ETIKA PENGAWAS BENIH TANAMANDALAM PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
DIREKTORAT PERBENIHAN
2016
Disampaikan pada : Peningkatan Kompetensi Pengawas Benih Tanaman (PBT) di Hotel Lombok
Garden-Mataram, Tanggal 21 Juli 2016
PENDAHULUAN
1. Pengawas Benih Tanaman adalah PNS yang diberitugas, tanggung jawab dan hak oleh pejabat yangberwenang untuk melakukan kegiatan PengawasanBenih Tanaman.
2. Pengawasan Benih Tanaman adalah kegiatan yangmeliputi penilaian kultivar yang akan dan telahdilepas, sertifikasi benih, pengujian mutu benih,
pengawasan peredaran serta pengembanganmetode uji pengawasan benih. Disamping jugamelaksanakan penilaian angka kredit Jabfung PBT.
3. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yangmenunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasiyang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan padakeahlian dan atau ketrampilan tertentu serta
bersifat mandiri
LANDASAN HUKUM JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS BENIH TANAMAN
1. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1992 tentang SistemBudidaya Tanaman.
2. Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah denganUndang-UndangNomor 43 Tahun 1999.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PegawaiNegeri Sipil.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan KodeEtik Pegawai Negeri Sipil.
6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 TentangRumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
LANDASAN HUKUM JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS BENIH TANAMAN
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 09 Tahun 2010 tentang Jabatan FungsionalPengawas Benih Tanaman dan Angka Kreditnya.
8. Peraturan Menteri Pertanian dan Kepala BadanKepegawaian Negara Nomor 59/Permentan/OT.140/2011dan Nomor 38 Tahun 2011 tentang Ketentuan PelaksanaanPeraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2010 tentangJabatan Fungsional Pengawas benih Tanaman dan AngkaKreditnya.
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/OT.140/2/2012 tentang Petunjuk Teknis PelaksanaanJabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman dan AngkaKreditnya
1. PBT merupakan pejabat fungsional, tetapi dalamkeadaan tertentu PBT juga dapat merupakan tenaga
non fungsional (tenaga teknis). Contoh : PBT di
BPSB NTT dan di Dinas Pertanian Kalimantan Utara.
2. PBT juga dapat merangkap menjadi PPNS.
3. Profesi seorang PBT merupakan pelayanan, sehingga
pelayanan yang diberikan harus benar-benar dapatmemberikan kepuasan kepada pelanggan, baik
kepada produsen benih, pengedar benih maupun
petani pengguna benih.
4. Sebagai petugas yang berhadapan langsung dengan
petani dan masyarakat perbenihan, PBT hendaknya
mempunyai kode etik di dalam bekerja. Terutamadengan semakin banyak kasus-kasus perbenihan
yang muncul di masyarakat.
JABATAN FUNGSIONAL PBT
KODE ETIK PENGAWAS BENIH TANAMAN
1. Kode Etik Pejabat Fungsional PBT adalah pedoman
sikap, tingkah laku dan perbuatan Pejabat
Fungsional PBT dalam melaksanakan tugas dan
pergaulan hidupnya sehari-hari.
2. Kode etik berkaitan dengan hal-hal yang
diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan
oleh PBT agar terhindar dari perbuatan tercela dan
penyalahgunaan wewenang guna memuliakan
profesi PBT.
3. Etika yang harus dimiliki : 1) etika dalam bernegara,
2) etika dalam berorganisasi, 3) etika dalam
bermasyarakat, 4) etika dalam bertugas, 5) etika
terhadap diri sendiri, 6) etika sesama PBT, dan
7) etika terhadap sesama PNS.
1. ETIKA DALAM NEGARA
- Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
- Menjadi perekat dan pemersatu bangsa
- Mentaati semua peraturan perundangan yang
berlaku
- Tidak memberi kesaksian palsu
2. ETIKA DALAM BEROGANISASI
- Menjaga informasi yang bersifat rahasia
- Membangun etos kerja
- Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas
- Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas
kerja
ETIKA PBT DALAM TUGAS KEDINASAN
3. ETIKA DALAM BERMASYARAKAT
- Memberikan pelayanan yang empati, hormat
dan santun
- Memberikan pelayanan cepat, tepat, terbuka,
adil dan tidak diskriminatif
- Tidak melakukan KKN- Tanggap terhadap lingkungan masyarakat
- Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat
4. ETIKA TERHADAP SESAMA PNS
- Saling menghormati sesama teman sejawat- Menghargai perbedaan pendapat
- Menjunjung tinggi harkat dan martabak PNS
- Menjaga dan menjaling kerjasama kooperatif
sesama PNS.
ETIKA PBT DALAM TUGAS KEDINASAN
5. ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI
- Jujur, terbuka dan tidak memberikan
informasi yang tidak benar
- Bertindak dengan penuh kesungguhan dan
ketulusan
- Menghindari konflik kepentingan pribadi,kelompok dan golongan
- Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas PNS
6. ETIKA SESAMA PBT
- Saling menghormati dan menghargai
- Saling memberi masukan- Saling mengingatkan
- Saling membantu dalam melaksankan tugas
- Dalam melakukan penilaian kepada PBT harus
benar dan adil.
ETIKA PBT DALAM TUGAS KEDINASAN
7. ETIKA SEDANG MENJALANKAN TUGAS
- Mengikuti prosedur sesuai peraturan
perundangan
- Menggunakan peralatan/bahan analisa yang
terakreditasi
- Dilaksankan sendiri dan dapat dipertanggungjawabkan
- Mencari informasi bandingan untuk
memperkaya hasil pelaksanaan tugas
ETIKA PBT DALAM TUGAS KEDINASAN
1. PENILAIAN KULTIVAR- BPSB tidak mempunyai lahan- Harus ada kebijaksanaan penggunaan
lahan dengan pihak ketiga/pemiliklahan
2. PEMURNIAN VARIETASPerlu diselamatkan masalah hasil dari kegiatan tersebut
3. PENENTUAN LOKASILokasi yang digunakan untuk kegiatan penilaian harusbenar-benar sesuai dengan yang dipersyaratkan
4. SERTIFIKASI BENIHa. Permohonan
- Ada beberapa permohonan yang berkaitan denganpermohonan kegiatan sertifikasi.
- Permohonan harus segera diproses.- Hal-hal yang harus dikonfirmasi kepada produsen
harus segera dilaksanakan.
PELAKSANAAN PELAYANAN
b. Pemeriksaan Lapangan- Pengawas harus jujur, tegas dan obyektif- Tidak dibenarkan kerja sama dengan produsen.- Perlu pembinaan tentang roguing/seleksi- Tidak dibenarkan meminta uang jasa kecuali biaya
sertifikasi- Keputusan hasil pemeriksaan harus obyektif- Tidak dibenarkan tidak melayani proses sertifikasi.- Petak contoh pemeriksaan/sampel harus sesuai dengan
denah yang ditentukan sebelumnya.- Cara pemeriksaan lapangan harus sesuai dengan prosedur.- Tidak boleh membeda-bedakan pelayanan- Tidak boleh membeberkan masalah produsen yang satu
kepada produsen yang lain.
c. Pemeriksaan Alat Panen
- Belum semua daerah melakukan
- Pemeriksaan harus dilakukan terutama terhadap alat-alatyang menjadi sumber varietas lain.
PELAKSANAAN PELAYANAN
d. Pemeriksaan Alat Pengolahan Benih/PengawasanPengolahan Benih- Pemeriksaan dilakukan terutama terhadap alat-alat
yang menjadi sumber varietas lain.- Pemeriksaan bisa dilakukan selama kegiatan
berlangsung atau sewaktu-waktu
e. Pengambilan Contoh Benih- Pengambilan contoh harus dilakukan oleh PBT dan
tidak boleh diwakili oleh siapapun.- Petugas pengambil contoh benih tidak dibenarkan
merangkap/melaksanakan uji laboratorium
5. PENGUJIAN LABORATORIUM
a. Proses Pengujian- Produsen benih tidak boleh berhubungan dengan analis- Identifikasi kelompok benih harus diganti dengan kode
tertentu- Pengamatan harus sesuai dengan prosedur yang ada
PELAKSANAAN PELAYANAN
b. Laporan Lengkap- Laporan harus segera disampaikan ke produsen/
pengedar- Setelah fungsional berjalan pekerjaan dilakukan oleh
orang satu saja, perlu dilakukan pembagian.
6. PENGAWASAN PEREDARAN
a. Monitoring Penyaluran- Kunjungan ke lapangan harus diatur waktunya.- Sebaiknya memberikan saran perbaikan
b. Pengecekan Mutu Benih- Mengambil contoh benih untuk uji laboaratorium- Harus ada dana pembelian contoh benih
c. Pembinaan Pengedar Benih- Penjagaan mutu benih dan peraturan dalam
pengedaran benih.- Pemilik kios dapat membuat administrasi penjualan
benih secara baik.
PELAKSANAAN PELAYANAN
1. Melakukan penilian secara teliti, sistematis dan akuntabel.
2. Memberi informasi sebenar-benarnya dan transparan.
3. Tidak diskriminatif.
4. Menjaga keberhasilan hasil kerja.
5. Tidak mengadakan kontak dengan pejabat fungsional yang
dinilai.
6. Tidak menerima hadiah yang dapat berpengaruh pada
obyektivitas penilaian.
7. Tidak melakukan pekerjaan yang menimbulkan konflik
dan menurunkan intergitas.
8. Saling menghormati dan menghargai.
9. Bersikap saling mengoreksi dan membina.
10. Meningkatkan integritas, pengetahuan dan kemampuan.
ETIKA PBT SEBAGAI PENILAI ANGKA KREDIT
Top Related