BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang MasalahSuatu tantangan bagi semua yang mempunyai fisik yang sehat
untuk menjadi donor sukarela, karena dengan adanya donor sukarela
akan meningkatkan jumlah persediaan darah di PMI dan akan
membuat banyak nyawa manusia tertolong. Palang Merah Indonesia
sebagai lembaga organisasi kemanusiaan kesehatan yang bertugas
dan berwenang dalam mengurus penyediaan darah mengalami
kendala dalam mengumpulkan darah, apalagi jumlah pasien yang
membutuhkan darah (baik rutin maupun kasus darurat) semakin
bertambah besar jumlahnya.
Kebutuhan akan darah terus meningkat dalam beberapa tahun
terakhir, baik itu untuk tindakan operasi kasus kecelakaan ataupun
kasus operasi terencana, selain untuk kasus operasi darah juga
dibutuhkan untuk kasus luka bakar, kanker darah dan kelompok orang
yang kurang darah (anemia).
“Darah banyak diperuntukkan juga untuk komplikasi proses
kehamilan dan persalinan karena kasus perdarahan akibat proses
kehamilan dan persalinan masih tinggi, terutama di negara sedang
berkembang, kematian mencapai angka 25 % dari seluruh penyebab
kematian ibu. Diperkirakan setiap tahun sekitar 500.000 wanita
meninggal diseluruh dunia akibat proses kehamilan dan melahirkan,
yang 99% diantaranya terjadi di negara sedang berkembang dan
berpendapatan rendah” (Andalas, 2008).
Hal ini sesungguhnya suatu ironi mengingat negeri ini dihuni
oleh 220 juta jiwa yang setara dengan kira-kira 1,1 milyar liter stok
darah sedangkan penduduk Bandung mencapai 2,3 juta jiwa dengan
setara 11,5 liter stok darah (dengan menganggap setiap orang layak
sebagai pendonor). Seandainya setiap diri kita rutin mendonorkan
1
darah 1 kali saja per tahunnya, niscaya pekerjaan PMI akan lebih
ringan karena jumlah tersebut lebih dari cukup terhadap kebutuhan.
Stok darah aman yang memadai dapat dijamin melalui donasi
teratur oleh donor sukarelawan tak dibayar karena infeksi ditemukan
paling rendah di kelompok ini. Angka infeksi itu lebih tinggi di antara
donor yang memberikan darah hanya ketika dibutuhkan untuk
keluarga atau anggota komunitasnya. Angka infeksi tertinggi justru
ditemukan pada mereka yang memberikan darah untuk mendapatkan
uang atau bentuk pembayaran yang lain.
Di Indonesia, tidak diperoleh angka pasti berapa sebenarnya
kebutuhan darah setiap tahunnya. Namun, menurut data Unit
Transfusi Darah Palang Merah Indonesia diperkirakan setiap tahun
berhasil dikumpulkan 1.3 juta kantong darah. Sebanyak 80 %
sumbangan darah itu berasal dari donor sukarela dan sisanya dari
donor pengganti.
Jumlah pendonor di Indonesia kurang lebih 310.000 orang.
Idealnya, jumlah pendonor darah di Indonesia ini lebih dari satu juta
orang. Diperkirakan rasio penyumbangan darah itu baru terjadi pada
tingkat enam orang per 1.000 penduduk Indonesia.
Donor darah saat ini masih bersifat donor musiman/insidental
dengan pengertian dilakukan berkaitan dengan event tertentu atau jika
ada kebutuhan darah saja, hal ini berbeda dengan masyarakat di
negara maju mereka rutin menyumbang secara sukarela demi
membantu sesama setiap 3 bulan, karena dengan donor darah secara
rutin ibarat kita mengganti pelumas dan mendapat tambahan yang
baru dan tentunya mesin alias tubuh kita menjadi sehat. Karena kita
ketahui sel darah merah kita tetap mengalami regenerasi setiap 120
hari.
Dengan mendonorkan darah secara rutin setiap tiga bulan
sekali, maka tubuh akan terpacu untuk memproduksi sel-sel darah
baru, sedangkan fungsi sel-sel darah merah yang berfungsi untuk
oksigenisasi dan mengangkut sari-sari makanan. Dengan demikian
2
fungsi darah menjadi lebih baik sehingga pendonor menjadi sehat.
Selain itu, kesehatan pendonor akan selalu terpantau karena setiap
kali donor dilakukan pemeriksaan kesehatan sederhana dan
pemeriksaan uji saring darah terhadap infeksi yang dapat ditularkan
lewat darah.
Kebutuhan darah di Indonesia masih sangat terkendala karena
masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjadi donor
sukarela sehingga ketersediaan darah di unit transfusi darah masih
rendah. Adapun beberapa sebab kenapa susah mencari pendonor
darah. Beberapa alasan yang berbeda seperti : tidak tahu cara (kurang
paham) mendonor, takut (jarum suntik/sakit,darah), mitos mengenai
donor darah misal yang berlaku dimasyarakat seperti misalnya
“memperpendek umur” atau “membuat ketagihan”.
Erlina S.Kartabrata selaku ketua panitia PMI Cabang Kota
Bandung mengatakan hanya sedikit yang beralasan takut tertular
penyakit menular, HIV/AIDS. Sayangnya, penyebab ketakutan
berdonor tidak mudah diabaikan, sehingga jadilah fenomena kesulitan
mencari pendonor setiap kali ada orang yang membutuhkan dan hal
ini sering terjadi tiap tahunnya terutama menjelang bulan puasa
“Darah di PMI didapatkan dari 95% donor sukarela dan 5% dari donor
pengganti saat bulan puasa donor sukarela menurun hingga 40%, dari
95% menjadi 60%, sedangkan permintaan meningkat 10-20%”.
Rahayu Nurdin selaku Humas PMI Bandung mengatakan
“Berbagai laporan dan pengamatan menunjukkan tidak seimbangnya
persediaan darah yang ada dengan permintaan pasien, Biasanya,
permintaan darah sekitar 300-400 labu/hari. Saat ini, permintaan
mengalami kenaikan 25% atau bisa mencapai 500 labu dan PMI
hanya bisa memenuhi permintaan 175 labu saja. Dikarenakan PMI
tidak memiliki persediaan, sehingga harus mengandalkan donor
pengganti atau keluarga”.
Chairul Amri selaku Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kota
Bandung mengatakan “Saat ini, persediaan labu darah hanya 2.492
3
labu. Dibandingkan bulan Agustus 2008 lalu yang mencapai 8.855
labu, jumlah ini menurun drastis. "Permintaan darah tiap harinya cukup
tinggi, antara 300 hingga 400 labu. Nah, kalau tidak bertambah
persediaan ini hanya cukup seminggu.Untuk saat ini pihak PMI Kota
Bandung memprioritaskan permintaan labu darah untuk Kota Bandung
saja. Kota-kota lainnya seperti Indramayu, Sumedang, Garut, Cianjur
dan sekitarnya sementara tidak akan dilayani”.
1.2. Identifikasi MasalahAdanya beberapa sebab yang berkembang dimasyarakat dan
menjadi fenomena tahunan menyebabkan semakin berkurangnya
pendonor.
Adapun permasalahan yang ditemui diantaranya :
1. Rendahnya kesadaran, masyarakat mengetahui informasi donor
darah tetapi tidak melakukan karena takut (darah, jarum, sakit,
penyakit menular).
2. Minimnya informasi dan penyuluhan tentang seluk beluk donor
karena keterbatasan tenaga ahli dalam penyampaian informasi.
3. Kematian mencapai angka 25 % dari seluruh penyebab kematian
ibu karena kasus perdarahan akibat proses kehamilan dan
persalinan.
1.3. Fokus MasalahBerdasarkan perumusan yang dapat diidentifikasi penulis
memfokuskan masalah untuk mendorong masyarakat melakukan
donor darah, karena apabila kesadaran masyarakat untuk melakukan
donor masih rendah akan mengakibatkan keterbatasan persediaan
darah di PMI dan menyebabkan peningkatan angka kematian.
1.4. Maksud dan Tujuan PenelitianMaksud dari penelitian ini adalah untuk membuat sebuah
kampanye pentingnya menerapkan salah satu cara hidup sehat
dengan donor darah yang berisikan pesan-pesan dan informasi
4
tentang donor darah yang mudah dimengerti dan dipahami langsung
oleh target audiens.
Tujuan untuk introspeksi diri dan menggugah khalayak
sehingga secara tidak langsung akan ada perubahan perilaku audiens
karena merasa masalah yang ada sangat dekat dengan kehidupan
mereka dan merupakan bagian dari mereka.
1.5 Kata kunci
Donor, dapat diartikan menyumbang, memberi sesuatu barang atau
jasa yang dimiliki untuk kepentingan pribadi ataupun khalayak tanpa
dan ataupun dengan imbalan.
Darah, manusia tidak bisa hidup tanpa darah, darah mengandung
oksigen, CO2 dan hasil metabolisme tubuh lainnya yang akan dibawa
ke paru, ginjal dan alat pencernaan untuk dibuang. Tanpa ada darah
tidak bisa melawan infeksi dan menjaga hangat tubuh.
Kampanye, aktifitas komunikasi didalam menyampaikan pesan melalui
jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir
aktifitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak
pada individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok
masyarakat sesuai dengan target yang ingin dicapai, pada satuan
waktu tertentu. (Rogers & Storey, 1987).
5
BAB IIKRISIS DARAH PMI BANDUNG
2.1 Donor darah2.1.1. Pengertian
Donor darah, adalah kegiatan menyumbangkan darah sekitar
satu ampul kantong darah yang kira-kira setara dengan 250 ml
sampai 350 ml dimana rata – rata orang dewasa memiliki 5 sampai 6
liter darah dalam tubuhnya dan volume darah yang didonorkan akan
pulih dalam 72 jam dengan kadar darah yang cukup.
Gambar 2.1 Proses
donor darah
Sumber : www.wikipedia.com
Pengambilan darah membutuhkan waktu sekitar 10 menit dan
keseluruhan proses berlangsung kurang lebih 45 menit, dari mulai
mendaftar sampai istirahat. Waktu yang digunakan sangat
menentukan nyawa manusia yang sedang membutuhkan darah.
Donor darah bisa dilakukan sebanyak 4-6 kali setahun, atau 2-3
bulan sekali penyumbangan dengan jarak waktu sangat dekat sangat
berbahaya karena tidak baik untuk kesehatan. Pendonor darah
mendonorkan darahnya dengan sukarela, tidak ada kepentingan
apapun atas hal itu kecuali untuk meringankan penderitaan orang lain.
6
Biaya pemprosesan darah dikenakan pada setiap unit darah
atau komponen untuk kepentingan pemprosesan, pemeriksaan uji
saring/penyakit, proses crossmatch atau pencocokkan darah donor
dengan darah pasien serta untuk proses pemeliharaan dan
penyimpanannya.
Setiap unit darah yang didonorkan akan melalui serangkaian
pemeriksaan yang sangat ketat yang dilakukan oleh petugas
laboratorium yang terlatih untuk menghindari kemungkinan terjadinya
infeksi seperti HIV/AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C dan, Syphilis. Dalam
kurun waktu 6 jam sesudah donor darah dilakukan, unit darah tersebut
akan diproses menjadi beberapa produk darah yang berbeda-beda
untuk digunakan keperluan medis yang sesuai.
Palang Merah Indonesia saat ini memiliki 31 PMI Daerah
(tingkat propinsi) dan sekitar 300 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten)
diseluruh Indonesia, tetapi jumlah PMI yang dimiliki tersebut tidak
dapat menjamin persediaan darah bagi orang yang memerlukan.
Jumlah donasi yang berasal dari perempuan hanya mencapai
20%. Mengingat kondisi biologis tertentu seperti menstruasi, hamil,
dan pasca melahirkan pada perempuan, yang membuatnya tidak bisa
mendonorkan darah. Akan tetapi, potensi donor kaum perempuan
tetap saja besar, mengingat jumlah mereka lebih banyak dari pria.
Transfusi darah segar diperlukan bila tubuh pasien memerlukan
darah utuh (whole blood) yang berisi plasma atau cairan darah,
eritrosit (sel darah merah), lekosit (sel darah putih), dan trombosit
(keping-keping darah). Meski demikian, tidak setiap pasien yang butuh
darah harus mendapat transfusi darah utuh, misalnya dalam kasus
pasien kehilangan darah akibat menstruasi terlalu banyak (bleeding).
7
2.1.2. DarahDarah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh
tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh
dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga
diedarkan melalui darah.
Gambar 2.2 Darah
manusia
Sumber : www.wikipedia.com
Darah manusia bewarna merah, antara merah terang apabila
kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna
merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti
darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh
jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk
melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan menyerap
oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke
jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke
8
seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah
yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-
obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal
untuk dibuang sebagai air seni.
2.1.3. Data Kegiatan donor darah di Bandung
NO
TANGGAL TEMPAT TARGET HASIL
1 11 April 2008TELKOM BDG 1000 LABU 525 LABU
2 10 Agustus 2008
Grup PIKIRAN RAKYAT
JL.Asia Afrika
Bandung
200 labu 102 labu
3 21 Agustus 2008
28 Agustus 2008
LIONS CLUBJl.Waringin BDG
(SD Waringin)
LIONS CLUBGereja Pasir Koja
Bandung
250 LABU
250 LABU
135 LABU
155 LABU
4 29 September 2008
PLN BDGJL.Asia Afrika BDG
Dari 3 Tempat
1.250 LABU 661 LABU
5 27 November 2008ITB BANDUNG
(Dari 5 Himpunan)120 LABU 102 LABU
6 21 Desember 2008RS.HASAN
SADIKIN BDG650 LABU 475 LABU
7 14 Mei 2009 BEC Bandung 750 LABU 415 LABU
9
2.1 Tabel Perolehan darah melalui event donor darah di Bandung
2.1.4. Jenis-Jenis Transfusi DarahDalam laman palang merah.org disebutkan bahwa pada point jenis-jenis transfusi
darah adalah:
1. Darah Lengkap (Whole Blood)
Berisi sel darah merah, leukosit, trombosit, plasma. Volume
diperkirakan 250 ml (darah lengkap), 300 ml atau 400 ml
(modifikasi darah lengkap). Menurut masa simpan invitro, ada 2
macam darah lengkap yaitu darah segar (kurang dari 48 jam) dan
darah simpan.
2. Darah Komponen Secara Rasional.
Komponen darah dihasilkan dari darah yang dikumpulkan
kedalam kantong yang sudah mengandung sejumlah antikoagulan
yang diperlukan untuk mencegah agar sel darah merah tidak
menjadi beku dan menjamin fungsi serta kelangsungan hidup sel
darah merah selama penyimpanan.
a. Transfusi sel darah merah pekat
Sel darah merah pekat merupakan produk pilihan untuk
mengobati anemia dengan tujuan memulihkan jumlah sel darah
merah dan kepastian pengangkutan oksigen.
Sel ini didapat dari donor tunggal yang hampir seluruh
kandungan plasmanya dipisahkan dengan cara pemutaran atau
sedimentasi. Sel darah merah pekat berisi : darah merah,
trombosit, leukosit, trombosit, dan sedikit plasma.
b. Transfusi Trombosit
Trombosit didapat dari 1 unit darah lengkap segar dari 1
donor atau diperoleh dengan cara tromboferesis. Trombosit
pekat selain berisi trombosit, juga mengandung beberapa
leukosit, sel darah merah dan plasma.
10
Transfusi trombosit diberikan sebagai pencegahan bila
jumlah trombosit < 20.000/ul, terutama pada pasien dengan
keganasan atau anemia aplastik. Untuk operasi pembedahan
umumnya diberikan trombosit sebelum operasi bila jumlah
trombosit < 50.000/ul.
Misal pada demam berdarah. Mekanisme perdarahan
pada demam berdarah (DBD) bersifat kompleks dan merupakan
akibat dari beberapa faktor yaitu, trombositopenia, kelainan
koagulasi, dan vaskulopati yang terjadi akibat dari interaksi
antara trombosit.
Produk dari aktivasi komplemen, plasminogen, dan produk
fibrin yang teraktivasi. Pada DBD terdapat 2 mekanisme
terjadinya trombositopenia yaitu depresi dari fungsi megakariosit
dan peningkatan destruksi trombosit.
c. Transfusi Granulosit Pekat (Granulocyte Concentrate)
Granulosit dapat diperoleh dengan cara leukoferesis.
d. Transfusi Plasma.
1. Plasma segar beku (Fresh Frozen Plasma / FFP).
secara klinis dapat digunakan pada semua kelainan
defisiensi faktor pembekuan. Juga bisa dipertimbangkan untuk
pasien Hemofilia B. FFP harus segera diberikan setelah
mencair.
2. Kriopresipitat.
Didapat dari FFP dengan cara pencairan perlahan pada
suhu 4 – 6 derajat celcius. Terutama digunakan pada
penderita hemofilia A. yaitu untuk mengatasi episode –
episode perdarahan akut.
3. Albumin.
Dihasilkan dari plasma yang dikumpulkan dari ribuan donor.
2.1.5. Syarat-syarat Teknis Donor Darah :
11
Dalam laman palang merah.org disebutkan bahwa syarat-syarat teknis donor darah
adalah:
Umur 17 - 60 tahun
Berat badan minimum 45 kg
Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
Tekanan darah baik ,yaitu:
Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg
Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr %
Pria minimal = 12,5 gr %
Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak
penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus
sesuai dengan keadaan umum donor.
2.1.6. Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan Pernah menderita hepatitis B
Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita
hepatitis
Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi
Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga
Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah operasi kecil
Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza,
cholera, tetanus dipteria atau profilaksis
Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup
parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi
rabies therapeutic
Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
12
Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
Sedang menyusui
Ketergantungan obat.
Alkoholisme akut dan kronik.
Sifilis
Menderita tuberkulosa secara klinis.
Menderita epilepsi dan sering kejang.
Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang
akan ditusuk.
Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah,
misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai
resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis,
berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).
Pengidap penyakit hepatitis C dan HIV/ AIDS menurut hasil
pemeriksaan pada saat donor darah.
2.2. Proses Mendonorkan DarahDalam laman palang merah.org disebutkan bahwa proses mendonorkan darah
adalah:
1. Pendaftaran
Menggunakan kartu pendaftaran (Inform concern/kuesioner), isi
data diri secara lengkap, lengkapi isian dibaliknya tentang catatan
kesehatan pribadi pendonor.
2. Pemeriksaan kesehatan.
Akan ada seorang dokter atau perawat atau petugas seleksi donor
darah yang memberikan pertanyaan secara rinci. Pendonor akan
diminta menandatangani lembar pertanyaan yang berisi tentang
catatan kesehatan. Berat badan, tekanan darah, haemoglobine,
golongan darah dan denyut nadi akan diperiksa.
3. Pengambilan Darah
13
Akan ada petugas yang telah mendapatkan pelatihan khusus akan
mengambil darah pendonor. Darah akan diambil kira – kira 250 ml
sampai 350 ml. Semua jarum dan bahan yang dipakai adalah
bersih, steril dan dibuang sesudah sekali pakai.
4. Istirahat dan pemulihan.
Upaya pemulihan ringan akan diberikan sesudah pendonor
mendonorkan darah, dengan menikmati menu donor (tergantung
kebijakan masing-masing PMI). Pendonor sebaiknya beristirahat
sekitar 10 – 15 menit sebelum meninggalkan tempat.
2.3. Pengelolaan Darah.Dalam laman palang merah.org disebutkan bahwa pengelolaan darah adalah:
Pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk
mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai, yang
mencakup antara lain :
Rekruitmen donor.
Pengambilan darah donor.
Pemeriksaan uji saring.
Pemisahan darah menjadi komponen darah.
Pemeriksaan golongan darah.
Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien.
Penyimpanan darah di suhu tertentu.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sarana penunjang
teknis dan personil seperti :
Kantong darah.
Peralatan untuk mengambil darah.
Reagensia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan
darah, kecocokan darah donor dan pasien.
Alat-alat untuk menyimpan dan alat pemisah darah menjadi
komponen darah.
Peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut.
14
Pasokan daya listrik untuk proses tersebut
Personil PMI yang melaksanakan tugas tersebut.
2.4. Pemakaian DarahDalam laman palang merah.org disebutkan bahwa pemakaian darah dibagi menjadi:
Pemecahan darah menjadi komponen
Darah terdiri dari bagian-bagian atau komponen darah dengan
fungsinya masing-masing. Komponen-komponen darah yang
penting adalah eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan faktor
pembekuan darah. Dengan kemajuan teknologi kedokteran,
komponen-komponen darah tersebut dapat dipisah-pisahkan
dengan suatu proses.
Pengguna Darah sesuai Komponen
Keuntungan terapi komponen darah, bagi penderita jelas, oleh
karena hanya menerima komponen darah yang dibutuhkan.
Darah dapat pula disimpan dalam bentuk komponen-komponen
darah yaitu: eritrosit, luekosit, trombosit, plasma dan faktor-faktor
pembekuan darah dengan proses tertentu yaitu dengan
Refrigerated Centrifuge.
2.5. Golongan DarahGolongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah
yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor
Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian.
15
Golongan darah ditentukan adanya suatu zat/antigen yang
terdapat dalam sel darah merah. Dalam system ABO yang ditemukan
Lansteiner tahun 1900, golongan darah dibagi:
Golongan Sel darah merah Plasma A Antigen A Antibodi B
B Antigen B Antibodi A
AB Antigen A & B tak ada antibodi
O Tak ada antigen Antibodi Anti A & Anti B
Tabel 2.2 Pembagian Golongan Darah
Dalam laman wikipedia.com disebutkan beberapa pembagian golongan darah adalah :
Golongan darah dalam ABO system pada tahun 1900 dengan cara
melakukan percobaan reaksi antara sel darah merah dan serum dari
donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi dan satu macam tanpa reaksi.
Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah
yang disebut golongan A dan B, atau samasekali tidak ada reaksi yang
disebut golongan O.
Golongan darah AB pada tahun 1901 ditemukan oleh Von Decastello
dan Sturli di mana kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan
pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibody.
Rh/Rhesus, Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah
dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh
dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun
1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di
permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka
yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut
memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali
digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah
yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A
16
lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi
dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan
golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-)
dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang
mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang
pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat
mempengaruhi janin pada saat kehamilan.
Rh Faktor adalah juga semacam sistem golongan darah, dengan melihat
ada/tidak adanya antigen Rh di dalam sel darah merahnya.
Macam golongan darah lain
Selain ABO dan Rh, masih ada banyak sistem penggolongan darah
menurut antigen yang terdapat dalam sel darah merah antara lain :
MWSP, Lutheran, Duffy, Lewis, Kell dan sebagainya.
2.6 Bagaimana mendapatkan darahDalam laman palang merah.org disebutkan bagaimana mendapatkan darah adalah:
Prosedur Permintaan Darah
Dokter yang merawatlah yang menentukan pasien membutuhkan
darah atau tidak
Membawa formulir khusus rangkap 4 atau 5 untuk permintaan darah
yang telah diisi oleh dokter yang merawat disertai contoh darah pasien
dengan identitas yang jelas.
Formulir dan contoh darah tersebut dikirim ke Bank Darah di rumah
sakit atau laboratorium UTDD (Unit Transfusi Darah Daerah) PMI
setempat. Apabila persediaan darah yang diminta oleh dokter tidak
ada di bank darah rumah sakit maka bawa donor pengganti ke UTDC
setempat.
Atas dasar permintaan dokter di RS tersebut UTDC melakukan
pemeriksaan reaksi silang antara contoh darah donor dengan contoh
darah pasien, yang memakan waktu lebih kurang 1,5 jam.
17
Pemeriksaan ini mutlak harus dilakukan walaupun golongan darah
pasien dengan golongan darah donor sama. Bila dalam pemeriksaan
silang tidak terdapat kelainan maka barulah darah donor diberikan
kepada pasien. Bila pada pemeriksaan ditemukan kelainan atau
ketidakcocokan perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari
sebab kelainan atau ketidakcocokan tersebut.
2.7. Dampak positif melakukan donor darah.Dalam laman palang merah.org disebutkan dampak positif melakukan donor darah
adalah:
1. Secara tidak langsung kita berarti sudah cek kesehatan secara
berkala
2. Menurunkan resiko serangan jantung dan Stroke pada Pria
3. Mengurangi kekentalan darah (mencegah penyumbatan pembuluh
darah)
4. Memacu pembentukan sel darah baru secara berkelanjutan
(revitalisasi kekebalan tubuh)
5. Mengurangi zat besi yang berlebih dalam darah (penyebab
kolestrol LDL)
6. Bagi perokok maka darah baru yang terbentuk akan menggantikan
darah lama yang kekuatan mengikat oksigennya sudah berkurang.
7. Sarana amal, sedikit banyak sudah membantu orang yg
membutuhkan (setetes darah bisa membantu menyelamatkan
nyawa sesama)
8. Ikut mensukseskan upaya menurunkan rasio kematian ibu.
2.8. Kendala donor darah Dalam laman klinikandalas.wordpress.com disebutkan bahwa kendala donor darah
adalah:
Selama tahun 2004 lalu, ada sekitar 19.493 labu darah yang
diafkir, karena berbagai alasan. Misalnya, pengambilan darah baru
berlangsung setengah atau kurang dari setengah, ternyata pendonor
tidak kuat, maka pengambilan darah dihentikan dan darahnya akan
18
diafkir. Begitu juga, bila setelah melalui pemeriksaan, ternyata darah
dari donor tersebut mengandung bibit penyakit, maka darah tersebut
akan diafkir. "Darah yang tidak terpakai ini selanjutnya dimusnahkan
bekerja sama dengan PT Bio Farma,"
Adapun beberapa kendala yang ditemui adalah :
1. Minimnya peralatan pemproses donor darah
2. Terbatasnya kendaraan operasional (hanya tersedia 4 mobil
dimana 1 mobil untuk 1 wilayah ).
3. Darah sehat (layak donor) susah didapat karena pola hidup sehat
masyarakat yang tidak teratur.
4. Pengetahuan masyarakat akan donor kurang.
5. Kesadaran masyarakat untuk menyumbangkan darahnya masih
sangat rendah.
2.9. Antisipasi PMI untuk memenuhi persediaan labu darah1. Membuka layanan donor 24 jam
Namun pelayanan 24 jam tersebut belum dapat dilaksanakan
dengan baik karena terbatasnya sumber manusia. (Kasubag
Informasi dan Komunikasi PMI Kota Bandung).
2. Menjemput darah ke rumah warga atau ke instansi-instansi.
3. Mengandalkan donor darah pengganti dari keluarga pasien.
4. PMI jauh-jauh hari menghimbau kepada rumah sakit-rumah sakit
untuk melakukan penundaan operasi.
2.10. Akibat tidak tersedianya darah di PMI
1. Harga darah mahal, membuka peluang munculnya calo darah dan
menyebabkan terjadinya aksi jual darah dengan harga yang tidak
rasional dan tidak manusiawi.
2. Terjadinya penundaan operasi dibeberapa rumah sakit.
19
3. PMI kota Bandung membatasi pengeluaran darah dan tidak
melayani permintaan darah dari kota lain.
4. Angka kematian meningkat setiap tahunnya.
5. Munculnya berbagai keluhan miring dari masyarakat yang sulit
mendapatkan darah.
2.11. Hukum transfusi darahDalam laman eramuslim.com disebutkan bahwa hokum transfusi darah adalah:
Usaha dan pelayanan sosial kemanusiaan sangat mulia dalam
pandangan umat manusia secara universal dan terpuji dalam
pandangan agama, termasuk dalam hal ini adalah kegiatan dan misi
kemanusiaan Palang Merah Indonesia.
Masalah transfusi darah yaitu memindahkan darah dari
seseorang kepada orang lain untuk menyelamatkan jiwanya. Islam
tidak melarang seorang muslim atau muslimah menyumbangkan
darahnya untuk tujuan kemanusiaan, bukan komersialisasi, baik
darahnya disumbangkan secara langsung kepada orang yang
memerlukannya, misalnya untuk anggota keluarga sendiri, maupun
diserahkan pada palang merah atau bank darah untuk disimpan
sewaktu-waktu untuk menolong orang yang memerlukan.
Penerima sumbangan darah tidak disyariatkan harus sama
dengan donornya mengenai agama/kepercayaan, suku bangsa.
Karena menyumbangkan darah dengan ikhlas adalah termasuk amal
kemanusiaan yang sangat dihargai dan dianjurkan (mandub) oleh
Islam, sebab dapat menyelamatkan jiwa manusia, sesuai dengan
firman Allah: “dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia
semuanya.” (QS. Al-Maidah:32).
Jadi boleh saja mentransfusikan darah seorang muslim untuk
orang non muslim dan sebaliknya, demi menolong dan saling
menghargai harkat sesama umat manusia. Sebab Allah sebagai Khalik
20
alam semesta termasuk manusia berkenan memuliakan manusia,
sebagaimana firman-Nya: “dan sesungguhnya Kami memuliakan anak
cucu Adam (manusia).” (QS. Al-Isra:70). Maka sudah seharusnya
manusia bisa saling menolong dan menghormati sesamanya.
Adapun dalil syar’i yang menjadi dasar untuk membolehkan
transfusi darah tanpa mengenal batas agama dan sebagainya,
berdasarkan kaidah hukum fiqih Islam yang berbunyi: “Al-Ashlu Fil
Asyya’ al-Ibahah Hatta Yadullad Dalil ‘Ala Tahrimihi” (bahwasanya
pada prinsipnya segala sesuatu itu boleh hukumnya, kecuali ada dalil
yang mengharamkannya). Padahal tidak ada satu ayat dan hadits pun
yang secara eksplisit atau dengan nash yang sahih, melarang
transfusi darah, maka berarti transfusi darah diperbolehkan, bahkan
donor darah itu ibadah, jika dilakukan dengan niat mencari keridhaan
Allah dengan jalan menolong jiwa sesama manusia.
Namun untuk memperoleh maslahah (efektifitas positif) dan
menghindari mafsadah (bahaya/risiko), baik bagi donor darah maupun
bagi penerima sumbangan darah, sudah tentu transfusi darah itu
harus dilakukan setelah melalui pemeriksaan yang teliti terhadap
kesehatan keduanya, terutama kesehatan pendonor darah; harus
benar-benar bebas dari penyakit menular, seperti penyakit hepatitis C
dan AIDS. Penyakit ini bisa menular melalui transfusi darah, suntikan
narkoba.
Di Indonesia donor darah di atur dalam “Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1980 Tentang Transfusi Darah
Presiden Republik Indonesia”.
2.12. Analisis Masalah2.12.1 MasalahAda berbagai hubungan masalah di bawah ini :
1. Masalah hubungan donor darah dengan kesehatan Kekurangan banyak darah dalam tubuh sangat berbahaya bagi
kesehatan karena kerja dari organ dalam tubuh manusia tidak
21
dapat bekerja secara maksimal, apabila tidak dilakukan
pencegahan maka akan menyebabkan kematian pada penderita.
Transfusi darah menyelamatkan hidup dan memperbaiki kualitas
kesehatan manusia. Sayangnya, jutaan pasien yang
membutuhkan transfusi tidak punya akses dan mendapatkan
darah yang aman dan tepat waktu.
2. Masalah hubungan donor darah dengan ekonomi Kekurangan persediaan darah di Palang Merah Indonesia (Bank
darah) mengakibatkan penundaan operasi dibeberapa rumah
sakit dan hal tersebut merugikan pasien dan keluarga karena
harus mengeluarkan biaya lebih.
Pihak Palang Merah Indonesia harus mengeluarkan dana
operasional lebih untuk memenuhi permintaan darah.
3. Masalah hubungan donor darah dengan kehidupan bermasyarakat
Apabila krisis darah terjadi terus menerus dalam jangka waktu
yang lama mengindikasikan semakin menurunnya kesadaran
dan kepedulian manusia sebagai makhluk sosial.
Mitos donor darah yang dipercaya masyarakat merupakan salah
satu penyebab kurangnya persediaan darah PMI.
Stok darah aman yang memadai dapat dijamin melalui donasi
teratur oleh donor sukarelawan tak dibayar karena kebanyakan
infeksi ditemukan paling rendah di kelompok ini.
2.12.2. Penyebab Masalah Takut (jarum, darah, sakit, terkena penyakit menular)
Masih sedikitnya pengetahuan masyarakat tentang cara
mendonorkan darah.
Dilarang agama karena masih beranggapan “lahir utuh maka
meninggalpun harus dalam keadaan utuh”
Sibuk /tidak punya waktu
22
Tidak perduli / cuek
2.12.3 Sifat Masalah Ketakutan berdonor selalu dipelihara, bahkan dikembangbiakkan,
sehingga menjadi fenomena tahunan terutama menjelang bulan
puasa.
Afkir darah sering dilakukan sehingga semakin mengurangi
persediaan darah di PMI
Krisis darah yang berlarut-larut dapat menyebabkan penundaan
operasi di beberapa rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah
yang lebih besar sehingga angka kematian meningkat.
Transfusi diresepkan ketika pengobatan yang lebih murah dan
lebih sederhana dinilai kurang efektif.
2.12.4. Solusi Analisa PerilakuMeyakinkan dan mendorong masyarakat melakukan donor
darah sebagai salah satu cara hidup sehat, dengan sistem informasi
rujukan yang menyediakan informasi yang mudah dimengerti dan
dipahami tentang berbagai aspek rujukan pelayanan donor darah.
Dengan dimulai dari tingkatan yang kecil yaitu tingkat keluarga
diharapkan dapat memberikan contoh kepada keluarga lain sehingga
terjadi tingkatan yang lebih besar, dalam arti semua orang harus
memulai dari kemauan diri pribadi dalam keluarga kemudian
mencontohkan perilaku tersebut kepada orang lain dengan cara
tersebut Palang Merah Indonesia tidak akan mengalami kekurangan
persediaan darah.
2.13. Permasalahan Perencanaan Kampanye
2.13.1. Dasar Pemikiran Program Kampanye
Dari berbagai pertimbangan-pertimbangan permasalahan
mengenai krisis darah di PMI Bandung, untuk mencapai tujuan dari
kampanye sosial diperlukan suatu pendekatan sistem sebagai solusi
pemecahan permasalahan secara optimal sebagai berikut :
23
1. Salah satu akibat meningkatnya kematian setiap tahunnya adalah
tidak tersedianya persediaan darah yang diperlukan di PMI
sehingga perlu diinformasikan kepada masyarakat luas akan
pentingnya melakukan donor darah.
2. Tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan donor darah
sebagai salah satu cara hidup sehat sekaligus sarana sosial
membantu orang yang membutuhkan darah kurang diperhatikan
sehingga dalam penyebaran media harus dengan frekuensi yang
cukup dan tepat.
2.13.4. Pemecahan Masalah Diperlukan adanya kampanye terhadap masyarakat baik bagi
yang telah mengetahui informasi donor maupun yang belum sama
sekali, dan kampanye ini bersifat sosial sehingga pemecahan
masalahnya perlu dilakukan melalui upaya informasi program
kampanye melakukan donor darah sebagai salah satu cara hidup
sehat.
Pada prinsipnya pemecahan masalah dilakukan untuk
memberikan pengetahuan dan mendorong masyarakat melakukan
donor darah untuk kesehatan sekaligus membantu PMI dalam
penyediaan darah.
2.13.5. Maksud dan tujuan kampanyeMaksud dari penelitian ini adalah untuk membuat sebuah
kampanye pentingnya menerapkan salah satu cara hidup sehat
dengan donor darah yang berisikan pesan-pesan dan informasi
tentang donor darah yang mudah dimengerti dan dipahami langsung
oleh target audiens.
Tujuan untuk introspeksi diri sehingga secara tidak langsung
akan ada perubahan perilaku audiens merasa kampanye ini memiliki
kedekatan psikologis dan akan tergugah karena merasa masalah
24
yang ada sangat dekat dengan kehidupan mereka dan merupakan
bagian dari mereka.
2.13.6. Sasaran kampanye1. Demografis :
- Jenis Kelamin : perempuan dan laki-laki
- Kelompok umur : 18 – 40 tahun, dengan pertimbangan
kematangan sistem peredaran darah dan faktor
psikologis.
- Status sosial : masyarakat tingkat menengah dan tingkat atas
dengan pertimbangan kedua tingkatan tersebut
lebih cepat, mudah dan sering mendapatkan
informasi setiap harinya
2. Geografis :
Masyarakat kota Bandung yang mudah mendapatkan informasi
setiap harinya, dengan mudahnya informasi didapat maka akan
sangat mudah juga informasi tersebut mempengaruhi atau merubah
perilaku target kampanye.
3. Psikografis :
Masyarakat kota Bandung yang kehidupan sehari-harinya bersifat
dinamis konsumtif dan aktif.
25
BAB IIISTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1. Strategi KomunikasiKomunikasi menurut dance (1967) adalah usaha yang
menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal tersebut
bertindak sebagai stimuli dengan adanya komunikasi manusia dapat
saling berinteraksi dengan sesama dan lingkungannya. Strategi
komunikasi yang digunakan dalam kampanye ini yaitu mengunakan
Fungsi Persuasi kampanye mempengaruhi khalayak dengan pesan
yang disampaikan sehingga dapat mempengaruhi penerima pesan
agar melakukan hal yang sesuai dengan pesan yang disampaikan.
3.1.1. Tema Dasar Komunikasi
Tema yang diambil dalam kegiatan ini adalah Setetes darah
begitu berarti mengartikan bahwa darah sangat diperlukan sekali
untuk menyelamatkan nyawa sesama manusia, dengan Headline
“DONOR DARAH SOLUSI CEPAT HIDUP SEHAT” dengan alasan
melakukan donor darah akan memacu terciptanya darah baru
sehingga dapat menggantikan sel-sel darah yang sudah tidak
diperlukan lagi sehingga darah baru tersebut dapat memberikan
manfaat yang cepat untuk pendonor ataupun yang mendapatkan
donor dan subheadline “Menyumbang uang sudah biasa menyumbang darah luar biasa” yang mendasari pengambilan
26
subheadline tersebut yaitu dari kebiasaan masyarakat yang hanya
menyumbangkan uangnya dan itu sudah dirasakan cukup
memberikan manfaat yang besar dengan subheadline tersebut juga
masyarakat diinformasikan menyumbang tidak hanya dengan uang
tetapi dengan darah yang akan memberikan dampak positif yang luar
biasa
3.1.2. Pendekatan KomunikasiPendekatan yang akan dipakai dalam kampanye ini akan
difokuskan dengan pendekatan secara emosional dengan
menggunakan kata-kata yang mendorong masyarakat untuk
melakukan donor dan juga dengan obyek yang dapat menyampaikan
pesan secara simbolik kepada target kampanye, pertimbangan secara
emosional karena masyarakat akan mengikuti apa yang
dikampanyekan bila kampanye tersebut berhasil menyentuh sisi
emosional/psikologis.
3.1.3. Sifat PesanPesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye berisi :
1. Pesan-pesan yang mendorong masyarakat untuk melakukan donor
darah sekaligus kewaspadaan kepada masyarakat apabila krisis
darah terus terjadi setiap tahunnya di Palang Merah Indonesia.
2. Pesan yang mengingatkan akan manfaat melakukan donor darah
sebagai salah satu cara hidup sehat untuk masyarakat.
3.2. Strategi Kreatifkampanye sosial donor darah ini selain menggunakan gambar
atau foto yang digambar ulang kembali dengan menggunakan
komputer, visual yang digunakan lebih kepada kesan simbolik
dimaksudkan agar terlihat sederhana tetapi tetap menarik dan tetap
dapat menyampaikan pesan utama yang akan disampaikan.
Proses kreatif :
27
Tahap I : Menentukan obyek yang dapat mempresentasikan pesan
yang akan disampaikan secara visual kepada khalayak
Tahap II : Memberikan kesan dan pesan-pesan yang menggugah
agar khalayak melakukan apa yang disampaikan.
Tahap III : Mengingatkan kembali khalayak mengenai pesan-pesan
yang telah disampaikan.
3.3. Strategi MediaMedia merupakan alat penghubung, perantara atau saluran
komunikasi dalam penyampaian pesan kepada khalayak sasaran
dengan perencanaan yang sistematik dan diharapkan mendapat
tanggapan dari penerima pesan.
Media yang dipakai dalam kampanye ini adalah :
1. Poster
Sebgai media utama, media cetak luar ruang untuk
mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan, media ini
ditempatkan ditempat keramaian yang biasa dilalui target
kampanye.
2. Iklan majalah
Salah satu media yang biasa digunakan untuk mencari informasi,
sehingga dapat mendorong pembaca (target) agar mengikuti
pesan persuasive yang disampaikan.
3. Brosur
Media yang memiliki pesan lebih kompleks dan menguraikan
secara rinci tentang pesan yang disampaikan.
4. Flyer
Media yang dapat ditentukan jangkauan penyebarannya, sifat
media yang dapat memberikan pesan informasi secara langsung
terhadap target sehingga target merasa terkejut dan ingin
mengetahui lebih tentang donor.
5. Baligo
28
Media cetak luar ruang untuk mengkomunikasikan pesan yang
ingin disampaikan dengan ukuran besar sehingga dapat dilihat
dari jarak jauh.
6. Web banner
Media yang memiliki jangkauan luas untuk menyampaikan pesan
sehingga pesan kampanye akan lebih cepat diketahui oleh target.
7. Kartu donor
Media yang digunakan hanya di PMI sebagai penunjang dan
pengingat untk melakukan donor.
8. Billboard
Media cetak luar ruang, memiliki kekuatan menyampaikan pesan
yang pendek dengan ukuran besar sehingga memiliki jarak
pandang yang jauh.
9. Iklan Koran
Media yang digunakan untuk mendapatkan berbagai informasi
seperti karir, politik dan kesehatan.
10. Iklan Majalah
Media yang digunakan untuk mendapatkan berbagai informasi
seperti karir, politik dan kesehatan.
11. Spanduk
Media cetak luar ruang, sebagai media penunjang sekaligus
pengingat kepada target sedang diselenggarakan kampanye.
12. Umbul –umbul
Media cetak luar ruang, sebagai media penunjang sekaligus
pengingat kepada target sedang diselenggarakan kampanye.
13. Transportasi PMI (Mobil)
Media yang digunakan oleh PMI secara mobile untuk menjemput
darah di event-event donor maupun dikomunitas donor darah.
14. Merchandise (media gimmick)
29
Mempertegas bahwa telah diselenggarakan kampanye donor
darah. Adapun bentuk dari merchandise adalah kaos, topi,
gantungan kunci, pin, agenda, stiker, kalender.Sifatnya menarik
perhatian target dengan memberikan sebuah barang yang
memiliki fungsi lain selain mediator pesan kampanye.
a. Penyebaran media
Lokasi yang menjadi target dari penyebaran dan penempatan
media kampanye adalah pemukiman padat atau perumahan,
lembaga Pendidikan, instansi/komunitas donor darah, kantor
kelurahan dan kecamatan, klinik rumah bersalin, toko penjual
alat kesehatan/apotek, Rumah sakit dan Puskesmas dan
Posyandu.
b. Jadwal penyebaran media
NO MEDIA PERIODE 1 PERIODE 2 PERIODE 31 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Poster 3 Billboard , Spanduk, Brosur,
Iklan Koran, Web banner, Iklan Majalah, Baligo, Flyer, Kendaraan (ambulance)
4 Stiker , T-shirt, topi, Gantungan kunci, Pin, Agenda, Kartu donor,Kemasan makanan,
Tabel 3.1 jadwal penyebaran media
Penyebaran media dilakukan selama satu tahun dan dimulai 2 bulan
menjelang bulan puasa hal ini dikarenakan persediaan darah di PMI selalu
mengalami penurunan drastis saat bulan puasa dan setelah hari raya.
3.4. Strategi Distribusi
3.4.1. Pertimbangan Dasar DistribusiPendistribusian melalui dinas kesehatan bekerjasama dengan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), disebarkan kedaerah-daerah
yang ada di Indonesia terutama di Bandung (jawa barat), tempat
30
publik sampai ke desa-desa. Hal ini bertujuan agar lebih terorganisir
dalam penempatan media dan pemerataan.
Penempatan media dipasang pada daerah publik seperti : pemukiman
padat atau perumahan, lembaga Pendidikan, instansi/komunitas
donor darah, kantor kelurahan dan kecamatan, klinik rumah bersalin,
toko penjual alat kesehatan/apotek, Rumah sakit dan Puskesmas dan
Posyandu.
3.4.2. Jalur Distribusi
Jalur distribusi yang dipilih menggunakan media yang
terkoordinir oleh pemerintah daerah setempat dimana PMI sebagai
pelaku kampanye bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan LSM,
pendistribusian dilakukan di kantor pusat ke kantor daerah sehingga
tempat yang sudah ditunjuk dan ditetapkan sebagai daerah sasaran.
Sistem kerjasama dan distribusi media
31
Skema 3.2 sistem kerjasama dan distribusi media
3.5. Konsep visualPoster menjadi media utama yang digunakan dalam kampanye
ini dan obyek yang divisualkan lebih berkesan simbolik dengan
pertimbangan pesan secara simbolik akan lebih diingat dan
mempunyai kesan atau arti yang mendalam dibandingkan dengan
ilustrasi.
Pada poster pertama terdapat visual kedua tangan dimana
tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah dengan background
32
berwarna merah yang mewakili darah sehingga menjadi dominan dan
ada kekuatan (stoping power) disaat melihat poster tersebut dimana
material yang biasa diberikan menggunakan material padat (uang)
diganti dengan setetes darah yang disimbolkan sebagai mendonor
darah.
Pada poster kedua terdapat visual tampak depan sebuah kotak
amal transparan yang berisi dengan darah dengan pertimbangan
dimana kotak amal merupakan media yang biasanya digunakan untuk
menyumbang, background poster berwarna putih yang
melambangkan kesucian dan keikhlasan dalam mendonorkan darah.
3.5.1. Gaya dan Kesan Gaya visual yang ditimbulkan oleh suatu tampilan desain
merupakan upaya untuk menguatkan dari pesan yang ingin
disampaikan,pertimbangan-pertimbangan pemilihan kesan merupakan
hal yang penting untuk memilih dan menyusun unsur-unsur visual
dengan tujuan akhir diharapkan pesan akan dapat dimengerti dengan
mudah oleh target sasaran.
Visualisasi dalam setiap media kampanye ini memiliki gaya dan
kesan yang sama untuk menampilkan keterkaitan antara media satu
dengan media yang lainnya.
3.5.2. Format DesainFormat desain yang digunakan bersifat simetris dimana letak
unsur-unsur visual hampir semua sama dan disesuaikan dengan
media yang akan digunakan peletakan gambar, tagline, key message,
ataupun teks letaknya disesuaikan dengan media yang akan
digunakan pada kampanye donor darah.
3.5.2. Lay Out
33
Layout yang digunakan pada setiap media kampanye yaitu
simetris dan portrait yang memiliki satu keterkaitan media satu dengan
media yang lain agar lebih diingat oleh target.
3.5.4. Tipografi
Font yang digunakan pada setiap headline Erich (bold) karena
sederhana dan tegas dan font pada subheasline dan body text yaitu
VAGRounded BT karena font ini memiliki sifat sederhana, akrab dan
sangat mudah dibaca dalam ukuran kecil dan jarak yang jauh.
a. Tipografi pada Headline
Erich (bold)
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyzdengan penerapan :
SOLUSI CEPAT HIDUP SEHATb. Tipografi pada subheadline dan body text
VAGRounded BT
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyzdengan penerapan :
Menyumbang uang sudah biasaMenyumbang darah luar biasa
3.5.5. Warna
Pada Headline warna yang digunakan adalah warna putih dan
merah dimana putih melambangkan suci, bersih dan tepat yang
mengartikan donor merupakan perbuatan yang tepat untuk dilakukan
sedangkan warna merah melambangkan perjuangan, dominan dan
munculnya keberanian untuk melakukan donor
34
Gambar 3.3 Warna tagline.
3.5.6. Ilustrasi Pada poster pertama terdapat visual kedua tangan dimana
tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah dimana material
yang biasa diberikan menggunakan material padat (uang) diganti
dengan setetes darah yang disimbolkan sebagai mendonor darah.
Pada poster kedua terdapat visual tampak depan sebuah kotak
amal transparan yang berisi dengan darah dengan pertimbangan
dimana kotak amal merupakan media yang biasanya digunakan untuk
menyumbang.
3.5.7. Logo Kampanye.Proses kreatif pembentukan Logogram :
Tahap I :menemukan kata kunci yang sesuai dengan tema untuk
membentuk tagline yang akan memperkuat karakter
sebuah logo.
Tahap II :menemukan obyek yang dapat mewakili pesan dan
informasi yang diambil dari tagline untuk menentukan key
visual.
Tahap III : mengolah bentuk asli disederhanakan agar khalayak
dapat lebih mengingat.
Logo kampanye ini terbentuk dari penyederhanaan setetes
darah yang berbentuk hati dengan warna merah dibawahnya terdapat
visual kedua tangan dalam posisi mendorong yang mengartikan
mendorong masyarakat untuk melakukan donor darah dan diantara
kedua tangan tersebut terdapat penyederhanaan senyuman yang
35
mengartikan masyarakat merasa senang setelah merasakan manfaat
melakukan donor.
Gambar 3.4 Logo Kampanye
Di bawah logo terdapat logotype dengan slogan “ayo donor” dengan arti
mendorong sekaligus mengajak khalayak melakukan donor darah. Logotype
menggunakan tipografi VAGRounded BT yang memiliki lekukan yang
dinamis bersifat sederhana, akrab dan sangat mudah dibaca dalam ukuran
kecil dan jarak yang jauh.
a. Tipografi pada Logo
VAGRounded BT
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyzDengan penerapan:
AYO DONOR
b. Warna pada logo
36
Gambar 3.5 Warna Logo
Arti Warna Logo:
1. Merah
melambangkan perjuangan, aktif, dominan, kemauan keras,
keberanian, energi, kehangatan, cinta,
2. Biru tua
melambangkan perasaan yang mendalam, cerdas, perasa, bijaksana,
konsentrasi.
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1 Teknik Media1. Sketsa awal
Proses pencarian bentuk pertama dari visal kampanye
2. Eksekusi visual
37
Merupakan proses visual dan pemotretan objek yang akan
ditampilkan.
3. Perancangan
Merupakan tahapan yang harus dilalui untuk merancang media-
media dengan konsep yang telah ditetapkan.
4. Tahap akhir
Proses cetak atau produksi.
4.2. Teknik Material dan Cetak
1. Poster
38
Ukuran : A2 (42 cm x 59,4 cm)
Bahan : Glossy
Teknik cetak : separasi
Media cetak luar ruang untuk mengkomunikasikan pesan yang akan
disampaikan, media ini ditempatkan ditempat keramaian yang biasa
dilalui target kampanye.
2. Iklan majalah
Ukuran : 21 cm x 28.5 cm
Bahan : Art Paper
39
Teknik cetak : offset
Media yang digunakan untuk mendapatkan berbagai informasi seperti
karir, politik dan kesehatan. Majalah yang digunakan Grey, Ripple,
Aneka.
3. Brosur
Ukuran : 30 cm x 21 cm
Bahan
: Art Paper
Teknik
cetak:
separasi
Media yang memiliki
pesan lebih kompleks
dan menguraikan
secara rinci tentang
pesan yang
disampaikan Disebar
ditempat yang telah ditentukan dijalur distribusi.
4. Flyer
40
Ukuran : 14 cm x 18 cm
Bahan : Art Paper
Teknik cetak : separasi
Media yang dapat ditentukan jangkauan penyebarannya, sifat media
yang dapat memberikan pesan informasi secara langsung terhadap
target sehingga target merasa terkejut dan ingin mengetahui lebih
tentang donor.
41
5. Baligo
Ukuran :
2,5 m x 3,5 m
Bahan :
Kain cotton
Teknik cetak :
Sablon separasi
Media cetak luar
ruang untuk
mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan dengan
ukuran besar sehingga dapat dilihat dari jarak jauh.
6. Web banner
42
Ukuran
:
menyesuaikan kolom pada tiap website
Bahan : -
Teknik : menggunakan software komputer mempunyai
jangkauan yang luas ,cepat dan difokuskan di website
kesehatan.
7. Kartu donor
Ukuran : 15 cm x 12 cm
Bahan : double matte
43
Teknik cetak : offset
sebagai penanda, data sekaligus pengingat telah melakukan donor
8. Billboard
Ukuran : portrait 400
cm x 600 m
Bahan : fleksy
Teknik cetak : print
Media cetak luar ruang, memiliki
kekuatan menyampaikan pesan
yang pendek dengan ukuran besar
sehingga memiliki jarak pandang
yang jauh
9. Iklan Koran
44
Ukuran : 3 kolom x 300 mm
Bahan :
HVS
Teknik cetak :
offset
Diharapkan dapat
mendorong pembaca
untuk mencari info
lebih dari media
kampanye lain
Koran yang
digunakan : Pikiran
Rakyat, Tribun Jabar
10. Spanduk
Ukuran : Landscape 3 m x 1 m
Bahan : Kain tetoron
Teknik cetak : separasi
45
Media cetak luar ruang, sebagai media penunjang sekaligus pengingat
kepada target sedang diselenggarakan kampanye.
11. Transportasi PMI (Mobil)
Ukuran : menyesuaikan
Bahan : stiker pigment colour
46
Teknik visual :printing
Media yang berfungsi sebagai penjempu darah dievent-
event donor.
12. Umbul - umbulUkuran : 60 mm
x 300 mm
Bahan :
Kain tetoron
Teknik cetak :
separasi
Media cetak luar ruang, sebagai
media penunjang sekaligus
pengingat kepada target
sedang diselenggarakan
kampanye
13. Merchandise (gimmick)
47
DAFTAR PUSTAKA
Asito, S Wojow.Kamus Bahasa Indonesia, Penerbit CV Pengarang.Guru
Besar IKIP, Malang.
Hendratman, Hendi (2006), tips n trix Computer Graphics Design !.
Bandung :informatika.
Lip, Evelyn. (1995). Desain dan Feng Shui Logo, Merek Dagang dan Sign
Board. Asia : Singapore.
Mulyana, Deddy. (2007) “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”.Bandung:
Rosda.
Internet :
Donor Darah Sukarela Baru Satu Persen. Tersedia di:
http://www.pikiranrakyat.com / index008.php.htm [20 Desember 2008].
http://www.palangmerah.org
http://klinikandalas.wordpress.com/2008/04/25/masalah-darah-tranfusi-
darah-dan-kematian-ibu/ [25 April 2008]
48
http://www.wikipedia.com/Golongan_darah.html [tanpa tahun]
Stok Darah di PMI Kota Bandung Masih Kosong. Tersedia di :http://www.klik-
galamedia.com/ kolomlengkap.php.htm [10 Oktober 2008]
LAMPIRAN
49
Top Related