ENERGI PELENGKAP DAN PERANANNYA DALAM MENDUKUNG
PRODUKSI TANAMAN
Disusun Oleh :
ARGHYA NARENDRA DIANASTYA (111510501105)(Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan S-1 PS. Agroteknologi Fakultas
Pertanian UNEJ)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER
2012
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia selalu mengharapkan hasil yang terbaik dari tanaman yang
ditanamnya. Hasil tersebut didapatkan melalui pemeliharaan yang baik
maupun dengan pemilihan benih yang akan ditanam pada generasi berikutnya
(benih unggul). Tidak dapat kita pungkiri bersama bahwa manusia tidak dapat
lepas dari produksi tanaman. Secara langsung manusia menggunakannya
sebagai bahan makanan, pakaian, dan keindahan. Sedangkan secara tidak
langsung manusia memanfaatkannya melalui produksi ternak, bahan bakar,
bahan baku industri, dan sebagainya. Mengingat sangat pentingnya tanaman,
maka tidak heran jika manusia selalu berusaha untuk memperoleh hasil
seoptimal mungkin dari tanaman yang diusahakannya. Cara-cara tersebut
diantaranya adalah dengan menggunakan teknik bercocok tanam yang baik
dan peningkatan kemampuan produksi tanaman.
Tanaman akan berproduksi dengan baik apabila menggunakan teknik
yang baik pula. Dalam budidaya tanaman, dibutuhkan berbagai teknik untuk
mengoptimalkan produksi. Pengoptimalan produksi tersebut mulai dari
penyiapan benih sampai produk yang dihasilkan dijual. Benih yang dipilih
adalah benih unggul yang mampu berproduksi optimal dan tahan terhadap
OPT. Benih yang tumbuh menjadi bibit kemudian dipindahkan ke lapang.
Ketika di lapang inilah dibutuhkan peran penting dari manusia. Hal itu karena
manusia sebagai petani yang akan mengolah dan memanajemennya.
Ketika dilapang, tanaman tersebut membutuhkan energi dalam
pertumbuhannya. Energi tersebut berasal dari alam serta dari manusia atau
energi tambahan. Energi yang berasal dari alam berupa cahaya matahari,
tanah, karbondioksida, dan oksigen. Keempat energi tersebut di dapatkan
tanaman secara gratis sehingga tidak perlu biaya bagi petani untuk
mendapatkannya. Energi tambahan tersebut berupa energi pelengkap. Energi
pelengkap yang dibutuhkan dalam proses produksi menyangkut pengolahan
tanah, pemupukan dan pemeliharaan tanaman sampai masa panen dilakukan.
Berdasarkan hal itu, energi pelengkap yang dibutuhkan tanaman adalah pupuk,
pestisida, manusia sebagai petani, serta alat mesin pertanian.
Energi pelengkap tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaman karena akan
berkorelasi positif pada produksi tanaman. Namun pemberian pupuk dan
pestisida yang berlebihan akan berpengaruh negatif. Penambahan energi
pelengkap akan mendukung pertumbuhan tanaman selain energi yang berasal
dari alam. Sehingga, adanya energi pelengkap akan mendukung produksi
tanaman. Produksi tanaman adalah jumlah produk yang dihasilkan di suatu
daerah. Produksi tanaman akan meningkat dengan adanya penambahan energi
pelengkap yang sesuai. Energi pelengkap tersebut misalnya pupuk (organik
dan anorganik), pestisida, petani (pengelola), alat mesin pertanian. Jadi, energi
pelengkap memiliki peran penting dalam mendukung produksi tanaman.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan energi pelengkap ?
2. Apa saja macam-macam energi pelengkap ?
3. Bagaimana peranan energi pelengkap dalam mendukung produksi
tanaman ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan makalah ini adalah untuk
mengetahui :
1. Apa yang dimaksud dengan energi pelengkap;
2. Macam-macam energi pelengkap;
3. Peranan energi pelengkap dalam mendukung produksi tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Chairunnissa (2008), sumber daya alam yang ada di Indonesia
dapat digali, dimanfaatkan, dan dikembangkan oleh petani dengan bantuan
teknologi yang ada. Sehingga dapat menghasilkan produk pertanian yang unggul
dan bermanfaat bagi kehidupan petani dan masayarakat pada umumnya. Sasaran
usaha pertanian ada dua, yaitu sasaran pra panen dan sasaran pascapanen (sesudah
panen) yang merupakan sasaran akhir atau sasaran ekonomis.
Energi pelengkap dapat diartikan sebagai tambahan energi yang dibutuhkan
tanaman dalam pertumbuhannya agar berproduksi dengan baik. Energi pelengkap
didapatkan tanaman karena adanya peran manusia. Energi pelengkap tersebut
terdiri atas pupuk, pestisida, petani, dan alat mesin pertanian.
Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk
mengubah sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan
kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang asam, pemberian
pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Semua
usaha tersebut dinamakan pemupukan. Sedangkan dalam arti yang khusus, pupuk
adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman (Rosmarkam
et al, 2002).
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu.
Nama ini berasal dari pest (hama) yang diberi akhiran -cide (pembasmi).
Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia,
ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu (www.wikipedia.com).
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di
sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian
nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus,
burung dan hewan lainnya yang dianggap merugikan.
Pemberian tambahan pestisida pada suatu lahan, merupakan aplikasi dari
suatu teknologi, diharapkan teknologi ini dapat membantu meningkatkan
produktivitas tanaman, membuat pertanian lebih efisien dan ekonomis.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh
hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida yang
pengertian sebagai pembunuh maka dapat diganti dengan berperan sebagai salah
satu komponen pengendalian dan pengelelohan hama sekaligus sebagai proteksi
tanaman.
Perbedaan utama antara tumbuh-tumbuhan dan binatang liar adalah adanya
manusia. Manusia berusaha mengatur dan mengusahakan tumbuh-tumbuhan dan
hewan serta memanfaatkan hasilnya. Hal itu dilakukan manusia dengan maksud
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia seperti itu disebut petani atau
pengusaha pertanian (Soetriono et al, 2006).
Soetriono et al (2006) menambahkan bahwa peranan utama petani ialah
memelihara tanaman maupun hewannya agar mendapatkan hasil yang optimal.
Dalam memelihara tanaman, petani melakukan berbagai macam kegiatan, antara
lain menyiapkan tempat pembibitan, mengelola tanah, menanam tanaman (bibit),
melakukan pengairan, mengendalikan hama dan penyakit, serta melakukan
kegiatan panen dan pasca panen. Petani dikatakan sebagai manajer karena
memiliki ketrampilan yang menyangkut kegiatan otak seperti pengambilan
keputusan dalam pemilihan tanaman, pembibitan, penanaman, pemupukan,
pengairan dan lainnya sampai pada pasca panen.
Alat mesin pertanian ialah susunan dari alat-alat yang kompleks yang saling
terkait dan mempunyain sistem transmisi (perubah gerak), serta mempunyai
tujuan tertentu di bidang pertanian dan untuk mengoperasikannya diperlukan
masukan tenaga. Alat mesin pertanian bertujuan untuk mengerjakan pekerjaan
yang ada hubungannya dengan pertanian, seperti alat mesin pengolahan tanah, alat
mesin pengairan, alat mesin pemberantas hama, dan sebagainya (Soekirno,1999).
Pengolahan hasil pertanian adalah berbagai cara pengubahan hasil-hasil
pertanian baik bahan nabati maupun hewani oleh budidaya manusia baik secara
fisik, kimiawi atau biokimiawi menjadi produk-produk guna memenuhi
kebutuhannya. Hasil olah ada yang dapat langsung memenuhi kebutuhan manusia
disebut hasil jadi (final product) atau suatu hasil yang perlu diolah lebih lanjut
lagi untuk memenuhi kebutuhannya disebut sebagai hasil setengah jadi (semi-final
product). Perubahan-perubahan yang dikehendaki akan cepat terjadi dengan
berbagai bantuan natural resources dan berbagai alat peralatan yang diciptakan
manusia (Heddy, dkk, 1994).
METODOLOGI
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode studi pustaka dan
search di internet. Metode studi pustaka merupaka metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku literatur di
perpustakaan, jurnal dan internet. Kelebihan dari metode tersebut adalah
memperoleh banyak data tanpa perlu biaya, tenaga dan waktu. Namun, kita harus
pandai dalam mencari buku yang relevan agar dapat digunakan sebagai sumber
perolehan data yang maksimal.
PEMBAHASAN
4.1 Energi pelengkap
Tanaman memerlukan energi dalam masa pertumbuhannya. Energi
tersebut diperoleh secara langsung dari alam dan dari manusia. Energi yang
berasal dari alam misalnya air, cahaya matahari, oksigen, dan karbondioksida.
Sedangkan yang diperoleh dari manusia adalah energi pelengkap yang
mendukung peningkatan produksi tanaman, yaitu pupuk organik maupun
anorganik, pestisida, petani (pengelola), dan alat mesin pertanian. Jadi, energi
pelengkap adalah tambahan energi bagi tanaman yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi tanaman.
4.2 Macam-macam energi pelengkap
1. Pupuk
Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah
sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman. Sedangkan dalam arti sempit, pupuk adalah bahan yang
mengandung satu atau lebih hara tanaman. Usaha pemberian pupuk bagi tanaman
disebut pemupukan yang tujuannya tidak lain untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman.
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun
non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen karena mengandung bahan
baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara
suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.
Meskipun demikian, biasanya ditambahkan suplemen ke dalam pupuk buatan.
Pemberian pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tanaman agar tidak berdampak
negatif apabila berlebihan.
Pemberian pupuk bertujuan untuk :
1. Menjaga kesinambungan unsur hara dalam tanah,
karena setiap pemupukan tidak semua unsur hara hilang dari tanah tersebut;
2. Mengurangi bahaya erosi, karena akibat dari
pemupukan terjadi pertumbuhan vegetatif yang baik;
3. Memperbaiki atau menjaga status hara dan neraca
kesuburan tanah;
4. Melestarikan sumber daya alam dan lingkungan
berupa tanah;
5. Meningkatkan pendapatan dan keuntungan petani
atau usaha tani;
6. Meningkatkan, memperbaiki atau mempertahankan
kesuburan kimiawi tanah dengan cara menambah kadar hara tanah yang tersedia;
7. Meningkatkan atau memperbaiki pertumbuhan
kesehatan dan produksi tanaman, baik dalam kuantitas maupun kualitas produksi
tanaman.
Klasifikasi atau pembagian pupuk ada tujuh, yaitu :
a. Berdasarkan asalnya
1) Pupuk alam, yaitu pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam
tanpa proses yang berarti. Misalnya, pupuk kompos, pupuk kandang, dan pupuk
hijau.
2) Pupuk buatan, yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik. Pupuk tersebut dibuat dengan
mengubah sumberdaya alam melalui proses fisika maupun kimia. Misalnya pupuk
TSP dan Urea. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah rock
phosphat, yang umumnya berasal dari batuan jenis Apatit [Ca3(PO4)2].
b. Berdasarkan senyawanya
1) Pupuk organik, yaitu pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk
alam termasuk pupuk organik, misalnya pupuk kompos, pupuk kandang, dan
guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah rock phosphat,
yang umumnya berasal dari batuan jenis Apatit [Ca3(PO4)2].
2) Pupuk anorganik atau mineral, yaitu pupuk dari senyawa anorganik. Hampir
semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
c. Berdasarkan fasa-nya
1) Pupuk padat, yaitu pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai
dari yang mudah larut aitsampai yang sukar larut air.
2) Pupuk cair, yaitu pupuk yang berupa cairan yang cara penggunaannya dilarutkan
terlebih dahulu dengan air. Umumnya diberikan dengan cara penyemprotan.
Penggunaan pupuk ini lewat tanah dengan cara diinjeksikan dari tangki
bertekanan.
d. Berdasarkan cara pengguanaannya
1) Pupuk daun, yaitu pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan dahulu dengan air,
kemudian disemprotkan pada permukaan daun.
2) Pupuk akar atau pupuk tanah, yaitu pupuk yang diberikan ke dalam tanah di
sekitar akar tanaman agar mudah diserap oleh akar.
e. Berdasarkan reaksi fisiologisnya
1) Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yaitu pupuk yang bila diberikan ke
dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi asam (pH menjadi lebih rendah).
Misalnya ZA dan Urea.
2) Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basa, yaitu pupuk yang bila diberikan ke
dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi basa (pH menjadi lebih tinggi).
Misalnya pupuk chili salpeter, calnitro, dan kalsium sianida.
f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya
1) Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk Urea yang
mengandung hara N dan TSP yang hanya dipentingkan hara P-nya saja
(sebenarnya juga mengandung Ca).
2) Pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung dua atau lebih hara tanaman.
Misalnya pupuk NPK, amophoska, nitrophoska, dan rustika.
g. Berdasarkan macam hara tanaman
1) Pupuk makro, yaitu pupuk yang hanya mengandung hara makro saja. Misalnya
NPK, nitrophoska.
2) Pupuk mikro, yaitu pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja. Misalnya,
mikrovet, mikroplek, dan metalik.
3) Campuran makro dan mikro, misalnya pupuk gandasil, bayfolan, dan rustika.
Dalam penggunaannya, kedua jenis pupuk ini sering dicampur dan ditambahkan
zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).
Pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan
untuk mengatasi kekurangan nutrisi yang dibutuhan tanaman. Secara alamiah,
nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman sudah tersedia di dalam tanah tetapi karena
sesuatu hal nutrisi itu tidak dapat digunakan oleh tanaman. Sehingga, untuk
memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara dilakukanlah pemupukan.
Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah hingga pertumbuhan
tanaman lebih baik.
Unsur hara terpenting yang harus ditambahkan ke dalam tanah adalah unsur
hara N, P dan K (unsur hara makro primer). Selain itu tanaman juga
membutuhkan unsur hara Ca, Mg, dan S (unsur hara makro sekunder) serta unsur
mikro. Namun, unsur hara N, P, K yang paling dibutuhkan oleh tanaman karena
fungsinya tidak dapat digantikan dengan unsur hara yang lain. Apabila salah satu
unsur tersebut tidak tersedia, maka pertumbuhan tanaman, baik fase vegetatif
maupun fase generatif bisa jadi terbatas. Setiap unsur memiliki peranan masing-
masing, seperti yang dijelaskan berikut tentang peranan unsur N, P, dan K:
a) Peranan pupuk N
Nitrogen dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman, memegang
peranan penting dalam perkembangan dan fungsi – fungsi protolasma dan sebagai
bahan dasar dalam penyusunan semua protein .Nitrogen umumnya diserap
tanaman dalam bentuk ion ammonium atau ion nitrat .
Urea adalah bentuk senyawa nitrogen organik yang palimg sederhana dan
kandungan unsur haranya 45 – 46% N serta sifat – sifatnya :
a. Berbenruk kristal berwarna putih, butir – butir bulat;
b. Higroskopis pada kelembaban udara;
c. Mudah larut dalam air.
b) Peranan pupuk P
Unsur hara P merupakan penyusun sel hidup. Hal ini berhubungan dengan
senyawa-senyawa struktural asam nukleat dan transfor energi. Unsur P sangat
berfungsi bagi tanaman karena unsur ini dapat membantu pembelahan sel,
mempercepat pembungaan dan pembuahan, mempercepat pematangan buah,
merangsang perkembangan akar, memperkuat batang dan cabang.
Defisiensi fosfor pada tanaman ditandai dengan gejala sebagai berikut :
a. Pertumbuhan kerdil;
b. Daun berwarna hijau pucat, ungu atau merah tua terutama pada ujung dan tepi
daun;
c. Beberapa daun tanaman berwarna hijau tua kebiruan, terutama bila nitrogen tidak
ada sama sekali;
d. Tanaman terhambat untuk tua, masih terlihat hijau
e. Meninggi dan kurus;
f. Buah tidak berbentuk atau tunbuh normal;
g. Proses pembuahan terhambat dan produksi rendah.
c) Peranan pupuk K
Fungsi kalium bagi tanaman adalah :
a. Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman;
b. Mempercepat metabolisme unsure nitrogen;
c. Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.
Pemupukan yang efektif membutuhkan persyaratan seperti waktu
pemupukan, cara pemupukan, dosis pemupukan, dan jenis pupuk yang diberikan.
Sehingga, jika semua itu terpenuhi, maka pertumbuhan tanaman akan baik dan
tidak terambat.
2. Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,
memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Berdasarkan macam organisme
penggangunya, pestisida dapat berupa :
1) insektisida (serangga),
2) fungisida (fungi/jamur),
3) rodentisida (hewan pengerat/Rodentia),
4) herbisida (gulma),
5) akarisida (tungau),
6) bakterisida (bakteri).
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta dapat merusak
ekosistem. Dengan adanya pestisida, diharapkan produksi pertanian meningkat
dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun yang
dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa
terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan usaha pencegahan sebelum terjadi pencemaran dan
keracunan pestisida terhadap diri kita atau makhluk yang berguna lainnya. Usaha
atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :
1) Mengetahui dan memahami kegunaan suatu pestisida agar tidak salah berantas.
Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya,
serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah
terlanjur tercemar;
2) Mengikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan
pabrik atau petugas penyuluh;
3) Tidak terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida, sebaiknya menyakan terlebih
dahulu pada penyuluh;
4) Tidak telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan
menggunaannya;
5) Tidak salah memakai pestisida. Lihatlah faktor lainnya seperti jenis hama dan
terkadang usia tanaman juga diperhatikan;
6) Menggunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai
tercecer;
7) Memahami dengan baik cara pemakaian pestisida.
Pengguanaan pestisida di negara-negara berkembang mulai dikurangi. Hal
itu karena mereka telah sadar benar bahwa bahan kimia justru sebagai penyebab
utama terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, negara berkembang
telah mengurangi penggunaan bahan kimia, dan lebih menyukai produk-produk
pertanian yang organik atau bebas bahan kimia, serta ramah lingkungan (Ton,
1991).
Namun, di Indonesia menerapkan budidaya pertanian yang ramah lingkungan atau
organik, masih dirasa sulit. Adapun kendala-kendala yang terjadi, antara lain:
1. Belum terjangkaunya harga untuk bahan-bahan tambahan organik oleh petani;
2. Budidaya pertanian dengan menggunakan bahan dan produk organik
membutuhkan penanganan yang lebih serius;
3. Faktor lahan yang bersifat hamparan, di satu petak murni menggunakan organik,
namun petak yang bersebelahan tetap menggunakan bahan tambahan kimia atau
pestisida kimia. Secara tidak langsung pestisida tersebut masuk ke dalam lahan
yang organik dan mencemari lahan tersebut;
4. Tanaman yang tidak menggunakan pestisida sama sekali lebih rentan untuk
terserang hama dan penyakit. Hal ini mengakibatkan rendahnya produksi;
5. Produk pertanian kurang awet, mudah busuk;
6. Tingginya biaya operasional dan rendahnya hasil produksi menyebabkan
tingginya harga jual produk hasil pertanian organik. Hal tersebut, menyebabkan
produk tidak bisa mendapatkan pasar lokal.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh
hama-hama tanaman. Namun, dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama,
pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip
penggunaannya adalah:
1) harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati;
2) efisien untuk mengendalikan hama tertentu;
3) meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan;
4) tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai;
5) dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus
memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum;
6) harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut;
7) sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
8) relatif aman bagi pemakai;
9) harga terjangkau bagi petani.
3. Petani
Perbedaan utama antara tumbuh-tumbuhan dan binatang liar adalah adanya
manusia. Manusia berusaha mengatur dan mengusahakan tumbuh-tumbuhan dan
hewan serta memanfaatkan hasilnya. Hal itu dilakukan manusia dengan maksud
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia seperti itu disebut petani atau
pengusaha pertanian. Dalam usahatani, petani merangkap dua peranan, yaitu :
1) Petani sebagai penggarap
Peranan utama petani ialah memelihara tanaman maupun hewannya agar
mendapatkan hasil yang optimal. Dalam memelihara tanaman, petani melakukan
berbagai macam kegiatan, antara lain menyiapkan tempat pembibitan, mengelola
tanah, menanam tanaman (bibit), melakukan pengairan, mengendalikan hama dan
penyakit, serta melakukan kegiatan panen dan pasca panen. Ketika tanaman di
lapang (belum panen), petani memiliki peran yang sangat penting. Tanpa adanya
petani, maka pertumbuhan tanaman akan terganggu. Hal itu menyebabkan
produksi tanaman menurun. Petani dapat dikatakan energi pelengkap dalam usaha
tani karena petanilah yang mengelola tanah, tanaman maupun lainnya yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
2) Petani sebagai manajer
Petani dikatakan sebagai manajer karena memiliki ketrampilan yang
menyangkut kegiatan otak seperti pengambilan keputusan dalam pemilihan
tanaman, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengairan dan lainnya sampai
pada pasca panen.
Tugas petani sebagai manajer akan lebih sulit dengan adanya perbedaan-
perbedaan yang cukup besar, misalnya keadaan tanah yang berbeda di setiap
tempat. Perbedaan tersebut menyebabkan respons tanaman juga berbeda yang
akan memengaruhi hasil dari tanamannya. Oleh karena itu, dibutuhkan peran
petani dalam mengolah tanah maupun lingkungan yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi tanaman. Kemampuan manajerial tersebut memberikan
kemungkinan untuk membuat usaha taninya lebih produktif. Jadi, akan
meningkatkan manfaat dan hasil usaha taninya.
4. Alat mesin pertanian
Alat mesin pertanian ialah susunan dari alat-alat yang kompleks yang saling
terkait dan mempunyain sistem transmisi (perubah gerak), serta mempunyai
tujuan tertentu di bidang pertanian dan untuk mengoperasikannya diperlukan
masukan tenaga. Alat mesin pertanian bertujuan untuk mengerjakan pekerjaan
yang ada hubungannya dengan pertanian, seperti alat mesin pengolahan tanah, alat
mesin pengairan, alat mesin pemberantas hama, dan sebagainya. Macam alat dan
mesin pertanian secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) Alat mesin pembukaan lahan;
2) Alat mesin untuk produksi pertanian;
Alat mesin pengolahan tanah ;
Alat mesin penanam;
Alat mesin pemeliharaan tanaman;
Alat mesin pemanen.
3) Alat mesin processing hasil pertanian (pascapanen)
Alat mesin pengering;
Alat mesin pembersih atau pemisah;
Alat mesin pengupas atau penyosoh atau reduksi (Soekirno,1999).
Pengolahan hasil pertanian adalah berbagai cara pengubahan hasil-hasil
pertanian baik bahan nabati maupun hewani oleh budidaya manusia baik secara
fisik, kimiawi atau biokimiawi menjadi produk-produk guna memenuhi
kebutuhannya. Hasil olah ada yang dapat langsung memenuhi kebutuhan manusia
disebut hasil jadi (final product) atau suatu hasil yang perlu diolah lebih lanjut
lagi untuk memenuhi kebutuhannya disebut sebagai hasil setengah jadi (semi-final
product). Perubahan-perubahan yang dikehendaki akan cepat terjadi dengan
berbagai bantuan natural resources dan berbagai alat peralatan yang diciptakan
manusia (Heddy, dkk, 1994).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 6 bidang, yaitu:
1) Bidang mesin-mesin budi daya pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan
penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian;
2) Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada
kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air;
3) Bidang bangunan pertanian yang menelaah persoalan-persoalan gedung-gedung,
bangunan, dan perlengkapan pertanian;
4) Bidang elektrifkasi pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan
pemakaian/penggunaan listrik untuk pertanian;
5) Bidang mesin-mesin pengolahan hasil pertanian, yang menelaah persoalan-
persoalan penggunaan mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil
pertanian, baik untuk disimpan maupun langsung digunakan;
6) Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah persoalan-persoalan
penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi pengolahan pangan.
(Hardjosentono, dkk, 2000).
Dalam upaya pengembangan teknologi di bidang mekanisasi pertanian
khususnya penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) akan mempunyai
manfaat antara lain:
1) Meningkatkan efisiensi tenaga kerja dan produktivitas,
2) Mengurangi kejerihan kerja petani dan meningkatkan kenyamanan kerja di
pedesaan,
3) Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani,
4) Menjamin kuantitas, kualitas dan peningkatan kapasitas hasil,
5) Mempercepat peralihan pertanian keluarga (subsistence farming), dan
6) Mempercepat transformasi ekonomi agraris ke ekonomi industri (BBPMP, 2008).
Mekanisasi pertanian dengan menggunakan semua perlengkapan, baik yang
dikerjakan oleh tenaga manusia, hewan, maupun tenaga mesin, secara tepat guna
tentunya sangat diharapkan akan mampu meningkatkan produktifitas tenaga kerja
manusia, dan memungkinkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak mungkin atau tidak
mudah dilakukan manusia dapat diselesaikan dengan mudah, dan yang dimaksud
dengan alat dan mesin pertanian sendiri sebetulnya oleh komisi pengujian alat dan
mesin pertanian didefinisikan sebagai semua alat yang digunakan untuk
memproduksi, mengangkut, memilih, menyimpan, dan melindungi hasil-hasil
pertanian dan mempertahankan prinsip-prinsip kelestariannya (Sosroatmodjo,
1980).
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia
dari zaman ke zaman, cara pengolahan hasil (panen) pertanian pun tahap demi
tahap berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Alat dan mesin panen terdiri
dari banyak macam dan jenisnya yang digunakan menurut jenis tanaman dan
tenaga penggerak, juga menurut cara tradisional maupun semi mekanis sampai
yang modern. Menurut jenis tanaman, alat dan mesin panen digolongkan untuk
hasil tanaman yang berupa biji-bijian, tebu, rumput-rumput, kapas dan umbi-
umbian. Sedangkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian dibagi jenisnya
untuk padi, jagung dan kacang-kacangan (Rizaldi, 2006).
Alat pengolah hasil tanaman mencakup mesin-mesin yang digunakan untuk
membuang sisa tanaman setelah panen dan mesin-mesin untuk mengolah hasil
panen untuk diubah ke dalam bentuk yang lebih bermanfaat. Mesin-mesin yang
melakukan pekejaan demikian, meliputi pemotong-pencacah ranting, pemipil,
penggiling pakan ternak, dan pengering (Purwadi, 1990).
Alat dan mesin pengolahan yang digunakan untuk komoditi padi terdiri dari
perontok (thresher), cleaner, pemecah kulit (husker, huller) dan pemutih
(polisher), biasanya perontok dan cleaner untuk komoditi padi tersebut juga dapat
digunakan untuk komoditi kacang kedelai. Sedangkan untuk komoditi jagung, alat
dan mesin pengolahannya terdiri dari pemipil, cleaner, pemisah, dan penggiling
(hammer mill) (Smith dan Wilkes, 1990).
4.3 Peranan energi pelengkap dalam mendukung produksi tanaman
Energi pelengkap yang diberikan petani bagi tanaman past memiliki peranan
penting. Sama halnya dengan energi alami yang berasal dari alam seperti cahaya
matahari, tanah, air, gas karbondioksida, serta gas oksigen. Tanah berfungsi
sebagai media tumbuh tanaman dan di dalam tanah terdapat banyak hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Oksigen dibutuhkan tanaman untuk proses respirasi.
Cahaya matahari, air, dan karbondioksida berfungsi dalam proses fotosintesis.
Proses fotosintesisnya dapat dituliskan dalam reaksi berikut :
Cahaya
CO2+ H2O C6H12O6 + O2
Klorofil
Setiap energi memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan
tanaman. Pertumbuhan tanaman akan lebih baik bila ditambahkan energi seperti
energi pelengkap. Energi pelengkap sangat mendukung pertumbuhan tanaman
selama pemberiannya sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Jika berlebihan,
maka akan berdampak negatif pada tanaman. Jadi, pemberian energi pelengkap
harus dikontrol agar tanaman tumbuhnya tidak abnormal.
Energi pelengkap yang diberikan dapat berupa pupuk, pestisida, peran
manusia, dan alat mesin pertanian. Pemberian pupuk bagi tanaman agar tanaman
tidak kekurangan unsur hara serta bermanfaat pula sebagai makanan
mikroorganisme tanah (pupuk organik). Di dalam pupuk telah terkandung unsur-
unsur kimia yang dibutuhkan tanaman, misalnya pupuk Urea yang mengandung
unsur Nitrogen serta pupuk NPK yang mengandung unsur Nitrogen, Phospor, dan
Kalium. Tanaman yang kekurangan hara akan menunjukkan gejala yang
abnormal. Disinilah peran petani dalam mengatasi masalah tersebut. Petani harus
memahami mengapa tanamannya tumbuh abnormal serta memberikan masukan
bagi tanaman (pupuk) yang sesuai dengan kebutuhan tanaman baik dari jenis
pupuknya maupun jumlah yang harus diberikan. Jadi, pemberian pupuk berperan
penting dalam memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Semakin tepat
pupuk yang diberikan, maka pertumbuhan tanaman akan semakin baik.
Semua tanaman yang ditanam oleh petani pasti akan mengalami gangguan.
Gangguan tersebut berasal dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). OPT
berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Semakin banyak OPT yang
menyerang tanaman maka tanaman akan menunjukkan gejala yang abnormal yang
pada akhirnya akan mati (terlebih lagi bila yang mengganggu adalah patogen).
Oleh karena itu, petani berusaha untuk mengendalikan OPT tersebut agar tidak
menyerang tanaman budidayanya. Petani melakukan kegiatan penyemprotan
pestisida yang sesuai baik dari jenis pestisidanya, jumlahnya, maupun waktu
penyemprotannya. Hal itu dilakukan agar serangan OPT menurun, sehingga
tanaman akan sehat kembali serta pertumbuhannya baik yang akan
menngakibatkan hasil yang baik pula.
Pemberian pupuk maupun pestisida tidak lepas dari peran petani. Tanpa
adanya petani, kegiatan itu tidak akan terlaksana. Selain melakukan pemupukan
dan penyemprotan pestisida, petani juga melakukan kegiatan lain yang tujuannya
untuk menigkatkan hasil tanaman. Kegiatan itu misalnya pengolahan tanah,
pembersihan gulma, pengolahan lingkungan, dan lainnya yang berkorelasi positif
terhadap pertumbuhan tanaman. Jadi, petani berperan penting dalam mendapatkan
hasil yang optimal dengan biaya yang minimal. Penggunaan biaya yang minimal
adalah peran petani dalam manajerial.
KESIMPULAN
1. Energi pelengkap adalah tambahan energi yang diberikan oleh manusia sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Tanpa energi pelengkap maka pertumbuhan
tanaman akan terhambat yang mengakibatkan produksi tanaman menurun;
2. Energi pelengkap berupa pupuk, pestisida, peran petani, serta alat mesin
pertanian. Keempat faktor tersebut berkorelasi positif dalam meningkatkan
produksi tanaman. Faktor pestisida dan pupuk akan berkorelasi negatif bila dari
segi jenis, jumlah, waktu pemberian, serta cara pemberiannya tidak sesuai;
3. Pertumbuhan tanaman akan lebih baik serta hasil produksinya dapat meningkat
dengan adanya energi pelengkap yang diberikan. Pemberian pupuk, pestisida,
pengolahan tanah dengan alat mesin pertanian, serta kegiatan lainnya adalah
peran penting petani dalam usahataninya.
DAFTAR PUSTAKA
Admin klinik agro.2012.jenis pupuk. [serial on line] http://www.freewebs.com/klinikagro/jenispupuk.htm (diakses tanggal 07 Maret 2012)
Chairunnissa, Vicky Octarina.2008.Dasar-dasar Agronomi.[Serial on line] http://vickyoctarina.blogspot.com/2008/12/dasar-dasar-agronomi.html (diakses tanggal 07 maret 2012)
Nella.2011. Pengaruh pemberian dosis pupuk N dan P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L). [serial on line] http://nellahutasoit.wordpress.com/2011/11/24/pengaruh-pemberian-dosis-pupuk-n-dan-p-terhadap-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman-cabai-rawit-capsicum-frutescens-l/ (diakses tanggal 07 Maret 2012)
Soetriono dkk.2006.Pengantar Ilmu Pertanian.Jember:Bayu Media
Rosmarkam, Afandie dan Nasih Widya Yuwono.2002.Ilmu Kesuburan Tanah.Yogyakarta: Kanisius
Top Related