infoHUBDAT 1
DIRJEN MENYAPA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Pertama tama saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri , 1
Syawal 1437 H, mohon maaf lahir dan batin bagi seluruh Pembaca Info
Hubdat yang saya sayangi dan banggakan, kembali lagi kita bertemu
dalam edisi September 2016 yang antara lain berisi informasi
tentang Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun ini.
Para Pembaca yang saya sayangi dan banggakan, tidak terasa kita
telah melaksanakan Angkutan Lebaran 2016 dengan baik. Seluruh
sumber daya dikerahkan untuk suksesnya pelaksanaan Angkutan
Lebaran, mulai persiapan, pelaksanaan sampai pada tahapan evaluasi
pelaksanaan dengan tujuan terselenggaranya angkutan lebaran yang
selamat, aman, nyaman, tertib dan lancar. Berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan, diketahui terjadi peningkatan keselamatan
yaitu dengan berkurangnya tingkat kejadian dan fatalitas kecelakaan
yang terjadi. Sedangkan terkait dengan kelancaran lalu lintas masih
terjadi hambatan-hambatan di lapangan yang salah satunya disebabkan
oleh belum optimalnya penyediaan prasarana jalan di beberapa
wilayah. Tetapi secara keseluruhan penyelenggaraan Angkutan Lebaran
2016 lebih baik.
Melalui kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada seluruh aparat Perhubungan Darat baik
di Pusat maupun daerah dan seluruh pihak terkait yang telah
berpartisipasi dengan sekuat tenaga dan waktu untuk kelancaran
penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2016. Di masa yang akan
datang kita harapkan agar penyelenggaranaan Angkutan Lebaran
semakin lebih baik.
Kemudian, satu hal penting yang tercatat dalam sejarah Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia yaitu bahwa sejak 27 Juli 2016,
pucuk pimpinan Kementerian Perhubungan dipegang oleh Bapak Budi
Karya Sumadi. Kami ucapkan selamat datang, selamat bergabung dan
selamat memimpin Kementerian Perhubungan. Semoga dengan
kepemimpinan beliau, kinerja Kementerian Perhubungan akan semakin
baik dalam memberikan pelayanan transportasi kepada masyarakat. Tak
lupa kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Bapak Ignasius Jonan atas pengabdian dan dedikasinya selama
ini.
Pada akhirnya saya mengucapkan selamat menikmati InfoHUBDAT edisi
September, semoga informasi yang disajikan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
infoHUBDAT 1
Tantangan berat Kementerian Perhubungan menyeleng- garakan Angkutan
Lebaran 2016 telah usai. Mudik dan balik Lebaran merupakan
peristiwa tahunan yang penuh dinamika dengan permasalahan yang
kompleks. Tugas besar dan mulia mengantarkan masyarakat menjalankan
ritual spiritualnya tuntas sudah. Kita telah bekerja keras,
berusaha sekuat tenaga memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat. Namun, mengatur dan memfasilitasi pergerakan puluhan
juta orang dalam waktu yang hampir bersamaan tentu bukan perkara
yang mudah. Banyak catatan terkait aspek penyelenggaraan telah
digoreskan untuk menjadi bekal demi kesempurnaan penyelenggaraan
tahun-tahun berikutnya.
Evaluasi penyelenggaraan angkutan lebaran hendaknya dilakukan
secara komprehensif melibatkan sektor-sektor terkait. Fokus
evaluasi hendaknya memasukkan pula aspek solusi dan inovasi dalam
penyelenggaraan di masa mendatang, sehingga penyelenggaraan
angkutan lebaran tidak lagi dianggap sebagai pekerjaan rutin
tahunan biasa. Turunnya angka kecelakaan pada masa angkutan lebaran
2016, bolehlah dibilang sebuah prestasi. Namun dibalik itu, masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki, terutama terkait
permasalahan kemacetan di Tol Brexit yang menjadi perhatian publik.
Pemerintah, pihak terkait dan juga masyarakat harus bahu-membahu
mengurai permasalahan ini, pemikiran dan solusi dibutuhkan agar
penyelenggaraan angkutan lebaran lebih baik lagi pada waktu
mendatang.
Newsletter InfoHUBDAT kali ini mencoba menampilkan hasil dan
evaluasi penyelenggaraan angkutan lebaran. Selain itu, liputan
mengenai dukungan Kementerian Perhubungan pada pengembangan wisata
Danau Toba dan informasi mengenai keselamatan pejalan kaki akan
mewarnai edisi ini. Kemudian, sebuah tulisan tentang penanganan
perlintasan sebidang sebagai upaya peningkatan keselamatan
diharapkan dapat menambah wawasan dan cakrawala pembaca
sekalian.
Kiranya segala daya upaya kita dalam mewujudkan pelayanan
transportasi darat yang terbaik bagi masyarakat senantiasa mendapat
ridho dan karunia-Nya. Amin.
Salam Redaksi
Kolom Redaksi Penanggung Jawab : Hary Kriswanto, SH., DESS.
Redaktur : Baitul Ihwan, SH., DESS. Sugiyatno, S. Sos. Dewanto
Purnacandra, ST., MT. Iman Sukandar, S.SiT, MT. Sugianto, ATD., MM.
Ahmad Yani, ATD., MT. Farida Makhmudah, S.Sos., M.Si
Editor : Rio Susatyo, SH., M.Sc. Riza Faisal, SH., MH. Endy Irawan,
SH, MH. Drs. Beni Nurdin Yusuf, MH. Yoyok Harianto, SH., MH. Aprina
Ramadhani, S.S. Rusdinal, Amd., M.I.
Desain grafis dan fotografer : Arif Pintoko M. Aulia Dharma, SH.
Thomas Brima E., Amd. M.I.
Sekretariat : Sari Hayu Hutami R, SH. Ely Rusnita, SH. Nurhayati B.
Yudha Kurniawan, ST. Subowo Bejo Sri Wahono, Amd., MI. Evi Sudarma
Putri, SH. Kurniadi Zaini, SH. Didik Prasetyo, SH. Kun Rani H., SH.
Rifai Dyan A., Amd. LLAJ. Achmad Nanang, SH. Rosmala
Damayanti
info HUBDAT Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
infoHUBDAT2
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Gedung Karya Lantai 9
Telp./Fax. : (021) 3506141
Info Liputan Daerah
Penanganan Perlintasan Sebidang Se- bagai Upaya Peningkatan
Keselamatan
Perpres No. 49 Tahun 2016, Bentuk Dukungan Pusat untuk Pariwisata
Danau Toba
Merekam Berbagai Peristiwa yang Terjadi di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perhu- bungan Darat Kementerian Perhubungan Melalui
Bidikan Lensa
Analisis dan Evaluasi Angkutan Lebaran 2016 (1437 H)
Lebaran 2016, Angka Kecelakaan Turun Signifikan
Mudik Gratis Pengguna Sepeda Motor Tahun 2016
Kementerian Perhubungan Dukung Pengembangan Wisata Danau Toba
Danau Toba Kian dekat dari Jakarta
• Kemenhub: Aspek Keselamatan Mening- kat untuk Seluruh Moda
Transportasi
• Jumlah Kecelakaan Bus Tahun Ini Menu- run, Ini Penyebabnya
• Pelayanan Keliling Uji Berkala dan SIM A Umum untuk Kesetaraan
dalam Penega- kan Aturan
• Pelopor Perubahan Po Bus Berkese- lamatan untuk Tingkatkan
Pelayanan dan Keselamatan
infoHUBDAT4
info UTAMA
Salah satu misi pemerintah dalam penyelenggaraan Angkutan Lebaran
Tahun 2016 (1437 H) ini
adalah mewujudkan angkutan umum yang berkeselamatan, tertib, aman
dan lancar.
Sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya, pemerintah
dalam hal ini Kementerian Perhubungan bertanggungjawab terhadap
penyeleng garaan di Bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, terhadap penyelenggaraan pelayaran
sesuai Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, terhadap
penyelenggaraan penerbangan sesuai
Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dan terhadap
penyelenggaraan perkeretaapian sesuai Undang-Undang No. 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian.
Hasil secara keseluruhan dianalisis dan dievaluasi dari data yang
diambil dari Korlantas Polri dan Kemenhub, kesimpulan serta saran
merupakan bahan salah satu misi pemerintah untuk pengambilan
keputusan dan masukan untuk penyelenggaraan angkutan lebaran yang
lebih baik pada tahun- tahun yang akan datang.
Berikut data perhitungan dan perbandingan kendaraan (H-7 s/d H+7)
di tujuh (7) titik lokasi perhitungan lalu
lintas yaitu pada ruas jalan nasional di Ciasem, Sadang, Merak,
Ciamis, Cicurug, Cileunyi dan Cisarua.
Total jumlah pergerakan mobil pribadi pada H-7 s/d H+7 sebanyak
2.652.361 sedangkan sepeda motor sebanyak 4.647.816. Sementara itu
perbandingan jumlah kendaraan pada H-7 s/d H+7 seperti disajikan
dalam tabel berikut:
Kemudian perbandingan kecepatan di 4 lintasan pada H-7 s.d H+7
ditampilkan dalam tabel berikut:
Data perhitungan & perbandingan penumpang pelayanan angkutan
umum (h-7 s.d h+7) adalah sebagai berikut:
infoHUBDAT 5
Realisasi jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi
(darat, kereta api, laut dan udara) berdasarkan pemantauan pada
periode H-7 s.d H+7 Angkutan Lebaran Tahun 2016 (1437 H) adalah
sebanyak 18.149.747 penumpang atau naik 4,28% (745.172 penumpang)
dari tahun 2015/1436H sebanyak 17.404.575 penumpang.
KETEPATAN WAKTU PELAYANAN A. ON TIME PERFORMANCE (OTP) PELAYANAN
ANGKUTAN UDARA Berdasarkan data OTP dan Keterlambatan Badan Usaha
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Periode Lebaran Tahun 2016, dari 14
(empat belas) Badan Usaha Ang kutan Udara Niaga berjadwal, terdapat
53.849 (lima puluh tiga ribu delapan ratus empat puluh sembilan)
penerbangan, dengan perincian sebagai berikut : Jumlah penerbangan
tepat waktu sebanyak 43.632 (empat puluh enam ratus tiga puluh dua)
penerbangan atau sebesar 81,03%; Jumlah keterlambatan penerbangan
sebanyak 9.772 (sembilan ribu tujuh ratus tujuh puluh dua)
penerbangan atau sebesar 18,15%; Jumlah pembatalan penerbangan
sebanyak 445 (empat ratus empat puluh lima) penerbangan atau
sebesar 0,83%;
B. REALISASI PERJALANAN KERETA API 1. Kereta Api Reguler a. KA
Antarkota (Frekuensi: 3.410 KA)
• Ketepatan keberangkatan 94% den- gan rata-rata waktu kelambatan 2
menit.
• Ketepatan kedatangan 18% dengan rata-rata waktu kelambatan 21
menit.
b. KA Perkotaan (Frekuensi: 4.847 KA) • Ketepatan keberangkatan 77%
den-
gan rata-rata waktu kelambatan 4 menit.
• Ketepatan kedatangan 42% dengan rata-rata waktu kelambatan 10
menit.
2. Kereta Api Tambahan Lebaran (Frekuensi: 978 KA)
• Ketepatan keberangkatan 81% den- gan rata-rata waktu kelambatan 5
menit.
• Ketepatan kedatangan 23% dengan rata-rata waktu kelambatan 25
menit.
Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Peningkatan 2015 2016 Prediksi
Realisasi
MOBIL PRIBADI 2371358 2652361 4.5% (2.478.069)
11,85%
23.64%
Sumber: Posko Angkutan Lebaran (TC di Jalan Nasional (Kemenhub) dan
Jalan Tol (PT. Jasa Marga))
No. Moda Angkutan Umum Jumlah Penumpang %
2015 2016
3. Angkutan Kereta Api 3.931.712 4.080.319 3,78
4. Angkutan Laut 883.681 930.498 5,30
5. Angkutan Udara 4.319.134 4.912.401 13,74
Total PNP Angkutan Umum 17.404.575 18.149.747 4,28
infoHUBDAT6
GRAFIK PROPORSI PENGGUNAAN ANGKUTAN UMUM
Keterangan: Pemantauan untuk masing-masing moda dilakukan di: -
Moda Angkutan Jalan di 48 terminal penumpang; - Moda Angkutan SDP
di 7 Lintasan Utama Penyeberangan; - Moda Angkutan Kereta Api di 9
Daop Pulau Jawa dan 4 Divre di Sumatera; - Moda Angkutan Laut di 52
Pelabuhan Utama; - Moda Angkutan Udara di 35 Bandara.
PEMANTAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM Berdasarkan hasil pemantauan Tim
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada 17 (tujuh belas)
Terminal selama periode Angkutan Lebaran Tahun 2016 (1437 H) dengan
menggunakan metode pemantauan dinamis (survey on bus) dan
pemantauan statis (pemantauan di dalam terminal) dapat dilaporkan
sebagai berikut: 1. Dari 698 kendaraan yang diperiksa di
dalam 20 terminal, terdapat 261 ken- daraan bus AKAP Ekonomi yang
per- lu dilakukan pengecekan terhadap database Angkutan Antarkota
Antar- provinsi (AKAP) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan
tarif jarak yang berlaku;
2. Berdasarkan pengecekan tersebut, terdapat 53 kendaraan dari 33
peru- sahaan Angkutan Umum yg terbukti melakukan pelanggaran tarif
sehing-
ga perlu diberikan sanksi administratif berupa larangan
pengoperasian ken- daraan dan larangan pengemban- gan usaha
angkutan selama kurun waktu tertentu sesuai dgn besarnya prosentase
pelanggaran;
Grafik Pemantauan Tarif Angkutan Umum (Tahun 2010 s/d 2016)
Keterangan: Tindakan yang diambil Sanksi Administratif: • Pembekuan
Kartu Pengawasan (KP); • Penundaan pengembangan usaha.
3. Dibandingkan tahun 2015 (1436 H) dengan tahun 2016 (1437 H),
terda- pat penurunan jumlah pelanggaran yang dilakukan perusahaan
angku- tan umum yaitu Tahun 2016 yang diperiksa 106 kendaraan
terjadi pel- anggaran 52,83% dan Tahun 2016 dari yang diperiksa 261
kendaraan terjadi pelanggaran 20,31%.
KEGIATAN RAMP CHECK A. KEGIATAN RAMP CHECK SEKTOR PERHUBUNGAN DARAT
(JALAN) Target Inspeksi (Ramp Check) Sebanyak : 14.779 Bus. Hasil
Inspeksi (Ramp Check) Sebanyak : 11.155 Bus (75,48%). Dari hasil
inspeksi tersebut :
infoHUBDAT 7
6.090 BUS (55%) DIPERKENANKAN BERANGKAT 5.065 BUS (45%) TIDAK
DIPERKENANKAN BERANGKAT. 912 BUS (18%), PELANGGARAN ADMINISTRASI
(SIM, URIN DAN TENSI) 3.191 BUS (63%), PELANGGARAN TEKNIS (REM
PARKIR, SPEEDOMETER, SABUK KESELAMATAN PENGEMUDI, KACA DEPAN, DAN
BAN) 962 BUS (19%), PELANGGARAN PENUNJANG (WIPER, LAMPU-LAMPU, KACA
SPION, KLAKSON, DAN LAIN- LAIN)
B. KEGIATAN RAMP CHECK SEKTOR PERHUBUNGAN DARAT (ASDP) Kapal
penyeberangan yang disiapkan berjumlah 195 unit, setelah melalui
ramp check yang laik laut berjumlah 185 unit, sedangkan yang
dipergunakan untuk angkutan lebaran tahun 2016 adalah 185 unit
(terdapat selisih 10 unit kapal dikarenakan kapal dalam masa
perawatan/docking).
C. KEGIATAN RAMP CHECK SEKTOR PERHUBUNGAN LAUT Kapal laut yang
beroperasi diseluruh perairan Indonesia berjumlah 1.273 unit,
Setelah dilakukan pemeriksaan kelaikan/ ramp check terdapat 22
kapal tidak dapat beroperasi karena sedang dalam
perbaikan/docking.
D. KEGIATAN RAMP CHECK SEKTOR PERHUBUNGAN UDARA Pesawat yang
disiapkan berjumlah 529 unit, setelah dilakukan ramp check sebanyak
529 unit pesawat laik terbang.
KEJADIAN MENONJOL A. ANTRIAN Antrian mencapai 20 - 22 Km dari pintu
Exit Toll Brebes Timur terjadi hari Sabtu (H-4), dan di beberapa
Ruas Jalan Nasional.
B. KECELAKAAN LALU LINTAS KECELAKAAN PO. PARAHIYANGAN (BUS
KARYAWAN) 1. Kecelakaan Lalu Lintas Terjadi Hari Jum’at Tanggal 8
Juli 2016 Sekitar Pukul 15.30 Di Jl. Kolonel Masturi Km. 4, Kp.
Warung Muncang Rt 01/13, Kel. Cipageran, Kec. Cimahi Utara, Kota
Cimahi Pada Bus Karyawan Po. Parahiyangan Dengan Nomor Kendaraan
T-7035-DL Yang Mengalami Rem Blong Membawa Penumpang Sebanyak 57
Orang Dengan Sistem Sewa/Charter Oleh Rombongan Karang Taruna
Babakan Tanjung Mekar Karawang Barat. 2. Dari hasil pemeriksaan
dilapangan adalah sebagai berikut :
• Ijin dikeluarkan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat;
• Identitas kendaraan antara data dari samsat Provinsi Jawa Barat
dan Fisik Kendaraan tidak sesuai;
• Ban belakang Bus Vulkanisir (4 Buah);
• Safety Belt Sopir tidak ada; • Rem parkir ada, akan tetapi tidak
ber-
fungsi; • Speedometer ada, akan tetapi tidak
berfungsi; Sistem rem, secara visual ditemu kenali:
• Tabung reservoir udara (tanki) dalam keadaan kosong dan
berair;
• Selang flexible rem bagian sebelah kiri roda depan putus;
• Minyak rem dan kopling dalam kead- aan kosong;
Setelah dilakukan pembongkaran ditemukan adanya kebocoran pada
master rem roda sebelah kanan sehingga rem tidak berfungsi secara
maksimal; Sistem kemudi dalam keadaan baik.
• Sistem suspensi kendaraan (leaf spring dan Shock absorber) pada
roda kiri depan kendaraan patah.
• Tindakan tegas : pencabutan izin perusahaan angkutan karyawan dan
proses penyidikan kecelakaan lalu lintas.
• Bukan Bus Pelayanan AKAP
2. KECELAKAAN PO. MAKMUR (BUS AKAP) a. Lokasi kecelakaan di Jalan
Lintas Su-
matera, Perlabian, Kampung Rakyat, Labuhanbatu Selatan (Labusel),
Su- mut, hari Rabu tanggal 13 Juli 2016 pukul 04.00 WIB yang
melibatkan Bus CV.Makmur BK.7186.DE da- tang dari arah Kota Medan
menuju Kota Pinang, sesampainya di Per- labian, mobil bus CV.Makmur
BK 7186.DE mendahului mobil tangki yang ada didepannya, Bus CV Mak-
mur oleng dan langsung menabrak mobil bus PO. Pembangunan Se- mesta
BK.7732.DG yang datang dari arah berlawanan, kemudian bus CV.Makmur
oleng ke kanan dan me- nabrak bus ALS BK.7941 DG;
b. Jumlah korban meninggal dunia 7 orang (4 orang di TKP dan 3
orang di Rumah Sakit) dan luka berat/ringan 22 orang.
c. Penyebab kecelakaan: Kelalaian Pengemudi.
d. Proses penyidikan kecelakaan lalu lintas.
e. Bus pelayanan AKAP.
C. Kejadian lain, tidak menonjol : 1. Angkutan KA
• Tanggal 29 Juni 2016 pukul 01.15 WIB, di stasiun tanah abang,
terima info dari PPKA Tanah abang, lokasi sinyal Masuk (J24) Sta.
Tanah Abang pihak Manggarai terjadi tawuran warga, Petugas PAM dan
Marinir Sta. Tanah Abang sudah luncuran ke lokasi, KA tertahan ; KA
2711 (KA Semen) lintas pelayanan Nambo - Kampung Bandan. KA dapat
berjalan kembali pukul 02.05 WIB, kemudian kondisi semakin memburuk
sehingga dipasang semboyan 3 (jalur di tutup). Pukul 04.10 WIB
kondisi sudah kon- dusif.
• Tanggal 30 Juni 2016 pukul 05.35 WIB terjadi banjir di petak
Bangil – Pasuruan tepatnya di KM 58+1/9 se- hingga menyebabkan
pemasangan semboyan 3 (jalur tidak dapat dile- wati), pencabutan
taspat Semboyan 3 dilakukan pada tanggal 2 Juli 2016.
• Tanggal 3 Juli 2016 pukul 05.59 WIB, antara Stasiun Tegowanu –
Stasiun Brumbung, terjadi banjir akibat lua- pan Sungai Cabeyan
diantara Sta- siun Tegowanu – Stasiun Brumbung tepatnya pada km21+9
BH no 49.
infoHUBDAT8
info HUBDAT Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
Jalur hilir tegenang air dan sampah menumpuk di rel. Dari pihak
jalur dan jembatan tidak mengijinkan untuk le- wat jalur hilir
semboyan 3.
2. Angkutan Laut a. Lonjakan penumpang yang terjadi di pelabuhan
Makassar dan Ambon telah dilakukan dengan deviasi/perubahan rute
kapal (KM. Jet Liner dan KM. Sabuk Nusantara 50) untuk mengangkut
penumpang; b. Lonjakan penumpang yang terjadi di Pelabuhan Sorong
dilakukan dengan memberikan dispensasi pemanfaatan ruang cardeck
(KM. Dobonsolo) untuk penumpang; c. Lonjakan penumpang yang terjadi
di Pelabuhan Semayang Balikpapan dilakukan dengan mengalihkan
penumpang melalui Pelabuhan Samarinda tujuan Pare-Pare.
3. Angkutan Udara Extra flight yang diberikan 677 FA,
meliputi:
• 636 FA Domestik; • 41 FA Internasional.
Sedangkan realisasi sebanyak 443 FA atau 65,44%
4. Angkutan Penyeberangan a. Lintasan Penyeberangan Merak-
Bakauheni Pelabuhan Penyeberangan Merak (arus mudik) Terjadi
antrian kendaraan pada H-4 (Sabtu, 2 Juli 2016) dan H-3 (Minggu, 3
Juli 2016), antrian sepanjang sekitar 2
KM dari Pelabuhan. b. Lintasan Penyeberangan Ketapang- Gilimanuk 1)
Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk (arus mudik) Terjadi antrian
kendaraan H-2 (Sabtu, 2 Juli 2016) dan pada pukul 05.00 WITA (3
Juli 2016) antrian kendaraan mencapai ± 9 KM diluar pelabuhan yang
didominasi oleh kendaraan pribadi, dan dapat terurai siang hari
pada H-2 (Senin, 4 Juli 2016). 2) Pelabuhan Penyeberangan Ketapang
(arus balik) Terjadi antrian kendaraan pada H+10 (Minggu, 17 Juli
2016) dan pada pukul 22.00 WIB antrian kendaraan mencapai ± 3 KM di
luar pelabuhan (Terminal Sritanjung) yang didominasi oleh kendaraan
barang, dan dapat terurai pada pukul 06.30 (Senin, 18 Juli
2016).
ANALISA KEMACETAN DI RUAS TOL BREXIT
• Teknis operasional jalan tol tidak memperhitungkan volume arus
lalu lintas periode mudik angkutan leb-
aran di area bottleneck (Brexit Tol) dan ketidakseimbangan jumlah
pin- tu tol antara Cikarang Utama dan Brebes Timur.
• Kelengkapan dan/atau fasilitas kese- lamatan (guardrail, marka
jalan) yang kurang memadai, terbatasnya jumlah rest area serta
SPBU, dll khususnya di tol Cipali – Brebes dan termasuk tidak
tersedianya akses U-Turn ham- pir sepanjang 25 km dari pintu tol
Brexit Timur, sehingga sulit menga- tasi bila terjadi
emergency.
• Kondisi ruas jalan Brebes setelah Brexit :
• Dalam jarak relatif dekat terdapat SPBU yang penuh dengan antrian
kendaraan.
• Adanya pasar tumpah yang semakin mempersempit badan jalan antara
Brebes Timur sampai Kota Tegal.
• Terdapat Terminal sehingga terjadi perlambatan arus kendaraan pe-
mudik dikarenakan keluar masuknya kendaraan angkutan kota, bus
AKDP, dan bus AKAP.
• Rekayasa lalu lintas di lapangan di simpang pertigaan antara
Brexit Tol dan Jalan Nasional (Pantura) dilak- sanakan dengan buka
tutup/contra- flow (kendaraan dari arah barat ke timur menggunakan
3 (tiga) lajur dan kendaraan dari arah timur ke barat menggunakan 1
(satu) lajur pada saat arus mudik dan sebaliknya pada saat arus
balik).
• Koordinasi dan komunikasi antar stakeholder sudah dilaksanakan
na- mun pelaksanaan di lapangan masih
infoHUBDAT 9
kurang optimal. • Pemanfaatan IT belum dilaksanakan
dengan maksimal di Pos Koordinasi (Posko) Pengawasan dan Pengen-
dalian sehingga sebaran informasi ke masyarakat kurang berjalan
dengan baik.
• Penempatan petugas lapangan di titik-titik rawan kemacetan masih
kurang.
• Sebagian masyarakat / pemudik yang menggunakan kendaraan masih
kurang disiplin dalam berkendara dan lalai terhadap ketaatan
peraturan serta tidak/kurang mentaati perintah petugas di
lapangan.
• Emosional masyarakat / pemudik masih terkendali terbukti dengan
masih mau bertanggung jawab untuk membayar tol di BREXIT.
PENUTUP A. Kesimpulan
• Secara keseluruhan jumlah penump- ang angkutan umum untuk semua
moda periode H-7 s.d. H+7 pada Angkutan Lebaran Tahun 2016 men-
galami kenaikan sebesar 745.172 penumpang (4,28%) dari 17.404.575
penumpang Tahun 2015/1436 H menjadi 18.149.747 penumpang Ta- hun
2016/1437 H.
• Jumlah kendaraan pribadi tahun 2016 ini mengalami kenaikan yaitu
sebesar 281.003 unit mobil pribadi (11,85%) dari 2.371.358 unit
Tahun 2015/1436 H menjadi 2.652.361 unit Tahun 2016/1437 H. Hal ini
melebihi dari prediksi awal dari rencana ope- rasi yang
diperkirakan hanya men- ingkat sekitar 4,5%. Sementara itu untuk
jumlah sepeda motor pada
tahun 2016 ini mengalami kenaikan sekitar 888.694 unit sepeda motor
(23,64%) dari 3.759.122 unit Tahun 2015/1436 H menjadi 4.647.816
unit Tahun 2016/1437 H. Hal ini lebih ren- dah dari prediksi awal
dalam rencana operasi yang diperkirakan mengalami kenaikan 50%.
(Lihat Tabel C hal. 5)
• Untuk kecelakaan pada angkutan lebaran 2016 ini untuk moda laut,
udara, kereta api dan penyeberan- gan masih dapat dipertahankan
sep- erti tahun 2015 yaitu zero accident. Sementara itu untuk moda
angku- tan jalan masih terjadi kecelakaan lalu lintas, dgn jumlah
kejadian ta- hun 2016 sebanyak 2.979 kejadian dibandingkan tahun
2015 sebanyak 3.172 kejadian atau turun 193 kejadi- an (6%). Untuk
jumlah kecelakaan Ranmor yg terlibat pada tahun 2016 ini yg
melibatkan mobil bus men- galami penurunan sebesar 84 unit ranmor
(35%) terlibat dari 241 unit ranmor Tahun 2015/1436 H menjadi 157
unit ranmor Tahun 2016/1437 H dan korban meninggal dunia turun
sebesar 136 korban (20% ) dari 694 korban Tahun 2015/1436 H menjadi
558 korban Tahun 2016/1437 H dari jumlah kecelakaan lalu lintas
secara keseluruhan.
• Pelaksanaan ramp check yang di- lakukan terhadap seluruh moda
trans- portasi darat, laut, udara serta kereta api berdampak
positif sehingga dapat menekan angka kecelakaan, ada- pun khususnya
moda angkutan jalan (Angkutan Umum) cukup efektif me- nekan angka
kecelakaan mencapai 35% (Angkutan Bus AKAP).
• Semua penumpang/pemudik di selu-
ruh simpul transportasi dapat terang- kut dan tidak ada yang
terlantar.
• Mudik gratis yang diselenggarakan pemerintah mencapai 70% dari
kuota yang sebanyak 24.000 pemudik.
• Kemacetan lalu lintas masih terjadi di beberapa Ruas Jalan Tol
dan Jalan Nasional yang diakibatkan oleh lonja- kan mobil pribadi
yang sangat signifi- kan, DI LUAR EKSPEKTASI.
B. Saran • Perlu peningkatan antisipasi manaje-
men dan rekayasa lalu lintas yang lebih komprehensif di tahun 2017
saat ada penambahan ruas jalan tol yang baru.
• Rekayasa lalu lintas di lapangan di- lakukan secara cepat dan
tepat serta profesional baik di dalam jalan tol maupun jalan
nasional;
• Pembangunan jalan Transjawa sele- sai tuntas tahun 2017 sampai
dengan Semarang, untuk dapat digunakan sebelum lebaran 2017;
• Pembangunan underpass/ flyover pada perlintasan kereta api
sebidang;
• Perlu perbaikan transaksi yang lebih cepat di pintu tol dengan
mengguna- kan e-money (IT);
• Melengkapi fasilitas keselamatan ja- lan dengan proiritas (pagar
penga- man, rambu, marka dan lampu pen- erangan) serta fasilitas
pendukung lainnya (SPBU, toilet portable);
• Perlu adanya pos darurat (emergen- cy) seperti pos kesehatan dan
atau adanya patroli kesehatan dan ter- padu bersama Polri dan
Kemenhub;
• Peningkatan sosialisasi mudik gratis dan harus plus sepeda motor
(tidak hanya orang);
• Pemda setempat wajib ikut berperan dan antisipasi lebih awal di
wilayah masing-masing sesuai kerawanan lalu lintasnya;
• Pembatasan waktu penggunaan rest area di jalan tol;
• Perlu adanya pembatasan opera- sional sepeda motor selama periode
masa lebaran di jalan nasional;
• Perlu adanya tarif tayang iklan la- yanan masyarakat di TV dan
Radio swasta yang ditentukan oleh Peme rintah / Kemenkominfo dalam
rangka sosialisasi tentang angkutan lebaran dan sejenis (tidak sama
dengan ko- mersial).(*)
infoHUBDAT10
Lebaran 2016, Angka Kecelakaan Turun Signifikan
Jumlah angka kecelakaan selama arus lebaran 2016 mengalami
penurunan yang cukup signifikan,
yakni sebesar 6 persen dibanding tahun 2015. Korban meninggal dunia
turun 20 persen, korban luka berat turun 15 persen dan korban luka
ringan turun 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang diolah Korlantas Polri, terjadi penurunan
angka kecelakaan sebesar 6 persen, dari 3.172 kasus pada tahun 2015
menjadi 2.979 kasus pada tahun 2016. Korban meninggal dunia
mengalami penurunan sebesar 20 persen dari 694 jiwa pada tahun 2015
berkurang menjadi 558 pada
tahun 2016, korban luka berat mengalami penurunan sebesar 15 persen
dari 1.161 jiwa pada tahun 2015 menjadi 989 jiwa pada tahun 2016
dan korban luka ringan juga berkurang sebesar 5 persen dari 4.197
jiwa pada tahun 2015 menjadi 3.987 jiwa pada tahun 2016.
Secara keseluruhan jumlah penumpang angkutan umum untuk semua moda
periode H-7 sampai dengan H+7 pada musim Angkutan Lebaran Tahun
2016 mengalami kenaikan sebesar 745.172 penumpang, dari 17.404.575
penumpang Tahun 2015/1436 H menjadi 18.149.747 penumpang Tahun
2016/1437 H, atau kenaikan sebesar 4,28 persen.
Penurunan angka kecelakaan ini tentunya sangat menggembirakan.
Karena dalam lebaran tahun ini, jumlah pengguna kendaraan meningkat
tajam. Jumlah kendaraan pribadi yang digunakan pada masa mudik
Lebaran tahun 2016 ini mengalami kenaikan yaitu sebesar 281.003
unit atau kenaikan sebesaar 11, 85 persen, dari 2.371.358 unit
Tahun 2015/1436 H menjadi 2.652.361 unit Tahun 2016/1437 H. Hal ini
melebihi dari prediksi awal dari rencana operasi yang diperkirakan
hanya meningkat sekitar 4,5 persen.
Sementara itu untuk jumlah pengguna sepeda motor pada tahun 2016
ini
Oleh: Tim Redaksi
infoHUBDAT 11
mengalami kenaikan sekitar 888.694 unit sepeda motor atau kenaikan
sebesar 23,64 persen, dari 3.759.122 unit pada Tahun 2015/1436 H
menjadi 4.647.816 unit Tahun 2016/1437 H. Hal ini lebih rendah dari
prediksi awal dalam rencana operasi yang diperkirakan mengalami
kenaikan 50 persen. Untuk kendaraan roda empat naik 43 persen,
jumlahnya sekitar 1,49 juta. Untuk kendaraan roda dua naik 20,5
persen dibandingkan tahun 2015.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan selaku Koordinator Nasional
Angkutan Lebaran 2016 juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh
kementerian dan lembaga serta pihak-pihak terkait lainnya dalam
Angkutan Lebaran 2016 telah bekerja keras secara maksimal, untuk
menyelenggarakan angkutan lebaran yang lebih baik sesuai arahan
Bapak Presiden.
‘’Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran terkait yang sudah
bekerja keras untuk mengamankan angkutan lebaran 2016 ini. Bahwa
memang masih ada kekurangan dan sejumlah persoalan dalam
pelaksanaannya di lapangan, khususnya kemacetan lalu lintas pada
waktu puncak arus mudik di ruas Brebes-Tegal, saya menyampaikan
permohonan maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini” kata
Jonan dalam konferensi pers Evaluasi Angkutan Lebaran 2016 di
Jakarta, Senin (18/7/2016).
Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis menyatakan apresiasinya
terhadap menurunnya angka kecelakaan pada periode arus mudik dan
balik lebaran 2016. Namun Djemy juga menyampaikan kritik atas
kejadian kepadatan kendaraan yang menimbulkan kemacetan
bahkan
korban jiwa di tol Brebes Timur. Komisi V DPR-RI mengapresiasi
jumlah kecelakaan yang menurun pada arus mudik dan arus balik
lebaran. ‘’Ini harus dipertahankan dimasa-masa mendatang,’’ kata
Fary.
Menurunnya angka kecelakaan selama musim lebaran 2016 ini tidak
terlepas dari kesiapan dan ketegasan insan perhubungan di lapangan
dalam melakukan pengawasan di lapangan. Menjelang mudik lebaran,
Kemenhub telah melakukan ramp check terhadap 11.155 bus Antar Kota
Antar Propinsi (AKAP) dari total 14.799 bus, pada angkutan Kereta
Api dilakukan pemantauan terhadap 9.235 perjalanan
frekuensi keberangkatan, menggunakan 372 KA, pada Angkutan Laut
dilakukan inspeksi pada 1.112 kapal laut dari total 1.273 unit
kapal, pada Moda Udara dilakukan pemeriksaan pada 529 pesawat dari
total 636 penerbangan dan 185 unit Kapal Ro-Ro. Dinas Perhubungan
Provinsi, Kabupaten dan Kota juga melakukan hal yang sama .
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto
mengatakan, pelaksanaan ramp check yang dilakukan terhadap seluruh
moda transportasi darat, laut, udara serta kereta api berdampak
positif sehingga dapat menekan angka kecelakaan, adapun khususnya
moda angkutan jalan (Angkutan Umum) cukup efektif menekan angka
kecelakaan mencapai 35 persen.
Untuk mengantisipasi kecelakaan dan kemacetan, Pudji Hartanto
mengatakan perlu dilakukan antisipasi manajemen dan rekayasa lalu
lintas yang lebih komprehensif. Namun, rekayasa lalu lintas di
lapangan harus dilakukan secara cepat dan tepat serta profesional
baik di jalan tol maupun jalan nasional.
Di sejumlah ruas jalan, perlu dilengkapi fasilitas keselamatan
jalan dengan prioritas (pagar pengaman, rambu, marka dan lampu
penerangan) serta fasilitas pendukung lainnya seperti SPBU dan
toilet portable.(*)
Ketua komisi V DPR, Fary Djemi Francis
Kegiatan Ramp Check pada moda darat, laut dan udara di berbagai
daerah.
Dirjen Perhubungan Darat, Pudji Hartanto sedang memeriksa kelaikan
ban kendaraan
infoHUBDAT12
info HUBDAT Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
Mudik Gratis Pengguna Sepeda Motor Tahun 2016 Oleh: Jabonor Kepala
Seksi Pengawasan Teknis Angkutan Barang
Pada masa Angkutan Lebaran Tahun 2016, Kementerian Perhubungan
kembali menggelar
mudik gratis untuk para pemudik sepeda motor dengan menggunakan
bus. Kegiatan Mudik Gratis Pengguna Sepeda Motor Tahun 2016/1437 H
adalah kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh Kementerian
Perhubungan dari tahun ke tahun. Kegiatan tersebut merupakan wujud
dari kepedulian pemerintah terhadap masyarakat dan tindakan nyata
pemerintah yang kehadirannya langsung dapat dirasakan oleh segenap
masyarakat pada masa mudik lebaran. Kegiatan ini memiliki tujuan
nyata sebagai berikut : 1. Menekan angka kecelakaan lalu lin-
tas selama musim libur Iedul Fitri. 2. Mengurangi tingkat kemacetan
yang
terjadi karena terjadinya peningkatan arus kendaraan pada saat
mudik.
3. Secara terus menerus menurunkan penggunaan kendaraan roda dua
se- bagai alat transportasi mudik.
4. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya
keamanan dalam berkendaraan serta tertib berlalu lintas.
Untuk mewujudkan itu semua, dibutuhkan langkah-langkah yang
komperhensif dan terintegrasi untuk melaksanakan kegiatan tersebut
sehingga pelaksanaannya akan semakin baik dan dapat mencapai
seluruh tujuan penyelenggaraan.
Pendaftaran secara online melalui portal mudikgratis.dephub.go.id
dibuka pada 13 Mei 2016 sampai dengan 12 Juni 2016. Sedangkan
pendaftaran offline mulai dibuka pada 16 Mei 2016 sampai dengan 12
Juni 2016. Ada yang berbeda pada pendaftaran offline pada tahun
ini. Apabila pada tahun sebelumnya, masyarakat langsung melakukan
pendaftaran di Kantor Kementerian Perhubungan, pada tahun 2016 ini,
Kementerian Perhubungan mendatangi masyarakat dengan membuka booth
pendaftaran di beberapa titik keramaian di Kota Jakarta dan
sekitarnya.
Pada masa Angkutan Lebaran 2016, Kementerian Perhubungan
menyediakan kuota sebanyak 12.000 sepeda motor dan 24.000
penumpang. Kuota tersebut dibagi untuk arus mudik sebanyak 8.400
sepeda motor dengan 16.800 penumpang dan untuk arus balik sebanyak
3.600 sepeda motor dengan 7.200 penumpang. Jumlah kuota sepeda
motor tersebut mengalami kenaikan
sebesar 275% dari tahun 2015 yaitu sebanyak 3.200 sepeda
motor.
Program mudik gratis pengguna sepeda motor dengan bus tahun ini
melayani 9 kota tujuan arus mudik yaitu Tegal, Kebumen, Purwokerto,
Yogyakarta, Solo, Wonogiri, Wonosobo, Magelang, dan Semarang.
Sedangkan untuk arus baliknya, terdapat 3 kota tujuan yaitu
Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Untuk arus mudik, pemberangkatan sepeda motor pada 1 Juli 2016 di
Kantor Bulog Divisi Regional I Kelapa Gading Jakarta Utara dan
penumpangnya pada 2 Juli 2016 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Sedangkan untuk arus balik, sepeda motor diberangkatkan dari kota
tujuan pada 16 Juli 2016 dan penumpangnya pada 17 Juli 2016.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah sepeda motor harus
dalam keadaan orisinil dan laik jalan, STNK dan pajak kendaraan
dalam keadaan hidup (dilunasi) serta membawa identitas diri (KTP,
KK, STNK dan SIM). Untuk masyarakat yang melakukan pendaftaran
online, jangka waktu verifikasi dokumen maksimum 3 (tiga) hari,
apabila pendaftar tidak melakukan verifikasi maka slot kuota akan
dilepas dari booking online dan diharuskan mendaftar ulang. Lokasi
verifikasi online yaitu di Kantor Dishub Tangerang, Kantor Dishub
Tangerang Selatan, Kantor Dishub Depok, dan Kantor Dishub Kota
Bekasi. Sedangkan untuk masyarakat yang melakukan pendaftaran
secara offline diharapkan langsung membawa kelengkapan dokumen
untuk mempermudah proses pendaftaran.
Kementerian Perhubungan menyeleng- garakan mudik gratis pemudik
sepeda motor 2016 untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan
menekan angka kecelakaan di jalan selama masa penyelenggaraan
Angkutan Lebaran 2016 sehingga keselamatan dan kenyamanan mudik
lebaran dapat terlaksana dengan baik. Hal ini merupakan fokus kerja
Kementerian Perhubungan untuk terus meningkatkan keselamatan dan
keamanan transportasi, meningkatkan kapasitas, serta meningkatkan
kualitas
infoHUBDAT 13
Jika akan melakukan mudik dengan menggunakan kendaraan sendiri,
wajib melakukan perawatan mobil ataupun pengecekan mobil Anda
terlebih dahulu. Pengecekan mobil wajib dilakukan agar mudik dapat
berjalan dengan lancar dan Anda dapat selamat hingga tujuan.
Setelah melakukan perawatan mobil, persiapkan hal-hal dibawah ini
sebelum melakukan perjalanan mudik Anda:
1. Cek kondisi mobil di bengkel resmi; 2. Jangan melebihi beban
yang sudah
dianjurkan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan;
3. Bawa perlengkapan standart : tools kit, dongkrak, ban serep dan
seba- gainya;
4. Pertimbangkan daya tahan anda dalam menyetir. Persiapkan sese-
orang sebagai pengganti jika Anda lelah;
5. Bila membawa barang-barang, pasti- kan barang yang akan sering
diguna- kan/perlukan mudah dijangkau;
6. Persiapkan peta yang update, ban- yak koran atau majalah atau
bahkan provider yang selalu memberikan peta gratis yang sangat
update;
7. Pilih waktu yang tepat untuk berang- kat mudik;
8. Beristirahatlah sejenak jika Anda mengantuk;
9. Jangan lupa dan pastikan kembali surat-surat kelengkapan
kendaraan anda sudah dibawa. (*)
TIPS MUDIK AMAN SELAMAT
Secara keseluruhan jumlah penumpang mudik gratis yang
diselenggarakan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada Angkutan Lebaran Tahun 2016
sebanyak 16.758 orang dengan sepeda motor yang diberangkatkan
sebanyak 16.559 unit sepeda motor.
Untuk penyelenggaraan mudik gratis sepeda motor yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
realisasi jumlah penumpang mencapai 70 % atau 16.758 penumpang dari
kuota sebanyak 24.000 penumpang dan realisasi jumlah sepeda motor
yang diberangkatkan mencapai 42 % atau 5.001 sepeda motor dari
kuota yang disediakan sebanyak 8.400 sepeda motor.
Realisasi Mudik Gratis Pengguna Sepeda Motor Tahun 2016 untuk arus
mudik adalah 81% (kuota motor 8.400) dan 91% (kuota pnp 16.800)
sedangkan untuk arus balik adalah 94% (kuota motor 3.600) dan 109%
(kuota pnp 7.200). Oleh karena itu dengan pencapaian realisasi
Mudik Gratis Pengguna Sepeda Motor
No Uraian 2015 2016 % 1. Penumpang 92.994 135.074 45,25 2, Moda Bis
1.534 2.623 70,99
Tabel Mudik Gratis Oleh Mitra Kerja
Tahun 2016 yang hampir mencapai 100%, Kementerian Perhubungan
mengharapkan agar pada Mudik Gratis Pengguna Sepeda Motor tahun
depan antusias masyarakat lebih meningkat dari tahun
sebelumnya.
Selain pemerintah, kegiatan mudik gratis juga diselenggarakan oleh
Mitra Kerja Swasta. Tahun 2016 ini terdapat 10 Mitra Kerja yang
berasal dari Perusahaan dan BUMN menyelenggarakan kegiatan mudik
gratis, sebagai berikut: 1. PT BRI (105 Bus) 2. PT Jasa Raharja
(520 Bus) 3. PT Indomaret (151 Bus) 4. PT Astra Honda Motor (54 Bus
& 20
Truk) 5. PT Sidomuncul (227) 6. PT Wahana Makmur Sentosa (30
Bus) 7. PT Pertamina (75 Bus) 8. PT BNI (80 Bus) 9. PT Indofood
(250 Bus)
10. PT Telkomsel (50 Bus) Keseluruhan penumpang yang mengikuti
mudik gratis yang diselenggarakan oleh pihak swasta sebanyak
135.074 penumpang dan armada yang digunakan: Bus sebanyak 2.623
Unit; Kereta Api sebanyak 22 KA; dan Truk sebanyak 20 Unit.
(*)
infoHUBDAT14 infoHUBDAT14
Mendukung Danau Toba, Sumatera Utara menjadi destinasi pariwisata
interna-
sional yang merupakan satu dari sepuluh Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) prioritas, Kementerian Perhubungan telah
menyiapkan beberapa program, diantaranya perbaikan dan pembangunan
dermaga serta kelengkapan prasarana jalan. ‘’Kementerian
Perhubungan akan mempercepat pembangunan wisata di kawasan tersebut
dengan melakukan perbaikan dan pembangunan dermaga di kawasan Danau
Toba,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan, Pudji Hartanto, di Hotel Inna Parapat, Danau Toba,
Sumatera Utara, Senin (31/10). Untuk tahun 2016 ada 6 (enam)
dermaga yang mendapat perhatian berupa perbaikan dermaga yaitu
Dermaga Rakyat Ajibata, Dermaga Wisata Tomok, Dermaga Balige,
Dermaga Onanrunggu, Dermaga Muara serta Dermaga Sipinggan -
Nainggolan.
Ke depan, di sejumlah titik akan dibangun
dermaga untuk mempermudah akses wisatawan dari sejumlah kabupaten
ke Pulau Samosir yang menjadi tujuan utama wisata Danau Toba.
Dengan banyaknya dermaga yang nyaman, tentu wisatawan akan lebih
mudah dalam menjangkau destinasi pariwisata. Hasil pemantauan tim
InfoHUBDAT di pelabuhan Ajibata Kabupaten Simalungun, kondisi
dermaga cukup memprihatinkan. Dermaga milik Dinas Perhubungan
Provinsi Sumatera Utara yang dibangun dengan menggunakan batu kali
sudah hancur, dan tidak dapat lagi dipergunakan. PT Gunung Hijau
Megah yang menjadi operator KMP Tao Toba I dan KMP Tao Toba II
terpaksa membuat ‘dermaga’ darurat dari tanah dan bebatuan, supaya
kapalnya yang hanya memiliki satu pintu bisa sandar untuk menaikkan
dan menurunkan penumpang maupun kendaraan. Manager Operasi PT
Gunung Hijau Megah, Lianto Sitanggang Ajibata menjelaskan, KMP Toba
I dan KPM Toba II melayani penyeberangan
dari Pelabuhan Ajibata ke Pelabuhan Tomok di Pulau Samosir dengan
lama menyeberangan sekitar 55 menit. Pada Hari Sabtu, Minggu dan
hari libur, penumpang yang diseberangkan bisa mencapai ratusan
orang dan puluhan kendaraan roda dua, roda empat maupun truk yang
mengangkut kebutuhan bahan pokok. Lianto berharap pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat dapat segera melakukan perbaikan dermaga
atau membangun dermaga yang permanen. Karena keberadaan dermaga
yang sekarang sangat tidak dari sisi keselamatan. Dari lapangan
parkir pelabuhan Ajibata menuju kapal penyeberangan, mobil dan truk
harus berjalan mundur. Padahal untuk menuju kapal ada tumpukan
tanah dan batu dengan ketinggian sekitar 50 cm. ‘’Hal ini cukup
menyulitkan pengendara dan harus ekstra hati-hati. Sementara pintu
kapal yang digunakan sebagai jembatan tidak bisa dimajukan lagi,’’
keluh Sitanggang. Lain lagi dengan kondisi dermaga kapal kayu yang
jaraknya sekitar 150 meter dari pelabuhan kapal penyeberangan.
Kapal- kapal kayu yang melayani penyeberangan pelabuhan Ajibata ke
pelabuhan Tomok tidak bisa sandar di dermaga beton yang dibuat
Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Provinsi Sumatera Utara.
Karena pada saat air surut, jarak antara dermaga dengan air bisa
mencapai 2 meter. Akibatnya penumpang harus menggunkan tangga kayu
untuk ke daratan. Seperti disampaikan M. Bakara, pengemudi kapal
kayu Rudy Star yang melayani rute pelabuhan Ajibata ke pelabuhan
Tomok, meski dengan susah payah dan ekstra hati-hati, penumpang
masih bisa menyeberang dari kapal ke daratan. Tapi, kapal tidak
hanya mengangkat penumpang tapi juga mengangkut sepeda motor.
‘’Cukup payah juga kita menurunkan dan menaikkan sepeda motor dari
dan ke kapal,’’ ujarnya. Saat ini ada 14 kapal kayu yang melayani
rute pelabuhan Ajibata ke pelabuhan Tomok dengan tarif Rp 8.000
untuk
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
infoHUBDAT 15
orang dan Rp 10.000 untuk sepeda motor. Dalam satu hari, kapal kayu
yang memiliki kapasitas hingga 100 orang penumpang, bisa melayani
14 trip. Yang harus mendapat perhatian dari Dinas Perhubungan
Informasi dan Komunikasi Provinsi Sumatera Utara dan Kementerian
Perhubungan adalah, baik kapal kayu maupun kapal motor, hanya
memiliki sedikit life jacket maupun pelampung bundar sebagai alat
keselamatan. Kapal kayu dan kapal motor juga tidak dilengkapi
dengan alat komunikasi yang terhubung dengan radio pantai. ‘’Kita
tidak punya radio komunikasi yang terhubung dengan syahbandar
maupun petugas pelabuhan. Untyuk komunikasinya, kita cukup pakai
handphone saja,’’ ujar Bakara.
Tidak hanya dermaga pelabuhan yang mendapat perhatian dari
Kementerian Perhubungan saja tetapi juga sektor Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Misalnya peningkatan perlengkapan seperti jumlah
rambu-rambu menuju obyek wisata Danau Toba dan guard-rail demi
keselamatan dikarenakan kondisi jalan di sekeliling Danau Toba yang
kecil dan berkelok-kelok.
Seperti disampaikan Kuasa Pengguna Anggaran Satker wilayah Sumatera
Utara, Sano Michael, pihaknya sudah melakukan inventarisasi
ruas-ruas jalan mana saya yang perlu dilengkapi atau ditambah
rambu-rambu lalu lintas,
termasuk pembuatan marka jalan. Ada beberapa titik di wilayah
wisata yang sudah dilakukan penambahan sejumlah rambu lalu lintas,
khususnya di lokasi- lokasi yang cukup berbahaya seperti di jalan
berkelok dan menurun. Misalnya dari wilayah Brastagi menuju Pulau
Samosir yang harus melalui jalan sempit dan turunan tajam. Untuk
penerangan jalan yang juga banyak dikeluhkan masyarakat terutama
saat jalan malam hari, Sano mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi
dengan instansi terkait untuk dilakukan penambahan lampu
penerangan. ‘’Tapi lebih utama ketersediaan marka jalan dan rambu
jalan,’’ tukas Sano.
Mengenai kondisi pelabuhan yang cukup memprihatinkan, Sano
mengatakan, seperti disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Pudji Hartanto, pemerintah pusat sudah berkomitmen
membangun pelabuhan-pelabuhan baru di sejumlah titik. Namun untuk
program jangka pendek, yang dilakukan adalah perbaikan dermaga dan
pelabuhan, untuk menjamin keselamatan.
Disamping untuk mempermudah mobilitas wisatawan menuju obyek wisata
akan dilakukan sinkronisasi jalur trayek bus dengan jadwal
penerbangan pesawat udara dari Bandara Silangit. Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara telah mengajukan 10 bus besar, yang akan
melayani rute Bandara Silangit- Parapat, Bandara Silangit-Tarutung
dan Bandara Silangit- Teluk Sanggo. Plt. Kepala Dinas Perhubungan
Informasi dan Komuikasi Sumatera Utara Darwin Purba mengatakan,
Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi menyatakan
kesanggupannya untuk merawat dan mengoperasikan bus tersebut, serta
mengalokasikan dana untuk subsidi pengoperasiannya. (*)
Plt. Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komuikasi Sumatera
Utara Darwin Purba
Sano Michael, Kuasa Pengguna Anggaran Satker Sumatera Utara
infoHUBDAT16
Danau Toba Kian Dekat dari Jakarta Guna menunjang
pengembangan
pariwisata Danau Toba, perlu ditunjang dengan sarana dan
prasarana yang memadai. Karena yang akan berkunjung ke pariwisata
Danau Toba bukan hanya wisatawan lokal, melainkan juga wisatawan
nusantara bahkan wisatawan mancanegara.
Untuk mencapai lokasi pariwisata Danau Toba, bisa diakses melalui
jalur udara. Kalau sebelumnya untuk mencapai Danau Toba melalui
bandara Kuala Namu (KNO) dan dilanjutkan dengan perjalanan darat
sekitar 5-6 jam, kini setelah Bandara Silangit (DTB) di Tapanuli
Utara di buka, untuk tiba di Danau Toba hanya dbutuhkan tambahan
waktu melalui perjalanan darat selama 30 menit saja. Garuda
Indonesia sudah menerbangi rute Bandara Soekarno Hatta (Jakarta) –
Bandara Silangit (Tapanuli Utara), pulang-pergi (PP). Penerbangan
komersial ini mulai melayani penumpang terhitung sejak 23 Maret
2016 lalu sebanyak 3 kali seminggu. Garuda Indonesia menggunakan
pesawat Bombardier CSJR-100.
Selain Garuda, Sriwijaya Air menjadi maskapai yang terbang ke
bandara Silangit berikutnya. Maskapai ini mulai melayani
penerbangan sejak 26 April 2016 lalu, dan akan terbang setiap hari
dari Bandara Internasional Soekarno- Hatta (Jakarta) ke Bandara
Silangit Tapanuli Utara dengan menggunakan pesawat Boeing
737-500.
Maskapai yang juga membuka rute ke Bandara Silangit yang dikelola
oleh PT Angkasa Pura II (persero) adalah Wings Air. Anak perusahaan
dari maskapai Lion Air Group ini menerbangi rute pendek, yaitu dari
Bandara Kuala Namu (Medan) ke Bandara Silangit. Kedua bandara itu
berada di provinsi Sumatera Utara.
Dengan adanya penerbangan langsung ke jantung Danau Toba, tentunya
akan sangat mempermudah wisatawan datang ke tempat wisata bertaraf
internasional, mengingat akses ke tempat wisata terbesar di
Sumatera Utara ini terbilang masih minim.
Penerbangan langsung ke Bandara Silangit sangat memangkas waktu.
Sebelumnya untuk menuju lokasi wisata Danau Toba, hanya bisa
melalui jalur darat. Dari Bandara Kuala Namu di Deli Serdang maupun
dari Kota Medan, memakan waktu tempuh antara 5-6 jam. Dengan
dibukanya rute penerbangan
ini maka dari Jakarta ke Silangit hanya membutuhkan waktu 1jam 50
menit, dan 30 menit dari bandara Silangit ke Danau Toba.
PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Silangit langsung
bergerak cepat. Landasan pacu (runway) ditambah panjangnya dari
sebelumnya panjang 2.400 meter dengan lebar 30 meter, menjadi 2.650
meter dan lebar 40 meter. Landasan juga dipertebal dari 32 cm
menjadi 42 cm. Apron juga diperluas menjadi dimensi 140 x 300 meter
persegi dengan jumlah parking stand untuk 4 pesawat. Dengan
perpanjangan runway, Bandara Silangit kini mampu menopang pesawat
besar seperti Boeing 737-800.
Direktur Pelayanan dan Fasilitas Bandara PT Angkasa Pura II, Ituk
Herarindri mengatakan, selain mengembangkan sisi udara, sisi darat
yakni terminal bandara dengan kota DTB ini juga dibenahi. Terminal
yang semula hanya memiliki luas 500 meter akan dikembangkan menjadi
1.706 meter sehingga mampu menampung 100.000 penumpang per tahun.
Pada sisi darat, pembangunan gedung terminal akan mengedepankan
kearifan lokal, dan disempurnakan dengan desain corak Ulos pada
sisi-sisi bangunan.
Plt. Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Provinsi
Sumatera Utara Darwin Purba mengatakan, awalnya jumlah penumpang di
bandara
info HUBDAT Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
infoHUBDAT 17infoHUBDAT17
Silangit setiap bulannya hanya 1.000 penumpang. Sejak maskapai
membuka rute ke bandara Silangit kini setiap bulannya mencapai
18.000 penumpang.
Dengan dijadikannya Danau Toba sebagai tujuan wisata internasional,
Darwin yakin, target 100.000 jumlah penumpang yang datang dan pergi
dari bandara Silangit tidak lagi menjadi kendala. Apalagi beberapa
maskapai juga sudah merencanakan untuk membuka penerbangan dari
sejumlah destinasi.
‘’Dengan dukungan pemerintah pusat, dan dibentuknya badan khusus
yang mengelola pariwisata Danau Toba, saya yakin, ke depan ratusan
ribuan orang akan mengunjungi Danau Toba. Tinggal bagaimana kita
mengemas dan menjualnya,’’ ujar Darwin. (*)
Runway Bandara Silangit Sumber:
http://www.beritasimalungun.com/2012/04/bandara-silangit-bakal-jadi-bandara.html
Bentuk Dukungan Pusat untuk Pariwisata Danau Toba
Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara dijadikan tujuan wisata kelas
dunia. Untuk itu Presiden
Joko Widodo pada 1 Juni 2016 telah menandatangani Peraturan
Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola
Kawasan Pariwisata Danau Toba (BOPKPDT).
Pembentukan BOPKPDT bertujuan untuk mempercepat pengembangan dan
pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba. Selain itu juga
dibutuhkan pengaturan secara khusus, guna menyatukan pelaksanaan
kewenangan pengelolaan kawasan. Sesuai Pasal 1 ayat 2 Perpres No 49
Tahun 2016, BOPKPDT berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Berdasarkan susunan organisasi, Otorita Dana Toba ini terdiri atas
Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana. Dewan Pengarah mempunyai tugas:
a) Menetapkan kebijakan umum, memberikan arahan, melakukan
pengendalian dan pembinaan terhadap pelaksanaan kebijakan
pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan kawasan Danau Toba; b)
Mensinkronkan kebijakan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintahan
Daerah mengenai pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan kawasan
Danau
Toba. c) Memberikan petunjuk pelaksanaan kepada Badan Pelaksana
mengenai pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan kawasan Danau
Toba; dan d) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan,
pengembangan, dan pembangunan
kawasan Danau Toba yang dilakukan oleh Badan Pelaksana. Sementara
itu Dewan Pengarah terdiri atas: a. Ketua merangkap Anggota:
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman; b. Ketua Pelaksana Harian
merangkap Anggota: Menteri Pariwisata;
Perpres No. 49 Tahun 2016
infoHUBDAT18
Rakor Tindak Lanjut Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata
Danau Toba (Sumber:
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/large/661452496353.jpg)
tugas Dewan Pengarah dapat dibantu oleh Kelompok Ahli.
Badan Pelaksana, menurut Perpres ini, merupakan satuan kerja di
bawah Kementerian Pariwisata. Susunan organisasi Badan Pelaksana
itu terdiri atas: a. Kepala; b. Pejabat Keuangan; dan c. Pejabat
Teknis, sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat (4) Perpres Nomor 49
Tahun 2016, diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Pariwisata atas
persetujuan Dewan Pengarah. Kepala Badan Pelaksana, diangkat untuk
masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk paling
lama 1 (satu) kali masa jabatan.
Badan Pelaksana wajib menyusun: a. Rencana Induk Pembangunan
Kawasan
Pariwisata Danau Toba untuk jangka waktu 25 tahun, yaitu tahun
2016-2041; dan b. Rencana Deatil Pengembangan dan Pembangunan 5
(lima) tahunan Kawasan Pariwisata Danau.
Rencana Induk dan Rencana Detail itu diusulkan Badan Pelaksana
melalui Menteri Pariwisata kepada Dewan Pengarah paling lambat 3
(tiga) bulan sejak Badan Pelaksana terbentuk. BOPKPDT melaksanakan
selama 25 tahun dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2041, dan
dapat diperpanjang, sebagaimana tertuang dalam Pasal 32 Peraturan
Presiden Nomor 49 Tahun 2016, yang mulai berlaku pada tanggal
diundangkan, yaitu 13 Juni 2016.
Pemerintah Daerah (Pemda) setempat juga sudah menyatakan
kesiapannya untuk mengembangkan Danau Toba sebagai tempat
pariwisata bertaraf internasional.
Tujuh Kepala Daerah, yakni Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Bupati
Toba Samosir Darwin Siagian, Bupati Simalungun JR Saragih, Bupati
Tapanuli Utara Nikson Nababan, Bupati Karo Terkelin Brahmana,
Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, dan Bupati Dairi KRA
Sitohang Adinegoro. Telah sepakat sepakat mendukung penuh terbitnya
Perpres BOPKPDT serta terlibat aktif dalam terlaksananya
pembangunan pariwisata di Kawasan Strategis Nasional (KSN) Danau
Toba. (*)
c. Anggota: 1. Mendagri, 2. Menteri PPN/Kepala Bappenas, 3. Menteri
Keuangan, 4. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 5. Menteri
Agraria/ Kepala BPN, 6.Menteri PUPR, 7. Menteri Perhubungan, 8
Menteri Kelautan dan Perikanan, 9. Menteri ESDM, 10. Menteri
Ketenagakerjaan, 11. Menteri PANRB, 12. Kepala BKPM, 13. Sekretaris
Kabinet, dan 14. Gubernur Sumatera Utara.
Menurut Perpres ini, dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
Dewan Pengarah dibentuk Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris,
dan dijabat oleh Sekretaris Kementerian Koordinator bidang
Kemaritiman. Selain itu, dalam mendukung kelancara
pelaksanaan
infoHUBDAT18
info KESELAMATAN
Oleh: Ririn Scorviyanti, S.Pd., M.Mtr. Staf pada Direktorat
Pembinaan Keselamatan
Berjalan kaki adalah kegiatan yang paling sering dilakukan oleh
semua orang. Selain tidak mengeluarkan
biaya sama sekali, berjalan kaki juga dapat menyehatkan tubuh dan
memiliki kontribusi besar dalam mengurangi polusi udara yang
berasal dari kendaraan khususnya di kota-kota besar misalnya di
Kota Jakarta. Di Indonesia, khususnya di daerah dimana masih
minimnya sarana dan prasarana transportasi, berjalan kaki merupakan
pilihan utama dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Seperti pengguna jalan lain, pejalan kaki merupakan bagian penting
dari sistem manajemen transportasi suatu kota. Sistem tersebut
hanya dapat dikatakan berjalan baik apabila mampu mengakomodasi,
tidak hanya kendaraan atau alat transportasi umum, tapi juga semua
bentuk mobilitas pejalan kaki. Namun demikian, pejalan kaki
mempunyai tingkat resiko cukup tinggi
untuk mengalami hal tidak terduga dijalan.
Menurut data kepolisian Republik Indonesia pada tahun 2015 sekitar
74 orang di Indonesia meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
Sedangkan untuk pejalan kaki, sebagian besar korban kecelakaan
berada pada usia rentan yaitu usia anak-anak (5 s/d 9 tahun) dan
usia lanjut (70 s/d 74 tahun). Hal ini sangatlah memprihatinkan.
Oleh karena itu, pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan
melakukan upaya dalam rangka meminimalisir faktor resiko pejalan
kaki dijalan.
Dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 khususnya pasal 131,
pejalan kaki mempunyai hak yaitu: 1. Pejalan kaki berhak atas
keterse-
diaan fasilitas pendukung berupa trotoar, tempat penyeberangan dan
fasilitas lain.
2. Pejalan kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang
ja- lan di tempat penyeberangan.
3. Dalam hal belum tersedia fasilitas se- bagaimana dimaksud diatas
pejalan kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih dengan
memperhatikan dirinya.
Sedangkan didalam pasal 132, dijelaskan mengenai kewajiban pejalan
kaki, yaitu: 1. Pejalan Kaki wajib :
• Menggunakan bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki
atau jalan yang paling tepi: atau
• Menyeberang di tempat yang telah di tentukan.
2. Pejalan kaki wajib memperhatikan keselamatan dan kelancaran lalu
lintas. 3. Pejalan kaki penyandang cacat harus mengenakan tanda
khusus yang jelas dan mudah dikenali pengguna jalan lain.
Lalu untuk mewujudkan keselamatan pejalan kaki, maka pemerintah
perlu membangun fasilitas pejalan kaki berupa : a. Trotoar
Trotoar adalah adalah bagian dari badan jalan yang khusus
disediakan untuk pejalan kaki, pada umumnya sejajar dengan jalur
lalu lintas kendaraan.
b. Penyeberangan sebidang Penyeberangan sebidang adalah adalah
tempat penyeberangan di jalan yang dilengkapi dengan marka.
c. Penyeberangan sebidang dengan sinyal Penyeberangan sebidang
dengan sinyal adalah empat penyeberangan pejalan kaki yang
dilengkapi dengan tombol permintaan untuk menyeberang.
d. Penyeberangan di persimpangan Penyeberangan di persimpangan
adalah adalah tempat penyeberangan
infoHUBDAT20
di persimpangan yang dilengkapi dengan marka.
e. Jembatan Penyeberangan Orang Jembatan Penyeberangan Orang
merupakan dari fasilitas penyeberangan kaki pejalan kaki tidak
sebidang dengan jalan. Fasilitas ini disediakan bila arus lalu
lintas kendaraan dan penyeberang yang cukup tinggi.
Trotoar merupakan jalur pejalan kaki. Apabila tidak tersedia
trotoar maka pejalan kaki dapat menggunakan tepi jalan sebagai
jalur untuk berjalan kaki. Sedangkan jalur pejalan kaki untuk tuna
netra adalah jalur yang ditandai dengan garis kuning dan tonjolan
pada trotoar diperuntukkan untuk penyandang cacat (tuna
netra).
Jika kita berjalan di tepi jalan yang tidak terdapat trotoar,
sebaiknya berjalan melawan arus kendaraan. Hal ini perlu dilakukan
agar pejalan kaki dapat mengantisipasi bahaya didepannya.
Aktivitas berjalan kaki juga tidak lepas dari kegiatan menyeberang.
Maka apabila hendak menyeberang, pejalan kaki harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
• Selalu menggunakan tempat penye- berangan yang selamat seperti
pe- nyeberangan zebra, jembatan penye- berangan, penyeberangan
berlampu
atau terowongan pejalan kaki. • Bila tidak tersedia tempat
penye-
berangan, carilah tempat yang sela- mat untuk menyeberang
• Pilih ruas jalan yang lurus sehingga akan mudah terlihat oleh
pengen- dara yang akan lewat, apabila me- nyeberang di daerah
tikungan/tanjan- gan/turunan akan sulit untuk melihat/ terlihat
oleh pengendara yang akan lewat
• Hindarilah menyeberang di tempat- tempat yang berbahaya seperti
di- antara dua kendaraan yang sedang diparkir, di lereng atau di
tanjakan, terhalang oleh tanaman atau benda sehingga sulit bagi
pengendara un- tuk dapat melihat penyeberang, cari tempat
menyeberang yang selamat dimana pengendara bisa melihat pe-
nyeberang dengan jelas.
• Berhenti sejenak di tepi jalan di tem- pat yang dapat melihat ke
segala arah agar dapat mengetahui kend- araan yang datang.
• Lihat lalu lintas di sekitar dan dengar- kan, lalu lintas
kendaraan dapat dari
arah kanan maupun kiri. Dengarkan dengan baik, karena seringkali
kita mendengar suara kendaraan sebe- lum melihatnya.
• Jika terdapat kendaraan yang melin- tas, biarkan lewat terlebih
dahulu, jan- gan menyeberang jika tidak terdapat gap / celah (jarak
antar kendaraan) yang cukup untuk menyeberang.
• Apabila telah tersedia gap / celah yang cukup mulailah
menyeberang dengan hati-hati jangan berlari. Tetap perhatikan dan
dengarkan lalu lintas kendaraan, terkadang ada kendaraan yang tidak
terlihat atau mendekat se- cara tiba-tiba.
Saat ini, dalam rangka meningkatkan keselamatan pejalan kaki
khususnya usia sekolah, pemerintah telah membuat program
pembangunan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) dan telah dikeluarkan
peraturan baru mengenai pembangunan ZoSS tersebut baik dari segi
ukuran karpet ZoSS, materi pengecatan, dan fasilitas lainnya
disekitar ZoSS.
Apabila pejalan kaki menggunakan fasilitas pejalan kaki dengan
tertib dan benar, diharapkan angka kecelakaan yang melibatkan
pejalan kaki akan berkurang. Sehingga tingkat keselamatan yang
diharapkan dapat tercapai. (*)
Jalur pejalan kaki untuk tuna netra adalah jalur yang ditandai
dengan garis kuning dan tonjolan pada trotoar diperuntukkan untuk
penyandang cacat (tuna netra). Sumber:
http://berita.suaramerdeka.com/
konten/uploads/2014/10/buta.jpg
infoHUBDAT 21
PENINGKATAN KESELAMATAN Oleh: Bambang Hermanto, M.Sc
Kepala Seksi Inspeksi dan Penanganan Keselamatan
Perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur
kereta api dengan jalan. Lokasi ini
merupakan lokasi yang sangat berpotensi terjadinya kecelakaan.
Perlintasan sebidang merupakan fenomena yang sangat unik dibidang
transportasi, sebab masing-masing moda (moda jalan dan moda kereta
api) tersebut memiliki sistem prasarana yang berbeda serta sarana
yang dioperasikan dengan sistem yang berbeda juga. Dari kedua moda
transportasi tersebut masing-masing memiliki undang-undang
tersendiri, dari sisi pengelola dan penanggung jawab berbeda juga.
Apabila kedua moda
transportasi dengan karakteristik yang berbeda tersebut bertemu
pada satu titik (level crossing), maka daerah tersebut memiliki
resiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan.
Tingginya angka kecelakaan di perlintasan sebidang menimbulkan
kerugian jiwa maupun materi. Selain itu, di lain pihak, kerugian
juga dialami oleh para pengguna lalu-lintas jalan. Kerugian itu
berupa tundaan (delay) yang menimbulkan kerugian cukup besar bagi
pengguna jalan, baik kerugian akibat bertambahnya waktu perjalanan
yang ditempuh oleh pengguna jalan dimana
kendaraannya akan berhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan
di pintu perlintasan sebidang maupun kenyamanan pengguna jalan
dalam berlalu lintas akibat perubahan geometrik jalan yang
diakibatkan oleh rel kereta api. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi
terhadap kondisi rambu, marka, sistem peringatan di pintu
perlintasan sebidang agar berkurangnya kemungkinan terjadinya
kecelakaan di pintu perlintasan sebidang.
Kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api dengan jalan jalan
cenderung tiap tahun meningkat, penyebab utama
infoHUBDAT 21
info HUBDAT Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
merebaknya perlintasan kereta api tanpa palang pintu yang berada di
jalan negara, provinsi dan kabupaten, tidak terkecuali perlintasan
di daerah pedesaan yang tidak resmi semakin marak. Selain itu tidak
kalah pentingnya faktor manusia pengguna jalan yang menerobos pintu
perlintasan, tanpa memperdulikan tanda bahwa kereta api akan lewat,
walaupun secara jelas pintu perlintasan sudah atau sedang
ditutup.
Jika dilihat dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa penanganan
perlintasan sebidang sangat mendesak. Untuk mengetahui bagaimana
penanganan yang tepat, tentu kita harus mengetahui permasalahan
yang ada di perlintasan sebidang.
ANALISIS PENANGANAN PERLIN- TASAN SEBIDANG Penanganan perlintasan
sebidang jika ditinjau dari sisi keselamatan sangatlah mendesak.
Tapi metode penanganan memerlukan suatu mekanisme dan terobosan,
sehingga penanganan akan efektif dan efisien. Untuk itu yang
menjadi parameter dalam penanganan keselamatan adalah pendekatan
potensi kecelakaan.
1. Analisis Potensi Kecelakaan pada Perlintasan sebidang
Berdasarkan data kecelakaan bahwa perlintasan sebidang memiliki
potensi yang tinggi terjadinya kecelakaan apabila tidak dijaga
meskipun sudah terdapat rambu-rambu peringatan atau larangan pada
perlintasan sebidang tersebut. Sedangkan perlintasan sebidang yang
dijaga tingkat kecelakaan menjadi menurun atau menjadi nol (0).
Meskipun perlintasan sebidang yang sudah dijaga memiliki nilai
rendah terhadap kecelakaan namun potensi dan resiko kecelakaan
masih tetap ada.
a. Potensi/Resiko Kecelakaan Berdasarkan Perilaku Pengendara
Perilaku pengendara yang melintasi perintasan sebidang, pada saat
kereta akan melintasan atau pun pada saat tidak ada kereta yang
akan melintas dapat di katagorikan sebagai berikut: 1) Patuh Patuh
dalam hal ini rata-rata pengendara mengindahan peringatan yang ada
pada perlintasan sebidang, dengan :
a) Berhenti ditempat yang tepat b) Mengurangi kecepatan pada saat
melintasi perlintasan sebidang c) Tidak menerobos palang
perlintasan d) Mengindahkan rambu-rambu yang ada
2) Tidak patuh Tidak patuh dalam hal ini pengendara tidak
mengindakan peringatan pada perlintasan sebidang, dengan : a) Tidak
berhenti ditempat yang tepat b) Tidak mengurangi kecepatan pada
saat melintasi perlintasan sebidang c) Menerobos palang perlintasan
d) Tidak mengindahkan rambu-rambu yang ada.
Perilaku pengendara yang melintasi perlintasan sebidang, berdasar
fakta di lapangan, hampir semua perilaku pengendara tidak patuh.
Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya pengendara yang menerobos
perlintasan sebidang pada saat kereta akan melintas. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Perilaku pengendara seperti
ini sangat sulit untuk dirubah, karena merupakan kepribadian
individu masyarakat. Himbauan baik berupa suara dan rambu tidak
cukup untuk menyadarkan mereka menjadi patuh berlalu lintas
selama
Gambar 1. Perilaku Pengendara
masih ada cela untuk melanggar atau melakukan ketidakpatuhan
tersebut. Sikap dan karakteristik masyarakat seperti ini diperlukan
konsep penanganan yang khusus yakni dengan tidak memberi celah dan
memaksa masyarakat untuk patuh berlalu lintas.
b. Potensi/Resiko Kecelakaan Berdasarkan Tingkat Kemacetan
Tingginya frekwensi kereta api melintas dan Volume kendaraan akan
sebanding dengan tingginya potensi dan resiko kecelakaan pada
perlintasan sebidang. Berdasarkan ketentuan umum Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.770/KA.401/DRJD/ 2005 tentang
Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur
Kereta Api ketentuan mengenai perlintasan sebidang sebagai berikut:
1) Jumlah kereta api yang melintas pada lokasi tersebut
sekurang-kurangnya 25 kereta/hari dan sebanyak-banyaknya 50 kereta
/hari; 2) volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) sebanyak 1.000
sampai dengan 1.500 kendaraan pada jalan dalam kota dan 300 sampai
dengan 500 kendaraan pada jalan luar kota; atau 3) hasil perkalian
antara volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) dengan frekuensi
kereta api antara 12.500 sampai dengan
infoHUBDAT 23
Hasil Kali LHR dan Frekuensi (smpk)
Provinsi Jawa Tengah 1 Jl Tol Pejagan 1560 74 115.440 2 Jl Sokarno
Hatta 1440 81 116.640 3 Jl. Printis Kemerdekaan 1080 125 135.000 4
Jl R. Hakim 1200 94 112.800 5 Jl Damyak 1200 88 105600 6 Jl Slamet
1560 78 121680 Provinsi Jawa Timur 1 Jl Panglima Sudirman 1920 61
117.120 2 Jl Jasa Agung Suprapto 2040 62 126.480 3 Jl. Raya
Bojonegoro 1080 51 55080 4 Jl. Borneo 1080 40 43200 5 Jl Manginsidi
1200 52 62400 6 Jl Pasar Duduk 1680 60 100.800
Gambar 2. Grafik Area Perlintasan Sebidang Berdasarkan Frekuensi
Kereta Per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-Rata
Gambar 3. Kemacetan Perlintasan pada Saat Kereta akan
Melintas
Sumber : Hasil Analisis
35.000 smpk. maka harus ditingkatkan menjadi perlintasan tidak
sebidang.
Namun pada kenyataanya, frekuensi kereta api dan LHR volume lalu
lintas pada saat ini misalnya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur sudah melebihi ketentuan umum yang ada. jika ber- dasarkan
ketentuan umum diatas maka perlintasan sebidang yang ada di Provin-
si Jawa Tengah dan Jawa Timur merupa- kan perlintasan yang harus
ditingkatkan menjadi perlintasan tidak sebidang.
Berdasarkan hasil perhitungan dan standar ketentuan umum diatas,
dimana hasil perkalian antara volume lalu lintas harian rata-rata
(LHR) dengan frekue- nsi kereta api antara 12.500 sampai de- ngan
35.000 smpk maka harus ditingkat- kan menjadi perlintasan tidak
sebidang. Hasil perhitungan menunjukan nilai yang sangat jauh dari
ketentuan umum yang berlaku sehingga perlintasan prioritas di
Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur termasuk dalam
kategori perlin- tasan yang harus menjadi perlintasan tidak
sebidang. Potensi/resiko kecelakaan tidak hanya dapat dilihat dari
pertemuan Frekuensi dan LHR pada suatu perlintasan sebi- dang.
Meskipun Frekuensi kereta api ren- dah tetapi volume lalu lintas
atau LHR pa- dat dan macet potensi/resiko kecelakaan masih tetap
tinggi. Hal ini dikarenakan kemacetan yang terjadi pada perlintasan
sebidang dapat menyebabkan potensi kecelakaan, yang disebabkan
sulitnya penutupan pintu perllintasan, dan kenda- raan yang
terjebak pada perlintasan se- bidang berpotensi terjadinya
kecelakaan.
Pada Gambar 3. menerangkan kondisi lalu lintas yang macet pada
perlintasan
Tabel 1. Tingkat Lalu Lintas dan Frekuensi Kereta Api
infoHUBDAT24
2. Pemasangan Rambu-Rambu Pemasangat rambu perlintasan yang baik
dan perawatan yang baik sangat diperlukan, Hal ini dikarenakan
rambu merupakan pemberi informasi awal bagi pengendara lalu lintas
tentang adanya perlintasan sebidang yang akan mereka lalui. Dengan
adanya rambu-rambu yang baik diharapkan pengendara dapat me-
matuhinya sehingga tingkat resiko ke- celakaan di perlintasan
menjadi rendah. 3. Menutup Perlintasan sebidang Penutupan
perlintasan sebidang dapat dilakukan pada perlintasan-perlintasan
dengan lebar jalan 1-2 meter yang me- miliki Jarak antar
perlintasan Kurang dari 800 Meter. Hal ini tentunya dibarengi
dengan rencana pembangunan alternatif jalan bagi masyarakat untuk
melintas.
4. Memaksa Pengendara Untuk Patuh Akan sulit untuk membuat
masyarakat menjadi patuh dalam mengendara, hal ini dikarnakan patuh
dan tidak patuh tim- bul dari kepribadian dan individual mas-
ing-masing orang. Untuk itu dibutuhkan Konsep yang memaksa
pengendara un- tuk patuh. Konsep yang dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti, dengan menutup pintu perlintasan secara
penuh, sehingga tidak ada celah pengendara untuk menerobos. Selain
itu median ja- lan yang panjang sehingga pengendara berada pada
posisi yang seharusnya pada saat penutupan pintu perlintasan.
5. Memperbaiki Jalan dan Tinggi Rel Terhadap Jalan Jalan yang baik
adalah jalan dengan gra- dian rel terhadap jalan yang rendah. Hal
ini akan mengurangi resiko kecelakaan tunggal pengendara bermotor
pada saat melintasi perlintasan sebidang. Konsep ini dapat di
terapkan dengan memper- baiki tinggi jalan atau aspal terhdap rel
hingga mencapi 0,5 cm.
sebidang, dan pada saat yang bersa- maan kereta akan melintas. Pada
gam- bar dapat dilihat pada sebelah kanan palang pintu perlintasan
sudah tertutup, sedangkan masih terdapat kendaran yang terjebak di
tengah perlintasan se- bidang. Hal ini menyulitkan penjaga pintu
perlintasan.
b. Potensi/Resiko Akibat Kelalaian Penjaga Pintu Perlintasan Efek
yang ditimbulkan dari tingginya vol- ume lalu lintas adalah
kelalaian dalam menjaga pintu perlintasan. Kelalaian da- pat
menjadi potensi resiko kecelakaan
pada perlintasan sebidang, berdasarkan wawancara pada penjaga pintu
perlin- tasan sebidang ditemukan informasi bah-
info HUBDAT Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
No Lokasi Perlintasan Prioritas Tinggi Rel (cm) Keterangan
Provinsi Jawa Tengah
5 Jl. Dampyak 1 Lebih tinggi 0,5 cm
6 Jl Slamet 1,2 Lebih tinggi 0,7 cm
Provinsi Jawa Timur
2 Jl Jasa Agung Suprapto 0,7 Lebih tinggi 0,2 cm
3 Jl. Raya Bojonegoro 1 Lebih tinggi 0,5 cm
4 Jl. Borneo 1 Lebih tinggi 0,5 cm
5 Jl Manginsidi 0,5 Susuai standar cm
6 Jl Pasar Duduk 1 Lebih tinggi 0,5 cm
Tabel 2. Inventarisasi Tinggi Rel Terhadap Jalan
Sumber: Hasil Survey
Gambar 4. Contoh Penerapan Underpass
wa. penjaga pintu perlintasan terkadang menunda penutupan
perlintasan dengan alasan, “Jika tidak demikian maka akan terjadi
penumpukan lalu lintas yang akan menyebabkan kemacetan yang pan-
jang”. Hal ini tidak dapat dibenarkan ka- rena beresiko jika
terjadi keterlambatan dalam menutup pintu perlintasan akan
menyebabkan terjadinya kecelakaan pada perlintasan sebidang
tersebut.
c. Potensi/Resiko Kecelakaan Ber- dasarkan Tinggi Rel Terhdap Jalan
Berdasarkan apa yang ada dalam Pera- turan Menteri Perhubungan
Nomor: PM. 36 TAHUN 2011 Tentang Perpotongan Dan/Atau Persinggungan
Antara Jalur Kereta Api Dengan Bangunan Lain, bah- wa jika
pembangunan perlintasan sebi- dang maka permukaan jalan harus satu
level dengan kepala rel dengan toleransi 0,5 cm. Akan tetapi pada
kenyaataan tinggi rel terhadap jalan yang ada pada perlintasan
sebidang masih ada yang memiliki tinggi lebih dari 0,5 cm yang da-
pat dilihat pada Tabel 2.
KONSEP PERLINTASAN SEBIDANG Dengan potensi dan resiko kecelakaan
tersebut dibutuhkan konsep-konsep pen- anganan sehingga tingkat
kecelakaan semakin dapat diminimalkan.
infoHUBDAT 25
6. Mengurai Kemacetan Mengurai Kemacetan pada perlintasan sebidang
merupakan hal yang perlu dan sangat penting untuk dilakukan dikar-
nakan kemacetan berpotesi tinggi ter- jadinya kecelakaan pada
perlintasan se- bidang, hal ini membutuhkan kajian lebih lanjut.
Terkait dalam mengurai kemac- etan, dapat dilakukan dengan beberapa
penanganan seperti : a. Rekayasa lalu lintas
Menjadikan jalan satu arah, melakukan buka tutup jalan atau
melakukan pengalihan moda sesuai dengan karakteristik lokasi dan
kondisi lalu lintas yang ada.
b. Pelebaran Jalan Pelebaran jalan dilakukan pada perlintasan yang
memang memungkinkan untuk dilakukan pelebaran jalan.
c. Mengurangi Persimpangan Pada perlintasan sebidang biasanya di
ikuti persimpangan-persimpangan di sekitar perlintasan sebidang
baik yang besar maupun yang kecil, persimpangan-persimpangan ini
dapat menjadi tundaan yang menyebabkan terjadinya kemacetan pada
perlintasan sebidang. Dengan mengurai kemacetan resiko kelalaian
penjaga perlintasan terkait penundaan waktu penutupan dapat
dihindari.
7. Konsep Untuk Pejalan Kaki Aspek Pejalan kaki merupakan hal yang
perlu di perhatikan dalam perlintasan sebidang dikaranakan
perlintasan sebi- dang tidak hanya dilalui oleh kendaraan dan
kereta api, namun pejalan kaki mer-
Gambar 5. Contoh penutupan pintu perlintasan
upakan bagian yang terkadang dilupa- kan. Untuk membuat pejalan
kaki men- jadi nyaman dalam melintasi perlintasan sebidang
diperlukan ruang untuk pejalan kaki. Ada pun konsep ruang untuk
peja- lan kaki dengan membangun pedestrian jalan pada perlintasan
sebidang seba- gai pemisah ruang pejalan kaki dengan kendaraan dan
kereta api. Konsep terse- but sudah diterapkan disalah satu per-
lintasan yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur hal ini dapat
menjadi contoh bagi perlintasan lainnya. Untuk lebih je- lasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:
DASAR REKOMENDASI Dasar rekomendasi dibentuk berdasar- kan kriteria
jika dan mana jika perlintasan sebidang masih dapat dipertahankan.
Penentuan kriteria perlintasan sebidang sebagai berikut: 1.
Perintasan sebidang memiliki rekam
jejak tingkat kecelakaan yang rendah; 2. Tidak berada pada jalan
dengan in-
tensitas kendaraan lalu lintas padat; 3. Tidak berada pada jalan
dengan in-
tensitas pejalan kaki yang padat; 4. Selang waktu dan intensitas
kereta
api melintas rendah diatas 1-2 jam sekali;
5. Berada pada jalan lurus dan datar; 6. Memiliki saran dan
prasaran perlin-
tasan yang baik; 7. Memiliki Jarak Pandang yang baik
(masinis 500 meter dan kendaraan lalu lintas jalan 150
meter);
Sebaliknya perlintasan sebidang tidak diperbolehkan Jika: 1.
Perintasan sebidang memiliki rekam
jejak tingkat kecelakaan yang tinggi; 2. Berada pada jalan dengan
intensitas
kendaraan lalu lintas padat; 3. Berada pada jalan dengan
intensitas
pejalan kaki yang padat; 4. Selang waktu dan intensitas
kereta
api melintas tinggi; 5. Berada pada tikungan jalan; 6. Memiliki
saran dan prasaran perlin-
tasan yang buruk; 7. Memiliki Jarak Pandang yang buruk
dengan terhalang banyak bangunan; 8. Memiliki jalur lebih dari
dua.
PENUTUP Penanganan perlintasan sebidang meru- pakan penanganan yang
memerlukan sifat kehati-hatian. Faktor teknis dan ma- nusia
merupakan komponen yang perlu diperhatikan. Selain perbaikan teknis
yang berkaitan dengan kondisi jalan dan perlengkapannya perlu juga
diperhatikan perbaikan perilaku pengguna jalan. Un- tuk mencegah
pengguna jalan yang tidak mematuhi rambu lalulintas, perlu dilaku-
kan perbaikan yang bersifat “memaksa”. Selain perbaikan di atas,
hal yang tidak kalah penting adalah penegakan hu- kum, sebagai
upaya memberikan efek jera bagi pelangga peraturan lalulintas.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan akan mampu menurunkan resiko
potensi terjadinya kecelakaan. (*)
infoHUBDAT26
info SELINTAS KEMENHUB: ASPEK KESELAMATAN MENINGKAT UNTUK SELURUH
MODA TRANSPORTASI
Pengawasan aspek keselamatan pada penyelenggaraan angkutan Lebaran
di tahun 2016 secara umum menunjukan hasil yang menggembirakan.
Berdasarkan data yang diperoleh sejauh ini, tingkat keselamatan
relatif lebih baik untuk seluruh moda transportasi umum. Hasil
tersebut tidak lepas dari kuasa Tuhan dan juga upaya dari seluruh
jajaran Kementerian Perhubungan untuk memastikan keselamatan,
keamanan, dan pelayanan bagi para penumpang, khususnya pada arus
mudik dan balik Lebaran kali ini.
Demikian disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian
Perhubungan, Sugihardjo pada konferensi pers terkait perkembangan
sementara arus mudik dan balik lebaran 2016 di Jakarta, Senin
(13/7) bersama dengan para Direktur Jenderal di Kementerian
Perhubungan.
Upaya tersebut, kata Sugiharjo, antara lain dengan melaksanakan uji
kelaikan atau rampcheck pada seluruh moda transportasi yang menjadi
kewenangan Kemenhub. “Lebaran tahun ini, kami melakukan ramp check
untuk seluruh moda, jadi bukan lagi sampling, melainkan
keseluruhan. Ini dimulai dari tanggal 6 Juni sampai dengan 24
Juni”, jelasnya.
Untuk melakukan ramp check, Sugohardjo menambahkan, petugas dari
Kementerian Perhubungan diterjunkan ke lapangan dan bekerja tanpa
mengenal libur, bahkan hingga saat ini. Hal ini semata-mata demi
memastikan aspek keselamatan dan keamanan transportasi.
Dalam kesempatan tersebut, masing- masing Direktur Jenderal juga
memaparkan perkembangan terkini penyelenggaraan angkutan
Lebaran
di seluruh sektor moda pada arus balik hingga H+6.
Pada sektor angkutan jalan yang dipantau dari 48 terminal utama,
hingga H+4 tercatat adanya penurunan penumpang sebesar 12,29
persen, yaitu dari 4.832.879 penumpang di tahun 2015 menjadi
4.239.043 penumpang di tahun 2016. Sementara, untuk angkutan
sungai, danau, dan penyeberangan (ASDP) yang dipantau dari 7 lintas
penyeberangan utama, juga terjadi penurunan penumpang yaitu sebesar
13,6 persen, dari 3.481.237 penumpang di tahun 2015 menjadi
3.023.237 penumpang di tahun 2016.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Pudji Hartanto menjelaskan,
penurunan angka penumpang tersebut terjadi karena perpindahan
penumpang ke moda transportasi lain, seperti kereta api dan
pesawat. Ia menambahkan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
selaku Dirjen Perhubungan Darat, dirinya harus memastikan bahwa
sarana transportasi umum, khususnya bus AKAP dan kapal
penyeberangan, jumlahnya dapat mencukupi sehingga tidak ada pemudik
yang tidak terangkut. “Yang paling penting tidak ada lagi penumpang
yang terlantar karena busnya tidak ada. Itu tidak terjadi lagi
tahun ini”, imbuhnya.
Selain itu, Pudji juga mengapresiasi kegiatan angkutan mudik gratis
yang dilakukan 11 perusahaan mitra kerja Kemenhub, karena telah
membantu pemerintah dalam mengangkut pemudik dengan selamat dan
aman.
Sementara pada angkutan laut yang dipantau dari 52 pelabuhan,
jumlah penumpang yang naik pada periode H-18 hingga H+2 tercatat
sebanyak 1.086.524 orang. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Tony
Budiono menegaskan, pihaknya tidak akan menoleransi pelanggaran
atas peraturan keselamatan. Sebagai contoh, ucapnya, di Pelabuhan
Makassar sempat terjadi kelebihan penumpang pada salah satu kapal
sehingga harus diturunkan. “Kita harus konsisten, tidak ada
toleransi bagi siapa pun yang minta dispensasi di atas dispensasi.
Kita turunkan penumpang dari kapal pun tidak timbul gejolak, karena
kita informasikan akan ada kapal
yang mengangkut”, jelasnya.
Untuk sektor udara, Dirjen Perhubungan Udara Suprasetyo
menerangkan, bahwa penumpang angkutan udara pada tahun ini
mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu sekitar 14 persen dari
prediksi awal sebesar 8 persen. “Ini sangat menggembirakan.
Pertama, artinya perekonomian masyarakat membaik. Kedua, lebih
terjamin ketepatan waktunya”. Sementara itu, dari 636 jadwal extra
flight yang telah disetujui oleh Kemenhub, sejauh ini baru 330 yang
terealisasi atau kurang dari 60%.
Suprasetyo juga mengungkapkan apresiasinya bagi para inspektur yang
terus bekerja selama masa libur Lebaran demi menjalankan tugas
pemeriksaan rampcheck pesawat di berbagai bandara. “Sampai hari ini
pun mereka masih aktif inspeksi pesawat. Dan itu sangat efektif
mengurangi delay yang disebabkan oleh persoalan teknis”,
imbuhnya.
Sementara Direktur Jenderal Perkeretaapian Prasetyo menyatakan,
hingga saat ini pelayanan kereta api dapat dilaksanakan dengan
baik. Terdapat beberapa keterlambatan perjalanan kereta yang
terjadi, namun hal tersebut masih dalam batas toleransi. “Masih
dalam toleransi yang diijinkan sesuai dengan standar pelayanan
minimum”, ucapnya.
Pelayanan Publik Sudah puaskah jajaran Kementerian Perhubungan
dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini? Sugihardjo
mengatakan, bukanlah kapasitas Kemenhub untuk menjawab puas atau
tidak puas. “Kembali pada tugas dan fungsi kami untuk melayani
masyarakat dengan sebaik-baiknya, baik dilakukan sendiri sesuai
tupoksi Kemenhub maupun bersinergi dengan instansi terkait. Soal
hasilnya bagaimana, kami kembalikan ke masyarakat untuk
menilainya”, tutup Sugihardjo.
Peningkatan keselamatan, kapasitas dan kualitas pelayanan
transportasi umum merupakan fokus kerja Kemenhub dalam upaya
menyediakan transportasi umum yang andal, selamat, aman, terjangkau
dan nyaman di Indonesia. (DES/BU/SR/ HP)
infoHUBDAT 27
JUMLAH KECELAKAAN BUS TAHUN INI MENURUN, INI PENYEBABNYA
PELAYANAN KELILING UJI BERKALA DAN SIM A UMUM UNTUK KESETARAAN
DALAM PENEGAKAN ATURANJumlah kejadian kecelakaan yang
melibatkan bus pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2016
menurun cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Dari data
Korlantas Polri terkait kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan
pada Angkutan Lebaran 2016, mulai H-6 sampai dengan hari ini,Kamis
(14/7), jumlah kecelakaan yang melibatkan bus sebanyak 148 kejadian
kecelakaan. Jumlah tersebut menurun 41% dibanding tahun lalu, yaitu
sebanyak 249 kejadian kecelakaan.
Menurut Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto pada jumpa
pers “Perkembangan Terkini Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016”
di kantor Kemenhub, Rabu (13/7), ada beberapa faktor yang
menyebabkan menurunnya jumlah kecelakaan bus pada tahun ini. Faktor
yang pertama yaitu adanya instruksi dari Menteri Perhubungan
Ignasius Jonan untuk melakukan pemeriksaan kelaikan atau ramp check
secara menyeluruh terhadap bus-bus sebelum dan saat penyelenggaraan
angkutan lebaran berlangsung.
“Kami melakukan ramp check terhadap bus-bus AKAP, yang menjadi
tanggung jawab Kemenhub. Dari total 14.000 bus, kita berhasil
melakukan ramp check sebanyak kurang lebih 10.000 bus AKAP,” jelas
Pudji.
Pudji mengakui, tidak bisa melakukan ramp check ke 14.000 bus
karena mengalami beberapa kendala. Salah
satu kendala menurut Pudji, disebabkan banyak bus-bus yang
menghindari pemeriksaan petugas dengan tidak datang ke terminal,
melainkan bersembunyi di pool-pool bus yang ada.
Sementara faktor lainnya yang menyebabkan menurunnya kecelakaan
bus, yaitu karena menurunnya jumlah penumpang angkutan bus pada
tahun ini. Tercatat, jumlah penumpang bus pada tahun ini sebesar
hanya sekitar 4,2 juta orang, atau menurun 12,29% dibanding tahun
lalu yang jumlah penumpangnya mencapai sekitar 4,8 juta
orang.
Menurunnya jumlah penumpang, menurut Pudji disebabkan oleh beberapa
hal diantaranya, beralihnya penumpang ke moda kereta api dan
pesawat udara yang pada tahun ini jumlah penumpangnya mengalami
kenaikan. Selain itu, masih banyaknya masyarakat yang mudik
menggunakan kendaraan pribadi baik dengan mobil maupun sepeda
motor.
“Selain itu, dari sisi keselamatan dan kenyamanan (angkutan bus)
masih dianggap kurang. Hal tersebut juga mempengaruhi turunnya
jumlah penumpang bus, “ ujar Pudji.
Menurut Pudji, masih kurangnya faktor keselamatan dan kenyamanan
angkutan bus menjadi tantangan Ditjen Perhubungan Darat memperbaiki
kondisi tersebut, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat
menggunakan angkutan bus.
“Ke depan ini menjadi pekerjaan rumah perhubungan darat, bagaimana
menjaga kelaikan angkutan bus secara optimal. Setelah itu
terpenuhi, baru setelahnya kita atur kenyamanan melalui pengaturan
SPM (Standar Pelayanan Minimal). Selain itu, terminalnya juga nanti
akan ditata,” tutup Pudji.
Kementerian Perhubungan terus berupaya meningkatkan 3 (tiga) aspek
yang menjadi fokus kerja Kemenhub yaitu, meningkatan keselamatan
dan keamanan, kapasitas, serta kualitas pelayanan angkutan umum di
semua moda, agar penyelenggaraan Angkutan Lebaran kedepannya
semakin baik. (RDL/BU/SR/HP)
Kementerian Perhubungan berkerjasama dengan Ditlantas Polda Metro
Jaya dan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta menggelar kegiatan
pelayanan Keliling Uji Berkala dan SIM A Umum bagi angkutan umum
berbasis Teknologi dan Taksi Umum di Silang Monas yang berlangsung
selama 2 ( dua) hari pada Tanggal 15 -16 Agustus 2016.
?Kegiatan ini dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 71 yang bertema
“Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 Kita Wujudkan Pelayanan
Angkutan Umum Yang Prima dan Accountable” yang merupakan
fokusKementerian Perhubungan dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
Kegiatan yang diselenggarakan di Silang Monas ini dihadiri oleh
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Pudji Hartanto, Dirlantas Polda Metro Jaya
Syamsul dan Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta serta
pengusaha angkutan berbasis teknologi informasi. Pelaksanaan
kegiatan akan di bagi menjadi dua yaitu tanggal 15 Agustus 2016
yang akan di ikuti 99 taksi berbasis teknologi informasi dan
tanggal 16 Agustus 2016 akan diikuti 100 ?Taksi Umum.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya memberikan
apresiasi kepada Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto, Direktur
Lalulintas Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta yang serius mewujudkan kepedulian yang nyata kepada
masyarakat dengan menggelar pelayanan Keliling Uji Berkala
infoHUBDAT28
untuk angkutan umum berbasis teknologi informasi juga taksi
umum.
Menteri Perhubungan juga meminta kepada Dirjen Perhubungan Darat
Pudji Hartanto untuk memberikan perhatian khusus kepada masyarakat
yang akan melakukan Pelayanan Uji Berkala dan SIM A umum untuk
angkutan umum berbasis teknologi informasi juga taksi Umum.
”Untuk kegiatan ini bisa berlanjut terus untuk memberikan ruang dan
kemudahan kepada angkutan berbasis tekhnologi informasi, tapi juga
tegas apabila tidak memenuhi aturan yang ada” tegas Budi KS kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Pudji Hartanto. (WK/
TH/SR/HP/DMS)
Program Pelopor Perubahan PO Bus Berkeselamatan dirancang untuk
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik demi peningkatan
kualitas keselamatan dan pelayanan bus kepada masyarakat. Program
tersebut digagas oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat.
“Pada peringatan Hari Perhubungan Nasional tanggal 17 September
2016, kami akan launching para pelopor perubahan PO bus
berkeselamatan,” ujar Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto
Iskandar dalam seminar dengan tema “Membuat Bis Indonesia Wow:
Pelopor PO Bus Berkeselamatan Nasional” di Kasablanka Mall Tower
Jakarta, Jumat (2/9).
Pudji menyatakan bagi para PO bus yang siap melakukan perubahan,
silahkan menjadi pelopor dengan kriteria mau berubah, mau turun ke
lapangan, mau
info HUBDAT Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
bertegur sapa, mau menerima saran, dan mau berbuat.
Dalam seminar yang dihadiri oleh puluhan perwakilan PO bus,
asosiasi, akademisi tersebut, para peserta seminar menyampaikan
banyak masukan kepada Kementerian Perhubungan terkait peningkatan
keselamatan, keamanan, dan pelayanan bus dan terminal.
“Semua masukan dan keluhan sudah dicatat, kami pasti akan melakukan
perbaikan,” janji Pudji.
Terkait dengan beberapa kejadian pelemparan batu ke bus yang
terjadi di beberapa daerah, Pudji menyatakan bahwa kejadian
pelemparan tersebut mungkin bermula dari sikap pengemudi bus
tersebut sehingga harus melakukan perbaikan terhadap diri
sendiri.
“Misalnya pengemudinya ngebut atau PO bus tersebut pernah mengalami
kecelakaan, jadi masyarakat sekitar menandai PO tersebut dan
melakukan pelemparan,” jelas Pudji.
Pudji menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak
Kepolisian agar menindaklanjuti kejadian pelemparan tersebut.
Kementerian Perhubungan, lanjut Pudji, akan terus melakukan
pengecekan bus serta meningkatkan kualitas pengecekan bus
tersebut.
“Pada saat angkutan lebaran kemarin, setelah dilakukan pengecekan
oleh Kementerian Perhubungan, banyak PO yang mengalami perbaikan.
Dari situ, jumlah kecelakaan yang melibatkan bus mengalami
penurunan sebesar 35%,” tegas Pudji.
Oleh karena itu, Pudji menambahkan, para PO bus ini harus terus
berusaha
meningkatkan keselamatan agar tuntutan masyarakat menjadikan bus
sebagai angkutan umum yang dicintai masyarakatnya dapat
terwujud.
Pudji mengajak seluruh masyarakat agar turut berperan dalam
peningkatan keselamatan.
“Setiap penumpang mempunyai peran penting untuk b