1
Empat Ajaran Liao-Fan
Karya Asli Liao-Fan Dinasti Ming Diinterpretasikan oleh
Huang Zhi-Hai
Tuan Yuan Liao-Fan menulis “Empat Ajaran Liao Fan” di tiongkok pada
abad ke-16. Buku ini dimaksudkan untuk mengajarkan anaknya, Yuan Thian
Chi, bagaimana memahami takdir yang sebenarnya, membedakan yang baik dan
yang buruk, dan cara
memperbaiki kesalahan seseorang dan menjalankan kebajikan, Selain itu, karya ini
memberikan bukti-bukti nyata tentang hasil dan manfaat yang diterima oleh orang-
orang yang menjalankan kebajikan, mengembangkan jasa-jasa baik, dan rendah hati.
Bercerita berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri dalam merubah takdir, Liao-fan
merupakan wujud hidup dari ajarannya.
Setelah membaca buku yang indah ini, orang akan bisa merasa lebih terbuka dan percaya
diri dalam menjalani hidup, dan pada saat yang sama, berani untuk mengikuti teladan
Liao-Fan yang berhasil mengubah takdirnya. “Empat ajaran Liao Fan” benar -benar
buku yang sangat langka, yang bukan hanya tak ternilai manffatnya bagi kebutuhan
spiritual, tetapi juga akan mampu mereformasi sikap- sikap tidak sehatdi masyarakat
dewasa ini.
Ketika membaca, orang mungkin bertanya-tanya mengapa orang Tiongkok begitu
mementingkan ujian pada masa itu. Pada masa lampau, belajar merupakan hal yang
paling terhormat, sedangkan pekerjaan lain dianggap tidak terpandang. Pemerintahan
Tiongkok memilih pejabat negara melalui sistem meritokrasi. Banyak tingkatan dalam
ujian negara yang diadakan bagi mereka yang ingin mengikutinya. Sangat sulit untuk
dapat lulus, orang harus sangst terpelajar dan berbakat dalam menulis karangan.
Mereka yang lulus mempunyai kesempatan mempunyai kesempatan mendapat kenaikan
pagkat ke jabatan yang lebih penting, hidup kaya , dan terkenal. Mereka yang tidak lulus
2
tidak akan terkenal, tidak perduli betapa pandai dan cakapnya mereka. Itulah sebabnya
banyak anak muda pada masa itu mencurahkan hati untuk belajar guna mngikuti ujian
kekaisaran demi mendapatkan masa depan yang cerah.
Karena aslinya ditulis dalam bahasa Tiongkok kuno, karya Liao-Fan ini cenderung
puitis dan pendek, membuatnya sulit dibaca dan dipahami. Pada awal 1900-an, Tuan
Huang Zhi-Hai menambahkan ulasan terperinci terhadap karya tersebut menggunakan
bahasa mandarin kontemporer. Edisi buku “Empat Ajaran Liao-Fan” yang telah
mendapat ulasn dari Huang Zhi-Hai itu menjadi sangat populer dan bermanfaat bagi
banyak orang di masanya. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, edisi Huang Zhi-Hai
tersebut juga menjadi sulit untuk dicerna pembaca masa sekarang, karenanya manfaat
buku itu menjadi sangat berkurang.
Melihat keadaan yang kurang mengembirakan ini, yayasan”Empat Ajaran
Liao-Fan”, yang mengabdikan diri untuk menyusun kembali, melakukan
penyutingan dan mencetak ulaang buku tersebut, mulai mendana penyutingan
“Penjelasan Ringkas Empat Ajaran Liao-Fan.” Sebagai hasilnya mereka menerbitkan
edisi “Empat Ajaran Liao-Fan” yag telah diperbaharui. Buku-buku terbitan
selanjutnya merupakan suntingan lanjutan dari hasil kerja yayasan tersebut. Kami harap
setiap orang mempelajari semangat Liao-Fan dalam mengubah takdir dan membentuk
masa depan yang lebih cerah bagi individu, masyarakat, bangsa, dan seluruh umat
manusia di bumi ini.
Ajaran Pertama :
Belajar Menciptakan Takdir
Narator: “Menciptakan takdir” berarti membentuk nasib dan bukannya menjadi terikat
olehnya. Ajaran “Belajar Menciptakan Takdir” membicarakan prinsip dibalik nasib dan
pengetahuan yang diperlukan untuk merubahnya. Dengan menceritakan
pengalaman-pengalaman pribadinya dan upaya-upaya yang dilakukannya dalam
3
mengubah takdir, Liao-Fan mengajari anaknya, Tian-Chi, untuk tidak terikat oleh nasib,
tetapi sebaliknya berusaha sekuat tenaga untuk mempraktekkan kebajikan dan mengikis
habis perbuatan yang salah.
Orang jangan menolak berbuat baik semata-mata karena tindakan tersebut kelihatannya
tidak berarti maanfaatnya, atau melakukan kejahatan hanya karena tampak sepele. Jika
dilakukan dengan cara yang benar, dapat dipastikan bahwa takdir seseorang
akan berubah. Sering dikatakan “Dengan menahan diri dari tindakan yang salah
dan melaksanakan segala perbuatan baik, malapetaka juga akan menyingkir dan nasib
baik berdatangan.” inilah prinsip di balik penciptaan nasib seseorang.
Liao-Fan: Ayah meninggal ketika saya masih kecil dan ibu membujuk saya
untuk belajar ilmu pengobatan daripada menjadi seorang sarjana.
Ibu: Belajar ilmu pengobatan merupakan jalan yang baik untuk menyokong
dirimu sendiri dan menolong orang lain. Selain itu, dengan keahlian seperti itu, engkau
tidak perlu khawatir lagi dalam mencari nafkah dan bahan bisa terkenal dangan ilmu
pengobatanmu. Ayahmu juga selalu berharap seperti itu.
Liao-Fan: Suatu hari, dikuil Awan Welas Asih, saya bertemu orang tua yang
berpenampilan luar biasa dan berjenggot panjang. Dia begitu mirip petapa suci sehingga
saya cepat-cepat memberi hormat padaya. Orang tua itu berkata pada saya....
Orang Tua: Engkau ditakdirkan menjadi pejabat negara. Engkau dapat mencapai
kedudukan Sarjana Terpandang Tingkat Pertama tahun depan, teteapi mengapa engkau
tidak belajar untuk mengikuti ujian?
Liao-Fan: Jadi saya amenceritakan padanya bagaimana ibu menyarankan daya
berhenti berusaha menjadi sarjana dan sebaliknya mempelajari ilmu pengobatan.
Kemudian saya menanyakan nama, tempat lahir dan tempat tinggalnya. Dia
menjawab....
4
Orang Tua: Nama panggilan saya Kong. Saya datang dari Propinsi Yunnan.
Saya mewarisi pengetahuan dari Tuan Shao, orang yang mengembangkan seni
meramal. Menurut perhitungan, saya seharusnya meneruskannya kepadamu.
Liao-Fan: Saya membawa Tuan Kong ke rumah saya dan memberitahu ibu
mengenainya. Ibu berpesan untuk memperlakukannya dangan baik dan berkata....
Ibu: Karena Tuan Kong begitu ahli dalam seni meramal masa depan, dia harusnya juga
mengetahui masa lalu kita. Mari kita tanyakan padanya dan uji keasliannya.
Liao-Fan: Hasilnya, saya menemukan perhitungan Tuan Kong sangat tepat bahkan
untuk hal-hal kecil. Setelah mendengar nasehatnya, kembali terpikir oleh saya
untuk belajar. Saya kemudian meminta nasehat sepupu saya Shen-Chen. Dia
memberiku saran....
Sepupu: kawanku, Tuan Yu Hai-Gu sedang mengajar di rumah Sheng Yo-Fu. Saya
dengan senang hati akan membawa kamu ke sana untuk menumpang tinggal dan belajar.
Liao-Fan: Itulah ceritanya bagaimana saya menjadi murid Tuan Yu,. Kembali, Tuan
Kong membuat ramalan untukku.
Tuan Kong: Sebagai murid, engkau akan memperoleh rangking ke-14 dalam
ujian kabupaten, rangking ke-71 dalam ujian daerah, dan rangking ke-9 dalam ujian
propinsi.
Liao-Fan: Tahun berikutnya, pada tiga tempat pelaksanaan ujian itu, saya mendapatkan
rangking persis dengan yang diramalkan Tuan Kong. Kemudian Tuan Kong
membeberkan ramalan bagi seluruh hidup saya.
5
Tuan Kong: Engkau akan lulus ujian ini dan ujian itu pada tahun sekian dan sekian:
engkau akan menjadi pegawai negeri ditahun sekian, dan pada tahun sekian engkau akan
mendapatkan kenaikan pangkat. Akhirnya, engkau akan ditunjuk sebagai hakim
dipropinsi Sechuan. Setelah menjadi hakim selama 3½ tahun, engkau akan meletakan
jabatan dan kembali ke kampung halaman. Pada umur 53 tahun engkau akan mati sekitar
pukulo 01.00 pagi di bulan ke-8 tanggal 14. sayang sekali engkau tidak akan mempunyai
anak.
Liao-Fan: Saya mencatat dan mengingat semua perkataannya. Sejak itu, hasil setiap
ujian yang saya ikuti ternyata sesuai dengan ramalan Tuan Kong. Tuan Kong
meramalkan saya baru akan dinaikkan jabatan setelah menerima upah seberat 91 goni
dan 5 gantang beras. Akan tetapi, hanya menerima 71 goni beras, saya telah mendapat
rekomendasi kenaikan pangkat dari Tuan Tu, pejabat senior bidang pendidikan. Ini
membuat saya diam-diam mulai meragukan ramalan-ramalan Tuan Kong.
Liao-Fan: Akan tetapi, ramalan Tuan Kong pada akhirnya ternyata tepat, sebab
rekomendasi tadi ditolak Tuan Yang, atasan Tuan Tu. Hingga beberapa tahun kemudian,
saat Tuan Ying Chiu-Min melihat hasil ujian saya terdahulu dan berseru....
Tuan Ying: Kelima karangan singkat ini sungguh bagus, sama baiknya dengan laporan
untuk kaisar sendiri! Bagaimana mungkin kita dapat mengubur karya sarjana sehebat
ini?
Liao-Fan: Tuan Ying memerintahkan pengadilan mengeluarkan surat perintah resmi
bagi saya untuk dijadikan kandidat “siswa kerajaan” di bawah otoritas beliau. Setelah
menjalani kenaikan pangkat yang bersejarah ini, perhitungan menunjukkan bahwa saya
telah menerima persis 91 goni dan 5 gantang beras. Sejak itu, apakah itu kenaikan
pangkat, promosi atau pun peningkatan jumlah kekayaan, saya betul-betul percaya
bahwa semuanya terjadi sesuai dengan waktunya. Bahkan umur orangpun sudah
ditakdirkan.
6
Saya mulai melihat bahwa segalanya ini sudah pasti, dan berhenti untuk mencari
kemenangan dan keuntungan. Setelah terpilih sebagai salah seorang siswa
kerajaan, saya diharuskan memasuki Universitas Beijing. Tahun-tahun di ibukota,
minat saya untuk bermeditasi tumbuh dan saya sering duduk diam tanpa memikirkan
apa pun, saya kehilangan minat terhadap buku dan berhenti belajar sama sekali.
Sebelum memasuki Universitas Nasional di Nanjing, saya berkunjung kepada Yun Gu,
seorang guru Zen yang telah cerah, di pegunugan Chishia. Kami duduk saling
berhadapan di dalam Aula Zen selama tiga hari tiga malam tanpa tidur. Guru Yun-Gu
akhirnya bertanya kepada saya....
Guru Yun-Gu: Orang biasa tidak mampu mencapai tingkat kesucian karena mereka
terlalu banyak memiliki pikiran yang berkeliaran dan palsu. Dalam meditasi tiga hari
yang kita jalankan, saya tidak melihat sedikit pun adanya pikiran yang bercabang dalam
diri Anda. Bagaimana bisa begitu?
Liao-Fan: Saya menjawab, “Tuan Kong telah meramal dengan tepat semua yang akan
terjadi dalam hidup saya. Saya telah mengerti bahwa hidup, mati, promosi, dan
kegagalan sudah ditakdirkan. Tidak ada gunanya bagi saya untuk memikirkan atau
berusaha mendapatkannya. Itulah sebabnya Guru tidak melihat adanya pikiran yang
berkeliaran dalam diri saya.” Guru Yun-Gu tertawa.
Guru Yun-Gu: Tadinya saya pikir engkau orang yang punya kemampuan luar biasa!
Sekarang saya sadar engkau bukan siapa-siapa melainkan cuma orang awam, dan rata-
rata.
Liao-Fan: Merasa bingung atas perkataan Gru Yun-Gu, saya memohon penjelasan
darinya.
Guru Yun-Gu: Batin orang rata-rata selalu ditempati oleh pikiran yang
melantur dan khayalan, sehingga secara alamiah kehidupan mereka diikat oleh hawa
7
yin-yang, dan nasib. Kita tidak dapat menyangkal bahwa takdir itu memang ada, namun
hanya orang-orang biasa yang terikat olehnya. Takdir tidak dapat mengikat mereka yang
mengembangkan kebajikan agung.
Narator: Jasa-jasa baik yang berhasil dikumpulkan dari perbuatan-perbuatan
besar sedemikian agungnya sehingga nasib 'asli' juga dapat berubah menjadi lebih baik
dengan melakukan perbuatan- perbuatan itu.
Guru Yun-Gu: Jasa-jasa yang dikumpulkan sesungguhnya dapat mengubah
takdir mereka dari penderitaan kepada kebahagiaan, dari kemiskinan kepada
kemakmuran, dan umur pendek menjadi umur panjang. Demikian pula halnya, takdir
tidak dapat menjamin mereka yang melakukan perbuatan yang luar biasa jahatnya.
Narator: Kejahatan yang berat dan kuat dapat menghancurkan hidup orang
yang dipenuhi kemakmuran dan nasib baik karena akibat kejahatan itu akan merusak
takdirnya semula. Hidup orang itu dappat berubah dari baik menjadi buruk.
Guru Yun-Gu: Selama 20 Tahun belakangan ini, engkau menjalani hidup sesuai
dengan ramalan Tuan Kong dan tidak melakukan apapun untuk mengubahnya. Engkau
malah terjerat oleh nasibmu sendiri. Jika engkau bukan orang biasa, lalu siapa lagi?
Liao-Fan: Terkejut, saya bertanya lebih lanjut padanya,”Menurut Guru, apakah
betul orang bisa mengubah nasibnya, bahwa orang bisa lolos dari jeratan nasib?” Guru
Yun-Gu menjawab…..
Guru Yun-Gu: Nasib dibuat oleh diri sendiri. Baik atau buruk nasib kita ditentukan
oleh diri kita sendiri. Jika berbuat kejahatan, bencana pasti datang. Jika
mengembangkan kebajikan, nasib baik akan menghampiri. Semua itu tertulis dalam
kitab-kitab agung kuno tentang kebijaksanaan. Dalam ajaran Agama Buddha tertulis
bahwa jika orang berharap menjadi kaya, punya jabatan, anak laki-laki, anak
perempuan, atau umur panjang, ia bisa mendapatkannya. Ia Cuma perlu
8
mengembangkan kebajikan untuk bisa lepas dari jeratan nasib. Karena ucapan
yang tidak benar merupakan pelanggaran yang berat dalam ajaran Agama Buddha,
kita boleh merasa yakin bahwa pernyataan itu bukanlah omong kosong. Para Buddha
dan Bodhisattva tidak mempunyai alasan untuk membohongi kita.
Liao-Fan: Saya tidak begitu paham dengan apa yang dimaksudnya dengan “mencapai
semua yang dicita-citakan”, jadi saya bertanya lagi padanya. Mencius pernah berkata….
Mencius: Apa saja yag dicari bisa didapatkan. Pencarian itu ada dalam diri kita sendiri.
Liao-Fan: Ini merujuk kepada kualitas-kualitas sebelah dalam seperti kebajikan, hati
yang tulus dan moralitas. Ini semua merupakan kualitas yang dapat kita raih. Akan
teteapi ketika menyangkut unsur- unsur dari luar seperti kekayaan, ketenaraan, dan
nama baik, bagaimana kita dapat berusaha untuk mendapatkannya? Bukankah hal ini
harus dianugerahkan orang lain supaya dapat tercapai? Guru Yun-Gu menjawab….
Guru Yun-Gu: Mencius benar, tetapi engkau salah memahaminya. Hui-Neng,
Sesepuh Keenam Aliran Zen mengajarkan bahwa…..
Sesepuh Keenam Hui-Neng: Semua lapangan jasa ada di dalam hati. Jika mencari
disebelah dalam, orang dapat berhubungan dengan semua nasib baik dan malapetaka.
Yang di luar hanyalah refleksi dari yang di sebelah dalam.
Guru Yun-Gu: Dengan mencari di dalam diri masing-masing, kita tidak hanya
memperoleh kualitas- kualitas spiritual seperti kebajikan, ketulusan hati, dan
moralitas, namun juga kekayaan, kemasyhuran, dan martabat.
Narator: Jika kemakmuran, kemasyhuran, dan martabat telah melekat dalam takdir
seseorang, maka orang tersebut akan mencapainya bahkan meskipun ia tidak
mengejarnya. Jika tidak, orang tidak akan mendapatkannya meskipun dengan tipu
muslihat dan rencana yang matang.
9
Guru Yun-Gu: Oleh karena itu, jika orang tidak dapat berrefleksi pada hatinya sendiri
melainkan Cuma secara membuta mengejar kemasyhuran, nasib baik, dan umur panjang
dari sumber-sumber luar, usahanya ini Cuma akan sia-sia. Seperti yang pernah
dikatakan Mencius…
Mencius: Dalam berupaya,orang harus mengikuti jalan yang benar. Dalam meraih,
orang meraih apa yang berhak didapatkannya sesuai dengan nasibnya.
Narator: Pada akhirnya, apa pun yang telah dicapai teteap merupakan bagian dari
takdir orang itu sendiri.
Guru Yun-Gu: jika orang mencoba mendapatkan kualitas-kaulitas ini dari luar,
bahkan melakukan perbuatan buruk untuk mendapatkannya, maka orang itu
tidak hanya akan kehilangan kualitas- kualitas sebelah dalamnya, seperti
kebajikan dan ketulusan, teteapi nasib baik yang telah ada sebelumnya. Bahkan
kejahatan yang dilakukan karena adanya ketamakan unutk memperoleh lebih banyak,
dapat mengurangi rejeki yang ada dalam takdirnya semula. Dari sini, kita dapat melihat
bahwa tidak ada manfaat yang diperoleh dari pencarian secara membuta. Apa yang telah
diramal Tuan Kong tentang hidupmu?
Liao-Fan: Saya katakana padanya semua yang telah diramalkan secara
terperinci, mulai dari rangking yang saya dapatkan dalam ujian, sampai
pengangkatan saya sebagai pejabat hingga tanggal saya mati.
Guru Yun-Gu: Menurut penilaianmu sendiri apakah engkau patut menerima jabatan
di kerajaan atau pun seorang anak?
Liao-Fan: Saya merenungkan dengan cukup lama perbuatan-perbuatan dan sikap saya
di masa lalu. Namun kemudian saya menjawab, “ Tidak, saya tidak merasa
pantas mendapatkan jabatan di kerajaan maupun seorang anak. Mereka yang
10
mendapatkan jabatan di istana, semuanya memiliki tampang orang yang bernasib baik,
sedangkan saya tidak. Saya juga tidak memupuk kebajikan untuk mengembangkan
nasib baik. Saya orang yang tidak sabar, tidak toleran, dan tidak disiplin, kalau bicara
juga tidak terkendali. Saya juga memiliki rasa keangkuhan dan rasa sombong yang
tinggi. Ini semu merupakan tanda nasib yang kurang baik dan kurangnya jasa-jasa baik.
Bagaimana mungkin saya bisa mendapatkan jabatan di istana?”
Narator: Selanjutnya, kita akan melihat mengapa Liao-Fan tidak mempunyai
anak. Suka akan kebersihan merupakan hal yang baik, tapi itu dapat menjadi masalah
jika orang menjadi terobsesi oleh kebersihan. Ada pepatah tua yang mengatakan,
“Hidup berasal dari debu di bumi dan air yang terlalu bersih sering tidak ada ikannya.”
Liao-Fan: Alasan pertama mengapa saya merasa tidak berhak mendapatkan seorang
putra adalah saya terlalu terikat dengan kebersihan, yang menyebabkan saya kurang
memiliki perhatian pada orang lain. Alasan kedua adalah....
Narator: ... keserasian merupakan pemekar semua kehidupan.
Liao-Fan: Saya mempunyai watak yang mudah marah. Alasan ketiga
didasarkan pada prinsip bahwa...
Narator: ... kasih sayang adalah dasar untuk mendapatkan keturunan, dan kekasaran
merupakan akar kemandulan.
Liao-Fan: Saya terlalu menjaga nama baik saya dan tidak mau berkorban
sedikit pun untuk kepentingan orang lain. Alasan keempat adalah bahwa saya
berbicara terlalu banyak sehingga menghabiskan banyak tenaga (chi). Alasan kelima
adalah bahwa saya suka menegak minuman keras yang melemahkan jiwa saya.
Narator: Untuk tetap sehat, orang jarang tidur di siang hari lalu tidak tidur hingga larut
malam.
11
Liao-Fan: Alasan keenam saya tidak mempunyai anak laik-laki adalah kebiasaan saya
tidk tidur hingga jauh malam, saya tidak mengerti bagaimana caranya menghemat
tenaga saya. Di samping itu, saya mempunyai banyak kelemahan lainnya, terlalu
banyak untuk disebutkan satu-persatu. Guru Yun-Gu kemudian berkata....
Guru Yun-Gu: Jadi menurutmu, ada banyak hal dalam hidup ini yang tidak patut
engkau terima, tidak hanya ketenaran dan anak!
Narator: Nasib baik dan nasib buruk keduanya dibentuk dari dalam hati. Orang
bijaksana tahu bahwa semua yang berhasil mereka capai ataupun gagal mereka capai
dalam hidup ini adalah hasil dari perbuatan dan pikiran mereka sendiri. Hanya orang
bodoh dan tidak mengerti yang menganggap semua itu adalah nasib dan takdir!
Guru Yun-Gu: Mereka yang mempunyai uang jutaan dalam hidup ini pasti telah
mengembangkan nasib baik yang setara dengan jumlah uang itu di masa lalu. Mereka
yang memiliki uang ribuan, pasti telah mengembangkan nasib baik yang setara dangan
hasil tersebut. Mereka yang mati kelaparan, menerima hal itu karena setimpal dengan
perbuatan mereka di masa lalu. Kita harus memahami bahwa pikiran dan perbuatan
orang-orang itudi masa lalu menciptakan nasib mereka di saat ini; hasil karma hari ini
semata-mata buah dari perbuatan mereka. Langit sekedar menghukum orang yang
berbuat kejahatan dengan penderitaan yang patut mereka terima dan menganugerahkan
nasib baik bagi mereka yang memang berhak.
Narator: bagian selanjutnya adalah nasihat Guru Yun-Gu kepada Liao-Fan, dengan
menggunakan pandangan orang awam,guna meyakinkannya untuk berbuat kebajikan.
Guru Yun-Gu: Memiliki anak sama dengan memiliki buah yang tumbuh
dari benih. Jika benih tertanam dengan baik, buahnya akan tumbuh dengan baik
pula. Jika benih tidak tertanam dengan baik, maka buah yang dihasilkan juga
tidak akan baik. Contohnya, jika seseorang telah cukup mengumpulkan jasa
12
baik dan kebajikan untuk seratus keturunan, maka dia akan mempunyai
keturunan yang akan berlangsung hingga seratus generasi.
Ia yang telah mengumpulkan jasa-jasa dan kebajikan untuk sepuluh keturunan, akan
mendapatkan keturunan hingga sepuluh generasi untuk menikmati hasil baik tersebut.
Prinsip yang sama berlaku bagi mereka yang memiliki tiga keturunan atau dua
keturunan. Bagi mereka yang tidak mempunyai keturunan sama sekali, itu
dikarenakan mereka tidak cukup mengumpulkan jasa-jasa baik dan kebajikan.
Bahkan, bisa jadi mereka malah telah memupuk kejahatan!
Sekarang,setelah mengenali kelemahan-kelemahan diri sendiri, engkau dapat
berusaha untuk mengubah dan memperbaiki perbuatan-perbuatan salah yang
telah menyebabkan engkau tidak mempunyai anak dan tidak dapat menjadi pejabat
di istana. Engkau harus berupaya mengembangkan kebajikan dan tenggang rasa,
memperlakukan orang lain dengan penuh welas-asih dan harmoni. Di samping itu
jagalah kesehatan dan hematlah tenaga serta semangatmu.
Hiduplah seolah-olah semua yang berasal dari masal lalu telah buyar kemarin, dan
semua yang akan datang dimulai hari ini. Jika mampu mencapai ini, engkau telah
menjadi orang yang baru dilahirkan kembali. Jika tubuh fisik kita saja di atur oleh nasib,
bagaimana mungkin pikiran yang penuh kebajikan dan dispilin tidak mendapatkan
tanggapan dari langit? Seperti yang tertulis dalam bab Tai Ja dalam kitab tiongkok
tentang sejarah....
Narator:”orang bisa saja lari dari apa yang ditentukan oleh langit, tetapi ia tidak akan
lepas dari akibat perbuatan-perbuatan buruk yang telah dilakukannya.” Dengan
kata lain,orang dapat merubah hukuman yang harus diterima akibat perbuatan masa
lalu, tetapi jika ia terus bersikap tidak bermoral maka tidak akan ada jalan baginya untuk
menghindari malapetaka.
Guru Yun-Gu: ini juga tertulis dalam kitab syair-syair...
13
Narator: “Orang-orang harus terus merenungkan dengan sungguh-sungguh pikiran
dan tindakan mereka apakah telah sesuai dengan jalan langit. Jika ia berlatih tekun
dengan cara ini, nasib baik juga akan datang tanpa perlu dikejar. Pilihan untuk
mendapatkan nasib baik atau kesengsaraan semata- mata terserah pada masing-masing
individu.”
Guru Yun-Gu: Tuan Kong telah meramalkan bahwa engkau tidak akan menerima
pengangkatan dari kaisar dan tidak akan mempunyai anak. Kita dapat menganggap hal
tersebut sebagai ketetapan dari langit, namun itu pun tetap dapat diubah. Engkau hanya
perlu memeperbaiki jalanmu yang tidak benar, melakukan perbuatan-perbuatan baik
dan berusaha mengumpulkan jasa-jasa dan kebajikan. Itu merupakan transaksi dirimu
sendiri untuk menciptakan nasib baik, tidak seorang pun dapat merampasnya
darimu. Bagaimana mungkin engkau tidak akan dapat menikmatinya?
Narator: I Ching,Kitab tentang perubahan, ditulis untuk menolong orang-orang
yang baik
hati memperoleh nasib baik dan terhindar dari kemalangan.
Guru yun-Gu: Jika semua telah ditakdirkan tanpa menyisakan tempat bagi perubahan,
bagaimana bisa kita memperbaiki nasib, mendatangkan keberuntungan dan
menghindari kemalangan? Bab pertama dari I Ching, Kitab Tentang Perubahan juga
menyatakan...
Narator: “Keluarga-keluarga yang sering melakukan kebajikan akan membuka pintu
kepada nasib baik yang berlimpah untuk dilanjutkan pada keturunan mereka
selanjutnya.”
Guru Yun-Gu: Engkau percaya akan hal ini?
Liao-Fan: Saya mengerti dan percaya pada Guru dan dengan penuh rasa terima kasih
saya memberi hormat padanya. Lalu di depan pratima Buddha saya mulai menyesali
14
semua tindakan-tindakan saya yang salah di masa silam, baik kesalahan besar maupun
kecil. Saya mencatat harapan saya untuk dapat lulus ujian negara dan bersumpah
untuk meyelesaikan 3.000 perbuatan bajik untuk menunjukkan rasa terima kasih
kepada para leluhur, bumi dan langit. Mendengar sumpah saya,
Guru Yun-Gu menunjukkan pada saya sebuah gambar dan mengajarkan bagaimana
membuat catatan harian dari perbuatan baik dan perbuatan jahat yang saya lakukan. Dia
memberitahukan saya bahwa perbuatan jahat dapat menetralisir jasa-jasa yang telah
saya kumpulkan dari perbuatan baik. Guru juga mengajarkan saya bagaimana
melafalkan mantra Jwun Ti (Cundi); suatu cara untuk melatih pikiran untuk
berkonsenterasi pada satu tujuan. Hanya dengan pikiran yang murni dan
tidak terpencar-pencar, apa yang saya cari dapat menjadi kenyataan. Guru Yun-Gu lalu
berkata...
Guru Yun-Gu: Engkau juga dapat mempelajari cara yang benar dalam
mempraktekkan seni menulis mantra. Dikatakan, “Mereka yang dianggap ahli dalam
seni menulis mantra tapi tidak tahu cara yang benar untuk melakukannya akan
ditertawakan oleh para dewa dan mahluk halus...”Rahasia dibalik penulisan mantra
adalah tidak adanya pikiran apa pun dibenak penulisnya dari awal hingga akhir.
Dalam proses penulisan, tidak boleh ada satu pikiran salah pun yang muncul; bahkan
pikiran-pikiran yang baik sekalipun juga harus ditinggalkan. Hanya dalam keadaan
demikian suatu mantra dapat berhasil. Ketika meminta atau mencari sesuatu untuk
mengubah takdir, sangatlah penting untuk melakukanya dengan pikiran yang hening.
Dengan cara ini, keinginan dapat dengan mudah terpenuhi.
Guru Yun-Gu: Mencius menguraikan dalam kaidah-kaidah pembentukan takdir
bahwa...
Mencius: Tidak ada perbedaan anatara umur panjang dan umur pendek.
15
Guru Yun-Gu: Sekilas, orang akan sukar memahami hal ini. Bagaimana umur panjang
bisa sama dengan umur pendek? Pada kenyataannya, jika melihat kedalam hati kita
sendiri, kita tidak akan menemukan dualitas, tidak ada bedanya. Kita akan melihat
semuanya ini dengan tidak membeda- bedakan, dan menjalankan hidup bermoral, baik
di masa senang maupun sulit. Jika dapat berlatih dengan cara ini, orang akan dapat
menguasai takdir kesejahteraan dan kemelaratan. Oleh sebab itu, jika telah mampu
membentuk takdir kita sendiri. Tidaklah penting lagi apakah pada saat ini kita kaya atau
miskin.
Narator: Seperti halnya orang kaya tidak boleh bertindak ceroboh dalam pikiran dan
tindakannya karena ia kaya, orang miskin juga jangan melakukan kejahatan karena ia
miskin. Dalam kedua keadaan itu, orang harus memenuhi tanggung jawabnya dalam
masyarakar dan menjadi orang yang dipenuhi kebajikan.
Guru Yun-Gu: Jika orang dapat mempraktekkan moralitas pada keadaan apa pun,
maka dia pasti akan dapat merobah hidup yang miskin menjadi kaya, dan hidup yang
kaya menjadi kemakmuran yang lebih panjang lagi. Orang harus memandang umur
panjang sama dengan umur pendek. Orang yang telah tahu ia berumur pendek jangan
berpikir, “Saya toh akan mati, jadi tidak ada gunanya berbuat kebaikan. Lebih baik
mencuri dan membunuh untuk keuntungan saya selagi masih bisa.”
Narator: Sebaliknya, orang yang telah tahu ia berumur pendek harus lebih rajin dalam
berbuat baik, dengan harapan memperoleh umur lebih panjang pada kehidupan yang
akan datang, dan bisa saja jasa-jasa kebajikannya itu malah akan memperpanjang
umurnya pada kehidupan yang sekarang.
Guru Yun-Gu: Orang yang berumur panjang jangan berpikir, “Saya mempunyai
banyak waktu di dunia ini, tidaklah menjadi masalah jika sesekali saya berbuat jahat.”
16
Narator: Umur panjang tidak datang dengan mudah. Itu harus disyukuri dan
dimanfaatkan untuk mengumpulkan lebih banyak lagi kebajikan dan jasa-jasa baik.
Kalau tidak, kita mungkin sedang memperpendek umur kita yang panjang.
Guru Yun-Gu: Orang yang mengerti prinsip ini, akan mampu merubah umur pendek
menjadi umur panjang dengan berbuat baik.
Persoalan hidup dan mati merupakan masalah yang paling kritis dalam hidup ini. Oleh
karena itu, umur panjang dan umur pendek juga merupakan masalah paling penting bagi
kita. Prinsip yang sama juga berlaku pada kemakmuran dan kemiskinan, reputasi baik
dan buruk. Persoalan hidup dan mati mencakup semua ini.
Narator: Itulah sebabnya Mencius tidak menyinggung masalah-masalah itu dalam
membabarkan kaidah pembentukan nasib,karena ia telah membicarakan umur panjang
dan pendek yang mencakup semua persoalan itu.
Liao-Fan: Guru Yun-Gu lalu menceritakan kepada saya ajaran Mencius untuk
memperbaiki diri sendiri.
Guru Yun-Gu: Orang yang hendak memperbaiki diri perlu melakukannya setiap hari,
penuh perhatian pada tingkah lakunya setiap saat, dan memastikan jangan
sampai terjadi pelanggaran. Soal mengubah takdir tergantung pada upaya
pengumpulan jasa-jasa baik, upaya untuk mendapatkan tanggapan dari langit. Dalam
upaya memperbaiki diri, orang perlu menyadari kesalahannya sendiri dan bertekad
untuk mengobatinya seperti menyembuhkan penyakit.
Kegigihan sangat dibutuhkan dan pencapaian akan datang saat latihan kita telah matang
dan ranum. Dalam hal ini, takdir pasti akan berubah ke arah yang lebih baik. Kia
harus mengakhiri semua kebiasaan dan pikiran buruk. Akan merupakan
pencapaianyang hebat jika manfaat sesungguhnya dari ajaran ini dapat dirasakan saat
orang mencapai keadaan 'tanpa pikiran'.
17
Orang duniawi bisanya bertindak mengikuti pikrian mereka. Apa saja yang dari 'pikiran'
tidaklah alami. Saya tahu engkau masih belum mampu mencapai keadaan 'tanpa
pikiran', tetapi jika berlatih melafal mantra Jwun Ti terus-menerus, engkau akan
terbantu dalam mengatasi pikiran yang melantur. Saat sedang melafalkan, jangan
memikirkan pelafalan itu, tetapi dengan penuh kesadaran dan tekun melafalkan
tanpa kemelekatan sedikit pun. Mantra itu akan efektif saat pelafalan itu telah menjadi
alami.
Narator: Intisari latihan ini hanya akan dimengerti jika orang sudah
mempraktekkannya
Liao-Fan: Dahulu nama saya adalah Shuei Hai, yang berarti “pengetahuan luas”, tetapi
setelah menerima ajaran-ajaran ini dari Guru Yun-Gu, saya mengubahnya
menjadi Liao-Fan, yang mempunyai makna “melampaui yang biasa”. Itu
mencerminkan pengertian saya terhadap kebenaran bahwa kita membentuk takdir kita
sendiri, dan bahwa saya tidak ingin seperti manusia duniawi yang membiarkan takdir
mengendalikan hidup mereka.
Sejak itu, saya mulai menjadi sadar setiap saat terhadap apa yang saya pikirkan dan
lakukan. Saya menjadi sangat waspada dan berhati-hati dalam berpikir atau pun
bertindak. Dalam waktu singkat, saya menemukan perubahan dalam diri saya. Dulu,
saya terbiasa ceroboh, hidup terombang-ambing, dan sama sekali tidak memiliki disiplin
diri.
Sekarang saya melihat diri saya menjadi penuh rasa hormat dengan sewajarnya, berhati-
hati dan konservatif dalam setiap pikiran, ucapan, dan perbuatan. Saya mempertahankan
sikap ini bahkan ketika sedang sendiri, karena saya tahu para dewa dan makhluk halus
ada di mana-mana dan akan mengetahui setiap tindakan dan pikiran saya. Bahkan saat
bertemu dengan orang-orang yang tidak menyukai dan memfitnah saya, saya dapat
18
menerima hinaan mereka dengan sabar, dengan pikiran yang damai, dan sama sekali
tidak merasa perlu untuk bertengkar dengan mereka.
Tahun setelah saya bertemu Guru Yun-Gu, saya mengikuti ujian awal kerajaan yang
menurut ramalan Tuan Kong akan saya lewati dengan rangking ketiga. Sungguh
menakjubkan! Saya memperoleh rangking pertama! Ramalan Tuan Kong mulai
kehilangan ketepatannya. Dia bahkan tidak meramalkan saya akan lulus ujian negara
teteapi pada musim gugur itu, saya berhasil. Tidak satu pun dari semua ini merupakan
bagian dari takdir saya semula. Guru Yun-Gu berkata…
Guru Yun-Gu: Takdir dapat dirobah.
Liao-Fan: Sekarang saya lebih percaya lagi. Walaupun telah memperbaiki banyak
kesalahan, saya melihat bahwa sekarang saya tidak dapat dengan sepenuh hati
melakukan apa yang seharusnya saya lakukan, itu pun dengan terpaksa dan tidak alami.
Saya masih memiliki banyak kelemahan.
Liao-Fan: Terkadang saya memaksakan untuk berbuat baik, tetapi perkataan
saya masih tetap kurang terkendali dan sering menyakiti hati. Saya masih dapat
mengendalikan diri ketika sedang tidak mabuk, teteapi setelah beberapa cangkir
arak saya mulai tidak dispilin dan kehilangan kendali. Walaupun sering
melakukan perbuatan baik dan mengumpulkan jasa-jasa,kesalahan dan kejahatan saya
sangat banyak, bahkan barangkali lebih dari perbuatan baik yang saya lakukan. Banyak
waktu saya terbuang percuma. Saya membutuhkan sepuluh tahun lebih untuk
menyelesaikan 3.000 perbuatan baik itu.
Saya baru bisa mempersembahkan jasa-jasa baik dari 3.000 perbuatan baik itu di kuil
ketika saya kembali ke kampung halaman diselatan beberapa tahun kemudian. Lalu saya
mengucapkan harapan saya yang kedua, yaitu seorang putra . Saya bersumpah untuk
menyelesaikan 3.000 perbuatan baik lainnya. Beberapa tahun kemudian, ibumu
melahirkan dan memberimu nama Tian-Chi.
19
Setiap kali berbuat kebajikan, saya akan mencatatnya dalam sebuah buku. Ibumu, yang
tidak bisa membaca dan menulis, akan menggunakan bulu angsa yang dicelupkan dalam
tinta untuk membuat lingkaran merah pada kalender setiap kali dia berbuat baik.
Kadang-kadang dia memberi makanan pada fakir-miskin dan membawa hewan hidup
dari pasar untuk dibebaskan di alam bebas. Dia mencatat semua perbuatan ini
dengan lingkaran merah dikalendernya. Sering kali, dia dapat mengumpulkan
lebih dari sepuluh lingkaran merah dalam sehari!
Setiap hari kami melakukan hal ini dan dalam waktu empat tahun 3.000 perbuatan baik
itu berhasil diselesaikan. Sekali lagi, saya mengadakan persembahan jasa, dan kali ini
di dalam rumah kita. Pada tanggal 13 bulan ke-9 tahun yang sama, saya mengajukan
harapan yang ketiga dan itu adalah lulus pada tingkat selanjutnya dar ujian kerajaan,
tingkat Jinshr. Saya juga diangkat menjadi walikota daerah Baodi. Ketika menjabat,
saya meyiapkan sebuah buku kecil untuk mencatat jasa-jasa dan kesalahan-kesalahan
saya, dan menamakannya kitab Mendisiplinkan Pikiran.
Narator: Buku itu dinamakan Kitab Mendisiplinkan Pikiran dangan harapan dapat
membantu dia menghindari diri dari pikiran yang salah dan mementingkan diri sendiri.
Liao-Fan: Sejak itu, saya mencatat semua perbuatan baik dan buruk saya dalam buku
tersebut dan menyimpannya di meja tulis setiap malam, saya membakar dupa dan
membuat laporan tentang perbuatan saya kepada langit pada altar kecil di kebun. Pernah
sekali, ibumu cemas ketika dia melihat bahwa ternyata saya belum mengumpulkan
banyak jasa dan bertanya...
Ibu Tian-Chi: Pada masa lalu, saya mampu membantumu dalam
mengumpulkan perbuatan- perbuatan baik dan kita mampu menyelesaikan 3.000
perbuatan terpuji. Sekarang, kamu telah berjanji untuk menyelesaikan 10.000 perbuatan
baik dan sangat sedikit kesempatan untuk melakukannya di sini di dalam kediaman
rumah pemerintah. Harus berapa lama sumpahmu baru dapat terlaksana?
20
Liao-Fan: Malam itu, setelah ibumu mengatakan hal tersebut, saya bermimpi bertemu
dewa dan memberitahukan kepadanya kesulitan saya menyelesaikan 10.000 perbuatan
baik. Dewa itu berkata kepada saya...
Dewa: Ketika menjadi walikota, engkau menurunkan tarif pajak sawah; itu merupakan
perbuatan baik yang luar biasa dan perbuatan itu sendiri bernilai 10.000 jasa baik.
Sumpahmu sudah terpenuhi!
Liao-Fan: Ketika saya baru menjabat sebagai walikota, para petani di daerah Baodi
harus membayar pajak yang tinggi dan dala masa jabatan sebagai walikota, saya
menurunkan tarif pajak di bidang pertanian hampir setengah dari tarif semula. Tetapi
saya tetap merasa aneh...
Narator: ...bagaimana dewa bisa mengetahui penurunan tarif pajak itu? Liao-Fan
masih menyimpan rasa ragu-ragu dan bertanya-tanya bagaimana satu perbuatan baik
bisa bernilai 10.000 jasa baik.
Liao-Fan: Secara Kebetulanm Guru Zen, Huan-Yu, mengadakan perjalanan dari
pegunungan Lima
Dataran Tinggi dan singgah di Baodi. Saya mengundangnya ke komplek
rumah pemerintah, memberitahukan isi mimpi saya dan menanyakan apakah itu bisa
dipercaya. Guru Huan-Yu berkata...
Guru Huan-Yu: Ketika melakukan perbuatan baik, orang harus melakukannya
dengan benar dan tulus, tanpa mencari imbalan atau bertindak dengan kepalsuan. Jika
orang melakukan perbuatan baik dengan sungguh-sungguh, dan hati yang tulus,
maka jasa baik satu perbuatan tersebut sesungguhnya dapat bernilai 10.000
perbuatan baik. Di samping itu, tindakanmu menurunkan tarif pajak di daerah ini
memberi manfaat lebih dari 10.000 orang; engkau telah meringankan penderitaan para
21
petani dari beban pajak yang mencekik. Nasib baik yang akan engkau peroleh dari
perbuatan ini sangat luar biasa!
Liao-Fan: Mendengar ucapannya, saya diliputi perasaan terima kasih dan
segera memberikan seluruh uang tabungan saya untuk dibawa pulang olehnya ke
Pegunungan Lima Dataran Tinggi. Saya meminta Guru Huan-Yu untuk
mempergunakan uang tersebut untuk menyediakan makanan kepada 10.000 bhiksu dan
mengadakan pelimpahan jasa dari kebajikan itu.
Tuan Kong telah meramalkan bahwa saya akan mati pada umur 53 tahun. Namun, saya
bertahan hidup pada tahun itu tanpa menderita sakit walaupun saya tidak meminta langit
untuk memberi umur yang lebih panjang. Sekarang saya telah berumur 69 tahun dan
teah hidup 16 tahun lebih dari yang teah ditakdirkan sebelumnya! Kitab tiongkok
tentang sejarah menyatakan...
Narator: “Jalan langit tidak ditetapkan sebelumnya, begitu pula takdir seseorang.
Takdir seseorang tidak ditetapkan, tetapi dibuat dan dibentuk oleh orang itu sendiri.”
Liao-Fan: Semua ini benar adanya, dan saya mulai mengerti bahwa nasib baik dan
kesensaraan merupakan hasil dari perbuatan diri sendiri. Ini sungguh-sungguh
merupakan kata-kata orang yang bijaksana dan suci! Jika ada orang yang mengatakan
bahwa nasib baik dan buruk telah ditetapkan oleh langit, maka saya akan menganggap
ia sebagai orang biasa.
Tian-Chi, anakku, saya tidak tahu bagaimana jalan hidupmu kelak? Dalam soal nasib
kita harus selalu siap menerima yang terburuk; karena itu, bahkan dalam keadaan
makmur bertindaklah kita seolah- olah kita tidak begitu; dan jika segalanya
berjalan sesuai kehendakmu, waspadalah terhadap kemalangan yang mungkin
timbul. Ketika hidupmu sedang kaya dan sejahtera, waspadalah terhadap kemiskinan,
dan takala sedang disukai dan dihormati semua orang, tetaplah berhati-hati
dan sederhana. Saat keluargamu sangat dihormati dan dipuja, bersikaplah
22
rendah hati. Ketika pengetahuanmu luas dan dalam jangan memamerkannya dan
tetaplah bersikap rendah hati.
Narator: Enam cara kontemplasi di atas merupakan cara untuk mengatasi suatu
masalah dari sisi lawannya. Jika orang dapat menjaga pikirannya dengan cara seperti itu
maka kebajikan dan moralitas akan tumbuh dan nasib baik akan bertambah dengan
sendirinya.
Liao-Fan: Ketika ”perhatian ditujukan pada masa lalu”, kita harus menyebarkan
kebajikan-kebajikan dari para leluhur kita. Ketika “perhatian ditujukan pada masa
sekarang kita dapat menyembunyikan kesalahan-kesalahan dari orang tua kita sendiri.
Itulah yang disebut Mencius sebagai...
Mencius: Orang tua mengasihi anak-anaknya dan anak-anak mengasihi orang tuanya.
Liao-Fan: Ketika “ perhatian ditujukan pada negara”, kita dapat merenungkan
bagiamana caranya membalas kebaikan yang telah diberikan negara kepada kita; dan
ketika “perhatian ditujukan kepada keluarga”, kita dapat merenungkan bagaimana
caranya mengembangkan nasib baik.
Ketika “perhatian ditujukan kepada dunia luar”, pikiranlah bagaimana caranya
menolong orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan; dan ketika
“perhatian ditujukan ke sebelah dalam”, pikiranlah bagaimana caranya mencegah
timbulnya pikiran dan perbuatan yang salah.
Narator: Keenam renungan tersebut merupakan cara yang positif untuk
mengembangkan watak yang baik, jika orang dapat berlatih dengan cara itu , ia tentu
akan menjadi orang sejati yang benar-benar terhormat.
Liao-Fan: orang harus mampu mengenali kesalahannya setiap hari untuk
bisa memperbaiki kesalahan tersebut setiap hari. Jika tidak mampu mengetahui
23
kesalahan dalam dirimu, maka perbaikan watak menjadi tidak mungkin. Banyak
orang pandai di dunia ini yang menolk mengembangkan moralitas dan
kebajikan, dan tidak mampu berusaha dengan tekun dalam melakukan pekerjaan
mereka. Kegagalan dalam kehidupan mereka nantinya diakibatkan oleh satu kata
kemalasan.
Tian-Chi, ajaran Guru Yun-Gu merupakan ajaran yang sangat bermanfaat, dalam ajaran
yang sejati dan benar: saya berharap kamu mempelajarinya dengan cermat dan
melaksanakannya dengan sepenuh hati kamu harus mempergunakan waktumu dengan
bijaksana dan jangan membiarkannya terbuang sia-sia.
Ajaran Kedua :
Cara – Cara Mereformasi Diri
Narator: Bagaimana kita bisa bebas dari kesalahan jika tidak terlahir sebagai orang
yang suci dan kudus? Confucius pernah berkata...
Confusius: Orang yang bersalah tidak perlu takut memperbaiki kesalahannya.
Narator: Setelah berbicara tentang cara menciptakan takdir, Liao-Fan melanjutkan
mengajar anaknya mengenai tiga cara mereformasi diri. Pertama, orang harus
merasa malu; kedua, orang harus mempunyai rasa takut; dan ketiga, orang harus
mempunyai kebulatan tekad dan keberanian.
Jika kita tergerak untuk memperbaiki kesalahan yang kecil sekalipun, maka
kesalahan besar akan dapat dihindari dengan sendirinya.
Periode Musim Semi dan Musim Gugur yang disebut-sebut dalam buku ini merujuk
kepada suatu periode dalam sejarah Cina lebih dari 2.000 tahun yang lalu
ketika negeri sedang mengalami perubahan besar dan kekacauan.
24
Liao-Fan: Selama Musim Semi dan Musim Gugur, negeri Cina terbagi dalam beberapa
kerajaan kecil. Banyak penasehat terkenal di kerajaan-kerajaan ini mampu dengan tepat
meramalkan apakah masa depan seseorang baik atau buruk, berlimpah rezeki atau penuh
bencana, dengan cara mengamati ucapan dan perilaku orang tersebut. Kejadian-kejadian
ini banyak tercatat dalam buku sejarah.
Biasanya, ada tanda-tanda bahwa bahaya sedang mengancam, atau nasib baik sedang
menghampiri. Tanda-tanda ini merupakan cermin dari hati seseorang. Walaupun pikiran
muncul dari dalam hati gerak-gerik tubuh dapat mencerminkan watak seseorang.
Narator: Misalnya, jika orang mempunyai hati yang baik, maka setiap gerakannya
akan menunjukkan kemantapan dan ketenangan. Jika orang itu licik, maka tubuhnya
akan menggambarkan sifat yang picik dan kerdil dengan sendirinya.
Liao-Fan: Sering kali seseorang lebih beruntung jika bertindak ke arah kebaikan dan
mengundang kesulitan ketika condong ke arah kejahatan. Orang-orang duniawi sering
kali tidak mampu melihat apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Seolah-olah
penglihatan mereka telah kabur. Karena tidak mampu melihat kebenaran,
mereka menyatakan bahwa nasib baik dan malapetaka tidak dapt diperkirakan.
Ketika benar-benar jujur dan tulus, hati orang selaras dengan kehendak langit. Karena
itu, jika orang mampu menggunakan sikap yang tulus ini dalam berhubungan dengan
orang lain dan masalah sehari-hari, nasib baik dengan sendirinya akan mengikutinya,
ini berarti bahwa dalam mengamati seseorang, kita hanya perlu memberikan perhatian
pada tingkah laku orang tersebut. Jika tingkah lakunya mencerminkan kebajikan, maka
dapat dipastikan nasib baik juga tidak akan jauh darinya.
Narator: Sebaliknya, ketika melihat tingkah laku yang tidak baik, kita segera tahu
bahwa kesulitan sedang menunggunya. Jika benar-benar ingin bernasib baik dan
25
terhindar dari kesengsaraan, orang pertama-tama perlu mereformasi kesalahan-
kesalahannya sebelum mempraktekkan kebajikan.
Liao-Fan: Ada tiga cara mereformasi kesalahan sesorang. Pertama, rasa malu.
Pikirkanlah orang- orang bijaksana dan suci di zaman dulu yang nama dan ajarannya
telah bertahan selama ratusan generasi. Mereka orang-orang biasa seperti kita, tetapi
mengapa nama saya tercemar dan rusak hanya dalam satu masa kehidupan?
Kesemuanya disebabkan saya terlalu memanjakan diri dengan kesenangan jasmaniah
dan tengelam dalam lingkungan yang tidak baik. Saya dengan diam-diam melakukan
banyak hal yang seharusnya tidak saya lakukan, dan mengira tidak ada orang lain yang
tahu tentangnya. Kadang-kadang saya mengabaikan hukum negara dan tidak
merasa malu terhadapnya.Tanpa disadari, saya telah merendahkan diri saya setiap hari
sehingga tidak berbeda lagi dengan binatang. Tidak ada di dunia ini yang lebih
memalukan dan disesali seperti ini.
Mencius pernah berkata...
Mencius: “Malu” merupakan kata yang paling penting dalam kehidupan
seseorang.
Mengapa? Sebab orang yang tahu malu akan berusaha sekuat tenaga memperbaiki
kesalahannya, dan pada akhirnya ia akan mencapai kesucian atau menjadi orang suci.
Orang yang tidak mengerti kata “malu” akan menjadi tidak terkendali dan tidak
bermoral. Orang ini hanya akan menjadi seperti binatang nantinya.
Liao-Fan: Kesemua ini benar-benar kata kunci untuk mereformasi kesalahan kita. Cara
kedua untuk memperbaiki diri adalah “tahu akan rasa takut”. Apa yang kita takutkan?
Bumi, mahluk-mahluk halus, langit, dan pada dewa ada di atas kepala mengamati semua
perbuatan kita.
26
Narator: Mereka itu berbeda dari manusia karena mampu melihat sesuatu tanpa
rintangan. Karena itu, tidak mudah menipu mereka.
Liao-Fan: Meskipun perbuatan itu dilakukan dii tempat yang tidak ada orangnya sama
sekali, bumi, makhluk halus, langit, dan para dewa akan menjadi cermin yang dengan
jelas memantulkan semua kesalahan saya. Jika pelanggaran itu berat, maka segala jenis
malapetaka akan menimpa saya; jika kecil, pelanggaran itu tetap bisa mengurangi nasib
baik saya. Bagaimana bisa saya tidak merasa takut? Setiap saat, bahkan ketika sedang
berada di ruang kosong pun, makhluk-makhluk halus dan para dewa mengawasi saya
dengan seksama dan mencatat semuanya. Kita dapat mencoba menutupi
perbuatan salah kita dari orang lain…
Narator: …tetapi makhluk halus dan para dewa dapat melihat sampai ke dalam hati
kita dan karena itu mereka mengetahui segala tindakan kita.
Liao-Fan: Akhirnya, kita tidak dapat membohongi diri kita sendiri. Kita akan malu dan
kehilangan harga diri jika orang lain mengetahui perbuatan salah kita. Karena itu
bagaimana mungkin kita bisa tidak berhati-hati terhadap setiap tindakan kita dan tidak
merasa takut terhadap akibat yang akan ditimbulkannya? Tetapi ada yang lebih penting
dari itu! Sepanjang orang masih memiliki setarik nafas, dia masih mempunyai
kesempatan menyesali kesalahan dan pelanggaran yang paling gawat sekalipun.
Narator: Dahulu, ada orang yang bertingkah laku buruk sepanjang hidupnya,
dan baru merasa menyesal saat hampir meninggal. Dia menyadari kesalahan di masa
lalu dan menyesali semua perbuatan yang buruk yang telah dia lakukan. Hatinya
memunculkan pikiran yang baik, dan segera setelah itu, dia meninggal dengan damai.
Liao-Fan: Ini artinya, jika orang mampu mempunyai pikiran baik yang berlimpah dan
berani pada saat yang paling penting, maka pikiran itu dapat menghapus perbuatan salah
selama ratusan tahun. Seperti halnya, Cuma sebuah lampu yang diperlukan untuk
membawa terang ke dalam sebuah lembah yang telah gelap gulita selama ribuan tahun.
27
Tidaklah penting berapa lama orang telah melakukan kejahatan atau apakah perbuatan
jahat itu baru dilakukan. Dia tetap merupakan orang yang hebat, jika mampu berubah!
Narator: Walaupun kita telah berbuat salah, sungguh baik jika kita mampu
mengubahnya. Tetapi jangan lantas berpikir bahwa boleh berbuat di masa
sekarang asal kita dapat menyesali dan memperbaikinya di kemudian hari. Ini
sama sekali tidak boleh terjadi. Jika orang melakukan kejahatan dengan sengaja,
pelanggarannya menjadi jauh lebih berat dari sebelumnya.
Liao-Fan: Di samping itu, kita hidup dalam dunia yang kacau balau dan terus-menerus
berubah. Tubuh kita, terbuat dari daging dan darah, sangatlah mudah rusak.
Jika nafas berikutnya tidak muncul, tubuh ini tidak lagi menjadi bagian dari diri kita.
Saat itu, walaupun ingin bertobat, kita tidak lagi mempunyai kesempatan untuk
melakukannya.
Narator: Demikian juga halnya, ketika meninggal, orang tidak dapat membawa serta
barang-barang duniawi miliknya. Hanya karma yang menyertai kepergiannya.
Liao-Fan: Oleh karena itu, jika melakukan perbuatan jahat, hukuman yang pantas di
dunia ini adalah nama buruk dan reputasi yang hancur, yang berlangsung ratusan hingga
ribuan tahun. Bahkan anak yang berbakti dan cucu yang menyayangi tidak dapat
membersihkan namanya. Dan dalam kehidupan yang akan datang, orang tersebut dapat
berakhir dalam derita neraka dengan rasa sakit yang tidak terkira. Bahkan orang-orang
bijaksana dan suci, para Buddha dan Bodhisattva tidak dapat menolong orang tersebut
dari akibat perbuatannya. Jadi bagaimana mungkin orang tidak menjadi takut?
Cara ketiga untuk memperbaiki diri adalah dengan mempunyai “kebulatan tekad dan
keberanian.”
Narator: Orang yang ragu-ragu memperbaiki kesalahannya adalah orang yang
sebenarnya tidak mempunyai keinginan untuk berubah, tetapi sudah merasa puas jika
tidak ketahuan.
28
Liao-Fan: Tenaga kemauannya mungkin tidak cukup kuat, membuatnya takut
untuk merobah perbuatan salahnya. Supaya reformasi dapat berlangsung, kita
harus mempergunakan seluruh kemampuan kita dan bertekad untuk segera melakukan
perubahan. Kita tidak boleh ragu-ragu atau menunda memperbaiki kesalahan kita.
Jangan menunda untuk berubah sampai besok lusa.
Kesalahan kecil seperti duri menancap di daging kita dan harus segera dikeluarkan.
Kesalahan besar seperti jari yang digigt oleh ular beracun. Kita harus mampu memotong
jari itu tanpa keraguan sedikit pun untuk mencegah racun menyebar dan merenggut
nyawa kita.
Jika mengikuti ketiga cara yang telah dijelaskan di atas -malu, takut, dan tekad untuk
berubah-,maka kepribadian kita pasti akan berubah sama seperti sinar matahari
mencairkan lapisan es tipis di musim semi, kesalahan kita juga akan hilang jika dihadapi
dengan ketiga cara di atas.
Selain itu juga ada tiga metode latihan untuk membantu kita melakukan reformasi.
Pertama adalah berubah melalui tindakan; kedua adalah berubah melalui penalaran, dan
ketiga berubah dari hati.
Narator: Karena metode tersebut berbeda-beda, demikian juga hasil perubahan yang
ditimbulkan.
Pertama-tama, mari kita bicarakan tentang “Berubah melalui tindakan”.
Liao-Fan: Misalnya, jika membunuh makhluk hidup pada masa lalu, saya sekarang
bersumpah untuk tidak membunuh lagi mulai hari ini. Jika sering marah-marah dan
membentak orang lain di masa lampau, saya bersumpah untuk tidak cepat naik darah
mulai hari ini. Ini adalah contoh bagaimana orang berubah melalui tindakan dan
menahan diri untuk tidak emngulangi perbuatan salah, serta bersumpah tidak
melakukannya lagi. Akan tetapi, seratus kali akan lebih sulit jika kita memaksakan diri
29
untuk tidak berbuat sesuatu daripada kita berhenti melakukannya secara wajar. Jika kita
tidak mencabut hingga ke akar-akarnya melainkan hanya menekannya, kesalahan-
kesalahan kita pada akhirnya akan muncul kembali walaupun untuk sementara kita telah
berhenti melakukan kesalahan tersebut. Karena itu, metode berubah melalui
tindakan tidak dapat menolong kita terbebas dari kesalahan untuk selamanya.
Kedua, saya akan menjelaskan “berubah melalui penalaran”. Kita dapat mencoba
memperbaiki diri dengan menahan diri tidak berbuat kesalahan dengan memahami
alasan dan prinsip dibalik sebab mengapa kita seharusnya tidak melakukannya. Dalam
pembunuhan misalnya, kita dapat memperbaiki diri dengan merenungkan...
Narator: mencintai seluruh makhluk hidup adalah kebajikan dari langit. Semua
makhluk hidup ingin hidup dan takut mati. Bagaimana mungkin saya memperoleh
ketentraman dengan mengambil hak hidup makhluk lain guna menghidupi diri saya
sendiri? Seringkali hewan-hewan dimasak hidup-hidup, seperti ikan dan kepiting.
Mereka mungkin benar-benar mati disembelih saat dimasukkan ke dalam panci masak.
Rasa sakit dan penderitaan seperti itu merasuk hingga ke tulang. Bagaimana kita bisa
begitu kejam terhadap hewan-hewan ini?
Ketika makan,kita mempergunakan segala jenis bahan yang mahal dan lezat untuk
menyehatkan tubuh kita, cukup untuk memenuhi seluruh meja makan! Tetapi setelah
dimakan, bahkan makanan yang paling enak sekalipun akan menjadi kotoran tubuh dan
siap dikeluarkan. Pembunuhan yang kita lakukan terhadap makhluk hidup tidak
menghasilkan apapun juga. Menyantap sayuran saja juga dapat menyehatkan tubuh kita.
Mengapa kita membiarkan perut kita menjadi kuburan, dan nasib baik kita berkurang
hanya karena dinodai oleh pembunuhan?
Liao-Fan: Pikirkan kembali tentang semua makhluk hidup yang mempunyai
daging dan darah. Seperti kita, mereka mempunyai kesadaran. Kita dapat
melakukan kebajikan dan membiarkan makhluk-makhluk hidup tersebut merasa
aman di sekitar kita. Bagaimana kita dapat terus melukai mereka dan membuat mereka
30
benci pada kita? Jika kita memikirkannya, kita dengan sendirinya akan merasa sedih
terhadap hewan-hewan tersebut dan tidak sanggup untuk menelan daging mereka.
Contoh lain dari “berubah dengan penalaran” adalah orang yang sering marah. Mereka
perlu berhenti dan berpikir bahwa setiap orang mempunyai kekuatan dan
kelemahan masing-masing. Menurut penalaran saya, jika menyinggung kelemahan
orang lain, saya seharusnya merasa simpati atas kelemahan tersebut dan memaafkan
segala kekurangannya. Jika seseorang menyakiti saya tanpa suatu alasan yang jelas,
maka masalahnya terletak pada orang tersebut dan tidak ada sangkut pautnya dengan
saya. Tidak ada alasan bagi saya untuk marah. Saya juga bisa berpikir bahwa...
Narator: ...tidak ada orang berpikiran sehat yang menganggap dirinya selalu benar,
karena orang yang berpikiran demikan pasti adalah orang dungu. Tidak ada orang
terpelajar yang menyalahkan orang lain hanya karena orang lain itu berpengetahuan
luas, sebab orang yang benar-benar terpelajar adalah orang yang rendah hati, mencela
hanya dirinya sendiri, dan memperlakukan orang lain dengan tenggang rasa. Oleh sebab
itu, orang yang mencela orang lain bukanlah orang terpelajar sejati.
Liao-Fan: Oleh karena itu, ketika hal-hal yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita
harapkan, itu semua karena kita belum menumbuhkan kebajikan dan moralitas, dan
belum cukup mengumpulkan jasa-jasa baik untuk bisa menggugah orang lain! Kita
harus selalu melihat ke dalam diri kita sendiri terlebih dahulu apakah kita telah salah
memperlakukan orang lain.
Narator: Jika kita berlatih dengan cara ini dan rajin mengembangkan
kebajikan ini, maka kesengsaraan dan fitnah sesungguhnya dapat menjadi tempat
latihan untuk memurnikan watak dan mencapai tujuan kita.
Liao-Fan: Oleh sebab itu, kita harus merasa sangat gembira menerima kritikan dan
ajaran orang lain. Untuk apa kita harus marah dan mengeluh karenanya?
31
Apalagi, tetap teguh tak tergoyahkan oleh fitnah seperti membiarkan obor terbakar habis
dalam ruang. Jika difitnah orang lain dan mencoba membela diri, kitaakan seperti
ulat sutera di musim semi memintal kepompong membungkus dirinya sendiri. Ada
pepatah lama mengatakan...
Narator: “Mereka yang mengikatkan diri dalam kepompong, mencari kesulitan bagi
diri sendiri.”
Liao-Fan: Karena itu, tidak ada untungnya melainkan cuma kerugian yang diperoleh
jika kita marah. Kesalahan dan pelanggaran lain juga dapat dirobah dengan prinsip yang
sama. Jika memahami penalaran di balik keputusan untuk mereformasi diri, kita idak
akan membuat kesalahan yang sama dua kali.
Yang terakhir apa yang dimaksud dengan “berubah dari hati”? Walaupun kesalahan
seseorang dapat ribuan jenisnya, semua itu berasal dari pikiran yang muncul daribatin
hati kita. Jika batin/hati saya hening dari pikiran, maka tindakan tidak akan muncul dan
kesalahan dapat dihindari. Apabila pikiran saya mengakar dalam sifat buruk seperti
nafsu, ketenaran, keuntungan atau pun kemarahan, saya tidak perlu mencari jalan
menyingkirkan tiap kesalahan itu. Yang diperlukan cuma hati yang baik dan tulus serta
kemauan untuk melakukan kebajikan. Sepanjang batin/hati kita baik dan bajik,pikiran
yang salah dengan sendirinya juga tidak akan muncul.
Semua kesalahan berasal dari hati; karena itu kita harus berubah dari hati.
Sama seperti menyingkirkan pohon beracun. Jika ingin membasminya, kita
mencabut hingga ke akar-akarnya sehingga pohon itu tidak dapat tumbuh lagi.
Mengapa harus bersusah-payah tanpa hasil dengan mencabut daunnya sehelai demi
sehelai, dan memotong ranting demi ranitng? Cara terbaik memperbaiki
kesalahan adalah dengan merawat hati kita, maka dengan demikan menjadi mungkin
untuk membersihkan kesalahan kita dengan tuntas.
Narator: ini karena perbuatan salah berasal dari hati kita.
32
Liao-Fan: Membersihkan hati dapat menghapus pikiran salah dan buruk,
sebelum pikiran itu menjelma menjadi perbuatan buruk. Jika hati bersih, saya dapat
mengenali dan menghentikan pikiran yang salah begitu pikiran itu muncul. Pikiran
tidak bermoral akan langsung hilang begitu saya menyadarinya.
Jika tidak mampu memperbaiki kesalahan dengan mengubah hati, maka saya akan
mencoba cara penalaran mengapa saya perlu membuat perubahan itu. Jika tidak berhasil
dengan cara ini, saya akan berusaha memperbaiki dengan cara berubah melalui tindakan
dan memaksa pikiran buruk itu pergi.
Cara terbaik adalah dengan mengembangkan hati, dan memahami alasan dibalik
perlunya dilakukan perubahan. Cara lain adalah dengan memaksa diri kita untuk tidak
melakukan perbuatan salah lagi. Kadang-kadang ketiga cara tersebut harus
dipergunakan untuk bisa berhasil mereformasi suatu kesalahan.
Narator: Sungguh bodoh jika kita tidak menggunakan cara tebaik, yaitu memperbaiki
diri dari dalam hati, dan melekat pada cara yang lebih rendah yakni memperbaiki diri
melalui perbuatan.
Liao-Fan: Bahkan ketika orang bersumpah untuk berubah, diperlukan bantuan untuk
benar-benar bisa berubah. Kita memerlukan peringatan secara terus-menerus dari teman
sejati yang menjadi saksi dari setiap perbuatan kita sehari-hari. Dan dalam hal pikiran
yang baik dan jahat, kita dapat meminta para dewa dan mahluk halus untuk menjadi
saksi.
Saya menerapkan hal ini dengan menulis semua kesalahan saya dan melaporkannya
kepada bumi, makhluk halus, langit dan para dewa. Kita juga perlu menyesali dengan
tulus dan sepenuh hati dari pagi hingga malam hari tanpa lalai. Jika kita dapat dengan
tulus menyesali perbuatan buruk kita dari satu minggu menjadi dua minggu, lalu dari
satu bulan mejadi tiga bulan, dengan meneruskan cara ini,
33
kita pasti dapat mencapai hasil dan manfaatnya.
Narator: Apakah manfaat dari menyesali perbuatan salah? Kita akan bisa merasa
sangat tenang dan hati kita bisa menjadi ringan dan murah. Orang yang kurang cerdas
bisa tiba-tiba menjadi bijaksana, dan mampu mempertahankan pikiran yang jernih dan
santai bahkan dilingkungan yang menganggu dan membingungkan. Kita juga akan
merasakan pengetahuan yang luas akan segala sesuatu.
Kita akan mampu mengusir segala kebencian saat bertemu dengan musuh dan
mempertahankan sikap yang gembira. Kita mungkin bermimpi meludahkan benda yang
hitam; pertanda membuang pikiran salah dan kekuatan negatif, menjadikan hati kita
lebih bersih dan lebih murni. Kita juga mungkin bermimpi orang tua bijaksana atau
orang suci yang datang dari masa silam yang datang dan mengangkat dan menolong
kita, atau kita bermimpi terbang di angkasa tanpa terikat pada hal-hal di bumi. Kita juga
mungkin bermimpi tentang segala jenis bendera yang berwarna warni dan penuh dengan
hiasan. Gejala yang tidak biasa ini kesemuanya merupakan tanda-tanda reformasi diri
yang berhasil dan lenyapnya pelanggaran-pelanggaran di masa lalu.
Liao-Fan: Namun, orang tidak boleh melihat gejala ini sebagai tanda kesempurnaan.
Sebaliknya, ia harus bertekad memperbaiki diri lebih jauh lagi dan berusaha lebih keras
mejalankan reformasi.
Selama periode Musim Semi dan Musim Gugur dalam sejarah Cina, ada seorang
pejabat senior pemerintah di Wei,bernama Cho Bwo-Yu. Sewaktu berumur 20 tahun, di
telah menyadari kesalahan- kesalahannya di masa lampau. Dia mempelajari
kesalahn-kesalahan itu dan berusaha memperbaikinya hingga tuntas. Pada umur 21,
dia merasa masih belum sepenuhnya memperbaiki seluruh kesalahannya. Ketika
berumur 22tahu, dia merasa umurnya yang ke-21 telah dilewati bak mimpi, tanpa
menunjukkan kemajuan yang berarti.
34
Oleh karena itu tahun demi tahun, dia terus memperbaiki kesalahan-
kesalahannya. Ketika dia mencapai umur 50 tahun, Bwo-Yu masih merasa bahwa 49
tahun yang telah lewat dari hidupnya masih penuh dengan perbuatan salah.
Narator: Ini menunjukan bagaimana istimewanya para leluhur kita dalam
memperbaiki kesalahan!
Liao-Fan: kita semua hanya orang-orang biasa dengan kesalahan yang banyaknya
sama dengan duri di badan seekor landak. Sering kali tatkala menoleh kebelakang, kita
bahkan tak mampu mengenali kesalahan yang telah kita perbuat. Ini karena kita ceroboh
dan tidak mengetahui cara merenungkan perbuatan kita sendiri. Mirip dengan selaput
yang tumbuh didalam mata. Kita mejadi begitu buta sehingga tidak mampu melihat
bahwa tiap hari kita berbuat salah! Orang yang telah terlalu banyak mengumpulkan
pelanggaran dan perbuatan yang salah memiliki tanda-tanda tertentu!
Narator: Hati orang itu menjadi bingung dan tertekan, kurang bertenaga dan
kurang memiliki semangat. Ia menjadi sangat pelupa, penuh dengan kecemasan,
merasa malu dan sedih saat bertemu dengan orang bajik. Ia mejadi jengkel saat
diberi nasehat yang baik, dan tatkala memberikan kebaikan hati kepada orang lain,
ia malah diperlakukan dengan kasar.
Ia akan terus menerus mengalami mimpi buruk dimana segalanya kacau balau, dan
akan berbicara dengan tidak teratur, serta bertingkah laku secara tidak wajar. Ini adalah
tanda-tanda dari mereka yang telah melakukan terlalu banyak pelanggaran dan
kejahatan.
Liao-Fan: Jika kita mempunyai tanda-tanda seperti tersebut di atas. Kita dapat segera
menghimpun kemauan dan memperbaiki semua kesalahan. Penting bagi kita untuk
membentuk hidup baru dan jangan menunda lagi!
35
Ajaran Ketiga :
Cara – Cara Mengembangkan Kebajikan
Narator: Pada bab sebelumnya telah dibicarakan tentang banyak cara
memperbaiki kesalahan- kesalahan kita dalam kehidupan sekarang ini, memastikan
bahwa hidup yang baik tidak akan menjadi hidup yang tidak baik. Namun, kita masih
belum mampu mengubah sebuah kehidupan yang buruk menjadi kehidupan yang baik.
Walaupun menjadi orang baik dan melakukan kebajikan dikehidupan sekarang ini, kita
tidak tahu pelanggaran apa yang telah kita lakukan di kehidupan sebelumnya. Hukuman
yang harus kita terima akibat perbuatan salah dimasa lampau masih harus kita jalani.
Oleh karena itu, untuk dapat merobah kehidupan yang buruk menjadi kehidupan yang
baik, kita tidak hanya harus mereformasi kesalahan kita, tetapi juga harus
mempraktekkan segala bentuk kebajikan dan membangun jasa-jasa baik.
Hanya dengan cara ini kita dapat membebaskan diri dari karma yang diciptakan dimasa
lampau. Sekali perbuatan-perbuatan baik kita terkumpul, kehidupan kita yang buruk
dengan sendirinya akan berubah menjadi sebuah kehidupan yang baik; dengan demikian
praktek mengubah takdir dapat dibuktikan.
Liao-Fan: I Ching, Kitab tentang perubahan mengatakan...
Narator: “Keluarga yang melakukan perbuatan-perbuatan baik akan mengumpulkan
nasib baik, yang dapat bertahan hingga banyak generasi.”
Liao-Fan: Mari saya berikan sebuah contoh. Pernah ada sebuah kelaurga bermarga
Yen. Sebelum setuju menikahkan anak permpuan mereka kepada seorang laki-laki yang
kemudian menjadi ayah dari Confucius, mereka terlebih dahulu memeriksa perbuatan-
perbuatan masa lampau dari keluarga laik-laki itu. Setelah mengetahui keluarga tersbut
adalah keluarga yang banyak melakukan prbuatan baik dan mengumpulkn kebajikan,
keluarga Yen merasa yakin bahwa anak perempuan mereka akan menikah ke dalam
36
keluarga yang makmur dengan keturunan yang hebat. Memang benar, anak mereka
kemudian melahirkan Confucius.
Liao-Fan: Confucius pernah memuji Shwun, seorang kaisar Cina, atas baktinya
kepada orang tua, dengan mengatakan...
Confucius: Karena baktinya yang luar biasa kepada orang tua, Shwun dan leluhurnya
akan dikenal dan dihormati orang lain. Keturunannya akan terkenal hingga banyak
generasi.
Liao-Fan: Perkataan Confucius terbukti kebenarannya oleh sejarah. Sekarang
saya akan memperlihatkan beberapa kisah nyata bahwa jasa-jasa baik dapat
dicapai dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Di propinsi Fukien, ada seorang laki-laki terkenal bernama Rong-Yang yang menjabat
sebagai guru kaisar dalam istana. Leluhurnya adalah tukang perahu yang
menghidupi keluarganya dengan menolong orang-orang menyeberangi sungai.
Suatu hari, terjadi badai yang terjadi cukup lama sehingga banjir besar
menyapu habis rumah-rumah penduduk. Orang-orang, hewan-hewan dan barang-
barang dibawa arus air ke dalam sungai.
Tukang perahu yang lain menarik keuntungan dari situasi ini dan berusaha keras
mengumpulkan barang-barang yang terapung. Hanya kakek dan kakek buyut
Rong-Yang yang tergerak untuk menolong orang-orang hanyut. Mereka sama sekali
tidak mengambil barang-barang yang terapung melewati mereka. Tukang-tukang
perahu lain semuanya tertawa dan menganggap mereka sangat bodoh. Di kemudian hari,
ketika ayah Rong-Yang lahir, keluarga Yang secara perlahan-lahan menjadi makmur.
Suatu hari seorang suci menyamar sebagai pendeta Tao berkunjung ke keluarga Yang.
37
Pendeta Tao: Leluhurmu telah mengumpulkan banyak jasa baik; keturunanmu
akan menikmati kemakmuran dan ketenaran. Ada suatu tempat istimewa dimana
engkau dapat membangun makam leluhurmu.
Liao-Fan: Jadi mereka menuruti saran dari rahib Tao tersebut dan tak lama kemudian
Rong-Yang lahir. Rong-Yang lulus ujian kekaisaran saat baru berumur 20
tahun dan kemudian menerima pengangkatan kekaisaran.
Narator: Kaisar bahkan menganugerahi kakek dan kakek buyutnya dengan kehormatan
kekaisaran yang sama. Keturunannya masih sangat terkenal hingga hari ini.
Liao-Fan: Yang Zi-Cheng asal Ninpo, propinsi Chehkiang adalah contoh lainnya. Zi-
Chen bekerja sebagai salah seorang pegawai di pengadilan propinsi. Dia adalah seorang
yang baik hati, ramah dan patuh pada hukum. Suatu kali, hakim tingkat propinsi
menghukum seorang penjahat dengan memukulnya hingga muntah darah ke tanah.
Kemarahan hakim belum reda dan dia baru saja akan melanjutkan hukuman bagi
penjahat itu, ketika Zi-Cheng berlutut dan memohon hakim berhenti memukul penjahat
itu. Hakim berkata...
Hakim: Tidak masalah jika engkau memohon, tetapi bagaimana saya tidak marah
mengetahui orang ini melanggar hukum!
Zi-Cheng: Ketika orang-orang dalam pemerintahan dengan jabatan yang terhormat dan
berkuasa pun melakukan korupsi, dan tidak mengikuti Jalan Benar, bagaimana orang
dapat mengharapkan rakyat biasa mematuhi hukum dan perundang-undangan? Di
samping itu pukulan yang berlebihan dapat memaksa tersangka yang tidak bersalah
mengaku bersalah. Oleh karena itu dalam kasus seperti ini kita harusnya lebih memiliki
pengertian.
Liao-Fan: Hakim tersentuh oleh perkataan Zi-Cheng dan menghentikan hukuman
pukulan tersebut. Walaupun berasal dari keluarga miskin, Zi-Cheng tidak pernah
38
menerima suap. Jika tahanan kekurangan makanan, dia selalu mengambil makanan
dari rumahnya walaupun itu berarti lapar bagi dirinya sendiri. Perbuatan welas asihnya
ini tidak pernah berhenti dan akhirnya Zi-Cheng mempunyai dua orang anak laki-laki.
Narator: Anaknya yang sulung bernama Shou-Chen dan anak bungsunya bernama
Shou-Zi. Kedua anaknya menjadi sangat terkenal dan memegang jabatan yang penting
di pemerintahan. Keturunan dari keluarga Yang ini tetap terkenal untuk jangka waktu
yang lama.
Liao-Fan: Ini cerita nyata lainnya yang terjadi pada masa Dinasti Ming.
Suatu kali, sebuah gerombolan penjahat muncul dipropinsi Fukien. Kaisar menunjuk
Jenderal Hsieh memimpin tentara kekaisaran pergi menaklukkan mereka. Jenderal
Hsieh ingin memastikan bahwa orang yang tidak bersalah tidak terbunuh dalam
perburuan para penjahat itu.
Karena itu, dia berhasil mendapatkan daftar mereka yang menjadi anggota
gerombolan dan memerintahkan bendera warna putih secara diam-diam dibagikan
kepada penduduk yang bukan anggota gerombolan penjahat. Mereka diminta
menempatkan bendera itu didepan pintu ketika pasukan kerajaan tiba dikota, dan
para prajurit telah diperintahkan untuk tidak melukai orang tak bersalah. Dengan pikiran
yang bajik ini, Jenderal Hsieh telah menyelamatkan puluhan ribu nyawa orang.
Narator: Di kemudian hari , anaknya Hsieh-Chian meraih peringkat pertama dalam
ujian kekaisaran dan kemudian menjadi seorang penasehat kaisar. Cucunya Hsieh-Pei
juga meraih jabatan yang tinggi dalam ujian.
Liao-Fan: Contoh lainnya adalah keluarga Lin dari Propinsi Fukien. Di antara leluhur
mereka terdapat seorang perempuan tua yang sangat dermawan. Setiap hari dia
membuat bola nasi untuk diberikan kepada fakir-miskin dan selalu memberikan
sebanyak yang mereka minta.
39
Ada seorang pendeta Tao yang datang setiap hari selama tiga tahun berturut-turut dan
setiap kalinya ia selalu meminta enam atau tujuh bola nasi. Perempuan tua
tersebut selalu memenuhi permintaannya dan tidak pernah memperlihatkan perasaan
tidak senang. Pendeta Tao itu sebenarnya seorang dewa yang datang untuk menguji
sejauh mana kebaikan hati perempuan tua tadi. Menyadari betapa tulus dan baiknya hati
perempuan tua itu, ia lalu berkata...
Pendeta Tao: Saya memakan bola nasimu selama tiga tahun tanpa menunjukkan rasa
terima kasih apa-apa. Barangkali saya dapat menolong engkau dengan cara ini; di tanah
belakang rumahmu, terdapat tempat yang baik dimana engkau dapat
membangun makam leluhur. Jika engkau ditempatkan di sana di masa yang
akan datang , jumlah keturunanmu yang akan mendapat pengangkatan dari
kaisar akan sama dengan jumlah satu pon biji wijen.
Liao-Fan: Ketika wanita tua itu meninggal dunia, keluarga Lin mengikuti
saran dari dewa dan menguburkannya di tempat yang ditunjuk. Generasi
pertama setelah itu , sembilan orang pria keturunanya lulus ujian kekaisaran, dan
hal itu terus berlanjut pada setiap generasi berikutnya.
Contoh lain datang dari ayah seorang ahli sejarah kekaisaran bernama Chi-Feng. Suatu
hari dimusim dingin bertahun-tahunyang lalu ayah Chi-Feng sedang dalam
perjalanan ke sekolah ketika dia bertemu dengan seseorang yang membeku oleh
salju. Mendapatkan laki-laki itu masih bernafas, dia cepat-cepat menanggalkan
mantelnya untuk menutup tubuh laki-laki yang membeku itu. Dia membawa
pulang dan menjadikannya sadar. Malam itu dia bermimpi dewa datang dan
berkata padanya...
Dewa: Engkau menolong orang yang hampir mati dengan penuh ketulusan, ini
merupakan kebajikan yang luar biasa. Saya akan menjadikan Jenderal Han-Chi yang
terkenal dari Dinasti Sung untuk dilahirkan sebagai anak laki-lakimu.
40
Liao-Fan: Kemudian lahirlah anak tersebut dengan nama julukan Chi. Contoh lain
adalah Ying Ta-Jo, sekretaris kekaisaran yang tinggal di Taichou. Ketika masih
muda, dia suka belajar di daerah pegunungan yang terpencil. Pada malam hari,
dia sering mendengar suara hantu dan mahluk halus tetapi dia tidak pernah merasa takut
pada mereka. Suatu hari dia mendengar satu hantu berkata dengan gembira pada hantu
lainnya...
Hantu pertama: Ha...Ha...! Ada seorang wanita desa yang suaminya telah
meninggalkan rumah untuk waktu yang lama dan belum kembali. Sanak keluarga
suaminya berpikir anak mereka telah mati dan memaksanya untuk menikah lagi.
Besok malam dia akan bunuh diri di sini dan akan menggantikan tempatku
sehingga aku dapat dilahirkan kembali. Ha... Ha...!
Narator: Roh dari mereka yang melakukan bunuh diri harus menunggu orang lain
meninggal di tempat mereka bunuh diri supaya mereka bisa meninggalkan alam hantu
dan mencapai kelahiran kembali pada derajat yang lebih tinggi.
Liao-Fan: Tuan Ying mendengar ini dan segera pergi menjual tanahnya. Dia
memperoleh empat keping uang perak, mengarang sepucuk surat seolah-olah dari
suami wanita desa tersebut dan mengirimkannya ke rumah wanita desa bersama dengan
uang perak itu. Ayah mertua wanita tahu bahwa surat itu bukanlah tulisan tangan
anaknya, tetapi ia memeriksa uang perak dan berkata...
Ayah mertua: Suratnya mungkin palsu, tetapi uang peraknya tidak. Siapa yang akan
mengirimkan kepada kita uang sebanyak ini? Mungkin anak laki-laki kita benar-benar
masih hidup dan dalam keadaan baik; kita tidak seharusnya memaksa menantu kita
menikah lagi.
Liao-Fan: Karena itu menantu wanita tidak jadi bunuh diri dan suaminya pada akhirnya
kembali juga ke rumah. Tuan Ying mendengar hantu-hantu kembali bercakap-cakap...
41
Hantu pertama: Huh! Semula saya dapat meninggalkan tempat ini untuk dilahirkan
kembali, tetapi Tuan Ying mengacaukan kesempatan itu!
Hantu kedua: Mengapa kamu tidak menyakitinya saja?
Hantu pertama: Tidak, saya tidak mampu. Para dewa telah mengetahui kebajikan dan
jasa-jasa baiknya, dan dia akan menerima jabatan yang penting dimasa mendatang.
Bagaimana saya dapat menyakitinya?
Liao-Fan: Tuan Ying mendengar hal itu dan menjadi lebih rajin lagi
melakukan kebajikan dan mengumpulkan jasa-jasa baik. Kapan saja terjadi
kelaparan, dia akan mempergunakan uangnya sendiri untuk membeli makanan untuk
orang-orang miskin dan yang membutuhkan, serta selalu bersemangat menolong orang
yang sedang kesusahan. Tatkala keadaan tidak menjadi sesuai dengan harapan, dia akan
merenung dengan sepenuh hati dan sama sekali tidak menyalahkan lingkungan di
sekelilingnya. Hingga hari ini pun, keturunannya masih sangat terkenal.
Orang lainnya, Hsu Feng-Chu, tinggal di Changso, propinsi Chiangsu; ayahnya adalah
orang sangat kaya. Kapan saja terjadi kelaparan, ayahnya akan menyumbangkan
persediaan padinya dan semua sewa atas ladangnya kepada orang miskin. Suatu malam
dia mendengar hantu-hantu bernyanyi di luar rumahnya...
Hantu-hantu: Bukan main-main! Bukan main-main! Seorang anggota keluarga Hsu
akan lulus ujian kekaisaran!
Liao-Fan: Kejadian ini berlangsung selama beberapa hari dan memang benar, tahun
itu anaknya Feng-Chu lulus ujian kekaisaran,. Sejak itu, dia makin rajin berbuat baik
dan mengumpulkan jasa-jasa baik. Dia sering memperbaiki jembatan dan
memperhatikan orang yang mengadakan perjalanan jauh dan para bhiksu. Suatu hari dia
mendengar hantu-hantu kembali beryanyi...
42
Hantu-hantu:... bukan lelucon! Bukan lelucon! Seorang keluarga Hsu akan lulus ke
tingkat yang lebih tinggi lagi pada ujian kekaisaran!
Narator: Dan memang benar, Feng-Chu lulus pada ujian tingkat yang lebih
tinggi dan mejadi gubernur di dua propinsi!
Liao-Fan: Contih lainadalah Tu Kung-Shi yang tinggal di Chiashing, propinsi
Chehkiang. Tuan Tu bekerja di pengadilan dan di malam hari suka menghabiskan waktu
di penjara. Berbicara dengan para narapidana. Setiap hari dia mengetahui ada orang
yang tidak bersalah, dia akan menulis laporan rahasia kepada hakim, memberitahukan
temuannya. Berdasarkan laporan rahasia itu hakim kemudian akan menanyai narapidana
bersangkutan dan menyelesaikan kasusnya.
Narator: Berkat usaha Tuan Tu, sepuluh orang yang tidak bersalah telah dibebaskan
dan mereka semua sangat berterima kasih kepada hakim, memuji keputusannya
yang bijaksana. Tak lama sesudah itu Tuan Tu yang dengan diam-diam membiarkan
hakim mendapat pujian, juga membuat laporan kepada hakim agung di kekaisaran,
dengan mengatakan...
Tuan Tu: ...Jika di ibukota saja ada banyak orang tak bersalah dihukum, pasti lebih
banyak lagi di tempat lain dalam kekaisaran ini. Saya menyarankan agar hakim agung
kekaisaran setiap lima tahun sekali mengirim penyelidik untuk memeriksa penjara dan
membebaskan mereka yang tidak bersalah. Hukuman yang telah diputuskan oleh hakim
dapatdikurangi atau dibatalkan guna mencegah orang tidak bersalah mendekam di
penjara.
Liao-Fan: Hakim agung melanjutkan permohonan Tuan Tu kepada kaisar, yang setuju
atas saran Tuan Tu. Tuan Tu terpilih sebagai salah satu agen khusus kekaisaran yang
bertanggung jawab mengurangi hukuman para tahanan yang mungkin tidak bersalah.
Suatu malam dia bermimpi dewa datang padanya dan berkata...
43
Dewa: Seharusnya engkau tidak memiliki anank dalam kehidupan ini, tetapi
perbuatanmu mengurangi hukuman atas orang tidak bersalah sesuai dengan kehendak
langit. Engkau akan dianugerahi tiga orang anak laki-laki dan mereka akan
mendapatkan jabatan yang tinggi.
Liao-Fan: Tak lama setelah itu, isterinya melahirkan tiga anak laki-laki yang semuanya
menjadi orang terkenal di masyarakat.
Contoh lain orang yang mendapatkan hasil yang baik dari berbuat kebaikan adalah Ping-
Bao yang tinggal di Chiashing. Ping adalah anak bungsu dari tujuh anak hakim di
Chichou, propinsi Anhui. Dia diminta untuk menikahi anak perempuan dari keluarga
Yuan dari propinsi Pinghu yang merupakan teman baik dari ayah saya. Ping-Bao
mempunyai pengetahuan yang luas dan berbakat, tetapi dia tidak pernah sanggup lulus
ujian kekaisaran.
Narator: Dia akhirnya menghabiskan waktunya mempelajari ajaran Buddha dan Tao.
Liao-Fan: Suatu hari, ketika sedang bepergian ke Danau Liu, dia tiba di sebuah desa
dan melihat sebuah Vihara dalam keadaan yang sangat memerlukan perbaikan. Dia
melihat patung Bodhisattva Kwan Im berada dalam keadaan basah akibat hujan
yang menetes dari atap bocor.
Ping mengeluarkan semua uang yang ia miliki dan memberikannya kepada kepala
bhiksu dari vihara tersebut, memintanya mempergunakan uang itu untuk
memperbaiki vihara. Kepala bhiksu menjawab...
Kepala bhiksu: perbaikan vihara ini merupakan pekerjaan yang besar, saya takut
jumlah uang ini tidak cukup untuk memenuhi keinginanmu.
Liao-Fan: Ping-Bao kemudian mengeluarkan semua barang-barangnya yang
berharga dan memberikan semua kepada kepala bhiksu. Pembantu-pembantunya
44
berusaha membujuknya untuk menyimpan baju-baju terbaiknya, tetapi dia menolak dan
berkata...
Ping-Bao: Bukan masalah bagiku. Sepanjang patung Bodhisattva Kwan Im tidak
rusak, saya tidak perduli jika harus bepergian tanpa pakaian.
Liao-Fan: Kepala bhiksu dengan berlinang air mata berkata:
Kepala Bhiksu: Memberikan uang dan pakaian bukanlah perbuatan yang susah untuk
dilakukan, tapi ketulusan hatimu yang dalam sungguh langkah dan tak ternilai harganya!
Liao-Fan: Setelah Vihara diperbaiki, Ping-Bao membawa ayahnya ke vihara itu
sekaligus menginap disana. Malam itu, Ping bermimpi pelidung dari vihara, Chie-Lan
datang berterima kasih kepadanya dan berkata...
Chie-Lan: Berhubung engkau telah mengumpulkan jasa-jasa baik dan kebajikan
seperti ini, anak- anak dan keturunanmu akan memiliki jabatan di istana untuk waktu
yang lama.
Liao-Fan: Di kemudian hari, anak laki-laki dan cucunya, keduanya lulus ujian tingkat
tinggi dan ditunjuk sebagai pejabat kerajaan.
Contoh lain adalah orang bernama Li-Zhi dari propinsi Jiashan. Ayahnya bekerja
sebagai juru tulis di pengadilan propinsi. Suatu hari, ayah Li-Zhi mengetahui seorang
laki-laki yang tidak bersalah dijatuhi sanksi hukuman mati. Dia berusaha memberikan
pembelaan atas kasus ini kepada atasannya. Ketika laki-laki yang ditahan tersebut
mendengar hal ini, dia memberitahu isterinya...
Tahanan: saya sangat berhutang budi pada juru tulis yang telah berbicara untuk diriku,
akan tetapi saya tidak tahu bagaimana harus berterima kasih padanya. Maukah kamu
mengundangnya ke rumah kita dan menawarkan dirimu menjadi isterinya? Mungkin ini
45
akan dapat menyenangkan hatinya, dan menambah kemungkinan saya untuk tetap
hidup.
Liao-Fan: Isterinya menangis sewaktu mendengar permintaan suaminya, karena
sebenarnya dia tidak mau melakukan hal itu. Kan tetapi, hanya itu jalan satu-satunya
yang dapat ia lakukan untuk menolong suaminya pada saat itu. Oleh karenanya,
keesokan harinya ketika juru tulis itu datang ke rumahnya, dia menawarkan arak dan
memberitahukan keinginan suaminya. Juru tulis itu menolak tawaran pernikahan, tetapi
tetap berusaha sekuat tenaga menjernihkan kasus tersebut. Ketika laki-laki itu
dibebaskan, dia dan isterinya pergi ke rumah juru tulis untuk berterima kasih. Laki-laki
itu berkata...
Laki-laki: Orang dengan kebajikan seperti yang Tuan miliki sungguh sukar dijumpai
pada masa sekarang, bagaimana saya dapat menunjukan rasa terima kasih saya? Tuan
tidak mempunyai anak laki-laki, harap izinkan saya menawarkan anak perempuan
saya untuk menikah denganmu, ini merupakan satu-satunya cara untuk membalas
budi Tuan. Harap Tuan bersedia menerimanya.
Liao-Fan: Juru tulis itu menerima tawaran tersebut, dan tak lama setelah itu, dia
melahirkan anak laki- laki baginya, yang diberi nama Li-Zhi, Li-Zhi lulus ujian
kekaisaran tingkat tinggi ketika dia baru berumur 20 tahun.
Narator: Anak dari Li-Zhi, Gao, cucunya Lu, dan cucu buyutnya Da-Lwun, semuanya
lulus ujian kekaisaran tingkat tinggi dan menerima pengangkatan.
Liao-Fan: Kesepuluh contoh tersebut di atas semua menceritakan perbuatan yang
berbeda yang dilakukan orang yang berbeda. Walaupun perbuatan mereka berbeda-
beda, tujuan mereka sama; yaitu untuk berbuat baik. Jika kita mempelajari kebaikan
dengan seksama, kita akan mendapatkan bahwa ada banyak jenis perbuatan baik.
46
Narator: Ada kebaikan sejati dan adan kebaikan yang semu, kebaikan yang jujur dan
kebaikan bengkok, tersembunyi dan tampak jelas, palsu dan asli, tepat dan tidak tepat,
sepenuh hati dan setengah hati, besar dan kecil, dan akhirnya, sulit dan mudah.
Liao-Fan: Kesemua jenis perbuatan baik yang berbeda-beda ini masing-masing
mempunyai alasan sendiri, yang mana harus dengan hati-hati dipelajari dan dimengerti.
Jika kita melakukan perbuatan baik tetapi tidak tahu cara membedakan yang benar dan
salah, pada akhirnya kita mungkin membawa kerusakan bukannya kebaikan. Sekarang
saya akan menerangkan perbedaan dari jenis perbuatan baik satu persatu.
Apakah yang dimaksud dengan “ kebaikan sejati dan kebaikan semu?” Di
masa Dinasti Yuan, sekelompok pelajar pergi memberi hormat kepada Guru Jung-
Feng di pegunungan Tianmu. Mereka bertanya...
Pelajar pertama: Ajaran agama Buddha sering menbicarakan ganjaran karma untuk
yang baik dan buruk, mengatakan “karma itu seperti bayangan, mengikuti tubuh kita ke
mana kita pergi.”
Narator: Ini menyatakan bahwa kebaikan akan selalu membawa imbalan dan kejahatan
akan selalu mendapatkan hukuman.
Pelajar pertama: Lalu mengapa ada orang yang berbuat baik, tetapi keluarganya dan
keturunannya tidak makmur dan tidak sukses? Di lain pihak, ada orang jahat dan keji
yang melakukan hal-hal tidak terpuji, tetapi keluarga dan keturunannya hidup dengan
layak. Kemana perginya hukum sebab akibat? Apakah tidak ada standar dalam ajaran
agama Buddha?
Liao-Fan: Guru Jung-Feng menjawab pertanyaan iu dengan berkata...
Guru Jung-Feng: Orang awam dibutakan oleh pandangan-pandangan duniawi,
sehingga pikiran mereka belum membersihkan pikiran mereka dari hal-hal yang kotor
dan tidak mampu melihat dengan persepsi yang benar. Karena itu, mereka menganggap
47
kebaikan sejati sebagi perbuatan yang salah, dan keliru menganggap perbuatan salah
sebagai kebaikan. Hal ini sangat lazim terjadi dewasa ini! Lebih-lebih lagi, mereka-
mereka ini tidak mengoreksi diri atau pandangan mereka sendiri yang salah, tetapi
malah menyalahkan langit atas nasib jelek mereka!
Pelajar kedua: Baik adalah baik, jahat adalah jahat. Bagaimana mungkin
orang keliru membedakannya?
Liao-Fan: Mendengar hal ini, Guru Jung-Feng meminta mereka masing-
masing mengutarakan pendapat tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik.
Pelajar ketiga: Memaki dan memukul orang adalah hal yang tidak baik,
menghormati dan memperlakukan orang lain dengansopan adalah hal yang baik.
Guru Jung-Feng: ... Tidak selalu.
Pelajar Keempat: Tamak harta dan mengambil uang orang lain adalah hal yang salah,
tidak tamak dan patuh dengan cara yang benar adalah hal yang baik.
Guru Jung-Feng: ... Tidak selalu.
Liao-Fan: Pelajar-pelajar yang lain semuanya mengutarakan pendapat mereka
masing-masing mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik, tetapi Guru Jung-Feng
tetap menjawab...
Guru Jung-Feng: ... Tidak selalu.
Liao-Fan: Berhubung Guru Jung-Feng tidak setuju dengan semua pandangan mereka
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, mereka memutuskan meminta padangan
Guru Jung-Feng sendiri.
48
Para Pelajar: Jadi sebenarnya apa yang baik dan apa yang sebenarnya tidak baik?
Guru Jung-Feng: Melakukan sesuatu dengan tujuan memberikan manfaat kepada
orang lain adalah baik, melakukan sesuatu untuk keuntungan sendiri adalah tidak baik.
Jika apa yang kita lakukan adalah demi manfaat pada orang, maka tidak menjadi
masalah apakah kita memaki atau memukulnya. Perbuatan itu masih dianggap
baik. Jika tujuan kita adalah untuk keuntungan diri sendiri, maka meskipun
bersikap hormat dan sopan, perbuatan itu tetap dianggap tidak baik.
Karena itu, jika melakukan perbuatan baik dengan satu tujuan memberikan manfaat bagi
orang lain, ini dianggap bermanfaat bagi masyarakat umum, dan jika manfaat itu
adalah untuk masyarakat umum, maka itu adalah kebaikan sejati. Jika hanya
memikirkan diri sendiri sewaktu melakukan perbuatan baik, maka itu dianggap
hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan itulah yang disebut kebaikan semu.
Ketika kebaikan mekar dalam hati kita, itu adalah kebaikan sejati. Ketika kita
melakukan perbuatan baik semata-mata untuk perbuatan baik tanpa mengharapkan
imbalan, itu adalah kebaikan sejati. Jika kita melakukan kebaikan dengan tujuan selain
dari memberikan manfaat bagi orang lain, maka itu adalah kebaikan yang semu.
Mereka yang ingin melakukan kebaikan sejati, perlu merenungkan semua perbedaan
ini.
Liao-Fan: Apakah yang dimaksud “kebaikan yang murni dan kebaikan yang
bengkok”? Dewasa ini orang yang menganggap terlalu konservatif dan orang yang
sopan dan menyenangkan adalah orang yang baik hati dan bajik. Namun, orang
bijaksana dan orang suci masa dulu telah menunjukkan bahwa mereka lebih menyukai
orang yang berani dan memiliki tujuan yang tinggi untuk dicapai.
Narator: Ini karena mereka yang berani dan mempunyai tujuan yang tinggi lebih
mudah diajarkan dan dibimbing, dan suatu hari akan mencapai pretasi dalam hidupnya;
sedangkan mereka yang terlalu konservatif tidak mencapai apa-apa.
49
Liao-Fan: Mereka yang berpenampilan konservatif dan terlalu hati-hati dalam setiap
tindakannya sehari-hari, mungkin disukai semua orang, tapi karena wataknya
yang lemah, mereka mudah mengikuti apa pun, tidak mampu memutuskan untuk
diri mereka sendiri. Orang bijaksana sering menyebut mereka sebagai pencuri-pencuri
kebajikan. Dari sini kita dapat melihat bahwa sudut padang orang biasa sangat berbeda
dari sudut pandang orang bijaksana dan suci.
Narator: Apa yang oleh orang awam terlihat sebagai kebajikan, oleh orang suci dapat
dinyatakan tidak baik. Apa yang tampak tidak baik oleh orang awam, dapat dilihat
sebagai kebaikan sejati oleh orang suci.
Liao-Fan: Ini juga berlaku pada masalah-masalah lainnya. Bumi, makhluk halus,
langit dan para dewa, semuanya memeandang kebaikan dan kejahatan dari sudut
pandang yang sama seperti orang bijaksana. Orang baik hati akan diberi imbalan atas
perbuatan baiknya, dan orang jahat akan dihukum atas perbuatan mereka yang salah.
Apa yang dipandang baik oleh orang bijaksana juga akan di padang demikian oleh
mereka. Mereka tidak memandang sesuatu dari sudut pandang yang sama dengan orang
awam.
Karena itu, mereka yang ingin mengumpulkan jasa-jasa baik jangan samapi
dibohongi dan dipengaruhi oelh penglihatan-penglihatan dan suara-suara kehidupan
duniawi. Sebaliknya, mereka perlu berlatih dengan tulus dan rendah hati, bukan untuk
menyenangkan orang lain dan mendapat rasa hormat. Orang harus melindungi dengan
baik hatinya dari pikiran yang menyimpang dan tidak bersih.
Narator: Kebaikan yang murni muncul dari pikiran untuk menolong semua orang.
Kebaikan yang bengkok muncul dari pikiran yang tamak untuk menyenangkan orang.
Menaruh rasa cinta kasih adalah kemurnian. Menaruh rasa kebencian dan iri hati adalah
ketidakmurnian. Kebaikan yang murni terjadi ketika kita memang patut dihormati,
50
dan kebaikan yang tidak murni terjadi ketika orang bertindak tanpa ketulusan
hati.
Liao-Fan: Semua ini harus dibedakan dengan hati-hati. “Apakah yang dimaksud
dengan kebaikan tersembunyi dan kebaikan yang tampak jelas”?
Narator: Ketika melakukan suatu kebaikan dan orang-orang mengetahuinya, itulah
yang disebut kebaikan yang kelihatan. Ketika melakukan suatu kebaikan dan tidak
seorangpun mengetahuinya, itu disebut kebaikan yang tersembunyi.
Liao-Fan: Mereka yang memiliki kebaikan yang tersembunyi dengan sendirinya akan
diketahui oleh langit dan akan diberi imbalan atas perbuatan baiknya. Mereaka yang
melakukan kebaikan yang kelihatan akan diketahui orang lain dan akan menjadi
terkenal.
Narator: Ketenaran sendiri merupakan keberuntungan, tetapi langit dan bumi
tidak menyukai ketenaran karena langit dan bumi tidak menyukai mereka yang
mengejar ketenaran.
Liao-Fan: Kita dapat melihat bahwa mereka yang sangat terkenal, tetapi
tidak memiliki cukup kebajikan untuk mendukungnya. Akhirnya akan berhadapan
dengan berbagai penderitaan berat. Orang yang tidak pernah berbuat salah tetapi
terus-menerus dituduh secara salah oleh orang lain, akan mempunyai keturunan yang
tiba-tiba makmur dan sukses.
Narator: Dari sini, kita dapat melihat betapa pentingnya memahami perbedaan yang
sangat kecil antara kebaikan yang tersembunyi dan kebaikan yang kelihatan. Kita tidak
boleh keliru dalam hal ini!
51
Liao-Fan: Dalam melakukan perbuatan baik, ada juga yang kelihatannya seperti
kebaikan, tetapi sebenarnya bukan, dan apa yang kelihatannya bukan kebaikan ternyata
kebaikan. Inilah yang disebut kebaikan palsu dan kebaikan asli.
Contohnya pada periode musim semi dan musim gugur, ada sebuah negara bernama
Lu. Karena ada negara lain yang menjadikan rakyatnya sebagai budak atau pembantu,
negara Lu membuat suatu peraturan yang memberikan penghargaan bagi mereka
yang membayar uang tebusan untuk mendapatkan kembali kebebasan penduduk
senegaranya. Pada waktu itu, Confucius mempunyai seorang murid yang kaya bernama
Dz-Gong. Walaupun Dz-Gong membayar uang tebusan untuk membebaskan rakyatnya,
dia menolak menerima penghargaan atas perbuatannya itu.
Narator: Dia melakukannya dengan maksud baik, hanya berusaha menolong orang lain
dan bukan demi penghargaan.
Liao-Fan: Ketika itu Confucius mendengar hal itu, dia sangat tidak senang dan
memarahinya dengan mengatakan...
Confucius: Kamu bertindak salah dalam hal ini. Ketika orang bijaksana dan orang suci
melakukan sesuatu, mereka berusaha keras memperbaiki tingkah laku masyarakat,
mengajarkan orang-orang untuk menjadi baik dan bersusila. Orang melakukan sesuatu
jangan hanya dia merasa menyukainya.
Di negara Lu orang miskin lebih banyak dari orang kaya. Dengan menolak penghargaan,
engkau telah membuat orang lain berpikir bahwa menerima penghargaan adalah tanda
ketamakan.
Karena itu, orang tak berpunya dan mereka yang tidak ingin dinilai tamak
dengan menerima penghargan dari pemerintah, akan ragu-ragu membayar uang
tebusan dimasa yang akan datang. Hanya orang sangat kaya yang mampu melakukan
52
perbuatan ini. Jika hal ini terjadi, tidak ada lagi orang yang mau membayar tebusan
untuk membebaskan orang-orang kita.
Liao-Fan: Murid Confucius yang lain, Dz-Lu suatu hari melihat seorang laki-laki
tengelam di sungai dan menolongnya. Laki-laki itu berterima kasih kepadanya dengan
memberinya seekor sapi.
Dz-Lu menerima pemberian laki-laki tersebut. Confucius sangat gembira ketika
mendengar berita ini dan berkata…
Confucius: Di masa yang akan datang orang-orang akan mau dan bersemangat
menolong mereka yang hanyut di sungai atau di danau.
Liao-Fan: Jika kita melihat dari pandangan orang awam, Dz-Gong, yang menerima
penghargaan adalah orang baik. Dz-Lu yang menerima pemberian seekor sapi tidaklah
begitu baik. Tapi siapa yang menyangka Confucius akan memuji Dz-Lu dan sebaliknya
memarahi Dz-Gong? Dari sini kita melihat bahwa mereka yang melakukan perbuatan
baik jangan hanya melihat hasil yang akan dicapai di masa sekarang…
Narator: … tetapi juga harus mempertimbangkan dampak jangka panjang perbuatan
tersebut.
Liao-Fan: Orang jangan Cuma mempertimbangkan keuntungan dan kerugian diri
sendiri…
Narator: …tetapi memperhatikan juga dampak yang timbul di dalam masyarakat.
Liao-Fan: Apa yang kita lakukan sekarang ini mungkin baik…
Narator: … tetapi dengan berlalunya waktu, hal tersebut membawa kerugian bagi
orang lain.
53
Liao-Fan: Karena itu, apa yang kelihatannya seperti kebaikan mungkin kenyataannya
merupakan kebalikannya dan apa yang kelihatannya merupakan kebalikan dari
kebaikan, mungkin nantinya pada suatu hari akan berubah menjadi baik. Ada contoh
lain dari apa yang tampak seperti kebajikan tetapi sesungguhnya bukan.
Narator: Ada banyak hal yang kelihatannya harus dilakukan, tetapi kadang-kadang
lebih baik hal tersebut tidak dilakukan. Memberi maaf adalah kebajikan, tetapi tidak
boleh diberikan tanpa didasari alasan yang jelas dan bijaksana. Jika dengan mudah
memaafkan dan membebaskan penjahat ketika dia belum menyesali perbuatannya dan
bertobat, kita mungkin telah melepaskan ancaman ke dalam masyarakat, menyebabkan
lebih banyak kerugian daripada kebaikan. Dalam hal ini, memberi maaf adalah salah;
orang tersebut lebih baik tetap tinggal di dalam penjara.
Liao-Fan: Kita semua perlu mempunyai tata krama, tetapi harus dilakukan dengan
pertimbangan yang tepat. Rasa hormat secara berlebihan kepada orang lain dapat
membuat orang itu menjadi arogan dan sombong. Dalam hal ini, rasa hormat itu
bukanlah hal yang baik.
Narator: Menepati janji adalah kebajikan, tetapi jika orang mendatangkan kesulitan
besar dengan menepati janji kecil, maka hal tersebut dianggap tidak tepat.
Liao-Fan: Menjadi orang yang penuh kasih dan welas asih merupakan sifat yang sangat
baik, tetapi jika welas asih dilakukan dengan membolehkan semua hal, maka orang yang
manja akan menjadi berani dan tidak terkendali, menimbulkan kerugian besar dan
kesulitan di kemudian hari. Ini akan menjadi perbuatan yang sangat kejam.
Narator: Semua ini adalah contoh dari apa yang tampak sebagai tetapi
kenyataannya tidaklah demikian dan harus direnungkan dengan seksama.
54
Liao-Fan: Apakah yang dimaksud dengan “kebaikan yang tepat dan kebaikan yang
tidak tepat”? Pada masa Dinasti Ming, suatu kali ada seorang Perdana Menteri bernama
Lyu Wen-Yi, seorang yang adli dan taat hukum. Saat usianya menjelang tua, dia pensiun
dan pulang ke desa kelahirannya di mana dia disayang dan dihormati semua orang.
Suatu hari, seorang pemabuk di desanya datang ke rumahnya dan mulai menghinanya.
Tuan Lyu tidak marah dengan perkataan orang tersebut malah memberitahu
pembantunya…
Tuan Lyu: Orang ini sedang mabuk. Jangan perdulikan dia.
Liao-Fan: Setelah mengatakan itu, dia menutup pintu dan tidak memperdulikan hinaan
tersebut. Setahun kemudian, pemabuk itu melakukan kejahatan serius dan dikirim ke
penjara dengan pidana mati. Mendengar hal tersebut, Tuan Lyu berkata dengan penuh
penyesalan…
Tuan Lyu: Jika membawanya kepada yang berwajib untuk dihukum saat dia datang
menghina saya, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Sedikit hukuman waktu itu
barangkali bisa mencegah kerusakan besar hari ini, dan mungkin bisa menghindarkan
dirinya dari kematian. Pada saat itu, saya hanya berpikir untuk bersikap baik dan tanpa
disadari memelihara sikap membangkang dan kepribadian yang memalukan.
Berhubung tidak ada sanksi yang dijatuhkan dari perbuatannya menghina seorang
perdana menteri, dia menjadi berani dan terus berbuat jahat, yang akhirnya
menyebabkan dia dijatuhi hukuman mati.
Liao-Fan: Ini adalah Contoh dari berbuat sesuatu yang tidak baik walaupun
mempunyai maksud yang baik. Ada juga contoh dari mereka yang berbuat baik
walaupun pada kenyatannya mempunyai maksud sebaliknya.
Suatu hari, kelaparan menimpa Negara dan orang-orang mencuri makanan orang lain di
siang bolong. Satu keluarga kaya melaporkan kehilangan di pasar kepada pihak yang
55
berwajib. Namun, pemerintah tidak ingin terlibat, karenanya tidak berbuat apa pun
untuk menghentikan para pencuri makanan itu.
Akhirnya, mereka menjadi lebih berani dan kekacauan terjadi di mana-mana.
Oleh karena itu, keluarga kaya tersebut menetapkan hukum sendiri dan mulai
menangkap dan menghukum orang yang mencuri dari mereka. Dengan cara ini,
ketentraman datang kembali dan orang tidak lagi mencuri dari orang lain. Orang kaya
itu bertindak demi kepentingan dii sendiri, namun tindakan mereka akhirnya
membawa manfaat besar bagi semua orang.
Narator: Kita semua tahu kebaikan itu tepat dan kejahatan tidak tepat. Akan tetapi, ada
kasus-kasus dimana perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan maksud baik
memberikan hasil yang tidak baik dan perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan
maksud tidak baik memberikan hasil yang baik. Inilah yang disebut walaupun
maksudnya tepat, hasil perbuatan itu tidak tepat. Ini disebut “tidak tepat diantara yang
tepat”. Tetapi, ada juga kasus di mana tujuannya yang tidak tepat namun hasilnya tepat.
Ini disebut “tepat di antarayang tidak tepat:”.
Liao-Fan: Kita semua harus mengetahui dan memahami hal ini. Apakah yang
dimaksud dengan “kebaikan setengah hati dan kebaikan sepenuh hati”? I Ching, kitab
tentang perubahan mengatakan...
Narator: “Orang yang tidak melakukan perbuatan baik tidak akan
mendapatkan nasib baik. Sebaliknya, orang yang tidak melakukan perbuatan jahat
tidak akan mendapatkan kesengsaraan”.
Liao-Fan: Kumpulan dari perbuatan baik dan jahat sangat menentukan masa depan
kita. Jika kita rajin berbuat baik, itu seperti mengumpulkan barang dalam kotak
penyimpanan. Jika kita rajin, kotak tersebut akan cepat penuh dan kita akan mendapat
imbalan berupa nasib baik. Jika bersemangat dan rajin mengumpulkan kejahatan, maka
56
kotak penyimpanan perbuatan jahat kita akan cepat penuh dan malapetaka segera
terjadi.
Jika kita agak malas dalam mengumpulkan kebaikan maupun kejahatan, maka kotak
penyimpanan hanya akan terisi setengahnya saja dan tidak ada nasib baik
maupun malapetaka yang cepat menghampiri kita. Inilah penjelasan dari kebaikan
yang sepenuh hati dan setengah hati.
Pernah ada seorang perempuan miskin yang pergi mengunjungi vihara Buddha dan
bermaksud untuk memberikan sumbangan. Tetapi, dia begitu miskin sehingga hanya
mempunyai dua sen tetapi dia tetap memberikannya kepada seorang bhiksu. Yang
mengejutkan perempuan tersebut,kepala bhiksu vihara itu sendiri yang menghampiri
dan membantunya melakukan penyesalan atas pelanggaran- pelanggaran di masa lalu
dan mempersembahkan jasa-jasa baiknya di depan patung Buddha.
Di kemudian hari, perempuan itu terpilih untuk masuk ke istana kaisar dan menjadi selir
kaisar.
Dengan berpakaian bagus dan mahal, perempuan itu kembali ke vihara Buddha yang
dulu untuk melakukan sumbangan, kali ini dengan membawa ribuan uang perak. Yang
mengecutkan hatinya, kepala bhiksu hanya mengutus seorang bhiksu untuk
membantunya mempersembahkan jasa-jasa baiknya. Perempuan itu tidak mengerti dan
bertanya kepada kepala bhiksu tersebut...
Perempuan: dahulu saya hanya menyumbangkan dua sen, tetapi Guru sendiri
membantu saya menyatakan rasa penyesalan. Hari ini saya datang dengan
membawa banyak uang untuk disumbangkan tetapi Guru tidak membantu saya
melakukan persembahan. Mengapa?
Kepala Bhiksu: Walaupun jumlah uang yang Anda berikan di masa lalu sedikit, itu
diberikan dengan hati yang murni dan tulus. Karena itu perlu bagi saya membalas
57
ketulusan hatimu dengan membantu melakukan persembahan. Hari ini, walaupun
sumbanganmu lebih banyak, keikhlasan hati dalam memberi tidaklah semurni dan
setulus pemberian sebelumnya. Oleh karena itu, sumbangan tersebut tepat dan cukup
dibantu oleh murid saya.
Liao-Fan: Ini adalah contoh bagaimana ribuan uang perak hanya dianggap kebaikan
yang setengah hati dan uang dua sen sebagai kebaikan sepenuh hati.
Contoh lain adalah Li-Jung, orang suci Dinasti Han. Dia sedang mengajari muridnya,
Lyu Dong-Bing, keahlian mengubah besi menjadi emas. Mereka akan menggunakan
emas tersebut untuk menolong orang miskin. Dong-Bing bertanya pada gurunya…
Dong-Bing: Akankah emas ini berubah kembali menjadi besi?
Li-Jung: Setelah 500 tahun, benda itu akan kembali ke bentuknya semula.
Dong-Bing: Kalau begitu, saya tidak ingin mempelajari ilmu ini. Keahlian ini dapat
merugikan mereka yang memiliki emas ini 500 tahun dari sekarang.
Liao-Fan: Sebenarnya, Li-Jung hanya menguji kebaikan hati muridnya. Dia merasa
gembira dengan hasil yang didapatnya, lalu berkata…
Li-Jung: Untuk dapat menjadi orang abadi, orang harus menyelesaikan 3.000
kebajikan. Apa yang kamu katakana muncul dari hati yang tulus; ketiga ribu perbuatan
baikmu telah terpenuhi!
Liao-Fan: Ini adalah contoh lain dari kebaikan sepenuh hati dan kebaikan setengah
hati. Ketika melakukan perbuatan baik, yang terbaik adalah ketika kita melakukannya
dengan ketulusan yang paling dalam, bukan mencari imbalan atau selalu mengingat
berapa banyak perbuatan baik yang telah kita lakukan. Jika kita berlatih dengan cara ini,
maka semua perbuatan baik kita akan mencapai pemenuhan dan berhasil.
58
Jika sebaliknya, kita selalu memikirkan perbuatan-perbuatan baik yang telah kita
lakukan, mencari suatu bentuk imbalan, maka tidak perduli bagaimana tekunnya
kita melakukan perbuatan baik, bahkan sepanjang hidup, perbuatan baik itu tetap
dianggap sebagai kebaikan yang setengah hati.
Narator: Contohnya, ketika kita menyumbangkan uang kepada fakir miskin,
kita dapat mempraktekkan apa yang disebut “sumbangan murni”. Dalam bentuk
pemberian ini, tidak boleh ada dalam pikiran kita bahwa “saya” yang memberikannya;
atau memikirkan betapa pentingnya barang- barang yang saya sumbangkan; atau
memikirkan siapa yang menerima sumbangan tersebut. Kita hanya memberi dan itu
karena benar-benar ikhlas dan penuh rasa hormat. Ketika mempersembahkan
“sumbangan murni”, maka satu kantong beras dapat membawa nasib baik yang tidak
terbatas dan jasa-jasa baik yang diperoleh dari sumbangan satu sen dapat menghapus
pelanggaran-pelanggaran beribu-ribu tahun.
Liao-Fan: Jika kita selalu mengingat perbuatan baik yang telah kita lakukan dan
mengharapkan imbalan atas perbuatan tersebut, maka sumbangan 200.000 emas
juga tidak cukup untuk memberikan kita imbalan nasib baik. Ini adalah cara lain
menjelaskan kebaikan sepenuh hati dan kebaikan setengah hati.
Apakah yang dimaksud dengan “kebaikan yang besar dan kebaikan yang kecil”? Pernah
terdapat seorang pejabat tinggi bernama Wei Jung-Da yang dibawa masuk ke dunia roh
untuk diadili atas perbuatan baik dan perbuatan jahatnya. Hakim disana memerintahkan
agar catatan perbuatan baik dan jahat atas dirinya ditunjukkan. Ketika catatan
tersebut ditunjukkan. Ketika catatan tersebut ditunjukkan, Jung-Da sangat terkejut
melihat banyaknya catatan perbuatan jahatnya yang memenuhi halaman pengadilan, dan
Cuma terdapat satu gulung catatan perbuatan baik. Hakim memerintahkan kedua jenis
catatan itu ditimbang. Anehnya, catatan perbuatan jahat yang memenuhi
halaman pengadilan lebih ringan daripada satu gulungan catatan perbuatan
baiknya, yang Cuma setipis sumpit. Jung-Da bertanya pada hakim…
59
Jung-Da: Umur saya belum mencapai 40 tahun, bagaimana mungkin saya dapat
melakukan begitu banyak perbuatan salah?
Hakim: Ketika memikirkan sesuatu yang tidak tepat, hal tersebut sudah bisa dianggap
pelanggaran, pikiran tersebut tidak harus dilanjutkan dengan perbuatan untuk bisa
dianggap sebagai sesuatu yang salah. Contohnya, ketika melihat wanita cantik dan
memikirkan hal yang tidak pantas, maka itu pun sudah dapat dianggap pelanggaran.
Liao-Fan: Jung-Da kemudian bertanya lagi pada hakim mengenai gulungan kecil yang
mencatat perbuatan baiknya, yang lebih berat dari catatan perbuatan jahatnya. Hakim
menjawab…
Hakim: Kaisar pernah merencanakan membuat jembatan batu yang besar tetapi engkau
mengajukan keberatan atas rencana itu mengingat penderitaan dan korban yang bakal
timbul terhadap puluhan dan ribuan pekerja yang harus menyelesaikan pekerjaan itu.
Gulungan ini adalah salinan dari saran pertimbanganmu kepada kaisar.
Jung-Da: Saya memang membuat keberatan itu, tetapi kaisar tidak mengacuhkannya
dan tetap melaksanakan rencana pembuatan jembatan itu. Usulan saya sama sekali tidak
memberi pengaruh apa-apa dalam kasus itu. Bagaimana bisa usulan itu lebih berat
dibandingkan jumlah kesalahan saya?
Hakim: Walaupun kaisar tidak menerima usulanmu, pikiran baikmu terhadap nasib
puluhan dan ribuan orang sangat besar artinya. Jika waktu itu kaisar mendengar
usulanmu, nilai kebaikan yang ditimbulkan akan lebih besar lagi.
Liao-Fan: Karena itu, ketika orang bertekad berbuat baik demi manfaat bagi banyak
orang, sebuah perbuatan kecil sekalipun dapat mengumpulkan jasa-jasa baik yang
sangat besar.
60
Narator: Jika orang hanya berpikir untuk keuntungan diri sendiri, biarpun
banyak perbuatan- perbuatan baik yang telah dilakukannya, jasa-jasa baiknya tetap
dinilai kecil.
Liao-Fan: Apakah yang dimaksud “kebaikan yang sulit dab kebaikan yang mudah”?
Para pelajar yang berpengetahuan luas pada masa dahulu sering mengatakan...
Pelajar: Saat berkeinginan mengatasi ketamakan dan hasrat yang ada pada dirinya,
orang harus memulainya dengan apa yang paling sulit untuk diatasi.
Liao-Fan: Fan-Chr, seorang murid Confucius, pernah bertanya pada gurunya
bagaimana caranya mengembangkan kemanusiaan dalam drinya secara penuh...
Confucius: Mulailah dengan apa yang paling sulit untuk dilakukan.
Liao-Fan: yang dimaksud Confucius dengan yang paling sulit adala
mengakhiri pikiran yang mementingkan diri sendiri. Mulailah berlatih dengan
mengatasi apa yang paling sulit diatasi.
Kita dapat berlatih seperti yang dilakukan Tuan Su, guru tua dari Chiangshi, yang
menyumbangkan uang setara dengan gajinya selama dua tahun kepada sebuah keluarga
miskin yang berutang kepada pemerintah. Dengan demikian dia telah menyelamatkan
keluarga tersebut dari perpisahan akibat sang suami harus mendekam di penjara. Contoh
lain adalah Tuan Jang dari Herbei.
Narator: Tuan Jang melihat seorang laki-laki sangat miskin yang harus
menjaminkan istri dan anaknya, dan kemudian tidak mempunyai uang menebus
mereka. Jika dia tidaksanggup menebus mereka kembali, istri dan anaknya dapat
kehilangan nyawa mereka.
61
Liao-Fan: Karena itu, Tuan Jang memberikan uang tabungannya selama sepuluh tahun
kepada laki- laki miskin itu agar keluarganya dapat bersatu kembali.
Narator: Contoh seperti Tuan Su dan Tuan Jang sangat jarang ditemukan,
karena mereka memberikan apa yang paling sulit untuk diberikan. Apa yang tidak akan
dikorbankan orang lain, mereka lakukan dengan rela hari.
Liao-Fan: Contoh lain adalah Tuan Jin dari propinsi Chiangsu. Dia sudah tua dan tidak
mempunyai anak laki-laki, maka tetangganya menawarkan anak perempuan mereka
untuk menikah dengannya, untuk memberikan anak yang akan meneruskan garis
keturunannya. Tetapi Tuan Jin tida sampai hati menghancurkan masa depan cerah anak
perempuan tersebut, oleh karenanya dia menolak tawaran pernikahan itu dan
menyuruhnya pulang.
Narator: Ini adalah contoh lain dari kemampuan untuk mengatasi apa yang paling sulit
untuk diatasi dalam diri seseorang. Karena itu, Tuhan telah melimpahkan banyak nasib
baik, terutama kepada ketiga orang tersebut di atas.
Liao-Fan: Lebih mudah bagi mereka yang mempunyai uang dan kekuasaan untuk
mengumpulkan jasa-jasa baik dan kebajikan daripada mereka yang miskin. Namun
sungguh patut disayangkan jika orang menolak melakukan kebaikan walaupun
mudah dilakukan dan kesempatan terbuka lebar baginya untuk melakukan kebaikan
itu. Bagi mereka yang miskin dan tidak mempunyai jabatan, sungguh sukar
melakukan hal-hal yang baik kepada orang lain. Akan tetapi jika masih
dapat membantu orang lain, meskipun diri sendiri sedang berada dalam kesulitan, maka
perbuatan itu merupakan kebajikan yang nilainya sangat besar dan jasa-jasa baiknya tak
terhingga.
Untuk dapat menjadi orang bermoral dalam berhubungan dengan orang lain dan
pekerjaan, kita harus membantu kapan saja kesempatan itu ada. Membantu orang lain
bukanlah hal yang mudah tetapi ada banyak cara untuk melakukannya. Singkatnya,
62
cara-cara untuk membantu orang lain dapat disederhanakan ke dalam sepuluh
kelompok penting. Kelompok pertama adalah “mendukung dilakukannya
perbuatan baik”.
Narator: Ketika melihat orang mencoba melakukan kebaikan,kita dapat memberikan
bantuan dan menolong kebajikan mereka tumbuh berkembang. Ketika melihat orang
lain ingin berbuat baik tetapi tidak mampu melakukannya sendiri, kita dapat
mengulurkan tangan dan membantu mereka sampai berhasil. Inilah cara kita
mengembangkan sikap “membantu terjadinya perbuatan baik”.
Liao-Fan: Kelompok kedua adalah “menumbuhkan rasa sayang dan hormat”.
Narator: Kita dapat menghormati mereka yang berpengetahuan luas, lebih tua atau
mempunyai jabatan yang lebih tinggi dari diri kita. Bagi mereka yang lebih muda,
kurang beruntung atau pun mempunyai jabatan yang lebih rendah, kia dapat menaruh
rasa sayang.
Liao-Fan: Kelompok ketiga adalah “membantu keberhasilan orang lain”
Narator: Saat melihat orang mempertimbangkan apakah berbuat atau tidak berbuat
kebaikan, kita dapat meyakinkan mereka untuk berusaha melakukannya dengan sekuat
tenaga. Ketika orang lain menemui kesulitan dalam melakukan perbuatan baik,
kita dapat membantu memikirkan cara mengatasi kesulitan tersebut dan menuntun
mereka kepada keberhasilan. Kita tidak boleh iri hati terhadap pencapaian orang lain
atau pun mencoba menghambat perbuatan baik mereka.
Liao-Fan: Kelompok keempat adalah “membujuk orang lain berbuat baik”.
Narator: Ketika bertemu orang yang berbuat salah, kita dapat menunjukan berbuat
salah hanya akan berakhir dengan penderitaan dan mendatangkan hukuman yang
menyakitkan, dan dia harus menghindari berbuat salah dengan cara apa pun.
63
Kita dapat memberitahu orang yang menolak berbuat baik atau yang hanya
melakukan sedikit kebaikan, bahwa kebajikan nantinya pasti akan membawa hasil
yang baik. Kebaikan bukan hanya harus dikembangkan, tetapi harus dikembangkan
terus-menerus dan besar-besaran.
Liao-Fan: kelompok kelima adalah “menolong mereka yang sangat memerlukannya”
Narator: Orang pada umumnya cenderung memberikan bantuan di saat tidak
diperlukan dan tidak memberikan bantuan waktu diperlukan. Jika bertemu dengan orang
yang terbelit kesulitan besar, terjebak dalam keadaan darurat, atau dalam bahaya, kita
harus menolong dan membantu mereka keluar dari kesulitan itu dengan cara apa
pun yang dapat kita lakukan. Jasa-jasa baik yang dikumpulkan dengan menolong
orang lain yang sedang mengalami kesusahan berat mempunyai nilai yang tidak
terhingga. Namun, orang tidak boleh menjadi sombong dan angkuh karena sudah
berbuat seperti itu.
Liao-Fan: Kelompok keenam adalah “membangun fasiltas umum demi manfaat
besar bagi masyarakat”.
Narator: Proyek yang dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat biasanya
harus dikerjakan oleh mereka yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan besar. Jika
orang mempunyai kemampuan seperti membangun saluran irigasi atau membantu
tempat yang terkena bencana, maka ia harus melakukannya demi kepentingan
masyarakat. Mereka yang tidak mempunyai pengaruh dan kekuasan juga dapat
melakukan perbuatan-perbuatan besar. Contohnya ketika melihat kebocoran kecil pada
bendungan, orang dapat menggunakan batu kerikil dan tanah untuk menghentikan
bocoran air dan mencegah bencana banjir. Walaupun ini perbuatan kecil, tetapi
pengaruhnya tidak akan hilang begitu saja.
Liao-Fan: Kelompok ketujuh adalah “memberi lewat sumbangan”.
64
Narator: Orang-orang di dunia ini mencintai, mencari, dan bahkan rela mati
demi uang. Siapa sebenarnya yang ikhlas menolong orang lain dengan memberikan
uang mereka sendiri?
Jika kita mengetahui sulitnya memberikan sumbangan, kita akan menghargai
orang langka yang ikhlas memberikan bantuan kepada orang-orang yang
membutuhkan. Orang seperti ini lebih tinggi lagi nilainya di mata fakir miskin.
Menurut hukum sebab akibat, “mereka yang memberi akan menerima”, dan “mereka
yang menolak memberi tidak akan menerima”. Jika melakukan satu kebakan, kita akan
menerima satu nasib baik, dan tidak perlu merasa khawatir tidak lagi memiliki apa-apa
jika kita memberikan bantuan kepada orang lain.
Liao-Fan: Kelompok kedelapan adalah “melindungi ajaran yang benar”.
Narator: Ini merujuk kepada semua ajaran berbagai agama. Kita harus bisa
membedakan ajaran yang benar dengan ajaran yang menyimpang. Ajaran yang
menyimpang merusak pikiran dan hati orang dan tentu saja harus dihindari dengan cara
apa pun. Sebaliknya, ajaran yang mengandung kebijaksanaan dan pandangan yang
benar, seperti Ajaran Confucius, Ajaran Buddha, dan lain-lain, yang dapat
menumbuhkan kebaikan dan kebajikan dalam masyarakat harus didukung
dengan sepenuh hati.
Hampir semua kebudayaan mempunyai ajaran yang benar seperti itu. Jika kebetulan
melihat ada orang berusaha merusaknya, kita harus berupaya keras melindungi dan
menegakkan ajaran yang benar itu.
Liao-Fan: Kelompok kesembilan adalah “menghormati orang-orang yang lebih tua”.
65
Narator: Setiap orang yang terpelajar, berpengetahuan luas, bermartabat tinggi, atau
yang umurnya lebih tua dari kita dapat dianggap sebagai orang yang lebih tua dan harus
dihargai dan dihormati.
Liao-Fan: Kelompok kesepuluh adalah “menyayangi dan mengasihi semua makhluk
hidup”.
Narator: Kita harus memiliki welas asih kepada semua makhluk hidup, termasuk juga
kepada semut yang kecil, yang dapat merasakan penderitaan dan takut mati, bagaimana
kita dapat membunuh dan memakan makhluk hiduo dan tidak merasa bersalah sedikit
pun juga? Ada orang yang berkata bahwa makhluk-makhluk tersebut memang
dimaksudkan untuk dimakan oleh manusia tetapi argumen ini tidak masuk akal dan
hanya menjadi dalih bagi mereka yang ingin makan daging.
Liao-Fan: Saya telah menjelaskan secara ringkas kesepuluh kelompok di atas,
sekarang saya akan menjelaskan secara detail satu persatu dengan contoh. Apakah yang
dimaksud dengan “medukung dilakukanya perbuatan baik”?
Di masa Dinasti Yu, pernah memerintah seorang kaisar bernama Shwun menyaksikan
nelayan di Danau Leize. Dia melihat semua nelayan yang muda dan kuat menempati
daerah yang airnya dalam dan banyak ikan, sementara nelayan yang lebih tua dan lebih
lemah harus tinggal di air dangkal dan berarus deras yang ikannya sedikit. Melihat
keadaan ini, Shwun merasa kasihan kepada nelayan yang tua dan lemah, lalu berusaha
mencari cara untuk mengubah keadaan itu. Dia memutuskan ikut menangkap ikan
memberi contoh kepada nelayan lainnya. Ketika melihat ada nelayan yang
menguasai sendiri tempat yang banyak ikannya, dia akan menyembunyikan kesalahan
mereka dan tidak membicarakan sifat mementingkan diri sendiri seperti itu. Tetapi
tatkala melihat ada yang rendah hati dan mau menunjukkan tempat yang ada ikannya
kepada orang lain, dia akan memuji sikap mereka ke mana pun ia pergi, dan mengikuti
sikap rendah hati dan terhormat itu. Shwun tinggal di sana dan menjadi nelayan dengan
66
cara seperti itu selama setahun penuh sampai nelayan lainnya mempunyai kebiasaan
berbagi tempat yang banyak ikan kepada nelayan lainnya.
Narator: Cerita tentang Shwun ini hanya sebuah contoh yang menunjukkan bagaimana
orang dapat mempengaruhi orang lain melaluiperbuatan dan bukan melalui ucapan. Ini
bukan dimaksudkan orang untuk menangkap ikan, sebab menangkap ikan adalah
perbuatan membunuh. Jangan melakukan perbuatan yang dapat melenyapkan nyawa
makhluk lain.
Liao-Fan: Orang bijaksana dan pandai seperti Shwun dapat dengan mudah
mempengaruhi orang lain dengan beberapa patah kata nasihat. Mengapa dia tidak
memberi nasihat saja, dan harus bergabung dengan mereka dan menjadi nelayan?
Narator: Shwun tidak ingin menggunakan kata-kata, tetapi lebih suka memberikan
contoh kepada orang lain melalui tindakannya. Shwun ingin nelayan-nelayan
tersebut merasa malu atas sikap mementingkan diri sendiri dan berubah atas
kemauan mereka sendiri. Ini menunjukkan kesungguhan dan ketulusan Shwun yang
ingin agar orang lain berbuat kebaikan.
Liao-Fan: Di masa yang bermoral rendah dengan nilai-nilai masyarakat yang rusak
dan cara berpikir yang tidak benar dewasa ini, sangatlah sulit menemukan panutan
dalam bertingkah laku. Karena itu, ketika orang-orang di sekitar kita memounyai
kekurangan...
Narator: ...kita jangan menggunakan nilai baik kita untuk membesar-besarkan
kekurangan mereka.
Liao-Fan: Ketika orang lain bersikap tidak baik hati...
Narator: ... kita jangan menggunakan kebaikan hati kita untuk mengukur atau
membandingkan diri kita dengan mereka.
67
Liao-Fan: Ketika orang lain tidak secakap kita...
Narator: ...kita jangan dengan sengaja mengungguli mereka dengan kecakapan kita.
Liao-Fan: Bahkan jika kita cerdas dan berkompeten, kemampuan tersebut harus
disembunyikan dan bukan dibangga-banggakan. Kita bahkan harus bersikap lebih
rendah hati dari sebelumnya. Kita sebaliknya menganggap kemampuan dan kecakapan
kita tidaklah penting, palsu, dan tidak nyata. Ketika orang berbuat kesilapan, kita harus
bersabar dan tidak membesar-besarkannya, memberi kesempatan kepadanya untuk
memperbaiki diri tanpa harus kehilangan harga diri.
Dengan membolehkan orang menjaga harga dirinya, ia akan lebih berhati-hati dalam
bertindak di masa yang akan datang. Ketika melihat kekuatan dan kebaikan dalam diri
orang lain, kita dapat belajar dari mereka, memuji mereka, dan menjadikan kebaikan
hati mereka diketahui orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menahan diri untuk tidak berkata
dan berbuat dengan mementingkan diri sendiri, sebaliknya berusaha membawa
manfaat bagi masyarakat dan orang banyak. Kita dapat membuat hukum dan aturan-
aturan untuk diikuti masyarakat.
Narator: Ini adalah kualitas-kualitas orang besar, yang menganggap kesejahteraan
masyarakat lebih penting daripada kesejahteraan diri sendiri.
Liao-Fan: Apa yang dimaksud dengan “menaburkan kasih sayang dan rasa hormat
kepada orang lain”? Kadang-kadang sulit diketahui dari penampilan seseorang apakah
ia orang terhormat atau penipu, karena penipu dapat berpura-pura menjadi orang
terhormat. Bedanya adalah dalam niat mereka. Niat orang terhormat baik,sedangkan niat
penipu jelek. Ada jarak dianatar dua jenis orang itu, sama bedanya dengan hitam dan
putih. Mencius mengatakan bahwa...
68
Mencius: Perbedaan antara orang terhormat dan orang awam ada dalam niat mereka.
Liao-Fan: Hati orang terhormat sejati hanya dipenuhi kasih sayang dan rasa hormat
kepada orang lain. Ada beribu-ribu jenis orang didunia ini, ada yang dekat dengan diri
kita dan ada yang asing, ada yang memiliki jabatan tinggi dan ada yang rendah, ada
yang pintar dan ada yang tidak, ada yang bajik dan ada yang korup, tetapi meskipun
demikian, semuanya adalah umat manusia.
Mereka sama seperti kita, hidup dengan darah dan daging, dan berperasaan. Tidak ada
satu orang pun yang harus saya benci atau tidak saya hormati. Jika hati kita penuh
dengan kasih sayang dan rasa hormat kepada orang lain, hal itu sama dengan hati kita
penuh dengan kasih sayang dan rasa hormat kepada orang orang suci bijaksana. Jika
kita memahami orang lain, halitu sama dengan memahami orang suci dan bijaksana.
Mengapa?
Narator: Karena orang suci dan bijaksana ingin orang di bumi ini hidup bahagia dan
bermanfaat.
Liao-Fan: Oleh karena itu, jika kita mampu mengasihi dan meghormati orang lain dan
membantu mereka hidup damai dan bahagia,kita telah melakukan tugas orang suci dan
bijaksana.
Apakah yang dimaksud dengan “membantu orang lain supaya berhasil”? Jika kita
membuang batu giok mentah, maka batu tersebut itu akan menjadi batu tak berharga.
Narator: Tetapi jika kita mengukir dan mengasahnya, batu itu akan menjadi batu
permata yang tidak ternilai harganya.
Liao-Fan: Sama halnya dengan manusia. Orang perlu diajar dan dibimbing, sama
seperti batu giok perlu diukir dn diasah. Ketika bertemu dengan orang yang
69
kita rasa mempunyai potensi untuk melakukan kebaikan atau berupaya mencapai
tujuan yang benar, kita dapat membimbing, mendukung, memuji, dan
membesarkan hatinya, membantunya agar berhasil dalam usaha keras itu.
Jika ada orang yang menyalahkan dia, kita dapat berusaha menjernihkan namanya dan
turut berbagi beban fitnah yang dirasakannya. Hanya setelah menolong mereka
menjadi mampu mandiri dan menjadi bagian dari masyarakat yang baik, barulah kita
berhasil menyelesaikan tanggung jawab kita untuk membantu orang supaya berhasil.
Orang pada umumnya tidak suka pada mereka yang berbeda darinya, seperti penipu
dengan orang terhormat, orang jahat dengan orang baik. Di desa, biasanya lebih banyak
orang jahat daripada yang baik.
Narator: Karena selalu lebih banyak orang jahat, orang baik sering dimanfaatkan.
Sehingga orang lain sering menghadapi tantangan berat dalam menjalankan
pendirianya.
Liao-Fan: Terus terang dan sederhana merupakan sifat yang umum dari orang baik.
Mereka bisanya tidak begitu perduli dengan penampilan. Sebaliknya orang rata-rata
yang tidak terpelajar sering hanya mementingkan penampilan orang lain. Mereka suka
bergosip dan menyalahkan orang lain; sehingga , brusaha berbuat baik dapat menjadi
hal yang berat. Orang baik gampang disalahkan. Ketika hal itu terjadi, semuanya itu
tergantung kepada kebaikan hati dan kebajikan orang yang lebih tua untuk memperbaiki
tindakan dari orang yang berpikiran jahat itu dan membimbing mereka kembali ke arah
yang benar.
Narator: Juga bergantung kepada orang yang lebih tua untuk melindungi dan
membantu orang baik yang bajik dan perlu berdiri di atas kaki sendiri. Mereka yang
mampu bertahan untuk berbuat baik dan membuang perbuatan salah akan mendapatkan
berkah tertinggi.
70
Liao-Fan: Apa yang dimaksud dengan “meyakinkan orang lain untuk berbuat baik”?
Kita semua memiliki hati nurani, namun karena mengejar kekayaan dan ketenaran kita
menjadi sibuk terus dan lupa akan hati nurani kita yang bajik. Kita menjadi rela
merendahkan diri asal mendapat keuntungan. Jika ada teman telah rela mengabaikan
nurani dan melakukan perbuatan yang tidak baik, kita dapat mengingatkan dan
memperingatkan dirinya, berharap dapat menyadarkannya dari keadaan pikiran yang
tercemar ini.
Narator: Itu seperti membangunkan orang dari mimpi buruk. Upaya untuk
membangunkannya kembali menghadapi kenyataan, ada ditangan kita. Tatkala orang
sedang mengalami depresi berat, kita dapat membantunya keluar dari depresi dan
menjernihkan pikirannya.
Liao-Fan: Kita akan menjadi orang yang paling berbudi jika dapat memperlakukan
sahabat dengan kebajikan seperti itu. Seorang terpelajar bernama Han pernah berkata...
Cendekiawan Han: Dengan ucapan, orang hanya dapat meyakinkan dan
mempengaruhi orang lain sesaat. Dengan berlalunya waktu dan peristiwa, kata-kata itu
akan dilupakan. Tidak ada lagi yang mendengar kata-kata kita. Jika mampu meyakinkan
dan mempengaruhi orang lain dengan tulisan, kata-kata kita dapat bertahan hingga
ratusan generasi di dunia ini. Karenanya, menulis untuk menyebarkan kebajikan
merupakan pidato luar biasa dan perbuatan paling berbudi.
Liao-Fan: Di sini kita berbicara bagaimana kita dapat membujuk orang lain dengan
ucapan maupun dengan menulis buku untuk menyebarkan kebajikan. Dibandingkan
dengan cara membantu orang lain supaya berhasil dari kategori lain, cara ini lebih
langsung dan jelas. Namun , kadang-kadang obat tepat yang diberikan untuk mengobati
suatu penyakit dapat memiliki efek samping; oleh karena itu, kita tidak boleh menyerah.
Narator: Juga penting diperhatikan bagaimana kita melakukannya. Contohnya, jika
orang itu terlalu keras kepala, kita tidak membujuknya dengan kata-kata. Jika berbuat
71
seperti itu, kita cuma akan membuang kata-kata dan tenaga. Jika orang itu lembut dan
mau mendengarkan, tetapi kita gagal meyakinkannya, maka kita baru saja melepaskan
kesempatan emas untuk berbuat baik.
Kedua kasus itu terjadi karena kita kurang bijaksana dalam mengenali perbedaan di
antara keduanya. Kita harus merenungkan untuk melihat apa yang salah dalam
tindakan kita, sehingga pada kesempatan lain kita akan melakukannya dengan benar,
dan tidak perlu membuang kata-kata secara percuma atau melepaskan kesempatab yang
ada.
Liao-Fan: Apa yang dimaksud dengan “menolong mereka yang sangat memerlukan”?
Selama masa hidupnya, orang sering mengalami masa yang sangat berat, masalah
keuangan, atau berpisah dari orang yang dikasihi. Jika bertemu dengan orang seperti ini,
kita dapat menolongnya seolah-olah kita sendiri yang sedang menghadapi masalah
itu.Kita harus segera datang memberikan pertolongan. Jika ada orang yang menjadi
korban salah tuduh atau salah hukum, kita harus mneyatakan orang itu tidak bersalah,
dan membantu dengan cara apa pun yang dapat kita lakukan. Cendekiawan Suai pernah
berkata...
Cendekiawan Suai: Tidak masalah bantuan itu besar atau kecil; yang penting adalah
bahwa bantuan itu diberikan pada saat orang sangat memerlukannya.
Liao-Fan: Sungguh kata-kata yang manusiawi! Apa artinya “membangun fasiltas
umum demi manfaat bagi orang banyak”? Pembangunan kecil dibutuhkan di desa, dan
pembangunan besar diperlukan di kota. Fasilitas umum adalah segala seuatu yang perlu
dibangun untuk kesejahteraan masyarakat...
Narator: Misalnya sistem irigasi untuk lahan pertanian, bendungan, jembatan,
atau memberikan makanan dan air minum bagi mereka yang lapar dan haus.
72
Liao-Fan: Kapan saja kesempatan muncul, kita perlu meyakinkan orang lain untuk
melakukan hal yang sama. Bahkan jika orang lain memfitnah dan bergunjing di
belakang kita, kita tidak boleh mundur. Jangan takut terhadap apa yang dikatakan orang
lain, dan jangan takut saat perbuatan itu menjadi sulit. Jangan biarkan rasa iri hati dan
kebenciaan orang lain menggoyahkan keteguhan hati kita untuk berbuat baik.
Liao-Fan: Apa yang dimaksud dengan “memberi melalui sumbangan”? Dalam ajaran
agama Buddha, berdana dianggap paling utama dalam berbuat kebajikan. Jika
benar-benar memahami makna memberi dan ikhlas menyumbangkan barang-barang
duniawi yang dimilikinya, bahkan bagian dari tubuhnya, maka orang itu berjalan
diatas jalan Buddha. Orang yang mengerti kaidah ini akan memberikan apa
pun, termasuk mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikirannya.
Narator: Misalnya, pada kehidupan sebelumnya, Buddha Sakyamuni menawrkan
tubuh-Nya sendiri sebagai makanan bagi harimau lapar.
Liao-Fan: Orang juga dapat mendermakan penglihatan, suara, penciuman, rasa,
sentuhan, dan ajaran Dharma. Tidak ada yang tidak dapat disumbangkan jika orang
mau.
Narator: Jika dapat melakukan hal ini, maka orang sedang dalam perjalanan
mendapatkan kesucian lahir dan batin. Ia tidak akan memiliki rasa khawatir atau
kesusahan, sama seperti Sang Buddha.
Liao-Fan: Saat mendapatkan diri kita tidak mampu menyumbangkan segalanya, kita
dapat memulai mendermakan uang. Orang duniawi menganggap makanan dan
pakaian sebagai hidup mereka. Sehingga sumbangan berupa uang merupakan bentuk
paling penting bagi mereka.
Narator: Ketika berlatih memberi tanpa ragu-ragu, kita dapat mengobati sifat kikir
dan pada waktu yang sama menolong mereka yang membutuhkan.
73
Liao-Fan: Akan tetapi, hal ini tidak mudah dilakukan bagi banyak orang. Awalnya
memang sulit, tetapi akan menjadi lebih alamiah semakin sering kita menyumbang.
Dengan mengembangkan kemurahan hati, pikiran yang damai bisa didapatkan, dan
selanjutnya tidak ada yang tidak bisa kita sumabngkan. Ini merupakan cara terbaik
melenyapkan sifat mementingkan diri sendiri, dan menjadi sebuah kesempatan
mengubah pandangan kita tentang uang dan barang duniawi.
Liao-Fan: Apakah yang dimaksud dengan “melindungi ajaran yang benar”?
Narator: selama beribu tahun, ajaran yang benar telah menjadi panutan kebenaran dan
penuntun spiritual bagi semua makhluk hidup.
Liao-Fan: Jika tidak memiliki keyakinan yang kuat, bagaimana kita dapat ikut serta
dan mendukung interaksi antara langit dan bumi? Bagaimana orang dari segala jenis
lapisan dapat berhasil dalam pencarian mereka tanpa panutan dalam hidup?
Bagaimana kita bisa terhindar dari delusi dan keterbatasan hidup?
Bagaimana kita akan mengatur urusan duniawi dan mengatasi roda hidup dan mati?
Narator: Semua ini bergantung kepada ajaran yang baik dan benar sebagai jalan
penerang.
Liao-Fan: Oleh karena itu, jika melihat vihara, tempat peringatan dari orang suci dan
bijaksana zaman dahulu kala, gambar orang bijaksana, atau buku ajaran Buddha, kita
harus menaruh rasa hormat. Jika perlu diperbaiki, kita harus memperbaiki dan
mengembalikannya ketempat semula. Kita dapat dengan khusus memberitahu orang-
orang tentang ajaran Buddha dan menyebarluaskan ajaran-ajaran yang benar itu. Kita
dapat memberitahu orang-orang tentang ajaran Buddha dan meyebarluaskan ajaran-
ajaran yang benar itu. Kita dapat memberitahu orang lain akan nilai-nilai ajaran tersebut.
Dengan cara ini, kita juga telah menunjukkan rasa terima kasih kepada orang-orang
74
bijaksana dan para Buddha. Kita perlu melakukan semua yang kita mampu untuk
mencapai tujuan itu.
Liao-Fan: Apa yang dimaksud dengan ”meghormati orang yang lebih tua”? Itu berarti
berusaha lebih keras dalam menunjukan perhatian dan rasa hormat kepada orang tua,
saudara kandung yang lebih tua, gubenur, atasan kita, atau orang yang lebih tua dalam
hal tingkat kebajikan, terhormat, dan pengetahuan.
Narator: Tatkala menjaga orang tua di rumah, kita harus melakukannya dengan penuh
kasih sayang di dalam hati, serta dengan sikap yang lembut dan ingin membantu. Kita
tidak boleh meninggikan suara melainkan tetap bersikap penuh kedamaian. Dengan
mengembangkannya, kebajikan-kebajikan ini akan menjadi bagian dari diri kita, dan
kita akan berubah menjadi orang yang berwatak lembut. Dengan cara ini, kita dapat
menyentuh hati langit dan menimbulkan tanggapan.
Liao-Fan: Ketika melakukan perbuatan untuk atasan atau pemerintah, kita harus
mengikuti aturan- aturan walaupun kita tidak diharuskan melakukannya. Kita tidak
boleh mencoba bermalas-malasan hanya karena atasan kita tidak mengetahui apa yang
sedang kita lakukan.
Sebelum kita menghukum seseorang atas suatu kejahatan, tanpa mempedulikan apakah
kejahatan itu berat atau ringan, kita harus melaukan penyelidikan secara seksama dan
menangani kasus tersebut dengan adil. Kita tidak boleh menyalahgunakan kekuasaan
dan kewenangan yang diberikan atasan kepada kita.
Narator: Pada waktu menghadapi kaisar, orang harus menunjukkan rasa hormat seperti
dia sedang menghadapi langit. Semua ini merupakan perilaku yang benar yang
diwariskan leluhur kita. Sikap ini memiliki dampak langsung dan penting terhadap
'kebajikan tersembunyi' seseorang.
75
Liao-Fan: Lihatlah keluarga yang berbakti kepada orang tua dan setia. Keturunan
mereka hidup makmur untuk waktu yang lama dan mempunyai masa depan cerah. Oleh
karena itu, kita dapat mencontoh mereka dan berlatih dengan hati-hati.
Liao-Fan: Apa yang dimaksud dengan “menyayangi dan mengasihi semua makhluk
hidup'? Kita harus tahu bahwa hati yang welas asihlah yang membuat kita menjadi
manusia. Mencius pernah berkata...
Mencius: Bukan manusia jika orang tidak memiliki welas asih.
Liao-Fan: Orang yang mencari nilai-nilai belas kasih dan kebajikan mencarinya pada
hati yang welas asih. Orang yang ingin mengumpulkan jasa-jasa baik juga harus
mengembangkan hati yang welas asih. Orang yang welas asih adalah orang yang baik,
berbudi, dan memiliki rasa belas kasihan, sementara orang yang tidak memiliki belas
kasihan kepada orang lain adalah orang yang tidak baik dan tidak bermoral. Hal ini
dinyatakan dalam kitab Kaidah Moral Dinasti Chu:
Narator: “Di bulan kesatu, tatkala banyak binatang melahirkan, yang betina
jangan digunakan sebagai kurban.“
Liao-Fan: Mencius pernah berkata ...
Mencius: Orang terhormat tidak tinggal dekat dapur.
Liao-Fan: Ini dimaksudkan untuk melindungi hati yang welas asih karena banyak
penyembelihan terjadi di dapur. Oleh karena itu, leluhur kita tidak makan daging dalam
empat keadaan. Pertama, mereka mendengar pembunuhan itu; kedua, mereka melihat
pembunuhan itu; ketiga, binatang it dipelihara mereka; dan keempat, binatang itu
dibunuh untuk mereka. Jika bukan vegetarian tetapi ingin mengembangkan welas asih,
maka kamu dapat belajar dari leluhur kita dengan mengurangi makan daging.
76
Narator: Menurut ajaran Buddha, makhluk hidup dilahirkan sebagi binatang akibat
mengumpulkan karma buruk dalam kehidupan sebelumnya. Setelah menerima akibat
perbuatan itu sebagai hukuman, mereka dapat dilahirkan kembali sebagai manusia. Jika
mau mengembangkan kebajikan, mereka bahkan bisa menjadi seorang Buddha. Daging
yang saya makan hari ini mungkin adalah tubuh seorang Buddha di masa depan.
Binatang yang kita lihat hari ini mungkin dahulunya adalah manusia.
Bisa saja binatang itu adalah orang tua, isteri, anak, kerabat, atau teman kita.
Saat ini, saya seorang manusia dan mereka binatang. Membunuh dan memakan mereka
sama saja dengan memusuhi dengan orang yang kita kasihi. Jika memakan mereka hari
ini, di masa yang akan datang mereka mungkin kembali menjadi manusia dan saya
menjadi binatang karena pelanggaran pembunuhan. Sebagai balasannya saya juga harus
menjalani penderitaan dibunuh dan dimakan.
Jika berpikir seperti ini, masihkah kita berani membunuh? Bagaimana kita dapat
menelan sepotong daging? Di samping itu, bahkan jika daging itu terasa enak, rasa itu
hanya sesat dari mulut hingga tengorokan. Setelah ditelan, tidak ada rasa lagi yang
tertinggal. Tidak ada bedanya makan daging dan sayuran, mengapa ingin membunuh
jika tidak ada kebaikan di balik tindakan itu?
Liao-Fan: Bahkan jika tidak dapat segera berhenti makan daging, kamu
kasih dapat berusaha mengurangi makan daging secara bertahap hingga akhirnya
menjadi vegetarian. Dengan cara ini, kita dapat mencapai tingkatan welas asih yang
lebih tinggi dalam hati kita. Kita juga peru menahan diri untuk tidak membunuh
makhluk hidup apa pun, termasuk serangga. Orang membuat sutera dari kepompong
ulat sutera. Kepompong- Kepompong tersebut harus direbus dalam air terlebih dahulu,
dengan ulat sutera didalamnya. Coba bayangkan, berapa banyak ulat sutera
yang kehilangan nyawanya dalam proses pembuatan sutera?
77
Ketika kita mengolah tanah pertanian, berapa banyak serangga harus terbunuh? Kita
harus menyadar korban nyawa yang diperlukan dalam pemenuhan makanan dan
pakaian kita sehari-hari.
Kita membunuh untuk memenuhi kebutuhan kita. Karena itu, kita perlu
konservatif dan menghargai makanan dan pakaian yang kita miliki. Memboroskannya
akan menimbulkan pelanggaran setara dengan pembunuhan.
Betapa sering kita tanpa sadar melukai atau menginjak makhluk hidup? Dengan sedikit
kesadaran, kita dapat menghindari hal itu. Su Tung-Pwo, seorang penyair Dinasti Sung
pernah menulis...
Su Tung-Pwo: Karena sayang kepada tikus, kita sering meninggalkan sedikit nasi
untuknya. Karena mengasihani ngengat, kita tidak akan menyalakan lampu.
Liao-Fan: Sungguh ungkapan yang baik hati dan penuh welas asih! Terdapat
tak terhingga banyaknya jenis kebajikan, saya tidak dapat menyebutkannya
semua. Selama dapat mengembangkan kesepuluh kelompok cara mengembangkan
kebaikan yang telah dijelaskan di atas, kita dapat menjadikannya menjadi perbuatan
baik dan kebajikan yang berlipat kali.
Ajaran Keempat :
Manfaat Kerendahan Hati
Narator: Ajaran ketiga mengajarkan kita cara-cara mengumpulkan perbuatan baik.
Tentu saja paling baik kalau orang bersedia melakukan kebaikan, tetapi sebagai
manusia, kita adalah makhluk sosial. Tidak mungkin bagi kita untuk tidak bertemu
dengan orang lain; karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengembangkan
diri saat berinteraksi dengan orang lain.
Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan mengikuti nilai kerendahan hati. Orang
yang rendah hati di dalam masyarakat menerima dukungan dan kepercayaan orang
78
banyak. Jika memahami nilai kerendahan hati, mereka akan juga mengerti pentingnya
memperbaiki diri terus-menerus. Perbaikan diri terus-menerus tidak hanya mencakup
upaya mencari pengetahuan yang lebih tinggi, tetapi juga meliputi kebutuhan untuk
menjadi manusiawi, untuk menjadi lebih baik lagi dalam tugas sehari-hari, dan
memperbaiki komunikasi dengan kawan-kawan.
Banyak manfaat dan imbalan berasal dari bertingkah laku berdasarkan
pemahaman terhadap kerendahan hati. Ajaran ini memusatkan perhatian pada
manfaat kebajikan rendah hati, yang dibuktikan oleh pengalaman pribadi Liao-Fan.
Orang akan menerima manfaat besar jika mereka dapat merenungkan dengan seksama
dan memahami ajaran-ajaran ini.
Liao-Fan: Dalam I Ching, Kitab Tentang Perubahan, Gambar segi enam
kerendahan hati mengatakan...
Narator: “Hukuman langit mengambil dari mereka yang sombong dan memberi
manfaat bagi mereka yang rendah hati. Hukuman bumi tidak membolehkan mereka
yang sombong dan mementingkan diri sendiri untuk tetap seperti itu, tetapi akan
membawa perubahan bagi mereka.
Orang rendah hati tidak akan kekurangan, tetapi akan terisi seperti air mengalir
mengisi tempat yag lebih rendah yang dilaluinya. Hukum makhluk halus dan para
dewa membawa kerugian bagi mereka yang arogan dan nasib baik bagi mereka yang
rendah hati. Bahkan hukum manusia memandang rendah mereka yang sombong dan
menyukai mereka yang rendah hati.”
Liao Fan: Karena itu, bumi, makhluk halus, langit, para dewa, dan manusia semuanya
lebih suka pada kerendahan hati daripada kesombongan. Dalam I Ching, Kitab Tentang
Perubahan, keenam puluh empat gambar segi enam menggambarkan perubahan terus-
menerus dan pengaruh interaksi anatar langit dan bumi, Yin dan Yang, kitab itu
79
mengajar orang bagaimana menjadi lebih manusiawi. Setiap segi enam memiliki hasil
yang baik dan buruk.
Akibat buruk dari sebuah segi enam mengingatkan orang untuk berhenti berbuat jahat
dan melakukan perbuatan baik. Hasil baik dari sebuah segi enam mendorong orang
untuk lebih rajin memperbaiki diri dan berusaha keras menjadi lebih baik. Hanya segi
enam kerendahan hati yang mengandung semua hasil baik tanpa akibat buruk sama
sekali. Kitab Tiongkok tentang Sejarah juga mengatakan...
Narator: “Kesombongan akan membawa kehancuran; kerendahan hati akan membawa
manfaat.”
Liao-Fan: Saya sering mengikuti ujian dengan ditemani orang lain, dan tiap kali saya
selalu bertemu dengan pelajar-pelajar yang sangat miskin. Saya perhatikan sebelum
mereka berhasil lulus dalam ujian dan hidup makmur, wajah-wajah mereka
menunjukkan kerendahan hati, kedamaian, dan keselarasan yang begitu dalam
sehingga saya merasa hampir dapat memegang kualitas itu dalam tanganku.
Beberapa tahun lalu, saya mengikuti ujian kekaisaran di Beijing. Di antara sepuluh
peserta dari desa saya, Ding Jing-Yu paling muda dan paling rendah hati. Saya
memberitahu salah satu peserta, Fay Jin-Po, bahwa anak muda itu pasti akan lulus ujian
pada tahun ini. Fay Jin-Po bertanya...
Fay Jin-Po: Bagaimana kamu bisa tahu?
Liao-Fan: Saya Bilang, “Hanya orang rendah hati memenuhi syarat untuk menerima
nasib baik. Kawankku, lihatlah sepuluh diri kita adakah yang sejujur, begitu
murah hati, dan tidak pernah mencoba menduduki urutan pertama, seperti Ching-
Yu?
80
Adakah orang yang kamu lihat selalu hormat, tenggang rasa, cermat, dan rendah hati
seperti Ching- Yu? Adakah orang yang kamu lihat seperti Ching-Yu, yang saat dihina
tidak balas membantah, atau ketika difitnah tidak menyerang balik? Orang yang mampu
mencapai tingkat kerendahan hati seperti itu akan menerima perlindungan dari bumi,
makhluk halus, dan langit. Tidak ada alasan dia tidak dapat hidup makmur.”
Narator: Memang benar, ketika hasil ujian diumumkan, Ding Ching-Yu lulus.
Liao-Fan: Satu tahun di Beijing, saya tinggal dengan kawan masa kecil saya, Zung
kai-Zhi. Saya perhatikan bahwa dia selalu bersikap rendah hati dengan pembawaan
yang baik hati dan suka menolong. Tidak ada sedikit pun rasa sombong dalam dirinya,
jauh berbeda sikapnya di waktu kecil.
Kai-Zhi mempunyai seorang kawan bernama Li Ji-Yen yang jujur dan terus terang. Ji-
Yen sering memarahi Kai-Zhi atas kesalahannya, tetapi Kai-Zhi selalu menerima
tuduhan itu dengan tenang tanpa membantah.'
saya mengatakan padanya “Seperti terdapat tanda-tanda peringatan saat nasib
buruk datang, demikian juga halnya kita dapat melihat kemakmuran datang
pada mereka yang telah mengembangkan sebab-sebab datangnya kemakmuran
itu. Langit akan menolong mereka yang mempunyai kerendahan hati. Kamu,
kawanku, pasti akan lulus ujian kekaisaran tahun ini!” Belakangan, dia benar-
benar lulus ujian tersebut.
Ada seorang anak muda dari propinsi Santong bernama Zhou Yu-Fong yang lulus ujian
kekaisaran tingkat pertama sebelum dia berusia 20 tahun. Sayang sekali meskipun telah
berusaha mati-matian, dia tidak berhasil dapat lulus ujian tingkat selanjutnya. Pada
waktu ayahnya dimutasikan ke bagian lain dalam pemerintahan, Yu-Fong turut pindah
bersamanya, dan menjadi sangat mengagumi Chian Min-Wu, sarjana termashyur yang
tinggal di desa itu.
81
Yu-Fong membawa karangannya pada orang itu. Dia tidak mengira Tuan Chian akan
mengambil kuas tulis dan mencoret seluruh karangannya. Tidak hanya tidak marah, Yu-
Fong dengan ikhlas menerima semua koreksi yang dilakukan Tuan Chian dan segera
mengubah tulisannya dengan patuh.
Narator: Anak mudah yang dapat begitu rendah hati dan menunjukkan kemauan yang
demikian besar untuk memperbaiki diri sungguh sangat sukar ditemukan. Tahun
berikutnya, Yu-Fong lulus ujian kekaisaran itu.
Liao-Fan: Satu tahun, saya pergi ke ibukota memberi hormat kepada kaisar. Saya
bertemu dengan seorang sarjana bernama Hsia Jian-Suo yang memiliki semua
kualitas orang besar tanpa jejak keangkuhan sama sekali. Saya merasakan aura
yang besar dari kebajikan dan kerendahan hati di sekeliling dirinya.
Ketika kembali ke rumah, saya emberitahukan kawan saya, “saat langit menginginkan
seseorang hidup makmur, peertama-tama ia akan menganugerahinya dengan
kebijaksanaan. Kebijaksanaan dapat membuat orang menjadi jujur dan berdisiplin.
Langit telah menganugerahi Jian-Suo dengan kebijaksanaan, jika tidak dia tidak akan
dapat begitu lembut, baik, dan bajik. Dapat dipastikan, langit sekarang akan
membuatnya hidup makmur.” memang benar tatkala hasil ujian diumumkan, Jian-Suo
lulus.
Ada seorang sarjana bernama Chang Wei-Yan dari Jiangying yang sangat
terkenal dan pandai mengarang. Dia juga sangat terkenal di antara sarjana. Satu tahun
dia mengambil ujian di Nanjing, dan tinggal di sebuah kuil Tao.
Saat hasil ujian diumumkan, dia mendapatkan dirinya tidak lulus. Dia menjadi sangat
marah dan dengan lantang menyalahkan pemeriksa ujian telah buta tidak dapat
mengenali bakatnya yang sangat jelas. Pada saat itu, seorang pendeta Tao berdiri
disampingnya sambil tersenyum, dan Wei-Yan serta- merta melampiaskan
kemarahannya kepada pendeta ini. Pendeta itu berkata.
82
Pendeta: Karyamu pasti tidak bagus!
Liao-Fan: Wei-Yan makin marah.
Wei-Yan: Bagaimana engkau bisa tahu jika baca saja belum?
Pendeta: Saya sering mendengar orang berkata unsur paling penting dalam mengarang
adalah hati yang damai dan watak yang harmonis. Tuduhanmu yang keras
dan dipenuhi kemarahan jelas menunjukkan bahwa pikiranmu tidak tenang
dan watakmu kasar. Mana mungkin engkau bisa membuat karangan yang baik?
Liao-Fan: Wei-Yan bisa menerima kata-kata pendeta Tao itu, dan balik meminta
nasehatnya. Pendeta tersebut berkata...
Pendeta: Apakah lulus atau tidak sepenuhnya tergantung pada nasibmu. Jika
ditakdirkan tidak lulus, maka sebaik apapun karanganmu, engkau tetap akan gagal.
Dirimu sendiri perlu membuat beberapa perubahan!
Wei-Yan: Bagaimana saya dapat merobah sesuatu yang telah ditakdirkan sebelumnya?
Pendeta: Walaupun kekuasaan membentuk takdir dirimu ada dilangit, hak untuk
menciptakan kembali ada dalam dirimu sendiri. Sepanjang bertekad untuk berbuat baik
dan mengembangkan 'kebajikan tersembunyi' engkau akan menerima apa yang engkau
inginkan.
Wei-Yan: Saya cuma seorang pelajar miskin. Perbuatan baik apa yang mungkin saya
lakukan?
Pendeta: Berbuat baik dan mengumpulkan kebajikan tersembunyi semuanya
berasal dari hati. Sepanjang engkau teus-menerus menaburkan niat untuk
83
mempraktekkan perbuatan baik dan mengumpulkan kebajikan, jasa-jasa yang
engkau kumpulkan akan tak terbatas dan luas tak terkirakan! Kebajikan rendah
hati misalnya, tidak memerlukan biaya apa pu; mengapa engkau tidak dapat bersikap
rendah hati dan merenungkan kembali karanganmu daripada menyalahkan pemeriksa
ujian telah bersikap tidak adil?
Liao-Fan: Chang Wei-Yan mendengarkan kata-kata pendeta Tao itu, dan sejak itu
melenyapkan sikap sombongnya. Dia menjadi sangat waspada atas semua
tindakannya dan mencoba untuk tidak berbuat salah. Setiap hari dia berusaha
keras untuk berbuat baik lebih banyak lagi dan mengumpulkan lebih banyak
jasa baik.
Tiga tahun kemudian, pada suatu malam dia bermimpi memasuki sebuah umah yang
sangat tinggi dan melihat sebuah buku yang berisi semua nama peserta yang lulus ujian
tahun itu. Dia melihat banyak baris kosong. Tidak mengerti maksudnya, dia
bertanya pada orang yang berada di sebelahnya...
Wei-Yan: Apa ini?
Orang Yang Ditanya: Makhluk halus dari dunia gaib memeriksa para peserta ujian
setiap tiga tahun. Hanya nama-nama mereka yang melakukan perbuatan baik dan tidak
membuat kesalahan dibolehkan dicatat pada buku ini. Baris yang kosong digunakan
untuk menampung nama-nama mereka yang seharusnya lulus ujian, tetapi karena
membuat pelanggaran baru-baru ini, nama-nama itu dihapus.
Liao-Fan: Lalu, dengan menunjuk satu baris orang itu berkata...
Orang Yang Ditanya: Ah-ha, tiga tahun terakhir Anda sangat berhati-hati
dan telah berusaha mengendalikan diri sedemikian keras sehingga tidak
melakukan kesalahan apa pun. Barangkali namamu akan mengisi baris kosong ini.
84
Saya harap anda tidak menyia-yiakan kesempatan ini dan tetap menjaga diri untuk tidak
berbuat kesalahan apa pun!
Narator: Memang benar, Wei-Yan lulus ujian tahun itu dan berada di peringkat ke-
105.
Liao-Fan: dari contoh-contoh diatas, kita tahu makhluk halus dan para dewa selalu
memperhatikan tingkah laku kita.
Narator: Karenanya, kita harus segera berbuat apa saja yang bermanfaat
bagi orang alin dan menghindari berbuat apa saja yang merusak, membahayakan,
atau meruugikan orang lain. Ini adalah semua hal yang dapat saya putuskan untuk
diri sendiri. Sepanjang mengembangkan niat baik; menahan diri untuk tidak
berbuat salah; tidak melanggar aturan bumi, makhluk halus, langit dan para dewa;
bersikap rendah hati; tenggang rasa, dan tidak sombong; maka bumi, makhluk halus,
langit dan para dewa akan terus memiliki welas asih untukku. Hanya dengan demikian,
saya akan memiliki landasan bagi kemakmuran masa depan saya.
Mereka yang memiliki rasa sombong pasti tidak ditakdirkan menjadi orang besar.
Bahkan, jika hidup makmur, meereka tidak akan mampu menikmati nasib baik itu untuk
waktu yang lama. Orang cerdas tentu tidak akan membuat diri mereka kecil dan picik
atau menolak nasib baik yang menjadi hak mereka.
Narator: Di samping itu, orang rendah hati selalu memperbesar kesempatan untuk
belajar. Jika tidak rendah hati, siapa yang mau mengajari dia? Selain itu, orang yang
rendah hati selalu sudi belajar dari kelebihan orang lain. Ketika orang lain melakukan
perbuatan baik, orang rendah hati akan belajar dan mengikuti teladan mereka. Dengan
cara ini, perbuatan baik yang dapat dilakukan orang rendah hati tidak terbatas! Orang
yang ingin mengembangkan dan meningkatkan nilai kebajikan, tidak akan dapat
melakukannya tanpa memiliki nilai kerendahan hati.
85
Liao-Fan: Para leluhur kita memiliki pepatah kuno...
Narator: “Mereka yang berteguh hati mencapai sukses dan ketenaran, tentu akan
mencapai sukses dan ketenaran. Mereka yang berteguh hati mencapai kekayaan
dan kedudukan, tentu akan mendapatkan kekayaan dan kedudukan.”
Liao-Fan: orang yang memiliki tujuan hidup yang 'besar dan menjangkau jauh' seperti
pohon yang mempunyai akar. Pohon yang memiliki akar akhirnya akan tumbuh mnjadi
cabang, daun dan bunga.
Orang yang telah menetapkan tujuan hidup yang 'besar dan menjangkau jauh' harus
bersikap rendah hati dalam setiap pikirannya dan berusaha melepaskan beban orang lain
meskipun kejadiannya tidak berarti seperti setitik debu.
Narator: Lagi pula, saya adalah pencipta kemakmuran hidup saya sendiri; jika benar-
benar ingin menciptakannya, saya tentu akan berhasil. Lihatlah para peserta ujian yang
mencari ketenaran dan kekayaan. Pada awalnya, mereka tidak menumbuhkan hati yang
tulus; cuma minat yang iseng. Jika lagi suka, mereka mengejarnya. Saat minat mereka
turun, mereka berhenti. Mencius pernah berkata pada kaisar Suan Chi...
Mencius: Yang Mulia mencintai musik. Akan tetapi kecintaan yang mulia
pada musik sekadar kesenangan pribadi. Jika yang mulia dapat meluaskan hati, dari
yang mencari kebahagiaan pribadi menjadi hati yang berbagi kebahagiaan dengan
semua rakyat dan membuat mereka sama gembiranya dengan yang mulia, maka
negara pasti menjadi makmur!
Liao-Fan: Saya pikir hal itu sama dengan mereka yang berusaha memperbaiki
hiodup dengan mengubah takdir. Jika orang dapat meluaskan hatinya, dari yang tadinya
berharap lulus ujian menjadi hati dengan rajin berbuat kebajikan, mengumpulkan jasa
baik, dan berusaha keras memperbaiki watak, maka nasib dan kemakmuran akan
menjadi milik mereka untuk diciptakan.
Top Related