perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROSES SERTIFIKASI SNI UNTUK IMPOR PRODUK PERALATAN
MAKAN DAN MINUM MELAMIN PADA PT. FAMOUS PACIFIC
SHIPMENT INDONESIA (FPS) BRANCH YOGYAKARTA
Proposal Tugas Akhir
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Persyaratan Guna
Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program D-3 Bisnis Internasional
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
Adi Purna Wijaya
F3108008
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI PROSES SERTIFIKASI SNI UNTUK IMPOR PRODUK PERALATAN
MAKAN DAN MINUM MELAMIN PADA PT. FAMOUS PACIFIC SHIPMENT INDONESIA (FPS) BRANCH YOGYAKARTA.
ADI PURNA WIJAYA
F3108008
Badan Standarisasi Nasional Adalah Lembaga yang mengurusi masalah sertifikasi standar produk nasional yang beredar di dalam wilaah pemasaran Indonesia. lembaga ini mengeluarkan sertifikat uji mutu suatu produk yang akan di pasarka atau di produksi di Indonesia. Peralaan makan dan minum melamin adalah alat makan berformalin yang mengandung formaldehyde yang membahayakan manusia apabila kadar penggunaanya melebihi aturan keamanan yang berlaku.
Impor adalah kegiatan memasukkan barang dari wilayah pabean lain masuk kedalam wilayah pabean dalam negeri.(amir ms). Importasi peralatan makan dan minum berbahan melamin dari china sangat diawasi importasinya di Indonesia, karena banyak sekali produk melamin murah dari china masuk ke Indonesia dengan tidak mengindahkan keamanan yang telah di tetapkan oleh badan standarisasi nasional.
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran lebih mendalam dan pemahaman mengenai sertifikasi produk impor melamin dan importasinya. Dalam hal ini terkait dengan Badan Standarisasi Nasional dan PT. FPS Indonesia Branch Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya atau sejumlah fakta yang di peroleh melalui penelitian secara langsungdari objek penelitian, sedangkan data sekunder adalah data data yang di peroleh langsung dari luar penelitian atau usmber lain yang masih berkaitan dnegan penelitian maupun sumber bacaan lainya
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sertifikasi produk berbahan melamin oleh BSN sudah memenuhi dasar hukum yang digunakan yaitu manual SNI 7322-2008 tentang standarisasi produk melamin peralatan makan dan minum. Dan syarat label SNI pada produk impor peralatan makan dan minum melamin, mutlak diwajibkan untuk impor produk peralatan makan dan minum dari china.
Kata Kunci : Standar Nasional Indonesia (SNI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VISION
”Saya akan menjadi pengusaha Real Estate”
(Weyjaya, Adi Purna : 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
1. ALLAH SWT atas Rahmatnya
2. Untuk Ayah dan IBU yang paling saya
sayangi. Terimakasih atas kerja kerasnya, doa
doa dan kasih sayangnya yang tiada akan
terbalas.
3. Keluarga.
4. Semua teman - teman
5. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabilalamin, Puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan ke
hadirat ALLAH SWT. Karena anugerah dan kehendak-Nya penulis
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan judul Proses Sertifikasi SNI Untuk
Impor Produk Peralatan Makan dan Minum Melamin Pada PT. Famous Pacific
Shipment Indonesia (FPS) Branch Yogyakarta.
Dalam penyusunan tugas akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa
adanya bimbingan, bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka
sehubungan dengan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut
membantu hingga terselesainya tugas akhir ini, kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bp. Drs Harimurti M.si Ketua Program Studi Diploma III Bisnis Internasional
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bp. Mulyadi selaku pembimbing magang dan tugas akhir yang sejak awal
hingga akhir penulisan tugas akhir ini membimbing penulis dengan sabar
4. Bp. BRM Bambang Irawan selaku pembimbing akademik penulis
5. Seluruh staff pengajar jurusan bisnis internasional yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis
6. Seluruh staff dan karyawan pengurus program diploma 3 yang telah
bersungguh sungguh membantu para mahasiswa belajar di kampus
7. PT. FPS Indonesia dan BSN yang telah berkenan memberikan izin magang
kerja dan penelitian untuk penulisan laporan tugas akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Pak Nurdin S, selaku branch manager PT. FPS Indonesia branch Yogyakarta
yang telah memberikan waktu dan tempatnya kepada penulis melakukan tugas
belajar magang di PT. FPS Yogyakarta dan Mas Budi (Bang Butong Idar)
yang sudah banyak membimbing penulis melakukan magang kerja dan
memberikan banyak pengalaman menarik bagi penulis.
9. Bapak dan Ibu yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik penulis
hingga sampai saat ini
10. For the special one, there’s nothing else i can say ”Thank You”.
11. Teman teman seperjuangan bisnis internasional angkatan 2008, yang cowok,
rhiky, mangun, dodik, tamon, afid, budi, sony, rizal, wawan, sugeng, dll dan
yang cewek mami deby, mbak punker, bunga, ocyk, ocha, dyah, mbak warih,
pita, lia, puput, poetri dan lain lain yang telah bersama selama 3 tahun di
bangku perkuliahan.
12. Teman teman kontrakan, teman teman kos arista puri, kos dika putra, teman
teman Griya bahasa solo, keluarga besar pak sular, keluarga bp sahuri,
keluarga bp joko, rs dr oen solo baru dan keluarga besar PMW 2010 UNS
13. Sahabat Bayat, Agung pambudi, Andi Wibowo, Eko yulianto.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir
ini. Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik dari pembaca snangat penulis
harapkan. Akhirnya, penulis berhrap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi
pembaca. Amin.
Surakarta, 22 Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
ABSTRAKSI.......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iv
MOTTO.................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN.................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Perumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujan penelitian...........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
E. Metode Penelitian........................................................................................8
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Impor........................................................................................11
B. Ketentuan-Ketentuan Umum Impor...........................................................12
C. Izin Impor...................................................................................................13
D. Kontrak Impor dan Resiko Bisnis Impor………………………………...15
E. Pengertian EMKL......................................................................................19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Ruang Lingkup EMKL..............................................................................20
G. Dokumen-Dokumen Yang Digunakan Dalam Impor Melamin Peralatan
Makan dan Minum……………………………………………………….20
H. Standar Nasional Indonesia (SNI)………………………………………..24
I. Melamin Peralatan Makan dan Minum…………………………………..33
BAB III. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan....................................................................38
B. Pembahasan................................................................................................56
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................64
B. Saran-Saran................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Prosedur penyusunan Standar oleh BSN………………………….28
Gambar 2.2 Struktur Dasar Sistem………………………………………………28
Gambar 2.3 Struktur Sistem dilengkapi Kontrol………………………………...29
Gambar 2.4 Peran Standar pada Sistem Produksi………………………………..30
Gambar 2.5 Struktur Sistem pada Sistem Produksi Jasa………………………...31
Gambar 2.6 : Sumber Penyusunan Standar………………………………………33
Gambar 3.1. : Struktur Organisasi PT. Internusa Cargo Branch Office
Yogyakarta……………………………………………………………………….51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Syarat Mutu……………………………………………………………35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Kuasa Impor
3. Invoice
4. Packing List
5. PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
6. Delivery Order
7. Manifest
8. SSPCP
9. Bill of Lading
10. Asuransi
11. Surat Keterangan Jalan
12. SPPB (Surat Perintah Pengeluaran Barang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI PROSES SERTIFIKASI SNI UNTUK IMPOR PRODUK PERALATAN
MAKAN DAN MINUM MELAMIN PADA PT. FAMOUS PACIFIC SHIPMENT INDONESIA (FPS) BRANCH YOGYAKARTA.
ADI PURNA WIJAYA F3108008
Badan Standarisasi Nasional Adalah Lembaga yang mengurusi masalah sertifikasi standar produk nasional yang beredar di dalam wilaah pemasaran Indonesia. lembaga ini mengeluarkan sertifikat uji mutu suatu produk yang akan di pasarka atau di produksi di Indonesia. Peralaan makan dan minum melamin adalah alat makan berformalin yang mengandung formaldehyde yang membahayakan manusia apabila kadar penggunaanya melebihi aturan keamanan yang berlaku.
Impor adalah kegiatan memasukkan barang dari wilayah pabean lain masuk kedalam wilayah pabean dalam negeri.(amir ms). Importasi peralatan makan dan minum berbahan melamin dari china sangat diawasi importasinya di Indonesia, karena banyak sekali produk melamin murah dari china masuk ke Indonesia dengan tidak mengindahkan keamanan yang telah di tetapkan oleh badan standarisasi nasional.
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran lebih mendalam dan pemahaman mengenai sertifikasi produk impor melamin dan importasinya. Dalam hal ini terkait dengan Badan Standarisasi Nasional dan PT. FPS Indonesia Branch Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya atau sejumlah fakta yang di peroleh melalui penelitian secara langsungdari objek penelitian, sedangkan data sekunder adalah data data yang di peroleh langsung dari luar penelitian atau usmber lain yang masih berkaitan dnegan penelitian maupun sumber bacaan lainya
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sertifikasi produk berbahan melamin oleh BSN sudah memenuhi dasar hukum yang digunakan yaitu manual SNI 7322-2008 tentang standarisasi produk melamin peralatan makan dan minum. Dan syarat label SNI pada produk impor peralatan makan dan minum melamin, mutlak diwajibkan untuk impor produk peralatan makan dan minum dari china.
Kata Kunci : Standar Nasional Indonesia (SNI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tanggal 1 januari 2010, telah di tetapkan secara regional pembukaan
pasar bebas wilayah Asia dan China yaitu Asia-China Free Trade Area
(ACFTA). Pembukaan perdagangan pasar bebas Asia dengan China ini
merupakan tantangan bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan persaingan
perdagangan luar negerinya, mulai dari kualitas produk, harga, tenaga kerja,
sampai pemasaranya.
China dikenal dengan produknya yang murah dan berkualitas rendah,
maka hanya di Negara-negara berkembanglah, dimana china dapat
memasukkan produk ekspornya secara besar-besaran. Seiring berjalanya
ACFTA, beredar isu tentang bahaya produk-produk asing, khususnya dari
negara yang berwilayah terluas di Asia ini yaitu Republik Rakyat China,
produk impor yang masuk dari negara ini merupakan masalah utama yang
muncul dan harus menjadi perhatian khusus pemerintah.
Saat ini banyak melamin impor (dalam bentuk mangkuk, piring maupun
gelas) membanjiri pasar dalam negeri, disinyalir mengandung formalin
dengan harga yang sangat murah dibanding harga produk lokal yang ada
dipasaran, sehingga masyarakat tergiur untuk membeli dan menggunakannya.
Yang perlu dipahami masyarakat, penggunaan produk (melamin) ini ternyata
belum memenuhi standar kesehatan, alias berbahaya untuk digunakan.
Sementara melamin palsu atau melamin non food grade salah satunya terbuat
dari urea formaldehida, yang mengandung formalin tinggi. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
referensi, standar yang dapat digunakan sebagai acuan adalah ISO 14528-
3:1999 (E): Pasific - Melamine Formaldehyde Powder Maolding Compounds,
yang menyatakan bahwa kandungan formaldehida pada produk melamin yang
dapat ditolerir maksimal 3 ppm (3mg/l). Semua jenis dan merek produk
melamin untuk perlengkapan makanan/minuman dengan kandungan
formaldehida sampai dengan maksimum 3 ppm (3mg/l) diperbolehkan beredar
di pasar. Untuk mengetahui hal tersebut, terlebih dahulu harus dilakukan
pengujian pada laboraturium penguji dengan mengacu pada ISO 14528-
3:1999 (E):Pasific-Melamine Formaldehyde Powder Maolding Compounds.
Beberapa hasil uji laboraturium menunjukkan bahwa produk-produk melamin
yang dijual amat murah tersebut ternyata mengandung formaldehida diatas 3
ppm, yang apabila digunakan terus menerus sangat berbahaya bagi kesehatan.
Maka dari itu pemerintah Indonesia perlu menerapkan kebijakan proteksi
terhadap konsumen dan terhadap produk lokal serupa di Indonesia, Selain
ancaman kalahnya produk Indonesia dengan produk murah China, jaminan
keamanan produk terhadap kesehatan dari konsumen juga merupakan masalah
pokok dalam kebijakan pemerintah. Jadi untuk mengatasi masalah ini,
standarisasi produk adalah cara yang sesuai untuk memfiltrasi produk-produk
yang masuk kedalam wilayah pemasaran Indonesia.
Untuk membina, mengembangkan serta mengkoordinasikan kegiatan di
bidang standardisasi secara nasional menjadi tanggung jawab Badan
Standardisasi Nasional dibentuk dengan Keputusan Presiden Badan
Standardisasi Nasional (BSN). No. 13 Tahun 1997 yang disempurnakan
dengan Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan
yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001, merupakan
Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan tugas pokok mengembangkan
dan membina kegiatan standardisasi di Indonesia. Badan ini menggantikan
fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional – DSN. Dalam melaksanakan
tugasnya Badan Standardisasi Nasional berpedoman pada Peraturan
Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional.
SNI (standar nasional Indonesia) adalah system standar nasional yang
telah lama dan menjadi acuan Negara Indonesia dibawah Badan Standarisasi
nasional. BSN (Badan Standarisasi Nasional) menerapkan standarisasi produk
yang di produksi di Indonesia maupun produk yang masuk dari negara lain.
Sejalan dengan perkembangan kemampuan nasional di bidang standardisasi
dan dalam mengantisipasi era globlalisasi perdagangan dunia, AFTA (2003)
dan APEC (2010/2020), kegiatan standardisasi yang meliputi standar dan
penilaian kesesuaian (conformity assessment) secara terpadu perlu
dikembangkan secara berkelanjutan khususnya dalam memantapkan dan
meningkatkan daya saing produk nasional, memperlancar arus perdagangan
dan melindungi kepentingan umum.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang
akreditasi dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). KAN
mempunyai tugas menetapkan akreditasi dan memberikan pertimbangan serta
saran kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi.
Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang Standar Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional untuk
Satuan Ukuran (KSNSU). KSNSU mempunyai tugas memberikan
pertimbangan dan saran kepada BSN mengenai standar nasional untuk satuan
ukuran. Sesuai dengan tujuan utama standardisasi adalah melindungi
produsen, konsumen, tenaga kerja dan masyarakat dari aspek keamanan,
keselamatan, kesehatan serta pelestarian fungsi lingkungan, pengaturan
standardisasi secara nasional ini dilakukan dalam rangka membangun sistem
nasional yang mampu mendorong dan meningkatkan, menjamin mutu barang
dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam
transaksi pasar global. Dari sistem dan kondisi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan daya saing produk barang dan atau jasa dari Indonesia di pasar
global.
Berdasarkan keputusan Badan Standarisasi Nasional, SNI telah di
wajibkan untuk semua barang impor yang masuk ke dalam wilayah pemasaran
Indonesia. Dari waktu ke waktu telah banyak pencekalan terhadap produk
berbahan dasar melamin formaldehyde seperti peralatan makan, minum, susu,
perlengkapan bayi, dan produk lain yang tidak lolos uji kelayakan dan
keamanan. karena kadar melamin yang terkandung didalamnya melebihi batas
berbahaya untuk di konsumsi masyarakat.
Sehubungan uraian diatas, penulis ingin mengungkapkan permasalahan-
permasalahan yang berhubungan dengan kewajiban penggunaan standar
nasional Indonesia untuk proses impor melamin dengan judul, Proses
Sertifikasi SNI untuk Impor Produk Peralatan Makan untuk Minum Melamin
Pada PT. Famous Pacific Shipment (FPS) Branch Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Perumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka
penulis merumuskan karya ilmiah ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tata cara memperoleh SPPT SNI dalam mendapatkan
sertifikat SNI sebagai syarat wajib untuk proses impor produk melamin
perlengkapan makan dan minum?
2. Bagaimanakah cara pengambilan contoh produk melamin perlengkapan
makan dan minum?
3. Bagaimana tata cara memperoleh surat pendaftaran melamin?
4. Bagaimana tata cara pencantuman tanda SNI produk melamin
perlengkapan makan dan minum?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya dalam sebuah kerangka penelitian. Adapun tujuan
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tata cara memperoleh SPPT SNI dalam mendapatkan
sertifikat SNI secara wajib untuk proses impor produk melamin
perlengkapan makan dan minum.
2. Mengetahui cara pengambilan contoh produk melamin perlengkapan
makan dan minum.
3. Mengetahui tata cara memperoleh surat pendaftaran melamin.
4. Mengetahui tata cara pencantuman tanda SNI produk melamin
perlengkapan makan dan minum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Dengan merujuk pada tujuan penelitian yang telah di tentukan oleh penulis
diatas, penulis ingin mengungkap fakta dan peristiwa yang terjadi di lapangan
tentang kegiatan impor barang dari luar negeri, khususnya dari Negara china
dari negara ini banyak produk yang bermasalah dengan keamananya untuk
digunakan/dikonsumsi oleh masyarakat di negara pengimpor, maka dalam
penelitian ini banyak ditulis fakta-fakta yang mempunyai manfaat bagi banyak
kalangan pengguna yaitu diantaranya:
1. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memahami secara jelas proses
kegiatan impor khususnya produk-produk berbahan dasar melamin dan
sejenisnya. Dan merupakan penerapan ilmu ekonomi tentang terjadinya
kegiatan ekspor-impor yang diperoleh di bangku kuliah dalam dunia
praktek atau nyata. Oleh penulis, penelitian ini tidak hanya ditulis untuk
semata-mata menggugurkan syarat wajib mencapai gelar ahli madya pada
program D-3 Bisnis Internasional. Namun diharapkan dengan penelitian
ini penulis dapat mengetahui secara pasti fakta apa yang terjadi di
lingkunga perdagangan internasional di Indonesia, khususnya masalah
standarisasi produk dan semoga dapat bermanfaat untuk penulis saat
masuk pada dunia kerja.
2. Bagi Perusahaan (PT. FPS Indonesia Yogyakarta)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Memberikan sedikit pedoman tentang proses sertifikasi SNI (standar
nasional indonesia) sekaligus syarat dan prasyarat tentang importasi
produk melamin yang saat ini sedang membanjiri pasar Indonesia.
Tentu dengan pengalaman dari PT. FPS Indonesia yang telah eksis
dalam jasa perdagangan internasional selama bertahun-tahun, telah banyak
wawasan dan ilmu yang diperoleh dari lapangan dibandingkan dengan
penulis yang sedang belajar memasuki dunia kerja, atau dalam ekonomi
yang sebenarnya. Namun penulis berharap dengan penelitian yang telah
disusun ini dapat membantu kinerja dari PT. FPS Indonesia, khususnya
mengenai kewajiban penggunaan tanda SNI pada produk impor melamin.
3. Bagi Perusahaan Impor (Produk Melamin)
Bagi perusahaan yang melakukan kegiatanya di bidang impor khususnya
produk melamin, maka karya tulis ini dapat dijadikan referensi sebagai
acuan dan panduan dalam rangka memenuhi syarat–syarat kelengkapan
dokumen SNI. Mulai dari cara mendapatkan pengajuan SPPT SNI, sampai
logo SNI diemboskan atau ditempelkan pada produk impor. Yang
khususnya bagi perusahaan yang produknya belum bersertifikat SNI.
4. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Lainnya
Karya tulis ini merupakan tambahan referensi, bacaan dan informasi
mengenai materi wawasan tentang produk impor melamin dan sertifikasi
SNI (standar nasional indonesia). Khususnya bagi mahasiswa jurusan
Bisnis Internasional yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok
pembahasan dan permasalahan yang sama atau mengandung pembahasan
mengenai SNI dan Melamin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
5. Bagi Pemerintah ( Badan Standarisasi Nasional, Jakarta )
Bagi pihak pemerintah, khususnya kementrian perdagangan Republik
Indonesia, KAN (komite akreditasi nasional), LS Pro (lembaga sertifikasi
produk), LSSM (lembaga sertifikasi system mutu) dan Laboratorium uji,
karya tulis ini dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja lembaga-lembaga
yang bergerak dibawah kementrian perdagangan, dan dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan pemerintah khususnya
pada seleksi kegiatan impor produk melamin.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian terapan, dengan menggunakan
metode Deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menemukan sebanyak
mungkin informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu
penelitian, yang meliputi:
1. Ruang Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah studi
kasus, dan pendalaman materi. Studi kasus dikaji oleh penulis dengan
melihat artikel media cetak seperti majalah dan koran harian, media
elektronik dan berita berita dari media televisi. Sedangkan pendalaman
materi yang dilakukan penulis adalah mengambil referensi publikasi dari
sumber-sumber yang terkait didalam penelitian oleh penulis, diantaranya
adalah Badan Standarisasi Nasional, PT. FPS Indonesia, dan pihak yang
berkompeten di dalamnya sebagai narasumber seperti Staff dan Karyawan,
Dosen pembimbing dan Konsultan. Ruang lingkup penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa berdasarkan landasan teori
dan memfokuskan pada satu masalah yaitu Proses Sertifikasi SNI untuk
Impor Produk Peralatan Makan Dan Minum Melamin Pada PT. Famous
Pacific Shipment (FPS) Yogyakarta.
2. Jenis dan Alat Pengumpul Data
a. Data
1) Jenis dan Sumber data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
Adapun data yang telah diperoleh adalah:
a) Publikasi SK. BSN tentang SNI No 7322-2008 tentang produk
melamin perlengkapan makan dan minum.
b) Hasil pertanyaan dari wawancara langsung dan tidak langsung
oleh penulis dengan relasi instansi terkait yaitu BSN dan PT.
FPS Indonesia Branch Yogyakarta.
c) Materi dari konsultan
Data primer ini diperoleh dengan cara wawancara langsung
pada bagian manajemen impor dan staf/karyawan PT. FPS
Indonesia, dan wawancara tidak langsung (via telepon) pada
bagian pelayanan atau Customer Service Badan Standarisasi
Nasional Indonesia, Jakarta.
2) Jenis dan Sumber data Sekunder
Data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber
lain yang berkaitan dengan penelitian. Adapun diantaranya:
a) Buku-buku Referensi ekspor impor dari perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Informasi resmi publik dari website Badan Standarisasi
Nasional Indonesia www.bsn.go.id, PT. FPS Indonesia,
Yogyakarta www.fpsindonesia.com.
c) Studi kasus dan pengkajian peristiwa dari artikel dan berita
media elektronik tentang masalah melamin dan SNI.
d) Bank data dari internet tentang semua yang berhubungan
dengan SNI, Melamin dan Impor, yang diantaranya adalah SK
menteri, SK BSN, KEPRES, peraturan perundangan tentang
standarisasi produk melamin, impor dan SNI serta revisinya.
b. Metode Pengumpulan Data
1) Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
tanya jawab secara langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka
dengan pihak perusahaan PT. FPS Indonesia Yogyakarta dan
bagian informasi customer service dari BSN Indonesia. Dan
wawancara tidak langsung (by phone, E-mail, Social network, dll).
2) Studi Pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku/referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3) Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai
kegiatan impor dan proses pengajuan sertifikasi SNI yang
dilakukan oleh PT. Famous Pacific Shipment Indonesia,
Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Impor
Impor sebagai salah satu kegiatan perdagangan internasional yang akan
berdampak pada perekonomian Negara, khususnya mengenai cadangan devisa
Negara. Berdasarkan dasar kegiatanya Impor adalah proses pemasukan barang
dari luar negeri ke dalam wilayah pabean dalam negeri dengan memenuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Ruddy Tri Santoso,
1994:57), adapun daerah pabean adalah wilayah RI yang meliputi wilayah
daratan, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di
zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku UU no
10/95 (pasal 1 butir 2).
Selain itu tujuan dari kegiatan impor adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan baran-barang dengan cara mendatangkan barang yang belum
tersedia didalam negeri dari luar negeri (Amir, M.S, 2003:139) dengan cara
membeli barang dari luar negeri ke dalam peredaran Republik Indonesia dan
barang yang dibeli tersebut harus dilaporkan kepada Direktorat Jendral Bea
dan Cukai Departemen Keuangan (Hamdani, 2003: 2)
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa impor adalah
kegiatan memasukkan barang ke dalam wilayah Negara yang melewati daerah
pabean Indonesia. Konsekuensi dari kegiatan tersebut yaitu bahwa arus masuk
barang tersebut harus melalui daerah suatu Negara agar impor tersebut dapat
dianggap sebagai impor yang sah sesuai dengan peraturan perundang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
undangan yang berlaku. Jika tidak melalui prosedur yang ada, maka impor
tersebut dapat digolongkan sebagai kegiatan penyelundupan.
Barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean ini disebut sebagai
barang impor dan terkena bea masuk. Barang-barang impor harus melewati
pemeriksaan barang, baik pemeriksaan terhadap fisik barang maupun
pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang menyertai barang-barang
tersebut. Pelanggaran yang sering terjadi di pabean adalah kesalahan
menentukan tarif untuk suatu jenis barang yang disebabkan oleh laporan yang
tidak benar (Pasal 1 angka 1 kep. DJBC No. KEP-07/BC/2003). Tentang
petunjuk pelaksanan Tata laksana Kepabeanan di bidang impor.
B. Ketentuan-ketentuan Umum Impor
Dalam rangka mengantisipasi dampak globalisasi dan liberalisasi
perdagangan internasional yang berkembang pesat saat ini, serta
keterlindungan kepentingan pembangunan ekonomi nasional dari pengaruh
negatif pasar global, peningkatan tarif hidup produsen sekaligus guna
mendorong terciptanya kondisi perdagangan dan pasar dalam negeri yang
sehat dan iklim usaha yang kondusif maka pemerintah melalui Departemen
Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54/M-
DAG/PER/10/2009 tanggal 9 Oktober 2009 tentang Ketentuan Umum di
bidang Impor yang di dalamnya meliputi:
1. Impor hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki API,
API merupakan kode-kode yang menerangkan pihak-pihak tertentu telah
sah bertidak sebagai Importir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Barang Impor harus dalam keadaan baru. Barang Impor boleh merupakan
barang tidak baru selama berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
Kewenangan Menteri dan atau Usulan atau pertimbangan teknis dari
instansi pemerintah lainnya.
3. Pengecualian
Pemasukan barang-barang tersebut tidak dianggap sebagai impor jika :
a. Barang Pindahan, Barang Impor Sementara, Barang Kiriman, Barang
contoh Tidak Diperdagangkan, Hadiah, Barang Perwakilan Negara
Asing dan Barang Untuk Badan Internasional/Pejabatnya Bertugas di
Indonesia.
b. Kapal Pesiar dan Kapal ikan, atau Ditetapkan Lain Oleh Menteri
Perdagangan.
c. Barang Tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan. Misalnya,
pakaian dan barang-barang perhiasan milik penumpang, barang-barang
untuk dipakai sendiri kecuali lemari es, TV dsb. barang-barang yang
dikirim untuk keperluan perwakilan suatu Negara, barang-barang
untuk ekspedisi (penelitian ilmiah) dan eksibisi (pameran),
pembungkus (peti kemas), uang dan surat-surat berharga.
C. Izin Impor
Izin impor adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang importir.
Dalam rangka meningkatkan peranan, kemampuan serta kepastian berusaha
perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan impor, maka impor hanya
dapat dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai izin impor yaitu yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
memiliki angka pengenal impor dengan tujuan untuk mempermudah
pendataan, monitoring dan pengawasan yang bergerak di bidang impor.
1. Angka Pengenal Impor (API)
Angka Pengenal Impor adalah tanda pengenal sebagai importir yang
harus dimilikisetiap perusahaan yang melakukan prdagangan impor.
Namun, importir tertentu dapat melakukan impor tanpa memiliki API, jika
Impor tidak dilakukan terus-menerus dan tidak dimaksudkan untuk
diperdagangkan atau dipindahtangankan, Impor Tanpa API wajib
memperoleh Persetujuan Impor yang ditandatangani oleh Direktur Impor
Kementerian Perdagangan.
API terdiri dari 4 (empat) jenis:
a. API Umum (API-U)
Diberiakan kepada perusahaan dagang pemilik API-U untuk dapat
mengimpor barang, tujuannya untuk diperdagangkan dan jenis barang
yang dapat di impor tersebut tidak diatur tata niaganya, barang tersebut
misalnya, Furniture, Kendaraan bermotor, Makanan, dan lain
sebagainya yang termasuk dalam barang untuk diperdagangkan.
b. API Produsen (API-P)
Diberikan kepada perusahaan industri yang mengimpor barang
modal dan bahan baku atau penolong untuk keperluan proses
produksinya sendiri, atau barang lainya sepanjang digunakan. Barang
tersebut misalnya: bahan baku produksi, mesin-mesin produksi kain,
dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. API Terbatas (API-T)
Diberikan kepada perusahaan modal/PMA (Penanaman Modal
Asing ) /PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) untuk mengimpor
barang keperluan proses produksi sendiri yang mendapatkan fasilitas
dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal).
BKPM adalah lembaga Pemerintah yang menjadi koordinator
kebijakan penanaman modal, baik koordinas antar instansi pemerintah,
pemerintah dengan Bank Indonesia, serta pemerintah dengan
pemerintah daerah maupun pemerintah daerah dengan pemerintah
daerah. Contoh barang untuk keperluan proses produksi.
d. API Kontraktor (API-K)
Diberikan kepada perusahaan untuk mengimpor barang keperluan
yang dimiliki oleh setiap kontraktor kontrak kerjasama yang
melakukan impor.
D. Kontrak Impor dan Resiko Bisnis Impor
Surat Pesanan (Order Sheet) diisi oleh importir dan dialamatkan kepada
eksportir. Secara lengkap surat pesanan itu berisikan (Amir, M.S, 2005:200)
1. Nomor order dari importir
Yaitu nomor yang dibuat oleh importir pada saat bimportir melakukan
order / pesanan kepada eksportir.
2. Nomor penawaran dari eksportir
Yaitu nomor yang dibuat oleh eksportir pada saat melakukan penawaran
harga barang kepada importer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Waktu penyerahan barang
Yaitu keteangan waktu yang merupakan tanggal pengiriman barang atau
shipment date.
4. Cara pembayaran (Payment)
Yaitu cara pembayaran yang dipilih oleh importir atas pembayaran barang
impor.
5. Dokumen pengapalan yang diisyaratkan (Shipping document)
Yaitu dokumen-dokumen yang diisyaratkan yang digunakan untuk
pengambilan barang impor.
6. Alamat korespondensi (natify addres)
Yaitu alamat korespondensi atau alamat dimana barang akan dikirim.
7. Nomor izin impor (Import licence)
Yaitu nomor ijin impor yang dimiliki importir, agar dapat mengimpor
barang dari eksportir.
8. Pelabuhan tujuan (destination)
Yaitu pelabuhan tujuan impor dinegara importir.
9. Syarat pengapalan
a. Pengapalan sebagian (Partial Shipment)
1) Diperkenankan : Allowed
2) Dilarang : Not Allowed
b. Pindah kapal (Transhipment)
1) Diperkenankan : Allowed
2) Dilarang : Not Allowed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
10. Uraian barang yang dipesan, meliputi kode barang yang dipesan, jenis
barang dan nama barang.
11. Harga satuan dan total
Yaitu harga dari barang yang dipesan yang terdiri dari harga barang satuan
dan total harga dari barang tersebut.
12. Tanggal surat pesanan
Yaitu tanggal dimana importir melakukan pemesanan barang, dengan
mengirimkan surat pesanan. Surat pesanan setelah diisi selengkapnya
kemudian di tandatangani oleh importir dan dikirimkan ke eksportir untuk
kemudian juga ditandatangani. Surat pesanan tersebut kemudian di copy
dan di kembalikan kepada importir sebagai kontrak yang mengikat kedua
belah pihak. Tetapi ada juga setelah eksportir menerima surat pesanan,
maka berdasasrkan surat pesanan itu eksportir mengirimkan konfirmasi
atas pesanan itu kepada importir dalam bentukl sales contract yang perlu
pula ditandatangani oleh importir dan mengembalikan copynya kepada
eksportir.
Dalam kegiatan ekspor impor ada resiko yang harus ditanggung oleh
eksportir maupun importir. Resiko bisnis ekspor impor adalah sebagai
berikut :
1. Resiko Politik
a. Adanya perubahan peraturan pemerintah, misalnya ijin impor yang
telah disetujui dicabut sehingga menyebabakan barang yan dikirim
ditolak oleh pihak pabean.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Pemerintah di Negara importir melarang transfer uang ke luar
negeri sehingga pembayaran tidak dapat di lakukan.
c. Pemerintah di Negara importir membatalkan ijin impor yang telah
diterbitkan.
d. Advissing Bank yang ditunjuk inportir adalah non koresponden.
2. Resiko kredit
a. Importir tidak mau membayar dokumen yang telah diterima oleh
bank sedangkan kondisi dokumen clean.
b. Importir menerima dokumen dalam kondisi clean tetapi barang
tidak sesuai dengan keinginan importir.
3. Resiko dokumen
Resiko dokumen dapat berupa :
a. Dokumen yang dikirim palsu
Yaitu shipping document yang dikirimkan kepada importir adalah
palsu artinya bahwa yang tertulis didalam dokumen berbeda
dengan kondisi barang yang dikirim, sehingga akan mempersulit
importir dalam hal pengeluaran barang dari pelabuhan.
b. Dokumen rusak/hilang
Yaitu dokumen yang dikirimkan rusak/hilang karena sesuatu hal,
sehingga akan mempersulit bagi importir dalam hal pengambilan
barang karena dokumen hilang/rusak maka importir diduga
melakukan penyelundupan barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4. Resiko Nilai Tukar
Resiko kurs pada saat penyerahan jaminan yang berbeda
currency terlebih lagi jika cover yang di serahkan kurang dari
100% tidak dilakukan konversi. Pada saat rupiah melemah
kemungkinan importir akan menalami kerugian sangat besar
sehingga tidak dapat menebus dokumen impor karaena rupiah yang
disediakan tidak cukup untuk menebus.
E. Pengertian EMKL
Menurut Banu Santoso (1998:75), Ekspedisi Muatan Kapal Laut
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengurusan dokumen
barang ekspor/impor/lokal khusus untuk muatan kapal laut termasuk pekerjaan
pengeluaran barang dari gudang pelabuhan ke gudang pemilik barang dan
sebaliknya pemasukan barang dari gudang pemilik ke gudang pelabuhan atas
perintah pemilik barang. Sesuai INPRES No. 4 tahun 1985, eksportir atau
pemilik barang boleh mengurus atau mengerjakan sendiri dokumen-dokumen
ekspor atau impor tetapi pada umumnya eksportir atau importir lebih memilih
menggunakan jasa EMKL dengan memberi surat kuasa. Dengan demikian
eksportir atau importir tidak perlu repot-repot mengurus dokumen-dokumen
yang menyertai barang dalam proses pengiriman barang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
F. Ruang Lingkup EMKL
Ruang Lingkup EMKL haya terbatas pada jasa Muatan Kapal Laut saja.
EMKL hanya bergerak dalam pengurusan dokumen yaitu dengan pengisian
PIB serta melengkapi dokumen yang diperlukan dalam proses Impor. Setelah
dokumen sudah siap, EMKL juga mempersiapkan transportasi guna
mengangkut barang tersebut sampai di tangan Importir. EMKL juga mengurus
segala pembayaran Bea/pajak, serta pembayaran penyelesaian antara lain sewa
penumpukan kontainer, uang dermaga, LO(Lift ON/Lift Out), Empty
Countainer(kontainer kosong) danpembayaran yang lain yang berkaitan dalam
proses pengeluaran barang. EMKL juga mengurus jalur impor yang ditetapkan
oleh pihak bea Cukai.
EMKL berbeda dengan Freight Forwarding karena EMKL hanya khusus
menyediakan jasa melalui Transportasi laut saja, sedangkan Freight
Forwarding bisa melalui darat, laut, dan udara serta melakukan pengurusan
dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan pengiriman barang
tersebut.
G. Dokumen-Dokumen Yang Digunakan Dalam Impor Melamin Peralatan
Makan dan Minum
1. Surat Kuasa Impor
Surat kuasa impor adalah dokumen yang dibuat importir yang isinya
memberikan kuasa penuh kepada pengusaha pengurusan jasa kepabeanan
(PPJK) atau biasa disebut EMKL. Kuasa yang dimaksud adalah untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
mengurus segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pengeluaran
barang impor.
2. Invoice
Invoice / factor adalah dokumen yang dikeluarkan oleh eksportir
mengenai keadaan barang, jumlah, kualitas, harga, syarat syarat
pembayaran dsb.
Invoice dibedakan menjadi 3 macam :
a. Proforma Invoice
Yaitu invoice yang dikeluarkan eksportir dalam rangka penawaran
penawaran barang.
b. Consularl Invoice
Yaitu invoice yang diterbitkan oleh consul atau perwakilan dagang
negara pembeli yang berkedudukan dinegara penjual.
c. Visaed Invoice
Yaitu commercial invoice yang ditandaskan/perwakilan dagang negara
pembeli yang berkedudukan di negara penjual.
3. Packing List
Packing list adalah dokumen yang dibuat oleh eksportir yang didalamnya
menerangkan tentang jenis kemasan, perincian barang, berat bruto dan
netto. Dan juga berfungsi sebagai dasar pembuatan dokumen PIB.
4. Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
Adalah dokumen yang dibuat oleh EMKL dengan persyaratan tertentu
yang akan diteruskan kepada bea cukai melalui system Electronic Data
Interchange (EDI), proses PIB harus diketahui barangnya karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mempengaruhi pajak, bea masuk, dan untuk mengetahui nomor HS. selain
itu PIB juga digunakan sebagai dasar penjaluran pengeluaran barang.
5. Deliveri Order
DO adalah dokumen yang dikeluarkan perusahaan pelayaran kepada
importir yang berisi bahwa barang sudah sampai pelabuhan, untuk
mengambil DO pihak EMKL harus membuat surat pengantar berupa surat
pengambilan DO ke pihak pelayaran, surat kuasa (2 lembar) dan surat
pinjam kontainer.
6. Manifest
Manifest atau (Cargo Manifest) atau sering dikenal dengan cargo
declaration menurut Convention on Facilitation of International Maritime
Traffic 1965 (FAL Convention of 1965) merupakan dokumen yang berisi
semua informasi yang berkaitan dengan barang barang niaga (kargo) yang
diangkut sarana pengangkutan (kapal) saat kedatangan maupun
keberangkatan. Dengan demikian semua semua barang ekspor dan impor
yang dibawa oleh sarana pengangkut akan terdata (recorded) semua dalam
Cargo Manifest. Semua proses pelayanan kepabeanan yang dilakukan oleh
bea dan cukai akan mengacu ke dalam dokumen manifest ini.
7. Surat Setoran Pabean Cukai dan Pajak (SSPCP) dalam rangka impor
Adalah surat tanda pelunasan bahwa bea masuk terhadap barang yang
diimpor sudah dibayar, nilainya tercantum dalam SSPCP juga diberikan
kepada pihak bank untuk bukti tagihan jumlah pajak dan bea masuk. dari
pihak bank akan memberikan stempel bank untuk memberikan bukti
bahwa perusahaan tersebut sudah membayar kewajibanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
8. Bill of Lading (B/L)
Bill of Lading adalah tanda terima pengiriman barang-barang yang
diberikan oleh pengangkut (carrier) kepada pengirim barang (shipper),
yang isinya menyatakan bahwa barang-barang tersebut telah diterima dan
disetujui oleh pengangkut untuk diangkut ke pelabuhan tujuan dan
diserahkan di sana kepada penerima barang (consignee) yang ditunjuk
oleh pengirim barang.
9. Asuransi
Asuransi adalah persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan
mengganti kerugian sehubungan dengan kerusakan kerusakan, kerugian
laba yang diharapkan oleh pihak tertanggung yang diakibatkan oleh suatu
kejadian yang tidak disangka.
10. Surat Keterangan Jalan
Surat ini dikeluarkan dengan maksud untuk mengambil barang ke CY
(container yard) oleh supir trailer, selain itu juga berguna untuk mengurus
sopir tersebut apabila sopir tersebut diperiksa dijalan oleh polisi.
11. Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB)
Adalah surat pengeluaran barang yang dikeluarkan oleh bea dan cukai
setelah barang melalui pemeriksaan fisik. SPPB dibuat berdasarkan DO
yang akan dikeluarkan oleh pelayaran. SPPB diambil dengan menarik
respon lewat Sistem Elektronik Data Interchange (EDI) ke pihak bea
cukai pelabuhan semarang, biasanya SPPB dikeluarkan sekitar 15-30
menit setelah perusahaan EMKL mengirim PIB. Dokumen ini dicetak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
secara otomatis oleh sistem komputer dan tidak memerlukan nama, tanda
tangan pejabat, dan cap dinas.
12. Setifikat SNI dari BSN
Adalah Sertifikat resmi yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional
yang menyatakan bahwa, produk yang terdokumentasi telah memenuhi
syarat uji SNI dan diakui oleh Dirjen Industri Agro dan Kimia.
H. Standar Nasional Indonesia (SNI)
1. Definisi
Standar didefinisikan sebagai : Suatu dokumen tertulis, yang naskah
utamanya berisi ketentuan-ketentuan yang menunjukkan persyaratan yang
perlu ditaati, dan secara umum tidak bertentangan dengan standar atau
kode lain, atau bila diadopsi menjadi ketentuan hukum tidak bertentangan
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Standar Nasional Indonesia
Di Indonesia, Standar resmi pemerintah diterbitkan oleh Badan
Standardisasi Nasional, dengan nama Standar Nasional Indonesia (SNI).
Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk melamin - Perlengkapan
makan dan minum merupakan standar baru. Standar ini disusun
dalam rangka pengembangan standardisasi, khususnya produk industri
aneka serta memperhatikan kebutuhan sektor industri, perdagangan dan
masyarakat pada umumnya. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis
Perumus SNI 83-01, Industri Karet dan Plastik, dan telah dibahas dalam
rapat konsensus lingkup Panitia Teknis pada tanggal 14 Desember 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
di Jakarta yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pemerintah, produsen,
konsumen, tenaga ahli dan institusi terkait lainnya.
SNI ini juga telah melalui konsensus nasional yaitu jajak
pendapat pada tanggal 12 Juli 2007 s.d 12 September 2007 dan
pemungutan suara pada tanggal 26 Februari 2008 s.d 26 April 2008.
3. Definisi SNI Menurut BSN
SNI didefinisikan sebagai berikut : adalah dokumen berisi ketentuan
teknis (aturan, pedoman atau karakteristik) dari suatu kegiatan atau
hasilnya yang dirumuskan secara konsensus dan ditetapkan oleh Instansi
terkait untuk dipergunakan oleh stakeholder dengan tujuan mencapai
keteraturan yang optimal ditinjau dari konteks keperluan tertentu.
4. Lingkup SNI
a. Ketentuan tentang kelayakan produk ditinjau dari aspek keselamatan,
kesehatan, keamanan, kelestarian fungsi lingkungan dan kepentingan
publik.
b. Ketentuan tentang mutu, kinerja, kompatibilitas, interoperatibilitas,
dan keragaman produk.
c. Ketentuan tentang sistem manajemen kegiatan ditinjau dari aspek
kepastian dan perbaikan mutu, sanitasi dan kesehatan masyarakat, serta
kelestarian fungsi lingkungan.
d. Persyaratan pelaksanaan penilaian kesesuaian obyek tertentu terhadap
ketentuan tersebut di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
5. Manfaat SNI
a. Melindungi kepentingan masyarakat dan kelestarian fungsi
lingkungan.
b. Menghilangkan segmentasi pasar, menghilangkan hambatan dan
meningkatkan efisiensi transaksi perdagangan, serta membentuk iklim
persaingan yang sehat dan transparan.
c. Meningkatkan kompatibilitas dan daya saing produk di pasar global,
serta memperlancar pembentukan rantai produksi.
d. Meningkatkan kepastian usaha bagi produsen dan melindungi
kepentingan konsumen.
6. Penerapan SNI
a. Penerapan standar oleh pihak yang berkepentingan pada dasarnya
bersifat sukarela.
b. Untuk keperluan melindungi keselamatan manusia, keamanan dan
kesehatan masyarakat, kelestarian fungsi lingkungan, serta
perkembangan ekonomi dan kepentingan umum lain, standar dapat
diberlakukan secara wajib oleh pemerintah sehingga menjadi
persyaratan pasar yang wajib dipenuhi.
c. Instansi pemerintah yang berhak memberlakukan standar wajib adalah
instansi yang memiliki lingkup kewenangan meregulasi suatu kegiatan
tertentu dan/atau peredaran produk yang dihasilkan oleh kegiatan itu.
d. Penerapan standar adalah kegiatan menggunakan standar oleh unsur-
unsur yang terkait seperti pemerintah, profesi, produsen, konsumen,
laboratorium dan lembaga sertifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
1) Pemerintah
Standar merupakan instrumen penting bagi pemerintah untuk
melaksanakan pengaturan, dan pengawasan untuk melindungi
kepentingan umum.
2) Profesi
Penerapan standar bagi unsur profesi sangat penting untuk
pengembangan metode, sistem, ilmu pengetahuan, teknologi dan
cara pemecahan masalah yang terkait dengan kegiatan
standardisasi.
3) Produsen
Bagi produsen, penerapan standar memingkinkan terjadinya
penyederhanaan operasi proses pada semua tingkat, pengurangan
jenis dan ragam persediaan bahan baku, komponen, dan produk
akhir, penggunaan teknik teknik produksi massal, dan peningkatan
efisiensi dan produktivitas.
4) Konsumen
Dengan produk standar, menunjukkan produk tersebut sesuai
dengan standar nasional. Bagi konsumen yang menggunakannya
akan terjamin keamanan dan keselamatannya.
5) Lembaga sertifikasi dan laboratorium
Melalui penerapan standar, lembaga sertifikasi, dan laboratorium
berperan serta dalam menjamin mutu barang dan/atau jasa serta
kebenaran hasil pengukuran dan pengujian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
7. Prosedur Penyelenggaraan Standar
Prosedur penyelenggaraan standar oleh BSN ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.
Gambar 2.1 : Prosedur penyusunan Standar oleh BSN.
Sumber: www.bsn.go.id, 2011.
8. Penerapan Standar Pada Sistem
Sistem didefinisikan sebagai kesatuan dari unit-unit yang bekerja
secara erat untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem mempunyai struktur
dasar yang terdiri dari Input (masukan), proses dan output (keluaran).
Struktur dasar dari sistem ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Struktur Dasar Sistem.
Sumber: www.bsn.go.id, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Struktur dasar sistem ini, biasanya pada pembuatan produksi tunggal,
di mana pemberi tugas merangkap seluruh pekerjaan konstruksi,
kualitasnya ditentukan oleh pemberi tugas sendiri, biaya dan waktu
penyelesaiannya bukan menjadi masalah.
Sebaliknya, apabila produksi sudah dalam jumlah masal, dengan biaya,
kualitas dan waktu penyerahan tertentu, maka rangka dasar sistem ini
perlu dilengkapi dengan “Kontrol” (diterjemahkan sebagai pengendalian),
dan ditunjukkan pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Struktur Sistem dilengkapi Kontrol.
Sumber: www.bsn.go.id, 2011.
9. Standar Sebagai Sarana Jaminan Mutu
a. Mutu
Beberapa pakar mengartikan “mutu” sebagai berikut :
1) Philip B. Crosby : Mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan
2) W. Edward Dening : Mutu berarti pemecahan masalah untuk
mencapai penyempurnaan terus menerus
3) Joseph. M. Juran : Mutu berarti kesesuain dengan penggunaan
4) K. Ishikawa : Mutu berarti kepuasan pelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan “Mutu” lebih
ditekankan pada pemenuhan persyaratan dan kepuasan pelanggan
daripada harga atau merk.
b. Standar merupakan persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk
suatu produk agar selalu memberikan rasa puas dan aman bagi
pemakainya.
c. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produk
yang bermutu selalu memenuhi standar.
10. Jaminan Mutu Produk
a. Standar merupakan persyaratan yang digunakan untuk menjamin mutu
(kualitas) produk barang dan jasa.
Gambar 2.4 Peran Standar pada Sistem Produksi.
Sumber: www.bsn.go.id, 2011.
b. Standar merupakan sarana untuk melakukan kontrol mutu dalam
sistem produksi. Gambar 2.5 menunjukkan peran standar sebagai alat
kontrol untuk menjamin mutu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
11. Peran Standar Pada Sistem Produksi Jasa
Gambar 2.5 Struktur Sistem pada Sistem Produksi Jasa.
Sumber: www.bsn.go.id, 2011.
Sebagai ilustrasi, struktur sistem untuk pekerjaan konstruksi
ditunjukkan pada gambar 2.5. Struktur sistem ini berdasarkan kondisi
lapangan saat ini, dan bukan merupakan sistem yang harus ditaati.
Berdasarkan gambar tersebut, maka tugas :
a. Perencana
Menghasilkan produk berupa Desain, Spesifikasi teknis, dan anggaran
biaya (bila tidak menggunakan jasa quantity surveyor).
b. Pelaksana
Melaksanakan pekerjaan sesuai yang telah ditetapkan dalam desain,
spesifikasi teknis dan dengan anggaran yang telah ditetapkan, serta
jadwal waktu yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c. Pengawas Konstruksi
Melaksanakan pengendalian kualitas pada tahap pelaksanaan sesuai
dengan desain, spesifikasi teknis, anggaran biaya dan jadwal waktu
yang tersedia.
12. Proses Penyusunan Standar
a. Penyusunan standar di Indonesia, di dasarkan atas 2 sumber, yaitu ;
standar internasional yang telah diakui oleh mayarakat profesi, dan
standar yang disusun dari konsep murni dan hasil perkembangan
penelitian.
b. Apabila sumber diambil dari standar internasional, adopsi yang
dilakukan dapat dengan 2 cara, yaitu :
1) Adopsi identik, artinya standar internasional tersebut tidak harus
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, andaikan di terjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia harus bersifat timbal balik, artinya bila
standar yang berbahasa Indonesia dikembalikan ke bahasa aslinya,
tidak berubah.
2) Adopsi modifikasi, artinya standar internasional tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan isinya disesuaikan
dengan kondisi Indonesia, peterjemahannya secara bebas, dan
apabila terjemahan bahasa Indonesia tersebut dikembalikan ke
bahasa aslinya tidak harus sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 2.6 : Sumber Penyusunan Standar.
Sumber: www.bsn.go.id, 2011.
I. Melamin Peralatan Makan dan Minum
1. Pengertian Produk Melamin
Melamin adalah perlengkapan makan dan minum terbuat dari
melamin yang bersentuhan langsung dengan makanan dan minumann
sesuai dengan SNI 7322:2008 atau revisinya yang dibuat dari resin sintetis
hasil kondensasi melamin dan formaldehid.
Produk melamin merupakan salah satu jenis produk perlengkapan
makan dan minum yang banyak digunakan untuk keperluan makan dan
minum. Hal ini dikarenakan produk melamin mempunyai beberapa
kelebihan antara lain ringan, dapat dijumpai dalam berbagai bentuk
dan desain yang menarik serta tidak mudah pecah. Namun demikian
penggunaan produk melamin dan sejenisnya harus diwaspadai
terutama dengan semakin maraknya peredaran produk-produk tersebut
di pasaran yang mutunya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
beberapa produk tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan
manusia apabila digunakan. Dengan menetapkan syarat mutu produk
melamin untuk perlengkapan makan dan minum, diharapkan dapat
menjadi acuan bagi produsen serta membantu upaya perlindungan
konsumen.
Melamin hanya sedikit larut dalam air kebanyakan berbentuk kristal
putih atau tepung putih yang kaya nitrogen. Melamina adalah trimer dari
sianamida, dan seperti sianamidaia mengandung 66% nitrogen
(berdasarkan massa). Ia merupakan metabolit darisiromazina, sejenis
pestisida. Melamina terbentuk dalam tubuh mamalia yang mengkonsumsi
siromazina. Istilah melamina digunakan juga untuk merujuk pada resin
melamina yakni plastic yang dibuat dari melamina dan formal dehida.
a. Resin Thermosetting
Resin yang berasal dari hasil kondensasi antara melamin dan
formaldehid, urea dengan formaldehid, fenolic dengan formaldehid
dan atau gabungan antara ketiganya dengan formaldehid.
b. perlengkapan untuk makan dan minum
Produk yang dipergunakan untuk makan dan minum yang bersentuhan
langsung dengan makanan dan minuman.
c. For food used packaging
Kemasan atau wadah yang dapat digunakan tanpa adanya pengaruh
atau migrasi kemasan terhadap produk yang dikemas, sehingga aman
bagi kesehatan manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d. Prinsip
Produk melamin untuk perlengkapan makan dan minum harus
memenuhi syarat mutu yang ditetapkan yang meliputi sifat yang
dipersyaratkan for food used packaging.
e. Syarat Mutu
Tabel 2.1 Syarat Mutu.
Sumber : SNI 7322 : 2008, 2008.
2. Ketentuan Umum SNI Peralatan Makan dan Minum Melamin
a. Menteri adalah Menteri Perindustrian
b. Produk melamin-perlengkapan makan dan minum yang selanjutnya
disebut melamin adalah perlengkapan makan dan minum terbuat dari
melamin yang bersentuhan langsung dengan makanan dan minumann
sesuai dengan SNI 7322:2008 atau revisinya yang dibuat dari resin
sintetis hasil kondensasi melamin dan formaldehid
c. Sistem manajemen mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam
rangka penerapan manajemen mutu menurut SNI 19-9001-2001 atau
ISO 9001-2000 atau revisinya atau system manajemen lain yang diakui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d. Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) adalah lembaga yang telah
diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau yang
ditunjuk oleh menteri untuk melakukan kegiatan sertifikasi produk
penggunaan tanda SNI
e. Lembaga Sertifikasi system manajemen muitu (LSSM) adalah
lembaga telah diakreditasi oleh KAN atau Badan akreditasi lain yang
telah melakukan perjanjian saling pengakuan atau Mutual Recognition
Agreement (MRA) dengan KAN untuk melakukan kegiatan sertifikasi
SMM
f. Laboratorium Uji adalah laboratorium yang telah diakreditasi oleh
KAN atau badan akreditasi yang telah melakukan perjanjian saling
pengakuan (MRA) dengan KAN atau yang ditunjuk oleh Menteri
untuk melakukan kegiatan pengujian terhadap contoh melamin sesuai
dengan spesifikasi dan metode uji SNI
g. Sertifikat produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) melamin adalah
sertifikat yang diberikan oleh LS Pro kepada pelaku usaha yang
mampu memproduksi melamin sesuai dengan persyaratan atau
revisinya
h. Sertifikat Hasil Uji (SHU) adalah sertifikat hasil pengujian atas contoh
melamin menurut spesifikasi, metode uji atau standar tertentu yang di
terbitkan oleh laboratorium Uji
i. Surat Pendaftaran Melamin adalah surat yang diterbitkan oleh Direktur
Jendral Industri Agro dan Kimia sebagai bukti bahwa jenis melamin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
yang akan di produksi atau di impor telah didaftarkan atau sesuai
dengan penerapan tanda SNI
j. Perjanjian Saling Pengakuan atau Mutual Recognition Agreement
(MRA) adalah kesepakatan yang dilakukan KAN Indonesia dengan
badan akreditasi Negara lain untuk saling mengakui atau menerima
beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil hasil penilaian
kesesuaian
3. Lingkup Pemberlakuan SNI Melamin Secara Wajib
a. Penerapan SNI secara wajib diberlakukan pada melamin yang
diproduksi sejak diberlakukan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
…/M-IND/11/2008 tentang pemberlakuan standar nasional Indonesia
(SNI) Produk melamin-perlengkapan makan dan minum secara wajib.
b. Pemberlakuan SNI melamin secara wajib berlaku terhadap produk
melamin perlengkapan makan dan minum dengan nomor HS
3924.10.00.00 dan nomor SNI 7322:2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. Internusa Hasta Buana atau PT. Internusa Cargo merupakan salah
satu perusahaan Freight forwarder atau jasa pengurusan trasportasi.
Perusahaan tersebut adalah perusahaan jasa pengurusan muatan dan pada
umumnya dilakukan dari pintu ke pintu, yaitu melakukan semua kegiatan
kepengurusan dan semua kegiatan yang diperlukan guna terlaksananya
kegaitan pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat,
laut dan udara. Freight Forwarder bertanggung jawab atas barang, mulai
dari di serahkannya barang oleh Shipper hingga barang diterima pihak
Consignee.
PT. Internusa Cargo didirikan oleh Bp. Iskandar Zulkarnain pada 26
September 1990, perusahaan yang memiliki slogan "Tumbuh dan Peduli"
pada awalnya menempati sebagian dari lantai tiga kantor milik PT. Harta
Hariman yang mengageni perusahaan pelayaran Taiwan Yang Ming Line.
Dua tahun kemudian, Harta Hariman memindahkan kantor dan menawari
Intemusa untuk membeli gedung tersebut Di gedung Jl. RE Martadinata,
Tanjung Priok, disanalah Pt. Internusa berkantor. Gedung tersebut terus
dipertahankan meskipun kantor pusat pindah ke Atrium Senen. Kantor
lama tersebut tetap digunakan sebagai kantor operasional. Internusa
roengawali dengan usahanya membuka layanan Ekspedisi Muatan Kapal
Laut ( EMKL) dengan bermodalkan kemampuan menangani kargo serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kepercayaan para eksportir yang jadi pelanggannya. Lima belas tahun
setelah berdiri, PT. Internusa Hasta Buana memiliki 13 cabang di seluruh
Indonesia mulai Jakarta, Bandung, Cikarang, Cirebon, Medan. Semarang,
Yogyakarta, Jepara, Jogyakarta, Surabaya, Denpasar, hingga Mataram di
Lombok.
PT. Internusa Hasta Buana juga tidak lagi menjadi perusahaan
tunggal, melainkan telah mengembangkan beberapa perusahaan yang
berkaitan dengan forwarding Laut, Udara, Logistik, Perusahaan Bongkar
Muat, Pelayaran, dan MIS. Diantaranya adalah PT. Internusa Cargo, PT.
Internusa Intan Segara, PT. Internusa Mitra Sedaya, PT. FPS Indonesia,
PT. Interlogistic PT. Gesa Air, PT. Airfast dan di Sertifikasi System
Management pada PT. Intra Asia Internasional yang mendapat lisensi dari
WQA (Worldwide Quality Assurance) UK sebagai regional office di Asia
dengan akreditasi dari UKAS (United Kingdom Accreditation Service).
Sementara jaringan antar negara mencakup 108 negara dan lebih dari 300
pelabuhan dunia di bawah bendera Famous Pacific Shipment(FPS) Group.
IHB (Internusa Hasta Buana) adalah salah satu pendiri FPS Group ini.
Pada tanggal 8 Maret 2004 management membuka sub branch
JOGYAKARTA guna memperkuat jaringan serta untuk membuka pangsa
pasar baru. PT. Internusa Cargo Branch Jogyakarta kini beralamat di
Gedung Griya Jogyakarta Pos, Jl. Adisucipto No. 190, Jogyakarta. Dari
segi jaringan di Jawa Tengah nampaknya Internusa sudah cukup
memenuhi syarat, tinggal melengkapi dengan beberapa prasarana yang
ada, yang sedang digalakkan dalam pengembangannya saat ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
bisnis import / eksport konsolidasi. Bahkan dalam setahun setelah dibuka
ke pulbik dengan mengedepankan branding membernya yaitu FPS.
Indonesia Obsesi dan rencana pengembangan kedepan mendatang adalah
EMKL. yang telah direalisasikan.
2. Mengenal FPS ( Famous Pacific Shipment) Indonesia
Peluncuran FPS (Famous Pacific Shipment) Indonesia menindak
lanjuti persetujuan dari mentri Transportasi Indonesia, PT Internusa Hasta
Buana, partner di Indonesia untuk FPS merustrukturisasi operasi bisnisnya
dan memperkenalkan brand FPS ( Famous Pacific Shipment) untuk
beberapa pengiriman dan pelayanan yang di tawarkannya pada clien.
Dari juni 2006, PT. FPS (Famous Pacific Shipment) Indonesia yang baru,
akan bertanggung jawab untuk semua pengiriman dan logistik, dengan
berfokus pada pemasaran sistem pengiriman melalui laut. Sebagai
perusahaan baru PT. FPS (Famous Pacific Shipment) Indonesia yang
dipimpin oleh Hendratmo sebagai Direktur dan Iskandar Zulkarnaen
sebagai Chairman Staff dari PT. Internusa Hasta Buana akan di pindahkan
ke kantor baru, dan dua kantor itu akan digabungkan. Mengomentari
perubahan ini, Izkandar Zulkarnaen berkata, merestrukturisasi operasi
kami di Indonesai adalah langkah penting untuk mengklarifikasi layanan
kami untuk pelanggan.
Peluncuran PT. FPS Indonesia diadakan pada 30 April 2006 di Jakarta,
bersamaan dengan ulang tahun ke 15 PT. Internusa Hasta Buana. Acara di
hadiri oleh lebih dari 1000 orang, termasuk para pemegang saham dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
perwakilan perusahaan dari Singapura, Malaysia, China, Filipina, Jepang,
Australia, dan Selandia Baru.
Didirikan Juni 2006 Sebagai bagian dari Internusa Cargo, FPS
Indonesia memiliki banyak pengalaman dan keunggulan teknis di bidang
Cargo, baik rute domestik maupun internasional. Di tengah-tengah
persaingan global dalam industri pengiriman yang memanas seiring
dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, perusahaan
bersyukur dapat bertahan dan bahkan berkembang hingga memiliki 13
cabang di Jakarta, Bandung, Cikarang, Tangerang, Cirebon, Medan,
Semarang, Yogyakarta, Jepara, Jogyakarta, Surabaya, Denpasar (Bali) dan
Mataram (Lombok).
a. Bisnis Utama :
1) Pengiriman muatan domestik dan Internasional
2) Penyedia Logistik
3) Persekutuan yang strategis
b. FPS Indonesia adalah salah satu Pendiri dan Anggota dari “Famous
Pacific Shipment (FPS) Group” Bisnis-bisnis yang berhubungan :
1) PT FPS movers
2) PT IHS Multi Engineering
3) PT Ultrafilter Indonesia
4) Saham dalam FPS Group
5) Gudang-gudang FPS di Singapura
6) Kanntor FPS di New York dan Los Angelos
c. Kelebihan FPS Indonesia :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1) Kami diprakarsai dan memiliki staff ahli yang berpngalaman
2) Dokumentasi lengkap dan memahami kebutuhan pengiriman cargo
3) Memiliki jaringan luas di lebih dari 108 negara dan 300 pelabuhan
di bawah FPS Group
4) Jasa yang disediakan dan dikelola oleh sistem yang berbasis
computer
5) Memiliki lebih dari 300 pekerja
d. Pengiriman melalui Laut
Pengiriman melalui laut merupakan layanan yang paling banyak
digunakan para eksportir, karena dinilai lebih efisen yang berpegaruh
pada pembiayaan. Dalam pelayanan, perusahaan akan melayani
pengiriman barang customer dengan cepat dan aman. PT. Internusa
Hasta Buana memiliki harga standar dengan pelayanan yang
kompetitif untuk FCL dan LCL untuk mencocokkan harga dengan
keinginan harga. Karena kepuasan pelanggan merupakan bagian
keberhasilan kami selaku pihak yang memberikan layanan jasa.
e. Transport Multimodal
Sistem pengiriman yang cepat akhir-akhir ini menjadi
pertimbangan dalam pengiriman cargo. FPS (Famous Pacific
Shipment) Indonesia menyediakan baik transportasi darat-laut (yang
selanjutnya disebut transportasi multi modal) untuk mengakomodasi
kebutuhan, didukung oleh lebih dari 30 staff yang berpengalaman
dalam pengiriman melalui laut terutama Jakarta, Bali, Bandung,
Semarang, Surabaya, dan Yogyakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
f. Konsolidasi Jasa dengan Distribusi Global
Perusahaan menyediakan jasa konsolidasi untuk berbagai tujuan di
lima benua. Jasa konsol langsung ini memungkinkan cargo pelanggan
diantar dengan aman dan lebih cepat.
g. Penanganan dan Pemindahan Proyek Cargo
Team profesional PT. Internusa Hasta Buana siap mengantarkan
berbagai macam cargo dari dan keluar negeri, seperti contohnya cargo
yang berat dan berbahaya, barang-barang pameran, dan juga barang-
barang lain untuk waktu yang ditentukan. Pelayanan ini akan
menjamin keamanan pegiriman kargo pelanggan menuju berbagai
macam tujuan, bisa juga untuk jasa impor. Jasa ini juga melayani
pelayanan untuk kebutuhan rumah tangga maupun kantor. Reputasi
baik FPS (Famous Pacific Shipment) Indonesia juga digambarkan
untuk kesuksesannya dalam menangani beberapa proyek kargo.
Beberapa instansi pemerintahan telah menggunakan jasa PT. Internusa
Hasta Buana, misalnya :
1) Departemen Pertahanan dan Keamanan
2) Perusahaan minyak negara (pertamina)
3) PLN
4) Departemen Komunikasi
5) Agen-agen Departemen Ekspor-Impor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Jaringan luas PT. Internusa Hasta Buana di tiga belas cabang dan juga
dipelabihan-pelabuhan memungkinkan impor kargo anda dikirimkan
memalui dan ke beberapa titik impor di Indonesia. Jasa ini juga
melayani berbagai industri lokal yang melakukan pengiriman
antarpulau dengan harga yang memadai.
h. Sistem Kargo “Track and Trace”
Sistem ini merupakan pelayanan grup PT. Internusa Hasta Buana
yang memungkinkan klien melacak status pengiriman ke tujuan. Klien
juga bisa melacak laporan pengiriman, jadi mereka bisa tahu jumlah
pengiriman, tujuan dan si penerima.
i. Gudang / Warehouse :
FPS (Famous Pacific Shipment) Indonesia juga menyediakan jasa
penyimpanan untuk mengakomodasi kebutuhan manajemen distribusi
impor. Dengan banyak pengalaman, proses-proses termasuk
penyimpanan, gudang, menjaga stock, memberi label dan distribusi,
jasa kami juga dapat diperhitungkan.
Jasa gudang perusahaan difasilitasi dengan :
1) Area seluas 5000m2
2) Staff yang bertanggung jawab & berdedikasi
3) Surveyor bebas
4) CCTV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3. Budaya Perusahaan
Dalam menjalankan usaha PT. Internusa Hasta Buana mempunyai
value yang dijabarkan segitiga sama sisi. Sisi pertama adalah Sumber
Daya Insani (SDI) atau karyawan. Sisi kedua adalah perusahaan. Dan sisi
ketiga adalah kegiatan amal. Puncak dari segitiga sama sisi ini (tujuan
utama) adalah untuk mencapai ridlo Allah SWT. Karena itu, sejak awal
motto dari perusahaan ini adalah: "Bekerja sebagai ibadah". Dalam
menjalankan usahanya, IHB mempunyai Budaya Perusahaan;
"Trustworthy is Forever" untuk itu perusahaan harus mempunyai Sumber
Daya Insani yang handal. Maka 9 Internusa Value adalah butir-butir sifat
utama yang harus dihayati oleh seluruh Insan Internusa.
a. Value pertama adalah jujur (Honest). Salah satu kunci sukses sebuah
perusahaan jika semua individu didalamnya mengedepankan
kejujuran, bersikap amanah terhadap semua tugas yang diemban.
Tanpa kejujuran, aktivitas apapun tidak akan berhasil.
b. Kedua, bertanggung jawab (Responsible). Artinya, setiap individu
harus bertanggung jawab terhadap apa-apa yang ditugaskan dan yang
dikerjakan.
c. Ketiga, disiplin (Discipline). Artinya, setiap individu harus menaati
aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Jika budaya disiplin bisa
diterapkan dalam bekerja, niscaya pekerjaan akan bisa diselesaikan
dengan mudah dan tertib.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
d. Keempat, cepat dan akurat (Fast and Accurate). Artinya, setiap
karyawan harus bekerja cepat dan tangkas namun tetap
mempertahankan kualitas yang ada, dan harus bekerja secara teliti dan
akurat
e. Kelima, bisa bekerja dalam tim (Teamwork). Artinya, seluruh individu
harus bekerja dalam sebuah tim yang kompak dan solid. Jika tim solid,
maka akan lahir kekuatan yang bisa mengalahkan hambatan
didepannya.
f. Keenam, adil (Fairness). Artinya, seluruh individu harus benar-benar
menempatkan sesuatu pada porsi yang sebenarnya.
g. Ketujuh, mempunyai rencana ke depan (Visionary). Artinya, tim yang
tergabung dalam kelompok kerja harus mempunyai rencana jauh ke
masa depan dengan benar. Ide-ide haras dimunculkan untuk
perkembangan perusahaan ke masa depan.
h. Kedelapan, ada rasa empati (Empathy). Artinya, seluruh individu haras
mempunyai rasa empati dan saling tolong-menolong terhadap semua.
i. Kesembilan, kasih sayang (Grateful). Artinya, jalinan kekerabatan
yang ada pada keluarga besar Internusa didasarkan pada rasa saling
mengasihi dan sayang.
4. Produk Jasa Yang Ditawarkan
a. Sea Freight (Layanan Jasa Laut)
1) Consol (Less than Container Load atau LCL)
LCL/LCL (Port to Port), pelayaran bertanggung jawab sejak atas
barang yang diterima dari shipper di container freight station
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(CFS) di pelabuhan muat sampai dengan barang diserahkan ke
consignee dari CFS dipelabuhan bongkar.
Consol/CargoConsolidation/Konsolidasi Muatan atau juga
disebut grotipage, adalah pengumpulan beberapa kiriman barang
dari beberapa eksportir/shipper di tempat asal yang akan
dikirimkan untuk beberapa consignee ditempat tujuan, yang
dikemas dalam satu unit paket muatan, lalu muatan terkonsolidasi
tersebut dikapalkan dan ditujukan ke agen konsolidator di tempat
tujuan. Agen kemudian melaksanakan penyerahan barang kepada
pihak consignee masing-masing.
b. LCL (Less than Container Load )
Ciri-cirinya adalah:
1) Petikemas berisi muatan dari beberapa shipper dan ditujukan
untuk beberapa consignee
2) Muatan diterima dalam keadaan breakbulk dan diisi (stuffing) di
container freight station (CFS) oleh perusahaan pelayaran.
3) Di pelabuhan bongkar, petikemas di-unstuffing di CFS oleh
perusahaan pelayaran dan diserahkan kepada beberapa consignee
dalam keadaan breakbulk.
4) Perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan
kehilangan barang yang diangkut dalam petikemas.
5) NVOCC (Non-Vessel Operating Common Carrier) - ( Full
Container Load atauFCL)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
NVOCC, merupakan sebuah usaha cargo consolidation yang
muatannya dikumpulkan dalam petikemas yang sebetulnya lebih
merupakan usaha freight forwarding. Namun, dengan cara
pengiriman dan penerimaan barang dengan jadwal tetap karena
menggunakan space charter dari kapal linear petikemas dengan
jadwal yang tetap. Space charter ini dinamakan slot charter atau
boxtime. Untuk mengirim petikemasnya, NVOCC menggunakan
ocean bill of lading dari carrier, sedangkan untuk para pelanggannya
ditarik biaya dengan menggunakan house bill of lading,
Keuntungannya adalah carrier dibayar box rate sedangkan untuk
pelanggan ditarik "ongkos parcel" disertai minimum tarif bila
parcelnya kecil. Keuntungannya diambil dari perbedaan antara
freight dari petikemas yang dibayar kepada carrier dan freight parcel
yang ditarik dari pelanggannya atau NVOCC membayar petikemas
kepada carrier secara FCL dan menarik parcel dari pelanggannya
secara LCL.
c. Full Container Load (FCL)
Ciri-cirinya adalah :
1) Berisi muatan dari satu shipper dan dikirirn untuk satu
consignee.
Petikemas diisi (stuffing] oleh shipper (shipper load and count)
dan petikemas yang sudah diisi diserahkan di container yard
(CY) pelabuhan muat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Di pelabuhan bongkar, petikemas diambil oleh consignee di CY
dan di-unstuffing oleh consignee.
3) Perusahaan pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan
dan kehilangan barang yang ada dalam petikemas.
4) CFS Impor (Container Freight Station Impor )
Container Freight Station adalah kawasan yang digunakan untuk
menimbun petikemas LCL, melaksanakan stuffing/unstuffing,
dan untuk menimbun break-bulk cargo yang akan di-stuffing ke
petikemas atau di-unstuffing dari petikemas.
5) Air Freight
Menyediakan berbagai akomodasi yang bekerja sama dengan
maskapai penerbangan atau udara.
6) Project
Menyediakan akomodasi untuk proyek besar maupun kecil.
7) EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut ) - C. Clearance
Adalah pengurusan dokumen dan muatan yang akan diangkut
melalui kapal atau pengurasan dokumen dan muatan yang berasal
dari kapal. Untuk pengurusan ini, EMKL mendapat kuasa secara
tertulis dari pemilik untuk mengurus barangnya. Di pelabuhan
muat, EMKL akan membantu pemilik barang membukukan
muatan pada agen pelayaran, mengurus dokumen dengan Bea
Cukai dan instansi terkait lainnya dan membawa barang dari
gudang pemilik barang ke gudang di dalam pelabuhan. EMKL
bergerak sesuai SK Menhub No. KM 82/AL 3Q5/PHB-85. Di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pelabuhan bongkar, EMKL membantu pemilik barang mengurus
pemasukan barang dengan Bea Cukai, menerima muatan dari
pelayaran dan membawa barang dari pelabuhan ke gudang
pemilik barang.
8) Domestic (Transportasi Dalam Negeri)
Melayani berbagai jasa pengangkutan antar kota/propinsi dalam
negeri.
5. Bentuk dan Sruktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu bentuk kerangka yang
mencerminkan tugas dan tanggung jawab dalam menciptakan sebuah team
kerja yang kompak dan bekerja dengan semangat yang tinggi agar tujuan
dari perusahaan dapat tercapai, untuk itu suatu perusahaan dalam
menentukan bentuk dan struktur organisasinya harus disesuaikan dengan
keadaan perusahaan tersebut.
Struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Internusa Cargo
berbentuk organisasi garis atau line, pada bentuk ini tugas dan wewenang
mengalir dari atas kebawah. Sedangkan tanggung jawab bergerak dari
bawah ke atas. Keuntungan yang diperoleh dari bentuk organisasi ini
adalah adanya kesatuan perintah, pengawasan lebih efektif dan koordinasi
akan mudah dijalankan. Jadi, dalam hal ini pemilik perusahaan memegang
kekuasaan dan tanggung jawab terhadap pengambilan keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Berikut adalah struktur organisasi dari PT. FPS Indonesia Branch Yogyakarta :
Gambar 3.1. : Struktur Organisasi PT. Internusa Cargo Branch Office Jogyakarta
Sumber Data : PT. Internusa Cargo Branch Jogyakarta.
Adapun masing-masing bagian mempunyai tugas sebagai berikut ini :
a. Branch Manager
BRANCH MANAGER
ACCOUNTING SALES
MARKETING
COSTUMER
SERVICE
OPERASIONAL
KASIR COLLECT
PAYMENT
ADM
KANTOR
ADM
UMUM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Bertugas untuk memimpin kantor cabang, mengkoordinasi setiap
kegiatan yang dilakukan bawahan agar mencapai sasaran yang
diinginkan dan bertanggung jawab kepada kantor pusat atas kinerja
kantor cabang.
b. Accounting
Bertanggungjawab atas semua masalah keuangan perusahaan,
baik pencatatan kas masuk maupun kas keluar dan membuat laporan
keuangan tiap tutup buku.
Tanggung jawab :
1) Menerbitkan laporan keuangan
2) Mengendalikan efektifitas dan efisiensi operasional, dan
3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen
Tugas :
1) Memeriksa kebenaran bukti transaksi
2) Melakukan inputing data transaksi, membuat jurnal-jurnal
penyesuaian
3) Membuat laporan-laporan yang dibutuhkan oleh manajemen
4) Menerbitkan laporan keuangan
5) Membuat evaluasi efektifitas operasional, dan
6) Mendokumentasi bukti transaksi
c. Bagian Administrasi Kantor, Umum, dan Kasir
Tanggung jawab :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1) Menyelenggarakan kas kecil,
2) Menjalankan administrasi perusahan untuk mendukung operasi,
dan
3) Menyiapkan daftar pembayaran kas besar.
Tugas:
1) Menyiapkan dokumen pembukuan yaitu dengan membuat bukti
pengeluaran dan pemasukan uang yang dilampiri dengan bukti
pendukung
2) Mempersiapkan gaji mingguan karyawan
3) Membuat pembukuan kas, dan
4) Membuat surat-surat
d. Collect payment
Bertanggung jawab atas semua biaya yang dikeluarkan dalam
pengiriman barang dan bertugas atas pengambilan pembayaran oleh
customer.
e. Sales Marketing
Tanggung jawab :
1) Memperluas pemasaran dan pengenalan produk
2) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan luar negeri maupun
dalam negeri
3) Memenuhi target minimum perusahaan
4) Memajukan target penjualan
Tugas :
1) Menyusun target penjualan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2) Mengevaluasi prestasi penjualan
3) Menyusun jadwal prioritas penjualan
4) Mengorganisasi pengiriman penjualan
5) Berinteraksi dengan Customers sebaik mungkin
6) Loyal terhadap perusahaan, dan
7) Menjawab semua permasalahan yang timbul dari kegiatan
pengiriman barang yang telah diajukan oleh pelanggan, baik
dalam maupun luar negeri
f. Customer Service
Bertugas dan bertanggung jawab melayani pelanggan,
berhubungan dengan pihak luar yang terkait dengan perusahaan dan
mengurusi masalah dokumen pengiriman barang.
g. Operasional
Bertugas dan bertanggungjawab atas kinerja lapangan dan
mengawasi jalannya pengiriman barang. Bertanggungjawab atas
barang mulai dari diterimanya barang dari pihak shipper, hingga
barang diserahkan kepada pihak consignee udara.
6. Deskripsi Ekspor Barang PT. Internusa Cargo
Ekspor via udara jarang dilakukan oleh perusahaan ekspor
dibandingkan dengan ekspor via laut, karena biaya pengiriman via udara
relatif lebih mahal dan barang yang dikirim bersifat urgent. PT. Internusa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Cargo selalu berusaha untuk mendapatkan pelanggan baru, tentunya
sesuai dengan visi dan misinya. PT Internusa Cargo juga berupaya untuk
mempertahankan pelanggan lama yaitu dengan cara:
a. Selalu memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, kecepatan dan
ketepatan waktu.
b. Selalu memperhatikan dan menindaklanjuti usulan pelanggan
sehingga kualitas perusahaan dapat terjaga.
c. Menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan.
Alasan/alternatif buyer maupun seller menghendaki pengiriman
lewat udara dikarenakan sifat barang bersifat urgent, atau barang yang
sifatnya sangat penting dan segera digunakan setelah sampai di negara
tujuan. Contoh: sayur, buah, ikan segar. Kalau pengiriman dilakukan
lewat laut, jelas tidak dapat bertahan lama/busuk. Oleh sebab itu dikirim
lewat udara dengan harapan barang diterima kemungkinan besar masih
dalam keadaan segar dan cepat sampainya, meskipun pihak eksportir
harus mengeluarkan biaya yang mahal, jika pengiriman dilakukan melalui
via udara.
B. Pembahasan
1. Tata Cara Memperoleh SPPT SNI
a. Perusahaan industri Melamin dapat memperoleh SPPT SNI Melamin
yang diberlakukan wajib apabila telah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
1) Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LS Pro
yang meliputi :
a) Permohonan SPPT SNI
b) Akta Notaris Pendirian Perusahaan dan Izin Usaha Industri
(IUI) dengan lingkup yang sesuai dengan produk yang
dimohonkan SPPT SNI-nya
c) Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Departemen Hukum dan HAM dengan lingkup yang sesuai
dengan produk yang dimohonkan SPPT SNI-nya atau lisensi
dari pemilik merek.
2) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan melakukan :
a) Audit pada klausula yang berkaitan dengan pengendalian
proses produksi dan pengendalian mutu untuk perusahaan yang
telah memiliki sertifikat Sistem Manajemen Mutu SNI 19-
9001-2001/ISO 9001:2000 dan revisinya, atau SMM lain dari
LSSM yang terakreditasi oleh KAN
b) Audit pada seluruh klausula untuk perusahaan yang sudah
menerapkan SMM namun belum memiliki sertifikat SMM
c) Memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Uji
dengan ketentuan sebagai berikut : Sertifikat Hasil Uji (SHU)
disertai dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan
Label Contoh Uji (LCU) dengan contoh uji yang diambil dari
aliran produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Penilaian kesesuaian yang dilakukan oleh LS Pro, LSSM,
Laboratorium Uji atau Lembaga Inspeksi di luar negeri dapat diterima
sepanjang telah mempunyai perjanjian bilateral dan multilateral di
bidang regulasi teknis antara Republik Indonesia dengan negara lain.
c. Perusahaan industri Melamin yang mengajukan permohonan SPPT
SNI dan memiliki lebih dari 1 (satu) unit produksi yang berada pada
lokasi yang berbeda, wajib :
1) Menyatakan semua lokasi pabrik yang diajukan untuk
mendapatkan SPPT SNI
2) Menerapkan SMM di semua lokasi pabrik dan
3) Menerima penetapan LS Pro tentang lokasi unit produksi yang
akan diaudit.
d. Total waktu yang diperlukan untuk pemrosesan dan penerbitan SPPT
SNI apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 25 hari kerja,
tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk pengujian.
e. Biaya penerbitan SPPT SNI merupakan tanggung jawab perusahaan
yang bersangkutan.
f. LS Pro memberitahukan ke perusahaan pemohon tentang SPPT SNI
yang telah diterbitkan dan melaporkan kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri dan Direktur Jenderal Industri
Agro dan Kimia Departemen Perindustrian.
g. Alur proses pembuatan SPPT SNI Melamin sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran I JUKNIS MELAMIN ini.
2. Cara Pengambilan Contoh Melamin Peralatan Makan dan Minum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a. Untuk Permohonan dan Pengawasan SPPT SNI
1) Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang
2) Pengambilan contoh ini berlaku untuk setiap merek
3) Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random) dengan
sebanyak 30 (tiga puluh) buah dengan perincian 20 (dua puluh)
buah untuk pengujian dan 10 (sepuluh) buah untuk arsip uji
laboratorium yang disimpan di laboratorium, yang mewakili setiap
kelompok yang berdasarkan pengelompokan jenis produk
4) Pengambilan contoh uji dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh
(PPC) yang ditugaskan oleh LS Pro bersama-sama dengan
penugasan Tim Asesor untuk Audit SMM.
5) Pada setiap pengujian, contoh uji diambil dari jenis Melamin
dengan tata cara pengambilan contoh sesuai SNI dan jumlah
contoh uji diambil secara acak minimum 10 - 30 contoh uji dengan
memperhatikan populasi dalam partai untuk tiap jenis produk dan
warna dari aliran produksi.
b. Untuk Pengawasan SPPT SNI di Pasar Jumlah contoh yang diambil 10
buah/tipe.
c. Pengemasan Contoh Uji Contoh dimasukkan ke dalam suatu tempat
(wadah) yang tidak merusak isinya dan memberikan identitas yang
jelas tentang barang yang diambil contohnya, tanggal pengambilan
contoh, produsen dan petugas pengambil contoh.
d. Tata Cara/Pelaksanaan Pengambilan Contoh
1) Di Pabrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
a) Memberitahukan kepada pihak produsen terhadap waktu dan
rencana pengambilan contoh (sampling plan)
b) Menyiapkan surat tugas pengambilan contoh
c) Menyiapkan berita acara pengambilan contoh dan label contoh
uji
d) Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e) Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f) Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh
kedua pihak, serta dicap produsen.
g) Berita acara pengambilan contoh ditanda tangani dan dicap
oleh pihak yang terkait.
h) Contoh kemudian dikirim ke laboratorium uji oleh pihak
perusahaan.
2) Di Pasar
a) Menyiapkan surat tugas pengambilan contoh
b) Menyiapkan berita acara pengambilan contoh dan label contoh
uji
c) Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
d) Pengambilan contoh dibuktikan dengan kuitansi/ bon/ bukti
pembelian lainnya yang sah
e) Contoh dikemas dan diberi label
f) Membuat berita acara pengambilan contoh
g) Contoh kemudian dikirim ke laboratorium uji oleh LS Pro
3. Tata Cara Memperoleh Surat Pendaftaran Melamin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a. Perusahaan yang akan memproduksi Melamin yang SNI-nya
diberlakukan secara wajib, wajib mendaftarkan Melamin yang akan
diproduksi kepada Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia
Departemen Perindustrian, dengan cara:
1) Mengajukan permohonan Surat Pendaftaran Melamin
2) Menyampaikan rencana produksi setiap tahun.
b. Perusahaan yang akan mengimpor Melamin yang SNI-nya
diberlakukan secara wajib, wajib mendaftarkan Melamin yang akan
diimpor kepada Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia
Departemen Perindustrian, dengan cara:
1) Mengajukan permohonan Surat Pendaftaran Melamin
2) Menginformasikan Data Perusahaan dan Spesifikasi Teknis
Melamin dengan mengacu format sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran II Juknis Melamin ini
3) Melampirkan foto kopi SPPT SNI yang telah dilegalisasi oleh LS
Pro
4) Menyampaikan rencana impor.
c. Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterima permohonan
pendaftaran Melamin yang telah memenuhi persyaratan secara lengkap
dan benar, Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia menerbitkan
Surat Pendaftaran Melamin dengan mengacu pada sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran III Juknis Melamin ini.
d. Bagi perusahaan yang belum memenuhi kelengkapan persyaratan
selambat-lambatnya (dua) hari kerja sejak diterima permohonan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Direktur Industri Kimia Hilir atas nama Direktur Jenderal Industri
Agro dan Kimia mengeluarkan surat permintaan kelengkapan
persyaratan.
e. Permohonan dinyatakan batal jika dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
hari kerja sejak diterima surat permintaan kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud di atas tidak dipenuhi oleh perusahaan
pemohon.
f. Perusahaan dan importir Melamin diwajibkan untuk menyampaikan
laporan realisasi produksi atau impor dari Melamin yang didaftarkan
kepada Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia minimal setiap 6
bulan.
4. Tata Cara Pencantuman Tanda SNI
a. Perusahaan industri Melamin yang telah memperoleh SPPT SNI dan
Surat Pendaftaran Melamin wajib mencantumkan tanda SNI pada
setiap produk dengan cara embos atau stiker.
b. Ukuran dan desain embos tanda SNI sesuai ketentuan Pasal 14
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi
Nasional, sedangkan ukuran dan desain stiker sebagai pengganti
embos ditentukan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia
dan pengadaan stiker tanda SNI dikoordinir oleh Asosiasi Industri
Olefin dan Plastik Indonesia (INAPLAS).
c. Asosiasi INAPLAS melaporkan realisasi pencantuman stiker tanda
SNI kepada Direktur Jenderal Industri Agro Kimia (IAK)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d. Pencantuman stiker tanda SNI dilakukan oleh produsen atau importir
melamin dan wajib direkatkan pada setiap produk melamin pada posisi
yang mudah dibaca sebelum dipasarkan.
e. Pencantuman stiker tanda SNI dilakukan 2 (dua) tahun sejak
pemberlakuan SNI Melamin Secara Wajib oleh Menteri.
f. LS Pro bertanggung jawab dalam pengawasan penerapan tanda SNI
untuk masing-masing SPPT SNI sesuai dengan Surat Pendaftaran
Melamin yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Industri Agro dan
Kimia Departemen Perindustrian.
g. Penandaan lainnya pada kemasan produk Melamin sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku.
Produk melamin untuk perlengkapan makan dan minum minimal
harus diberi tanda :
1) Nama merek produk
2) Kode produk
3) Tulisan melamin
4) Harus dicetak dan mudah dibaca.
Kemasan produk melamin untuk perlengkapan makan dan
minum minimal harus diberi tanda :
1) Nama merek produk
2) Kode produk
3) Tulisan melamin
4) Jumlah produk yang dikemas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
5) Harus dicetak dan mudah dibaca.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerapan dan Pengawasan
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk melamin-
Perlengkapan makan dan minum ini merupakan salah satu pedoman
yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk
dilaksanakan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan penulisan karya ilmiah ini, penulis dapat memberikan
kesimpulan mengenai beberapa faktor yang berkaitan dengan proses sertifikasi
SNI untuk Impor Produk Peralatan Makan untuk Minum Melamin Pada PT.
Famous Pacific Shipment (FPS) Yogyakarta. Dengan demikian penulis dapat
menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Tata cara memperoleh SPPT SNI
Seluruh kegiatan untuk mendapatkan SPPT SNI ini akan memakan waktu
25 hari kerja. Syarat administrasi yang merupakan syarat pertama yang mutlak
harus dipenuhi oleh perusahaan importer melamin peralatan makan dan
minum. Selain itu perusahaan juga wajib melakukan protokol system
manajemen mutu SNI 19-9001-2001 / ISO 9001:2000 dan telah mendapat
sertifikat hasil uji (SHU) dari laboratorium uji. Setelah semua syarat dilakukan
oleh perusahaan pemohon SPPT SNI maka penilaian kesesuaian akan
dilakukan oleh LS Pro, LSSM, Lab uji, dan lembaga inspeksi dari luar negeri
yang berhubungan bilateral dan multilateral. Dengan catatan jika perusahaan
mempunyai lebih dari satu unit produksi maka perusahaan harus menyatakan
semua lokasi pabrik yang diajukan SPPT SNI nya untuk diterapkan SMM di
semua lokasinya atas ketetapan LS Pro dengan membebankan biaya kepada
perusahaan kepada pemohon sebelum SPPT SNI di terbitkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2. Cara pengambilan contoh produk melamin perlengkapan makan dan minum
Pengambilan contoh produk dilakukan oleh LS Pro dengan dibantu oleh
petugas pengambilan contoh (PPC) yang ditugaskan LS pro untuk melakukan
pengambilan contoh di lapangan sebagai tindak lanjut dari permohonan SPPT
SNI. Pengambilan contoh dilakukan di dua tempat yaitu di pabrik dan dipasar
dengan cara mengambil secara acak berdasarkan merek, warna, dan populasi
dari aliran produksi. selanjutnya sample akan dikemas dan diuji oleh Lembaga
Sertifikasi Produk (LS Pro) dengan dibuatkan berita acara resmi.
3. Tata cara memperoleh surat pendaftaran melamin
Perusahaan yang melakukan impor melamin wajib mendaftarkan porduk
melemin yang akan diimpor kepada dirjen industry agro dan kimia dibawah
kementrian perdagangan. Setelah pengajuan permohonan dan syarat
administrasi diterima maka untuk memperoleh surat pendaftaran melamin
diperukan SPPT SNI dalam bentuk yang telah diterbitkan sbelumnya. Hal ini
dilakukan dengan mengikuti standar petunjuk teknis sertifikasi melamin
peralatan makan dan minum.
4. Tata cara pencantuman tanda SNI
Perusahaan yang telah mendapatkan SPPT SNI dan surat pendaftaran melamin
wajib mencantumkan tanda SNI yang berisi nama produk, kode, tulisan dan
melamin dan logo SNI pada bagian yang mudah dibaca pada produk. Ada dua
cara mencantumkan tanda SNI pada produk melamin yaitu dengan cara
diembos dan stiker berdasarkan UU no. 102 th 2000 tentang standarisasi
nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
B. Saran – Saran
Sehubungan dengan penelitian dan magang kerja yang dilakukan penulis,
sehingga dapat dikaji secara cermat dan mendalam tentang permasalahan
proses sertifikasi produk impor melamin. Maka penulis ingin memberikan
masukan dan saran bagi perusahaan yang bersangkutan:
1. Dalam rangka mewujudkan masyarakat aman dan terjaga dari bahaya
melamin perlengkapan makan dan minum, diharapkan Badan Standarisasi
Nasional dapat menjalankan tugas secara procedural sesuai peraturan
perundangan dan manual yang berlaku.
2. Diharapkan Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) dapat menjalankan
perundangan dari BSN yang berlaku tentang tata cara pengambilan contoh
produk melamin peralatan makan dan minum secara taat pada undang-undang,
supaya tidak ada pihak yang akan merasa dirugikan dengan adanya berita
acara dalam rangka pengambilan contoh produk melamin peralatan makan dan
minum.
3. Dalam rangka memperoleh surat pendaftaran melamin, diharapkan dirjen
industri agro dan kimia dapat mempermudah birokrasi yang bisa ditempuh
oleh pemohon surat pendaftaran melamin. Dan kementrian perdagangan yang
membawahinya dapat memberikan pengawasan secara ketat.
4. Khusus bagi perusahaan produsen dan importer melamin, diharapkan dapat
memenuhi dan melaksanakan peraturan perundangan tentang tata cara
pencantuman tanda SNI yang berlaku. Supaya masyarakat awam tidak
kesulitan dalam memilih produk yang aman dengan produk yang illegal secara
mudah.
Top Related