1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mencermati perubahan-perubahan dalam bidang laboratorium yang tidak
lepas dari pengaruh globalisasi dan dalam rangka memenuhi tuntutan
masyarakat yang semakin tinggi akan kecepatan serta ketepatan
pelayanan, maka semakin terasa perlu di buat langkah-langkah
pelaksanaannya, seperti penyusunan Rencana Strategis Bisnis sebagai
suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama 1
(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
BBLK Palembang sebagai salah satu instansi pemerintah merupakan unit
pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kesehatan dibawah Direktur Jenderal
Bina Upaya Kesehatan perlu memiliki Rencana Strategis Bisnis sebagai
dokumen yang menjadi tolak ukur penilaian kinerja yang dapat
dipertanggung jawabkan dan penyusunannya harus mencerminkan
pengintegrasian antar sumber daya manusia dengan sumber daya lainnya
sehingga mampu menjawab perubahan lingkungan, strategi, nasional dan
global serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.
Prioritas Strategis BBLK Palembang dalam 5 (lima) tahun kedepan yaitu
Pemantapan Fungsi BBLK Palembang dalam memberikan layanan
kesehatan yang sesuai standar dengan tidak melupakan pengembangan
parameter ataupun metode pemeriksaan baru guna memenhi kebutuhan
stakheolder sesuai perkembangan teknologi terkini.
Untuk mewujudkan excellent performance dalam memberikan pelayanan
maupun dari sisi keuangan dan administrasi, maka diperlukan komitmen
yang kuat dari seluruh komponen pegawai BBLK Palembang serta
dukungan Stakeholder terkait guna tersedianya layanan laboratorium yang
bermutu.
Selanjutnya untuk merespons strategis yang ingin dikembangkan, perlu
pula dibangun kompetensi inti di lingkungan BBLK Palembang antara lain
dengan peningkatan kompetensi SDM sesuai standar serta penempatan
SDM sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
2
Dalam upaya mengendalikan target kinerja BBLK Palembang, maka perlu
dilakukan kegiatan pengawasan dan evaluasi yang berkesinambungan
terhadap berbagai langkah-langkah strategis yang telah ditetapkan,
sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
1.2 TUJUAN
Secara umum, tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini adalah:
a) Sebagai panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas
tindakan selama lima tahunan yang sejalan dengah Rencana Aksi
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
b) Pedoman Strategis dalam pola penguatan mutu kelembagaan Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
c) Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi Balai Besar
Laborartorium Kesehatan Palembang dan dalam pencapaian visi yang
telah ditentukan.
d) Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan
para stakeholders.
Secara Khusus, tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini adalah:
a) Memberikan pemahaman yang lebh jelas mengenai arah visi strategis
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang khususnya bagi
seluruh pegawai Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
b) Memperkuat prinsip-prinsip yang termuat dalam visi, misi dan strategi
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang serta menjaga arah
organisasi yang tetap fokus ke masa depan dengan
mempertimbangkan kondisi sekarang.
c) Pedoman dalam pengambilan keputusan berdasarkan skala prioritas
sesuai kondisi yang ada pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Palembang.
d) Diharapkan dengan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini BBLK
Palembang dapat menjawab tantangan kedepan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
3
Adapun tujuan yang ingin dicapai mewujudkan visi yang telah ditetapkan
menjadi Laboratorium yang berstandar Internasional Tahun 2019 dengan
indikator prosentase parameter pemeriksaan terakreditasi KAN sebesar 80
% dari total parameter pemeriksaan yang dapat diajukan untuk di
akreditasi.
1.3 DASAR HUKUM
Sebagai dasar hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini
adalah:
1. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2012 tentang Perubahan PP
nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
2. Instruksi Presiden nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntanbilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 35 tahun 2013.
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Laboratrorium Kesehatan di lingkungan
Kementerian Kesehatan.
5. Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor PER-54/PB/2013 tentang
Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang
Layanan Kesehatan.
6. Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan nomor HK.02.04/I/568/12
tentang Kontrak Kinerja.
7. Surat Edaran Dirjen Bina Upaya Kesehatan nomor
HK.03.03/I/2032/2014 tentang Rencana Strategis Bisnis UPT Vertikal
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
4
1.4 SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika Laporan Rencana Strategis Bisnis ini terdiri dari :
a. BAB I Pendahuluan, yang berisikan :
Latar Belakang
Tujuan Rencana Strategis Bisnis
Dasar Hukum
Sistematika Laporan
b. BAB II Gambaran Kinerja Saat ini, yang berisikan :
Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan
Gambaran Kinerja Aspek Keuangan
c. BAB III Arah dan Prioritas Strategis, yang berisikan :
Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai
Aspirasi Stakeholders Inti
Tantangan Strategis
Benchmarking
Analisa SWOT
Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis
Analisa TOWS
Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)
d. BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis, yang
berisikan :
Matriks IKU
Kamus IKU
Program Kerja Strategis
e. BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko, yang berisikan :
Identifikasi Risiko
Penilaian Tingkat Risiko
Rencana Mitigasi Risiko
f. BAB VI Proyeksi Finansial, yang berisikan :
Estimasi Pendapatan
Rencana Kebutuhan Anggaran
Rencana Pendanaan
g. BAB VII Penutup, yang berisikan :
Kesimpulan dan Saran
5
0
50000
100000
150000
200000
2010 2011 2012 2013 2014
Mikrobiologi
Immunologi
Kimkes
Patologi
Uji Kesehatan
Jumlah
BAB II
GAMBARAN KINERJA TAHUN 2010 SD 2014
2.1 GAMBARAN KINERJA ASPEK PELAYANAN TAHUN 2010 – 2014
Kinerja BBLK Palembang periode tahun 2010 – 2014 dilihat pada uraian di
bawah ini.
A. Pencapaian Kinerja Pemeriksaan di Instalasi Tahun 2010 s.d 2014
Tabel 1. Pencapaian Kinerja Pemeriksaan di Instalasi Periode Tahun 2010 – 2014
No
Bidang
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Mikrobiologi 10.251 9.668 16.319 13.083 11.995
2. Immunologi 5.211 9.636 16.248 16.827 17.909
3. Kimia Kesehatan 16.342 16.982 30.564 25.279 28.218
4. Patologi Klinik 54.613 77.288 62.701 97.370 121.033
5. Uji Kesehatan - 7.666 8.338 9.584 13.804
Jumlah 86.417 121.240 134.170 162.143 192.959
Sumber : Laporan tahunan BBLK Palembang
Catatan :
- Pencapaan tahun 2014 merupakan prgosnosa (berdasarkan ralisasi bulan
Januari sd Mei 2104).
Grafik 1. Pencapaian Kinerja pemeriksaan Periode Tahun 2010 – 2014
6
Berdasarkan data diatas terjadi kenaikan dari tahun ke tahun dikarenakan:
1. Telah tersedia peralatan laboratorium yang canggih;
2. Terjadinya perubahan pola penyakit yang mempengaruhi jumlah
pemeriksaan di Instalasi Mikrobiologi;
3. Di instalasi Kimia Kesehatan terjadi peningkatan yang cukup signifikan,
hal ini disebabkan Instalasi mendapat kiriman sample dari beberapa
perusahaan terkait pemeriksaan air.
4. Di instalasi Immunologi terjadi peningkatan yang cukup signifikan, hal ini
disebabkan banyaknya pemeriksaan HIV yang dilakukan oleh calon TKI
yang akan berangkat ke luar negeri.
a. Indikator Kinerja Pelayanan / Operasional
Rasio kinerja pelayanan dipergunakan untuk menilai kinerja pelayanan
dengan total skor 35. Adapun rinciannya adalah sbb :
Tabel 2. Indikator Kinerja Pelayanan
NO INDIKATOR BOBOT HAPER NILAI
NILAI RIIL
II.1 PERSPEKTIF PROSES
A. PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS 11 7,5
1 Rata rata pemeriksaan mikrobiologi 2 0,8 0,5
2 Rata rata pemeriksaan immunologi 2 1,04 1,5
3 Rata rata pemeriksaan Patologi Klinik 2 1,57 2
4 Rata rata pemeriksaan kimia kesehatan 2 2,1 2
5 Rata rata pembuatan media reagensia 2 0,82 0,5
6 Rata rata pertumbuhan pemeriksaan uji
kesehatan
1 1,14 1
B. EFEKTIVITAS PELAYANAN 18 13,25
1 Rasio jumlah pemeriksaan mikrobiologi
dengan analis
3 5,34 2
7
2 Rasio jumlah pemeriksaan immunologi
dengan analis
3 8,58 2
3 Rasio jumlah pemeriksaan patologi klinik
dengan analis
3 49,68 3
4 Rasio jumlah pemeriksaan kimia kesehatan
dengan analis
3 12,7 3
5 Rasio jumlah pembuatan media reagensia
dengan analis
2 57,4 1
6 Spesialis Patologi Klinik 1 1,05 0,25
7 Yang bertugas di Unit Instalasi Uji Kesehatan 2 4,28 1
8 Angka pengulangan pemeriksaan
laboratorium
1 0,02 1
II.2 PERSPEKTIF PERTUMBUHAN
PEMBELAJARAN
6 6
1 Rata rata jam pelatihan per karyawan 2 9 2
2 Ada / tidaknya Reward dan Punishment 2 > 75% 2
3 Penelitian 2 > 75% 2
TOTAL 35 26,75
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah nilai indikator pelayanan BBLK
Palembang sebesar 26.75. Nilai indikator pelayanan tersebut masih
dibawah nilai standar. Hal ini disebabkan karena beberapa kegiatan
belum dapat dilaksanakan dengan optimal karena terdapat kekurangan
tenaga analis kesehatan pada instalasi hematologi dan kimia klinik.
b. Indikator Kinerja Mutu Pelayanan Dan Manfaat Bagi Masyarakat.
Rasio kinerja pelayanan dipergunakan untuk menilai kinerja mutu dan
pelayanan bagi masyarakat dengan total skor 40. Adapun rinciannya
adalah sbb :
8
Tabel 3. Indikator Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat Bagi Masyarakat
NO INDIKATOR BOBOT NILAI
HAPER NILAI RIIL
A. MUTU 22 21
I. MUTU PELAYANAN
1 Waktu Tunggu Pelayanan 2 10 Menit 2
2 Waktu layanan bidang pemeriksaan Mikrobiologi
2 6 Hari 2
3 Waktu layanan bidang pemeriksaan Patologi Klinik
2 162 Menit 2
4 Waktu layanan bidang pemeriksaan Immunologi
2 1208 Menit
2
5 Waktu layanan bidang pemeriksaan Kimia Kesehatan
2 10 Hari 1
6 Waktu layanan bidang pemeriksaan Media dan Reagensia
2 5 Hari 2
7 Waktu layanan bidang pemeriksaan Uji Kesehatan
2 3 Hari 2
II. MUTU KLINIK
1 Angka kegagalan pengambilan sampel uji
2 1,00% 2
2 Angka pemeriksaan lab yang dirujuk 2 0,10% 2
3 Hasil kegiatan Pemantapan Mutu Internal
2 90% 2
4 Hasil Pemantapan Mutu Eksternal 2 98% 2
B. MANFAAT BAGI MASYARAKAT 6 6
KEPEDULIAN KEPADA MASYARAKAT
1 Pembinaan kepada Lab Puskesmas, Lab RS, Lab Mandiri dan Sarana Kesehatan Lain
2 2 2
2 Kegiatan Pelayanan PME Regional 2 2 2
3 Program Penyuluhan Kesehatan 2 2 2
9
C. KEPUASAN PELANGGAN 4 3.5
1 Prosentase Komplain 2 85% 2
2 Presentase pelanggan yang puas 2 74,67% 1,5
D. KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN
3 3
1 Program BBLK Berseri 2 2 2
2 Proper lingkungan (KLH) 1 1 1
TOTAL 35 33.5
Tabel diatas menunjukkan gambaran mengenai kinerja mutu pelayanan
dan manfaat bagi masyarakat, secara keseluruhan jumlah bobot nilai
standarnya adalah 35. Sedangkan hasil perhitungan nilai indikator BBLK
Palembang adalah 33,5 masih dibawah nilai standar karena beberapa
program belum dapat dilaksanakan secara penuh sebab masih
kurangnya sumber daya manusia yang mempunyai motivasi kerja tinggi
dan profisionalisme yang memadai.
2.2 GAMBARAN KINERJA ASPEK KEUANGAN
Tabel 4. Target dan Realisasi Penerimaan Fungsional BBLK Palembang Tahun 2010 – 2014
No. Tahun Target Realisasi % Ket
(Rupiah) (Rupiah) Pencapaian
1 2010 2.513.141,000 2.183.045.890 86.87
2 2011 3.160.153.000 3.797.190.314 120.16
3 2012 4.414.400.000 5.107.526.821 115.70
4 2013 6.178.600.000 5.356.282.534 86.69
5 2014 7.411.573.000 3.025.443.066 40.82 Realisasi s.d
Juni
Sumber : Laporan Tahunan BBLK Palembang
10
Grafik 2. Target dan Realisasi Penerimaan BBLK Palembang Tahun 2010 - 2014
Dibawah ini dapat dilihat realisasi pengeluaran BBLK Palembang Tahun
2010- 2014 :
Tabel 5. Realisasi Belanja Tahun Berjalan BBLK Palembang Tahun 2010 – 2014
No
Jenis Tahun
Pengeluaran 2010 2011 2012 2013 2014 1 Belanja
Pegawai 2.891.675.869 4.177.135.481 5.470.006.059 5.608.352.689 2.698.637.938
2 Belanja Barang
4.698.379.259 4.289.775.402 6.362.422.149 10.741.143.351 2.611.707.749
3 Belanja Modal
495.440.000 4.528.975.300 2.233.973.184 3.304.644.200 175.477.500
Jumlah 8.316.367.628 12.995.886.183 14.066.401.392 19.654.140.240 5.485.823.187
11
Grafik 3. Realisasi Belanja BBLK Tahun 2010-2014
Dari grafik diatas diketahui bahwa realisasi belanja BBLK Palembang
paling tinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 19.654.140.240,-
hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut terdapat belanja barang
yang tinggi.
12
Tabel 6. Realisasi Belanja Tahun Berjalan BBLK Palembang Tahun 2010 - 2014
Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %
Rupiah Murni (RM)
- Belanja Pegawai 2.871.766.000 2.832.710.869 98,640 3.099.337.000 2.939.443.977 94,841 3.201.190.000 3.674.045.171 114,771 4.457.430.000 4.283.237.792 96,092 4.090.762.000 1.543.835.430 37,740
- Belanja Barang 3.190.098.000 3.105.126.659 97,336 3.061.578.000 2.934.360.479 95,845 5.181.127.000 5.091.838.574 98,277 8.484.447.000 8.083.823.912 95,278 6.762.000.000 1.905.853.573 28,185
- Belanja Modal - - 0,000 4.373.000.000 4.188.492.000 95,781 - - 0,000 2.300.000.000 2.299.947.100 99,998 5.000.000.000 - 0,000Jumlah 6.061.864.000 5.937.837.528 97,954 10.533.915.000 10.062.296.456 95,523 8.382.317.000 8.765.883.745 104,576 15.241.877.000 14.667.008.804 96,228 15.852.762.000 3.449.689.003 21,761
PNBP
- Belanja Pegawai 58.965.000 58.965.000 100,000 1.282.800.000 1.237.691.504 96,484 1.833.675.000 1.795.960.888 97,943 3.224.645.000 2.657.319.439 82,407 4.446.943.000 1.154.802.508 25,968
- Belanja Barang 1.958.501.000 1.593.252.600 81,351 1.522.308.000 1.355.414.923 89,037 1.402.142.000 1.270.583.575 90,617 1.943.255.000 1.325.114.897 68,190 2.434.230.000 705.854.176 28,997
- Belanja Modal 495.675.000 495.440.000 99,953 355.045.000 340.483.300 95,899 2.337.070.000 2.233.973.184 95,589 1.010.700.000 1.004.697.100 99,406 530.400.000 175.477.500 33,084
Jumlah 2.513.141.000 2.147.657.600 85,457 3.160.153.000 2.933.589.727 92,831 5.572.887.000 5.300.517.647 95,113 6.178.600.000 4.987.131.436 80,716 7.411.573.000 2.036.134.184 27,472
2010 2011 2012 2013 2014
13
a. Indikator Kinerja Keuangan
Aspek keuangan yang digunakan untuk penilaian kinerja keuangan
meliputi 9 indikator dengan total skor 30 dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari RBA. Adapun rinciannya adalah sbb :
Tabel 7. Indikator Kinerja Keuangan
NO INDIKATOR BOBOT HAPER NILAI
NILAI RIIL
A. Rasio Keuangan 16,5 12,5 1 Rasio Kas ( Cash Ratio)
2 1247,19% 0,25
2 Rasio Lancar ( Current Ratio) 2,5 1632,67% 2,5 3 Periode Penagihan Piutang
Collection Period (CP)
2 1,26% 2
4 Perputaran Total Asset (Fixed asset turnover)
2 36,11% 2
5 Imbalan atas asset tetap (Return on Asset)
2 10,63% 2
6 Imbalan Equitas (Return on Equity) 2 19,37% 2 7 Rasio Perputaran Persediaan
(Inventory turnover) 2 21,48% 1,25
8 Subsidi Biaya Pasien 2 0 0,5 9 Rasio Pendapatan PNBP terhadap
Biaya Operasional 2,5 25,28 1
B. Aspek Kepatuhan 11 8,5 1 RBA Definitif 2 1 2 2 Laporan Keuangan SAK 2 2 2 3 SP3B BLU 2 0,4 1 4 Tarif Layanan 1 1 1 5 Sistem Akuntansi 1 0,5 1 6 Persetujuan Rekening 0,5 0,25 0,25 7 SOP Pengelolaan Kas 0,5 0,25 0,25 8 SOP Pengelolaan Utang 0,5 0,25 0,25 9 SOP Pengelolaan Piutang 0,5 0,25 0,25 10 SOP Pengadaan Barang & Jasa 0,5 0,25 0,25 11 SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0,5 0,25 0,25
TOTAL (A+B)
30 22
14
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah nilai perhitungan masih
dibawah jumlah bobot nilai standar karena salah satu alasannya
manajemen pengelolaan keuangan belum menggunakan sistem
akuntansi yang baik sehingga data-data yang ada belum dapat digunakan
sebagai bahan pengambilan keputusan secara cepat dan akurat.
Dari hasil perhitungan indikator kinerja BBLK Paembang diatas dapat
disimpulkan bahwa prognosis kinerja Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Palembang sebagai berikut :
1. Nilai indikator kinerja pelayanan = 26.75
2. Nilai indikator kinerja keuangan = 22.00
3. Nilai indikator mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat = 33.05
Total skor penilaian : 82.00
Berdasarkan total skor diatas maka tingkat kesehatan BBLK Palembang
tergolong SEHAT dengan kategori AA karena nilai TS lebih besar dari 80
atau kurang/atau sama dengan 95.
b. Aspek Sumber Daya Manusia
Dibawah ini dapat dilihat kondisi sumber daya manusia BBLK Palembang
Periode 2010 -2014
Tabel 8. Keadaan Sumber Daya Manusia BBLK Palembang Tahun 2010 s/d 2014
NO URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
1 Dokter Spesialis Patologi
Klinik
1 1 1 1 -
2 Magister Administrasi RS 1 1 1 1 1
3 Magister Manajemen - 1 1 1 1
4 Master Kesehatan 2 1 3 7 7
5 Dokter Umum 2 4 5 4 4
6 Dokter Gigi - - - - -
7 Sarjana Farmasi / Apoteker - 1 1 1 1
8 Sarjana Teknik Kimia 1 1 2 2 2
15
9 Sarjana Ilmu Sosial Politik 1 1 2 2 2
10 Sarjana Hukum 1 1 1 1 1
11 Sarjana Biologi 1 1 1 1 1
12 Sarjana Administrasi 3 3 3 2 2
13 Sarjana Ekonomi 2 2 1 1 2
14 Sarjana Psikologi 1 1 1 - -
15 Sarjana Kesehatan
Masyarakat
20 19 18 17 16
16 Sarjana Komputer 1 2 1 1 1
17 Sarjana Keperawatan 1 1 1 - -
18 Sarjana Sains Terapan - 2 2 2 2
19 Akper Jurusan Umum 6 5 3 4 4
20 Akademi Kesehatan
Lingkungan
1 - - - -
21 Akademi Analis Kesehatan 9 11 17 13 14
22 Akademi Teknik Elektro Medik 1 1 1 1 1
23 Akademi Penata Rontgen 1 1 1 1 1
24 D3 Kearsipan - 1 1 1 1
25 D3 Akuntansi - 1 1 1 1
26 S.P.P.H - - - - -
27 S.M.A.K 5 6 2 2 2
28 SPK - - - - -
29 Sekolah Menengah Farmasi - - - - -
30 SMA 4 6 4 5 4
31 S.M.E.A 1 1 1 1 1
32 STM Kimia - - - - -
33 K.P.A.A - - - - -
34 SMP 1 - - - -
35 SD 4 3 3 3 3
JUMLAH 71 78 79 76 75
Sumber : Laporan Tahunan BBLK Palembang
Berdasarkan data diatas dari komposisi ketenagaan medis BBLK
Palembang terlihat bahwa dokter ahli / spesialis Patologi Klinik hanya satu
16
orang namun pelayanan spesialis laboratorium dapat diayani dengan baik
karena :
1. BBLK Palembang memiliki tenaga dokter umum sebanyak 3 orang dan
tenaga analis yang sudah terlatih dan berkompetensi baik.
2. Adanya upaya untuk terus menerus memberdayakan dan
menstandarkan kompetensi tenaga yang ada.
17
BAB III
ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS
3.1 Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai VISI
Menjadi Laboratorium kesehatan yang berstandar internasional
tahun 2019.
MISI
1. Menyelenggarakan uji profisiensi, uji kesehatan dan layanan laboratorium
kesehatan.
2. Membina laboratorium di wilayah regional.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya internal.
TATA NILAI
1. Kejujuran yaitu senantiasa menjunjung tinggi kejujuran, berani
menyatakan kebenaran dan kesalahan berdasarkan data dan fakta
dengan cara yang bertanggung jawab dan sesuai dengan etika.
2. Kedisiplinan yaitu melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab dan
wewenang, senantiasa berusaha menegakkan disiplin terhadap diri
sendiri dan lingkungan sekitarnya.
3. Kebersamaan yaitu menyadari kerjasama tim adalah dasar dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugas, melalui kebersamaan akan
dicapai kesuksesan dan keadilan.
4. Keterbukaan yaitu terbuka dalam mengemukakan dan menerima
pendapat serta berbagai informasi, saling menghargai dan
menghormati pendapat dan informasi yang berdasarkan atas fakta
dan kebenaran.
5. Profesionalisme yaitu menerapkan ilmu dan keterampilan sesuai
standar profesi dan memelihara keamanan dan kenyamanan pasien
dalam memberikan pelayanan kesehatan, senantiasa memberi
pelayanan yang menjamin mutu dan kepuasan pelanggan.
18
3.2 Aspirasi Stakeholders Inti
Tabel 9 Analisis stakeholders inti
No Komponen
Stakeholders Inti Harapan Kekhawatiran
1 Ditjen Bina Upaya Kesehatan
Dukungan yang optimal terhadap program/kebijakan Pusat
Program /kebijakan berjalan kurang optimal
2 Pemerintah Daerah (Binaan Regional)
Program Pembinaan teknis dapat berjalan sesuai kebutuhan yang diminta untuk peningkatan kemampuan tenaga teknis Lab.
Program pembinaan tidak terlaksana sesuai dengan keinginan.
3 Karyawan BBLK Palembang
- Peningkatan kesejahteraan - tingginya kepuasan kerja - Peningkatan kompetensi
- Turunnya kesejahteraan - rendahnya kepuasaan
kerja - Tidak adanya
peningkatan kompetensi
4 Pelanggan Eksternal
- Pelayanan yang excellent - hasil yang terpercaya - Tarif yang murah
- Pelayanan yang buruk - hasil yang tidak akurat - tarif yang mahal
5 Suplier/Penyedia Barang-Jasa Kemudahan dalam transaksi Rumitnya birokrasi,
lambatnya pembayaran
3.3 Tantangan Strategi
1. Penyelenggaraan Uji Profisiensi belum terakreditasi Internasional. 2. Sebagian besar parameter pemeriksaan belum tersertifikasi
Internasional. 3. Sarana dan prasarana masih kurang mendukung untuk lebih optimalnya
pelayanan. 4. Belum semua SDM memenuhi kompetensi yang dibutuhkan. 5. Sistem Informasi pelayanan dan keuangan belum terintergrasi dengan
baik. 6. Kegiatan Bimtek wilayah binaan belum berjalan optimal.
19
3.4 Benchmarking Dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini, beberapa Laboratorium yang menjadikan rujukan adalah : 1. Lab. Amerind Bio Clinic ( ABC) di Jakarta
Sebagai Laboratorium Klinik terakreditasi Internasional serta merupakan Lab. Rujukan di Indonesia.
2. Sys Lab di Jakarta Sebagai Laboratorium Kesehatan Masyarakat terakreditasi Internasional serta merupakan Lab. Rujukan di Indonesia.
3. National Reference Laboratory (NRL) Melbourne, Australia Sebagai tempat penyelenggara uji profisiensi berstandar Internasional.
3.5 Analisa SWOT
Tabel 10 . Faktor-faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman Pada
Balai Besar laboratorium Kesehatan Palembang.
FAKTOR PELUANG
FAKTOR ANCAMAN
1. Tingginya tingkat kepercayaan pelanggan terhadap BBLK Palembang.
2. Memungkinkan untuk dilakukan layanan pengembangan parameter pemeriksaan baru.
3. Tersedianya SDM professional yang dapat direkrut untuk memenuhi kebutuhan laboratorium.
4. Perekonomian masyarakat semakin membaik (kemampuan membayar).
5. Adanya subsidi investasi dari Pusat untuk peningkatan sarana dan prasarana
6. Memungkinkan Kerjasama operasional dengan pihak ketiga
7. Terbukanya peluang kerjasama dengan instansi Pemerintah maupun swasta dalam pelayanan laboratorium.
8. Regulasi Pemerintah tentang kewajiban terakreditasi bagi semua lab.
1. Globalisasi bidang kesehatan (AFTA)
2. Tuntutan masyarakat akan Pelayanan Laboratorium yang berkualitas makin tinggi.
3. Kenaikan harga-harga kebutuhan laboratorium sulit diprediksi.
4. Berkurangnya subsidi dari pemerintah
5. Instansi/Laboratorium lain mempunyai sistem informasi dan peralatan yang lebih canggih
6. Biaya Operasional Laboratorium yang semakin meningkat mengakibatkan naiknya biaya pemeriksaan.
20
Tabel 11 . Faktor-faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan Pada Balai Besar laboratorium Kesehatan Palembang.
FAKTOR KEKUATAN
FAKTOR KELEMAHAN
1. Mendapatkan anggaran operasional dari pusat.
2. Adanya fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan BLU.
3. Telah memiliki sertifikat akreditasi dari KAN
4. Laboratorium rujukan TB dan MDR Regional.
5. Parameter pemeriksaan yang beragam dengan tarif yang terjangkau.
6. Lokasi yang mudah diakses. 7. Kerjasama tim yang solid di BBLK
Palembang.
1. Alat pemeriksaan laboratorium dan uji kesehatan masih kurang.
2. Penerapan reward dan concequences belum optimal.
3. Sistem Informasi layanan dan keuangan belum terintegrasi dengan baik (IT).
4. Terbatasnya lahan untuk pengembangan.
5. Belum terakreditasi ISO sbg penyelenggara uji profisiensi.
6. Kegiatan Bimtek di wilayah binaan belum optimal.
7. Belum semua SDM memenuhi standar kompetensi.
8. Sebagian besar parameter pemeriksaan belum tersertifikasi Internasional.
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Analisa Perhitungan SWOT
No Faktor Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1 Pelayanan 1,92 0,96 1,77 1,36 2 Organisasi dan SDM 0,80 0,48 0,88 0,68 3 Keuangan 0,88 0,48 0,88 0,80 4 Sarana dan Prasarana 0,92 0,68 0,94 0,80 Jumlah 4,520 2,600 4,450 3,640 Nilai ( S-W ) dan ( O-T) 1,920 0,83
21
3.6 Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis
Rekomendasi Strategi :
Berada pada Kuadran II (Kelemahan organisasi lebih dominan daripada
kekuatan (-1,5), serta peluang usaha organisasi lebih besar daripada ancaman
yang ada (+4)), maka BBLK Palembang akan memfokuskan arah
pengembangan dimasa datang untuk menjaga kestabilan organisasi dan
penguatan mutu kelembagaan (Stability), artinya melakukan prioritas strategis
untuk melakukan investasi penyempurnaan dan penataan kemampuan
organisasi, kemampuan sistem manajemen dan proses bisnis, serta kemampuan
personilnya sambil memantapkan tingkat penguasaan layanan.
(-1,5 ; 4)
Kuadran
I
Kuadran
III
Kuadran IV
Kuadran
II
22
3.7 Analisa TOWS
FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN
1. Adanya dukungan regulasi (tupoksi) dan anggaran operasional dari pusat.
2. Adanya fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan BLU.
3. Telah memiliki sertifikat akreditasi dari KAN
4. Laboratorium rujukan TB dan MDR Regional.
5. Parameter pemeriksaan yang beragam dengan tarif yang terjangkau.
6. Kerjasama Tim yang solid. 7. Lokasi yang mudah diakses.
1. Alat pemeriksaan laboratorium dan uji kesehatan masih kurang.
2. Penerapan reward dan concequences belum optimal.
3. Sistem Informasi layanan dan keuangan belum terintegrasi dengan baik (IT).
4. Terbatasnya lahan untuk pengembangan. 5. Belum terakreditasi ISO sbg
penyelenggara uji profisiensi. 6. Kegiatan Bimtek di wilayah binaan belum
optimal. 7. Belum semua SDM memenuhi standar
kompetensi. 8. Sebagian besar parameter pemeriksaan
belum tersertifikasi Internasional.
FAKTOR PELUANG 1. Meningkatnya kepercayaan pelanggan
2. Bertambahnya Parameter pemeriksaan baru.
3. Terwujudnya peningkatan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta.
4. Terwujudnya kegiatan PME yang kompeten.
1. Terwujudnya penambahan alat lab yang sesuai standar.
2. Terwujudnya penambahan lahan. 3. Terwujudnya sistem informasi layanan
dan keuangan yang terintegrasi dengan baik.
4. Terakreditasi sbg penyelenggara uji profisiensi oleh KAN.
5. Terlaksananya Bimtek di wilayah binaan dengan optimal.
1. Tingginya tingkat kepercayaan pelanggan terhadap BBLK Palembang.
2. Memungkinkan untuk dilakukan layanan pengembangan parameter pemeriksaan baru.
3. Tersedianya SDM professional yang dapat direkrut untuk memenuhi kebutuhan laboratorium.
4. Perekonomian masyarakat semakin membaik (kemampuan membayar).
5. Adanya subsidi investasi dari Pusat untuk peningkatan sarana dan prasarana
6. Memungkinkan Kerjasama operasional dengan pihak ketiga
23
7. Terbukanya peluang kerjasama dengan instansi Pemerintah maupun swasta dalam pelayanan laboratorium.
8. Regulasi Pemerintah tentang kewajiban terakreditasi bagi semua lab.
FAKTOR ANCAMAN 1. Meningkatnya mutu pelayanan.
2. Terwujudnya efisiensi dalam
penggunaan anggaran.
1. Terwujudnya seluruh SDM yang
berkompeten.
2. Terwujdnya sertifikasi semua parameter
pemeriksaan
3. Terwujudnya penerapan reward dan
concequences pegawai.
1. Globalisasi bidang kesehatan (AFTA)
2. Tuntutan masyarakat akan Pelayanan
Laboratorium yang berkualitas makin tinggi.
3. Kenaikan harga-harga kebutuhan laboratorium
sulit diprediksi.
4. Berkurangnya subsidi dari pemerintah
5. Instansi/Laboratorium lain mempunyai sistem
informasi dan peralatan yang lebih canggih
6. Biaya Operasional Laboratorium yang semakin
meningkat mengakibatkan naiknya biaya
pemeriksaan
24
3.8 Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)
1
Terwujudnyakepuasan
stakeholder
Stakeholder
Peningkatan SILKTerwujudnya SDM
yang kompeten
Proses bisnis
Proses Pengembanganpersonil dan Organisasi
Terwujudnyalayanan
terpadu danprima
Terwujudnyalayanan Lab Klinik & uji kesehatan
Terwujudnyalayanan lab
kesmas
Terwujudnyapeningkatanstandar mutu
pelayanan
Finansial
Terwujudnyaefisiensi Biaya
VISI 2019Menjadi laboratorium kesehatan yang berstandar internasional tahun 2019
Terwujudnya Sarprasyang handal
TerwujudnyaRevenue
Terwujudnyapenyelenggaraan uji
profisiensi danBimtek
25
BAB IV
INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS
4.1 Matriks IKU
Dalam matriks IKU dapat dijelaskan indikator kinerja utama (IKU) yang dituju
setiap sasaran strategis. IKU tersebut menunjukkan perwujudan suata sasaran
strategis. Sebauah sasaran strategis bisa mempunyai lebih dari satu jenis IKU.
Selanjutnya IKU dan targetnya tersebut dapat digunakan untuk mengukur status
kemajuan pencapaian sasaran strategis, baik dari segi masukan (input), proses,
keluaran (output), dan hasil (outcome) dari suatu sasaranm strategis.
Untuk setiap Iku yang teridentifikasi ditentukan besar bobotnya, dimana bobot Iku
menyatakan tingkat lepentingan IKU tersebut terhadap pencapaian Visi Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Palembang dan total penjumlahan bobot semua
Iku bernilai 100%. Selanjutnya target IKU ditentukan untuk setap tahun periode
Rencana Strategis Bisnis bagi setiao sasaran strategis.
Matriks IKU dalam Rencana Strategis Bisnis 2015 – 2019 Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang, disajikan dalam tabel di bawah ini.
26
Tabel 13 Matriks IKU Rencana Strategis Bisnis Tahun 2015 – 2019
Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)
2015 2016 2017 2018 2019 Perspektif Konsumen
1. Terwujudnya kepuasan - Tingkat kepuasan stakeholder 4% Nominal IKM 2,25 2,45 2,65 2,85 3
Stakeholder pertahun
(Kepuasan Pelanggan) - Prosentase keluhan pelanggan 4% Prosentase 80 85 90 95 100
yang ditindak lanjuti
Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Terwujudnya layanan terpadu - Prosentase temuan ketidak 4% Prosentase 81 83 85 87 90
dan prima sediaan media dan reagensia
(Temuan yang ditindaklanjuti) yang ditindaklanjuti
- Prosentase hasil telusur 4% Prosentase 81 82 83 84 85
lapangan BBLK yang ditindak lanjuti
2. Terwujudnya peningkatan - Waktu tunggu pelayanan 3% Menit 14 13 12 11 10
standar mutu pelayanan - Waktu layanan pemeriksaan 3% Hari 6 6 6 6 6
(Ketepatan Waktu Pelayanan mikrobiologi
Dan Pengendalian Mutu) - Waktu layanan pemeriksaan 3% Menit 180 175 170 160 150
patologi klinik
- Waktu layanan pemeriksaan 3% Menit 180 170 160 150 140
imunologi
27
- Waktu layanan pemeriksaan 3% Hari 7 7 7 7 6
kimia kesehatan
- Waktu layanan pemeriksaan uji 3% Hari 3 3 3 3 3
kesehatan
- Waktu layanan pembuatan 3% Hari 3 3 3 3 3
media reagensia
- Cakupan kegiatan pemantapan 6% Persentase 90 91 92 93 95
mutu internal
- Angka kegagalan pengambilan 6% Persentase 4 4 3 2 2
sampel uji
- Angka pengulangan 6% Persentase 4 4 3 3 2
pemeriksaan laboratorium
- Kecepatan pendistribusian 5% Menit 15 14 14 13 12
sampel
- Angka kejadian kecelakaan 7% Persentase 0 0 0 0 0
kerja dilaboratorium
3. Terwujudnya penyelenggaraan - Tingkat kepesertaan 3% Prosentase 76 77 78 90 95
uji profisiensi dan bimtek penyelenggaraan PME
4. Terwujudnya layanan lab. klinik - Pertumbuhan pemeriksaan 3% Nominal Indeks 1,01 1,04 1,08 1,12 1,15
dan uji kesehatan yang terakreditasi pada lab
klinik dan uji kesehatan
28
- Penambahan parameter 3% Parameter 3 4 5 6 7
pemeriksaan baru pada lab
klinik dan uji kesehatan
5. Terwujudnya layanan lab - Pertumbuhan pemeriksaan 3% Nominal Indeks 1,01 1,04 1,08 1,12 1,15
Kesmas yang terakreditasi pada lab
kesmas
- Penambahan parameter 3% Parameter 3 4 5 6 7
pemeriksaan baru pada lab
kesmas
Perspektif Proses Pengembangan
Personil dan Organisasi
1. Terwujudnya sarana dan - Ketepatan kalibrasi alat lab 3% Prosentase 82 84 86 88 90
prasarana yang handal sesuai jadwal
- Utilisasi alat laboratorium 3% Prosentase 82 84 86 88 90
canggih
- Persentase sarpras yang sesuai 3% Prosentase 85 88 92 96 100
Standar Kemenkes / % tingkat
kehandalan sarpras
2. Terwujudnya SDM yang - Persentase SDM yang memiliki 3% Prosentase 80 83 86 90 90
Kompeten kompetensi yang sesuai/tingkat
penilaian proper
29
3. Terwujudnya peningkatan SILK - Jumlah modul SILK yang 3% Modul 1 1 2 2 3
Diimplementasikan pertahun
(level IT yang terintegrasi)
4. Terwujudnya kesehatan - Rasio Pendapatan PNBP 3% Persentase 30 33 35 37 38
Keuangan terhadap Biaya Operasional (PB)
100%
30
4.2 Kamus IKU
KPI-1 : Tingkat Kepuasan Stakeholder Pertahun
Perspektif Customer Sasaran Strategis Terwujudnya kepuasan stakeholder Judul IKT Tingkat Kepuasan Stakeholder Pertahun Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan
terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh BBLK. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Pengukuran SKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan sebagimana diatur dalam Pedoman survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik (Permenpan No. 16 tahun 2014). Sasaran : pasien perorangan yang pernah berkunjung minimal 1 kali atau telah mendapatkan pelayanan.
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
Frekuensi Pengumpulan Data
Semesteran
Formula Hasil Penilaian SKM x bobot Skala Maksimal Nilai SKM
Terdapat 9 unsur minimal yang harus ada dalam penilaian survei kepuasan masyarakat (SKM) : 1. Persyaratan 2. Prosedur 3. Waktu Pelayanan 4. Biaya/Tarif 5. Produk spesifikasi jenis pelayanan 6. Kompetensi pelaksana 7. Perilaku pelaksana 8. Maklumat pelayanan 9. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
Bobot IKU 4 Sumber Data Formulir Kepuasan Masyarakat. Kriteria Penilaian Skor yang dihasilkan adalah sesuai dengan hasil
perhitungan dalam rumus. Dengan maksimal skor 4 Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis. Periode Pelaporan Semesteran Target
2015 2016 2017 2018 2019 2,25 2,45 2,65 2,85 3
31
KPI-2 : Prosentase Komplain Pelanggan yang ditindaklanjuti (Kecepatan Respon Terhadap Komplain) Perspektif Customer Sasaran Strategis Terwujudnya kepuasan pelanggan Judul Indikator Komplain Yang ditindaklanjuti Definisi Mutu Efektivitas dan Mutu Pelayanan
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
Definisi Operasional
Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan BBLK dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah),Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko. Catatan :
Untuk penetapan grading digunakan modifikasi matrix grading resiko disesuaikan kondisi masing masing BBLK
Merah cenderung berhubungan dengan pengaduan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material,dll (ketukar sampel, sampel hilang, kurang entri parameter, salah entri hasil pemeriksaan, salah penulisan nama di film rontgen, salah hasil pemeriksaan, dll)
Kuning cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian immaterial, dll (salah pemberian hasil, kelalaian yang mengakibatkan sampel rusak salah entri parameter,dll)
Hijau tidak menimbulkan kerugian berarti baik material
maupun immaterial (kesalahan administratif)
Metode penilaian: 1. Melihat data rekapitulasi komplain yang
dikategorikan merah, kuning, hijau 2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap
kategori yang dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar
3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain disetiap kategori
a. Komplain kategori merah ditanggapi dan di tindak
lanjuti maksimal 1 x 24 jam
b. Komplain kategori kuning ditanggapi dan di tindak
lanjuti maksimal 3 hari
c. Komplain kategori hijau ditanggapi dan di tindak
32
lanjuti maksimal 7 hari
Masing masing kategori komplain dilakukan penilaian berapa persen yang penanganan komplainnya sesuai standar. Misalnya :
• kategori merah = a% • kategori kuning = b% • kategori hijau = c%
Batasan komplain maksimal terhadap kejadian 2 bulan sebelumnya
Komplain Kategori Merah Yang Ditindaklanjuti
(Jam) Skor KKM < 24 100
24 < KKM ≤ 36 75
36 < KKM ≤ 72 50
72 < KKM ≤ 96 25
KKM ≥ 96 0
Komplain Kategori Kuning Yang Ditindaklanjuti
(Hari) Skor KKK < 3 100
3 < KKK ≤ 4 75
4 < KKK ≤ 5 50
5 < KKK ≤ 6 25
KKK ≥ 6 0
Komplain Kategori Hijau Yang Ditindaklanjuti
(Hari) Skor KKH < 7 100
7 < KKH ≤ 8 75
8 < KKH ≤ 9 50
9 < KKH ≤ 10 25
KKH ≥ 10 0
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
Formula Nilai KKM + Nilai KKK + Nilai KKH 3
33
Jumlah seluruh komplain (kategori merah,kuning,hijau) yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai masing-masing standar waktu dibagi dengan Jumlah seluruh komplain (merah,kuning,hijau)
Bobot 4 Sumber Data Laporan Komplain Standar > 75 % Metode Penilaian Komplain yang ditindaklanjuti (%) Skor (KYD) KYD > 75 4.0
50 < KYD ≤ 75 2.6
25 < KYD ≤ 50 1.3
KYD ≤ 25 0
PIC Kabid Pemantapan Mutu dan Bimtek Target
2015 2016 2017 2018 2019 80 85 90 95 100
34
KPI-3: Prosentase Temuan Ketidaksediaan Media dan Reagensia yang
ditindaklanjuti
Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran Strategis Tersedianya media dan reagensia sesuai kebutuhan Judul IKT Persentase Temuan Ketidaksediaan Media dan
Reagensia yang ditindaklanjuti Definisi Ketidaktersediaan media dan reagensia yang
ditindaklanjuti adalah jumlah jenis media dan reagensia di instalasi laboratorium yang kosong dalam satu bulan yang dipenuhi sehingga tidak terjadi kekosongan. Ekslusi : barang discontinue tidak dimasukkan
Tujuan Tergambarnya kesiapan BBLK dalam menyediakan pelayanan laboratorium
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah jenis media dan reagensia yang kosong dalam 1 bulan yang ditindaklanjuti x 100% Jumlah jenis media dan regensia yang kosong dalam bulan tersebut
Bobot IKU 4 Sumber Data Bon Permintaan Inst, form. Permintaan BHP Inst. Kriteria Penilaian
Persentase Temuan ketidak tersediaan media dan reagensia yg
ditindaklanjuti (%) (TKMRD) Skor
TKMRD > 80 4
70 < TKMRD ≤ 80 3
60 < TKMRD ≤ 70 2
50 < TKMRD ≤ 60 1
TKMRD ≤ 50 0
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 81 83 85 87 90
35
KPI-4 : Prosentase Hasil Telusur Lapangan BBLK yang ditindaklanjuti
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya layanan terpadu dan prima
Judul IKT Prosentase Hasil Telusur Lapangan BBLK yang ditindaklanjuti
Definisi Hasil telusur BBLK yang ditindaklanjuti adalah hasil telusur lapangan yang dilakukan oleh asesor internal dan eksternal baik telusur pelanggan, sistem, layanan laboratorium yang tidak sesuai standar dan elemen penilaian akreditasi yang segera dipenuhi agar sesuai standar akreditasi. Hasil temuan bisa berupa terpenuhi sebagian atau sama sekali tidak terpenuhi/tidak sesuai standar
Tujuan Kesiapan dan tanggung jawab BBLK agar seluruh sistem pelayanan laboratorium dan manajerial terstandarisasi akreditasi laboratorium kesehatan baik nasional maupun internasional.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Hasil telusur BBLK yang ditindaklanjuti x 100 % Jumlah Total temuan telusur
Bobot IKU 4 Sumber Data Form/Laporan hasil temuan/ Laporan Audit Internal Bidang
Pemantapan Mutu dan Bimtek Kriteria Penilaian
% Temuan hasil telusur lapangan BBLK yg ditindaklanjuti (%) (THT) Skor
THT > 80 4 70 < THT ≤ 80 3 60 < THT ≤ 70 2 50 < THT ≤ 60 1
THT ≤ 50 0
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan mutu dan Bimbingan Teknis Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 81 82 83 84 85
36
KPI-5 : Waktu Tunggu Pelayanan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu tunggu pelayanan
Judul IKT Waktu Tunggu Pelayanan
Definisi Waktu Tunggu Pelayanan (WTP) adalah rata-rata waktu tunggu pasien sejak mendaftar sampai mendapatkan pelayanan dibagian sampling Ekslusi : pasien MCU
Tujuan Tujuan Indikator adalah terselenggaranya pelayanan laboratorium pada hari kerja yang mudah dan cepat di akses oleh pelanggan.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu pelanggan sampai mendapatkan pelayanan dibagian sampling Dibagi Jumlah seluruh pelanggan yang mendapat pelayanan (dalam menit)
Bobot IKU 3 Sumber Data Kartu Kendali dan formulir permintaan pemeriksaan Kriteria Penilaian
Waktu Tunggu Pelayanan (Menit) (WTP)
SKOR
WTP < 15 3.00
15 ≤ WTP < 30 2.25
30 ≤ WTP < 45 1.50
45 ≤ WTP < 60 0.75
WTP ≥ 60 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 14 13 12 11 10
37
KPI-6 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Mikrobiologi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan mikrobiologi
Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Mikrobiologi
Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Mikrobiologi adalah rata-rata waktu layanan pemeriksaan mikrobiologi mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan Ekslusi : pemeriksaan kultur & resistensi TB, kultur jamur
Tujuan Tujuan Indikator adalah tergambarnya kecepatan bidang pemeriksaan mikrobiologi
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif hari pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan mikrobiologi Note : jumlah seluruh pemeriksaan adalah jumlah seluruh sampel
Bobot IKU 3 Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan Mikrobiologi (hari)
(WLB) SKOR
WLB < 7 3.00
7 ≤ WLB < 9 2.25
9 ≤ WLB < 11 1.50
11 ≤ WLB < 13 0.75
WLB ≥ 13 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan
Bulanan
Target 2015 2016 2017 2018 2019
6 6 6 6 6
38
KPI-7 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Patologi Klinik
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan patologi klinik
Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Patologi Klinik Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Patologi Klinik adalah rata-
rata waktu layanan pemeriksaan saat mulai sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan. Ekslusi : sampel yang diterima di instalasi diatas pukul 16.00 wib, sampel hari sabtu, pemeriksaan elektroforesis & GDT, LE.
Tujuan Tergambarnya kecepatan bidang pemeriksaan Patologi klinik.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif waktu (menit) pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan patologi klinik
Bobot IKU 3 Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan Patologi Klinik
(WLP) SKOR
WLP < 180 3.00
180 ≤ WLP < 210 2.25
210 ≤ WLP < 240 1.50
240 ≤ WLP < 270 0.75
WLB ≥ 270 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan
Bulanan
Target 2015 2016 2017 2018 2019 180 175 170 160 150
39
KPI-8 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Immunologi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan imunologi
Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Immunologi
Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Imunologi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan imunologi. Ekslusi : sampel yang diterima di instalasi diatas pukul 16.00 wib, sampel hari sabtu, pemeriksaan PCR & Flowcytometri, pemeriksaan konfirmasi,
Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan pemeriksaan bidang Imunologi
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif waktu (menit) pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan imunologi
Bobot IKU 3 Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan Immunologi (WLI) (Jam)
SKOR
WLI < 180 3.00
180 ≤ WLI < 210 2.25
210 ≤ WLI < 240 1.50
240 ≤ WLI < 270 0.75
WLI ≥ 270 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan
Bulanan
Target 2015 2016 2017 2018 2019 180 170 160 150 140
40
KPI-9 : Waktu Layanan Pemeriksaan Bidang Kimia Kesehatan
Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan kimia
kesehatan
Judul IKT Waktu Layanan Pemeriksaan Bidang Kimia Kesehatan
Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Kimia Kesehatan adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan. Ekslusi : pemeriksaan konfirmasi, pemeriksaan pestisida
Tujuan Tujuan Indikator adalah tergambarnya kecepatan pemeriksaan bidang Kimia Kesehatan
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif hari pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan bidang kimia kesehatan
Bobot IKU 3 Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan Kimia Kesehatan(hari)
(WLK) SKOR
WLK < 7 3.00
7 ≤ WLK < 9 2.25
9 ≤ WLK < 11 1.50
11 ≤ WLK < 13 0.75
WLK ≥ 13 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan
Bulanan
Target 2015 2016 2017 2018 2019
7 7 7 7 6
41
KPI-10 : Waktu Layanan Pemeriksaan Uji Kesehatan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Waktu Layanan Pemeriksaan Uji Kesehatan Definisi Waktu layanan Pemeriksaan uji kesehatan adalah rata-
rata waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan uji kesehatan mulai dari pedaftaran sampai keluar hasil pemeriksaan uji kesehatan.
Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan pemeriksaan Uji Kesehatan
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Rata-rata waktu penyelesaian pelayanan pemeriksaan Uji Kesehatan
Bobot IKU 3 Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan uji kesehatan (hari)
(WLUK) SKOR
WLUK < 4 3.00
4 ≤ WLUK < 6 2.25
6 ≤ WLUK < 8 1.50
8 ≤ WLUK < 10 0.75
WLUK ≥ 10 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 3 3 3 3 3
42
KPI-11 : Waktu Layanan Pembuatan Media Reagensia
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Waktu Layanan Pembuatan Media Reagensia Definisi Waktu layanan Pembuatan media dan reagensia adalah
saat mulai permintaan pembuatan sampai media reagensia siap digunakan hasil pembuatan selesai Ekslusi : ketidaksediaan bahan baku (contoh : telur bebek)
Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan layanan pembuatan media dan reagensia.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif hari pembuatan media dan reagensia dari mulai permintaan diterima sampai media-reagensia selesai dibagi jumlah seluruh permintaan pembuatan media-reagensia
Bobot IKU 3 Sumber Data Form permintaan Kriteria Penilaian
Waktu layanan bidang pembuatan Media dan
Reagensia (WLM)
SKOR
WLM ≤ 3 3.00
4 ≤ WLM < 5 2.25
5 ≤ WLM < 6 1.50
6 ≤ WLM < 7 0.75
WLM ≥ 7 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 3 3 3 3 3
43
KPI-12 : Cakupan Kegiatan Pemantapan Mutu Internal
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Cakupan Kegiatan Pemantapan Mutu Internal Definisi Hasil kegiatan pemantapan mutu internal dihitung
berdasarkan parameter pemeriksaan yang dilakukan pemantapan mutu internal (proses analitik) dibandingkan dengan jumlah parameter pemeriksaan keseluruhan. Ekslusi : pemeriksaan fisik, pemeriksaan organoleptis
Tujuan Tujuan indikator adalah menjamin mutu pemeriksaan laboratorium.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah Parameter pemeriksaan lab. yang dilakukan PMI x 100% Jumlah parameter pemeriksaan keseluruhan
Bobot IKU 6 Sumber Data Laporan Bulanan PMI instalasi Kriteria Penilaian
Hasil Kegiatan Pemantapan Mutu Internal
(KPI) (%) SKOR
KPI ≥ 90 6.00
80 ≤ KPI < 90 4.50
70 ≤ KPI < 80 3.00
60 ≤ KPI < 70 1.50
KPI < 60 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 90 91 92 93 95
44
KPI-13 : Angka Kegagalan Pengambilan Sampel Uji
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Angka Kegagalan Pengambilan Sampel Uji
Definisi Kegagalan pengambilan sampel uji (KS) adalah banyaknya kegagalan dalam pengambilan sampel uji klinis dan kesehatan masyarakat pada suatu periode waktu. Sampel adalah bahan dari tubuh manusia (darah, urine, pus, swab, reitz serum,dll), air, makanan, minuman, swab alat dan udara. Ekslusi : rontgen, pap smear, pengambilan dahak, pengambilan sperma, pasien tidak kooperatif, pasien anak (<12 tahun).
Tujuan Tujuan indikator adalah terjaminnya mutu dan keberhasilan pengambilan sampel uji.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kegagalan pengambilan sampel uji X 100% Jumlah pengambilan sampel uji
Bobot IKU 6 Sumber Data laporan kegagalan pengambilan sampel di PPC dan
laporan jumlah pengambilan sampel. Kriteria Penilaian
Angka kegagalan pengambilan sampel uji (%)
(AKS) SKOR
AKS < 5 6.00
5 ≤ AKS < 8 4.50
8 ≤ AKS < 11 3.00
11 ≤ AKS < 14 1.50
AKS ≥ 14 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 4 4 3 2 2
45
KPI-14 : Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium
Definisi Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium (APL) adalah jumlah rata-rata pengulangan pemeriksaan yang dilakukan diluar prosedur tetap (tidak termasuk duplo) selama 1 bulan Ekslusi : selain PMI, pemeriksaan BTA 3 kali
Tujuan Tujuan indikator adalah terjaminnya efisiensi pemeriksaan laboratorium.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah pemeriksaan laboratorium yang diulang Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium
Bobot IKU 6 Sumber Data laporan pengulangan pemeriksaan
Kriteria Penilaian
Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium
(APL) SKOR
APL < 5 6.00
5 ≤ APL < 10 4.50
10 ≤ APL < 15 3.00
15 ≤ APL < 20 1.50
AKS ≥ 20 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 4 4 3 3 2
46
KPI-15 : Kecepatan Pendistribusian Sampel
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Kecepatan Pendistribusian Sampel Definisi Kecepatan pendistribusian sampel adalah waktu yang
dibutuhkan dalam pendistribusian sampel sejak selesai diambil atau diterima di BBLK sampai ke instalasi pemeriksa. Ekslusi : distribusi sampel ke lab TB.
Tujuan Tujuan indikator adalah terwujudnya kecepatan pendistribusian sampel sesuai prosedur
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif waktu pendistribusian sampel sejak diambil sampai ke instalasi pemeriksa dibagi Jumlah sampel
Bobot IKU 5 Sumber Data kartu kendali. Kriteria Penilaian
Kecepatan Pendistribusian Sampel
(KPS) (Menit) SKOR
KPS ≤ 15 5.00
16 ≤ KPS < 20 3.75
20 ≤ KPS < 25 2.50
25 ≤ KPS < 30 1.25
KPS ≥ 30 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 15 14 14 13 12
47
KPI-16 : Angka Kejadian Kecelakaan Kerja pada petugas di Laboratorium
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya keselamatan kerja
Judul IKT Angka Kejadian Kecelakaan Kerja pada petugas di Laboratorium
Definisi Angka kejadian kecelakaan kerja pada petugas di laboratorium adalah banyaknya jumlah kecelakaan kerja di lab selama 1 bulan. Yang dimaksud kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya jam kerja (membutuhkan pertolongan / pengobatan).
Tujuan Tujuan indikator adalah untuk melihat tingkat keselamatan kerja di laboratorium.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kecelakaan kerja per bulan Hari kerja per bulan
Bobot IKU 7 Sumber Data laporan kecelakaan kerja perbulan. Kriteria Penilaian
Angka Kecelakaan Kerja (AKK) SKOR
AKK < 1 7.00
1 ≤ AKK < 2 5.25
2 ≤ AKK < 3 3.50
3 ≤ AKK< 4 1.75
AKK ≥ 4 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 0 0 0 0 0
48
KPI-17 : Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya penyelenggaraan Uji Profisiensi dan Bimtek
Judul IKT Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME
Definisi Tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME adalah jumlah lab yang memberikan jawaban dibagi jumlah peserta yang mengikuti PME.
Tujuan Tujuan indikator adalah untuk melihat berapa banyak peserta penyelenggaraan PME yang memberikan jawaban terhadap bahan uji yang dikirimkan.
Frekuensi Pengumpulan Data
Semester
Formula Jumlah lab yang memberi jawaban x 100% Jumlah peserta yang mengikuti PME
Bobot IKU 3 Sumber Data hasil jawaban PME peserta Kriteria Penilaian
Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME
(TKPP) (%) SKOR
TKPP ≥ 75 3.00
60 ≤ TKPP < 75 2.25
45 ≤ TKPP< 60 1.50
30 ≤ TKPP < 45 0.75
TKPP < 30 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis Periode Pelaporan Semesteran Target
2015 2016 2017 2018 2019 76 77 78 90 95
49
KPI-18 : Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Klinik dan
Uji Kesehatan.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab klinik dan uji kesehatan
Judul IKT Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Klinik dan Uji Kesehatan.
Definisi Pertumbuhan pemeriksaan yang terakreditasi adalah jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter yang terakreditasi tahun sebelumnya.
Tujuan untuk meningkatkan ruang lingkup pemeriksaan yang terakreditasi.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan Jumlah parameter yang telah terakreditasi tahun sebelumnya
Bobot IKU 3 Sumber Data sertifikat akreditasi Kriteria Penilaian
Akreditasi Lab. Klinik dan Uji Kesehatan (ALKUK)
SKOR
ALKUK > 1,15 3.00
1,11 ≤ ALKUK ≤ 1,15 2.25
1,06 ≤ ALKUK ≤ 1,1 1.50
1,01 ≤ ALKUK ≤ 1,05 0.75
ALKUK ≤ 1 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan mutu dan Bimibingan Teknis. Periode Pelaporan
Tahunan
Target 2015 2016 2017 2018 2019 1,01 1,04 1,08 1,12 1,15
50
KPI-19 : Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru pada Laboratorium
Klinik dan Uji Kesehatan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab. Klinik dan Uji Kesehatan
Judul IKT Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru pada Laboratorium Klinik dan Uji Kesehatan
Definisi Jumlah paraeter pemeriksaan baru pertahun meliputi penambahan parameter dan atau metode pada Laboratorium klinik dan uji kesehatan
Tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan lingkup pemeriksaan.
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah parameter pemeriksaan baru pertahun meliputi penambahan parameter dan atau metode pada seksi laboratorium klinik dan uji kesehatan.
Bobot IKU 3 Sumber Data laporan parameter / metode baru. Kriteria Penilaian
Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru (PPB) SKOR
PPB ≥ 7 3.00
5 ≤ PPB < 7 2.25
3 ≤ PPB < 5 1.50
1 ≤ PPB < 3 0.75
PPB < 1 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Tahunan Target
2015 2016 2017 2018 2019 3 4 5 6 7
51
KPI-20 : Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Kesmas
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab. Kesmas
Judul IKT Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Kesmas.
Definisi Pertumbuhan pemeriksaan yang terakreditasi adalah jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter yang terakreditasi tahun sebelumnya
Tujuan untuk meningkatkan ruang lingkup pemeriksaan yang terakreditasi
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan Jumlah parameter yangtelah terakreditasi tahun sebelumnya
Bobot IKU 3 Sumber Data sertifikat akreditasi Kriteria Penilaian
Akreditasi Lab. Kesmas (ALKM) SKOR
ALKM > 1,15 3.00
1,11 ≤ ALKM ≤ 1,15 2.25
1,06 ≤ ALKM ≤ 1,1 1.50
1,01 ≤ ALKM ≤ 1,05 0.75
ALKM ≤ 1 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan mutu dan Bimbingan Teknis. Periode Pelaporan
Tahunan
Target 2015 2016 2017 2018 2019 1,01 1,04 1,08 1,12 1,15
52
KPI-21 : Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru pada Laboratorium
Kesehatan Masyarakat
Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab. Kesmas
Judul IKT Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Definisi Jumlah paraeter pemeriksaan baru pertahun meliputi penambahan parameter dan atau metode pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat.
Tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan lingkup pemeriksaan.
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah parameter pemeriksaan baru pertahun meliputi penambahan parameter dan atau metode pada seksi laboratorium Kesehatan Masyarakat.
Bobot IKU 3 Sumber Data laporan parameter / metode baru. Kriteria Penilaian
Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru (PPB) SKOR
PPB ≥ 7 3.00
5 ≤ PPB < 7 2.25
3 ≤ PPB < 5 1.50
1 ≤ PPB < 3 0.75
PPB < 1 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Tahunan Target
2015 2016 2017 2018 2019 3 4 5 6 7
53
KPI-22 : Ketepatan Kalibrasi Alat Laboratorium Sesuai Jadwal
Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis Terwujudnya sarana dan prasarana Handal
Judul IKT Ketepatan Kalibrasi Alat Laboratorium Sesuai Jadwal Definisi Ketepatan kalibrasi alat sesuai jadwal adalah jumlah
peralatan yang sudah terkalibrasi sesuai jadwal yang ditetapkan
Tujuan Tujuan Indikator adalah Tersedianya peralatan yang siap pakai dan berkualitas
Frekuensi Pengumpulan Data
Semesteran
Formula Jumlah peralatan dikalibrasi sesuai jadwal yang ditetapkan x 100% Jumlah peralatan yang akan dikalibrasi berdasarkan jadwal
Bobot IKU 3 Sumber Data Laporan Kalibrasi Alat Kriteria Penilaian
Ketepatan kalibrasi alat sesuai jadwal (%)
(KKA) SKOR
KKA > 80 3.00
70 < KKA ≤ 80 2.25
60 < KKA ≤ 70 1.50
50 < KKA ≤ 60 0.75
KKA ≤ 50 0.00
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum Periode Pelaporan Semesteran Target
2015 2016 2017 2018 2019 82 84 86 88 90
54
KPI-23 : Utilisasi Alat Laboratorium
Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis Terwujudnya sarana dan prasarana Handal
Judul IKT Utilisasi Alat Laboratorium
Definisi Utilisasi alat laboratorium canggih adalah pemanfaatan peralatan laboratorium canggih yang memiliki harga beli diatas 500 juta rupiah yang akan digunakan untuk mendukung pemeriksaan laboratorium yang spesifik di instalasi laboratorium dalam upaya meningkatkan mutu hasil uji. Ekslusi : alat rusak/dalam perbaikan, tidak termasuk dalam daftar BMN
Tujuan Tujuan Indikator adalah Optimalisasi pemanfaatan peralatan laboratorium canggih.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah penggunaan alat laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium X 100% Jumlah kapasitas maksimal kemampuan dari peralatan laboratorium
Bobot IKU 3 Sumber Data Laporan pemeriksaan menggunakan alat canggih Kriteria Penilaian
Utilisasi alat laboratorium (%) (UAL) SKOR
UAL > 80 3.00
70 < UAL ≤ 80 2.25
60 < UAL ≤ 70 1.50
50 < UAL ≤ 60 0.75
UAL ≤ 50 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan Periode Pelaporan Bulanan Target
2015 2016 2017 2018 2019 82 84 86 88 90
55
KPI-24 : Presentase Sarpras yang Sesuai Standar Kemenkes
Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis Terwujudnya sarana dan prasarana Handal
Judul IKT Presentase Sarpras yang Sesuai Standar Kemenkes
Definisi Presentase sarpras yang sesuai standar Kemenkes adalah sarana prasarana laboratorium yang mengacu pada satandar kementerian kesehatan (bangunan, alat, dll)
Tujuan Tujuan Indikator adalah semua sarpras yang ada sesuai standar Kemenkes RI
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Sarpras yang ada x 100 % Sarpras yang sesuai standar Kemenkes
Bobot IKU 3 Sumber Data Laporan BMN Kriteria Penilaian
Sarpras Sesuai Standar Kemenkes (%) STK SKOR
STK> 70 3.00
55 < STK ≤ 70 2.25
40 < STK ≤ 55 1.50
25 < STK ≤ 40 0.75
UAL ≤ 25 0.00
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum Periode Pelaporan Tahunan Target
2015 2016 2017 2018 2019 85 88 92 96 100
56
KPI-25 : Persentase SDM yang Memiliki Kompetensi yang Sesuai
Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis Terwujudnya SDM Yang kompeten
Judul IKT Persentase SDM yang Memiliki Kompetensi Sesuai Definisi Merupakan Persentase SDM yang memiliki Kompetensi
sesuai bidang kerja. Tujuan Tujuannya adalah agar semua SDM di BBLK Palembang
kompeten Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah SDM berkompetesi sesuai x 100% Jumlah seluruh SDM
Bobot IKU 3 Sumber Data Data Kepegawaian (sertifikat kompetesi, sertifikat
pelatihan) Kriteria Penilaian
SDM Berkompetesi Sesuai SKOR
SDM ≥ 90 3.00
80 ≤ JMP < 90 2.25
70 ≤ JMP < 80 1.50
60 ≤ JMP < 70 0.75
JMP ≤ 60 0.00
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum Periode Pelaporan Tahunan Target
2015 2016 2017 2018 2019 80 83 86 90 90
57
KPI-26 : Jumlah Modul SILK yang Diimplementasikan per Tahun
Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan SILK
Judul IKT Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun
Definisi Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun adalah jumlah semua Modul SILK Yang Diimplementasikan di BBLK mulai dari sistem pengadaan, logistik, pendaftaran, distribusi, pengeluaran hasil, pembayaran dan entry data (hasil, analisa statistik, daftar hadir pegawai, keuangan)
Tujuan Tujuannya adalah setiap bagian di BBLK terhubung dengan Sistem SILK yang sudah terintegrasi dengan baik
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun adalah jumlah semua Modul SILK Yang Diimplementasikan di BBLK
Bobot IKU 3 Sumber Data Kriteria Penilaian
SILK (Modul) SKOR
SILK ≥ 3 3.00
2 ≤ SILK < 3 2.00
1 ≤ JMP < 2 1.00
JMP ≤ 1 0.00
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum Periode Pelaporan Tahunan Target
2015 2016 2017 2018 2019 1 1 2 2 3
58
KPI-27 : Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional (PB)
Perspektif Keuangan Sasaran Strategis Terwujudnya Efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran PNBP
Judul IKT POBO Definisi Operasional
1. Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
2. Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang, dan sumber dananya berasal dari penerimaan anggaran APBN dan pendapatan PNBP satker BLU
Tujuan Terselenggaranya pemanfaatan anggaran PNBP yang efektif dan efisien
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Pendapatan PNBP X 100% Biaya Operasional
Bobot IKU 3 Sumber Data Bagian Keuangan Kriteria Penilaian Rasio PNBP terhadap Biaya
Operasional (%) (PB)
SKOR
UAL > 65 3
57 < UAL ≤ 65 2.7
50 < UAL ≤ 57 2.4
42 < UAL ≤ 50 2.1
35 < UAL ≤ 42 1.8
28 < UAL ≤ 35 1.5
20 < UAL ≤ 28 1.2
12 < UAL ≤ 20 0.9
4 < UAL ≤ 12 0.6
0 <≤ UAL ≤ 4 0
59
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum Periode Pelaporan
Bulanan
Target 2015 2016 2017 2018 2019
30 33 35 37 38
60
4.3 Program Kerja Strategis
Tabel 14 Program Kerja Strategis Tahun 2015 - 2019
Sasaran Strategis
Program Kerja Strategis Per Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Perspektif Konsumen
1. Terwujudnya
kepuasan
stakeholder.
Perspektif proses Bisnis
Internal
1. Terwujudnya layanan
terpadu dan prima.
Pengembangan
System Data Base
pelanggan,dan
stakeholdel lainnya
Penataan System
Penanganan
Keluhan
Pelanggan
Penataan System
Logistik
Pengembangan
Customer Service
dan Customer
Relation Marketing
Pengembangan
System
Penanganan
Keluhan Pelanggan
Penataan System
Logistik
Pemantapan
Customer Service
dan Customer
Relation Marketing
Pemantapan
System
Penanganan
Keluhan Pelanggan
Pemantapan
System Logistik
Pemantapan
Customer Service
dan Customer
Relation Marketing
Pemantapan
System
Penanganan
Keluhan Pelanggan
Pemantapan
System Logistik
Pemantapan
Customer Service
dan Customer
Relation Marketing
Pemantapan
System
Penanganan
Keluhan Pelanggan
Pemantapan
System Logistik
61
2. Terwujudnya
peningkatan standar
mutu pelayanan.
3. Terwujudnya
penyelenggaraan uji
profisiensi dan
Bimtek
4. Terwujudnya
layanan lab klinik
dan uji kesehatan.
Pengembangan
sistem pengaturan
waktu tunggu
layanan pada
seluruh Instalasi
Pengembangan
sistem PMI dan
PME
Pengembangan
Penyelenggaraan
Uji Profisiensi dan
Bimtek
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Pengembangan
sistem pengaturan
waktu tunggu
layanan pada
seluruh Instalasi
Pengembangan
sistem PMI dan
PME
Pemantapan
Penyelenggaraan
Uji Profisiensi dan
Bimtek
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Pemantapan waktu
tunggu layanan
pada seluruh
Instalasi
Pemantapan
pengelolaan PMI
dan PME
Pemantapan
Penyelenggaraan
Uji Profisiensi dan
Bimtek
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Pemantapan waktu
tunggu layanan
pada seluruh
Instalasi
Pemantapan
pengelolaan PMI
dan PME
Pemantapan
Penyelenggaraan
Uji Profisiensi dan
Bimtek
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Pemantapan waktu
tunggu layanan
pada seluruh
Instalasi
Pemantapan
pengelolaan PMI
dan PME
Pemantapan
Penyelenggaraan
Uji Profisiensi dan
Bimtek
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
62
5. Terwujudnya layanan
lab kesmas
Perspektif Proses
pengembangan personil
dan Organisasi
1. Terwujudnya sarana
dan prasarana yang
handal.
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Penataan program
kalibrasi dan
Utilisasi alat
Laboratorium
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Pengembangan
program kalibrasi
dan Utilisasi alat
Laboratorium
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Pemantapan
program kalibrasi
dan Utilisasi alat
Laboratorium
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Pemantapan
program kalibrasi
dan Utilisasi alat
Laboratorium
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Penambahan
jumlah Parameter
Pemeriksaan yang
terakreditasi
Penambahan
jumlah
Parameter/metode
pemeriksaan baru
Pemantapan
program kalibrasi
dan Utilisasi alat
Laboratorium
63
2. Terwujudnya SDM
yang kompeten.
3. Terwujudnya
peningkatan SILK
4. Terwujudnya
kesehatan keuangan
Pemenuhan alat
laboratorium
terstandardisasi
Pengembangan
Kualitas SDM
sesuai kompetensi
Pengembangan
Modul SILK tahap1
Peningkatan
pendapatan BLU
pertahun dan
efisiensi
pelaksanaan
anggaran
Pemenuhan alat
laboratorium
terstandardisasi
Pengembangan
Kualitas SDM
sesuai kompetensi
Pengembangan
Modul SILK tahap 2
Peningkatan
pendapatan BLU
pertahun dan
efisiensi
pelaksanaan
anggaran
Pemenuhan alat
laboratorium
terstandardisasi
Pemantapan
Kualitas/
kompetensi SDM
Pengembangan /
pemantapan SILK
Peningkatan
pendapatan BLU
pertahun dan
efisiensi
pelaksanaan
anggaran
Pemenuhan alat
laboratorium
terstandardisasi
Pemantapan
Kualitas/
kompetensi SDM
Pengembangan /
pemantapan SILK
Peningkatan
pendapatan BLU
pertahun dan
efisiensi
pelaksanaan
anggaran
Pemenuhan alat
laboratorium
terstandardisasi
Pemantapan
Kualitas/
kompetensi SDM
Pengembangan /
pemantapan SILK
Peningkatan
pendapatan BLU
pertahun dan
efisiensi
pelaksanaan
anggaran
64
BAB V
ANALISA DAN MITIGASI RISIKO
5.1 Identifikasi Risiko
Tabel 15 Identifikasi Resiko
Sasaran Strategis
Resiko
Perspektif Konsumen
1. Terwujudnya kepuasan
stakeholder.
Perspektif proses Bisnis Internal
1. Terwujudnya layanan terpadu dan
prima.
2. Terwujudnya peningkatan standar
mutu pelayanan.
3. Terwujudnya penyelenggaraan uji
profisiensi dan Bimtek
4. Terwujudnya layanan lab. klinik
dan uji kesehatan.
5. Terwujudnya layanan
Lab. kesmas
- Buruknya penanganan komplain.
- Kurangnya ketersediaan Informasi yang dibutuhkan
stakeholder.
- Buruknya penataan sistem logistik.
- Kurangnya koordinasi dalam pemberian layanan
kesehatan/laboratorium.
- Buruknya mutu pelayanan.
- Kurangnya koordinasi dalam pelaksanaan PMI dan
PME.
- Buruknya Penyelenggaraan Uji Profisiensi dan Bimtek
- Buruknya layanan pada lab klinik dan uji kesehatan
- Kurangnya koordinasi dalam kegiatan penambahan
parameter pemeriksaan yang terakreditasi serta
penambahan jumlah parameter/metode pemeriksaan
baru.
- Buruknya layanan pada lab kesmas
- Kurangnya koordinasi dalam kegiatan penambahan
parameter pemeriksaan yang terakreditasi serta
penambahan jumlah parameter/metode pemeriksaan
baru.
65
Perspektif Proses pengembangan
personil dan Organisasi
1. Terwujudnya sarana dan prasarana
yang handal
2. Terwujudnya SDM yang kompeten
3. Terwujudnya peningkatan SILK
4. Terwujudnya kesehatan keuangan
- Buruknya penataan kalibrasi alat Lab.
- Buruknya pemanfataan ulitasi alat Lab.
- Tidak terpenuhinya alat lab sesuai standar
- Buruknya Pengembangan Kualitas SDM
- Kurangya koordinasi dalam pemanfaatan
kompetensi SDM
- Belum terintegrasinya program SILK
- Belum optimalnya peningkatan pendapatan BLU
5.2 Penilaian Tingkat Risiko
Dalam menentukan kemungkinan risiko yang terjadi, digunakan acuan sebagai
berikut :
- Kemungkinan risiko terjadi Sangat Besar : dipastikan akan sangat mungkin
terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai
kemungkinan risiko terjadi berkisar diatas 0,8 sampai 1,0.
- Kemungkinan risiko terjadi Besar : kemungkinan besar terjadi untuk
mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai kemungkinan risiko
terjadi berkisar anatar 0,6 sampai 0,8.
- Kemungkinan risiko terjadi Sedang : kemungkinan sedang terjadinya risiko
untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai kemungkinan risiko
terjadi berkisar anatar 0,4 sampai 0,6.
- Kemungkinan risiko terjadi kecil : kemungkinan kecil risiko terjadi untuk
mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai kemungkinan risiko
terjadi berkisar anatar 0,2 sampai 0,4.
- Kemungkinan risiko terjadi sangat kecil : kemungkinan sangat kecil risiko
terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai
kemungkinan risiko terjadi berkisar anatar 0 sampai 0,2.
66
Selanjuntnya untuk menentukan besar dampak risiko pada suatu ssaaran
strategis digunakan acuan sebagai berikut :
- Dampak risiko tidak penting : risiko mempunyai pengaruh sangat kecil pada
suatu sasaran strategis, namun sasaran strategis tersebut masih bisa dicapai.
- Dampak risiko minor : risiko mempunyai pengaruh kecil pada suatu sasaran
strategis dan memerlukan sedikit upaya penanganan.
- Dampak risiko medium : risiko mempunyai pengaruh sedang pada suatu
sasaran strategis dan membutuhkan upaya cukup serius penanganannya.
- Dampak risiko mayor atau besar : risiko mempunyai pengaruh besar pada
suatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya serius penanganannya.
- Dampak risiko malapetaka : risiko mempunyai pengaruh tdak terpenuhinya
suaatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya sangat serius
penanganannya.
Berdasarkan pertemuan antara estimasi tingkat kemungkinan risiko terjadi
dan estimasi besar dampak risiko pada suatu sasaran strategis dapat dinilai
suatu tingkat risiko dengan kualifikasi pada tabel berikut.
Tabel 16 Matriks Risiko untuk menentukan tingkat risiko
Kemungkinan
(Likelihood)
Dampak Risiko (Consequences)
Tidak
Penting
1
Minor
2
Medium
3
Mayor
4
Malapetaka
5
I (Kemungk sangat bsr) T T E E E
II (kemungk besar) M T T E E
III (kemungk sedang) R M T E E
IV (kemungk kecil) R R M T E
V (Kemungk sangat kcl) R R M T T
Keterangan :
- E = Risiko Ekstrim (warna merah)
- T = Risiko Tinggi (warna kuning)
- M = Risiko moderat
- R = Risiko rendah
67
Berdasarkan pedoman diatas, selanjunya disusunlah penentuan tingkat risiko,
sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 17 Penentuan Tingkat Risiko
Sasaran Strategis
Risiko
Kemungk
Risiko
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko
Warna
Perspektif
Konsumen
1. Terwujudnya
kepuasan
stakeholder.
Perspektif proses
Bisnis Internal
1. Terwujudnya
layanan terpadu
dan prima.
2. Terwujudnya
peningkatan
standar mutu
pelayanan
3. Terwujudnya
Penyelenggaraan
uji profisiensi dan
a. Buruknya
penanganan
komplain.
b. Kurangnya
ketersediaan
Informasi yang
dibutuhkan
stakeholder.
c. Buruknya penataan
sistem logistik.
d. Kurangnya
koordinasi dalam
pemberian layanan
kesehatan
/laboratorium.
e. Buruknya mutu
pelayanan.
f. Kurangnya
koordinasi dalam
pelaksanaan PMI
dan PME.
g. Buruknya
Penyelenggaraan Uji
Profisiensi dan
Sedang
Sedang
Sedang
Besar
Sedang
Kecil
Sedang
Mayor
Medium
Mayor
Mayor
Malapeta
ka
Mayor
Medium
Ekstrim
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Tinggi
Tinggi
Merah
Kuning
Merah
Merah
Merah
Kuning
Kuning
68
Bimtek
4. Terwujudnya
layanan lab klinik
dan uji kesehatan
5. Terwujudnya
layanan lab
kesmas
Perspektif Proses
pengembangan
personil dan
Organisasi
1. Terwujudnya
sarana dan
prasarana yang
handal
Bimtek
h. Buruknya layanan
pada lab klinik dan
uji kesehatan.
i. Kurangnya
koordinasi dalam
kegiatan
penambahan
parameter
pemeriksaan yang
terakreditasi serta
penambahan jumlah
parameter/metode
pemeriksaan baru.
j. Buruknya layanan
pada lab kesmas..
k. Kurangnya
koordinasi dalam
kegiatan
penambahan
parameter
pemeriksaan yang
terakreditasi serta
penambahan jumlah
parameter/metode
pemeriksaan baru.
l. Buruknya penataan
kalibrasi alat Lab.
m. Buruknya
pemanfaatan ulitasi
alat Lab.
Sedang
Kecil
Sedang
Kecil
Sedang
Kecil
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Malapeta
ka
Medium
Ekstrim
Tinggi
Ekstrim
Tinggi
Ekstrim
Moderat
Merah
Kuning
Merah
Kuning
Merah
--
69
2. Terwujudnya
SDM yang
kompeten
3. Terwujudnya
peningkatan
SILK.
4. Terwujudnya
kesehatan
keuangan .
n. Tidak terpenuhinya
alat lab sesuai
standar
o. Buruknya
Pengembangan
Kualitas SDM
p. Kurangya koordinasi
dalam pemanfaatan
kompetensi SDM
q. Belum
terintegrasinya
program SILK
r. Belum optimalnya
peningkatan
pendapatan BLU
Besar
Sedang
Kecil
Sedang
Besar
Mayor
Medium
Medium
Mayor
Medium
Ekstrim
Tinggi
Moderat
Ekstrim
Tinggi
Merah
Kuning
--
Merah
Kuning
Dari tabel penentuan risiko, selanjutnya disajikan dalam matriks risiko, sehingga
diketahui posisi berbagai risiko yang ada sebagaimana tabel berikut.
Tabel 18 Posisi Berbagai Risiko Dalam Matriks Risiko
Kemungkinan
(Likelihood)
Dampak Risiko (Consequences)
Tidak
Penting
1
Minor
2
Medium
3
Mayor
4
Malapeta
ka
5
I (Kemungk sangat bsr)
II (kemungk besar) d, t,
III (kemungk sedang) b,i,l, m, o, p, a,c, e, g, q, j, r,
IV (kemungk kecil) n, s, f, h, k,
V (Kemungk sangat kcl)
70
5.3 Rencana Mitigasi Risiko
Rencana mitigasi risiko didefnisikan berdasarkan hasil pada tahap sebelumnya.
Rencana mitigasi risiko merupakan upaya nyata yang dibutuhkan untuk
menangani kemungkinan dampak risiko tertentu pada sasaran strategisnya.
Rencana mitigasi risiko disusun diutamakan untuk mengendalikan risiko yang
ada, khususnya menangani level risiko yang berstatus ekstrim atau tinggi.
Rencana mitigasi risiko merupakan tindakan konkrit yang perlu dilakukan untuk
meniadakan atau mereduksi status tingkat risikonya dari tingkat Ekstrim atau
tinggi menjadi tingkat risiko medium atau rendah.
Selanjutnya rencana mitigasi risiko dapag dilihat pada tabel sebagai berikut.
71
Tabel 19 Penentuan Rencana Mitigasi Risiko
Sasaran Strategis Risiko Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi
Penanggungjawab Risiko Risiko Risiko Warna Risiko
Terjadi
Perspektif
Konsumen
1. Terwujudnya a. Buruknya Sedang Mayor Ekstrim Merah Perbaikan prosedur, Kabid Pemantapan
kepuasan penanganan Peningkatan koordinasi, Mutu dan Bimtek
stakeholder Complain pelatihan petugas
b. Kurangnya Sedang Medium Tinggi Kuning Penambahan media Kabag Keu dan
ketersediaan informasi, brosur Adm Umum
informasi yang
Dibutuhkan
Stakeholder
Perspektif Proses
Bisnis Internal
1. Terwujudnya c. Buruknya penataan Sedang Mayor Ekstrim Merah Perbaikan prosedur Kabag Keu dan
layanan terpadu sistem logistik logistik Adm Umum dan prima
d. Kurangnya Besar Mayor Ekstrim Merah Peningkatan koordinasi Kabid Pelayanan
koordinasi dalam
pemberian layanan
kesehatan/laboratorium
72
2. Terwujudnya e. Buruknya mutu Sedang Malapetaka Ekstrim Merah Perbaikan prosedur Kabid Pemantapan
peningkatan Pelayanan Mutu dan Bimtek standar mutu
pelayanan f. Kurangnya Kecil Mayor Tinggi Kuning Peningkatan mutu Kabid Pemantapan
koordinasi dalam koordinasi Mutu dan Bimtek
pelaksanaan PMI
dan PME
3. Terwujudnya g. Buruknya Sedang Medium Tinggi Kuning Perbaikan prosedur, Kabid Pemantapan
penyelenggaraan penyelenggaraan uji pelatihan bagi petugas Mutu dan Bimtek
uji profisiensi dan profisiensi dan
Bimtek Bimtek
4. Terwujudnya h. Buruknya layanan Sedang Mayor Ekstrim Merah Perbaikan prosedur Kabid Pelayanan
layanan lab klinik pada lab klinik dan layanan lab klinik
dan uji uji kesehatan dan uji kesehatan kesehatan
i. Kurangnya koordinasi Kecil Mayor Tinggi Kuning Peningkatan mutu Kabid Pemantapan
dalam kegiatan koordinasi Mutu dan Bimtek
penambahan
parameter
pemeriksaan yang
terakreditasi serta
penambahan jumlah
parameter/metode
pemeriksaan baru
73
5. Terwujudnya j. Buruknya layanan Sedang Mayor Ekstrim Merah Perbaikan prosedur Kabid Pelayanan
layanan pada lab kesmas layanan lab kesmas lab. kesmas
k. Kurangnya koordinasi Kecil Mayor Tinggi Kuning Peningkatan mutu Kabid Pemantapan
dalam kegiatan koordinasi Mutu dan Bimtek
penambahan
parameter
pemeriksaan yang
terakreditasi serta
penambahan jumlah
parameter/metode
pemeriksaan baru
Perspektif Proses
Pengembangan
Personil dan
Organisasi
1. Terwujudnya l. Buruknya penataan Sedang Malapetaka Ekstrim Merah Perbaikan prosedur Kabid Pelayanan
sarana dan kalibrasi alat lab prasarana yang
handal m. Buruknya Kecil Medium Moderat -- Peningkatan koordinasi Kabid Pelayanan
pemanfaatan
utilisasi alat lab
n. Tidak terpenuhinya Besar Mayor Ekstrim Merah Usulan pemenuhan alat Kabag Keu dan
alat lab sesuai lab sesuai standar Adm Umum
standar
74
2. Terwujudnya o. Buruknya Sedang Medium Tinggi Kuning Perbaikan prosedur, Kabid Pemantapan
SDM yang pengembangan diklat bagi petugas Mutu dan Bimtek
kompeten kualitas SDM
p. Kurangnya koordinasi Kecil Medium Moderat -- Peningkatan koordinasi, Kabag Keu dan
dalam pemanfaatan penempatan SDM Adm Umum
kompetensi SDM sesuai kompetensi
3. Terwujudnya q. Belum Sedang Mayor Ekstrim Merah Peningkatan program Kabag Keu dan
peningkatan SILK terintegrasinya SILK Adm Umum
program SILK
4. Terwujudnya r. Belum optimalnya Besar Medium Tinggi Kuning Peningkatan Kabag Keu dan
kesehatan Peningkatan pendapatan BLU Adm Umum
keuangan Pendapatan BLU pertahun dan efisiensi
pelaksanaan anggaran
75
BAB VI
PROYEKSI FINANSIAL
6.1 Estimasi Pendapatan
Estimasi pendapatan disusun selama lima tahunan periode Rencana Strategis
Bisnis berdasarkan sumber-sumber pendapatan serta estimasi besarannya
pertahun selama lima tahun.
Selanjutnya estimasi pendapatan pertahun dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
76
Tabel 20 Estimasi Pendapatan Tahun 2015 – 2019
NO Sumber Pendapatan
Baseline Estimasi Pendapatan 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Dana Pemerintah
a. Rupiah Murni (APBN) 16.000.189.000
13.271.000.000
21.253.069.000 17.712.197.000 17.246.545.000 27.636.544.000
2 Dana Masyarakat
a. Penerimaan PNBP- BLU 7.411.573.000
7.782.152.000
8.642.393.000 8.645.197.000 11.500.000.000 12.880.000.000
Total 23.411.762.000
21.053.152.000
29.895.462.000 26.357.394.000 28.746.545.000 40.516.544.000
77
6.2 Rencana Kebutuhan Anggaran
Rencana kebutuhan anggaran dibedakan atas anggaran program kelangsungan
operasional dan anggaran program pengembangan
a. Anggaran Program Operasional
Anggaran program kelangsungan operasional ditujukan untuk menjaga kegiatan
operasional yang tidak dapat ditangguhkan. Anggaran program kelangsungan
operasi disusun berdasarkan jenis pembiayaan dan estimasi besarnya pertahun.
Estimasi anggaran operasional selama lima tahun dapat dilihat pada tabel berikut
Ini.
78
Tabel 21 Estimasi anggaran operasional tahun 2015 – 2019
NO Jenis Kegiatan
Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 4.268.189.000
5.009.000.000
5.368.813.000
6.624.402.000
7.618.062.000
8.760.772.000
2 Belanja Gaji dan Tunjangan (BLU)
4.446.943.000
4.580.354.000
4.701.000.000
5.049.840.000
5.302.332.000
5.567.448.000
3
Belanja Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
3.262.000.000
2.704.800.000
3.012.254.000
3.421.572.000
3.763.729.000
4.140.102.000
4
Belanja Bahan Pemeriksaan Laboratorium (Tupoksi)
3.500.000.000
3.546.072.000
4.000.000.000
4.290.746.000
4.719.821.000
5.427.794.000
5
Belanja Operasional Lainnya (BLU)
2.137.770.000
2.606.194.000
2.712.651.000
2.873.328.000
3.016.995.000
3.167.845.000
6 Belanja Investasi
5.530.400.000
1.769.500.000
12.485.310.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
Total 18.877.113.000
15.206.920.000
32.280.028.000
20.635.486.000
21.802.877.000
23.303.189.000
79
b. Anggaran program pengembangan
Tabel 21 Estimasi anggaran program pengembangan tahun 2015 – 2019
NO Nama Program Strategis
Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) 2014 2015 2016 2017 2018 2019 A Pencapaian IKU
1 Pengembangan System data base pelanggan dan customer service
-
150.000.000 150.000.000
50.000.000
50.000.000
50.000.000
2
Penataan System penanganan keluhan pelanggan
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
3 Penataan sytem logistik
-
250.000 250.000 250.000 250.000
250.000
4
Penambahan jumlah parameter pemeriksaan yang terakreditasi pada Lab klinik dan Uji Kesehatan
-
15.000.000 18.000.000
18.000.000
21.000.000
21.000.000
5
Penambahan jumlah parameter/metode pemeriksaan baru pada lab klinik dan uji Kesehatan
-
35.000.000 38.500.000
42.350.000
46.585.000
51.243.000
6
Penambahan jumlah parameter pemeriksaan yang terakreditasi pada Lab Kesmas
-
15.000.000 18.000.000
18.000.000
21.000.000
21.000.000
7
Penambahan jumlah parameter/metode pemeriksaan baru pada lab kesmas
-
40.000.000 44.000.000
48.400.000
53.240.000
58.564.000
8 Pengembangan penyelenggaran uji profisiensi dan Bimtek
570.321.000
511.128.000 1.200.000.000
1.320.000.000
1.452.000.000
1.597.200.000
80
9
Pengembangan sistem pengaturan waktu tunggu layanan pada seluruh Instalasi
-
1.500.000 1.500.000
1.500.000 1.500.000
1.500.000
10
Pengembangan Sistem pengelolaan PMI dan PME
69.445.000
70.000.000 73.500.000
77.175.000
81.033.000
85.085.000
11 Peningkatan Promosi dan Customer Relation Marketing
48.000.000
90.000.000 94.500.000
99.225.000
104.186.000
109.395.000
B Mitigasi Risiko
1
Perbaikan prosedur,peningkatan koordinasi, pelatihan petugas dalam penanganan komplain
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
2
Penambahan media informasi, Brosur, dll
24.000.000
28.800.000 31.680.000
34.848.000
38.333.000
42.166.000
3 Perbaikan prosedur Logistik
-
400.000 400.000 400.000 400.000
400.000
4
Peningkatan koordinasi terkait layanan kes/lab
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
5
Perbaikan prosedur layanan lab klinik dan uji kes
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
6
Peningkatan Mutu koordinasi dalam penambahan parameter terakerditasi lab klinik dan uji kes
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
7
Perbaikan prosedur layanan lab kesmas
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
8
Peningkatan Mutu koordinasi dalam penambahan parameter terakerditasi lab kesmas
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
9
Perbaikan prosedur, pelatihan bagi petugas pengelola uji profisiensi dan Bimtek
-
12.000.000 13.200.000
14.520.000
15.972.000
17.569.000
10 Perbaikan Prosedur peningkatan standar mutu pelayanan
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
81
11 Peningkatan mutu koordinasi dalam pelaksanaan MPI dan PME
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
12 Perbaikan prosedur, pelatihan bagi petugas marketing
-
4.000.000 4.000.000
4.000.000 4.000.000
4.000.000
13 Perbaikan prosedur, diklat bagi SDM sesuai kompetensi
296.460.000
326.106.000 358.704.000
394.574.000
434.032.000
477.435.000
14
Peningkatan koordinasiterkait penempatan SDM sesuai kompetensi
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
15
Perbaikan prosedur dan sosialisasi kepada pegawai terkait budaya kerja SDM
-
4.000.000 4.000.000
4.000.000 4.000.000
4.000.000
16
Perbaikan prosedur penilaian kinerja SDM
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
17 Peningkatan program SILK
-
45.000.000 45.000.000
45.000.000
45.000.000
45.000.000
18
Perbaikan prosedur penataan kalibrasi Alat Lab.
432.267.000
326.157.000 375.080.000
431.342.000
496.044.000
570.450.000
19 Peningkatan Koordinasi pemanfaatan utilisasi Alat Lab
-
500.000 500.000 500.000 500.000
500.000
20
Usulan pemenuhan alat lab sesuai standar
1.500.000.000
5.000.000.000 12.250.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
Total
2.940.493.000
6.680.341.000 14.726.314.000
7.609.584.000
7.874.575.000
8.162.257.000
82
6.3 Rencana Pendanaan
Tabel 22 Rencana Pendanaan
NO Tahun
anggaran Rencana Rencana Selisih Keterangan
Pendapatan Belanja (Plus/Minus)
1 2015 21.053.152.000
21.887.261.000 (834.109.000)
Dilakukan efisiensi terhadap dana yang tersedia
2 2016
33.295.534.000
47.006.342.000 (13.710.808.000)
Dilakukan efisiensi terhadap dana yang tersedia
3 2017
27.975.252.500
28.245.070.000 (269.817.500)
Dilakukan efisiensi terhadap dana yang tersedia
4 2018
29.043.808.275
29.177.452.000 (133.643.725)
Dilakukan efisiensi terhadap dana yang tersedia
5 2019
30.162.593.689
30.465.446.000 (302.852.311)
Dilakukan efisiensi terhadap dana yang tersedia
-
Total
141.530.340.464 112.921.355.000
83
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah terurai pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
Balai Besar Laboratorium Kesehtan Palembang mempunyai peluang yang cukup
potensial untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan berbagai usaha
Pelayanan kesehatan khususnya Pelayanan pemeriksaan laboratorium
kesehatan. Hasil analisis SWOT kondisi BBLK Palembang saat ini berada dalam
posisi kuadran II (Kelemahan organisasi lebih dominan daripada kekuatan (-1,5),
serta peluang usaha organisasi lebih besar daripada ancaman yang ada (+4)),
maka BBLK Palembang akan memfokuskan arah pengembangan dimasa datang
untuk menjaga kestabilan organisasi dan penguatan mutu kelembagaan
(Stability), artinya melakukan prioritas strategis untuk melakukan investasi
penyempurnaan dan penataan kemampuan organisasi, kemampuan sistem
manajemen dan proses bisnis, serta kemampuan personilnya sambil
memantapkan tingkat penguasaan layanan.
Rencana Strategis Bisnis disusun dengan berpedoman kepada Surat Edaran
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI nomor
HK.03.03/I/1032/2014 tanggal 28 Mei 2014, tentang Rencana Strategis Bisnis
UPT Vertikal Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
Secara Khusus, tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini adalah:
a) Memberikan pemahaman yang lebh jelas mengenai arah visi strategis Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Palembang khususnya bagi seluruh pegawai
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
b) Memperkuat prinsip-prinsip yang termuat dalam visi, misi dan strategi Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Palembang serta menjaga arah organisasi
yang tetap fokus ke masa depan dengan mempertimbangkan kondisi
sekarang.
c) Pedoman dalam pengambilan keputusan berdasarkan skala prioritas sesuai
kondisi yang ada pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
84
d) Diharapkan dengan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini BBLK
Palembang dapat menjawab tantangan kedepan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Sasaran BLU BBLK Palembang adalah tercapainya kemandirian pembiayaan
operasional BBLK Palembang dan terselenggaranya Pelayanan paripurna
yang profesional, bermutu dan terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat
melalui peningkatan Pelayanan dan pendapatan.
Untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut seluruh jajaran Balai Besar
laboratorium Kesehatan Palembang harus bekerja keras untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas khususnya dalam bidang
Pelayanan, organisasi dan sumber daya manusia, keuangan serta sarana
dan prasarana.
Guna mewujudkan hal tersebut diperlukan komitmen dan integritas yang
tinggi dari berbagai pihak terkait melalui berbagai perubahan yang harus
diciptakandan dilaksanakan secara konsisten, sistematis, terencana dan
berkesinambungan.
B. Saran
a. Subsidi biaya operasional dan investasi diharapkan masih tetap
teralokasi dalam DIPA BLU dan dapat terealisasi setiap tahun
anggaran.
b. Masih diperlukan evaluasi untuk perbaikan dalam penyusunan, maupun
pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis ini sehingga dapat lebih
disempurnakan dan lebih dapat diimplementasikan dalam rangka
mencapai Visi dan Misi Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Palembang.
Top Related