DOKTER GIGI KELUARGA1. Pendahuluan Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama,dan memandang individu individu baik yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya (SK Menkes No.1415/Menkes/SK/X/2005).Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarganya, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.Penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Sehingga dapat terjadi peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut.Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni:a. Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan melihat prevalensi dan insidensi karies dan indeks tingkat kebutuhan perawatan periodontal yang diderita oleh masyarakat.b. Pendekatan pragmatis, yaitu identifikasi kesadaran masyarakat yang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan untuk datang ke pelayanan kesehatan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan.c. Pendekatan politis yaitu identifikasi masalah yang diukur atas dasar pendapatorang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).
1. Identifikasi Masalah Kesehatan Gigi dan MulutSeorang dokter gigi keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dengan beberapa pendekatan. Terdapat 3 cara pendekatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, yaitu:1. Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan prevalensi dan insidensi dari karies gigi dan tingkat kebutuhan perawatan penyakit periodontal yang dilakukan dengan mengamati data sekunder berupa laporan angka kesakitan di BP Gigi.2. Pendekatan Pragmatis yaitu identifikasi yang berupa gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan dalam hal ini yang telah dilakukan adalah mengamati jumlah kunjungan pasien pada buku register BP Gigi.3. Pendekatan Politis. Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat) dalam hal ini yang telah dilakukan adalah opini dan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan masalah kesgilut.
a. Survey yang dipakaiSurvey yang dilakukan adalah untuk menangani permasalahan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi Puskesmas Wirobrajan. Data berisi tentang kunjungan pasien setiap bulan di poli gigi Puskesmas Wirobrajan bulan juni sampai juli 2013 dan jumlah penduduk di setiap kelurahan. Adapun data tersebut diatas adalah sebagai berikut:
DemografiJumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan tahun 2011 tercatat 29.225 jiwa. Berikut ini adalah data-data kependudukan Kecamatan Wirobrajan yang bersumber dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta tahun 2011 :
Tabel 1. Data Jumlah Jiwa Wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan 2011NoDesaJumlah Jiwa
1.Pakuncen11.196
2.Patangpuluhan7.955
3.Wirobrajan10.074
Jumlah29.225
Sumber data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta tahun 2011
Tabel 2. Data Penyakit Gigi di Poli Gigi Puskesmas Wirobrajan pada bulan juni 2013
NoPELAYANANRata-rata kunjungan
1Penyakit gigi dan jaringan mulut105
2Penyakit gusi dan jaringan periodontal60
3Penyakit pulpa dan jaringan periapikal125
4Kelainan dentofasial40
5Karies kasus baru39
6Pericoronitis 9
7Impaksi 8
8Persistensi25
9Missing teeth83
10Penyakit gigi dan rongga mulut lainnya4
Dari 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas Wirobrajan terlihat bahwa kunjungan pasien dengan diagnosa penyakit gusi dan jaringan periodontal adalah kunjungan yang paling banyak yaitu 125 pasien, dan penyakit gigi dan rongga mulut lainnya dengan angka kunjungan paling kecil yaitu 4 pasien.
4. Menetapkan Prioritas MasalahBerdasarkan permasalahan yang ditemukan, ditetapkan satu prioritas masalah. Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan metode matrik yang secara umum dibedakan 3 macam:5. Pentingnya masalah, Ukuran pentingnya masalah antara lain :( P ) : besarnya masalah : prevalence( S ): akibat yg ditimbulkan masalah : severity(RI) : kenaikan besarnya masalah :rate of increase( DU): derajat keinginan masalah yang tak terpenuhi : degree of unmeet need( SB ): keuntungan sosial karena selesainya masalah : social benefit( PB) : rasa prihatin masyarakat terhadap masalah : public concern( PC) : suasana politik : political climate2.Kelayakan teknologi ( T )Technical feasibiliy makin prioritas menunjuk penguasaan iptek yang sesuai 6. Sumber daya yang tersedia ( R )Resources availability tenaga (man),dana (money), sarana (material)Penentuan prioritas masalah menggunakan nilai jangkauan dari 1-5 yang artinya : nilai 1 (sangat tidak penting ) sampai dengan 5 (sangat penting). Dari data sekunder yang didapat , maka berikut disajikan analisis masalah kesehatan gigi dan mulut:
Tabel 3. Teknik Kriteria Matrik Penetapan Prioritas MasalahNoDaftar masalahINDIKATORTRJumlah
PSRIDUSBPBPC
1.Penyakit gigi dan jaringan mulut334233233180
2.Penyakit gusi dan jaringan periodontal444343233216
3.Penyakit pulpa dan jaringan periapikal454343233225
4. Kelainan dentofasial43223222272
5.Karies kasus baru33223222268
6.Pericoronitis 23223222264
7.Impaksi 22322222260
8.Persistensi 32223212260
9.Missing theeth433343333207
10.Penyakit gigi dan rongga mulut lainnya22222222258
Dari matrik penetapan masalah diatas didapatkan bahwa masalah yang menjadi prioritas adalah banyaknya masyarakat yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal, sehingga prioritas masalah tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan praktek dokter gigi keluarga.
A. Problem SolvingDilihat dari masalah yang telah diprioritaskan, maka perlu dilakukan penetapan pemecahan masalah, dengan menyusun alternatif jalan keluar untuk masalah yang muncul kemudian membuat prioritas untuk macam-macam pemecahan masalah yang didapatkan.Menetapkan prioritas jalan keluar solution priority Tabel 4. Alternatif jalan keluar dari prioritas masalah kesehatan gigiNoDaftar masalahPenyebabAlternatif Jalan keluar
1Penyakit pulpa dan jaringan periapikal1. Infeksi Bakteri2. Karies3. Trauma gigi4. Pulpitis 1. Pemberian Antibiotik2. Pembersihan jaringan karies Tumpat3. Memberikan perawatan pada gigi fraktur.4. Memberikan perawatan pulpa (PSA)
Tabel di atas menunjukkan prioritas masalah yang dipilih adalah kelainan penyakit pulpa dan jaringan periapikal. Penyebabnya adalah infeksi bakteri, karies dan pulpitis.Untuk menjalankan alternatif pemecahan masalah yang telah disusun, maka perlu menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar mengingat kemampuan yang dimiliki oleh sebuah organisasi bersifat terbatas. Penentuan prioritas jalan keluar menggunakan jangkauan dari 1-5 yang artinya nilai 1 (sangat tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting).Dalam menetapkan prioritas jalan keluar dapat dilakukan dengan perhitungan yaitu dengan cara membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan nilai C. Jalan keluar dengan nilai P tertingi adalah prioritas jalan keluar yang dipilih. a. M = Magnitude yaitu besarnya masalah yang dapat diatasi. Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.b. I = Importancy yaitu pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalah yang dihadapi dikaitkan dengan kelanggengan selesainya masalah. Makin langgeng selesainya masalah, makin penting jalan keluar.c. V = Vunerability yaitu sensitivitas jalan keluar dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah senstitif jalan keluar.d. C = Cost yaitu biaya yang diperlukan untuk jalan keluar. Makin besar biaya makin tidak efisien jalan keluar.Adapun perhitungan prioritas alternatif jalan keluar yang akan dipilih adalah sebagai berikut:Tabel 5. Tabel Prioritas Jalan KeluarNoDaftar Alternatif Jalan keluarEfektivitasEfisiensiJumlahM x I x VC
MIVC
1Pemberian Antibiotik34238
2 Pembersihan jaringan karies tumpat443316
3Memberikan perawatan pada gigi fraktur43349
3Memberikan perawatan pulpa (PSA)433312
Keterangan :M: Magnitude (besarnya masalah yang diatasi)I: Importancy (pentingnya kelanggengan hasil)V: Vulnerability (sensitivitas masalah/ kemampuan melenyapkan masalah)C: Cost (biaya)Nilai: P (1-5)Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa alternatif pemecahan masalah yang dapat diprioritaskan adalah pembersihan karies dan dilakukan penumpatan gigi.
2. Penyusunan ProgramA. Program Utama yang dipilih untuk problem solvingBerdasarkan analisa prioritas jalan keluar didapat cara penanggulangan masalah kelainan penyakit pulpa dan jaringan periapikal yang terdapat pada BPG Puskesmas Wirobrajan secara garis besar adalah pembersihan karies dan dilakukan penumpatan pada gigi yang mengalami karies .A. Program yang berkaitan adalah :Melakukan pemeriksaan lengkap atau odontogram kepada pasien baru yang berkunjung di poli gigi, sebelum dilakukan tindakan .B. TargetTarget yang didapatkan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulutC. Indikator yang ingin dicapai adalah bertambahnya tingkat kesadaran dan wawasan mengenai kesehatan gigi dan mulut, dilihat dari aspek kunjungan perbulan ke praktek drg. Keluarga dan BP Puskesmas untuk upaya prevetif atau kuratif tanpa adanya keluhan sakit dari masyarakat (Paradigma sehat).
B. Tahap Pengorganisasian dan Pelaksanaana. Pelaksana program1. Dokter gigi menjadi penanggung jawab program terhadap pelaksanaan program serta menyelesaikan hambatan yang dihadapi.2. Perawat gigi bertugas membantu dokter gigi dalam pencatatan, pemgumpulan data, penyuluhan dan pelatihan tentang kesehatan gigi dan mulut.b. Sasaran : pasien di poli gigic. Metode : Secara langsungd. Tempat pelaksanaan : Di ruang poli gigi.
B. Pengawasan dan EvaluasiMengingat praktek dokter gigi keluarga adalah sebuah kegiatan yang dinamis, maka diperlukan pengawasan untuk memastikan layanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai izin yang dikeluarkan. Pengawasan ini berguna untuk melindungi semua pihak supaya menjaga kualitas layanannya, dan bila terdapat ketidak sesuaian segera dapat diketahui. Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh :1. Pemerintah pusat2. KKI3. Pemerintah daerah4. Organisasi profesi
C. Sistem Pembiayaan (Manage Care)Manage Care adalah Sistem yang mengintegrasikan antara pembiayaan dan pelayanan kesehatan yang tepat dengan ciri-ciri sebagai berikut:Kontrak dari dokter gigi atau rumah sakit maupun Puskesmas yang terpilih untuk memberikan pelayanan komprehensif termasuk promosi dan prevensi kepada populasi peserta, pembayaran kepada provider dengan sistem pembayaran prospektif termasuk kapitasi, pembayaran premi PHPM telah ditentukan sebelumnya, adanya kendali utilisasi dan mutu dimana dokter gigi, rumah sakit atau puskesmas telah menerima kendali tersebut dalam kontrak, adanya insentif financial bagi pasien untuk memanfaatkan provider dan fasilitas yang ditunjuk dan adanya resiko financial dokter gigi, rumah sakit ataupun Puskesmas. Konsep dokter gigi keluarga akan diterapkan di wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan dengan jumlah penduduk 29.225 jiwa. Data yang akan digunakan untuk manage care ini adalah data bulan juni-juli 2013. Pelayanan yang diselenggarakan oleh badan pelayanan adalah pelayanan dasar gigi dan mulut yang meliputi penambalan sederhana (SIK dan RK), pencabutan gigi permanen, pencabutan gigi decidui dan pengobatan pulpa gigi. Dengan total peserta 29.225 jiwa meliputi 3 wilayah yaitu Patangpuluhan, Wirobrajan, dan Pakuncen.
Tabel 6. Data jumlah kunjungan puskesmas pada bulan juni : No Perawatan yang diberikan jumlah
1Ekstraksi gigi sulung31
2Ekstraksi gigi tetap42
3Tambal gigi tetap36
4Tambal gigi sementara60
Perhitungan utilisasi setiap perawatan perbulan untuk PPK 1 adalah:a. Jumlah kasus ekstraksi gigi sulung = 31Utilisasi 31 / 29.225 x 100% = 0,0011 b. Jumlah kasus ekstraksi gigi tetap = 42Utilisasi 42 / 29.225 x 100% = 0,0014c. Jumlah tambalan gigi tetap = 36Utilisasi 36 / 29.225 x 100% = 0,0012d. Jumlah tambalan gigi sementara= 60Utilisasi 60 / 29.225 x 100% = 0,002
Perhitungan biayaTotal biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medik(Jasa medis = Tabel 7. Sistem Pembiayaan Dokter Gigi Keluarga (Manage Care)No.
Jenis PelayananUTILISASI(%)UNIT COST(Rp)KAPITASI
1Ekstraksi gigi sulung0,00119.50010,07703
2Ekstraksi gigi tetap0,001413.00018,68269
3Tambal gigi tetap0,001238.00046,80916
4Tambal gigi sementara 0,00213.50027,71604
PPK I103,28492
Berdasarkan perhitungan kapitasi di atas dengan pelayanan PPK 1 maka didapatkan jumlah kapitasi yang setiap bulan harus dibayarkan bapel kepada dokter gigi untuk mencover peserta jaminan kesehatan sosial di wilayah kerjanya adalah sebesar Rp. 103,284 per peserta perbulan. Dokter gigi keluarga mencover sejumlah 29.225 penduduk. Dengan jumlah penduduk sebesar 29.225 jiwa maka bapel harus membayar kapitasi sebesar Rp. 103,284 x 29.225 jiwa= Rp. 88.214.929
Inventarisasi Kebutuhan Logistik Perawatan Berdasarkan Fixed CostAdalah biaya yang bersifat tetap tidak dipengaruhi oleh biaya volume atau produksi.a. Fixed CostTabel 8. Fixed Cost NoKeteranganThJumlahSatuan
1. Sewa gedung18.000.0004.629
2. Meja Kursi tunggu pasien41.000.000217
3. Meja kursi pendaftaran41.000.000144
4. Meja kursi dokter41.000.000144
5. Kompresor42.000.000289,35
6. Selang kompresor4200.00028,93
7. Dental chair lengkap560.000.0006944
8. Lemari penyimpanan berkas dan penyimpanan alat5700.00081
9. Emergency kit1150.00086
10. Perbaikan alat12.000.0001157
11. Pasang air51.000.000115
12. Pasang listrik51.000.000115
13. Pasang telpon5700.00081
14. Lampu ruangan1400.000231
15. Lampu emargency1150.00086
16. Komputer34.000.000771
17. Pembelian Tv31.000.000192
18. Pembelian Ac33.000.000578
19. DVD player2300.00086
20. Pembelian dispenser3200.00038
21. Pembelian sterilisator51.000.000115
22. Pembelian tensi meter5450.00052
23. Continuing education12.000.0001157
24. Intra oral camera43.000.000434
25. Tabung Oksigen1500.000289
26. Timbangan 1100.00057
27. Set toilet 5700.00081
28. Pembelian barang interior (Pot bunga, lukisan, poster)1500.000289
Jumlah18.487,28
Inventarisasi Kebutuhan Logistik Perawatan Berdasarkan Semi Variabel Cost.b. Semivariabel CostTabel 9. Semi variabel CostNo.KeteranganBlnJumlahSatuan
1ATK1200.0001388,8
2Listrik1400.0002777,7
3Air1300.0002083,3
4Telpon1200.0001388,8
5Gaji Perawat gigi11.500.00010416,6
6Gaji Bag. Administrasi1800.0005555,5
7Gaji cleaning service1600.0004166,6
27.777,4
c. Variabel Cost1) Penambalan sederhana (SIK)Tabel 10. Variabel Cost Penambalan SederhanaNoNama BarangJumlah PasienHarga (Rp)Per-Pasien
1Sarung Tangan5030,000600
2Masker10025,000250
3Kapas30020,00067
4Alkohol10025,000250
5Alat Diagnosa1000200,000200
6Bengkok2000100,00050
7Bur Preparasi1030,0003000
8Bur Finishing1030,0003000
9Alat Tumpat500500,0001000
10Cavity Cleanser100300,0003000
11Vaseline20095,000475
12SIK50400,0008000
13Dentin Conditioner10095,000950
14Paper Pad10050,000500
15Celemek5040,000800
16Tissu 200
17Selang suction dan gelas kumur10050,000500
Total22.842
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis =18.487,28 + 27.777,4+ 22.842+ jasa medis = 69.106,68 + jasa medis50 % total biaya = 69.106,68Total biaya = 98.723,82 = Rp. 99.000,-
2) Penambalan sederhana (Resin Komposit)Tabel 11. Variabel Cost Penambalan RKNoNama BarangJml pasienHargaHarga satuan
1Sarung Tangan5030,000600
2Masker10025,000250
3Kapas30020,00067
4Alkohol10025,000250
5Cotton Roll10030,000300
6Inst. Tambal1000800,000800
7Bur set100200,0002.000
8Bahan komposit50400,0008.000
9Cavity Cleanser500300.000600
10Microbrush10080.000800
11Etsa50200.0004.000
12Bonding agent80675.0008.450
13Artikulating Paper5030.000600
14Prisma Glos65350.0005.385
15Finishing bur100200.0002.000
16Celluloid strips100150.0001.500
17Suction- disposable10060.000600
18Light curing20003.000.0001.500
19Low speed and high speed10002.000.0002.000
20Inst. Diagnosa1000750.000750
21Bengkok +Nampan1500300.000200
22Tissue20020.000100
23Gelas kumur507000140
JUMLAH40.892
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis = 18.487,28 + 27.777,4+40.892+ jasa medis = 87.156,68+ jasa medis70 % total biaya = 87.156,68Total biaya = 124.509,54= Rp.125.000,-
3) Pencabutan sederhana gigi dewasaTabel 12. Variabel Cost Pencabutan Gigi DewasaNoNama Barang Jml pasienHargaPer-pasien
1Sarung Tangan 5030.000800
2Masker 10025.000250
3Kapas 30020.00067
4Alkohol 15030.000200
5Inst. Diagnosa 1000750.000750
6Bengkok +Nampan1500300.000200
7Gelas kumur507000140
8Tissue 10020.000200
9Alat ekstraksi25005.000.0002000
10Bein 25003.000.0001200
11Providon iodine10025.000250
12Spuit 100150.0001500
13Larutan anastesi30180.0006000
14Spongostan 50250.0005000
Jumlah18.557
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis= 18.487,28 + 27.777,4+18.557+ jasa medis = 64.821,68+ jasa medis70 % total biaya = 64.821,68Total biaya = 92.602,4 = Rp.93.000,-
4). Pencabutan sederhana gigi anakTabel 13. Variabel Cost Pencabutan Gigi AnakNoNama Barang Jml pasienHargaPer-pasien
1Sarung Tangan 5030.000800
2Masker 10025.000250
3Kapas 30020.00067
4Alkohol 15030.000200
5Inst. Diagnosa 1000750.000750
6Bengkok +Nampan1500300.000200
7Gelas kumur507000140
8Tissue 10020.000200
10CE25080.000320
11Providon iodine10025.000250
12Alat ekstraksi25005.000.0002000
Jumlah5177
Total biaya = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa medis= 18.487,28 + 27.777,4+5177+ jasa medis = 51.441,68+ jasa medis70 % total biaya = 51.441,68Total biaya = 73.488,11= Rp.74.000,-
Tabel 14. Perhitungan kapitasi adalah sebagai berikut :No.Jenis PelayananUtilisasi (%)Unit Cost (Rp)Kapitasi
1Penambalan sederhana (SIK)0,0020
99.000198
2Penambalan sederhana (RK)0,0012
125.000150
3Pencabutan sederhana gigi dewasa0,0014
93.000130,2
4Pencabutan sederhana gigi anak0,0010
74.00074
Total552,2
Dari perhitungan kapitasi diatas dengan pelayanan PPK I maka didapatkan yang setiap bulan harus dibayarkan Bapel kepada dokter gigi keluarga adalah Rp 552,2 per peserta perbulan., dibulatkan menjadi Rp 600. Jumlah penduduk dari 29.225 jiwa, maka bapel harus membayar kapitasi sebesar Rp. 600 x 2500 jiwa = Rp 1.500.000Pada Bapel seperti Jamkesos tidak ada profit, margin dan administrasi, karena Jamkesos merupakan badan sosial non profit.
D. Pengawasan dan EvaluasiDalam rangka terselenggaranya kedokteran yang bermutu dan melindungi masyarakat yang sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang praktek kedokteran, perlu dilakukan pembinaan terhadap dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran gigi. Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk:1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dokter gigi.2) Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan dokter gigi.3) Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat.Mengingat praktek dokter gigi keluarga adalah sebuah kegiatan yang dinamis, maka diperlukan pengawasan untuk memastikan layanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai izin yang dikeluarkan. Pengawasan ini berguna untuk melindungi semua pihak supaya tetap menjaga kualitas layanannya, dan bila terdapat ketidak sesuaian segera dapat diketahui. Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh:1) Pemerintah Pusat2) Konsil Kedokteran Indonesia3) Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan Propinsi, Dinak Kesehatan Kabupaten/Kota)4) Organisasi ProfesiTata cara pembinaan dan pengawasan:1) Secara reguler dilakukan pemantauan melalui laporan 3 bulan sekali oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, 6 bulan sekali Dinas Kesehatan Propinsi, 1 tahun sekali oleh Pusat.2) Hasil pemantauan dibahas dalam pertemuan periodik sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.3) Menindaklanjuti keluhan klien/pelanggan atau masyarakat.4) Memberikan peringatan lisan atau tertulis bila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan syarat perizinan dan prinsip dokter gigi keluarga.Melakukan pemantauan teguran atau usulan perbaikan yang telah diberikan kepada dokter gigi keluarga.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran.Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu : 1. PBI (Penerim Bantuan Iuran) jaminan kesehatan 2. Bukan PBI jaminan kesehatanPeserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah serta yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu (cacat total tetap merupakan kecacatan fisik dan/atau mental yang mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan).Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri atas: 1.Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya 2.Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya 3.Bukan pekerja dan anggota keluarganyaPentahapan kepesertaan BPJS Kesehatan sebagai berikut: 1. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi : a. PBI Jaminan Kesehatan b. Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganyac. Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota keluarganya d. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganyae. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya2. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
Manfaat yang diperoleh oleh peserta dan keluarganya yaitu setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud terdiri atas manfaat medis dan manfaat non medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Manfaat non medis meliputi manfaat akomodasi dan ambulans.Pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektivitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya. Penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu fasilitas kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan terhadap iuaran kesehatan peserta. Ketentuan mengenai penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud diatur dalam peraturan BPJS.Ketentuan baru menyertai penyelenggaraan BPJS yaitu dibatasinya praktik dokter dan bidan. Pembatasan praktik tenaga medis tersebut muncul karena saat pemberlakuan BPJS nanti sekaligus didirikan klinik BPJS, dengan adanya klinik BPJS itu, masyarakat bisa berobat secara cuma-cuma. Sebab, mereka sudah ditalangi asuransi yang preminya dibayar pemerintah. Setiap klinik BPJS akan memperoleh uang pertanggungan dengan nilai sesuai jumlah masyarakat yang mereka jangkau. Persebaran klinik BPJS diharapkan bisa mengurangi atau membatasi praktik umum dokter. Pasien akan lebih memilih ke klinik BPJS daripada ke praktik dokter. Dampak bagi bidan, bidan wajib menginduk ke klinik BPJS terdekat. Dengan begitu, masyarakat yang memanfaatkan jasa bidan tetap gratis karena biayanya sudah di-cover BPJS. Teknisnya nanti pasien bisa minta dirujuk oleh dokter klinik BPJS ke bidan.
20
Top Related