Kelas 111/3
Materi Pokok
Gejala medan magnetik: di sekitar bahan magnetik. di sekitar arus
iistrik.
garis medan magnet, faklor-faktor yang mempe- ngaruhi besar medan
magnet.
Gaya Lorentz: gaya pada kawat berarus Iistrik. secara
kualitaiif.
cara keija motor Iistrik, alat rclai. telepon. dan alat pengangkat
magnetik.
Induksi elektromagnelik : pcaibahan jumlah ataii perge- rakan garis
medan magnetik sebagai penimbu! gaya gerak Iistrik pada sebuah
kawat/ kumparan.
penggunaan induksi elektro- magnetik pada dinamo/gene- ralor, untuk
mengubali energi kinetik menjadi energi Iistrik.
transformator.
Indikator Pencapaian Hasil Bclajar
Menjelaskan sifat besaran dan arus medan magnetik secara kua-
litatif di sekitar benda bermagnet. Menjela.skan silai medan mag
net secara kualitatif di sekitar
kawat bennuaian arus Iistrik.
Menjelaskan secara kualitatif arah gaya lorentz pada suatu kawat
berarus Iistrik.
Menjelas secara kualitatif. cara kerja Iistrik. alat relai.
telepon. alat pengangkat nuignetik berda- sarkan sifat gaya
Lorentz. Menemukan penggunaan gaya Lorentz pada beberapa alat
Iistrik sehari-hari.
Menjelaskan hubungan antara perubahan jumlah garis medan magnetik
dengan terjadinya gaya gerak Iistrik induksi. Menjelaskan hubungan
antara pergerakan garis medan magnetik dengan terjadinya gaya gerak
Iistrik induksi.
Menjelaskan prinsip sederhana cara kerja dinamo/generator.
Menjelaskan prinsip sederhana kualitatif tcntang cara kerja
transfonuaior.
Menentukan tegangan keluaran pada trafo secara kuantilatif
sederhana.
s Komi
Kompetensi Oasar, Materl Pokok, dan indlkator Pencapalan Hasi!
Belajar
Kompetensi Dasar Siswa mampu mencari hubungan antara energi dan
daya listrik dan menemukan bentuk pemanfaatannya
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Energi dan daya listrik • Hubungan kualiiaiif energi listrik
dengan beda potensial, arus dan
waktu
• Pemanfaatan dalam hidup sehari- hari
Menjelaskan energi listnk dapai diubah menjadi berbagai energi
dalam bentuk lain.
Menjelaskan kaitan antara V,I dengan energi listrik yang di
gunakan.
Menjehiskan beberapa perbedaan
daya listrik, energi listrik dan hubungan, antara kWh dengan
Joule.
Menjelaskan beberapa alat .sehari- hari yang memanfaatkan energi
listrik.
Menerapkan konsep energi dan daya listrik dalam perhitungan
penggunaan listrik di rumah tangga.
Kompetensi Dasar Siswa mampu mendeskripsikan gejala-gejala
kemagnetan, dan memilikl kepedulian ti^adap pemanfaatan teknologi
yang berkaitan dengan penerapan konsep kemagnetan
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Medan magnet • Sifat-sifat magnet:
Menunjukkan beberapa sifat tarik-menarik dan tolak-menolak
dari batang/benda bermagnet dan tidak bermagnet. Menggunakan konsep
kutub magnet sebagai cara menggam- barkan sifat tarik menarik
dan
tolak menolak.
danmengiDteiptest^wn p»w^haai^, *^"'a"g4isttfledinarmsdalam
suaturaogkmah
Matcri Pokok Indikator Pencapaian Hasil BelajarMatcri Pokok
Listrik dinamis
• Pengertian arus listrik dan beda potensia! listrik dalam
rangkaian listrik, dan alat pengukumya.
• Hukum Ohm pada muatan rangkaian listrik:
Arus listrik sebanding dengan beda potensial
Perbedaan hambatan bebera-
pa jenis bahan (konduktor, semi konduktor. dan isolator)
Menjelaskan konsep arus listrik dan beda potensial listrik. Membuat
rangkaian komponen listrik dan mengukur besar arus listrik beda
potensial listrik dalam satuan S.I.
Mengukur dan menggambarkan arus listrik dan beda potensial dalam
bentuk label dun grafik. Menuliskan hubungan matematis antara arus
listrik dan beda poten sial berdasarkan percobaan. Membaca grafik I
- V, menyim- pulkan be.sar hambatan lisuikdari grafik mclakukan
interpelasi dan ekstrapolasi grafik I - V.
Menjelaskan secara sederhana, penyebab perbedaan konduktlfi- tas
beberapajenis bahan dari segi elekiron.
Kelas III/2
Mated Pokok
Susunan seri dan paralei ham batan:
hambatan pengganti merancang hambatan geser
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Menjelaskan konsep kekekalan muatan listrik melalui hubungan
antara arus-arus listrik yang menuju atau meninggalkan suatu titik
cabang rangkaian listrik.
• Membuat rangkaian susunan seri maupun paralei beberapa hamba tan
listrik, dan memperoieh ham batan penggantinya melalui peng- ukuran
beda potensial dan arus listrik total, dan membandingkan- nya
dengan hasil perhitungan.
• Merancang dan membuat sebuah hambatan geser, dan menjelaskan
manfaatnya.
KATA PRNGANTAR
Buku ini merupakan acuan bagi guru, orang tua siswa, dan pembina
pendidikan untuk memahami dan melaksanakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi tiap mata pelajaran pada satuan pendidikan tertentu.
Dalam buku ini disajikan rasional tentang penyusunan kurikulum
berbasis kompetensi, pengertian mata pelajaran, fungsi dan tujuan,
pendekatan yang digunakan, kompetensi dasar, materi pokok,
indikator keberhasilan, dan rambu-rambu dalam melaksanakan
kurikulum.
Buku ini disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum dari Pusat Kurikulum
Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, ahli dari perguruan
tinggi, guru, kepala sekolali, dan pengawas. Dalam proses
pengembangannya juga mendapat konlribusi dari berbagai pihak. Untuk
itu diucapkan terima kasih kepada seluruh pengembang dan
kontributor atas jerih payah, masukan, dan saran-sarannya yang
bermanfaat bagi terwujudnya buku ini.
Buku Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi Agustus 2001 ini tentunya
masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan buku ini. Kritik
dan saran itu dapat disampaikan kepada Balitbang Depdiknas,
Kompleks Depdiknas Gedung E Lantai 2, Jalan Jenderal Sudirman,
Senayan, Jakarta. Kotak Pos 4197 JKP 10041.
Jakarta, Agustus 2001
1. Dr. Sutrisno
6. Dra. Lily Amalia
14. Dra. Mariati Purba
16. Drs. Faisal Madani, M.Ed.
ITB, Bandung
ITB, Bandung
ITB, Bandung
UPI, Bandung
DPI, Bandung
Dilerbitkan oleh: Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Kotak Pos 4197, Jakarta 10041
Telp. (021) 572 5031, 57900310 Fax. (021) 572 1245, 57900310
E-mail:
[email protected]
Kompetensi Dasar. Materi Pokok, dan Indikatof Pencapaian Hasil
Belajar
Kelas III/l
Kompelensi Dasar . —
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil BelajarMateri Pokok
Listrik Statis
atau pengurangan elektron oleh pergesekan
• Hukum Coulomb secara kua-
Menjelaskan benda dapat dimuati listrik dengan jalan digosok.
Memberi contoh peristiwa yang menghasilkan benda yang ber- muatan
listrik, dan secara seder-
hana proses teijadinya. Menjelaskan secara kualitatif hubungannya,
antara besar gaya listrik dan besar muatan listrik
sertajarak antar benda bennuatan
. KompetensI Dasar
?^iswa mampu berpikir kualitatif tentang arti gaya listrik, dan
menerapkan konsep ^tn memahami |)risij> elemen listrik primer
dan sekunder
Materi Pokok
Sumber arus listrik • Gaya gerak listrik (GGL) • Elemen listrik
primer • Elemen listrik sekunder
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Menjelaskan susunan dan cara kerja elemen listrik primer.
• Menjelaskan perbedaan elemen listrik primer dan sekunder, yaitu
"primer" jika tak dapat dimuati uiang, dan "sekunder" jika dapat
dimuati uiang.
Fisika
pembentukan bayangan pada cermin cekung dan membanding- kannya
dengan hasil perhitungan.
• Mendeskripsikan penggunaan cermin cekung.
• Menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cembung dan
membandingkannya dengan hasil perhitungan.
• Menguraikan konsep suatu pro- duk pada teknologi yang
relevan.
• Lensa • Menyelidiki sifat-sifat bayangan pada lensa
cembung.
• Menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cembung dan
membandingkannya dengan hasil perhitungan.
• Menyelidiki sifat-sifat bayangan pada lensa cekung.
• Menggambarkan pembentukan bayangan pada lensa cekung dan
membandingkannya dengan hasil perhitungan.
• Alat Optik • Menjelaskan fungsi mata sebagai optik.
• Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada retina.
• Menjelaskan beberapa cacat mata dan pengunaaan kacamata.
• Menyelidiki ciri-ciri kamera sebagai alat optik.
• Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik.
• Menjelaskan cara kerja bebe rapa produk teknologi yang relevan,
seperti; mikroskop, berbagai jenis teropong, peris- kop dan
sebagainya.
• Merancang dan membuat per- alatan sederhana yang meman- faatkan
sifat cahaya.
32
C. Tujuan Mata Pelajaran Sains 10
D. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Fisika di SLTP 10
E. Kompetensi Umum 11
G. Mengembangkan Pembelajaran Sains Yang BermuatanNilai 15
H. Rambu-rambu 16
INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR 18
Kelas/Caturwulan; I/l : 18
Kurikulum disempurnakan unluk meningkatkan mutu pendidikan secara
nasional. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan
kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu
bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga
negara Indonesia. Penyempurnaan kurikulum dilakukan secara
responsif terhadap penerapan hak asasi manusia, kehidupan
demokratis, globalisasi, dan otonomi daerah.
Kesejahteraan bangsa bukan lagi bersumber pada sumber daya alam dan
modal yang bersifai fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual,
modal sosial dan kredibiiitas sehingga tuntulan untuk terus menerus
memutakhirkan pcngetahuan menjadi sualu keharusan. Mutu lulusan
tidak cukup bila diukur dengan siandar lokal saja sebab perubahan
global telah sangat besar mempengaruhi ekonomi sualu bangsa.
Terlebih lagi, industri baru dikembangkan dengan berbasis
pengetahuan kompetensi tingkat tinggi, maka bangsa yang berhasil
adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu yang tinggi.
Dengan demikian fungsi pendidikan diperluas sebagai hak asasi
manusia yang mendasar, modal ekonomi, sosial dan politik; alat
pemberdayaan kelompok yang kurang beruntung, landasan budaya damai
dan sebagai jalan utama menuju masyarakat belajar sepanjang
hayat.
Agar lulusan pendidikan nasional memiliki keunggulan kompetitif dan
komparatif sesuai siandar mutu nasional dan internasional,
kurikulum perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi.
Hal ini harus dilakukan agar sistem pendidikan nasional dapat
merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta tuntutan desentralisasi.
Dengan cara seperti ini lembaga pendidikan tidak akan kehilangan
relevansi program pembelajarannya terhadap kepentingan daerah dan
karakteristik peserta didik serta teiap memiliki fleksibilitas
dalam melaksanakan kurikulum yang bcrdiversifikasi. Basis
kompetensi harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan keterampilan hidup,
akademik, dan seni. pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat
dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Indikator Pencapaian Hasil
Belajar
Kelas II/3
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil BelajarMateri Pokok
Cahaya • Sifat-sifat Cahaya
Mengidentifikasi benda yang tembus cahaya dan benda yang tidak
tembus oleh cahaya. Menjelaskan hukum pemanlulan yang diperoleh
melalui pcrcobaan. Menjelaskan hukum pembiasan yang diperoleh
berdasarkan per- cobaan.
Melakukan pcrcobaan untuk menunjukkan pembentukan ba- yangan suatu
benda. Mendetlnisikan pengertian tiiik benda. titik bayangan.
bayangan nyata dan bayatigan maya pada proses pemantulan.
Menderinisikan pengertian titik benda. titik bayangan. bayangan
nyata dan bayangan maya pada proses pembiasan. Menyelidiki bahwa
cahaya meng- alami perubahan arah rambaian (pembiasan) ketika
melewati bidang batas antara dua medium. Mendcfinisikan pengertian
benda maya, benda nyata, bayangan maya. dan bayangan nyala pada
proses pembiasan.
Menyelidiki sifat-sifat bayangan pada cemiin datar. Menggambarkan
pembentukan bayangan pada cermin datar. Menyelidiki sifat-sifat
bayangan pada cermin cekung.
— - KompetensI F>H«ar
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasit Belajar Bunyi • Pengertian
Bunyi Menjelaskan pengertian bunyi
berdasarkan percobaan seder hana.
Mengaitkan pengertian konsep bunyi dengan peristiwa alam yang
relevan untuk mendapat- kan hubungan aniara, cepat rambat bunyi
(v). jarak yang ditempuh (s) dan waktu yang dipcrlukan untuk
rnenempuh jarak tersebut (t). Menjelaskan batas pendengaran
manusia.
Menentukan langkah-langkah pengamatan untuk menjelaskan resonansi,
inencari penyebab terjadinya resonansi. serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Menyelidiki bahwa bunyi dapat dipantulkan
serta dapat mengait kan konsep dengan kehidupan sehari-hari yang
relevan. Menjelaskan dampak dari pe- maniulan bunyi seperti. gaung
dan gema, serta dapat mengemu- kakan alasan logis secara siste-
matis dan menggunakan analisis kualitatif mengapa gaung dihi-
langkan dalam ruangan.
A. Rasional
Seielah lebih dari 50 tahun merdeka, tingkal penguasaan siswa
pendidikan dasaidan meiieiigah terhadap rnateri ajartisika masih
jauh dari harapan. Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan
alam yang merupakan tulang punggung teknologi, temtama teknologi
manufaktur dan teknologi modem. Teknologi modern seperti teknologi
intormasi, elektronika, komunikasi, teknologi transpoitasi, dll,
memerlukan penguasaan fisika yang cukup mendalam. Tanpa penguasaan
Hsika yang memadai bekal ilmu sumber daya manusia kita akan kurang
kuat untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di negara kita. apa
lagi di negara lain di sekitar kita.
Sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan modem yang dibangun oleh
Galileo pada abad pcrtengahan, fisika merupakan paduan antara
analisis deduktif dan proses induklif dengan mengandalkan dukungan
pengamatan empiris berdasar pada panca indera sebagai dasar
validitas prinsip yang dikembangkan. Sebagai hulunya ilmu fisika
mempakan basis untuk ilmu pengetahuan alam yang lain seperti kimia.
biologi. serta mempunyai hilir ilmu seperti geotisika, meterologi,
astronomi, o.seanograti, dll. Selain itu fisika merupakan basis
untuk berbagai ilmu terapan seperti agroindustri dan
teknologi.
Melalui mata pelajaran fisika diharapkan para siswa mempcrolch
pcngalaman dalam membenluk kemampuan untuk bemalar deduktif,
kuantitatif, matematis berdasar pada analisis kualitatif dengan
menggunakan berbagai konsep dan prinsip fisika. Selain itu para
siswa memperoleh pengalaman belajar melalui kerja ilmiah, serta
dalam penerapan berbagai prinsip fisika dalam teknologi.
1. Perubahan Pola Pikir
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah secara umum,
atau mutu pelajaran fisika secara khusus diperlukan perubahan dalam
pola pikir yang digunakan sebagai landasan pendidikan. Pada masa
lalu proses belajar mengajar untuk mata pelajaran malematika dan
Sains pada umumnya, dan mata pelajaran fisika pada khususnya
lerlalu terfokus pada gum, dan kurang terfokus pada siswa.
Akibatnya kegiatan belajiu* mengajar lebih menekankan pada
pengajaran dari pada pembelajaran. Kata pembelajaran dapat
diarlikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap, atau perilaku
siswa yang reiatif pennanen sebagai akibat dari pengalaman atau
pelatihan. Pembahan kemampuan yang hanya berlaku sekejap dan
kemudian kembaii seperti semula
ineiiyatakaii belum leijaUi peinbelajaran. walaupuii niuiigkin
icrjadi pengajaran.Tugas seorang gum adalah membual agarterjadi
peinbelajaran pada siswa.
Selain fokus kepada siswa pola pikir pembelajaran perlu diubah
diiri sekedar memahami konsep dan prinsip keilmuan, yaitu kepada
kandungan ilmu, siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat
sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah
dikuasai. Dalam istilah pilar-pilar pembelajaran dari UNESCO,
selain terjadi learning to know (pembelajaran untuk tahu), juga
harus terjadi learning to do (pembelajaran untuk berbuat).
Kemampuan untuk berbuat sesuatu berdasar pada pengetahuan yang
dimiliki membentuk kompetensi seseorang. Pola pikir ini memberi
isyarat bahwa kurikulum yang digunakan dalam pendidikan dasar dan
menengah hendtiknya bergescr dari kurikulum berbasis pada kandungan
ilmu (berbasis pada disiplin keilmuan) ke arah kurikulum berbasis
pada kompetensi (kemampuan) dasar. Dengan basis kompetensi dasar,
pembengkalan materi ajar karena pembahan ilmu yang cepat juga dapat
dihindari. sebab materi ajar dapat dibatasi pada hal-hal yang
esensial dan relevan lerhadap kompetensi dasar.
Dari segi kebijakan politik, pendidikan di tanah air kila juga
inengalami pergeseran pola pikir, yaitu dari pemerintahan lerpusat
(sentralistis) kepada pemerintahan berdasar pada otonomi daerah.
Perubahan kebijakan politik ini mengakibatkan perubahan kebijakan
pendidikan, sehingga daerah memiliki porsi lebih besar dalam
menentukan kebijakan dalam pendidikan. Dengan demikian daerah dapat
mengatur agtir tulusannya memiliki profil kemampuan yang relevan
dengan kepentingan daerah. Sehubungan dengan itu telah diputuskan
bahwa pemerintah pusat menentukan kurikulum berbasis kompetensi,
yaitu kompetensi dasar sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Standar nasional ini terdiri dari pemyataan kompetensi dasar untuk
berbagai Materi Pokok mala pelajaran fisika, disertai dengan
indikator ketercapaian kompetensi dasar tersebut.
2. Kebijakan Otonomi Daerah
Dalam pola pikir otonomi daerali ini, daerah dan sekolah diberi
kewenangan untuk menentukan sistem pembelajaran yang akan digunakan
dalam mencapai standar nasional tersebut. Dengan kata lain melalui
standar nasional pemerintah mematok hasil. sedang proses dan sistem
yang digunakan untuk mencapai hasil
Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Indikator Pencapalan Hasil
Belajar
Kelas 11/2
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengertian gelombang
• Menerapkan konsep getaran de ngan peristiwa alam yang
relevan.
• Mengukiir periode suatu getaran sebuah benda yang digantung
dengan tail atau pegas.
• Menyelidiki bahwa periode suatu getaran tidak bergantung pada
amplitiido. tctapi bergantung pada panjang tali.
• Menggunakan konsep dan prinsip getaran untuk menghitung frekwensi
atau periode. (T= ]/f.f= 1/T)
• Membandingkan karakteristik gelombang mekanik dan gelom bang
elektromagnetik.
• Membandingkan karakteristik gelombang longitudinal dan gelombang
transversal.
• Menyelidiki panjang gelombang pada sebuali tali untuk gelombang
transversal dan slinky untuk gelombang longitudinal.
• Melakukan analisis kuantitatif
sederhana untuk menentukan
cepat rambai gelombang. V =A-f atau V =A/T
• Menyelidiki sifat gelombang pantul pada tali ujung yang terikat
dan ujung bebas.
• Mengaitkan konsep gelombang dengan peristiwa alam yang relevan
terutama teihadap bebera- pa produk teknologi.
Rsika
• Melakukan perccbaan sederhana untuk menunjukkan bahwa pada
.. . - - saat menguap zat memerlukan kalor.
• Membuktikan faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.
• Membuktikan secara sederhana
bahwa pada saat mendidih, suhu benda tetap asal tekanan tidak
berubah.
• Membuktikan secara sederhana
tekanan tidak berubah.
Perpindahan Kalor • Menunjukkan gejala perpindahan kalor dengan
cara konduksi pada zat padat.
• Mengidentifikasi zat yang terma- suk konduksi dan isolator
panas.
• Menyelidiki perpindahan kalor dalam zat cair (konveksi)
dalam
suatu fiercobaan. • Menunjukkan gejala perpindahan
kalor dalam gas secara konveksi dalam suatu percobaan.
• Mendeskripsikan peristiwa per pindahan kalor secara
radiasi.
• Menggunakan konsep perpindah an kalor untuk menyelesaikan masalah
melalui analisis kualitatif
dengan pendekatan teknologi misalnya pada termos, setrika dan
sebagainya.
28
Pendahuluan
yang digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran ini
menyangkut kurikulum, silabus, pendekatan, dan metode pembelajaranr
strategi pembelajaran, dll, merupakan wewenang daerah dan
sekolah.
Demikian pula manajemen yang digunakan berbasis pada sekolah
{school based management). Sudah barang tentu wewenang dan hak ini
membawa konsekuensi tanggung jawab daerah dan sekolah, terutama
sehubungan dengan sumber daya, baik guru dan tenaga kependidikan
lain, sarana dan prasarana, dan dana.
Kurikulum ini terdiri dari pemyataan kompetensi dasar yang
dituliskan pada kolom I, mated pokok pada kolom II, dan indikator
pencapaian
hasil belajar pada kolom III. Sistem dan proses pembelajaran fisika
yang digunakan oleh pemerintah daerah dan sekolah hendaknya
diturunkan dari kompetensi dasar fisika untuk SLTP, yaitu dengan
mengacu pada kolom III, Proses penurunan sistem pembelajaran ini
dapat dimulai dengan membuat analisis kegiatan pembelajaran yang
diperlukan untuk mewujudkan indikator ketercapaian tersebut melalui
kegiatan pembelajaran fisika.
Proses perancangan sistem pembelajaran selanjutnya adalah
menentukan
pendekatan metode pembelajaran yang akan digunakan misalnya
pendekatan konstruktivisme atau pendekatan lain, penggunaan modul
pembelajaran, dll. Selanjutnya perlu diperhitungkan sumber daya
yang diperlukan, yaitu waktu belajar siswa di kelas dan di luar
kelas atau di
rumah, fungsi dan kualifikasi guru, alat peraga, audio visual,
sarana
dan prasarana laboratorium yang diperlukan, dan operasi, buku ajar,
buku pegangan guru, pustaka guru, dll.
B. Visi Pendidikan Sains
Visi Pendidikan Sains adalah mempersiapkan siswa yang melek Sains
dan teknologi, untuk rnemahami dirinya dan lingkungan sekitarnya,
melalui
pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah, keterampilan
berpikir, penguasaan konsep Sains yang esensial, dan kegiatan
teknologi, serta upaya pengelolaan lingkungan secara bijaksana yang
dapat menumbuhkan sikap
pengagungan terhadap Tuhan.
C. Tbjiian Mata Pela.jaran Sains
Tujuan mata pelajaran Sains adalah agar siswa: 1. Memiliki
pengetahuan dan metode ilniiah uniuk menjelaskan berbagai
peristiwa alam baik secara kualitalif ataupun kuantitatif; 2.
Memiliki pengetahuan dan keterampiian menerapkan prinsip Sains
untuk
menghasilkan karya teknologi dan sebaliknya mengkaji prinsip Sains
yang siidah dimanfaatkan dalam produk teknologi.
3. Memiliki sikap ilmiah yang antara lain mencakup: Sikap jujur dan
obyektif tcrhadap fakta
- Sikap ingin tahu yang selalu berkembang - Sikap terbuka terhadap
pandangan/gagasan baru yang memiliki
argumenlasi saintifik Kritis terhadap pernyataan ilmiah
- Peduli terhadap lingkungan sekitar dan man memanfaatkannya secara
bijaksana
- Tekun tanpa mengenal putus asa - Tidak percaya tahayul
4. Memiliki keyakinan keteraturan alam ciptaanNya dan keagungan
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Memiliki keterampiian menggunakan bahasa. alat, dan operasi
Sains.
D. Fungsi Dan l\jjuan Mata Pelajaran Flsika SLTP
Fungsi mata pelajaran Flsika di SLTP adalah sebagal sarana untuk:
1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa
berdasarkan keindahan yang terkandung dalam aturan alam ciptaanNya.
2. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup: • Sikap jujur dan obyektif
terhadap data • Sikap terbuka, yaitu bersedia menerima pendapat
orang lain serta
mau mengubah pandangannya, jika ada bukti bahwa pandangannya tidak
benar
• Ulct dan tidak cepat putus asa • Kritis terhadap pernyataan
ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa
ada dukungan hasil observasi empiris • Dapat bekerjasama dengan
orang lain
3. Memperoleh pengalaman dalam penerapan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana siswa mclakukan pengujian
hipotesis dengan merancang eksperimen melalui pemasangan instrumen,
pengambilan, pengolahan dan interpretasi data, serta
mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis.
Kompetensi Dasar, Maleri Pokok, dan Indikator Pencapaian Hasil
Belajar
. Kompetensi Dasar Siswa manipu menganalisis kon.sep kalor dan cara
perpindahannya .secara kualitatif: dan kuantitatif sederhana serta
dapat menerapkan konsep ini dalam memecahkan ' masalah kehidupan
sehari-hari
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Kalor • Menyelidiki bahwa jika beiiUa diberi kalor akan:
mengubah .suhu benda. mengubah wujud zat.
• Merancang percobaan sederhana untuk menunjukkan bahwa:
pada saat menguap zat memeriukan kalor, serta
menyelidiki faktor-faktor
berubah.
banyaknya kalor yang diper-
lukan untuk inenaikkan suhu
zat sebanding dengan massa dan jenis zat. pada saat rnendidih dan
mele- bur dibutuhkan kalor yang besamya sebanding dengan massa zat
dan bergantung pada jenis zat.
• Menerapkan hubungan: Q = m. C . At
Q = m. U dan Q = m. L
• Merancang dan membuat per- alatan sederhana yang manfaat- kan
kalor.
• Menggunakan konsep dan prinsip kalor untuk menyelesaikan masa lah
melalui analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif sederhana.
• Menghitung besamya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu dan
merubah wujud zat.
Kompetcnsi Dasar
"Siswa mmnpu menyelidiki pengaruh suhu pada sualu benda dan
menggunakan lermometer unluk mengukur suhu, seria dapat
mengembangkan kreativitas dalam membuat termometer sederhana
Materi Pokok
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menjelaskan fungsi tangan sebagai sensor suhu. Mengetnukakan alasan
rasional sederhana mengapa tangan tidak dapat digunakan sebagai
alat pengukur suhu dan sebagai sen sor suhu yang ekstrim.
Mcndctlnisikan pengertian suhu. Menjelaskan hubungan aniara
pengertian suhu dengan peristiwa alam yang rclevan.
Menggunakan termometer untuk mengukur suhu zal. Membuat termometer
sederhana berskala berdasarkan sifat peru- bahan volume suatu zat
cair kelika monerima kalor. Mengkoniunikasikan eara pcm- buatan
skala pada termometer. Membandingkan satu skala ter mometer Celcius
dan tennome-
ter yang lain.
Menyelidiki proses pemuaian pada zal padal, cair dan gas. Merancang
peieobaaii sederhana untuk menunjukkan bahwa pe,- muaian zat cair
lebih besar dari zat padal. Menjelaskan pengertian muai piinjang
dan muai niang (Volume). Menunjukkan prinsip p>emuaian dalam
leknologi Misalnya : bimetal untuk konirol suhu, penggilingan.
pemasangan bingkai besi pada roda pedati/deiman, pemasangan kaca,
rel kereta api dan sebagainya.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis deduktif dengan
menggunakan berbagai konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan penyelesaian masalah baik seaira
kualitatif maupun .secara kuantitatif dengan menggunakan matemalika
sederhana.
5. Mcnguasai berbagai konsep dan prinsip fisika untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilaji, dan sikap percayadiri sehingga dapat
diterapktm dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
6. Pembentukan sikap yang positif terhadap fisika, yaitu merasa
tertarik untuk mempelajari fisika lebih lanjut karena merasakan
keindahan dalam keieraluran perilaku alam serta keampuhan fisika
dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapan fisika
dalam teknologi.
Tujuan mata pelajaran Fisika di SLTP Setelah mengikuli mata
pelajaran fisika pada jenjang SLTP, para siswa memiliki kemampuan
dan sikap sebagai berikut: 1. Menyukai fisika sebagai ilmu
pengetahuan dasar yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif sederhana.
2. Kemampuan untuk menerapkan berbagai konsep dan prinsip fisika
dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam serta cara kerja produk
teknologi. serta dalam menyelesaikan permasalahan.
3. Kemampuan untuk mclakukan kerja ilmiah dalam rangka menguji
kebenaran suatu pernyataan ilmiah (hipotesis).
4. Terbentuknya sikap ilmiah, yailu sikap terbuka dan kritis
terhadap pendapal orang Iain, serta tidak mudah mempercayai
pernyataan yang tidak didukung dengan hasil observasi
empiris.
5. Menghargai sejarah Fisika dan penemunya.
E. Kompetensi Umum
1. Kompetensi rumpun Sains, adalah: a. Mampu bersikap ilmiah. b.
Mampu menteijemahkan perilaku alam (mengetahui keteraturan.
konsep
sebagai represeniasi realitas alam, hubungan antar
konsep/kuantifikasi konsep, penggunaan konsep & prinsip untuk
menjelaskan fenomena alam, penggunaan Matematika dalam
Sains).
c. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri
ilmiah.
d. Mampu memanfaatkan Sains dan mengelola lingkungan secara
bijaksana serta memiliki saran/usul untuk mengatasi dampak ncgatif
teknologi.
Kompetensi Sains per jenjang pendidikan
SLIP
2. Mampu menumbuh- kan sikap posiiiT (crhadap Sains
3. Mampubereikapilmiah dengan pcnckanan pada sikap ingin tahu
1. Mampu mengamati I. Mampu mengamati pcrubohan-pcrubahan
pcnibahan-pcrubahan alam yang terjadi di alam yang lerjadi di
lingkungan sekilamya lingkungan sekilamya
2. Mampu bcisikapilmiah dengan penekanan pada sikap ingin lahu dan
bekerja sama
Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada kcmumpuan sikap ingin
lahu, bekerja sama. dan bersikap terbuka
3. Mampu menecjemah- 3. Mampu menerjemah- kan perilaku alam kan
pcrilaku alam icnlang diri dan ling- lentang diri dan ling kungan
di sekitar kungan daerahnya rumah dan sekolah
4. Mampu memahami proses pembcnlukan
ilmu dan melakukan
Inkuiri ilmiah melalui
pcngamaian dan scse-
lam lingkup pcnga- lamannya
merancang/membuai
produk leknologi sederhana dengan mcnerapkan prinsip Sains dan
mampu mengelola lingkungan di sekitar rumah dan
sekolah serta memi-
liki saran/usul untuk
sekolah
1. Mampu mengamati perubohan-perubahan alam yang lerjadi di
lingkungan sekilamya
2. Marapubersikapilmial), dengan penekanan pada sikap ingin
lahu.
bekerja sama. jujur. terbuka. kritis. leliii.
tekun. hemai energi. dan peduli lingkungan
3. Mampu meniejemah-
keieruluran di alam.
hubungan antarkonsep dan kuantifikasinya. pencrapan konsep &
prinsip unluk menje- laskan fenomena alam
4, Mampu memahami 4. Mampu memahami I proses pembeniukan
ilmu dan melakukan
inkuiri ilmiah melalui
5. Mampu memanfa- atkan Sains untuk
menjelaskan prinsip Sain pa^a produk leknologi di seki lamya dan
mampu meraneang/membuat produk leknologi se derhana dengan mc
nerapkan prinsip Sains serta mampu mengelola ling kungan dan meman-
faatkan sumber daya alam secara bijaksana
proses pembeniukan
5. Mampu memanfa-
atkan Sains untuk
menjelaskan prinsip Sains pada produk leknologi. dan meran
cang/membuai produk leknologi sehari-hari dengan menerapkan prinsip
Sains: scria mampu mengelola lingkungan secara bijaksana
tompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Indikator Pencapalan Hasil
Belajar
Kelas 1/3
Kompetensi Dasar Siswa mampu membedakan energi dan usaha dan
menerangkan konsep ini dalam beberapa peristiwa sehari-hari '
Materi Pokok
Energi niekanik
bungannya dengan energi
• Mendefinisikan makna konsep energi.
• Menunjukkan konsep kekekalan energi.
• Mendefinisikan konscp energi mekanik.
• Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial.
• Menjelaskan hadirnya energi potensial dan energi kinetik pada
suatu benda yang bergerak.
• Membedakan "usaha" dalam fisika dan dalam kehidupan
sehari-hari.
• Membuktikan konsep usaha sebagai hasil kali gaya dengan
perpindahan.
• Menjelasi^ kaitan antara eneigi dan usaha yaitu pada saat
dilakukan usaha terjadi perubahan energi.
• Menunjukkan kegunaan beberapa pesawat sederhana yang seringdigu-
nakan dalam kehidupan sehari-hari.
• Menentukan keuntungan mekanis tuas, katrol tunggal, baik yang
tetap maupun yang bergerak, serta bidang miring secara kuantitatif
sederhana.
• Menunjukkan pengertian daya sebagai kecepatan melakukan usaha dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Fisika
Hukum Pascal dan Archimides
Menyelidiki bentuk permukaan
Menyelidiki bentuk permukaan
bejana berhubungan.
cair.
perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehubung- an
dengan konsep benda terapung,
melayang dan tenggelam.
Memformulasi hipotesa hubung-
Merancang percobaan yang dapat
memanfaatkan tekanan atmosfer.
Menjelaskan hubungan antara
2. Kompetensi umum mata pelajaran fisika adalah kemampuan untuk
memahami berbagai gejala atau perilaku alam, kemampuan untuk
menyelesaikan masalah dengan menerapkan berbagai konsep dan prinsip
fisika dan kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah serta kemampuan
untuk mengaitkan fisika dalam teknologi.
3. Kompetensi umum fisika di SLTP adalah: a. Kemampuan melakukan
kerja ilmiah melalui eksperimen atau
pengalaman meliputi kemampuan melakukan pengukuran, pengujian
hipotesis, merancang eksperimen, mengambil dan mengolah data,
interprestasi data, serta dapat mengkomunikasikan basil eksperimen
tersebut. Disamping itu melalui kerja ilmiah diharapkan dimilikinya
sikap ilmiah antara lain tertanamnya nilai ilmiah dalam diri siswa
dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
b. Kemampuan melakukan penalaran ilmiah dalam arti berpikir secara
efektif dalam menyelesaikan masalah sederhana yang berhubungan
dengan besaran-besaran fisika secara kualitatif dan kuantitatif
sederhana menggunakan aritmatika.
c. Kemampuan untuk mengaitkan pengetahuan fisika dengan pemanfaatan
fisika dalam teknologi melalui pembahasan dasar kerja teknologi
sederhana atau pembuatan alat-alat teknologi yang bermanfaat.
F. Sains Dan Lingkup Pembelajaran
a. Pengertian
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung dalam arti bekerja ilmiah sebagai lingkup proses. Dalam
hal ini siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses untuk memahami perilaku/gejala alam.
Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan
indera, keterampilan menggunakan alat dan bahan, merencanakan
eksperimen, mengajukan
13
peitanyaan, menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomutiikasikan
hasil temuan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah.
Pada prinsipnya pelajaran Sains meinbekali siswa dengan kemampuan
berbagai cara uniuk "mengetahui" dan suatu cara "mengerjakan" yang
dapat membantu siswa untuk memahami secara mendalam tentang aiam
sekitar.
b. Lingkup Pembelajaran {Strands) Isi kurikulum Sains disusun dan
diorganisasikan ke dalam 7 lingkup pembelajaran, yakni:
1) Bekerja Ilmiah
2) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan 3) Materi dan Sifatnya 4)
Energi dan Perubahannya 5) Bum! dan Alam Semesia
6) Sains dan Teknologi 7) Sains Dalam Perspektif Individu dan
Masyarakat
Lingkup 1: Bekerja ilmiah sebagai lingkup proses. Lingkup 2-5:
sebagai lingkup konseptual yang merefleksikan pengorganisasian
Sains secara konvensional yang terbagi atas bahan kajian dari mata
pelajaran biologi, kimia, fisika, dan pengetahuan bumi dan alam.
Lingkup 6 dan 7, sebagai penerapan Sains dalam kehidupan
sehari-hari yang sudah terluang dalam lingkup 2-5.
Lingkup proses, yaitu bekerja ilmiah bertautan erat dengan konsep,
maka bekerja ilmiah adalah mengintegrasikan isi Sains ke dalam
kegiatan- kegiatan pembelajaran yang membekali siswa pengalaman
belajar secara langsung. Demikian pula pada perencanaan kurikulum,
semua lingkup konsep harus terintegrasi dengan lingkup
prosesnya.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran
Ruang lingkup pembelajaran fisika adalah beberapa dari yang termuat
dari lingkup pembelajaran Sains yaitu bekerja ilmiah, energi dan
perubahannya, Bumi dan Alam semesta (IPBA), Sains dan teknologi,
serta Sains dalam perspektif individu masyarakat. Bekeija ilmiah.
Sains
Materi Pokok
Gaya bcrat
Indikator Pencapalan Hasil Belajar
benda.
dan massa.
diam pada suatu permukaan :
- gaya berat bekerja sebagai
gaya kebawah pada benda.
- besar kedua gaya adalah sama
kalau keadaan selmbang.
Kompetensi Dasar: Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan
untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pokok
iuas permukaan bidang tekannya.
yang dikenai gaya.
• Mengaplikasikan konsep tekanan
relevan (dalam pemecahan
masalah sehari- hari).
•- Kompctensi Dasar
vk''3iwqni meocari bubangan anlara gerak dan gaya, mencakup
kecepatan, i^wnkiiwi>/ia HAH'flffnwfemKqjrsfecaYaltuaBtatif dan
kuantitatif sederhana
Materi Pokok
Hukum Newton
Resultan gaya
Gaya gesekan
• Membedakan gaya sentuh dan tak sentuh serta coniohnya dalara
kehidupan sehari-hari.
• Memberi contoh pengaruh gaya pada suatu benda.
• Melukiskan penjumlahan gaya dan selisih gaya.
• Mengenali dan mendefmisikan hk. I Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
• Mengenali dan mendefmisikan hk. n Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
" Mengenali dan mendefmisikan hk. Ill Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
• Menjumlahkangaya-gayasegaris baik yang searah maupun yang
berlawanan arah melalui percoba- an dengan neraca pegas (termasuk
yang saling menghilangkan dan jumlah gaya tidak seimbang).
• Menunjukkan bahwa gaya gesekan bekerja : a. ketika benda
bergerakdiudara
dan air.
• Membedakan gesekan statis dan kinetis dari pengukuran.
• Menunjukkan beberapa contoh adanya gaya gesekan yang
merugikan.
dan teknologi. dan Sains dalam perspektif individu masyarakat
terserap di dalam konsep energi dan perubahannya. Ruang lingkup
materi pokok pembelajaran fisika di SLTP secara garis besar
meliputi:
1. Dasar-dasar pengukuran, besaran pokok dan besaran turunan
(berdasarkan pengamatan), serta satuan baku dan tak baku
2. Zat dan wujudnya 3. Dasar-dasar mekanika, meliputi gerak, gaya,
energi dan usaha 4. Gelombang bunyi 5. Cahaya
6. Suhu dan kalor
Keseluruhan materi ini umumnya dibahas secara kualitatif, yang
diharapkan dapat mengembangkan secara maksimal ketiga kompetensi
fisika yaitu bekerja ilmiah, berfikir ilmiah, dan memiliki
kepedulian terhadap teknologi beserta dengan indikatomya
masing-masing.
G. Mengembangkan Pembelajaran Sains Yang Bermuatan Nilai
Belajar Sains dapat membaniu siswa unluk memahami alam dan
gejalanya. Karena itu, belajar Sains banyak berkailan dengan
penelitian dan penyelidikan. Selama proses pencarian ini siswa
dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai positif lainnya. Beberapa
sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui Sains antara lain
sikap ingin tahu, jujur, tekun, terbuka terhadap gagasan baru,
tidak percaya tahayul, sulit menerima pendapat yang tanpa disertai
bukti, kebiasaan merenung secara kritis, peka terhadap makhluk
hidup dan lingkungan seperti tertuang dalam bagian C dan D. Guru
Sains dituntut untuk menyediakan kegiatan pembelajaran yang
bermuatan nilai.
Untuk keperluan pengembangan sikap ilmiah dan kegiatan pembelajaran
yang bermuatan nilai, guru dapat menyediakan sejumlah kegiatan
praktis yang memberi peluang siswa untuk menunjukkan
perilaku-perilaku terpuji sebagai pengejawi ntahan sikap ilmiah.
Kegiatan praktis itu meliputi penelitian, pengujiau dan percobaan,
diskusi ilmiah, pengajuan tugas yang mendorong siswa untuk
menyampaikan usul/saran, simulasi ilmiah, perlakuan siswa sebagai
Saintis.
H. Rambu-Rambu
1. Peniberian pcngalaman belajar secara langsung sangal ditekankan
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu
memecahkan masaiah.
Keterampilan proses yang digunakan dalam fisika, antara lain: •
Mengamati • Menggolongkan
• Mengukur
• Menafsirkan
• Mau bekerjasama
• Menghargai pendapat orang lain • Menghargai sejarah Sains dan
penemunya • Menyadari adanya keteraturan bahan kajian
2. Meskipun EHB dan EBTA/EBTANAS dilakukan dengan fokiis pada ranah
kognitif melalui les, guru Sains disarankan untuk melakukan
penilaian di kelas untuk ranah psikomotor (keterampilan) dan
attitude (sikap) dengan menggunakan beragam alat penilaian seperti
tes (tertulis dan perbuatan) dan non tes (observasi, hasil
karya/laporan siswa).
3. Kegiatan pembelajaran Sains dapal dilakukan melalui beragam
kegiatan seperti pengamatan, pengujian/penelitian, diskusi,
penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, wawancara nara
sumber, simulasi/bermain peran, nyanyian, demonstrasi/peragaan
model.
Kompelenst Dasar, Materi Pokok, dan Indikator Pencapaian Hasil
Belajar
Kelas T/2
Kompetensi Dasar ^ Siswa mampu merencanakan percobaan dan
menyajikan data dalam tabel/grafik _ untuk kecepatan dan percepatan
benda yang melakukan gerak lurus
MatcH Pokok
Gerak Lurus
• Gerak relatif
GLBB dan Percepatan
• Mendefinisikan pengertian "gerak" suatu benda.
Membuat grafik jarak terhadap waktu jlka benda:
bergcrak dengan laju tetap (steady speed). semakin besar
kemiringan, maka laju semakin besar.
Menemukan persamaan laju (me- ter/sekon = jarak yang ditempuh
(meier)/waktu yang dibutuhkan (sekon). Mendefinisikan kecepatan se-
buah benda sebagal laju beserta • arah rambaiannya. Dapat mengenali
grafik kecepatan - waktu jlka benda bergerak dengan ;
kecepatan konstan percepatan konstan
KuUipciciisi Dasar Siswa mampu mengenal penlaku dan karakteristik
anggota-teta scuya:
Materi Pokok Indikator Pencapaian HasU Belajar
Tata Surya • Anggota tata surya
Asal-usul tata surya
Matahari sebagai bintang
Bumi sebagai planet
Menggambarkan peredaran bulan dan bumi mengelilingi matahari.
Menjelaskan biihwa ada gaya tank di antara maiahiiri dan bulan yang
disebut gravitasi, gerak semakin jauh. .semakin kecil gravitasi.
Mendeskripsikan orbit planet mengitari matahari berdasarkan model
tata surya. Mendeskripsikan perbandingan antaia planet ditinjau
massa, jari- jari, jarak rata-rata ke matahari, dsb.
Menggunakan tabel. Menjelaskan bahwa planet tidak mengeluarkan
cahaya. Menunjukkan persamaan dan perbedaan perilaku benda langit
komel & asteroid.
Menjelaskan asal-usu] tata surya dengan teori kabul.
Menunjukkan ke.samaan antara matahari dan bintang. Menjelaskan
proses pembentu- kan energi matahari. Menunjukkan susunan lapisan-
lapisan matahari.
Mengenali bentuk, ciri, ukuran, gerak. dan perilaku bumi.
Menjelaskan prinsip rotasi, revolusi bumi dan akibatnya.
Menjelaskan periode rotasi bulan dan posisinya terhadap bumi.
Menunjukkan terjadinya gerhana bulan, gerhana matahari dan pasang
surut airlaut. Menjelaskan bahwasatelit yangdi orbit bumi beiguna
untuk mengirim informasi. memantau keadaan bumi. termasuk cuaca,
dan mengamati keadaan jagadraya.
4. Arahkan kegiatan pembelajaran dengan fokus pada •leanun}>'
(belajar) lebih iitama dari pada fokus pada 'leaching'' (mengajar).
Kondisi ini mendudukkan guru sebagai fasilitalor sehingga ptose.s
belajar dapat berlangsung. Guru harus mengliindari perilaku yang
mengganggu siswa belajar, misalnya guru tidak menginterupsi siswa
yang lagi asyik membaca jika tidak perlu, membiasakan memberi
respon positif dan edukatif terhadap segaia prilaku siswa yang
menyimpang. Semua siswa perlu terlibat aktif pada kegiatan
pembelajaran.
5. Pada menjelang akhir cawu/semester, guru dapat memberikan tugas
proyek yang perlu dikeijakan berulang untuk senaniiasa
menyempumakan basil. TYtgas proyek ini dapat meliputi kegiatan
teknologi. penelitian dan pengujian, pembuatan sari bacaan,
pembuatan kliping, penuiisan gagasan iimiah.
6. Alokasi waktu yang disediakan untuk fisika SLIP adalah 3 jam
pelajaran per minggu dengan minggu efektlf adalah 12. 12, 10 untuk
cawu 1,2, dan 3 berturut-turut pada kelas 1 dan II. Sedangkan untuk
kelas III minggu efektif sebesar 12, 12, 8.
Guru diharapkan dapat mengatur alokasi ini kedalam setiap cawu dan
kompetensi.
BAB
2
Kelas I/Caturwulan: 1/1
Siswa mampu melakukan pengukuran dan pengamatan terhadap besaran
pokok dan tuninan dengan tepat dan teliti serta menggunakan satuan
pengukuran Sistem Intemasional
Materi Fokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Pengukuran
turunan besaran dalam kehidupan sehari- hari kemudian
mengelompokkan- nya ke dalam besaran fisika atau bukan.
• Mengidentifikasi besaran- besaran fisika dalam kehidupan
sehari-hari kemudian mengelom-
• Mendefinisikan pengertian meng- ukur besaran, besaran pokok. dan
besaran turunan.
• Alal ukur • Menggunakan alat ukur (mistar, jangka sorong,
termometer dan neraca) secara baik dan benar.
• Satuan pengukuran • Mengukur dengan satuan baku dan tak
baku.
• Menggunakan satuan Intemasional dalam pengukuran.
• Mengkonversi satuan panjang. massa dan waktu secara
sedeiiiana.
1
I •3
Kompetensi Dasar Siswa mampu membedakaa ciri-ciri zat padat/at cair
dan gas
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Zat dan Wujudnya
berbagai zat padat dan zat cair. • Menyimpulkan dari
percobaan
bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat.
• Mengaplikasikan konscp massa jenis untuk berbagai pemecahan
masalah dalam kehidupan sehari- hari.
• Wujud zat (padat, cair, dan gas) • Menyelidiki teijadinya
perubahan wujud suatu zat.
• Partikei zat • Menafsirkan susunan dan gerak partikei pada
berbagai wujud zat melalui pengamatan.
• Kohesi/adhesi • Mengaitkan peristiwa kapilarilas, tegangan
permukaan, meniskus ccmbung dan meniskus cekung dengan peristiwa
alam yang relevan.
• Mengaitkan konsep bejana berhubungan dalam kehidupan
sehari-hari.
• Mengaplikasikan manfaat kapi- laritas dalam kehidupan sehari-
hari.
18 19
KOMPETENSIDASAR, .MATERI POKOK, DAN INDIKATOR PENCAPATAN
HASIL
BELAJAR
Kompetensi Dasar Siswa mampu melakukan pengukuran dim pengamatan
lertiadap besaran pokok dan turunan dengan tepat dan teliti serta
menggunakan satuan pengukuran Sistera Intemasional
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Pengukuran • Besaran pokok dan besaran • Mengidentifikasi
besaran-
turunan besaran dalam kehidiipan sehari- hari kemudian
mengelompokkan- nya ke dalam besaran fisika atau bukan.
• Mengidentifikasi besaran- besuran fisika dalam kehidupan
sehari-hari kemudian mengeiom-
• Mendefinisikan pengertian meng- ukur besaran, besaran pokok, dan
besaran turunan.
• Alal ukur • Menggunakan alat ukur (mistar. jangka sorong,
termometer dan neraca) secara baik dan benar.
• Satuan pengukuran • Mengukur dengan satuan baku dan tak
baku.
• Menggunakan satuan Intemasional dalam pengukuran.
• Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu secara
sederhana.
.KOdipCtCnSi Hasdi' Siswa mampu membedakan ciri-ciri zat padat zat
cair dan gas
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Zat dan Wujudnya • Massa jenis • Mengukur massa dan volum
berbagai zat padat dan zat cair. • Menyimpulkan dari
percobaan
bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat.
• Mengaplikasikan konsep massa jenis untuk berbagai pemecahan
masalah dalam kehidupan schari- hari.
• Wujud zat (padat, cair, dan gas) • Menyelidiki terjadinya
perubahan wujud suatu zat.
• Partikel zat • Menafsirkan susunan dan gerak partikel pada
berbagai wujud zat melalui pengamatan.
• Kohesi/adhesi • Mengaitkan peristiwa kapilaritas, tegangan
permukaan, meniskus cembung dan meniskus cekung
dengan peristiwa alam yang relevan.
• Mengaitkan konsep bejana berhubungan dalam kehidupan
sehari-hari.
• Mengaplikasikan manfaat kapi laritas dalam kehidupan sehari-
hari.
18 19
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Indikator Pencapaian Basil Belajar
Tata Surya • Anggota tata surya
Asal-usul tata surya
Matahari sebagai bintang
Bumi sebagai planet
Menggambarkiin peredaran bulan dan buini mcngeliiingi matahari.
Menjelaskan biihwa ada gaya tank di antara maiiihtm dan bulan yang
disebut gravilasi, gerak semitkin jauh. semakin kecil gravitasi.
Mendeskripsikan orbit planet mengitari matahari berdasarkan model
tata surya. Mendeskripsikan perbandingan aniara planet diiinjau
massa, jari- ja/i. jarak rata-rata ke matahari, dsb. Mcnggunakan
label. Menjelaskan bahwa planet tidak mengeluarkan cahaya.
Mcnunjukkan persamaan dan f>erbedaan perilaku benda langit komel
& asteroid.
Menjelaskan asal-usul tata surya dengan leori kabut.
Menunjukkan kesamaan antara matahari dan bintang. Menjelaskan
proses pembentu- kaii energi matahari. Menunjukkan susunan lapisan-
lapisan matahari.
Mengenali bcntuk, ciri, ukuran, gerak. dan perilaku bumi.
Menjelaskan prinsip rotasi, revolusi bumi dan akibatnya.
Menjelaskan periode rotasi bulan dan posisinya terhadap bumi.
Menunjukkan terjadinya gerhana bulan. gerhana matahari dan pasang
surut air laut. Menjelaskan bahwa satelit yang di orbit bumi
bergunauntukmengirim informasi. memantau keadaan bumi. termasuk
cuaca. dan niengamati keadaan jagad raya.
4. Arahkan kegiatan pembelajturan dengan tokiis pada 'learning'
(belajar) lebih utama dari pada fokus pada 'teaching' (mengajar).
Kondisi ini mendudukkan guru sebagai fasiiitaior schingga proses
belajar dapat berlangsung. Guru harus menghindari perilaku yang
mengganggu siswa belajar. misalnya guru tidak menginterupsi siswa
yang lagi asyik membaca jika tidak perlu, membiasakan memberi
respon positif dan edukatif terhadap segalaprilaku siswa yang
menyimpang. Semua siswa perlu lerlibat aktif pada kegiatan
pembelajaran.
5. Pada menjelang akhir cawu/semester, guru dapat meiuberikan tugas
proyek yang perlu dikeijakan beiulang untuk senantiasa
menyenipumakan hasil. Tugas proyek ini dapat meliputi kegiatan
teknologi. penelitian dan pengujian. pembuatan sari bacaan.
pembuatan kliping, penulisan gagasan ilmiah.
6. Alokasi waktu yang disediakan untuk fisika SLTP adalah 3 jam
pelajaran per minggu dengan minggii efektif adalah 12. 12,
lOuntukcawu 1,2, dan 3 berturut-turut pada kelas I dan II.
Sedangkan untuk kelas III minggu efektif sebesar 12. 12, 8. Guru
diharapkan dapat mengatur alokasi ini kedalam setiap cawu dan
kompetensi.
H. Raiuliu-Raiiibu
1. Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan
melalui penggunaan dan pengembangan kelerampilan proses dan sikap
ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu
niemecahkan masaiah.
Kelerampilan proses yang digunakan dalam fisika, antara lain: •
Mengamati
• Menggolongkan
• Mengukur
• Menafsirkan
• Memprediksi
• Mau bekerjasama
• Keterbukaan pikiran • Tekun dan tidak mudah menyerah • Menghargai
pendapat orang lain • Menghargai sejarah Sains dan penemunya •
Menyadari adanya keleraturan bahan kajian
2. Meskipun EHB dan EBTA/EBTANAS dilakukan dengan fokus pada ranah
kognitif melalui tes, guru Sains disarankan untuk melakukan
penilaian di kelas untuk ranah psikomotor (keterampilan) dan
altitude (sikap) dengan menggunakan beragam alat penilaian seperti
tes (tertulis dan perbuatan) dan non tes (observasi, basil
karya/laporan siswa).
3. Kegiatan pembelajaran Sains dapat dilakukan melalui beragam
kegiatan seperti pengamatan, pengujian/penelitian, diskusi,
penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, wawancara nara
sumber, simulasi/bermain peran, nyanyian, demonstrasi/peragaan
model.
Kompetensi Dasar. Maleri Pokok, dan Indikalor Pencapaian Hasil
Belajar
Kelas 1/2
Kompetensi Dasar Siswa mampu merencanalcan percobaan dan menyajikan
data dalam tabel/grafik untuk kecepatan dan percepatan benda yang
melakukan gerak lurus
Matcri Pokok
GLBB dan Percepatan
• Membedakan perbedaan peri.sti- wa gerak relatif dan gerak
semu.
• Mendefinisikan pengertian "gerak" sualu benda.
Membuat grafik jarak terhadap waktu jika benda:
bergerak dengan laju tetap {steady speed). semakin besar
kemiringan, maka laju .semakin besar.
Menemukan persatnaan laju (me- ter/sekon = jarak yang ditempuh
(meter)/waktu yang dibutuhkan (sekon). Mendefinisikan kecepatan se-
buah benda sebagai laju besena arah rambatannya. Dapat mengenali
grafik kecepatan - waktu jika benda bergerak dengan :
kecepatan konstan percepatan konstan
Menyelidiki gerak GLBB diperce- pat beraturan dengan ticker timer
Menunjukkan (mencari aplikasi) konsep GLB dan GLBB dalam kehidupan
sehari-hari.
~ ; ^^-rkompeUaii^Dasar ^ ^ T: Siswa mampu mencari hubungan antara
gerak dMi "^ya, mencakup kecepatan» percepatan benda dan
penyebabnya secara kualitatif dan kuantitatif sederhapa. .
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Gaya dan Percepatan • Gaya sentuh & tak sentuh • Membedakan
gaya sentuh dan tak
sentuh serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
• Memberi contoh pengaruh gaya pada suatu benda.
• Melukiskan penjumlahan gaya dan selisih gaya.
• Hukum Newton • Mengenali dan mendefinisikan hk. I Newton dalam
kehidupan sehari-hari.
• Mengenali dan mendefinisikan hk. II Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
• Mengenali dan mendefinisikan hk. Ill Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
• Resultan gaya • Menjumlahkangaya-gayasegaris baik yang searah
maupun yang berlawanan arah mclalui percoba- an dengtin neraca
jwgas (termasuk yang saling menghilangkan dan jumlah gaya tidak
seimbang).
• Gayagesekan • Menunjukkan bahwa gaya gesekan bekerja : a. ketika
benda bergerak di udara
dan air.
• Menyelidiki besar gaya gesekan pada berbagai permukaan yang
berbeda kckasarannya yaitu pada permukaan benda yang licin. agak
kasar, dan kasar.
• Membedakan gesekan statis dan kinetis dari pengukuran.
• Menunjukkan beberapa contob adanya gaya gesekan yang
merugikan.
Resultan gaya
Gaya gesekan
dan teknologi, dan Sains dalam perspektif individu tnasyarakal
terserap di dalam konsep energi dan perubahannya. Ruang lingkup
materi pokok pembelajaran fisika di SLTP secara garis besar
meliputi:
1. Dasar-dasar pengukuran, besaran pokok dan besaran lurunan
(berdasarkan pengamatan), serta satuan baku dan tak baku
2. Zat dan wujudnya
3. Dasar-dasar mekanika, meliputi gerak, gaya, energi dan usaha 4.
Gelombang bunyi 5. Cahaya
6. Suhu dan kalor
Keseluruhan materi ini umumnya dibahas secara kualitatif, yang
diharapkan dapat mengembangkan secara maksimal ketiga kompetensi
fisika yaitu bekerja ilmiah, berfikir ilmiah, dan memiliki
kepedulian terhadap teknologi beserta dengan indikatornya
masing-masing.
G. Mengembangkan Pembelajaran Sains Yang Bermuatan Nilai
Belajar Sains dapat membantu siswa untuk memahami alam dan
gejalanya. Karena itu, belajar Sains banyak berkaitan dengan
penelitian dan penyelidikan. Selama proses pencarian ini siswa
dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai positif lainnya. Beberapa
sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui Sains antara lain
sikap ingin tahu, jujur, tekun, terbuka terhadap gagasan baru,
tidak percaya tahayul, sulit menerima pendapat yang tanpa disertai
bukti, kebiasaan merenung secara kritis, peka terhadap makhluk
hidup dan lingkungan seperti lertuang dalam bagian C dan D. Guru
Sains dituntul untuk menyediakan kegiatan pembelajaran yang
bermuatan nilai.
Untuk keperluan pengembangan sikap ilmiah dan kegiatan pembelajaran
yang bermuatan nilai, guru dapat menyediakan sejumlah kegiatan
praktis yang memberi peluang siswa untuk menunjukkan
perilaku-perilaku lerpuji sebagai pengejawt ntahan sikap ilmiah.
Kegiatan praktis itu meliputi penelitian, pengujia.i dan percobaan,
diskusi ilmiah, pengajuan tugas yang mendorong siswa untuk
menyampaikan usul/saran, simulasi ilmiah, perlakuan siswa sebagai
Saintis.
pcrtanyaan, mcnggolon^kdn, incuarsiikcin data, dan
mengkomunikasikan hasi] temuan untuk menguji gagasan-gagasan aiau
meniecahkan masalah. Pada prinsipnya pelajaran Sains membekali
siswa dengan kemampuan berbagai cara untuk "mengetahui" dan suatu
cara "mengerjakan" yang dapat inembantu siswa untuk memahami secara
mendalam tentang alam sekitar.
b. Lingkup Pembelajaran {Strands) Isi kurikulum Sains disusun dan
diorganisasikan ke dalam 7 lingkup pembelajaran, yakni:
1) Bekerja Ilmiah
2) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan 3) Materi dan Sifatnya 4)
Energi dan Perubahannya 5) Bumi dan Alam Semesta
6) Sains dan Teknologi 7) Sains Dalam Perspektif Individu dan
Masyarakat
Lingkup 1: Bekerja ilmiah sebagai lingkup proses. Lingkup 2-5;
sebagai lingkup konseptual yang merefleksikan pengorganisasian
Sains secara konvensional yang terbagi atas bahan kajian dari mata
pelajaran biologi, kimia, fisika, dan pengetahuan bumi dan alam.
Lingkup 6 dan 7, sebagai penerapan Sains dalam kehidupan
sehari-hari yang sudah tertuang dalam lingkup 2-5.
Lingkup proses, yaitu bekerja ilmiah bertautan erat dengan konsep,
maka bekerja ilmiah adalah mengintegrasikan isi Sains ke dalam
kegiatan- kegiatan pembelajaran yang membekali siswa pengalaman
belajar secara langsung. Demikian pula pada perencanaan kurikulum,
semua lingkup konsep harus terintegrasi dengan lingkup
prosesnya.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran
Ruang lingkup pembelajaran fisika adalah beberapa dari yang termuat
dari lingkup pembelajaran Sains yaitu bekerja ilmiah, energi dan
perubahannya, Bumi dan Alam semesta (IPBA), Sains dan teknologi,
serta Sains dalam perspektif individu masyarakat. Bekerja ilmiah.
Sains
Kompetensi Dasar, Maleri Pokok, dan Indikalor Pencapaian Hasil
Belajar
Materi Pokok
Gaya berai
benda.
dan massa.
diam pada .suatu permukaan :
- gaya berat bekerja sebagai
gaya kebawah pada benda.
- besar kedua gaya adalah sama
kalau keadaan seimbang.
Kompetensi Dasar: Siswa raampu menerapkan konsep gaya dan tekanan
untuk iiienyelesaikan pennasa|iahw4^ani l^hidupan hah-hari
Materi Pokok
luas permukaan bidang tekannya.
yang dikenai gaya.
• Mengaplikasikan konsep tekanan
relevan (dalam pemecahan
masalah sehari- hari).
zat cair yang sejenis dalam bejana berhubungan.
Menyelidiki bentuk permukaan zat cair yang tidak sejenis dalam
bejana berhubungan. Mengaplikasikan konsep bejana berhubungan dalam
kehidupan
sehari-hari.
cair.
Memformulasi hipotesa hubung-
Merancang percobaan yang dapat menunjukkan tekanan atmosfer.
Menunjukkan beberapa contoh dalam kehidupan sehari-hari yang
memanfaatkan tekanan atmosfer.
Menjelaskan hubungan antara
2. Kompctensi umum mata pclajaran fisika adalah kemampuan untuk
memahami berbagai gejala atau perilaku alam, kemampuan untuk
menyelesaikan masalah dengan menerapkan berbagai konsep dan prinsip
fisika dan kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah serta kemampuan
untuk mengaitkan fisika dalam teknologi.
3. Kompetensi umum fisika di SLTP adalah: a. Kemampuan melakukan
kerja ilmiah melalui eksperimen atau
pengalaman meliputi kemampuan melakukan pengukuran, pengujian
hipotesis, merancang eksperimen, mengambil dan mengolah data,
interprestasi data, serta dapat mengkomunikasikan hasil eksperimen
tersebut. Disamping itu melalui kerja ilmiah diharapkan dimilikinya
sikap ilmiah antara lain tertanamnya nilai ilmiah dalam diri siswa
dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
b. Kemampuan melakukan penalaran ilmiah dalam arti berpikir secara
efektif dalam menyelesaikan masalah sederhana yang berhubungan
dengan besaran-besaran fisika secara kualitatif dan kuantitatif
sederhana menggunakan aritmatika.
c. Kemampuan untuk mengaitkan pengetahuan fisika dengan pemanfaatan
fisika dalam teknologi melalui pembahasan dasar kerja teknologi
sederhana atau pembuatan alat-alat teknologi yang bermanfaat.
F. Sains Dan Lingkup Pembelajaran
a. Pengertian Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung dalam arti bekerja ilmiah sebagai lingkup proses. Dalam
hal ini siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses untuk memahami perilaku/gejala alam.
Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan
indera, keterampilan menggunakan alat dan bahan, merencanakan
eksperimen, mengajukan
13
Kompciensi Saiiis per jcnianc perKliflikan
1. Mampu mcngamiiti pcrubahan-perubahan alam yang leijadi di
lingkungan sekitaniya
2. Mampu mcnumbuh- kan sikap posilif terhadap Sains
3. Mampubcrsikapilmiuh dengan penckanan pada sikap ingin tabu
1. Mampu mengamali
lingkungan sckiiamya
2. Mampubersikapilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu dan
bckerja sama
3. Mampu menerjemah- kan pcrilaku alam
(entang diri dan ling kungan di sekitar
rumah dan sekoiah
alam yang terjadi di lingkungan sekitamya
2. Man^mbcrsikapilmioh dengan penckanan pada kemampuan sikap ingin
tahu. bekcrja sama, dan bersikap icrbuka
3. Mampu meneijemah- kan perilaku alam lenlang diri dan ling kungan
dacruhnya
4. Mampu mcmahami
lam lingkup penga- lamannya
merancang/mcmbuat produk teknologi sedertiuna dengan menerapkun
prinsip Sains dan mampu mengclola lingkungan di sekitar rumah
dan
sekoluh scrla memi-
liki saran/usul untuk
sekoiah
ilmu dan melakukan
inkuiri ilmiah melalui
5. Mampu niemanfa- atkan Sains untuk
menjelaskan prinsip Sain pada produk teknologi di seki tamya dan
mampu
meraneang/membuai
nerapkan prinsip Sains serta mampu mengclola ling kungan dan
meman-
faatkan sumber daya alam sceara bijaksanu
1. Mampu mengamali perubahan-perubahan alam yang terjadi di
lingkungan sekitamya
2. Mampu bersikap ilmiiih, dengan penekanan pada sikap ingin tahu.
bekcrja sama, jujur, terbuka, kritis. lelili,
lekun, hemal energi. dan peduli lingkungan
3. Mampu mcnlcjcmah- kan perilaku alam.
yang inencakup pola keteraturun di alam.
konscp sebagai rcpre- seniasi realiias alam.
hubungan ontar konscp dan kuantifikasinya,
penerapan konsep & prinsip untuk menje laskan fenomena
alam
4. Mampu memahami proses pembcntukan ilmu dan melakukan
inkuiri ilmiah melalui
5. Mampu mcmanfa- atkan Sains untuk
menjelaskan prinsip Sains pada produk teknologi. dan mcran-
cang/membuat produk teknologi schari-hari dengan menerapkun prinsip
Sains; serta mampu mengelola lingkungan secara bijaksana
Kelas 1/3
Kompetensi Dasar i Siswa mampu membedakan energi dan usaha dan
menerangkan kdi^ep' ' beberapa peristiwa sehari-hari
Materi Pokok
Energi mekanik
Pesawat sedcrhana
• Mendefinisikan niakna konsep energi.
• Menunjukkan konsep kekekalan energi.
• Mendefinisikan konsep energi mekanik.
• Membedakan konsep energi klnetik dan energi potensial.
• Menjelaskan hadirnya energi potensial dan energi kinetik pada
suatu benda yang bergerak.
• Membedakan "usaha" dahun fisika
usaha yaitu pada saat dilakukan usaha teijadi perubahan
eneigi.
• Menunjukkan kegunaan beberapa pe.sawai sederhana yang sering
digu- nakan dalam kehidupan sehari-hari.
• Menentukan keuntungan mekanis tuas, katrol tunggal, baik yang
tetap maupun yang bergerak, serta bidang miring secara kuaniiiatif
stxlerhana.
• Menunjukkan pengertian daya sebagai kecepatan melakukan usalia
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Siswa mampu menyelidiki pengaruh suhu pada suatu benda dan
menggunakan termometer untuk mengukur suhu, serta dapai
mengembangkan kreativitas dalam membuat termomeier sederhana
Materi Pokok
Indikator Pcncapaian Hasil Belajar
Menjelaskan fungsi langan sebagai sensor suhu. Mengemukakan alasan
rasional .sederhana mengapa tangan lidak dapat digunakan sebagai
alat pengukur suhu dan sebagai sen sor suhu yang ekstrini.
Mendcfinisikan pengerlian suhu. Menjelaskan hubungan antara
pengerlian suhu dengan peristiwa alam yang relevan.
Menggunakan lermomeier untuk mengukur suhu zat. Membuat termometer
sederhana
berskala berdasarkan sifat peru- bahan volume suatu zat cair ketika
menerima kalor. Mengkomunikasikan cara pem- buatan skala pada
termometer. Membandingkan satu skala ter mometer Celcius dan
termome
ter yang lain.
Menyelidiki proses pemuaian pada zat padat. cair dan gas. Merancang
percobaan sederhana untuk menunjukkan bahwa pe muaian zat cair
lebih besar dari zat padat. Menjelaskan pengertian muai panjang dan
miuii ruang (Volume). Menunjukkan prinsip pemuaian dalam teknologi
Misalnya : bimetal untuk konirol suhu. penggilingaji. pemasitngan
bingkai besi pada roda pedaii/delinan, pemasangan kaca, re! kereta
api dan sebagainya.
4. Mengembangkan kcmampuun berpikir analitis deduktil dengan
menggunakan berbagai konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
berbagai peiisliwa alam dan penyelesaian masatah balk secara
kualitalif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan matemalika
.sederhana.
5. Menguasai berbagai konsep dan prinsip fisika untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap pea^aya diri .sehingga dapat
diterapkim dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
6. Pembentukan sikap yang positif terhadap fisika, yaitu merasa
tertarik untuk mempelajari fisika lebih lanjul karena merasakan
keindahan dalam keteraluran perilaku alam serta keampuhan fisika
dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapan fisika
dalam teknologi.
IXijuan mata pelajaran Fisika di SLTP Setelah mengikuti mata
pelajaran fisika pada jenjang SLTP, para siswa memiliki kemampuan
dan sikap sebagai berikut: 1. Menyukai fisika sebagai ilmu
pengetahuan dasar yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif sederhana.
2. Kemampuan untuk menerapkan berbagai konsep dan prinsip fisika
dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam serta cara kerja produk
teknologi. serta dalam menyelesaikan permasalahan.
3. Kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah dalam rangka menguji
kebenaran suatu pernyataan ilmiah (hipotesis).
4. Terbcnluknya sikap ilmiah, yaitu sikap terbuka dan kritis
terhadap pendapal orang lain, serta tidak mudah mempercayai
pernyataan yang tidak didukung dengan hasil observasi
empiris.
5. Menghargai sejarah Fisika dan pencmunya.
E. Kompetensi Umum
1. Kompetensi rumpun Sains, adalah: a. Mampu bersikap ilmiah. b.
Mampu mcnteijemtilikan perilaku alam (mengetahui keteraluran,
konsep
sebagai representasi realitas alam, hubungan anlai"
konsep/kuantifikasi konsep, penggunaan konsep & prinsip untuk
menjelaskan fenomena alam, penggunaan Matemalika dalam
Sains).
c. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri
ilmiah.
d. Mampu memanfaatkan Sains dan mengelola lingkungan secara
bijak.sana serta memiliki saran/usul untuk mengatasi dampak negatif
teknologi.
r. Tiij'.ip.n Mata Pclajaran Sains
Tujuan mata pelajaran Sains adalah agar siswa: !. Memiliki
pengetahuan dan metode ilmiah untuk menjelaskan berbagai
perisliwa alam baik secara kualitatif ataupun kuantitatif; 2.
Memiliki pengetahuan dan keterampilan menerapkan prinsip Sains
untuk
menghasilkan karya teknologi dan sebaliknya mengkaji prinsip Sains
yang sudah dimanfaatkan dalam produk teknologi.
3. Memiliki sikap ilmiah yang aniara lain mencakup: - Sikap jujur
dan obyektif terhadap fakta - Sikap ingin tahu yang selalu
berkembang - Sikap terbuka terhadap pandangan/gagasan baru yang
memiliki
argumentasi saintifik Kritis terhadap pemyaiaan ilmiah
- Peduli terhadap lingkungan sekitar dan mau memanfaatkannya secara
bijaksana
- Tekun tanpa mengenal putus asa - Tidak percaya tahayul
4. Memiliki keyakinan keteraturan alam ciptaanNya dan keagungan
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Memiliki keterampilan menggunakan bahasa, alat, dan operasi
Sains.
D. Fungsi Dan TUjuan Mata Pelajaran Fisika SLTP
Fungsi mata pelajaran Fisika di SLTP adalah sebagai sarana untuk:
1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa
berdasarkan keindahan yang terkandung dalam aturan alam ciptaanNya.
2. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup: • Sikap jujur dan obyektif
terhadap data • Sikap terbuka, yaitu bersedia menerima pendapat
orang lain serta
mau mengubah pandangannya, jika ada bukti bahwa pandangannya tidak
benar
• Ulet dan tidak ccpat putus asa • Kritis terhadap pernyataan
ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa
ada dukungan hasil observasi empiris • Dapat bekerjasama dengan
orang lain
3. Memperoleh pengalaman dalam penerapan metode ilmiah melalui
percobaan alau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang eksperimen melalui pemasangan instrumen,
pengambilan, pengolahan dan interpretasi data, serta
mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis.
KompetensI Oasar. Ualeri Pokok. dan Indikalor Pencapaian Hasil
Belajar
. KompetensI Dasar - Sjswa mampu menganalisis konsep kalor dan cara
perpindahannya secara kualitatif dan kuantitatif sederhana serta
dapat menerapkan konsep ini dalam memecahfcan" masalah kehidupan
sehari-hari
Matcri Pokok Indikatur Pencapaian Hasil Belajar
Kalor • Menyelidiki bahwa jika benda diberi kalor akan:
mengubah suhu bcnda.
untuk meiiunjukkan bahwa: pada saat menguap zat memerlukan kalor,
serta
menyelidiki faktor-faktor
berubah.
banyaknya kalor yang diper- lukan untuk menaikkan suhu
zat sebanding dengan massa dan jenis zat. pada stiat mendidih dan
inele- bur dibutuhkan kalor yang besarnya sebanding dengan inassa
zat dan bergantung pada jenis zat.
• Menerapkan hubungan: Q = m.C.At
Q = m. U dan Q = m. L • Merancang dan membuat pcr-
alatan sederhana yang manfaat- kan kalor.
• Menggunakan konsep dan prinsip kalor untuk menyclesaikan ma.sa-
lah melalui analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif sederhana.
• Menghitung besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
dan merubah wujud zat.
Fisika
Perpindahan Kalor
Melakukan percobaan sederhana untuk menunjukkan bahwa pada saat
menguap zat memerlukan kalor.
Membuktikan faktcr-faktor yang
dapat mempercepat penguapan. Membuktikan secara sederhana
bahwa pada saat mendidih, suhu benda tetap asal tekanan tidak
berubah.
Membuktikan secara sederhana
Menunjukkan gejala perpindahan kalor dengan cara konduksi pada zat
padat. Mengidentifikasi zat yang terma- suk konduksi dan isolator
panas.
Menyelidiki perpindahan kalor dalam zat cair (konveksi) dalam suatu
percobaan. Menunjukkan gejala perpindahan kalor dalam gas secara
konveksi dalam suatu percobaan. Mendeskripsikan peristiwa per
pindahan kalor secara radiasi. Menggunakan konsep perpindah an
kalor untuk menyelesaikan masalah melalui analisis kualitatif
dengan pendekatan teknologi misalnya pada termos, setrika dan
sebagainya.
28
Pendahuluan
tersebut hak dan tanggung jawabnya diserahkan kepada dacrah. Sistem
yang digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran ini
menyangkut kurikulum, silabus, pendekatan, dan metode pembelajaran,
strategi pembelajaran, dll, merupakan wewenang daerah dan sekolah.
Demikian pula manajemen yang digunakan berbasis pada sekolah
(school based management). Sudah barang tentu wewenang dan hak ini
membawa konsekuensi tanggung jawab daerah dan sekolah, terutama
sehubungan dengan sumber daya, baik guru dan tenaga kependidikan
lain, sarana dan prasarana, dan dana.
Kurikulum ini terdiri dari pemyataan kompetensi dasar yang
dituliskan pada kolom I, mated pokok pada kolom II, dan indikator
pencapaian hasil belajar pada kolom III. Sistem dan proses
pembelajaran fisika yang digunakan oleh pemerintah daerah dan
sekolah hendaknya diturunkan dari kompetensi dasar fisika untuk
SLTP, yaitu dengan mengacu pada kolom III. Proses penurunan sistem
pembelajaran ini dapat dimulai dengan membuat analisis kegiatan
pembelajaran yang diperlukan untuk mewujudkan indikator
kelercapaian tersebut melalui kegiatan pembelajaran fisika.
Proses perancangan sistem pembelajaran selanjutnya adalah
menentukan pendekatan metode pembelajaran yang akan digunakan
misalnya pendekatan konstruktivisme atau pendekatan lain,
penggunaan modul pembelajaran, dll. Selanjutnya perlu
diperhitungkan sumber daya yang diperlukan, yaitu waktu belajar
siswa di kelas dan di luar kelas atau di rumah, fungsi dan
kualifikasi guru, alat peraga, audio visual, sarana dan prasarana
laboratorium yang diperlukan, dan operasi, buku ajar, buku pegangan
guru, pustaka guru, dll.
B. Visi Pendidikan Sains
Visi Pendidikan Sains adalah mempersiapkan siswa yang melek Sains
dan teknologi, untuk memahami dirinya dan lingkungan sekitamya,
melalui pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah,
keterampilan berpikir, penguasaan konsep Sains yang esensial, dan
kegiatan teknologi, serta upaya pengelolaan lingkungan secara
bijaksana yang dapat menumbuhkan sikap pengagungan terhadap
Tuhan.
menyaiakan bekim terjadi pcmbciajaran, v/alaupan ir.'jngkin terjadi
pcngajiu'un. Tugas seorang guai adalah meinbuat agar teijadi
pembelajaran pada siswa.
Selain fokus kepada siswa pola pikir pembelajaran perlu diubah dari
sekediir memahami konsep dan prinsip keilmuan, yaitu kepada
kandungan ilmii. siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat
sesualu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah
dikuasai. Dalam istilah pilar-pilar pembelajaran dari UNESCO,
selain terjadi learning to know (pembelajaran untuk tahu). juga
harus terjadi learning to do (pembelajaran untuk berbuat).
Kemampuan untuk berbuat sesualu berdasar pada pengetahuan yang
dimiliki membentuk kompetensi seseorang. Pola pikir ini memberi
isyarat bahwa kurikulum yang digunakan dalam pendidikan dasar dan
menengali hendiiknya bergeser dari kurikulum berbasis pada
kandungan ilmu (berbasis pada disiplin keilmuan) ke arah kurikulum
berbasis pada kompetensi (kemampuan) dasar. Dengan basis kompetensi
dasar. pembengkalan materi ajar karena perubahan ilmu yang cepat
juga dapat dihindari. sebab materi ajar dapat dibalasi pada hal-hal
yang esensial dan relevan terhadap kompetensi dasar.
Dari segi kebijakan politik, pendidikan di tanah air kita juga
mengalami pergeseran pola pikir. yaitu dari pemerinlahan terpusat
(sentralistis) kepada pemerintahan berdasar pada otonomi daerah.
Perubahan kebijakan politik ini mengakibatkan perubahan kebijakan
pendidikan. sehingga daerah memiliki porsi lebih besar dalam
menentukan kebijakan dalam pendidikan. Dengan demikian daerah dapat
mengatur agar lulusannya memiliki prolll kemampuan yang relevan
dengan kepentingan daerah. Sehubungan dengan itu telah diputuskan
bahwa pemerintah pusat menentukan kurikulum berbasis kompetensi,
yaitu kompetensi dasar sebagai hasil dari proses pembelajtiran.
Standarnasional ini terdiri dari pernyataan kompetensi dasar untuk
berbagai Materi Pokok mata pelajaran fisika, disertai dengan
indikator ketercapaian kompetensi dasar tersebut.
2. Kebijakan Otonomi Daerah
Dalam pola pikir otonomi daerali ini, daerah dan sekolah diberi
kewenangan untuk menentukan sistem pembelajaran yang akan digunakan
dalam mencapai standar nasional tersebut. Dengan kata lain melalui
standar nasional pemerintah mematok hasil, sedang proses dan sistem
yang digunakan untuk mencapai hasil
Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Indikator Pencapalan Hasil
Belajar
Kelas II/2
Kompetensi Dasar ..
Materi Pokok
• Mcncrapkan konsep getaran de ngan peristiwa alam yang
relevan,
• Mengukur periode suatu getaran sebuah benda yang digantung dengan
tali atau pegas,
• Menyeiidiki bahwa periode suatu getaran tidak berganlung pada
amplitudo. tctapi bergantung pada panjang tali.
• Menggunakan konsep dan prinsip getaran untuk menghitung frekwensi
atau periode, (T= l/f.f= 1/T)
• Membandingkan karakteristik gelombang mekanik dan gelom bang
elektromagnetik,
• Membandingkan karakteristik gelombang longitudinal dan gelombang
transversal.
• Menyeiidiki panjang gelombang pada sebutih tali untuk gelombting
transversal dan slinky untuk gelombang longitudinal.
• Melakukan analisis kuantitatif
sederhana untuk menentukan
cepat rambat gelombang. V = A.f atau v =X^
• Menyeiidiki sifat gelombang pantul pada tali ujung yang lerikat
dan ujung bebas.
• Mengaitkan konsep gelombang dengan peristiwa alam yang relevan
terutama terliadap bebera- pa produk teknologi.
Kompetcnsi Dasar '
Siswa mampu menerapkan konsep dan prinsip bunyi uniuk menjelaskan
peristiwa alam yang relevan melalui analisis kuanlitalif sederhana,
serta memiliki kepedulian tentang pemanfaatan bunyi dalam
teknologi
Materi Pokok Indikator Pcncapaian Hasil BelajarMateri Pokok
Bunyi
Mengaitkan pengertian konsep bunyi dengan peristiwa alam yang
relevan untuk mendapat- kan hubungan antara, cepat
rainbal bunyi (v), jarak yang
ditempuh (s) dan waktu yang diperlukan untuk menempuh Jarak
(erscbui (i). Menjelaskan batas pendengaran
Menentukan langkah-langkah pengamaian untuk menjelaskan resonansi.
mencari penyebab terjadinya resonansi. serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menyelidiki bahwa bunyi dapat dipantulkan serta dapat mengait kan
konsep dengan kehidupan sehari-hari yang relevan. Menjelaskan
dampak dari pe- manlulan bunyi seperti, gaung dan gema. serta dapat
mengemu- kakan alasan logis secara siste-
matis dan menggunakan analisis kualitatif inengapa gaung dihi-
langkan dalam ruangan.
A. Rasional
Sctelah lebih dari 50 tahun merdeka, tingkat penguasaan siswa
pendidikan dasar dan menengah terhadap materi ajar fisika masih
jauh dari harapan. Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan
alam yang merupakan tulang punggung teknologi, terutama teknologi
manufaktur dan teknologi modem. Teknologi modern seperti teknologi
informasi, elektronika, komunikasl, teknologi transportasi, dll,
memerlukan penguasaan fisika yang cukup tnendaiam. Tanpa penguasaan
fisika yang memadai bekal ilmu sumber daya manusta kita akan kurang
kuat untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di negara kita, apa
lagi di negara lain di sekitar kita.
Sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan modem yang dibangun oleh
Galileo pada abad pertengahan, fisika merupakan paduan antara
analisis deduklif dan proses induktif dengan mcngandalkan dukungan
pengamatan empiris berdasar pada panca indera sebagai dasar
validitas prinsip yang dikembangkan. Sebagai hulunya ilmu fisika
merupakan basis untuk ilmu pengetahuan alam yang lain seperti
kimia, biologi. .serta inempunyai hilir ilmu seperti geofisika,
meterologi, astronomi, oseanografi, dll. Sclain itu fisika
merupakan basis untuk berbagai ilmu terapan seperti agroindusiri
dan teknologi.
Melalui mata pelajaran fisika diharapkan para siswa memperoleh
pengalaman dalam membentuk kemampuan untuk bemalardeduktif,
kuantitatif, matematis berdasar pada analisis kualitatif dengan
menggunakan berbagai konsep dan prinsip fisika. Selain itu para
siswa memperoleh pengalaman belajar melalui kerja ilmiah, serta
dalam penerapan berbagai prinsip fisika dalam teknologi.
1. Perubahan Pola Pikir
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah secara umum,
atau mutu pelajaran fisika secara khusus diperlukan perubtihan
dalam pola pikir yang digunakan .sebagai landasan pendidikan. Pada
ma.sa lalu proses belajar mengajar untuk mata pelajaran matematika
dan Sains pada umumnya, dan mata pelajaran fisika pada khususnya
terlalu terfokus pada guru, dan kurang terfokus pada siswa.
Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada
pengajaran dari pada pembelajaran. Kata pemhelajaran dapat
diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap, atau perilaku
siswa yang relatif pennanen sebagai akibal dari pengalaman atau
peiatihan. Perubahan kemampuan yang hanya berlaku sekejap dan
kemudian kembali seperti semula
PENDAHULUAN
Kurikulum disempurnakan untuk meningkalkan mutu pendidikan secara
nasional. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan
kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu
bersaing sehingga dapat meningkalkan kesejahteraan semua warga
negara Indonesia. Penyempurnaan kurikulum dilakukan secara
responsif terhadap penerapan hak asasi manusia, kehidupan
demokratis. globalisasi, dan otonomi daerah.
Kesejahteraan bangsa bukan lagi bersumber pada sumber daya alam dan
modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual,
modal sosial dan kredibilitas sehingga tunlutan untuk terus menerus
memutakhirkan pengetahuan menjadi suatu keharusan. Mutu lulusan
tidak cukup bila diukur dengan standar lokal saja sebab perubahan
global telah sangat besar mempengaruhi ekonomi suatu bangsa.
Terlebih lagi. industri baru dikembangkan dengan berbasis
pengetahuan kompetensi tingkat tinggi, maka bangsa yang berhasii
adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu yang tinggi.
Dengan demikian fungsi pendidikan diperluas sebagai hak asasi
manusia yang mendasar. modal ekonomi, sosial dan polilik; alat
pemberdayaan kelompok yang kurang beruntung, landasan budaya damai
dan sebagai jalan utama menuju masyarakat belajar sepanjang
hayal.
Agar lulusan pendidikan nasional memiliki keunggulan kompelitif dan
komparalif sesuai standar mutu nasional dan internasional,
kurikulum perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi.
Hal ini harus dilakukan agar sistem pendidikan nasional dapat
merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta tuntutan desentralisasi,
Dengan cara seperti ini lembaga pendidikan tidak akan kehilangan
relevansi program pembelajarannya terhadap kepentingan daerah dan
karakteristik peserta didik serta tetap memiliki fleksibilitas
dalam melaksanakan kurikulum yang berdiversifikasi. Basis
kompetensi harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan keterainpilan hidup.
akademik, dan seni. pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat
dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar, Maleri Pokok, dan Indikator Pencapaian Hasil
Belajar
Kelas II/3
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Cahaya • Sifat-sifat Cahaya
Mengidentifikasi benda yang tembus cahaya dan benda yang tidak
icmbus oleh cahaya. Menjelaskan hukuni pcmaniulan yang diperoleh
melalui percoUian. Menjelaskan hukum pembiasan yang diperoleh
berdasiukan per- cobaan.
Melakukan percobaan untuk menunjukkan pembentukan ba- yangan suatu
benda. MendeHnisikan pengertian titik benda. titik bayangan.
bayangan nyata dan bayangan maya pada proses pemaniulan.
Mendetinisikan pengertian titik benda, titik bayangan. bayangan
nyata dan bayangan maya pada proses pembiasan. Menyelidlki bahwa
cithaya meng- aiami perubahan arah rambatan (pembiasan) ketika
melewati bidang batas antara dua medium. Mcndcfmisikan pengertian
benda maya, benda nyata, bayangan maya, dan bayangan nyata pada
proses pembiasan.
Menyelidlki sifat-sifat bayangan pada cermin datar. Menggambarkan
pembentukan bayangan pada cermin datar. Menyelidiki sifat-sifat
bayangan pada cermin cekung.
Fisika
Menyelidiki sifat-sifat bayangan pada lensa cembung. Menggambarkan
pembentukan bayangan pada cermin cembung dan membandingkannya
dengan hasil perhitungan. Menyelidiki sifat-sifat bayangan
padalensa cekung. Menggambarkan pembentukan bayangan pada lensa
cekung dan membandingkannya dengan hasil perhitungan.
Menjelaskan fungsi mata sebagai optik. Menggambarkan pembentukan
bayangan benda pada retina. Menjelaskan beberapa cacat mata dan
pengunaaan kacamata. Menyelidiki ciri-ciri kamera sebagai alat
optik. Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik. Menjelaskan cara
kerja bebe rapa produk teknologi yang relevan, seperti: mikroskop,
berbagai jenis teropong, peris- kop dan sebagainya. Merancang dan
membuat per- alatan sederhana yang meman- faatkan si fat
cahaya.
32
DAFTARISI
C. Tujuan Mata Pelajaran Sains 10
D. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Fisika di SLTP 10
E. Kompetensi Umum 11
G. Mengembangkan Pembelajaran Sains Yang Bermuatan Nilai 15
H. Rambu-rambu 16
INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR 18
Kelas/Caturwulan: I/l : 18
Kelas 1/2 21
Kelas 1/3 25
Kelas II/1 26
Kelas II/2 29
Kelas II/3 31
Kelas III/3 35
1. Dr. Sutrisno
6. Dra. Lily Amalia
14. Dra. Mariati Purba
16. Drs. Faisal Madani, M.Ed.
1TB, Bandung
1TB, Bandung
ITB, Bandung
UPI, Bandung
UPI, Bandung
Diterbitkan oleh: Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen
Pendidikan
Nasional.
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Kotak Pos 4197, Jakarta 10041
Telp. (021) 572 5031, 57900310 Fax. (021) 572 1245, 57900310
E-mail:
[email protected]
Kompetensi Oasar. Mateh Pokok, dan Indikator Pencapaian Hasil
Belajar
Kelas ni/1
Mated Pokok
Listrik Statis
atau pengurangan elekiron oleh pergesekan
• Hukum Coulomb secara kua-
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
muatan listrik, dan secara seder-
hana proses terjadinya. • Menjeiaskan secara kualitatif
hubungannya, antara besar gaya
serta jarak antar benda bermuatan listrik.
Kompetensi Dasar | Siswa mampu berpikir kualitatif tentang arti
gaya listrik, dan menerapkan konsep j itu untuk memahami prisip
elemen listrik primer dan sekunder
Materi Pokok
• Gaya gerak listrik (GGL) • Elemen listrik primer • Elemen listrik
sekunder
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Menjeiaskan susunan dan cara
listrik primer dan sekunder,
yaitu dapat dimuati ulang, dan "sekunder" jika dapat dimuati
ulang.
Kompctensi Dasar i Siswa mampu menyusun hipoiesa inelakukan
pengukuran, merencanakan percobaanj dan menginterprestasikan hasil
percobaan, teniang listrik dinamis dalam suatu rangkaiaiJ
Materi Pokok
potensial listrik dalam rangkaian listrik, dan alat
pengukumya.
• Hukum Ohm pada niuaiaii rangkaian listrik:
Arus listrik sebanding dengan beda potensial
Perbedaan hambatan bebera-
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menjelaskan konsep arus listrik dan beda potensial listrik. Membuat
rangkaian komponen listrik dan mengukur besar arus listrik beda
potensial listrik dalam satuan S.l.
Mengukur dan menggambarkan arus listrik dan beda potensial dalam
bentuk label dan grafik. Menuliskan hubungan matematis antara tuois
listrik dan beda poten sial berdasarkan percobaan. Membaca grafik I
- V. menyim- pulkan besar hambatan listrik dari grafik melakukan
interpelasi dan ekstrapolasi grafik I -V.
Menjelaskan secara sederhana, penyebab perbedaan konduktifi- tas
beberapa jenis bahan dari segi elektron.
Materi Pokok
Susunan seri dan paralel ham batan;
hambatan p>cngganti merancang hambatan geser
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Menjelaskan konsep kekekalan muatan listrik melalui hubungan
antara arus-arus listrik yang menuju atau meninggalkan suatu titik
cabang rangkaian listrik.
• Membuat rangkaian susunan seri maupun paralel beberapa hamba tan
listrik, dan memperoleh ham batan penggantinya melalui peng ukuran
beda potensial dan arus listrik total, dan membandingkan- nya
dengan hasil perhitungan.
• Merancang dan membuat sebuah hambatan geser, dan menjelaskan
manfaatnya.
KATA PENGANTAR
Buku ini merupakan acuan bag! guru, orang tua siswa, dan pembina
pendidikan untuk memahanii dan melaksanakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi tiap mata pelajaran pada satuan pendidikan lertentu.
Dalam buku ini disajikan rasional lentang penyusunan kurikulum
berbasis kompetensi, pengertian mata pelajaran, fungsi dan tujuan,
pendekatan yang digunakan, kompetensi dasar, materi pokok,
indikator keberhasilan, dan rambu-rambu dalam melaksanakan
kurikulum.
Buku ini disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum dari Pusat Kurikulum
Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, Direklorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, ahli dari perguruan
tinggi, guru, kepala sekolah, dan pengawas. Dalam proses
pengembangannya j