Download - Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Transcript
Page 1: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

DISEMINASI AWAL

DEPARTEMEN MANAJEMEN

RUANG PAVILIUN MELATI

RUMKIT TK II dr. SOEPRAOEN MALANG

Laporan Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Kepaniteraan Klinik

Departemen Keperawatan Manajemen

Oleh:

Kelompok 10 A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Page 2: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Rumah Sakit dr. Soepraoen Malang

Rumah sakit Tk II Dr. Soepraoen merupakan rumah sakit rujukan di wilayah kodam

V/ Brawijaya dan telah terakreditasi 12 pelayanan tahun 2012.

2.1.1 Sejarah Singkat

a. Berdiri 1928 dengan nama Rumah Sakit Zending Malang

b. Tahun 1932 digabung dengan CBZ(Central Burgerlijke Ziekeninrichting),

diperluas dengan penambahan ruang baru seperti yang ada sekarang

c. Dr. Soepraoen diambil dari nama seorang dokter militer Angkatan Darat

yang gugur saat menjalankan tugas di Jawa Timur dan dimakamkan di

Ds. Balungbendo Kab. Mojokerto tahun 1946

2.1.2 Luas Lahan

a. Seluruhnya : 73.578,01 M

b. Luas Pekarangan : 61.696

c. Luas Bangunan :11.882,01 M

2.1.3 Fasilitas Pelayanan

a. IGD, ICCU/ICU/NICU/PICU, Hemodialisis

b. Poliklinik : Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Klinik Pediatri / Tumbang

Anak, Obsgyn, Saraf, Klinik Kulkel/Kosmetik, Klinik Kardiologi, Klinik

Paru/Asma, Klinik Gizi, Klinik Jiwa, Klinik THT, Klinik Mata, Klinik Gigi

Dan Mulut, Klinik Khusus VIP Dinas, Klinik Fisioterapi, Klinik

Rosela/VCT, Klinik Akupuntur

c. Laboratorium

d. Ruang rawat inap

o Ruang Rawat Inap Paviliun

o R. Perawatan Penyakit Dalam: Pria (Melati), Wanita (Teratai)

o R.Perawatan Bedah: Pria (Dahlia), Wanita (Bougenvil)

o R. Perawatan Anak (R. Nusa Indah)

o R. Bayi Patol (R. NICU/PICU)

o R. Obgyn----Tulip I Dan Rawat Gabung

o R. Umum Dan Jiwa (R. Kenanga)

o R. Isolasi (R. Cempaka)

Page 3: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

e. R. Icu Bedah Dan Non Bedah

f. R. Neuro & ICU Neuro ---- Unit Stroke

g. R. Jamkesmas/da ---- Seruni

h. Paviliun Dan VIP:

o Anggrek

o Mawar

o Melati

o PAV Tulip I

2.1.4 Mempunyai kapasitas tempat tidur klien sebanyak 179 tempat tidur, terdiri dari

24 tempat tidur paviliun dan 155 tempat tidur umum.

2.1.5 Saat ini digunakan sebagai lahan praktek siswa SMK, mahasiswa DIII

Keperawatan dan DIII Kebidanan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), S1 Gizi,

serta Co-as (Profesi Dokter) dan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

2.2 Profil dan Gambaran Umum Ruang Melati Rumah Sakit Tingkat II dr.

Soepraoen

2.2.1 Sejarah Singkat

2.2.2 Klasifikasi Ruangan

Merupakan ruangperawatan general rawat inap kelas II bagi pasien yang

mengalami gangguan dengan klasifikasi campuran yaitu dapat berupa

gangguan Penyakit dalam, neuro, interna.Ruang melati memiliki kapasitas

bedsebanyak 16 bed tanpa klasifikasi tertentu.

Page 4: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

2.3 DENAH RUANG PAV. MELATI

U8A 8B

7A 7B

6A 6B

5A 5B

4A 4B

3A 3B

2A 2B

1A 1B

NURSE STATION

WC

RUANG. KAUR

Page 5: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN

3.1PENGKAJIAN 5 M

1. MAN

Jumlah Tenaga

Kualifikasi tenaga keperawatan di Ruang Melati Rumah Sakit Tingkat II

Dr Soepraoenberjumlah 12 orang dengan rincian sebagai berikut :

a. Tenaga Keperawatan

Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Melati Rumah Sakit Tingkat II Dr Soepraoen

No. Kualifikasi Jenis Jumlah Jumlah total

Prosentase

1. S1 Keperawatan

PNS 1 1 8 %HR 0TNI 0

2. DIII Keperawatan

PNS 1 10 84 %HR 6TNI 3

3. SPK PNS 1 1 8%HR 0TNI 0

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebagian perawat di

ruang Melatiyaitu 84% berpendidikan DIIIKeperawatan dan hanya 8%yang

berpendidikan S1, sehingga perlu ditingkatkan untuk bisa melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk rekrutmen pegawai

dan kriteria masuk RS Tingkat II Dr Soepraoen tidak ada spesifikasi khusus.

b. Tenaga Non Keperawatan

Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang Melati Rumah Sakit Tingkat II Dr Soepraoen

No. Kualifikasi Jumlah Prosentase1. Pekarya 2 100%

Total 2 100%

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa sebagian besar yaitu

100% tenaga non keperawatan di ruang Melati adalah tenaga pekarya

kesehatan.

Page 6: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Kualitas Tenaga

Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan kualifikasi

tenaga perawat di ruang Melati sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Melati Rumah Sakit Tingkat II Dr Soepraoen

No Nama Pendidikan Masa Kerja

Jenis Ketenagaan

Pelatihan yang pernah diikuti

Ket

1. Ns. Siti Chasanah, S.Kep

S1 Keperawatan

20Tahun

PNS BTLS, ICU, CI, SKP

2. Yoserma Mohtaruddin, AMK

DIII Keperawatan

16Tahun

TNI BCLS, SKP, PPGD, CI,

CHT, STROKE3. Serma Warsidi,

Amd.KepDIII

Keperawatan4

TahunTNI BCLS

4. Serka Ruslan, AMK

DIII Keperawatan

16 Tahun

TNI BCLS, PPGS

5 Dwi Kartika SPK 17 Tahun

PNS

6 Ristyawati, AMK DIII Keperawatan

8Tahun

HR BCLS

7 Heny Hartina, AMK

DIII Keperawatan

10 tahun

HR BCLS

8 Khafid Willy Amd. Kep

DIII Keperawatan

5Tahun

HR BCLS

9 Ester, Amd.Kep DIII Keperawatan

4Tahun

PNS

10 Ika, Amd. Kep DIII Keperawatan

8Tahun

HR BCLS

11 Winda, Amd. Kep.

DIII Keperawatan

2 Tahun

HR BCLS

12 Nofa, Amd.Kep DIII Keperawatan

2 Tahun

HR BCLS

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 83% perawat yang

bekerja di Ruang Melatipernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk

meningkatkan skill dan kemampuan dalam bidang medis.

Page 7: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Tingkat Ketergantungan Pasien

a. Skor Ketergantungan Pasien

Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Ruang

MelatiRumah Sakit Tingkat II Dr Soepraoen pada tahap pengkajian yakni tanggal 14-

16Juli 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Melati RSTingkat

II Dr Supraoen pada tanggal 14 Juli 2014

TimNo. Tempat

TidurDiagnosa Medis

Skor Ketergantungan

1 1A GEA 32A COPD 33A BPH 33B BPH 34A NEFROLITIASIS 34B COLILITIASIS 3

2 5A DHF 45B Obs. Vomiting 36A CKD 36B Ekstraksi kuku 47A CKD 37B ASTMA 3

Keterangan: 1:Intensive care; 2:Total care; 3: Partial care; 4: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 14 JuLi 2014 terdapat 12 pasien, sebanyak33% pasien yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan minimal dan 67% pasien memiliki tingkat ketergantugan parsial.

Tabel 3.5. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Melati RS Tingkat II Dr Supraoen pada tanggal 15 Juli 2014

TimNo. Tempat

TidurDiagnosa Medis

Skor Ketergantungan

1 1A GEA 32A COPD 33A HIL 33B BPH 34A NEFROLITIASIS 3

2 5A DHF 45B Obs. Vomiting 36B Ekstraksi kuku 47A CKD 37B ASTMA 38A Colic Abdomen 3

Keterangan: 1:Intensive care; 2:Total care; 3: Partial care; 4: Minimal care

Page 8: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 15 Juli

2014 terdapat 11 pasien, sebanyak18% pasien yang dirawat memiliki tingkat

ketergantungan minimal dan 82% memiliki tingkat ketergantugan parsial.

Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Melati RS Tingkat II Dr Supraoen pada tanggal 16 Juli 2014

TimNo. Tempat

TidurDiagnosa Medis

Skor Ketergantungan

1 1A GEA 31B DHF 32A Koagulasi Sistemik 32B Obs. Vomiting 33A BPH 33B CKD 34A NEFROLITIASIS 34B Obs. VOMITING 3

2 5A CKD 35B Acc Genue 36A Colic Abdomen 36B Obs. Vebris 37B Appendics 3

Keterangan: 1:Intensive care; 2:Total care; 3: Partial care; 4: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 15 Juli

2014 terdapat 13 pasien, 100% memiliki tingkat ketergantugan parsial.

1. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode Gillies

Tanggal 14Juli 2014

a. Tingkat ketergantungan pasien

Minimal : 2 orang

Parsial : 10 orang

Total : 0 orang

Intensive : 0 orang

b. Kebutuhan Perawat

Keperawatan Langsung

Minimal 2 x 2 = 4jam

Parsial 10 x 4 = 40jam

Total 0 x 6= 0 jam

Intensive 0 x 8 = 0 jam +

44 jam

Page 9: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Keperawatan tidak langsung

12 x 60 menit = 720 menit = 12 jam

Penyuluhan

12 x 15 menit = 180 menit = 3 jam

Total waktu keperawatan

Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=

44 jam+ 12 jam+ 3 jam = 59 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari

Total waktu keperawatan=59 jam = 8,42= 8orang

Waktu kerja efektif 7 jam

Jumlah kebutuhan per shif

Pagi= 47% x 8 = 4 orang

Sore = 35% x 8= 3orang

Malam = 17% x8= 1orang

Tanggal 15Juli 2014

a. Tingkat ketergantungan pasien

Minimal : 2 orang

Parsial : 9 orang

Total : 0 orang

Intensive : 0 orang

b. Kebutuhan Perawat

Keperawatan Langsung

Minimal 2 x 2 = 4jam

Parsial 9 x 4= 36jam

Total 0 x 6 = 0 jam

Intensive 0 x 8 = 0 jam +

40 jam

Keperawatan tidak langsung

11 x 60 menit = 660 menit = 11 jam

Penyuluhan

11 x 15 menit = 165 menit = 2.75 jam

Total waktu keperawatan

Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=

40 jam+11 jam+ 2.75 jam = 53.75 jam

Page 10: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Jumlah kebutuhan perawat per hari

Total waktu keperawatan=53.75 jam= 7,67= 8orang

Waktu kerja efektif 7 jam

Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 8 = 4 orang

Sore = 35% x 8 = 3 orang

Malam = 17% x 8 = 1 orang

Tanggal 16 Juli 2014

a. Tingkat ketergantungan pasien

Minimal : 0 orang

Parsial : 13 orang

Total : 0 orang

Intensive : 0 orang

b. Kebutuhan Perawat

Keperawatan Langsung

Minimal 0 x 2 = 0jam

Parsial 13 x 4= 52jam

Total 0 x 6= 0jam

Intensive 0 x 8 = 0 jam

52 jam

Keperawatan tidak langsung

13 x 60 menit = 780 menit = 13 jam

Penyuluhan

13 x 15 menit = 195 menit = 3,25 jam

Total waktu keperawatan

Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=

52 jam+ 13 jam+ 3,25 jam =68.25 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari

Total waktu keperawatan = 68.25 jam = 9.75 = 10 orang

Waktu kerja efektif 7 jam

Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 10 = 5 orang

Sore = 35% x 10 = 3 orang

Malam = 17% x 10= 2 orang

Page 11: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah perawat perhari adalah 9 orang, sedangkan jumlah perawat jaga diruang Melati adalah 8 orang perawat per hari, yaitu 4 perawat dinas pagi, 2 perawat dinas sore dan 2 perawat dinas malam.

2. MATERIAL/MACHINE

a. Fasilitas untuk perawat

1) Nurse station

Ada satu ruangdengan kondisi cukup rapi. Nurse station utama berada di

bagian selatan ruang rawat inap melati, perawat dapat mengakses pasien

dengan cepat karena letaknya yang dekat dan setiap bed pasien memiliki

tombol pemanggil perawat. Untuk dokumentasi di lengkapi dengan buku

injeksi, buku observasi TTV, buku laporan tim, buku operan jaga, buku

radiologi, buku KLB, buku ekspedisi alat, buku copy resep dinas, buku

ekspedisi laborat, buku laporan bulanan, buku acutren.

2) Kamar mandi

Kamar mandi cukup bersih dan lokasi di daerah ruang melati

1. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan

Daftar inventaris Alat Keperawatan TH 2014 R. Paviliun Melati

Kapasitas: 16 ruangan

BULAN JULI 2014

No. Nama Barang JumlahKondisi

Standar ProsentaseBaik Rusak

1. Almari obat 1 1 2

2. Ambubag dewasa 1 1 2

3 Bag Hot (WWZ) 3 2 1 3

4 Bag Ice (escrap) 2 2 2

5 Bag instrument besar 2 2 2

Page 12: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

6 Bak instrument kecil 1 1 2

7 Bbak isntrumen sedang 2 2 2

8 Bengkok stenlis 3 3 5

9 Brankart 1 1 1

10 ECG serial 1 1 1

11 Gunting Verband 1 1 2

12 Kereta O2 (kecil) 1 1 1

13 korentang 2 2 2

14 Kursi roda 2 2 1

15 Lampu Senter 1 1 1

16 Lampu tindakan 1 1 1

17 Manometer O2 6 5 6

18 Nebulizer 1 1 1

19 Pinset Anatomi 2 2 5

20 Pispot 8 8 5

21 Reflex hammer 1 1 1

22 regestin 1 1 2

23 Tempat tidur

multifungsi

5 5 2

24 Standart infus beroda 15 15 5

25 Sterilisator kering 1 1 1

26 Stetescope dewasa 3 3 5

27 Suction dewasa 1 1 1

Page 13: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

28 Tensi meter dewasa 2 2 1 3

29 Thermometer rectal 1 1 1

30 Timbangan BB 1 1 1

31 Tongspatel stenlis 2 2 3

32 torniquet 2 2 3

33 Troli tindakan 5 5 2

34 Troli besar 1 1 1

35 Urinal plastik 6 6 6

36 Waskom mandi seng 6 6 6

37 Waskom mandi stenlis 6 6 6

38 Panjatan kaki pasien

kayu

2 2 5

39 Lampu pembaca

foto/luminator

1 1 1

40 Pinset chirurgi 2 2 2

41 Tensi meter beroda 1 1 1

42 Troli dua lobang

baskom mandi

1 1 4

43 Rak pispot 5 5 1

44 Gunting bengkok 1 1 1

Jumlah 114 112 111

Rata – rata 102,8 = 100 %

Page 14: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

2. Daftar peralatan inventaris alat tenun

Daftar inventaris Alat Tenun TH 2014

Ruang:Paviliun Melati…Kapasitas: 16 ruangan

BULAN MEI 2014

No. Nama Barang JumlahKondisi

Standar ProsentaseBaik Rusak

1. Baju operasi 5 5 7

2. Baju operasi anak 3 3 5

3 Bungkus kasur perlak 16 16 16

4 Handuk kecil/lap cuci

tangan

30 30 80

5 Korden jendela hijau 32 32 32

6 Korden lurus/korden

sekat)

20 20 20

7 Manset tensi dewasa 3 3 3

8 Perlak pink 20 20 20

9 Perlak putih 10 10 10

10 Sarung bantal hijau 25 25 25

11 Sarung bantal pink 30 30 30

12 Sarung WWZ 1 1 1

13 Selimut wol pink 19 19 19

14 Selimut lorek 16 16 16

Page 15: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

15 Selimut wool hijau 12 12 12

16 Skort perawat 5 5 5

17 Sprei hijau 6 6 6

18 Sprei pink 70 50 20 70

19 Tutup tabung oksigen

hijau

3 3 3

Jumlah 326 380

Rata – rata 86 %

3. Daftar inventaris alat rumah tangga

Daftar inventaris Alat Rumah Tangga TH 2014

Ruang:Paviliun Melati…Kapasitas: 16 ruangan

BULAN MEI 2014

No. Nama Barang JumlahKondisi

Standar ProsentaseBaik Rusak

1. Bai melamin 20 20 0

2. Bantal dewasa 25 20 5 25

3 Ceret aluminium 1 1 1

4 Ceret plastic/teko 1 1 1

5 Gayung 5 5 8

6 Gelas pasien 20 20 20

7 Jam dinding 9 9 8

8 Kasur pasien dewasa 16 16 16

Page 16: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

busa

9 Kereta makan 1 1 1

10 Kulkas 1 1 1

11 Kursi penunggu kotak 20 20 20

12 Kursi penunggu

panjang kayu

5 5 5

13 Kursi petugas jaga 10 10 10

14 Lap dapur 5 5 5

15 Loker petugas 1 1 1

16 Meja makan pasien 20 20 20

17 Papan tulis 2 2 2

18 Pengaman TT 5 5 5 5

19 Piring snack sango 20 20 20

20 Rak handuk 7 7 8

21 Rambu-rambu dilarang

merokok

4 4 6

22 Rambu-rambu jagalah

kebersihan

4 4 6

23 Rambu-rambu jagalah

kebersihan

4 4 6

24 Rantang besar 1 1 1

25 Saringan teh 1 1 1

26 Sendok 25 25 25

27 Sisir 1 1 1

Page 17: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

28 Tempat sampah

tanggung tertutup

3 3 3

29 Troli baju kotor 1 1 1

30 Tutup gelas

plastik/melamin

15 15 15

31 Almari linen 1 1 1

32 Almari pasien kayu 4 4 4

33 Kompor gas 1 1 1

34 Lukisan/gambar pola 1 1 1

35 Meja kepala ruangan 1 1 1

36 Meja perawat 2 2 1

37 Regulator gas 1 1 1

38 stavolt 2 2 1

39 Tabung elpiji 1 1 1

40 Telepon flexi 1 1 1

41 Telepon permanen 1 1 1

42 Televisi 14 in 8 8 1

43 Tempat tidur pasien 16 16 16

44 Piring lauk sango 20 20 20

Jumlah 313 293

Rata – rata 313/293X100= 106,9 %= 100%

3. METHODE

Page 18: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Metode yang digunakan ruang Melati untuk pemberian asuhan

keperawatan pada pasien adalah metode tim. Dalam pembagian tugasnya

dibagi menjadi2tim, yaitu tim 1 dan tim 2. Masing-masing tim dipimpin oleh

seorang Kepala Tim (Ka. Tim) dibantu oleh perawat assosiate yang jumlahnya

disesuaikan dengan ketersediaan tenaga keperawatan.Metode yang

digunakan merujuk pada fungsi-fungsi manajemen keperawatan.

Secara struktur organisasi di ruang melati memang dibagi ke dalam 2

tim namun dalam pelaksanaannya tidak dilakukan sesuai peran masing-

masing karena keterbatasan jumlah perawat.

Tindakan Keperawatan di Ruang Melati

a. Operan

No. Langkah-langkah

Tanggal

14/07 15/07 16/07

P S P S P S

Persiapan:

1. Buku laporan shift sebelumnya V V V V V V

2. Membaca laporan shift sebelumnya. V V V V V V

3. Shift yang akan mengoperkan,

menyiapkan hal-hal yang akan di

sampaikan.

V V V V V V

4. Shift yang akan menerima membawa

buku catatan operan / catatan harian

V V V V V V

5. Kedua kelompok sudah siap. V V V V V V

Prosedur Pelaksanaan:

1. Kepala ruang / Ketua Tim memberikan

salam (selamat pagi/

assalamu’alaikum) dan menyampaikan

akan segera di lakukan operan.

V V V V V V

2. Perkenalkan diri dan perawat yang

akan bertugas selanjutnya.

- - - - - -

3. Kegiatan dimulai dengan

menyebut/mengidentifikasi secara satu

- - - - - -

Page 19: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

persatu (berurutan tempat tidur /

kamar) :

Identifikasi Klien: nama,alamat, no

register

Jelaskan diagnosa medis.

Jelaskan diagnose keperawatan

sesuai data focus

4. Jelaskan kondisi / keadaan umum klien. V V V V V V

5. Jelaskan tindakan keperawatan yang

telah dan belum di lakukan

- - - - - -

6. Jelaskan hasil tindakan .masalah

teratasi sebagian belum atau muncul

masalah baru.

- - - - - -

7. Jelaskan secara singkat dan jelas

rencana kerja dan tindak lanjut asuhan

(mandiri atau kolaborasi)

- - - - - -

8. Memberikan kesempatan anggota shift

yang menerima operan untuk

melakukan klarifikasi / bertanya tentang

hal-hal atau tindakan yang kurang jelas.

V V V V V V

9. Perawat yang menerima operan

mencatat hal-hal penting pada buku

catatan harian

V V V V V V

10. Lakukan prosedur 1 – 7 untuk pasien

berikutnya sampai seluruh pasien di

operkan.

V V V V V V

11 Perawat yang mengoperkan

menyerahkan semua berkas catatan

perawatan kepada tim yang akan

menjalankan tugas berikutnya.

V V V V V V

Penutup:

1. Kepala Ruang / ketua tim (yang

memimpin ) kembali ke Nurse Station

V V V V V V

2. Berdoa bersama yang di pimpin oleh - - - - - -

Page 20: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

kepala ruang / ketua Tim.

3. Mengucap salam. V V V V V V

4. Mengucapkan selamat istirahat bagi

anggota tim / shift sebelumnya.

- - - - - -

5. Mengucapkan selamat bekerja untuk

tim / shift berikutnya

- - - - - -

TOTAL 13 13 13 13 13 13

Presentase 61,9

%

61,9

%

61,9

%

61,9

%

61,9

%

61,9

%

Keterangan :

: Dilakukan

: Tidak Dilakukan

P : Operan Malam ke Pagi

S : Operan Pagi ke Sore

Keterangan:

Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shif lain

dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mampu

mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim

kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratur. Operan dilakukan sebesar

61,9% pada tanggal 14-16 Juli 2014.

Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan

kegiatan konsultasi.Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum

melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi

tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Pada

tanggal 14-16 Juli 2014, tidak ada pelaksanaan conference dikarenakan beberapa

faktor yaitu :

1) Tenaga perawat yang jumlahnya terbatas hanya 2 perawat untuk ruangan rawat

inap berkapasitas 21 pasien

2) Jadwal visite dokter yang tidak tentu, kadang-kadang datang ketika operan

sehingga tidak bisa melaksanakan pre conference.

3) Tidak dilakukan middle conference di ruang melati

4) Tidak dilakukan pembacaan SOP tindakan setiap dinas pagi.

Page 21: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

b. Orientasi Pasien Baru

Tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 14-16 Juli2014 di ruang

Melati.

Jumlah pasien baru

14/07 15/07 16/07

- 2 6

Ket : Tidak ada yang

diorientasikan

Pada tanggal 14-16Juli 2014, jumlah pasien baru ada 8 orang.Berdasarkan

observasi orientasi kepada pasien sudah dilakukan tetapi belum optimal.

c. Ronde Keperawatan

Saat melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa

dulu diadakan ronde keperawatan, namun sekarang sudah tidak dilakukan karena

sibuk untuk akreditasi rumah sakit.Disamping itu, pergantian kepala ruangan juga

menjadi salah satu alasan ronde keperawatan masih belum jalan.

d. Pendidikan Kesehatan

Saat dilakukan wawancara dengan perawat, pendidikan kesehatan biasanya

diberikan langsung kepada pasien dan keluarga secara lisan dengan memberi KIE

terkait penyakit klien.Saat ini belum ada jadwal khusus dalam ruangan untuk

promosi kesehatan. Selain itu PKMRS yang dibentuk oleh tim RS. Dr. Soepraoen

belum berjalan, sehingga keluarga jarang mendapat media informasi seperti leaflet

terkait dengan kondisi pasien di ruangan dan perawatannya.

e. Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik.Untuk pengambilan obat dari

apotik, jika jam dinas (07.00-14.00 WIB) diantar oleh petugas apotik ke ruangan,

jika diluar jam dinas maka yang mengambil adalah perawat. Khusus untuk pasien

Askes, yang mengambil obat ke apotik adalah keluarga.PJ obat hanya

bertanggung jawab untuk menjaga keberadaan obat. Obat peroral dan injeksi

Page 22: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

sudah ditempatkan pada tempat yang sama, diberi identitas nama pasien dan

nomor bed agar tidak tertukar antar pasien, hanya saja belum adanya

pendokumentasian obat pasien yang masuk ke ruang melati. Untuk obat

emergency (terbatas) seperti dopmin, norepinefrin, epinefrin, sulfat atrofin

disediakan di ruangan namun jarang digunakan karena bila pasien mengalami

kondisi emergency pasien akan segera dipindah ke ruang ICU.

4. MONEY

a. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM

Sumber dana gaji pegawai golongan Tentara dan PNS di Ruang Pav.

Melati Rumah Sakit Tingkat II Dr Soepraoen berasal dari pemerintah, dan

sumber dana gaji pegawai Non-PNS (honorer) berasal dari rumah sakit itu

sendiri beserta insentif per bulan berasal dari instalasi watnap masing-

masing.

b. Sumber Pendapatan Ruangan

Sumber pendapatan Ruang Pav. Melati Rumah Sakit Tingkat II Dr

Soepraoen berasal dari Pemerintah yang diatur oleh rumah sakit untuk

dibagikan ke setiap ruangan di rumah sakit sesuai kebutuhannya yang

tersentralisasi dari instalasi watnap.

c. Tarif Rawat Inap

- Daftar Tarif Rawat Mondok

VISITE DOKTER AHLI (SPESIALIS)

NO URAIAN JUMLAH ADM BIAYA

MAKAN

KAMAR JASA

DOKTER PERAWAT

1 KELAS II 277.500 10.000 35.000 97.500 88.000 47.000

- Daftar Tarif Rawat Mondok

VISITE DOKTER UMUM

NO URAIAN JUMLAH ADM BIAYA

MAKAN

KAMAR JASA

DOKTER PERAWAT

Page 23: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

1 KELAS IIA 256.400 10.000 35.000 97.400 70.400 43.600

2 KELAS IIB 204.100 10.000 35.000 56.100 61.600 41.400

TARIF TINDAKAN RAWAT INAP

NO

JENIS TINDAKAN

TARIF DISTRIBUSI

RUMKIT JASA PELAKSANA

ADM FAS HAR ALKES

M FI PM

1 KELAS II 33.000 1.700 10.000 3.300 3.300 13.000 1.700

5. Market

1. Efisiensi Ruang Rawat Inap

Hasil pengkajian analisis selama tanggal 14-16 juli 2014 di Ruang Melati RS

Tingkat II Dr Soepraoen.

a. BOR

Jumlah tempat tidur adalah 16 buah.

Jumlah pasien rata-rata selama pengkajian tanggal 14-16 Juli 2014 adalah

12orang dengan BOR rata rata selama 3 hari adalah 75%

BOR pada tanggal 14 Juli 2014 :

BOR = ∑ tempat tidur ruangan yang dipakai pasien x 100%

∑ tempat tidur yang tersedia

11 x 100% = 68,8 %

16

BOR pada tanggal 15 juli 2014

BOR = ∑ tempat tidur ruangan yang dipakai pasien x 100%

∑ tempat tidur yang tersedia

Page 24: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

12 x 100% = 75 %

16

BOR pada tanggal 16 juli 2014

BOR = ∑ tempat tidur ruangan yang dipakai pasien x 100%

∑ tempat tidur yang tersedia

13 x 100% = 81.25 %

16

b. ALOS

Data ALOS Juni2014 adalah rata-rata pasien menjalankan perawatan selama 5 hari di ruang melati

c. Jumlah klien per bulan

No. BulanSisa klien bulan lalu

Klien baruTotal

pasien1 April 12 93 1052 Mei 9 85 943 Juni 12 88 100

Berdasarkan data dari bulan Maret-Mei 2014, jumlah klien rata-rata perbulan adalah 92 orang.

d. Jumlah kasus terbanyak

No. Bulan Diabetes Mellitus BPH Batu ureter Fraktur1 April 16 8 8 32 Mei 7 3 3 11

3 Juni 5 5 - 5Berdasarkan data dari bulan april-juni 2014, kasus yang terbanyak adalah kasus

Diabetes Mellitus.

e. Jumlah Mortalitas selama tiga bulan terakhir

No Bulan ∑ PX mortalitas Presentasi Mortalitas

1 April 105 0 0%

2 Mei 94 0 0%

3 Juni 100 1 1%

Page 25: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Penghitungan ALOS tidak sesuai dengan pembagian, namun langsung

bergabung menjadi satu sesuai pendokumentasian dari buku registrasi ruangan.

1. Jenis pembayaran

a. Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan

1. BPJS

Askes aktif, Askes Non Hankam (ANH), Askes Hankam (AH),

Asuransi Mandiri, Jamkesmas, pegawai pemerintah non negeri, pegawai

swasta, pegawai lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah.

2. Swasta

Pasien luar berhak (PLB)

3. Jamkesda

pengguna layanan kesehatan yang pembiayaannya ditanggung oleh

daerah asal masing-masing

Pengguna jasa pelayanan kesehatan di instalasi pelayanan kesehatan

TNI AD dibedakan menjadi 3 yaitu pasien BPJS, Swasta (umum) dan

Jamkesda. Pasien BPJS adalah :

1) Prajurit/PNS TNI AD yang masih dinas aktif dan dalam menjalankan MPP

berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di instalasi Kesad.

2) Istri/suami sah Prajurit/PNS TNI AD yang masuk dan terdaftar dalam buku

penghasilan/daftar gaji personel TNI AD.

3) Anak sah dari Prajurit/PNS TNI AD berusia 0 – 25 tahun, masih sekolah

(untuk anak yang berusia 21 – 25 tahun wajib menunjukkan surat

keterangan dari sekolah), belum pernah kawin serta masuk dan terdaftar

dalam buku penghasilan/daftar gaji personel TNI AD.

4) Purnawirawan/pensiunan PNS TNI AD/Warakawuri/penerima pensiun

janda PNS TNI AD dan keluarganya dapat mengunankan jasa pelayanan

kesehatan Kesad dengan menggunakan fasilitas Askes serta wajib

memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT. Askes Indonesia.

Semua klasifikasi pasien tersebut berhak mendapat pelayanan kesehatan

pada instalasi Kesad dengan ketentuan kelas pelayanan kesehatan sebagai

berikut:

1) Pelayanan rawat jalan berlaku sama bagi seluruh strata kepangkatan

Prajurit/PNS TNI AD beserta keluarganya. Dilaksanakan mulai dari

Poskes/Polsat, Polban, Polin, Rumkt Tk. IV sampai dengan RSPAD.

Page 26: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

2) Untuk pelayanan rawat inap di instalasi Kesad, Kelas perawatan diatur

berdasarkan strata kepangkatan, sebagai berikut:

a. Kolonel keatas/PNS Gol. IV/c ke atas dan keluarganya dirawat di

bangsal perawatan VIP.

b. Mayor-Letkol/PNS Gol. IV/a-b dan keluarganya dirawat di bangsal

perawatan Pamen/Kelas I.

c. Pama/PNS Gol. III dan keluarganya dirawat di bangsal perawatan

Pama/Kelas II.

d. Bintara/Tamtama/PNS Gol I-II dan keluarganya dirawat di bangsal

Ba/Ta (kelas III).

b. Prosentase Pembiayaan

Jenis Pembiayaan 14-07-2014 15-07-2014 16-07-2014

1. BPJS 100 % 100% 100%

2. Jamkesda - - -

3. Swasta - - -

c. Asal daerah pasien

Pasien yang dirawat di Ruang melati mayoritas Kotamadya Malang dan daerah Jawa Timur, bukan lintas provinsi

3.2 Pengkajian Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan

A. Fungsi Perencanaan

a. Visi dan Misi Organisasi

1. Visi dan Misi Rumah Sakit

Visi Rumah Sakit

Menjadikan Rumah Sakit TK. II DR. Soepraoen sebagai Rumah Sakit

Kebanggaan Prajurit dan Masyarakat Pengguna

Misi Rumah Sakit

a. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Terbaik bagiPrajurit, PNS dan

Keluarganya serta Masyarakat Umum

b. Memberikan Pelayanan Kesehatan Terpadu dengan Menempatkan Pasien

bukan sebagai Obyek Melainkan sebagai Mitra

Motto Rumah Sakit

R : Ramah

Page 27: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

S : Senyum

T : Trampil

D : Disiplin

S : Sembuh

2. Visi dan Misi Keperawatan

Visi Ruang Melati

Visi ruang Melati masih mengikuti visi Rumah Sakit, sehingga perlu segera

dirumuskan rancangan pembentukan visi ruangan.

Misi Ruang Melati

Misi ruang Melati masih mengikuti Misi Rumah Sakit, sehingga perlu segera

dirumuskan rancangan pembentukan misi ruangan.

Komitmen anggota melati

1. Senyum, sapa, salam

2. Tulus iklas melayani pasien

3. Disiplin

4. Loyalitas

5. Mengikuti perkembangan IPTEK

6. Tanggung jawab

7. Mematuhi kode etik keperawatan

3. Keterkaitan Visi dan Misi Keperawatan dengan Rumah Sakit

Visi dan misi ruang melati merupakan bagian dari visi misi rumah sakit. Kepala

ruangan sudah membuat rencana visi dan misi untuk ruangan tetapi karena

Ruang Stroke Unit masih tergolong ruangan baru dan masih membenahi

beberapa hal yang lain, visi misi masih berupa draft sehingga visi dan misi

ruang Melati masih mengikuti visi dan misi Rumah Sakit. Kepala Ruangan

memberikan saran agar segera dirumuskan rancangan pembentukan visi

ruangan dan perbaikan misi yang telah dibuat.

b. Falsafah Keperawatan

Perawat rumah sakit TK II Dr. Soepraoen dengan tulus dan ikhlas siap

memberikan asuhan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien.

c. Tujuan Organisasi

1. Tujuan Rumah Sakit

Mengembalikan fungsi dan kondisi prajurit agar dapat melaksanakan tugas

2. Tujuan Ruang Melati

Tujuan Umum

Page 28: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia melalui standarisasi

pelayanan melati

Tujuan Khusus

– Tersusunnya standar pelayanan Rumah Sakit di Indonesia.

– Menurunkan angka mortalitas.

– Memperpendek lama perawatan di Rumah Sakit.

– Mengefisiensikan biaya pengobatan di Rumah Sakit.

– Membantu persiapan daya adaptasi keluarga.

d. Kebijakan, Prosedur, dan Peraturan Organisasi

Kebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan keperawatan saat

inimasihmengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan

keperawatanrumahsakit.

e. Perencanaan Strategis

a. Rencana strategis rumah sakit

Program Rumah Sakit Tentara Soepraoen Malang yang dijalankan oleh

Instalasi Rawat Inap yaitu:

1) Identifikasi pasien

Identifikasi pasien dilakukan dengan cara pemberian warna gelang yang

berbeda berdasarkan gender. Pada pasien laki-laki menggunakan gelang

berwarna biru dan perempuan menggunakan gelang berwarna merah

muda.Pemberian gelang ini sudah dilaksanakan selama 3 bulan terakhir.

2) Cuci tangan

Program ini merupakan program yang dijalankan oleh Instalasi Rawat Inap

saat ini.Program ini penting dalam mengurangi resiko infeksi pada pasien.

3) Komunikasi Situation Background Assessment Recomendation (SBAR)

Program ini meliputi pemberian komunikasi efektif antar perawat dan tenaga

kesehatan lain.

4) Identifikasi pasien resiko jatuh, resiko dekubitus dan alergi

Program ini sudah disosialisasikan dengan pemberian gelang

khusus.Gelang sudah diproduksi namun implementasi belum dilakukan.

Pemberian tanda untuk pasien dengan resiko tinggi dekubitus, masih belum

Page 29: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

dilakukan. Melati masih belum memiliki metode untuk screening pasien

resiko tinggi ulkus dekubitus.

b. Rencana operasional

Program yang dilakukan pada ruang Melati adalah pemenuhan

kebutuhan dasar manusia berupa personal hygiene seperti mandi, perineal

hygiene dan oral hygiene, namun dalam praktiknya perawat dapat memberikan

kewenangan kepada keluarga untuk melakukan tindakan pemenuhan

kebutuhan dasar, karena kondisi pasien yang dirawat di ruang melati biasanya

dalam tingkat ketergantungan parsial dan minimal, sehingga untuk dapat

memenuhi kebutuhan dasar dapat dilakukan oleh keluarga sendiri. Selain

program personal higiene, melati juga memiliki tindakan unggulan seperti

pemberdayaan keluarga dalam proses keperawatan.

Pada hasil pengkajian didapatkan tindakan personal hygiene dilakukan

keluarga setiap pagi. Secara keseluruhan tindakan personal hygiene seperti

sesuai SOP, namun untuk pembersihan bed tempat tidur pasien masih tidak

berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu diberikan edukasi pada keluarga

untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur.

c. Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan

Staf keperawatan terlibat dalam pemberian perawatan secara langsung sesuai

program yang telah direncanakan.

B. Fungsi Pengorganisasian

1. Struktur Organisasi Ruang MelatiRS Tingkat II Dr Soepraoen

Kepala Ruang

Ns. Siti Chasanah S.Kep

TIM I

Ketua : Serma Warsidi, AMK

Anggota:

Serka Ruslan, AMK

Dwi Kartika

Ristyawati, AMK

Heny Hartina, AMK

Ester, Amd.Kep

TIM II

Ketua : Serma Mohtaruddin, AMK

Anggota :

Khafid Willi, Amd.Kep

Ika, Amd Kep

Winda, Amd Kep

Nofa, Amd.Kep

Page 30: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

2. Uraian tugas

a. Kepala Ruangan

Uraian Tugas DilakukanTidak

dilakukan

KEPALA RUANG

1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)

meliputi:

a. Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan

b. Berperan serta menyusun falsafah, dan tujuan

pelayanan keperawatan di ruang rawat inap,

meliputi:

- memberikan pelayanan sesuai SAK/SOK

dalam penanganan pasien

- mengatasi dan meminimalkan penderita pada

kasus terminal

- membantu individu dan keluarga dalam

mencegah kambuhnya penyakit

- mencegah terjadinya infeksi nosokomial pada

pasien dan keluarga

- Mencegah komplikasi pembedahan dan

meminimalkan terjadinya infeksi

- Memberikan lingkungan yang kondusif bagi

pasien

- Mencegah terjadinya kekambuhan pada

V

V

V

V

V

V

V

V

TIM I

Ketua : Serma Warsidi, AMK

Anggota:

Serka Ruslan, AMK

Dwi Kartika

Ristyawati, AMK

Heny Hartina, AMK

Ester, Amd.Kep

PASIEN

BED 1 - 4

PASIEN

BED 5 - 8

Page 31: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

pasien

- Menciptakan lingkungan kerja dan belajar

yang kondusif bagi personel maupun

mahasiswa praktek

c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga

keperawatan dari segi jumlah maupun

kualifikasi untuk diruang rawat, koordinasi

dengan kepala perawat instalasi/Ka instalasi

2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan

pelaksanaan (p2) meliputi:

a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh

kegiatan pelayanan diruang rawat, melalui kerja

sama dengan petugas lain yang bertugas

diruang rawatnya

b. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga

keperawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan

pelayanan dan peraturan yang berlaku di

Rumah Sakit

c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga

keperawatan baru/tenaga lain yang akan kerja

di ruang rawat

d. Memberikan orientasi kepada siswa/

mahasiswa keperawatan yang menggunakan

ruang rawatnya sebagai lahan praktik

e. Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya

meliputi: penjelasan tentang peraturan Rumah

Sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada

dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin

sehari-hari.

f. Membimbing tenaga keperawatan untuk

melaksanakan pelayanan/Asuhan Keperawatan

sesuai standar

g. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-

waktu dengan staf keperawatan dan petugas

lain yang bertugas diruang rawatnya

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Page 32: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

h. Member kesempatan/ijin kepada staf keperatan

untuk mengikuti kegiatan ilmiah/penataran

dengan koordinasi kepala instalasi/ kepala

seksi pelayanan keperawatan

i. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-

obatan sesuai kebutuhan berdasarkan

ketentuan/ kebijakan Rumah Sakit

j. Mengatur dan mengkoordinasikan

pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaaan

siap pakai

k. Mendampingi visite dokter dan mencatat

instruksi, khususnya bila ada perubahan

program pengobatan pasien

l. Mengelompokkan pasien dan mengatur

penempatannya diruang rawat menurut tingkat

kegawatan, infeksi/ non infeksi, untuk

kelancaran pemberian asuhan keperawatan

m. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan

pelaporan Asuhan keperawatan dan kegiatan

lain secara tepat dan benar. Hal ini penting

untuk tindakan keperawatan

n. Memberi motivasi kepada petugas dalam

memelihara kebersihan lingkuangan ruang

rawat

o. Meneliti pengisian formulir sensus harian

diruang rawat

p. Meneliti/memeriksa pengisian daftar

permintaan makanan pasien berdasarkan

macam & jenis makan pasien

q. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian

makanan pasien sesuai dengan program

dietnya

r. Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam

masa perawatan diruang rawatnya &

selanjutnya mengembalikan berkas tersebut ke

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Page 33: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

bagian Medical Record bila pasien keluar/

pulang dari ruang rawat tersebut

s. Membuat laporan harian mengenai pelaksaan

Asuhan Keperawatan serta kegiatan lainnya di

ruang rawat, disampaikan kepada atasannya

t. Membimbing siswa/ mahasiswa keperawatan

yang menggunakan ruang rawatnya sebagai

lahan praktek

u. Memberi penyuluhan kesehatan kesehatan

kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan

dasar dalam batas wewenangnya

v. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain

pada saat pergantian dinas

3. Melaksanakan fungsi pengawasan,

pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:

a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan

Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan

b. Mengawasi dan menilai mahasiswa

keperawatan untuk memperoleh pengalaman

belajar sesuai tujuan program bimbingan yang

telah ditentukan.

c. Melakukan penilaian kinerja tenaga

keperawatan yang berada dibawah tanggung

jawabnya

d. Mengawasi, mengendalikan & menilai

pendayagunaan tenaga keperawatan,

peralatan dan obat-obatan

e. Mengawasi dan menilai mutu Asuhan

Keperawatan sesuai standart yang berlaku

secra mandiri atau koordinasi dengan tim

pengendalian mutu Asuhan Keperawatan

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Total 25 14

Prosentase 64,1% 35,9%

Page 34: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam menjalankan

fungsi manajemen keperawatan dilakukan 64,1 % sehingga perlu ditingkatkan lagi

sesuai dengan uraian tugasnya. Beberapa hal yang menjadi point penting dari uraian

tugas Kepala Ruangan diatas adalah:

a. Belum optimalnya peran supervisi kepala ruangan terhadap anggota baik

secara pelaksanaan dan dokumentasi.

b. Belum tersedia form penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada

dibawah tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.

c. Kurangnya pengendalian kualitas system pencatatan dan pelaporan

Asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar.

d. Jarang mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf

keperawatan dan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.

Selain itu sesuai studi wawancara terhadap kepala ruangan, beberapa point

yang dijawab tidakpada tugas kepala ruangan dan alasannya adalah:

a. Mengorientasikan pasien baru

Alasan: orientasi pasien baru tidak selalu dilakukan oleh Kepala Ruangan

sehingga peran orientasi pasien baru tidak selalu dilakukan.

b. Melakukan penyuluhan kepada pasien/keluarga atau kepada anggota tim.

Alasan: tidak dilakukan secara rutin karena beban kerja perawat yang

cukup tinggi. Penyuluhan dilakukan pada saat ada praktikan.

b. Ketua TIM

Uraian Tugas DilakukanTidak

dilakukan

KETUA TIM

a. Perencanaan

a. Bersama Kepala Ruangan mengadakan serah

terima dan pembagian tugas dengan anggota

tim

b. Menyusun rencana dan melaksanakan asuhan

keperawatan serta membuat dokumentasi

asuhan keperawatan

b. Pengorganisasian

a. Merumuskan tujuan dan mendelegasikan

pelaksanaan proses asuhan keperawatan

V

V

V

Page 35: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

kepada anggota tim

b. Mengkoordinir pekerjaan yang akan dan harus

dikolaborasikan kepada tim kesehatan lain

c. Pengarahan

a. Memberikan pengarahan, petunjuk kepada

anggota tim dalam melaksanakan asuhan

keperawatan

b. Mengingatkan anggota tim untuk segera

mendokumentasikan tindakan keperawatan

yang telah dilakukan

c. Memberi teguran kepada anggota tim yang

melalaikan tugasnya

d. Memberikan penguatan kepada anggota tim

yang melaksanakan tugas dengan baik

d. Pengawasan

a. Melakukan pengawasan langsung kepada

anggota tim dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan

b. Melakukan pengawasan tidak langsung melalui

dokumentasi tindakan keperawatan

V

V

V

V

V

V

V

Total 1 9

Prosentase 10% 90%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan Ketua TIM dalam menjalankan

fungsi manajemen keperawatan dilakukan 10% sehingga peran fungsi Ketua TIM perlu

ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.

Sesuai studi wawancara terhadap ketua tim, beberapa point yang dijawab tidak

pada tugas ketua tim dan alasannya adalah karena kurangnya tenaga perawat di

ruang Melati dan beban kerja yang tinggi.

c. Perawat Pelaksana

Uraian Tugas DilakukanTidak

dilakukan

ANGGOTA TIM

a. Memberikan pelayanan keperawatan secara

langsung berdasarkan proses keperawatan

Page 36: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

dengan:

1) Menyusun rencana perawatan sesuai dengan

masalah klien.

2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai

dengan rencana.

3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah

diberikan.

4) Mencatat atau melaporkan semua tindakan

perawatan dan respon klien pada catatan

perawatan.

b. Melaksanakan program dengan penuh tanggung

jawab:

1) Pemberian obat.

2) Pemeriksaan laboratorium.

3) Persiapan klien yang akan operasi.

c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik,

mental, dan spiritual klien:

1) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan.

2) Mengurangi penderitaan klien dengan rasa

aman, nyaman.

3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik.

d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk

menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan

atau diagnosis.

e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai

dengan kemampuannya.

f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat

atau sakarotul maut.

g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan

ruang:

1) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau

meninggal.

2) Sensus harian atau formulir.

3) Rujukan dan penyuluhan PKMRS.

h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Page 37: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

menurut fungsinya supaya siap pakai.

i. Menciptakan dan memelihara kebersihan,

keamanan, kenyamanan, dan keindahan ruangan.

j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau

hari libur secara bergantian sesuai dengan jadwal

dinas.

k. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan

dengan penyakitnya.

l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan

klien baik secara lisan maupun tulisan.

m. Membuat laporan harian klien.

n. Operan dengan dinas berikutnya.

o. Menerima bantuan bimbingan katim/ ka shift dan

melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan.

V

V

V

V

V

V

V

Total 15 6

Prosentase 71,4% 28,57%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana

dalammenjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 71,4 % sehingga dapat

dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan cukup baik. Sehingga peran fungsi perlu

dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.

Beberapa point yang perlu dikaji pada tugas perawat pelaksana adalah

pemberian pelayanan keperawatan secara langsung dan mandiri. Dari hasil studi

wawancara didapatkan, tindakan mandiri keperawatan sangat terbatas akibat beban

tugas yang cukup banyak seperti fokus pada tindakan kolaborasi dan administrasi.

Diagnosa dan intervensi keperawatan yang digunakan masih dalam lingkup

pendokumentasian pada level rutinitas akibat terlalu tingginya waktu dalam kegiatan

menulis. Ruang Melatisudah mempunyai SAK yang masih perlu banyak

pengembangan sehingga perlu adanya peningkatan dan teknis dokumentasi yang

efektif.

3.Kepatuhan SOP

a. Daftar SOP R. Melati

Pedoman standar atau prosedur operasional yang digunakan untuk pelayanan

di Ruang melati adalah tabel sebagai berikut:

Page 38: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

NO STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN

I. PEMERIKSAAN FISIK

1 SPO Pemeriksaan tingkat kesadaran

2. SPO Pemeriksaan tingkt kesadaran menggunakan GCS

3. SPO Pemeriksaan fisik ; head to toe

4. SPO Pemeriksaan syaraf cranial

5. SPO menimbang berat badan

6. SPO menghitung denyut nadi

7. SPO mengukur tekanan darah

8. SPO mengukur tinggi badan

9. SPO menghitung pernafasan

10. SPO mengukur suhu melalui oral

11. SPO mengukur suhu melalui axilla

12. SPO mengukur suhu melalui rectal

II. PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN

13. SPO memberikan oksigen melalui nasal kanul

14. SPO memberikan oksigen melalui NRBM dan RBM

15. SPO meatih pasien bernafas dalam

16. SPO melatih batuk efektif

17. SPO pernafasan diafragma

18. SPO fisioterapi dada (perkusi dan vibrasi)

19. SPO resusitasi jantung paru ( bantuan hidup dasar dengan satu penolong)

20. SPO memberikan inhalasi

III. PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

21. SPO menghitung kebutuhan kalori BBR

22. SPO menyiapkan makanan dan minuman pasien

23. SPO menghidangkan makanan dan minuman pasien

Page 39: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

24. SPO membantu pasien makan dan minum melalui mulut

25. SPO memasang sonde/ alat penduga lambung

26 SPO memberikan makan melalui pipa lambung (sonde)

27 SPO pelepasan pipa lambung

IV. PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

28. SPO memasang infus

29. SPO perawatan infuse

30 SPO mengganti cairan infuse

31 SPO merawat dan melepas vena seksi

32 SPO melepas infuse

33 SPO memasang transfuse darah

34 SPO penatalaksanaan reaksi transfuse

35 SPO menghitung cairan dan tetesan infuse

36 SPO penilaian intake dan output cairan (balance cairan)

V. PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI

37 SPO membantu buang air besar

38 SPO memasang kateter

39 SPO memasang kondom kateter

40 SPO melepas kateter

41 SPO perawatan kateter wanita

42 SPO perawatan kateter pria

43 SPO melakukan evakuasi fekal manual

44 SPO memberikan enema (gliserin spuit)

45 SPO menyiapkan / memberikan huknah rendah

46 SPO menyiapkan / memberikan huknah tinggi

Page 40: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

VI. PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN

47 SPO memakai kateter

48 SPO mempersiapkan larutan desinfektan

49 SPO menstresilkan sarung tangan

50 SPO penyeterilan alat karet

51 SPO penyeterilan alat logam

52 SPO memberikan kompres hangat

53 SPO memberikan kompres dingin

54 SPO memandikan pasien di tempat tidur

55 SPO menyisir rambut

56 SPO mencuci rambut

57 SPO membersihkan dan menggunting kuku

58 SPO membantu menggosok gigi

59 SPO membersihkan mulut

60 SPO merawat gigi palsu

61 SPO menyiapkan tempat tidur

62 SPO mengganti alat tenun/ linen dengan pasien diatasnya

63 SPO merapikan tempat tidur dengan pasien diatasnya

64 SPO mengganti alat tenun/ linen tanpa pasien diatasnya

65 SPO merapika tempat tidur tanpa psien diatasnya

VII. PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS

66 SPO memberikan posisi semi fowler

67 SPO memberikan posisi fowler

68 SPO memberikan posisi SIM

69 SPO mengatur posisi trandelenburg

70 SPO mengatur posisi dorsal recumbent

71 SPO mengatur sikap tidur selang seling ( alih baring)

Page 41: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

72 SPO membantu istirahat

73 SPO memberikan posisi postural drainase

VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

74 SPO pengambilan specimen darah vena

75 SPO pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan hematologi

76 SPO pengambilan specimen kultur darah vena

77 SPO pemeriksaan gula darah dengan metode cepat

78 SPO pengambilan specimen pemeriksaan analisa gas darah (BGA)

79 SPO menyiapkan feses untuk bahan pemriksaan

80 SPO persiapan pemeriksaan dengan USG

81 SPO persiapan pemeriksaan rontgen

IX. KEBUTUHAN OBAT-OBATAN

82 SPO pemberian obat melalui mulut

83 SPO pemberian obat sub lingual

84 SPO pemberian obat injeksi intra cutan

85 SPO pemberian obat injeksi sub cutan

86 SPO pemberian obat melalui intra vena langsung

87 SPO pemberian obat intra vena melalui wadah

88 SPO memberikan obat intra vena melalui selang

89 SPO memberikan obat injeksi intramuscular

90 SPO memberikan obat tetes mata

91 SPO memberikan obat salep mata

92 SPO memberikan obat tetes telinga

93 SPO memberikan obat tetes hidung

94 SPO memberikan obat salep kulit

95 SPO memberikan obat melalui anus/rectum

Page 42: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

96 SPO memberikan obat melalui vaginal

X. SISTEM KARDIOVASKULAR

97 SPO resusitasi jantung paru

98 SPO pemeriksaan EKG

XI. SISTEM MUSKULOSKELETAL

99 SPO persiapan pasien pra bedah

100 SPO mencukur rambut

101 SPO merawat luka

102 SPO perawatan luka lecet

103 SPO perawatan luka bakar

104 SPO perawatan luka kotor

105 SPO mengangkit jahitan

106 SPO melepas pipa drainage

XII. SISTEM PENCERNAAN

107 SPO melakukan bilas lambung

108 SPO perawatan colostomy

109 SPO merendam duduk

XIII. SISTEM PERSYARAFAN

110 SPO persiapan pasien lumabl pungsi

111 SPO perawatan selang dada (WSD)

112 SPO perawatan trakeostomi

XIV. SISTEM INTEGUMEN

113 SPO menentukan derajat luka bakar

XV. SISTEM UROLOGI

114 SPO irigasi kandung kemih

115 SPO memberikan obat kemoterapi

Page 43: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

b. Analisa Tindakan berdasar SOP

Prosedur injeksi

No. Prosedur Dilakukan Tidak

dilakukan

1. Kriteria persiapan

a. Spuit disposable sesuai kebutuhan √

b. Kapas alcohol √

c. Obat yang akan diberikan √

d. Penjelasan kepada pasien √

2. Kriteria pelaksanaan

a. Memperhatikan prinsip aseptic √

b. Membaca etiket obat √

Page 44: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

c. Membaca dosis obat √

d. Memasukkan obat ke dalam spuit kemudian

udara di dalam spuit dikeluarkan

e. Mengatur posisi pasien √

f. Menentukan daerah yang akan disuntik √

g. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik

sesuai dengan suntikan

h. Memasukkan jarum dengan posisi 90 derajat √

i. Aspirasi untuk menentukan tidak mengenai

pembuluh darah

j. Memasukkan obat dengan perlahan-lahan √

k. Memperhatikan reaksi pasien √

l. Mencabut jarum perlahan-lahan √

m. Menghapus kulit dengan apas alkohol √

Page 45: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

n. Mencacat dalam formulir pemberian obat √

TOTAL 13

Keterangan:

Dalam melakukan tindakan prosedur injeksi, perawat sudah melakukannya sesuai

dengan protap yang ada. Hal ini terbukti dengan skor 86,7 % yang diperoleh perawat

saat melakukan prosedur injeksi.

Prosedur Persiapan Pasien Radiologi

No.

Prosedur Dilakukan

Tidak dilakukan

A. Kriteria Persiapan

1. Persiapan alat dan obat

a. Alas brankar dan selimut √

b. Obat-obatan sesuai dengan program √

c. Formulir permintaan √

2. Persiapan pasien

Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

B. Kriteria Pelaksanaan

1. Sebelum pemeriksaan

a. USG: pasien puasa/minum banyak sesuai √

Page 46: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

dengan program pemeriksaan

b. Arteriolografi:- Pasien puasa- Menandatangani surat izin tindakan- Daerah yang akan mengalami

pemeriksaan dicukur

c. Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan √

2. Pada saat pemeriksaan

a. Mendampingi pasien √

b. Memperhatikan √

3. Setelah pemeriksaan

a. Mengantar pasien ke tempat semula √

b. Mengobservasi nadi, tensi, pernapasan √

c. Mencatat tindakan dari hasil observasi √

TOTAL 10

Keterangan:

Dalam melakukan tindakan prosedur persiapan radiologi , perawat sudah cukup dalam

melakukannya sesuai dengan protap yang ada. Hal ini terbukti dengan skor 76,9%

yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur persiapan radiologi.

Pengambilan darah vena

No.

Prosedur Dilakukan Tidak dilakukan

A. Persiapan alat

Page 47: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

1. Botol kecil/tabung tempat specimen yang sudah diberi label

2. Spuit steril berbagai ukuran √

3. Kapas alcohol di dalam tempatnya √

4. Tourniquet √

5. Label pemeriksaan √

B. Persiapan Pasien

1. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan

2. Posisi diatur sesuai kebutuhan √

3. Membimbing pasien untuk berdoa √

C. Kriteria pelaksanaan

1. Pemeriksaan darah

a. Menentukan pembuluh darah yang akan ditusuk untuk persiapan pengambilan darah

b. Mendesineksi permukaan kulit pembuluh darah yang akan ditusuk dengan menggunakan kasa alcohol

c. Memasang tourniquet √

d. Mengambil darah pemeriksaan dengan cara menusukkan jarum pada pembuluh darah sesuai

Page 48: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

kebutuhan

e. Memasukkan darah pada tempat yang sudah disediakan

f. Memasang label pada tempat darah dengan:- Mencantumkan nama- Nomer rekam medic- Tanggal dan jam pengambilan

g. Mengambil darah dan menyertakan formmulir pemeriksaan yang sudah diisi dan ditandangani oleh dokter

TOTAL 15

Keterangan:

Dalam melakukan tindakan prosedur pengambilan sampel darah vena , perawat sudah

melakukannya sesuai dengan protap yang ada. Hal ini terbukti dengan skor 100%

yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur pengambilan sampel darah vena.

Dari ketiga tindakan keperawatan yang dilakukan perawat ruangan, hasil

observasi menunjukkan angka 86,87%. Hal ini menunjukkan kategori bahwa tindakan

yang dilakukan oleh perawat ruangn sudah baik dan sesuai dengan protap yang ada di

ruangan.

Page 49: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

4. Pendokumentasian proses keperawatan

No Aspek Yang DinilaiKode Berkas % Rata-

rata1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A PENGKAJIAN

1 Mencatat data yang dikaji dengan

pedoman pengkajian

- - - - - - - - - - 0 0%

2 Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-

spiritual)

- - - - - - - - - - 0

3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai

pulang

- - - - - - - - - - 0

4 Masalah dirumuskan berdasarkan

kesenjangan antara status kesehatan

dengan norma dan pola fungsi kehidupan

- - - - - - - - - - 0

B Diagnosa keperawatan

1 Diagnosa keperawatan berdasarkan

masalah yang telah dirumuskan

- - - - - - - - - - 0 0%

2 Diagnosa keperawatan mencerminkan

PE/PES

- - - - - - - - - - 0

3 Merumuskan diagnosa keperawatan

actual/potensial

- - - - - - - - - - 0

C Rencana tindakan

1 Berdasarkan diagnosa keperawatan - - - - - - - - - - 0 0%

Page 50: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

2 Disusun menurut urutan prioritas - - - - - - - - - - 0

3 Rumusan tujuan mengandung komponen

pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi

pasien dan atau criteria

- - - - - - - - - - 0

4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan

dengan kalimat perintah, terinci dan jelas

- - - - - - - - - - 0

5 Rencana tindakan menggambarkan

keterlibatan pasien atau keluarga

- - - - - - - - - - 0

6 Rencana tindakan menggambarkan

kerjasama tim kesehatan lain

- - - - - - - - - - 0

D Tindakan

1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana - - - - - - - - - - 0 50%

2 Perawat mengobservasi respon pasien

terhadap tindakan keperawatan

V V V V V V V V V V 100

3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - - - - - - - - - - 0

4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan

dicatat ringkas dan jelas

V V V V V V V V V V 100

E Evaluasi

1 Perawat mengevaluasi respon pasien

sesuai dengan kriteria hasil yang sudah

ditentukan

- - - - - - - - - - 0 0%

2 Perawat mengevaluasi respon pasien, - - - - - - - - - - 0

Page 51: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

analisa masalah keperawatan dan rencana

tindak lanjut.

F Catatan asuhan keperawatan

1 Menulis pada format yang baku - - - - - - - - - - 0 42,5%

2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan

tindakan yang dilaksanakan

- - - - - - - - - - 0

3 Setiap melakukan tindakan perawat

mancantumkan paraf/nama jelas dan

tanggal jam dilakukan tindakan

V V V V V V - - V V 70

4 Berkas catatan keperawatan disimpan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

V V V V V V V V V V 100

TOTAL 15,42%

Berdasarkan hasil survey pada 10 rekam medik klien, didapatkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang

Melati masih sangat kurang dengan prosentase rata-rata 15,42%. Dimana yang tercantum dalam rekam medis hanya tindakan dan

catatan perkembangan pasien, sedangkan pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana asuhan keperawatan serta evaluasi masih

belum didokumentasikan.

Page 52: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

5. Sistem penghitungan tenaga keperawatan

Sistem penghitungan tenaga kerja tidak dilakukan setiap hari oleh kepala ruang

dengan menggunakan metode Gillies.

6. Jadwal/shift dinas

Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan sepenuhnya oleh kepala ruang tanpa

melibatkan perawat asosiate atau ketua tim

7. Ketenagaan

a. Rencana kebutuhan Tenaga

Menggunakan metode penghitungan Gillies, dijelaskan lebih lanjut pada

kebutuhan perawat.

b. Penerimaan pegawai baru

Karena Ruang Melati masih tergolong ruangan baru, kepala ruangan

menyerahkan sepenuhnya penerimaan pegawai baru baik itu medis maupun

non medis kepada instalasi WATNAP.

c. Sistem seleksi

Ruang Melati memiliki persyaratan untuk pegawai (perawat) harus pernah

mengikuti magang di RST yang diselenggarakan oleh pihak RS. Peraturan

ini berlaku kepada perawat yang sudah bekerja di ruangan dan untuk

perawat yang masih magang.

d. Penempatan

Ruang Melati masih belum bisa melakukan penempatan tenaga kerja

(perawat) sesuai dengan keahlian masing-masing di bidangnya. Karena

perawat Ruang Melati memiliki keahlian yang hampir sama dan bersifat

umum dan menyeluruh, dalam arti perawat tidak menekuni hanya satu

bidang khusus untuk dikuasai. Misal, satu perawat mengerti dan mendalami

masalah sistem urologi mulai dari basic sampai tingkat yang advance.

e. Orientasi ruangan

Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di Ruang Melati selalu

mengorientasikan setiap karyawan baru yang telah dipilih oleh WATNAP.

Orientasi diantaranya pengenalan anggota tenaga kerja yang ada di

ruangan, orientasi ruangan, peralatan, peraturan-peraturan yang berlaku di

ruangan, dll.

f. Pengembangan staff: pendidikan dan pelatihan

Kepala ruangan selalu memberikan perizinan kepada siapapun perawat

yang ada di ruangan jika melanjutkan pendidikan. Meskipun ruangan tidak

membantu masalah finansial, ruangan tidak akan mempersulit kepada

perawat yang akan melanjutkan pendidikan. Sedangkan untuk

pengembangan staf berupa pelatihan, pendelegasian perawat sebagai

Page 53: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

peserta ditentukan oleh instalasi WATNAP dan selanjutnya akan

disampaikan ke Kepala Ruangan melalui INSTALDIK.

g. Jenjang karier

Peningkatan jenjang karir di Ruang Melati berdasarkan golongan bagi

perawat yang sudah PNS. Jenjang karir mengalami peningkatan setiap

masa kerja mencapai 4 tahun.

C. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan

1. Komunikasi

a) Arah komunikasi

Jenis komunikasi terkait instruksi dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu

dari kepala ruang kepada ketua tim kemudian disampaikan ke perawat

asosiate masing-masing tim. Sedangkan komunikasi terkait informasi dapat

dilakukan dari atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan.Komunikasi ke

samping juga sering dilakukan, yakni dari katim ke katim.Komunikasi antar

atasan dan bawahan bersifat sangat terbuka.

b) Jadwal pertemuan/ rapat

Jadwal rapat rutin diadakan 3 bulan sekali.Namun terkadang tidak

diselenggarakan karena jadwal masing-masing perawat yang sibuk dengan

beban kerja yang tinggi. Sehingga pertemuan/rapat sering diadakan secara

insidental berupa sosialisasi program yang hanya dihadiri perawat yang

dinas saat itu atau mundur sehingga tidak tentu 3 bulan sekali.

c) Faktor penghambat komunikasi

a. Jumlah tenaga perawat yang sedikit sehingga memiliki beban kerja

yang tinggi

b. Beban kerja perawat yang tinggi, sehingga perawat terlalu sibuk

c. Jadwal masing-masing perawat yang sulit dicapai kesepakatannya

2. Motivasi

i. Cara memotivasi individu/ kelompok

Kepala ruang Melati memotivasi perawat pelaksana dengan cara lisan saat

jam dinas sesuai shift masing-masing atau saat rapat pertemuan yang

dilaksanakan 3 bulan sekali.

b. Sistem Reward atau Punishment

Berdasarkan wawancara dari perawat, tidak ada sistem reward dan

punishment.Namun, Kepala ruang Melatipernah memberikan reward atas

prestasi yang dilakukan oleh pegawai berupa sanjungan dan juga

punishment berupa peringatan atas pelanggaran yang dilakukan oleh

perawat secara sopan.

Page 54: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

3. Supervisi

a. Mekanisme

Pelaksanaan pada Ruang Melati sudah dilakukan 2 bulan sekali dilakukan

oleh pihak petugas watnap.Yang menentukan jadwal juga watnap, ketika

jadwal sudah turun, ruangan akan diberikan konfirmasi sehingga pihak

ruangan akan merencanakan jadwal shift untuk supervise. Tidak ada

mekanisme standar dalam pelaksanaan

b. Faktor penghambat

Tidak ada mekanisme standar dalam pelaksanaan. Dalam pelaksanaan

terdapat penghambat seperti keterbatasan waktu sehingga tidak dapat

dilaksanaan secara maksimal serta dalam pelaksanaannya tidak

terdokumentasi.

Beberapa contohnya adalah point supervisi yang perlu dioptimalisasi adalah:

a. Perencanaan: menyusun rencana kerja harian, mingguan, bulanan, dan

tahunan, serta membuat rentang kendali.

b. Penilai: Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada

dibawah tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.

c. Pengambilan tindakan koreksi: meneliti pengisian formulir sensus harian

pasien di ruang rawat serta melalui, mengobservasi pasien baru dan

mengaudit dokumentasi asuhan keperawatan.

4. Pendelegasian

Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab apabila

ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala

ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga

keperawatan. Alur pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan.

5. Mekanisme penyelesaian masalah: manajemen konflik

Konflik yang terjadi di Ruang Melati diselesaikan bersifat accidental dan secara

kekeluargaan. Apabila ada kasus dan masalah diselesaikan secara internal,

namun jika masalah tidak dapat diselesaikan dapat berkonsultasi dengan Ka.

Instalasi Rawat Inap. Kepala Ruang menggunakan teknik penyelesaian konflik

secara kompromi atau negosiasi secara bersama-sama.

D. Fungsi Pengendalian

1. Penampilan kerja

Kinerja perawat dinilai secara langsung oleh karu tanpa pedoman penilaian dan

tidak terdokumentasikan.

2. Pengendalian mutu

a. Patient safety

Page 55: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Kejadian jatuh

Angka kejadian pasien jatuh berjumlah 0 pasien (0%). Pengumpulan

data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pasien dan keluarga

yang menemani pasien selama 3 hari (14-16 Juli 2014). Angka kejadian

pasien jatuh dinilai berdasarkan jumlah pasien yang mengalami jatuh dibagi

dengan jumlah pasien beresiko mengalami jatuh. Poin berikut adalah untuk

menentukan pasien yang beresiko mengalami jatuh:

1. Riwayat jatuh (baru-baru ini atau dalam 3 bulan terakhir)

2. Penyakit penyerta

3. Alat bantu jalan

4. Pemakaian infus intravena/heparin

5. Cara berjalan

6. Status mental

Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas, maka

pasien tersebut dimasukkan kriteria resiko mengalami jatuh.

Persentase kejadian jatuh di RST Dr. Soepraoen Ruang Melati:

angka kejadian jatuh= jumlah kejadian jatuhjumlah pasien berisiko jatuh

x 100=0orang8orang

×100%=0%

Pasien Restrain

Dari hasil pengkajian yang dilakukan selama 3 hari (14-16 Juli 2014)

tidak didapatkan pasien dengan restrain dan tidak didapatkan cedera akibat

pemasangan restrain.

Kejadian Dekubitus

Angka kejadian dekubitus Ruang Melatiberjumlah0 (0%).

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara pada

setiap pasien di ruangan selama 3 hari (14-16 Juni 2014). Angka kejadian

dekubitus dinilai berdasarkan jumlah pasien yang mengalami dekubitus dibagi

dengan jumlah pasien beresiko mengalami dekubitus. Poin berikut adalah

untuk menentukan pasien yang beresiko mengalami dekubitus:

1. Usia lanjut (> 60 tahun)

2. Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu

3. Status gizi malnutrisi

4. Berbaring lama, penekanan pada satu arah

5. Mengalami kondisi kronik

6. Inkontinensia urin dan feses

7. Kejadian decubitus

8. Pasien dengan resiko tinggi dekubitus

Page 56: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas, maka

pasien tersebut dimasukkan kriteria resiko mengalami dekubitus.

Persentase kejadian dekubitus klien di RST Dr. Soepraoen Ruang Melati:

angka kejadiandekubitus= jumlah kejadiandekubitusjumlah pasienberisiko terjadi dekubitus

x100=0orang3 orang

×100%=0%

Perlu dilakukan upaya preventif untuk mencegah terjadinya ulkus dekubitus pada

pasien dengan resiko tinggi.

Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh perawat

Dari hasil pengkajian selama 3 hari (14-16Juli 2014) tidak didapatkan

kejadian nyaris cidera maupun kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan

cidera. Perawat memberikan obat sesuai dengan 5 benar yaitu benar dosis,

benar obat, benar pasien, benar rute, dan benar dokumentasi. Sedangkan untuk

prinsip benar waktu, masih belum bisa dilakukan dengan baik. Hal ini disebabkan

oleh jenis pembayaran pasien sehinga mempengaruhi ketersediaan obat yang

dibutuhkan oleh pasien.

b. Tingkat Kepuasan

Pasien

1) Untuk mengetahui tingkat kepuasan dilakukan dengan metode wawancara dan

observasi.

2) Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat dimasukkan

dalam penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain dirawat selama 3 hari,

tidak pulang paksa, dan pulang hidup. Data jumlah pasien didapatkan dari

rekam medis.

3) Langkah kedua dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien yang masuk

kriteria penilaian. Dilakukan wawancara secara langsung kepada pasien untuk

menjawab indikator-indikator kepuasan seperti kelengkapan dan ketepatan

informasi, penurunan kecemasan, keprofesionalan perawat, kenyamanan

pasien, terhindarnya pasien dari bahaya, dan sikap perawat yang ramah dan

empati.

4) Langkah ketiga melakukan wawancara kepada pasien yang telah menjawab

pertanyaan untuk penilaian elemen indikator kepuasan. Pertanyaannya yaitu,

“kesimpulannya, apakah Anda sudah puas dengan pelayanan ruangan ini?”.

Jawaban pasien akan divalidasi dengan melihat elemen indikator yang sudah

dijawab.

Page 57: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Kepuasan Pasien

Sangat puasCukup puasKurang puas

100%

Gambar 1. Diagram tingkat kepuasan pasien

Diagram di atas menunjukkan bahwa 100% pasien di Ruang Melati sangat

puas dengan pelayanan keperawatan.

Perawat

Sangat puasCukup puasKurang puas

60%

Gambar 2. Diagram Tingkat Kepuasan Perawat

Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

(60%) memiliki tingkat kepuasan cukup puas, sedangkan sebanyak 40%

memiliki tingkat kepuasan sangat puas. Sebagian besar responden

mengatakan tidak mendapatkan pengakuan yang selayaknya atas prestasi

kerja dan pekerjaannya tidak sesuai dengan job description.

3. Pengembangan standar

a. Standar askep

Ruang Melati belum memiliki standar asuhan keperawatan (SAK) secara

spesifik, sehingga SAK masih merujuk pada SAK rumah sakit. Perlu

adanya pengembangan dokumentasi askep yang lebih efektif dan efisien.

b. Standar kinerja

Standar kinerja perawat Ruang Melati mengikuti standar yang diberlakukan

oleh RS.

40%

Page 58: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

3.3. ANALISA SWOT

FAKTOR STRATEGI INTERNAL (IFAS) BOBOT RATING SKOR

STRENGTH (KEKUATAN)

1. Memiliki 1 set peralatan EKG 0.06 4 0.24

2. Memiliki alat sterilisasi mandiri di ruangan 0.07 4 0.28

3. Memiliki bel pasien 0.08 4 0.32

4. Adanya tenaga tambahan 5mahasiswa 0.04 4 0.16

5. Jenis komunikasi yaitu atasan-bawahan dan

bawahan-atasan yang efektif

0.01 1 0.01

6. Ada evalusi pencegahan INOS (cuci tangan) dari

ruangan terhadap orang baru yang datang di

ruangan

0.05 4 0.20

7. Operan yang dilakukan di ruang melati sudah

cukup baik yaitu sebesar 61,9 %

0.03 3 0.06

8. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan SOP

sebesar 86,87%

0.02 2 0.04

TOTAL

1.31

FAKTOR STRATEGI INTERNAL (IFAS) BOBOT RATING SKOR

WEAKNESS (KELEMAHAN)

1. Kurangnya pengendalian INOS di ruangan

dengan tidak menyediakan safety box, pemisahan

sampah medis dan non medis tidak diperhatikan,

kurangnya kesadaran menggunakan APD

0.013 1 0.013

2. Belum optimalnya orientasi pasien baru 0.039 3 0.117

3. Tidak ada promosi kesehatan yang dilakukan

terkait dengan penyakit pasien

0.052 4 0.208

Page 59: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

4. Sistem pendokumentasian masih kurang lengkap 0.104 4 0.416

5. Skrining resiko jatuh dan decubitus belum optimal

dilakukan pada semua pasien

0.026 2 0.052

6. Ketidakefektifan komunikasi dalam perencanaan,

implementasi, dan pendokumentasian

multidisipliner pada pasien di ruangan

0.117 4 0.456

7. Tidak pernah dilakukannya pre, post dan ronde

keperawatan

0.065 4 0.26

8. Penugasan TIM tidak terorganisir secara baik 0.091 4 0.364

9. Pendokumentasian obat masuk pasien tidak

dilakukan

0.130 4 0.52

10. Tempat pencucian alat-alat medis belum sesuai

standart

0.078 4 0.312

TOTAL 2.718

FAKTOR STRATEGI EXTERNAL (EFAS) BOBOT RATING SKOR

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)

1. RST merupakan rumah sakit tipe B yang

merupakan rujukan dari puskesmas di sekitar

kota malang

0.043 1 0.43

2. Menerima pelayanan BPJS 0.087 2 0.174

3. Menerima pasien umum, Askes dan dari luar

militer

0.130 3 0.39

4. Dukungan keluarga pasien selama perawatan

sangat baik yaitu dengan mengurus administrasi

dan pengambilan obat

0.174 4 0.696

5. Tingkat kepuasaan pasien 100 % 0.217 4 0.868

Page 60: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

TOTAL 2.558

FAKTOR STRATEGI EXTERNAL (EFAS) BOBOT RATING SKOR

THREAD (ANCAMAN)

1. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang

berkualitas

0.104 4 0.416

2. Adanya pesaing-pesaing dari RS swasta yang

lain

0.069 3 0.207

3. Masyarakat sudah sadar hukum 0.035 2 0.07

4. Jenjang pendidikan tenaga keperawatan di

ruang Unit Stroke RST yang paling banyak

adalah S1 Keperawatan. Dalam UU No

20/2003, pendidikan D3 keperawatan masuk

dalam jenis pendidikan vokasi sedangkan

pendidikan perawat menempati jenis pendidikan

profesional.

0.139 4 0.556

TOTAL 1.249

Penghitungan SWOT

Skor Faktor Internal = skor kekuatan – skor kelemahan

=1.31- 2.718

= -1.408

Skor Faktor Eksternal = skor kesempatan – skor ancaman

=2.558 – 1.249

= 1.309

Page 61: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

KURVA SWOT

(-) Eksternal (T)

(+) Internal (S)(-) Internal (W)

KuadranI

KuadranII

KuadranIII

KuadranIV

(-) Eksternal (O)

1.31

1,3091,309

1,309

Page 62: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

KURVA SWOT

(-) Eksternal (T)

(+) Internal (S)(-) Internal (W)

KuadranI

KuadranII

KuadranIII

KuadranIV

1,309

-1,408

(-) Eksternal (O)

Page 63: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan analisa data dengan menggunakan analisa SWOT tersebut di atas

dapat disimpulkan pernyataan masalah sebagai berikut:

1. Ketidakefektifan komunikasi multidisipliner dalam perencanaan, implementasi,

dan pendokumentasian pada pasien di melati akibat sistem pendokumentasian

yang masih pada lembar terpisah

2. Ketidakefektifan komunikasi antara perawat dengan pasien/ keluarga tentang

orientasi ruangan dan aktivitas perawatan pada pasien

3. Ketidakefektifan dalam melakukan tindakan patient safety untuk mencegah pasien

dekubitus, risiko jatuh, dan kejadian tidak diharapkan dalam pemberian obat.

4. Setiap petugas kesehatan harus senantiasa mencegah penyebaran infeksi

nosokomial (INOS) dari alat medis dengan cara mencuci alat medis bekas pakai

sesuai dengan langkah-langkah dekontaminasi yang benar.

5. Rendahnya KIE (penyuluhan kesehatan) kepada pasien dan keluarganya.

6. Kurangnya kesadaran membuang sampah medis pada tempat sampah medis yang

sudah disediakan dan untuk tidak membuangnya di sampah umum, serta

membuang jarum bekas pakai di sharp container.

7. Belumdiberlakukannya pre,post conference, ronde, belum ada pembacaan SOP

dan membaca doa

Page 64: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

BAB IV

PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA

PENYELESAIAN MASALAH

Setelah dilaksanakan pengkajian selama tiga hari (4-6 Juni 2014), didapatkan

beberapa permasalahan di ruang Melati, untuk menyelesaikan masalah tersebut maka

perlu ditentukan prioritas masalah dan Plan Of Action dari tiap-tiap masalah yang

diangkat.

4.1 Penentuan Prioritas Masalah

Teknik prioritas masalah yang digunakan disini adalah “teknik kriteria

matrik (criteria matrix technique)”, yakni teknik pemungutan suara dengan

menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5

macam yaitu:

1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude = Mg)

2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity=Sv).

3. Bisa dipecahkan (Managebility=Mn)

4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern=Nc)

5. Ketersediaan sumber daya (Affordability=Af)

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total

Prioritas

1

Ketidakefektifan dalam melakukan

tindakan patient safety untuk

mencegah pasien dekubitus, risiko

jatuh, dan kejadian tidak

diharapkan dalam pemberian obat

5 5 4 5 5 2500 II

2 Kurangnya kesadaran petugas

kesehatan dalam mencegah

penyebaran infeksi nosokomial

(INOS) dari alat medis dengan

cara mencuci alat medis bekas

pakai sesuai dengan langkah-

langkah dekontaminasi yang

benar.

4 5 4 3 4 960 III

3 Kurangnya kesadaran membuang

sampah medis pada tempat

4 4 4 3 3 576 IV

Page 65: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

sampah medis yang sudah

disediakan dan untuk tidak

membuangnya di sampah umum,

serta membuang jarum bekas

pakai di sharp container.

4 Belumdiberlakukannya pre,post

conference, ronde dan belum ada

pembacaan SOP dan membaca

teks doa

5 5 5 5 5 3125 I

Keterangan :

5 = sangat penting

4 = penting

3 = kurang penting

2 = tidak penting

1 = sangat tidak penting

4.2 Alternatif Pemecahan masalah

N Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

1 Kurangnya kesadaran

membuang sampah

medis pada tempat

sampah medis yang

sudah disediakan dan

untuk tidak

membuangnya di

sampah umum, serta

membuang jarum

bekas pakai di sharp

container.

1. Kurangnya

kesadaran petugas

kesehatan untuk

memisahkan sampah

medis dan non

medis, dan jarum

bekas pakai.

2. Kurangnya jumlah

sharp container di

ruangan

1. Setiap selesai operan

kepala ruangan sering

mengingatkan kembali

tentang pemilahan

sampah dan

penggunaan APD

2. Pembuatan sharp

container sendiri dari

kardus.

2 Belumdiberlakukannya

pre&post conference,

1. Keterbatasan jumlah

SDM sehingga

1. Membiasakan

membaca SOP setelah

Page 66: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

N Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

ronde dan belum ada

pembacaan SOP

tindakan dan

membaca teks doa

operan dijadikan satu

dengan pre

conference namun

masih ada poin-poin

penting yang tidak

dilaksanakan saat

operan.

melakukan operan

2. Mendokumentasikan

dan menerapkan

kegiatan pre post

conference

3. Membuat dan

membaca teks doa

sebelum bekerja

3 Ketidakefektifan dalam

melakukan tindakan

patient safety untuk

mencegah pasien

risiko jatuh, dan

kejadian tidak

diharapkan dalam

pemberian obat

1. Rendahnya

kesadaran perawat

dalam implementasi

identifikasi pasien

resiko jatuh, dan

kejadian tidak

diharapkan dalam

pemberian obat

2. Kurang

maksimalnya KIE

keluarga terkait

pencegahan

dekubitus pada

pasien bed rest

1. Dilakukan screening

pada pasien

menggunakan morse

scale

2. Menempatkan pasien

dengan risiko tinggi

jatuh di bed yang

berada di dekat tembok

3. Penandaan pada

gelang pasien dengan

risiko tinggi jatuh

4. Membuat prinsip

pemberian obat 6

benar (benar

pasien,obat,dosis,rute,

waktu dan

dokumentasi) dan

menempelkan prinsip

pemberian obat 6

benar di area

sentralisasi obat.

5. Melakukan KIE pada

keluarga untuk

melakukan pergantian

posisi setiap 2 jam

sekali pada pasien bed

rest dan melakukan

personal higiene

Page 67: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

N Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

secara rutin.

4 Kurangnya kesadaran petugas kesehatan dalam mencegah penyebaran infeksi nosokomial (INOS) dari alat medis dengan cara mencuci alat medis bekas pakai sesuai dengan langkah-langkah dekontaminasi yang benar

1. tidak ada klorin

sebagai

desinfektan

2. beban kerja perawat

yang berat

3. tidak ada protab

dekontaminasi

alat-alat medis

1.Menyediakan larutan

klorin

2.Membuat protap

dekontaminasi alat

medis yang di tempel di

tempat cuci alat medis

3. menyediakan lembar

evaluasi terhadap protap

dekontaminasi alat

medis

4.3 Penentuan Prioritas Jalan keluar

Prioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :

a. Efektivitas jalan keluar

Besarnya masalah yang diselesaikan(Magnitude = Mg)

Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)

Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)

b. Efisiensi jalan keluar (Efficiency = E)

No. Daftaralternatif jalankeluar

EfektivitasEfisien

siJumlah

MxIxV

EM I V E

1 1. Setiap selesai operan kepala ruangan sering

mengingatkan kembali tentang pemilahan sampah

dan penggunaan APD

2. Pembuatan sharp container sendiri dari kardus

atau melapisi sharp container dengan plastik agar

mudah dibuang

5

5

5

5

5

5

3

2

41.6

62.5

2 1. Mendokumentasikan dan menerapkan kegiatan

pre & post conference

2. Membiasakan membaca SOP setelah melakukan

operan

3. Membuat membaca teks doa sebelum bekerja

5

5

5

5

5

5

5

5

3

2

2

2

62.5

62.5

37.5

3 1. Dilakukan screening pada pasien menggunakan

morse scale

5 5 3 2 37.5

Page 68: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

2. Menempatkan pasien dengan risiko tinggi jatuh di

bed yang berada di dekat tembok

3. Penandaan pada gelang pasien dengan risiko

tinggi jatuh

4. Membuat prinsip pemberian obat 6 benar (benar

pasien,obat,dosis,rute, waktu dan dokumentasi)

dan menempelkan prinsip pemberian obat 6 benar

di area sentralisasi obat.

5

3

5

5

5

5

4

5

5

3

2

2

33.3

62.5

65.2

4 1. menyediakan larutan klorin

2. Membuat protap dekontaminasi alat medis yang di

tempel di tempat cuci alat medis

3. menyediakan lembar evaluasi terhadap protap

dekontaminasi alat medis

5

4

5

5

5

3

4

3

3

3

2

3

33.3

30

15

Keterangan :

5 = sangat penting

4 = penting

3 = kurang penting

2 = tidak penting

1 = sangat tidak penting

4.4 Perencanaan Kegiatan

4.4.1 Pengorganisasian

Berdasarkan analisis situasi lingkungan tempat aplikasi model praktik

keperawatan profesional, maka kelompok mahasiswa membuat tim kerja

sebagai berikut:

Ketua : Kiromi suryandi

Wakil : Zaky Soewandi ahmad

Sekretaris : Novitha rering

Bendahara : Indra Wahyu

Sarana dan Prasarana : Jajang Khusnul farid

Susunan kepanitiaan ini berfungsi dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal

seputar teknis penyelenggaraan kegiatan manajemen yang bersifat umum.

Pembagian Tugas Managemen Ruangan

Page 69: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Untuk selanjutnya, khusus dalam pengelolaan dalam ruang rawat maka

diselenggarakan pengorganisasian dalam pembagian peran periode 21 Juli – 31

agustus2014 sebagai berikut:

Tanggal

NamaKiromi Zaky Novitha Indra Jajang

21 KR KT1 PP1 PP2 KT222 KR KT1 PP1 PP2 KT223 KR PP1 KT2 KT1 PP224 KR PP1 KT2 KT1 PP225 KR PP1 KT2 KT1 PP226 KT2 KR PP2 PP1 KT127 L L L L L11 KT2 KR PP2 PP1 KT112 KT2 KR PP2 PP1 KT113 PP2 KR KT1 KT2 PP114 PP2 KR KT1 KT2 PP115 KT1 PP1 KR PP2 KT216 KT1 PP1 KR PP2 KT217 L L L L L18 PP1 KT2 KR KT1 PP219 PP1 KT2 KR KT1 PP220 PP1 KT2 KR KT1 PP221 KT2 PP2 PP1 KR KT122 KT2 PP2 PP1 KR KT123 KT2 PP2 PP1 KR KT124 L L L L L25 PP2 KT1 KT2 KR PP126 PP2 KT1 KT2 KR PP127 KT1 PP1 PP2 KT2 KR28 KT1 PP1 PP2 KT2 KR29 PP1 KT2 KT1 PP2 KR30 PP1 KT2 KT1 PP2 KR31 L L L L L

Keterangan: KR : Karu KT1 : Katim 1 KT2 : Katim 2 PP1 : Perawat Pelaksana 1 PP2 : Perawat Pelaksana 2 L : Libur

Jadwal Pelaksanaan Ronde Keperawatan

No MingguHari/

TanggalPelaksana Ronde Materi Supervisor Ket.

1. IIIndra

Asuhan keperawatan Fraktur column femur

2. III Jajang Asuhan keperawatan

3. IV Kiromi Asuhan

Page 70: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

No MingguHari/

TanggalPelaksana Ronde Materi Supervisor Ket.

keperawatan Nefrolithiasis

4. V novitha Asuhan keperawatan CKD (Chronic kidney disease)

5. VI Zaky Asuhan keperawatan DM dan kompetensi ABI (Ankle brachial index)

Rencana Kegiatan Manajemen

Minggu I 14 - 16 Juli 2014

17 Juli 2014

18 Juli 2014

18 Juli 2014

Pengkajian

Penyusunan makalah diseminasi awal

Seminar diseminasi awal

Perumusan prioritas masalah dan alternatif

pemecahan masalah (POA)

Minggu II 21 – 26 Juli 2014 Sosialisasi prioritas masalah dan alternatif

pemecahan masalah (POA)

Minggu II-V 21 Juli – 30 Agustus

2014

Implementasi program

Minggu VI 1 – 3September 2014

4September 2014

5September2014

Evaluasi pelaksanaan program

Penyusunan makalah diseminasi akhir

Seminar diseminasi akhir

Page 71: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

4.4.2 Rencana Strategi

NO

PRIORITAS MASALAH

FAKTOR PENYEBAB

WHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW POA HOW MUCH

1 Kurangnya

kesadaran

membuang

sampah

medis pada

tempat

sampah

medis yang

sudah

disediakan

dan untuk

tidak

membuang

di sampah

umum, serta

membuang

jarum bekas

pakai di

sharp

container

3. Kurangnya

kesadaran

petugas

kesehatan

untuk

memisahkan

sampah

medis dan

non medis,

dan jarum

bekas pakai.

4. Kurangnya

jumlah sharp

container di

ruangan

Sebagai

pencegahan

INOS

4. Setiapselesai operan

kepala ruangan

sering mengingatkan

kembali tentang

pemilahansampah

dan penggunaan

APD

5. Pembuatan sharp

container sendiri dari

kardus.

R.Melati 21 Juli – 31 Agustus

2014(Minggu II-

V

- Karu- Katim- Perawat

pelaksana- Mahasiswa

PJ: ZAKY

1. Sosialisasi masalah

2. Membuat

kesepakatan dengan

kepala ruangan dan

perawat ruangan

mengenai

pemisahan alat

medis –non medis

dan pembuatan

tempat pembuangan

sampah tajam

3. PelaksanaanMonitori

ng dan evaluasi

100%

2 Belum

diberlakukan

nya

pre&post

Keterbatasan

jumlah SDM

sehingga

operan

Agar

pelaksanaan

timbang

terima, pre-

1. Membiasakan

membaca SOP

setelah melakukan

operan

R.Melati 21 Juli – 31 Agustus

2014(Minggu II-

V

- Karu- Katim- Perawat

pelaksana- Mahasiswa

1. Sosialisasi masalah

2. Membuat kesepakatan

dengan kepala

ruangan dan perawat

100%

Page 72: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

conference,

ronde dan

belum ada

pembacaan

SOP

tindakan dan

membaca

teks doa

dijadikan satu

dengan pre

conference

namun masih

ada poin-

poinpenting

yang tidak

dilaksanakan

saat operan..

post

conference

lebih menitik

beratkan pada

masalah

keperawatan

2. Mendokumentasikan

dan menerapkan

kegiatan pre post

conference

3. Membuat dan

membaca teks doa

sebelum bekerja

PJ: NOVITHA ruangan mengenai

pembuatan SOP

timbang terima, SOP

pre & post conference

3. Monitoring dan

evaluasi

3 Ketidak-

efektifan

dalam

melakukan

tindakan

patient

safety untuk

mencegah

risiko jatuh,

dan kejadian

tidak

diharapkan

dalam

pemberian

obat

1. Rendahnya

kesadaran

perawat

dalam

implementas

i identifikasi

pasien

pasien

dekubitus,

pasien

resiko jatuh,

dan kejadian

tidak

diharapkan

dalam

pemberian

obat

Sebagai

indikator mutu

pelayanan

ruang melati

1. Dilakukan screening

pada pasien

menggunakan

morse scale

2. Menempatkan

pasien dengan risiko

tinggi jatuh di bed

yang berada di dekat

tembok

3. Penandaan pada

gelang pasien

dengan risiko tinggi

jatuh

4. Membuat prinsip

pemberian obat 6

benar (benar

pasien,obat, dosis,

rute, waktu dan

R.Melati 21 Juli – 31 Agustus

2014(Minggu II-

V

- Karu- Katim- Perawat

pelaksana- Mahasiswa

PJ: INDRA

1. Sosialisasi masalah

2. Membuat

kesepakatan dengan

kepala ruangan dan

perawat ruangan

mengenai pembuatan

SOP patient safety

3. Pelaksanaan

4. Monitoring dan

evaluasi

100%

Page 73: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

2. Kurang

maksimalnya

KIE keluarga

terkait

pencegahan

dekubitus

pada pasien

bed rest.

dokumentasi) dan

menempelkan

prinsip pemberian

obat 6 benar di area

sentralisasi obat.

5. Melakukan KIE pada

keluarga untuk

melakukan

pergantian posisi

setiap 2 jam sekali

pada pasien bed rest

dan melakukan

personal higiene

secara rutin.

4 Kurangnya

kesadaran

petugas

kesehatan

dalam

mencegah

penyebaran

infeksi

nosokomial

(INOS) dari

alat medis

dengan cara

mencuci alat

1. tidak ada

klorin

sebagai

desinfektan

2. beban kerja

perawat

yang berat

3. tidak ada

protab

dekontamina

si alat-alat

medis

Agar mutu

pelayanan

tetap terjaga

1. Menyediakan larutan

klorin

2. Membuat protap

dekontaminasi alat

medis yang di

tempel di tempat

cuci alat medis

3. menyediakan lembar

evaluasi terhadap

protap

dekontaminasi alat

medis

R.Melati 21 Juli – 31 Agustus

2014(Minggu II-

V

- Karu- Katim- Perawat

pelaksana- Mahasiswa

PJ: JAJANG

4. Sosialisasi masalah

5. Membuat

kesepakatan dengan

kepala ruangan dan

perawat ruangan

mengenai

pembuatan larutan

klorin untuk

dekontaminasi dan

protap yang

dipasang di temapt

alat cuci medis

100%

Page 74: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

medis bekas

pakai sesuai

dengan

langkah-

langkah

dekontamina

si yang

benar

6. Pelaksanaan

7. Monitoring dan

evaluasi

Page 75: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Evaluasi Hasil Implementasi Berdasarkan Prioritas Masalah

Evaluasi dilakukan dengan dua metode, yaitu evaluasi proses dan

evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan setiap akhir minggu, pada minggu ke

II sampai minggu ke V implementasi program. Evaluasi hasil berdasarkan

prioritas masalah dilakukan selama 3 hari, yaitu mulai tanggal 1-3

September 2014. Berikut ini adalah penyajian hasil evaluasi.

5.1.1. Rencana Kegiatan

a. Pre & post conference, ronde dan pembacaan SOP tindakan dan

membaca teks doa

No Kegiatan Rencana Keterangan

1 Sosialiasasi dan

identifikasi masalah

14-18 Juli

2014

Mensosialisasikan pada perawat ruangan

mengenai pelaksanaan pre-post

conference, ronde, pembacaan SOP dan

pembacaan doa.

2

Membiasakan

melakukan operan

sesuai dengan cek

list standar

21 Juli- 30

agustus 2014

a. Membuat chek list operan sesuai

standar

b. Menghimbau kepada perawat agar

melakukan operan sesuai standar chek

list

Melakukan pre

conference

21 Juli- 30

agustus 2014

a. Membuat chek list pre coference

sesuai standar

b. Membuat poster alur pre conference

c. Membahas rencana kegiatan dan

asuhan keperawatan

Membiasakan

pembacaan SOP

setelah pre

conference

21 Juli- 30

Agustus 2014

a. Menghimbau kepada perawat untuk

membaca SOP setelah pre conference

agar tindakan yang dilakukan sesuai

SOP

Melakukan post

conference

21 Juli- 30

agustus 2014

a. Membuat chek list post conference

sesuai standar

b. Membuat poster alur post conference

Membaca teks doa

sebelum bekerja

21 Juli- 30

agustus 2014

Menghimbau kepada perawat agar selalu

membaca doa sebelum bekerja

Page 76: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

3

Evaluasi

Membiasakan

melakukan operan

sesuai dengan cek

list standar

1-3

september

2014

a. Mengobservasi pelaksanaan operan

b. Mengobservasi pelaksanaan operan

sesuai standar list

Evaluasi Melakukan

pre conference

1-3

september

2014

a. Mengobservasi pelaksanaan pre

conference dan dilakukan sesuai

dengan alur pre conference

Evaluasi

Membiasakan

pembacaan SOP

setelah pre

conference

1-3

september

2014

a. Mengobservasi pelaksanaan

pembacaan SOP

Evaluasi Melakukan

post conference

1-3

september

2014

a. Mengobservasi pelaksanaan post

conference dan dilakukan sesuai

dengan alur post conferece

Evaluasi Membaca

teks doa sebelum

bekerja

1-3

september

2014

a. Mengobservasi pelaksanaan

pembacaan doa

b. Pencegahan Infeksi Nosokomial

No Kegiatan Rencana Keterangan

1 Sosialiasasi dan

identifikasi masalah

14-18 Juli

2014

a. Mensosialisasikan pada perawat

ruangan mengenai pemilahan sampah

medis dan non medis.

b. Mensosialisasikan pada perawat

ruangan mengenai pembuangan

sampah jarum suntik bekas pakai di

sharp container.

c. Mensosialisasikan pada perawat

ruangan mengenai pentingnya

desinfeksi bed pasien secara berkala

2 Setiap selesai operan

kepala ruangan

seringmengingatkan

kembali tentang

21 Juli- 30

agustus 2014

a. Setiap selesai pre conference kepala

ruangan sering mengingatkan kembali

tentang pemilahan sampah dan

penggunaan APD

Page 77: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

pemilahan sampah

dan penggunaan

APD

b. Kepala ruang mengawasi pembuangan

sampah medis dan non medis serta

penggunaan APD

Pelaksanaan

pemakaian sharp

container dari kardus

21 Juli- 30

agustus 2014

a. Mensosialisasikan kepada perawat

ruangan pada sharp container..

b. Melaksanakan pembuangan jarum

suntik bekas pakai di sharp container.

c. Membuang sampah dari sharp

container ke tempat sampah medis.

Setiap setelah bed

digunakan pasien

harus dilakukan

desinfeksi bed pasien

dengan cairan klorin.

21 Juli- 30

Agustus 2014

a. Melakukan pengarahan kepada

anggota tim sebelum melakukan

verbed dan desinfeksi bed.

b. Mengencerkan klorin dengan air

dengan perbandingan 1:9.

c. Melakukan verbed dan desinfeksi bed

pasien serta lingkungan sekitar pasien

(meja, standar infus) dengan cairan

klorin

3

Evaluasi setiap

selesai operan kepala

ruangan sering

mengingatkan

kembali tentang

pemilahan sampah

dan penggunaan

APD

1-3

september

2014

a. Mengobservasi pelaksanaan

pembuangan sampah medis bekas

rawat luka yang dilakukan tiap 3 hari

sekali post operasi pasien.

b. Mengobservasi penerapan tempat

sampah medis bekas rawat luka dalam

penggunaannya setelah ada rawat luka

di Ruang melati.

Evaluasi pemakaian

sharp container

kardus

1-3

september

2014

Mengobservasi pemakaian sharp container

tepat sasaran

Evaluasi setiap

setelah bed

digunakan pasien

harus dilakukan

desinfeksi bed pasien

dengan cairan klorin.

1-3

september

2014

Mengobservasi pelaksanaan desinfeksi

bed pasien dengan larutan korin

Page 78: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

c. Dekontaminasi alat-alat medis

No Kegiatan Rencana Keterangan

1 Sosialiasasi dan

identifikasi masalah14-18 Juli

2014

Mensosialisasikan pada perawat ruangan

mengenai langkah-langkah dekontaminasi

instrument medis bekas pakai

2

Menyediakan larutan

klorin

21 Juli- 30

agustus 2014

Menyediakan larutan klorin dengan

perbandingan air dan klorin yaitu 1:9

Membuat protap

dekontaminasi alat

medis yang di tempel

di tempat cuci alat

medis

21 Juli- 30

agustus 2014

a. Membuat protap dekontaminasi alat

medis dan di tempel di tempat cuci alat

medis.

b. Meghimbau perawat untuk melakukan

dekontaminasi alat medis sesuai

dengan protap

menyediakan lembar

evaluasi terhadap

protap dekontaminasi

alat medis

21 Juli- 30

Agustus 2014

Penyediaan lembar evaluasi terhadap

pelakasanaan dekontaminasi oleh perawat

3

Evaluasi penyediaan

larutan klorin

1-3

september

2014

Mengobservasi penyediaan larutan klorin

dan pembuatan larutan klorin dengan

benar

Evaluasi membuat

protap dekontaminasi

alat medis yang di

tempel di tempat cuci

alat medis

1-3

september

2014

a. Mengobservasi pelaksanaan

dekontaminasi instrument medis setiap

sesudah kegiatan rawat luka

b. Mengobservasi pelaksanaan

dekontaminasi instrument medis sesuai

dengan prosedur yang benar

Evaluasi penerapan

lembar evaluasi

terhadap protap

dekontaminasi alat

medis

1-3

september

2014

Mengobservasi penerapan evaluasi

dekontaminasi alat medis sesuai dengan

protap

d. Pencegahan Pasien Jatuh dan kejadian tidak diharapkan dalam pemberian

obat.

No Kegiatan Rencana Keterangan

1 Sosialisasi dan 14-18 Juli a. Mensosialisasikan pada perawat

Page 79: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

identifikasi masalah

2014

ruangan mengenai screening pasien

jatuh dengan menggunakan morse scale

b. Mensosialisasikan pada perawat

ruangan pemakaian penanda sticker

warna pada pasien resiko jatuh

c. Memsosialisasikan pada perawat

ruangan mengenai kejadian tidak

diharapkan dalam pemberian obat

dengan prinsip 6 benar

2

Dilakukan screening

pada pasien

menggunakan morse

scale

21 Juli- 30

agustus 2014

Menghimbau pada perawat ruangan untuk

melakukan screening dengan

menggunakan morse scale saat pasien

baru dating ke ruangan

Menempatkan pasien

dengan risiko tinggi

jatuh di bed yang

berada di dekat

tembok

21 Juli- 30

agustus 2014

Menghimbau pada perawat ruangan untuk

menempatkan pasien resiko jatuh pada bed

di dekat tembok dan penerapan safety

Penandaan pada

gelang pasien dengan

risiko tinggi jatuh

21 Juli- 30

Agustus 2014

Menghimbau pada perawat ruangan untuk

memberikan tanda dengan sticker warna

pada pasien resiko jatuh

Membuat prinsip

pemberian obat 6

benar (benar

pasien,obat, dosis,

rute, waktu dan

dokumentasi) dan

menempelkan prinsip

pemberian obat 6

benar di area

sentralisasi obat.

21 Juli- 30

Agustus 2014

a. Menghimbau pada perawat ruangan

untuk selalu melakukan penerapan

prinsip pemberian obat 6 benar sebelum

memberikan obat kepada pasien.

b. Menempelkan poster prinsip pemberian

obat benar

3 Evaluasi penerapan

screening pada pasien

menggunakan morse

scale

1-3

september

2014

Mengobservasi penerapan screening

dengan mengunakan morse scale pada

pasien resiko jatuh yang baru datang ke

ruangan

Evaluasi penempatan 1-3 Mengobservasi pelaksanaan penempatan

Page 80: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

pasien dengan risiko

tinggi jatuh di bed

yang berada di dekat

tembok

september

2014

pasien dengan resiko jatuh di bed yang

berada di dekat tembok dan pelaksanaan

safety

Evaluasi Pemakaian

sticker warna pada

gelang pasien dengan

risiko tinggi jatuh

1-3

september

2014

Mengobservasi pelaksanaan pemakaian

sticker warna pada gelang pasien dengan

resiko jatuh

Evaluasi prinsip

pemberian obat 6

benar (benar

pasien,obat, dosis,

rute, waktu dan

dokumentasi) dan

menempelkan prinsip

pemberian obat 6

benar di area

sentralisasi obat.

1-3

september

2014

Mengobservasi pelaksanaan prinsip

pemberian obat 6 benar

Page 81: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

5.1.2. Implementasi

No2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8

2

9

3

0

3

11 2 3

Pre & post conference, ronde dan pembacaan SOP tindakan dan membaca teks doa

1 Membiasakan

melakukan operan

sesuai dengan cek

list standar

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

%

2 Melakukan pre conference

- √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 90%

3 Membiasakan pembacaan SOP setelahpre conference

√ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Melakukan post conference

√ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Membaca teks doa sebelum bekerja

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

%

Pencegahan Infeksi

Nosokomial

√ √ √ √ √ √ √

Page 82: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

1 Setiap selesai operan

kepala ruangan

seringmengingatkan

kembali tentang

pemilahan sampah

dan penggunaan

APD

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

%

2 Pelaksanaan

pemakaian sharp

container dari kardus

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

%

3 Setiap setelah bed

digunakan pasien

harus dilakukan

desinfeksi bed pasien

dengan cairan klorin.

√ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ 86%

Dekontaminasi alat-

alat medis

1 Menyediakan larutan

klorin

- - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 71%

2 Membuat protap

dekontaminasi alat

medis yang di tempel

di tempat cuci alat

medis

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

%

3 menyediakan lembar

evaluasi terhadap

- - √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 80%

Page 83: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

protap dekontaminasi

alat medis

Pencegahan Pasien

Jatuh dan kejadian

tidak diharapkan

dalam pemberian

obat

1 Dilakukan screening

pada pasien

menggunakan morse

scale

√ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 86%

2 Menempatkan pasien

dengan risiko tinggi

jatuh di bed yang

berada di dekat

tembok

- - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 71%

3 Penandaan pada

gelang pasien

dengan risiko tinggi

jatuh

- - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 71%

4 Membuat prinsip

pemberian obat 6

benar (benar

pasien,obat, dosis,

rute, waktu dan

dokumentasi) dan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

%

Page 84: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

menempelkan prinsip

pemberian obat 6

benar di area

sentralisasi obat.

Page 85: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

5.1.3. Evaluasi (Hasil Penyelesaian Masalah)

a. Pre & post conference, ronde dan pembacaan SOP tindakan dan membaca teks

doa

MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5 EVALUASI AKHIR0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%100%

85%75%

70%65%

100%

90%

70% 70%65%

90%

70%70%

65%

OPERANPRE CONFERENCEPEMBACAAN SOPPOST CONFERENCEPEMBACAAN DOA

Bagan 5.1 Penilaian berdasarkan check list terhadap pelaksanaanPre&post

conference, ronde dan pembacaan SOP tindakan dan membaca teks doa

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama empat minggu, didapatkan bahwa pelaksanaan pre&post conference, ronde dan pembacaan

SOP tindakan dan pembacaan doa mengalami penurunan , minggu kedua pada operan,

preconference, pembacaan SOP, post conferen dan pembacaan doa adalah 100%. Pada minggu ke

3 pelaksanaan operan menjadi 85%, untuk preconference, pembacaan SOP dan postconference

turun menjadi 90% sedangkan pembacaan doa tetap dalam prosentase 100%. Untuk minggu ke 4

dan ke 5 juga mengalami prosentase penurunan dari minggu sebelumnya yaitu sebesar 70% untuk

emua tindakan. Dan pada evaluasi akhir juga mengalami penurunan dengan prosentase sebesar

65%.

Page 86: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

b. Pencegahan Infeksi Nosokomial

Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Evaluasi akhir

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%100%

95%90% 90%

85%

PEMILAHAN SAMPAH DAN APD

SHARP CONTAINER

DESINFEKTAN

Bagan 5.2 Penilaian berdasarkan check list terhadap pelaksanaan

Pencegahan Infeksi Nosokomial

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama empat minggu, didapatkan bahwa pelaksanaan pencegahan infeksi mengalami penurunan ,

minggu kedua pada sosialisassi program kepatuhan terhadap tindakan adalah 100%, kemudian pada

mingg ke 3 turun menjadi 95%, pada minggu ke 4 dan ke 5 prosentase kepatuhan tindakan menjadi

90% dan pada akhir minggu evaluasi turun menjadi 85%.

Page 87: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

c. Dekontaminasi alat-alat medis

MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5 EVALUASI AKHIR

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%100% 100% 100% 100% 100%

95%

80%75% 75%

95%

85% 85%80%

LARUTAN KLORIN

PROTAP DEKONTAMINASI

LEMBAR EVALUASI DEKONTAMINASI

Bagan 5.3 Penilaian berdasarkan check list terhadap pelaksanaanDekontaminasi alat-

alat medis

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama empat minggu, didapatkan bahwa pelaksanaan dekontaminasi alat-alat medis mengalami

penurunan. pada protap dekontaminasi dari minggu ke 2 hingga minggu akhir evaluasi pelaksaan

protap dekontaminasi dilakukan 100%, untuk penggunaan larutan klorin dan pengisian lembar

evaluasi dekontaminasi mengalami penurunan dengan prosentase 95%. Pada minggu ke 3 dan ke 4

penggunaan larutan klorin dan pengisian lembar evaluasi dekontaminasi dilaksanakan 85%. Dan

pada minggu akhir evaluasi untuk penggunaan larutan klorin menunjukkan prosentase 75% dan

pengisian lembar evaluasi dekontaminasi dengan prosentase sebesar 80%.

Page 88: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

d. Pencegahan Pasien Jatuh dan kejadian tidak diharapkan dalam pemberian

obat

Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Evaluasi akhir

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%100%

80% 80% 70%70%

80%

65%70%

65%70% 65% 70%

100% 100% 100% 100%

SCREENING DENGAN MORSE SCALE

PASIEN RESIKO JATUH DITEMPATKAN DI DEKAT TEMBOK

PENANDA GELANG

ENAM BENAR OBAT

Bagan 5.4 Penilaian berdasarkan check list terhadap pelaksanaan Pencegahan

Pasien Jatuh dan kejadian tidak diharapkan dalam pemberian obat

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa pencegahan pasien jatuh dan kejadian

tidak diinginkan mengalami penurunan. pada minggu ke 2 semua tindakan sudah dilakukan 100%.

Untuk tindakan enam benar obat dari minggu kedua hingga minggu akhir evaluasi tindakan dilakukan

100%. Sedangkan untuk screening dengan morse scale, pasien resiko jatuh ditempatkan di tembok,

dan penggunaan gelang penanda mengalami penurunan dengan pesentase 75%.

Page 89: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Pencegahan infeksi nosokomial

Infeksi nosokomial berasal dari proses penyebaran dari pelayanan kesehatan salah

satunya rumah sakit. Rumah sakit merupakan tempat berbagai macam penyakit yang

berasal dari pasien maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini

dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti: udara, air, lantai, makanan

dan benda-benda medis maupun non medis. Salah satu sumber penularan infeksi

nosokomial di rumah sakit adalah perawat, yang dapat menyebarkan melalui kontak

langsung kepada pasien. Cara penularan terutama melalui tangan dan dari petugas

kesehatan maupun tenaga kesehatan yang lain, jarum infeksi, kateter urine, kateter

intravena, perban, dan cara keliru menangani luka ataupun peralatan alat medis yang

terkontaminasi (Darmadi, 2008).

Masalah utama dalam mengatasi limbah infeksius adalah resiko penularan oleh agen

infeksius yang berasal dari limbah ini. Resiko penularan akan muncul saat pembuangan dari

sumbernya, proses pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan hingga penanganan baik

onsite maupun offsite (Colony, 2001). Hal ini merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam

menentukan wadah atau kontainer untuk limbah infeksius. Pertimbangan penggunaan

wadah juga dibedakan sesuai tipe limbah infeksius, dimana dapat digolongkan menjadi tiga

tipe, yaitu : limbah benda tajam, limbah padat dan cair. Ketiganya memiliki perbedaan besar

secara fisik , kimia, dan resiko yang dapat ditimbulkan sehingga persyaratan dalam

pewadahan dan penanganannyapun berbeda. Pada prinsipnya limbah medis harus

sesegera mungkin ditreatmen setelah dihasilkan dan penyimpanan merupakan prioritas

akhir bila limbah benar-benar tidak dapat langsung diolah. Faktor penting dalam

penyimpanan (Reinhardt,1991): melengkapi tempat penyimpanan dengan cover atau

penutup, menjaga agar areal penyimpanan limbah medis tidak tercampur dengan limbah

non-medis, membatasi akses sehingga hanya orang tertentu yang dapat memasuki area

serta, lebeling dan pemilihan tempat penyimpanan yang tepat.

Menurut Kepmenkes No 1428/MENKES/SK/XII/2006, yaitu sejak awal pembuangan

limbah, harus sudah dilakukan di tempat yang terpisah. Selain dipisahkan antara limbah

limbah infeksius dan non infeksius (limbah domestik). Setiap ruangan harus disediakan

tempat sampah yang terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan

mudah dibersihkan serta dilengkapi dengan kantong plastik sebagai berikut: Untuk sampah

infeksius menggunakan kantong plastik berwarna kuning, benda-benda tajam dan jarum

ditampung pada wadah khusus seperti botol, sampah domestik menggunakan kantong

plastik berwarna hitam, terpisah antara sampah basah dan kering dan sampah radioaktif

menggunakan plastic berwarna merah.

Page 90: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

Hand hygiene telah terbukti memiliki peran penting dalam pencegahan infeksi

nosokomial (Mazi, et al., 2013). Penerapan cuci tangan sebagai bagian dari hand hygiene

sekarang telah direkomendasikan sebagai elemen utama dari pencegahan dan kontrol

patient safety. Hal ini dikarenakan adanya penyebaran cepat pathogen (superbugs)

yangberhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien (Bolon, 2011).

Meskipun hand hygiene merupakan strategi terpenting dalam mencegah dan mengontrol

infeksi nosokomial, penelitian menunjukkan bahwa penerapan hand hygiene, terutama cuci

tangan oleh tenaga kesehatan, pasien, keluarga, maupun pengunjung masih belum optimal

(Allegranzi & Pitet, 2009).

Daftar pustaka

1. Darmadi, 2008, Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendalian, Salemba Medika,

Jakarta.

2. Allegranzi B1, Pittet D. 2009. Role of hand hygiene in healthcare-associated infection

prevention. J Hosp Infect. 2009 Dec;73(4):305-15. doi: 10.1016/j.jhin.2009.04.019. Epub

2009 Aug 31.

3. Colony, S. 2001. Hospital Waste Management at SMF. http://www.SMF-Hospital

waste management.htm

4. Reinhardt, P.A and Gordon, J.G . 1991. Infectious and Medical Waste Management.

Michigan. Lewis Publisher Inc.

5. ____________, 2006, Kepmenkes RI No.1428/Menkes/SK/XII/2006 Tentang

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas, Jakarta: Depkes

RI.

Kurangnya kesadaran membuang sampah medis pada tempat sampah medis yang sudah

disediakan dan untuk tidak membuang di sampah umum, serta membuang jarum bekas pakai

di sharp container

Rangkaian implementasi diagnosa 2 dilakukan secara bertahap. Tahap pertama

dimulai dari mempersiapkan instrumen yang meliputiSOP pemilahan sampah medis dan

lembar khusus yang ditempelkan berisi tata cara pemilahan sampah medis kemudian

Page 91: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan

menata dan membuat alat pendukung seperti (sampah tempat ampul dan vial).

Mempersiapkan instrumen dimulaipada minggu kedua.

Page 92: Diseminasi Awal Untuk Pak Hasan