KELOMPOK 7
AHMAD NAUFAL SUPRAYOGI
01
ANIS KARIMAH 03
FATMA NUR AINI 14
MUHAMMAD ANDRIANSYAH
24
RAKHMA NURHIDAYATI
29
Pengertian
Etos kerja dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
menyangkut akan akhlak dalam pekerjaan. Untuk bisa menimbang
bagaimana akhlak seseorang dalam bekerja sangat tergantung dari cara
melihat arti kerja dalam kehidupan, cara bekerja dan hakikat bekerja.
Dalam Islam, iman banyak dikaitkan dengan amal. Dengan
kata lain, kerja yang merupakan bagian dari amal tak lepas dari kaitan
iman seseorang.
Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja1. Agama
• Untuk doktrin/ajaran agama yang positif
Doktrin ini mengandung nilai-nilai yang memberikan penghargaan yang tinggi
bagi pekerja keras, maka penganut ajaran agama akan bekerja keras atas dasar
panggilan agama.
• Untuk doktrin/ajaran agama yang negative
Jika ajaran agama itu tidak menghargai pekerja keras, maka penganut ajaran
agama tidak akan terdorong untuk bekerja keras, sabar dan menerima apa
adanya.
2.Budaya
Masyarakat yang memiliki system nilai budaya maju akan memiliki etos
kerja yang tinggi dan sebaliknya masyarakat yang memiliki system nilai
budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang rendah, bahkan
bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja.
3. Sosial Politik
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada
atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja
keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh.
Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan hanya mungkin timbul jika masyarakat secara
keseluruhan memiliki orientasi kehidupan yang terpacu ke masa depan
yang lebih baik.
4. Kondisi lingkungan geografis
Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di
dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil
manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari
penghidupan di lingkungan tersebut.
5. Pendidikan
Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai
etos kerja keras.
6. Motivasi Instrinsik Individu
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu
yang bermotivasi tinggi.
Dalam perkembangan theology islam, terdapat 2 paham yaitu:
1. Paham Qadariyah
Qadariyah menganut paham bahwa manusia mempunyai kemerdekaan
dan kebebasan dalam menentukan pilihan perjalan hidupnya.
2. Paham Jabariyah/fatalisme
Paham ini berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kebebasan
dalam menentukan kehendak dan perbuatannya, tetapi terikat oleh
kehendak mutlak Tuhan. Paham ini melemahkan etos kerja.
Etos Kerja dalam Islam
1. Dalam bekerja mementingkan produktivitas
Produktivitas berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Islam
sebagai pedoman hidup yang turun dari Sang Pencipta manusia, sangat
menghargai dan mendorong produktivitas. Dari ‘Aisyah ra, Beliau
berkata, telah berkata Rasulullah SAW “Barangsiapa yang disenjaharinya
merasa letih karena bekerja (mencari nafkah) maka pada senja hari itu dia
berada dalam ampunan Allah” H.R. At Thabrani dalam kitab Al Austh.
2. Berbuat dan bekerja yang terbaik dalam melakukan kegiatan usaha,
memberikan kesenangan dan tidak merugikan orang lain.
“Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah: 10)
3. Bekerja dengan penuh kegigihan
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr: 1-3)
Dari ayat datas, termasuk orang orang yang merugilah apabila
tidak memanfaatkan waktu dan tenaga dengan baik untuk bekerja dan
mengerjakan amal sholeh
4. Motivasi untuk mandiri
Islam sangat membenci orang yang berprofesi menjadi
peminta-minta, Rasulullah juga memberikan motivasi untuk bekerja
keras.
Abu Hurairah r.a berkata , Rasulullah SAW bersabda : jika
seseorang itu pergi mencari kayu bakar, lalu dipikulkan kayu itu diatas
punggungnya (untuk dijual di pasar) maka itu lebih baik baginya
daripada minta kepada seseorang yang kadang-kadang diberi, kadang
kadang ditolak. (Muttafaq alaih)
5. Sikap hidup hemat dan menghindari berbuat boros
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan" (Al-Israa' ayat 26-27)
6.Menjadi kaum muslimin yang tangguh, tahan uji dan tidak lemah
Orang-orang yang seperti ini akan bekerja sekuat tenaga
sebelum akhirnya mereka mengembalikan semua ikhtiarnya kepada Allah
SWT.
Orang seperti ini akan lebih memikul amanah sebagai khaifah di
muka bumi dan merekalah yang memiliki kemungkinan untuk dapat
memikul taklif (syarat wajibnya ibadah).
Prinsip Etos Kerja Islami
1. Islam mendorong umatnya untuk memiliki semangat kerja dan
beramal serta menjauhkan diri dari sifat malas
Sabda Rasulullah SAW:
•“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat
malas, kikir….” (Hadits Riwayat Bukhari Muslim)
•“Carilah oleh kalian semua rezeki di muka bumi.” (Hadits Riwayat
Thabrani)
2. Kemampuan untuk meninggalkan perbuatan yang menghasilkan
kemalasan dan diganti dengan mengerjakan amalan yang
bermanfaat
Firman Allah SWT:
• “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman (yaitu) orang-
orang yang khusu’ dalam shalatnya. Dan orang-orang yang yang
menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.”
(Q.S. al Mu’minun 23: 1-3)
3. Menjadikan niat beribadah ketika bekerja dalam rangka
mendapatkan rezeki yang halal dan memberikan kemanfaatan sebesar-
besarnya dalam masyarakat
Firman Allah SWT:
“Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Q.S. at Taubah 9: 105)
4. Beretika atau berakhlak ketika bekerja sebagai aplikasi dan
implementasi dari bekerja merupakan bagian dari ibadah
Sesuai dengan sifat Rasulullah SAW:
a. Shiddiq (Jujur)
b. Amanah (Bisa Dipercaya)
c. Tabligh (Menyampaikan)
d. Fathonah (Cerdas)
e. Istiqomah (Kontinu)
Karakteristik Entrepreneur Islam
Entrepeneur diartikan sebagai seseorang yang selalu membawa
perubahan, inovasi, ide-ide baru dan aturan baru.
Entrepreneur yaitu seeorang yang mempunyai dan membawa
sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta aset yang lainnya pada
suatu kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/menambahkan
nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya.
Beberapa ciri khas yang harus dimiliki oleh setiap entrepreneur muslim,
yang akan membedakan dengan entrepreneur lainnya adalah sebagai
berikut.
1. Selalu menjaga nilai-nilai agama
Seorang entrepreneur muslim harus selalu menjaga dan menerapkan
nilai-nilai akhlakul karimah dalam berbisnis, seperti selalu ramah, jujur,
amanah, dan husnudzan. Dengan demikian maka orang lain senang
bermitra dan berbisnis dengannya karena kejujuran dan amanahnya.
2. Memiliki kemampuan untuk memimpin
Seorang entrepreneur merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri
dan pemimpin bagi para karyawannya. Dengan memiliki jiwa
kepemimpinan, Anda dapat memotivasi diri sendiri dalam hal
pengambilan keputusan.
Selain itu ketika menjadi seorang entrepreneur, jadilah teladan
yang baik bagi karyawan Anda, teladan dalam bekerja dan teladan dalam
beribadah, serta dorong mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi
para para konsumen.
3. Menyukai tantangan dan mempunyai keyakinan yang kuat
Entrepreneur yang menganggap tantangan adalah peluang bagi
mereka.
Entrepreneur memiliki keyakinan bahwa tidak ada kegagalan,
yang adahanya rintangan besar, sangat besar dan rintangan kecil. Dengan
menganggap semuanya hanya rintangan, entrepreneur selalu optimis pasti
ada jalan keluar untuk menghancurkan rintangan tersebut. Selain itu,
yakinlah bahwa Allah akan membantu melewati rintangan itu.
4. Senang memberi manfaat pada orang lain
Seorang muslim yang berhasil bisnisnya, makin kaya dan
makin banyak mitra usahanya, akan merasa sangat senang karena
makin banyak orang yang ikut menikmati keberhasilannya.
5. Senang memberi manfaat pada orang lain
Seorang muslim yang berhasil bisnisnya, makin kaya dan
makin banyak mitra usahanya, akan merasa sangat senang karena
makin banyak orang yang ikut menikmati keberhasilannya.
6. Melaksanakan sholat wajib, puasa, dan sholat sunah
7. Menunaikan zakat, infaq dan sadaqah
8. Selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
Hampir pasti bahwa orang yang sukses dalam berbisnis adalah
mereka yang pandai memanfaatkan waktu dengan baik. Kesempatan
dan peluang bisnis sering tidak terulang, karena itu waktu yang tersedia
jangan sampai disia-siakan.
9. Menjalin kerjasama dengan pihak lain
Kunci awal dalam menjalin kerjasama adalah aspek kejujuran
seperti yang telah disebutkan dan keadilan bagi para pelaku transaksi
sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan didzalimi.
Kerjasama yang berlandaskan iman dan takwa akan
melahirkan sikap professionalme dan amanah. Dari situlah akan
memperkecil peluang kecurangan dan pengkhianatan yang melenceng
dari etika berbisnis.
KESIMPULAN
Di dalam ajaran agama Islam memang ada aliran-aliran tertentu yang
menganggap kehidupan duniawi itu adalah kehidupan yang harus
dijauhi karena kenikmatan-kenikmatan kehidupan duniawi itu
merupakan sesuatu yang tercela.
Jadi, dapat di ambil kesimpulan bahwa faktor utama untuk
meningkatkan produktivitas adalah adanya motivasi yang kuat dari
pekerja itu sendiri. (?????? Fatma itu ga nyambung)
Etos kerja sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang. Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya agar bekerja dan berkarya dengan kemampuan sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup, dengan selalu memperhatikan etika dan akhlak, berniat dan bersemangat bekerja untuk mengharapkan ridha Allah serta untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
TERIMA KASIH
Top Related