perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY
PADA UNIT SHUTTLE DEPARTEMEN WEAVING
PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE III
KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan
Ahli Madya Manajemen Bisnis
Oleh :
CHARISMA ALVIONITA
F3509013
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA UNIT SHUTTLE DEPARTEMEN WEAVING PT. DELTA MERLIN DUNIA
TEXTILE III KARANGANYAR
CHARISMA ALVIONITA F3509013
Ketepatan perusahaan untuk memenuhi pesanan dengan tepat waktu adalah suatu kredibilitas yang perlu dijaga. Penelitian dilakukan pada PT. Delta Merlin Dunia Textile III yang bergerak pada bidang industri textile. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung mengenai kegiatan – kegiatan yang ada pada perusahaan, mengadakan wawancara dengan pimpinan staff dan karyawan perusahaan untuk mendapatkan informasi tentang waktu proses produksi kain grey. Selain itu data juga diperoleh dengan membaca buku – buku yang berhubungan dengan masalah yang teliti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aliran proses produksi kain grey serta penerapan network dalam proses produksi kain grey pada departemen weaving. Adapun data – data yang diperlukan yaitu: urutan kegiatan dan masing – masing kegiatan. Dari data tersebut akan diperoleh waktu yang paling efisien untuk menyelesaikan pekerjaan dan mencari jalur kritis untuk menyusun perencanaan yang tepat. Network menggunakan metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Urutan kejadian pada proses produksi kain grey pada departemen weaving yaitu: warping (A), sizing (B), drawing-in (C), pallet (D), tenun (E), inspecting (F), dan folding (G). Waktu standar yang diperlukan oleh perusahaan adalah 497,4 jam. Perhitungan menggunakan metode PERT menghasilkan Expected Time (waktu yang diharapkan). Waktu ini digunakan sebagai waktu acuan untuk menghitung metode CPM yang menghasilkan perhitungan selama 491,53 jam dan diperoleh jalur A-B-C-E-F-G.
Dengan membandingkan antara standar waktu yang ditentukan perusahaan dan diperhitungkan menggunakan metode PERT dan CPM untuk penggunan waktu produksi, diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode network menghasilkan waktu yang relatif lebih cepat. perusahaan memiliki selisih waktu 5,95 jam. Saran yang dapat penulis berikan yaitu perusahaan dapat mempergunakan untuk melakukan pengawasan dan checking terhadap mesin produksi supaya semakin memperlancar dan mengoptimalkan kinerja perusahaan.
Key Word : PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
NETWORK ANALYSIS OF THE PRODUCTION UNIT IN GREY CLOTH SHUTTLE WEAVING DEPARTMENT PT. DELTA TEXTILE WORLD
MERLIN III KARANGANYAR
CHARISMA ALVIONITA F3509013
The accuracy of the company to fulfill orders in a timely manner is a credibility that needs to be maintained. The study was conducted at PT. Delta Textile World Merlin III which operates in the field of textile industry. Data collection techniques implemented by using observation technique is to hold a direct observation of activities - activities that exist in the company, held an interview with the chief of staff and employees to obtain information about the gray fabric production process. In addition the data were also obtained by reading a book - a book dealing with the problem carefully.
This study aims to determine the flow of gray fabric production process and the implementation of the network in the process of production of gray fabric on the weaving department. The data - the data needed, namely: the sequence of activities and each - each activity. From these data will be obtained when the most efficient way to complete the work and find the critical path for proper planning. Network using the PERT (Program Evaluation and Review Technique) and CPM (Critical Path Method).
Sequence of events in the process of production of gray fabric in the weaving department: warping (A), sizing (B), drawing-in (C), pallet (D), weaving (E), inspecting (F), and folding (G). Standard time required by the company was 497.4 hours. Calculations using the PERT method produces Expected Time (expected time). This time is used as the reference time to calculate the yield calculation method CPM for 491.53 hours and obtained ABCEFG path.
By comparing between the standard time set firm and calculated using PERT and CPM methods for the use of production time, the conclusion that using the network method produces a relatively more rapid. company has a 5.95-hour time difference. Suggestions to the author gave the company can use to perform the supervision and checking of the production machine to accelerate and optimize the performance of the company.
Key Word: PERT (Program Evaluation and Review Technique) and CPM (Critical Path Method).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
1. Harkat, Derajat, Martabat seseorang itu sama yang
membedakan hanya dimata Allah S.W.T
2. Do’a dan restu orangtua sangatlah penting ketika kita
mau berbuat apapun dan dimanapun… Love You My
Parents
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana ini kupersembahkan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberiku nikmat sehat dan nikmat iman sehingga
aku dapat menyelesaikan karya ini
2. Ayah dan ibu tercinta , terima kasih untuk segalanya dan aku akan selalu
menyayangimu karena kasih sayangmu kepadaku
3. Teman-teman seperjuangan Manajemen Bisnis ‘09
4. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Tugas Akhir dengan Judul Analisis Network Proses Produksi Kain Grey Pada
Unit Shuttle Departemen Weaving PT. Delta Merlin Dunia Textile III
Karanganyar ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli
Madya pada Program Diploma 3 Program studi Manajemen Bisnis Fakultas
Ekonomi Univesitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki terbatas
sehingga dalam penulisan ini banyak ditemukan bebagai macam kekurangan, baik
mengenai materi maupun bahasanya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dalam kesempatan kali ini penulis sampaikan ingin ucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu penyelesaian laporan tugas akhir ini :
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen
Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Drs. Suseno , MM selaku Pembimbing tugas Akhir yang telah sabar dan
meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, masukan, serta bimbingan
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Bp. Kusuma Selaku Personalia PT. Delta Merlin Dunia Textile III Karanganyar
yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melakukan magang kerja di PT.
Delta Merlin Dunia Textile III Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Bp. Joko Haryanto Selaku pembimbing magang kerja di PT. Delta Merlin Dunia
Textile III Karanganyar yang telah banyak membantu dalam perolehan data yang
dibutuhkan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Semua staff dan karyawan PT. Delta Merlin Dunia Textile III Karanganyar yang
telah membantu kelancaran kegiatan magang kerja.
7. Orang tua tercinta, Bp. Siswo Budi Utomo dan Ibu Sarmiani dan adik-ku Brian
Rendra Kusuma.
8. Semua Keluarga besarku yang telah membantu doa dan memberi semangat.
9. Si Banong (Ivan Machmuddin) yang telah memberikan inspirasi selama
mengerjakan Tugas Akhir ini dan selalu menemani selama masa-masa kuliah.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan Manajemen Bisnis ‘09.
11. Teman-teman Kost-ku Si Nyo-nyo dan semua pihak yang telah membantu,
mendukung dan memberi motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadarai sepenuhnya atas kekurangan atas penulisan tugas akhir
ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun
demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Surakarta, 18 Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Kerangka Pemikiran .................................................................... 6
F. Metode Penelitian ....................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Proses Produksi ......................................................... 14
B. Manajemen Proyek ..................................................................... 15
C. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi ................................... 16
D. Penjadwalan ................................................................................ 19
E. Analisis Network......................................................................... 20
F. Penyusunan Analisis Network .................................................... 21
G. Metode Analisis Network ........................................................... 22
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambar Objek Penelitian ............................................................ 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Sejarah Perusahaan PT.Delta Merlin Dunia Textile III........ 27
2. Lokasi Perusahaan................................................................. 28
3. Tujuan Perusahaan................................................................. 30
4. Struktur Organisasi PT.Delta Merlin Dunia Textile III........ 31
5. Aspek Tenaga Kerja……………………………………….. 36
6. Proses Produksi……………………………………………. 42
7. Aspek Pemasaran…………………………………………... 50
B. Laporan Magang Kerja ................................................................. 50
1. Pengertian Magang Kerja..................................................... 50
2. Tujuan Magang Kerja............................................................ 51
3. Manfaat Magang Kerja.......................................................... 51
4. Lokasi dan Waktu Magang Kerja.......................................... 52
C. Pembahasan Masalah.. ................................................................ 55
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 69
B. Saran............................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Status Karyawan PT.Delta Merlin Dunia Textile III .................... 37
Tabel 3.2 Jumlah Mesin PT.Delta Merlin Dunia Textile III ......................... 42
Tabel 3.3 Jenis dan urutan Proses Produksi Kain Grey ................................ 57
Tabel 3.4 Waktu Normal Untuk Proses Produksi Kain Grey ....................... 58
Tabel 3.5 Perkiraan Waktu Penyelesaian Proses Produksi Kain Grey ......... 59
Tabel 3.6 Data Perhitungan PERT Untuk Proses Produksi Kain Grey ........ 62
Tabel 3.7 Data Perhitungan CPM Untuk Proses Produksi Kain Grey .......... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 6
Gambar 3.2 Diagram Struktur Organisasi..................................................... 33
Gambar 3.3 Alur Proses Produksi Kain Grey ............................................... 44
Gambar 3.4 Diagram Network Proses Produksi Kain Grey ......................... 63
Gambar 3.5 Diagram Jalur Kritis Proses Produksi Kain Grey ..................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan pengaruh yang
cukup besar kepada para pelaku industri. Keadaan ini mempengaruhi
perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, agar dapat
bertahan menghadapi era globalisasi. Terutama pada perusahaan
manufaktur yang memproduksi barang–barang yang dikonsumsi orang
lain. Dalam menghadapi persaingan salah satu usaha yang dilakukan
perusahaan yaitu dengan melaksanakan proses produksi yang efektif dan
efisien sesuai rencana.
Banyak industri manufaktur melakukan inovasi produk,
mengadopsi teknologi dan mesin baru serta penggunaan metode baru
untuk sistem produksi. Maka perusahaan melakukan suatu usaha yaitu
meningkatkan produksi yang terarah, teratur, berkesinambungan dan
efisien. Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik maka
diperlukan juga pengelolaan sumber daya, baik uang (money), tenaga kerja
(man), bahan (material), mesin (machine), dan waktu secara efektif dan
efisien agar didapatkan hasil yang optimal.
Proses produksi memegang peranan penting dalam suatu
perusahaan karena berkaitan dengan aliran proses yaitu mengubah input
menjadi output, maka diperlukan adanya perencanaan, pengkoordinasian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
serta pengawasan secara terus menerus. Agar pelaksanaan proses produksi
dapat selesai tepat pada waktunya, perlu ditentukan urut-urutan kegiatan
dan waktu penyelesain kegiatan.
Apabila dalam proses produksi mengalami keterlambatan akan
mengakibatkan bertambahnya waktu dan biaya. Untuk menghindari hal
tersebut perusahaan dapat menerapkan suatu metode kerja degan
menggunakan analisis network. Metode ini digunakan untuk
mengendalikan kegiatan-kegiatan yang tidak bersifat rutin atau terutama
pada tiap proses produksi yang intermitted atau produk pesanan.
Manajemen akan mengetahui kegiatan mana yang harus didahulukan, dan
kegiatan mana yang harus dilembur, kegiatan mana yang harus
ditambahkan biaya atau tenaga kerja agar efesiensi dapat tercapai.
Kemampuan seorang manajer sangat diperlukan dalam mencapai
keberhasilan bisnis yaitu harus mampu memimpin perusahaan, membaca
peluang, dan memanfaatkan peluang yang ada dengan baik. Namun untuk
mewujudkan semua itu tidaklah mudah, dibutuhkan ilmu dan kemampuan
untuk mengelolanya agar semua berjalan sesuai keinginan.
Manajemen yang baik sangat penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan karena itu pemimpin perusahaan dituntut untuk mengambil
kebijakan dan keputusan yang tepat terhadap sasaran-sasaran perusahaan
agar mampu membawa keberhasilan bagi perusahaan. Fungsi manajemen
diantaranya adalah merencanakan, mengorganisasi, menetapkan staf,
mengarahkan dan mengawasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Untuk membantu manajemen dalam menyusun, merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengawasi, maka digunakan suatu metode kerja
yang disebut analisis network atau jaringan kerja. Analisis network
merupakan suatu metode yang mampu memberikan informasi kepada
perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu
kegiatan produksi yang akan dilaksanakan (Gitosudarmo, 2002:297).
Pada PT. Delta Merlin Dunia Textile III ini merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang tekstil yang membuat berbagai macam jenis kain
adalah : kain grey, kain katun, kain polyester dan lain sebagainya. Dalam
proses pembuatan kain tersebut PT. Delta Merlin Dunia Textile III belum
menerapkan analisis network sebagai acuan dalam perencanaan dan
penentuan waktu penyelesaian proses produksinya.
Manfaat menggunakan analisis network bagi perusahaan ini yaitu
pendefinisian urutan tugas-tugas akan teratur dan jelas. Kebutuhan sumber
daya tercukupi dan proses penyelesainnya akan dibatasi, oleh karena itu
sumber daya dan biaya produksi dapat dikendalikan sesuai kebutuhan.
Dari hal tersebut, maka perlu disusun jaringan kerja yang baik
untuk digunakan sebagai alat pengawasan dan pengendalian guna
menyelesaikan pekerjaan dalam suatu proses produksi serta menyusun
perencanaan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu dan optimal.
Sehubungan dengan uraian latar belakang di atas maka penulis mengambil
judul :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
“ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA
UNIT SHUTTLE DEPARTEMEN WEAVING PT. DELTA MERLIN
DUNIA TEXTILE III”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah yang terjadi pada PT. Delta Merlin Dunia Textile III
adalah :
1. Bagaimana alur proses produksi kain grey pada PT. Delta Merlin Dunia
Textile III ditetapkan dengan urutan pekerjaan yang sesuai agar dapat
diselesaikan tepat pada waktunya ?
2. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan masing-masing
pekerjaan pada PT. Delta Merlin Dunia Textile III ?
3. Bagaimana menentukan jalur kritis pada PT. Delta Merlin Dunia Textile
III untuk menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang paling efisien ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin
dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui urutan proses produksi pada PT. Delta Merlin
Dunia Textile III yang ditetapkan dengan urutan pekerjaan agar bisa
diselesaikan tepat waktu.
2. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaiakan
masing-masing pekerjaan pada PT. Delta Merlin Dunia Textile III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Untuk mengetahui jalur kritis pada PT. Delta Merlin Dunia Textile III
dalam menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang paling efisien.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Sebagai penerapan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah
kedalam praktik yang sebenarnya dan sebagai pengalaman praktik
dalam menganalisis suatu masalah yang terjadi secara ilmiah.
2. Bagi pihak lain
Sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang
akan menyusun tugas akhir dengan topik yang sama.
3. Bagi perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk pengambilan
keputusan mengenai penggunaan analisis network dalam proses
produksi untuk memperkirakan waktu penyelesaian produk secara
efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Kerangka Pemikiran
Sumber : Sumber data yang diolah
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan gambar :
Permintaan produksi yang sangat banyak terhadap produk kain
grey tersebut sangatlah diharapkan. Perusahaan tersebut adalah perusahaan
yang bersifat job ordering, dimana perusahaan akan melakukan produksi
apabila ada pemesanan. Tetapi perusahaan juga akan melakukan proses
produksinya untuk memenuhi stok persediaannya. Sebuah order yang telah
disetujui oleh perusahaan merupakan hasil pertimbangan dari tiap-tiap
pemimpin departemen. Tahap berikutnya adalah scheduling yaitu tahap
penjadwalan mengenai alokasi waktu pengerjaan tiap-tiap pekerjaan dan
urut-urutan pekerjaan. Untuk menganalisis scheduling dapat digunakan
metode analisis network PERT (Program Evaluation and Review
Technique) dan CPM (Critical Path Method) yang berorientasi pada
tercapainya efisiensi waktu penyelesaian pekerjaan.
Permintaan produksi
Disetujui Scheduling Network
Efisiensi produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang penulis gunakan adalah desain kasus yang
meneliti secara rinci mengenai proses produksi kain grey dan waktu
yang dibutuhkan dalam proses produksi yang dilakukan oleh PT. Delta
Merlin Dunia Textile III yang kemudian menggunakan analisis
network dalam penerapan perhitungan waktu yang efisien.
2. Objek Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada PT. Delta Merlin Dunia Textile
III yang beralamatkan di Jl. Raya, Solo – Sragen Km 12 Kebakkramat,
Karanganyar. Perusahaan ini bergerak dibidang tekstil yang
memproduksi produk akhir, dari benang yang kemudian diproses
menjadi kain grey (kain setengah jadi), sesuai kuantitas pesanan dari
konsumen (Buyer).
3. Jenis dan Sumber Data
Menurut Kuncoro (2003:127), ada dua jenis yaitu :
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama
yang berupa tanya jawab (wawancara) mengenai objek yang
diteliti.
Adapun data yang diperoleh antara lain adalah:
1) Produk yang dihasilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Alur kerja proses produksi.
3) Waktu penyelesaian aktivitas produksi.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui
pihak lain pada perusahaan, biasanya berupa data dokumen
atau laporan yang sudah tersedia.
Adapun data yang diperoleh antara lain adalah:
1) Sejarah perusahaan
2) Struktur organisasi
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu :
a. Wawancara / Interview
Teknik interview yaitu tehnik pengumpulan data yang
diperoleh menggunakan komunikasi secara langsung dengan
pihak perusahaan yang berkaitan dengan informasi yang
dibutuhkan oleh penulis. Teknik ini dilakukan secara langsung
kepada personalia dan para karyawan.
b. Observasi
Teknik observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dan fenomena yang diteliti oleh penulis. Disini penulis
mengamati di lapangan dan bekerja secara langsung pada PT.
Delta Merlin Dunia Textile III.
c. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta
salinan data, foto atau dokumen-dokumen dari perusahaan.
Data tersebut meliputi data struktur organisasi, data produksi,
dan pengambilan foto (gambar) selama proses produksi.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis yaitu dengan
menggunakan analisis network dengan metode PERT dan CPM.
a. Analisis PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
merupakan suatu metode analitis yang dirancang untuk
membantu dalam penjadwalan dan pengawasan proses
produksi.
Menurut Render dan Heizer (2009:112) PERT (Program
Evaluation and Review Technique) merupakan teknik
manajemen proyek yang menggunakan tiga estimasi waktu
yaitu waktu optimis, waktu realistis, dan waktu pesimis untuk
untuk setiap aktivitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Estimasi waktu penyelesaian setiap pekerjaan untuk
mendapatkan waktu yang diharapkan, dengan rumus :
6)(4 bma
ET++
=
Dimana :
ET =Waktu kegiatan bila berjalan sesuai yang
diharapkan
a =Waktu optimis, waktu kegiatan bila semua
berjalan dengan baik
b =Waktu pesimis, waktu bila terjadi hambatan
m =Waktu realistis, waktu kegiatan terjadi bila
dalam kondisi normal.
Metode PERT (Program Evaluation and Review
Technique) mengikuti 6 langkah dasar, yaitu :
1) Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur
pecahan kerja.
2) Membangun hubungan antara kegiatan. Memutuskan
kegiatan mana yang harus lebih dahulu dan mana
yang harus mengikuti yang lain.
3) Menggambarkan jaringan yang menghubungkan
keseluruhan kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
4) Menetapkan perkiraan waktu dan biaya untuk tiap
kegiatan.
5) Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan.
Ini yang disebut jalur kritis.
6) Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian proyek.
b. Analisis Jalur Kritis / CPM (Critical Path Method)
Jalur kritis merupakan jalur-jalur didalam diagram network,
dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian yang
terpanjang dari jumlah waktu penyelesaian pada jalur yang lain.
Menurut Gitosudarmo (2002:297) Analisis Jalur Kritis /
CPM (Critical Path Method) adalah suatu metode analisa yang
mampu memberikan informasi kepada manajer untuk dapat
melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan
produksi atau akan dilaksanakan. Metode analisa Jalur Kritis /
CPM (Critical Path Method) ini terutama digunakan untuk
mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin atau
terutama pada tipe proses produksi yang intermittent atau
produksi pesanan.
Maka dari hal diatas dapat diperoleh suatu rumus yang
didefinisikan oleh Render dan Heizer (2009:102) :
ES = Max {EF semua pendhulu langsung}
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
EF = ES + t
LF =Min {LS dari seluruh aktivitas yang langsung
mengikutinya}
LS = LF – waktu aktivitas
S = LS – ES / LF – EF
ES (Earliest Start) = Waktu mulai paling awal dari suatu
pekerjaan.
LS (Latest Start) = Waktu mulai paling akhir dari suatu
pekerjaan.
EF (Earliest Finish) = Waktu penyelesaian paling awal
dari suatu pekerjaan.
LF (Latest Finish) =Waktu paling akhir untuk
menyelesaikan pekerjaan.
S (Slack) = waktu mundur aktivitas.
Slack adalah waktu luang yang dimiliki sebuah aktivitas
untuk dapat diundur pelaksanaannya tanpa menyebabkan
keterlambatan proyek secara keselutuhan.
Jadi analisis PERT (Program Evaluation and
Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
sangat penting bagi suatu proyek yang digunakan untuk
menentukan waktu yang akan diselesaikan tepat waktu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
sehingga akan menjamin penyelesaian keseluruhan proyek
sesuai jadwal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Proses Produksi
Produksi didalam suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan yang
cukup penting. Dikatakan bahwa produksi adalah merupakan dapurnya
perusahaan. Apabila kegiatan produksi dalam perusahaan terhenti
maka kegiatan dalam perusahaan tersebut akan terhenti pula
karenanya. Demikian pula seandainya terdapat berbagai macam
hambatan yang mengakibatkan tersendatnya kegiatan produksi dalam
suatu perusahaan tersebut, maka kegiatan didalam perusahaan
terganggu pula. Sedemikian pentingnya kegiatan produksi dalam suatu
perusahaan ini, sehingga perusahaan akan selalu memperhatikan
kegiatan produksi dalam perusahaan tersebut.
Menurut Nasution (2003:3) Proses Produksi merupakan cara,
metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
produk dengan bahan baku (dana) yang ada.
Proses produksi menurut Baroto (2002:13) adalah aktivitas
bagaimana membuat produksi jadi dari bahan baku yang melibatkan
mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain. Proses produksi
merupakan tindakan nyata dan dapat dilihat.
Sedangkan menurut Assauri (2004:12) Proses Produksi terdiri dari
peralatan dan dengan mana bahan-bahan dikombinasikan atau diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menjadi barang-barang atau jasa-jasa yang akan diberikan kepada
pekanggan, untuk mendapatkan uang atau pendapatan.
B. Manajemen Proyek
Usaha untuk meningkatkan kualitas bagi suatu proyek, sangatlah
diperlukan adanya suatu manajemen yang baik agar semua tujuan dan
sasaran dapat dicapai dengan baik. Dimana manajemen adalah proses
merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengendalikan kegiatan
anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran
organisasi yang telah ditentukan.
Menurut Santosa (2003:3) yang dimaksud Manajemen Proyek
adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai
tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
Proyek menurut Render dan Heizer (2009:87) didefinisikan sebagai
sederetan tugas yang di arahkan pada suatu hasil output utama.
Penjadwalan proyek adalah tantangan yang sulit bagi seorang manajer
operasi karena resiko pada manajemen proyek sangat tinggi. Kelebihan
biaya dan keterlambatan yang tidak diperlukan terjadi karena
penjadwalan dan pengendalian yang buruk.
Menurut Render dan Heizer (2009:87) Manajeman proyek dalam
pencapaian tujuan mencakup tiga fase utama, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
1. Perencanaan : Fase ini mencakup penentuan sasaran, pendefinisian
proyek dan pengorganisasian tim.
2. Penjadwalan : Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan
untuk aktivitas khusus dan menghubungkan setiap aktivitas satu
dengan aktivitas lain.
3. Pengendalian : Disini, perusahaan mengawasi terhadap sumber
daya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau
mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali
sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.
C. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi
Menurut Nasution (2003:130) Perencanaan dan Pengendalian
Produksi dapat disebut juga dengan PPC (Planning Production
Control), didefinisikan sebagai proses untuk merencanakan dan
mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar dari
sistem produksi atau operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi
dengan jumlah yang tepat dan biaya produksi minimum.
1. Perencanaan Produksi
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen
dimana perencanaan tersebut menentukan usaha atau tindakan
untuk kegiatan yang diputuskan oleh perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Menurut Gitosudarmo (2002:49) Perencanaan merupakan
penentuan tujuan pokok (tujuan utama) organisasi beserta cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut.
Tahap yang harus dilakukan untuk membuat perencanaan
suatu kegiatan menurut Handoko (2003:79), ada empat tahapan
yaitu:
a. Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan.
b. Merumuskan keadaan saat ini.
c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
d. Mengembangkan rencana kegiatan untuk pencapaian tujuan.
2. Pengendalian Produksi
Rencana produksi yang telah disusun tidak akan dapat
dilaksanakan tanpa adanya pengendalian terhadap pelaksanaan
tersebut. Pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk
menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan
atau tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan apabila ada
penyimpangan dalam proses produksi.
Menurut Nasution (2003:20) Pengendalian dapat
didefinisikan sebagai proses yang dibuat untuk menjaga supaya
realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan.
Oleh karena itu pengendalian terdiri dari prosedur untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan
dan melakukan tindakan perbaikan.
3. Pengawasan Produksi
Pengawasan merupakan suatu usaha untuk memastikan
bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai dengan yang
direncanakan. Apabila terjadi penyimpangan akan diketahui
dimana letak penyimpangannya, juga yntuk mengetahui
seberapa tingkat pencapaian atau penyelesaian kegiatan yang
ditentukan.
Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan
cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan (Handoko,
2003:25).
Sedangkan menurut Gitosudarmo (2002:8) Pengawasan
pada hakikatnya adalah pengamatan terhadap kegiatan yang
dilakukan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
atau tidak. Informasi tentang terjadinya penyimpangan-
penyimpangan dari rencana haruslah selalu diciptakan baik
secara visual ataupun nonvisual. Semakin cepat informasi
tentang terjadinya penyimpangan akan segera dapat diketahui
dan dilakukan tindakan-tindakan pengecekan selanjutnya. Hal
ini sering disebut follow up.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
D. Penjadwalan
Supaya proses produksi berjalan dengan lancar perlu adanya
perencanaan yang matang, selain itu dengan pengawasan ketat disetiap
kegiatan dapat memenimalisir penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi baik dari faktor bahan baku, mesin, maupun sumber daya
manusia yang digunakan.
Menurut Render dan Heizer (2009:90) Penjadwalan proyek
meliputi pengurutan dan pembagian waktu seluruh aktivitas proyek.
Pada penjadwalan, seorang manajer memutuskan berapa lama waktu
yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kegiatan.
Dengan adanya penjadwalan (scheduling) produksi kinerja
karyawan akan lebih terarah, mereka dapat mengetahui dengan pasti
tentang apa yang harus segera dilakukan dan berapa lama waktu yang
mereka perlukan untuk melakukan tugas tersebut.
Menurut Render dan Heizer (2009:91) penjadwalan yang tepat
dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:
1. Menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas lain dan
terhadap keseluruhan proyek.
2. Mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan diantara
akivitas.
3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk setiap
aktivitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4. Membantu penggunaan orang, uang, dan sumber daya bahan
dengan mengidentifikasi bottleneck kritis (hal-hal yang mungkin
mengahmbat suatu proyek).
E. Analisis Network
Analisis network merupakan metode yang sangat membantu dalam
proses perencanaan dan penjadwalan proyek. Network adalah metode
untuk menyusun suatu perencanaan dan mengendalikan suatu kegiatan.
Penulis mencoba untuk mengemukakan pengertian analisis network
menurut berbagai sumber.
Menurut Handoko (2003:153) Analisis network adalah suatu
peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu manajer
dalam perencanaan, pengawasan, dan pengendalian proyek-proyek
yang relatif kompleks dan tidak rutin.
Pada prinsipnya analisis network digunakan untuk merencanakan
penyelesaian berbagai macam pekerjaan atau proyek terutama
pekerjaan atau proyek yang terdiri atas berbagai macam pekerjaan.
Dengan menggunakan analisis network sebagai alat perencanaan, maka
dapat disusun perencanaan dengan baik serta dapat dilakukan relokasi
tenaga kerja atau karyawan.
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan
analisis network (Haryadi, 2009:12) yaitu:
1. Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan.
3. Dapat menentukan pekerjaan- pekerjaan yang dapat ditunda
tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara
keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapat dihemat
tenaga, waktu dan biaya.
4. Dapat segera menentukan pekerjaan- pekerjaan mana yang
harus disubkontrakan agar penyelesaian proyek secara
keseluruhan dapat sesuai permintaan konsumen.
F. Penyususnan Diagram Network
Diagram network disusun untuk mengetahui jalur kegiatan pada
proses produksi. Dengan diagram network dapat diketahui waktu
penyelesaian terpanjang dari jumlah waktu penyelesaian pada jalur-
jalur yang lain. Jumlah waktu penyelesain terpanjang merupakan
minimum waktu yang dibutuhkan keseluruhan dalam proses produksi.
Dalam penyusunan gambar diagram network menggunakan
simbol-simbol. Menurut Gitosudarmo (2002:301-302) untuk setiap
kegiatan dalam proses produksi ditulis dalam simbol-simbol sebagai
berikut:
1. Simbol anak panah, yang menunjukan sebuah kegiatan
atau aktivitas. Yang dimaksud kegiatan disini adalah segala
tindakan yang memakan waktu tertentu alam pemakaian atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
penggunaan sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan
produksi (resources) yang ada.
2. Simbol lingkaran, sekaligus menunjukan dua buah
kejadian yaitu kejadian selesainya kegiatan yang satu serta dimulai
kegiatan yang lain.
3. Simbol anak panah terputu-putus menunjukkan kegiatan
semu (dummy activity). Dalam diagram network, kegiatan semu
boleh iya atau tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk
menghindari di antara dua peristiwa atau lebih dai satu kegiatan.
G. Metode Analisis Network
Dengan menggunakan diagram network maka dapat diketahui jalur
kritis. Dalam analisis network metode yang digunakan yaitu PERT
(Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path
Method). Pengertian kedua analisis tersebut yaitu :
1. Analisis PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
merupakan suatu metode analitis yang dirancang untuk
membantu dalam penjadwalan dan pengawasan proses
produksi.
Menurut Render dan Heizer (2009:112) PERT (Program
Evaluation and Review Technique) merupakan teknik
manajemen proyek yang menggunakan tiga estimasi waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yaitu waktu optimis, waktu realistis, dan waktu pesimis untuk
setiap aktivitasnya.
Estimasi waktu penyelesaian setiap pekerjaan untuk
mendapatkan waktu yang diharapkan, dengan rumus :
6)(4 bma
ET++
=
Dimana :
ET =Waktu kegiatan bila berjalan sesuai yang
diharapkan.
a =Waktu optimis, waktu kegiatan bila semua
berjalan dengan baik.
b =Waktu pesimis, waktu bila terjadi hambatan
m =Waktu realistis, waktu kegiatan terjadi bila dalam
kondisi normal.
Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique)
mengikuti 6 langkah dasar, yaitu :
a. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan
kerja.
b. Membangun hubungan antara kegiatan. Memutuskan
kegiatan mana yang harus lebih dahulu dan mana yang
harus mengikuti yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan
keseluruhan kegiatan.
d. Menetapkan perkiraan waktu dan biaya untuk tiap
kegiatan.
e. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini
yang disebut jalur kritis.
f. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian proyek.
2. Analisis Jalur Kritis / CPM (Critical Path Method)
Jalur kritis merupakan jalur-jalur didalam diagram network,
dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian yang
terpanjang dari jumlah waktu penyelesaian pada jalur yang lain.
Menurut Gitosudarmo (2002:297) Analisis Jalur Kritis /
CPM (Critical Path Method) adalah suatu metode analisa yang
mampu memberikan informasi kepada manajer untuk dapat
melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan
produksi atau akan dilaksanakan. Metode analisa Jalur Kritis /
CPM (Critical Path Method) ini terutama digunakan untuk
mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin atau
terutama pada tipe proses produksi yang intermittent atau
produksi pesanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Maka dari hal diatas dapat diperoleh suatu rumus yang
didefinisikan oleh Render dan Heizer (2009:102-109) :
ES = Max {EF semua pendhulu langsung}
EF = ES + t
LF = Min{LS dari seluruh aktivitas yang langsung
mengikutinya
LS = LF – waktu aktivitas
S = LS – ES / LF – EF
ES (Earliest Start) = Waktu mulai paling awal dari suatu
pekerjaan.
LS (Latest Start) = Waktu mulai paling akhir dari suatu
pekerjaan.
EF (Earliest Finish) = Waktu penyelesaian paling awal
dari suatu pekerjaan.
LF (Latest Finish) =Waktu paling akhir untuk
menyelesaikan pekerjaan.
S (Slack) = waktu mundur aktivitas.
Slack adalah waktu luang yang dimiliki sebuah aktivitas
untuk dapat diundur pelaksanaannya tanpa menyebabkan
keterlambatan proyek secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jadi analisis PERT (Program Evaluation and Review
Technique) dan CPM (Critical Path Method) sangat penting
bagi suatu proyek yang digunakan untuk menentukan waktu
yang akan diselesaikan tepat waktu, sehingga akan menjamin
penyelesaian keseluruhan proyek sesuai jadwal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan
PT. Delta Merlin Dunia Textile III berlokasi di Jalan Solo -
Sragen Km 12 Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah
merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang
Pertenunan Textile atau pembuatan kain mulai dari proses
penggulungan benang (warping) sampai pada tahap tenun
(weaving).
PT. Delta Merlin Dunia Textile III berdiri pada 1 Januari
2007. Perusaahan ini dahulu adalah milik PT. Surya Dadari, yang
kemudian dibeli oleh PT. Dunia Textile untuk dikembangan
menjadi PT. Delta Merlin Dunia Textile III. Pada awal berdirinya,
PT. Delta Merlin Dunia Textile III hanya melakukan proses
produksi dengan menggunakan mesin shuttle, dan mulai awal 2008
bertambah 1 unit produksi AJL ( Air jet Loom). Dimulai dari mesin
Profile, Modifikasi, Tsudakoma, dan Rappier hingga saat ini
beroperasi, dengan jumlah karyawan awal hanya berjumlah 100
orang dan berkembang sampai sekarang menjadi kurang lebih 1300
karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
PT. Delta Merlin Dunia Textile III merupakan salah satu
anak cabang perusahaan dari PT. Dunia Textile dimiliki oleh
pemegang saham tunggal yaitu Bapak Sumitro dengan status
permodalan swasta nasional. Seluruh anak perusahaan PT. Dunia
Textile tersebar di daerah Jawa Tengah antara lain PT. Sandang
Abadi (DSA), PT. Wijaya Textile, PT. Delta Merlin, PT.
Damaitex, Dunia Sandang Abadi, Wijaya Textile, serta PT. Delta
Merlin Dunia Textile III.
PT. Delta Merlin Dunia Textile III mempunyai sistem
produksi berdasarkan metode job order yang diterima bukan
langsung dari konsumen, melainkan dari pusat yaitu dari PT. Dunia
Textile. Segala masalah mengenai produksi, manajemen, insentif,
dan lain – lain dipertanggungjawabkan kepada pusat yaitu PT.
Dunia Textile. Produk yang dihasilkan dari PT. Delta Merlin Dunia
Textile III belum merupakan produk yang siap di pasarkan ke
konsumen, melainkan masih dalam tahap setengah jadi. Kain yang
dihasilkan PT. Delta Merlin Dunia Textile III merupakan kain
putihan dari hasil tenun, oleh karena itu PT. Delta Merlin Dunia
Textile III hanya dikenal dengan proses weavingnya. Produk yang
dihasilkan bermacam – macam dari kain rayon, cotton, tetron dan
lainnya menurut masing – masing konstruksinya.
2. Lokasi Perusahaan
PT. Delta Merlin Dunia Textile III didirikan di daerah
Kebakkramat Karanganyar dengan pertimbangan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Faktor geografis
1) Sumber Daya Manusia
Ditinjau dari lokasi perusahaan yang dekat dengan
pemukiman penduduk, PT. Delta Merlin Dunia Textile III
tidaklah sulit untuk mencari tenaga kerja yang dibutuhkan
dari berbagai tingkatan pendidikan, perusahaan hanya
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pekerjanya.
2) Bahan Baku
Bahan baku PT. Delta Merlin Dunia Textile III ada
yang diproduksi oleh perusahaan lokal di surakarta
ataupun olek persahaan anak cabang PT. Dunia Textile
yang tersebar di karesidenan Surakarta. Pengiriman bahan
baku dapat dilakukan dengan mudah dan cepat karena
lokasi pabrik sangat strategis sehingga tidak ada
keterlambatan dalam proses produksi.
3) Lingkungan Masyarakat
Dengan berdirinya perusahaan secara tidak langsung
memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar
perusahaan yaitu membantu memberikan kesempatan kerja
bagi masyarakat sekitar,sehingga akan meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Faktor Ekonomis
1) Faktor Pasar
Daereah pemasaran PT. Delta Merlin Dunia Textile
III dipasarkan ke luar negeri dan dalam negeri dan
menggunakan sistem by order dalam pemesananya.
2) Faktor Transportasi
Lokasi PT. Delta Merlin Dunia Textile III yang
strategis dekat dengan jalan raya memudahkan pekerja
dalam mendapatkan transportasi keluar masuk perusahaan.
Selain itu perusahaan juga mempunyai sarana transportasi
sendiri yaitu truk untuk pengangkutan barang.
3) Faktor Sumber Daya
Dalam penyediaan sumber daya yang diperlukan
perusahaan yaitu bahan baku pendukung seperti air, lahan,
tenaga listrik tidak mengalami kesulitan. Hal ini sangat
menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu ketersedianya
lahan masih sangat luas sehingga untuk memperluas area
pabrik tidak mengalami kesulitan.
3. Tujuan Perusahaan
PT. Delta Merlin Dunia Textile III didrikan dengan tujuan
dan maksud tertentu antara lain :
a. Membantu pemerintah dalam memperluas lapangan pekerjaan.
b. Memberikan andil dalam penyediaan bahan sandang bagi
masyarakat luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Mencari keuntungan dalam mencapai keberhasilan.
d. Membantu menyiapkan sumber daya manusia yang handal
dalam bidang industri.
4. Struktur Organisasi PT. Delta Merin Dunia Textile III
Setiap organisasi membutuhkan individu – individu untuk
melaksanakan kegiatan operasionalnya. Individu – indivudu
tersebut perlu dikoordinasikan agar membentuk satu – kesatuan
yang secara bersama – sama mengarah pada tujuan yang telah
ditetapkan. Guna memudahkan pengkoordinasian maka suatu
organisasi perlu membuat struktur organisasi yang harus sesuai
dengan kondisi dan situasi dalam organisasi tersebut.
Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis
tentang tugas dan tanggungjawab serta hubungan antara bagian –
bagian dalam perusahaan. Dalam struktur organisasi dapat
diketahui wewenang dan tanggungjawab yang harus dipikul oleh
masing – masing personil yang memangku jabatan dalam sturktur
organisasi, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan
wewenang dan tanggungjawab.
Dengan adanya struktur organisasi diharapkan dapat
menciptakan hubungan kerjasama yang baik antara tugas satu
dengan yang lain dan dapat mengurangi dan mencegah timbulnya
keretakan dan kesimpangsiuran, sehingga kegiatan berlangsung
sesuai dengan yang diharapkan. Bentuk struktur organisasi PT.
Delta Merlin Dunia Textile III adalah fungsional, dimana direktur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
utama membawahi dan mengawasi langsung semua aktifitas
perusahaan
Berikut ini adalah struktur organisasi dari PT. Delta Merlin
Dunia Textile III :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dari struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan mengenai tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang ada di PT. Delta Merlin Dunia
Textile III adalah sebagai berikut :
a. Direktur
Tugas dan wewenangnya adalah :
1) Merencanakan dan menentukan kebijaksanaan dalam
memimpin perusahaan.
2) Mengurus dan bertanggungjawab atas kekayaan perusahaan.
3) Member otoritas terhadap dokumen – dokumen perusahaan.
b. Departemen Produksi
Tugas dan wewenangnya adalah :
1) Koordinator semua kepala regu di divisi produksi.
2) Bertanggungjawab kepada direktur atas seluruh proses
produksi.
3) Mencari gagasan dan inovasi untuk tujuan pencapaian tiga pas
(pas mutu, waktu, jumlah) dalam proses produksi.
4) Mencari gagasan dan inovasi untuk tujuan efisiensi dan
efektifitas proses produksi.
5) Menjaga ketersediaan sarana dan prasarana produksi.
c. Departemen Personalia
Tugas dan wewenangnya adalah :
1) Mengurusi masalah karyawan dan staff kantor.
2) Melakukan perekrutan dan pemberhentian karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d. Departemen Akuntansi
Tugas dan wewenangnya adalah :
1) Bertanggungjawab dan berwenang terhadap kegiatan keuangan
perusahaan.
2) Melaporkan hasil keuangan perusahaan.
e. Departemen Gudang
Tugas dan wewenangnya adalah :
1) Bertanggungjawab dan berwenang terhadap kegiatan di gudang
perusahaan.
2) Mengatur aliran barang di gudang.
3) Melaporkan jumlah barang di gudang.
f. PPIC (Production Planning and Inventory Control)
1) Coordinator administasi PPIC, gudang, dan Quality Control.
2) Bertanggungjawab kepada Kepala Produksi atas ketepatan
perhitungan waktu, kebutuhan bahan dan rencana proses
produksi.
3) Memutuskan kapan dan dimana melakukan outsourching.
4) Memberikan surat perintah kerja kepada seluruh bagian
produksi.
5) Membantu menjaga kualitas produk.
g. Kepala Bagian
Tugas dan wewenangnya adalah :
1) Bertanggungjawab dan berwenang terhadap kegiatan masing –
masing proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Menjaga dan melaporkan jumlah barang yang dihasilkan.
3) Menjaga stabilitas waktu masing – masing proses.
h. Kepala Regu Umum
Tugas dan wewenangnya adalah :
1) Koordinator sopir dan karyawan
2) Bertanggungjawab kepada Kepala Produksi atas seluruh
permasalahan kerumahtanggaan perusahaan.
3) Menjaga efisiensi dan efektifitas sarana dan prasarana
perusahaan.
4) Merawat gedung dan lingkungan sekitar perusahaan.
5) Merawat sarana dan prasarana perusahaan.
5. Aspek Tenaga Kerja
1. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang di PT. Delta Merlin Dunia Textile III
telah meenuhi ketentuan – ketentuan ketenagakerjaan yang
diatur Departemen RI, antara lain mengenai jam kerja, sistem
kompensasi jaminan sosial, dan lain – lain. Pengembangan
sumber daya mmanusia secara menyeluruh dilakukan
perusahaan guna mengoptimalkan kinerja sumber daya yang
ada dengan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan
untuk latihan dan pendidikan guna meningkatkan kemampuan.
Jumlah tenaga kerja PT. Delta Merlin Dunia Textile IIIini
berjumlah 1786 orang, dengan pengelompokkan terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Jumlah pekerja : 1786
Laki-laki : 559
Perempuan :1227
b. Rincian keberadaan pekerja
Tabel 3.1
Status karyawan PT. Delta Merlin Dunia Textile III
dari tingkat pendidikan dan jabatan
Tahun 2012
Jabatan/Divisi Pendidikan
Jumlah SD SMP SMA D3 S1
Manajer - - - - 1 1
Staff - - - 4 13 17
Persiapan - 40 260 7 - 307
Loom 50 200 816 10 - 1076
Inspect/
Folding - 60 174 - - 234
PU 30 60 61 - - 151
TOTAL 1786
Sumber : PT. Delta Merlin Dunia Textile III
2. Hari dan Jam Kerja
Dalam melaksanakan kegiatan produksi, penentuan
kebijakan mengenai hari dan jam kerja adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Untuk karyawan produksi masuk setiap hari, sedangkan
untuk staff kantor masuk hari senin sampai sabtu. Pembagian
hari dan jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Jam kerja staff kantor
Senin – Jumat : 08.00-16.00 WIB
Istirahat : 12.00-12.30 WIB
Sabtu : 08.00-13.00 WIB
Istirahat : Tanpa istirahat
b. Jam kerja karyawan produksi
Day shift : 07.00-15.00 WIB
Istirahat : 11.00-11.30 WIB
Shift 1 : 06.00-14.00 WIB
Istirahat : 10.00-10.30 WIB
Shift 2 : 14.00-22.00 WIB
Istirahat : 16.00-16.30 WIB
Shift 3 : 22.00-06.00 WIB
Istirahat : 02.00-02.30 WIB
Pada prinsipnya karyawan bekerja selama 8 jam, selebihya
dari 8 jam dihitung lembur. Waktu istirahat untuk setiap
bagian dan operator tidak sama, hal ini bertujuan untuk
menjaga agar produksi tetap jalan dan tidak berdesakan saat
istirahat di kantin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Sistem pengupahan
Manajemen PT. Delta Merlin Dunia Textile III menerapkan
sistem pengupahan sebagai berikut :
a. Upah bulanan
Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan setiap
bulanya. Upah ini diberikan kepada staff kantor dan
keamanan. Sedangkan untuk karyawan produksi upah
diberikan berdasarkan banyaknya hari kerja karyawan yang
bersangkutan sedangkan upah minimal kabupaten (UMK)
untuk kabupaten Karanganyar sebesar Rp.846.000,00 per
bulan.
b. Upah lemburan
Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan
produksi yang melakukan lembur yang perhitunganya
berdasarkan jam lembur.
c. Pemberian tunjangan
Selain upah tersebut diatas,karyawan juga mendapat
tunjangan sebagai berikut :
1) Tunjangan jabatan
2) Tunjangan hari raya (THR)
3) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
4) Tunjangan kecelakaan
5) Tunjangan kematian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
4. Fasilitas perusahaan
Perusahaan menyediakan berbagai fasilitas yang
dibutuhkan oleh karyawan,sehingga dapat meningkatkan
semangat dan kinerja karyawan. Fasilitas yang disediakan
antara lain :
a. Mushola
b. Kantin
c. Masker
d. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
e. Kamar Mandi
f. P3K ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
g. Puskesmas Kebakkramat ( Rujukan kecelakaan kerja)
5. Bidang produksi
a. Jenis produk
Kain Grey adalah jenis kain setengah jadi yang
diproduksi PT. Delta Merlin Dunia Textile III. Kain ini lalu
dibeli oleh pabrik lain yang sebelumnya melakukan
pemesanan terlebih dahulu (job order). Kain grey atau kain
setengah jadi kemudian diberi warna diberi berbagai
macam pola. Untuk pabrik garment,kain ini akan diolah
menjadi berbagai macam busana yang langsung siap
dipasarkan. Berbagai produk busana yang ada dipasaran
terbuat dari berbagai macam kain.Begitu juga pakaian
sehari-hari yang kita gunakan, bila diperhatikan jenis kain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
yang digunakan berbeda-beda. Macam kain yang
diproduksi PT. Delta Merlin Dunia Textile III antara lain
jenis Rayon, Tetron, Cotton dan lain-lain menurut
konstruksinya.
b. Bahan baku
Bahan baku yang dibutukan PT. Delta Merlin Dunia
Textile III adalah benang. Dari jenis-jenis kain yang
diproduksi,yang membuat berbeda dengan jenis-jenis kain
lainya adalah benang atau bahan baku dari kain itu sendiri.
Struktur kain dibedakan oleh komposisi benang pada jenis
kain yang sama. Benang-benag yang dipakai sebagai bahan
baku tidak dihasilkan sendiri,melainkan membeli dari para
supplier-supliernya. Dari berbagai supplier benang yang
melayani pembelian benang ke PT. Delta Merlin Dunia
Textile III sampai saat ini melakukan hubungan kerja yang
baik dengan perusahaan ini antara lain : PT. Sabatex , PT.
Agung Sejahtera, PT. Dunia Tex, PT. Sragen Abadi Tex
dan lain-lain. Seluruh supplier sebagian besar berdomisili
di sekitar Jawa Tengah, dengan demikian dari segi biaya
dan waktu pengantaran barang hal ini sangat efektif.
c. Mesin dan Peralatan Produksi
PT. Delta Merlin Dunia Textile III mempunyai
beberapa mesin produksi dengan perincian sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 3.2
Jumlah Mesin Produksi PT. Delta Merlin Dunia Textile III
Tahun 2012
Mesin Jumlah (unit)
Warping 5
Sizing 4
Cucuk 49
Pallet 108
Tying 1
Weaving 1112
Inspecting 58
Folding 3
Sumber : PT. Delta Merlin Dunia Textile III
6. Proses Produksi
Sistem produksi yang diterapkan PT. Delta Merlin Dunia
Textile III adalah sistem make to order, jadi semua hasil
produksi merupakan kesesuaian dengan spesifikasi yang
ditentukan oleh pemesan. Perancangan produk ditentukan oleh
pemesan, dan dilakukan oleh produsen, kedua belah pihak
memegang peran pada perancangan produk. Tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
perancangan produk mencakup perhitungan komposisi bahan
(benang), yang mengarah pada komposisi kain. Perhitungan
tersebut meliputi, jumlah boom yang naik untuk memenuhi
kapasitas pesanan, jumlah helai benang yang naik pada fase
warping, dan jumlah benang pakan yang dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Alur proses produksi kain grey:
Gambar 3.3
Alur Proses Produksi Kain Grey
PT. Delta Merlin Dunia Textile III
Benang
Lusi
Warping
Sizing
Kain Grey Cacat
Reparing
Cucuk
Tenun
Kain Grey
Inspecting
Kain Grey baik
(Sesuai standart)
Palet
Pakan
Folding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Urutan proses produksi PT. Delta Merlin Dunia Textile III
adalah sebagai berikut :
a. Proses Penghanian (Warping)
Proses ini merupakan bagian paling mendasar dari proses
penenunan benang menjadi kain. Benang yang dalam bentuk
gulungan cone ( cheese), akan digulung kedalam boom warping.
Dari hasil perancangan dapat diketahui banyaknya helau benang
yang dibutuhkan untuk membuat suatu konstruksi kain yang
sudah ditentukan.Dengan menggunakan mesin warping,
banyaknya cheese yang diletakan menetukan banyaknya helai
benang yang digulung dalam boom. Sedangkan banyaknya helai
benang akan menentukan struktur kain. Benang yang sudah
dinaikan pada mesin, kemudian dililitkan pada boom warping
dan ditarik. Penarikan dilakukan tidak boleh terlalu cepat,
karena dapat mengkusutkan benang yang satu dengan benang
lainya,bahkan bisa putus. Kualitas benang yang tidak baik pula
dapat menyebabkan benang tersebut mudah putus.
Mesin warping dilengkapi juga dengan detektor yang dapat
mengetahui letak benang yang putus. Pada jalur-jalur benang
diberi lampu dan sensor yang dapat mendeteksi ketegangan
benang. Apabila benang putus, sensor akan menenggapi dengan
menghentikan putaran mesin, dan lampu dimana benang itu
putus akan menyala, kemudian operator akan menyambungkan
benang yang putus, menarik benang hingga benang tersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
kembali dengan ketegangan yang dikehendaki dan kemudian
mesin dijalankan kembali.
Pada mesin warping terdapat counter yang memberikan
data panjang benang yang sudah tergulung pada boom warping.
Dalam satu boom warping panjang benang yang dapat ditarik
umumnya sepajang 2000 m. setelah mencapai 2000 m, boom
pada mesin tersebut harus segera diganti dengan boom kosong.
Boom yang sudah terisi dengan gulungan benang kemudian
masuk ke dalam buffer storage untuk mengantri pada proses
sizing.
b. Proses penganjian (Sizing)
Prinisp kerja dari proses penganjian (sizing) adalah
memberikan larutan kanji pada benang yang sudah tergulung
pada boom warping. Tujuanya adalah untuk meningkatkan
kualitas kekuatan benang agar kuat dengan tekanan gesekan dan
hentakan pada proses tenun dan tidak mudah putus saat ditenun.
Sejumlah boom warping yang akan naik ditarik datu persatu
pada kedalam mesin sizing, dan semuanya kemudian digulung
dalam satu boom tenun. Didalam mesin sizing, dialirkan larutan
kanji yang telah dimasak bersamaan dengan bahan-bahan lainya.
Campuran tersebut terdiri dari air, tepung tapioca, PVA,
NA08, dan NA50, yang kemudian dididihkan bersama dalam
mixer. Melalui pipa-pipa yang dihubungkan kedalam mesin
sizing, larutan tersebut kemudian dialirkan pada benang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
telah ditarik. Dalam proses ini hal yang perlu diperhatikan
antara lain, ketegangan benang, kekentalan cairan, seta suhu
larutan itu sendiri. Melalui sebuah blower, benang yang sudah
dialirkan kedalam larutan kanji kemudian dikeringkan kembali
dan kemudian digulung ke dalam boom tenun. Setelah boom
tenun penuh dengan benang hasil proses sizing, maka boom siap
diturunkan dan masuk kedalam proses cucuk.
c. Proses Cucuk (Drawing-in)
Proses memasukkan helai – helai benang ke lubang–lubang
dropper, gun, sisir dalam menyiapkan susunan anyaman yang
dipadukan dengan sistem kerja kamran di mesin tenun untuk
mendapatkan jenis anyaman yang direncanakan.
d. Proses Pallet
Bahan baku yang berupa benang dibagi menjadi 2
berdasarkan arah tenunnya, yaitu lusi dan pakan. Untuk benang
lusi diproses melelui proses warping, sizing dan cucuk, baru
kenudian masuk proses tenun. Untuk benang pakan yang
diumpamakan pada benang lusi pada saat ditenun, sebelumnya
harus digulung pada sebuah batang palet. Benang yang digulung
kedalam pallet adalah benang sisa proses warping yang masih
dalam bentuk cones (cheese). Proses ini dilakukan karena pada
proses tenun dengan mesin shuttle, benang pakan dimasukan
pasa suatu selongsong dimana berisi gulungan benang pada
pallet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
e. ProsesTenun (Loom)
Proses tenun (loom) adalah menyilangkan antara benang
pakan dengan benang lusi. Untuk setiap kostruksi kain yan akan
diproduksi, jenis benang lusi dan benang pakanya terbuat dari
bahan yang sama. Proses warping di PT. Delta Merlin Dunia
Textile IIImenggunakan mesin shuttle , dimana benang pakan
yang akan disilangkan digulung dan dimasukan pada suatu
selongsong pallet yang diisi pada mesin. Gulungan benang ini
akan ditarik dan disilangkan sepanjang lebar kain.
f. Proses Pemeriksaan (Inspecting)
Inspecting adalah salah satu pengendalian kualitas yang
dilakukan oleh pihak perusahaan dengan tujuan meminimkan
produk yang rusak. Proses inspecting dilakukan dengan
memeriksa dan memperbaiki kain – kain yang dihasilkan pada
proses weaving atau tenun supaya layak untuk dijual. Tindakan
perbaikan tersebut antara lain memotong benang – benang yang
tidak tertata rapi, memperbaiki benang yang rusak, dan
memebersihkan kain.
Cara mengecek kain pada mesin inspecting yaitu, kain
dilewatkan pada meja kaca, dimana pada bagian bawah kaca
diberi lampu penerangan guna melihat kecacatan atau kerusakan
pada kain, selanjutnya dilakukan perbaikan.
Seorang operator menangani satu boom kain untuk
diperiksa.Alat – alat yang digunakan yaitu, gunting, tusuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kawat, jarum, kain, dan cairan pembersih dapat berupa air atau
tiner tergantung dari zat pengotornya. Kotoran biasanya berupa
tetesan oli, cat, debu.
Proses pemeriksaan kain hasil proses tenun yang bertujuan
untuk memperbaiki cacat-cacat minor, menentukan grade dan
mengklarifikasinya.
g. Proses Pelipatan (Folding)
Proses terakhir yaitu folding atau melipat kain. Pada proses
ini kain diukur panjangnya dan ditimbang untuk memenuhi
spesifikasi yang diminta. Kain dilipat dengan kain 1 meter,
sambil dihitung berapa panjang kain tersebut.Lalu kain
ditimbang untuk mengetahui kesesuaian antara panjang dan
berat kain.
Kain yang lolos inspecting dinaikkan kesebuah meja dan
ujungnya disangkutkan pada lengan mesin. Lalu lengan mesin
akan menarik kain dan memindahkan ke meja yang lain dalam
bentuk lipatan sepanjang satu meter. Mengemas produk dengan
ukuran yang seminim mungkin tanpa merusak produk dan
memudahkan konsumen pada saat bongkar muat, sehingga
ruangan dan biaya penyimpanan yang diperlukan akan semakin
kecil.
Proses melipat kain yang telah diinspect agar kain rapi dan
mempermudah proses packing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
7. Aspek Pemasaran
Kain yang dihasilkan oleh PT. Delta Merlin Dunia Textile
III selanjutnya akan dijual kepada pemesan perusahaan
lain,perusahaan-perusahaan anak cabang dari PT. Dunia
Textile, dan para pemesan dari luar negeri.
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja merupakan bentuk kegiatan penunjang
perkuliahan diluar kampus yang berorientasi pada dunia nyata
(dunia kerja), yang merupakan penerapan dari teori-teori yang
dipelajari selama masa perkuliahan. Magang kerja merupakan
kegiatan yang dilaksanakan mahaiswa secara berkelompok dengan
terjun langsung ke masyarakat maupun instansi pemerintah atau
swasta, koperasi, UKM (Usaha Kecil Menengah) dan kelompok
masyarakat umum.
Sebelum pelaksanaan magang kerja, mahasiswa terlebih
dahulu dibekali dengan berbagai ketrampilan dan pengetahuan
praktis, disamping keahian yang dimilik masing-masin. Dengan
demikian diharapkan mahasiswa memperoleh dan mempunyai
kemampuan untuk ikut serta memecahkan masalah yang dihadapi
oleh obyek magang kerja atau memberikan saran dan solusi kepada
perusahaan obyek magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Tujuan Magang Kerja
a. Mahasiswa dapat lebih mendalami dan menguasai materi-
materi perkuliahan.
b. Mendapatkan pengalaman lansung dan pengetahuan tentang
aktivitas dalam dunia kerja.
c. Diharapkan setelah lulus mahasiswa dapat lebih mengetahui
dan memahami permasalahan yang timbul serta memberikan
alternatif pemecahan masalah tersebut di dalam dunia usaha.
3. Manfaat Magang Kerja
a. Bagi Mahasiswa
1) Dapat mengetahui secara jelas bagaimana proses produksi
atau kegiatan yang terjadi pada obyek penelitian.
2) Dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat industri untuk mencoba mencari solusinya.
3) Dapat menerapkan materi-materi yang diperoleh selama
perkuliahan di dalam dunia kerja
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian nantinya diharapkan dapat digunakan
perusahaan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi sehingga
perusahaan dapat mengambil kebijakan yang lebih baik serta
pengambilan keputusan mengenai penggunaan analisis network
dalam proses produksi untuk memperkirakan waktu
penyelesaian produk secara efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c. Bagi Perguruan Tinggi
1) Terjalin hubungan kerjasama yang baik dengan perusahaan
yang ditempati untuk kegiatan magang.
2) Dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang diserap
mahasiswa selama proses perkuliahan.
3) Sebagai bahan evaluasi dibidang akademik.
4. Lokasi dan Waktu Magang Kerja
a. Lokasi Magang Kerja
Magang kerja dilaksanakan di PT. Delta Merlin Dunia
Textile III yang beralamatkan di Jl. Solo – Sragen Km. 12
Kebakkramat Karanganyar.
b. Penempatan Magang Kerja
Penempatan magang kerja pada departeman weaving
khususnya unit shuttle PT. Delta Merlin Dunia Textile III dan
dilakukan rotasi pada setiap minggunya untuk melakukan
pengamatan langsung pada setiap proses-proses produksi.
c. Jangka Waktu Magang Kerja
Pelaksanaan magang selama satu bulan terhitung mulai
tanggal 14 februari - 13 Maret 2012.
d. Pelaksana Magang Kerja
1) Pada saat pelaksanaan magang kerja mahasiswa diwajibkan
memakai pakaian rapi dan sopan, yaitu kemeja, celana
halus dan bersepatu.
2) Kegiatan magang kerja dimulai pukul 08.00 – 14.00 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3) Kegiatan yang penulis lakukan selama kegiatan magang
telah diatur oleh pembimbing magang perusahaan.
Adapun kegiatan yang penulis lakukan selama satu
bulan magang adalah sebagai berikut :
1) Minggu Pertama
Kegiatan yang dilakukan pada minggu pertama ini
mendapatkan penjelasan singkat tentang seluruh proses
produksi pembuatan kain grey dan pengenalan seluruh
staff produksi unit shuttle. Selanjutnya penulis diberi
penjelasan tenteng proses yang pertama yaitu persiapan,
yang didalamnya meliputi proses penghanian (warping)
dan proses penganjian (sizing). Penulis dapat langsung
mengamati proses produksi dan melakukan proses
dokumentasi serta wawancara dengan pembimbing
magang ataupun karyawan.
2) Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan pada minggu kedua adalah
melanjutkan melakukan pengamatan langsung pada
proses persiapan, namun dilanjutkan pada sub proses
selanjutnya yakni proses pallet, proses pencucukan
(drawing-in) dan proses penyambungan(tying).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3) Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan pada minggu ketiga adalah
melakukan pengamatan langsung pada proses yang
paling vital dalam pembuatan kain grey yaitu proses
tenun (Loom). Pada pengamatan kali ini penulis
diwajibkan memakai alat pelindung diri, antara lain
meliputi Masker dan Earplug. Hal ini dilakukan tidak
lain untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dikarenakan pada proses tenun menghasilkan Afval
yang berterbangan yang jika terhirup akan menggangu
pernapasan serta suara yang dihasilkan oleh mesin
tenun sangat keras dapat menggangu pendengaran kita
jika tidak menggunakan peralatan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja).
4) Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan pada minggu keempat
adalah melakukan pengamatan langsung pada proses
yang terakhir yaitu proses inspecting dan pelipatan
(folding). Penulis juga diberikan kesempatan untuk
melihat proses produksi pembuatan kain grey pada unit
AJL ( Air Jet Loom) yang lokasinya bersebelahan
dengan unit shuttle. Setelah proses pengamatan selesai
penulis meminta data kepada perusahaan sebagai bahan
penulisan Tugas Akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dengan adanya kegiatan magang kerja yang telah
dilakukan oleh penulis diharapkan dapat menambah
pengalaman dalam menghadapi dunia kerja.
C. Pembahasan Masalah
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk melakukan proses
produksi secara efektif dan efisien, karena hal tersebut dapat
menghemat waktu serta pengangguran sumber daya baik bahan baku
maupun tenaga kerja. Semakin cepat waktu yang digunakan untuk
memproduksi kain grey pada PT. Delta Merlin Dunia Textile III, maka
perusahaan akan dapat menghasilkan jumlah produk yang lebih
banyak. Perusahaan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan
pesanan dari konsumen dalam waktu yang tepat.
Kegiatan penelitian terhadap suatu obyek perlu dilakukan
tindakan–tindakan analisis data terhadap data yang telah diperoleh
peniliti. Untuk dapat memberikan jawaban atas penelitian serta
argumentasi pada PT. Delta Merlin Dunia Textile III, peneliti dapat
menggunakan salah satu alat analisis yang tepat serta menghasilkan
perhitungan yang akurat yang dapat membantu dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan kebijakan – kebijakan terhadap data yang
diperoleh dalam melakukan penelitian. Pengambilan keputusan yang
tepat dan cepat adalah hal yang sangat diperlukan untuk
melangsungkan proses produksi, khususnya pada PT. Delta Merlin
Dunia Textile III yang memproduksi kain grey secara continue ataupun
secara job ordering yang harus selalu dapat mengambil keputusan –
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
keputusan yang tepat, yang bermanfaat bagi perusahaan maupun
konsumen. Maka teknik yang akan digunakan dalam menganalisa
waktu adalah analisis network, metode ini sangat membantu dalam
proses perencanaan dan penjadwalan supaya diperoleh waktu yang
lebih efektif.
1. Outing proses produksi
Yaitu semua kegiatan yang ada dalam proses produksi dan
ditentukan, sehingga dapat diketahui kegiatan yang harus
diselesaikan sebelum kegiatan lain dapat dimulai. Dengan
demikian maka dapat diketahui hubungan ketergantungan antar
kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 3.3
Jenis dan Urutan Proses Produksi Kain Grey
PT. Delta Merlin Dunia Textile III
NO AKTIVITAS SIMBOL
KEGIATAN
KEGIATAN YANG
MENDAHULUI
1 Warping A -
2 Sizing B A
3 Cucuk C B
4 Pallet D -
5 Weaving E C , D
6 Inspecting F E
7 Folding G F
Sumber : Data primer yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 3.4
Waktu Normal Kegiatan Proses Produksi Kain Grey
PT. Delta Merlin Dunia Textile III
NO AKTIVITAS SIMBOL
KEGIATAN
WAKTU
(JAM)
1 Warping A 15,4
2 Sizing B 21,5
3 Cucuk C 7,5
4 Pallet D 3,2
5 Weaving E 286
6 Inspecting F 155,8
7 Folding G 8
Sumber : Data Primer yang diolah
2. Perkiraan waktu kegiatan
Penentuan perkiraan waktu untuk masing-masing kegiatan
dengan tepat tidaklah mudah untuk dilakukan, oleh sebab itu
faktor-faktor ketidakpastian harus diperhitungkan, sehingga
akan menghasilkan waktu kegiatan yang tepat. Untuk
membantu menentukan waktu masing-masing kegiatan dapat
menggunakan suatu alat analisis, yaitu dengan metode PERT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Metode ini didasarkan pada tiga etimasi waktu, yaitu waktu
optimis, waktu realistis dan waktu pesimis. Berdasarkan
metode tersebut dapat diketahui perhitungan waktu sebagai
berikut :
Tabel 3.5
Perkiraan Waktu Penyelesain Masing – Masing Pekerjaan
Proses Produksi Kain Grey PT. Delta Merlin Dunia Textile III
NO AKTIVITAS a
(waktu optimis)
(jam)
m
(waktu pesimis)
(jam)
b
(waktu realistis)
(jam)
1 Warping 14,8 15,4 17,3
2 Sizing 20 21,5 23
3 Cucuk 7 7,5 8
4 Pallet 2,9 3,2 3,5
5 Weaving 270 286 306
6 Inspecting 133,3 155,8 157
7 Folding 7,5 8 8,5
Sumber : PT. Delta Merlin Dunia Textile III
Setelah data mengenai tiga etimasi waktu diperoleh maka
hal lain yang perlu diperhatikan adalah total waktu (Expected
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Time) yangdilambangkan dengan simbol ET. Perhitungan
durasi waktu yang diharapkan untuk pengerjaan sebuah
aktivitas menggunakan rumus sebagai berikut :
6)(4 bma
ET++
=
Dimana :
ET =Waktu kegiatan bila berjalan sesuai yang
diharapkan
a =Waktu optimis, waktu kegiatan bila semua
berjalan dengan baik
b =Waktu pesimis, waktu bila terjadi hambatan
m =Waktu realistis, waktu kegiatan terjadi bila
dalam kondisi normal.
Adapun perhitungan perkiraan waktu penyelesaian aktivitas
(ET) masing – masing kegiatan adalah sebagai berikut:
6,156
17)4,15(48,14A ET =
++=
5,216
23)5,21(420B ET =
++=
5,76
8)5,7(47C ET =
++=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2,36
5,3)2,3(49,2D ET =
++=
6,2866
306)286(4270E ET =
++=
25,1526
157)8,155(43,133F ET =
++=
86
5,8)8(45,7G ET =
++=
Dari hasil perhitungan di atas telah diperoleh mengenai
perkiraan waktu masing–masing kegiatan. Hasil tersebut
kemudian menjadi waktu suatu pekerjaan dan akan digunakan
untuk menentukan jalur kritis. Berikut adalah data PERT
(Program Evaluation and Review Techique) proses produksi
kain grey.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 3.6
Data Perhitungan PERT Untuk Proses Produksi Kain Grey
PT. Delta Merlin Dunia Textile III
NO AKTIVITAS a
(jam)
m
(jam)
b
(jam)
ET
(jam)
1 Warping 14,8 15,4 17,3 15,6
2 Sizing 20 21,5 23 21,5
3 Cucuk 7 7,5 8 7,5
4 Pallet 2,9 3,2 3,5 3,2
5 Weaving 270 286 306 286,6
6 Inspecting 133,3 155,8 157 152,25
7 Folding 7,5 8 8,5 8
Sumber : Data primer yang diolah
3. Identifikasi jalur kritis menggunakan metode CPM
Setelah diketahui urutan proses serta waktu yang diperlukan
untuk setiap kegiatan dalam proses produksi, maka dapat
diperoleh diagram jaringan kerja (network). Berikut adalah
diagram Network proses produksi kain grey pada PT. Delta
Merlin Dunia Textile III :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
B
21,5
A 15,6 C 7,5
D E F G
3,2 286,6 152,25 8
Gambar 3.4
Diagram network proses produksi kain grey
PT. Delta Merlin Dunia Textile III
Dari gambar diagram 3.4 dapat dihitung waktu kegiatan
yang akan selesai paling awal dan yang akan selesai paling
lambat. Dari data waktu tersebut akan diperoleh kegiatan mana
saja yang merupakan jalur kritis. Jika melihat diagram jaringan
kerja di atas diperoleh dua jalur, yaitu :
a. A-B-C-E-F-G
b. -D-E-F-G
Dengan menggunakan metode CPM akan dapat diketahui
jalur manakah yang merupakan jalur kritis. Dengan data
mengenai urutan kejadian serta waktu yang diperlukan untuk
setiap proses produksi maka akan diketahui waktu mulai paling
1 4
2 3
5 6 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
awal suatu kegiatan (ES), waktu paling awal suatu kegiatan
dapat selesai (EF), waktu paling akhir suatu kegiatan dapat
dimulai (LS) dan waktu akhir suatu kegiatan dapat selesai (LF)
dengan rumus sebagai berikut :
ES = Max {EF semua pendahulu langsung}
EF = ES + t
LF = Min{LS dari seluruh aktivitas yang langsung
mengikutinya}
LS = LF – waktu aktivitas
S = LS – ES / LF – EF
Adapun perhitungan ES dan EF sebagai berikut :
1) Kegiatan A estimasi waktunya = 15,62
maka ES = 0 dan EF = 0 + 15,62 = 15,62
2) Kegiatan B estimasi waktunya = 21,5
maka ES = 15,62 dan EF = 15,62 + 21,5 = 37,12
3) Kegiatan C estimasi waktunya = 7,5
maka ES = 37,12 dan EF = 37,12 + 7,5 = 44,62
4) Kegiatan D estimasi waktunya = 3,2
maka ES = 0 dan EF = 0 + 3,2 = 3,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
5) Kegiatan E estimasi waktunya = 286,67
maka ES = 44,62 dan EF = 44,62 + 286,67 = 331,28
6) Kegiatan F estimasi waktunya = 152,25
maka ES = 331,28 dan EF = 331,28 + 152,25 = 483,53
7) Kegiatan G estimasi waktunya = 8
maka ES = 483,53 dan EF = 483,53 + 8 = 491,53
Adapun perhitungan ES dan EF sebagai berikut :
1) Kegiatan A estimasi waktunya = 15,62
maka LF = 15,62 dan LS = 15,62 - 15,62 = 0
2) Kegiatan B estimasi waktunya = 21,5
maka LF = 37,12 dan LS = 37,12 - 21,5 = 15,62
3) Kegiatan C estimasi waktunya = 7,5
maka LF = 44,62 dan LS = 44,62 - 7,5 = 37,12
4) Kegiatan D estimasi waktunya = 3,2
maka LF = 44,62 dan LS = 44,62 - 3,2 = 41,42
5) Kegiatan E estimasi waktunya = 286,67
maka LF = 331,28 dan LS = 331,28 - 286,67 = 44,62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
6) Kegiatan F estimasi waktunya = 152,25
maka LF = 483,53 dan LS = 483,53 - 152,25= 331,28
7) Kegiatan G estimasi waktunya = 8
maka LF = 491,53 dan LS = 491,53 – 8 = 483,53
Tabel 3.7
Data Perhitungan CPM Untuk Proses Produksi Kain Grey
PT. Delta Merlin Dunia Textile III
NO AKTIVITAS SIMBOL Estimasi
waktu
ES EF LS LF Slack
1 Warping A 15,6 0 15,62 0 15,62 0
2 Sizing B 21,5 15,62 37,12 15,62 37,12 0
3 Cucuk C 7,5 37,12 44,62 37,12 44,62 0
4 Pallet D 3,2 0 3,2 41,42 44,62 41,42
5 Weaving E 286,6 44,62 331,28 44,62 331,28 0
6 Inspecting F 152,25 331,28 483,53 331,28 483,53 0
7 Folding G 8 483,53 491,53 483,53 491,53 0
Sumber : Data primer yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
B
21,5
A 15,6 C 7,5
D E F G
3,2 286,6 152,25 8
Keterangan :
: Jalur Kritis
: Bukan Jalur Kritis
Gambar 3.5
Diagram Jalur Kritis
PT. Delta Merlin Dunia Textile III
Dari hasil tabel 3.7 perhitungan data dapat diketahui yang
merupakan jalur kritis pada proses produksi kain grey PT.
Delta Merlin Dunia Textile III adalah jalur A-B-C-E-F-G,
dengan waktu penyelesaian 15,6+21,5+7,5+286,6+152,25+8=
491,45 jam. Sedangkan pada jalur D-E-F-G, hanya memiliki
waktu penyelesaian 3,2+286,6+152,25+8= 450,05 jam. Dalam
standar waktu normal produksi PT. Delta Merlin Dunia Textile
III menjadwalkan waktu produksi kain grey selama
1 4
2 3
5 6 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
15,4+21,5+7,5+3,2+286+155,8+8= 497,4 jam. Waktu tersebut
merupakan waktu normal (waktu realistis) pada departemen
weaving.
Dengan menggunakan analisis network, kegiatan produksi
pada departemen weaving dapat diselesaikan dalam waktu yang
relatif lebih cepat menjadi 15,6+21,5+7,5+286,6+152,25+8=
491,45 jam. Waktu tersebut lebih cepat 5,95 dari waktu standar
produksi pada perusahaan, didapat dari 497,4 – 491,45 = 5,95
jam. Hal ini dikarenakan pada jalur kritis waktu kegiatan D
tidak diperhitungkan karena kegiatan D dilakukan secara
bersamaan dengan kegiatan A-B-C yang memiliki waktu proses
lebih panjang, sehinga waktu yang dipakai atau dihitung adalah
waktu dari kegiatan A-B-C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan pembahasan mengenai analisis network
pada proses produksi kain grey pada departemen weaving PT. Delta
Merlin Dunia Textile III, dapat diperoleh beberapa kesimpulan:
1. Dengan menggunakan analisis network yaitu metode PERT dan
CPM dapat diketahui mengenai urutan pekerjaan proses produksi
kain grey. Urutan kegiatan dalam melaksanakan proses produksi
kain grey pada departemen weaving yaitu, kegiatan warping (A),
sizing (B), drawing - in (C), pallet (D), tenun (E), inspecting (F),
dan folding (G).
2. Waktu yang ditargetkan perusahaan selama proses produksi dalam
memenuhi pesanan kain grey membutuhkan 497,4 jam. Waktu
tersebut merupakan waktu normal yang digunakan perusahaan
dalam berproduksi untuk dapat memenuhi pesanan. Dengan
menggunakan analisis network, waktu kerja departemen weaving
menjadi 491,45 jam. Yang relatif lebih cepat dari waktu standar
yang ditentukan oleh perusahaan.
3. Perhitungan dengan menggunakan metode PERT dapat
menghasilkan waktu yang diperkirakan (Expected Time) yang
kemudian digunakan sebagai waku dalam metode CPM untuk
menentukan jalur kritis. Jalur kritis. Jalur kritis yang diperoleh
yaitu jalur A-B-C-E-F-G dengan waktu 491,45 jam. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
adanya sisa waktu 5,95 jam dari hasil perhitungan menggunakan
jalur kritis dapat dipergunakan untuk mengoptimalkan proses
produksi.
B. Saran
Setelah melakukan observasi selama satu bulan di PT. Delta Merlin
Dunia Textile III, diketahui bahwa perusahaan belum menggunakan suatu
metode untuk merencanakan serta mengawasi proses produksi pembuatan
kain grey pada departemen weaving. Perusahaan membutuhkan waktu
497,4 jam untuk memproduksi 27.000 meter benang. Dari data yang
diperoleh penulis bermaksud memberikan saran pada PT. Delta Merlin
Dunia Textile III:
1. Tim manajemen departemen weaving perusahaan diharapkan
mulai menggunakan metode untuk menganalisa jaringan kerja
proses produksi kain grey, dengan menggunakan metode PERT
dan CPM supaya dalam perencanaan dan pengawasan dapat
dilakukan dengan tepat. Selain itu juga bisa memperoleh
waktu yang lebih efisien setiap kali berproduksi.
2. Melakukan pengawasan yang lebih rutin pada setiap kegiatan
atau aktivitas di departemen weaving, karena hal ini dapat
maminimalkan tingkat kerusakan produk serta meningkatkan
produktivitas. Pengawasan bisa dilakukan pada kualitas bahan
yang digunakan, kinerja karyawan.
3. Selalu melakukan cheking pada mesin – mesin atau alat – alat
yang digunakan dalam proses produksi kain grey, serta perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dilakukan service secara rutin. Walaupun mesin yang dimiliki
sudah lama namun kondisi mesin masih tetap bagus, dan untuk
mesin tenun lebih apabila dilakukan pembersihan dari debu –
debu kapas yang banyak menempel pada body mesin agar
semakin memperlancar kinerja mesin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Top Related