Download - Dr. Pantun Bukit Firmansyah

Transcript
Page 1: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Dr. Pantun BukitFirmansyah

Page 2: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Pendahuluan Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan adalah investasi. Prospek untuk berinvestasi di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat cukup baik karena ketersediaan sumberdaya alam.

Meskipun demikian, ke depan keunggulan SDA yg dimiliki Kab. Tanjab Barat perlu didukung dgn pelayanan perizinan dan ketersedian infrastruktur untuk meningkatkan daya tarik investasi bagi para investor.

Pada suatu sisi, proses pembangunan ekonomi menuntut adanya kejelasan dan ketepatan pada setiap kebijakan yang dirumuskan.

Secara implikatif, kebijakan tsb akan dituangkan ke dlm berbagai program salah satu program adalah program percepatan pembangunan.

Yang diharapkan mampu memberi daya tumbuh lebih cepat dan daya dorong lebih besar terhadap perekonomian daerah Kab. Tanjab Barat.

Page 3: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Pendahuluan Prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam

penyusunan program percepatan pembangunan ekonomi tersebut adalah harus berbasis pada keunggulan yang dimiliki daerah.

Tujuan utamanya adalah agar setiap program percepatan yang disusun memiliki daya tarik ke belakang (backward lingkage) dan daya tumbuh ke depan (forward linkage) terhadap sektor ekonomi yang ada dalam masyarakat.

Melalui program percepatan pembangunan ekonomi yang berbasis pada keunggulan daerah maka proses pembangunan akan berjalan lebih cepat, baik dalam kondisi recovery maupun dalam kondisi ekspansi.

Page 4: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Tujuan

Mengidentifikasi dan menginventarisir potensi internal dan eksternal pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat.

Mengklasifikasi permasalahan pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat.

Menyusun serangkaian strategi dan arah kebijakan pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat.

Menyiapkan fokus prioritas pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat.

Page 5: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan Kekuatan : SDM yang memadai, sumber dana, sarana

dan prasarana yang memadai, peraturan, juknis dan juklak

Kelemahan : kemampuan teknis, disiplin, kinerja PPL, dana

Peluang : potensi lahan, UU 32 dan 33/2004, komitmen Pemda, SIJORI

Ancaman : tingginya harga saprodi, nilai produk rendah, lahan produktif yg beralih fungsi, kurangnya modal petani

Potensi dan peluang : usaha pengolahan hasil padi/beras (pelabelan/packing), usaha budidaya jeruk siam banjar, usaha budidaya sayuran organik

Prioritas : usaha pelabelan/packing, usaha pengolahan hasil jeruk siam banjar

Upaya : pembinaan pasca panen dan pengolahan hasil, pembinaan terhadap petani kebun jeruk &sayuran organik

Page 6: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Tanaman Bahan MakananPermasalahan : Aspek Kebijakan : belum ada kebijakan pelabelan Aspek Infrastruktur : keterbatasan jalan produksi,

irigasi Aspek Proses Perizinan : tidak ada Aspek Sumberdaya Energi : kekurangan Aspek Peraturan Daerah : belum ada perda yg

mengarah pengembangan investasi subsektor bahan makanan

Strategi : Peningkatan pengenalan dan penerapan teknologi

dalam budidaya maupun pengelolaan pasca panen. Mengembangkan komoditas hortikultura unggulan

dan diversifikasi produk ke high value commodities. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi

serta mengembangkan sistem irigasi teknis. Meningkatkan kualitas SDM pertanian

Page 7: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

2. Subsektor Tanaman Perkebunan

Kekuatan : SDM, teknologi budidaya, kebijakan daerah / program perkebunan

Kelemahan : keterbatasan dana, kualitas & kuantitas SDM, sarana produksi dan pengolahan hasil, infrastruktur jalan

Peluang : lahan, bahan baku, sumber dana dari pusat dan propinsi, investor dari luar

Ancaman : mekanisme pasar untuk perkebunan yang belum stabil, hama dan penyakit

Potensi dan peluang : luas lahan dan produksi perkebunan, usaha pengolahan hasil samping usaha perkebunan, pabrik CPO belum dapat menampung secara maksimal

Prioritas : pengembangan komoditas kelapa sawit, kelapa dalam, karet

Upaya : pameran pembangunan pertanian

Page 8: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Tanaman PerkebunanPermasalahan : Aspek Kebijakan : tidak ada Aspek Infrastruktur : keterbatasan jalan ke sentra

produksi Aspek Proses Perizinan : tidak ada Aspek Sumberdaya Energi : Belum terpenuhinya listrik Aspek Peraturan Daerah : Tidak ada Strategi : Pengembangan komoditas perkebunan dgn strategi

comparative advantange yg lebih berdasarkan kandungan sumberdaya lokal dgn competitive advantange

Meningkatkan pembangunan perkebunan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri (agroindustri) dan mengembangkan agribisnis yang terpadu.

Intensifikasi dan ekstensifikasi sektor perkebunan sesuai dgn potensi wilayah.

Percepatan pengembangan teknologi budidaya, produksi dan pengolahan hasil

Page 9: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

3. Subsektor Peternakan Kekuatan : SDM, SDA, sarana dan prasarana Kelemahan : kemampuan teknis, kinerja PPL,

terbatasnya dana Peluang : potensi lahan, komitmen Pemkab, SIJORI Ancaman : tingginya harga saprodi, produk ilegal Potensi dan peluang : breeding dan fattaning, ayam

broiler dan petelur maupun itik, integrasi ternak, pabrik pakan

Prioritas :pengembangan ternak sapi, ayam buras & broiler, kambing

Upaya : promosi potensi bidang peternakan melalui pameran, pembuatan leaflet/brosur profit investasi, kerjasama dengan perusahaan dalam pengembangan ternak sapi yang disebarkan ke masyarakat

Page 10: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Peternakan

Permasalahan : Aspek Kebijakan : belum adanya kebijakan

pengembangan investasi bibit ternak dan belum adanya upaya yang serius dan terprogram mendorong investasi peternakan

Aspek Infrastruktur : sarana dan prasarana jalan ke kawasan pengembangan ternak belum baik

Aspek Proses Perizinan : tidak ada masalah Aspek Sumberdaya Energi : fasilitas listrik belum

memadai Aspek Peraturan Daerah : belum ada PERDA yang

dibuat untuk mendorong investasi di bidang peternakan

Salah satu langkah strategis pemerintah Kabupaten adalah membangun Balai Pembibitan Ternak (BPT) Sapi Potong.

Page 11: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

4. Subsektor Kehutanan

Kekuatan : Dukungan pemerintah pusat (kesatuan pengelolaan hutan), aktivis lingkungan (program karbon trade)

Kelemahan : kekurangan tenaga teknis, konflik lahan, kasus jual beli lahan

Peluang : Pengembangan hutan rakyat (jelutung di lahan gambut), jasa lingkungan (ekowisata, listrik tenaga air)

Ancaman : perambahan liar dan jual beli lahan, penegakan hukum belum optimal

Potensi dan peluang : HTR, pengembangan budidaya tanaman unggulan

Prioritas : HTI (hutan tanaman industri), KPH lahan gambut

Upaya : kerjasama dgn LSM (reintroduksi orang utan), Menkampanyekan penanaman jenis jelutung rawa

Page 12: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Kehutanan Permasalahan : Aspek Kebijakan : pemberian izin di kawasan hutan

terlalu berbelit (program HTR), semua kebijakan kawasan hutan masih ditangani pemerintah pusat

Infrastruktur : sarana utk pengawasan areal di lapangan sangat minim

Proses Perizinan : semua proses perizinan dlm kawasan hutan tidak ada yg diserahkan kpd daerah

Sumberdaya Energi : pengembangan sumberdaya energi sering berbenturan dengan kepentingan lingkungan

Peraturan Daerah : untuk mendorong investasi melalui PERDA hanya bisa dilakukan di luar kawasan hutan tetapi lahan di luar kawasan hutan terbatas dan lebih cenderung untuk budidaya sawit

Page 13: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor KehutananStrategi : Prinsip pengelolaan hutan lestari dijadikan landasan

utama dalam setiap unit pengelolaan hutan. Prinsip pengelolaan hutan lestari harus dipadukan

dengan prinsip pembangunan ekonomi berbasis masyarakat yang berkeadilan

Konservasi sumberdaya alam hutan harus dipadukan dengan prinsip pemanfaatan yang lestari

Pengembangan industri kehutanan harus dipadukan prinsip pengelolaan hutan lestari dan beroirentasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah akan mendorong berkembangnya hutan rakyat dan memfasilitasi pemilihan species, penyediaan bibit dan teknologi penanaman

Pemerintah akan mendorong dan memfasilitasi berkembangnya industri kehutanan berbasis non kayu  dan jasa lingkungan. 

Page 14: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

5. Subsektor Perikanan Kekuatan : potensi perikanan tangkap 25.856

ton/thn (pemanfaatan 22.246,7 ton/thn), tambak 5.000 Ha (pemanfaatan 1.020 Ha), kolam 2.000 Ha (pemanfaatan 75 Ha), keramba 10.000 unit (pemanfaatan 112 unit), otensi perikanan ZEEI laut Cina Selatan 1,02 juta ton/thn

Kelemahan : rendahnya kualitas SDM (kultur) nelayan, Lemah permodalan, penangkapan berlebih, pencemaran, sarana & prasarana belum optimal

Peluang : pelabuhan perikanan pantai (PPP)/TPI, sentra pengolahan hasil perikanan, SPBN, usaha budidaya tambak dan kolam, koperasi, pabrik es

Ancaman : perubahan iklim & kerusakan lingkungan, Potensi dan peluang : pengembangan kawasan

budidaya tambak dan kolam, pengembangan penangkapan ikan ZEEI laut Cina Selatan, pengembangan sentra pengolahan hasil perikanan, pengembangan wisata bahari

Page 15: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Perikanan

Permasalahan : Aspek Kebijakan : tidak ada masalah Aspek Infrastruktur : jalan & jembatan menuju ke

PPP dan BBI belum memadai Aspek Proses Perizinan : perizinan kapal-kapal

penangkapan ikan >30 GT masih melalui proses yang panjang ke Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta

Aspek Sumberdaya Energi : masih terbatasnya daya listrik untuk pengembangan industri perikanan

Aspek Peraturan Daerah : PERDA zonasi PWP dan PERDA BBI sampai saat ini masih dalam proses.

Page 16: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Perikanan Prioritas : invesntasi pengkapan (Armada kapal >30

GT), pengolahan hasil perikanan, usaha budidaya ikan & udang

Upaya : pengembangan IPTEK melalui pelatihan, peningkatan pengawasan dan pengendalian, usaha perbenihan perikanan masyarakat, peningkatan produksi perikanan, konsumsi ikan/kapita & ekspor hasil perikanan

Strategi : Peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah

produk perikanan melalui pengembangan teknologi pasca tangkap/panen.

Memperluas jaringan pemasaran hasil usaha perikanan.

Peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan.

Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, penyuluh dan pendamping perikanan.

Page 17: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

6. Sektor Pertambangan dan Penggalian Kekuatan : fasilitas, sarana dan prasarana jalan

dan jembatan, kemudahan dalam perizinan, media promosi,

Kelemahan : SDM, Identifikasi dan inventarisasi data

Peluang : potensi wilayah pertambangan, potensi pasar terbuka untuk pertambangan, Iptek

Ancaman : sosek masy. sekitar pertambang, (risk, cost, tech)

Potensi dan peluang : minat pelaku usaha, kebutuhan bahan tambang, peluang pasar, lahan yang mengandung potensi pertambangan

Prioritas : batubara, bahan galian C (batu andesit, tanah, batu, kerikil)

Upaya : melakukan promosi, mempermudah proses perizinan pada investor, sosialisasi perizinan usaha

Page 18: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Sektor Pertambangan dan Penggalian

Permasalahan : Aspek Kebijakan : peruntukan lahan yang masih

tumpang tindih, kepemilikan oleh masyarakat Aspek Infrastruktur : kondisi daerah Aspek Proses Perizinan : kurangnya kesadaran

pengusaha tambang memenuhi syarat perizinan Aspek Sumberdaya Energi :cadangan pertambangan

dan penggalian yang belum terinventarisir dengan baik

Aspek Peraturan Daerah : Belum adanya PERDA yang mengatur di bidang pertambangan dan penggalian.

Strategi : Penganekaragaman pengolahan hasil pertambangan

yang efisien dan efektif Meningkatkan pengelolaan pertambangan

diselenggarakan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan terpadu lintas daerah;

Page 19: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

7. Sektor Industri Pengolahan Kekuatan : sumber bahan baku, teknologi, kebijakan

yang mendorong berkembangnya sektor industri Kelemahan : infrastruktur dasar (jalan dan Jembatan,

listrik, air), prasarana ekspor (pelabuhan, pergudangan dan pendukungnya), belum memiliki kawasan industri, KADIN tidak berjalan sesuai dengan fungsinya

Peluang : SIJORI Ancaman : Masih lemahnya penguasaan teknologi

proses produksi, Standarisasi produk dan ecolabeling, Persaingan yang ketat di pasar komoditi

Potensi dan peluang : pengembangan industri turunan CPO dan karet, industri Pengolahan kelapa dan turunanya, industri pengolahan hasil laut dan turunanya

Prioritas : industri yang mengolah bahan baku lokal, Industri yang melibatkan pelaku lokal, Industri yang menyerap banyak tenaga kerja, Industri yang ramah lingkungan

Page 20: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Sektor Industri Pengolahan

Permasalahan : Aspek Kebijakan : belum ada stimulus bagi pelaku

usaha yang ingin berinvestasi, terutama daya dukung lahan

Aspek Infrastruktur : daya dukung jalan dan jembatan, Pelabuhan expor belum bisa melayani kontainer, Belum siapnya industri penunjang

Aspek Proses Perizinan : Masih adanya pembatasan kewenangan penerbitan izin usaha industri

Aspek Sumberdaya Energi : Keterbatasan pasokan sumber energi (listrik) dimana suatau perusahaan industri membutuhkan supply energi yang besar

Aspek Peraturan Daerah : Belum ada PERDA yang mengatur dan memfasilitasi pelaku usaha industri khususnya pemberian insentif bagi investor

Upaya : kajian kompetensi inti industri daerah dengan pendekatan cluster, Promosi potensi bahan baku

Page 21: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

8. Subsektor Listrik dan Gas Kekuatan : dana yang tersedia, kemudahan birokrasi

dalam proses pembangunan, SDM dan teknologi Kelemahan : sarana perhubungan antar daerah

misal jalan dan jembatan Peluang : sumberdaya mineral yang banyak,

peluang pasar yang luas Ancaman : resiko yang tinggi, Kondisi tanah, Lokasi

yang sulit untuk dijangkau, sumberdaya energi yang terbatas

Potensi dan peluang : kebutuhan masyarakat akan air membuka peluang usaha untuk membangun sumur bor, Tersedianya sumber daya mineral yang belum dikelola

Upaya-upaya : mengundang pihak investor untuk melakukan investasi pada sektor listrik, memfasilitasi investor yang berminat pada sektor listrik, Melakukan promosi

Page 22: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Listrik dan Gas

Permasalahan : Aspek Kebijakan : sentralisasi dalam kebijakan

sektor listrik Aspek Infrastruktur : sarana perhubungan antar

daerah yang belum terpenuhi Aspek Proses Perizinan : Belum ada Aspek Sumberdaya Energi : Cadangan energi yang

terbatas dan tidak dapat diperbaharui Aspek Peraturan Daerah : Sebagian peraturan

daerah tentang listrik dan gas belum adaStrategi : Peningkatan partisipasi investasi swasta,

pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menyediakan sarana dan prasarana ketenagalistrikan.

Peningkatan infrastruktur tenaga listrik yang efektif dan efisien

Page 23: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

9. Subsektor Air Bersih Kekuatan : Jumlah pegawai banyak, komitmen untuk

memperbaiki kinerja perusahaan, sumberdaya air baku

Kelemahan : fasilitas pendukung seperti kantor dan sarana lainnya, tingginya tingkat kebocoran

Peluang : kemudahaan mengembangkan usaha, Keterlibatan yang lebih besar dalam perumusan kebijakan, dukungan kuat dari stakeholders

Ancaman : banyaknya sumur bor swasta, pencurian water meter

Potensi dan peluang : memperkuat keberadaan cabang

Prioritas : mampu memproduksi air baku menjadi air bersih/air minum sesuai ketentuan berlaku, mampu mengopersionalkan PDAM selama 24 jam perhari, meningkatkan sistem pembuatan rekening air, pegawai

Page 24: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Air Bersih

Permasalahan : Aspek Kebijakan : Undang-Undang Nomor 8 tahun

1999 mengenai perlindungan konsumen sangat memberatkan dan tidak ada keseimbangan antara sanksi yang dikenakan kepada konsumen

Aspek Infrastruktur : Fasilitas pendukung seperti kantor, laboratorium, bengkel serta sarana lainnya

Aspek Proses Perizinan : Tidak ada masalah Aspek Sumberdaya Energi : Usia genset sudah tua,

listrik kurang daya Aspek Peraturan Daerah : Prosesnya memerlukan

waktu lamaUpaya : mengusahakan penyambungan kembali

pelanggan yang diputus sementara, pengembangan dengan sambungan baru, pemberdayaan cabang-cabang, Membuat master plan, FS

Page 25: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

10. Subsektor Bangunan Kekuatan : pertumbuhan ekonomi, pertumbuh

penduduk, sarana transportasi Kelemahan : kurangnya sosialisasi instansi

terkait, bahan dasar kayu yang semakin berkurang

Peluang : tersedianya bahan material, bangunan rangka baja ringan yang ramah lingkungan

Ancaman : ketersediaan bahan baku kayu semakin berkurang, kondisi alam yang sebagian daerah rawa

Potensi dan peluang : investasi dibidang rangka kuda-kuda baja ringan, investasi rangka steel

Prioritas : infrastruktur harus diperhatikan, Sosialisasi harus diperluas

Page 26: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Bangunan

Permasalahan : Aspek Kebijakan : kurangnya transparansi dan

sosialisasi ke masyarakat Aspek Infrastruktur : alat transportasi jambi kuala

tungkal kurang baik, Masih mengandalkan alat transportasi air

Aspek Proses Perizinan : sosialisasi ke masyarakat kurang

Aspek Sumberdaya Energi : Kurangnya perhatian dari instansi terkait

Aspek Peraturan Daerah : Kurang sosialisasi ke masyarakat

Upaya : memperbaiki, memperbanyak infrastruktur jalan

Page 27: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

11. Subsektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kekuatan : letak geografis, pertumbuhan mata

dagangan (komoditi) Kelemahan : topografia daerah (rawa pasang surut),

struktur ekonomi yang lemah, kegiatan ekonomi hanya dikuasai oleh beberapa orang, Masih rendahnya entereneurship

Peluang : Kuala tungkal sudah dikenal pelaku bisnis dari luar negeri, pertumbuhah penduduk dan ekonomi yang tinggi, Penggunaan teknologi informasi yang semakin baik

Ancaman : akurasi data dan informasi produk, Sarana dan prasarana distribusi barang dan jasa, Kebijakan dan prosedur ekspor dan impor, Daya saing komoditi impor yang tinggi

Potensi dan peluang : Jasa penyimpanan/pergudangan, Jasa cargo laut, Jasa perbankan dan lintas devisa

Page 28: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Permasalahan : Aspek Kebijakan : Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

belum difasilitasi dengan baik, KADIN tidak berfungsi Aspek Infrastruktur : daya dukung jalan dan

jembatan, status pelabuhan dan perlengkapannya (belum tersedia dermaga kontainer, gudang penyimpanan)

Aspek Proses Perizinan : telah berdiri kantor pelayanan perizinan satu pintu, sehingga lebih murah

Aspek Sumberdaya Energi : masih perlu penambahan kapasitas terpasang listrik

Aspek Peraturan Daerah : perlunya PERDA yang mendorong peran aktif pihak swasta, Insentif dan stimulus bagi pelaku usaha tidak ada

Prioritas : Jasa pergudangan, Jasa cargo laut, Wisata kuliner

Upaya : membentuk tim PEPIDA (Peningkatan ekspor dan peningkatan investasi daerah)

Page 29: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

12. Subsektor Pengangkutan dan Komunikasi Kekuatan : PERDA, otonomi di bidang perhubungan,

informatika dan komunikasi, SDM yang memiliki kualifikasi, sumber dana yang memadai

Kelemahan : karakteristik daerah umumnya bersifat labil, kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat

Peluang : ketak geografis Ancaman : kondisi alam yang berubah-ubah

terutama pasang surut, pengaruh globalisasi mengingat kota kuala tungkal merupakan outlet di provinsi Jambi

Potensi dan peluang : wisata bahari, kapal pesiar, kapal roro, pengembangan menara, tower untuk menjangkau desa terpencil

Prioritas : pengelolaan pelabuhan di bidang laut, sungai dan penyeberangan

Page 30: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah

Subsektor Pengangkutan dan Komunikasi

Permasalahan : Aspek Kebijakan : masih belum optimalnya kantor

pelayanan terpadu Aspek Infrastruktur : jalan darat dan sarana pelabuhan

belum memadai Aspek Proses Perizinan : belum optimalnya otonomi

dibidang perizinan, sebagian proses perizinan masih dikeluarkan oleh provinsi dan pusat

Aspek Sumberdaya Energi : proses pembangunan PLTG belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten

Aspek Peraturan Daerah : perlu penyesuaian retribusi dengan kondisi yang ada, masih ada PERDA yang tidak sinkron dengan peraturan yang lebih tinggi

Upaya : meningkatkan pelayanan yang prima bagi para investor, mempermudah sistem birokrasi yang cepat dan efisien, memberikan informasi yang akurat

Page 31: Dr.  Pantun Bukit Firmansyah