-
DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL KOTA BOGOR
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
Jln Ahmad Adnawijaya (Pandu Raya) Nomor 45 A Telp/Fax (0251) 8361524
www.disdukcapilkotabogor.go.id Email
REVISI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
TAHUN 2015 – 2019
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................................
DAFTAR TABE…….....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
BAB I Pendahuluan ........................................................................................
1.1 Latar belakang .................................................................................
1.2 Landasan Hukum ............................................................................
1.3 Maksud dan Tujuan .........................................................................
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................
BAB II Kondisi Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bogor .......................................................................................................
2.1 Struktur Organisasi ..........................................................................
2.2 Tugas pokok dan fungsi ....................................................................
2.2 Kondisi Sumber daya Manusia ........................................................
2.3 Kondisi Sarana Prasarana .................................................................
BAB III Isu-isu Strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi..........................
3.1 Landasan Dasar .................................................................................
3.2 Identifikasi Isu-isu .............................................................................
4.3 Analis SWOT.....................................................................................
4.3.1 Kekuatan ................................................................................
4.3.2 Kelemahan ..............................................................................
4.3.3 Peluang ...................................................................................
4.3.4 Ancaman .................................................................................
BAB V Visi dan Misi,Tujuan dan Sasaran, Strategis dan Kebijakan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor ...............................
5.1 Visi ......................................................................................................
5.2 Misi .....................................................................................................
5.3 Tujuan dan Sasaran ...........................................................................
5.4. Strategis dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Bogor ................................................................................
BAB VI Rencana Program, Kegiatan, Indikator kinerja,Kelompoksasaran dan
pendanaan indikatif .......................................................................................
BAB VII Indikator Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Sipil Kota Bogor yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJM ..........
BAB VIII PENUTUP ......................................................................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1 ...............................................................................................
TABEL 2 ...............................................................................................
TABEL 3 ................................................................................................
TABEL 4 .................................................................................................
TABEL 5 .................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1 ........................................................................
GAMBAR 2 .........................................................................
GAMBAR 3 .........................................................................
GAMBAR 4 ..........................................................................
GAMBAR 5 ...........................................................................
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Rencana Pembangunan Jangka
Menengah/Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Bogor dapat diterbitkan.
Sasaran dari suatu kegiatan hanya dapat dicapai dengan efektif dan efisien
bila dapat dirumuskan dengan mempertimbangkan dinamika lingkungan. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Strategis (RENSTRA) ini merupakan
rencana lima tahun ke depan yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai
keadaan terutama menyangkut keunggulan,peluang, kendala dan tantangan instansi
pelaksana. Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RENSTRA diharapkan dapat
diandalkan sebagai pedoman dan arahan dalam upaya mencapai sasaran-sasaran
pembangunan yang telah ditetapkan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Strategik (Renstra)
Tahun 2015 - 2019 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah merupakan
Rencana Kerja yang akan dilaksanakan yang sudah mengacu pada hasil akhir yang
akan di capai selama kurun waktu 5 tahun (Tahun 2015 sampai dengan Tahun
2019).
Dalam pelaksanaannya di buat rencana kerja tahunan yang akan
dilaksanakan dan di ukur hasilnya dalam tahun yang bersangkutan oleh masing -
masing SKPD, yang akan dilaporkan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dalam rangka mewujudkan Good Governance untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita - cita bangsa bernegara, dalam
rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban
yang tepat, jelas terarah dan legitimate, sehingga penyelengaran pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dengan disusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RENSTRA
tahun 2015 - 2019 ini, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai
acuan umum tentang arah pembangunan ke depan. Arah ini tentu saja masih harus
dirinci dan dijabarkan lebih lanjut menjadi rencana tahunan, agar skala prioritas
setiap kegiatan dan program Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil lebih
konkrit.
Rencana yang telah disusun ini tak banyak artinya tanpa ditindaklanjuti
dengan pelaksanaan yang tuntas. Komitmen dan motivasi bisa timbul dari
keberhasilan mengaktualisasikan diri dalam setiap kegiatan.
Harapan kami, Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RENSTRA ini
dapat dijadikan skenario pembelajaran jangka panjang dan sekaligus sebagai acuan
rencana kerja tahunan bagi kita semua.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bogor
Dody Ahdiat S.Sos
Nip. 196610141986031008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 pada
pasal 151 menyatakan bahwa Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana
stratregis yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya,
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) /
Rencana Strategis (Renstra) dan bersifat indikatif .
Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan salah satu urusan wajib
Pemerintah Propinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan
pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk
itu Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban dan
bertanggung jawab menyelenggarakan urusan administrasi kependudukan.
Dalam pelaksanaan urusan wajib tersebut, Pemerintahan Kota Bogor telah
membentuk Dinas yang menangani dan bertanggung jawab terhadap masalah
administrasi kependudukan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 03
Tahun 2010 sebagaimana telah di ubah Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan perangkat Daerah Kota Bogor dan
Peraturan Walikota Bogor Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan
organisasi tugas dan fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah dilingkungan
Pemerintah Kota Bogor,susunan bagan struktur organisasi Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Bogor
Dibentuknya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bertujuan menjadi basis
sangat strategis dalam menyediakan data dan informasi kependudukan guna
perencanaan pembangunan di daerah oleh seluruh SKPD yang fokus/penetrasinya
diarahkan pada terwujudnya masyarakat sejahtera, maju dan mampu mewarnai
dinamika gerak pembangunan secara keseluruhan sebagaimana Visi Kota Bogor
“KOTA BOGOR YANG NYAMAN, BERIMAN DAN TRANSPARAN”
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Renstra secara
subtansi merupakan upaya sistematis dan sinergis dalam mengimplementasikan
prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) yang beresensikan pada 3
(tiga) pilar yakni : Akuntabilitas artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah
harus dapat dipertanggungjawabkan; Transparansi artinya penyelenggaraan fungsi-
fungsi pemerintahan harus memiliki mekanisme yang jelas dan diinformasikan
kepada semua pihak; Demokrasi dan Partisipasi artinya fungsi-fungsi pemerintahan
diselenggarakan tanpa mengabaikan kepentingan bersama serta melibatkan
masyarakat dan pihak swasta sebagai bagian dari pilar utama kekuatan Negara.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, dengan mempertimbangkan potensi dan
lingkungan strategis yang ada maupun perspektifnya maka disusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Strategis Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yang digunakan sebagai rujukan dalam melaksanakan Tugas dan
Fungsinya. Diharapkan pada tahun 2013 Kota Bogor menjadi kota yang pertama di
Jawa Barat yang menggunakan data kependudukan sebagai dasar perencanaan
pembangunan oleh setiap SKPD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Strategis Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor merupakan rangkaian kegiatan
yang berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan sipil, efisiensi anggaran, optimalisasi SDM, dan peningkatan
kinerja. Dalam rencana strategis ini diformulasikan perwujudan pandangan ideal
yang akan dicapai di masa yang akan datang. Untuk itu dibutuhkan dukungan dari
seluruh komponen, dari unsur Pimpinan dan Staf, dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan masyarakat.
Untuk merealisasikan keinginan dan harapan, rencana tersebut dituangkan
dalam visi, misi, tujuan, dan pengukuran kinerja yang berkaitan erat dengan tugas
pokok dan fungsi organisasi, secara jelas dan praktis, serta didasarkan pada hasil
pengujian faktor internal dan eksternal, sehingga di dapatkan rumusan tujuan,
alokasi sumber daya, dan pencapaian sasaran yang berguna bagi organisasi dalam
kurun waktu yang ditentukan.
Dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan
Dan Pencatatan Sipil, diperlukan upaya peningkatan kapasitas SDM, peningkatan
sarana dan prasarana, perbaikan kualitas kinerja dan penyempurnaan sistem, serta
intensitas koordinasi dan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah/Rencana Strategis Dinas Kependudukan Dan Pencatatan sipil
Kota Bogor adalah :
➢ Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437); sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 4844);
➢ Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
➢ Undang - undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736);
➢ Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4899);
➢ Undang - undang Nomor 28 tahun 2010 tentrang Pajak dan Retribusi Daerah;
➢ Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara RI Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4585);
➢ Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4594);
➢ Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4737);
➢ Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4741);
➢ Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736);
➢ Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
➢ Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Republik IndonesiaTahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4262);
➢ Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata
Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;
➢ Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda
Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peaturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2011 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis
Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional
➢ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 1998 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri;
➢ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Daerah;
➢ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;
➢ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
➢ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2010 tentang Buku dan
Formulir Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
➢ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan
Secara Nasional.
➢ Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik;
➢ Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor
2 Seri E);
➢ Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 16 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Lembaran Daerah Kota Bogor
Tahun 2008 Nomor 6 Seri E) sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan
DaerahNomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2015 Nomor 4 Seri E);;
➢ Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tetang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kota Bogor
Tahun 2009 Nomor 3 Seri E);
➢ Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2010 Nomor 3 Seri
E);
➢ Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor 2010- 2014 Nomor 1
Seri D);
➢ Keputusan Walikota Bogor Nomor 065.45 – 342 Than 2010 tentang
Penetapan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pemerintahan.
➢ Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bogor (Lembaran Daerah
Kota Bogor Tahun 2010 Nomor 3 Seri E);
➢ Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008
Nomor 6 Seri E);
➢ Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan perangkat Daerah Kota Bogor;
➢ Peraturan Walikota Bogor Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
susunan organisasi tugas dan fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Kota Bogor,susunan bagan struktur organisasi Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bogor;
➢ Peraturan Walikota Bogor Nomor 76 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Jabatan Struktural di lingkungan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor;
➢ Peraturan Walikota Bogor Nomor 31 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Sistem Informasi data Administrasi Kependudukan Pemerintah Kota Bogor.
1.3 Maksud dan tujuan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Strategis (Renstra)
merupakan rangkaian tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk
diimplementasikan oleh seluruh jajaran Dinas dalam rangka pencapaian tujuan.
Dengan demikian Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil disusun dengan maksud untuk
memberikan pedoman bagi perangkat daerah yang ada di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Bogor dalam melaksanakan kegiatan Pemerintah Kota Bogor
dalam bidang Penataan administrasi kependudukan dan pencatatan Sipil selama
kurun waktu 5 Tahun (2015 – 2019).
1.4 Sistematika penulisan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Perencanaan Strategis (Renstra)
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bogor ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
Bab II Kondisi Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bogor
2.1 Struktur Organisasi
2.2 Tugas pokok dan fungsi
2.2 Kondisi Sumber daya Manusia
2.3 Kondisi Sarana Prasarana
Bab III Isu-isu Strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi
3.1 Landasan Dasar
3.2 Identifikasi Isu-isu
4.3 Analis SWOT
4.3.1 Kekuatan
4.3.2 Kelemahan
4.3.3 Peluang
4.3.4 Ancaman
Bab V Visi dan Misi, Tujuan .dan Sasaran, ..Strategis dan .Kebijakan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
5.1 Visi
5.2 Misi
5.3 Tujuan dan Sasaran
5.4 Strategis dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bogor
Bab VI Rencana Program, Kegiatan, Indikator kinerja, Kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif
Bab VII Indikator Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Sipil Kota Bogor yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJM
Bab VIII Penutup
BAB II
KONDISI UMUM
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KOTA BOGOR
2.1 Struktur Organisasi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah (Perda) Kota Bogor Nomor 03 Tahun 2010 Tanggal 25 Oktober
2010, tentang Pembentukkan Struktur Organisasi di Lingkungan pemerintah Kota
Bogor yang kemudian di ubah menjadi Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan perangkat Daerah Kota Bogor dan
Peraturan Walikota Bogor Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan
organisasi tugas dan fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Bogor,susunan bagan struktur organisasi Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Bogor dengan kedudukan sebagai Dinas Kota Bogor
setingkat Eselon II, adapun Kepala Dinas merupakan Pejabat Eselon IIb, dibantu
oleh Sekretaris dan 3 (tiga) Kepala Bidang yang masing - masing merupakan
Pejabat Eselon IIIa dan IIIb dan dibawahnya merupakan pejabat eselon IVa terdiri
dari 3 (tiga) Kepala Sub Bagian dan 6 (enam) Kepala Seksi yang dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya berkoordinasi dengan Dinas/Instansi terkait serta
bertanggung jawab secara langsung kepada Walikota Bogor.
Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
sebagai berikut :
Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bogor Nomor 03 Tahun
2010,yang kemudian di ubah ke Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan perangkat Daerah Kota Bogor dan
Peraturan Walikota Bogor Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan
organisasi tugas dan fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Bogor,susunan bagan struktur organisasi Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bogor terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk;
d. Bidang Penyajian Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan
Data ;
e. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sekretariat sebagaimana, membawahi :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, membawahi:
a. Seksi Identitas Penduduk;
b. Seksi Pindah Datang Penduduk;
c. Seksi Pendaftaran Penduduk.
Bidang Penyajian Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan
Data, membawahi :
a. Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan;
b. Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan
c. Seksi Kerja Sama dan Inovasi Pelayanan
Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, membawahi:
a. Seksi Kelahiran;
b. Seksi Perkawinan dan Perceraian;
c. Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan, dan Kematian.
2.2. Tugas pokok dan fungsi
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bogor melaksanakan tugas
pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Administrasi
Kependudukan/urusan wajib kependudkan dan pencatatan sipil.
A. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA SUSUNAN ORGANISASI.
1. Kedudukan
Sejalan dengan dilaksanakannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor dalam
penyelenggaraan Pemerintahan secara umum di Kota Bogor yang mengalami perubahan
paradigma baru terutama di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil sehingga terdapat
perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kelembagaan di Kota Bogor berdasarkan
Peraturan Walikota Bogor Nomor 34 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan
Uraian Tugas Jabatan Struktur di lingkungaan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang
sejak Bulan November 2014 telah dilakukan revisi dalam uraian tugas sebagai unit pelaksana
teknis dan unsur penunjang di bidang kependudukan dan pencatatan sipil yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota Bogor melalui Sekretaris Daerah Kota Bogor.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor berkedudukan di Jalan Ahmad
Adnawijaya (Pandu Raya) Nomor 45 A Bogor.
2 Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor dipimpin oleh Kepala Dinas yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di bidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan mengacu kepada Peraturan Walikota Bogor Nomor
34 Tahun 2008 tentang tugas pokok, fungsi, tata kerja dan uraian tugas jabatan struktur di
lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor.
Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bogor mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya;
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas kependudukan dan
pencatatan sipil Kota Bogor, mempunyai struktur organisasi terdiri dari :
1. Kepala Dinas
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
fungsi Dinas dibidang pengelolaan kesekretariatan.
Untuk melaksanakan tugas pokok, sekretariat mempunyai fungsi :
• Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana dan program kerja;
• Pelaksanaan tugas administrasi umum, administrasi kepegawaian, perlengkapan,
keuangan, kearsipan, asset dan kerumahtanggaan;
• Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Sekretariat membawahi :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi sekretariat dibidang umum dan
kepegawaian.
Untuk melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai
fungsi :
a. Pengelolaan administrasi umum, pembinaan dan pengelolaan administrasi
kepegawaian;
b. Pengelolaan kearsipan, kerumahtanggaan dan perlengkapan di lingkungan Dinas;
c. Pelaksanaan pelaporan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
2) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi sekretariat di bidang
perencanaan dan Keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja dan program kerja lingkup dinas;
b. Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan anggaran kegaitan dinas meliputi belanja
langsung maupun belanja tidak langsung;
c. Melaksanakan verifikasi pengelolaan adminsitrasi keuangan yang meliputi penerimaan,
pembukuan, penyimpanan, pembayaran dan penyetoran pendapatan;
d. Mengelola gaji dan tunjangan penghasilan pegawai;
e. Mengkoordinir penyusunan RKA dan DPA dilingkungan dinas.;
f. Menyusun laporan LKPJ,LKIP,LPPD,ILPPD dan laporan lainnya lingkup dinas.
3. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk
Bidang Kependudukan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang kependudukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Bidang Kependudukan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang kependudukan;
b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang kependudukan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Bidang Kependudukan membawahi :
1) Seksi Identitas Penduduk
Seksi Identitas Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang di bidang kependudukan dalam hal
pendaftaran penduduk.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Seksi Pendaftaran Penduduk mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan penyelenggaraan pelayanan identitas penduduk melalui SIAK yang
meliputi :
• Pencatatan dan pemutakhiran biodata penduduk serta penerbitan NIK
• Pendaftaran perubahan alamat dan status lainnya
• Penerbitan dokumen kependudukan KK dan KTP-el
• Perekaman data pindah datang hasil pemrosesan yang belum terekam pada SIAK
• Penatausahaan pendaftaran penduduk
b. Melaksanakan koordinasi dalam hal pelayanan kependudukan dengan kecamatan,
kelurahan, pelayanan mobil keliling dan Mall;
c. Melaksanakan perekaman data hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan
pemutakhiran data SIAK.
2) Seksi Pindah Datang Penduduk
Seksi Pindah datang Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang kependudukan dalam hal Pindah
datang penduduk.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Seksi Pindah datang penduduk mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan pengelolaan pencatatan penduduk meliputi pindah, datang, lahir dan
mati serta perubahan alamat domisili;
b. Melaksanakan penerbitan surat keterangan kependudukan;
c. Melaksanakan penyelenggaraan pelayanan adminsitrasi mutasi kependudukan WNI
dan Orang Asing melalui SIAK meliputi :
2. Pencatatan dan pengolahan adminsitrasi mutasi penduduk dan penerbitan KTP,KK
dan SKTT serta dokumen pindah datang penduduk dalam wilayah RI;
3. Pendaftaran adminstrasi pindah datang antar negara;
4. Penatausahaan mutasi kependudukan WNI dan orang asing.
3) Seksi Pendataan Penduduk
Seksi pendataan Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang kependudukan dalam hal pendataan
penduduk.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Seksi Pendataan penduduk mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan pengawasan perkembangan penduduk, pengendalian kependudukan
dan perencanaan kependudukan serta mentapkan indikator kependudukan, proyeksi
penduduk dan analisis dampak kependudukan skala kota;
b. Melaksanakan pengendalian administrasi kependudukan yang meliputi :
1. Pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan
2. Pendataan penduduk lahir,mati, pindah dan datang
3. Pendaftaran pindah datang antar negara.
4. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil
Bidang Pencatatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Pencatatan Sipil.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Bidang Pencatatan Sipil mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang pencatatan sipil;
b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang pencatatan sipil;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Bidang Pencatatan Sipil membawahi :
1) Seksi Kelahiran
Seksi Kelahiran dan Kematian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang pencatatan sipil dalam hal kelahiran.
Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Kelahiran mempunyai fungsi :
a. Menyelenggaraan kegiatan pelayanan penerbitan Akta kelahiran dan kematian bagi
WNI dan orang asing yang berdomisili di kota Bogor ;
b. Melakukan verifikasi dan koreksi data pemohon serta mencatat dalam buku register
kelahiran;
c. Melakukan penerbitan kutipan tanda bukti lapor Akta Kelahiran;
d. Melakukan identifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul dalam pelayanan Akta
Kelahiran.
2) Seksi Perkawinan dan Perceraian
Seksi Perkawinan dan Perceraian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang pencatatan sipil dalam hal perkawinan
dan perceraian.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Seksi Perkawinan, dan Perceraian mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan pelayanan pencatatan sipil dalam sistem administrasi
kependudukan meliputi pencatatan perkawinan dan perceraian serta peristiwa penting
lainnya;
b. Melakukan penerbitan kutipan dan tanda bukti lapor Akta perkawinan dan perceraian
serta peristiwa penting lainnya.
c. Melakukan identifikasi masalah dan menyelesaikan masalah yang timbul dalam
pelayanan Akta perkawinan dan perceraian dan peristiwa penting lainnya.
3) Seksi Perubahan status anak, Pewarganegaraan dan Kematian.
1. Melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan arsip, dokumen dan akta-akta
pencatatan sipil;
2. Melaksanakan pelayanan kutipan kedua akta pencatatan sipil, adopsi dan perubahan
karena peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan catatan pinggir pada register akta-akta pencatatan sipil sesuai peraturan
perundang-undangan.
5. Bidang Penyajian Informasi Administrasi kependudukan dan Pemanfaatan Data
Bidang Penyajian Informasi Administrasi kependudukan dan Pemanfaatan Data dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas
di bidang penyajian informasi dan Pemanfaatan data.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Bidang penyajian informasi dan Pemanfaatan data
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang penyajian informasi dan
Pemanfaatan data;
b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang penyajian informasi dan
Pemanfaatan data;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Bidang penyajian informasi dan Pemanfaatan data membawahi :
1) Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Penyajian Informasi
Administrasi kependudukan dan Pemanfaatan Data dalam hal informasi kependudukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Seksi Informasi kependudukan mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan pengelolaan perubahan, pengumpulan, penyimpanan data sebagai
informasi kependudukan pada SIAK;
b. Melaksanakan pengembangan basis data kependudukan;
c. Menghimpun data informasi dan pemutakhiran data sebagai bahan penyusunan dan
penyuluhan serta evaluasi dan pelaporan hasil penyuluhan dinas.
d. Menyajikan data dan diseminasi informasi kependudukan.
2) Seksi Pengolahan dan penyajian data kependudukan
Seksi Pengolahan dan penyajian data kependudukan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Penyajian Informasi
Administrasi kependudukan dan Pemanfaatan Data dalam hal Pengolahan dan penyajian
data kependudukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Seksi Pengolahan dan penyajian data mempunyai
fungsi :
a. Melaksanakan pemutakhiran data kependudukan hasil pendataan penduduk dan hasil
pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil;
b. Melaksanakan pemeliharaan hasil perekaman, pendataan penduduk dan hasil
pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil
c. Melaksanakan pemantauan, monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan
pelaksanaan kegiatan pengolahan dan penyajian data kependudukan.
3). Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan
Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Penyajian Informasi
Administrasi kependudukan dan Pemanfaatan Data dalam hal kerjasama dan inovasi
pelayanan.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan mempunyai
fungsi :
a. Mempersiapkan bahan penyusunan rancangan naskah kerjasama dengan daerah lain,
pihak ketiga dan inovasi pelayanan terkait pelayanan adminduk;
b. Mengumpulkan dan pengolah data dalam rangka pelaksanaan kegiatan kerjasama dan
inovasi pelayanan;
c. Melaksanakan inventarisasi kegiatan-kegaitan yang dikerjasamakan.
2.3 Sumber daya manusia Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bogor
Sumber daya manusia meliputi jumlah kualifikasi/jenis pendidikan, jabatan (Struktural /
fungsional), tenaga yang baru diangkat (CPNS), tenaga yang pensiun pada tahun 2017 dan
pegawai Non-PNS sebagaimana diagram berikut :
Diagram jumlah pegawai dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota bogor berdasarkan
kelompok umur
Gambar 2
Jumlah Pegawai Berdasar Kelompok Umur
a. Diagram Jumlah Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
berdasarkan Jenis Kelamin.
Gambar 3
Jumlah pegawai berdasar jenis kelamin
b. Diagram Jumlah Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
Berdasarkan Pendidikan.
Gambar 4
Jumlah pegawai berdasar pendidikan
c. Diagram jumlah pegawai dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota bogor
berdasarkan golongan
Gambar 5.
Jumlah pegawai berdasar golongan
Secara umum sumber daya manusia dalam mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan Dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota bogor sudah cukup memadai.
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai perempuan lebih sedikit
daripada pegawai laki-laki.struktur pendidikan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Bogor di domininasi oleh SMA sebesar 33 (Tiga puluh tiga) orang atau 54%,
sedangkan S1 sebesar 14 (Empat belas) orang atau 22 %, disusul S2 sebesar 9
(Sembilan) Orang 14% dan D3, SD serta SMP yang berjumlah 5 Orang atau 8,1%.
Dalam menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Bogor, tidak terlepas dari kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia karena ini adalah tulang punggung yang menentukan berhasil tidaknya suatu
program dan kegiatan.
Secara umum sumber daya manusia dalam mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota bogor sudah cukup memadai,
khususnya pada Bidang Kependudukan telah dilaksanakan Pelatihan Bimbingan Teknis
Operator Kependudukan guna meningkatkan pelayanan kependudukan kepada
masyarakat Kota Bogor.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1 Landasan Dasar
Seiring dengan perkembangan pembangunan saat ini ruang lingkup dan
capaian tingkat kinerja pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bogor serta dampak terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsinya
dalam rangka pencapaian Visi dan Misi kepala daerah yang dituangkan pada
rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), maka analisis
terhadap capaian kinerja SKPD dengan kondisi lingkungan strategis dapat
dijabarkan dengan pendekatan analisa kekuatan dan kelemahan yang meliputi
kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknees), serta lingkungan eksternal
dimana peluang (oppourtunity) dan ancaman (threat) yang berpengaruh
terhadap kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Adapun tantangan
dan peluang dalam meningkatkan pelayanan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Bogor serta Isu-isu berupa rekomendasi dan catatatan
strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan tahun
yang direncanakan adalah capaian kinerja program kegiatan dengan melihat
sejauhmana masukan, hasil dan dampak dari program kegiatan tersebut.
Sebagai langkah tindak lanjut tersebut dalam pelaksanaan strategi
kebijakan secara teknis dinas kependudukan dan pencatatan sipil berusaha
melakukan analisa terhadap faktor faktor kunci keberhasilan (key succes factor)
dengan pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities
and Threats) Sebagai media untuk mengidentifikasi faktor faktor internal
maupun eksternal pada dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
melakukan identifikasi permasalahan.
3.2 Identifikasi isu
a Identifikasi isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
Permasalahan yang di hadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor tidak
begitu berpengaruh pada permasalahan – permasalahan baik pelayanan
yang ada di kantor maupun pada waktu jemput bola, tidak ada kendala
yang sangat berarti karena pelayanan di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil sudah melakukan pelayanan satu hari jadi (One Day
Service).
b Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih
Pada Visi Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih sudah
melakukan tahapan – tahapan dan mekanisme yang benar bahkan dalam
penyusunan RPJMD tahun 2015 - 2019 sudah melalui uji publik dan
dimasukanya indicator kebahagiaan sebagai ukuran keberhasilannya,
sesuai dengan Misi RPJMD tahun 2015 - 2019 pada NoMOR 5 yaitu :
Mewujudkan birokrasi pemerintahan yang bersih dan transparan
c Identifikasi Isu-isu Strategis terkait tugas dan fungsi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor “Belum optimalnya
kinerja pemerintahan karena masih adanya in efisiensi dan in efektivitas
dalam penyelenggaraan pemerintahan”, seperti :
1. Sering terjadinya adanya masyarakat pencari akta-akta pencatatan sipil
memaksa petugas untuk mencukupinya padahal ada persayaratan
yang tidak lengkap yang harus dicukupinya.
2. Terjadinya pemalsuan dokumen dari bawah sehingga terjadi
permasalahan di kemudian hari.
3. Kinerja dan pelaksanaan tugas dari aparat pelaksana rendah dan perlu
ditingkatkan.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kepemilikan
dokumen kependudukan berupa akta - akta pencatatan sipil, Kartu
Tanda Penduduk, maupun Kartu Keluarga.
5. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan setiap terjadinya
perubahan penting dalam kependudukan.
6. Untuk peningkatan pelayanan prima perlu ada dukungan sarana dan
prasarana yang lebih canggih dan berkualitas serta didukung tenaga
pelaksana (tenaga IT) yang memadai pula.
7. Meningkatnya aduan masyarakat terhadap pelayanan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil.
8. Belum Optimalnya pelaksanaan penyuluhan pada masyarakat melalui
ceramah, anjangsana ditingkat kecamatan/ kelurahan
3.3. Analisa SWOT
Penyusunan strategi pada kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatn Sipil
Kota Bogor di dasarkan pada system Analisa SWOT, yaitu analisa yang mencermati
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan atau ancaman, analisis SWOT
tersebut di atas.
a. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan
Keberhasilan mencapai visi dan misi dipengaruhi banyak faktor, yang
kondisinya selalu berubah-ubah. Tidak ada kepastian kekuatan sekarang
maupun menghadapi peluang dan ancaman yang ada. Untuk mendapatkan
informasi keadaan faktor-faktor yang akurat dan obyektif, maka menjadi sangat
penting untuk melakukan analisis multi faktor.
Dari faktor internal dan eksternal yang diuraikan di atas perlu dianalisis
untuk mengetahui bobot faktornya, nilai dukungannya, nilai bobot
dukungannya, nilai keterkaitannya, nilai rata-rata keterkaitannya, nilai bobot
ketertarikannya dan total nilai bobotnya.
Ada beberapa aspek yang dinilai sebagai berikut :
1. Nilai Urgensi (NU) dengan skala pembobotan sebagai berikut :
Angka 5 : Menyatakan sangat kuat urgensinya.
Angka 4 : Menyatakan besar urgensinya.
Angka 3 : Menyatakan cukup besar urgensinya.
Angka 2 : Menyatakan kurang besar urgensinya.
Angka 1 : Menyatakan sangat kurang urgensinya.
2. Untuk Nilai Dukungan (ND) terhadap masing-masing factor dalam
pencapaian misi digunakan skala pembobotan sebagai berikut :
Angka 5 : Menyatakan dukungan sangat kuat.
Angka 4 : Menyatakan dukungan kuat.
Angka 3 : Menyatakan dukungan cukup kuat.
Angka 2 : Menyatakan dukungan kurang kuat.
Angka 1 : Menyatakan dukungan sangat kurang kuat.
3. Untuk Nilai Keterkaitan (NK) keterkaitan antara variable masing-masing
faktor digunakan skala pembobotan sebagai berikut :
Angka 5 : Menyatakan sangat besar keterkaitannya
Angka 4 : Menyatakan besar keterkaitannya
Angka 3 : Menyatakan cukup besar keterkaitannya
Angka 2 : Menyatakan kurang besar keterkaitannya
Angka 1 : Menyatakan sangat kurang keterkaitannya
Dari hasil pembobotan pada angka 1, 2 dan 3 tersebut diatas, maka dapat
diketahui Total Nilai Bobot (TNB) dari masing-masing faktor guna menentukan
prioritas penanganannya dengan menggunakan, Melalui analisa tersebut dapat
dirumuskan menjadi 4 ( empat ) strategi utama, yaitu :
1.1 Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mencapai atau meraih
peluang
• Pengelolaan Administrasi Kependudukan yang sudah berbasis
teknologi Informatika ( TI ) dengan pengoprsian SIAK sampai ditingkat
Kecamatan, mempercepat permintaan/kebutuhan layanan Surat
Keterangan dan Dokumen Kependudukan.
• Ketersediaan anggaran / dana dalam pembangunan dan
penyelenggaraan pendaftaran kependudukan sehingga perlu disikapi
dengan Penhapusan Retribusi / Biaya untuk beberapa Pelayanan
Surat dan Dokumen Kependudukan.
• Ketersediaan peraturan perundang - undangan yang mengatur
penyelenggaraan pendaftaran penduduk menjadikan modal adanya
kesadaran masyarakat untuk memiliki Dokumen Kependudukan.
• Tersedianya data base kependudukan dalam pengelolaan pelayanan
penyelenggaraan pendaftaran penduduk akan lebih mudah diakses
dengan adanya kemajuan dibidang tekhnologi informasi.
1.2 Strategi menekan kelemahan untuk mencapai atau meraih peluang :
• Rendahnya Pemahaman Masyarakat akan pentingnya Surat dan
Dokumen Kependudukan dapat berpengaruh terhadap kuantitas dan
kualitas permintaan dan kebutuhan akan layanan surat keterangan dan
dokumen kependudukan.
• Kurangnya tenaga/SDM secara Kualitas dalam penyelenggaraan
pendaftaran Kependudukan dapat mempengaruhi proses pelayanan
bahkan terhadap penghapusan restrisbusi/biaya untuk beberapa
pelayanan surat dan dokumen kependudukan.
• Sarana dan Prasarana pendukung yang kurang memadai dalam
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk mempengaruhi adanya
kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen kependudukan.
• Letak Geografis yang tidak memungkinkan dalam Penyelenggaraan
pendaftaran Kependudukan dapat dilaksanakan dengan cepat dan
mudah serta adanya pengaruh kemajuan di bidang teknologi informasi
memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan rekayasa
dokumen Kependudukan.
1.3 Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghadapi atau
menaklukan tantangan atau masalah.
• Pengelolaan Administrasi Kependudukan yang sudah berbasis
teknologi Informatika ( TI ) dengan pengoprasian SIAK sampai dengan
ditingkat Kecamatan dapat membantu penyediaan data base
kependudukan yang valid sebagai dasar Penentuan kebijakan.
• Ketersediaan peraturan perundang – undangan yang mengatur
penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk akan mempermudah
pemberian pelayanan pendaftaran kependudukan yang cepat, murah,
dan mudah serta akurat.
• Ketersediaan anggaran/dana dalam pembangunan dan
penyelenggaraan pendaftaran Kependudukan akan mengurangi biaya
yang ditanggung oleh masyarakat, dalam pengurusan penerbitan surat
keterangan dan dokumen kependudukan yang berbasis tekhnologi
informasi.
• Tersedianya Data Base Kependudukan dalam pengelolaan pelayanan
penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk akan terdeteksi terkait
adanya mobilisasi penduduk ( perpindahan, kelahiran, dan kematian
penduduk)
1.4 Strategi menekan kelemahan untuk menghadapi atau menaklukan
tantangan
• Rendahnya Pemahaman Masyarakat akan pentingnya Surat dan
Dokumen Kependudukan berpengaruh terhadap Penyediaan Data
Base Kependudukan yang valid sebagai dasar Penentuan Kebijakan
Pembangunan.
• Kurangnya tenaga/SDM secara Kualitas dalam penyelenggaraan
pendaftaran Kependudukan, mempengaruhi dalam Pemberian
Pelayanan Pendaftaran Kependudukan yang Cepat, Murah dan Mudah
serta Akurat.
• Sarana dan Prasarana pendukung yang kurang memadai dalam
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk mempengaruhi proses
pelayanan Penerbitan Surat Keterangan dan Dokumen Kependudukan
yang berbasis Tekhnologi Inforamsi (TI).
Letak Geografis yang tidak memungkinkan dalam Penyelenggaraan
pendaftaran Kependudukan dapat dilaksanakan dengan cepat dan mudah khusunya
terkait permohonan mobilisasi (perpindahan, kelahiran dan kematian penduduk).
Dalam rangka perwujudan atau pencapaian misi Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Bogor yaitu “Mewujudkan Birokrasi Pemerintahan yang
bersih dan transparan” sesuai dengan harapan untuk memberikan pelayanan
prima pada masyarakat, maka perlu diadakan Identifikasi faktor - faktor utama yang
mempengaruhi, baik yang bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar
(eksternal).
Faktor internal dari kekuatan (strength) yaitu faktor yang dibawah
kewenangannya dan memudahkan dalam pencapaian misi serta faktor kelemahan
(weakness) yaitu faktor yang dibawah kewenangannya dan menyulitkan didalam
pencapaian misi tersebut.
Sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman
(threat). Peluang (opportunity) merupakan faktor yang diluar kewenangannya dan
memudahkan pencapaian misi yang ditetapkan. Ancaman (threat) yaitu faktor yang
diluar kewenangannya dan menyulitkan dalam pencapaian misi.
Dengan mengetahui dan mendalami kekuatan, kelemahan organisasi serta
peluang dan strategi yang akan ditempuh, untuk dapat melaksanakan misi dan
mencapai visi organisasi harus dapat mengelola se efektif mungkin faktor-faktor
strategis yang ada.
Kekuatan yang dimiliki harus dikembangkan dan kelemahan yang ada harus
diminimalkan serta memanfaatkan peluang yang ada serta mengatasi ancaman-
ancaman yang mungkin terjadi.
1. Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Faktor internal terdiri dari kekuatan(Strenght) dan Weakness (kelemahan) yang
secara spesifik dapat di gambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4. 1
IDENTIFIKASI
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
No. Faktor Internal
Strengths (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
S1 Adanya regulasi Tersedianya (UU,PP, Perpres, Perda dan Perwali tentang administrasi kependudukan)
W1 Masih belum optimalnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
S2 Potensi SDM yang memadai bidang teknologi Informasi
W2 Standar Operasional Prosedur (SOP) yang kurang jelas
S3 Gedung Kantor pelayanan memadai
W3 Belum tersosialisasikannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara optimal
S4 Koordinasi berjalan lancar W4 Belum Optimalnya Sosialisasi peraturan administrasi kependudukan
S5 Anggaran tersedia W5 Belum terjalin MoU dengan instansi vertikal
W6 Belum optimalnya kinerja SDM pemerintahan karena masih adanya in efisiensi dan in efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan
W7 Belum memadainya sistem dan perangkat Teknologi Informasi dan sarana prasarana pendukung pelayanan (Sarana dan prasarana pelayanan belum memadai)
2. Faktor Eksternal (Peluang dan ancaman) Faktor ekternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (Threats)
yang secara spesifik dapat di gambarkan pada tabel berikut ini :
No. Faktor Eksternal
Opportunities (Peluang) Threats (Ancaman)
O1 Terbukanya kerjasama dengan Instansi vertikal
T1 Dukungan masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil belum optimal
O2 Adanya bantuan pihak lain dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat
T2 Diberlakukannya bebas biaya (retribusi ) pembuatan dokumen kependudukan
O3 Keikutsertaan Dinas dalam perencanaan pembangunan Daerah dan Pusat
T3
Adanya biro jasa dalam pelayanan berdampak biaya tinggi.
O4 Kebutuhan masyarakat terhadap dokumen kependudukan meningkat
T4 Keinginan masyarakat yang berlebihan atas pelayanan yang diberikan
O5 Terbukanya akses informasi melalui Teknonolgi Informasi dan Komunikas (TIK)
T5 Terjadinya musibah/bencana alam
06
Keinginan kuat dari berbagai pihak untuk mendukung Sistem Administrasi Kependudukan.
T6 Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya administrasi kependudukan
07 Adanya Undang-Undang tahun 2002 dan Undang-Undang tentang tingginya tingkat mobilitas penduduk
T7 Sulit/mahalnya pengurusan administrasi kependudukan
08 Adanya keinginan kuat dari masyarakat untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan pelayanan.
T8 Adanya potensi tindak kejahatan penyalahgunaan hak akses database kependudukan dan manipulasi data dan dokumen kependudukan.
BAB IV
VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS
DAN KEBIJAKAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KOTA BOGOR
5.1 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
Rencana Strategis adalah merupakan suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Rencana strategis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor Tahun
2015 - 2019 merupakan bagian integral dari kebijaksanaan dan program Pemerintah
Kota Bogor dan merupakan landasan dan pedoman bagi seluruh aparat pelaksana
pada jajaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor dalam
melaksanakan tugas - tugas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
selama kurun waktu 5 (Lima) tahun.
Untuk mewujudkan Rencana strategis tentu perlu ditunjang oleh visi dan misi yang
rasional dan berdasarkan permasalahan, tantangan, dan berbagai sumber daya
potensial pembangunan yang dimiliki Kota Bogor, dengan terpilihnya Walikota Bogor
dan Wakil Walikota l pilihan rakyat secara langsung dan demokratis untuk periode
2005 - 2019 maka komitmen pembangunan daerah ini bertumpu pada Visi : Kota
Bogor yang nyaman, beriman dan transparan
Dalam rangka keberhasilan Kota sebagaimana diatas maka Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengartikulasikan Visi tersebut melalui bidang
pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil kepada masyarakat, perwujudan
keberhasilan tersebut merupakan suatu nilai, citra, arah dan tujuan dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang dirangkum dalam suatu komitmen
pelayanan
5.1.1 Visi
Visi merupakan suatu keadaan atau harapan yang harus diwujudkan pada
masa yang akan datang. Dengan memiliki visi, arah kegiatan yang harus
dilaksanakan menjadi jelas dan terfokus.
Adapun visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor yaitu :“ KOTA
BOGOR YANG NYAMAN, BERIMAN DAN TRASPARAN ”
VISI Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor dapat diuraikan secara
ringkas sebagai berikut berdasarkan Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2013
tentang Administrasi Kependudukan, yaitu “Kota Bogor yang nyaman,
beriman, dan transparan”.
Makna Nyaman merupakan kondisi yang dirasakan masyarakat dalam melakukan
berbagai aktivitas, seperti bekerja, berusaha, belajar, tumbuh dan aktifitas-aktifitas
lain yang dilakukan di dalam kota oleh setiap elemen masyarakat.
Makna Beriman, merupakan perwujudan dari masyarakat yang memiliki nilai-nilai
agama dan moral yang tidak hanya sebagai cerminan nilai pribadi, namun
terimplementasikan ke dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama dan kepedulian
terhadap lingkungan hidup yang dijadikan tempat tinggal dan berlangsungnya
berbagai aktivitas.
Makna Transparan, menuntut kecakapan dan peran aktif pemerintah dalam
membuka diri, melayani, bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan
program-program pembangunan, sehingga pemenuhan target pembangunan
menjadi sebuah aksi kolaboratif bersama elemen masyarakat lain.
5.2 Misi
Guna mewujudkan visi tersebut maka terdapat misi yang harus dilaksanakan,
Untuk mewujudkan misi ini ada beberapa faktor pendukung yang perlu dilakukan
sebagai berikut :
Kalau diperhatikan unsur-unsur yang dihasilkan dalam Annual Meeting ADB di
Fokuoka Jepang tahun 1997, perubahan peranan pemerintah dalam UU No. 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta UU No. 28 tahun 1999 ada
beberapa prinsip dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih
tersebut :
1. Akuntabilitas
Menurut penjelasan Pasal 3 angka 7 UU No. 28 Tahun 1999 akuntabilitas diartikan sebagai
berikut :
“adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku”.
Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa akuntabilitas pertanggungjawaban setiap
proses dan hasil akhir penyelenggaraan negara. Menurut Willian C. Johnson (1998)
pertanggungjawaban tersebut dapat dilakukan dalam berbagai sifat atau cara. Pertama,
bersifat internal-formal dilakukan dalam bentuk (1) executive control, (2) budget
preparation and management, (3) rule-making procedures, (4) inspector general and
auditors, (5) chief financial officers, dan (6) investigative commission. Kedua, external-
formal dilakukan dalam bentuk (1) legislative oversight, (2) budgetary review and
enactment, (3) legislative rule-making, (4) legislative veto, (5) legislative investigation,
(6) legislative casework, (7) legislative audits, (8) ratification and appointments, (9)
judicial review and takeover, (10) intergovernmental controls, dan (11) electoral process.
Ketiga, external-informal dilakukan dalam bentuk (1) monitoring by interest/ clientele
groups, (2) professional communities, (3) informational media, dan (4) freedom of
information law. Keempat, internal-informal dilakukan dalam bentuk (1) professional
standars, (2) ethical codes and values, dan (4) whistle-blowers.
Munculnya beberapa sifat atau cara dalam melakukan pertanggungjawaban karena ada
anggapan bahwa satu sarana saja dirasakan tidak memadai untuk dapat mengenal secara
pasti kegiatan yang dilakukan oleh para penyelenggara negara. Misalnya pendirian komisi
Ombudsman adalah salah satu usaha untuk mewujudkan pertanggungjawaban
pelaksanaan pemerintahan yang bersifat external-informal.
2. Transparans
Menurut penjelasan Pasal 3 angka 4 UU No. 28 tahun 1999 prinsip transparan
diartikan sebagai berikut :
“asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara”.
Dari pengertian tersebut terlihat bahwa masyarakat berhak memperoleh informasi
yang benar dan jujur tentang penyelenggaraan negara. Ini adalah peran serta
masyarakat secara nyata dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
bersih. Secara lebih jelas peran serta masayarakat ini ditentukan dalam PP No. 68
Tahun 1999. Dalam Pasal 2 ayat (1) dikatakan peran serta masyarakat untuk
mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dilaksanakan dalam bentuk :
a. hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi mengenai penyelenggaraan negara;
b. hak memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara negara;
c. hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab terhadap kebijakan penyelenggaraan negara.
Pengunaan hak dalam butir a, b dan c tersebut rakyat mendapat perlindungan
hukum. Untuk itu semua, menurut ketentuan Pasal 3 dan 4 dalam mempergunakan
hak tersebut rakyat berhak mempertanyakan langsung kepada instansi terkait atau
komisi pemeriksa. Hal itu dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
Penyampaian itu dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis. Kalau dibandingkan
dengan negara lain yang telah lama memberikan perhatian terhadap
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, Indonesia masih agak
tertinggal karena pada negara tersebut akses informasi masyarakat (public access to
information) terhadap penyelenggaraan negara diakui dengan undang-undang atau
information act. Dibandingkan dengan PP, pengaturan dengan UU tentu mempunyai
kewibawaan yang lebih tinggi untuk dipatuhi.
3. Partisipasi
Pengertian ini tidak ditemui dalam UU No. 28 Tahun 1999, tetapi kalau dipahami misi UU No. 22 Tahun 1999 maka partisipasi masyarakat adalah hal yang hendak diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan agak ringkas Sukardi (2000) menterjemahkan partisipasi sebagai upaya pembangunan rasa keterlibatan masyarakat dalam berbagai proses yang dilakukan oleh pemerintah. Pendapat ini adalah upaya melibatkan masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan. Dalam teori pengambilan keputusan semakin banyak partisipasi dalam proses kelahiran sebuah policy maka dukungan akan semakin luas terhadap kebijaksanaan tersebut (Dunn, 1997). Bahkan David Osborne dan Ted Gaebler (1996) menyatakan bahwa pemerintah sebaiknya berperan sebagai katalis. Hal ini dapat dipahami karena kecenderungan ke depan pemerintah yang mempunyai peranan terbatas dapat mempercepat pembangunan masyarakat.
4. Kepastian Hukum
Pengertian kepastian hukum dapat ditemui dalam Pasal 3 angka 1 UU No. 28 Tahun 1999 yang menyatakan :
“adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap pelaksanaan penyelenggaraan negara”.
Prinsip keempat ini mengarahkan agar penyelenggara negara bekerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (taat asas). Kepatuhan terhadap norma hukum
adalah bukti bahwa adanya keinginan untuk menegakkan supremasi hukum dalam
penyelenggaraan negara. Adalah sesuatu yang tidak masuk akal kalau keinginan
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih tidak didukung dengan
penghormatan terhadap norma hukum yang telah disepakati sebagai kaedah
landasan hukum. Oleh karena itu, kepastian hukum adalah prinsip yang harus
dipelihara.
Perubahan paradigma hubungan pusat dan daerah melalui UU No. 22 Tahun
1999 adalah merupakan upaya melakukan reformasi total penyelenggaraan negara
di daerah. Dampak reformasi total ini ditinjau dari segi politik ketatanegaraan
membuktikan telah terjadi pergeseran paradigma dari pemerintahan yang bercorak
highly centralized menjadi pola yang lebih terdesentralisasi dengan memberikan
keleluasaan kepada daerah untuk mewujudkan otonomi daerah secara lebih luas
sesuai dengan karakter khas yang dimiliki daerah. Hal ini dilakukan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat sesuai dengan potensi
wilayahnya.
Perubahan yang dilakukan ini adalah untuk mewujudkan masyarakat madani
dalam kehidupan berpemerintahan, bermasyarakat dan bernegara yang memiliki
nilai-nilai good governance atau behoorlijk bestuur (Koswara, 2000). Hal ini sangat
diperlukan karena berkurangnya secara signifikan peranan pemerintah pusat di
daerah terutama dalam melakukan pengawasan preventif. Oleh karena itu, unsur-
unsur pelaksanaan pemerintahan yang baik dan benar dapat memainkan peranan
penting di daerah. Apalagi Undang - Undang Nomor. 22 Tahun 1999 secara terang
mengatakan bahwa aspirasi rakyat akan menjadi roh pelaksanaan pemerintahan
daerah.
Sehubungan dengan good governance dalam pelaksanaan otonomi daerah, ada
tiga hal penting yang harus dilakukan di tingkat daerah. Pertama, transparasi
kebijakan. Pendapat ini muncul karena pada era Orde Baru nafas birokrasi sebagai
alat kekuasaan yang represif sangat menonjol. Perumusan kebijakan pembangunan
dan pemerintahan yang cenderung elitis, tertutup, dan berbau nepotis. Oleh karena
itu, dalam era otonomi daerah, kondisi ini diharapkan tidak muncul lagi karena
perilaku penyelenggara negara harus mengedepankan terjadinya transparasi
kebijakan publik (Hadimulyo 2000).
Kedua, partisipasi masyarakat. Walaupun Undang - Undang Nomor 22 Tahun
1999 memberikan peluang kepada DPRD untuk melakukan kontrol kepada eksekutif
tapi hal itu dirasakan belum cukup karena adanya indikasi bahwa DPRD dan pihak
eksekutif “bermain mata” dalam menyikapi kebijakan-kebijakan politik yang strategis
di daerah. Untuk mencegah ini diperlukan peranan yang optimal dari masyarakat
dalam melakukan kontrol terhadap pelaksanaan pemerintahan. John Fenwick (1995)
mengatakan bahwa dalam penataan pemerintahan daerah sudah waktunya
diperlakukan prinsip the public as consumers. Hal ini dilakukan agar pemerintah
lebih mengambil posisi sebagai fasilitator dan advokator kepentingan masyarakat.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah prinsip ini sudah pada tempatnya
dilaksanakan di daerah karena dari dulu masyarakat hanya dilibatkan secara
terbatas dalam memanajemen pemerintahan dan pembangunan. Bahkan dalam
waktu yang lama rakyat lebih banyak dijadikan sebagai objek pembangunan.
Peranan masyarakat hanya sebatas retorika, kepentingan birokrasi lebih menonjol
dan birokrasi berubah menjadi personifikasi sekelompok elit birokrat.
Yang pasti, membiasakan diri untuk memberikan akses informasi
penyelenggaraan negara terhadap masyarakat. Kebiasaan instansi pemerintah
tertutup terhadap pihak luar (terutama yang ingin menadapatkan informasi) harus
segera dihilangkan. Ketertutupan ini dapat menimbulkan rasa curiga yang berlebihan
masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Sikap arogan sudah tidak
masanya lagi karena ini dapat menimbulkan sikap vis a vis antara masyarakat
dengan jajaran penyelenggara negara di daerah. Dan, kalau ini berlanjut, ia akan
menimbulkan krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap pemerintah.
Menumbuhkan etos good governance sebaiknya dimulai dari sikap individu
penyelenggara negara. Terakhir, pemerintah tidak hanya diterjemahkan sebagai
eksekutif saja. Tetapi harus dilihat dalam pengertian yang lebih luas yaitu semua
pihak yang memperoleh amanah dari rakyat
1. Meningkatkan kualitas aparatur dan pelayanan aparatur terhadap tuntutan
masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
Aparatur yang terlibat di dalam pelayanan administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil merupakan aparatur yang mampu dan konsisten dalam
penanganan dokumen kependudukan karena dengan kualitas aparatur yang
baik, maka kegiatan pelayanan akan berjalan lancer.
2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi atai SIAK (Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan). Program SIAK merupakan program Pemerintah
yang bertujuan untuk melaksanakan penanganan administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil di seluruh Indonesia secara bersamaan dan dimanfaatkan
oleh seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia, walaupun belum
seluruhnya memanfaatkan teknologi tersebut karena satu dan lain hal.
3. Meningkatkan penyebarluasan informasi, kepedulian dan peran serta
masyarakat dalam bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
Masyarakat belum semuanya mengetahui tentang administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil, oleh karena itu perlu diadakan penyebarluasan informasi
tentang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di setiap kesempatan,
agar pengetahuan dan wawasan masyarakat meningkat dan menindak
lanjutinya. Dan selanjutnya warga masyarakat diharapkan dapat meningkatkan
kepadulian dan peran sertanya dalam penanganan administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil karena tanpa kepedulian dan peran serta masyarakat tidak
akan berjalan dengan baik. Untuk itu harus diupayakan bagaiman agar
masyarakat mau peduli dan berperan serta dalam penanganan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil.
4. Meningkatnya kerja sama dengan pihak yang berwenang. Administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil merupakan program yang harus ditangani
oleh berbagai pihak, oleh sebab itu perlu adanya kerjasama dengan pihak yang
berwenang dan terkait dengan administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil.
Dari faktor-faktor pendukung tersebut, guna mencapai dan mewujudkan Visi
perlu dirumuskan Misi yang merupakan penjabaran dari Visi, adapun Misi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor, yaitu : “Mewujudkan Birokrasi
Pemerintahan yang bersih dan transparan”
5.3 Tujuan dan Sasaran jangka menengah Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Bogor
a. Tujuan : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi
Kependudukan
b. Sasaran 1 : Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan pelayanan dinas
• Sasaran 2 : Meningkatnya tertib administrasi kependudukan
a.1 Secara keseluruhan Sasaran 1, Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Bogor dapat dijabarkan sebagai berikut :
• Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang
lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab
perlu adanya pelaporan AKIP
• Terpenuhinya sarana dan Prasarana pendukung Dinas yang
memadai dan kebutuhan Dinas terpenuhi.
• Terlayaninya masyarakat dengan pelayanan Prima;
• Terselesaikan temuan2 hasil pemeriksaan
• Meningkatnya kepuasan masyarakat
b.1. Sasaran 2 meliputi :
• Terpenuhinya kepemilikan KK, KTP Elektronik, KIA, SKTT, Akta
Lahir, Akta Kematian, Akta Perkawinan dan Akta Perceraian
sehingga tercapai tertib administrasi Kependudukan;
• Terpenuhinya Data dan Informasi kependudukan yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna
5.4. Strategi dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
a. Strategi :
➢ Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
➢ Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
➢ Pengembangan pemanfaatan data penduduk
b. Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor :
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
diperlukan Kebijakan. Adapun Kebijakan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Bogor adalah sebagai berikut :
➢ Peningkatan kualitas pelayanan public
➢ Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
➢ Peningkatan pemanfaatan data
Berdasarkan Visi, Misi dan Nilai-nilai yang disepakati, Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Bogor perlu memberikan corak tersendiri guna diingat
sebagai kata kunci yang dapat memberikan daya dorong (motivasi) kepada
Pejabat Struktural beserta Staf Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
serta menjadi tolak ukur bagi masyarakat sebagai wujud akuntabilitas kinerja
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat guna terwujudnya tertib admnistrasi kependudukan yaitu :
1. Senyum
2. Salam
3. Sapa
4. Tulus
5. Tanggung Jawab
Inilah Motto yang dipakai oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bogor dalam memberikan layanan.
BAB V
RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN
KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BOGOR
5.1 Rencana Program
Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistimatis dan terpadu yang
akan dilaksanakan oleh instansi atau beberapa instansi terkait dalam rangka
melibatkan partisipasi aktif masyarakat guna mencapai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan.
Dalam Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor, Strategi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor adalah (1) Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Publik, (2) Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah, (3)
Pengembangan pemanfaatan data penduduk
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor dalam pelayanan
publik yang terbagi ke dalam 7 (Tujuh) Program antara lain sebagai berikut :
a. Misi Mewujudkan Birokrasi Pemerintahan yang bersih dan transparan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
Program ini ditujukan untuk menyediakan prasarana dan sarana
aparatur guna meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan
yang memadai sesuai dengan tuntutan kebutuhan pelayanan
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar operasional
dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Bogor.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program ini dalam upaya pembinaan dan pengembangan aparatur
untuk meningkatkan professional SDM Dinas Kependudukan dalam
memberikan pelayanan
4. Program peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Program ini ditujukan dalam upaya memenuhi kebutuhan pelaporan
yang akuntabilitasdan Penyelesaian hasil pemeriksaan,
5 Program Penataan Administrasi Kependudukan
Program ini ditujukan untuk membangun pangkalan data
kependudukan yang handal dan akurat yang dapat digunakan untuk
berbagai kepentinga
6. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa
Program ini ditujukan untuk pengembangan system komunikasi
digitalisasiuntuk meningkatkan kualitas pelayananadminduk, melalui
system, kerjasama maupun inovasi yang di lakukan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
7 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Program ini adalah bagian terpenting dari apa yang telah dilakukan
Dinas, penilaian kepuasan masyarakat akan pelayanan yang di berikan
5.2. Sasaran, Indikator Sasaran, Indikator sasaranm program, Kegiatan dan
Pendanaan :
Sasaran 1 : Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan
pelayanan dinas
Indikator Sasaran 1 :
a. Rata – rata waktu pengurusan administrasi kependudukan.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap kinerja Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor
c. Nilai Akip Dinas Kependudu-kan dan Pencatatan Sipil
d. Prosentase temuan hasil pemeriksaan BPK, Inspektorat Propinsi dan
atau Inspektorat Kota terhadap program dan kegiatan urusan
kependudukan dan pencatatan sipil yang telah di tindaklanjuti
Program : 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
5. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Kegiatan : 1. Pengelolaan Rumah Tangga opd
2. Pengadaan Inventaris kantor
3. Pengadaan Konstruksi Pengembangan
Bangunan
4. Pemeliharaan rutin berkala inventaris
kantor
5. Pengadaan Blanko Kependudukan dan
Pencatatatan Sipil
6. Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan
OPD
7. Pembinaan Petugas Registrasi Adminduk
8. Indeks Kepuasan Masyarakat
Sasaran 2 : Meningkatnya Meningkatnya tertib administrasi
kependudukan
Indikator Sasaran 2 :
a. Kepemilikan administrasi kependudukan : KK, KTP Elektronik,
KIA, SKTT, Akte Kelahiran , Akte Kematian, Akte Perkawinan dan Akte
Perceraian
b. Prosentase Data dan Infor-masi kependudukan yang dimanfaatkan
oleh pengguna
Program : 1. Penataan administrasi kependudukan
2. Pengembangan Komunikasi Informasi dan
Media Massa
Kegiatan : 1. Pelayanan Dasar Adminduk (KK, KTP,
KIA)
2. Pengendalan Penduduk melalui
Adminduk
3. Peningkatan Pelayanan Pencatatan Sipil
di bidang Perkawinan
4. Pelayanan Publik Akte Kelahiran
5. Penataan Dokumen dan Registrasi
Kependudukan
6. Pelayanan Isbat Nikah melalui
kerjasama dengan Pengadilan Agama
7. Penyusunan Profl Kependudukan
8. Pengembangan Sistem Admnduk SIAK
Terpadu (DAK)
9. Pembuatan Aplikasi Pelayanan
Admnistrasi Kependudukan
10. Penyuluhan dan Sosialisasi Adminduk
BAB VI
INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM KOTA BOGOR
6.1 Indikator Kinerja Program Pembangunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Bogor
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang telah
menyelaraskan apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan sumber daya dan
kemanpuan yang dimiliki serta kebijakan yang diambil, adalah merupakan
implementasi dari Misi yaitu :
Meningkatnya kualitas pelayanan Administrasi kependudukan
Sasaran
Secara keseluruhan sasaran dan program Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil dapat dijabarkan sebagai berikut :
• Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan pelayanan dinas
• Meningkatnya tertib administrasi kependudukan
BAB VIII
P E N U T U P
8.1 Kesimpulan
Bahwa Renstra SKPD merupakan pedoman dalam penyusun Renja SKPD,
penguatan peran serta stakeholders, dalam pelaksanaan Rencana Kerja ( renja )
SKPD dan merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan
dari lima tahunan.
Perencanaan strategis ini diharapkan mampu disatu pihak memperoleh
manfaat dari berbagai peluang yang ada serta dilain pihak juga memperkecil atau
bahkan menghilangkan dampak sebagai faktor yang sifatnya negatif atau yang
mengancam kesinambungan operasional organisasi.
Demikian perencanaan strategis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bogor kami buat agar bermanfaat.
8.2. Saran
Tantangan dan peluang pengembangan Pelayanan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor pada lima tahun mendatang adalah
sebagai berikut :
1. Tersedianya SDM yang handal khususnya di bidang kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Bogor
2. Terwujudnya pelayanan publik yang mudah, cepat dan murah
3. Terwujudnya peningkatan pelayanan jemput bola di kelurahan, sampai depan
rumah
4. Pelayanan KK, Akta kelahiran dan Akta kematian di kelurahan langsung jadi
melalui SIAK Mobile
Top Related