DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG Jl. Merdeka No. 72 Telp. 0711-350651 Fax. 0711-350523
E-mail: [email protected], website :www.dinkes,palembang.go.id
PALEMBANG
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang i
KATA PENGANTAR
Dengan senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, marilah kita bersama-
sama tetap melaksanakan amanah dalam bidang tugas kita masing-masing bagi
kepentingan negara, nusa dan bangsa yang kita cintai ini.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, kami telah berusaha menyajikan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang
Tahun 2015 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan
Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan
pemecahan masalahnya.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah bekerja keras dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas
Kesehatan Kota Palembang ini dan semoga Allah SWT. senantiasa memberikan
petunjuk serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan tugas
pembangunan kesehatan.
Palembang, Februari 2016
Kepala Dinas Kesehatan
Dr.Anton Suwindro, M.Kes.
Pembina Utama Muda
NIP : 195705271986121001
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang ii
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Ikhtisar Eksekutif iii
I . Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tugas dan Fungsi 3
C. Struktur Organisasi 4
D. Sistematika Penyajian 6
II. Perencanaan Kinerja Tahun 2015 7
A. Umum 7
B. IKU 9
B. Arah Kebijakan 14
C. Program Utama 15
D. Strategi 16
E. Program dan Kegiatan Pokok 18
F. Rencana Strategis Tahun 2013 – 2018 21
G. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 24
III. Akuntabilitas Kinerja 27
A. Pengukuran Capaian Kinerja 27
B. Capaian Kinerja Organisasi 28
C. Sumber Daya 66
IV. Penutup 77
A. Simpulan 77
B. Saran 77
Lampiran
1. Struktur Organisasi
2. RPJMD Kota Palembang 2013-2018
3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
4. Tabel Pengukuran Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Kegiatan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang iii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun
2015 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan Strategis
(Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan
masalahnya.
Renstra Kota Palembang merupakan suatu rencana jangka menengah tahun 2013 - 2018
yang sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dan memuat 1
(satu) pernyataan Visi, 4 (empat) pernyataan Misi yang diemban, serta 4 (empat) tujuan
yang harus dicapai pada akhir tahun 2018.
Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disusun untuk tahun 2015
terdapat 9 sasaran, 5 kebijakan, 32 progam, 148 kegiatan yang harus dicapai /
dilaksanakan, dengan dukungan anggaran DPA-SKPD Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2015 yang tersedia sebesar Rp 188.862.631.302,41,- termasuk
belanja tidak langsung.
Pencapaian Sasaran
Nilai Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dari 38 indikator yang ada 22 telah
mencapai target (100%), sedangkan yang belum mencapai ada 16 indikator yaitu
Cakupan Kelurahan Siaga Aktif, Obat esensial generik di sarana kesehatan, Puskesmas
berstandar manajemen mutu ISO, Cakupan Alat kesehatan essensial puskesmas yang
terkaliberasi, Jumlah Puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan, Cakupan
Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin, Cakupan pelayanan Gawat
Darurat Level I yang harus diberikan di Sarana Kesehatan (RS) Kab/Kota, Cakupan
Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin, Cakupan sarana yang
diperiksa makanan kadaluarsa, Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia,
Cakupan Penderita TB BTA positif yang ditangani, Cakupan penemuan penderita
pneumonia balita, Jumlah Rumah Sakit Pratama yang disediakan, Penyediaan alat
kesehatan untuk RS Pratama, Cakupan Kelurahan UCI, Cakupan Penyakit DBD yang
ditangani.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang iv
Rencana dan Realisasi Anggaran
Anggaran yang tersedia untuk Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2015 sebesar
Rp 190.880.504.847,41,- Dana yang terealisasi sebesar Rp.188.862.631.302,41,- atau
98,9% dari anggaran tersebut.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan
program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM
tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status
kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian
pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan
kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan
pembangunan nasional.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik
dimasa mendatang diperlukan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2015, yang berisi visi, misi serta tahapan-tahapan kegiatan yang
harus dilakukan dalam rangka mencapai target (indikator) yang telah ditetapkan.
Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai salah satu Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Palembang mempunyai tugas untuk membantu
Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan
dalam rangka mewujudkan visi Kota Palembang yaitu “Palembang Emas Tahun
2018” dan Misi Kota Palembang sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 2
1. Menciptakan Kota Palembang lebih aman untuk berinvestasi dan mandiri
dalam pembangunan
2. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta
peningkatan pelayanan masyarakat
3. Meningkatkan ekonomi kerakyatan dengan pemberdayaan masyarakat
kelurahan
4. Meningkatkan pembangunan bidang keagamaan sehingga terciptanya
masyarakat yang religius
5. Meningkatkan pembangunan yang adil dan berwawasan lingkungan di setiap
sektor
6. Melanjutkan pembangunan Kota Palembang sebagai kota metropolitan
bertaraf internasional, beradat, dan sejahtera
Dari 7 misi tersebut misi yang sangat erat terkait dengan sektor kesehatan
adalah misi ke 5 (lima) dan 6 (enam) dan dalam mencapai Visi dan Misi Pemerintah
Kota Palembang menetapkan bidang urusan pemerintahan dan program prioritas
pembangunan yaitu :
1. Program obat dan perbekalan kesehatan
2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program pengawasan obat dan makanan
4. Program pengembangan obat asli Indonesia
5. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
6. Program perbaikan gizi masyarakat
7. Program pengembangan lingkungan sehat
8. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
9. Program standarisasi pelayanan kesehatan
10. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
11. Program pengadaan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-paru
12. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
13. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 3
14. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
15. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
16. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Program prioritas tersebut seluruhnya sangat berpengaruh terhadap
pembangunan bidang kesehatan, sedangkan program prioritas Kota Palembang sesuai
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2014-2018 dalam
upaya Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH), Menurunkan Angka Kematian
Ibu Melahirkan, Angka Kematian Bayi, dan Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat
2. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang optimal dan
bermutu
3. Pengentasan masalah penyakit menular dan tidak menular
4. Peningkatan mutu layanan kesehatan dan SDM kesehatan
5. Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi
6. Perbaikan gizi masyarakat
7. Peningkatan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
8. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat (PHBS)
9. Penguatan sistem informasi kesehatan
10. Peningkatan kualitas lingkungan
11. Peningkatan pelayanan kesehatan khusus
12. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan
13. Penguatan pelayanan rujukan
Sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang
selama tahun anggaran 2015, disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas
Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015 sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan
Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015
Tanggal 20 November 2015 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini
semata-mata untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Dinas Kesehatan Kota
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 4
Palembang mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja
organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome, disisi
yang lain, penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang juga
dimaksudkan sebagai pengejawantahan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang
merupakan pilar penting pelaksanaan good governance dan menjadi cermin untuk
mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja
ke depan secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan,
pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya.
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 12 Tahun 2012
Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun
2008 Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Palembang.
1. Kedudukan
Dinas Kesehatan Kota Palembang unsur pelaksana urusan daerah dibidang
kesehatan berdasarkan kewenangan yang dimiliki berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
2. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan Kota Palembang mempunyai tugas membantu Walikota
Palembang dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah
berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.
3. Fungsi.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kota Palembang
menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan,
2) Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum
dibidang kesehatan,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 5
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan
4) Pengaturan, pengawasan dan pemberian perizinan dibidang kesehatan
5) Pelaksanaan pelayanan tekhnis ketatausahaan dinas
6) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
C. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja
tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2014 Tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota, Kepala Dinas
Kesehatan Kota Palembang, dibantu oleh:
1. Sekretariat, yang membawahi :
1) Sub Bagian Penyusunan Program
2) Sub Bagian Tata Usaha
3) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
2. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Kesehatan Dasar
2) Seksi Kesehatan Rujukan
3) Seksi Kesehatan Khusus
3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
2) Seksi Pengendalian Wabah dan Bencana
3) Seksi Penyehatan Lingkungan
4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi
1) Seksi Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan
2) Seksi Data dan Informasi Kesehatan
3) Seksi Registrasi, Perizinan dan Akreditasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 6
5. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Jaminan Kesehatan
2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
3) Seksi Kefarmasian
6. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas,
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Palembang terlampir. D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini berisi pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan Kota Palembang selama tahun 2015. Capaian kinerja (performance
results) 2015 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja 2015 sebagai tolok
ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana
kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja
(performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti
itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan
Kota Palembang Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis
Dinas Kesehatan Kota Palembang dan struktur organisasi;
Bab II – Perencanaan Kinerja 2015, menjelaskan berbagai kebijakan umum Dinas
Kesehatan Kota Palembang, rencana strategis Dinas Kesehatan Kota Palembang
untuk periode tahun 2014 - 2018 dan penetapan kinerja untuk tahun 2015.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan Kota Palembang dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap
pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2015.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan Kota Palembang tahun 2015 ini dan menguraikan rekomendasi yang
diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa datang.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
TAHUN 2015
A. Umum
Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kota Palembang,
Dinas Kesehatan menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang
sebagai tumpuan dan harapan masyarakat kota untuk mengatasi masalah kesehatan
yang timbul akibat perubahan pola hidup masyarakat perkotaan. Masalah kesehatan
yang disadari antara lain masalah lingkungan pemukiman, gizi, kesehatan reproduksi
maupun penanggulangan penyakit menular yang ada di lingkungan kota maupun
yang datang dari luar kota.
Untuk menjalankan peran penting kesehatan tersebut, Dinas Kesehatan Kota
Palembang memiliki visi yaitu “Tercapainya Palembang Sehat ”.
Dilandasi dengan pemikiran di atas maka selayaknya Dinas Kesehatan
bertanggung jawab untuk mengemban amanah yang diberikan Walikota Palembang
yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai standar Kementerian
Kesehatan RI pada masyarakat, seperti yang dinyatakan dalam visi GBHN yaitu
“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya
saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, cinta tanah air berkesadaran hukum dan lingkungan sehat, menguasai
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin”
Visi tersebut dinyatakan sejalan dengan perubahan - perubahan di era
reformasi ini, yaitu Palembang sehat adalah penduduk yang hidup di lingkungan
sehat, memperaktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menyediakan
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat
kesehatan yang optimal dengan indeks pembangunan manusia semakin baik antara
lain dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup dari 69,9 tahun menjadi 70,6 tahun;
menurunnya Angka Kematian Bayi dari 35 menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup.
menurunnya Angka Kematian Ibu dari 307 menjadi 266 per 100.000 kelahiran hidup.
dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita sampai dengan < 5%.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 8
Untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kesehatan Kota Palembang
sehingga hal yang abstrak pada visi akan terlihat lebih nyata. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh insan kesehatan dan pihak yang berkepentingan dapat lebih
mengenal cara hidup sehat di tengah-tengah masyarakat mengetahui program-
program kesehatan serta hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang.
Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, terdapat 4 (empat) misi yang
diemban dan akan dilaksanakan yaitu:
1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat;
2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia;
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan serta sarana dan
prasarana yang bermutu prima
4. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian.
Dalam mempercepat Tercapainya Palembang Sehat dan sesuai dengan misi
yang telah ditetapkan dijabarkan dalam bentuk kegiatan pembangunan kesehatan
yaitu Misi 1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat, kegiatannya
antara lain meningkatkan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan
masyarakat, Misi 2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia, kegiatan
yang dilaksanakan antara lain tersedianya SDM yang berkualitas dan bekerja sesuai
dengan Standard Of Procedure (SOP) yang ditetapkan. Misi 3 Memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana yang bermutu prima
kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan
dengan tepat, cepat, dan nyaman. Misi 4 Menurunkan resiko kesakitan dan kematian
merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKABA), serta meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) dan
Balita Kurang Gizi.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 9
B. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran Indikator
Kinerja
Penanggung
Jawab
Keterangan
Meningkatkan Mutu Kesehatan Masyarakat
Jumlah balita dengan gizi buruk
Ka. Bid. Yankes
Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).
Jumlah kematian bayi
Ka. Bid. Yankes
Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang sama.
Jumlah kematian ibu
Ka. Bid. Yankes
Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain.
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
Cakupan Kelurahan Siaga Aktif
Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah kelurahan siaga yang dibentuk
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
Cakupan Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada lurun waktu tertentu
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 10
Sasaran Indikator
Kinerja
Penanggung
Jawab
Keterangan
Meningkatnya Sarana dan Prasarana Kesehatan
Obat generik di sarana kesehatan
Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan
Obat Generik di sarana kesehatan adalah obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan kesehatan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan perkalian jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang)
Cakupan puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
Sekretariat
Cakupan Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO adalah Quality Managemen System ISO 9001:2008 adalah merupakan prosedur terdekumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen system,yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu,dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut di tentukan atau di spesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.
Meningkatnya Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Cakupan Alat Kesehatan Essensial Puskesmas yang Terkalibrasi
Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan alat kesehatan esensial puskesmas yang terkalibrasi adalah alat kesehatan yang di lakukan pengujian secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang dilakukan oleh instansi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
Jumlah puskesmas yang Memenuhi Standar Pelayanan Kesehatan
Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan adalah puskesmas yang memiliki alat kesehatan yang minimal untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dan alat kesehatan tersebut telah di lakukan pengujian dan kalibrasi secara berkala oleh instansi yang berwenang
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
Ka. Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyartkat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 11
Sasaran Indikator
Kinerja
Penanggung
Jawab
Keterangan
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/Kota
Ka. Bid. Yankes
Cakupan pelayanan gawat darurat level I adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
Ka. Bid. Yankes
Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus
Cakupan Sarana Diperiksa Makanan Kadaluarsa
Ka. Bid. Jaminan Sarana Kesehatan
Cakupan sarana yang di periksa makanan kadaluarsa adalah Sarana distribusi,toko, swalayan, supermarket,minimarket yang menjual makanan dan minuman berkemasan
Puskesmas yang Merekomendasikan Obat Asli Indonesia
Ka. Bid. Yankes
Cakupan Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional alternative dan komplementer (keterampilan dan herbal), serta melakukan pembinaan dan pemamfaatan taman Obat Keluarga (TOGA)
Jumlah Klinik Upaya Kesehatan Kerja di Perusahaan
Ka. Bid. Yankes
Cakupan Klinik Upaya Kesehatan kerja adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan kesehatan kerja di mana pelayanan yang diberikan berfokus kepada : a. Pendidikan Kesehatan
Promosi kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang bertujuan agar masyarakat pekerja berprilaku hidup dan bekerja secara sehat meliputi: a. Pendidikan penyuluhan PHBS di tempat
kerja
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 12
Sasaran Indikator
Kinerja
Penanggung
Jawab
Keterangan
b. Perbaikan gizi kerja c. Kesehatan reproduksi pada pekerja d. Pemeliharaan tempat kerja e. Olahraga fisik dan kebugaran
b. Pelayanan Kesehatan Kerja - Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dan penyakit Akibat Hubungan kerja (PAHK)
- Pelayanan perawatan kesehatan umum,kuratif dan rehabilitative
- Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi c. Pembinaan lingkungan kerja
Bentuk kegiatan pembinaan lingkungan kerja difokuskan pada asesmen risiko di lingkungan tempat kerja dan pengendalian risiko yang mungkin terjadi baik di sebabkan faktor fisik, kimia, biologi maupun psikososial.
Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit
Acute Flacid Paralysys (AFP)
Ka. Bid. PMK Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun pertahun di satu wilayah tertentu
Penemuan Penderita Pneumonia Balita
Ka. Bid. PMK Persentasi balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan sesuai tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun
Penemuan pasien baru TB-BTA Positif
Ka. Bid. PMK Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD
Ka. Bid. PMK Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama
Penemuan Penderita Diare
Ka. Bid. PMK Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 13
Sasaran Indikator
Kinerja
Penanggung
Jawab
Keterangan
Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Ka. Bid. PMK Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam adalah Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu
Cakupan Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
Ka. Bid. PMK Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Meningkatnya kualitas lingkungan
Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU)
Ka. Bid. PMK Tempat Tempat Umum (TTU) adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat umum, mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai fasilitas yang memenuhi syarat kesehatan
Air Bersih Rumah Tangga
Ka. Bid. PMK Air Bersih Rumah Tangga adalah Air yang memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada kurun waktu tertentu.
Meningkatnya status Gizi masyarakat
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan dari keluarga miskin
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standarpaling sedikit 4 kali dalam satu wilayahkerja pada kurun waktu tertentu
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 14
Sasaran Indikator
Kinerja
Penanggung
Jawab
Keterangan
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan kunjungan usia lanjut yang berumur mulai dari pralansia 45 th s.d 59 th, lansia berumur 60 s.d 69 th dan resti > 75 th
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mmiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Cakupan kunjungan bayi
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan pelayanan anak balita
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertunbuhan dan perkembangan
C. Arah Kebijakan.
Arah kebijakan pembangunan di Kota Palembang bidang kesehatan yang merupakan
bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014
– 2018 pada Sasaran Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan
masyarakat, Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat,
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan, Meningkatnya
pelayanan kesehatan khusus, Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan
penyakit, Meningkatnya kualitas lingkungan, Meningkatnya status gizi masyarakat,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 15
Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi, dan Meningkatnya
kualitas pelayanan kantor.
Arah kebijakan pembangunan kesehatan adalah :
1. Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan dasar
2. Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Penyelidikan Epidemiologi serta
penanggulangan Kejadian Luar Biasa / KLB melalui deteksi dini KLB
3. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
D. Program Utama.
Program Utama yang tercantum Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2014 – 2018 (Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang
Nomor 050/4636/Program/Kes/2015) sejalan dengan sasaran pembangunan
kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 2005) dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Palembang Tahun 2005 –
2025 (Perda Nomor 5 Tahun 2009) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 2013 – 2018, Program Utama Dinas
Kesehatan Kota Palembang sebagai berikut :
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
2) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerka
Keuangan
5) Program Dana Alokasi Khusus (DAK)
6) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
7) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8) Program Pengawasan Obat dan Makananan
9) Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
10) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 16
11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
12) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
13) Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular
14) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
15) Progran Pengadaan, peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
16) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
17) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
18) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
19) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
20) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
21) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
E. STRATEGI
Strategi pembangunan kesehatan dalam mempercepat tercapainya
indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dan Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
a. Cakupan kelurahan siaga aktif
b. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya
2) Meningkatnya budaya hidup bersih dan sehat
a. Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3) Meningkatkan sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan
a. Obat essensial generik di sarana kesehatan
b. Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
c. Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
d. Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
4) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan khusus
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
b. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS di Kab/Kota
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 17
c. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
d. Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular
e. Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
f. Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia
g. Jumlah upaya kesehatan kerja di perusahaan
5) Meningkatnya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
a. Cakupan desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
b. Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun
c. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
d. Cakupan penemuan pasien baru TB-BTA Positif
e. Cakupan penderita DBD yang ditangani
f. Cakupan penemuan penderita diare
g. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
6) Meningkatnya Kualitas Lingkungan :
a. Cakupan Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU)
b. Cakupan Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan
(TPM)
c. Cakupan penggunaan air bersih rumah tangga
7) Meningkatnya Status Gizi Masyarakat :
a. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan
dari keluarga miskin.
b. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
8) Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi.
a. Cakupan pelayanan anak balita
b. Cakupan pelayanan kesehatan lansia
c. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
e. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
f. Cakupan pelayanan nifas
g. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 18
h. Cakupan kunjungan bayi
i. Cakupan peserta KB aktif
9) Meningkatkanya Kualitas Pelayanan Kantor.
a. Meningkatkan tingkat pelayanan administrasi perkantoran
b. Meningkatkan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana aparatur
c. Meningkatkan tingkat disiplin aparatur
d. Meningkatkan tingkat ketersediaan aparatur yang kompeten
e. Meningkatkan rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang
disusun tepat waktu
F. PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK.
Seluruh tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan hanya dapat dicapai apabila
telah disusun, ditetapkan dan dilaksanakannya strategi yang tepat. Strategi yang
dibangun ini dilandasi informasi dan data yang relevan dari analisis lingkungan,
nilai-nilai yang ada dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Penjabaran strategi ini
diwujudkan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pokok .
1. Program Dana Alokasi Khusus (DAK)
a) Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, kendaraan pusling dan
pembangunan puskesmas serta pustu
b) DAK pelayanan farmasi
c) DAK pelayanan dasar
- Pengadaan mobil puskesmas keliling/ambulance
- Pembangunan gedung puskesmas pembantu
2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
a) Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan (larvasida dan reagensia)
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
b) Peningkatan kesehatan masyarakat
c) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
d) Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 19
4. Program Pengawasan Obat dan Makanan
a) Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
5. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
a) Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia
6. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
b) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
c) Peningkatan pendidikan pramuka saka bakti husada
7. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
b) Pemberian tambahan makanan dan vitamin
c) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan
akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi
mikro lainnya
d) Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
e) Penanggulangan gizi lebih
8. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a) Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
b) Penyuluhan lingkungan sehat
c) Pengendalian dampak kesehatan lingkungan
d) Pengembangan Kota Sehat
9. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
a) Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
b) Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
c) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
d) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
10. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a) Penyusunan standarisasi pelayanan kesehatan
b) Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
c) Pembangunan dan pemuktahiran data standar pelayanan kesehatan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 20
11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana & Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringan
a) Pembangunan puskesmas
b) Pembangunan puskesmas pembantu
c) Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
d) Pengadaan puskesmas keliling
e) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas
f) Rehabilitasi sedang/berat puskesmas dan puskesmas pembantu
12. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
a) Pembangunan rumah sakit
b) Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
13. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
a) Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis
b) Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan
14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
a) Penyuluhan kesehatan anak balita
b) Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita
c) Monitoring evaluasi dan pelaporan
15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a) Pelayanan pemeliharaan kesehatan
b) Pendidikan dan pelatihan perawatan lansia
16. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
a) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil
produksi rumah tangga
b) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan restoran
17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
a) Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
b) Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
c) Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 21
G. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014 – 2018, merupakan penjabaran
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang yang
terdiri dari sasaran dan indikator kinerja yang harus dicapai Dinas Kesehatan Kota
Palembang selama 5 tahun mulai 2014 – 2018, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1
MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD DI BIDANG KESEHATAN
Program Kota
Palembang
Indikator Kinerja
Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1 Cakupan desa siaga aktif
% 70 70 70 70 70 80
2 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat
% 60 61 62 63 64 65
3 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
% 100 100 100 100 100 100
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
4 Obat essensial generik di sarana kesehatan
US $ per
pddk
0.94 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
5 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
pkm 3 5 7 8 10 12
6 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
% 0.0 50 75 100 100 100
Program Dana Alokasi Khusus (DAK)
7 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
pkm 39 39 40 40 41 42
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100 100
9 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota
% 100 100 100 100 100 100
10 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100 100
11 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular
pkm 7 8 9 10 11 12
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 22
Program Kota
Palembang
Indikator Kinerja
Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018
Program Pengawasan Obat dan Makanan
12
Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
objek
80 90 100 110 120 120
Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
13 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
pkm 1 1 2 4 6 8
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
14 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
klinik 8 12 14 16 18 20
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
15 Cakupan penderita TB Paru BTA positif yang ditangani
% 85 100 100 100 100 100
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
16
Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
% 53 52 51 50 49 49
17 Cakupan penemuan penderita diare
% 100 100 100 100 100 100
18 Cakupan penderita pneumonia balita
% 85 100 100 100 100 100
19 AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun
% 100 100 100 100 100 100
20 Cakupan kelurahan UCI
% 100 100 100 100 100 100
21 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang< 24 jam
% 100 100 100 100 100 100
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
22 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan
% 80 81 82 83 84 85
23 Cakupan rumah tangga yang menggunakan air bersih
% 90 91 92 93 94 95
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 23
Program Kota
Palembang
Indikator Kinerja
Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018
Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
24 Cakupan Pengawasan tempat pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan
% 80 81 82 83 84 85
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
25 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan kurang gizi keluarga miskin
% 100 100 100 100 100 100
26 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100 100
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
27 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
% 90 90.5 91 91.5 92 92.5
Program Pelayanan Kesehatan Lansia
28 Cakupan pelayanan kesehatan lansia
% 70 71 72 73 74 75
Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak
29 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
% 93 94 94.5 95 95 95
30 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
% 80 80 80 80 80 80
31 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
% 90 90 90 90 90 90
32 Cakupan pelayanan nifas
% 90 90.5 91 91.5 92 93
Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak
33 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
% 80 80 80 80 80 80
34 Cakupan kunjungan bayi
% 90 90 90 90 90 90
35 Cakupan peserta KB aktif
% 70 71 71 72 73 74
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 24
Program Kota
Palembang
Indikator Kinerja
Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018
Program Pengadaan/ Peningkatan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
36 Jumlah rumah sakit pratama
RS 0 0 1 0 1 0
37 Cakupan penyediaan alkes RS pratama
% 0 0 80 100 80 100
H. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Sasaran umum pembangunan kesehatan Kota Palembang sejalan dengan
sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Peraturan Presiden Nomor 7
Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palembang Tahun 2014 – 2018
Tabel 2 Sasaran dan Indikator Kinerja
Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
1
Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat
1 Jumlah balita dengan gizi buruk % <0,9
2 Jumlah kematian bayi Per 10000
KH 23
3 Jumlah kematian ibu Per
100.000 KH
102
2
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
4 Cakupan kelurahan siaga aktif
% 70
3
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
5 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
% 62
6 Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa SD dan setingkat
% 100
4
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan
7 Cakupan obat generik di sarana kesehatan US $ 1.4
8 Cakupan puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
pkm 7
9 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
% 75
10 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
pkm 40
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 25
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
5 Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus
11 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
% 100
12 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota
% 100
13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 100
14 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular
pkm 9
15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
objek 100
16 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
pkm 2
17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
klinik 14
6 Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit
18 Cakupan penderita penyakit TB paru BTA positif yang ditangani
% 100
19 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
% 51
20 Cakupan penemuan penderita diare % 100
21 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
% 100
22 AFP rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun % 100
23 Cakupan kelurahan UCI % 100
24 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
% 100
7 Meningkatnya kualitas lingkungan
25 Cakupan tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan
% 82
26 Cakupan rumah tangga yang menggunakan air bersih
% 92
27 Cakupan pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
% 82
8 Meningkatnya status gizi masyarakat
28 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
% 100
29 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan % 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 26
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
9 Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi
30 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita % 91
31 Cakupan pelayanan kesehatan lansia % 72
32 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) % 94,5
33 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 80
34 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
% 90
35 Cakupan pelayanan nifas % 91
36 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
% 80
37 Cakupan kunjungan bayi % 90
38 Cakupan peserta KB aktif % 71
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 27
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai degan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pemerintah Kota Palembang.
Kinerja Pemerintah Kota Palembang diukur berdasarkan tingkat capaian
sasaran dan indikator kinerja sasaran serta menggambarkan pula tingkat capaian
pada program/kegiatan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat capaian
sasaran dan program/kegiatan dilakukan.
A.1 Kerangka Pengukuran Kinerja
Capaian Indikator Kinerja Sasaran diperoleh dengan cara
membandingkan target dengan realisasi indikator kinerja sasaran melalui media
Formulir Pengukuran Kinerja pada Indikator Kinerja Utama sebagaimana
disajikan berikut ini :
1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian kinerja yang semakin baik,
maka digunakan rumus :
2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah capaian kinerja,
maka digunakan rumus
A.2 Kategori Pengukuran kinerja
Untuk mempermudah kategori atas capaian indikator kinerja sasaran
dan program/kegiatan diberlakukan nilai disertai makna/kategori dari nilai
tersebut yaitu:
85 s.d. >100 = Baik Sekali
70 s.d. <85 = Baik
Persentase capaian Realisasi x 100 %
rencana tingkat capaian Rencana =
Persentase capaian Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100% rencana tingkat capaian Rencana
=
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 28
55 s.d. <70 = Cukup
>0 s.d <55 = Kurang
- = Tidak bisa di ukur
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis
capaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai
sebab-sebab tercapainya atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 terdiri dari 38 Indikator
kinerja program untuk mendukung 9 sasaran strategik. Capaian kinerja (perfomance
results) selama tahun 2015 terdapat 29 indikator kinerja yang mencapai 100 % dan
9 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masing- masing
sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat
No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
1 Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat
1 Jumlah balita dengan gizi buruk
<0,9 0,012 100
2 Jumlah Kematian Bayi
23 0,99 100
3 Jumlah Kematian Ibu
102 47,9 100
1. Sasaran 1: ”Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat” dengan 3 indikator yang
seluruhnya telah mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Indikator Kinerja 1 Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status
gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau
dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).
Target tahun 2015 angka gizi buruk <0,9%, jumlah gizi buruk yang ada
14 balita dari 118.920 balita yang ada, maka cakupan masih dibawah 1%
sehingga capaian kinerja 100%.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 29
Hal ini didukung oleh peran aktif petugas puskesmas, kader posyandu,
dan peran aktif masyarakat dalam penemuan dan tatalaksana kasus. Juga
didukung oleh meningkatnya kegiatan deteksi dini gangguan pertumbuhan pada
balita melalui kegiatan penimbangan di posyandu, meningkatnya kualitas hidup
atau derajat kesehatan ibu hamil termasuk remaja putri, meningkatnya akses
masyarakat terhadap informasi tentang ASI Ekslusif, pemberian ASI eksklusif
di tempat kerja yang cenderung meningkat, meningkatnya kompetensi petugas
kesehatan dalam tatalaksana gizi buruk sehingga mutu pelayanan kesehatan
semakin baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas) maupun
fasilitas kesehatan lanjutan (rumah sakit), adanya kebijakan yang mendukung
kualitas hidup bayi yaitu Perda No 2 Tahun 2014 tentang ASI Eksklusif
termasuk mensosialisasikannya ke lintas sektor terkait, serta meningkatnya
pembentukan kelompok pendukung ibu menyusui.
Selain dukungan, masih ada hambatan yang ditemukan yaitu seluruh
kasus gizi buruk didasari oleh penyakit penyerta, tetapi penanganannya
terutama didominasi oleh sektor kesehatan, keterlibatan lintas sektor terkait
masih kurang. Intervensi gizi sensitif ini (keterlibatan lintas sektor) mempunyai
kontribusi yang cukup besar (70%) dalam penanganan masalah gizi. Kesadaran
masyarakat untuk menimbang bayi/balitanya setiap bulan ke posyandu masih
kurang, terutama setelah jadwal imunisasi selesai. Serta kerjasama lintas
sektoral untuk menggerakkan masyarakat di bidang kesehatan masih kurang,
misalnya kegiatan di posyandu atau poskeskel.
Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, beberapa strategi telah
disusun antara lain meningkatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan
(surveilans gizi) pada anak balita dengan melibatkan lintas sektor dan lintas
program terkait. Meningkatkan promosi kesehatan tentang kesehatan dan gizi,
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan gizi dengan pendekatan
siklus kehidupan terutama fokus pada 1000 hari pertama kehidupan (sejak
hamil sampai anak berusia 2 tahun), meningkatkan peran serta dan
pemberdayaan masyarakat dalam perbaikan gizi, serta penguatan peran lintas
sektoral dalam intervensi masalah gizi sensitif dan spesifik.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 30
b. Indikator kinerja 2 Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang sama.
Target tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup yang ditetapkan
berdasarkan target MDG’s. Di Kota Palembang tahun 2015 jumlah kematian
bayi sebanyak 25 kasus per 29.091 kelahiran hidup atau 0,86 per 1000
kelahiran hidup. Angka tersebut diperoleh dari kematian bayi yang terlaporkan
pada sarana kesehatan dan masih dibawah target MDG’s.
Jumlah kematian bayi masih dibawah target, keberhasilan ini didukung
oleh beberapa faktor antara lain sistem pelaporan, pelacakan dan pendataan
kematian bayi pada semua fasilitas layanan kesehatan baik milik pemerintah
maupun swasta dan rumah sakit yang ada semakin baik. Juga meningkatnya
akses dan mutu pelayanan kesehatan bayi sudah semakin membaik, terutama
dalam penanganan kasus kegawatdaruratan neonatal. Termasuk adanya
kegiatan kajian kasus kematian maternal perinatal yang fokus pada
pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan KIA, tidak hanya menyalahkan.
Serta meningkatnya kegiatan pembinaan fasilitas kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan KIA.
Hambatan yang masih ditemui antara lain cakupan pelayanan kesehatan
neonatal sudah sangat baik, namun kualitas pelayanan masih belum optimal.
Disamping itu kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan
kegawatdaruratan masih kurang (perlu di-update), juga peran rumah sakit
PONEK yang belum optimal. Serta penyebab tersering kematian bayi terkait
masalah gizi (BBLR) dan infeksi, sehingga untuk penangannya memerlukan
keterlibatan lintas sektor terkait.
Strategi untuk perbaikan ke depan adalah meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar (10T) dengan distribusi 1-1-2,
meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan remaja di puskesmas
dan sekolah (melalui kegiatan UKS dan skrinning anak sekolah) sesuai dengan
standar nasional PKPR, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan neonatal dengan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBM), meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam
penanganan kegawatdaruratan neonatal secara berkala, serta menjamin
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 31
ketersediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan kesehatan bayi.
c. Indikator Kinerja 3 Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada
saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Target tahun
2015 jumlah kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sesuai
dengan target MDG’s. Di Kota Palembang tahun 2015 jumlah kematian ibu
sebanyak 13 kasus per 29.091 kelahiran hidup atau 47,9 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini masih dibawah angka target dari MDG’s.
Faktor yang mendukung keberhasilan capaian ini antara lain akses dan
mutu pelayanan KIA di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rujukan yang
sudah semakin membaik, termasuk sistem pelaporan, pelacakan, dan pendataan
kematian ibu yang juga membaik. Adanya kegiatan kajian kasus kematian
perinatal yang fokus pada upaya pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan
KIA, tidak hanya menyalahkan. Serta meningkatnya upaya perbaikan gizi pada
ibu hamil dan remaja putri.
Sedangkan hambatan yang masih ditemui adalah peran puskesmas
PONED dan rumah sakit PONEK belum optimal, belum seluruh fasilitas
pemberi layanan KIA (Bidan Praktek Mandiri dan Rumah Bersalin)
memberikan pelayanan antenatal sesuai standar antenatal terpadu (10T),
kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatdaruratan neonatus
(asfiksia) dan deteksi dini dan ibu hamil resiko tinggi masih kurang, serta
sistem rujukan yang belum optimal.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, beberapa strategi telah disusun
antara lain optimalisasi peran puskesmas PONED dan rumah sakit PONEK,
meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap fasilitas kesehatan
pemberi pelayanan KIA dalam rangka memantau dan meningkatkan mutu
pelayanan KIA, meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan secara berkala,
dan optimalisasi sistem rujukan maternal neonatal.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 32
Tabel 3.2 Realisasi Sasaran tahun 2014 - 2015 Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat
Sasaran Indikator Kinerja Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan
2015
Target 2016
Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bidang Kesehatan
1. Angka gizi buruk
% 0.01 0,012 <0,9 0,012 100 BS 0 <0,9
2. Jumlah Kematian Bayi
Per 1000 KH
1,8 0,99 23 0,99 100 BS 0,81 23
3. Jumlah Kematian Ibu
Per 100.000
KH 41 47,9 102 47,9 100 BS 6,9 102
Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk indikator angka gizi buruk
cenderung stabil, tidak terdapat selisih realisasi namun masih dibawah 1%. Di
Indonesia prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) sebesar 19.6% di
tahun 2014 (Riskesdas, 2014)
Sedangkan untuk indikator jumlah Kematian Bayi terlihat penurunan
kematian bayi, terdapat selisih sebesar 0,81 di tahun 2015 dibandingkan
dengan tahun 2014. Angka Kematian Bayi di Indonesia berdasarkan data
SDKI tahun 2012 sebesar 34 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di
Propinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per 100.000 kelahiran hidup.
Untuk indikator jumlah kematian ibu terlihat penurunan kematian ibu,
terdapat selisih sebesar 6,9 di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014.
Angka Kematian Ibu di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2012 sebesar
369 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran
Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat
No Sasaran Indikator Kinerja
2015 % Capaian Progra
m Target Realisasi
2
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
4 Cakupan kelurahan siaga aktif
70 67,3 96,12
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 33
2. Sasaran 2 ”Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan
masyarakat” dengan indikator kinerja yang sudah mencapai target, dengan
penjelasan sbb :
a. Indikator Kinerja 4 Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang
mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang
buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis
masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit,
lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan
jumlah kelurahan yang ada.
Target kelurahan siaga tahun 2015 sebesar 70% sedangkan cakupannya
seluruh kelurahan di Kota Palembang sebanyak 72 kelurahan sudah menjadi
kelurahan siaga atau realisasi sebesar 67,3% sehingga capaian program
96,12%.
Ralisasi sudah hampir mendekati target pada tahun 2015 dikarenakan
masyarakat sudah mengerti dan sadar akan pentingnya program keluarga siaga.
Juga didukung dengan adanya poskeskel yang baru dibentuk dimana setiap
poskeskel dikelola oleh bidan desa.
Tabel 3.4 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Indikator Kinerja Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan 2015
Target 2016
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
Cakupan kelurahan siaga aktif
% 70,1 67,3 70 67,3 96,12 BS 2,8 70
Dari tabel di atas terlihat realisasi untuk indikator Cakupan Kelurahan Siaga
Aktif fluktuatif, namun telah mencapai target yang ditentukan setiap tahunnya,
terdapat selisih realisasi yang menurun sebesar 2,8% di tahun 2015 jika
dibandingkan dengan tahun 2014.
Terdapat perbedaan antara target dari Kemenkes RI dengan Kota
Palembang.Menurut Permenkes RI No 741 Tahun 2008, target desa siaga aktif
sebesar 80% yang harus dicapai pada tahun 2015. Jika dibandingkan dengan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 34
capaian sekarang maka dari 107 kelurahan yang ada, pada tahun 2015 mendatang
diharapkan minimal ada 86 kelurahan siaga aktif.
Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Kesadaran Masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat
No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
3
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
5 Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkatnya
100 100 100
6 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat
62 64,8 104
3. Sasaran ke 3 : “Meningkatnya Kesadaran Masyarakat untuk Hidup Bersih dan
Sehat”, dengan 2 indikator kinerja yang seluruhnya telah mencapai target, dengan
penjelasan sbb :
a. Indikator Kinerja 5 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya
adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh
tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui
penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah murid SD/MI yang
diperiksa kesehatannya sebanyak 32.181 murid SD/MI dibandingkan dengan
sasaran 32.181 murid maka cakupan sebesar 100% sehingga capaian kinerja
tahun 2015 sebesar 100%.
Target tercapai karena dukungan dari sekolah terutama peran aktif guru
UKS dan dokter kecil dalam melakukan kegiatan penjaringan kesehatan murid
sekolah. Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya merupakan kegiatan
rutin yang dilakukan setiap tahun oleh puskesmas bersama guru UKS dan
dokter kecil terhadap SD yang ada di wilayah kerjanya sebagai upaya deteksi
dini gangguan kesehatan yang diderita siswa baru.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 35
b. Indikator Kinerja 6 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan
sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 62%, jumlah rumah tangga ber-PHBS
sebanyak 140.430 rumah tangga dibandingkan dengan 216.674 rumah tangga
yang diperiksa maka cakupan sebesar 64.81% sehingga capaian kinerja tahun
2015 sebesar 104%.
Tercapainya target karena peran aktif kader PHBS dalam mendata rumah
tangga dengan PHBS dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perilaku
hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari. Adanya Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang mendukung upaya promotif dan preventif di
puskesmas dalam pelaksanaan survei dan pembinaan rumah tangga ber-PHBS.
Rumah tangga sehat merupakan aset atau modal utama pembangunan di
masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Rumah tangga sehat juga dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota
rumah tangga.
Tabel 3.6 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Indikator Kinerja Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan 2015
Target 2016
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkatnya
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat
% 64,4 64,8 62 64,8 100 BS 0,4 63
Untuk indikator Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
setingkatnya terlihat kecenderungan realisasi bersifat stabil dan mencapai target
yang ditentukan setiap tahunnya, tidak terdapat selisih realisasi antara tahun 2015
dengan tahun 2014. Tidak ada perbedaan target antara Kementerian Kesehatan RI
dengan Kota Palembang.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 36
Sedangkan untuk indikator Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup
bersih dan sehat terlihat fluktuatif, terjadi peningkatan sebesar 0,4% dibanding
tahun 2014, namun tetap mencapai target setiap tahunnya. Di dalam Permenkes
RI No 741 Tahun 2008 tentang SPM Bidang Kesehatan, tidak ditetapkan target
untuk cakupan rumah tangga dengan PHBS.
Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
4
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan
7 Obat essensial generik di sarana kesehatan
1,4 1,1 78,6
8 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
7 5 71,4
9 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
75 0 0,0
10 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
40 0 0,0
4. Sasaran ke 4 : “Meningkatnya Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan”, dengan 4 indikator kinerja yang belum seluruhnya mencapai target,
dengan penjelasan sbb :
a. Indikator kinerja 6 Obat Essensial dan Generik di Sarana Kesehatan yaitu obat
dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan
dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan kesehatan
pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan jumlah penduduk
Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang).
Target kinerja tahun 2015 adalah $ 1.4 US per penduduk sedangkan dana
yang tersedia untuk pengadaan obat adalah sebesar Rp 22,8 Miliyar. Dengan
jumlah penduduk hasil sensus tahun 2015 sebanyak 1.580.517 jiwa maka
didapat cakupan $ 1,1 US sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 78,6%.
Target belum tercapai karena alokasi dana untuk pengadaan obat belum
sesuai dengan kebutuhan obat per orang. Namun Kota Palembang juga
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 37
memperoleh bantuan obat dari Propinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Pusat
sehingga persediaan obat mencukupi.
b. Indikator kinerja 7 Puskesmas Berstandar Manajemen Mutu ISO merupakan
prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem
yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk
terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Target tahun 2015 sebanyak 7 puskesmas dengan ISO sedangkan
puskesmas yang telah sertifikasi ISO sebanyak 5 puskesmas sehingga capaian
kinerja sebesar 71,4%.
Sejak tahun 2011, manajemen mutu ISO telah diterapkan di Dinas
Kesehatan Kota Palembang, kemudian puskesmas secara bertahap. Hingga
sekarang tahun 2015 total ada 11 puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
9001:2008.
c. Indikator kinerja 8 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang
terkalibrasi adalah alat kesehatan yang dilakukan pengujian secara berkala
sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun untuk menjamin kebenaran nilai
luaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang dilakukan oleh instansi
pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
Di tahun 2015 belum dilakukan kegiatan kalibrasi, sehingga capaian 0%.
Adanya penghematan penggunaan dana APBD tahun 2015 sehingga dana
untuk kegiatan kalibrasi alat kesehatan di puskesmas yang sudah dianggarkan
sebelumnya harus dihapuskan.
Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2015 pasal 15 ayat 1 disebutkan
bahwa peralatan kesehatan di puskesmas harus memenuhi persyaratan diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang. Untuk itu perlu adanya pengalokasian dana untuk kalibrasi alat
essensial puskesmas di tahun anggaran berikutnya.
d. Indikator kinerja 9 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan
kesehatan adalah puskesmas yang memiliki alat kesehatan yang minimal untuk
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 38
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dan alat kesehatan tersebut telah
dilakukan pengujian dan kalibrasi secara berkala oleh instansi yang berwenang.
Target tahun 2015 ada sebanyak 39 puskesmas yang memenuhi standar
pelayanan kesehatan, namun belum ada puskesmas yang memenuhi standar.
Pencapaian indikator ini dipengaruhi oleh faktor kalibrasi alat kesehatan
puskesmas yang belum dapat dilakukan. Disamping itu adanya penghematan
penggunaan dana APBD tahun 2015 sehingga dana untuk kegiatan standarisasi
pelayanan kesehatan puskesmas yang sudah dianggarkan sebelumnya juga
dihapuskan.
Tabel 3.8 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Peningkatan Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan
2014
2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan 2015
Target 2016
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan
Obat essensial generik di sarana kesehatan
US $ per
pddk 1.2 1,1 1,4 1,1 78,6 B 0,1 1,4
Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
pkm 6 11 7 11 157,1 BS 5 8
Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
% 0 0 75 0 0,0 K 0 100
Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
pkm 1 0 40 0 0 K 1 40
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Obat Generik di Sarana Kesehatan
kecenderungan realisasi 2014 – 2015 relatif stabil, terdapat selisih realisasi yang
menurun sebesar 0.1% di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014.
Capaian ini masih jauh dari target WHO yaitu sebesar US $ 23 per kapita. Menurut
Renstra 2010 – 2015 Kemenkes RI, indikator ketersediaan obat per kapita per tahun
di sarana pelayanan kesehatan dasar sebesar Rp. 18.000 per kapita pada tahun 2015.
Untuk indikator puskesmas berstandar manajemen mutu ISO setiap tahunnya
terlihat penambahan jumlah puskesmas dengan ISO, bahkan di tahun 2015 melebihi
target yang ditentukan. Tidak ada target nasional untuk puskesmas dengan
manajemen mutu ISO. Namun dengan adanya sistem manajemen mutu ISO yang
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 39
berorientasi pada kepuasan pelanggan ternyata mampu mendorong puskesmas
untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik.
Indikator cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
hingga tahun 2015 belum mencapai target yang ditentukan, masih belum ada alat
kesehatan yang terkalibrasi. Tidak ada target nasional untuk indikator ini, namun ke
depan diharapkan alat kesehatan essensial di 39 puskesmas telah terkalibrasi.
Sedangkan untuk indikator jumlah puskesmas yang memenuhi standar
pelayanan kesehatan kecenderungan terdapat penurunan realisasi. Tidak ada target
nasional untuk indikator ini. Di dalam Renstra Kemenkes RI 2010 – 2015
ditetapkan bahwa persentase puskesmas yang menerapkan standar pelayanan medik
dasar sebesar 90% pada tahun 2015, sedangkan di Kota Palembang telah
ditargetkan 100%.
Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Kinerja
Sasaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus
No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
5
Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus
11
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
100 33,4 33,4
12
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota
100 93,8 93,8
13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 4,6 4,6
14
Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular
9 10 111
15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
100 90 90
16 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
2 1 50
17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
14 14 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 40
5. Sasaran ke 5 : “Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus” dengan 3 indikator
kinerja yang belum mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Indikator Kinerja 11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat
Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan
strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, dari 308.845 masyarakat miskin
yang terdaftar di 39 puskesmas (BPJS, 2015) sebanyak 104.958 orang yang
berobat ke puskesmas dan semuanya telah mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 33,4%.
Data puskesmas berupa data pelayanan kuratif, tidak menghitung
pelayanan promotif dan preventif ke luar gedung puskesmas. Disamping itu
sistem P-Care BPJS belum bisa diakses untuk mengetahui jumlah masyarakat
miskin di fasilitas kesehatan. Sedangkan data puskesmas belum mencakup data
pelayanan di fasilitas kesehatan dasar di wilayah kerjanya seperti klinik, dokter
praktek swasta, dan bidan praktek swasta.
b. Indikator Kinerja 12 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota adalah tempat pelayanan gawat
darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS
dan/atau ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.
Target tahun 2015 sebesar 100%, namun dari 32 rumah sakit hanya ada
30 RS yang memiliki pelayanan gawat darurat level 1. Standar yang ada
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
856/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit.
c. Indikator Kinerja 13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata dua
dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).
Target tahun 2015 sebesar 100%, dari 308.845 masyarakat miskin yang
terdaftar di 39 puskesmas (BPJS, 2015) sebanyak 14.332 orang yang berobat ke
puskesmas harus dirujuk ke rumah sakit sehingga capaian kinerja tahun 2015
sebesar 4,6%.
Dalam hal rujukan pasien, puskesmas berupaya menekan angka rujukan
terkait dengan ketentuan dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2015 bahwa kasus
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 41
medis yang menjadi kompetensi FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama)
harus diselesaikan secara tuntas di FKTP, kecuali karena keterbatasan SDM,
sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Ketentuan dalam
Permenkes Nomor 71 Tahun 2014 menyebutkan bahwa toleransi rasio rujukan
kasus non spesialistik (RRNS) adalah sebesar 15%.
d. Indikator Kinerja 14 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak
menular adalah puskesmas yang mampu menyelenggarakan pengendalian
penyakit tidak menular secara komprehensif mulai dari promotif, prventif,
kuratif, dan rehabilitatif pada ke-4 penyakit tidak menular beserta faktor
resikonya yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, penyakit kronis
dan degeneratif lainnya, DM dan penyakit metabolik, gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan sebagai upaya merevitalisasi puskesmas.
Target tahun 2015 sebanyak 9 puskesmas dengan pengembangan
penyakit tidak menular dan telah melebihi target, sehingga capaian 100%.
e. Indikator Kinerja 15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa adalah
sarana distribusi, toko, swalayan, supermarket, minimarket yang menjual
makanan dan minuman berkemasan.
Target tahun 2015 sebanyak 100 objek yang dilakukan pemeriksaan,
sedangkan cakupan sebanyak 90 objek sehingga capaian sebesar 90%. Kegiatan
pemeriksaan ini dilakukan dalam bentuk tim operasi gabungan yang terdiri dari
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pol PP, Bagian Hukum & Ortala Pemkot
Palembang, dan BPOM di saat menjelang hari raya Natal dan Lebaran.
f. Indikator Kinerja 16 Cakupan Puskesmas yang merekomendasikan obat asli
Indonesia adalah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan
tradisional alternatif dan komplementer (keterampilan dan herbal), serta
melakukan pembinaan dan pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA).
Di Kota Palembang sejak tahun 2014 telah dikembangkan puskesmas
dengan pengobatan tradisional yaitu Puskesmas Kampus.
g. Indikator Kinerja 17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan adalah
tempat yang memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan
kesehatan kerja.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 42
Target tahun 2015 ada 14 perusahaan dengan klinik upaya kesehatan
kerja dan telah mencapai target sehingga capaian sebesar 100%. Klinik tersebut
antara lain BTPN, PT. KAI, PT. Interbit, PT. Dexa Medica, PT. Indofood,
Hoktong, Sunan Rubber, Remco, Bukit Asam, Sri Terang Lingga Indonesia,
Aneka Bumi Pratama, dan Angka Pura. Pada klinik tersebut diberikan
pelayanan yang berfokus pada pendidikan kesehatan, pendidikan penyuluhan
PHBS di tempat kerja, perbaikan gizi kerja, kesehatan reproduksi pada pekerja,
pemeliharaan tempat kerja, olahraga fisik dan kebugaran, pelayanan kesehatan
kerja, dan pembinaan kesehatan kerja.
Tabel 3.10 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan 2015
Target 2016
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
% 43 33,4 100 33,4 33,4 K 9,6 100
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota
% 61,3 93,8 100 93,8 93,8 BS 32,5 100
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 8,8 4,6 100 4,6 4,6 K 4,2 100
Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular
pkm 8 10 9 10 111 BS 2 10
Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
obj 96 90 100 90 90 BS 6 110
Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
pkm 1 1 2 1 50 K 0 4
Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
klinik 12 14 14 14 100 BS 2 16
Dari tabel di atas untuk indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin terlihat kecenderungan realisasi menurun, terdapat selisih
realisasi sebesar 9,6% di tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2015. Capaian
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 43
ini telah sesuai dengan target Kemenkes RI yang tercantum dalam Permenkes RI
No 741 Tahun 2008 yang menetapkan 100% pada tahun 2015.
Untuk indikator Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota terlihat peningkatan capaian
dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 32,5%. Tidak ada perbedaan target antara
Kota Palembang dengan Kemenkes RI yaitu sebesar 100% pada tahun 2015.
Untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin terlihat penurunan realisasi, terdapat selisih sebesar 4,2% di tahun 2015
dibandingkan dengan tahun 2014. Tidak ada perbedaan antara target Kota
Palembang dengan Kemenkes RI yaitu sebesar 100% pada tahun 2015.
Sedangkan untuk indikator Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan
penyakit tidak menular terlihat peningkatan jumlah sebanyak 2 puskesmas
dibandingkan tahun 2014. Target Kemenkes RI adalah 30% dari puskesmas
menyelenggarakan PTM, jika dibandingkan dengan jumlah puskesmas di
Palembang sebanyak 39 puskesmas maka targetnya ada 12 puskesmas PTM.
Untuk indikator Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa juga
terlihat peningkatan jumlah objek yang diperiksa dibandingkan tahun 2014 yaitu
sebanyak 6 sarana. Tidak ada target nasional untuk indikator ini.
Sedangkan untuk indikator Puskesmas yang merekomendasikan obat asli
Indonesia tetap sama dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan Renstra Kemenkes
RI 2010 – 2015, cakupan kabupaten/kota yang memiliki minimal 2 puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 20%, ini berarti masih
kurang 1 puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia di Kota
Palembang untuk mencapai target Kemenkes tersebut.
Hal yang sama juga berlaku untuk indikator jumlah klinik upaya kesehatan
kerja di perusahaan, tetap sama dengan tahun 2014. Tidak ada target dari Kemenkes
RI untuk indikator ini, namun di dalam Renstra Kemenkes RI tahun 2010 - 2015
disebutkan minimal tiap kabupaten/kota mempunyai 4 puskesmas yang telah
melaksanakan upaya kesehatan kerja. Ini berarti tiap puskesmas dengan perusahaan
di wilayah kerjanya diharapkan melaksanakan upaya kesehatan melalui salah satu
programnya adalah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan, sehingga untuk
Kota Palembang target ini telah tercapai.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 44
Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
5
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit
18 Cakupan penderita TB BTA positif yang ditangani
100 81,3 81,3
19 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
<51 61.9
20 Cakupan penemuan penderita diare
100 119,4 119,4
21 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
100 95,5 95,5
22 AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun
100 100 100
23 Cakupan kelurahan UCI 100 99.1 99.1
24 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan <24 jam
100 100 100
6. Sasaran ke 5 : “Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit” dari 7
indikator kinerja ada 3 indikator yang belum mencapai target, dengan penjelasan
sbb :
a. Indikator Kinerja 18 Cakupan penemuan pasien baru TB-BTA positif adalah
Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR)
dimana persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan
dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam
wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah penderita TB yang
ditemukan sebanyak 1.387 orang dibandingkan dengan sasaran sebanyak 1.706
kasus sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 81,3%.
Cakupan ini diperoleh dari pasien yang melakukan pemeriksaan dahak,
sedangkan tidak semua tersangka pasien dan fasilitas pelayanan kesehatan
melakukan pemeriksaan dahak. Diagnosa TB dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan lainnya dan disamping itu tidak semua tersangka pasien dapat
mengeluarkan dahak dengan benar sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan
atau hasilnya menjadi negatif.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 45
Keberhasilan capaian harus didukung oleh kesediaan sarana prasarana untuk
pemeriksaan sputum oleh petugas dan meningkatnya pengetahuan masyarakat
mengenai TB sehingga segera memeriksakan diri bila mengalami gejala TB.
b. Indikator Kinerja 19 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit DBD adalah
Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah
dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di
temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama. Angka yang
digunakan untuk mengukur indikator ini adalah Incidence Rate yang
menunjukkan jumlah kasus baru per populasi dalam waktu tertentu. Dengan
semakin kecilnya angka IR maka semakin kecil pula resiko untuk terkena suatu
masalah kesehatan.
Target kinerja tahun 2015 sebesar <51 per 100.000 penduduk, jumlah
kasus DBD yang ditemukan sebanyak 981 kasus sehingga capaian kinerja
sebesar 61.9 per 100.00 penduduk dan angka ini melebihi angka minimal
incidence rate DBD.
Kota Palembang memang merupakan daerah endemis DBD, namun
banyaknya kasus di tahun 2015 dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah
hujan yang tinggi, mobilisasi penduduk yang tinggi, dan perilaku PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang belum optimal dilakukan oleh
masyarakat.
Untuk itu berbagai upaya secara gencar telah dilakukan untuk menekan
angka kejadian dilakukan seperti fogging/penyemprotan, pembagian bubuk
abate, program Gertak DBD, budidaya iwak tempalo, dan gerakan 3M demam
berdarah
c. Indikator Kinerja 20 yaitu Penemuan dan Penanganan Penderita Diare adalah
jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu
wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.
Tahun 2015 ditemukan sebanyak 38.921 kasus diare dibandingkan
dengan sasaran sebanyak 32.599 kasus dan semuanya mendapatkan penanganan
(100%).
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 46
Hal ini karena masyarakat telah memahami pentingnya penanganan diare
sehingga penderita diare yang ada mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pengobatan. Juga didukung oleh sistem pencatatan dan
pelaporan yang sudah baik dan rutin.
d. Indikator Kinerja 21 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita adalah
persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan ditangani sesuai
dengan tatalaksana standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu
tahun.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, berdasarkan proyeksi jumlah
sasaran sebanyak 5.995 balita hanya ada 5.724 balita yang ditemukan sehingga
capaian hanya sebesar 95,5%, namun semua penderita telah ditangani sesuai
tatalaksana standar.
Masih terjadi under reporting kasus pneumonia karena tidak semua
sarana kesehatan melaporkan kejadian pneumonia yang telah ditemukan dan
ditangani sehingga capaian yang ada masih jauh dari target yang ditetapkan.
e. Indikator Kinerja 22 Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio
yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun per tahun di satu
wilayah tertentu.
Tahun 2015 ditargetkan 2 / 100.000 jumlah penduduk anak usia <15
tahun atau 10 kasus dan kasus yang ditemukan sebanyak 10 sehingga capaian
kinerja sebesar 100%.
Angka target merupakan angka estimasi sehingga kemudian dilakukan
pelacakan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang bersama petugas puskesmas
dan kader agar segera dilakukan penanganan terhadap kasus AFP yang ada di
Kota Palembang.
Sejalan dengan upaya global dari WHO, untuk membebaskan Indonesia
dari polio maka pemerintah telah melaksanakan program eradikasi polio (ERP)
yang terdiri dari pemberian imunisasi polio secara rutin, pemberian imunisasi
tambahan (PIN) pada anak balita, surveilans AFP, dan pengamanan virus polio
di laboratorium (laboratory containment).
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 47
f. Indikator Kinerja 23 Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Target kinerja tahun sebesar 100%, jumlah kelurahan yang telah UCI
sebanyak 106 kelurahan dibandingkan dengan sasaran 107 kelurahan maka
cakupan sebesar 99.1% sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 99.1%.
Terjadi under reporting data dimana data bayi yang diimunisasi tidak
terlaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang, seperti dari dokter praktek
swasta, klinik swasta, bidan praktek swasta atau RB.
g. Indikator Kinerja 24 yaitu Cakupan Kelurahan Mengalami KLB dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi Kurang <24 jam yaitu cakupan desa/kelurahan
mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB ) yang ditangani <24 jam oleh Kab/Kota
terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu.
Target Tahun 2015 adalah seluruhnya ditangani (100%), dan seluruh
KLB yang ada yaitu sebanyak 1 kejadian semuanya telah ditangani serta
dilakukan penyelidikan epidemiologi sehingga cakupan sebesar 100%.
Pencapaian didukung oleh didapatnya informasi yang akurat sehingga
pelacakan kasus cepat dilakukan, sumber daya puskesmas dan Dinkes yang
memahami prosedur teknis lapangan, serta lengkapnya alat pendukung yang
diperlukan. Petugas gerak cepat penanggulangan KLB telah mengikuti PAEL
(Pelatihan Asisten Epidemiologi Lapangan) sehingga makin sensitif terhadap
kejadian KLB, setiap ada laporan kejadian KLB segera ditanggulangi dan
dilaporkan.
Tabel 3.12 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan 2015
Target 2016
Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit
Cakupan penderita TB BTA positif yang ditangani
% 76,2 81,3 100 81,3 81,3 B 5,1 100
Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
Per 100.000
pddk 38,6 61.9 51 61.9 K 23.3 50
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 48
Cakupan penemuan penderita diare
% 140,7 119,4 100 119,4 119,4 BS 21,3 100
Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
% 44,5 95,5 100 95,5 95,5 BS 51 100
AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Cakupan kelurahan UCI
% 95,3 99.1 100 99.1 99.1 B 3.8 100
Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan <24 jam
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Penemuan Pasien Baru BTA
Positif terlihat kecenderungan peningkatan realisasi, terdapat selisih realisasi
sebesar 5,1% di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014. Tidak ada
perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).
Untuk indikator Penderita DBD yang ditemukan dan ditangani terlihat
peningkatan incidence rate (IR) dibanding tahun sebelumnya, terdapat selisih
sebesar 23.3 di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014.
Untuk indikator Penemuan Penderita Diare terlihat kecenderungan
peningkatan realisasi dan telah mencapai target setiap tahunnya, terdapat selisih
realisasi sebesar 21,3% di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014. Tidak ada
perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).
Untuk indikator Cakupan Kelurahan UCI (Universal Child Immunization)
kecenderungan realisasi mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,
terdapat selisih realiasi sebesar 3.8% di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun
2014. Tidak ada perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga
tahun 2015 (100%).
Untuk indikator Penemuan Penderita Pneumonia terlihat kecenderungan
realisasi bersifat stabil dan mencapai target yang ditetapkan setiap tahunnya, tidak
terdapat selisih realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2012. Tidak ada
perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).
Untuk indikator Acute Flacid Paralysis terlihat kecenderungan peningkatan
realisasi dan telah mencapai target yang ditetapkan, tidak terdapat selisih realisasi
antara tahun 2014 dan tahun 2015. Tidak ada perbedaan target Kota Palembang
dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 49
Sedangkan untuk indikator Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam terlihat kecenderungan realisasi
bersifat stabil dan telah mencapai target yang ditentukan setiap tahunnya, tidak
terdapat selisih realisasi antara tahun 2015 dengan tahun 2014. Tidak ada
perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).
Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Kinerja
Sasaran Peningkatan Kualitas Lingkungan
No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
7 Meningkatnya kualitas lingkungan
25 Tempat Tempat Umum yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU)
82 82,5 100,6
26 Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TPM)
82 82,7 100,9
27 Air Bersih Rumah Tangga 92 92,2 100,2
7. Sasaran ke 7 : “Meningkatnya kualitas lingkungan” dengan 3 indikator kinerja yang
seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
a. Indikator Kinerja 25 Tempat–Tempat Umum (TTU) memenuhi syarat
kesehatan adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh
badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat umum,
mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai fasilitas yang
memenuhi syarat kesehatan.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 82% dan ada 301 TTU telah
memenuhi syarat dibandingkan dengan sasaran sebanyak 365 TTU sehingga
capaian kinerja tahun 2015 sebesar 82,5%. Adapun indikator pemeriksaan TTU
antara lain adanya jamban sehat, sarana air bersih, tempat sampah dan
lingkungan bersih.
Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian meliputi
pengawasan kualitas lingkungan TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan
dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 50
b. Indikator Kinerja 26 Keluarga menggunakan air bersih adalah air yang
memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada
kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 92%, jumlah keluarga yang
menggunakan air bersih sebanyak 287.466 keluarga dibandingkan dengan
sasaran 312.392 keluarga maka cakupan sebesar 92.2% sehingga capaian
kinerja tahun 2015 sebesar 100.2%.
Saat ini PDAM belum terdistribusi ke seluruh penduduk Kota Palembang
sehingga belum semua penduduk mengakses air bersih PDAM. Namun air
bersih tetap diperoleh melalui air kemasan dan sumur gali. Penyediaan air
bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yaitu dalam menurunkan
angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air, dan
berperan dalam meningkatkan standar atau kualitas hidup masyarakat.
Keberhasilan indikator perlu dukungan kesadaran masyarakat akan
penggunaan sarana air bersih baik yang dibangun secara mandiri maupun oleh
pemerintah. Disamping itu peran tenaga kesehatan yang memberikan
bimbingan kepada masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat.
c. Indikator Kinerja 27 Tempat Pengolahan Makanan (TPM) memenuhi syarat
kesehatan adalah tempat dilakukannya upaya penyimpanan dan pengolahan
bahan makanan serta penyajian makanan yang keseluruhan proses tersebut
memenuhi persyaratan kesehatan.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 82%, seluruh TPM yang ada yaitu
sebanyak 3.584 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 2.963 TPM
sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 82,7%.
Standarisasi sesuai dengan Permenkes No 1098/Menkes/SK/VII/2003
tentang hygiene rumah makan dan restoran. Dalam upaya pengawasan terhadap
TPM yang ada dilakukan pembinaan dan pengambilan sampel makanan
terhadap TPM diantaranya rumah makan/restoran, jasa boga, industri rumah
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 51
tangga, makanan jajanan, pelatihan dan penyuluhan terhadap TPM, hingga
pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha.
Tabel 3.14 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Sasaran Peningkatan Kualitas Lingkungan
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan 2015
Target 2016
Meningkatnya kualitas lingkungan
Tempat Tempat Umum yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU)
% 81,3 82,5 82 82,5 100,6 BS 1,2 83
Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TPM)
% 81,3 82,7 82 82,7 100,9 BS 1,4 83
Air Bersih Rumah Tangga
% 91,02 92,2 92 92,2 100,2 BS 1,2 93
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Tempat Tempat Umum yang
Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU) terlihat kecenderungan realisasi meningkat,
terdapat selisih realisasi sebesar 1,2% di tahun 2015 jika dibandingkan dengan
tahun 2014. Ada perbedaan besaran target dengan Kemenkes RI yaitu sebesar 85%.
Sedangkan untuk indikator Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi
Syarat Kesehatan (TPM) terlihat kecenderungan realisasi mengalami peningkatan,
terdapat selisih realisasi sebesar 1,4% di tahun 2014 jika dibandingkan dengan
tahun 2015. Target Kemenkes RI untuk TPM lebih rendah dari Kota Palembang
yaitu sebesar 75%. Untuk Kota Palembang sudah melampaui target nasional.
Untuk indikator Air Bersih Rumah Tangga terlihat kecenderungan
peningkatan realisasi, terdapat selisih sebesar 1,2% di tahun 2015 jika
dibandingkan dengan tahun 2014. Target Kemenkes RI untuk air bersih lebih
rendah dari Kota Palembang yaitu sebesar 67. Untuk Kota Palembang sudah
melampuai target nasional.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 52
Tabel 3.15 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat
No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
8 Meningkatnya status gizi masyarakat
28
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
100 100 100
29 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100 100 100
8. Sasaran ke 8 : “Meningkatnya status gizi masyarakat” dari 2 indikator kinerja
semuanya sudah mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Indikator Kinerja 28 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia
6–24 bulan keluarga miskin adalah Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6–24 bulan keluarga miskin.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah anak keluarga miskin
kurang gizi yang ditemukan sebanyak 306 anak dan semuanya telah diberikan
makanan pendamping ASI sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 100%.
Kriteria Gakin ditetapkan oleh pemerintah kota. MP-ASI pabrikan berupa
bubuk instan untuk bayi usia 6–11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12–24 bulan.
Pengadaan untuk MP-ASI setiap tahunnya telah sesuai dengan jumlah bayi dan
balita keluarga miskin yang ada di Kota Palembang terutama dengan status gizi
kurang. Didukung penuh oleh skrining kasus dari posyandu yang sudah berjalan
dengan baik.
b. Indikator Kinerja 29 Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan adalah
balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana
gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah balita gizi buruk yang
ditemukan sebanyak 14 orang dan seluruhnya dirawat di rumah sakit sehingga
capaian kinerja tahun 2015 sebesar 100%.
Target tercapai karena adanya dukungan masyarakat dalam melaporkan
kasus gizi buruk yang ada di lingkungannya, serta peran aktif puskesmas dalam
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 53
melakukan pelacakan terhadap setiap laporan kasus, serta koordinasi yang baik
dengan rumah sakit rujukan untuk perawatan.
Tabel 3.16 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan 2015
Target 2016
Meningkatnya status gizi masyarakat
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Cakupan Pemberian Makanan
Pendamping ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin terlihat
kecenderungan realisasi stabil dan mencapai target yang ditentukan setiap tahunnya,
tidak terdapat selisih realisasi antara tahun 2015 dengan tahun 2014. Pengertian
anak usia 6–24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6–11 bulan dan anak usia
12–24 bulan dari Keluarga Miskin (Gakin). Tidak ada perbedaan antara target
Kemenkes RI dengan Kota Palembang.
Untuk indikator Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan terlihat
kecenderungan realisasi tiap tahunnya stabil dan mencapai target yang ditentukan,
tidak dapat selisih realisasi antara tahun 2015 dengan tahun 2014. Tidak ada
perbedaan antara target Kemenkes RI dengan Kota Palembang.
Tabel 3.17 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Reproduksi
No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
9
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
30 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
91 93,9 103.2
31 Cakupan pelayanan kesehatan lansia
72 72,3 100,4
32 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
94,5 96,7 102,3
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 54
33 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
80 80,4 100,5
34
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
80 96 106,7
35 Cakupan pelayanan nifas 91 91,7 100,8
36 Cakupan KB aktif 71 76,9 108,3
37 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
80 80,4 100,5
38 Cakupan kunjungan bayi 90 95,1 105,7
9. Sasaran ke 9 : “Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi” dengan 9
indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
a. Indikator Kinerja 30 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah anak
balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 91%, sedangkan yang memperoleh
pelayanan pemantauan 111.657 balita dibandingkan dengan sasaran sebanyak
118.920 balita, sehingga realisasi sebesar 93,9%.
Hal ini didukung oleh akses dan mutu pelayanan kesehatan anak balita di
dalam dan luar gedung puskesmas sudah berjalan dengan baik, yaitu meliputi
pelayanan di puskesmas, posyandu, panti asuhan anak, TK/PAUD, maupun
melalui kegiatan kunjungan rumah. Pemantauan pertumbuhan merupakan salah
satu kegiatan yang terdiri dari penimbangan anak setiap bulan, pencatatan dan
pengisian Kartu Menuju Sehat, penilaian naik atau tidak naik yang bertujuan
melakukan deteksi dini gangguan pertumbuhan dan melakukan tindak lanjut
hasil pemantauan pertumbuhan.
b. Indikator Kinerja 31 Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia adalah cakupan
kunjungan usia lanjut yang berumur mulai dari pra lansia 45 tahun hingga 59
tahun, lansia berumur 60 hingga 69 tahun, dan resiko tinggi >75 tahun.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 55
Target tahun 2015 sebesar 72%, sedangkan yang lansia yang melakukan
kunjungan sebanyak 91.901 orang dibandingkan dengan sasaran sebanyak
127.061 orang maka didapat cakupan sebesar 72,3% sehingga capaian kinerja
tahun 2015 sebesar 100,4%.
Saat ini ada 29 puskesmas di Kota Palembang yang telah dikembangkan
menjadi puskesmas santun lansia. Untuk meningkatkan cakupan kunjungan
lansia, telah dikembangkan program posyandu lansia dimana posyandu
dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang pelaksanaan posyandu. Juga
dipertimbangkan kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu untuk
meminimalkan jarak tempuh dan biaya transportasi yang harus dikeluarkan,
serta faktor keamanan dan keselamatan bagi lansia. Dari 107 kelurahan di Kota
Palembang ada 91 kelurahan (85%) sudah memiliki posyandu lansia, dengan
jumlah total 229 posyandu lansia.
c. Indikator Kinerja 32 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) adalah cakupan ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling
sedikit 4 kali dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2015 adalah 94,5%, sedangkan yang memeriksakan
kehamilannya 4 kali sebanyak 30.789 ibu hamil dengan dibandingkan sasaran
31.850 ibu hamil maka didapat cakupan 96.7% sehingga capaian kinerja tahun
2015 sebesar 102,3%.
Hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kesehatan kehamilannya dan membaiknya kualitas pelayanan
kesehatan ibu hamil di fasilitas kesehatan. Disamping itu didukung oleh sistem
pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan di fasilitas kesehatan jejaring dan
mitra puskesmas sudah berjalan dengan baik, termasuk mutu pelayanan
antenatal care yang semakin membaik.
d. Indikator Kinerja 33 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani adalah
ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 56
kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas
PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
Pada tahun 2015 target kinerja sebesar 80%, jumlah kasus yang
ditangani sebanyak 5.122 orang dibandingkan dengan sasaran sebesar 6.370 ibu
hamil maka didapat cakupan sebesar 80,4% sehingga capaian kinerja tahun
2015 sebesar 100,5%.
Target tercapai karena semua fasilitas rujukan telah memberikan
pelayanan terhadap setiap kasus komplikasi kebidanan yang ditemukan dan
melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk administrasi
pencatatan dan pelaporan. Termasuk dukungan proses deteksi, baik oleh
masyarakat maupun tenaga kesehatan yang semakin baik.
e. Indikator Kinerja 34 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
yang Memiliki Kompetensi adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 90%, jumlah persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan 29.091 orang dibandingkan dengan sasaran 30.298 ibu
hamil maka didapat cakupan sebesar 96% sehingga capaian kinerja tahun 2015
sebesar 106,7%.
Target tercapai disebabkan oleh masyarakat umumnya dan ibu hamil
khususnya telah menyadari pentingnya melakukan persalinan dengan tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, semakin mudahnya akses
masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang
berkompeten, pencanangan program Percepatan Penurunan Angka Kematian
Ibu (RAN PP AKI) tahun 2014-2015 melalui penyusunan Rencana Aksi
Nasional, peningkatan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
kesehatan untuk peningkatan cakupan, serta penguatan manajemen dan jejaring
rujukan di Kota Palembang pada pelayanan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 57
f. Indikator Kinerja 35 Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada ibu
dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai
standar.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 91%, jumlah ibu nifas yang
memeriksakan ke fasilitas kesehatan sebanyak sebanyak 27.978 orang
dibandingkan dengan jumlah sasaran 30.526 ibu nifas maka didapat cakupan
sebesar 91,7% sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 99,3 %.
Target tercapai karena adanya kegiatan pemantauan kesehatan ibu nifas
di posyandu maupun kunjungan rumah, meningkatnya kesadaran masyarakat
untuk memeriksakan kesehatan pasa masa nifas sudah semakin baik, serta
dukungan sistem pencatatan dan pelaporan yang terpadu.
g. Indikator Kinerja 36 Cakupan KB Aktif adalah jumlah peserta KB aktif
dibandingkan dengan pasangan usia subur (PUS) di suatu wilayah pada kurun
waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 71%, jumlah peserta KB aktif
sebanyak 211.614 pasangan dibandingkan dengan sasaran 275.038 pasangan
maka didapat cakupan sebesar 76,9% sehingga capaian kinerja tahun 2015
sebesar 108,3%.
Hal ini didukung oleh peningkatan promosi tentang pelayanan KB
sehingga kesadaran masyarakat untuk ber-KB juga meningkat, juga mudahnya
akses terhadap pelayanan KB baik di fasilitas pelayanan primer maupun
rujukan.
h. Indikator Kinerja 37 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di
seluruh sarana pelayanan kesehatan.
Target kinerja tahun 2015 sebesar 80%, jumlah neonatus dengan
komplikasi yang ditangani sebanyak 3.531orang dibandingkan dengan sasaran
4.394 neonatus maka didapat cakupan sebesar 80,4% sehingga capaian kinerja
tahun 2015 sebesar 100,5%.
Target tercapai karena semua fasilitas rujukan telah memberikan
pelayanan terhadap setiap kasus neonatus dengan komplikasi yang ditemukan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 58
dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk administrasi
pencatatan dan pelaporan. Juga dukungan proses deteksi/skrining yang sudah
berjalan baik dalam penemuan segera kasus neonatus komplikasi di
masyarakat.
i. Indikator Kinerja 38 Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2015 target kunjungan bayi sebesar 90% dan yang berkunjung
ke pelayanan kesehatan minimal 4 kali sebanyak 27.795 bayi dibandingkan
dengan sasaran 29.225 bayi maka didapat cakupan sebesar 95,1% sehingga
capaian kinerja sebesar 105,7%.
Tercapainya target karena masyarakat telah menyadari pentingnya
pemantauan tumbuh kembang bayinya secara rutin. Termasuk semakin
mudahnya akses untuk mendapatkan pelayanan yaitu di puskesmas, posyandu,
panti asuhan anak, TK/PAUD, maupun kunjungan rumah.
Tabel 3.18 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Reproduksi
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2015
Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2014 dan 2015
Target 2016
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
% 91,2 93,9 91 93,9 103.2 BS 2,7 91,5
Cakupan pelayanan kesehatan lansia
% 73,3 72,3 72 72,3 100,4 BS 1 73
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
% 96,7 96,7 94,5 96,7 102,3 BS 0 95
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
% 79,9 80,4 80 80,4 100,5 BS 0,5 80
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 96.5 96 80 96 106,7 BS 0,5 90
Cakupan pelayanan nifas
% 96,2 91,7 91 91,7 100,8 BS 4,5 91,5
Cakupan KB aktif % 79,5 76,9 71 76,9 108,3 BS 2,6 72
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
% 81,3 80,4 80 80,4 100,5 BS 0,7 80
Cakupan kunjungan bayi
% 91,5 95,1 90 95,1 105,7 BS 3,6 90
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 59
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan anak
balita relatif sedikit meningkat, terdapat selisih sebesar 2,7% di tahun 2015
dibandingkan dengan tahun 2014. Menurut Renstra Kemenkes RI tahun 2010 -
2015, target cakupan pelayanan kesehatan anak balita sebesar 85%. Ini berarti
capaian Kota Palembang saat ini telah melampaui target nasional.
Untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan lansia kecenderungannya
menurun, terdapat selisih sebesar 1% di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun
2014. Tidak terdapat target nasional untuk indikator ini.
Untuk Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) kecenderungan tidak terdapat
selisih realisasi pada tahun 2015 dan mencapai target yang ditentukan setiap
tahunnya. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target cakupan kunjungan
K4 sebesar 95% untuk dicapai tahun 2015, ada perbedaan sebesar 1% dibandingkan
dengan target Kota Palembang. Ini berarti dari sasaran 31.883 ibu hamil minimal
ada 30.289 kunjungan K4, sedangkan saat ini sebanyak 30.789 ibu hamil telah
melakukan kunjungan K4, sehingga target nasional telah tercapai.
Untuk indikator Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani terlihat
kecenderungan realisasi meningkat, namun telah mencapai target yang ditentukan
setiap tahunnya, terdapat selisih realisasi sebesar 0.5% di tahun 2014 dibandingkan
dengan tahun 2015. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target cakupan
indikator ini sebesar 80% untuk dicapai tahun 2015, berarti tidak ada perbedaan
dengan target Kota Palembang.
Untuk indikator Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
terlihat kecenderungan realisasi menurun, terdapat selisih realisasi sebesar 0.5% di
tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun
2008, target cakupan indikator ini sebesar 90% untuk dicapai tahun 2015, berarti
tidak ada perbedaan dengan target Kota Palembang.
Untuk indikator Cakupan Pelayanan Nifas terlihat kecenderungan realisasi
menurun, terdapat selisih realisasi sebesar 4,5% di tahun 2015 dibandingkan tahun
2014. Menurut Permenkes RI No 741 tahun 2008, target cakupan indikator ini
sebesar 90% untuk dicapai tahun 2015, ada perbedaan sebesar 0.5% dengan target
Kota Palembang. Ini berarti capaian Kota Palembang telah melampaui target
nasional.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 60
Untuk indikator cakupan KB aktif terlihat kecenderungan realisasi
menurun, namun tetap mencapai target yang ditentukan. Terdapat selisih sebesar
2,6% di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015. Menurut Renstra Kemenkes
RI 2010 – 2015, target indikator ini sebesar 65%, ada perbedaan sebesar 6%
dibandingkan dengan Kota Palembang. Ini berarti capaian Kota Palembang telah
melampaui target nasional.
Untuk indikator Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
terlihat kecenderungan menurun, namun telah mencapai target yang ditetapkan.
Terdapat selisih realisasi sebesar 0,7% di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014.
Menurut Renstra Kemenkes RI 2010 – 2015, target indikator ini sebesar 80%,
berarti tidak ada perbedaan dengan Kota Palembang. Capaian Kota Palembang
telah melampaui target nasional.
Sedangkan untuk indikator Cakupan Kunjungan Bayi terlihat
kecenderungan realisasi meningkat, namun telah mencapai target yang ditetapkan.
Terdapat selisih realisasi sebesar 3,6% di tahun 2014 dibandingkan tahun 2015.
Menurut Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target cakupan indikator ini sebesar
90%, berarti tidak ada perbedaan dengan target Kota Palembang.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 61
Dari 9 sasaran yang ada dan 38 indikator kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan
Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 ada 12 indikator kinerja yang belum
mencapai target yaitu :
Tabel 3.19 Indikator Kinerja yang Belum Tercapai
dalam Penetapan Indikator Utama (IKU) Tahun 2015.
Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
1 Cakupan kelurahan siaga aktif 70 67,3 96,12
2 Obat essensial generik di sarana kesehatan
1,4 1,1 78,6
3 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
7 5 71,4
4 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
75 0 0,0
5 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
40 0 0,0
6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin 100 33,4 33,4
7
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota
100 93,8 93,8
8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 4,6 4,6
9 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
100 90 90
10 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
2 1 50
11 Cakupan penderita TB BTA positif yang ditangani
100 81,3 81,3
12 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
100 95,5 95,5
13 Jumlah rumah sakit pratama yang disediakan
1
0 0
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 62
Indikator Kinerja 2015 %
Capaian Program Target Realisasi
14 Penyediaan alat kesehatan untuk RS pratama
80 0 0
15 Cakupan kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
100 99.1 99.1
16 Cakupan penyakit DBD yang ditangani
<51 61.9 -
Penyebab tidak tercapainya target indikator kinerja adalah sebagai berikut :
1) Kelurahan siaga aktif di Kota Palembang tidak tercapai karena salah satu syarat
sebuah kelurahan dikatakan siaga aktif adalah harus memiliki minimal satu
poskeskel yang aktif beroperasi, sedangkan poskeskel yang aktif beroperasi di
kota Palembang tahun ini hanya 72 poskeskel. Jumlah poskeskel mengalami
penurunan dikarenakan banyaknya bidan / perawat poskeskel yang
mengundurkan diri karena tidak memiliki status kepegawaian yang pasti.
2) Target belum tercapai jika dilihat dari alokasi dana untuk pengadaan obat sesuai
dengan kebutuhan obat per orang, namun Kota Palembang juga memperoleh
bantuan obat dari Propinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Pusat sehingga
stock obat mencukupi.
3) Adanya keterbatasan dana sehingga dari target 7 puskesmas hanya teralokasikan
dana standarisasi manajemen mutu ISO untuk 5 puskesmas saja.
4) Adanya keterbatasan dana APBD tahun 2015 sehingga dana untuk kegiatan
kalibrasi alat kesehatan puskesmas belum dapat dianggarkan.
5) Pencapaian indikator ini dipengaruhi oleh faktor kalibrasi alat kesehatan
puskesmas yang belum dapat dilakukan. Disamping adanya keterbatasan dana
APBD tahun 2015 sehingga dana untuk standarisasi pelayanan kesehatan
puskesmas belum dapat dianggarkan.
6) Data puskesmas berupa data pelayanan kuratif, tidak menghitung pelayanan
promotif dan preventif ke luar gedung puskesmas. Disamping itu sistem P-Care
BPJS belum bisa diakses untuk mengetahui jumlah masyarakat miskin di
fasilitas kesehatan. Sedangkan data puskesmas belum mencakup data pelayanan
di fasilitas kesehatan dasar di wilayah kerjanya seperti klinik, dokter praktek
swasta, dan bidan praktek swasta.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 63
7) Keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana di rumah sakit sehingga
tidak semua menyelenggarakan pelayanan gawat darurat. Disamping itu masih
ada rumah sakit yang masih dalam proses pengurusan izin operasional.
8) Dalam hal rujukan pasien, puskesmas berupaya menekan angka rujukan terkait
dengan ketentuan dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2015 bahwa kasus medis
yang menjadi kompetensi FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama) harus
diselesaikan secara tuntas di FKTP, kecuali karena keterbatasan SDM, sarana
dan prasarana di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Ketentuan dalam
Permenkes Nomor 71 Tahun 2014 menyebutkan bahwa toleransi rasio rujukan
kasus non spesialistik (RRNS) adalah sebesar 15%.
9) Pemeriksaan makanan kadaluarsa terbatas pada alokasi dana, sedangkan alokasi
anggaran tahun 2015 hanya untuk 90 objek
10) Saat ini beberapa puskesmas telah mengadopsi layanan pengobatan tradisional
namun tempat pelayanan masih bergabung dengan layanan medis sehingga
belum dapat diklasifikasikan dalam puskesmas yang merekomendasikan obat
tradisional. Hingga saat ini hanya 1 puskesmas yang dikategorikan puskesmas
dengan pengobatan tradisional yaitu Puskesmas Kampus dengan griya sehat-nya.
11) Cakupan diperoleh dari pasien yang melakukan pemeriksaan dahak, sedangkan
tidak semua tersangka pasien dan fasilitas pelayanan kesehatan melakukan
pemeriksaan dahak dimana diagnosa TB ditegakkan dengan pemeriksaan
lainnya dan disamping itu tidak semua tersangka pasien dapat mengeluarkan
dahak dengan benar sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan atau hasilnya
menjadi negatif.
12) Under reporting kasus masih sangat rendah disebabkan tidak semua sarana
kesehatan melaporkan kasus pneumonia yang ditangani
13) Pembangunan rumah sakit pratama masih belum dapat direalisasikan pada tahun
2015, direncanakan pada tahun 2016 baru akan dialokasikan
14) Penyediaan alat kesehatan untuk rumah sakit pratama masih belum terealisasi,
berkaitan dengan pembangunan rumah sakit pratama yang belum dilaksanakan
15) Under reporting data dimana bayi yang diimunisasi tidak terlaporkan ke Dinas
Kesehatan Kota Palembang, seperti dokter praktek swasta, klinik swasta, bidan
praktek swasta atau rumah bersalin
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 64
16) Incidence rate tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya karena
dipengaruhi oleh faktor curah hujan yang tinggi, perilaku PSN yang belum
optimal dilaksanakan masyarakat, dan mobilisasi penduduk di daerah perbatasan
palembang yang tinggi sehingga meningkatkan penyebaran penyakit DBD
Langkah – langkah yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk
mengatasi kendala :
1) Kerjasama lintas sektor harus ditingkatkan sebagai upaya untuk mengaktifkan
kembali poskeskel lainnya mulai dari perekrutan kembali bidan poskeskel,
penyediaan sarana prasarana dan gedung poskeskel, serta dukungan aktif dari
masyarakat sekitar poskeskel
2) Meningkatkan informasi mengenai penggunaan obat rasional di puskesmas dan
puskesmas pembantu
3) Tahun anggaran berikutnya akan dialokasikan dana untuk standarisasi
manajemen mutu ISO sesuai dengan target yang telah ditetapkan
4) Pengalokasian dana untuk kegiatan kalibrasi alat kesehatan puskesmas di tahun
anggaran berikutnya
5) Pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin akan terus
dilakukan, disamping meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas berupa
sarana, prasarana, dan sumber daya manusia, serta meningkatkan kesadaran
masyarakat miskin untuk mencari pengobatan ke layanan kesehatan bila
menderita sakit.
6) Peningkatan komitmen bersama untuk pencatatan dan pelaporan terpadu secara
berjenjang pelayanan pasien masyarakat miskin baik pelayanan promotif,
preventif, dan kuratif di dalam dan luar gedung puskesmas.
7) Pengalokasian dana untuk kegiatan standarisasi pelayanan kesehatan puskesmas
di tahun anggaran berikutnya
8) Sosialisasi ke pihak terkait mengenai Permenkes Nomor 28 tahun 2015 dan
Permenkes No 71 Tahun 2003, serta umpan balik rujukan dari rumah sakit
rujukan.
9) Tahun anggaran berikutnya akan dialokasikan dana untuk pemeriksaan
makanan kadaluarsa sesuai dengan target yang telah ditetapkan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 65
10) Pembinaan akan dilakukan bagi puskesmas yang telah mengadopsi layanan
pengobatan tradisional, disamping meningkatkan kualitas pelayanan dan jenis
layanan, juga harus mengembangkan tanaman obat keluarga (TOGA)
11) Meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor terkait terutama sarana
pelayanan kesehatan mengenai pentingnya penegakan diagnosa bagi tersangka
TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
12) Dalam upaya meningkatkan capaian memerlukan dukungan petugas di
puskesmas dan kader dalam deteksi dini penderita sesuai klasifikasi dan
pemberian pengobatan, perbaikan fasilitas penderita pneumonia berat yang
memerlukan rujukan, pembinaan care seeking, serta kerjasama lintas sektor
dengan sarana kesehatan lainnya dalam hal komitmen pelaporan rutin kasus
pneumonia.
13) Pembangunan rumah sakit pratama rencananya akan dialokasikan melalui Dana
Alokasi Khusus (DAK) dari APBN
14) Selain realisasi pembangunan rumah sakit pratama, penyediaan alat kesehatan
sebagai sarana penunjang juga rencananya akan dialokasikan melalui DAK
APBN
15) Pembinaan kepada fasilitas kesehatan lainnya yang juga memberikan layanan
imunisasi untuk melaporkan cakupan pelayanannya ke puskesmas di wilayah
kerjanya secara rutin setiap bulannya
16) Upaya yang akana dilakukan antara lain sosialisasi kepada masyarakat
mengenai penyakit DBD, mendorong masyarakat untuk aktif melakukan
gerakan PSN, peran aktif kader jumantik dalam deteksi jentik nyamuk di rumah
tangga, serta saat ini telah ada gerakan 1 kelurahan 1 RT untuk kerja bakti
setiap minggunya di wilayah masing-masing sebagai bagian dari upaya
membersihkan lingkungan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 66
C. SUMBER DAYA
Sumber daya merupakan salah satu komponen penting dalam pencapaian kinerja.
Sumber daya manusia dan sumber daya anggaran yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan
Kota Palembang antara lain dijabarkan sebagai berikut:
1. Sumber Daya Manusia
Keadaan pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Palembang sampai dengan
tanggal 31 Desember 2015 sebanyak 1.059 PNS dan 505 tenaga non PNSD & Non
PNSD BLUD dengan rincian sebagai berikut:
a. Menurut jabatan
1) Jabatan struktural = 18 orang
2) Jabatan fungsional = 906 orang
3) Staf = 130 orang
b. Menurut golongan
1) Golongan IV = 61 orang
2) Golongan III = 776 orang
3) Golongan II = 215 orang
4) Golongan I = 7 orang
5) Non PNS dan BLUD = 505 orang
c. Menurut pendidikan
1) S2/spesialis = 54 orang
2) S1/D.IV = 352 orang
3) D.I/D.III = 699 orang
4) SMA = 393 orang
5) SMP = 34 orang
6) SD = 32 orang
d. Menurut ketenagaan
1) Dokter = 85 orang
2) Dokter gigi = 45 orang
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 67
3) Dokter spesialis = 9 orang
4) Apoteker = 2 orang
5) Asisten apoteker = 68 orang
6) Kesehatan masyarakat (S1) = 59 orang
7) Perawat = 268 orang
8) Bidan = 270 orang
9) Ahli madya gizi = 38 orang
10) Sanitarian = 47 orang
11) Analis = 39 orang
12) Perawat gigi = 79 orang
13) Tenaga non kesehatan = 105 orang
2. Sumber Daya Anggaran
Pembiayaaan kesehatan secara garis besar berasal dari tiga sumber yaitu
pemerintah, swasta (termasuk masyarakat), dan bantuan luar negeri. Di sektor
pemerintah pembiayaan kesehatan digunakan untuk pembangunan, pengadaan fisik
dan non fisik. Sumber pembiayaan pembangunan kesehatan SKPD Dinas
Kesehatan Kota Palembang tahun anggaran 2015 berdasarkan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Tahun 2015
berjumlah Rp 188.862.631.302,41- terdiri dari :
1. Belanja Langsung Rp 98.061.495.302,41-
2. Belanja Tidak Langsung Rp 90.801.136.000,00.-
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 68
Tabel 3.20 Realisasi Keuangan Tahun 2015
Sasaran Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1 Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat
Angka balita dengan gizi buruk
Pertemuan rapat/koordinasi tim pangan dan gizi/SKPG Kota Palembang
Rp 30.000.000,- Rp 30.000.000,- 100%
Dana penanggulangan balita gizi kurang/buruk pasca perawatan
Rp 15.000.000,- Rp 15.000.000,- 100
Jumlah kematian bayi Jumlah kematian ibu
Pembinaan sistem rujukan maternal neonatal emergensi terintegrasi
Rp 32.555.000,- Rp 28.285.000,- 87%
Kajian kasus kematian maternal perinatal
Rp 41.800.000,- Rp 41.050.000,- 98
Pembelajaran kasus kematian maternal perinatal
Rp 35.490000,- Rp 35.490.000,- 100
Untuk sasaran peningkatan mutu kesehatan masyarakat, seluruh anggaran kegiatan terkait
telah terealisasi sesuai perencanaan (100%), kecuali untuk kegiatan pembinaan sistem
rujukan maternal neonatal emergensi terintegrasi (87%) dimana terdapat pengembalian
anggaran untuk transportasi narasumber, sewa kamar, dan belanja makan dengan total Rp
4.270.000,-. Sedangkan untuk kegiatan kajian kasus kematian maternal perinatal terdapat
selisih untuk sewa ruang (Rp 2.500.000,-)
Tabel 3.21
Realisasi Keuangan Tahun 2015 Sasaran Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat
No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1 Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Desa siaga aktif
Pembinaan kelurahan siaga
Rp 60.000.000,- Rp 60.000.000,- 100
Pemetaan poskeskel beroperasi
Rp 38.000.000,- Rp 37.580.000,- 99
Jambore posyandu Rp 45.000.000,- Rp 45.000.000,- 100
Cakupan penjaringan kesehatan pada anak sekolah dasar dan setingkat
Pembinaan sekolah sehat
Rp 60.000.000,- Rp 60.000.000,- 100
Pembinaan dokter kecil
Rp 30.000.000,- Rp 30.000.000,- 100
Pertemuan pengembangan model akselerasi pembinaan UKS
Rp 25.000.000,- Rp 25.000.000,- 100
Pertemuan peningkatan kemampuan petugas dalam Poskestren
Rp 30.000.000,- Rp 30.000.000,- 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 69
Dari seluruh kegiatan terkait sasaran promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
realisasi anggaran telah mencapai 100% kecuali untuk pemetaan poskeskel beroperasi
(99%) dimana terdapat pengembalian sisa anggaran sebesar Rp 420.000,- atas uang saku
peserta.
Tabel 3.22 Realisasi Keuangan Tahun 2015
Sasaran Peningkatan PHBS bagi seluruh masyarakat di setiap tatanan No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1 Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
Cakupan PHBS Peningkatan peran serta ormas dalam pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempercepat pencapaian PHBS
Rp 26.500.000,- Rp 26.500.000,- 100
Peningkatan pengetahuan tentang PHBS
Rp 55.970.000,- Rp 55.970.000,- 100
Untuk sasaran peningkatan PHBS, realisasi anggaran untuk seluruh kegiatan terkait
mencapai 100%.
Tabel 3.23 Realisasi Keuangan Tahun 2015
Sasaran Peningkatan Sarana Prasarana & Kualitas Pelayanan Kesehatan No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1 Meningkatnya sarana prasarana & kualitas pelayanan kesehatan
Obat essensial generik di sarana kesehatan
Pertemuan manajemen pengelola obat
Rp 7.100.000,- Rp 7.100.000,- 100
Pertemuan peningkatan penggunaan obat rasional
Rp 12.900.000,- Rp 12.300.000,- 95
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Rp 3.413.121.449,- Rp 3.212.609.648,- 94
Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
Dana pendampingan konsultan
Rp 392.000.000,- Rp 384.988.500,- 98
Dana audit ISO Rp 143.600.000,- Rp 139.849.202,- 97
Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
-
- - -
Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
- - - -
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 70
Untuk indikator obat essensial generik di sarana kesehatan, realisasi keuangan
untuk kegiatan pertemuan peningkatan obat rasional hanya 95%, terdapat pengembalian
sebesar Rp 600.000,- atas belanja ATK peserta.
Sedangkan untuk indikator puskesmas berstandar manajemen mutu ISO, realisasi
keuangan tidak mencapai 100%, dimana terdapat pengembalian sebesar Rp 7.011.500,-
untuk transport dan akomodasi tim konsultan pendampingan (98%), serta Rp 1.030.798,-
untuk transport & akomodasi tim audit ISO (97%).
Tabel 3.24 Realisasi Keuangan Tahun 2015
Sasaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1 Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
-
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota
Pembinaan sistem informasi rumah sakit
Rp 25.000.000,- Rp 22.668.200,- 91
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Pembinaan standar pelayanan minimal rumah sakit (SPM)
Rp 25.000.000,- Rp 18.725.000,- 75
Untuk kegiatan pembinaan sistem informasi rumah sakit, realisasi keuangan sebesar 91%,
dimana terdapat pengembalian dana sebesar Rp 2.331.800,- atas belanja sewa ruang dan
kamar narasumber. Sedangkan untuk kegiatan pembinaan standar SPM, realisasi sebesar
75% karena ada pengembalian dana sebesar Rp 6.275.000,- atas sewa ruang, sewa kamar,
transport, honor narasumber, dan belanja makan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 71
Tabel 3.25 Realisasi Keuangan Tahun 2015
Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular
Pertemuan penguatan kapasitas kader posbindu PTM
Rp 23.490.000,- Rp 23.490.000,- 100
Pertemuan monev program kanker
Rp 5.600.000,- Rp 5.600.000,- 100
Pemeriksaan IVA WUS kurang mampu
Rp 50.900.000,- Rp 50.900.000,- 100
Pemeriksaan pap smear
Rp 19.600.000,- Rp 19.600.000,- 100
Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
Peningkatan pengawasan obat dan makanan
Rp 24.140.000,- Rp 24.140.000,- 100
Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alami Indonesia
Rp 18.330.000,- Rp 18.330.000,- 100
Kemitraan: pengembangan standarisasi tanaman obat
Rp 25.090.000,- Rp 20.440.000,- 81
Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
Pembinaan tatalaksana penyakit akibat kerja bagi petugas di puskesmas
Rp 10.807.000,- Rp10.807.000 100
Tersedianya tempat kerja yang menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui
Rp 15.225.000,- Rp 15.225.000,- 100
Jumlah rumah sakit pratama yang disediakan
Pembangunan rumah sakit
Rp 864.900.000 Rp706.906.000 81.7
Penyediaan alat kesehatan untuk RS pratama
-
Program kemitraan pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alami Indonesia,
realisasi sebesar 81% dimana terdapat pengembalian sebesar Rp 4.650.000,- untuk belanja
cetak buku dan sewa ruang pertemuan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 72
Tabel 3.26 Realisasi Keuangan Tahun 2015
Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1 Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit
Cakupan kelurahan Universal Child Immunizatiob (UCI)
Pertemuan BIAS, imunisasi dasar dan monev program immunisasi
Rp 11.800.000 Rp 11.800.000 100
Belanja auto disable syringe
Rp 89.700.000 Rp 89.470.000 100
AFP rate 2/100.000 penduduk
Cakupan penemuan penderita pneumonia
Pertemuan kader dan pengelola program P2 ISPA
Rp 15.275.000 Rp 15.275.000 100
Roadshow P2 ISPA
Rp 6.700.000,- Rp 6.700.000,- 100
Cetak stempel P2 ISPA
Rp 3.900.000,- Rp 3.900.000,- 100
Cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif
Workshop TB DOTS
Rp 5.530.000,- Rp 5.530.000,- 100
Cetak buku dan formulir TB
Rp 13.540.000,- Rp 13.540.000,- 100
Cetak bahan pendukung bahan promosi TB
Rp 5.132.000,- Rp 5.132.000,- 100
Pengadaan pot sputum dan slide
Rp 62.136.000,- Rp 58.000.000,- 93.3
Workshop pengelola lab TB
Rp 8.400.000,- Rp 8.400.000,- 100
Cakupan penderita DBD yang ditangani
Pertemuan monev DBD
Rp 29.203.100 Rp 25.415.600 87
Honor rekam medis RS
Rp 12.000.000,- Rp 12.000.000,- 100
Cetak blangko laporan
Rp 10.100.000,- Rp 10.100.000,- 100
Roadshow DBD Rp 45.350.000,- Rp 40.100.000,- 88.4
Transport kader pemeriksaan jentik berkala
Rp 57.780.000,- Rp 57.780.000,- 100
Transport petugas penyelidikan epidemiologi
Rp 20.000.000,- Rp 20.000.000,- 100
Cakupan penemuan dan penanganan diare
Pertemuan pengelola dan kader program P2 diare
Rp 14.553.000 Rp 14.153.000 97
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 73
Sosialisasi P2 diare dan demam tyfoid ke SMP
Rp 6.940.000 Rp 6.940.000 100
Monev P2 diare puskesmas
Rp 4.524.000 Rp 4.524.000 100
Bahan cetakan Rp 25.060.000 Rp 25.060.000 100
Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
-
Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan
Monitoring evaluasi STBM
Rp 18.300.000 Rp 17.475.000 95.5
Lomba kebersihan toilet
Rp 35.520.000 Rp 35.510.000 99.9
Pembinaan pasar tradisional
Rp 22.805.000 Rp 21.775.000 95.4
Tempat pengolahan makanan (TPM) memenuhi syarat kesehatan
Pengawasan dan pengendalian keamanan & kesehatan makanan rumah tangga
Rp 47.980.000 Rp 44.980.000,- 93.8
Pengawasan dan pengendalian keamanan & kesehatan makanan restoran
Rp 50.145.000 Rp 49.395.000,- 98.5
Keluarga menggunakan air bersih
-
Kegiatan pengadaan pot sputum dan slide, realisasi sebesar 93.3% dimana terdapat
pengembalian sebesar Rp 4.136.000,- untuk selisih nilai kontrak pengadaan. Untuk
kegiatan monev DBD, realisasi sebesar 87% dengan pengembalian sebesar Rp 3.787.500
untuk belanja sewa ruang dan makan siang. Sedangkan untuk kegiatan roadshow DBD,
realisasi sebesar 88.4%, dimana ada pengembalian sebesar Rp 5.250.000,- untuk belanja
sewa ruang dan konsumsi.
Kegiatan pertemuan pengelola dan kader program P2 diare, realisasi sebesar 97%
dimana terdapat pengembalian sebesar Rp 400.000,- untuk belanja sewa ruang.
Kegiatan monitoring evaluasi STBM, realisasi sebesar 95.5% dimana terdapat
pengembalian sebesar Rp 825.000,- untuk belanja sewa ruang dan selisih snack & makan
siang. Untuk lomba kebersihan toilet, realisasi sebesar 99.07% dimana terdapat
pengembalian sebesar Rp 10.000,- untuk belanja stiker. Sedangkan kegiatan pembinaan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 74
pasar tradisional, realisasi sebesar 95.4% dimana terdapat pengembalian sebesar Rp
1.050.000,- untuk sewa ruang dan honor moderator.
Kegiata pengawasan dan pengendalian makanan dan kesehatan makanan rumah
tangga, realisasi sebesar 93.75%, terdapat pengembalian sebesar Rp 3.000.000,- untuk
belanja sewa ruang. Hal yang sama juga untuk pengawasaan makanan di restoran dengan
realisasi sebesar 98.5% karena ada pengembalian sebesar Rp 750.000,- untuk belanja sewa
ruang.
Tabel 3.27 Realisasi Keuangan Tahun 2015
Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1 Meningkatnya status gizi masyarakat
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
Pemberian tambahan makanan dan vitamin
Rp 648.000.000 Rp 633.150.000 98
Pendampingan pemberian tambahan makanan dan vitamin
Rp 17.580.000 Rp 17.580.000 100
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Penanggulangan balita gizi kurang/buruk pasca perawatan
Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 100
Untuk kegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin, realisasi keuangan sebesar
98% karena ada pengembalian dana sebesar Rp 14.850.000,- atas selisih nilai pengadaan.
Tabel 3.28
Realisasi Keuangan Tahun 2015 Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak serta Kesehatan Reproduksi
No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %
1
Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
Penilaian balita sehat di Kota Palembang
Rp 57.416.000 Rp 57.416.000 100
Pembinaan kesehatan balita bagi guru TK/PAUD
Rp 19.490.000 Rp 19.490.000 100
Pembinaan SDIDTKbagi petugas puskesmas dan pustu
Rp 18.991.000 Rp 18.991.000 100
Pembinaan PKPR Rp 22.405.000 Rp 22.405.000 100 Pelacakan dan intervensi kasus kekerasan terhadap anak
Rp 207.600 Rp 207.600 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 75
Peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak
Rp 21.010.000 Rp 21.010.000 100
Pembinaan program anak bagi petugas
Rp 39.650.000 Rp 39.650.000 100
Cakupan pelayanan kesehatan lansia
Evaluasi kesehatan intelegensia lansia
Rp 16.165.000 Rp 15.646.000 97
Pembinaan program usia lanjut
Rp 10.448.000 Rp 10.448.000 100
Pembinaan kader bagi usia lanjut
Rp 32.178.000 Rp 32.178.000 100
Pelaksanaan seminar sehari lansia
Rp 47.597.000 Rp 44.764.000 94
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan KIA
Rp 21.050.000 Rp 16.550.000 79
Pertemuan pengelola program ibu
Rp 19.750.000 Rp 19.750.000 100
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Pembinaan kesehatan reproduksi essensial
Rp 33.840.000 Rp 27.030.000 80
Supervisi/pembinaan faskesdes bermasalah AMP
Rp 17.425.000 Rp 17.425.000 100
cakupan pertolongan persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi kebidanan
Pembinaan supervisi fasilitatif
Rp 32.670.000 Rp 32.670.000 100
Pembinaan puskesmas PONED
Rp 13.865.000 Rp 13.235.000 95
Pelatihan petugas puskesmas PONED
Rp 16.700.000 Rp 16.317.00 98
Cakupan pelayanan nifas
-
Cakupan KB aktif - Cakupan neonatus
dengan komplikasi ditangani
-
Cakupan kunjungan bayi
-
Untuk kegiatan evaluasi kesehatan intelegensia lansia, realisasi keuangan sebesar
Rp 97% dimana terdapat pengembalian dana sebesar Rp 519.000 atas belanja sewa kamar
narasumber. Sedangkan untuk kegiatan pelaksanaan seminar sehari lansia, realisasi sebesar
94% karena ada pengembalian sebesar Rp 2.833.000,- atas selisih tiket dan sewa kamar
narasumber.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 76
Untuk workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan KIA, realisasi sebesar
79% dimana terdapat pengembalian sebesar Rp 4.500.000,- atas belanja sewa ruang.
Sedangan untuk kegiatan pembinaan kesehatan reproduksi essensial, realisasi sebesar 80%
karena ada pengembalian dana sebesar Rp 6.810.000,- atas belanja cetak, fotokopi, dan
makan.
Untuk kegiatan pembinaan puskesmas PONED, realisasi sebesar 95%, dimana
terdapat pengembalian sebesar Rp 630.000,- atas belanja makan dan fotokopi. Sedangkan
untuk kegiatan pelatihan petugas puskesmas PONED, realisasi sebesar 98% karena
terdapat pengembalian sebesar Rp 383.000,- atas belanja makan dan fotokopi.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 77
BAB IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasi pengukuran evaluasi dan analisis pencapaian sasaran
strategik yang telah melalui proses penyesuian dan penajaman terhadap sasaran yang
didukung indikator setingkat outcome, dapat diperoleh hasil evaluasi kinerja secara
mandiri menunjukan bahwa dari 38 indikator kinerja yang ditetapkan dalam
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015, ada 16 indikator kinerja yang
belum mencapai target yaitu Cakupan Desa Siaga Aktif, Puskesmas Berstandar
Manajemen Mutu ISO, Obat Generik di Sarana Kesehatan, Cakupan alat kesehatan
essensial puskesmas yang terkalibrasi, Jumlah puskesmas yang memenuhi standar
pelayanan kesehatan, Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan
sarana kesehatan (RS) kab/kota, Cakupan kelurahan Universal Child Immunization
(UCI), Cakupan penemuan baru pasien TB-BTA positif, Cakupan penemuan
penderita pneumonia balita, Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin, Cakupan Sarana yang Diperiksa Makanan Kadaluarsa,
Puskesmas yang Merekomendasikan Obat Tradisional, Jumlah Rumah Sakit Pratama
yang Disediakan, Penyediaan Alat Kesehatan untuk RS Pratama, Cakupan Penderita
DBD yang ditangani, dan Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Pembiayaaan kesehatan dengan sumber pembiayaan dari APBD Tahun
2015 Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) berjumlah
Rp 188.862.631.302,41- terdiri dari (1) Belanja Langsung Rp 98.061.495.302,41.-
dan (2) Belanja Tidak Langsung Rp 90.801.136.000,00.-dan penyerapan dana untuk
Tahun 2015 sebesar 98,9%.
B. Saran
Untuk meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang pada tahun
mendatang disarankan meningkatkan informasi mengenai penggunaan obat rasional
di puskesmas dan puskesmas pembantu, mengalokasikan dana untuk kegiatan
kalibrasi alat kesehatan puskesmas di tahun anggaran berikutnya, pemberian jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin akan terus dilakukan, disamping
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 78
meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas berupa sarana, prasarana, dan sumber
daya manusia, serta meningkatkan kesadaran masyarakat miskin untuk mencari
pengobatan ke layanan kesehatan bila menderita sakit.
Perlu adanya pengalokasian dana untuk kegiatan standarisasi pelayanan
kesehatan puskesmas di tahun anggaran berikutnya, untuk perbaikan capaian UCI
sesuai target maka perlu dilakukan sweeping, penyuluhan, dan mempertahankan
kelurahan yang sudah UCI, serta himbauan kepada masyarakat untuk memberikan
imunisasi lengkap pada bayi di pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah,
sedangkan untuk peningkatan penemuan pasien baru TB BTA positif maka harus
meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor terkait terutama sarana pelayanan
kesehatan mengenai pentingnya penegakan diagnosa bagi tersangka TB dengan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
Dalam upaya meningkatkan capaian penemuan dan penanganan pneumonia
balita diperlukan dukungan petugas di puskesmas dan kader dalam deteksi dini
penderita sesuai klasifikasi dan pemberian pengobatan, perbaikan fasilitas penderita
pneumonia berat yang memerlukan rujukan, pembinaan care seeking. Untuk
peningkatan penemuan pneumonia balita diperlukan kerjasama lintas sektor dengan
sarana kesehatan lainnya dalam hal komitmen pelaporan rutin kasus pneumonia.
Untuk peningkatan pelayanan dan rujukan masyarakat miskin maka perlu dilakukan
sosialisasi ke pihak terkait mengenai Permenkes Nomor 28 tahun 2015 dan
Permenkes No 71 Tahun 2003, adanya umpan balik rujukan dari rumah sakit
rujukan, serta peningkatan komitmen bersama untuk pencatatan dan pelaporan
terpadu secara berjenjang pelayanan pasien masyarakat miskin baik pelayanan
promotif, preventif, dan kuratif di dalam dan luar gedung puskesmas.
Perekam Medis;
Administrator
Kesehatan
Apoteker;
Administrator
Kesehatan
Administrator
Kesehatan
Perekam Medis
Epidemiolog; Entomolog;
Laboratorian; Sanitarian;
Penyuluh Kesehatan
SEKRETARIAT dr. Hj. Letizia, M.Kes
19640214 199103 2 002
SUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM
Arpansah, SKM, MSi
19740611 199803 1004
SUBBAG
TATA USAHA
H. Alimin Wanir, SH
19590414 198003 1 009
SUBBAG KEUANGAN &
PERLENGKAPAN
Toraha, SE, MM
19670927 198803 2 004
BIDANG PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN
dr. Afrimelda Syafaruddin, M.Kes
19680208 200012 2 001
BIDANG PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
H. Sopandi, SIP, MM
19620201 198501 1 002
BIDANG JAMINAN DAN
SARANA KESEHATAN Hj. Eni Hardiyani, SKM, MSi
19620503 198503 2 005
SEKSI PELAYANAN
KESEHATAN RUJUKAN
dr. Uke Veronika
19780223 200604 2 012
SEKSI PENGENDALIAN DAN
PENCEGAHAN PENYAKIT
Yudhi Setiawan, SKM, M.Epid
19720520 199503 1 001
SEKSI PENGENDALIAN
WABAH DAN BENCANA
Sri Darlina, SKM, MKes
19711021 199203 2 005
BIDANG PELAYANAN
KESEHATAN
dr. H. Alfarobi, M.Kes
19750103 200312 1 005
SEKSI
KESEHATAN DASAR
dr. Dewi Handayani
19801010 200712 2 028
SEKSI KESEHATAN
KHUSUS
Hj. Erma Febrita, S.Sos, MSi
19660214 198703 2 002
SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN
Zulkifli, ST, M.Si
19690909 199203 1 008
SEKSI PERENCANAAN
PENDIDIKAN PELATIHAN
Erikson Siregar, SKM
19771028 200312 1 003
SEKSI DATA DAN INFORMASI
KESEHATAN
M.Daud Rusdi, SKM, MKM
19721025 200312 1 003
SEKSI REGISTRASI, PERIZINAN
& AKREDITASI
Muhammad Yamin, SIP, MSi
19730409 199503 1 003
SEKSI JAMINAN
KESEHATAN Hj. Rosylawiyah, SKM, M.Kes
19680115 199103 2 004
Plt.SEKSI KEFARMASIAN
Tien Atika Setiawati, S.Si.Apt
19741015 200903 2 001
KEPALA DINAS dr. Anton Suwindro, M.Kes
19570527 198612 1 001
KEL. JABFUNG KEL. JABFUNG KEL. JABFUNG UPTD
UPTD
Puskesmas
KEL. JABFUNG
Plt.SEKSI SARANA &
PERALATAN KESEHATAN Yolanita Septriumi, SKM, MScPH
197809132003122005
Dokter; Dokter Gigi;
Nutrisionist; Bidan;
Perawat; Perawat Gigi
KEL. JABFUNG
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG
No. Sasaran Strategis
1 2
1 Cakupan Desa Siaga Aktif 70 %
2Cakupan Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat62 %
3 Cakupan Penjaringan kesehatan Siswa SD dan Setingkatnya 100 %
2 Meningkatnya budaya hidup bersih
dan sehat
3 4 Obat Essensial Generik di Sarana Kesehatan 1.4 US$
5 Puskesmas Berstandar Manejemen Mutu ISO 7 pkm
6Cakupan Alat Kesehatan Essensial Puskesmas yang
Terkalibrasi
75 %
7Jumlah puskesmas yang Memenuhi Standar Pelayanan
Kesehatan
40 pkm
4 8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin 100 %
9Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus
Diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
100 %
10Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat
Miskin (BPJS)
100 %
11 Cakupan Puskesmas Pengembangan Penyakit Menular 9 pkm
12 Cakupan Sarana yang Diperiksa Makanan Kadaluarsa 100 obj13 Puskesmas yang Merekomendasi Obat Asli Indonesia 2 pkm14 Jumlah Klinik Upaya Kesehatan Kerja di Perusahaan 14 klinik15 Jumlah rumah sakit pratama yang disediakan 1 RS16 Penyediaan alat kesehatan untuk RS pratama 80 %
5 Meningkatnya Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit17
Cakupan Penderita Penyakit TB Paru BTA Positif yang
Ditangani
100 %
18Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD 51 per
100.00019 Cakupan penemuan Penderita Diare 100 %20 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100 %21 AFP Rate per 100.000 penduduk yang <15 tahun 100 %22 Cakupan Kelurahan UCI 100 %
23Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang Dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
100 %
6 Meningkatnya Kualitas Lingkungan24
Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi
Syarat Kesehatan
82 %
25 Cakupan Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih 92 %
26Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi
Syarat Kesehatan
82 %
7 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat27
Cakupan Pemberian Makanan ASI Pada Anak Usia 6 - 24
Bulan Keluarga Miskin100 %
28 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 %
8 29 Cakupan Pelayanan Anak Balita 91 %
30 Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia 72 %
31 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) 94.5 %32 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 80 %
33Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang
Memiliki Kompetensi Kebidanan90 %
34 Cakupan Pelayanan Nifas 91 %
35 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 80 %
36 Cakupan Kunjungann Bayi 90 %
37 Cakupan Peserta KB Aktif 71 %
38 Tingkat Pelayanan Administrasi Perkantoran 100 %
39 Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur 100 %
40 Tingkat Disiplin Aparatur 100 %
41 Tingkat Ketersediaan Aparatur yang Kompeten 100 %
42Rasio Dokumen Perencanaan dan Pelaporan yang Disusun
Tepat Waktu100 %
3 4
1 Meningkatnya kemitraan pada lintas
sektor dan pemberdayaan masyarakat
Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Kantor
Meningkatkan sarana prasarana dan
kualitas pelayanan kesehatan
Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Kesehatan Khusus
9
RENCANA KINERJA TAHUNAN BIDANG KESEHATAN
TAHUN 2015
Indikator Kinerja Target
Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak dan
Kesehatan Reproduksi
Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9
1 1 1 % <1 <1 <0.9 <0.9 <0.9 <0.9 1 - % <1 <1 <0.9 <0.9 <0.9 <0.9 1 Kesehatan Dinkes
2 26 26 23 23 23 23 - 26 26 23 23 23 23
3 118 102 102 102 102 102 - 118 102 102 102 102 102
1 1 4 % 70 70 70 70 70 80
5 % 100 100 100 100 100 100 - % 100 100 100 100 100 100
2 Meningkatkan
Perilaku Hidup
Bersih Sehat
(PHBS) bagi
seluruh masyarakat
di setiap tatanan
2 Meningkatnya
kesadaran
masyarakat untuk
hidup bersih dan
sehat
6 Cakupan rumah
tangga dengan
Perilaku Hidup Bersih
& Sehat (PHBS)
% 60 61 62 63 64 65 Cakupan rumah
tangga dengan
Perilaku Hidup
Bersih & Sehat
(PHBS)
% 60 61 62 63 64 65
3 3 7 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 3 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 3 Kesehatan Dinkes
8 pkm 3 5 7 8 10 12 pkm 3 5 7 8 10 12
9 % 0 50 75 100 100 100 % 0 50 75 100 100 100
` `
4 4Upaya kesehatan
masyarakat
diarahkan untuk
meningkatkan
pelayanan
kesehatan bagi
masyarakat miskin
Meningkatkan
ketersediaan dan
mutu sumber daya
manusia kesehatan
sesuai dengan
standar pelayanan
kesehatan
Meningkatnya sarana
prasarana dan
kualitas pelayanan
kesehatan
KERTAS KERJA MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD 2013-2018
DI BIDANG KESEHATAN
Meningkatnya
pelayanan kesehatan
khusus
Pengadaan obat
dan perbekalan
kesehatan
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
masyarakat
US $
per
pddk
2 Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
masyarakat
Pengadaan obat dan
perbekalan kesehatan
12 Cakupan pelayanan
gawat darurat level 1
yang harus diberikan
sarana kesehatan
(RS) kab/kota
% 100 100 100 100 100 100 100
100 100
100 100100 - Cakupan
pelayanan gawat
darurat level 1
yang harus
diberikan sarana
kesehatan (RS)
kab/kota
% 100 100
- 100100Cakupan
pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
11 Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100
40
100
41
100100
- Jumlah
puskesmas yang
memenuhi standar
pelayanan
kesehatan
%
42pkm 39 39 40pkm 3940 40 41
Cakupan alat
kesehatan
essensial
puskesmas yang
terkalibrasi
Puskesmas
berstandar
manajemen mutu
ISO
- Puskesmas
berstandar
manajemen mutu
ISO
10 Jumlah puskesmas
yang memenuhi
standar pelayanan
kesehatan
39
-Cakupan alat
kesehatan essensial
puskesmas yang
terkalibrasi
42
Obat essensial
generik di sarana
kesehatan
US $
per
pddk
-
Kesehatan Dinkes70 8070Desa Siaga Aktif % 70 70 70Promosi kesehatan
dan pemberdayaan
masyarakat
-Desa Siaga Aktif
Cakupan
penjaringan
kesehatan pada
anak sekolah
dasar dan
setingkat
2
INDIKATOR KINERJA DAERAH
42 3
SKPDPROGRAM SKPDUrusan
Wajib/pilihnPROGRAM KOTA
7
Obat essensial
generik di sarana
kesehatan
Meningkatnya
kemitraan pada
lintas sektor dan
pemberdayaan
masyarakatCakupan penjaringan
kesehatan pada anak
sekolah dasar dan
setingkat
INDIKASI CAPAIAN PROGRAM
5 6
TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN
Menurunkan
Angka
Kematian Ibu
(AKI), Angka
Kematian Bayi
(AKB), dan
Prevalensi Gizi
Kurang
Meningkatnya mutu
kesehatan
masyarakat
Angka balita dengan
gizi buruk
Jumlah kematian
bayi
Jumlah kematian ibu
per 1000
KH
per
100.000
KH
Program Peningkatan
Kesehatan Masyarakat
Meningkatkan mutu
kesehatan
masyarakat
Angka balita
dengan gizi buruk
Jumlah kematian
bayi
Jumlah kematian
ibu
per 1000
KH
per
100.000
KH
Program
Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat
Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9
INDIKATOR KINERJA DAERAH
42 3
SKPDPROGRAM SKPDUrusan
Wajib/pilihnPROGRAM KOTA
7
INDIKASI CAPAIAN PROGRAM
5 6
TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN
5
4 4 Kesehatan Dinkes
6 5 5
6 6
7 5 7 7
8
26 Cakupan kelurahan
mengalami KLB
dilakukan
penyelidikan
epidemiologi <24 jam
% 100 100 100 100 100 100 - Cakupan
kelurahan
mengalami KLB
dilakukan
penyelidikan
epidemiologi <24
jam
% 100 100 100 100 100 100
Meningkatnya
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit
Upaya kesehatan
diarahkan untuk
meningkatkan
sistem rujukan
upaya kesehatan
masyarakat
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan
masyarakat
Meningkatkan
profesionalisme
SDM dibidang
pencegahan dan
pemberantasan
penyakit
Program
Pengawasan Obat
dan Makanan
Program
pengembangan
obat asli Indonesia
Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
Program
Pengadaan ,
Peningkatan
Sarana &
Prasarana Rumah
Sakit
100
Cakupan
penemuan pasien
baru TB BTA
positif
100
-
100 100
52
Program
pengembangan obat
asli Indonesia
25 Cakupan penemuan
dan penanganan
diare
% 100
Mengembangkan
dan memperkuat
jejaring surveilans
epidemiologi
dengan fokus
pemantauan
wilayah setempat
dan kewaspadaan
dini guna
mengantisipasi
ancaman
penyebaran
penyakit maupun
KLB
51
100100 100 100 100
Program Pengawasan
Obat dan Makanan
Program Pengadaan ,
Peningkatan Sarana &
Prasarana Rumah Sakit
Program Pencegahan
dan Penanggulangan
Penyakit Menular
85
49 49
100
5052
100- Cakupan
penemuan dan
penanganan diare
%
Cakupan penderita
DBD yang
ditangani
% 53
%
Kesehatan
100Cakupan
penemuan
penderita
pneumonia balita
100 100 10023 Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA
positif
24 Cakupan penderita
DBD yang ditangani
% 53
% 85
100
100
51 50
100 100
100
100100
100 - 100
100
100%22 Cakupan penemuan
penderita pneumonia
balita
% 85
100 100
100 100
100 100100 -21 AFP rate 2/100.000
penduduk
% 100 %100 AFP rate
2/100.000
penduduk
100
100 100 100100
85 100
100
100 100
80 100
Kesehatan Dinkes
Dinkes
100
49 49
20 Cakupan kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
% 100 100 -100 100 100 100 100 100
0 0
100Cakupan
kelurahan
Universal Child
Immunization
(UCI)
% 100
100 80
1 1
80 100
0 0
Penyediaan alkes
untuk RS pratama
%
1 0
100 -19 Penyediaan alkes
untuk RS pratama
% 0 0 80
18 Jumlah rumah sakit
pratama yang
disediakan
RS 0 0 1
1 1
Jumlah klinik
upaya kesehatan
kerja di
perusahaan
klinik 8 12
0 1
18 20
1 - Jumlah rumah
sakit pratama
yang disediakan
RS
14 1616 18 20 -
8 - Kesehatan Dinkes
17 Jumlah klinik upaya
kesehatan kerja di
perusahaan
klinik 8 12 14
16 Puskesmas yang
merekomendasikan
obat asli Indonesia
80 90
pkm 1 4 61 2 Puskesmas yang
merekomendasika
n obat asli
Indonesia
pkm
100 110 120 120
6 82 4
110 120 120 - Cakupan sarana
yang diperiksa
makanan
kadaluarsa
objek15 Cakupan sarana
yang diperiksa
makanan kadaluarsa
objek 80 90 100
100 100
7 8Cakupan
puskesmas
mengembangkan
pelayanan
penyakit tidak
menular
pkm12 -10 118 9
13 Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
% 100
14 Cakupan puskesmas
mengembangkan
pelayanan penyakit
tidak menular
pkm 7
Cakupan
pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
%100 -100 100
9 10
100 100 100 100
12
100100
11
Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9
INDIKATOR KINERJA DAERAH
42 3
SKPDPROGRAM SKPDUrusan
Wajib/pilihnPROGRAM KOTA
7
INDIKASI CAPAIAN PROGRAM
5 6
TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN
6 Meningkatnya
kualitas lingkungan
27 Tempat-tempat
umum memenuhi
syarat kesehatan
% 80 81 82 83 84 85 Tempat-tempat
umum memenuhi
syarat kesehatan
% 80 81 82 83 84 85
28 Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
% 80 81 82 83 84 85 8 Program
Pengawasan &
Pengendalian
Kesehatan
Makanan
Tempat
Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
% 80 81 82 83 84 85 8 Program Pengawasan
& Pengendalian
Kesehatan Makanan
Kesehatan Dinkes
29 Keluarga
menggunakan air
bersih
% 90 91 92 93 94 95 Keluarga
menggunakan air
bersih
% 90 91 92 93 94 95
9 7 Meningkatkan status
gizi masyarakat
30 Cakupan pemberian
makanan
pendamping ASI
pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin
% 100 100 100 100 100 100 9 Cakupan
pemberian
makanan
pendamping ASI
pada anak usia 6-
24 bulan keluarga
miskin
% 100 100 100 100 100 100 9 Kesehatan Dinkes
31 Cakupan balita gizi
buruk mendapatkan
perawatan
% 100 100 100 100 100 100 Cakupan balita
gizi buruk
mendapatkan
perawatan
% 100 100 100 100 100 100
10 8 32 Cakupan pelayanan
kesehatan anak balita
% 90 90.5 91 91.5 92 92.5 10 Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Cakupan
pelayanan
kesehatan anak
balita
% 90 90.5 91 91.5 92 92.5 10 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Anak
Kesehatan Dinkes
33 Cakupan pelayanan
kesehatan lansia
% 70 71 72 73 74 75 11 Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Lansia
Cakupan
pelayanan
kesehatan lansia
% 70 71 72 73 74 75 11 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia
Kesehatan Dinkes
34 Cakupan kunjungan
ibu hamil K4
% 93 94 94.5 95 95 95 12 Cakupan
kunjungan ibu
hamil K4
% 93 94 94.5 95 95 95 12 Kesehatan Dinkes
35 Cakupan komplikasi
kebidanan yang
ditangani
% 80 80 80 80 80 80 Cakupan
komplikasi
kebidanan yang
ditangani
% 80 80 80 80 80 80
36 Cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes
dengan kompetensi
kebidanan
% 90 90 90 90 90 90 Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
nakes dengan
kompetensi
kebidanan
% 90 90 90 90 90 90
37 Cakupan pelayanan
nifas
% 90 90.5 91 91.5 92 93 Cakupan
pelayanan nifas
% 90 90.5 91 91.5 92 93
38 Cakupan KB aktif % 70 71 71 72 73 74 Cakupan KB aktif % 70 71 71 72 73 74
39 Cakupan neonatus
dengan komplikasi
yang ditangani
% 80 80 80 80 80 80 Cakupan neonatus
dengan komplikasi
yang ditangani
% 80 80 80 80 80 80
40 Cakupan kunjungan
bayi
% 90 90 90 90 90 90 Cakupan
kunjungan bayi
% 90 90 90 90 90 90
Meningkatnya
kesehatan ibu dan
anak serta kesehatan
reproduksi
Meningkatnya gizi
masyarakat
diarahkan untuk
meningkatkan
gerakan kadarzi,
promosi ASI
ekslusif, suplemen
zat gizi
Upaya kesehatan
masyarakat
diarahkan untuk
menyediakan
pelayanan
kesehatan dasar
yang komprehensif,
terintegrasi, dan
bermutu terutama
bagi bayi, anak, ibu
hamil, kelompok
masyarakat resiko
tinggi termasuk
pekerja rentan dan
usia lanjut
Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak
Satuan 2013 2014 2015 Satuan 2013 2014 2015 8
1 % <1 <1 <0,9 - % <1 <1 <0,9 0.012 14 100
----- X 100 %
118,920
2 26 26 23 - 28 26 23 0.99 25 100
----- x 1000
29,225
3 226 118 102 - 118 118 102 47.9 13 100
----- x 100,000
19,665
4 % 70 70 70 70 70 70 67.3 72 96.12
----- X 100 %
107
5 100 100 100 - 100 100 100 100 32,181 100
------X 30000
32,181
6 % 60 61 62 - 60 61 62 64.8 140,430 104
-----------x 100%
216,674
7 1.41.4 1.4
-1.4 1.4 1.4 1.1 22,800,000,000 78.6
----------
1,580,517
8 pkm 3 5 7 3 5 7 5 5 71.4
---------- x 100%
7
9 % 0 50 75 0 50 75 0.0 0.0
-----------x 100%
39 39 40 39 39 40 0 0
------------ x 100%
% CAPAIAN
PROGRAM
%
10 Jumlah puskesmas
yang memenuhi
standar pelayanan
kesehatan
pkm - Jumlah puskesmas yang
memenuhi standar
pelayanan kesehatan
%
%
US $ per
pddk
Puskesmas berstandar
manajemen mutu ISO
Cakupan alat
kesehatan essensial
puskesmas yang
terkalibrasi
- Cakupan alat kesehatan
essensial puskesmas
yang terkalibrasi
Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
Program obat dan
perbekalan
kesehatan
%
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD
dan setingkatnya
% %
Program Promosi
Kesehatan &
Pemberdayaan
Masyarakat
%Cakupan rumah tangga
dengan hidup bersih
dan sehat
Meningkatnya
kemitraan pada
lintas sektor dan
pemberdayaan
masyarakat
Cakupan desa siaga
aktif
- Cakupan desa siaga
aktif
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkatnya
Meningkatnya mutu
kesehatan
masyarakat
Jumlah balita dengan
gizi buruk
Jumlah kematian bayi
Jumlah kematian ibu
per 1000
KH
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2015
BIDANG KESEHATAN
SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD
REALISASI
2015
PERHITUNGAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD
PROGRAM KOTA
(Program Prioritas)
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat untuk
hidup bersih dan
sehat
Meningkatnya
sarana prasarana
dan kualitas
pelayanan
kesehatan
Obat essensial generik
di sarana kesehatan
US $ per
pddk
Obat essensial generik
di sarana kesehatan
Puskesmas berstandar
manajemen mutu ISO
-
Cakupan rumah tangga
dengan hidup bersih dan
sehat
per
100.000
KH
Jumlah balita dengan
gizi buruk
Jumlah kematian bayi
Jumlah kematian ibu
per 1000
KH
per
100.000
KH
Satuan 2013 2014 2015 Satuan 2013 2014 2015 8% CAPAIAN
PROGRAM
Meningkatnya mutu
SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD
REALISASI
2015
PERHITUNGAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD
PROGRAM KOTA
(Program Prioritas)
100 100 100 100 100 100 33,4 104.958 33,4
---------- x 100 %
308.843
100 100 100 100 100 100 93,8 30 93,8
-------------x 100%
32
100 100 100 100 100 100 4,6 14.333 4,6
-------------x 100%
308.845
7 8 9 7 8 9 10 10 111
----------- x 100 %
9
80 90 100 80 90 100 90 90 90
----------- x 100 %
100
1 1 2 1 1 2 1 1 50
---------- x 100%
2
8 12 14 8 12 14 14 14 100
------------ x 100 %
14
0 0 1 0 0 1 0.0 0 0.0
------------ x 100 %
0
0 0 80 0 0 80 0.0 0 0.0
-------- x 100 %
0
Penyediaan alkes
untuk RS pratama
% - Penyediaan alkes untuk
RS pratama
%
- Jumlah klinik upaya
kesehatan kerja di
perusahaan
klinik
pkm
18 Jumlah rumah sakit
pratama yang
disediakan
RS - Jumlah rumah sakit
pratama yang
disediakan
RS
- Puskesmas yang
merekomendasikan obat
asli Indonesia
19
- Cakupan puskesmas
mengembangkan
pelayanan penyakit tidak
menular
pkm
15 Cakupan sarana yang
diperiksa makanan
kadaluarsa
objek - Cakupan sarana yang
diperiksa makanan
kadaluarsa
objek
14 Cakupan puskesmas
mengembangkan
pelayanan penyakit
tidak menular
pkm
17 Jumlah klinik upaya
kesehatan kerja di
perusahaan
klinik
16 Puskesmas yang
merekomendasikan
obat asli Indonesia
pkm
%
13 Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
% - Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
%
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
% - Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
%
12 Cakupan pelayanan
gawat darurat level 1
yang harus diberikan
sarana kesehatan (RS)
kab/kota
% - Cakupan pelayanan
gawat darurat level 1
yang harus diberikan
sarana kesehatan (RS)
kab/kota
Meningkatnya
kualitas pelayanan
kesehatan
masyarakat
Program
Pengadaan,
Peningkatan Sarana
Prasarana RS
Meningkatnya
pelayanan
kesehatan khusus
11
Program
Pengawasan Obat
dan Makanan
Program
Pengembangan
Obat Asli Indonesia
Satuan 2013 2014 2015 Satuan 2013 2014 2015 8% CAPAIAN
PROGRAM
Meningkatnya mutu
SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD
REALISASI
2015
PERHITUNGAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD
PROGRAM KOTA
(Program Prioritas)
100 100 100 100 100 100 99.1 106 99.1
--------- x 100 %
107
100 100 100 100 100 100 100 10 100
--------- x 100 %
10
85 100 100 85 100 100 95,5 5.724 95,5
--------- x 100 %
5.995
85 100 100 85 100 100 81,3 1,387 81.30
--------- x 100 %
1,706
53 52 51 <53 <52 <51 61.9 981
--------- x 100.0001,580,517
100 100 100 100 100 100 119.4 38,921 119.4
--------- x 100 %
32,599
100 100 100 100 100 100 100 1 100
-------- x 100 %
1
80 81 82 80 81 82 82.50 301 100.60
--------- x 100 %
365
80 81 82 80 81 82 82.70 2,963 100.90
--------- x 100 %
3,584
90 91 92 90 91 92 92.2 287,466 100.2
--------- x 100 %
312,392
21 AFP rate 2/100.000
penduduk
% - AFP rate 2/100.000
penduduk
%
20 Cakupan kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
% - Cakupan kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
%Meningkatnya
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit
23 Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA
positif
% - Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA
positif
22 Cakupan penemuan
penderita pneumonia
balita
% - Cakupan penemuan
penderita pneumonia
balita
24 Cakupan penderita
DBD yang ditangani
/100.000
pddk
- Cakupan penderita DBD
yang ditangani
/100.000
pddk
- Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
26
25 Cakupan penemuan
dan penanganan diare
% Cakupan penemuan dan
penanganan diare
%
Cakupan kelurahan
mengalami KLB
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
Cakupan kelurahan
mengalami KLB
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
% -
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
%
Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
%
%
27 Tempat-tempat umum
memenuhi syarat
kesehatan
% - Tempat-tempat umum
memenuhi syarat
kesehatan
%
28 %
29 Keluarga
menggunakan air
bersih
- Keluarga menggunakan
air bersih
Program
Pengawasan &
Pengendalian
Kesehatan
Makanan
Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
%
Satuan 2013 2014 2015 Satuan 2013 2014 2015 8% CAPAIAN
PROGRAM
Meningkatnya mutu
SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD
REALISASI
2015
PERHITUNGAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD
PROGRAM KOTA
(Program Prioritas)
100 100 100 100 100 100 100 306 100
------------- x 100%
306
100 100 100 100 100 100 100 14 100
-------- x 100%
14
90 90.5 91 90 90.5 91 93.9 111,657 103.2
--------- x 100 %
118,920
70 71 72 70 71 72 72.3 91,901 100.4
--------- x 100 %
127,061
93 94 94.5 93 94 94.5 96.7 30,789 102.3
--------- x 100 %
31850
80 80 80 80 80 80 80.4 5,122 100.5
--------- x 100 %
6,370
90 90 90 90 90 90 96 29091 106.7
-------- x 100 %
30298
90 90.5 91 90 90.5 91 91.627,978
100.7
------------- x 100%
30,526
70 71 71 70 71 71 76.9 211,614 108.3
-------- x 100%
275,038
80 80 80 80 80 80 80.4 3,531 100.5
------------- x 100%
4,394
90 90 90 90 90 90 94.7 27,685 105
-------- x 100%
29,225
Cakupan pelayanan
kesehatan lansia
%
%% - Cakupan kunjungan bayi
39 Cakupan neonatus
dengan komplikasi
yang ditangani
% - Cakupan neonatus
dengan komplikasi yang
ditangani
Cakupan kunjungan
bayi
Program
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
- Cakupan KB aktif
-
34 Cakupan kunjungan
ibu hamil K4
%
%
Cakupan komplikasi
kebidanan yang
ditangani
%
36 Cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes
yang memiliki
kompetensi kebidanan
-
35 Cakupan komplikasi
kebidanan yang
ditangani
%
40
33 Cakupan pelayanan
kesehatan lansia
%
38 Cakupan KB aktif
%
32 Cakupan pelayanan
kesehatan anak balita
% - Cakupan pelayanan
kesehatan anak balita
%
%
% - Cakupan balita gizi
buruk mendapat
perawatan
30 Cakupan pemberian
makanan pendamping
ASI pada anak usia 6-
24 bulan keluarga
miskin
% - Cakupan pemberian
makanan pendamping
ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin
%31 Cakupan balita gizi
buruk mendapat
perawatan
%
-
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
37 Cakupan pelayanan
nifas
%
Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan lansia
Cakupan pelayanan
nifas
%
Meningkatnya status
gizi masyarakat
Meningkatnya
kesehatan ibu dan
anak serta
kesehatan
reproduksi
%
%
- Cakupan kunjungan ibu
hamil K4
%
Cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes
yang memiliki
kompetensi kebidanan
Top Related