i
EFEKTIVITAS BAHAN AJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAMMENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA
SDN PADANG RINDU
(Skripsi)
Oleh
ATIKA PUTRI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ii
ABSTRAK
EFEKTIVITAS BAHAN AJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAMMENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA
SDN PADANG RINDU
Oleh
ATIKA PUTRI
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas bahan ajar berbasis kearifan
lokal dalam meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas belajar serta tangga-
pan siswa SDN Padang Rindu terhadap bahan ajar berbasis kearifan lokal. Pene-
litian ini menggunakan desain one group pretest postest. Sampel dalam pene-
litian ini adalah siswa kelas IV semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Materi
dalam penelitian ini adalah peduli terhadap makhluk hidup. Data penelitian dipe-
roleh dari pretes-postes, observasi aktivitas belajar, dan angket tanggapan siswa.
Analisis data pretes-postes dilakukan menggunakan perhitungan n-Gain, analisis
data aktivitas belajar menggunakan perhitungan skor yang diinterpretasikan dalam
kriteria aktivitas, serta analisis angket tanggapan menggunakan skor skala Gutt-
man. Keefektivan dibuktikan melalui nilai n-Gain serta didukung oleh aktivitas
belajar siswa. Hasil penelitian diperoleh bahwa penguasaan konsep siswa (n-
Gain) memiliki rata-rata 0,54 dengan kriteria sedang, aktivitas belajar siswa ber-
kriteria baik, serta tanggapan siswa terhadap bahan ajar memiliki kriteria sangat
iii
tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif dalam
meningkatkan penguasaan konsep siswa SDN Padang Rindu.
Kata kunci: kearifan lokal, pendekatan scientific, penguasaan konsep
Atika Putri
iv
EFEKTIVITAS BAHAN AJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAMMENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA
SDN PADANG RINDU
Oleh
ATIKA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 14
Agustus 1996, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara,
anak dari pasangan Bapak Junaidi Shobir dengan Ibu Nuriah.
Penulis beralamat di Jl. Nusa Jaya, Kelurahan Waydadi,
Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung. Nomor telepon
082281292203.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Dharma Wanita Provinsi, Bandar
Lampung (2001-2002), SD Negeri 2 Harapan Jaya (2002-2008), SMP Negeri 1
Bandar Lampung (2008-2011), SMA Negeri 9 Bandar Lampung (2011-2014).
Pada tahun 2014, terdaftar sebagai mahasiswa program studi pendidikan biologi
jurusan pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.
Penulis pernah aktif dalam kegiatan Exchange Participant Buddy of YEP 2.0 with
AIESEC Unila (2015/2016), AIESEC Unila YCD Project (2016/2017), AIESEC
Unila LYC Project (2016/2017). Tahun 2017 mengikuti Kuliah Kerja Nyata
Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Kampung Way Tuba, kecamatan
Gunung Labuhan, kabupaten Way Kanan, dan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA Negeri 2 Gunung Labuhan.
ix
MOTTO
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.
(Q.S.Al-Baqarah ayat 45)
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan.
(Ali bin Abi Thalib)
There is no elevator to success, you have to take the stairs.
(Zig Ziglar)
The doors will be opened to those who are bold enough to knock.
(Tony Gaskins)
x
Persembahan
Alhamdulillahirobbil’aalamin.
Segala Puji Bagi Allah SWT, Sholawat serta Salam selalu tercurah kepada
Uswatun Hasanah Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tiada henti,
kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta, kasih sayang,
dan terimakasihku kepada orang orang
yang selalu memanjatkan doa untukku, setia mendampingi dan akan
selalu berharga dalam hidupku:
Ayahku (Hi. Junaidi Shobir, S.E) dan Ibuku (alm. Hj. Nuriah, S.Pd)
Ayahku yang selalu memberi tauladan, motivasi, serta kasih sayang bagi kami
anak-anakmu, terima kasih atas segala ilmu dan motivasi hidup yang telah kau
berikan sehingga aku dapat meraih harapan-harapanku dan melanjutkan studi
sampai saat ini. Ibuku yang penuh cinta, kehangatan, pengertian, dan peduli.
Terima kasih atas doa, motivasi serta perjuanganmu untuk menjadikanku terus
maju.
Kedua Kakakku (Yanita Utama, S.E, A.kt dan Achmad Farouq, S.pi)
Sosok saudara/i yang tidak pernah lelah memberi semangat dan selalu
menjadi tempat terbaik untuk berkeluh kesah. Terimakasih untuk segala doa,
cinta dan kasih sayang yang kalian berikan.
xi
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu
syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Biologi Jurusan Pendidikian MIPA FKIP UNILA. Skripsi ini berjudul
“Efektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal dalam Meningkatkan
Penguasaan Konsep Siswa SDN Padang Rindu”.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
sekaligus Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan, dukungan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi;
4. Rini Rita T. Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai;
5. Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran
perbaikan,motivasi dan nasihat yang sangat berharga;
xii
6. Bapak dan Ibu dosen serta Staff Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan pengetahuan dan berbagi pengalaman;
7. Kepala sekolah, guru, staff, dan siswa-siswi kelas IV yang ada di SD
Negeri Padang Rindu Pesisir Barat atas izin, kerjasama, dan motivasi yang
diberikan selama penelitian;
8. Sahabat seperjuangan kuliah (Pendidikan Biologi A-syik dan Pendidikan
Biologi Info 2014) atas doa, semangat, dan dukungannya;
9. Teman-teman kearifan lokal (Ani Maharia, Anggi Anggramayeni, Asih
Lestari, Aulia Sari, Arinda Syahfiranti, Arini Dwi Lestari, Ayu Rahmawati,
Bella Anjelia, Cahyani Dela Sandora, dan Umar Abdul Labib) atas perhatian,
semangat, doa, dan dukungannya;
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Alhamdulillahirabbil’aalamin, skripsi ini telah selesai dan dipersembahkan untuk
orang-orang terkasih. Penulis berharap agar karya ini bisa bermanfaat bagi penulis
dan pembaca. Aamiin.
Bandar Lampung, 20 Oktober 2018Penulis
Atika Putri
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Tematik ............................................................................... 8B. Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal ........................................................ 10C. Hasil Belajar Siswa.................................................................................... 13D. Aktivitas dalam Pembelajaran ................................................................... 14E. Kerangka Pikir ........................................................................................... 16F. Hipotesis .................................................................................................... 18
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................... 19B. Sampel Penelitian ...................................................................................... 19C. Desain Penelitian ....................................................................................... 19D. Prosedur Penelitian .................................................................................... 20E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data.......................................................... 23F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 25
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 35B. Pembahasan .............................................................................................. 37
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.................................................................................................... 43B. Saran ......................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 45
LAMPIRAN
1. Silabus ..................................................................................................... 502. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 673. Lembar Kerja Siswa................................................................................ 714. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa............................................. 795. Kisi-kisi Soal Pretes-Postes..................................................................... 826. Rubrik Soal Pretes-Postes ....................................................................... 897. Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Bahan Ajar Berbasis
Kearifan Lokal ........................................................................................ 1058. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pretes-Postes .......................... 1079. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................................ 11410. Hasil Scan Soal Pretes-postes Siswa....................................................... 12511. Hasil Perhitungan Nilai Pretes, Postes, dan n-Gain ................................ 13312. Hasil Perhitungan Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Bahan
Ajar Berbasis Kearifan Lokal.................................................................. 13513. Surat-surat Penelitian .............................................................................. 13714. Foto-foto Penelitian................................................................................. 140
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Kisi-kisi Pretes-Postes Tema 3 ............................................................... 232. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Bahan Ajar
Berbasis Kearifan Lokal.......................................................................... 253. Kriteria Validitas Instrumen Tes............................................................. 264. Interpretasi Tingkat Reliabilitas.............................................................. 265. Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Tes............................................. 276. Interpretasi Indeks Daya Pembeda Soal.................................................. 277. Kriteria Gain Normalisasi ....................................................................... 288. Kriteria Aktivitas Belajar Siswa.............................................................. 299. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar
Berbasis Kearifan Lokal.......................................................................... 3010. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Pilihan Jamak
Pretes-Postes ........................................................................................... 3111. Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Pretes-Postes........... 3312. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ........................................ 3613. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa ............................................... 37
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................. 182. Alur Penelitian ........................................................................................ 223. Rata-rata Nilai Pretes-Postes dan n-Gain................................................ 354. Foto-foto Penelitian................................................................................. 140
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jenjang Sekolah Dasar kelas IV merupakan tahapan awal siswa
mengenal Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pendidikan IPA menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari alam sekitar dan penerapannya di dalam kehi-
dupan sehari-hari. Kemampuan siswa dalam berpikir dan memecahkan masa-
lah lingkungan akan dikembangkan, sehingga sangat cocok untuk menanam-
kan nilai peduli lingkungan serta pendidikan karakter.
Kajian utama IPA pada kelas IV terdapat dalam tema 3 yaitu peduli terhadap
makhluk hidup (Yolida dan Marpaung, 2017: 47). IPA memang tidak bisa di-
pisahkan dengan lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, bahan ajar yang akan di-
sampaikan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan kemampuan siswa
sehingga menarik perhatian siswa untuk membacanya (Harjanto, 2006: 257).
Bahan ajar merupakan bahan minimal yang harus dikuasai oleh siswa untuk
dapat mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan. Oleh sebab itu, ba-
han ajar terlebih dahulu harus dapat menarik perhatian siswa untuk membaca-
nya. Minat siswa akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebu-
tuhan siswa (Djamarah dan Zain, 2006: 44).
2
Bahan ajar merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pembelaja-
ran, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disam-
paikan kepada siswa. Penggunaan bahan ajar yang tidak menyesuaikan baik
segi kemampuan dan kebutuhan akan berdampak pada kemampuan penguasa-
an konsep serta aktivitas siswa. Sehingga isi bahan ajar harus menjadi perha-
tian khusus oleh guru.
Isi bahan ajar yang digunakan lebih baik jika bersumber dari lingkungan seki-
tar. Pemilihan isi disesuaikan dengan kebutuhan, pemahaman konsep serta
gaya belajar siswa (Ameyaw, 2011: 11). Hal ini berhubungan erat dengan ke-
arifan lokal yang dapat disisipkan dalam bahan ajar. Pemanfaatan kearifan lo-
kal dalam pembelajaran dapat menumbuhkan semangat siswa dalam meng-
eksplorasi alam (Clayton, 2009: 131).
Kearifan lokal di Kabupaten Pesisir Barat yang cocok disisipkan dalam bahan
ajar IPA tema 3 adalah repong damar. Disebut repong damar karena pohon
damar merupakan tegakan yang dominan jumlahnya pada setiap bidang re-
pong (Lubis, 1997: 5). Kearifan lokal lain adalah sakai sambaiyan, artinya
adalah menunjukkan rasa partisipasi dan solidaritas yang tinggi para warga
masyarakat terhadap sesuatu kegiatan atau kewajiban yang harus dilakukan
(Maha, 2016: 45). Kebiasaan ini antara lain pada saat membangun rumah,
pernikahan, kematian, bahkan sampai menanam atau panen padi (Yolida dan
Marpaung, 2017: 46).
3
Pemerintah telah mengatur pelaksanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal
yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat (1), disebutkan bahwa Kurikulum
tingkat satuan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan sa-
tuan pendidikan, potensi/ karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat se-
tempat, dan siswa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut jelas bahwa
kearifan lokal seharusnya dijadikan sumber dalam bahan ajar IPA.
Belum banyak guru yang menggunakan kearifan lokal sebagai bahan ajar.
Pembelajaran IPA di sekolah mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal, yang se-
mestinya dapat digunakan untuk memicu minat siswa dalam belajar. Tidak
hanya itu, generasi sekarang bersikap acuh terhadap permasalahan lingkungan
(Suastra, 2013: 224). Hal ini membuktikan pelaksanaan pendidikan belum
maksimal.
Pelaksanaan pendidikan yang kurang maksimal juga dibuktikan dari hasil stu-
di pendahuluan yang dilakukan pada bulan Oktober 2017. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru SDN Padang Rindu yaitu Ibu Arwati, S.Pd terung-
kap bahwa rata-rata hasil belajar IPA siswa semester ganjil kelas IV tahun
ajaran 2017/2018 adalah 63,9 sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sekolah adalah 65. Aktivitas belajar siswa juga belum terlihat maksi-
mal. Sebagian siswa sudah menunjukkan aktivitas dalam kegiatan pembelaja-
ran, seperti bertanya dan memperhatikan penjelasan guru. Sebaliknya sebagi-
an besar siswa sulit untuk diajak dalam menyelesaikan tugas berkelompok.
4
Keterbatasan sumber belajar menjadi penyebab kemampuan penguasaan kon-
sep yang rendah serta aktivitas belajar yang belum maksimal. Buku teks IPA
yang tersedia di perpustakaan sekolah hanya terdapat satu sumber buku yaitu
Erlangga dengan jumlah yang terbatas. Guru mengaku jarang menggunakan
buku tersebut karena banyak siswa yang hanya mencoret-coret buku. Bahan
ajar berupa buku online juga sulit untuk diakses guru. Beberapa guru yang su-
dah mempunyai buku online masih dalam bentuk soft copy. Faktor biaya juga
menjadi kendala untuk guru memperbanyak buku online.
Guru mengaku kesulitan dalam memahami isi buku teks yang digunakan da-
lam pembelajaran. Contoh dan ilustrasi pada buku akan lebih mudah dipaha-
mi bila menggambarkan lingkungan di Pesisir Barat. Artinya, guru merasa
penting untuk menyisipkan kearifan lokal dalam bahan ajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dibuat bahan ajar yang menarik se-
bagai salah satu alternatif sumber belajar yang menjadi acuan siswa. Bahan
ajar yang sekedar berisi konsep, dikhawatirkan menghasilkan generasi yang
pasif dan tidak mampu mengembangkan kemampuan psikomotoriknya. Ke-
arifan lokal dapat menjadi salah satu stimulus untuk mengembangkan ke-
mampuan berpikir kreatif siswa (Parmin ,dkk., 2015: 2).
Pengunaan bahan ajar berbasis kearifan lokal dapat menjadi solusi untuk me-
ningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengalaman melalui proses il-
miah akan didapatkan jika siswa belajar dengan memanfaatkan lingkungan
atau peralatan yang ada disekitarnya, sehingga merangsang rasa ingin tahu
5
siswa, melakukan pengamatan, menanya, dan membuat kesimpulan
(Wiyanto, dkk., 2017: 3).
Efektivitas penerapan bahan ajar berbasis kearifan lokal ditunjukkan dalam
hasil penelitian sebelumnya bahwa pengembangan bahan ajar berwawasan
kearifan lokal melalui penelitian pendidikan sebagai salah satu upaya menarik
minat belajar dan mengembangkan kreativitas siswa (Rusilowati, dkk., 2015:
44). Bahan ajar berbasis kearifan lokal layak digunakan pada proses pembela-
jaran. Keefektifan bahan ajar terlihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai
ketuntasan lebih dari 70%. Uji banding dua sampel test menunjukkan kelas
eksperimen memperoleh rataan hasil belajar lebih baik daripada kelas kontrol
(Cristian, dkk., 2017: 122-123).
Berdasarkan pentingnya mengimplementasikan kearifan lokal dalam bahan
ajar dengan harapan aktivitas belajar serta kemampuan penguasaan konsep
siswa di sekolah yang belum maksimal akan meningkat, maka perlu dilaku-
kan penelitian dengan judul “Efektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal
dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SDN Padang Rindu”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain:
1. Apakah bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan pe-
nguasaan konsep siswa SDN Padang Rindu?
2. Apakah bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan ak-
tivitas belajar siswa SDN Padang Rindu?
6
3. Bagaimanakah tanggapan siswa SDN Padang Rindu terhadap bahan ajar
berbasis kearifan lokal?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk mendes-
kripsikan:
1. Efektivitas bahan ajar berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan pe-
nguasaan konsep siswa SDN Padang Rindu.
2. Efektivitas bahan ajar berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan aktivi-
tas belajar siswa SDN Padang Rindu.
3. Tanggapan siswa SDN Padang Rindu terhadap bahan ajar berbasis ke-
arifan lokal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, sebagai berikut:
1. Peneliti, menambah dan mengembangkan pengetahuan, pengalaman, serta
bekal sebagai guru profesional perihal kemampuan mengaitkan materi te-
ma 3 dengan kearifan lokal Pesisir Barat.
2. Guru, memberikan kemudahan bagi guru untuk mendapatkan contoh ba-
han ajar yang diambil dari kearifan lokal Pesisir Barat.
3. Siswa, meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep pada materi
peduli terhadap makhluk hidup.
4. Sekolah, memiliki referensi bahan ajar berbasis kearifan lokal sehingga
memperkaya khasanah sumber belajar.
7
E. Ruang Lingkup Penelitian
Guna menghindari perbedaan tanggapan terhadap masalah yang akan dibahas,
maka peneliti membatasi masalah dalam ruang lingkup sebagai berikut:
1. Efektivitas adalah keberhasilan atau hasil guna suatu usaha atau tindakan
yang dilakukan. Diukur berdasarkan aktivitas siswa selama pembelajaran,
ketercapaian dalam peningkatan penguasaan konsep peduli terhadap mak-
hluk hidup (KBBI).
2. Bahan ajar berbasis kearifan lokal merupakan seperangkat sarana pembela-
jaran mencakup materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis untuk mencapai kompetensi
pembelajaran berbasis pengetahuan lokal, sumber daya lokal, proses sosial
lokal, norma, etika lokal, dan adat-istiadat lokal.
3. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini berdasarkan nilai psiko-
motorik yaitu memperhatikan penjelasan guru, bekerjasama dengan teman
dalam tugas kelompok, mengajukan pertanyaan, menanggapi dan memper-
tahankan pendapat.
4. Penguasaan konsep yang diamati pada penelitian ini diukur berdasarkan
nilai kognitif yang diperoleh dari hasil pretes-postes, dan n-Gain pada ke-
mampuan penguasaan konsep peduli terhadap makhluk hidup.
5. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester ganjil di SDN
Padang Rindu Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat tahun aja-
ran 2018/2019.
6. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah tema 3 peduli terhadap
makhluk hidup.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Tematik
Hakikat IPA menurut Kemendikbud meliputi empat unsur utama yaitu: (1)
sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecah-
kan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prose-
dur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pe-
nyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengu-
kuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam ke-
hidupan sehari-hari (Yolida dan Marpaung, 2017: 45).
Konsep IPA dalam perkembangan siswa kelas rendah pada jenjang Sekolah
Dasar umumnya berada pada tingkat yang masih melihat segala sesuatu seba-
gai satu keutuhan serta baru mampu memahami hubungan antara konsep seca-
ra sederhana. Berdasarkan karakteristik siswa sekolah tingkat SD, maka pem-
belajaran yang sesuai adalah pembelajaran tematik (Ain, 2013: 317).
Pembelajaran tematik adalah salah satu pendekatan pembelajaran holistik. Ele-
men utama pembelajaran holistik adalah keterhubungan antara pengalaman
dan realitas serta pembelajaran yang harmoni dengan alam. Dalam proses be-
9
lajar siswa diarahkan untuk terlibat langsung dengan lingkungan yang ada di-
sekitarnya, dengan cara melibatkan seluruh panca indera siswa, sehingga pem-
belajaran lebih bermakna (Hayati, 2007:4-5).
Pembelajaran tematik sebagai salah satu pendekatan terintegrasi secara alami.
Pendekatan yang menghubungkan fakta dan ide dalam upaya untuk memaha-
mi dunia. Melalui jaring tema, siswa dapat menghubungkan ide-ide dengan
pengalaman dan lingkungan tempat tinggal siswa (Davies dalam Syamsi 2015:
75).
Pembelajaran tematik berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai de-
ngan kebutuhan dan perkembangan siswa. Teori pembelajaran ini dimotori
para tokok psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pem-
belajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkem-
bangan anak (Suripto, 2017: 45).
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran
lainnya. Kegiatan belajar lebih banyak dilakukan melalui pengalaman lang-
sung. Karakteristik pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi
pembelajar untuk menilai dan memanipulasinya.
2. Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya.
3. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pembelajar.
4. Membantu pembelajar mengembangkan pengetahuan dan 11 keterampilan
baru yang didasarkan apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
5. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.
10
6. Mengakomodasi kebutuhan pembelajar untuk bergerak dan melakukan ke-
giatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.
7. Memberikan kesempatan bermain untuk menterjemahkan pengalaman ke-
dalam pengertian.
8. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di
keluarga yang dibawa pembelajar ke kelasnya.
9. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pembelajar
(Suripto, 2017: 21).
Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pem-
belajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra
mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pada pembelajaran tematik, sis-
wa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui penga-
laman langsung dan nyata yang menghubungkan konsep-konsep dalam intra
maupun antar mata pelajaran (Majid, 2014: 76-85).
B. Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal
Kurikulum berakar pada budaya dan bangsa Indonesia. Pernyataan ini meru-
pakan landasan filosofis kurikulum 2013. Berdasarkan filosofi ini, kurikulum
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari budaya setempat dan
nasional tentang berbagai nilai yang penting dan memberikan kesempatan un-
tuk berpatisipasi serta mengembangkan nilai-nilai budaya setempat dan nasio-
nal menjadi budaya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Majid,
2014: 29).
Budaya adalah sebuah sistem konsep yang kompleks, meliputi: nilai, norma,
kepercayaan dan kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dari generasi
11
ke generasi. Budaya dibangun dan diwariskan oleh anggota kelompok melalui
proses sosialisasi dan tindak nyata (Gondwe, 2014: 129). Kebudayaan adalah
sebuah informasi, bisa diartikan dalam beberapa aspek tergantung konteks dan
aplikasinya (Rowley, 2008: 1248). Kebudayaan memiliki efek yang signifikan
dalam memsukseskan kehidupan individu, organisasi bahkan tingkat komuni-
tas (Ekmekci, 2014: 1200).
Budaya sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA.
Penggunaan kearifan lokal dalam proses belajar tidak hanya menegaskan kon-
sep IPA namun juga memperkuat identitas nasional yang memili keragaman
budaya (Cobern, 1997: 6). Tujuan pembelajaran IPA yang telah ditetapkan pe-
merintah Indonesia akan tercapai, yaitu siswa mampu menerapkan IPA de-
ngan bijak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan.
Siswa belajar IPA setiap harinya untuk mempelajari lingkungan. IPA tidak
bisa dipisahkan dari nilai yang berkembang dari suatu komunitas. Sehingga
bahan ajar yang digunakan dapat dikembangkan dari lingkungan sekitar. Cara
yang dilakukan untuk memahami bagaimana nilai sosial yang berlaku di ko-
munitas setempat adalah dengan mengungkap kearifan lokal dari masyarakat,
untuk memperkuat adanya nilai-nilai kebudayaan yang berlaku (Parmin, dkk.,
2015: 122).
Bahan ajar berbasis kearifan lokal adalah bahan ajar yang mengangkat dan
memanfaatkan lingkungan lokal, pemahaman, keyakinan, wawasan lokal serta
permasalahan-permasalahannya yang bermanfaat bagi pengembangan kompe-
12
tensi siswa, terutama untuk membentuk siswa yang melek lingkungan
(Mukhyati, 2015: 152). Relevansi bahan ajar dengan dunia nyata mendorong
terbentuknya aplikasi praktis pada pembelajaran kontekstual IPA yang me-
mungkinkan siswa dapat menguatkan, memperluas serta menerapkan penge-
tahuan dan keterampilan akademiknya (Kahar, 2016: 3).
IPA dengan mengintegrasikan nilai budaya dan IPA modern adalah solusi cer-
das, terutama ketika mengajar di komunitas siswa yang berasal dari latar buda-
ya yang beragam. Siswa yang berasal dari golongan masyarakat asli setempat
akan memberikan kontribusi besar dalam proses integrasi IPA dan budaya lo-
kal (Cobern, 1997: 8).
Pelaksanaan pendidikan berbasis kebudayaan lokal di sekolah memberikan
dampak positif antara lain: (1) peningkatan hubungan sekolah dengan masya-
rakat; (2) peningkatan kemampuan sekolah untuk mengimplementasikan oto-
nomi sekolah; (3) peningkatan kebermaknaan pendidikan karakter bagi siswa;
dan (4) memperkuat serta mengembangkan tradisi karena dapat diwariskan
melalui proses pendidikan dengan pendekatan pedagogik dan akademik yang
lebih sistematis, terukur, serta disesuaikan dengan tuntunan perkembangan
jaman (Ruyadi, 2010: 591).
Bahan ajar semestinya beragam, tidak hanya terpaku pada penggunaan buku
atau konsep. Penggunaan kearifan lokal sebagai bahan ajar selain mendukung
kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah juga telah terbukti mampu men-
13
jaga keseimbangan lingkungan, karenanya budaya lokal tepat dijadikan bahan
ajar IPA (Parmin, dkk., 2015: 121).
C. Hasil Belajar Siswa
Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran diketahui dengan adanya pe-
rolehan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan bentuk interpretasi dari
proses pembelajaran yang telah berlangsung. Hasil belajar merupakan peru-
bahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan (Purwanto, 2011: 34).
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni fak-
tor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang di-
milikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga
ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebia-
saan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis (Sudjana 2014:
56).
Hasil belajar berhubungan dengan penguasaan kompetensi dan diartikan sa-
ngat beragam oleh banyak ahli. Keragaman tersebut terjadi akibat dari perbe-
daan sudut pandang. Menurut Bejamin S.bloom bahwa ada 3 dasar kompeten-
si dalam menilai hasil belajar yaitu sebagai berikut:
1. Ranah kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau
prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir,
14
kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konsep-
tualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kog-
nitif dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai
tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive) yaitu: (1) C1 (pengeta-
huan); (2) C2 (pemahaman); (3) C3 (penerapan); (4) C4 (analisis); (5) C5
(sintesis); (6) C6 (evaluasi).
2. Ranah afektif, merupakan ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai,
perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek da-
lam kegiatan belajar mengajar. Ranah afektif dibagi kedalam 5 kategori
yaitu: (1) penerimaan; (2) menanggapi; (3) penilaian; (4) mengelola; (5)
karakteristik.
3. Ranah psikomotor, meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan me-
libatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik
(motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif
dan interperatif. Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah: (1) meni-
ru; (2) memanipulasi; (3) pengalamiahan; (4) artikulasi (Astuti, 2018: 14-
16).
D. Aktivitas dalam Pembelajaran
Pengertian aktivitas belajar siswa adalah aktivitas yang bersifat fisik ataupun
mental. Ativitas belajar adalah serangkaian kegiatan fisik atau jasmani mau-
pun mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta kondisi belajar
yang optimal. Dalam aktivitas belajar ini siswa haruslah aktif mendominasi
dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya (Hamidah, 2017: 16).
Aktivitas jasmani maupun rohani dalam proses pembelajaran saling berkait-
an. Oleh karena itu agar siswa aktif berpikir maka siswa harus diberi kesempa-
15
tan untuk berbuat atau beraktivitas (Nasution, 2008: 89). Aktivitas belajar
merupakan faktor yang sangat menetukan keberhasilan belajar siswa, karena
prinsip belajar adalah berbuat (Hamidah, 2017: 16).
Keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan be-
lajar akan menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Kegiatan yang
dilakukan akan menimbulkan sebuah perubahan berupa bertambahnya kema-
hiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyak perubahan. Dengan kegiat-
an tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
(Hamalik, 2011: 164).
Aktivitas pada proses pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek siswa, se-
hingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah dan
benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor
(Nanang, 2010: 23). Aktivitas merupakan segala kegiatan yang dilakukan
seseorang sebagai proses untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar.
Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul B.
Diedric sebagai berikut:
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memper-
hatikan gambar, demonstrasi, percobaan.
2. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi sa-
ran, berpendapat, diskusi, interupsi.
3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, me-
nyalin.
16
5. Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan per-
cobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak.
7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, me-
mecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, seperti misalnya, merasa bosan, gugup, melamun,
berani, tenang (Hamidah, 2017: 17).
E. Kerangka pikir
Mutu pendidikan di Indoseia terbilang rendah. Salah satu faktor penyebabnya
adalah kurang pemanfaatan sumber belajar. Sumber belajar yang digunakan
terbatas buku teks, dan LKPD. Sumber belajar seharusnya lebih bervariasi dan
dapat diambil dari lingkungan sekitar siswa.
Bahan ajar sebagai salah satu contoh sumber belajar merupakan inti dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Pemilihan isi disesuaikan dengan kebutu-
han, pemahaman konsep serta gaya belajar siswa. Isi dari bahan ajar yang di-
gunakan oleh guru akan lebih baik jika bersumber dari lingkungan sekitar. Hal
ini berhubungan erat dengan kearifan lokal sebagai ciri khas yang menggam-
barkan lingkungan sekitar siswa.
Penggunaan bahan ajar yang tidak menyesuaikan baik dari segi kognitif serta
psikomotorik perserta didik akan berdampak pada kemampuan penguasaan
konsep dan aktivitas yang belum maksimal. Bahan ajar yang disesuaikan de-
ngan kebutuhan akan menarik perhatian siswa. Sehingga penting untuk mene-
17
rapkan bahan ajar berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan minat belajar
siswa.
Bahan ajar berbasis kearifan lokal disusun dari berbagai sumber belajar, de-
ngan bahasa yang sederhana, dan mudah dimengerti oleh siswa, serta disisip-
kan ilustrasi yang mendukung materi pelajaran. Ilustrasi menggambarkan ling-
kungan sekitar siswa. Pengalaman melalui proses ilmiah melalui pemanfaatan
lingkungan sekitar akan merangsang rasa ingin tahu siswa. Dengan demikian,
diharapkan penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa akan meningkat.
Kearifan lokal dapat menjadi bahan ajar yang tepat sekaligus mengajarkan sis-
wa agar melestarikan budaya di lingkungan sekitarnya. Penggunaan bahan ajar
berbasis kearifan lokal selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kog-
nitif juga diharapkan akan membangun sikap peduli terhadap lingkungan seki-
tar.
Bahan ajar berbasis kearifan lokal dibuat dengan langkah awal adalah menen-
tukan kearifan lokal yang masih berlaku di daerah setempat, yaitu repong da-
mar dan sakai sambaiyan. Kemudian melakukan analisis KD di kelas IV SD
yang dapat diintegrasikan dengan kearifan lokal. Setelah menyusun isi dengan
sajian yang menarik, bahan ajar berbasis kearifan lokal diterapkan dalam pem-
belajaran tema 3 peduli terhadap makhluk hidup.
18
Kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan penguasaan
konsep siswa SDN Padang Rindu.
2. Bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswa SDN Padang Rindu.
Pemanfaatan Sumber Belajarbelum Maksimal
Penggunaan Bahan AjarBerbasis Kearifan Lokal dalam
Pembelajaran
MenganalisisKompetensi Dasar
Kelas IV SD
Menentukan Kearifan Lokalyaitu Repong Damar dan
Sakai Sambaiyan
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Bahan Ajar BerbasisKearifan Lokal
Belum ada Bahan AjarBerbasis Kearifan Lokal
Penguasaan Konsep danAktivitas Belajar Rendah
19
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tanggal 17 Juli 2018 – 30 Juli
2018 di SDN Padang Rindu Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat
tahun pelajaran 2018/2019.
B. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester ganjil SDN Pa-
dang Rindu Tahun Pelajaran 2018/2019 sebanyak 14 siswa. Menggunakan
teknik sampling total karena semua anggota populasi digunakan sebagai sam-
pel (Sugiyono, 2012: 68).
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest postest.
Sampel akan diberi pretes sebelum perlakuan dan diakhir pembelajaran sam-
pel akan diberi postes. Perlakuan diberikan dengan pembelajaran mengguna-
kan bahan ajar berbasis kearifan lokal melalui pendekatan scientific. Desain
ini digunakan untuk melihat perbedaan pretes maupun postes pada kelas yang
diteliti (Sugiyono, 2007: 64).
20
D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan penelitian yaitu:
a. Membuat surat ijin obersevasi (studi pendahuluan) ke dekanat untuk
ditujukan kepada sekolah tempat penelitian.
b. Melaksanakan observasi dan wawancara ke sekolah tempat penelitian
untuk mendapatkan informasi mengenai: data siswa, karakteristik sis-
wa, sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
c. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, dua puluh
empat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dua puluh empat
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan satu bahan ajar berbasis kearifan
lokal.
d. Membuat instrumen penelitian yaitu kisi-kisi soal pretes-postes, soal
pretes-postes, serta rubrik soal pretes-postes.
e. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
f. Membuat angket tanggapan siswa tentang bahan ajar berbasis kearifan
lokal.
g. Melakukan uji validitas dan reabilitas terhadap soal pretes-postes ke-
pada siswa kelas IV yang telah menerima materi peduli terhadap
makhluk hidup.
21
2. Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan pretes pada kelas eksperimen.
b. Memberikan perlakuan, yaitu dengan menerapkan bahan ajar berbasis
kearifan lokal melalui pendekatan scientific pada materi peduli terha-
dap mahkluk hidup.
c. Melakukan observasi aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar
berlangsung.
d. Memberikan postes pada kelas eksperimen.
e. Memberikan angket tanggapan siswa terhadap bahan ajar berbasis
kearifan lokal.
3. Akhir Penelitian
Langkah-langkah akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Menganalisis data hasil pretes-postes, aktivitas belajar siswa, serta
angket tanggapan untuk mengetahui efektivitas bahan ajar berbasis ke-
arifan lokal.
b. Melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.
c. Membuat kesimpulan terhadap penelitian yang telah dilakukan.
22
Prosedur pelaksanaan penelitian dapat digambarkan dalam bentuk bagan di
bawah ini:
Gambar 2. Alur Penelitian
Observasi pendahuluan
Mempersiapkanperangkat pembelajarandan instrumen penelitian
Analisis data
Pembahasan
Membuat kesimpulan
Memberikan postes
Memberikan angkettaggapan siswa
Silabus, RPP,LKS, dan bahan
ajar berbasiskearifan lokal
Soal pretes-postes, lembar
observasiaktivitas, dan
angket tanggapansiswa
Melakukan uji validitas danreliabilitas soal pretes-postes
Melakukan pembelajarandengan bahan ajar berbasis
kearifan lokal
Memberikan postes
Observasiaktivitas siswa
PersiapanPenelitian
PelaksanaanPenelitian
AkhirPenelitian
23
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa
nilai pretes-postes siswa. Selain itu, data kualitatif berupa aktivitas bela-
jar siswa dan hasil angket tanggapan siswa terhadap bahan ajar berbasis
kearifan lokal.
2. Teknik Pengambilan Data
a. Pretes-Postes
Data berupa nilai pretes-postes diambil pada pertemuan awal dan
pertemuan akhir. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran, se-
dangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran berlangsung. Ta-
bel kisi-kisi pretes-postes yang digunakan dalam penelitian dapat
dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Kisi-kisi Pretes-Postes Tema 3
RumpunIlmu
Kompetensi DasarJumlah
SoalBentuk
Soal
IPA
3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewandan tumbuhan dan fungsinya
5 butir
PilihanJamak
3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapajenis mahluk hidup
5 butir
3.7 Mendeskripsikan hubungan antarasumber daya alam dengan lingkungan,teknologi dan masyarakat
3 butir
SBdP
3.2 Mengenal gambar alam, benda, dankolase
3butir
3.3 Membedakan panjang pendek bunyinada tinggi rendah nada dengangerakan tangan
2butir
IPS3.5 Memahami manusia dalam dinamika
interaksi dalam lingkungan alam,sosial, budaya, dan ekonomi
10butir
24
Lanjutan Tabel 1. Kisi-kisi Pretes-Postes Tema 3
RumpunIlmu
Kompetensi DasarJumlah
SoalBentuk
Soal
BahasaIndonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporanhasil pengamatan tentang gaya,gerak,energy panas, bunyi, dan cahayadengan bantuan siswa dan temandalam bahasa Indonesia lisan dan tulisdengan memilih dan memilah kosakatabaku
6 butir
PilihanJamak
3.4 Menggali informasi dari teks ceritapetualangan tentang lingkungan dansumber daya alam dengan bantuansiswa dan teman dalam bahasaIndonesia lisan dan tulis denganmemilih dan memilah kosakata baku
5 butir
PPKN3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai
warga dalam kehidupan sehari-hari dirumah, sekolah, dan masyarakat
7butir
b. Lembar Observasi
Observasi dilakukan melalui lembar observasi aktivitas siswa. Lem-
bar observasi berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat
proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dila-
kukan dengan cara memberi tanda check list(√) pada lembar obser-
vasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
c. Angket (questionaire)
Angket yang diberikan berupa daftar pernyataan tentang penggunaan
bahan ajar berbasis kearifan lokal. Hal ini bertujuan untuk mendapat-
kan tanggapan siswa pada aspek tampilan, penyajian materi dan
manfaat bahan ajar. Angket berisikan 30 butir pernyataan positif tipe
tertutup. Tabel kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian da-
pat dilihat pada Tabel 2. sebagai berikut:
25
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap PenggunaanBahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal
Aspek Indikator Nomor ButirTampilan Kejelasan teks 1
Penyajian gambar (kejelasan dankesesuaian dengan materi)
2, 3, 4, 5, 6
Kemenarikan desain bahan ajarberbasis kearifan lokal
7, 8, 9
Penyajianmateri
Materi berkaitan dengan kehidupansehari-hari
10, 11
Pemaparan materi (jelas, menarik danbermanfaat)
14, 15, 16
Ketepatan sistematika penyajian materi 12, 13Kejelasan kalimat 17, 18Penggunaan bahasa 19Kejelasan istilah 20Kesesuaian soal dengan materi 21
Manfaat Memudahkan dan memingkatkanminat belajar
22, 23, 24
Memahami kearifan lokal masyarakatsetempat (repong damar dan sakaisambaiyan)
25, 26
Perubahan perilaku setelah belajarkearifan lokal repong damar dan sakaisambaiyan
27, 28, 29
Lebih mencintai kearifan lokalmasyarakat setempat
30
Jumlah item 30Sumber: Berti (2012: 33-34)
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Kualitas Instrumen
Uji coba instrumen tes ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kua-
litas instrumen sebagai pengumpul data. Instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan relia-
bel (Sugiyono, 2012: 348).
a. Validitas
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan soft-
26
ware SPSS versi 17 for windows dengan taraf signifikan 5% dengan kri-
teria soal dikatakan valid jika rhitung ≥ rtabel. Untuk mengetahui tingkat
validitas tes, maka nilai hasil uji validitas dengan korelasi point biseral
dapat dimasukan dalam kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Validitas Instrumen Tes
Nilai r Tingkat validitas0,80 − 1,00 Sangat tinggi0,61 − 0,80 Tinggi0,41 − 0,60 Cukup0,21 − 0,40 Rendah0,00 − 0,20 Sangat rendah
Sumber: Arikunto (2010: 29)
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan mengetahui seberapa besar kepercayaan ins-
trumen penelitian sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang reliabel
berarti instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengu-
kur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2012: 348). Reliabilitas instrumen dapat dianalisis menggunakan pro-
gram SPSS dengan melihat Cronbach’s Alpha yang kemudian diinter-
pretasikan dengan menggunakan derajat reliabilitas seperti terlihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Interpretasi Tingkat Reliabilitas
Indeks Tingkat reliabilitas0,80 − 1,00 Sangat tinggi0,60 − 0,79 Tinggi0,40 − 0,59 Cukup0,20 − 0,39 Rendah0,00 − 0,19 Sangat rendah
Sumber: Sugiyono (2010:39)
27
c. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu so-
al pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan
dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00. Tingkat ke-
sukaran suatu soal dapat dihitung menggunakan SPSS dengan melihat
nilai mean soal tersebut. Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Nilai mean Tingkat kesukaran0,00-0,30 Sukar0,31-0,70 Sedang0,71-1,00 Mudah
Sumber: Sudijono (2007, 372)
d. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membe-
dakan antara siswa yang menguasai materi dengan siswa yang belum
menguasai materi. Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga
dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi daya pembeda suatu
soal, maka semakin kuat/baik soal itu (Sudijono, 2007: 385). Berikut
adalah kriteria daya beda butir soal:
Tabel 6. Interpretasi Indeks Daya Pembeda Soal
Koefisien daya pembeda Interpretasi0,71-1,00 Sangat Baik0,41-0,70 Baik0,21-0,40 Cukup0,00-0,20 Buruk
Sumber: Arikunto (2010: 228)
28
2. Data kuantitatif
Analisis data dilakukan untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep
siswa melalui perhitungan skor Gain siswa dengan rumus sebagai berikut:
= −Kemudian, untuk mengetahui peningkatan skor pretes dan postes siswa
dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
= % −%100 −%Sumber: Hake (1998: 65)
Selanjutnya adalah menentukan kriteria n-Gain sebagai berikut:
Tabel 7. Kriteria Gain normalisasi
n-Gain Kriteriag ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedangg < 0,3 Rendah
Sumber: Hake (1998: 65)
3. Data kualitatif
a. Pengolahan data aktivitas siswa
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung diobservasi
oleh dua observer menggunaan lembar observasi yang terdiri atas 5 as-
pek pengamatan. Perhitungan menggunakan lembar ini dengan cara
memberikan skor sesuai rubrik penilaian aktivitas untuk setiap indikator
yang terlaksana.
29
Analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menghitung persentase skor aktivitas siswa dengan rumus:
= ∑ 100%Keterangan: : Rata-rata skor aktivitas siswa
Σxi : Jumlah skor yang diperolehn : Jumlah skor maksimum
(Trianto, 2015: 256)
2. Setelah diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa, kemudian diterje-
mahkan dalam kriteria aktivitas belajar siswa.
Tabel 8. Kriteria Aktivitas Belajar Siswa
Nilai Kategori81-100 Sangat baik61-80 Baik41-60 Cukup baik21-40 Kurang baik0-20 Sangat kurang baik
Sumber:Arikunto (2009: 34)
3. Mengurutkan aktivitas siswa yang dominan dalam pembelajaran ber-
dasarkan persentase setiap aspek aktivitas yang diamati.
b. Pengolahan angket tanggapan siswa
Skala angket tanggapan siswa menggunakan skala Guttman. Skor ang-
ket pada pernyataan positif bernilai 1 jika siswa menjawab “Ya” dan
akan bernilai 0 jika siswa menjawab “Tidak” (Sugiyono, 2007: 139).
Langkah pengolahan angket tanggapan siswa sebagai berikut:
1. Menghitung persentase skor angket tanggapan siswa ke dalam ben-
tuk persentase dengan rumus:
30
P = 100%Keterangan: : Skor yang diperoleh siswa
N : Skor yang seharusnya diperoleh siswaP : Persentase tanggapan bahan ajar berbasis kearifan
lokal(Trianto, 2015: 256)
2. Menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek dengan rumus:
− = ℎ ℎℎ 100%Sumber : Sudjana (2005: 205)
3. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan
kriteria deskriptif persentase.
Tabel 9. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa terhadapBahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal
Presentase (%) Kategori81-100 Tinggi Sekali61-80 Tinggi41-60 Cukup21-40 Rendah0-20 Rendah Sekali
Sumber: Arikunto (2009: 35)
4. Hasil Analisis Kualitas Instrumen
a. Uji Validitas
Tes pilihan jamak diuji cobakan pada 14 siswa kelas IV pada tanggal 22
Mei 2018 di SD Negeri Padang Rindu. Berdasarkan analisis validitas
soal pretes-postes menggunakan SPSS versi 17.0 for windows diperoleh
nilai Pearson Correlation yang menunjukkan nilai validitas 55 butir
soal pilihan jamak pretes-postes seperti pada Tabel 10.
31
Tabel 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Pilihan JamakPretes-Postes
NoSoal
PearsonCorrelation
Dk RtabelKriteria
ValiditasAlpha
KriteriaReliabilitas
1 .708** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
2 .589* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
3 .757** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
4 .589* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
5 .708** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
6 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
7 .721** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
8 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
9 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
10 .708** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
11 .833** 13 .467SangatTinggi
.947 Sangat Tinggi
12 .726** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
13 .611* 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
14 .692** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
15 .833** 13 .467SangatTinggi
.947 Sangat Tinggi
16 .628* 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
17 .611* 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
18 .611* 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
19 .833** 13 .467SangatTinggi
.947 Sangat Tinggi
20 .708** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
21 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
22 .708** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
23 .628* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
24 .692** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
25 .721** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
26 .721** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
27 .589* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
28 .692** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
29 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
30 .833** 13 .467SangatTinggi
.947 Sangat Tinggi
31 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
32 .560* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
33 .721** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
32
Lanjutan Tabel 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir SoalPilihan Jamak Pretes-Postes
NoSoal
PearsonCorrelation
Dk RtabelKriteria
ValiditasAlpha
KriteriaReliabilitas
34 .692** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
35 .589* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
36 .752** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
37 .560* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
38 .833** 13 .467 Sangat Tinggi .947 Sangat Tinggi
39 .628* 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
40 .721** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
41 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
42 .692** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
43 .560* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
44 .708** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
45 .726** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
46 .577* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
47 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
48 .833** 13 .467 Sangat Tinggi .947 Sangat Tinggi
49 .708** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
50 .611* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
51 .833** 13 .467 Sangat Tinggi .947 Sangat Tinggi
52 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
53 .604* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
54 .589* 13 .467 Cukup .947 Sangat Tinggi
55 .757** 13 .467 Tinggi .947 Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 10, menunjukkan bahwa nilai Pearson Correlation
r hitung> r tabel yang berarti bahwa 55 butir soal pilihan jamak dinyatakan
valid. Analisis reliabilitas soal pretes-postes menggunakan SPSS versi
17.0 for windows diperoleh nilai Cronbach’s Alpha yang menunjukkan
nilai reliabilitas soal secara keseluruhan yaitu 0,947 yang berarti soal
pilihan jamak pretes-postes memiliki kriteria tingkat reliabilitas yang
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa 55 soal pilihan jamak pretes-postes
dinyatakan valid dan reliabel.
33
b. Daya Pembeda
Analisis tingkat kesukaran dan daya beda soal pretes-postes mengguna-
kan SPSS versi 17.0 for windows diperoleh nilai mean dan rhitung Pear-
son Correlation 55 butir soal pilihan jamak pretes-postes seperti pada
Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Pretes-Postes
No Soal Nilai MeanTingkat
KesukaranIndeks DayaBeda Soal
Tingkat DayaBeda Soal
1 71,4 Mudah .708** Baik
2 64,3 Sedang .589* Baik
3 71,4 Mudah .757** Sangat Baik
4 64,3 Sedang .589* Baik
5 71,4 Mudah .708** Baik
6 42,9 Sedang .604* Baik
7 71,4 Mudah .721** Sangat Baik
8 42,9 Sedang .604* Baik
9 42,9 Sedang .604* Baik
10 71,4 Mudah .708** Baik
11 78,6 Mudah .833** Sangat Baik
12 64,3 Sedang .726** Sangat Baik
13 71,4 Mudah .611* Baik
14 64,3 Sedang .692** Baik
15 78,6 Mudah .833** Sangat Baik
16 42,9 Sedang .628* Baik
17 71,4 Mudah .611* Baik
18 71,4 Mudah .611* Baik
19 78,6 Mudah .833** Sangat Baik
20 71,4 Mudah .708** Baik
21 42,9 Sedang .604* Baik
22 71,4 Mudah .708** Baik
23 42,9 Sedang .628* Baik
24 64,3 Sedang .692** Baik
25 71,4 Mudah .721** Sangat Baik
26 71,4 Mudah .721** Sangat Baik
27 64,3 Sedang .589* Baik
28 64,3 Sedang .692** Baik
34
Lanjutan Tabel 11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda SoalPretes-Postes
No Soal Nilai MeanTingkat
KesukaranIndeks DayaBeda Soal
Tingkat DayaBeda Soal
29 57,1 Sedang .604* Baik
30 78,6 Mudah .833** Sangat Baik
31 42,9 Sedang .604* Baik
32 57,1 Sedang .560* Baik
33 71,4 Mudah .721** Sangat Baik
34 64,3 Sedang .692** Baik
35 64,3 Sedang .589* Baik
36 78,6 Mudah .752** Sangat Baik
37 57,1 Sedang .560* Baik
38 78,6 Mudah .833** Sangat Baik
39 42,9 Sedang .628* Baik
40 71,4 Mudah .721** Sangat Baik
41 57,1 Sedang .604* Baik
42 64,3 Sedang .692** Baik
43 57,1 Sedang .560* Baik
44 71,4 Mudah .708** Baik
45 64,3 Sedang .726** Sangat Baik
46 35,7 Sedang .577* Baik
47 57,1 Sedang .604* Baik
48 78,6 Mudah .833** Sangat Baik
49 71,4 Mudah .708** Baik
50 71,4 Mudah .611* Baik
51 78,6 Mudah .833** Sangat Baik
52 57,1 Sedang .604* Baik
53 42,9 Sedang .604* Baik
54 64,3 Sedang .589* Baik
55 71,4 Mudah .757** Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa kriteria tingkat kesukaran
soal rata-rata sebesar 63,77 yang berarti soal memiliki kriteria sedang.
Analisis daya beda soal secara keseluruhan memiliki rata-rata 0,67 yang
berarti soal memiliki daya soal berkriteria baik. Hal ini menunjukkan
bahwa 55 soal pilihan jamak pretes-postes dinyatakan mudah dan baik.
43
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan penguasaan
konsep siswa SDN Padang Rindu. Hal ini ditunjukkan melalui hasil rata-
rata n-Gain dengan kriteria “sedang”.
2. Bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswa SDN Padang Rindu. Hal ini ditunjukkan melalui hasil rata-
rata aktivitas belajar siswa dengan kriteria “baik”.
3. Tanggapan siswa SDN Padang Rindu terhadap penggunaan bahan ajar ber-
basis kearifan secara keseluruhan berkriteria “sangat tinggi”.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
1. Bahan ajar berbasis kearifan lokal dapat dijadikan sebagai salah satu alter-
natif bagi guru untuk mengembangkan kemampuan penguasaan konsep
siswa pada materi pokok peduli terhadap makhluk hidup.
2. Pembuatan bahan ajar berbasis kearifan lokal sebaiknya meningkatkan
kualitas gambar, kesuaian informasi melalui gambar, dan kelengkapan ma-
teri sehingga lebih menarik dan menunjang aktivitas belajar siswa.
44
3. Bagi calon peneliti lain agar memperhatikan pengelolaan waktu dan peng-
kondisian kelas dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih
maksimal.
45
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, I. K., Sofyan, dan Tatik. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu.Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
Ain, N., dan Kurniawati, M. 2013. Implementasi Kurikulum KTSP: PembelajaranTematik di Sekolah Dasar. Jurnal Inspirasi Pendidikan : 316-328.
Ameyaw, Y. 2011. Environmental Pedagogies that Promote StudentsUnderstanding of Integrated Science (Biology Aspect). Journal ofEducation 1 (1): 10-15.
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.
_________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.Jakarta.
Astuti, P. 2018. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui ModelPembelajaran Snowball Throwing pada Tema 3 Siswa Kelas IV SDN 1Palas Jaya Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018.Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Berti, W. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbentuk Modul padaMateri Himpunan dengan Pendekatan Pendidikan Matematika RealistikIndonesia (PMRI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP KelasVII Semester Genap. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas NegeriYogyakarta. Yogyakarta.
Cobern, W., dan Ainkenhead, G. 1997. Cultural Aspects of Learning Science.Artikel. Western Michigan University. America.
Clayton, S., dan Myers, G. 2009. Psikologi Konservasi (Terjemahan). PustakaPelajar. Yogyakarta.
Cristian, D., Ani R., dan Suharto L. 2017. Pengembangan Model PembelajaranIPA Terintegrasi Etnosains untuk Meningkatkan Hasil Belajar danKemampuan Berpikir Kreatif. Journal of Innovative Science Education6(1): 1-13.
Djamarah, S.B., dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.Jakarta.
46
Ekmekci, A.K., Teraman, A., dan Pinar. 2014. Wisdom and Management: AConceptual Study on Wisdom Management. Journal of Social danBehavioral Science 150(14): 1199-1204.
Erniwati. 2015. Upaya peningkatan Aktivitas Belajar Sejarah Siswa melaluiPembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing di KelasXI IPS 3 SMA Negeri 1 Pasaman. Jurnal Pendidikan Indonesia 1(1): 1-12.
Fajarini, U. 2014. Peranan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter. Sosiodidaktika 1 (2): 123-130.
Gondwe, N., dan Longnecker, N. 2015. Scientific and Cultural Knowledge inIntercultural Science Education: Student Perceptions of Common GroundResearch in Science Education Journal 45(1): 117-147.
Hake, R. R. 1998. Interactive Engangement vs. Traditional Method: A six-thousand-student Survey of Mechanics Test Data for IntroductoryPhysics Courses. American Journal of Physics 66(1): 64-74.
Hamalik, O. 2008. Porses Belajar Mengajar. Bumi Aksara Hanafiah. Jakarta.
Hamidah. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student TeamsAchievement Division pada Pembelajaran Tematik untuk MeningkatkanAktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Perumnas Way HalimTahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi tidak diterbitkan. UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Hayati, S. 2007. Pendidikan Lingkungan Hidup pada Jenjang Pendidikan Dasar.Jurnal Geografi GEA 7(1):1-10.
Kahar, H., dan Sumarmi. 2016. Kearifan Budaya Lokal Polewali Mandar sebagaiSumber Pembelajaran IPS. Universitas Negeri Malang. Malang.
KBBI. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online).http://kbbi.web.id, diakses pada 01 Agustus 2018.
Kenan. 2014. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa melalui PenerapanMetode Penugasan pada Materi Pokok Menuis Di Kelas IV SD Negeri050649 Simpang Pulau Rambung. Jurnal Saintech 6(2): 7-77.
Kumala, N. K., dan Prihatin, S. 2014. Pengembangan Bahan Ajar IPA BerbasisKearifan Lokal. Universitas Kanjuruhan Malang. Malang.
Lubis, Z. 1997. Repong Damar: Kajian Tentang Pengambilan Keputusan dalamPengelolaan Lahan Hutan di Pesisir Krui, Lampung Barat. CIFOR.Bogor.
47
Maha, E,. 2016. Pengembangan LKS Menulis Pidato Bertema Nilai-NilaiKearifan Lokal Lampung untuk Siswa Kelas X SMA/MA. Tesis tidakditerbitkan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Majid, A., dan Chaerul,R. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam ImplementasiKurikulum 2013. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mukhyati dan Sriyati, S. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Perubahan LingkunganBerbasis Realitas Lokal dan Literasi Lingkungan. Jurnal Pendidikan danPembelajaran 12(1): 1-11.
Nanang, H., dan Suhana C. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. PT. RefikaAditama Hernawan. Bandung.
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. PTBumi Aksara. Jakarta.
Nurmala, D. A., Tripalupi, L. E. dan Suharsono, N. 2014. Pengaruh MotivasiBelajar dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi. JurnalPendidikan Ekonomi Undiksha 4(1): 746-751.
Parmin, Sajidan, Ashadi, dan Sutikno. 2015. Skill of Prospective Teacher inIntegrating the Concept of Science with Local Wisdom Model.Indonesian Journal of Science Education 4(2): 1-7.
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi danPendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
________. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Rowley, J. 2008. What Do We Need to Know about Wisdom . Journal ofManagemen History 44(9): 1246-1257.
Rusilowati, A., Supriyadi, dan Widiyatmoko, A. 2015. PembelajaranKebencanaan Alam Bervisi Sets Terintegrasi dalam Mata PelajaranFisika Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia11(1): 42-48.
Ruyadi. 2010. Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta.Jakarta.
Slavin, E.M. 2010. Cooperative Learning. Nusa Media. Bandung.
Suastra, I.W., dan Yasmini, L.P.B. 2013. Model Pembelajaran Fisika untukMengembangkan Kreativitas Berpikir dan Karakter Bangsa BerbasisKearifan Lokal Bali. Jurnal Pendidikan Indonesia 2(2): 221-235.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.
48
Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT. Tarsito. Bandung.
______. 2014. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo.Bandung.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.ALFABETA. Bandung
________. 2012. Statistika untuk Penelitian. ALFABETA. Bandung.
Suripto. 2017. Pegembangan Multimedia Berbasis Science Technology Societydalam Pembelajaran Tematik Terpadu pada Tema Makananku Sehat danBergizi. Tesis tidak diterbitkan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Syamsi, K. 2015. Pengembangan Buku Pelajaran Tematik-Integratif BerbasisNilai Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di Sekolah Dasar. JurnalPrima Edukasia 3(1): 73-83.
Taufik, M. 2014. Pengaruh Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Geografiterhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IX IPS SMA Negeri 1 Dondo. E-Journal Geo 2(4): 1-14.
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
Wahyuningsih, D., dan Muwarni, S. 2015. Peningkatan Aktivitas dan HasilBelajar Siswa pada Pembelajaran Biologi melalui Implementasi ModelNumbered Head Together pada Siswa kelas XI SMA N 2 Yogyakarta.Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains 1:65-71.
Wiyanto, Nugroho, S.E., dan Hartono. 2017. The Scientific Approach Learning:How Prospective Science Teachers Understand about Questioning.Journal of Physics: Conference Series 824(1): 1-5.
Yolida, B. dan Marpaung, R., R. 2017. Pengembangan Buku Guru dan RPP IPABerbasis Kearifan Lokal Tingkat SD Kelas IV. Prosiding SeminarNasional Pendidikan MIPA FKIP. Universitas Lampung. BandarLampung.
Zinnurain dan Muzanni, A. 2018. Pengembangan Buku Ajar Berbasis KearifanLokal pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram4(2): 63-69.