8–13. ISSN 2252-648X
Johnson, B.A. 2012. Evaluation Of The Optimum Duration And Effectiveness Of
A Plyometric Training Program For Improving The Motor Abilities Of
Youth With Cerebal Palsy. All graduate theses and dissertations.
Joko Priono, Soegiyanto, S. (2014). EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN
BOLA VOLI REMAJA ASAHAN DI PENGKAB PBVSI ( PERSATUAN
BOLA VOLI SELURUH INDONESIA ) KABUPATEN ASAHAN
PROVINSI SUMATERA UTARA. Journal of Physical Education and
Sport, 3(1). ISSN 2252-648X
Juana Wangsa Putri, B. A. M. (2017). EVALUASI PENYELENGGARAAN
PROGRAM PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA
PELAJAR (PPLP) CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO PROVINSI
DKI JAKARTA. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 8(2), 92–102.
124
Kamal Firdaus. (2011). Evaluasi Program Pembinaan Olahraga Tenis Lapangan di
Kota Padang. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 1.
Kaniati, R. (2010). Manajemen Pembinaan Kepala Sanggar Kegiatan Belajar
dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Pamong Belajar. JURNAL
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, 17(1), 41–47.
Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, M. D. (n.d.). MANAJEMEN KELAS KHUSUS
BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA EKS KARESIDENAN
SURAKARTA, 3, 510–521.
KLUB BOLA VOLI KIJANG DI KOTA GORONTALO. Journal of Physical
Education and Sport, 1(2). ISSN 2252-6412
Ks, S. (2013). Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Olahraga.
Http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki, 3(1).
Kusuma, D. W., Mulyono, A., & Wirayudha, D. (2019). Comparison of Athletes
Personality between Martial Art Sports in Central Java. RA JOURNAL OF
APPLIED RESEARCH, 5(3), 2357–2361.
https://doi.org/10.31142/rajar/v5i3.04
Lubis, M.R., Satrianingsih, B & Irmansyah, J. 2017. Evaluasi Program
Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Bola Voli Pantai Di NTB. JIME.
IKIP Mataram.
M. Haris Satria , Tandiyo Rahayu, S. K. (2012). EVALUASI PROGRAM
PEMBINAAN OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SEKAYU YOUTH
SOCCER ACADEMY ( SYSA ) KABUPATEN MUSI BANYUASIN
SUMATERA SELATAN. Journal of Physical Education and Sport, 1(2).
Meiyanto, A., & Pramono, H. (2018). The Evaluation of The Founding Program
of Badminton Clubs Aged 10-11 Years in Semarang City, 7(24), 260–266.
Muhaimin, N. A. & A. (n.d.). STUDI REKRUTMEN MANAJEMEN DI PUSAT
PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR KOTA
MATARAM. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 4(2), 55–62.
Mukarromah, S. B. (2010). PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS
SEDANG TERHADAP KADAR ERITROSIT DAN HEMATOKRIT
DARAH. Jurnal UNIMUS, 238–244.
Muryadi, A. D. 2015. Evaluasi Program Pembinaan Sepak Bola Klub Persijab
Jepara. Junnal Ilmiah Penjas. Universitas TunasPembangunan Surakarta.
125
Nasuka, E. N. P., & Jurusan. (2017). Hubungan Panjang Lengan dan Panjang
Tungkai dengan Kemampuan Vertical Jump , Spike Jump Reach dan Block
Jump Reach Remaja Putra. Http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/mik,
7(1).
Ni Luh Kadek Alit Arsani, Ni Nyoman Mestri Agustini, I. N. S. (2014).
MANAJEMEN GIZI ATLET CABANG OLAHRAGA UNGGULAN DI
KABUPATEN BULELENG. Jurnal Sains Dan Teknologi, 3(1), 275–287.
ISSN: 2303-3142
Nugraheni, A. R., Rahayu, S., Woro, O., & Handayani, K. (2017). Evaluasi
Pembinaan Olahraga Prestasi Bola Voli Pantai Puteri Klub Ivojo ( Ikatan
Voli Ngembalrejo ) di Kabupaten Kudus Tahun 2016 Abstrak. Journal of
Physical Education and Sports, 6(3), 225–231.
Nugroho, S. (2016). MANAJEMEN PERSATUAN RENANG SELURUH
INDONESIA KABUPATEN CILACAP, 4(November), 243–253.
Nurdiansyah. 2014. Evaluasi Pembinaan Olahraga Renang Di Provinsi
Kalimantan Selatan Banjarmasin. Jurnal Multilateral.
Nurseta, H., Soenyoto, T. (2017). Manajemen Pelaksanaan POPDA SMP / MTs
dan SMA / SMK / MA Tingkat Kabupaten Pemalang Tahun 2015 Abstrak.
Journal of Physical Education and Sports, 6(2), 157–164..
Oktaviansyah. 2013. .
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes/issue/view/881. Evaluasi
Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Penjasorkes Di Sekolah
Menengah Pertama Di Kota Palembang. Journal Unnes Volume 4
Pakaya, Rosbin . 2012. http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpes Evaluasi
Program Pada Klub Bola Voli Kijang di Kota Gorontalo. Journal unnes
volume 1
Panuwun Joko Nurcahyo, Soegiyanto KS, S. R. (2014). EVALUASI PROGRAM
PEMBINAAN PRESTASI TAEKWONDO PADA KLUB SATRIA
TAEKWONDO ACADEMY. Journal of Physical Education and Sport,
3(2). ISSN 2252-648X
Pramono, H. (2012). PENGARUH SISTEM PEMBINAAN , SARANA
PRASARANA KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH
DASAR DI KOTA SEMARANG, 29, 7–16.
Prasetyo, D. E. P., Damrah & Marjohan. 2018. Evaluasi Kebijakan Pemerintah
Daerah Dlam Pembinaan Prestasi Olahraga. Jurnal Gelanggang Olahraga.
Universitas Negeri Padang
126
Prima Ghozali, S. & H. P. (2017). Pembinaan Olahraga Sepakbola di Klub
Indonesia Muda Purwokerto Kabupaten Banyumas. Journal of Physical
Education and Sports, 6(7), 76–82. p-ISSN 2252-648X e-ISSN 2502-4477
Putri, J. W.& Muslim, B. A. 2017. Evaluasi Penyelenggaraan Program Pusat
Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)Cabang Olahraga
Taekwondo Provinsi DKI Jakarta. Gladi JurnalIlmu Keolahragaan.
Raharjo, H. P., Semarang, U. N., Wira, D., Kusuma, Y., Semarang, U. N.,
Hartono, M., & Semarang, U. N. (2018). Personality Characteristics in
Individual and Team Sports, 12(Isphe), 92–95.
Rahmat, Z. (2014). ANALISIS MANAJEMEN PEMBINAAN ATLET ATLETIK
PPLP ACEH, I(1), 52–66. ISSN 2355-0058
Rahmat, Z. (2014). ANALISIS MANAJEMEN PEMBINAAN ATLET ATLETIK
PPLP ACEH, I(1), 52–66.
Rahmawati, I. D. (2017). MANAJEMEN SUMBER DAYA OLAHRAGA TENIS
LAPANGAN. Jurnal PINUS, 3(1), 25–31. ISSN. 2442-9163
Riyan Jaya Sumantri , Sulaiman, N. (2016). PENGARUH MEDIA GAYA
MENGAJAR LATIHAN DAN TINGKAT MOTOR EDUCABILITY
TERHADAP HASIL BELAJAR PENCAK SILAT. Journal of Physical
Education and Sports, 5(2), 127–133.
Rohman, Ujang. 2017. Evaluasi Kompetensi Pelatih Sepak Bola Usia Dini Di
Sekolah Sepak Bola. Jurnal pendidikan dan olahraga. FKIP Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya.
Rosbin Pakaya , Tandiyo Rahayu, S. K. (2012). EVALUASI PROGRAM PADA
KLUB BOLA VOLI KIJANG DI KOTA GORONTALO. Journal of
Physical Education and Sport, 1(2). ISSN 2252-6412
Rubianto, Hadi. 2007, Ilmu Kepelatihan Dasar, Semarang : Cipta Prima
Nusantara.
Rumini. (2015). MANAJEMEN PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA
ATLETIK DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP)
PROVINSI JAWA TENGAH. Journal of Physical Education, Health and
Sport, 2(1), 20–27.
Rusli. (2015). ANALISIS PEMBINAANOLAHRAGAPELAJAR KABUPATEN
PIDIE JAYA. Jurnal Sport Pedagogy, 5(1), 11–14.
127
Rustiana, E. R. (2011). Efek Psikologis dari Pendidikan Jasmani ditinjau dari
Teori Neurosains dan Teori Kognitif Sosial.
Http://journal.unnes.ac.id/index.php/miki, 1(2).
S, J. H. (n.d.). MANAJEMEN KOMITE OLAHRAGA NASIONAL
INDONESIA DALAM PENINGKATKAN PRESTASI OLAHRAGA.
Sari, D. R. 2018. Evaluasi Program Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Bola
Voli Pasir DKI Jakarta. Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education. UNJ
Sari, H. P., Woro, O., Handayani, K., & Hidayah, T. (2020). Evaluasi Program
Pembinaan Atlet Pekan Olahraga Nasional Cabang Olahraga Bulu Tangkis
Provinsi Sumatera Selatan. Journal of Physical Education and Sports, 6(3),
261–265.
Satria, M. Haris. 2012. Evaluasi Program Pembinaan Olahraga Sepakbola Di
Sekayu Youth Soccer Academy (SYSA) Kabupaten Musi Banyuasin
Sumatera Utara. Tesis. Semarang: UNNES
Soegiyanto, K. S. (2010). AKTIVITAS JASMANI BAGI PEKERJA. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 6(1), 1–7.
Suhardin, Lalu Armin. 2015. Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Di Pondok Pesantren Mu’alimin Muhammadiyah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan. UNY
Sulistiyo, A., & Rahayu, S. (2017). Evaluasi Program Pemusatan Latihan Cabang
Olahraga Senam Kabupaten Pati Persiapan Kejuaraan Provinsi Jawa Tengah.
Journal of Physical Education and Sports, 6(3), 232–235. p-ISSN 2252-
648X e-ISSN 2502-4477
Sulistyarto, S., & Kes, M. (2016). ANALISIS PEMBINAAN CABANG
OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA KLUB PERSATUAN
BULUTANGKIS TRI DARMA DI KABUPATEN TUBAN. Jurnal
Kesehatan Olahraga, 6(2), 484–488.
Sulistyarto, S., & Kes, M. (2016). ANALISIS PEMBINAAN CABANG
OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA KLUB PERSATUAN
BULUTANGKIS TRI DARMA DI KABUPATEN TUBAN. Jurnal
Kesehatan Olahraga, 6(2), 484–488.
Sunarno, A. (2016). Evaluasi Pogram Pembinaan Intensif Komite Olahraga
Nasional Indonesia Sumatera Utara tahun 2009-2012. Jurnal Ilmu
Keolahragaan, 15(1), 99–113.
128
Tisna, G. D., & Sudarmana, I. N. 2014. Manajemen Olahraga.Yogyakarta :
Graha Ilmu
Toktong Parulian Harahap. (2012). PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KEOLAHRAGAAN (SURVEI MANAJEMEN SUMBER
DAYA MANUSIA KEOLAHRAGAAN KABUPATEN TAPANULI
SELATAN TAHUN 2012. Journal Sport Area, 79–85. ISSN 2527-760X
(Print) ISSN 2528-584X (Online)
Triyatmo, E., Santosa, I., & Wahyu, C. (2018). Management of Organizing Sports
Classes at Public Junior High School 1 Bodeh Pemalang Regency, 7(3), 279–
284.
Tustianti, R., & Sulaiman, N. &. (2020). Evaluation of Gymnastics Sports
Development in Pati Regency. Journal of Physical Education and Sports,
9(287), 71–75.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005. Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika
Wahyu Hidayat, S. R. (2015). EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN
PRESTASI SEPAKBOLA KLUB PERSIBAS BANYUMAS. Journal of
Physical Education and Sport, 4(2), 10–15. ISSN 2252-6528
Wangan, Jin & Straub, F, Wiliam F. 2012. An Investigation into the
CoachingApproach of a Succsessful World Class Soccer Coach : Anson
Dorrance. International Jurnal of Sprot Science & Coaching. Volume 7
Number 3
Wibowo, K., & Hidayatullah, M. F. (2017). Evaluasi Pembinaan Prestasi
Olahraga Bola Basket di Kabupaten Magetan. Jurnal Media Ilmu
Keolahragaan Indonesia, 7(1).
Wicaksono, Danang. 2010. Identifikasi Keterbakatan Anak Usia Dini Dan
Evaluasi Dalam Cabang Olahraga Bola Voli. Junal olahraga prestasi. UNY
Widayat, Wisnu Widy. 2004. Survei Pembinaan Ekstra Kurikuler Bola Basket
diSekolah Menengah Pertama Se-Kabupaten Banjarnegara Tahun
2004/2005. Skripsi.UNNES.
Wijayanti. 2015. http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpes. Evaluasi Program
Pembinaan Olahraga Sepak Takraw Pengurus Persatuan Sepak Takraw
Indonesia Kabupaten Jepara. Journal Unnes Volume 4
129
Winata, R. A., & Pramono, S. R. & H. (2015). EVALUASI PROGRAM
PEMBINAAN PRESTASI PENCAK SILAT. Journal of Physical Education
and Sport, 4(1), 58–63. ISSN 2252-648X
Yudha, W. (2018). Personality Profiles Using MBTI Test for Sport Talent
Identification for Students, 12(Isphe), 168–171.
Yunida, E., & Soenyoto, T. (2017). Manajemen Pembinaan Merdeka Basketball
Club ( MBBC ) Pontianak Kalimantan Barat Tahun 2016. Journal of
Physical Education and Sports, 6(2), 125–132. p-ISSN 2252-648X e-ISSN
2502-4477
Yunus, M. 2013, Pembinaan Olahraga Usia Dini, Yogyakarta : Deepublish (CV
Budi Utama).
Zikrur Rahmat dan Irfandi. (2018). EVALUASI MANAJEMEN
PENGELOLAAN PELATIHAN KLUB OLAHRAGA ATLETIK BINAAN
DISPORA PROVINSI ACEH. Jurnal Penjaskesrek, 5(April), 87–96.
130
LAMPIRAN
131
Lampiran 1
Surat Keputusan Pembimbing
132
Lampiran 2
Persetujuan Pembimbing
133
Lampiran 3
Persetujuan Tim Penguji Proposal Tesis
134
Lampiran 4
Surat Izin Penelitian
135
Lampiran 5
Standart Pembiayaan PROSUKMA
136
Lampiran 6
Pedoman PROSUKMA
137
Lampiran 7
SURAT KETERANGAN VALIDASI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Joko Sunarso, S.Pd., M.Pd
Jabatan : BINPRES
Menerangkan bahwa butir kuisioner penelitian saudara :
Nama : Vensa Lukita Umayah
NIM : 0602517033
Prodi : Pendidikan Olahraga
Judul :“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia
Kabupaten Sragen”
Telah disetujui dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian untu
penelitian penyelesaian tugas akhir tesis.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan dalam
pengumpulan data di lapangan
Sragen, 12 Desember 2019
Validator
Joko Sunarso, S.Pd., M.Pd
138
Lampiran 8
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan olah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.,
yaitu :
Nama : Vensa Lukita Umayah
NIM : 0602517033
Judul :“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia
Kabupaten Sragen”
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti terkait dengan segala sesuatu
mengenai penjelasan dari peneliti ini. Jawaban yang saya berikan ini adalah
jawaban sebenarnya sesuai dengan apa yag diketahui tanpa ada paksaan dari pihak
lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyatakan
Gunawan Prasetya
139
Lampiran 9
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan olah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.,
yaitu :
Nama : Vensa Lukita Umayah
NIM : 0602517033
Judul :“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia
Kabupaten Sragen”
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti terkait dengan segala sesuatu
mengenai penjelasan dari peneliti ini. Jawaban yang saya berikan ini adalah
jawaban sebenarnya sesuai dengan apa yag diketahui tanpa ada paksaan dari pihak
lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyatakan
Arif Haryoko
140
Lampiran 10
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan olah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.,
yaitu :
Nama : Vensa Lukita Umayah
NIM : 0602517033
Judul :“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia
Kabupaten Sragen”
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti terkait dengan segala sesuatu
mengenai penjelasan dari peneliti ini. Jawaban yang saya berikan ini adalah
jawaban sebenarnya sesuai dengan apa yag diketahui tanpa ada paksaan dari pihak
lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyatakan
Danu Triadi Rita Damayanti
141
Lampiran 11
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan olah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.,
yaitu :
Nama : Vensa Lukita Umayah
NIM : 0602517033
Judul :“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia
Kabupaten Sragen”
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti terkait dengan segala sesuatu
mengenai penjelasan dari peneliti ini. Jawaban yang saya berikan ini adalah
jawaban sebenarnya sesuai dengan apa yag diketahui tanpa ada paksaan dari pihak
lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyatakan
Janu Deta
142
Lampiran 12
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan olah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.,
yaitu :
Nama : Vensa Lukita Umayah
NIM : 0602517033
Judul :“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia
Kabupaten Sragen”
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti terkait dengan segala sesuatu
mengenai penjelasan dari peneliti ini. Jawaban yang saya berikan ini adalah
jawaban sebenarnya sesuai dengan apa yag diketahui tanpa ada paksaan dari pihak
lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyatakan
Moh. Mahlusi
143
Lampiran 13
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan olah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.,
yaitu :
Nama : Vensa Lukita Umayah
NIM : 0602517033
Judul :“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia
Kabupaten Sragen”
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti terkait dengan segala sesuatu
mengenai penjelasan dari peneliti ini. Jawaban yang saya berikan ini adalah
jawaban sebenarnya sesuai dengan apa yag diketahui tanpa ada paksaan dari pihak
lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyatakan
Puji
144
Lampiran 14
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan olah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.,
yaitu :
Nama : Vensa Lukita Umayah
NIM : 0602517033
Judul :“Evaluasi Pembinaan Prestasi Program Sukowati Emas
(PROSUKMA) Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia
Kabupaten Sragen”
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti terkait dengan segala sesuatu
mengenai penjelasan dari peneliti ini. Jawaban yang saya berikan ini adalah
jawaban sebenarnya sesuai dengan apa yag diketahui tanpa ada paksaan dari pihak
lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyatakan
Fauziah Rahma
145
Lampiran 15
PANDUAN OBSERVASI
No
Aspek Yang
Akan
Diungkap
Kriteria Yang Diamati Ada Tidak Keterangan
1. Latar belakang 1. Latar belakang yang
jelas
Latar
belakang
jelas
2. Perencanaan
program
pembinaan
1. Ada Visi dan Misi
yang jelas
2. Tujuan program
pembinaan yang
jelas
3. Ada program
pembinaan yang
jelas
Visi dan Misi
jelas
Tujuan
program
pembinannya
jelas
Ada program
latihan jelas
tetapi belum
baik
3. Kelengkapan
perangkat dan
sumber daya
manusia
1. Pengurus
- Usia
- Tingkat
Pendidikan
- Pengalaman
2. Ketersediaan
pelatih/asisten
pelatih
- Usia
- Tingkat
Pendidikan
- Sertifikat
- Pengalaman
- Kebugaran
jasmani
Ada
pengurus
yang
terstruktur
dan memiliki
jenjang
pendidikan
Ada pelatih
yang
mempunyai
sertifikat,
jenjang
pendidikan,
dan
merupakan
mantan atlit
serta
kebugaran
jasmani yang
baik
146
No
Aspek Yang
Akan
Diungkap
Kriteria Yang Diamati Ada Tidak Keterangan
3. Ketersediaan atlet
- Usia
- Skill/Keberbaka
tan
- Berprestasi
tingkat daerah,
nasional, atau
internasional
- Sehat jasmani
dan rohani
Memiliki
atlet yang
berbakat
sesuai umur
,berprestasi
dan sehat
secara
jasmani dan
rohani
4. Sarana dan
prasarana
1. Peralatan latihan
- Peralatan dan
media
pendukung
Ada beberapa
sarana dan
prasarana
yang masih
mengguna-
kan fasilitas
umum dan
beberapa
peralatan
merupakan
inventaris
cabang
olahraga
tertentu dan
banyak yang
belum
berstandar
internasional
5. Program
latihan
1. Program jangka
pendek
2. Program jangka
menengah
3. Program jangka
panjang
4. Evaluasi program
latihan
Program
jangka
panjang yang
belum pasti
masih sering
berubah-ubah
sesuai dengan
keadaan
dilapangan
dan tidak ada
evaluasi
program
latihan yang
147
No
Aspek Yang
Akan
Diungkap
Kriteria Yang Diamati Ada Tidak Keterangan
jelas
6. Pendanaan 1. Sumber dana dari
pemerintah atau
pihak lain (donator)
Ada sumber
dana dari
pemerintah
dan pihak
lain (donator)
pendanaan
jelas dan
terbuka
7. Koordinasi 1. Koordinasi antar
pengurus dan pelatih
2. Koordinasi antar
pelatih dan atlet
3. Koordinasi antar
pemerintah dan
pengurus.
4. Koordinasi antar
orang tua dan atlet
Adanya
koordinasi
yang baik
dari semua
pihak
8. Kesejahteraan 1. Pengurus
2. Pelatih
3. Atlet
Ada, sudah
mencukupi
walaupun
harus ada
yang
dibenahi
8. Prestasi 1. Prestasi altet di
setiap cabang
olahraga
PROSUKMA KONI
Kabupaten Sragen
Ada prestasi
Nasional dan
Internasional
tetapi hanya
di beberapa
cabang
olahraga
148
Lampiran 16
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Gunawan
Jabatan : Wakil Ketua KONI Kabupaten Sragen
Tempat : Kantor KONI Kabupaten Sragen
Hari/tanggal : kamis, 29 Agustus 2019
Pada hari kamis, 29 Agustus 2019peneliti sudah janjian Wakil Ketua
KONI Kabupaten Sragen Bapak Gunawan bertempat di Kantor KONI untuk
melakukan wawancara mengenai program pembinaan PROSUKMA KONI
Sragen, Jawa Tengah.
Peneliti : Apakah yang melatar belakangi terbentuknya PROSUKMA ?
Bp gunawan : yang melatar belakangi terbentuknya PROSUKMA ini adalah
karena prestasi PORPROV untuk Kabupaten Sragen masih rendah,
masih dipapan bawah, belum ke papan tengah. Jadi yang melatar
belakangi pasti keinginan KONI untuk mengangkat nama
Kabupaten Sragen pada PORPROV
Peneliti : Apa visi dan misi KONI Kabupaten Sragen?
Bp. Gunawan : Visi dan Misi masih melanjutkan visi dan misi yang ada, yaitu
meningkatkan prestasi olahraga Kabupaten Sragen dengan hasil
dan produk asli daerah kita.
Peneliti : Bagaimana pencapaian visi dan misi di KONI Kabupaten Sragen?
Bp. Gunawan : pencapaian visi dan misi hingga saat ini sudah tercapai,
walaupun belum seluruhnya tercapai. Masih banyak yang harus di
tingkatkan lagi untuk mencapai visi dan misi KONI.
Peneliti : Apa tujuan PROSUKMA pada KONI Kabupaten Sragen
Bp.Gunawan : tujuannya jelas untuk meningkatkan prestasi Kabupaten Sragen
dalam ajang PORPROV yang akan datang.
Peneliti : Sejak kapan pembinaan PROSUKMA pada KONI Kabupaten
Sragen dimulai?
Bp. Gunawan : PROSUKMA dimulai sejak tahun 2016.
Peneliti : Apakah menurut anda pembinaan PROSUKMA KONI Kabupaten Sragen sudah tertata dengan baik ?
149
Bp. Gunawan : secara menyeluruh belum, karena kendala pembinaan dalam
setiap cabor. Ada cabor yang aktif, ada juga cabor yang hanya diam
di tempat.
Peneliti : Bagaimana sistem perekrutan pelatih di KONI Kabupaten Sragen
?
Bp. Gunawan : untuk perekrutan pelatih diwajibkan untuk memiliki sertifikat
minimal nasional karena, harapan kita atlet yang memiliki prestasi
didukung oleh pelatih yang benar-benar membidangi. Syarat dalam
prekrutan pelatih yaitu memiliki sertifikat nasional dan untuk
pelatih yang belum bersertifikat, KONI akan memfasilitasi untuk
mengikuti pelatihan pelatih Nasional maupun Internasional
Peneliti : Bagaimana sistem perekrutan atlet di KONI Kabupaten Sragen?
Bp. Gunawan : dalam memilih atlet yang akan di masukkan PROSUKMA untuk
meraih medali emas di PORPROV akan datang, ada skala, ada
tolak ukur untuk masuk PROSUKMA. Atlet yang sudah prestasi
minimal medali perunggu di KEJURPROV. Artinya prestasi ini
kita genjot untuk mendapatkan medali emas dalam PORPROV.
Dalam PROSUKMA , KONI menguunakan sistem Promosi
Degradasi. Jadi kita akan selalu meregererasi atlet yang sekiranya
performanya turun terutama dalam pencapaian medali dengan atlet
baru yang lebih berpotensi dalam pencapaian medali
Peneliti : Apakah ada pemeliharaan sarana dan prasarana setiap tahunnya ?
Bp. Gunawan : Ada, pemeliharaan alat-alat yang rusak
Peneliti : Bagaimana dengan dukungan pemerintah terhadap olahraga di
Kabupaten Sragen? Apa pemerintah daerah sering mengadakan
kejuaraan ?
Bp. Gunawan : Dukungan dari pemerintah Kabupaten Sragen sudah ada. Dalam
bentuk pemberian uang hibah setiap tahunnya yang digunakan
untuk pembinaan olahraga . Walaupun dana yang diberikan masih
kecil, tetapi berguna untuk memenuhi sarana yang kita butuhkan.
Meskipun pemenuhannyapun berkala. Setiap tahunnya ada
kejuaraan melalui PORKAB, POPDA, maupun KEJURKAB.
Peneliti : Berapa jumlah pelatih yang masuk di PROSUKMA KONI ?
Bp. Gunawan : Jumlah pelatih ada 25 orang pelatih.
Peneliti : Berapa jumlah atlet yang masuk di PROSUKMA KONI ?
Bp. Gunawan : Jumlah atlet keseluruhan total ada 168 orang.
150
Peneliti : Apakah pengurus sering melakukan moitoring ? Berapa kali
pengurus melakukan monitoring ?
Bp. Gunawan : Pengurus selalu melakukan monitoring, meskipun kadang tidak
datang langsung ke tempat latihan, tetapi masih memantau
perkembangan anak melalui pelatih.
Peneliti : Dari mana saja sumber dana diperoleh?
Bp. Gunawan : Sumber dana yang di peroleh dari pemerintah daerah melalui
APBD Kabupaten Sragen .
Peneliti : Bagaimana sistem pengelolaan dana yang ada di KONIi? Apakah
penggunaan dana sudah digunakan secara efektif dan efisien?
Bp. Gunawan : Penggunaan dana digunakan sangat transparan, terpampang di
papan tulis yang ada di kantor KONI. Jadi setiap orang bukan
hanya pengurus KONI saja yang mengetahui. Masyarakat umum
kalau ingin melihat dana yang ada silahkan saja dengan senang
hati, kami tunjukkan.
Peneliti : Apakah terdapat jadwal latihan di tempat latihan ?
Bp. Gunawan : Ada, jadwal latihan dan program latihan terpasang di tempat
latihan.
Peneliti : Apakah pelatih membuat program latihan ?
Bp. Gunawan : Ya jelas, pelatih wajib membuat program latihan
Peneliti : Apakah dalam mengikuti kejuaraan , setiap CABOR melakukan
persiapan khusus ?
Bp. Gunawan : Dilakukan TC untuk kejuaraan tertentu, sseperti PORPROV
Kemaren kita ada TC 8 bulan menjelang kejuaraan. Tetapi untuk
POPDA biasanya TC hanya 2 minggu menjelang kejuaraan.
Peneliti : Bagaimana koordinasi antara pemerintah, pengurus, pelatih, atlet,
orang tua serta instansi terkait ?
Bp. Gunawan : Untuk koordinasi antara pengurus, pemerintah, pelatih atlet dan
orang tua atlet saat ini tidak ada masalah, dan bisa berjalan dengan
lancar. Komunikasi juga lancar, apalagi sekarang sudah ada
Whatsapp, tinggal diinfokan ke grup informasi sudah bisa
tersampaikan.
Peneliti : Apakah ada kesulitan ketika berkoordinasi dengan pihak
pengurus, atlet, orang tua atlet?
151
Bp. Gunawan : Saya rasa tidak ada kesulitan, karna sekarang apa-apa bisa lewat
handphone
Peneliti : Apakah pengurus melakukan evaluasi kinerja pelatih ?
Bp. Gunawan : Jelas, ketika dalam kejuaraan tidak memenuhi target pasti
langsung mengevaluasi kinerja pelatih
Peneliti : Apakah dilakukan evaluasi setiap selesai latihan ?
Bp. Gunawan : Iya, setiap selesai latihan dilakukan evaluasi oleh pelatih
Peneliti : Apakah dilakukan evaluasi setelah selesai kerjuaraan ?
Bp. Gunawan : Sudah pasti iyaa
Peneliti : Bagaimana dengan prestasi atlet PROSUKMA Kabupaten Sragen
setiap tahunnya ?
Bp. Gunawan : Untuk prestasi setiap tahun kita sudah bagus, selalu ada
peningkatan walaupun tidak semua cabor .
Peneliti : Prestasi apa saja yang telah di raih atlet-atlet PROSUKMA KONI
Kabupaten Sragen ?
Bp. Gunawan : Untuk di tingkat provinsi kita sudah baik, di tingkat nasional juga
sudah bagus. Ada beberapa atlet dari kita yang menjadi penguat
tim PON Jawa Tengah
Peneliti : Apakah ada uang saku untuk atlet dan pelatih setiap bulanya ?
Bp. Gunawan : Uang pelatih dan atlet setiap bulannya di berikan oleh Pengurus
dari dukungan dana APBD Kabupaten Srgen. Uang insentif
tersebut langsung di transfer ke rekening masing-masing.
Peneliti : Adakah bonus yang di berikan oleh pemerintah sebagai
penghargaan ?
Bp. Gunawan : Ada, seperti kemaren PORPROV anak-anak baru saja
memperoleh bonus dari pemerintah daerah.
Peneliti : Apakah pemerintah memfasilitasi pekerjaan yang layak untuk
atlet yang telah berprestasi ?
Bp. Gunawan : Sementara ini belum ada.
152
Lampiran 17
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Janu Deta
Jabatan : Pelatih Renang
Tempat : Kolam Renang Kartika
Peneliti melakukan wawancara dengan pelatih atletik Bapak Lusi di Kolam
Renang Kartika mengenai pembinaan PROSUKMA KONI Kabupaten Sragen.
Peneliti : Apakah pemusatan latihan PROSUKMA di Kabupaten Sragen
sudah tertata dengan baik ?
Ibu Deta : Pemusatannya sudah, koordinasinya sudah, tapi masih perlu
banyak pembenahan dalam hal sarana dan prasarana
Peneliti : Apakah selama ini program latihan sudah mencapai hasil yang
baik ?
Ibu Deta : selama ini untuk program tertata dengan rapi dan berjalan dengan
baik
Peneliti : Dimana tempat latihan atlet renang di Kabupaten Sragen?
Ibu Deta : Tempat latihan berada di Kolam Renang Kartika, Doeng cuo,
Stadion Taruna
Peneliti : Apakah sarana dan prasarana yang digunakan itu milik sendiri ?
Ibu Deta : untuk peralatan sudah punya sendiri, tapi kolam renang milik
pemerintah.
Peneliti : Apakah ada pemeliharaan sarana dan prasarana setiap tahunnya ?
Ibu Deta : Sudah pasti ada, untuk alat-alat yang rusak pasti ada pembenahan
Peneliti : Bagaimana dengan dukungan pemerintah terhadap olahraga
renang di Kabupaten Sragen ?
Ibu Deta : Kalau dari pemerintah daerah sudah cukup baik
Peneliti : Apa pemerintah daerah sering mengadakan kejuaraan renang ?
Ibu Deta : Karena renang peminatnya masih sedikit jadi untuk kejuaraan
open di tingkat kabupaten belum ada, tetapi untuk POPDA dan
O2SN sudah pasti ada setiap tahunnya.
Peneliti : Apakah atlet Kabupaten Sragen bisa bersaing di tingkat daerah
dan nasional?
153
Ibu Deta : jelas bisa, sudah ada atlet renang yang bersaing di Internasional.
Peneliti : Apakah pengurus sering melakukan moitoring ?
Ibu Deta : Sering juga, 1 bulan sekitar 1 sampai 2 kali
Peneliti : Darimana saja kah para pelatih yang ada di cabor renang ?
Ibu Deta : Di rekrut dari kita sendiri.
Peneliti : Apakah terdapat jadwal latihan di tempat latihan ?
Ibu Deta : Jadwal latihan selalu tersedia, hari Senin-Jumat pukul 17.00
sampai selesai dan pagi pukul 04.30-06.00 WIB
Peneliti : Apakah pelatih membuat program latihan ?
Ibu Deta : Untuk program selalu ada
Peneliti : Apakah dalam mengikuti kejuaraan PRSI Sragen melakukan
persiapan khusus ?
Ibu Deta : Untuk menghadapi kejuaraan, sudah tertata dengan baik di
program pembinaan
Peneliti : Apakah anda mantan atlet renang ?
Ibu Deta : Iyaaa, saya mantan atlet
Peneliti : Apakah anda memiliki sertifikat pelatih?
Ibu Deta : Ada, saya ada sertifikat tingkat nasional
Peneliti : Berapa jumlah pelatih yang ada di PRSI Kabupaten Sragen ?
Ibu Deta : Pelatih kurang lebih ada 4 orang.
Peneliti : Bagaimana sistem penyebaran informasi tentang seleksi atlet ?
Ibu Det : Penyebaran informasi dari media, selain itu dari mulut ke mulut
Peneliti : Adakah jangka waktu untuk melakukan perekrutan atlet ?
Ibu Deta : Setiap tahun ada perkrutan, seharusnya ada.
Peneliti : Bagaimana koordinasi antara pemerintah, pengurus, pelatih, atlet,
orang tua serta instansi terkait ?
Ibu Deta : Untuk renang di Kabupaten Sragen saya kira sudah berjalan
dengan baik karena menurut hasilnya sudah ada hasilnya
154
Peneliti : Apakah ada kesulitan ketika berkoordinasi dengan pihak
pengurus, atlet, orang tua atlet?
Ibu Deta : Sampai saat ini belum ada kesulitan dalam berkoordinasi
Peneliti : Apakah anda melakukan evaluasi program yang diberikan kepada
atlet?
Ibu Deta : Evaluasi program selalu ada waktu selesai pertandingan dan
selesai pelaksanaan program.
Peneliti : Selama anda melatih, prestasi apa saja yang diraih atlet yang anda
latih ?
Ibu Deta : alhamdulillah dalam ajang Daerah, Provinsi, Nasional maupun
Internsional pernah di raih oleh atlet kita..
Peneliti : Apakah ada peningkatan kemampuan atlet setelah melakukan
program latihan yang anda buat?
Ibu Deta : Setiap program yang terbidik pasti ada peningkatan, tetapi
kendalanya semua aspek harus diperhatikan juga.
Peneliti : Apakah ada uang saku untuk atlet dan pelatih setiap bulanya ?
Ibu Deta : Untuk uang saku atlet slalu diberikan setiap bulan oleh KONI .
Peneliti : Adakah bonus yang di berikan oleh pemerintah sebagi
penghargaan ?
Ibu Deta : Untuk pemerintah daerah, mungkin event-event tertentu yang
mendapat bonus, seperti PORPROV.
Peneliti : Apakah pemerintah memfasilitasi pekerjaan yang layak untuk
atlet yang telah berprestasi ?
Ibu Deta : sementara belum ada. Alangkah lebih baiknya diadakan program
itu.
155
Lampiran 18
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber :Bapak Danu
Jabatan : Pelatih Tekwondo
Tempat : Gor Diponegoro Sragen
Peneliti melakukan wawancara dengan pelatih Taekwondo Bapak Danu di
GOR Diponegoro mengenai pembinaan PROSUKMA cabang olahraga
Taekwondo di Kabupaten Sragen.
Peneliti : Apakah pemusatan latihan taekwondo di Kabupaten Sragen sudah
tertata dengan baik ?
Bapak Danu : Sementara ini sudah cukup baik, sudah tertata dengan baik.
Peneliti : Apakah selama ini program latihan sudah mencapai hasil yang
baik ?
Bapak Danu : Saya rasa sudah mencapai hasil yang baik, karena atlet-atlet kita
sudah ada yang masuk ditingkat nasional, untuk tingkat provinsi
juga sudah sangat baik.
Peneliti : Dimana tempat latihan taekwondo ?
Bapak Danu : Di Gor DIPONEGORO untuk latihan setiap harinya
Peneliti : Apakah Taekwondo mempunyai gedung khusus untuk latihan ?
Bapak Danu : iya, sudah ada. Di Kompleks GOR Dipoegoro.
Peneliti : Apakah gedung yang digunakan sudah layak ?
Bapak Danu : sudah layak.
Peneliti : Apakah sarana dan prasarana yang digunakan itu milik sendiri ?
Bapak Danu : Untuk alat yag digunakan sudah milik sendiri, tetapi untuk
gedung milik pemerintah
Peneliti : Apakah ada sarana dan prasarana yang kurang atau media
pendukung latihan tiap tahunnya ?
Bapak Danu : Ada, tetapi cuma sedikit. Mungkin alat-alat yang rusak harus
diperbaharui
Peneliti : Apakah ada pemeliharaan sarana dan prasarana setiap tahunnya ?
156
Bapak Danu : Sudah pasti ada
Peneliti : Bagaimana dengan dukungan pemerintah terhadap olahraga
taekwondo di Kabupaten Sragen?
Bapak Danu : Sangat mendukung sih dari pemerintah, karenataekwondo
merupakan cabor prioritas di KabupatenSragen dapat menyalurkan
atlet-atlet yang berbakat baik ditingkat provinsi maupun nasional.
Peneliti : Apa pemerintah daerah sering mengadakan kejuaraan takwondo?
Bapak Danu : Kejuaraan ada sih, seperti POPDA dan O2SN setiap tahun selalu
ada
Peneliti : Apakah atlet Kabupaten Sragen bisa bersaing di tingkat daerah
dan nasional?
Bapak Danu : Sangat bias.
Peneliti : Apakah pengurus sering melakukan moitoring ?
Bapak Danu : Sangat sering, paling tidak 1 bulan sekali
Peneliti : Darimana saja kah para pelatih yang ada di Kabupaten Sragen ?
Bapak Danu : Dari mantan atlet yang ada di Kabupaten Sragen sendiri, yang
berpotensi di ambil untuk jadi pelatih di sini.
Peneliti : Apakah terdapat jadwal latihan di tempat latihan ?
Bapak Danu : Ada, kita tempel jadwal latihan untuk ritmik
Peneliti : Apakah pelatih membuat program latihan ?
Bapak Danu : Jelas bikin, saya tempel di tempat latihan untuk jadwal dan
program latihan, jadi meskipun pelatih berhalangan hadir latihan
tetap bisa jalan.
Peneliti : Apakah dalam mengikuti kejuaraan selalu melakukan persiapan
khusus ?
Bapak Danu : Untuk pemadatan latihan kita ada, tetapi untuk sampai di asrama
belum ada.
Peneliti : Apakah anda mantan atlet taekwondo ?
Bapak Danu : Iya dulu waktu masih sekolah saya mantan atlet taekwondo.
Peneliti : Apakah anda memiliki sertifikat pelatih?
Bapak Danu : Ada, saya punya sertifikat ditingkat provinsi
157
Peneliti : Berapa jumlah pelatih yang ada?
Bapak Danu : Sekitar 8
Peneliti : Bagaimana sistem penyebaran informasi tentang seleksi atlet ?
Bapak Danu : Ada, lewat dinas pendidikan selanjutnya disampaikan lewat
sekolah-sekolah
Peneliti : Bagaimana proses menyeleksi atlet taekwondo ?
Bapak Danu : Dilakukan dengan cara melakukan lomba-lomba, dari tingkat
kecamatan, kemudian tingkat Kabupaten.
Peneliti : Adakah jangka waktu untuk melakukan perekrutan atlet ?
Bapak Danu : Setiap setahun sekali melalui bidikan dari hasil kejuraan POPDA
di tingkat Kabupaten.
Peneliti : Bagaimana koordinasi antara pemerintah, pengurus, pelatih, atlet,
orang tua serta instansi terkait ?
Bapak Danu : Dari satu dengan yang lain kita sangat mudah berkoordinasi.
Untuk pengurus dengan pemerintah saya kurang begitu paham,
tetapi untuk pelatih, atlet, orang tua atlet sangat terkoordinir.
Peneliti : Apakah ada kesulitan ketika berkoordinasi dengan pihak
pengurus, atlet, orang tua atlet?
Bapak Danu : Tidak sama sekali, apalagi sekarang jaman sudah modern lebih
gampang buat komunikasi meskipun jarak jauh.
Peneliti : Apakah anda melakukan evaluasi program yang diberikan kepada
atlet?
Bapak Danu : Minimal 1 bulan sekali lah kita lakukan evaluasi, setiap selesai
kejuaraan juga kita selalu melakukan evaluasi.
Peneliti : Apakah ada peningkatan kemampuan atlet setelah melakukan
program latihan yang anda buat?
Bapak Danu : Sangat, program sangat menentukan keberhasilan atlet. Dengan
program yang baik akan menghasilkan atlet yang baik.
Peneliti : Apakah ada uang saku untuk atlet dan pelatih setiap bulanya ?
Bapak Danu : Untuk atlet PROSUKMA dapat uang insentif dari KONI setiap
bulannya, untuk pelatih ada uang saku setiap bulannya juga.
Peneliti : Adakah bonus yang di berikan oleh pemerintah sebagi
penghargaan ?
158
Bapak Danu : Kalau memang dia berhasil di tingkat nasional dan provinsi
seperti PORPROV itu mendapat bonus.
Peneliti : Apakah pemerintah memfasilitasi pekerjaan yang layak untuk
atlet yang telah berprestasi ?
Bapak Danu : Untuk atlet dari Kabupaten Sragen sendiri belum ada yang
mendapat pekerjaan karena prestasinya.
159
Lampiran 19
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Fauziah
Jabatan : Atlet Renang
Tempat : Kolam Renang Kartika
Peneliti mendapat jadwal dari pengurus PRSI untuk melakukan wawancara
dengan atlet Renang Fauziah Rahma di Kolam Renang mengenai pembinaan
PROSUKMA cabang olahraga renang di Kabupaten Sragen.
Peneliti : Dimana tempat latihan atlet senam di Kabupaten Pati ?
Fauziah : di Kolam Renang Kartika, Doeng cuo, Taruna
Peneliti : Apakah anda mengetahui dari mana asal sarana dan prasarana
yang anda gunakan?
Fauziah : Saya kurang tau, alat dikasihkan pelatih ke saya. Dari mana
sumber alat itu saya kurang tau . tapi ada beberapa yang milik saya
pribadi.
Peneliti : Apakah sarana dan prasarana yang digunakan itu sudah layak ?
Fauziah : Kalo dari kolam sendiri menurut saya sangat tidak layak. Ukuran
kolam tidak standart.
Peneliti : Apakah pengurus sering melakukan moitoring ?
Fauziah : nggak sering sih, tapi ada. Paling tidak 1 bulan sekali
Peneliti : Berapa kali pengurus melakukan monitoring ?
Fauziah : 1 bulan sekali
Peneliti : Apakah anda mendapat jadwal latihan?
Fauziah : mendapat, jadwal ditempel di tempat latihan
Peneliti : Apakah pelatih membuat program latihan yang disampaikan
kepada anda?
Fauziah : Iya disampaikan, program latihan ditempel di tempat latihan. Jadi
kita bisa lihat program kita apa aja, jadi tidak tergantung sama
pelatih, sedikit-sedikit tanya. Jadi setiap hari kita sudah tau apa
yang akan dilakukan.
160
Peneliti : Bagaimanakah pelaksanaan program yang telah dibuat?
Fauziah : mesti berjalan. Di sini diajarkan untuk disiplin dan menjalankan
program-program yang telah dibuat.
Peneliti : Apakah anda mengalami kesulitan dalam melaksanakan program?
Fauziah : Tidak sama sekali
Peneliti : Dalam persiapan kejuaraan, apakah ada persiapan khusus (Tc) ?
Fauziah : Ada, kemaren sebelum PORPROV ada TC dilakukan pagi sama
sore, tetapi untuk asrama belum ada. Atlet masih pulang ke rumah
masing-masing.
Peneliti : Berapa jumlah pelatih yang ada di PRSI Kabupaten Sragen ?
Fauziah : Kalau di renang ada 4
Peneliti : Apakah anda mengetahui pelatih anda mempunyai lisensi atau
tidak?
Fauziah : Mengetahui, punya sertifikat di tingkat Nasional
Peneliti : Berapa umur anda saat ini ?
Fauziah : Mau berjalan 17 tahun
Peneliti : Sejak usia berapa anda ikut renang ?
Fauziah : Sekitar SD kelas 4
Peneliti : Apakah sekolah anda terganggu dengan mengikuti latihan renang
?
Fauziah : Tidak sih, itu tergantung kita pinter-pinternya mengatur waktu.
Peneliti : Bagaimana proses menyeleksi atlet PROSUKMA renang ?
Fauziah : ada seleksi khusus, kalo ada minat di sini menyediakan tempat.
Peneliti : Berapa jumlah atlet renang yang ikut PROSUKMA ?
Fauziah : ADA 5
Peneliti : Bagaimana koordinasi antara pemerintah, pengurus, pelatih, atlet,
orang tua serta instansi terkait ?
Fauziah : Baik sih tidak ada kendala, sekarang koordinasinya lebih
gampang, sekarangkan sudah ada kemajuan teknologi jadi setipa
koordinasi tidak harus ketemu, bisa langsung WA grup.
161
Peneliti : Apakah dilakukan evaluasi setiap selesai latihan ?
Fauziah : Iya, kalau di senam ritmik sendiri selalu ada evaluasi setiap
selesai latihan. Biasanya di kasih tau, saya kurangnya apa, yang
harus di tambah apa.
Peneliti : Apakah dilakukan evaluasi setelah selesai kerjuaraan ?
Fauziah : Dikasih, dan itu mengacu kita pada target yang diberikan kepada
pelatih. Jadi itu ada motivasi untuk meningkatkan prestasi di
jenjang selanjutnya.
Peneliti : Selama anda menjadi atlet, prestasi tertinggi apa saja yang telah
anda raih?
Fauziah : Internasional.
Peneliti : Kejuaraan tingkat apa saja yang pernah anda ikuti ?
Fauziah : Provinsi, Nasional, bahkan Internasional saya pernah.
Peneliti : Bagaimana dengan hasil dalam kejuaraan tersebut?
Fauziah : alhamdulillah selalu dapat medali.
Peneliti : Apakah anda mendapat uang saku setiap bulannya?
Fauziah : iya, dari KONI ada uang insentif setiap bulannya. Dan langsung
dikirim ke rekening.
Peneliti : Adakah bonus yang di berikan oleh pemerintah sebagai
penghargaan ?
Fauziah : Ada, seperti PORPROV kemaren ada bonusnya, dan lumayan
banyak.
162
Lampiran 20
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Meydha
Jabatan : Atlet Atletik
Tempat : Stadion Taruna
Peneliti mendapat jadwal dari pengurus atletik untuk melakukan wawancara
dengan atlet senam atletik Meydha Putri Dwiyanti di Stadion Taruna mengenai
pembinaan PROSUKMA cabang olahraga atletik di Kabupaten Sragen
Peneliti : Dimana tempat latihan atletik ?
Meydha : Tempatnya di Stadion Taruna
Peneliti : Apakah anda mengetahui dari mana asal sarana dan prasarana
yang anda gunakan?
Meydha : Dari PASI
Peneliti : Apakah sarana dan prasarana yang digunakan itu sudah layak ?
Meydha : Cukup layak
Peneliti : Menurut anda, adakah sarana dan prasarana yang saat ini kurang
atau bahkan belum ada sebagai penunjang latihan?
Meydha : Masih ada yang kurang, lapangannya tidak standart
Peneliti : Apakah pengurus sering melakukan moitoring ?
Meydha : iya
Peneliti : Darimana saja kah para pelatih yang ada di PASI ?
Meydha : Dari mantan-mantan atlet atletik
Peneliti : Apakah anda mendapat jadwal latihan?
Meydha : Iya, setiap hari Senin, Rabu, Jumat, Sabtu pukul 15.00 sampai
selesai.
Peneliti : Apakah pelatih membuat program latihan yang disampaikan
kepada anda?
Meydha : iya.
Peneliti : Apakah anda mengalami kesulitan dalam melaksanakan program?
163
Meydha : Kalau saya sih tidak ya, karena pelatih memberi program sesuai
dengan tingkatan masing-masing anak.
Peneliti : Dalam persiapan kejuaraan, apakah ada persiapan khusus (Tc) ?
Meydha : Ada
Peneliti : Berapa jumlah pelatih yang ada di PASI ?
Meydha : Ada Pak Lusi, Pak Kardiono, Pak Jio juga
Peneliti : Apakah anda mengetahui pelatih anda mempunyai lisensi atau
tidak?
Meydha : sepertinya punya.
Peneliti : Berapa umur anda sat ini ?
Meydha : Saya 17 tahun
Peneliti : Sejak usia berapa anda masuk di PASI?
Meydha : Kelas 4 SD. Dulu waktu SD saya sudah ikut PPLP JATENG.
Peneliti : Mengapa anda tertarik pada olahragaatletik?
Meydha : Karena menurut saya atletik itu asyik saja, kren. Ternyata saya
ada bakat juga di atletik, khususnya lompat jauh.
Peneliti : Apakah sekolah anda terganggu dengan mengikuti latihan senam
?
Meydha : Tidak, sekolah sangat mendukung
Peneliti : Bagaimana proses menyeleksi atlet senam pada PASI Sragen ?
Meydha : Kalau seleksi atlet sendiri diadakan di POPDA, atlet-atlet yang
memang berpotensi langsung direkrut.
Peneliti : Apa saja persyaratan yang perlu diperhatikan oleh atlet untuk
dapat masuk ke PASI Sragn ?
Meydha : Kalau persyaratan saya rasa tidak ada, yang pentimg ada kemauan
sungguh-sungguh saya rasa bisa menjadi atlet.
Peneliti : Berapa jumlah atlet PROSUKMA Atletik di PASI Sragn?
Meydha : hanya 3 orang saja.
Peneliti : Bagaimana koordinasi antara pemerintah, pengurus, pelatih, atlet,
orang tua serta instansi terkait ?
164
Meydha : Untuk koordinasi pelatih, atlet dan orang tua atlet sering
koordinasi, tetapi untuk yang lain-lain saya kurang begitu paham.
Peneliti : Apakah ada kesulitan ketika berkoordinasi dengan pihak
pengurus, atlet, orang tua atlet?
Meydha : Kalau kesulitan biasanya di dispensasi, ada sekolah yang
mempersulit, ada juga yang tidak.
Peneliti : Apakah dilakukan evaluasi setiap selesai latihan ?
Meydha : Selalu
Peneliti : Apakah dilakukan evaluasi setelah selesai kerjuaraan ?
Meydha : pasti.
Peneliti : Selama anda menjadi atlet, prestasi tertinggi apa saja yang telah
anda raih?
Meydha : di tingkat Provinsi dan Nasional. O2SN
Peneliti : Kejuaraan tingkat apa saja yang pernah anda ikuti ?
Meydha : PORPROV, KEJURNAS, dan kejuaraan tingkat provinsi seperti
POPDA, Kejurprov dll
Peneliti : Bagaimana dengan hasil dalam kejuaraan tersebut?
Meydha : alhamdulillh mendapatkan medali, walalu masih di podium 3
Peneliti : Apakah anda mendapat uang saku setiap bulannya?
Meydha : iya dapat dari KONI.
Peneliti : Adakah bonus yang di berikan oleh pemerintah sebagi
penghargaan ?
Meydha : Ada tapi di event tertentu.
165
Lampiran 21
PANDUAN DOKUMENTASI
No
Aspek Yang
Akan
Diungkap
Kriteria Yang Diamati Ada Tidak Keterangan
1. Latar belakang
dan
perencanaan
program
pembinaan
1. Surat Keputusan
2. Struktur Organisasi
3. Program kerja
4. AD/ART
5. Anggaran keuangan
2. Kelengkapan
perangkat dan
sumber daya
manusia
1. Pelatih/asisten
pelatih
- Biodata pelatih
- SK Pelatih
- Pendidikan
- Sertifikat pelatih
- Program latihan
- Absen
- Jadwal latihan
2. Atlet
- Biodata atlet
- Piagam yang
dimiliki
3. Sarana dan
prasarana
1. Peralatan latihan
4. Prestasi 1. Prestasi altet di
setiap cabang
olahraga
PROSUKMA KONI
Kabupaten Sragen
166
Lampiran 22
Kriteria Penilaian Pembinaan Olahraga Prestasi Yang Baik Ditinjau
Berdasarkan Antencedent, Transaction, Outcomes
Organisasi
Pembinaan Yang
Baik (Antencedent/
Masukan/ Keadaan
Awal)
Kriteria
Ada latar belakang yang jelas
Program pembinaan
1. Program kerja terjadwal dan terencana
Ada kelengkapan perangkat
1. Struktur organisasi / pengurus (tidak merangkap
jabatan)
2. Personalia yang kompeten
3. Kode etik organisasi
4. Sistem administrasi dan manajemen organisasi
5. AD/ART
6. Sistem kesejahteraan
Ada tujuan program pembinaan
(Berdasarkan Pedoman Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007)
Organisasi
Pembinaan Yang
Baik
(Transaction/Proses)
Kriteria
Seleksi Pelatih
1. Melalui seleksi
2. Ada lisensi/ sertifikat pelatih
a. Provinsi
b. Nasional
c. Internasional
3. Memiliki mental dan fisik / kebugaran jasmani
yang baik
4. Memiliki pengalaman melatih
5. Mampu membuat program latihan/ kompeten
6. Memiliki standar pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. S1
(Pedoman Peraturan Presiden RI No 22 Tahun 2016 Pasal 9 Dan Pasal 16)
167
Organisasi
Pembinaan Yang
Baik
(Transaction/Proses)
Kriteria
Seleksi Atlet
1. Melalui seleksi dengan syarat tertentu
2. Memenuhi batasan usia
3. Memiliki prestasi
a. Tingkat provinsi
b. Tingkat nasional
c. Tingkat internasional
4. Sehat secara jasmani, rohani dan memiliki
tingkat kebugaran jasmani, fisik dan mental yang
baik
5. Memiliki standar pendidikan
6. Memiliki rasa nasionalisme dan patriolisme yang
kuat
Pedoman Peraturan Presiden RI No 22 Tahun 2016 Pasal 9 Dan Pasal 16)
Organisasi
Pembinaan Yang
Baik
(Transaction/Proses)
Kriteria
Sarana dan Prasarana
1. Menggunakan sarana dan prasarana berstandar
internasional sesuai peraturan kecabangan
2. Pakaian menggunakan standar
internasional/nasional kecabangan
3. Terpelihara dengan baik
4. Masih layak digunakan
(Pedoman PP No. 16 Tahun 2007 Bab VIII Dan Peraturan Presiden RI No. 22
Tahun 2010 Pasal 29)
Organisasi
Pembinaan Yang
Baik
(Transaction/Proses)
Kriteria
Program Latihan
1. Memiliki komponen-komponen latihan
a. Intensitasi
b. Volume
c. Durasi
d. Frekuensi
e. Ritme
2. Terdapat program latihan
a. Jangka Pendek
b. Jangka Menengah
c. Jangka Panjang
3. Evaluasi hasil latihan secara terprogram
(Pedoman Berdasarkan Buku Bompa)
168
Organisasi
Pembinaan Yang
Baik
(Transaction/Proses)
Kriteria
Pendanaan
1. Adanya sumber dana yang jelas
2. Dana APBD provinsi dan sumber-sumber lain
3. Tidak tersendat dan sesuai kebutuhan
Pedoman Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2007 Dan No. 17 Tahun 2007)
Organisasi
Pembinaan Yang
Baik
(Transaction/Proses)
Kriteria
Koordinasi
1. Adanya koordinasi yang baik antara pengurus
KONI dengan pemerintah
2. Adanya koordinasi yang baik antara pengurus,
pelatih, atlet dan orang tua
(Pedoman UUD RI no. 3 tahun 2005 Pasal 10 Bab VI)
Organisasi
Pembinaan Yang
Baik
(Transaction/Proses)
Kriteria
Prestasi
1. Adanya pencapaian prestasi yang meningkat
2. Pencapaian kemampuan maksimal dengan hasil
prestasi yang dicapai
3. Peningkatan prestasi dalam pembinaan dan
pengembangan olahraga
4. Berpotensi dalam pencapaian prestasi
(Kementrian Pemuda dan Olahraga)
169
Lampiran 23
170
Lampiran 24
171
Lampiran 25
172
Lampiran 26
173
Lampiran 27
Wawancara dengan pengurus KONI
Ruang rapat KONI
174
Lampiran 28
Lapangan Dalam GOR
Kawasan luar GOR
175
Lampiran 29
Kantor KONI SRAGEN
Loker penyimpanan setiap cabang olahraga
176
Lampiran 30
Wawancara dengan Atlet Renang
Wawancara dengan pelatih
177
Lampiran 31
Laporan keuangan
Latihan taekwondo
178
Lampiran 32
Perolehan Medali dalam PORPROV VX JATENG 2018
No Cabang olahraga Nama Atlet Medali
emas Perak Perunggu
1 Karete Vira Rahma sari 1
2 Panjat tebing Harini 1
3 Pencak silat Indra Saputra 1
4 Petanque Sekti Sejati 1
Fitria Devi 1
Sekti Sejati
1
Chandra Setiawan
Dimas Tri Saputr0
Christin M
1 Dian Iput
Unggul Winarsih
5 Renang Fauzziah Rahma 2 3
Ricki Yudha 1
6 Tae Kwon Do Irbi Dhahuri 1
Liviardiva R 1
7 Tarung Derajat Andri Wibiyanto 1
Jamil Chairuddin 1
Rendhi Prasetyo
Agus Priyadi 1
Trisna Aji 1
8 Tinju Tri Suwarno 1
9 Wushu Budiman Wisnu 1
Fagus Hermawana 1
Febri Budi 1
Vina Meri 1
10 Yong Moo Do Apriyanto 1
162
Top Related