Etos Kerja
userXI IPS 1
Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses pekerjaan yang sungguh-sungguh, akurat dan sempurna. (An-Naml : 88). Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus, dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin harus memegang amanah terutama para hakim. Hakim berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut sebagaimana Dawud ketika ia diminta untuk memutuskan perkara yang adil dan harus didasarkan pada nilai-nilai kebenaran, maka berilah keputusan (hukumlah) di antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjuklah (pimpinlah) kami ke jalan yang lurus (QS. Ash Shaad : 22)
Etika Kerja dalam Islam
Nilai suatu pekerjaan tergantung kepada niat pelakunya yang tergambar pada firman Allah SWT agar kita tidak membatalkan sedekah (amal kebajikan) dan menyebut-nyebutnya sehingga mengakibatkan penerima merasa tersakiti hatinya.
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan
dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian…” (al-Baqarah : 264)
At-Taubah; 105
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Asbabun Nuzul
Imam Ahmad berkata, Yazid telah menceritakan kepada kami, Humaid telah menceritakan kepada kami, dari Anas bahwa Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda“Kalian jangan takjub dengan seseorang sehingga kalian
melihat bagaimana akhir hidupnya. Sesungguhnya seseorang beramal pada suatu masa dari hidupnya
dengan amalan shalih, yang jika dia mati dalam keadaan itu tentu dia masuk surga, kemudian dia
berubah beramal dengan amalan keburukan.
Dan sesungguhnya seseorang beramal keburukan pada satu masa dari kehidupannya, yang jika dia
mati dalam keadaan tersebut tentu dia masuk neraka, kemudian dia berubah melakukan amal kebajikan. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi
seorang hamba maka Dia akan mepergunakannya sebelum matinya. Mereka bertanya, Wahai
Rasulullah, bagaimana Dia mempergunakannya? Beliau bersabda, Dia menunjukinya untuk beramal shalih, kemudia dicabut nyawanya dalam keadaan tersebut.”[5] (Imam Ahmad bersendirian dari sisi
ini).
Tafsir Ibnu Katsir
Mujahid berkata, “ini adalah ancaman dari Allah Ta’ala terhadap orang-orang yang menyelisihi perintahNya,
bahwasannya amalan mereka akan dihadapkan kepadaNya, Rasul dan kaum mukminin. Hal itu
bukanlah sesuatu yang mustahil pada hari kiamat, Seandainya salah seorang di antara kalian beramal di dalam batu yang keras dan kokoh yang tidak berpintu
dan tidak berlubang, niscaya Allah akan menampakkan amalannya kepada manusia sebagaimana adanya.
Ditampakan Amalannya
Az-Zumar; 39
ي �ن إ �كم مكانت على� اعملوا � قوم يا قلعام�ل
تعلمون فسوف"Katakanlah: 'Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan
keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,"
Asbabun NuzulDalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar beliau
mengatakan kepada kaum muslimin yang mau bertobat dan membersihkan diri dari dosa-dosa dengan cara bersedekah dan
mengeluarkan zakat, agar mereka melakukan amal-amal saleh sebanyak mungkin. Di samping itu Allah swt. juga memerintahkan kepada Rasul-Nya
agar menyampaikan kepada mereka, bahwa apabila mereka telah melakukan amal-amal saleh tersebut maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Akhirnya mereka akan dikembalikan-Nya ke alam akhirat, akan diberikannya kepada mereka ganjaran atas amal-amal yang telah mereka
lakukan selama hidup di dunia. Kepada mereka dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan tobat, zakat, sedekah dan salat semata-mata melainkan haruslah mereka mengerjakan semua apa yang
diperintahkan kepada mereka.
Allah akan melihat amal-amal yang mereka lakukan itu sehingga mereka semakin dekat kepada-Nya. Rasulullah juga akan melihat amal-amal tersebut disebabkan doa restu beliau untuk mereka
akan semakin bertambah pula amal-amal kebajikan itu sehingga mereka pun akan mengikuti dan mencontohnya pula, sedang Allah
swt. memberikan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang dicontoh tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh. Sebagaimana diketahui, kaum Muslimin akan menjadi saksi di
hadapan Allah pada hari kiamat mengenai iman dan amalan dari sesama kaum Muslimin. Dan persaksian yang didasarkan atas
penglihatan mata kepala sendiri adalah lebih kuat dan lebih dapat dipercaya. Oleh sebab itu, kaum Muslimin yang melihat amal
kebajikan yang dilakukan oleh mereka yang insaf dan bertobat kepada Allah, tentulah akan menjadi saksi yang kuat di hari kiamat,
tentang benarnya iman, tobat dan amal saleh mereka itu.
Tafsir
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan anggapanmu, bahwa kamu mempunyai kekuatan dan ketrampilan, dan peraslah keringatmu dalam membuat makar dan tipu dayamu, karena akupun bekerja pula dalam mengokohkan dan menyiarkan agamaku, nanti kamu akan mengetahui, siapakah di antara kita yang lebih baik kesudahannya.
Top Related