AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DIAJUKAN OLEH
MOCH. FAHRIZAL ANANI
NIM: 041013170
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
AKTJNTANSI ST]MBER DAYA MAIruSIA PADA INDUSTRI SEPAKBOLA
DIAJT'KAI\I OLEHMOCII. FAHRIZAL ANAI\I
IttIM:041013170
- ,: a,l
TELAH DISETUJUI DANI DITERIMA DENGAI\I BAIK OLEH::-
DOSEN PEMBIMBING,:
(knr. ARnrANTo. sE. M.sL. Arc. cA. TANGGAL .. le47z"r
KETUA PROGRAM STUDI
]+
2z/2//'/ z -2nl\
Drs. AGUS WII)ODO M. M..Si.. Alc. CMA. TAI\IGGAL ..
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
PER}IYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya, (Moch. Fahrizal Anani, 041013 I 70), menyatakan bahwa:
1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, danbukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukanmerupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya oranglain. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk men&patkan gelar akademikbaik di Universitas Airlanggq maupun di perguruan tinggr lainnya.
2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis ataudipublikasikan orang [ain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkansebagai acuan dengan disebutkan rurma pengarang dan dicantumkan dalamdaftax kepustakaan.
3. Pemyataan ini saya buat sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hariterdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
sirya bdsedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yangdiperoleh karena karya tulis skripsi ini, serta sanksi-sanksi lainnya sesuaidenganirorma dan peraturan yang berlaku di Universitas Airlangga.
NIM:041013170
-=
111
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena hanya dengan
berkah, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Industri Sepak Bola”.
Skripsi ini disusun dalam upaya memenuhi sebagian persyaratan untuk
mencapai derajat Sarjana Strata-1. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan juga pihak-pihak yang
berkepentingan serta dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
akuntansi.
Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta kerja
sama banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penulisan skripsi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., Msc., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
2. Dr. Ardianto, SE, M.Si., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, nasihat, petunjuk serta arahan baik sejak awal penulisan hingga
penyelesaian skripsi ini.
3. Drs. Agus Widodo Mardijuwono, M.,Si., Ak., CMA., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
v
4. Novrys Suhardianto, S.E., Ak., selaku Dosen Wali yang mendukung penulis
selama menjalankan studi di Universitas Airlangga.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga, yang telah memberikan bantuan dan bimbingan
selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga.
6. Kedua orang tua penulis, Ayah Sandiko, M.Pd., dan Ibu Riyani atas segala
kasih sayang, perhatian, pengertian, bantuan, semangat, dukungan dan doa
yang tiada henti selama ini.
7. Adik penulis, Akhmad Haydar Alfarizqi, juga seluruh saudara penulis, atas
doa dan dukungan serta hiburan yang telah diberikan.
8. Sahabat dekat, teman curhat dan teman hidup, Dewi Agustina, atas doa,
bantuan pikiran dan tenaga serta dukungan moril kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat penulis sejak di SMPN 26 Surabaya: Adit, Edgar, Nurdin,
Nashirin, Harun, Hantono, Volita, Dindut, Adinda; sahabat-sahabat penulis
sejak di SMAN 6 Surabaya: Boim, Bombom, Cecep, Aji, Pras, Topan, Augas,
Ali; sahabat-sahabat penulis di Universitas Airlangga: warga Aks1 2010, arek
kontrakan, arek begundal. Nomor siji rek!; sahabat-sahabat UKM Bola Voli
UNAIR; terima kasih atas tawa, dukungan dan semangat yang diberikan
kepada penulis.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
vi
10. Kerabat dan teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu
dalam kesempatan ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang tidak
disengaja. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dari
pembaca, sehingga penulisan karya ilmiah ini menjadi bermanfaat bagi kita
semua.
Surabaya, 24 Januari 2015
Moch. Fahrizal Anani
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi terhadappemain sepak bola sebagai sumber daya manusia yang dimiliki oleh klub sepakbola yang berkompetisi di Liga Inggris. Pemain sepak bola merupakan asetpenting bagi klub dalam mencapai tujuannya berprestasi baik di tingkat regionalmaupun dunia. Maka dari itu, pemain sepak bola harus diukur dan dilaporkandalam laporan keuangan klub agar laporan keuangan klub menjadi kredibel sertaakuntabel. Sampel yang dipilih merupakan empat klub yang berkompetisi di LigaInggris yaitu Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United. Denganmenggunakan konten analisis melalui jurnal ilmiah yang membahas akuntansipemain sepak bola dan laporan keuangan yang dilaporkan klub tiap akhir musim,diketahui bahwa keempat klub tersebut melaporkan pemain yang dimilikinyasebagai aset tidak berwujud dalam pos player’s registration. Meskipun masihbanyak terjadi perdebatan, tetapi karakteristik dari pemain sepak bola dapatdikategorikan sebagai aset tidak berwujud jika dilihat dari IAS 38 dan FRS 10yang menjadi acuan pencatatan di Inggris. Hampir seluruh klub besar di daratanEropa melaporkan pemainnya sebagai aset tidak berwujud daripadamembebankan ke pos biaya.
Kata Kunci: Akuntansi Sumber Daya Manusia, Pemain Sepak Bola, Aset TidakBerwujud
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
viii
ABSTRACT
This study aims to determine the accounting treatment of football playersas human resources owned by the football club competing in the Premier League.Football players is an important asset for the club to do well in achieving itsobjectives in the region and the world. Therefore, football players should bemeasured and reported in the financial statements of the club so that the club'sfinancial statements to be credible and accountable. The selected sample is fourclubs competing in the Premier League is Arsenal, Everton, Manchester Unitedand West Ham United. By using content analysis through scientific journals thatdiscuss football players accounting and financial statements are reported to theclub each end of the season, it is known that the club's fourth report of its playeras an intangible asset in a post player's registration. Although there are still a lot ofdebate, but the characteristics of football players can be categorized as intangibleassets when viewed from IAS 38 and FRS 10 is the reference recording in the UK.Almost all the big clubs in mainland Europe to report players as intangible assetsrather than charge to the cost center.
Keywords: Human Resources Accounting, Football Player, Intangible Assets
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Persetujuan Skripsi ........................................................................... ii
Pernyataan Orisinalitas Skripsi ........................................................................ iii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Abstrak ............................................................................................................. vii
Abstract ............................................................................................................ viii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xii
Daftar Gambar.................................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
1.5 Sistematika Skripsi ........................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ................................................................................ 11
2.2. Akuntansi Sumber Daya Manusia ................................................... 11
2.2.1. Sejarah Akuntansi Sumber Daya Manusia ............................ 11
2.2.2. Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia ....................... 13
2.2.3. Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia............................. 15
2.2.4. Metode Pengukuran Akuntansi Sumber Daya Manusia........ 16
2.3. Human Capital ................................................................................ 18
2.4. Penyajian Laporan Keuangan .......................................................... 20
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
x
2.5. Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola .............................................. 22
2.5.1 Pengakuan Pemain Sepak Bola sebagai Aktiva Tak
Berwujud ............................................................................... 24
2.5.2. Pengukuran Kapitalisasi Pemain Sepak Bola sebagai
Aktiva .................................................................................... 28
2.5.3. Amortisasi dan Revaluasi Pemain Sepak Bola...................... 30
2.5.4. Penghentian (Retirement) dan Pelepasan Pemain Sepak
Bola........................................................................................ 31
2.5.5. Pengungkapan Pemain Sepak Bola ....................................... 32
2.6. Penelitian Sebelumnya..................................................................... 33
2.7. Kerangka Konseptual....................................................................... 35
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian...................................................................... 37
3.2. Jenis dan Sumber Data..................................................................... 39
3.2.1. Profil Subjek Penelitian......................................................... 40
3.2.1.1. Arsenal ...................................................................... 40
3.2.1.2. Everton ...................................................................... 42
3.2.1.3. Manchester United .................................................... 44
3.2.1.4. West Ham United...................................................... 45
3.3. Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 47
3.4. Teknik Analisis Data ....................................................................... 48
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................. 49
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 50
4.2.1. Konsep dan Pengukuran Human Capital dalam Akuntansi
Sumber Daya Manusia........................................................... 50
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
xi
4.2.2. Pemain Sepak Bola sebagai Human Capital dalam Industri
Sepak Bola............................................................................. 52
4.2.3. Karakteristik Pemain Sepak Bola sebagai Aset..................... 56
4.3. Hasil Penelitian................................................................................ 61
4.3.1. Kebijakan Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola................... 61
4.3.2. Pengakuan Pemain Sepak Bola sebagai Aktiva .................... 62
4.3.3. Pengukuran dan Penilaian Pemain Sepak Bola ..................... 63
4.3.4. Pelepasan Pemain Sepak Bola............................................... 64
4.3.5. Pengungkapan Pemain Sepak Bola ....................................... 65
4.4. Industri Sepak Bola di Indonesia..................................................... 65
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 68
5.2. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 70
5.3. Saran ................................................................................................ 71
Daftar Pustaka
Lampiran
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Data yang Diteliti ................................................................. 39
Tabel 3.2 Daftar Subjek Penelitian .................................................................. 47
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Bagian Sumber Daya Manusia ......................................... 16
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ................................................................... 36
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap penelitian memiliki titik pemicu tersendiri sehingga satu objek
penelitian menjadi menarik untuk diteliti. Bab ini memberikan informasi
mengenai mengapa penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengukuran dan
pelaporan pemain sepak bola sebagai human capital dalam laporan keuangan klub
sepak bola. Kemudian, peneliti menampilkan rumusan masalah, dimana fokus
penelitian merujuk pada perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola. Pada
bagian brikutnya tujuan dan manfaat penelitian diberikan sebelum sistematika
penulisan laporan penelitian di akhir bab ini.
1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian tujuan suatu entitas bisnis. Manusia
menjadi sumber daya yang sangat penting bagi terlaksananya kegiatan usaha
entitas. Kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu indikator penting untuk
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan suatu entitas. Sumber daya manusia
yang berkualitas dan memiliki semangat profesionalisme merupakan nilai tambah
dan salah satu kunci sukses dalam pencapaian tujuan entitas.
Seiring dengan perkembangan dalam bidang manajemen sumber daya
manusia (SDM), para pakar berpendapat bahwa sebaiknya SDM dalam suatu
entitas tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi yang dapat dieksploitasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
2
sebagaimana mesin atau faktor produksi lainnya. Hal ini karena SDM mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan faktor produksi lain. Karakteristik yang
menjadikan SDM berbeda adalah karena secara kodrati Sumber Daya Manusia
memiliki daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh seorang manusia (Warno,
2011). Sumber daya manusia memiliki kontribusi yang besar terhadap pihak
manajemen suatu entitas, yakni mengembangkan, mengalokasikan, menghemat,
memanfaatkan, dan mengevaluasi tujuan entitas.
Besarnya peranan manusia pada perkembangan bisnis dan perekonomian
secara keseluruhan mendorong sejumlah besar riset dirancang untuk
mengembangkan konsep dan metode akuntansi guna mengakui dan mencatat
manusia sebagai aset bagi entitas. Perkembangan akuntansi sumber daya manusia
tidak lepas dari dukungan para ilmuwan untuk mengkapitalisasikan investasi
sumber daya manusia dan mengelompokkannya pada akun aset. Banyak pihak
yang masih meragukan konsep akuntansi sumber daya manusia dan bahkan
menentang dikelompokkannya sumber daya manusia sebagai aset. Hal ini terlihat
dari praktik pelaporan keuangan selama ini yang sering kali mengabaikan
informasi penting yaitu informasi tentang sumber daya manusia sebagai suatu aset
(human assets) dan perlakuan akuntansi konvensional terhadap pengeluaran untuk
sumber daya manusia selalu dianggap sebagai beban.
Pengukuran dan pencatatan aset fisik dan non fisik dalam laporan
keuangan berbeda. Pelaporan untuk aset non fisik sering kali belum memadai
dalam laporan keuangan perusahaan. Pada pencatatan investasi aset fisik terdapat
metode penyusutan dan kapitalisasi, maka tidak demikian halnya dengan investasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
3
non fisik. Pengeluaran atas investasi non fisik akan dicatat sebagai biaya bukan
dilaporkan sebagai aset atau sumber daya perusahaan yang nantinya akan
mendatangkan keuntungan ekonomis di masa depan. Hal ini disebabkan belum
semua investasi non fisik tersebut dapat memenuhi kriteria sebagai aset dan masih
diperdebatkan relevansi dan keandalannya.
Beberapa industri yang ada tidak bisa dilepaskan dari aset non fisik seperti
Sumber Daya Manusia karena aset tersebut memiliki peranan yang signifikan
terhadap perusahaan. Salah satu industri yang menjadikan aset non fisik sebagai
aset yang paling penting adalah industri olahraga khususnya industri sepak bola.
Data statistik FIFA (Fédération Internationale de Football Association) mencatat
bahwa turnamen Piala Dunia sepak bola yang diselenggarakan pada tahun 2002
menjadi permainan olahraga yang paling banyak menarik perhatian masyarakat
dunia. Penonton pertandingan tersebut hampir 49,2 miliar orang diseluruh dunia
dan disiarkan di 213 negara di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa sepak
bola memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan sosial, agama,
hiburan, teknologi informasi dan ekonomi. Antusias masyarakat dunia terhadap
permainan ini menjadikan sepak bola yang awalnya hanya merupakan permainan
olahraga, sekarang telah berkembang dan membuka kesempatan bisnis yang dapat
memberikan keuntungan financial.
Bisnis klub sepak bola yang saat ini sedang berkembang menuntut
pengelolaan yang baik oleh manajemen klub. Aturan yang tepat dan jelas harus
dibuat agar tujuan klub dan kepentingan investor dapat terpenuhi. Pedoman
akuntansi yang jelas dalam pembuatan laporan keuangan klub menjadi salah satu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
4
hal yang sangat penting. Laporan keuangan yang telah sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku dapat memudahkan pengguna internal maupun eksternal
klub untuk membuat kebijakan financial dan mengawasi keberlangsungan klub
tersebut.
Industri sepak bola menjadikan pemain sepak bola sebagai aset penting
yang dimiliki oleh klubnya. Pemain menjadi salah satu sumber daya yang sangat
besar manfaatnya terhadap suatu klub sepak bola. Real Madrid yang berasal dari
Spanyol merupakan salah satu klub yang dikenal paling royal dalam bursa transfer
pemain. Klub tersebut rela mengeluarkan uang dalam jumlah yang fantastis demi
membentuk sebuah tim yang berisikan deretan pemain bintang. Tujuannya agar
Real Madrid dapat berprestasi baik di liga lokal dan daratan Eropa serta tingkat
dunia. Karena banyaknya pemain bintang yang ada Real Madrid sampai dijuluki
Los Galacticos yang artinya tim bertabur bintang. Data yang diperoleh dari situs
www.transfermarkt.de, rekor pemain termahal dunia saat ini dipegang oleh Gareth
Bale pemain sepak bola asal Wales yang bermain untuk Real Madrid. Dia dibeli
dari klub Inggris Tottenham Hotspur dengan harga 84,5 juta poundsterling.
Klub-klub di Liga Inggris pun tidak kalah royal dalam hal transfer pemain.
Analisis yang diterbitkan oleh Deloitte pada September 2013, klub-klub yang
berkompetisi di Liga Primer Inggris telah mengeluarkan 630 juta poundsterling
pada bursa transfer musim panas 2013 dan menjadi sebuah peningkatan yang
signifikan dari bursa transfer tahun sebelumnya yang mengeluarkan dana sebesar
490 juta poundsterling serta melampaui rekor pada tahun 2008 yang menembus
angka 500 juta pounds. Sebagian besar pengeluaran terjadi saat detik-detik akhir
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
5
penutupan bursa transfer sebesar 140 juta poundsterling yang diakibatkan oleh
kepanikan klub-klub tersebut.
Besarnya dana transfer yang dikeluarkan oleh klub-klub sepak bola ini
menunjukkan bahwa pemain merupakan aset penting yang dimiliki untuk
membangun sebuah klub yang solid dan hebat. Dana akan dikeluarkan secara
besar apabila klub melihat pemain yang dianggap berkualitas dan mampu
memberikan dampak yang signifikan bagi klub di masa yang akan datang. Tidak
hanya membeli dan meminjam pemain di bursa transfer saja, klub juga melatih
para pemain muda yang ada di akademinya agar menjadi pesepakbola handal yang
nantinya akan mengantar klub menuju kesuksesan.
Negara-negara maju di Eropa dan Amerika telah mengembangkan
pencatatan akuntansi terhadap transfer pemain dalam klub sepak bola seperti
halnya penjualan, pembelian, dan pemberian kontrak seperti gaji atau bonus dan
sebagainya. Sedangkan di Indonesia sendiri belum terdapat sistem akuntansi yang
memadai dalam transfer pemain sepak bola di Liga Super Indonesia. Maka dari
itu penulis ingin memberikan referensi sistem akuntansi terhadap transfer pemain
klub sepak bola dengan mengacu pada salah satu liga terbesar di eropa yaitu Liga
primer Inggris. Laporan keuangan sebuah klub sepak bola dirilis setiap bulan
maupun setiap tahun, laporan tahunan klub biasanya dirilis setelah musim liga
telah berakhir sekitar bulan Juni.
Pengakuan akuntansi dalam laporan keuangan beberapa klub yang
menyebutkan bahwa pemain sebagai aset tak berwujud sudah sejak lama menjadi
bahan perdebatan di kalangan akademisi maupun peneliti, terutama terkait
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
6
manfaat masa depan yang diterima atas transaksi akuisisi kontrak pemain sepak
bola. Tetapi jika tidak mengakui pemain sebagai aset klub dan membebankan
biaya transfer pemain ke dalam income statement, maka nilai aset dari klub
tersebut akan menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Selain itu industri
sepak bola memiliki karakteristik yang unik sehingga memungkinkan mengakui
pemain sebagai asetnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, fenomena
dan masih sedikitnya penelitian tentang human capital pada industri sepak bola,
peneliti membuat suatu penelitian dengan judul “Akuntansi Sumber Daya
Manusia pada Industri Sepakbola”.
1.2. Rumusan Masalah
Mengacu pada laporan keuangan tahun 2012-2013 sesuai dengan uraian
permasalahan di atas, maka perumusan masalah-masalah pokok yang akan
dibahas lebih lanjut secara terperinci dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana metode pengukuran yang digunakan oleh klub sepak bola Arsenal
FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United FC untuk
melaporkan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub periode 2012-
2013?
2. Bagaimana pelaporan untuk pemain sepak bola pada klub Arsenal FC, Everton
FC, Manchester United FC dan West Ham United FC dalam laporan keuangan
klub periode 2012-2013?
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
7
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya,
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kajian mengenai bagaimana metode pengukuran yang dilakukan
oleh Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United
FC untuk melaporkan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub periode
2012-2013.
2. Memberikan kajian mengenai bagaimana pelaporan pemain sepak bola oleh
Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC dan West Ham United FC
dalam laporan keuangan klub periode 2012-2013.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa
pihak. Manfaat tersebut diantaranya adalah:
1. Manfaat teori, penelitian ini diharapkan bisa memberikan suatu pengetahuan
baru dalam penjelasan dan perbaikan teori yang telah ada tentang pelaporan
dan pengukuran human capital dalam laporan keuangan klub sepakbola.
2. Manfaat praktis, diharapkan hasil yang didapat dalam penelitian ini bisa
digunakan dalam praktik nyata atau paling tidak untuk memperbaiki pelaporan
dan pengukuran human capital yang sudah dijalankan selama ini kepada pihak
klub sepakbola.
3. Manfaat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi dewan penyusun standar untuk menilai pelaporan dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
8
pengukuran human capital dalam laporan keuangan klub sepak bola secara
menyeluruh.
1.5. Sistematika Skripsi
Penelitian dengan judul “Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Industri
Sepak Bola” ini disusun berdasarkan sistematika penulisan yang ditentukan
dalam buku pedoman penulisan skripsi Universitas Airlangga Surabaya.
Bab 1: PENDAHULUAN
Bab ’Pendahuluan’ ini memberikan informasi mengenai mengapa
penulis tertarik untuk meneliti mengenai perlakuan akuntansi bagi
pemain sepak bola sebagai human capital dalam laporan keuangan
klub sepak bola. Peneliti menampilkan rumusan masalah, dimana
fokus penelitian merujuk pada pengukuran dan pelaporan pemain
sepak bola dalam laporan keuangan klub Arsenal FC, Everton FC,
Manchester United FC dan West Ham United FC. Pada bagian
berikutnya tujuan dari penelitian yaitu untuk mendapat jawaban atas
rumusan masalah yang ditimbulkan, dan manfaat penelitian adalah
untuk menambah referensi pada penelitian di bidang akuntansi
sumber daya manusia, khususnya terkait perlakuan akuntansi
terhadap pemain sepak bola. Bagian akhir dari bab ini mengulas
singkat tentang sistematika penulisan laporan penelitian.
Bab 2: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menampilkan teori-teori dasar yang diperoleh peneliti
melalui literatur atau sumber lain di sekitar objek penelitian saat ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
9
Literatur penelitian yang keseluruhan merupakan penelitian
terdahulu akan dipaparkan untuk mendukung analisis penelitian.
Kerangka pemikiran pada penelitian ditampilkan pada sub-bab akhir
bab ini. Adapun dukungan teori yang dipaparkan terkait penelitian
ini meliputi : Akuntansi Sumber Daya Manusia, Human Capital, dan
Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola.
Bab 3: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi cara dilakukannya penelitian. Penelitian pada
skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan
data melalui metode penelitian kepustakaan (library research), dan
teknik analisa menggunakan metode analisis isi (content analysis).
Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam skripsi ini yaitu
jurnal-jurnal ilmiah, artikel, handbook dan laporan keuangan klub
yang diambil dari website klub sepak bola tersebut. Sedang objek
dalam penelitian ini yaitu informasi mengenai konsep pengukuran
dan pelaporan pemain sepak bola sebagai human capital pada
laporan keuangan klub.
Bab 4: HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang bahasan analisis data dan hasil
penelitian mengenai “Akuntansi Sumber Daya Manusia pada
Industri Sepak Bola”. Analisis ditampilkan melalui adanya sub-sub
bahasan yang dideteksi dalam penelitian ini. Langkah analisis
dilakukan dengan tinjauan mengenai: Konsep dan pengukuran
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
10
human capital; Pemain sepak bola sebagai human capital dalam
industri sepak bola; dan Karakteristik pemain sepak bola sebagai
aset. Pokok bahasan yang menjadi sorotan utama terkait rumusan
masalah ditampilkan melalui pengukuran dan pelaporan pemain
sepak bola dalam laporan keuangan klub Arsenal FC, Everton FC,
Manchester United FC dan West Ham United FC.
Bab 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan kesimpulan hasil pada penelitian ini yaitu
Arsenal FC, Everton FC, Manchester United FC, dan West Ham
United FC melakukan hal yang sama dalam hal pelaporan dan
pengukuran pemain sepak bola yang dimilikinya. Keempat klub
tersebut mengukur nilai pemain sepak bola menggunakan historical
value sebesar nilai akuisisi pemain tersebut kemudian
melaporkannya sebagai player’s registration dalam pos aset tidak
berwujud.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menampilkan teori-teori dasar yang diperoleh peneliti melalui
literatur atau sumber lain di sekitar objek penelitian saat ini. Literatur penelitian
yang keseluruhan merupakan penelitian terdahulu akan dipaparkan untuk
mendukung analisis penelitian. Kerangka pemikiran pada penelitian ini juga akan
ditampilkan pada sub-bab akhir.
2.1. Landasan Teori
Landasan teori adalah alur logika yang masuk akal tentang konsep,
definisi, dan proporsi yang disusun secara sistematis. Penelitian ini menggunakan
beberapa teori untuk menyampaikan konsep akuntansi sumber daya manusia,
konsep human capital, metode pengukuran human capital, dan perlakuan
akuntansi terhadap pemain sepak bola. Kemudian, teori-teori tersebut dapat
membantu menjelaskan bagaimana pengukuran dan pelaporan pemain sepak bola
dalam laporan keuangan klub.
2.2. Akuntansi Sumber Daya Manusia
2.2.1. Sejarah Akuntansi Sumber Daya Manusia
Studi awal yang dilakukan oleh Hermanson, Brummet, Flamholtz, dan
Pyle, terdapat beberapa riset teoritis dan empiris untuk mengembangkan konsep,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
12
model, dan metode akuntansi bagi manusia sebagai aktiva organisasional. Bidang
tersebut telah dikenal sebagai “Akuntansi Sumber Daya Manusia” (Warno,2011).
Berdasarkan sejarah perkembangan akuntansi sumber daya manusia, Flamholtz
membagi perkembangan sejarah di bidang ini ke dalam lima tahap (Arfan, 2008).
Tahapan tersebut dimulai sejak tahun 1960-an sampai tahun 1980-an. Adapun
tahapan-tahapan tersebut meliputi :
1. Tahap pertama (1960-1966)
Tahap ini dimulai dengan adanya minat terhadap akuntansi sumber daya
manusia dan asal mula mengenai konsep-konsep dasar akuntansi sumber daya
manusia dan kerangka teori yang berhubungan.
2. Tahap kedua (1966-1971)
Tahap ini merupakan tahap periode riset akademik untuk mengembangkan dan
menilai validitas dari model-model pengukuran biaya sumber daya manusia
(biaya historis atau biaya pengganti) dan nilai (moneter atau non moneter).
3. Tahap ketiga (1971-1976)
Tahap ini mencakup banyak riset akademik di seluruh dunia Barat, Australia
dan Jepang, dalam masa ini terjadi peningkatan usaha untuk menerapkan
akuntansi sumber daya manusia dalam usaha organisasi.
4. Tahap keempat (1976-1980)
Tahap ini merupakan periode menurunnya minat para akademik dalam dunia
perusahaan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
13
5. Tahap kelima (1980-sekarang)
Tahap ini mencakup awal kebangkitan minat dalam teori dan praktek akuntansi
sumber daya manusia.
Praktek akuntansi sumber daya masih sangat jarang diterapkan di
Indonesia, tetapi perhatian terhadap sumber daya manusia itu sendiri sebenarnya
cukup besar (Tunggal,1995). Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kasus
pembajakan buku-buku, lagu-lagu, dan lain-lain. Kejadian tersebut menjadikan
kaum usahawan sadar bahwa sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu
mengelola perusahaan secara efisien sehingga perusahaan tidak segan
memberikan apresiasi tinggi untuk sumber daya manusia tersebut. Perusahaan
juga bisa memperoleh keuntungan setiap tahunnya di mana dana yang dikeluarkan
untuk sumber daya manusia bertujuan untuk memberikan manfaat pada masa
mendatang yang lebih besar dari dana yang telah dikeluarkan.
2.2.2. Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia
Akuntansi sumber daya manusia (Human Resource Accounting)
merupakan konsep sumber daya manusia sebagai aktiva, penentuan biaya yang
diinvestasikan dan berhubungan dengan biaya-biaya hasil pakai, estimasi dan
menyediakan ketelitian ekonomi tentang nilai sumber daya manusia dalam
organisasi (Brummet, 1995: 2). Sedangkan menurut Lako (1995:5), Akuntansi
sumber daya manusia adalah sebuah proses pengidentifikasian dan pengukuran
data tentang sumber daya manusia dan pengomunikasiannya atas informasi-
informasi yang termasuk di dalamnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
14
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
akuntansi sumber daya manusia merupakan suatu proses pengukuran dan
pelaporan biaya serta nilai manusia sebagai sumber daya organisasi dan pelaporan
hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Dengan demikian pada proses
akuntansi sumber daya manusia terdapat unsur pengukuran, pelaporan, data
tentang manusia dan organisasi. Data tentang manusia dalam hal ini berupa biaya-
biaya untuk seleksi, penerimaan, pelatihan dan pengembangan kemampuan
pegawai serta informasi lainnya yang berupa tingkat pendidikan, pengalaman,
usia, keadaan kesehatan dan lain sebagainya.
Flamhotz (1974) dalam Tunggal (1994), menyebutkan bahwa “human
resource accounting means accounting for people as an organizational resource”
(akuntansi sumber daya manusia berarti akuntansi untuk manusia sebagai suatu
sumber daya organisasi). Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Komite
Akuntansi Sumber Daya Manusia dari American Accounting Association yaitu
merupakan suatu proses identifikasi dan pengukuran data mengenai sumber daya
manusia serta pengomunikasian informasi ini ke pihak-pihak yang
berkepentingan. Pengertian lainnya menurut Work Institute of America (WIA)
pada tahun 1978 dalam Baridwan (2000: 492) yaitu Akuntansi Sumber Daya
Manusia merupakan pengembangan perspektif teoritis untuk menjelaskan sifat
dan penentu nilai manusia ke dalam organisasi formal; pengembangan metode
yang valid dan dapat dipercaya untuk mengukur cost dan nilai manusia pada
organisasi; dan merancang sistem operasional untuk mengimplementasi metode
pengukuran yang diusulkan”.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
15
2.2.3. Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Flamholtz (1974) dalam Tunggal (1995), menyatakan bahwa tujuan dari
penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah :
1. Menyediakan kerangka kerja untuk membantu manajer dalam menggunakan
sumber daya manusia secara efektif dan efisien.
2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi user dalam memperoleh,
mengembangkan, menempatkan, mengkonversi, menggunakan, mengevaluasi
dan menghargai sumber daya manusia.
3. Menyediakan alat ukur biaya (cost) dan nilai (value) dari manusia bagi
organisasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
4. Memotivasi manajer untuk menghargai segala akibat dari pengambilan
keputusan usaha atas sumber daya manusia (human resource).
Tunggal (1995) menyebutkan bahwa fungsi akuntansi sumber daya
manusia secara keseluruhan yaitu :
1. Akuntansi sumber daya manusia merupakan suatu cara berfikir mengenai
manajemen dari sumber daya manusia suatu organisasi paradigma ini
didasarkan pada pemikiran bahwa manusia merupakan sumber daya organisasi
yang mempunyai nilai.
2. Akuntansi sumber daya manusia merupakan sistem yang memberi manajemen
informasi yang diperlukan untuk mengelola sumber daya manusia secara
efektif dan efisien.
Tujuan Perlakuan Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Brummet
(1995:12), ditujukan sebagai (1) Informasi Kuantitatif, yakni mampu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
16
Human Resource Accounting(HRA)
Human Resource Value
Accounting (HRVA)
Human Resource Cost
Accounting (HRCA)
Personal Cost Human Asset
meningkatkan manfaat laporan keuangan karena memberikan informasi kuantitatif
atas sumber daya manusia bagi pemakainya yang bervariasi misalnya manajemen
dan investor dalam pengambilan keputusan; (2) Metode penelitian, untuk
memberikan metode penilaian terhadap utilisasi sumber daya manusia dan (3)
Teori dan Model, untuk memberikan suatu teori dari variabel-variabel yang
relevan untuk menjelaskan nilai manusia terhadap organisasi formal, untuk
mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan, dan untuk mengembangkan
model yang ideal untuk pengelolaan sumber daya manusia.
2.2.4. Metode Pengukuran Akuntansi Sumber Daya Manusia
Skema bagian dari Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Flamholtz
(1974) adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Bagian Sumber Daya Manusia
Sumber : Tunggal (1995)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
17
Metode pengukuran moneter dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengeluaran yang terjadi dan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu mengukur
besarnya biaya (cost) yang terjadi (Human Resource Cost Accounting) dan
besarnya nilai (value) yang terjadi (Human Resource Value Accounting),
sementara itu dengan metode non moneter dilakukan untuk mengetahui prestasi
kerja karyawan dan evaluasi atas karyawan.
Human Resource Cost Accounting (HRCA) merupakan metode
pengukuran Human Resource Accounting (HRA) yang mengukur dan melaporkan
seluruh biaya yang timbul untuk pencarian, pengembangan dan penggantian
tenaga sebagai sumber daya organisasi (Tunggal, 1994). Pada dasarnya pada
metode HRCA terdapat dua metode pengukuran yaitu Metode Biaya Historis
(Historical Cost of Human Resource) dan Metode Biaya Pengganti (Replacement
Cost of Human Resource).
Metode Historical Cost of Human Resource menghitung nilai atas semua
biaya sumber daya manusia yang telah dikeluarkan untuk memperoleh
(acquisition cost) dan mengembangkan (development cost) sumber daya manusia
dari suatu organisasi. Sedangkan metode Replacement Cost of Human Resource
mencakup semua biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menggantikan
sumber daya manusia yang sekarang dipekerjakannya. Dasar metode pengukuran
Human Resource Value Accounting (HRVA) terdiri dari dua metode, yaitu :
1. Metode Moneter tujuannya adalah menyediakan sebuah cara untuk pengukuran
dua dimensi utama dari harga perseorangan di sebuah organisasi perusahaan
(Expected Conditional Value dan Realizable Value). Metode-metode
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
18
pengukuran yang menggunakan ukuran-ukuran moneter adalah Historical
(Original Cost Method), Replacement Cost Method, Current Cost Method,
Opportunity Cost Method, Compensation Model, Adjusted Discounted Future
Wages Method, dan Goodwill method.
2. Metode pengukuran non moneter pada Human Resource Accounting (HRA)
menggunakan variabel-variabel tertentu dalam menyajikan informasi mengenai
nilai sumber daya manusia, seperti inventarisasi keterampilan dan kemampuan
pekerja, dan pengukuran sikap atau tingkah lakunya, pengukuran ini lebih
relevan digunakan untuk pihak intern terutama untuk mengukur prestasi kerja
level manajemen dari tingkat bawah sampai tingkat atas. Beberapa metode
menilai sumber daya manusia dengan teknik non moneter adalah mendaftar
kemampuan dan keahlian seseorang, pembuatan rating atau ranking atas
prestasi seseorang, penilaian terhadap potensi seseorang, pengukuran sikap,
subjective expected utility dan model likert-bowers.
2.3. Human Capital
Intellectual capital merupakan aset tidak berwujud (intangible asset) yang
dimiliki oleh perusahaan, dan merupakan salah satu aset terbesar yang dimiliki
oleh perusahaan. Human capital memiliki arti sebagai manusia itu sendiri yang
secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya,
komitmen, pengetahuan, dan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata
dilihat dari individual tapi juga sebagai tim kerja yang memiliki hubungan pribadi
baik di dalam maupun luar perusahaan (Stewart, 1997 dalam Totanan, 2004).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
19
Human capital merupakan bagian penting dari entitas karena menjadi
sumber inovasi dan pengembangan strategi yang diperoleh dari brainstorming
melalui riset laboratorium, impian manajemen, process reengineering, dan
perbaikan atau pengembangan keterampilan pekerja. Selain itu, human capital
juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan melalui motivasi, komitmen,
kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah untuk perusahaan yang
diperoleh dari pekerja yaitu pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh
perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan serta perubahan
budaya manajemen (Mayo, 2000 dalam Rachmawati et al. 2004).
Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan,
inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat
menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Tambahan nilai yang diperoleh
dari human capital dalam proses menjalankan tugas dan pekerjaannya akan
memberikan sustainable revenue di masa yang akan datang bagi suatu entitas
(Malhotra, 2003 dalam Rachmawati dan Wulani, 2004). Menurut Totanan (2004)
jika perusahaan dikelola oleh orang yang berbeda akan menghasilkan kinerja yang
berbeda juga. Artinya, suatu aset yang sama tetapi dikelola oleh manusia yang
berbeda nantinya memiliki nilai tambah yang berbeda. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa aset berwujud perusahaan bersifat pasif tanpa adanya sumber
daya manusia yang dapat mengelola dan menghasilkan nilai bagi suatu
perusahaan.
Stewart, et al. (1998) dalam Sawarjuwono dan Kadir (2003) mengatakan
bahwa human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual, sumber dari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
20
innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk
diukur. Human capital menggambarkan kemampuan kolektif perusahaan dalam
menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-
orang yang ada di dalam perusahaan tersebut, yang akan meningkat jika dalam
prosesnya perusahaan mampu memanfaatkan dengan baik pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawannya. Fitz-Enz (2000) dalam Setyanto (2004) menjelaskan
human capital sebagai kombinasi dari tiga faktor, yaitu: (1) karakter atau sifat
yang dibawa ke pekerjaan, misalnya intelegensi, energi, sikap positif, keandalan,
dan komitmen; (2) kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan,
imajinasi, kreatifitas dan bakat dan (3) motivasi untuk berbagi informasi dan
pengetahuan, yaitu semangat tim dan orientasi tujuan.
2.4. Penyajian Laporan Keuangan
Penyusunan IAS 1 oleh IASB tentang Presentation of Financial
Statements bertujuan untuk memenuhi karakteristik yang dapat diperbandingkan.
IAS 1 mengatur tentang hal-hal yang dipersyaratkan dalam penyajian laporan
keuangan secara menyeluruh, petunjuk untuk struktur dari laporan keuangan serta
persyaratan minimum mengenai isi dari laporan keuangan. IAS 1 terakhir kali
direvisi pada 6 September 2007 dan mulai berlaku untuk periode akuntansi yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009. Adopsi lebih awal sebelum
tanggal 1 Januari 2009 juga diperbolehkan.
IAS 1 yang terakhir direvisi pada tahun 2007 mensyaratkan bahwa laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
21
1. Statement of financial position pada akhir periode. Pada IAS versi sebelumnya
laporan ini menggunakan judul “balance sheet”, sedangkan pada IAS 1 revisi
2007 menggunakan judul “statement of financial position”.
2. Statement of comprehensive income untuk satu periode. Komponen dari profit
atau loss dapat disajikan sebagai bagian dari statement of comprehensive
income, atau disajikan dalam income statement yang terpisah. Jika income
statement disajikan, maka laporan tersebut menjadi bagian dari laporan
keuangan yang lengkap.
3. Statement of change in equity untuk satu periode.
4. statement of cash flow untuk satu periode. IAS 1 versi sebelumnya
menggunakan judul “cash flow statement”, sedangkan pada IAS 1 revisi
menggunakan judul “statement of cash flow”.
5. Catatan (Notes), yang terdiri dari rangkuman kebijakan akuntansi yang penting
dan informasi penjelas lainnya.
Perusahaan diperbolehkan untuk menggunakan judul untuk laporan
keuangan mereka di luar yang dinyatakan oleh IAS 1 tersebut. Selain itu IAS 1
juga mengatur beberapa hal lain seperti penggunaan asumsi going concern,
accrual basis of accounting (kecuali untuk laporan arus kas), pelarangan
melakukan offsetting, frekuensi pelaporan, informasi komparatif serta konsistensi
dalam pelaporan. Beberapa konsep penyajian yang disebutkan di dalam IAS 1
diantaranya adalah materiality and aggregation yang menyatakan bahwa dalam
penyajian laporan keuangan, setiap item yang serupa jika jumlahnya material
maka harus disajikan terpisah dalam laporan keuangan. Sementara item yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
22
tidak serupa boleh digabungkan hanya jika secara individual tidak material.
Konsep yang lain adalah offsetting dimana aktiva dan kewajiban, serta
penghasilan dan beban, tidak diperbolehkan untuk di-offset kecuali diminta atau
diperbolehkan oleh IFRS.
IAS 1 juga mensyaratkan bahwa informasi komparatif harus diungkapkan
sehubungan dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan
dalam laporan keuangan, kecuali standar menentukan lain. Jika jumlah informasi
komparatif diubah atau diklasifikasi ulang, maka diperlukan pengungkapan atas
hal tersebut.
2.5. Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola
Devi (2004) menjelaskan target sebuah klub sepak bola adalah bersaing
untuk meraih kemenangan dan menjadi juara di berbagai kompetisi dengan cara
membentuk sebuah tim yang baik. Segala upaya tersebut dilakukan untuk
meningkatkan nama klub agar dapat menarik sponsor, meningkatkan hak siar
televisi, menambah penerimaan dari uang hadiah kompetisi, dan menambah
jumlah pendukung fanatik. Pembentukan tim yang baik bertujuan untuk
membawa prestasi kepada klub sehingga nama klub tersebut akan meningkat.
Karena itu pemain sepak bola merupakan hal penting bagi klub untuk membawa
mereka ke jalur prestasi. Semakin berkualitas pemain dan semakin solid tim yang
dimiliki klub tersebut maka peluang juara akan semakin besar. Pemain yang
berkualitas dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu membeli, meminjam atau
mengembangkan pemain-pemain muda lewat akademi sepak bola yang dimiliki
klub. Pembelian pemain biasanya dilakukan lewat mekanisme transfer.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
23
Setiap pemain pada sebuah klub, baik yang diperoleh dengan cara
pembelian, peminjaman maupun berasal dari pembinaan pemain muda, terikat
dengan sebuah kontrak yang mengikat secara hukum dalam jangka waktu tertentu
dan dapat diperpanjang jika telah habis jangka waktunya. Pemain yang terikat
kontrak berkewajiban untuk memberikan jasanya kepada klub dengan
berkontribusi dalam pertandingan. Pemain tersebut tidak dapat berhenti bermain
atau berpindah klub tanpa seizin klub pemilik.
Berdasarkan paparan di atas, Devi (2004) berpendapat bahwa pemain
sepak bola adalah aset berharga bagi sebuah klub sepak bola sehingga semestinya
pemain tersebut dilaporkan pada neraca sebuah klub sepak bola. Namun dalam
beberapa tahun belakangan ini terdapat perdebatan mengenai apakah human
capital seperti pemain sepak bola dapat menjadi aset perusahaan. Menurut Devi
(2004) dalam industri sepak bola human capital seperti pemain dapat memberikan
nilai tambah bagi klub tempatnya bermain. Bahkan nilai kontrak dari pemain
sepak bola bisa mencapai setengah dari nilai aset bersih klub. Sehingga jika klub
tidak melaporkannya sebagai aset dalam neraca, maka hal tersebut menjadikan
nilai klub atau perusahaan tidak digambarkan sesuai dengan yang sebenarnya.
Senada dengan hal tersebut, SFAC no 1 menyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan harus memberikan informasi yang relevan bagi pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Informasi dikatakan relevan jika memiliki
kapasitas untuk mengkonfirmasi atau mengubah ekspektasi pembuat keputusan.
Dengan demikian, nilai relevansi dari sebuah laporan keuangan adalah
kemampuan mengkonfirmasi atau mengubah ekspektasi investor atas nilai.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
24
Sehubungan dengan hal tersebut Krohn dan Knivsfla (2000) menyatakan bahwa
sumber daya tidak berwujud harus dicatat untuk memaksimalkan relevansi
informasi laporan keuangan kepada pengguna, terutama saat ini dan calon
investor.
Namun masalah paling besar terhadap sebagian besar aset yang tidak
berwujud adalah bahwa mereka sulit untuk diidentifikasi serta manfaat masa
depan yang diharapkan sering jauh lebih tidak pasti daripada aset berwujud.
Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan berbagai kriteria pengakuan aset,
organisasi penetapan standar dan regulator lainnya telah enggan untuk mengakui
beberapa sumber daya tidak berwujud sebagai aset. Meski begitu, belakangan ini
organisasi penetapan standar, seperti IASB dalam IAS 38, lebih bersedia untuk
mengubah fokus mereka dari kehati-hatian menuju pengakuan (recognition).
2.5.1. Pengakuan Pemain Sepak bola sebagai Aktiva Tak berwujud
Pertanyaan mengenai apakah pemain sepak bola dapat dikategorikan
sebagai aset dan dilaporkan di neraca merupakan sebuah perdebatan. Pemain
sepakbola harus memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset agar dapat dilaporkan
sebagai aset. Menurut FASB sebagaimana disebutkan dalam SFAC no 6 tentang
Elements of Financial Statements mendefinisikan aktiva sebagai kemungkinan
manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas
tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Definisi ini berlaku
bagi aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud, hanya aktiva berwujud memiliki
bentuk fisik sedangkan aktiva tidak berwujud tidak memiliki wujud fisik. Kieso et
al., (2008) menyatakan bahwa intangible asset memiliki dua karakteristik, yaitu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
25
tidak memiliki eksistensi secara fisik karenanya nilai dari aktiva tersebut
ditunjukkan dengan hak yang dijamin bagi perusahaan untuk menggunakan aktiva
tersebut dan bukan instrumen keuangan.
Kieso et al., (2008) mengklasifikasikan intangible assets ke dalam enam
kategori besar yaitu marketing-related intangible asset, customer-related
intangible asset, artistic-related intangible asset, contract-related intangible
asset, technology-related intangible asset, goodwill. Sementara itu IAS 38 tentang
aktiva tidak berwujud mendefinisikan aktiva tidak berwujud merupakan aktiva
non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau
jasa, disewakan kepada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif. Yang
dimaksud dengan aktiva moneter sendiri adalah kas dan setara kas serta aktiva
yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
IAS 38 menjelaskan bahwa dalam definisi aktiva tidak berwujud terdapat
kriteria bahwa keteridentifikasian aktiva tidak berwujud harus bisa dibedakan
secara jelas dengan muhibah (goodwill). Suatu aktiva tidak berwujud dapat
dibedakan secara jelas dengan muhibah jika aktiva tersebut dapat dipisahkan.
Suatu aktiva disebut “dapat dipisahkan” jika perusahaan dapat menjual,
mendistribusikan, mengeluarkan lisensi, menyewakan atau menukarkan manfaat
ekonomis masa depan yang dimiliki aktiva tersebut tanpa melepaskan manfaat
ekonomis di masa depan yang timbul dari aktiva lain yang digunakan dalam
aktifitas yang sama untuk menghasilkan pendapatan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
26
Perusahaan dikatakan “mengendalikan suatu aktiva” apabila perusahaan
mempunyai kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang
timbul dari aktiva tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam
memperoleh manfaat ekonomis tersebut. Kemampuan perusahaan untuk
mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aktiva tidak berwujud
biasanya timbul dari hak hukum yang dapat ditegakkan dalam suatu pengadilan.
Manfaat ekonomis masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau
pengetahuan teknis. Perusahaan mengendalikan manfaat ekonomis tersebut jika,
misalnya, perusahaan memiliki suatu pengetahuan yang dilindungi oleh hak
hukum, seperti hak cipta dan pembatasan perjanjian dagang (sepanjang diijinkan
oleh peraturan) atau oleh kewajiban hukum bagi pegawai untuk menjaga
kerahasiaan.
Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aktiva tidak berwujud
dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya,
atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan.
Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi
tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya produksi masa
depan.
IAS 38 menjelaskan bahwa dalam mengakui suatu pos sebagai aktiva tidak
berwujud, perusahaan perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi definisi
aktiva tidak berwujud dan kriteria pengakuan. Aktiva tidak berwujud diakui jika,
dan hanya jika:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
27
1. Kemungkinan manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut akan dimiliki
oleh perusahaan.
2. Biaya perolehan dari aktiva tersebut dapat diukur secara andal.
Sementara itu, menurut FRS 10 yang diterbitkan oleh ASB (Accounting
Standard Boards), lembaga pembuat standar di Inggris, tentang Goodwill and
Intangible asset, item-item tidak berwujud (intangible) dapat disebut sebagai aset
ketika terdapat akses kepada keuntungan ekonomis di masa depan yang
dikendalikan oleh entitas pelapor, baik itu melalui kustodian maupun
perlindungan hukum. Batasan intangible item ini mulai dari dapat diidentifikasi
dan dapat diukur terpisah dari goodwill, sampai pada hal-hal yang secara esensial
mirip dengan goodwill. Dengan kriteria tersebut FRS 10 dianggap sebagai standar
yang paling memberi peluang bagi kemungkinan pengakuan pemain sepakbola
sebagai aset.
Berdasarkan dari beberapa kriteria tersebut, menurut Devi (2004) pemain
sepakbola dapat dikategorikan sebagai aset. Hal ini didasarkan penilaian bahwa
pemain sepak bola dapat diidentifikasi dengan jelas, sehingga dapat dijual,
disewakan dan dipertukarkan secara terpisah. Klub sepak bola memiliki kendali
atas pemain sepak bola karena pemain tersebut hanya boleh berpindah klub sesuai
dengan izin dari klub pemiliknya melalui kontrak hukum yang mengikat antara
klub dengan pemain yang bersangkutan sehingga dikatakan klub memiliki kontrol
atau kendali terhadap pemainnya.
Tujuan sebuah klub membeli atau memiliki pemain sepak bola yaitu untuk
menghasilkan atau meningkatkan keuntungan ekonomis bagi klub di masa depan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
28
Keuntungan yang diberikan oleh pemain sepak bola adalah sesuatu yang bersifat
intangible yaitu kontribusi atau jasanya pada pertandingan untuk kesuksesan klub.
Karena apabila klub memiliki pemain yang bagus dan menjadi sebuah tim yang
solid maka kemungkinan untuk memenangi pertandingan dan meraih prestasi
akan lebih besar dan pada akhirnya akan berdampak bertambahnya keuntungan
bagi klub baik melalui meningkatnya pemasukan dari penjualan tiket, hak siar
televisi maupun penjualan merchandise. Selain itu, dengan adanya bursa transfer
untuk pemain sepakbola yang dibuka setiap awal dan pertengahan musim suatu
kompetisi, maka harga perolehan aktiva dapat diukur secara andal dengan melihat
nilai transfernya.
Amir dan Livne (2005) menyatakan bahwa FRS 10 yang dikeluarkan ASB
pada tahun 1997 dan berbagai standar akuntansi internasional yang lain (IAS 38
tentang intangible assets yang diterbitkan IASB tahun 1998 dan SFAS 142 yang
di keluarkan FASB tahun 2001) mengisyaratkan dilakukannya kapitalisasi atas
kontrak pemain sepakbola. Standar-standar tersebut secara umum mensyaratkan
bahwa aktiva yang diperoleh dalam arm’s length transaction harus dikapitalisasi.
Alasan rasionalnya adalah bahwa harga transaksi memberikan bukti yang andal
mengenai nilai wajar dari assets.
2.5.2. Pengukuran Kapitalisasi Pemain Sepak bola sebagai Aktiva
Tahapan selanjutnya setelah pemain sepak bola sudah memenuhi kriteria
pengakuan sebagai aset adalah berapa nilai yang harus dikapitalisasi. IAS 38
menyatakan bahwa suatu aktiva tidak berwujud pada awalnya harus diakui
sebesar biaya perolehan. Kieso et al., (2008) juga menyatakan hal yang sama
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
29
bahwa pembelian aktiva tidak berwujud dari pihak lain dicatat sebesar harga
perolehan. Harga perolehan termasuk seluruh biaya untuk mendapatkan dan
pengeluaran-pengeluaran lain yang diperlukan untuk membuat aktiva tersebut siap
digunakan.
IAS 38 menjelaskan bahwa suatu aktiva tidak berwujud apabila diperoleh
secara terpisah, biaya aktiva tidak berwujud biasanya dapat diukur secara andal.
Hal itu akan tampak jelas jika pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai
atau aktiva moneter lainnya. Biaya perolehan suatu aktiva tidak berwujud terdiri
dari harga beli, termasuk bea masuk (impor), pajak yang sifatnya tidak dapat di
restitusi dan semua biaya yang dikeluarkan yang berhubungan langsung dalam
proses persiapan aktiva tersebut untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. Biaya
perolehan untuk aktiva tidak berwujud yang diperoleh melalui pertukaran dengan
aktiva sejenis yang memiliki kegunaan yang sama dalam lini usaha yang sama dan
memiliki nilai wajar yang sama pula diukur sebesar nilai wajar aktiva yang
diterima, yang sama dengan nilai wajar aktiva yang diserahkan. Sedangkan Kieso
et al., (2008) berpendapat bahwa harga perolehan dari aktiva tidak berwujud yang
diperoleh dari pertukaran adalah nilai wajar dari aktiva yang diserahkan atau nilai
wajar dari aktiva yang diterima, mana yang lebih bisa ditentukan.
Sementara itu jika terjadi pengeluaran setelah aktiva tidak berwujud
diperoleh maka pengeluaran tersebut diakui sebagai beban pada saat terjadinya
pengeluaran, kecuali :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
30
1. Pengeluaran tersebut besar kemungkinannya akan meningkatkan manfaat
ekonomis masa depan sehingga menjadi lebih besar daripada standar kinerja
yang diperkirakan semula.
2. Pengeluaran tersebut dapat diukur dan dikaitkan dengan aktiva secara andal.
Pengeluaran setelah perolehan harus ditambahkan kepada biaya perolehan
aktiva tak berwujud apabila kedua syarat sebelumnya sudah terpenuhi. Sementara
jika pengeluaran setelah perolehan dilakukan dengan maksud untuk memelihara
aktiva tidak berwujud supaya beroperasi pada standar kerja yang telah
direncanakan, maka pengeluaran tersebut diakui sebagai beban.
2.5.3. Amortisasi dan Revaluasi Pemain Sepakbola
Pemain sepak bola yang sudah dikapitalisasi sebagai aset dalam neraca,
tahap berikutnya adalah nilai kapitalisasi tersebut harus diamortisasi sebagaimana
aktiva berwujud disusutkan. IAS 38 menyebutkan bahwa jumlah yang dapat
diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis
berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. IAS 38 memandang bahwa
manfaat ekonomis masa depan yang terkandung dalam suatu aktiva tidak
berwujud dikonsumsi dengan berjalannya waktu. Untuk mencerminkan konsumsi
tersebut, nilai tercatat aktiva tersebut diturunkan. Hal tersebut, dilakukan melalui
alokasi yang sistematis atas biaya perolehan, dikurangi nilai sisa. Alokasi yang
sistematis tersebut diperhitungkan sebagai beban amortisasi sepanjang masa
manfaat aktiva tersebut. Amortisasi perlu diakui tanpa memandang apakah telah
terjadi kenaikan, misalnya, pada nilai wajar atau nilai yang dapat diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
31
kembali dari aktiva tersebut. Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tak
berwujud tak akan melebihi 20 tahun. Amortisasi dimulai sejak tanggal aktiva
siap digunakan.
Mengenai metode amortisasi yang digunakan, IAS 38 menjelaskan bahwa
metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis oleh
perusahaan. Jika pola tersebut tak dapat ditentukan secara andal, maka harus
digunakan metode garis lurus. Selain metode garis lurus, terdapat berbagai metode
amortisasi untuk mengalokasi jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aktiva
atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode-metode itu
meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode jumlah unit
produksi. Sementara itu nilai sisa suatu aktiva tidak berwujud seharusnya
diasumsikan sama dengan nol, kecuali ada komitmen dari pihak ketiga untuk
membeli aktiva tersebut pada akhir masa manfaatnya dan ada pasar aktif bagi
aktiva tersebut.
2.5.4. Penghentian (Retirement) dan Pelepasan Pemain Sepakbola
Ketika seorang pemain telah habis masa kontraknya atau dijual ke klub
lain, maka aktiva tersebut harus dihilangkan dari neraca. IAS 38 menyatakan
bahwa suatu aktiva tak berwujud tidak boleh lagi diakui, dan harus dihilangkan
dari neraca, saat aktiva tersebut dilepas atau ketika tidak ada lagi manfaat masa
depan yang diharapkan dari penggunaannya dan pelepasan yang dilakukan
sesudahnya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau
pelepasan suatu aktiva tak berwujud ditentukan dengan menghitung selisih antara
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
32
jumlah penerimaan bersih dari pelepasan aktiva dan nilai tercatat aktiva tersebut,
serta diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi.
2.5.5. Pengungkapan Pemain Sepak bola
Ketika pemain sepakbola sudah diakui sebagai aset perusahaan, maka
pemain tersebut harus diungkapkan dalam laporan keuangan. IAS 38 memberikan
arahan bahwa laporan keuangan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk
setiap golongan aktiva tidak berwujud, dengan membedakan antara aktiva tidak
berwujud yang dihasilkan secara intern dan aktiva tak berwujud lainnya:
1. Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan.
2. Metode amortisasi yang digunakan.
3. Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode.
4. Unsur pada laporan keuangan yang didalamnya terdapat amortisasi aktiva tidak
berwujud.
5. Rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode diantaranya dengan
menunjukkan:
a. Penambahan aktiva tidak berwujud yang terjadi, dengan mengungkapkan
secara terpisah penambahan yang berasal dari pengembangan di dalam
perusahaan dan dari penggabungan usaha.
b. Penghentian dan pelepasan aktiva tidak berwujud.
c. Rugi penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi periode berjalan.
d. Amortisasi yang diakui selama periode berjalan.
e. Selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan suatu
entitas asing.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
33
f. Perubahan lainnya dalam nilai tercatat selama periode berjalan. Informasi
komparatif tidak dibutuhkan.
2.6. Penelitian Sebelumnya
Penelitian sudah banyak dilakukan baik dari dalam maupun luar negeri
sehubungan dengan perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola. Secara
umum penelitian yang paling banyak ditemukan membahas tentang pemain sepak
bola sebagai human capital atau sebagai modal intelektual bagi klub, sehingga
penelitian tersebut sering kali dihubungkan dengan akuntansi untuk aktiva tidak
berwujud. Untuk itu penelitian yang banyak disebutkan di bawah ini berhubungan
dengan akuntansi untuk aktiva tidak berwujud, terutama untuk pemain sepak bola.
Lisvery dan Ginting (2004) melakukan penelitian yang bertujuan melihat
sejauh mana perlakuan akuntansi untuk aktiva tak berwujud yang telah ditetapkan
oleh standar akuntansi dan implementasinya. Hal ini dilatarbelakangi oleh
terdapatnya berbagai kesulitan seperti kapan aktiva tidak berwujud diakui serta
bagaimana penilaian, pengukuran dan pelaporannya dalam neraca. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan perlakuan akuntansi untuk aktiva tidak berwujud
sering kali masih menimbulkan kesulitan dalam teori akuntansi, terutama dalam
hal pengakuan aktiva tidak berwujud dan adanya ketidakpastian mengenai
pengukuran nilai dan masa manfaat dari aktiva tersebut. Ciri yang melekat pada
aktiva jenis tersebut justru menyebabkan perdebatan panjang terhadap perlakuan
akuntansinya.
Sementara itu pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Widyaningrum
(2004) bertujuan melihat kemungkinan mengkapitalisasi modal intelektual dalam
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
34
neraca, karena sistem akuntansi konvensional dianggap tidak mengizinkan
kapitalisasi dan pelaporan atas modal intelektual sehingga laporan keuangan tidak
memadai lagi untuk menilai kinerja dan nilai potensial perusahaan. Indikator
pengukuran seperti ROI dan ROE jadi mengambang karena denominatornya tidak
mencakup nilai dari aktiva tidak berwujud.
Kesimpulan yang diambil dari penelitian di atas adalah terdapat dua
macam pengukuran yang telah diperkenalkan para ahli akuntansi untuk menilai
modal intelektual, yaitu dalam bentuk moneter dan non-moneter. Meski secara
moneter dimungkinkan, namun penilaian terhadap angka-angka yang tersaji masih
sulit dilakukan bahkan dikhawatirkan akan dapat membuka celah bagi manipulasi
laba. Penilaian secara non-moneter diperkirakan akan lebih dapat menggambarkan
kinerja perusahaan atas modal intelektual yang dimiliki. Penilaian non-moneter
yang telah dikembangkan salah satunya adalah balance scorecard. Penyajian
laporan keuangan yang dilengkapi dengan suplemen berupa balance scorecard
dinilai akan memberikan gambaran yang lebih kongkrit tidak hanya mengenai
financial performance namun juga financial performance dari modal intelektual
yang merupakan aset utama perusahaan, terutama untuk perusahaan yang berbasis
pada penggunaan modal intelektual.
Penelitian selanjutnya yang secara spesifik berhubungan dengan dunia
sepakbola, yaitu penelitian mengenai akuntansi untuk pemain sepakbola yang
dilakukan oleh Astri Prima Devi. Seperti halnya penelitian untuk modal
intelektual, Devi (2004) bertujuan untuk melihat kemungkinan pelaporan human
capital dalam sebuah klub sepakbola, yaitu pemain sepakbola, sebagai aset dalam
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
35
neraca perusahaan. Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa pelaporan human
capital dalam laporan keuangan masih kurang terakomodasi sesuai standar yang
ada karena terhambat dengan keandalan pengukurannya. Pada industri sepak bola,
pemain dianggap sebuah aset karena dapat menambah nilai bagi klub. Adanya
bursa transfer pemain dan nilai perolehan secara jelas memungkinkan pemain
sepak bola diakui sebagai aset. Sehingga diharapkan adanya aturan yang mengatur
tentang pengakuan human capital dalam sebuah laporan keuangan.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas saat disimpulkan bahwa aktiva
tidak berwujud seperti human capital dan modal intelektual lainnya memiliki
peran penting dalam memberi manfaat ekonomi masa depan kepada perusahaan,
meski demikian terdapat kendala dalam pengakuan sebagai aset terkait dengan
keandalan pengukurannya. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi pemain sepak
bola, karena dalam industri sepak bola seorang pemain dapat diukur dengan jelas
sehingga dapat diperjualbelikan, disewakan dan dipertukarkan. Selain itu dalam
hal transaksi untuk pemain sepak bola juga terdapat active transfer market dengan
nilai perolehan yang jelas sehingga pengukurannya sebagai aset dapat dilakukan
secara andal. Kemudian pemain sepak bola juga berperan dalam hal meningkatkan
nilai klub dan memberi manfaat ekonomi di masa depan bagi sebuah klub.
Berdasar alasan-alasan tersebut maka pemain sepak bola dapat memenuhi kriteria
sebagai aset.
2.7. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan, teori-teori yang melandasi serta penelitian
sebelumnya, maka didapat kerangka konseptual seperti pada gambar berikut :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
36
Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Intellectual Capital
Human Capital
Pengakuan Human Capital sebagai
aset di industri sepak bola
Pengukuran
Human Capital
Pelaporan
Human Capital
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
37
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas tentang metodologi penelitian yang digunakan
oleh peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui metode penelitian
kepustakaan (library research), dan teknik analisa menggunakan metode analisis
isi (content analysis). Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam skripsi ini
adalah empat klub yang berkompetisi di Liga Inggris yaitu Arsenal, Everton,
Manchester United, dan West Ham. Objek dalam penelitian ini yaitu informasi
mengenai pelaporan dan pengukuran pemain sepak bola dalam laporan keuangan
klub.
3.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan
menggunakan metode library research atau penelitian kepustakaan. Anselm dan
Corbin (2003) menjelaskan penelitian kualitatif sebagai jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan
lainnya. Karakteristik penelitian kualitatif bersifat induktif, humanistis, serta
memahami manusia dari sudut pandang mereka sendiri (Iskandar 2009).
Sawarjuwono dan Kadir (2003) menjelaskan bahwa Library research
merupakan bentuk penelitian yang menggunakan literatur sebagai objek kajian.
Penelitian yang dilakukan oleh Newby pada Weber State University (2001)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
38
menjelaskan bahwa langkah-langkah dari library research berkaitan dengan
organisasi perpustakaan, jenis bahan yang tersedia, akses informasi, dan strategi
penelitian. Hasil dari proses tersebut berupa synthesis paper, yang dinilai melalui
gaya penulisan karya ilmiah, topik makalah, penulisan outline dan pengenalan,
format kutipan, mengedit, dan membuat presentasi lisan. Subjek yang diteliti
dalam penelitian ini adalah klub sepak bola Arsenal FC, Everton FC, Manchester
United FC, dan West Ham United FC yang berkompetisi di Liga Inggris serta
yang menjadi objek penelitian adalah pengukuran dan pelaporan pemain sepak
bola dalam laporan keuangan klub.
Pendekatan kualitatif dipilih dalam penelitian ini karena perlakuan
akuntansi terhadap pemain sepak bola yang berhubungan dengan akuntansi
sumber daya manusia merupakan bahasan baru dalam treatment akuntansi, yang
sebelumnya belum pernah Peneliti pelajar secara intensif, terlebih jangkauan akan
penelitian-penelitian dalam bidang tersebut masih cukup awam bagi kawasan
dimana Peneliti berada. Metode pengumpulan data melalui library research
digunakan untuk menjamin kualitas dari informasi yang dibutuhkan. Jurnal-jurnal
ilmiah, artikel, handbook yang dipublikasikan maupun karya ilmiah lain yang
diterbitkan oleh institusi, dan laporan keuangan yang diperoleh dari website klub
sepak bola digunakan sebagai sumber informasi yang intensif dan relevan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
39
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif berbentuk angka-angka yang didapat dari laporan
keuangan klub sepak bola yang berkompetisi di Liga Inggris. Sampel diambil dari
4 klub yang berkompetisi di kasta teratas sepak bola Liga Inggris yaitu Arsenal
FC, Everton FC, Manchester United dan West Ham United. Sementara data
kualitatif atau data non digit diperoleh dari jurnal dan artikel serta sumber
referensi lainnya yang membahas tentang pengukuran dan pelaporan pemain
sepak bola sebagai aset dalam laporan keuangan klub.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif berupa laporan keuangan klub sepak bola yang berasal
dari website klub. Data kualitatif berupa sumber tertulis atau literatur yang berasal
dari perpustakaan maupun penelusuran data online.
Tabel 3.1 Daftar Data yang Diteliti
Nama Klub Data yang Diteliti Periode
Arsenal FCStatement of account
and annual report1 Juni 2012 – 31 Mei 2013
Everton FCannual report and
account1 Juni 2012 – 30 Juni 2013
Manchester United FCannual financial
report1 Juni 2012 – 31 Mei 2013
West Ham United FCreport and financial
statement1 Juni 2012 – 31 Mei 2013
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
40
3.2.1. Profil Subjek Penelitian
3.2.1.1. Arsenal FC
Arsenal Football Club (dikenal pula sebagai Arsenal atau The Gunners)
adalah klub profesional Inggris yang berbasis di daerah London Utara, London.
Klub ini kini bermain di Liga Utama Inggris. Arsenal didirikan di daerah
Woolwich, bagian tenggara kota London pada 1886 dengan nama Dial Square,
lalu dengan cepat berganti nama menjadi Royal Arsenal. Tahun 1891 nama
mereka diganti menjadi Woolwich Arsenal. Pada tahun 1913, klub ini pindah ke
wilayah utara, tepatnya di daerah Highbury dan membangun Stadion Highbury,
yang menjadi markas baru mereka. Saat pindah lokasi itulah, nama depan klub
mereka, yaitu Woolwich dihapus sehingga hanya nama Arsenal yang tersisa.
Selain itu karena lokasi stadion Arsenal dekat dengan markas Tottenham Hotspur,
maka tak heran jika pertandingan Arsenal vs Tottenham Hotspur disebut "North
London derby" dan merupakan salah satu derby terpanas di London.
Pada tahun 1991, Arsenal menjadi juara bersama dengan Tottenham di
Community Shield setelah hasil kedudukan imbang 0-0 (saat itu, jika kedudukan
seri maka kedua tim dianggap juara). Puasa Arsenal akan gelar dari kompetisi
Eropa akhirnya hilang setelah pada musim 1993-94, ditangan pelatih George
Graham, Arsenal kembali juara di kancah Eropa, tepatnya di ajang Piala Winners
setelah mengalahkan klub Parma FC dengan skor 1-0. Pada musim berikutnya,
Arsenal kembali berhasil ke final di ajang yang sama, tapi kali ini mereka
dikalahkan oleh Real Zaragoza dengan skor 2-1.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
41
Kedatangan pelatih Arsène Wenger ke Arsenal pada tahun 1996 berhasil
membuat Arsenal kembali berjaya dan berhasil merusak dominasi Manchester
United di Liga Utama Inggris pada saat itu. Arsenal pun dibawanya berhasil
menjadi runner-up di ajang Piala UEFA pada tahun 2000 setelah melawan
Galatasaray lewat adu penalti 4-1 setelah kedudukan imbang. Pada musim 2003-
04 hingga awal musim 2004-05, Arsenal berhasil mencetak rekor 49 pertandingan
tak terkalahkan dan mematahkan rekor milik Nottingham Forest F.C. (42 kali)
yang merupakan rekor tak terkalahkan terpanjang di dalam sejarah sepak bola
Inggris. Pada musim 2005-06, Arsenal kembali meraih prestasi di kancah Eropa
dengan menjadi finalis Liga Champions setelah dikalahkan FC Barcelona 2-1 di
Stade de France, Paris.
Setelah mencapai final Liga Champions pada tahun 2006, prestasi terbaik
Arsenal hanyalah mencapai babak final pada tahun 2007 dan 2011 pada Piala Liga
Inggris, kalah 2–1 dari Chelsea dan kalah dengan skor yang sama dari
Birmingham City. Arsenal sudah tidak pernah meraih piala semenjak gelar Piala
FA yang didapat pada tahun 2005. Arsenal dikenal sebagai klub yang sering
mencetak pemain hebat. Mendidik pemain lewat akademi ataupun membeli
pemain dengan harga murah nantinya pemain tersebut dijual dengan harga mahal.
Sejak berdiri, Arsenal beberapa kali pindah stadion. Mulai dari memakai
sebuah lapangan di Woolwich yang bernama Manor Ground, lalu pindah ke
London Utara, sekaligus membangun Stadion Highbury dan dipakai pertama kali
dipakai pada tahun 1913. Stadion ini dipakai Arsenal hingga pada musim 2005/06
(atau berusia kurang lebih 93 tahun). Pertandingan terakhir yang digelar di
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
42
Stadion Highbury adalah Liga Utama Inggris, yaitu Arsenal vs Wigan Athletic
yang berhasil dimenangkan oleh Arsenal dengan skor 4-2 dengan tiga gol dari
Thierry Henry. Stadion ini diganti, dikarenakan kapasitasnya yang terlalu kecil
dibanding stadion klub-klub lain, seperti Chelsea. Sejak bulan Juli 2006 sampai
sekarang, klub ini menempati markas barunya, Stadion Emirates yang
berkapasitas 60.500 kursi dan terletak di Ashburton Grove dan peresmian
pemakaian Stadion Emirates sekaligus pertandingan pertama yang digelar adalah
dengan diadakannya sebuah pertandingan persahabatan antara Arsenal dengan
para pemain legenda Belanda untuk perpisahan Dennis Bergkamp, seorang
mantan penyerang Arsenal.
3.2.1.2. Everton FC
Everton F.C. adalah sebuah klub sepak bola profesional yang bermarkas di
Kota Liverpool, Inggris, dan merupakan klub rival dari klub sekota Liverpool.
Didirikan pada tahun 1878 dan menjadi salah satu pendiri dari Liga Sepak Bola
(Football League) pada tahun 1888 serta Liga Primer pada tahun 1992. Saat ini
berkompetisi di Liga Utama Inggris, divisi teratas Liga Inggris. Mereka telah
berkompetisi di divisi teratas dengan rekor 108 musim, menjadi klub yang paling
lama bermain di divisi teratas kompetisi sepak bola Inggris.
Pada saat didirikan klub ini bernama St. Domingo F.C. dengan tujuan agar
jemaah disekitar Gereja St. Domingo dapat mengikuti olah raga di luar musim
panas saat mereka jeda bermain kriket. Diawal pembentukan Everton, tim ini
bermain lapangan Stanley Park tanpa ada ruang ganti dan harus membawa tiang
gawang sendiri ke lapangan. Klub berubah nama menjadi Everton setahun
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
43
kemudian, agar bisa menampung orang dari luar jamaah yang ingin berpartisipasi.
Seragam “Royal Blue” baru dikampanyekan penggunaannya pada musim
1901/1902.
Gelar liga pertama mereka raih pada musim 1890-91. Bergabungnya Dixie
Dean pada tahun 1925 mempengaruhi kesuksesan "The Toffees" menjuarai
kompetisi musim 1927-28. Dan setelah lima gelar liga dan dua trofi Piala FA
kemudian, pretasi Everton seperti berhenti dan baru bangkit lagi pada tahun 1960-
an. Dua gelar liga dan satu trofi Piala FA menjadi bukti kesuksesan pada periode
tersebut. Pada tahun 1980-an, Everton kembali menikmati periode keemasan.
Setelah penunjukan manajer Howard Kendall pada tahun 1981, Toffees berhasil
meraih dua gelar liga pada musim 1984-85 dan 1986-87 dan satu trofi Piala FA
1984. Gelar domestik tersebut dilengkapi pula dengan trofi Piala Winners UEFA
1984-85, yang menjadi satu-satunya gelar Eropa yang pernah direngkuh Everton
hingga saat ini. Akibat Tragedi Heysel, Everton tidak dapat ikut berkompetisi di
Eropa. Tragedi tersebut membuat klub-klub Inggris tidak diperbolehkan
mengikuti kompetisi Eropa selama lima tahun. Everton pun gagal memperoleh
peluang mengulangi sukses tim-tim Inggris di kejuaraan antarklub Eropa selama
periode 1980-an.
Ketika larangan tersebut dicabut oleh UEFA dan Inggris memasuki era
Liga Primer, prestasi Everton mulai menurun. Setelah menjuarai Piala FA 1995,
prestasi Everton cendrung menurun. Kedatangan manajer Joe Royle pada tahun
1994 sempat membuat klub disegani dan Everton sukses menduduki peringkat
keenam Liga Primer musim 1995-96. Penampilan Everton kembali menurun,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
44
hingga akhirnya David Moyes datang. Manajer asal Skotlandia ini
menyelamatkan Everton dari ancaman degradasi pada musim 2001-02. Tangan
dingin Moyes berhasil mengangkat kembali penampilan tim.
3.2.1.3. Manchester United FC
Manchester United Football Club merupakan sebuah klub sepak bola
profesional Inggris yang berbasis di Old Trafford, Manchester Raya, yang
bermain di Liga Premier Inggris. Didirikan dengan nama Newton Heath LYR
Football Club pada tahun 1878, kemudian berganti nama menjadi Manchester
United pada 1902 dan pindah ke Old Trafford pada tahun 1910. Stadion utama
dari Manchester United yaitu Old Trafford Stadium yang mendapat julukan
Theatre of Dreams.
Manchester United yang memiliki julukan “Setan Merah” atau “The Reds
Devils” termasuk klub sukses di Inggris bersaing dengan Liverpool karena telah
memenangkan banyak trofi di sepak bola Inggris maupun Eropa, termasuk rekor
20 gelar Liga, rekor 11 Piala FA, empat Piala Liga dan rekor 20 FA Community
Shield. Klub ini juga telah memenangkan tiga Piala Eropa, Piala UEFA satu Piala
Winners UEFA, satu Piala Super UEFA, satu Piala Interkontinental dan satu Piala
Dunia Antarklub FIFA. Pada 1998-1999, klub memenangkan treble dari Liga
Premier, Piala FA dan Liga Champions, prestasi yang belum pernah diraih oleh
klub Inggris sebelumnya. Pertemuan Manchester United dengan Liverpool sering
disebut Derby terpanas di Inggris Raya.
Bencana Udara München 1958 merupakan tragedi yang tidak bisa
dilupakan para pendukung Manchester United karena telah merenggut nyawa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
45
delapan pemain. Pada tahun 1968, di bawah manajemen Matt Busby, Manchester
United adalah klub sepak bola Inggris pertama yang memenangkan Piala Eropa.
Alex Ferguson merupakan manajer tersukses yang pernah menangani Manchester
United setelah memenangkan 28 penghargaan utama, dan 38 secara total, dari
bulan November 1986 sampai Mei 2013. Beliau pensiun setelah mengabdikan diri
selama 26 tahun di klub. Kemudian menunjuk rekan sesama Skotlandia yaitu
David Moyes untuk menggantikannya pada tanggal 9 Mei 2013.
Manchester United adalah klub sepak bola terkaya ketiga di dunia untuk
2011-12 dalam hal pendapatan, dengan pendapatan tahunan sebesar €395.9 juta,
dan klub kedua paling bernilai tahun 2013, dengan nilai sebesar $3.165 miliar.
Manchester United juga merupakan salah satu tim sepak bola yang mempunyai
banyak pendukung di dunia. Setelah sahamnya tercatat di London Stock
Exchange pada tahun 1991, klub itu dibeli oleh Malcolm Glazer pada Mei 2005 di
kesepakatan menilai klub di hampir £800 juta. Pada bulan Agustus 2012,
Manchester United melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek New
York.
3.2.1.4 West Ham United FC
West Ham United Football Club adalah sebuah klub sepak bola
profesional Inggris yang berbasis di Upton Park, London Timur, Inggris. Saat ini
klub bermain di kasta teratas sepak bola Inggris yaitu Barclays Premier League.
Klub ini didirikan pada tahun 1895 sebagai Thames Ironworks dan direformasi
pada tahun 1900 sebagai West Ham United. Pada tahun 1904 klub pindah ke
stadion Boleyn Ground. West Ham pada awalnya berkompetisi di Shoutern
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
46
League dan West League sebelum akhirnya bergabung dengan Football League
pada tahun 1919. Kemudian klub mendapat jatah promosi ke liga teratas untuk
musim 1923. Pada tahun 1923 juga klub masuk final pertama pada Piala FA
berhadapan dengan Bolton Wanderers yang digelar di stadion Wembley.
Klub memenangkan Football League Cup pertama kali pada tahun 1940.
West Ham United telah memenangkan Piala FA sebanyak tiga kali yaitu pada
tahun 1964, 1975 dan 1980 serta menjadi runner-up dua kali, pada tahun 1923 dan
2006. Pada tahun 1965, mereka memenangkan Piala Winners Eropa, dan pada
tahun 1999 mereka memenangkan Piala Intertoto. Mereka adalah salah satu dari
delapan klub ada tak pernah turun di bawah tingkat kedua sepakbola Inggris,
menghabiskan 55 dari 87 musim liga di Divisi 1 sampai 2013. Namun, tidak
seperti tujuh lainnya (Arsenal Chelsea, Everton, Liverpool, Manchester United,
Newcastle united dan Tottenham Hotspur), klub tidak pernah memenangkan gelar
liga. Posisi liga akhir terbaik di klub adalah tempat ketiga di Divisi Pertama 1985-
1986.
Julukan yang dimiliki West Ham United adalah “The Hammers”. Manajer
klub sekarang adalah Sam Allardyce dengan membawa klub menduduki peringkat
7 klasemen Barclays Premier League. Pada bulan Juni 2013 West Ham
menciptakan rekor klub dalam pembelian pemain dengan membeli Andy Carroll
dari Liverpool seharga 15 juta Euro. West Ham United akan pindah ke stadion
Olympic, London pada musim 2016-2017.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
47
Tabel 3.2 Daftar Subjek Penelitian
Nama Negara Nama Liga Nama Klub
Inggris Premier League Arsenal FC
Inggris Premier League Everton FC
Inggris Premier League Manchester United FC
Inggris Premier League West Ham United FC
3.3. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan cara peneliti mendapatkan data
yang selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut sesuai hal yang berkaitan dengan
penelitian yang akan dikaji. Berikut merupakan prosedur pengumpulan data dalam
penelitian ini :
1. Pencarian buku-buku literatur terkait konsep dasar akuntansi sumber daya
manusia yang didapatkan peneliti di perpustakaan.
2. Studi teoritis lebih lanjut mengenai pengukuran dan pelaporan pemain sepak
bola yang didapat dari jurnal-jurnal, handbook dan artikel terkait.
3. Pengumpulan data laporan keuangan klub sepak bola yang berkompetisi di
Liga Inggris yang diperoleh melalui website klub tersebut.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
48
3.4. Teknik Analisis Data
Peneliti melakukan teknik analisis data sesuai prosedur penelitian
kualitatif dengan menggunakan content analysis. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data yang valid sesuai konteks dan bertujuan memberikan
pengetahuan, wawasan baru, representasi fakta dan panduan praktis untuk
bertindak (Krippendorff, 1980 dalam Elo dan Kyngas, 2008). Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan dan mengidentifikasi referensi konsep pengakuan pemain
sepak bola dalam laporan keuangan. Melakukan kegiatan resume untuk
mendapatkan informasi yang intensif mengenai pokok bahasan seperti konsep
human capital sebagai aset, metode pengukuran human capital, pelaporan
pemain sepak bola sebagai human capital dalam laporan keuangan klub, dan
relevansi juga kritik terhadap konsep human capital sebagai aset.
2. Mempelajari referensi khusus yang berkaitan dengan konsep pengakuan
pemain sepak bola sebagai aset bagi klub serta melihat bentuk pelaporan
pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub.
3. Membandingkan dengan kondisi industri sepak bola di Indonesia,
permasalahan yang ada pada industri sepak bola di Indonesia, proses transfer
pemain sepak bola di Liga Indonesia, dan pelaporan laporan keuangan klub
sepak bola di Indonesia berdasarkan konsep akuntansi sumber daya manusia.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
49
BAB 4
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil studi literatur yang Peneliti
gunakan dalam “Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Industri Sepak Bola”
beserta beberapa ulasan fakta-fakta yang Peneliti temukan dalam penelitian.
Dimulai dengan menyajikan gambaran umum literatur perlakuan akuntansi
terhadap pemain sepak bola, kemudian dilanjutkan dengan: Konsep dan
Pengukuran Human Capital dalam Akuntansi Sumber Daya Manusia; Pemain
Sepak Bola sebagai Human Capital dalam Industri Sepak Bola; dan Karakteristik
Pemain Sepak Bola sebagai Aset yang akhirnya menuju pada pengukuran dan
pelaporan pemain sepak bola yang dilakukan oleh klub Arsenal FC, Everton FC,
Manchester United FC, dan West Ham United FC.
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek bahasan tentang akuntansi pemain sepak bola menarik perhatian
peneliti karena pemain sepak bola sebagai sumber daya manusia bagi klub
merupakan aset penting yang harus diakui dalam laporan keuangan. Sedangkan
masih terdapat perdebatan oleh banyak kalangan mengenai pengakuan akuntansi
bagi pemain sebagai aset atau beban bagi suatu klub sepak bola. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku
literatur dan e-book yang membahas tentang akuntansi pemain sepak bola.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
50
Penelitian ini menggunakan sampel laporan keuangan 4 klub yang bermain
di kasta teratas sepak bola Liga Inggris sebagai salah satu data yang diteliti. Klub
tersebut adalah Arsenal FC, Everton FC, Manchester United dan West Ham
United. Pembahasan dilakukan dengan menampilkan literatur utama kemudian
diikuti dengan konsep dan pengukuran human capital dalam akuntansi sumber
daya manusia, pemain sepak bola sebagai human capital dalam industri sepak
bola dan karakteristik pemain sepak bola sebagai aset klub sepak bola.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Konsep dan Pengukuran Human Capital dalam Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Human capital memiliki arti sebagai manusia itu sendiri yang secara
personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kemampuan daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki (Stewart, 1997 dalam Totanan, 2004). Daya pikir merupakan
kecerdasan yang dibawa sejak lahir dan kecakapan yang diperoleh dari suatu
pembelajaran maupun pelatihan. Sedangkan daya fisik adalah kekuatan dan
ketahanan yang dimiliki manusia dalam melakukan suatu pekerjaan yang lama
ataupun berat.
Mayo (2000) dalam Rachmawati et al. (2004) menjelaskan bahwa human
capital merupakan bagian penting dari entitas karena menjadi sumber
pengetahuan dan inovasi serta pengembangan strategi melalui suatu penelitian,
pelatihan dan pengembangan keterampilan. Perusahaan akan memiliki nilai
tambah dari human capital melalui motivasi, komitmen dan efektivitas kerja
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
51
sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan. Tambahan nilai yang
diperoleh dari human capital dalam proses menjalankan tugas dan pekerjaannya
akan memberikan sustainable revenue di masa yang akan datang bagi suatu
entitas. Perusahaan yang dikelola oleh orang yang berbeda akan menghasilkan
sesuatu yang berbeda juga. Artinya, jika suatu aset perusahaan yang sama tetapi
dikelola oleh individu yang berbeda nantinya akan memiliki nilai tambah yang
berbeda. Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan juga merupakan suatu
penggerak bagi aset berwujud yang dimiliki perusahaan untuk dapat
menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.
Terdapat dua metode menurut Flamholtz (1974) dalam Tunggal (1995)
untuk mengukur human capital yaitu Metode Biaya Historis (Historical Cost of
Human Resource), yang menghitung nilai atas semua biaya sumber daya manusia
yang telah dikeluarkan untuk memperoleh (acquisition cost) dan mengembangkan
(development cost) sumber daya manusia dari suatu organisasi, serta Metode
Biaya Pengganti (Replacement Cost of Human Resource) yang mencakup semua
biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menggantikan sumber daya
manusia yang sekarang dipekerjakannya. Dasar metode pengukuran nilai Human
Capital terdiri dari dua metode, yaitu :
1. Metode Moneter tujuannya adalah menyediakan sebuah cara untuk pengukuran
dua dimensi utama dari harga perseorangan di sebuah organisasi perusahaan
(Expected Conditional Value dan Realizable Value). Metode-metode
pengukuran yang menggunakan ukuran-ukuran moneter adalah Historical
(Original Cost Method), Replacement Cost Method, Current Cost Method,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
52
Opportunity Cost Method, Compensation Model, Adjusted Discounted Future
Wages Method, dan Goodwill method.
2. Metode pengukuran non moneter pada Human Resource Accounting (HRA)
menggunakan variabel-variabel tertentu dalam menyajikan informasi mengenai
nilai sumber daya manusia, seperti inventarisasi keterampilan dan kemampuan
pekerja, dan pengukuran sikap atau tingkah lakunya, pengukuran ini lebih
relevan digunakan untuk pihak intern terutama untuk mengukur prestasi kerja
level manajemen dari tingkat bawah sampai tingkat atas. Beberapa metode
menilai sumber daya manusia dengan teknik non moneter adalah mendaftar
kemampuan dan keahlian seseorang, pembuatan rating atau ranking atas
prestasi seseorang, penilaian terhadap potensi seseorang, pengukuran sikap,
subjective expected utility dan model likert-bowers.
4.2.2. Pemain Sepak Bola sebagai Human Capital dalam Industri Sepak Bola
Sepak bola telah menjadi industri yang sangat menguntungkan pada masa
sekarang. Banyak investor dari Timur Tengah dan Rusia yang menginvestasikan
kekayaannya pada klub-klub besar di daratan Eropa. Tujuannya pun sudah pasti
untuk meraup kentungan lewat banyaknya prestasi yang didapatkan oleh klub
yang dimiliki. Klub yang kuat adalah klub yang terdiri dari pemain-pemain
bintang kelas dunia. Maka dari itu para pemilik klub tidak segan mengeluarkan
dana jutaan poundsterling untuk membeli pemain yang dianggap mampu
mengangkat prestasi klub tersebut.
Pemain sepak bola merupakan human capital yang secara personal
memberikan kontribusi jasa melalui daya pikir dan fisik yang dimilikinya untuk
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
53
klub sepak bola. Pemain sepak bola memiliki daya pikir yaitu bakat yang dimiliki
sejak lahir dan visi bermain di atas lapangan yang diperoleh dari proses latihan di
akademi sepak bola. Daya fisik yang merupakan kekuatan dan ketahanan stamina
yang dimiliki pemain sepak bola dalam berlatih maupun bermain dalam suatu
pertandingan.
Pemain sepak bola menjadi bagian penting dari klub karena memiliki
peranan menambah nilai klub tersebut melalui performa dan kemenangan yang
diraih dalam suatu pertandingan. Tambahan nilai yang didapat dari pemain sepak
bola dalam melakukan tugas dan kewajibannya akan memberikan sustainable
revenue bagi klub di masa yang akan datang. Seperti banyaknya sponsor yang
akan dimiliki oleh klub, pendapatan dari segi siaran pertandingan, semakin
banyaknya suporter yang menonton pertandingan klub, dan hadiah dari kompetisi
yang diikuti.
Penilaian pemain sepak bola hanya dilakukan bagi pemain yang dibeli
klub dari klub lainnya dengan harga tertentu. Sedangkan untuk pemain yang
berasal dari akademi klub dan pemain yang dibeli secara gratis karena kontrak
dengan klub lamanya habis, oleh IFRS tidak diperbolehkan dinilai di neraca
keuangan klub. Hal ini serupa dengan internally generated intangibles lainnya
seperti merek yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Transfer pemain sepak
bola dilakukan ketika awal dan pertengahan kompetisi. Klub mencari pemain
yang dianggap dapat membantu tim meraih kesuksesan. Soepriyanto (2013)
menjelaskan ada beberapa komponen biaya yang terkait dengan transfer yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
54
dikapitalisasi dalam laporan keuangan dan diamortisasi sepanjang usia kontrak
pemain. Komponen biaya yang terkait dengan transfer yaitu :
1. Biaya Transfer
Bagian yang utama dalam transaksi kontrak pemain yaitu biaya transfer.
Biaya ini merupakan penawaran awal klub peminat kepada klub pemilik pemain
yang bersangkutan. Nilainya dimulai dari nol, ratusan ribu sampai puluhan
ataupun ratusan juta poundsterling. Jika biaya transfer disepakati, maka proses
transaksi transfer akan bisa dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Pada kondisi
terbaru seperti sekarang, banyak pemain sepak bola pada klausul kontraknya telah
dicantumkan biaya transfer minimal yang harus dibayar oleh klub peminat. Jadi,
apabila klub peminat sanggup membayar sejumlah uang yang telah ditentukan,
maka proses transaksi bisa langsung ke tahap selanjutnya.
Biaya transfer ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain performa
pemain yang akan dibeli, pemain yang sedang dalam kondisi on fire akan dihargai
dengan harga yang tinggi. Faktor selanjutnya adalah potensi yang dimiliki pemain
yang akan berpengaruh di masa mendatang, pemain dengan usia emas antara 21-
27 tahun biasanya dihargai lebih mahal karena dianggap memiliki prospek yang
baik di masa mendatang. Lama kontrak yang dimiliki pemain juga akan
mempengaruhi besarnya nilai transfer, jika sisa kontrak di klub sekarang masih
lama maka biaya transfer akan menjadi mahal dan sebaliknya. Posisi pemain juga
termasuk faktor dalam transfer pemain, biasanya posisi penyerang akan lebih
mahal harganya karena dari seorang penyerang diharapkan terciptanya gol yang
membawa tim memenangi suatu pertandingan. Dan beberapa faktor lainnya yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
55
bisa mempengaruhi nilai transfer yaitu sejarah cedera pemain, status
kewarganegaraan, dan status klub yang akan membeli pemain.
2. Training Compensation
Biaya pelatihan atau Training Compensation adalah biaya kompensasi
latihan yang harus dibayarkan ke klub sebelumnya. Pelatihan dan pendidikan
dalam akademi sepak bola biasanya dilakukan dalam rentang usia 12 sampai
dengan 23 tahun. Biaya ini harus dibayarkan ketika pemain tersebut
menandatangani kontrak profesional pertamanya dan setiap kali pemain tersebut
ditransfer ke klub lain sampai berusia 23 tahun. Besarnya nilai biaya ini
ditentukan oleh FIFA sebagai asosiasi sepak bola dunia.
3. Solidarity Contribution
Solidarity Contribution merupakan besaran biaya yang dikeluarkan dalam
transfer untuk membayar klub yang melatih pemain tersebut ketika berusia antara
12-23 tahun. Biaya ini berbeda dengan biaya sebelumnya yaitu Training
Compensation. Apabila pemain tersebut dalam rentang 12-23 tahun berlatih di
beberapa klub berbeda maka dipilih klub yang paling lama dia berlatih sebagai
penerima biaya Solidarity Contribution. Besarnya biaya Solidarity Contribution
yang telah ditetapkan FIFA yaitu 5% dari total biaya transfer setelah dikurangi
Training Compensation.
4. Biaya Agen
Setiap pemain sepak bola mayoritas akan diwakili oleh agen pemain dalam
melakukan negosiasi dengan klub baik dalam hal gaji maupun biaya transfer.
Agen juga berperan penting dalam lancarnya proses transfer dari satu klub ke klub
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
56
lainnya. Bisa dibilang agen merupakan jembatan antara pemain dan klub. Dari
biaya total transfer terdapat juga beberapa persen bagian untuk agen sesuai
kesepakatan yang telah ditentukan. Berdasarkan catatan FIFA pada tahun 2012,
jumlah biaya agen dan pihak-pihak terkait lainnya mencapai 25% dari total biaya
transfer pemain tersebut. Contoh agen yang terkenal yaitu Mino Raiola, seorang
berkebangsaan Italia yang menjadi agen dari banyak pemain top di dunia seperti,
Zlatan Ibrahimovich, Cristiano Ronaldo, dan lainnya lagi. Ada pula pemain yang
mempercayakan ayah, kakak, adik atau saudara lainnya sebagai agennya sendiri.
5. Signing Bonus
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh klub untuk pemain itu
sendiri secara pribadi. Signing bonus ini nantinya akan masuk ke rekening pribadi
pemain sendiri sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.
Adanya signing bonus ini juga dapat mempengaruhi keputusan seorang pemain
untuk bergabung dengan suatu klub.
Selain mengkapitalisasi pemain sepak bola alternatif lain yang dilakukan
oleh klub yaitu dengan langsung membebankan kos dari transfer pemain ke akun
biaya di laporan laba rugi klub pembeli. Sehingga nilai dari kontrak pemain tidak
diakui dalam periode kontrak yang berlaku dan pemain tidak diakui sebagai aset
tetapi sebagai beban. Klub melakukan pendekatan ini karena tidak dapat
mengukur masa manfaat ekonomis masa depan dari kontrak pemain sehingga
tidak mengakuinya sebagai aset tidak berwujud.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
57
4.2.3. Karakteristik Pemain Sepak Bola sebagai Aset
Berdasarkan laporan dari UEFA sebagai asosiasi klub sepak bola benua
Eropa, dalam “UEFA Club Licensing Benchmarking Report” tahun 2010,
diketahui bahwa terdapat 60% klub yang berada di bawah naungan UEFA
menggunakan pendekatan kapitalisasi dalam mengakui pemain sepak bola.
Namun jika dikerucutkan lagi menjadi 80 klub elit yang masuk ke babak
kualifikasi utama kompetisi UEFA, maka akan terlihat jika 91% dari klub-klub
tersebut menggunakan kapitalisasi dalam mengakui pemain sepak bola daripada
melakukan pendekatan pembebanan kos ke akun biaya. Kompetisi UEFA
merupakan kompetisi yang diikuti oleh klub yang menduduki peringkat atas
masing-masing liga di negaranya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa klub-klub
besar di benua Eropa lebih memilih pendekatan kapitalisasi yang mengakui
pemain sepak bola sebagai aset.
Pengakuan pemain sepak bola sebagai aset telah menimbulkan perbedaan
pendapat di antara para akademisi dan peneliti. Hal ini dipicu karena masih
biasnya manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh dari kontrak pemain sepak
bola tersebut. Dari penelitian yang dilakukan Amir dan Livne (2005) Brommer
(2011) menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan oleh kontrak pemain
sepak bola terhadap manfaat ekonomi masa depan sebuah klub. Berbeda dengan
penelitian Devi (2004) yang menganggap pemain sepak bola sebagai aset karena
berperan penting terhadap bertambahnya nilai klub. Pemain yang tepat dapat
membawa klub berprestasi sehingga nantinya akan membawa keuntungan bagi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
58
klub lewat sponsor, hak siar pertandingan, penjualan merchandise klub, dan
bertambahnya basis pendukung klub secara global.
Pencatatan transaksi jual beli kontrak pemain atau dalam laporan keuangan
klub disebut player’s registration di Eropa menggunakan standar IAS 38
Intangible Assets. Kriteria pengakuan suatu aset tak berwujud dapat diakui
sebagai aset di neraca menurut IAS 38 adalah sebagai berikut :
1. Aset tersebut dapat diidentifikasi. Yang berarti aset tersebut mempunyai
manfaat ekonomis yang dapat dijual, disewakan atau dipertukarkan secara
terpisah.
2. Perusahaan memiliki kendali terhadap aset tersebut, seperti adanya hak legal
dan kontrak.
3. Perusahaan mendapatkan manfaat ekonomis di masa mendatang dari aset
tersebut.
4. Harga Perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Kriteria yang telah disebutkan di atas akan menjadi dasar pembahasan
bagaimana pemain sepak bola dapat diakui sebagai aset. Pemain sepak bola dapat
diidentifikasi dengan jelas sehingga dapat dijual, disewakan dan dipertukarkan
secara terpisah. Adanya bursa transfer membuat klub bisa menjual, menyewakan
dan menukar pemainnya.
Pemain akan dijual bila memang tidak dibutuhkan oleh tim atau ada
tawaran besar yang datang dari tim lain. Sedangkan klub akan menyewakan
pemainnya bila mereka kelebihan pemain dan ingin memberikan waktu bermain
lebih banyak kepada pemainnya. Biasanya para pemain muda yang akan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
59
dipinjamkan agar saat kembali dari masa peminjaman pemain tersebut memiliki
kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya. Alasan lain karena biaya gaji yang
terlalu tinggi sehingga klub akan meminjamkan pemainnya dan gaji akan dibayar
oleh klub peminjam. Pertukaran pemain terjadi lebih dikarenakan strategi yang
akan dipakai oleh kedua tim yang bersangkutan. Kedua tim akan sepakat jika
pemain yang ditukar akan berguna di timnya masing-masing. Pada proses
pertukaran biasanya ada klub yang akan dikenakan biaya tambahan sesuai dengan
kesepakatan.
Klub juga memiliki kendali atas pemain sepak bola melalui kontrak hukum
yang mengikat antara klub dan pemain sepak bola. Kontrak dilakukan pada awal
bergabungnya pemain ke klub tersebut dan berisi kesepakatan di antara kedua
pihak. Pemain dan klub harus mematuhi apa yang ada di isi kontrak tersebut.
Pemain tidak boleh berpindah ke klub lain tanpa seizin klub yang telah
mengontraknya kecuali kontraknya telah habis. Menurut aturan dari FIFA, pemain
yang kontraknya tersisa 6 bulan lagi dapat melakukan negosiasi klub lain tetapi
proses kepindahan baru diresmikan setelah kontrak dengan klub lamanya telah
habis. Maka dari itu klub memiliki kendali penuh atas pemainnya agar tidak
pindah tanpa izin selama masih terikat kontrak dengan klub.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan klub memiliki dan
membeli pemain yang berkualitas adalah untuk membawa klub berprestasi baik di
tingkat lokal maupun secara global. Manfaat ekonomis masa depan yang
diberikan oleh pemain sepak bola bagi klub yaitu kesuksesan dan sustainable
revenue. Pemain berkontribusi terhadap kesuksesan klub lewat penampilannya di
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
60
atas lapangan dalam meraih kemenangan. Apabila klub berprestasi karena
kemenangan yang diraih oleh tim yang kuat maka akan banyak menarik pihak
sponsor untuk masuk ke dalam klub, meningkatnya hak siar karena orang akan
berebut melihat permainan klub tersebut, meningkatnya penjualan merchandise
klub, dan bertambahnya fans secara global. Pemain seperti Cristiano Ronaldo
bahkan dapat memberi kontribusi baik di luar ataupun di dalam lapangan. Sudah
banyak rekor gol yang telah diciptakan dan mengantar Real Madrid meraih juara
Liga Spanyol dan Liga Champions Eropa. Di luar lapangan pesona Ronaldo juga
tidak kalah hebat dengan banyaknya iklan yang telah dibintangi. Dengan
banyaknya iklan yang dibintangi pemainnya, Real Madrid pun memperoleh
keuntungan ekonomis.
Bursa Transfer pemain di Eropa merupakan active transfer market bagi
pemain sepak bola. Harga Perolehan yang jelas dapat dilihat dari nilai transfer
yang dikeluarkan oleh klub pembeli. Sehingga harga pemain sepak bola dapat
diukur secara andal dengan adanya bursa transfer pemain. Dan sekarang dengan
banyaknya situs penyedia nilai transfer pemain memudahkan pengukuran pemain
sepak bola. Salah satu situs yang menyajikan nilai transfer pemain secara lengkap
yaitu transfermarkt.de. Pembahasan kriteria yang telah dilakukan menjelaskan
bahwa untuk industri sepak bola di Eropa dapat mengategorikan dan mengakui
pemain sepak bola sebagai aset tak berwujud.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
61
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Kebijakan Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Arsenal menyatakan bahwa
biaya (cost) yang berkaitan dengan perolehan player registration atau
perpanjangan kontrak mereka, termasuk fee untuk agen, dikapitalisasi dan
diamortisasi dalam jumlah yang sama selama periode kontrak tersebut. Jika
kontrak di negosiasi ulang, maka biaya yang belum diamortisasi (unamortized
cost) akan diamortisasi selama masa kontrak yang baru bersama dengan biaya
baru yang muncul dari perpanjangan kontrak. Jika akuisisi player registration
melibatkan aktiva non kas, seperti pertukaran antar pemain, maka transaksi
tersebut dihitung menggunakan estimasi nilai pasar dari aktiva yang ditukar
tersebut.
Everton, Manchester United dan West Ham United secara umum
menerapkan kebijakan akuntansi yang tidak berbeda jauh dengan kebijakan
akuntansi yang digunakan oleh klub sepak bola Arsenal. Baik Everton,
Manchester United dan West Ham United juga memiliki kebijakan yang sama
saat mengelola biaya klub. Khususnya saat terjadi negosiasi ulang untuk
memperpanjang kontrak pemain yang otomatis akan muncul biaya baru yang
langsung di amortisasi bersama dengan sisa biaya amortisasi kontrak sebelumnya
selama masa kontrak baru pemain yang sedang berjalan. Pada dasarnya kebijakan
akuntansi keempat klub tersebut mengakui dan mengkapitalisasi pemain
sepakbola dalam player registration sebagai aktiva tak berwujud. Nilai
kapitalisasi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pemain
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
62
tersebut sampai siap digunakan (harga perolehan). Keempat klub tersebut
menggunakan metode garis lurus selama masa kontrak dalam mengamortisasi
kontrak pemain sepak bola yang dimilikinya.
4.3.2. Pengakuan Pemain Sepak Bola sebagai Aktiva
Pengamatan yang dilakukan dari laporan keuangan klub Arsenal, Everton,
Manchester United dan West Ham United diketahui bahwa mereka mengakui
pemain sepak bola sebagai aktiva tak berwujud pada laporan keuangannya.
Arsenal melaporkan para pemain sepak bolanya pada neraca (Balance Sheet)
dengan perkiraan Intamgible Asset. Pada tanggal neraca 31 Mei 2013 nilai
intangible fixed asset yang dilaporkan sebesar 96,570,000 Poundsterling.
Everton juga mengakui pemain sepak bola yang dimiliki sebagai aktiva tak
berwujud. Pada tanggal Balance Sheet per 31 Mei 2013, Everton mencatat
pengakuan pemainnya pada intangible asset sebesar 29,601,000 Pounsterling dari
total aset klub tersebut yang sebesar 35,829,000 Poundsterling. Berbeda dengan
Arsenal, jumlah aktiva tak berwujud yang dimiliki oleh Everton lebih besar
daripada jumlah aktiva berwujud. Aktiva tidak berwujud yang dimiliki Everton
mencapai lebih dari 80% dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki.
Manchester United dalam melakukan pengakuan terhadap pemain sepak
bola yang dimilikinya tidak berbeda dengan Arsenal dan Everton. Manchester
United mencatat pemainnya pada player registration. Pada Balance Sheet tanggal
30 Juni 2013 tercatat bahwa jumlah player registration yaitu sebesar 119,947,000
Poundsterling dari total keseluruhan aktiva yang berjumlah 1,118,311,000
Poundsterling.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
63
West Ham United juga mengakui pemain sepak bola yang bermain untuk
mereka sebagai aktiva tidak berwujud sama seperti tiga klub sebelumnya. Pada
Balance Sheet tanggal 30 Mei 2013 dilaporkan bahwa West Ham United memiliki
intangible asset sebesar 24,479,000 Poundsterling dari total aset sebesar
89,084,000 Poundsterling. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa
keempat klub Liga Inggris tersebut memiliki kebijakan yang sama dalam
mengakui pemain sepak bola yang dimilikinya, yaitu mengakui mereka sebagai
aset yang berharga bagi klubnya masing-masing dan dicatat di intangible asset
yang berada di neraca atau Balance Sheet klub sepak bola di Liga Inggris.
4.3.3. Pengukuran dan Penilaian Pemain Sepak Bola
Setelah diakui sebagai aset tidak berwujud bagi klub, selanjutnya pemain
sepak bola akan diukur dan dinilai lalu dicatat dalam laporan keuangan klub sepak
bola. Pemain sepak bola diperoleh dari hasil didikan akademi ataupun pembelian
dari klub lain. Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United
melaporkan pemain sepak bola yang dimilikinya sebesar net book value pemain
tersebut, yaitu sebesar nilai historis (harga akuisisi/harga pembelian) dikurangi
dengan akumulasi amortisasi.
Keempat klub sepak bola tersebut melakukan amortisasi untuk pemain
sepak bola yang dimilikinya serta mengakumulasikannya dalam perkiraan
Akumulasi Amortisasi. Arsenal, dalam laporannya menambahkan bahwa net book
value dari pemain tersebut mungkin tidak menggambarkan current market value
dari pemain tersebut. Klub memperkirakan bahwa nilai realisasi bersih (net
realizable value) dari pemain tersebut lebih besar dari nilai bukunya dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
64
jumlah yang signifikan. Bagi pemain yang dikembangkan oleh klub lewat
akademi yang dimiliki klub tersebut, nilainya tidak dicantumkan di dalam laporan
keuangan.
4.3.4. Pelepasan Pemain Sepak Bola
Pelepasan atau penjualan pemain disebabkan oleh banyak faktor misalnya,
pemain tersebut terlalu sering cedera sehingga klub tidak bisa menerima manfaat
dari pemain tersebut sehingga pemain akan diputus kontraknya atau dijual ke klub
yang menginginkannya. Kemudian dapat juga terjadi penjualan pemain bintang
atau pemain yang menjadi andalan klub karena klub mendapat tawaran yang besar
dari klub lain sehingga terjadi transaksi penjualan antar klub.
Pelepasan atau penjualan pemain sepak bola terjadi pada keempat klub
untuk periode 2012/2013. Berdasarkan pengamatan terhadap laporan keuangan
keempat klub tersebut, transaksi pelepasan pemain melibatkan beberapa item pada
beberapa laporan keuangan yaitu Balance Sheet, Income Statement, Statement of
Cashflow, dan Catatan atas laporan keuangan atau biasa di sebut Notes of
Financial Statement.
Penjualan pemain sepak bola terjadi antara satu klub dengan klub lainnya.
Pemain akan dijual jika klub menerima tawaran harga dari klub pembeli. Setelah
itu pemain akan diperbolehkan menegosiasikan kontrak dengan klub pembeli
tersebut. Pelepasan biasanya terjadi jika pemain tersebut akan habis kontraknya
pada klubnya saat ini. Menurut aturan UEFA, pemain yang mempunyai sisa
kontrak 6 bulan atau kurang boleh bernegosiasi dengan klub lain. Dalam peristiwa
seperti ini klub pembeli tidak perlu mengeluarkan dana untuk mengakuisisi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
65
pemain tersebut. Proses kepindahan akan diselesaikan ketika kontrak pemain yang
bersangkutan telah habis pada klub lamanya.
4.3.5. Pengungkapan Pemain Sepak Bola
Pengungkapan pemain sepak bola atau dalam laporan keuangan klub
disebut sebagai player’s registration di Eropa mengikuti standar akuntansi IAS 38
Intangible Assets. Berdasarkan data yang dimiliki oleh UEFA pada tahun 2010,
diketahui bahwa kontrak pemain sepak bola berjumlah 25% dari total aset klub di
Eropa yang bernilai 5,2 trilyun Euro dan hampir bernilai sama dengan aset tetap
klub-klub tersebut seperti stadion dan fasilitas akademi yang bernilai 5,9 trilyun
Euro.
Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United melaporkan
pemain sepak bolanya pada neraca (Balance Sheet) dengan perkiraan Intangible
Fixed Asset. Keempat klub tersebut melaporkannya sebesar net book value, yaitu
harga perolehan (cost) dikurangi dengan akumulasi amortisasi/depresiasi. Jika
merujuk pada pengungkapan menurut IAS 38 tersebut, tampak bahwa keempat
klub tersebut telah melakukan pengungkapan yang cukup memadai terhadap
aktiva berupa pemain sepakbola yang dimilikinya.
4.4 . Industri Sepak Bola di Indonesia
Sepak bola di Indonesia menjadi olahraga yang paling populer dibanding
dengan bulutangkis atau basket, hampir sama seperti di kebanyakan negara.
Kecintaan masyarakat terhadap olahraga ini ditunjukkan dengan dukungan penuh
secara besar-besaran saat timnas Indonesia bermain. Sepak bola Indonesia
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
66
sekarang sedang menuju masa transisi untuk menjadi sebuah industri sepak bola.
Hal ini ditandai dengan diwajibkannya klub-klub amatir untuk memiliki badan
hukum. Sehingga pengelolaan klub yang dulunya amatir berubah menjadi klub
yang dikelola secara profesional.
Penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional di Indonesia dilaksanakan
secara amatir pada tahun 1930-1979 yang lebih dikenal dengan istilah
Perserikatan. Pada tahun 1979-1980 dibentuklah kompetisi sepak bola semi-
profesional oleh PSSI yang dinamakan Liga Sepak Bola Utama atau Galatama.
Meski begitu, Perserikatan dan Galatama tetap berjalan sendiri-sendiri.
Perserikatan merupakan klub yang dibiayai menggunakan APBD sedangkan
Galatama berisikan klub yang dibiayai oleh perusahaan swasta. Pada tahun 1994,
PSSI membentuk Liga Indonesia, sebuah kompetisi baru hasil penggabungan dari
fanatisme kedaerahan yang dimiliki Perserikatan dan profesionalisme yang
dimiliki Galatama. Namun sumber biaya yang dimiliki klub masih ada yang
menggunakan APBD. Baru pada tahun 2008 PSSI membentuk sebuah liga
profesional di Indonesia yang bernama Liga Super Indonesia. Klub pun
diwajibkan berbadan hukum legal sehingga pengelolaan klub menjadi profesional.
Kondisi sepak bola di Indonesia masih tertinggal jauh apabila
dibandingkan dengan sepak bola di Eropa khususnya Liga Inggris. Masih banyak
permasalahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar lapangan yang harus
diselesaikan oleh induk organisasi sepak bola Indonesia atau PSSI. Mulai dari
tunggakan gaji pemain sepak bola yang belum dibayar, tidak tentunya jadwal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
67
penyelenggaraan liga, pemasukan bagi klub yang masih minim, kericuhan antar
suporter dan praktek pengaturan skor.
Klub sepak bola di Indonesia hanya mengandalkan pemasukan lewat tiket
pertandingan. Hal ini yang menjadikan pemasukan tiap klub menjadi sedikit.
Hanya beberapa klub saja yang mendapatkan suntikan dana lebih dari investor
maupun sponsor yang diperoleh misalnya klub Arema Cronus dan Persib
Bandung. Pendapatan dari merchandise klub juga tidak dapat diandalkan karena
maraknya barang tiruan yang dijual di pasaran sehingga penjualan merchandise
klub di Indonesia tidak efektif dan menjadi sia-sia. Sedangkan pembagian hak siar
klub berbeda dengan yang terjadi di Liga Inggris. Jika di Liga Inggris pendapatan
hak siar akan dibagi secara rata kepada klub, di Indonesia hak siar akan diberikan
kepada operator liga yang kemudian beberapa persennya akan dibagi kepada klub.
Sedikitnya jumlah pemasukan tersebut yang menimbulkan beberapa masalah
finansial dan yang paling umum terjadi adalah belum dibayarnya gaji pemain
selama beberapa bulan.
Pemain sepak bola yang berkompetisi di Indonesia rata-rata akan di
kontrak selama satu musim penuh berjalan dan paling lama sampai 2 tahun. Hal
ini yang menyebabkan jarang sekali terjadinya proses transfer jual beli pemain
dari satu klub ke klub lainnya. Jarang sekali melihat klub di Indonesia membayar
sejumlah uang kepada klub lain untuk membeli pemain yang dimilikinya. Karena
setelah kontraknya habis pemain akan bebas memilih bertahan di klub lamanya
atau pindah ke klub baru yang akan menjadi tempat bermain selanjutnya.
Pelaporan keuangan klub di Indonesia sulit sekali untuk ditemukan karena
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
68
memang meskipun sudah berbadan hukum legal tetapi klub tersebut tidak listing
di bursa sehingga laporan keuangan tidak dipublikasikan untuk umum..
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
69
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana klub sepak bola
mengukur dan melaporkan pemain sepak bola dalam laporan keuangan klub.
Pemain sepak bola merupakan aset penting bagi klub dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh klub. Dengan diukur dan dilaporkannya pemain sepak bola,
laporan keuangan klub menjadi relevan dan reliable sehingga para investor lebih
percaya lagi kepada manajemen klub. Yang menjadi sampel merupakan empat
klub yang berkompetisi di Liga Inggris yaitu Arsenal FC, Everton FC, Manchester
United FC, dan West Ham United FC. Peneliti menganalisis bagaimana keempat
klub tersebut mengukur dan melaporkan pemain sepak bola dari laporan keuangan
klub yang diperoleh dari website klub. Penelitian ini juga menggunakan beberapa
jurnal ilmiah ataupun tulisan ilmiah lainnya serta beberapa penelitian yang
berkaitan dengan perlakuan akuntansi terhadap pemain sepak bola. Sisa dari bab
ini memberikan informasi lebih lanjut tentang kesimpulan, kontribusi dari
penelitian ini, keterbatasan penelitian dan arah potensial lebih lanjut untuk studi.
5.1. Kesimpulan
Perkembangan industri sepak bola semakin maju sebagai suatu bisnis
khususnya di daratan Eropa. Hal ini menuntut adanya pengelolaan yang baik dari
manajemen klub agar dapat terus dipercaya oleh para investor. Aturan yang tepat
dan jelas harus dibuat agar tujuan klub dan kepentingan investor dapat terpenuhi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
70
Pedoman akuntansi yang jelas dalam pembuatan laporan keuangan klub menjadi
salah satu hal yang sangat penting. Laporan keuangan yang telah sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku dapat memudahkan pengguna internal maupun
eksternal klub untuk membuat kebijakan financial dan mengawasi
keberlangsungan klub tersebut.
Manusia merupakan sumber daya penting dalam pelaksanaan kegiatan
usaha dari satu entitas. Pemilihan, pelatihan dan penempatan sumber daya
manusia secara tepat akan memberi hasil maksimal kepada perusahaan. Peran
penting yang dimiliki oleh manusia tersebut memungkinkan manusia untuk
dilaporkan dalam laporan keuangan satu perusahaan. Begitu juga dengan sebuah
klub sepak bola yang sangat bergantung terhadap pemainnya untuk meraih
kesuksesan. Klub akan meraih kemenangan demi kemenangan jika diisi oleh
pemain yang berkualitas dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Secara umum terdapat dua metode untuk mengukur pemain sepak bola
sebagai human capital yaitu Metode Biaya Historis (Historical Cost of Human
Resource), yang menghitung nilai atas semua biaya sumber daya manusia yang
telah dikeluarkan untuk memperoleh (acquisition cost) dan mengembangkan
(development cost) sumber daya manusia dari suatu organisasi, serta Metode
Biaya Pengganti (Replacement Cost of Human Resource) yang mencakup semua
biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menggantikan sumber daya
manusia yang sekarang dipekerjakannya. Pada 4 klub yang diteliti yaitu Arsenal,
Everton, Manchester United dan West Ham United melaporkan pemain sepak
bola yang dimilikinya sebesar net book value pemain tersebut, yaitu sebesar nilai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
71
historis (harga akuisisi/harga pembelian) dikurangi dengan akumulasi amortisasi.
Keempat klub sepak bola tersebut melakukan amortisasi untuk pemain sepak bola
yang dimilikinya serta mengakumulasikannya dalam perkiraan Akumulasi
Amortisasi.
Pengungkapan pemain sepak bola atau dalam laporan keuangan klub
disebut sebagai player’s registration di Eropa mengikuti standar akuntansi IAS 38
Intangible Assets. Merujuk pada pengungkapan menurut IAS 38, keempat klub
yang diteliti yaitu Arsenal, Everton, Manchester United dan West Ham United
melaporkan pemain sepak bolanya pada neraca (Balance Sheet) dengan perkiraan
Intangible Fixed Asset. Keempat klub tersebut melaporkannya sebesar net book
value, yaitu harga perolehan (cost) dikurangi dengan akumulasi
amortisasi/depresiasi.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang juga bisa menjadi saran untuk
penelitian selanjutnya. Pembatasan penelitian terletak pada objek klub yang
mempublikasikan laporan keuangan klub setiap musim. Peneliti lebih banyak
mendapat laporan keuangan klub sepak bola dari klub yang berkompetisi di Liga
Inggris. Untuk menghindari subjektivitas analisis, peneliti menggali banyak jurnal
dan artikel sebagai sumber informasi teoritis yang menjadi dasar penilaian dalam
pnearikan kesimpulan penelitian ini. Penelitian selanjutnya dapat melakukan
pencarian lebih lanjut dan lebih banyak lagi baik di wilayah Eropa atau wilayah
lokal. Melihat kondisi sepak bola Indonesia yang terus berbenah, bukan tidak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
72
mungkin akan ada beberapa klub yang mempublikasikan laporan keuangannya ke
masyarakat.
5.3. Saran
Perlu beberapa perbaikan agar laporan keuangan klub dapat mencerminkan
kondisi sesungguhnya dari klub tersebut sehingga tujuan klub dan kepentingan
investor dapat terpenuhi. Beberapa hal atau alternatif yang disarankan adalah
sebagai berikut :
1. Perlunya standar yang mengatur tentang pelaporan human capital pada suatu
entitas bisnis. Hal ini penting bagi entitas yang sangat dipengaruhi oleh adanya
human capital khususnya dalam industri sepak bola. Sehingga klub dapat
menyusun laporan keuangan sesuai standar yang sudah ditetapkan dan para
calon investor yang akan menanamkan modalnya di klub dapat melihat nilai
perusahaan yang memadai.
2. Dibentuknya badan formal untuk melakukan penilaian yang wajar dan
independen terhadap seorang pemain sepak bola. Sehingga klub dapat
mengetahui besaran nilai dari pemain yang dimilikinya berdasarkan penilaian
yang dilakukan oleh badan formal tersebut.
3. Untuk sepak bola di Indonesia, harus ditetapkan sistem dan aturan finansial
yang ketat bagi klub yang akan berkompetisi di Liga Indonesia. Sistem
pengelolaan yang profesional agar klub dapat memperoleh pemasukan
sehingga tidak mengalami masalah finansial saat berkompetisi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
DAFTAR PUSTAKA
Anselm, Strauss. dan Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Amir, Eli & Gilad Livne. 2005. Accounting, Valuation and Duration ofFootball Player Contract. Journal of Business Finance & Accounting, 32(3) &(4).
Arsenal Holdings PLC. 2013. Statement of Accounts and Annual Report
2012/2013, (Online), (http://arsenal.com, diakses pada tanggal 5 Desember2014)
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE
Brummet, R. Lee. 1995. Human Resource Accounting: Modern Accounting.
Terjemahan oleh Tim Penerjemah CV. Alfa Beta. 2000. Bandung: CV. Alfa
Beta.
Brommer, B.C. 2011 . Does the Football Players Contracts Require Extra
Attention?. Tillburg University
Deloitte. 2013. Annual Review of Football Finance-Highlights. UK: Sport
Business Group.
Devi, Astri P. 2004 . Jurnal Perlakuan Akuntansi Terhadap Pemain Sepakbola.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1, 38-53.
Elo, S. & Kyngäs, H. 2008. The Qualitative Content Analysis Process.
Journal of Advanced Nursing, 62(1): 107–115.
Everton FC Company Limited. 2013. Annual Report and Account 2012/2013,
(Online), (http://evertonfc.com, diakses pada tanggal 5 Desember 2014)
Fitz-enz, J. 2000. The ROI of Human Capital: Measuring the Economic Value
Added of Employee Performance. New York: American Management
Association.
Flamholtz, E.G. 1974. Human Resource Accounting: A Review Of Theory
And Research. Journal of Management Studies, 11(1): 44-61
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
Høegh-Krohn, N. E. J., & K. H. Knivsflå. 2000. Accounting for Intangible
Assets in Scandinavia, the UK, the US, and by the IASC: Challenges and a
Solution. International Journal of Accounting 35, 243-265
Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Sumber Daya Manusia: Suatu Tinjauan
Penilaian Modal Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Iskandar. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gubung Persada Press.
Kieso, Donald E, et al. Warlfield. 2008. Accounting Principles Eighth Edition.
John Wiley & Sons, Inc.
--------------. Warlfield. 2008. Intermediate Accounting Twelfth Edition. John
Wiley & Sons, Inc.
Krippendorff, K. 1980. Content Analysis: An Introduction to Its Methodology.
Beverly Hills, Calif.: Sage Publications.
Lako, Andreas. 1995. Akuntansi Sumber Daya Manusia: Pengakuan dan
Pelaporan Sumber Daya Manusia Sebagai Asset Organisasi. Yogyakarta:
UPP – AMP YKPN.
Lisvery, Saoria & Irma Yosephine Ginting. 2004. Aktiva Tak Berwujud.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1, 26-37
Mayo, A. 2000. The Role of Employee Development in The Growth of
Intellectual Capital. Personal Review, Vol.29, No. 4.
Manchester United PLC. 2013. Annual Financial Report 2012/2013, (Online),
(http://manutd.com, diakses pada tanggal 5 Desember 2014)
Mulyadi. 2000. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa.
Yogyakarta: STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.
Rachmawati, D., F. Wulani, & C. E. Susilowati. 2004. Intellectual Capital
pada Industri di Indonesia. Seminar Internasional Management and Reseach
Conference, Sanur Beach Bali Hotel, FE-Universitas Indonesia, Agustus: 1-
21.
Rachmawati, D., dan F. Wulani. 2004. Human Capital dan Kinerja Daerah:
Studi Kasus di Jawa Timur. Penelitian APTIK, April: 1-73.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
Sawarjuwono, T., dan A. P. Kadir. 2003. Intellectual Capital: Perlakuan,
Pengukuran dan Pelaporan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(1): 35-57.
Setyanto, R. P., 2004. Pengukuran Human Capital: Peluang bagi Departemen
SDM untuk Berperan sebagai Strategic Business Partner. Usahawan No.10,
Tahun XXXIII, Oktober: 18-22.
Soepriyanto, Gatot. 2013. Fenomena “Galactico” Bale dan Oezil-Akuntansi
Untuk Kontrak Pemain Sepak Bola, (Online),
(http://binus.ac.id/2013/10/fenomena-galactico-bale-dan-oezil-akuntansi-
untuk-kontrak-pemain-sepakbola/, diakses 16 September 2014)
Stewart, T. 1997. Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations. New
York: Doubleday/Currency.
Tunggal, Amin. 1995. Akuntansi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Totanan, C., 2004. Peranan Intellectual Capital dalam Penciptaan Nilai untuk
Keunggulan Bersaing. Usahawan, No. 1, Tahun XXXIII, Januari: 27-31.
UEFA. 2010. UEFA Club Licensing Benchmarking Report. Switzerland.
Warno. 2011. Pencatatan dan Pengakuan Sumber Daya Manusia dalam
Akuntansi. Jurnal STIE Semarang,3(2): 15-37
West Ham Holding Limited. 2013. Report and Financial Statement
2012/2013, (Online), (http://whufc.com, diakses pada tanggal 5 Desember
2014)
Widyaningrum, A. 2004. Modal Intelektual. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, 1, 16-25.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
LAMPIRAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
EVERTON FC
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
MANCHESTER UNITED FC
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
WEST HAM UNITED
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI
SEPAK BOLA
MOCH. FAHRIZAL ANANI
Top Related