EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING
AND COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR FIKIH SISWA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)
Disusun Oleh:
ZAKIYAH RACHMANI
NIM: 109011000019
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Zakiyah Rachmani (109011000019). Efektivitas Penerapan Model
Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fikih di MTs Ruhul
Ulum Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat
efektivitas pembelajaran fikih dengan menggunakan model pembelajaran
koperatif tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa MTs Ruhul Ulum dan mengetahui respon siswa
terhadap penerapan model pembelajaran koperatif tipe cooperative integrated
reading and composition (CIRC). Penelitian ini dilakukan dengan subyek
penelitian siswa kelas VIII MTs Ruhul Ulum Jakarta tahun ajaran 2013/2014.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pengumpulan data
dilakukan melalui pre tes dan post tes, observasi, catatan lapangan, wawancara,
dan angket.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model
pembelajaran Koperatif Tipe cooperative integrated reading and composition
(CIRC) dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari
hasil post tes yang meningkat dibandingkan pre tes dan juga tercapainya nilai
seluruh siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan analisa
angket, respon siswa setelah belajar fikih dengan model pembelajaran Koperatif
tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) sebagian besar baik.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
koperatif tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) sangat
efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fikih siswa. Siswa berharap
agar model pembelajaran koperatif tipe cooperative integrated reading and
composition (CIRC) dapat digunakan pada materi fikih lainnya.
Kata Kunci: Model cooperative integrated reading and composition
(CIRC), Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, atas
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Siswa.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah,
pejuang agama Islam dan teladan yang terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW
berserta keluarga, dan sahabatnya yang telah memberikan petunjuk kepada umat
manusia kejalan yang benar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-
stafnya.
3. Bapak Bahrissalim, MA sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan petunjuk
dan nasehat kepada penulis dengan sabar dan ikhlas demi keberhasilan
penulis.
4. Ibu Heny Narendrany Hidayati, M.Pd selaku penasehat akademik yang
telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Segenap bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan pengalamannya kepada penulis selama kuliah di Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
6. Bapak M. Thoyib, M.Pd.I, selaku kepala sekolah MTs Ruhul Ulum
Jakarta, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di madrasah yang dipimpinnya.
7. Ibu Rahmawati, M.Pd.I, sebagai guru Fikih kelas VIII MTs Ruhul Ulum
Jakarta, terima kasih atas bantuan dan waktunya selama penulis
melakukan penelitian di madrasah tersebut.
8. Kepada kedua orang tua ayahanda tercinta, dan ibunda tersayang. Serta
keluarga besar yang telah menunggu penyelesaian skripsi ini. Tidak ada
kata yang pantas lagi ananda ucapkan selain ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya atas segala pengorbanan, kasih sayang, dukungan dan
doa kalian serta kesabaran yang tak terhingga.
9. Kepada teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2009 terkhusus kelas
peminatan Sejarah dan kelas A PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah mengisi buku hati penulis dengan kenangan yang tiada pernah
terhapus selama mengikuti perkuliahan dan semoga tali silaturahmi kita
tetap terjalin.
10. Untuk teman-teman Latanza El angkatan 2009 yang sudah memberikan
support kepada penulis, semoga silaturahmi dan komunikasi kita tetap
terjalin.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam pembuatan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas
kebaikan kalian semua.
Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Amien Jazakumullah Khairan Katsiro ...
Jakarta, Juli 2014
Zakiyah Rachmani
iv
DAFTAR ISI
Abstrak ............. i
Kata Pengantar .....................................................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................................................iv
Daftar Tabel ....................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6
D. Rumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pengertian Efektivitas ....................................................... 9
2. Model Pembelajaran Koperatif ....................................... 12
a. Pengertian Pembelajaran Koperatif ............................ 12
b. Unsur-unsur Pembelajaran Koperatif ......................... 14
c. Tujuan Pembelajaran Koperatif ................................. 15
d. Langkah-langkah Pembelajaran Koperatif ................. 16
3. Model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) .............................................................................. 17
a. Dasar Pemikiran ......................................................... 17
b. Unsur-unsur Program Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) ........................................... 18
v
c. Langkah-langkah Model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) ............................. 19
d. Kelebihan Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) ........... 21
e. Kekurangan Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) ........... 21
4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar .................................... 22
a. Pengertian Belajar ...................................................... 22
b. Prinsip-prinsip belajar ................................................ 23
c. Tujuan Belajar ............................................................ 24
d. Hasil Belajar ............................................................... 25
5. Pembelajaran Fikih Guru ................................................. 27
a. Pengertian Fikih ......................................................... 27
b. Pengertian Mata Pelajaran Fikih ................................ 28
c. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fikih ................... 28
d. Ruang Lingkuup Mata Pelajaran Fikih ...................... 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 30
C. Kerangka Berfikir ................................................................... 31
D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 33
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............. 33
C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian .................. 34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................ 35
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................. 35
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... 39
G. Data dan Sumber Data .......................................................... .40
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 40
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 42
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..................................... 43
v
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................ 44
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................. 44
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................ 45
B. Pemeriksaan Keabsahan Data................................................. 60
C. Analisis Data........................................................................... 60
D. Interpretasi Hasil Analisis....................................................... 77
E. Keterbatasan Peneliti .............................................................. 78
BAB V METODOLOGI PENELITIAN
A. Kesimpulan............................................................................. 79
B. Implikasi...................................................................................80
C. Saran........................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Koperatif
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana MTs Ruhul Ulum Jakarta
Tabel 4.2 Skor Hasil Belajar Pre Tes dan Post Tes Siklus I
Tabel 4.3 Perhitungan Mean Data Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara
Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siklus I
Tabel 4.4 Skor Hasil Belajar Pre Tes dan Post Tes Siklus II
Tabel 4.5 Perhitungan Mean Data Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara
Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siklus II
Tabel 4.6 Skor Hasil Belajar Siklus I
Tabel 4.7 Perhitungan Mean Data Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara
Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siklus I
Tabel 4.8 Skor Hasil Belajar Siklus II
Tabel 4.9 Perhitungan Mean Data Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara
Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siklus II
Tabel 4.10 Kriteria Data Distribusi Bergolong Siklus I
Tabel 4.11 Kriteria Data Distribusi Bergolong Siklus II
Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model
Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC)
Tabel 4.13 Ketertarikan Siswa Terhadap Mata Pelajaran
Tabel 4.14 Antusiasme Siswa
Tabel 4.15 Keefektifan Model Pembelajaran
Tabel 4.16 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Keaktifan Siswa
viii
Tabel 4.17 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Pemahaman Siswa
Tabel 4.18 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Pemahaman Siswa
Tabel 4.19 Minat Dan Perhatian Siswa
Tabel 4.20 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Kesulitan Belajar
Tabel 4.21 Pemahaman Siswa
Tabel 4.22 Kejenuhan Siswa
Tabel 4.23 Kesesuaian Model Pembelajaran Dengan Materi
Tabel 4.24 Keefektifan Model Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran
Tabel 4.25 Tingkat Konsentrasi
Tabel 4.26 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Waktu
Tabel 4.27 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang memiliki kelebihan
dibandingkan makhluk lainnya, oleh karena itu manusia diciptakan Allah SWT
dengan tujuan untuk beribadah, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Salah satu ciri khusus manusia adalah memiliki akal dan pikiran.
Melalui pendidikanlah manusia mengaplikasikan akal dan pikirannya, karena
dalam pendidikan berlangsung proses belajar yang melibatkan akal dan pikiran
seseorang dalam menerima ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi dirinya sehingga
kelak akan mengangkat harkat dan martabatnya menjadi makhluk yang terhormat
dan sempurna di sisi Allah SWT.
Pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, oleh karena itu pendidikan mutlak harus ada dalam
kehidupan manusia. Jadi pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan
merupakan kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dalam arti
sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.1
Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan
bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Maka untuk mewujudkan cita-cita tersebut pendidikan menempati
urutan pertama yang mendapatkan perhatian khusus, karena maju mundurnya
suatu bangsa ditentukan oleh berhasil atau tidaknya bangsa itu dalam mendidik
seluruh generasi mudanya.
1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 1
2
Mengutip Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3, bahwa pendidikan nasional
memiliki fungsi sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat
dijadikan tuntunan dalam kehidupan. Menurut Chaplin dkk dalam buku Muhibbin
Syah mengemukakan bahwa Pendidikan adalah pengembangan potensi atau
kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan
cara mengajarkan berbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh
manusia itu sendiri.3
Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan
dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu, dilihat dari
segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan. Salah satu
tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang berilmu, beriman, dan
bertaqwa. Sebagaimana kita ketahui bahwa orang-orang yang berilmu, beriman,
dan bertaqwa akan mendapatkan derajat yang mulia di sisi Allah SWT.
Diterangkan dalam firman Allah SWT dalam Q.S Al-Mujaadilah ayat 11 yaitu:
2 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003
tentang SISDIKNAS, (Bandung: Nuansa Aulia, 2012), Cet. VII, hal. 4
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, hal. 35
3
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.(Al-Mujaadilah ayat 11)4
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut perlu adanya peninjauan
berbagai aspek yang mendukung usaha tersebut, terutama dalam proses
pembelajaran yang berlangsung. Karena proses pembelajaran akan berpengaruh
besar terhadap tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Berbicara
tentang hasil belajar siswa, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan
pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Purwanto menyatakan bahwa
Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil
belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.5
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang di
dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang terdiri dari beberapa komponen.
Komponen-komponen dalam proses belajar di sekolah diantaranya: guru, peserta
didik, proses belajar mengajar (PBM), serta model pembelajaran merupakan salah
satu yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk
mewujudkan keberhasilan pendidikan tersebut, diperlukan adanya usaha-usaha
serius dari setiap unsur yang terdapat di dalam dunia pendidikan.
Dalam proses kegiatan belajar dan mengajar siswa dijadikan sebagai
student centered atau dalam kata lain pembelajaran berpusat pada siswa. Proses
pembelajaran yang berlangsung lebih mengaktifkan siswa dibandingkan guru.
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik.6 Dalam proses belajar mengajar tidak
terlepas dari peranan seorang guru yang merupakan sentral dalam kegiatan belajar
mengajar. Dan mengajar adalah tugas seorang guru, mengajar bukan hanya
sekedar menyampaikan materi pelajaran pada peserta didik, akan tetapi sebagai
4 Fadhal Abdul Rahman Bafadal, Al-Quran Dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta
Media, 2005), hal. 543
5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet.1, hal. 46-47
6 Hamzah. B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 15
4
suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. jadi
dalam proses pembelajaran, guru merupakan salah satu faktor penting yang sangat
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar, karena guru merupakan orang
yang berhadapan langsung dengan siswa.
Kegiatan belajar yang terjadi di sekolah tidak akan berjalan tanpa adanya
siswa atau peserta didik, karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran,
bukan guru. siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan
bimbingan dan bantuan orang dewasa.7 Setiap siswa memiliki kemampuan, dan
latar belakang yang berbeda-beda yang pada dasarnya memiliki potensi yang
harus dikembangkan. Guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada
siswa, oleh karena itu peserta didiklah yang belajar.
Inti dari kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar
(PBM). Kualitas belajar siswa banyak ditentukan oleh keberhasilan belajar
mengajar tersebut atau dengan kata lain banyak ditentukan oleh interaksi antara
guru, siswa, dan sarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas.
Berbagai masalah yang muncul dari pengalaman mengajar mengharuskan
para pendidik mencari solusinya. Di antara berbagai masalah tersebut adalah
masalah model pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk pandai dalam memilih
model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran
dikelas, yang dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa, serta agar siswa dapat
memahami dan menguasai setiap materi pelajaran.
Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif
diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat membangkitkan
minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai
enam orang secara heterogen yang mempunyai latar belakang akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.8
7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 52
8 Ibid., hal. 242.
5
Salah satu model pembelajaran koperatif yang banyak dikenal untuk
membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca dan tulis
adalah dengan model pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading
and composition (CIRC) yakni model pembelajaran koperatif terpadu membaca
dan menulis. Seperti yang telah disinggung di atas tentang model pembelajaran
koperatif yakni model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang siswa.
Model pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan
berfikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini akan membuat belajar siswa
menjadi menyenangkan dan lebih menarik, karena siswa terlibat langsung dalam
proses pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk berfikir kreatif dan aktif
dalam mengembangkan kemampuan mengenai materi yang diajarkan.
Pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) ini berbeda dengan pembelajaran koperatif lainnya, karena
pada dasarnya setiap pembelajaran koperatif masing-masing tipe berbeda-beda.
Yang membedakan pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) ini adalah dalam hal menganalisa wacana atau artikel
berdasarkan topik pembelajaran, yaitu dengan membaca dengan keras yang
nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelompok, kemudian kemampuan
siswa dalam setiap kelompok dalam memahami bacaan, lalu menulis tanggapan
terhadap artikel atau wacana yang berhubungan dengan topik pembelajaran.
Disinilah kerja sama dalam kelompok sangat ditentukan.
Berdasarkan observasi pra penelitian yang telah saya lakukan pada
pembelajaran Fikih pada siswa kelas VIII MTs Ruhul Ulum Jakarta pada tanggal
7 Februari 2014, di temukan beberapa permasalahan, diantaranya:
Pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Fikih di kelas,
masih menemukan banyak kendala terutama masalah penggunaan metode
membaca dan mencatat yang diberikan oleh guru yang belum menunjang motivasi
siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis dalam diri
siswa diperlukan suatu strategi belajar yang tepat agar siswa terbiasa untuk
6
membaca suatu wacana dan terbiasa untuk menulis dan menjadikannya sebuah
bacaan agar para siswa paham apa yang mereka baca dan mengerti apa yang
mereka tulis.
Masalah lain adalah hasil belajar Fikih di kelas VIII masih tergolong
rendah. Hal ini terbukti dengan peneliti melihat buku hasil belajar siswa pada
ulangan harian sebelumnya kepada guru mata pelajaran Fikih (Bu Rahmawati).
Dan hasil belajar yang diperoleh siswa belum memuaskan atau dapat dikatakan
hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 70.
Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh siswa kelas VIII MTs
Ruhul Ulum, diantaranya yaitu: metode pembelajaran yang digunakan pun masih
konvensional, yakni metode ceramah, serta pembelajaran yang dilakukan oleh
guru bersifat text book, dan hanya mengacu pada Lembar Kerja Siswa terbitan
Khazanah.
Untuk itu penulis tertarik mengangkat skripsi ini dengan judul
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Fikih Siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Cara mengajar masih dilakukan secara konvensional
2. Masih rendahnya hasil belajar Fikih siswa
3. Semangat belajar siswa kurang
4. Minimnya model pembelajaran yang digunakan guru Fikih
Pembelajaran bersifat text book, serta tugas dari Lembar Kerja Siswa
terbitan Khazanah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada:
7
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran koperatif
tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
2. Model pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) sebagai model pembelajaran yang digunakan agar
hasil belajar Fikih siswa lebih optimal.
D. Rumusan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka
masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran koperatif tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) di MTs Ruhul Ulum Jakarta?
2. Apakah pembelajaran Fikih dengan menerapkan model pembelajaran
koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dapat meningkatkan hasil belajar Fikih siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Keefektivan penerapan model pembelajaran koperatif tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran Fikih.
2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar Fikih siswa melalui model
pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC).
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan
peneliti. Adapun manfaat penelitian ini bagi:
1. Siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat peserta didik
dalam belajar Fikih sehingga mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.
2. Guru, diharapkan dapat dijadikan alternatif model pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
8
3. Sekolah, dapat dijadikan rujukan bagi para guru di MTs Ruhul Ulum
Jakarta untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan mata
pelajaran dan karakteristik peserta didik.
9
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pengertian Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif berarti ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur, atau mujarab, dapat membawa
hasil.1
Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang berbeda,
sesuai sudut pandang, dan kepentingan masing-masing. Hal tersebut diakui
oleh Chung dan Maginson yang dikutip oleh E.Mulyasa, Efektivenes means
different to different people.2 Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara
orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju dan memanfaatkan
sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.
Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan
pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu
konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri
seseorang. Dengan demikian efektivitas, merupakan suatu konsep yang sangat
penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
seseorang dalam mencapai sasaran.
Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upaya guru untuk
membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik.3
Dalam dunia pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari dua segi yaitu
segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid.
Efektivitas mengajar guru menyangkut sejauh mana jenis-jenis kegiatan
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hal 218
2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011),
Cet.13, hal 82
3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), hal 20
10
belajar mengajar yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Dengan
sendirinya prinsip ini harus memperhitungkan kemampuan guru, sehingga
upaya peningkatannya untuk dapat menyelesaikan setiap program perlu
mendapatkan perhatian. Efektifitas belajar murid menyangkut sejauhmana
tujuan-tujuan pelajaran yang diharapkan telah dicapai melalui kegiatan
mengajar yang ditempuh.4
Menurut Slameto bahwa untuk meningkatkan cara belajar yang efektif,
perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi internal yaitu kondisi yang ada dalam diri siswa itu sendiri,
contohnya kesehatan, keamanan, ketentraman, dan sebagainya. Siswa
dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat
dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus
dipenuhi, yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan akan keamanan
c. Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta
d. Kebutuhan akan status contohnya keinginan akan keberhasilan
e. Kebutuhan self-actualisation
f. Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti
g. Kebutuhan estetik
2. Kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada diluar diri pribadi siswa. Untuk
dapat belajar efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur
3. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat
menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk
dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin.5
Sedangkan untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Belajar yang aktif, baik mental maupun fisik
b. Guru harus banyak menggunakan metode pada waktu mengajar
4 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011),
Cet 5, hal 183
5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 74-76
11
c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa
d. Kurikulum yang baik dan seimbang
e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual
f. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di kelas
g. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu memberikan
masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir
h. Semua pelajaran yang diberikan perlu diintegrasikan
i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan keadaan dan kehidupan
yang nyata di masyarakat
j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi
kebebasan pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati
sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri.6
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas
itu berkaitan dengan terlaksananya semua tugas serta tercapainya tujuan. Dan
secara umum bahwa efektivitas berarti ketercapaian suatu tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Efektivitas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
seseorang dalam tujuannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang
ingin dicapai, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta
pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Hasil dari efektivitas
pembelajaran dapat diukur dengan tercapai atau tidaknya Kriteria Ketuntasan
Minimun (KKM) mata pelajaran Fikih yang telah ditetapkan di MTs Ruhul
Ulum Jakarta, yaitu sebesar 70.
Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini diukur dari hasil pre test dan
post test. Pembelajaran dikatakan efektif jika terdapat peningkatan antara hasil
pre test dan post test siswa.
6 Ibid., hal 92-95
12
2. Model Pembelajaran Koperatif
a. Pengertian Pembelajaran Koperatif
Teori yang melandasi pembelajaran koperatif adalah teori
konstruktivisme. Pada dasarnya teori konstruktivisme dalam belajar adalah
suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual menemukan dan
menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi
dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Menurut Slavin yang
dikutip oleh Rusman berpendapat bahwa, pembelajaran kooperatif
menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini
membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana
yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.7
Sebelum mengenal tentang model pembelajaran koperatif, terlebih
dahulu kita harus mengetahui pengertian dari model pembelajaran.
Menurut Soekamto dkk mengemukakan model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. 8
Jadi model pembelajaran merupakan seperangkat prosedur yang
sistematis tentang cara dan gaya belajar. Adanya model pembelajaran ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengajar atau guru dalam menentukan
strategi belajar di kelas. Biasanya model pembelajaran yang ada lebih
mengaktifkan siswa, atau dapat dikatakan siswa yang berperan aktif dalam
pembelajaran dari pada guru. Guru hanya sebagai fasilitator membantu
siswa jika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar.
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok.
7 Rusman, Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. III, hal 201
8 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hal. 5
13
Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal
dengan nama pembelajaran koperatif. Menurut Yatim Riyanto
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus
keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill.9
Wina Sanjaya menyebutkan model pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokkan atau tim kecil antara empat sampai enam orang secara
heterogen yang mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin, ras atau
suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.10
Sedangkan menurut Johnson dalam buku Isjoni mengemukakan,
Cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within
cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all
other groups members. Cooperative learning is the instructional use of
small groups that allows students to work together to maximize their own
and each other as learning.11
Berdasarkan uraian tersebut, cooperative
learning mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam kegiatan koperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi
seluruh anggota kelompok. Pembelajaran koperatif adalah pemanfaatan
kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota
lainnya dalam kelompok itu.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran
koperatif merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang lebih berpusat pada siswa
(student oriented) dengan melibatkan penggunaan kelompok untuk
memaksimalkan belajar.
9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), cet. ke 3, hal 267
10
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), hal 242
11
Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung:
Alfabeta, 2013), cet. ke7, hal 15
14
b. Unsur-Unsur Pembelajaran Koperatif
Menurut Yatim Riyanto dalam bukunya Paradigma Baru
Pembelajaran, unsur-unsur yang terkandung dalam pembelajaran koperatif
adalah sebagai berikut:
Mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh
antar sesama sebagai latihan hidup masyarakat.12
Maksudnya bahwa
pembelajaran koperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengatasnamakan kerja sama kelompok. Dengan belajar bersama atau
kelompok dapat menghasilkan interaksi bersama antar anggota kelompok
dalam belajar, atau dapat dikatakan seperti tutor sebaya. Siswa belajar dari
teman-teman satu kelompoknya, saling membantu, menghargai pendapat
masing-masing anggota.
Selanjutnya Saling ketergantungan positif antar individu.13
Maksudnya tiap individu dalam satu kelompok memiliki peranan dan
tanggung jawab masing-masing dalam kelompoknya, karena ini adalah
pembelajaran kelompok dimana masing-masing dalam kelompoknya,
karena ini adalah pembelajaran kelompok dimana masing-masing individu
memiliki tanggung jawab besar terhadap kelompoknya.
Kemudian, Temu muka dalam proses pembelajaran.14
Dalam model
pembelajaran yang melibatkan masing-masing individu dalam satu
kelompok pastilah ada temu muka dalam proses pembelajaran, karena
proses pembelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya temu muka.
Selain itu tanggung jawab serta komunikasi antar individu di bangun untuk
mencapai tujuan yang diharapkan yaitu dapat mengerjakan tugas sesuai
dengan yang diperintahkan oleh guru yang akan menghasilkan hasil belajar
yang meningkat, dan diperoleh lah evaluasi pembelajaran kelompok.
12 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), hal 265
13
Ibid.
14
Ibid., hal 266
15
Dari unsur-unsur pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, jelas
bahwa dalam pembelajaran koperatif mengutamakan kerja sama kelompok,
dimana masing-masing individu dalam satu kelompok memiliki tanggung
jawab serta kontribusi terhadap kemajuan kelompoknya dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
c. Tujuan Pembelajaran Koperatif
Model pembelajaran koperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:
1) Hasil Belajar Akademik
Dalam belajar kooperatif dikembangkan untuk mencakup beragam
tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas hasil belajar
akademis. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil
belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaaikan tugas-tugas akademik.
2) Penerimaan Terhadap Perbredaan Individu
Tujuan lainnya ialah penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling
bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan
kooperatif akan belajar saling menghargai terhadap perbedaan individu satu
sama lain.
3) Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting ketiga yaitu mengajarkan kepada siswa keterampilan
bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting
dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam
pengembangan keterampilan sosial.15
15 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok,
., hal 27 - 28
16
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Koperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran koperatif. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif16
Fase Tingkah laku guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa
belajar
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyampaikan informasi
kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
Fase-3
Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana cara membentuk
kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Guru membimbing kelompok
belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau meminta setiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja
mereka
16 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik,.., hal.
48-49
17
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok.
3. Model Cooperative Integrated Reading and Composition
a. Dasar pemikiran
CIRC (Cooprative Integrated Reading and Composition) adalah
suatu metode pembelajaran yang merupakan bagian dari metode
cooperatitive learning yang bertujuan untuk meningkatkan daya paham
dan daya ingat siswa tentang materi yang mereka baca dengan cara
memadukan membaca dan menulis.
Pembelajaran kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin
dan Farnish. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa
dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang
mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian
mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.17
Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) adalah para siswa yang bekerja di
dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang
dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat
memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman
saling membaca, kosa kata, dan pembacaan pesan. Para siswa
termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan
ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh
anggota tim.
Tujuan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah menggunakan
tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari
kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara
luas. Para siswa dalam CIRC juga membuat penjelasan terhadap
prediksi mengenai bagaimana masalah-masalah akan diatasi dan
merangkum unsur utama dari wacana kepada satu sama lain, yang
17 Robbert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Terj. Nurulita Yusron,
(Bandung: Nusa Media, 2005), hal. 200
18
mana keduanya merupakan kegiatan-kegiatan yang ditemukan
dapat meningkatkan pemahaman dalam membaca.18
Salah satu tujuan dari program Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) adalah untuk jauh lebih meningkatkan
kesempatan siswa untuk membaca dan menulis serta menerima umpan
balik dari kegiatan mereka dengan membuat para siswa membaca dan
menulis untuk teman satu timnya dan melatih mereka mengenai
bagaimana saling merespon kegiatan membaca dan menulis mereka.
Secara garis besar, model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) menekankan pada kerja
sama tim atau kelompok dalam memecahkan masalah atau tugas yang
diberikan oleh guru dengan membaca secara bergantian dari masing-
masing anggota, dan menulis tanggapan terhadap wacana, kemudian
mempresentasikannya di depan kelas, agar seluruh siswa dapat
memahami materi yang dibahas oleh setiap tim atau kelompok.
b. Unsur-unsur Program Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri
dari dua unsur penting kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran
langsung pelajaran memahami bacaan, dan menulis terpadu.Unsur-
unsur utama dari Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) adalah sebagai berikut:
Kelompok Membaca. Jika menggunakan kelompok membaca
para siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang terdiri lebih dari
dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka,
yang dapat ditentukan oleh guru mereka. 19
Maksud dari unsur CIRC yang pertama yaitu kelompok membaca
yang merupakan kelompok belajar. Sebelum pembelajaran dimulai,
18 Ibid,. hal 203
19Ibid., hal. 205
19
terlebih dahulu guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,
yang terdiri 5-6 orang siswa. Masing-masing individu dalam satu
kelompok bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
Tim. Para siswa dibagi kedalam kelompok membaca dan menulis
mereka.20
Berdasarkan kalimat di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa
dalam pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab
terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling
mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan
menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman dan
pengalaman belajar. Proses pembelajaran ini mendidik siswa
berinteraksi sosial dengan teman dan lingkungan.
c. Langkah-langkah Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Dengan mengadopsi model pembelajaran Cooperative Learning
tipe CIRC untuk melatih siswa meningkatkan keterampilannya dalam
menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi Fikih tentang
Bab Makanan dan Minuman yang halal dan haram, langkah-langkah
yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Guru membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen. Setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa.
2) Guru memberikan Lembar Kertas Siswa (LKS) dan artikel yang
berhubungan dengan materi dengan langkah-langkah
penyelesaiannya kepada setiap kelompok
3) Guru memberitahukan kepada setiap siswa agar dalam setiap
kelompok terjadi serangkaian kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC yang spesifik sebagai
berikut:
20 Ibid.
20
a) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota
kelompok saling membaca bergantian artikel yang telah
diberikan oleh guru.
b) Membuat prediksi atau menganalisis artikel yang telah
diberikan.
c) Masing-masing kelompok saling membuat rencana penyelesaian
analisis artikel atau memberi tanggapan terhadap artikel dan
ditulis pada lembar kertas.
d) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
4) Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola
CIRC (team study). Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.
5) Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau
melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami oleh anggota
kelompoknya. Jika diperlukan guru dapat memberikan bantuan
secara proporsional.
6) Guru meminta perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikannya
di depan kelas.
7) Guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator jika diperlukan.
8) Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara
klasikal tentang strategi pemecahan permasalahan atau dalam kata
lain menarik kesimpulan bersama.
9) Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi
yang diperlukan. 21
Bila diperhatikan, langkah-langkah model pembelajaran CIRC ini
sebenarnya mendorong siswa lebih aktif, kritis, dan sistematis dan
bertujuan menghadapi bacaan secara berkelompok, sehingga pembaca
lebih bisa lama mengingat setiap gagasan pokok suatu bacaan dan
kemampuan menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi
diharapkan lebih memuaskan. Karena dengan model pembelajaran
21 Ibid., hal. 207
21
CIRC ini, siswa bekerja sama untuk menjadi pembaca aktif dan terarah
langsung pada kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat
dalam teks.
Keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif merupakan salah satu
indikator keefektifan belajar. Dengan demikian siswa tidak hanya
menerima materi pengajaran yang diberikan guru, melainkan siswa juga
berusaha menggali dan mengembangkan sendiri dalam kelompoknya.
Melalui pembelajaran koperatif tipe CIRC ini, setiap anggota siswa
dalam kelompoknya akan belajar memilih point-point bacaan yang
penting lalu berdiskusi untuk merencanakan bagaimana menganalisis
artikel yang berhubungan dengan materi, sehingga masing-masing
siswa akan paham dan mampu untuk menganalisis artikel yang
berhubungan dengan materi.
d. Kelebihan Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC)
Kelebihan penggunaan pembelajaran koperatif tipe CIRC
adalah:
1. CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca pesan dan
menyelesaikan soal pemecahan masalah sebab lebih bisa fokus
pada pemahaman.
2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.
3. Membantu siswa yang lemah dikarenakan dalam kelompok siswa
saling berketergantungan.
4. Para siswa dapat memahami makna wacana atau artikel dan saling
mengecek pekerjaannya.22
e. Kekurangan Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
22 Robert E Slavin, Cooperative Learning .............................., hal 202
22
Kekurangan penggunaan pembelajaran koperatif tipe CIRC
adalah:
1. Tidak semua siswa dapat mengerjakan soal dengan teliti.
2. Membutuhkan banyak waktu.23
3. Tidak semua pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.24
4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kata yang paling sering kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari. Belajar menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan menuntut ilmu baik di lembaga pendidikan formal
maupun informal. Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang
belajar, diantaranya:
1) Wittig dalam bukunya Psycology of Learning yang mendefinikan
belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi
dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman.25
2) Hintzman dalam bukunya The Psycology of Learning and
Memory, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi dalam diri organisme, manusia, atau hewan disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi organisme tersebut.26
3) Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psycology, mengemukakan
bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap akibat latihan dan pengalaman.27
4) Dan Skiner dalam bukunya Educational Psycology,
mengemukakan belajar adalah suatu proses adaptasi yang
berlangsung secara progresif.28
23 Ibid., hal 210
24
Arfiyadi Ahsan, Model Pembelajaran Kooperatif, dari
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com diakses pada Jumat 26 Desember 2013
25
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana, 2001), hal 61
26
Ibid.,
27
Ibid,. hal. 60
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/
23
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan adaptasi yang terjadi akibat adanya
latihan dan pengalaman yang mempengaruhi.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Berdasarkan buku yang ditulis oleh Sumiati dan Asra yang berjudul
Metode Pembelajaran, menjelaskan prinsip belajar diantaranya adalah:
Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi.29
Maksudnya
dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya sebagai hasil
belajar. Yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep,
kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan
menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep,
menyenangi dan memberi respon yang positif terhadap sesuatu yang
dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.
Kemudian, Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman.30
Maksudnya pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang
melalui pengalaman melakukan suatu kegiatan. Pemahaman itu sendiri
bersifat abstrak. Sesuatu yang abstrak akan mudah diperoleh dengan
jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang kongkrit atau nyata, sehingga
orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang menuntun
pada pemahaman yang bersifat abstrak.
Lalu Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan.31
Maksudnya dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya
dirasakan dan dimiliki oleh setiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti
tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran merupakan tujuan dan
harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan.
28 Ibid.
29
Sumiati, dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal 41
30
Ibid.
31
Ibid.
24
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang telah dikemukakan diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar diperoleh dari suatu proses dari
mengenal, mengerti, hingga memahami. Belajar juga diperoleh dari
sebuah pengalaman yang nantinya akan berakhir pada hasil belajar.
Dengan belajar siswa dapat mengalami perubahan tingkah laku.
Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang
lebih maju dari keadaan sebelumnya.
c. Tujuan Belajar
Dalam buku yang ditulis oleh J.J Hasibuan dan Moedjiono yang
berjudul Proses Belajar Mengajar, Robert M Gagne, mengelompokkan
kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan
tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan
delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam
kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar.32
Kelima macam
kemampuan belajar tersebut antara lain:
Pertama, Keterampilan Intelektual.33
Maksudnya adalah
kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik,
setiap peserta didik memiliki kemampuan dan latar belakang yang
berbeda-beda, oleh karena itu tugas seorang guru adalah memahami
masing-masing peserta didik, dan tidak membeda-bedakan masing-
masing peserta didik.
Kedua, Strategi Kognitif.34
Mengatur cara belajar dan berfikir
seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan
memecahkan masalah. Masing-masing peserta didik diberikan anugerah
berupa akal dan pikiran, bagaimana cara mengatur cara belajar dan
berfikir seseorang adalah tergantung dari masing-masing peserta didik,
dalam pendidikan formal di sekolah seorang guru hanyalah sebagai
32 J.J Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010), hal 5
33 Ibid.
34 Ibid.
25
perantara dalam menghubungkan kemampuan yang dimiliki siswa
dengan ilmu yang diberikan.
Ketiga, Informasi Verbal35
Pengetahuan dalam arti informasi dan
fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang. Yakni
kemampuan siswa dalam menangkap informasi yang disampaikan oleh
guru baik secara verbal maupun non verbal.
Keempat, Keterampilan motorik yang diperoleh sekolah antara lain
keterampilan menulis, mengetik, dan sebagainya.36
Setelah seorang
siswa berada di pendidikan formal, dapat memiliki pengetahuan, karena
semua di ajarkan oleh guru, dari jenjang pendidikan dasar, menengah,
dan atas.
Kelima, Sikap dan Nilai.37
Berhubungan dengan arah serta
intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat
disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang,
barang atau kejadian.
Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan
mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dapat
dijabarkan strategi-strategi belajar yang sesuai dan pada dasarnya akan
menghasilkan tujuan yang diharapkan yakni keberhasilan dalam belajar.
d. Hasil Belajar
Setelah melakukan aktifitas belajar, seseorang berhasil atau tidaknya
mengalami suatu proses belaar, dapat diukur oleh hasil belajar. Hasil
belajar sangat penting untuk diidentifikasi agar kita dapat mengetahui
seberapa besar perubahan yang dialami oleh seseorang setelah
melakukan aktifitas belajar.
Hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom,
35 Ibid.
36
Ibid.
37
Ibid.
26
hasil belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.38
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil
pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan
sebagaimana tersebut diatas tidak dapat dilihat secara fragmentaris atau
terpisah, melainkan komprehensif.39
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan hasil belajar Fikih adalah hasil penilaian setelah
peserta didik melakukan pembelajaran. Namun, berdasarkan
pembatasan masalah yang telah diuraikan di BAB I, maka hasil belajar
yang dimaksud pada penelitian ini hanya terbatas pada hasil penilaian
kognitif.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kesulitan-
kesulitan dalam belajar di sekolah itu banyak dan beragam. Penyebab
kesulitan belajar tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua bagian
besar yaitu faktor yang berasal dari diri individu siswa yang belajar dan
faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal yang ada pada
diri siswa adalah faktor kemampuan intelektual seperti perasaan, minat,
motivasi, kematangan untuk belajar, kebiasaan belajar, kemampuan
mengingat, dan kemampuan alat inderanya dalam melihat dan
mendengar. Sedangkan faktor eksternal yang ada di luar diri siswa
adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar seperti
guru, kualitas proses belajar mengajar (PBM) serta lingkungan seperti
teman sekelas, keluarga, dan sebagainya.40
Dari pendapat di atas, diketahui bahwa strategi merupakan salah satu
faktor yang menentukan dalam pembelajaran Fikih. Pembelajaran Fikih
akan lebih bermakna apabila diimbangi dengan media dan strategi
38 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Surabaya: Pustaka
Pelajar, 2009), h. 5-6
39
Ibid, hal. 7
40
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hal. 89
27
belajar yang tepat, dalam hal ini pemilihan media dan penggunaan
metode yang tepat sebagai alat hasil belajar peserta didik. Pembelajaran
harus melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar, terlebih lagi
jika mereka dapat bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
5. Pembelajaran Fikih
a. Pengertian Fikih
Fiqh menurut bahasa berarti paham yang mendalam. Bila paham
dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fiqh berarti
paham yang menyampaikan ilmu zhahir kepada ilmu batin.41
Dalam
Alquran disebutkan
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya. (QS. At-Taubah: 122).42
Pengertian fikih seperti tergambar dalam ayat diatas merupakan
pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut pada perkembangan
selanjutnya mengalami penyempitan makna.
41 Amir Syarifuddin, Usul Fiqih, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal 2
42
Fadhal Abdul Rahman Bafadal, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta
Media, 2005), hal 206
28
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Quraisy Syihab bahwa fikih
yang pada mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang
menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, keimanan, akhlak, al-
Quran dan hadits, tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus mengenai
pengetahuan tentang hukum agama saja.43
Pengertian fikih menurut istilah sangat beraneka ragam tergantung
siapa yang memberikan pengertian dan sesuai dengan disiplin ilmu
masing-masing. Menurut para fuqaha fikih berarti ilmu yang
menerangkan hukum-hukum syarah yang diperoleh dari dalil-dalil yang
rinci.44
b. Pengertian Mata Pelajaran Fikih di Mts
Pelajaran fikih dalam proses belajar mengajar di Madrasah
Tsanawiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik
mengenal, memahami, menghayati, dan mengenal hukum Islam, yang
kemudian menjadi dasar pesoman hidupnya (way of live) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengamalan, dan
pembiasaan.
Mata pelajaran fikih di MTs ini meliputi: fikih ibadah dan fikih
muamalah, yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fikih meliputi
ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia.
c. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fikih di MTs
1. Tujuan
Fikih di madrasah tsanawiyah bertujuan membekali peserta
didik agar dapat: (1) mengetahui, dan memahami pokok-pokok hukum
43 M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal 383
44
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet 8, hal 17
29
Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli.
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman
hidup dalam kehidupan pribadi sosial. (2) melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman
tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum
Islam, disiplin, dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya.45
2. Fungsi
Mata pelajaran fikih di MTs berfungsi untuk: (a) penanaman
nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT (b)
penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta
didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku di madrasah dan masyarakat (c) pengembangan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT. serta akhlak mulia peserta didik
seoptimal mungkin. (d) pembangunan mental peserta didik terhadap
lingkungan fisik dan sosial melalui fikih Islam (e) perbaikan kesalahan-
kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan
pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari (f) pembekalan bagi
peserta didik untuk mendalami fikih atau hukum Islam pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. 46
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih di MTs
Ruang lingkup fikih di madrasah tsanawiyah meliputi ketentuan
pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan
hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup
mata pelajaran fikih di MTs yaitu: (a) Fikih Ibadah meliputi: ketentuan
dan tatacara thaharah, shalat fardhu, shalat sunnah, dan shalat dalam
keadaan darurat, sujud, adzan dan iqomah, berdzikir dan berdoa setelah
45 Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat
Jendral Kelembagaan Agama Islam), hal 3
46
Ibid., hal 46
30
shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan,
perawatan jenazah, dan ziarah kubur. (b) Fikih Muamalah meliputi:
ketentuan dan hukum jual beli, qiradh, riba, pinjam meminjam, utang
piutang, gadai, borg serta upah.47
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian tersebut adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Azizah Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal
Cerita Matematika Siswa SMP 238. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada materi
aritmetika sosial dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC sebanyak 84% siswa telah mampu menyelesaikan soal cerita matematika
secara urut dan sistematis. Sedangkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional, hanya 52% saja siswa yang telah mampu
menyelesaikan soal cerita secara urut dan mampu memahami makna dari isi
soal cerita. Selebihnya masih harus di bimbing dalam setiap langkah untuk
menyelesaikan soal cerita.
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Azizah dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah mata pelajaran yang dipilih, Azizah
Matematika sedangkan peneliti Fikih, Bentuk soal yang dipakai, Azizah memakai
tes uraian sedangkan peneliti tes pilihan ganda, dan jenis penelitian yang
digunakan, peneliti menggunakan PTK sedangkan Azizah non PTK.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lestary Permata Sari Jurusan Pendidikan IPS
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated
47 Ibid., hal 3
31
Reading and Composition (CIRC) dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Ekonomi Siswa di SMAN 86. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar ekonomi setelah dilakukan pembelajaran
dengan model pembelajaran CIRC.
Perbedaan yang dilakukan oleh Lestari P.S dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti diantaranya mata pelajaran yang dipilih, Lestari P.S IPS sedangkan
peneliti Fikih, Cara menganalisis data Lestari P.S dengan N-gain sedangkan
peneliti dengan melakukan tahapan: merekap skor yang diperoleh siswa,
menghitung skor kumulatif keseluruhan, menentukan kriteria skor, dan
menghitung prosentase, serta instrumen yang digunakan, Lestari P.S tidak
memakai angket yang diberikan kepada siswa.
C. Kerangka Berfikir
Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dan
dari tidak bisa menjadi bisa. Perubahan tersebut dapat terlihat melalui hasil belajar.
Mata pelajaran fikih merupakan pelajaran yang selalu berkembang dan
memerlukan pemahaman yang lebih mendalam dari masing-masing siswa.
Rendahnya penguasaan materi dan hasil belajar tidak terlepas dari strategi
pembelajaran di kelas serta model pembelajaran yang dikembangkan.
Proses belajar mengajar di kelas harus optimal supaya siswa mampu
menguasai, mengembangkan, dan memanfaatkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari,
terutama mata pelajaran Fikih. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang
dapat mengembangkan kemampuan siswa, serta minat siswa dalam belajar di kelas.
Strategi pembelajaran di kelas kadang menjadi hal yang menakutkan bagi guru
dalam pembelajaran di kelas, ini dikarenakan gaya belajar tiap siswa yang berbeda-
beda, oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran di kelas yang aktif,
bermakna, dan menyenangkan tanpa mengesampingkan pembelajaran di kelas. Hal
ini dapat dibantu melalui model pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
32
Pembelajaran Model CIRC dalam fikih diduga dapat membantu para siswa
dalam meningkatkan efektivitas belajarnya. Para siswa dalam kelompok dapat
bekerja sama dalam mengerjakan tugas, menganalisis artikel, dan dapat saling
bertukar pendapat dengan yang lain sehingga siswa akan termotivasi untuk
berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan di atas, maka
hipotesis penelitian ini adalah: Penggunaan model pembelajaran koperatif tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas dan hasil belajar Fikih siswa pada materi makanan dan
minuman yang halal dan haram.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 11 April tahun ajaran
2013/2014 (semester genap) yang bertempat di sekolah MTs Ruhul Ulum Jakarta,
dengan peringkat akreditasi B.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas (PTK)
atau classroom action research, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
dikelas terhadap proses belajar mengajar Fikih menggunakan model pembelajaran
CIRC dengan beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan,
yaitu perencanaan tindakan (planing), penerapan tindakan (action), pengamatan
dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing), dan melakukan refleksi
(reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang di harapkan.
Menurut Rapoport seperti yang dikutip oleh Kunandar mendefinisikan
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam
mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan
membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika
yang disepakati bersama.1
Arikunto mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai Suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.2
Sedangkan Wibawa dalam buku Tukiran Taniredja dkk, mengemukakan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat
masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.3
1 Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), cet. 5, hal 46
2 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hal
3
34
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian, prosedur
langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip dasar
penelitian tindakan yang telah umum dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas
(PTK) ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus
berulang, pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus.Prosedur penelitian
tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan setiap siklus, yaitu:
1. Perencanaan (planing)
Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan menyusun RPP bersama
guru bidang studi.
2. Tindakan (action)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada
tahap perencanaan.
3. Pengamatan (observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung dengan lembar observasi.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan
untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MTs Ruhul Ulum yang terletak di jalan Kebon
Nanas Utara Jatinegara, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan di kelas VIII yang
berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 18siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
3 Tukiran Taniredja, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru,
(Bandung: Alfabeta, 2011), cet. ke-2, hal 15
35
Dalam penelitian ini dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing beranggotakan 6
orang dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan nilai ulangan harian.
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini
peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC). Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru Fikih dan siswa
kelas VIII MTs Ruhul Ulum Jakarta, Guru Fikih dalam penelitian ini terlibat
sebagai observer sedangkan siswa kelas VIII sebagai objek penelitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peran dan posisi peneliti dalam
penelitian bertindak sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran Fikih
dengan menggunakan model CIRC. Sedangkan guru bidang studi Fikih dalam
penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan observer. Dimana guru membantu
peneliti dalam hal membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
membantu dalam melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan yang
akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Selain itu, guru bidang studi sebagai
pemberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model
pembelajaran CIRCdan mengamati seluruh aktivitas belajar Fikihsiswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti dan guru bidang studi masing-masing memiliki kedudukan yang
setara artinya masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling
membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.
Keduanya sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas diawali dengan melakukan penelitian
pendahuluan kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya
hingga mencapai indikator keberhasilan. Adapun uraian dari tahap-tahap
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
36
1. Pra Penelitian
a. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran fikih dan siswa.
Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses
pembelajaran, hasil belajar siswa serta untuk mengetahui permasalahan
yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas.
b. Observasi
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran fikih di kelas VIII. Peneliti mengamati segala aktivitas
siswa dan guru dalam proses pembelajaran fikih di kelas tersebut
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
1) Membuat RPP pada materi Makanan dan Minuman yang Halal dan
Haram.
2) Membuat instrument-instrument penelitian, yaitu lembar observasi
guru pada KBM, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar
kertas siswa (LKS), artikel, serta lembar soal hasil belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilakukan minimal dua siklus kegiatan. Masing-masing
siklus terdiri dari 2 x tatap muka dapat diuraikan sebagai berikut:
Siklus I, Pertemuan I
1) Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses
pembelajaran
2) Guru mengabsen kehadiran siswa
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sesuai
kompetensi yang diajarkan
4) Melakukan pre tes atau tes awal, tujuannya untuk mengukur seberapa
jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan
dipelajari
5) Guru menjelaskan materi pelajaran fikih
6) Guru memberikan contoh-contoh terkait pelajaran yang diajarkan
37
7) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
pertanyaan jika materi yang dijelaskan belum dipahami
8) Guru mempersiapkan kelas atau siswa untuk menstimulasikan KBM
dengan model CIRC
9) Guru menjelaskan langkah-langkah belajar dengan menggunakan
model CIRC
10) Guru menjelaskan bahwa belajar dengan model CIRC akan dilakukan
pada pertemuan berikutnya
11) Guru menutup pelajaran
Siklus I, pertemuan II
1) Guru mengorganisir dan mengelola kelas persiapan proses belajar
mengajar dan mempersiapkan perangkat pembelajaran
2) Guru mengabsen kehadiran siswa
3) Guru menginformasikan kembali model pembelajaran yang akan
digunakan
4) Guru menyebutkan pembagian nama-nama kelompok
5) Guru melakukan apersepsi materi pelajaran pertemuan I
6) Pelaksanaan model koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC), dimana siswa memecahkan masalah melalui
artikel yang berisi kalimat dan gambar secara berkelompok, masing-
masing anggota dalam setiap kelompok saling bekerja sama satu sama
lain, dengan membaca secara bergantian, menganalisis, dan
memberikan tanggapan. Setelah itu dipresentasikan didepan kelas.
7) Melakukan tes akhir di akhir siklus.
c. Observasi
Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar untuk memantau
aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi.
38
d. Refleksi
Peneliti bersama guru mata pelajaran menganalisis sekaligus
mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan
sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Refleksi dilakukan untuk
mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan.
Kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan
siklus II.
Siklus II, pertemuan I
1) Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses
pembelajaran
2) Guru mengabsensi kehadiran siswa
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
4) Melakukan pre tes atau tes awal, tujuannya untuk mengukur seberapa
jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan
dipelajari
5) Guru menjelaskan materi pelajaran fikih
6) Guru memberikan contoh-contoh dan gambar-gambar terkait dengan
pelajaran yang diajarkan
7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan jika materi yang dijelaskan belum dipahami
8) Guru melakukan umpan balik materi pelajaran kepada siswa
9) Guru memberikan penguatan kepada siswa di akhir pembelajaran
10) Guru menutup Pembelajaran
Siklus II, pertemuan II
1) Mempersiapkan siswa menerima pelajaran
2) Apersepsi, menanyakan kembali pelajaran yang dipelajari sebelumnya
3) Pelaksanaan model koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC), dimana siswa memecahkan masalah melalui
artikel yang berisi kalimat dan gambar secara berkelompok, masing-
39
masing anggota dalam setiap kelompok saling bekerja sama satu sama
lain, dengan membaca secara bergantian, menganalisis, dan
memberikan tanggapan. Setelah itu dipresentasikan didepan kelas.
4) Melakukan tes akhir di akhir siklus.
e. Obsevasi
Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar untuk memantau
aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi.
f. Refleksi
Guru menganalisis proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan
sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat ketercapaian tujuan
pembelajaran dengan menggunakan model koperatif tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC), dalam hal ini meningkatkan
hasil belajar fikih siswa kelas VIII MTs Ruhul Ulum Jakarta. Refleksi yang
dilakukan pada siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan pada
siklus II, hanya saja pada siklus II tindakan yang dilakukan merupakan
tindakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran sehingga siswa dapat lebih
memahami pelajaran fikih secara maksimal, dalam hal ini pembelajaran CIRC
berhasil meningkatkan hasil belajar fikih itu sendiri.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan model
pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC), hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah hasil belajar fikih
siswa dapat meningkat, sehingga dapat memperoleh hasil belajar sesuai dengan
yang diharapkan. Penelitian akan dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah
mencapai KKM yaitu sebesar 70.
40
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pre tes dan post tes,
lembar observasi, hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa, serta
hasil angket yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa setelah
belajar fikih dengan model pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini
adalah guru, siswa, dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari tes (pre tes dan post tes), lembar observasi KBM, pedoman wawancara, dan
angket. Berikut penjelasan instrumen-instrumen tersebut:
1. Tes (Pre tes dan Post tes)
Tes tertulis ini berupa tes awal (pre tes) dan tes akhir (post tes). Tes awal
adalah tes yang dilaksanakan pada awal pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran
berlangsung. Soal-soal tes awal dibuat sama dengan soal-soal tes akhir.
Tes tesebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 15
soal. Tes ini diberikan pada siswa kelas VIII sebelum dan sesudah pembelajaran
untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah aktifitas
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
2. Lembar Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secarasistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertentu.4
4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), hal 153
41
Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi
Top Related