Download - ekuitas pemilik

Transcript
Page 1: ekuitas pemilik

TEORI AKUNTANSI

EKUITAS PEMILIK DAN PERUBAHAN DALAM

EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Nama Anggota Kelompok :

Boy Arthur P Simbolon (108200060)

Rachmat Akbar (108200082)

Banar Agung Purnomo (108200155)

Institut Manajemen Telkom

Sekolah Administrasi Bisnis dan Keuangan

Tahun 2012

Page 2: ekuitas pemilik

SIFAT DASAR EKUITAS

Ekuitas diambil dari akar kata yang sama dari “equal” dan mempunyai

konotasi keadilan. Dengan perkataan lain, ekuitas dapat ditafsirkan sebagai bagian

yang adil dari seseorang. Banyak orang yang menggunakan istilah ekuitas untuk

mencakup semua yang meminjamkan uang kepada perusahaan. Mereka

memandang persamaan akuntansi yang mendasar sebagai :

Aktiva = Ekuitas

Karenanya, mereka akan menganggap ekuitas kreditor dan ekuitas pemilik

sebagai dua jenis ekuitas. Yang lain menggunakan istilah ekuitas dalam pengertian

yang lebih sempit untuk mencakup hanya ekuitas pemilik dan menyebutkan ekuitas

kreditor sebagai kewajiban. Mereka menganggap persamaan akuntansi sebagai :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

Sedangkan yang lain tampaknya menyamakan ekuitas dengan hak dari pemegang

saham.

Ekuitas Pemilik

Ekuitas pemilik, yang biasa juga disebut sebagai modal atau ekuitas

pemegang saham dalam suatu perseroan, hanyalah suatu selisih antara aktiva

perseroan dan kewajibannya. Ini seringkali disebut sebagai aktiva bersih dari

perseroan tersebut.

Ekuitas pemilik secara tradisional dibagi menjadi dua kategori, modal yang

diinvestasikan dan laba ditahan. Dalam beberapa kasus, hak dan prioritas dari

beberapa kelas saham perseroan adalah serupa dengan beberapa jenis utang

jangka panjang. Namun secara umum ada perbedaan nyata antara ekuitas

pemegang saham dan kewajiban. Ini mencakup :

1. Luas sampai di mana pemegang ekuitas lain mempunyai hak prioritas.

Page 3: ekuitas pemilik

2. Tingkat kepastian dalam penentuan jumlah-jumlah yang akan diterima oleh

pemegang ekuitas.

3. Tanggal jatuh tempo pembayaran terakhir.

Teori Kepemilikan

Gagasan hak pemilik (proprietorship) muncul dari upaya untuk menetapkan

logika pada persamaan pembukuan berpasangan (double entry). Dalam persamaan

akuntansi ∑A - ∑ = P, pemlik adalah pusat kepentingan. Aktiva dianggap dimiliki

oleh pemilik dan kewajiban merupakan kewajiban dari pemilik.

Menurut teori kepemilikan, pendapatan adalah kenaikan dalam hak pemilik

dan beban adalah penurunan. Jadi laba bersih, yaitu kelebihan pendapatan atas

beban, diakrualkan langsung ke pemilik, itu merupakan kenaikan dalam kekayaan

pemilik. Dan karena laba adalah kenaikan dalam kekayaan, hal itu langsung

ditambahkan ke modal pemilik atau hak pemilik.

Teori kepemilikan paling baik diterapkan dalam bentuk organisai perusahaan

perorangan karena dalam bentuk ini umumnya ada hubungan pribadi antara

manajemen perusahaan dan kepemilikan. Dalam akuntansi, baik untuk perusahaan

perorangan maupun persekutuan, teori kepemilikan tampaknya tetap berlaku. Ini

sebagian besar karena laba bersih ditambahkan setiap periode pada akun modal

pribadi dari pemilik sekalipun perhitungan tradisional atas laba sebenarnya tidak

mengukur kenaikan bersih dalam kekayaan.

Teori kepemilikan juga disiratkan dalam banyak praktik akuntansi dan dalam

terminologi akuntansi berkaitan dengan perseroan. Metode akuntansi ekuitas untuk

investasi yang tidak dikonsolidasikan dalam cabang juga menyiratkan konsep

kepemilikan.

Teori Entitas

Keberadaan suatu satuan usaha yang terpisah dari urusan pribadi dan

kepentingan lain dari pemilik dan pemegang ekuitas lain diakui dalam semua konsep

Page 4: ekuitas pemilik

pemilik dan ekuitas. Namun, dalam teori entitas (entity), perusahaan bisnis

dipandang mempunyai keberadaan terpisah, bahkan secara personal, dari

pemiliknya. Pendiri dan pemilik tidak harus teridentifikasi dengan keberadaan

perusahaan itu.

Teori entitas didasarkan pada persamaan ∑A = ∑K + SE, atau aktiva =

Ekuitas (Kewajiban ditambah Ekuitas Pemegang Saham). Perbedaan utama antara

kewajiban dan ekuitas pemegang saham adalah bahwa hak dari kreditor dapat

dinilai terlepas dari penilaian lain jika perusahaan itu solven, sementara hak dari

pemegang saham diukur oleh penilaian aktiva yang semula diinvestasikan ditambah

penilaian laba direinvestasikan dan revaluasi berikutnya.

Teori entitas mempunyai penerapan utama dalam bentuk perusahaan

perseroan, tetapi hal itu juga relevan bagi perusahaan-perusahaan bukan perseroan

yang mempunyai kelanjutan eksistensi terpisah dari kehidupan masing-masing

individu.

Beberapa pengarang telah mengusulkan atau menyiratkan bahwa teori

kepemlikan dan entitas mengarah pada dasar yang berbeda untuk penilaian aktiva.

Menurut teori entitas, perusahaan tidak berkepentingan dengan nilai sekarang

karena penekanannya adalah pada akuntabilitas biaya bagi pemilik dan pemegang

ekuitas lain.

Teori Ekuitas Residual

Ahli teori akuntansi William Paton menyatakan ekuitas residual sebagai salah

satu dari beberapa jenis ekuitas dalam teori entitas. Paton menekankan hubungan

khusus dari pemegang ekuitas residual pada pekerjaan akuntan “karena dalam

ekuitas tersebut banyak pekerjaannya menjadi terfokus”. Perubahan dalam penilaian

aktiva, perubahan dalam laba dan dalam laba ditahan, dan perubahan dalam hak

pemegang ekuitas lain semuanya dicerminkan dalam ekuitas residual dari

pemegang saham biasa. Tetapi dalam kasus tertentu, di mana kerugian jumlahnya

besar atau kebangkrutan, ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan

Page 5: ekuitas pemilik

pemegang saham preferen atau pemegang obligasi dapat menjadi pemegang

ekuitas residual.

Tujuan dari pendekatan ekuitas residual adalah untuk memberikan informasi

yang lebih baik kepada pemegang saham biasa untuk mengambil keputusan

investasi. Pemegang saham biasa pada umumnya dipandang mempunyai ekuitas

residual dalam laba perusahaan dan dalam aktiva bersih sesuai likuidasi akhir.

Karena laporan keuangan umumnya tidak disiapkan berdasarkan likuidasi yang

mungkin, informasi yang diberikan menegnai ekuitas residu harus bermanfaat dalam

meramalkan dividen masa depan yang mungkin bagi pemegang saham biasa,

termasuk dividen likuidasi.

Teori Perusahaan

Teori perusahaan )enterprise) dari perusahaan adalah konsep yang lebih

luas daripada teori entitas, tetapi kurang didefinisikan baik dalam lingkup dan

aplikasi. Dalam teori perusahaan, perseroan adalah suatu lembaga sosial yang

berusaha untuk memberi manfaat bagi banyak kelompok yang berkepentingan.

Dalam bentuk luas, teori perusahaan mungkin dipandang sebagai teori akuntansi

sosial.

Konsep perusahaan ini paling dapat diterapkan pada perseroan modern yang

besar yang mempunyai kewajiban untuk mempertimbangkan efek tindakan-

tindakannya terhadap bebagai kelompok dan terhadap masyarakat secara

keseluruhan. Dari sudut pandang akuntansi, ini berarti bahwa tanggungjawab

pelaporan yang tepat tidak hanya kepada pemegang saham dan kreditor, tetapi juga

pada kelompok lain dan masyarakat umum.

Konsep laba yang paling relevan dalam konsep tangungjawab sosial

perusahaan yang luas ini adalah konsep nilai tambah. Total nilai yang ditambahkan

oleh perusahaan adalah nilai pasar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan

oleh perusahaan itu dikurangi nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diperoleh

melalui transfer perusahaan lain. Istilah laba bersih perusahaan, seperti yang

digunakan oleh penyataan AAA 1957, adalah konsep yang lebih sempit daripada

Page 6: ekuitas pemilik

konsep nilai tambah. Posisi laba ditahan dalam teori perusahaan serupa dengan

posisinya dalam konsep entitas.

Teori Dana

Teori dana menyingkirkan hubungan pribadi yang diasumsikan dalam teori

kepemilikan dan personalisasi perusahaan sebagai suatu unit ekonomi dan unit legal

dalam unit entitas. Di samoing itu, teori danan member ganti dengan unit

operasional, atau berorientasi-aktivitas, sebagai dasar untuk akuntansi. Bidang

kepetinagn ini, yang disebut dana, mencakup kelompok aktiva dan kewajiban yang

berkaitan dan pembatasan yang merupakan fungsi dan aktivitas ekonomi yang

spesifik.

Teori dana didasarkan pada persamaan Aktiva = Pembatasan Aktiva. Aktiva

merupakan jasa prospektif pada dana atau unit operasional. Kewajiban merupakan

pembatasan terhadap aktiva spesifik atau umum dari dana. Modal yang

diinvestasikan merupakan pembatasan legal atau keuangan dari penggunaan aktiva;

yaitu modal yang diinvestasikan harus dipertahankan tidak berkurang kecuali jika

wewwnang spesifik telah diperoleh (dengan beberapa pengecualian) untuk likuidasi

sebagian atau seluruhnya.

Konsep dana bermanfaat paling besar dalam lembaga pemerintahan dan

nirlaba. Penyiapan laporan konsolidasi juga juga merupakan penerapan teori dana

sama seperti perluasan entitas ekonomi. Teori dana juga dapat diterapkan dalam

bidang-bidang akuntansi keuangan; misalnya, teori dana dapat bermanfaat dapat

digunakan untuk mebedakan antara aktiva lancar dan tetap pada suatu entitas.

Walaupun konsep pendapatan dapat dipertahankan dalam konsep dana, ini

bukan merupakan konsep sentral dari pelaporan keuangan. Sebalikanya, uraian

operasi dana disajikan lebih jelas dalam laporan dana. Laoran keuangan utama

adalah iktisar statis atas sumber-sumber dan penggunaan dana. Lapran laba rugi,

jika memang ada, adalah pelengkap laporan dana−suatu uraian atas dana yang

diperoleh dari operasi.

Page 7: ekuitas pemilik

Posisi FASB

FASB berpegang teguh pada teori entitas residual manakala sampai pada

pemilik, yang didefinisikan sebagai “kepentingan tersisa dalam aktiva suatu entitas

yang tertinggal setelah dikurangi dengan kewajibannya.” Mereka menyebut selisih

antara aktiva dan kewajiban sebagai “aktiva bersih” dalam kasus organisasi nirlaba

dan menyatakan bahwa kedua istilah tersebut dapat dipertukarkan.

KLASIFIKASI EKUITAS PERUSAHAAN PERORANGAN DAN PERSEKUTUAN

ATAU KEMITRAAN

Dalam perusahaan perorangan, keseluruhan ekuitas pemilik umumnya

disajikan dalam satu jumlah. Sesuai dengan teori kepemilikan, ekuitas unu

merupakan kepemilikan usaha dari si pemilik. Dalam hal likuidasi atau insolvensi,

kreditor dapat mengambil aktiva pribadi dari si pemilik, membuat perbedaan antara

modal yang diinvestasikan permanen atau laba yang direinvestasikan menjadi

kurang penting untuk tujuan ini. Namun, ini tidak berarti bahwa tidak ada perbedaan

antara modal dan laba. Laba dihitung secara berkala dan ditambahkan pada akun

modal pada akhir setiap periode; transaksi modal (penarikan dan investasi

tambahan) dicatat langsung pada akun modal; dan semua perubahan umumnya

diikhtisarkan dalam laporan perusahaan perorangan yang terpisah.

Ekuitas pemilik dari persekutuan atau kemitraans erupa dengan ekuitas

perorangan, kecuali bahwa hal itu diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan setiap

sekutu atau kemitraan. Akun pengambilan terpisah dapat digunakan untuk

menetapkan pengendali atas pengambilan atau memaksakan ketaatan pada

perjanjian pengambilan.

KLASIFIKASI EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Page 8: ekuitas pemilik

Hubungan antara perseroan, pemegang saham, dan kreditor, lebih terlibat

daripada hubungan dalam satu perusahaan perorangan atau dalam suatu

persekutuan. Tujuan paling mendasar dari klasifikasi ekuitas pemegang saham

adalah untuk memberikan informasi kepada pemegang saham , investor, kreditor,

dan kelompok kepentinagn lain mengenai efisiensi dan pengurusan manajemen.

Klasifikasi itu juga harus memberikan informasi mengenai kepentinagn ekonomi

historis dan prospektif dari kelompok-kelompok yang memegang ekuitas spesifik

(seperti karyawan, pelanggan, dan pemerintah) yang mempunyai kepentingan

ekonomi umum dalam perseroan. Dalam memenuhi tujuan ini, informasi dalam

laporan keuangan harus mengungkapkan beberapa ataus semua dari yang berikut:

1. Sumber-sumber modal yang dipasok dalam perusahaan.

2. Pembatasan hukum pada distrbusi modal yang diinvestasikan kepada

pemegang saham.

3. Pembatasan hukum, kontraktual, manajerial, dan keuangan pada distribusi

dividen pada calon dan pemegang saham sekarang.

4. Prioritas beberapa kelas pemegang saham dalam likuidasi sebagian atau

akhir.

Klasifikasi Menurut Sumber Modal

Klasifikasi ekuitas pemegang saham menurut sumber umumnya dianggap

sebagai tujuan utama klasifikasi utama dalam penyajian neraca pada struktur

akuntansi tradisional. Sumber utama dari ekuitas pemegang saham perseroan

adalah:

1. Jumlah yang disetorkan oleh pemegang saham

2. Kelebihan laba bersih atas dividen yang dibayarkan kepada pemegang

saham (laba ditahan dalam perusahaan).

3. Sumbangan selain dari pemegang saham.

Klasifiaksi empat arah tradisional dari ekuitas pemegang saham−saham

modal, modal disetor yang lebih besar dari nilai pari tau nilai yang ditetapkan (agio

saham), mldal revaluasi, dan laba yang ditahan−hanya sebagian memenuhi tujuan

Page 9: ekuitas pemilik

sesuai sumber. Kategori modal saham dan tambahan modal disetor merupakan

jumlah yang dibayarkan oleh pemegang saham.

Kekurangan utama dari klasifikasi konvensional adalah bahaw klasifikasi

menurut sumber akan hilang manakala transfer dilakukan dari laba yang ditahan ke

saham modal dan tambahan modal disetor dengan menerbitkan dividen saham atau

sarana lain.

Pengungkapan Modal Legal

Kebanyakan Negara bagian mendefinisikan modal legal (modal berdasar

hukum atau modal yang ditetapkan) sebagai nilai agregat dari semua saham bernilai

pari yang diterbitkan (tidak segera dibatalkan) dan pertimbangan agregat yang

dterima untuk semua saham yang diterbitakan tanpa nilai pari. Akan tetapi, dalam

kasus saham berniali tanpa pari, banyak Negara bagian mengizinkan direktur atau

pemegang saham untuk menetapkan berapa banyak dari pertimbangan yang

diterima harus dogolongkan sebagai modal legal dan berapa banyak uang

digolongkan sebagai tambahan modal disetor.

Akibat perbedaan antara modal legal dan modal yang diinvestasikan untuk

tujuan akuntansi dan keuangan, pemisahan modal yang diinvestasikan menjadi

modal saham dan tambahan modal yang disetor mungkin lebih menyesatkan

daripada membantu. Salah satu alternatif adalah mengungkapkan dalam catatan

kaki apa yang dipandang akuntan sebagai modal legal atau yang ditetapkan.

Menurut pendapat Hendriksen dan Van Breda, pengungkapan modal legal

mungkin tidak perlu dalam semua kasus kecuali dalam perusahaan kecil atau baru

berdiri. Dalam perusahaan yang besar dan menguntungkan, modal legal pada

dasarnya merupakan bagian kecil dari total ekuitas pemegang saham.

Pengungkapan Restriksi pada Disposisi Laba

Pengungkapan distribusi atau disposisi yang diniatkan dari suatu perseroan

tidak sama dengan pengungkapan restriksi pada disposisi laba. Karena itu,

Page 10: ekuitas pemilik

klasifiaksi ekuitas pemegang saham dan catatan kaki pada laporan keuangan harus

membedakan secara jelas antar kedua ini.

Asumsi umum yang awal adalah bahwa dividen tunai tidak boleh dibayarkan

jika hasilnya akan mengurangi aktiva bersih di bawah total modal disetor pada

perusahaan itu, sekalipun sebagian atau seluruh modal disetor yang lebih tinggi adri

nilai pari dapat didistribusikan secara legal.

“Laba yang Ditahan unuk Penggunaan dalam Perusahaan” atau cukup

disebut “Laba Ditahan” menyiratkan bahwa laba yang tidak sia dibagikan sebagai

dividen telah diinvestasikan secara permanen dalam perusahaan. implikasi ini

didukung oleh dua pengamatan umum:

1. Distribusi dividen pada kebanyakan perusahaan besar berkorelasi tinggi

dengan laba masa berjalan, laba tahun sebelumnya, dan dividen tahun

sebelumnya. Dengan kesenjangan singkat dan diviasi minor, tampaknya

ada upaya untuk membatasi pembayaran dividen dari laba perusahaan

tahun berjalan, bukan membayar dividen dari laba yang ditahan pada

tahun sebelumnya.

2. Dalam kebanyakan perusahaan yang mapan, jumlah laba ditahan lebih

besar daripada modal yang diinvestasikan langsung oleh pemegang

saham.

Karena klasifikasi sebagian ekuitas pemegang saham sebagai laba ditahan

tidak menunjukkan jumlah yang mungkin harus dibayarkan sebagai dividen di masa

depan atau pun tidak ada niat perusahaan untuk itu, suatu alternative adalah

menunjukkan pembatasan legal, kontraktual atau keuangan untuk pembayaran

dividen.

Pembataran dividen ke pemegang saham biasa juga dibatasi oleh prefensi

kontraktual yang diberikan kepada pemegang saham preferen atau kelompok

pemegang saham lain yang diberi hak prioritas di atas pemegang saham residual

itu.

Page 11: ekuitas pemilik

Pengungkapan Restriksi pada Distribusi Likuidasi

Kreditor selalu mempunyai prioritas dalam likuidasi di atas pemegang saham,

dan kelas pemegang saham tertentu memiliki prioritas atas kelas lain sesuai dengan

pasal-pasal dalam anggaran dasar perseroan atau sesuai dengan perjanjian

kontraktual. Preferen likuidasi dari saham preferen mungkin sama dengan nilai pari

atau nilai yang ditetapkan per saham atau itu juga dapat mencakup premium.

Biasanya, dividen preferen yang tertunggak dimasukkan jika dividen preferen

bersifat kumulatif.

Preferen likuidasi, karenanya, tidak sama seperti modal legal atau yang

ditetapkan. Jika suatu perusahaan yang menguntungkan tidak mempunyai maksud

untuk likuidasi , preferensi likuidasi mungkin secara relatif tidak penting. Tetapi jika

total preferensi menjadi lebih besar dalam proporsinya dengan total aktiva bersih

atau jika likuidasi sebagaian atau akhir tamapak mungkin terjadi, pengungkapan

harus dibuat dalam laporan keuangan.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Apabila suatiu perseroan mempunyai kepemilikan mayoritas dan

pengendalian dalam satu atau lebih anak perusahaan yang berhubungan, informasi

yang berharga dapat diperoleh dan disajikan dalam menggabungkan data keunagn

dan menyiapkan laporan keuangan konsolidasi untuk keseluruhan kelompok itu.

Persyaratan untuk konsolidasi diatur oleh paragraf semula No. 2 dan 3 dari

ARB 51 yang ditetapkan tahun 1959. Yang pertama dari paragraf ini menyatakan

bahwa:

Kondisi biasa untuk kepentingan keuangan yang mengendaliakn adalah

kepemilikan hak suara mayoritas, dan, karenanya, sebagai aturan umum

kepemilikan oleh suatu perusahaan, langsung dan tidak langsung, atau atas

lebih dari lama puluh persen saham suara yang beredar dari perusahaan lain,

adalah kondisi yang mengarah pada konsolidasi.

Page 12: ekuitas pemilik

Yang kedua dari paragraf- paragraf itu kemudian menambahkan peringatan bahwa:

laporan yang terpisah atau laporan yang digabungkan akan lebih baik untuk

anak perusahaan atau kelompok anak perusahaan jika penyajian informasi

leuangan mengenai aktivitas tertentu dari anak-anak perusahaan itu akan lebih

informatif bagi pemegang saham saham dan kreditor induk perusahaan daripada

pemasukan anak-anak perusahaan itu dalam konsolidasi. Misalnya, laporan

terpisah dapat disyaratkan bagi anak perusahaan yang merupakan bank atau

perusahaan asuransi dan mungkin lebih baik bagi perusahaan keuangan di

mana induk perusahaan dan anak-anak perusahaan lain terlibat dalam proses

pabrikasi.

Meski kelompok yang dikonsolidasi umumnya dipandang sebagai unit

ekonomi tunggal, prosedur akuntansi konsolidasi sering menyangkal ini dalam

perlakuan mereka atas kepentingan minorotas. Tampaknya tidak ada pengandalan

pada satu teori, seperti teori kepemilikan, teori ekuitas, atau teori dana yang berlaku

sebagai pedomandalam penetapan prosedur logis yang konsisten untuk konsolidasi.

Prosedur Konsolidasi

Konsolidasi induk perusahaan dengan anak perusahaannya dalam

prinsipnya bersifat langsung. Dua perusahaan atau lebih dikonsolidasikan dengan

menambahkan aktiva dan kewajiban mereka. Perbedaan antara jumlah – jumlah itu

merupakan ekuitas dari perusahaan terkonsolidasi.

Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah bahwa

akun ekuitas pemilik konsolidasi tidak dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan

pemegang saham mayoritas. Yang kedua adalah bahwa nilai aktiva anak

perusahaan dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan pemegang saham mayoritas.

Nilai aktiva anak perusahaan dalam laporan konsolidasi = nilai buku aktiva +

persentase kepentingan mayoritas x (nilai wajar – nilai buku)

Page 13: ekuitas pemilik

Alternatifnya :

Nilai yang disesuaikan = a + x (f – a)

Maksud dan Tujuan

Accounting Research Bulletin No.51, stándar semula dan masih berlaku atas

konsolidasi, menyatakan bahwa :

Tujuan dari laporan konsolidasi adalah untuk menyajikan, terutama untuk

kepentingan pemegang saham dan kreditor induk perusahaan, hasil – hasil

operasi dan posisi keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan yang

pada dasarnya seolah kelompok suatu perusahaan tunggal dengan satu atau

lebih cabang atau divisi.

Neraca Konsolidasi. Dalam neraca, praktik menambahkan bersama klasifikasi

terpisah aktiva dan kewajibaninduk dan anak perusahaan adalah sejalan dengan

gagasan menyajikan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Agar

konsisten dengan pendekatan entitas pada laporan konsolidasi, revisi penilaian

aktiva anak perusahaan harus mencakup tidak hanya jumlah yang dibayarkan ke

induk perusahaan, tetapi jga bagian kepentingan minoritas dalam penilaian yang

meningkat. Biaya adalah relevan pada saat akuisisi hanya karena itu merupakan

bukti terbaik dari nilai. Apabila hanya sebagian dari kepentingan yang diperoleh,

biaya dari kepentingan sebagian harus digunakan sebagai bukti dati nilai

keseluruhan.

Laporan Laba Rugi Konsolidasi. Penjualan antar perusahaan dan laba antar

perusahaan dihilangkan per entitas, dan penjualan serta beban lain digabungkan

untuk menunjukkan aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Laba bersih adalah

bukan laba secara keseluruhan, tetapi hanya bagian yang dialokasikan ke

Page 14: ekuitas pemilik

kepentingan mayoritas. Laba bersih konsolidasi merupakan ekuitas kepemilikan dari

pemegang saham induk perusahaan dalam laba keseluruhan perusahaan.

Klasifikasi Ekuitas Konsolidasi

Mengungkapkan Modal Legal. Kreditor anak perusahaan harus memperhatikan

masing – masing laporan anak perusahaan untuk menentukan modal legal relevan

dan hubungannya dengan kreditor lain. Kreditor induk perusahaan juga harus

memperhatikan laporan terpisah induk perusahaan untuk menentukan hubungan

spesifik mereka pada pemegang saham dan kreditor lain karena mereka hanya

mempunyai klaim sekunder atas aktiva anak perusahaan, tetapi klaim primer atas

aktiva induk. Karena itu, penyajian modal legal dan hak para kreditor tidak dapat dan

tidak boleh merupakan tujuan utama dalam klasifikasi ekuitas perusahaan

konsolidasi.

Mengungkapkan Sumber Modal. Ada beberapa kendala dalam laporan

konsolidasi. Pertama, modal yang diperoleh dari pemegang saham mayoritas

dicerminkan oleh saham modal dan tambahan modal disetor dari induk perusahaan

dalam kebanyakan kasus. Kepentingan minoritas pada umumnya termasuk di antara

kewajiban atau sebagai pos terpisah di antara kewajiban dan ekuitas pemegang

saham. Yang kedua, praktik konvensional klasifikasi menurut sumber adalah bahwa

jumlah modal yang diperoleh dari laba ditahan tidak disajikan secara jelas.

Kepentingan minoritas tidak diklasifikasi sesuai dengan sumber – sumber terpisah

modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham dan laba yang ditahan oleh anak

perusahaan.

Pemecahan yang disarankan adalah dengan menyertakan di dalam modal

investasi konsolidasi, kepentingan minoritas dalam total ekuitas pemegang saham

pada tanggal konsolidasi, dan untuk mengklasifikasikan laba ditahan sebagai :

1. Yang diperoleh dari laba yang ditahan oleh induk perusahaan sejak

pendiriannya.

Page 15: ekuitas pemilik

2. Yang ditahan oleh anak perusahaan sejak konsolidasi (tanpa

mempertimbangkan kepentingan mayoritas dan minoritas yang terpisah

dalam laba ditahan anak perusahaan)

Mengungkapkan Kemungkinan Distribusi. Klasifikasi konvensional dari ekuitas

perusahaan konsolidasi gagal mengungkapkan kemungkinan distribusi laba kepada

pemegang saham mayoritas dan minoritas. Jika anak perusahaan beroperasi

dengan rugi, laba konsolidasi dapat dibagikan seluruhnya kepada pemegang saham

mayoritas tanpa membayar dividen kepada kelompok minoritas. Di pihak lain, jika

laba bersih konsolidasi diperoleh seluruhnya dari operasi anak perusahaan, dividen

yang cukup besar mungkin diperlukan untuk dibayarkan kepada pemegang saham

minoritas sebelum pemegang saham induk bisa menerima suatu dividen.

Kreditor anak perusahaan tidak mempunyai klaim atas aktiva terpisah induk,

dan karenanya, hutang yang terikat pada anak dan iduk tidak boleh digabung jika

tujuannya adalah untuk mengungkapkan prioritas. Kreditor induk perusahaan hanya

mempunyai klaim sekunder atas aktiva anak perusahaan, pada tingkat yang sama

seperti klaim kepentingan minoritas.

PENAMBAHAN DALAM MODAL YANG DITANAM

Modal yang ditanam, atau disetor (contributed), merupakan investasi dalam

sebuah badan usaha oleh para pemiliknya. Dalam hal perseroan, modal yang

ditanam meliputi jumlah total yang dibayarkan untuk saham–saham, ditambah laba

ditahan yang dikapitalisasi. Jumlah ini mungkin bertambah oleh adanya penempatan

atau penjualan lembar–lembar saham tambahan, oleh perolehan dan penjualan

kembali saham yang diperoleh kembali, oleh konversi utang menjadi ekuitas

pemegang saham, dan oleh pemindahan laba ditahan ke modal yang ditanam.

Namun, prinsip dasar yang banyak dianut paling tidak sejak awal tahun 1930-an

adalah bahwa laba ditahan tidak boleh mencakup pengkreditan dari transaksi-

transaksi dalam akun saham perusahaan sendiri atau pemindahan dari akun modal

disetor atau akun-akun modal lainnya.

Penempatan Saham Modal

Page 16: ekuitas pemilik

Bila lembar-lembar saham yang sebelumnya tidak diterbitkan dijual secara

tunai atau dengan imbalan lain, kenaikan total dalam ekuitas dimasukkan dalam

modal yang ditanam. Di beberapa negara bagian, peraturan yang mengatur

perseroan memperlakukan saham yang sudah dipesan, tetapi belum diterbitkan,

sebagai bagian dari modal legal. Akan tetapi, Model Business Corporation Act hanya

memasukkan dalam modal yang ditetapkan ini saham yang sudah diterbitkan.

Tetapi, apakah saham yang sudah dipesan dianggap modal legal atau bukan,

praktik akuntansinya memasukkan pesanan ini dalam modal yang ditanam jika:

1. Pemesanan itu menunjukkan klaim legal terhadap pemesan.

2. Perseroan bermaksud menagih pesanan ini dalam periode waktu yang wajar

dan pasti.

Jika pesanan itu tidak dimaksudkan untuk ditagih, atau jika waktu penagihan

tidak pasti, pesanan itu tidak benar-benar menunjukkan modal yang ditanam. Bila

obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode yang

disarankan untuk memperlakukan konversi ini:

1. Metode nilai buku

Dalam metode ini nilai buku utang jangka panjang hanya direklasifikasi, saat

saham baru diterbitkan, menjadi saham modal dan tambahan modal disetor.

2. Metode nilai pasar

Dalam metode ini harga pasar masa berjalan obligasi itu dikapitalisasi

sebagai ekuitas pemegang saham.

Konversi Utang

Bila obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode

yang disarankan untuk memperlakukan konversi

Konversi Saham Preferen

Untuk konversi saham preferen menjadi saham biasa, prosedur yang

konvensional adalah mengikuti metode nilai buku untuk konversi obligasi. Berarti,

Page 17: ekuitas pemilik

nilai pari saham preferen ditambah bagian pro rata dari agio saham preferen

dipindahkan ke saham biasa dan agio saham biasa. Penjumlahan nilai pari saham

preferen dan bagian pro rata dari tambahan modal disetor dari penjualan semula

saham preferen itu menunjukkan sumber modal yang ditanam semula.

Cara lainnya adalah memindahkan ke dalam saham biasa suatu jumlah

sebesar nilai pasar masa berjalan saham preferen yang ditarik atau saham biasa

baru yang diterbitkan, walaupun jumlah-jumlah ini seharusnya cukup dekat. Jika

jumlah ini melebihi modal yang disetor dari saham preferen yang ditarik, kelebihan

itu harus dipindahkan dari laba ditahan. Hasilnya adalah hilangnya klasifikasi

menurut sumber semula. Prosedur ini juga mempunyai beberapa implikasi yang

menarik. Pertama, prosedur ini menyiratkan diterimanya teori entitas yang kaku ini,

karena prosedur ini menafsirkan laba ditahan itu sendiri sebagai ekuitas

perusahaan. Kedua, prosedur ini menyiratkan bahwa nilai pasar masa berjalan

saham biasa tidak mencerminkan suatu kepentingan dalam laba ditahan.

Dividen Saham dan Pemecahan Saham

Baik dividen saham maupun pemecahan saham pada dasarnya merupakan

manuver-manuver keuangan yang tidak ada hubungannya dengan prinsip akuntansi

mengenai penentuan penghasilan dan penilaian neraca. Sebenarnya, jika para

akuntan berpegang teguh pada klasifikasi ekuitas menurut sumber aslinya, tidak

perlu ada reklasifikasi ekuitas sebagai akibat dari jenis-jenis transaksi ini. Satu-

satunya yang akan diisyaratkan adalah pengungkapan perubahan dalam jumlah

lembar saham beredar dan perubahan dalam nilai pari atau nilai yang ditetapkan.

Akan perlu juga menghitung kembali laba perusahaan yang dilaporkan untuk periode

berjalan dan periode-periode terdahulu.

Jumlah yang paling umum disarankan untuk dikapitalisasi adalah:

1. Nilai pari, atau nilai yang ditetapkan (atau jumlah modal legal lainnya), saham

yang diterbitkan sebagai dividen

2. Nilai pasar masa berjalan saham yang diterbitkan

Page 18: ekuitas pemilik

3. Modal disetor per saham sebelum dividen dikali jumlah lembar saham yang

diterbitkan

Sifat Dividen Saham

Sebagian besar akuntan setuju bahwa dividen saham bukanlah menghasilan

bagi penerimanya, tetapi mereka berbeda pendapat mengenai dasar pemikiran yang

menghasilkan simpulan ini. Committee on Accounting Procedure (CAP) AICPA

mendasarkan keyakinannya, bahwa dividen saham bukan penghasilan bagi

penerimanya, pada teori entitas. CAP berpendapat bahwa perseroan perupakan

satuan usaha yang terpisah dan tidak mungkin ada penghasilan bagi pemegang

saham sampai ada pemisahan (severance) aktiva perseroan. Penghasilan bagi

perseroan adalah penghasilan perseroan, bukan penghasilan bagi pemegang

saham.

Kapitalisasi Nilai Pari atau Nilai yang Ditetapkan

Dengan penafsiran teori entitas yang lazim, bahwa dividen saham bukan

penghasilan bagi penghasilan bagi penerimanya, masalahnya menjadi masalah

penentuan seberapa besar, jika ada, ekuitas perseroan yang harus direklasifikasi.

CAP merekomendasikan bahwa tidak perlu mengkapitalisasi jumlah yang lebih

besar daripada yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan legal dalam dua kasus

khusus:

1. Bila jumlah lembar saham tambahan yang diterbitkan begitu besarnya

sehingga secara wajar dapat diperkirakan bahwa harga pasar per saham

akan berkurang secara material

2. Dalam hal perusahaan tertutuo dimana dapat diperkirakan bahwa

pengetahuan yang mendalam tentang urusan-urusan perseroan akan

mencegah timbulnya implikasi oleh pemegang saham bahwa dividen saham

merupakan distribusi penghasilan perseroan

Page 19: ekuitas pemilik

Kapitalisasi Harga Pasar

Walaupun CAP tidak mengakui bahwa dividen saham adalah penghasilan

bagi penerimanya, CAP merekomendasikan agar jumlah yang dikapitalisasi (yang

dipindahkan ke saham modal dan tambahan modal disetor) seharusnya adalah

suatu jumlah yang sama besar dengan nilai wajar (nilai pasar) saham yang

diterbitkan dalam semua kasus dimana jumlah saham yang diterbitkan begitu

kecilnya jika dibandingkan dengan total saham yang beredar sehingga tidak

mempunyai dampak yang nyata pada harga pasar per saham.

Program Opsi Saham Sebagai Kompensasi

Masalah utama yang diperselisihkan adalah penilaian jasa dan penentuan

kenaikan yang timbul dalam modal yang ditanam akibat pemberian opsi saham.

Metode penilaian yang paling umum diusulkan adalah:

1. Selisih lebih nilai wajar saham diatas harga opsi pada tanggal opsi diberikan

2. Selisih lebih pada tanggal opsi itu menjadi milik karyawan

3. Selisih lebih nilai wajar diatas harga opsi pada tanggal opsi itu pertama kali

dapat digunakan

4. Selisih lebih pada tanggal opsi itu benar-benar digunakan

5. Biaya bagi perseroan pada tanggal penggunaan, setelah disesuaikan untuk

memperhitungkan dampak pajak penghasilan pada perusahaan

6. Kemungkinan nilai opsi bagi penerima pada tanggal pemberian

Pengurangan Dalam Modal yang Ditanam

Biasanya, modal yang ditanam suatu perusahaan dianggap menunjukkan

modal permanen badan usaha. Pengurangan yang disengaja dalam modal yang

ditanam ini tidak boleh dilakukan dengan membayar kepada pemegang saham

kecuali jika pembayaran itu secara spesifik diungkapkan sebagai dividen likuidasi.

Tetapi likuidasi parsial juga terjadi bila kelompok saham tertentu ditarik dan ditebus.

Pembelian saham yang diperoleh kembali dengan penebusan saham preferen,

Page 20: ekuitas pemilik

dengan pengecualian bahwa yang terlibat adalah beberapa pemegang saham dari

setiap kelas dan harga pembelian biasanya tidak diatur sebelumnya.

Saham yang Diperoleh Kembali

Dua pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan kontroversi ini adalah:

1. Berapa banyak dari pembayaran kepada pemegang saham yang harus

diperlakukan sebagai pengembalian modal yang ditanam, dan berapa

banyak yang harus dianggap sebagai distribusi laba ditahan?

2. Bagaimana dampaknya pada modal legal harus diungkapkan?

Konsep Transaksi Tunggal

Jika perusahaan memperoleh sahamnya sendiri dan kemudian menjual

saham itu kepada pemegang saham lain dengan harga sebesar harga perolehan,

tampaknya tidak logis bila klasifikasi ekuitas pemegang saham harus terganggu

hanya karena perseroan memegang saham itu.

Konsep Transaksi Ganda

Perolehan saham perusahaan sendiri diasumsikan menunjukkan kontraksi

dalam struktur modal perusahaan. Jika saham itu kemudian diterbitkan kembali,

penerbitan saham yang diperoleh kembali itu dipertanggungjawabkan dengan cara

yang sama seperti penerbitan saham yang belum pernah diterbitkan sebelumnya.

Evaluasi Atas Konsep Transaksi Tunggal dan Transaksi Ganda

Yang pertama didasarkan pada premis bahwa makna (substansi) lebih

penting daripada bentuk dan bahwa suatu perseroan tidak boleh memindahkan

jumlah-jumlah dari laba ditahan ke modal yang ditanam hanya karena pemindahan

itu terjadi untuk menangani perpindahan saham dari suatu pemegang saham ke

pemegang saham lainnya.

Page 21: ekuitas pemilik

Penggabungan Usaha

1. Penggabungan yang diperlakukan sebagai pembelian

Bilamana aktiva diperoleh dalam pertukaran dengan saham modal, nilai

aktiva itu diasumsikan sama dengan nilai saham yang diberikan dalam

pertukaran, kecuali jika nilai masa berjalan aktiva itu dapat diperoleh dengan

cara lain yang dapat diuji.

2. Penyatuan kepentingan

Suatu penyatuan kepentingan diasumsikan terjadi bila dua atau lebih

perusahaan bergabung untuk melaksanakan fungsi-fungsi usaha mereka

sebagai satu badan usaha ekonomi tunggal.

3. Evaluasi atas pembelian dan penyatuan kepentingan

Perbedaan antara pembelian dan penyatuan kepentingan terletak pada

pemilihan dan penafsiran satuan usaha yang bertahan. Dalam pembelian,

satu dari badan usaha-badan usaha yang bergabung itu yang bertahan; yang

lainnya mati baik bentuk maupun jiwanya. Akan tetapi, dalam penyatuan

kepentingan, perseroan yang bertahan dengan benar merupakan gabungan

dari dua atau lebih badan usaha ekonomi yang terus berjalan.

Laba per Saham

Rasio laba per saham mungkin merupakan ikhtisar data akuntansi yang

paling sering dipublikasikan karena dianggap mengandung informasi yang berguna

dalam membuat prediksi mengenai dividen per saham di masa depan dan harga

saham di masa depan. Laba per saham juga dianggap relevan dalam evaluasi atas

efektivitas manajemen dan kebijakan dividen

Perhitungan Jumlah Saham

Perhitungan rasio laba per saham memerlukan perhitungan dengan laba bersih bagi

pemegang saham biasa sebagai pembilang dan jumlah saham biasa yang terkait

sebagai penyebut. Penjelasan perhitungannya adalah sebagai berikut:

Page 22: ekuitas pemilik

1. Laba per saham primer

Mencakup jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun

tersebut ditambah jumlah saham yang mewakili sekuritas yang dianggap

sebagai setara saham biasa dan mempunyai efek dilutive.

2. Laba per saham yang didilusi sepenuhnya

Dihitung dengan memasukkan semua sekuritas konvertibel yang berpotensi

dilutif, baik yang diklasifikasikan sebagai setara saham biasa ataupun tidak

Perhitungan Laba

Karena laba hanya berkaitan dengans sekuritas saham biasa dengan hak

residual, dividen yang dibayarkan atau yang terutang untuk sekuritas-sekuritas

senior harus dikurangkan dari angka laba bersih yang diperlihatkan dalam laporan

laba rugi. Jika ada penambahan pada lembar saham biasa dalam penyebut untuk

menunjukkan utang konvertibel yang beredar, beban bunga untuk tahun tersebut,

setelah disesuaikan untuk memperhitungkan pengaruh pajak penghasilan, harus

ditambahkan pada laba bersih yang dilaporkan.